spm print rev 20 juni

140
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB yang sebagian besar diwakili oleh kepala pemerintahan sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium. PBB mengadopsi Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium DevelopmentGoals/MDG’s). MDG’s menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama pembangunan. Ada 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam pembangunan. Laporan MDG’s yang pertama telah dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia tahun 2004. Laporan ini memberikan gambaran pencapaian pembangunan manusia yang berhubungan dengan tujuan pertama hingga ketujuh, mengukur dan menelaah. Tujuan utama Laporan MDGˈs ini adalah untuk mendapatkan kesamaan pandang tentang posisi Indonesia dalam 1

Upload: nznblwl

Post on 31-Jul-2015

71 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: SPM Print Rev 20 Juni

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB yang sebagian besar

diwakili oleh kepala pemerintahan sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium. PBB

mengadopsi Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium DevelopmentGoals/MDG’s).

MDG’s menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama pembangunan.

Ada 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu menanggulangi kemiskinan dan

kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan

ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya,

kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam pembangunan.

Laporan MDG’s yang pertama telah dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia

tahun 2004. Laporan ini memberikan gambaran pencapaian pembangunan manusia yang

berhubungan dengan tujuan pertama hingga ketujuh, mengukur dan menelaah. Tujuan

utama Laporan MDGˈs ini adalah untuk mendapatkan kesamaan pandang tentang posisi

Indonesia dalam kaitan dengan sasaran MDG’s, dan menetapkan sasaran yang harus

dicapai kedepan.

Angka kematian bayi mendapat perhatian khusus melalui berbagai macam

program dan kegiatan untuk menekan terjadinya gizi buruk pada balita. Beberapa

indikator keberhasilan bidang kesehatan ditunjukkan dengan indikator mortalitas yaitu

Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah cenderung menurun dari 34 per 1.000

kelahiran hidup pada tahun 2000 menjadi 14 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2005.

Sedangkan meningkatnya angka kesehatan ibu ditandai dengan turunnya angka

kematian ibu karena proses persalinan serta masih dilaksanakannya program keluarga

berencana, hal tersebut tercermin dengan menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI)

sebesar 152 pada tahun 2000 menjadi 115 per 100.000 kelahiran tahun 2003.

Sedangkan prevalensi gizi kurang pada anak balita menurun dari 14,08% pada

tahun 2003 menjadi 10,51 % tahun 2006 (hasil pemantauan status gizi). Berbagai

1

Page 2: SPM Print Rev 20 Juni

macam upaya untuk mengurangi merebaknya HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya

terus dilaksanakan. Antara lain dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Komisi

Penanggulangan AIDS (KPA) dengan mengintegrasikan lintas sektor dan LSM Peduli

AIDS, mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS

(ODHA), mempercepat pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok

resiko tertular, ibu dan anak, memudahkan ODHA untuk memperoleh obat Anti

Retroviral (ARV) melalui pelayanan di Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT)

dan perawatan, dukungan serta pengobatan (Care, Support and Treatment) baik di

rumah sakit maupun di dalam komunitas.

Cakupan pelayanan air bersih perkotaan lebih kurang 39,86 persen dan

perdesaan 12,6 persen. Cakupan sanitasi lebih kurang 7,2 persen dan persampahan lebih

kurang 71 persen sampah terangkut. Kondisi tersebut sebanding dengan rata-rata

nasional dan target Milenium Development Goals (MDG’s).

Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan

pokok secara terpadu dan menyeluruh, meliputi KIA/KB, Usaha Peningkatan Gizi,

Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Pengobatan dan

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) serta ditambah dengan program kesehatan

pengembangan yaitu : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Perkesmas, sehingga dapat

mewujudkan misi puskesmas. Secara operasional, Puskesmas berarti harus ada upaya

yang berkelanjutan, menyeluruh, terpadu, sistematis dan objektif yang bertujuan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Pada tahun 1999, pemerintah menetapkan sebuah paradigma baru dalam

kesehatan yang dikenal dengan PARADIGMA SEHAT. Paradigma sehat tersebut

merupakan penyempurnaan dari paradigma sebelumnya yang lebih bersifat mengobati

orang yang sakit saja tanpa melakukan intervensi pada orang yang sehat agar terhindar

dari suatu penyakit.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa paradigma sehat adalah :

Suatu konsep atau cara pandang

Dalam menyelenggarakan suatu pembangunan kesehatan

Dalam pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau

prinsip – prinsip pokok kesehatan.

2

Page 3: SPM Print Rev 20 Juni

Dengan kata lain, dalam paradigma sehat berarti : (Hartoyo, 2010)

Mencegah lebih baik daripada mengobati

Pemberdayaan pada masyarakat agar dapat berperilaku hidup sehat,

hidup dalam lingkungan yang sehat.

Sesuai dengan konsep sehat menurut Gordon & Le Richt (1950), timbul atau

tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:

1. Host (Pejamu)

2. Agent (Bibit penyakit)

3. Environment (Lingkungan)

Gambar 1. Konsep Sehat Menurut Gordon & Le Richt

Pemanfaatan konsep tersebut adalah untuk dapat melakukan pencegahan

penyakit, penularan penyakit, pemberantasan penyakit, pengobatan penyakit yaitu

dengan cara mengintervensi ketiga faktor tersebut. Sedangkan menurut H.L. Bloem,

status kesehatan dari seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu : (Hartoyo, 2010)

1. Lingkungan

2. Perilaku

3. Pelayanan kesehatan

4. Biologik / keturunan

3

Page 4: SPM Print Rev 20 Juni

KONSEP HL BLUM.

STATUS KESEHATAN

LINGKUNGAN

PERILAKU

PELAYANANKESEHATAN

KETURUNAN/KEPENDUDU

KAN

INTERVENSI

Gambar 2. Konsep Sehat Menurut H.L. Bloem

Pemanfaatan konsep tersebut adalah untuk meningkatkan status kesehatan

masyarakat, melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan memenuhi standar

pelayanan minimal yaitu dengan memperhatikan keempat faktor yang mempengaruhi

tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang ada

dari hasil prioritas masalah, yaitu bagaimana hasil pencapaian upaya kegiatan pokok, di

Puskesmas Salaman I berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku

periode Januari-April 2012.

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui, menganalisa dan mendeskripisikan pelaksanaan manajemen

program dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I pada bulan Januari - April

2012 dalam rangka upaya perbaikan kinerja puskesmas.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui proses P1, P2, dan P3 pada Puskesmas Salaman I.

2. Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan dasar dan pengembangan

pada Puskesmas Salaman I pada bulan Januari s/d April 2012.

4

Page 5: SPM Print Rev 20 Juni

3. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang terjadi di

Puskesmas Salaman I pada bulan Januari s/d April 2012.

4. Menganalisa berbagai faktor yang menyebabkan masalah pencapaian

upaya kesehatan Puskesmas Salaman I.

5. Menentukan prioritas masalah yang ada pada Puskesmas Salaman I.

6. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas masalah yang

terpilih dipuskesmas Salaman I.

7. Membuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah terpilih di

Puskesmas Salaman I.

1.4. Manfaat Kegiatan

1.4.1 Bagi Mahasiswa :

1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu kesehatan

Masyarakat.

2. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.

3. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang di puskesmas.

4. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang

ditemukan didalam program puskesmas.

1.4.2 Bagi Puskesmas :

1. Mengetahui masalah atau upaya puskesmas yang belum memenuhi target

standar pelayanan minimal (SPM).

2. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya

puskesmas yang belum memenuhi target standar pelayanan minimal

(SPM).

3. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian

terhadap masalah tersebut.

1.5. Metodologi Penelitian

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder yang didapatkan

pada bulan Januari – April 2012 di Puskesmas Salaman I. Data primer berupa

5

Page 6: SPM Print Rev 20 Juni

pelaksanaan proses manajemen (P1/Perencanaan, P2/ Penggerakkan dan Pelaksanaan,

P3/Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian ) diperoleh dari wawancara dengan

petugas atau pegawai puskesmas serta pengamatan langsung tentang pelaksanaan

manajemen. Data sekunder diperoleh dari SIMPUS (Sistem Informasi Puskesmas) dan

laporan hasil kegiatan setiap bulannya untuk memperoleh dimensi mutu Puskesmas.

Data yang sudah diperoleh dari pemegang program kemudian diolah dengan

Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kemudian dilakukan evaluasi program dengan

menerapkan problem solving cycle dan penerapan sistem dengan langkah - langkah,

identifikasi dari masalah yang ada sehingga akan didapatkan skor pencapaian. Data dari

skor pencapaian yang kurang dari 100% dan kurang dari target merupakan masalah

yang ada. Setelah itu, ditentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode

Hanlon Kuantitatif.

Kemudian, dilakukan analisa penyebab masalah dengan mencari kemungkinan

penyebabnya dengan pendekatan sistem dan jaminan mutu dan untuk membantu

menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan diagram fish bone.

Kemudian kemungkinan penyebab masalah dikonfirmasi untuk mencari penyebab

masalah yang paling mungkin. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan

masalah secara sistematis dan ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan kriteria

matriks dengan rumus m x I x v / C. Setelah di dapatkan pemecahan masalah lalu dibuat

rencana kegiatan berdasarkan pemecahan masalah yang terpilih.

6

Page 7: SPM Print Rev 20 Juni

BAB II

DATA UMUM PUSKESMAS SALAMAN I

II.1. KEADAAN GEOGRAFI DAN LINGKUNGAN

II.1.1. Data Wilayah

a. Batas-batas wilayah Puskesmas Salaman I adalah :

Utara : Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

Selatan : Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, dan Kecamatan

Samigaluh,Daerah Istimewa Yogyakarta.

Barat : Wilayah kerja Puskesmas Salaman II

Timur : Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

Gambar 3. Peta Kecamatan Salaman Kabupaten Dati II Magelang

7

Page 8: SPM Print Rev 20 Juni

b. Luas Wilayah Kerja

Luas wilayah kerja Puskesmas Salaman I adalah 38,89 km2

c. PembagianWilayah

Wilayah kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa (Salaman,

Kalisalak, Menoreh, Kalirejo, Paripurno, Ngargoretno, Ngadirejo,

Sidomulyo, Kebonrejo, Banjarharjo) dengan 65 dusun.

d. Kondisi Geografis

Daerah dataran : 60% terdiri dari 5 desa

Pegunungan : 30% terdiri dari 3 desa

Daerah bergelombang : 10% terdiri dari 2 desa

8

Gambar 4. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman

Page 9: SPM Print Rev 20 Juni

e. Transportasi

Jarak puskesmas - RSU Tidar : 15 km

Jarak puskesmas - Kantor Dinas Kabupaten : 20 km

Jarak puskesmas - RSU Muntilan : 20 km

Jarak puskesmas - desa terjauh : 10 km

Semua desa / balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor

roda dua. Angkutan umum berupa ojek, andong, angkudes, pick-up, dan

bus umum.

f. Komunikasi

Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar: telepon, radio medis.

II.1.2. Keadaan Penduduk (Tahun 2010)

Jumlah penduduk : 42.056 jiwa

Laki-laki : 20.848 jiwa (49,57%)

Perempuan : 21.208 jiwa (50,42%)

Jumlah Rumah Tangga : 11.072 KK

Kepadatan penduduk : 1.081 jiwa/km2

Jumlah pasangan usia subur : 7.925 pasangan

Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I Tahun

2010

Umur Jumlah Persentase

0-4 3.680 8,75 %

5-14 8.534 20,29 %

15-44 20.479 48,69 %

45-64 7.405 17,60 %

>65 1.958 4,65 %

Total 42.056 100 %

Sumber : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2010

9

Page 10: SPM Print Rev 20 Juni

Dapat dilihat jumlah penduduk dengan umur 15-44 merupakan

yang terbanyak, sedangkan penduduk berumur > 65 tahun merupakan

jumlah yang paling sedikit.

Tabel 2.Komposisi penduduk menurut produktivitas (data Kecamatan

Salaman tahun 2010)

Kelompok umur

(tahun)

Jumlah penduduk

Laki-laki Perempuan

0-14 tahun 6.338 5.876

15-59 tahun 12.989 13.570

> 60 tahun 1.521 1.762

Jumlah 20.848 21.208

II.1.3.Sosial Budaya

a. Pemeluk Agama

Tabel 3. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

Agama Jumlah Persentase

Islam

Kristen protestan

Katolik

Budha

Hindu

41.553

307

196

0

0

98,80 %

0,72 %

0,46 %

0 %

0 %

Total 42.056 100 %

Sumber : Data statistik Kecamatan Salaman tahun 2010

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Salaman I mayoritas

beragama Islam.

10

Page 11: SPM Print Rev 20 Juni

b. Sarana Peribadatan :

Berdasarkan data statistik Kecamatan Salaman tahun 2010

terdapat 87 rumah peribadatan di wilayah kerja Puskesmas Salaman I.

c. Tingkat Pendidikan

Tabel 4. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas

Salaman I

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

Tidak/belum pernah sekolah

Tidak/belum tamat SD

Tamat SD/sederajat

Tamat SLTP/sederajat

Tamat SLTA/sederajat

Tamat akademi/PT

7882

4.544

16.507

6.993

5.469

661

18,75 %

10,81 %

39,25 %

16,62 %

13,00%

1,57 %

Total 42.056 100 %

Sumber : Data statistik Kecamatan Salaman tahun 2010

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Salaman I didominasi oleh penduduk yang tamat SD/sederajat, dan

penduduk yang tidak/belum pernah sekolah berjumlah paling sedikit.

d. Sarana Pendidikan :

TK : 29

SD / MI : 28

SLTP / Mts : 9

SLTA / MA : 5

(Sumber : Puskesmas Salaman I tahun 2012)

11

Page 12: SPM Print Rev 20 Juni

II.1.4. Sosial Ekonomi

a. Mata Pencaharian

Tabel 5. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja

Puskesmas Salaman I (10 tahun ke atas)

Sumber : Data statistik kecamatan salaman tahun 2010

b. Sarana Perekonomian

12

Mata Pencaharian Jumlah Persentase

Buruh tani

Tani

Buruh

PNS / ABRI

Sopir angkutan

Pedagang

Pensiunan PNS /ABRI

Pengusaha

Lain-lain

7.837

9.006

4.604

1.073

1.252

2,497

561

1.537

13.689

18,63 %

21,42 %

10,94 %

2,55 %

2,98 %

5,95 %

1,34 %

3,65 %

32,54 %

Total 42.056 100 %

Page 13: SPM Print Rev 20 Juni

KUD : 1 buah

Bank : 4 buah

Pasar umum : 3 buah

Industri rumah : 24 buah

Warung makan : 37 buah

Terminal : 1 buah

Salon Kecantikan : 8 buah

Penggilingan padi : 14 buah

Total : 92 buah

Dapat dilihat mata pencaharian penduduk tertinggi adalah di

bidang pertanian dan yang terendah adalah pensiunan PNS/ABRI.

Selain itu, sarana perekonomian di wilayah kerja Salaman I sebanyak

92 buah.

II.1.5. Kesehatan Lingkungan

a. Sarana Penyediaan Air Bersih

Jenis dan jumlah sarana air bersih :

Sumur gali : 13.870 pemakai

Perlindungan mata air : 10.275 pemakai

Perpipaan : 1.720 pemakai

PAM : 4.128 pemakai

Sarana penyediaan air bersih di wilayah kerja Puskesmas Salaman I

yang terbanyak adalah penggunaan sumur gali sebanyak 13.870

pemakai.

b. Sarana jamban

Jenis dan jumlah sarana jamban keluarga :

Cemplung leher angsa : 4.488 buah

Cemplung non leher angsa : 420 buah

Septic tank : 8.852 buah

13

Page 14: SPM Print Rev 20 Juni

Jenis sarana jamban keluarga yang terbanyak adalah penggunaan septic

tank yang berjumlah 8.852 buah.

c. Sarana Pembuangan Air Limbah

Jumlah sarana pembuangan air limbah

Jumlah rumah : 8.220 rumah

Jumlah rumah dengan sarana pembuangan air limbah : 1.853 rumah

Dari 8.220 rumah, 1.853 rumah (22,54%) sudah mempunyai saluran

pembuangan air limbah.

II.2. SUMBER DAYA PUSKESMAS

II.2.1. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I

Tabel 6. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I

No Kategori Tenaga Jumlah

1. Kepala Puskesmas 1

2. Kasubag TU 1

3. Dokter Spesialis Dalam/Anak/Bedah/Obsgyn 1 / 1 / - / 1

4. Dokter umum 4

5. Dokter gigi 2

6. Bidan desa PNS / PTT 7 / 3

7. Bidan Puskesmas / bersalin 1 / 4

8. Perawat PNS / THL 16 / 8

9. Pelaksana Keperawatan 5

10. Perawat Gigi 2

11. Administrasi Kesehatan 2

12. Promosi Kesehatan 1

13. Perekam Medis 1

14. Nutrisionis 1

15. Sanitarian 1

14

Page 15: SPM Print Rev 20 Juni

16. Pranata Labkes 3

17. Apoteker / Ass.Apoteker 1 / 1

18. Radiografi / Pelaksana 1 / 1

19. Teknisi Elektromedis 1

20. Pengadministrasian Umum -

21. Pengadministrasi Pelayanan Umum

(KIA/Obat/loket)

1 / 1 / 2

22. Verifikator Keuangan 3

23. Pengadministrasi Kepegawaian 1

24. Pengadministrasi Perlengkapan 1

25. Petugas Kebersihan/wiyata bakti 2/2

26. Pramu Kantor -

27. Penjaga Kantor (PNS / THL) 4 / 1

28. Pengemudi (PNS / THL) 1 / 1

29. Tenaga Dapur/THL/Kontrak 1 / 5

30. Petugas Cuci THL 1

31. Cleaning Service 4

Total 103

Sumber : Tenaga Kerja di Puskesmas Salaman I tahun 2012

Dari tabel di atas terlihat bahwa pekerja terbanyak di Puskesmas

Salaman I adalah perawat kesehatan.

Tugas pegawai meliputi 3, antara lain :

1. Tugas pokok : tugas yang sesuai dengan peta jabatan

2. Tugas tambahan : tugas selain tugas pokok, seperti

merangkap menjadi bendahara

3. Tugas intervensi : berhubungan dengan peran serta

masyarakat

II.2.2. Sarana Fisik

15

Page 16: SPM Print Rev 20 Juni

Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas Rawat Inap, pertama

kali didirikan sebagai Rumah Sakit Pembantu (RSP), dan semenjak adanya

Puskesmas sekitar tahun 70-an, diberlakukan sebagai puskesmas dengan

rawat inap.

Luas tanah :14.200 m2

Luas gedung : 1.600 m2

Jumlah tempat tidur : 50 buah

Tabel 7. Nama Ruang Perawatan, Kelas, dan Jumlah Tempat Tidur

No Bangsal /

Ruang

Jumlah Tempat Tidur (TT)

Status

Kelas

TT Tahun

Perolehan

Tempat Tidur

Status

Kelas

TT Tahun

Perolehan

Tempat Tidur

1 Teratai –

Putra

II 4 2007 III 8 Bed Lama

2 Flamboyan –

Putri

II 3 2006 III 7 Bed Lama

3 Dahlia –

Putri

II 4     Bed Lama

4 Melati –

Anak

III 7     Bed Lama

5 Anggrek II 2 2004      

6 Mawar I 7 2006      

7 Bersalin II 4 2007 III 2 Bed Lama

 8  Boks Bayi 2        

      33     17  

16

Page 17: SPM Print Rev 20 Juni

Total TT 50 TT

Dari tabel di atas terlihat bahwa ruang perawatan dengan status

kelas III adalah Ruang Flamboyan untuk pasien perempuan sebanyak 7

tempat tidur, Ruang Teratai untuk pasien laki-laki sebanyak 7 tempat tidur,

Ruang Melati untuk pasien anak sebanyak 7 tempat tidur, dan ruang

bersalin sebanyak 2 buah. Ruang perawatan dengan status kelas II adalah

Ruang Flamboyan dan Dahlia untuk pasien perempuan sebanyak 7 buah,

Ruang Teratai untuk pasien laki-laki sebanyak 4 tempat tidur, Ruang

Anggrek sebanyak 2 tempat tidur, ruang bersalin sebanyak 4 tempat tidur.

Ruang perawatan dengan status kelas I adalah Ruang Mawar

sebanyak 7 tempat tidur. Dan terdapat tambahan boks bayi sebanyak 2

buah.

Ruangan pelayanan yang tersedia :

1. Ruang UGD : 1 ruang

2. Ruang pendaftaran : 2 ruang

3. Ruang radiologi : 1 ruang

4. Kamar operasi minor : 1 ruang

5. BP umum : 2 ruang

6. BP Gigi : 1 ruang

7. Ruang poli Penyakit Dalam : 1 ruang

8. Ruang poli Kebidanan dan Kandungan : 1 ruang

9. Ruang KIA/KB : 4 ruang

10. Ruang Laboratorium : 1 ruang

11. Ruang Pelayanan Obat : 1 ruang

12. Gudang Obat : 1 ruang

13. Ruang Dapur : 1 ruang

14. Ruang Gizi : 1 ruang

Sarana/upaya kesehatan lain :

17

Page 18: SPM Print Rev 20 Juni

a. Puskesmas pembantu 4 buah (Ngargoretno, Kalisalak, Ngadirejo,

Kalirejo), dengan jumlah tenaga medis yang terbatas.

b. Polindes 1 buah (Ngadirejo)

c. Poliklinik Kesehatan Desa 5 buah (Kalirejo, Sidomulyo, Paripurno,

Kebonrejo, Banjarharjo)

d. Dukun bayi 25 orang dengan dukun terlatih18 orang

e. Posyandu 67 tempat

Kader Posyandu :

- Terlatih 335 orang (rata-rata 5 kader per posyandu)

- Yang aktif 335 orang (rata-rata 4-5 kader per posyandu)

II.2.3 Sarana Medis

a. Penunjang medis

1. Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap

2. Perlengkapan medik umum :

a. KIA set dan KB

b. Poliklinik set

c. IUD set

d. Peralatan surgical

e. Perlengkapan laboratorium

f. Alat UGD obstetri dan neonatal

g. Radiologi

h. EKG

b. Sarana Obat

1. Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam

keadaan baik.

2. Obat-obatan berasal dari obat DAU Kabupaten, DAU Propinsi,

Askes.

3. Disamping itu ada dana obat dari APBD Kabupaten untuk suplemen.

18

Page 19: SPM Print Rev 20 Juni

c. Sarana Penunjang Lain :

1. Mobil ambulans : 2 buah

2. Mobil Pusling : 1 buah

3. Sepeda motor : 5 buah

4. Lemari es dan freezer : 5 buah

5. Alat komunikasi radio medis, telepon, komputer dan alat-alat

penyuluhan

II.2.4. Sumber Dana

Sumber pendanaan Puskesmas Salaman I berasal dari :

a. Pendapatan Puskesmas

1. Retribusi dan Biaya Pelayanan/Tindakan Medis

2. Lain-lain : parkir

b. Penerimaan

Dana puskesmas diperoleh dari :

1. Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji, sarana

dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik

2. Dana dari APBD Kabupaten melalui Dinas Kesehatan untuk

pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat

3. Dana dari JAMKESMAS/Jamkesda

4. Dana Jampersal

5. Dana dari pihak ketiga PT. Askes

6. Bantuan Operasional Kesehatan

Merupakan bantuan pemerintah kepada pemerintah daerah dalam

melaksanakan SPM Bidang Kesehatan untuk pencapaian MDG’s

tahun 2015 melalui peningkatan kinerja Puskesmas dalam

19

Page 20: SPM Print Rev 20 Juni

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan

preventif.

7. Dana APBN

II.2.5. Sarana Pelayanan Puskesmas

Enam program Kesehatan Dasar Puskesmas (Upaya Kesehatan Wajib)

Salaman I, yaitu :

a. KIA dan KB

b. Gizi

c. Kesehatan Lingkungan

d. P2M

e. Promosi Kesehatan

f. Pengobatan

Tiga Program Kesehatan Pengembangan Puskesmas Salaman I, yaitu:

a. Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Usaha Kesehatan Sekolah

c. Kesehatan Jiwa

II.2.6. Jaringan Pelayanan Puskesmas Salaman I

Dalam memenuhi tugas pokok tersebut, Puskesmas induk memiliki

jaringan sarana pelayanan yaitu :

a. Pustu (Puskesmas Pembantu) dan hari buka pustu berjumlah 4 yaitu :

1. Ngargoretno : Rabu

2. Kalisalak : Senin, Kamis

3. Ngadirejo : Selasa , Kamis, Sabtu

4. Kalirejo : Senin, Kamis

b. Dukun bayi 25 orang, dan dukun terbina 18 orang

c. Polindes (Pondok bersalin desa), berjumlah satu yaitu di Ngadirejo

20

Page 21: SPM Print Rev 20 Juni

d. PKD (Poliklinik Kesehatan Desa), berjumlah 5 yaitu :

1. Kalirejo

2. Sidomulyo

3. Paripurno

4. Kebonrejo

5. Banjarharjo

e. Posyandu 67 Tempat, yaitu :

1. Madya : 3

2. Purnama : 24

3. Mandiri : 40

f. UKS dan UKGS (24 sekolah)

g. Posyandu Lansia (49)

h. Kader TB terlatih 20 orang, setiap desa memiliki 2 kader

II.2.7. Jenis Pelayanan Dalam Gedung

Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas Salaman I adalah:

a. BP (Balai Pengobatan)

b. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

c. Pengobatan gigi

d. Klinik Gizi

e. UGD

f. Klinik sanitasi

g. Laboratorium

II.3.DATA 20 BESAR PENYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS SALAMAN I

Tabel 8.Data 20 Besar Penyakit Rawat Jalan di Puskesmas Salaman I Kabupaten

Magelang, Bulan Januari-April 2012 (Diagnosis Berdasarkan ICD-X)

NO Diagnosis penyakit jumlah kunjungan Persentase

1. Infeksi akut saluran pernafasan 2.370 48,53%

2. Hipertensi primer 629 12,88%

21

Page 22: SPM Print Rev 20 Juni

3. Penyakit gusi dan jaringan periodontal 507 10,38%

4. Diare dan gastroenteritis non spesifik 298 6,10%

5. Tipe 2 NIDDM 214 4,38%

6. TB anak 114 2,33%

7. Gangguan gigi dan struktur penyangga

lain seperti stain dan trauma 106 2,17%

8. Konjungtivitis 103 2,10%

9. Gangguan pertumbuhan gigi dan erupsi 98 2,00%

10. influenza virus tidak teridentifikasi 86 1,76%

11. Faringitis 84 1,72%

12. Bronkhitisakut 60 1,23%

13. Otitis media 48 0,98%

14. Nasofaringitis akut (common cold) 44 0,90%

15. Scabies 42 0,86%

16. Typus perut 32 0,65%

17. Hemoroid 20 0,41%

18. Rhematoid atrhitis 11 0,22%

19. Varicela 9 0,18%

20. Otitis eksterna 8 0,16%

Total 4.883 100%

(Sumber: SIMPUS Puskesmas Salaman I)

Berdasarkan data di atas, infeksi akut pada saluran napas bagian atas mempunyai

frekuensi tertinggi sebesar 2.370 penderita (48,53%) dari 4.883 kasus.

Tabel 9.Pola 19 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Puskesmas Salaman I Bulan

Januari-April 2012

NO Diagnosis penyakit Jumlah kunjungan Persentase

1. Gastroenteritis 100 14,10%

2. Thypoid 98 13,82%

3. Febris 91 12,83%

22

Page 23: SPM Print Rev 20 Juni

4. Infeksi saluran pernafasan akut 91 12,83%

5. Hipertensi 62 8,74%

6. Dispepsia 56 7,89%

7. Brokopneumoni / Bronkitis 48 6,77%

8. Diabetes Mellitus 48 6,77%

9. Anemia 18 2,53%

10. Gastritis 17 2,39%

11. Asthma bronchial 15 2,11%

12. Cephalgia 10 1,41%

13. Stroke 9 1,26%

14. Hiperemesis Gravidarum 9 1,26%

15. Kejang demam 9 1,26%

16. Infeksi Saluran Kemih 9 1,26%

17. Demam Berdarah Dengue 7 0,98%

18. Vomitus 7 0,98%

19. Abdominal pain 5 0,70%

Total 709 100%

(Sumber: Rawat Inap Puskesmas Salaman IJanuari-April tahun 2012)

Berdasarkan tabel di atas, kasus yang terbanyak pada pasien rawat inap di

Puskesmas Salaman I pada bulan Januari sampai April 2012 adalah Gastroenteritis

yaitu 100 pasien (14,10%) dari 709 kasus.

II.4. DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan dapat dilihat dari jumlah kematian ibu dan anak. Pada bulan

Januari-April 2012, di Puskesmas Salaman I terdapat jumlah kematian ibu sebanyak 0

orang dan jumlah kematian bayi sebanyak 2 bayi, sedangkan jumlah bayi lahir hidup

adalah 201.

Untuk target kegiatan, kesehatan ibu dan anak Puskesmas Salaman I sebagian

besar telah mencapai target bahkan ada yang melebihi target, namun terdapat beberapa

kegiatan yang belum mencapai target.

23

Page 24: SPM Print Rev 20 Juni

Keadaan gizi di wilayah kerja Puskesmas salaman I dapat dilihat pada tabel 9

berikut, dengan jumlah anak yang berusia 1-5 tahun sebanyak 3158. (Puskesmas

Salaman I, Januari-April 2012).

Tabel 10. Satus Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

No Status Gizi Balita Jumlah Persentase

1. Gizi Baik 2700 85,49%

2. Gizi Kurang 372 11,77%

3. Gizi Buruk 86 2,72%

Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Salaman Januari-April tahun 2012

Gambaran di atas menunjukkan sebagian besar status gizi balita dan anak usia

hingga 5 tahun adalah baik, yaitu sebanyak 85,49%. Gizi kurang sejumlah 11,77% dan

gizi buruk 2,72%.

II.5. VISI, MISI, DAN STRATEGI PUSKESMAS SALAMAN I

II.5.1. Visi Puskesmas Salaman I

Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai di masa depan oleh

segenap komponen masyarakat, melalui pembangunan kesehatan, visi

puskesmas Salaman I adalah “Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang

bermutu terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud masyarakat

Salaman sehat tahun 2015”.

Melalui visi ini pada tahun 2015 diharapkan masyarakat kecamatan

Salaman telah mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekan

perilaku hidup bersih dan sehat , baik jasmani, rohani, maupun sosial.

Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

II.5.2. Misi Puskesmas Salaman I

a. Meningkatkan mutu pelayanan

24

Page 25: SPM Print Rev 20 Juni

b. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan

c. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

e. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas

f. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk lingkungan

yang sehat, dengan mengikutkan peran serta masyarakat dan

mendorong kemandirian untuk hidup sehat

g. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada masyarakat

setaraf dengan Rumah Sakit tipe D

II.5.3. Filosofi Puskesmas Salaman I

a. Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin diperlakukan

b. Mencegah lebih baik dari pada mengobati

c. Kepuasan pelanggan adalah hal utama

II.5.4. Dimensi Mutu Puskesmas Salaman I

a. Cepat, tepat dan akurat

b. Efektif dan efisien

c. Disiplin dan setia kawan

d. Jujur dan transparan

e. Biaya terjangkau

f. Bersih, indah, aman dan nyaman

g. Ramah tamah dan peduli

II.5.5. Definisi Mutu Puskesmas Salaman I

Pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat, efektif dan efisien

dengan biaya terjangkau, dalam lingkungan kerja yang bersih, indah, aman

dan nyaman yang dilandasi dengan sikap karyawan yang jujur, disiplin dan

setia kawan dengan memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur dan

standar, sehingga memberikan hasil yang memuaskan.

25

Page 26: SPM Print Rev 20 Juni

II.6. MANAJEMEN PUSKESMAS

Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang berkerja secara

sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

(KepMenkes RI No.128/MENKES/SK/2004).

Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas

membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen puskesmas

yang dikenal yakni :

A. Perencanaan (P1)

1. Mengetahui kebijaksanaan pusat (SKN,GBHN, dan lain-lain)

2. Mengetahui kebijaksanaan Kan.Wil Dep.Kes Dan Dinkes Dati I setempat

3. Mengetahui kebijaksanaan kandep dan Dinkes Dati II

4. Menentukan tujuan dan sasaran setiap kegiatan pokok secara terpadu dan

menyeluruh, meliputi KIA/KB, Usaha Peningkatan Gizi, Kesehatan

Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), dan Promose

Kesehatan (Promkes)

5. Melakukan analisa situasi setiap kegiatan pokok seperti yang disebutkan di

samping program kesehatan pengembangan

6. Menemukan masalah dan menentukan prioritas masalah

7. Menyusun rencana operasional

8. Pengaturan Sumber Daya

B. Penggerakan pelaksanaan (P2)

Kegiatan yang telah disusun menjadi rencana kerja perlu dilaksanakan agar

dapat mencapai tujuan / sasaran yang telah ditetapkan dengan cara terarah,

berhasil guna dan berdaya guna.

Kegiatan dalam fase ini adalah :

1. Pengorganisasian

26

Page 27: SPM Print Rev 20 Juni

Surat keputusan Mendagri No.23 tahun 1994 tentang pedoman organisasi

dan tata kerja puskesmas, menetapkan susunan organisasinya sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas

Bertugas memimpin, mengawasi, mengkoordinasikan pelaksanaan

pelayanan kesehatan secara paripurna kepada masyarakat dalam wilayah

kerjanya.

b. Urusan tata usaha

Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian

keuangan, perlengkapan, surat menyurat, humas dan urusan umum,

perencanaan serta pelaporan

c. Unit-unit

Merupakan kelompok jabatan fungsional yang mempunyai tugas

melaksanakan tugas khusus sesuai bidang keahlian dan kebutuhan, serta

terdiri dari :

- Unit Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit

- Unit Peningkatan Kesehatan dan Kesehatan Keluarga

- Unit pemulihan Kesehatan dan Rujukan

- Unit Kesehatan Lingkungan, Penyuluhan dan Peran serta masyarakat

- Unit Perawatan

- Unit Penunjang

- Unit Pelaksana khusus

d. Puskesmas Pembantu / Bidan desa

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan daerah

Tingkat II

2. Pengurusan staf

Menentukan dengan jelas wewenang , tugas pokok dan kegiatan tertentu

bagi petugas kesehatan yang telah menduduki suatu posisi di

puskesmas,pembinaan motivasi dan karir petugas kesehatan agar selalu timbul

gairah kerja dalam kegiatan sehari-hari di puskesmas

27

Page 28: SPM Print Rev 20 Juni

3. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral

Didalam menciptakan suatu kerjasama yang baik perlu dipahami

beberapa hal sebagai berikut :

a. Kemampuan membina kerja sama yang intim dan harmonis dalam

melaksanakan tugas adalah menjadi tanggung jawab masing-masing

b. Kesediaan untuk membawakan kepentingan pribadi dan kelompok

kepada kepentingan yang lebih luas

c. Kesediaan untuk menyerahkan kepada organisasi yang dibarengi oleh

kesediaan untuk menerima kewajiban yang lebih besar

d. Adanya kepercayaan dan saling menghormati dan kesetiaan demi untuk

mengadakan perubahan dan pengembangan organisasi

e. Adanya kemauan dan kemampuan serta menyempatkan diri untuk saling

bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan

bersama

4. Bina peran serta masyarakat

Peran serta masyarakat didapat melalui pendekatan pembangunan

kesehatan masyarakat desa (PKMD)

C. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3).

1. Pengawasan adalah mengamati seluruh proses upaya kesehatan agar dapat

berjalan sesuai dengan rencana. Bila terjadi penyimpangan dapat memberi

saran tindakan, koreksi yang perlu dilakukan

2. Pengendalian merupakan pengaturan dan pengarahan pelaksanaan agar dapat

tercapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna, ada kewenangan

melakukan tindakan koreksi

3. Penilaian adalah meningkatkan hasil guna serta daya guna perencanaan dan

pelaksanaan program dan memberikan petunjuk dalam pengelolaan tenaga,

dana dan fasilitas untuk program yang ada sekarang dan yang akan datang.

Proses ini pada dasarnya terdiri dari :

- Menetapkan standar performa / indikator

- Mengukur performa yang sesungguhnya

28

Page 29: SPM Print Rev 20 Juni

- Membandingkan performa yang sesungguhnya dengan standar yang

diharapkan

- Mencari alasan-alasan terjadinya penyimpangan

- Menetapkan cara-cara untuk memperbaiki penyimpangan tersebut

- Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut

29

Kepala Sub Bagian TU Sri Wigati, SE

Unit Pelayanan Kesehatan Unit Penggerak Pembangunan Kesehatan Unit Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Rawat JalanPoli Umum : dr. SatotoUGD

Umum: dr. Siti AimatusSpesialis : -dr. Primahati, Sp.PD

-dr Heriyono, Sp.Og

-dr Saliki Sp.Anak

Poli Gigi : drg. Budi HKIA/KB : dr

Nuria/Sri Riyandari/ Sumaryati

Sanitarian : Woro W.P2M : Andang BUKS : drg. SaptayaPerkesmas : Sri Kustinah

PromKes : Ahmad HumamJamkesmas : Tri Setyowati Elnur Kesehatan Kel : Kasiyem, Sri

Riyandari, Bidan DesaPeningkatan Gizi : Wahyu Sri Lestari

Rawat InapRawat inap : dr. FitriDapur/Gizi : Wahyu Sri L

PenunjangLaboratorium : SarkoyirRontgen : Heri Wibowo

Puskesmas Pembantu

Kalisalak : Eny PujiatiKali rejo : Jamiatul B Ngargoretno : Andang BNgadirejo : Sri Kustinah

Verifikator Keuangan Titik , El Nur, Santoso

Kelompok Jabatan Fungsional

Page 30: SPM Print Rev 20 Juni

Peta Jabatan Puskesmas Salaman IPeta Jabatan Puskesmas Salaman I

30

Page 31: SPM Print Rev 20 Juni

II.7. DESKRIPSI KERJA

Tabel 11. Deskripsi kerja menurut SDM kesehatan Puskesmas Salaman I

No Jenis SDM

Kesehatan

Nama Lengkap Jabatan Tugas

1. Pejabat

Struktural

Dr. Hery

Sumantyo

a. Kepala

puskesmas

b. Dokter

umum

a.Mengusahakan agar

fungsi puskesmas

terselenggara dengan

baik

b. Mengusahakan

agar pelayanan

pengobatan di

wilayah kerja

Puskesmas dapat

berjalan dengan baik

Sri Wigati, SE KASUB. BAG TU Mengatur seluruh data

administrasi kegiatan

puskesmas

2. Pejabat

Fungsional

a. Dokter umum Dr. Fitri indriani Dokter bangsal Mengusahakan agar

pelayanan pengobatan

di wilayah kerja

Puskesmas dapat

berjalan dengan baik

Dr. Siti

Aimmatus S

Dokter UGD Mengusahakan agar

pelayanan pengobatan

di wilayah kerja

Puskesmas dapat

berjalan dengan baik

Dr. Nuria Dokter PONED

dan MTBS

Mengusahakan agar

pelayanan pengobatan

31

Page 32: SPM Print Rev 20 Juni

di wilayah kerja

Puskesmas dapat

berjalan dengan baik

Dr. Sartoto Dokter BP Mengusahakan agar

pelayanan pengobatan

di wilayah kerja

Puskesmas dapat

berjalan dengan baik

b. Dokter spesialis

Spesialis dasar

Sp.pd

Dr. Primahati

riyana R.

Dokter spesialis

penyakit dalam

Melayani pengobatan

di bidang penyakit

dalam

c. Dokter gigi Drg.Budi

handoyo

Dokter gigi Mengusahakan agar

pelayanan kesehatan

gigi dan mulut di

wilayah kerja

Puskesmas agar dapat

berjalan dengan baik

Drg. Saptaya Dokter gigi Mengusahakan agar

pelayanan kesehatan

gigi dan mulut di

wilayah kerja

Puskesmas agar dapat

berjalan dengan baik

d.Perawat BP Siti Khoiriyah

Rini

Perawat Pelaksana harian di

BP

e. Bidan desa 10 bidan Bidan Bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan

tugas bidan desa di

desa masing-masing

f. Tenaga lab 3 orang Pelaksana lab Melaksanakan

kegiatan pemeriksaan

laboratorium

32

Page 33: SPM Print Rev 20 Juni

g. Rontgen 2 orang Pelaksana rontgen

(sebagai operator /

pembantu operator)

Melaksanakan

kegiatan foto rontgen

3. Program

KIA Sri Wulandari Koordinator KIA Melaksanakan

kegiatan pelayanan

KIA di wilayah kerja

Puskesmas agar dapat

berjalan dengan baik

KB /lansia Vero Koordinator KB

Lansia

Melakukan

penyuluhan dan

pendataan untuk PUS

dan lansia

Gizi Wahyu Koordinator gizi Melakukan kegiatan

penyuluhan gizi

Trisiowati Staff gizi dan rawat

inap

Membantu

penyuluhan gizi dan

mengatur pemberian

gizi pada pasien rawat

inap

BORLOS/TB Sri Kustinah Koordinator

BORLOS/TB

Mendata pasien yang

berobat ke puskesmas

Kesehatan

lingkungan

Woro Wiharyati Koordinator

Kesehatan

lingkungan

Melakukan

penyuluhan tentang

kesehatan lingkungan

pada masyarakat

Imunisasi Puji Astuti

Triwinarni

Koordinator

imunisasi

Melaksanakan dan

mengkoordinir

imunisasi di wilayah

kerja Puskesmas

P2TM,

Pengobatan

Surini Koordinator P2TM

dan pengobatan

Melaksanakan dan

mengkoordinir

kegiatan pencegahan

33

Page 34: SPM Print Rev 20 Juni

penyakit dan

pengobatannya

UKS Drg. Saptaya Koordinatar UKS Melaksanakan

kegiatan penyuluhan

dan penjaringan di

sekolah

Titik Isyati Staf UKS Membantu

penyuluhan dan

penjaringan di

sekolah

a. Dokter/Kepala Puskesmas

Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan

baik.

Fungsi :

1. Sebagai manager :

a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas

b. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara

vertikal dan horizontal

c. Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.

2. Sebagai seorang dokter :

a. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita

b. Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi

c. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat

b. Dokter Umum

Tugas pokok: Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja

Puskesmas dapat berjalan dengan baik.

Fungsi :

1. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas

2. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerjaPuskesmas baik di

Puskesmas, Pustu atau Pusling

34

Page 35: SPM Print Rev 20 Juni

3. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan

masyarakat

4. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran

masyarakat

5. Melakukan pencatatan dan pelaporan

c. Dokter Gigi

Tugas Pokok: Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di

wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.

Fungsi :

1. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas

2. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja

Puskesmas secara teratur

3. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas

4. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas

5. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan

peran serta masyarakat

6. Memberikan penyuluhan kesehatan

7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

d. Perawat Gigi

Tugas Pokok: Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.

Fungsi :

1. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas

2. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi yang

sakit

3. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi

4. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah)

5. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi

35

Page 36: SPM Print Rev 20 Juni

e. Tata Usaha

Tugas pokok :

1. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas

2. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk

Fungsi :

1. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi

2. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas

3. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas

4. Melakukan laporan berkala ketatausahaan

f. Petugas Perkesmas

Tugas Pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan

Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.

Fungsi :

1. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar gedung

2. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas

3. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

4. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas

5. Melakukan pendataan sasaran secara periodik

g. Petugas Pengobatan

Tugas pokok :

1. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.

2. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi

dari dokter

3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan

4. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi

5. Melakukan pencatatan dan pelaporan

6. Melakukan kegiatan Puskesmas

7. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu

36

Page 37: SPM Print Rev 20 Juni

h. Petugas P2M

Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.

Fungsi :

a. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas

b. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular

c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular

d. Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan

e. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi

dari dokter

f. Melakukan kunjungan rumah

g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait P2P

h. Memberikan penyuluhan kesehatan

i. Melakukan pencatatan dan pelaporan

i. Petugas KIA

Tugas Pokok: Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja

Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.

Fungsi :

a. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi,

dan anak

b. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi

c. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil

d. Melakukan pembinaan dukun bayi

e. Melakukan pembinaan kepada bidan desa

f. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait

dengan KIA

g. Melakukan penyuluhan kesehatan

h. Melakukan pencatatan dan pelaporan

i. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi

37

Page 38: SPM Print Rev 20 Juni

j. Petugas Gizi

Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di

wilayah kerja Puskesmas.

Fungsi :

1. Melaksanakan pemberian makanan tambahan

2. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi

3. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi

4. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi

5. Melakukan pencatatan dan pelaporan

6. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik

7. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik

8. Melakukan pembinaan Posyandu

9. Melakukan rujukan kasus gizi

k. Petugas Sanitarian

Tugas pokok :Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik

dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap

kesehatan masyarakat.

Fungsi :

1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban

keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan pekarangan

2. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air,

penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya

3. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum

4. Melakukan pencatatan dan pelaporan

5. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral

6. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan H.S.

7. Memberikan penyuluhan kesehatan

8. Pengawasan, penyehatan perumahan

9. Pengawasan pembuangan sampah

10. Pengawasan makanan dan minuman

11. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)

38

Page 39: SPM Print Rev 20 Juni

l. Pelayanan Imunisasi

Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja

Puskesmas.

Fungsi :

1. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas

2. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi

3. Melakukan pencatatan dan pelaporan

4. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi

5. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur

6. Melakukan sweeping untuk daerah - daerah yang cakupannya kurang

7. Memberikan penyuluhan kesehatan

m. Petugas Unit Gawat Darurat

Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan untuk pelayanan kasus gawat darurat

di Puskesmas.

Fungsi :

1. Menyiapkan ruang gawat darurat dalam keadaan siap untuk pelayanan

2. Melakukan pencatatan dan pelaporan

3. Melakukan rujukan kasus gawat darurat bila tidak mampu ke Puskesmas

yang lebih mampu atau ke Rumah Sakit.

4. Melakukan penanganan kasus gawat darurat sesuai standar dan prosedur

n. Petugas Apotek

Tugas pokok : Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan

memberikan obat.

Fungsi :

1. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi peresepan,

pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.

2. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat

3. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di apotek

4. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD

5. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat

6. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat

39

Page 40: SPM Print Rev 20 Juni

o. Petugas Laboratorium

Tugas Pokok : Melakukan pelayanan pemeriksaan laboratorium.

Fungsi :

1. Membantu menegakkan diagnosa penyakit

2. Melaksanakan pemeriksaan spesimen

3. Membantu rujukan spesimen

4. Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan

laboratorium

5. Memberikan penyuluhan kesehatan

6. Melakukan pencatatan dan pelaporan

p. Petugas Pendaftaran

Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua

pengunjung Puskesmas.

Fungsi :

1. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan

2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran

3. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien

4. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku

5. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut

6. Melakukan pencatatan dan pelaporan

q. Petugas Gudang Obat

Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas

Fungsi :

1. Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan obat di

puskesmas

2. Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas

3. Mengatur penyimpanan obat

4. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat

5. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan Desa

(PKD)

6. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan dalam obat

40

Page 41: SPM Print Rev 20 Juni

BAB III

DATA KHUSUS PUSKESMAS SALAMAN I

III.1. Program Pokok Puskesmas

1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai

daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya

kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di

wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)

b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

c. Upaya Kesehatan Lingkungan

d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)

e. Promosi Kesehatan

f. Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya

kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok

puskesmas yang telah ada yakni:

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Jiwa

c. Upaya Perawatan Kesehatan masyarakat

d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

e. Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional

f. Upaya Kesehatan Olah Raga

g. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

41

Page 42: SPM Print Rev 20 Juni

3. Upaya Kesehatan Inovasi

a. Rawat Inap

b. Laboratorium

c. EKG

d. Apotek

e. Radiologi

f. Klinik Gizi

g. Klinik sanitasi

h. Pelayanan Kebersihan Gedung dan Lingkungan

III.2. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

III.2.1. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

a. KIA

Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya di bidang

kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,

ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra

sekolah. Tujuan dari program kesehatan ibu dan anak adalah

tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat

kesehatan yang optimal bagi ibu menuju NKKBS (Norma Keluarga

Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatkan derajat kesehatan

anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang

merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

b. KB

Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan,

jarak antara kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat

dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki.

Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu:

1) Tujuan umum

Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS).

2) Tujuan khusus

42

Page 43: SPM Print Rev 20 Juni

a) Agar dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu

dan anak

b) Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu akan

pentingnya memelihara kesehatan ibu dan bayi selama

kehamilan

Jenis Kegiatan KIA dan KB antara lain :

a. Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi

Tabel 12. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA Puskesmas Salaman I Bulan Januari– April

2012

Indikator

Target

(%)

Sasaran

Bulan

Berjalan

Cakupan Pencapaian

(%)Kegiatan Persen (%)

Cakupan kunjungan bumil K1 100% 226 189 83,6% 83,6%

Cakupan kunjungan bumil K4 95% 226 186 82,3% 86,6%

Deteksi kasus resiko tinggi ibu hamil 100% 45 10 22,2% 22,2%

Ibu hamil resiko tinggi yang ditangani

(PONED)100%

36 36 100% 100%

Ibu hamil dengan komplikasi yang

ditangani (PONED)100%

36 36 100% 100%

Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan95%

215 193 89,7% 94,4%

Cakupan Kn1 (lahir - 48 jam) 100% 205 200 97,5% 97,5%

Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)

(48 jam - 7 hari)95%

205 199 97,1% 102,1%

Cakupan kunjungan neonatus (Kn3) (8

hari - 23 hari)95%

205 199 97,1% 102,1%

Cakupan kunjungan bayi 90% 205 196 95,6% 106,2%

BBLR yang ditangani 100% 11 11 100% 100%

Neonatal resti yang ada/ditemukan 100% 6 6 100% 100%

Neonatal resti atau komplikasi yang

ditangani (PONED)100%

11 11 100% 100%

43

Page 44: SPM Print Rev 20 Juni

Jumlah dukun bayi yang terlatih 100% 25 18 72% 72%

Frekuensi pembinaan dukun 100% 3,32 3,12 93,9% 93,9%

b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra sekolah dan Usia Sekolah

Tabel 13. Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

di Puskesmas Salaman I Bulan Januari– April 2012

IndikatorTarget

(%)

Sasaran

Bulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan Persen (%)

*Deteksi dini tumbuh kembang

anak balita dan pra sekolah95% - - - -

Cakupan pemeriksaan

kesehatan siswa SD &

setingkat oleh tenkes atau

terlatih/guru UKS/dokter kecil

100% 62 83 133,8% 133,8%

Cakupan pemeriksaan

kesehatan siswa TK80% 257 229 89,1% 111,3%

Cakupan pelayanan kesehatan

remaja (penjaringan kelas 1

SLTP, SLTA atau sederajat)

80% 257 229 89,2% 111,3%

Jumlah TK yang dibina 100% 7 10 142,8% 142,8%

Ket*: tidak ada data pada bulan Januari-April 2012, program baru mulai berjalan pada

bulan Juli 2012.

44

Page 45: SPM Print Rev 20 Juni

c. Pelayanan keluarga berencana

Tabel 14. Hasil Kegiatan Pelayanan KB Puskesmas Salaman IBulan Januari– April

2012

IndikatorTarget(

%)

Sasaran

Bulan

Berjala

n

Cakupan

Pencapaian

(%)

Kegiatan Persen (%)

Jumlah seluruh peserta aktif

KB80% 7371 6069 82,34% 102,92%

d. Pelayanan Usila

Tabel 15.Hasil Kegiatan Pelayanan Usila Puskesmas Salaman I Bulan Januari–

April 2012

IndikatorTarget

(%)

Sasaran

Bulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan Persen (%)

Jumlah posyandu pra usila dan

usila yang ada100% 10 49 490% 490%

Cakupan pelayanan pra usila

dan usila 70% 8281 4937 59,6% 85,1%

III.2.2. Gizi

Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan

angka penyakit akibat kurang gizi yang umumnya diderita oleh

masyarakat berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita. Kegiatan

gizi terdiri dari konseling gizi, monitoring garam di pasar atau

45

Page 46: SPM Print Rev 20 Juni

masayarakat, pemberian vitaminamin A dosis tinggi pada balita dan ibu

hamil, pemberian kapsul yodium pada ibu nifas dan anak, kunjungan

rumah BGM dan gizi buruk.

Jenis kegiatan :

a. Pemantauan dan PertumbuhanBalita

Indikator :

1) Balita yang datang dan ditimbang (D/S)

2) Balita yang naik berat badannya (N/D)

3) Balita BGM

Tabel 16.Hasil Kegiatan Pemantauan dan Petumbuhan Balita Puskesmas Salaman I Bulan

Januari– April 2012

Indikator Target (%)Sasaran Bulan Berjalan

CakupanPencapaian (%)Kegiatan Persen (%)

Balita yang datang dan ditimbang (D/S)

80% 3158 2619 82,6% 103,3%

Balita yang naik berat badannya (N/D)

80% 2610 2709 78,8% 98,5%

Balita BGM < 1,5% 2610 26 1,1% 136,36%

b. Pelayanan gizi

Indikator :

1) Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis

tinggi 1 kali per tahun

2) Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A 2

kali per tahun

3) Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe

4) Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A

5) Balita gizi buruk mendapat perawatan

46

Page 47: SPM Print Rev 20 Juni

Tabel 17. Hasil kegiatan Pelayanan Gizi Puskesmas Salaman IBulan Januari– April

2012

IndikatorTarget(%)

Sasaran Bulan Berjalan

CakupanPencapaian(%)Kegiatan Persen (%)

Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1 kali per tahun

95% 337 337 100% 105%

Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A 2 kali per tahun

95% 2843 2843 100% 105%

Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe

90% 100 176 176% 195,5%

Balita gizi buruk mendapat perawatan

100% 8 8 100% 100%

Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A

89% 208 200 96,1% 108%

III.2.3. Kesehatan Lingkungan

Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya,

terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang

terdapat di masyarakat dimana dapat memberikan pengaruh jelek

terhadap kesehatan.

Jenis kegiatan:

a. Pelayanan kesehatan lingkungan

Indikatornya:

a) Institusi yang dibina

b) Rumah sehat

c) Penduduk yang memanfaatkan jamban

d) Rumah yang mempunyai SPAL

47

Page 48: SPM Print Rev 20 Juni

Tabel 18. Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Salaman I Bulan Januari

– April 2012

IndikatorTarget (%)

Sasaran Bulan Berjalan

CakupanPencapaian (%)Kegiatan Persen (%)

Institusi yang dibina 70% 24 21 87,5% 125%Rumah sehat 70% 108 85 26,1% 37,2%Penduduk yang memanfaatkan jamban

75% 52 24 46,1% 61,5%

Rumah yang mempunyai SPAL

65% 66 77 38,8% 59,69%

b. Pelayanan higienis dan sanitasi di tempat umum

Indikatornya:

a) TTU yang diperiksa

b) TTU yang memenuhi syarat sanitasi

c) TP2M yang diperiksa

d) TP2M yang memenuhi syarat sanitasi

e) Rumah/bangunan bebas jentik Aedes

Tabel 19. Hasil kegiatan Pelayanan Higienis dan Sanitasi Puskesmas Salaman I Bulan Januari –

April 2012

IndikatorTarget(%)

SasaranBulan Berjalan

CakupanPencapaian(%)Kegiatan Persen (%)

Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang diperiksa

100% 33 32 98,1% 98,1%

Tempat-tempat umum(TTU) yang memenuhi syarat sanitasi

80% 32 19 59,3% 74,1%

Tempat Pengolahan Makanan & Penjualan(TP2M) diperiksa

90% 20 26 128% 142,2%

TP2M yang memenuhi syarat sanitasi

75% 26 14 53,8% 71%

Rumah/bangunan bebas jentik Aedes

100%-

- - -

48

Page 49: SPM Print Rev 20 Juni

III.2.4. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)

Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan

kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit.

Jenis Kegiatan :

a. P2 Malaria

Indikator :

1) Jumlah penderita yang di periksa

o Slide ACD

o Slide PCD

2) API (annual parasite incidence)

3) Jumlah slide ACD dan PCD positif (dalam wilayah)

4) Penderita Malaria di obati

Tabel 20. Hasil Kegiatan P2 Malaria Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April

2012

IndikatorTarget

(%)

Sasaran

Bulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan Persen (%)

Jumlah penderita yang di

periksa Slide ACD5% 3638 487 10,2% 204%

Jumlah penderita yang di

periksa Slide PCD2% 14018 412 2,9 % 146,95%

API (Annual Parasite

Incidence)<1% <1 0 100% 100%

Penderita malaria di obati 100% 0 0 100% 100%

b. P2 TB Paru

Indikator :

1) Cakupan suspek TB paru

2) Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)

3) Angka konversi (conversion rate)

4) Angka kesembuhan (cure rate)

49

Page 50: SPM Print Rev 20 Juni

Tabel 21. Hasil Kegiatan P2 TB Paru Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April

2012

IndikatorTarget

(%)

Sasaran

Bulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan Persen (%)

Cakupan suspek TB paru 80% 149,6 56 37,35% 46,6%

Penemuan kasus TB BTA (+)

(Case Detection Rate)70% 149,6 5 3,33% 4,75%

Angka konversi 80% - 2/2 100% 125%

Angka kesembuhan (cure rate) 85% - 1/1 100% 117%

c. P2 ISPA

Indikator :

1) Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangani (sesuai

standar) (100%)

Tabel 22. Hasil Kegiatan P2 ISPA Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April 2012

IndikatorTarget

(%)

Sasaran

Bulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan Persen (%)

Cakupan balita dengan

pneumoni yang

ditemukan/ditangani (sesuai

standar)

100% 73 0 0 0

- Tidak ada data berdasarkan pembagian umur

50

Page 51: SPM Print Rev 20 Juni

d. P2 Diare

Indikator :

1) Balita dengan diare yang ditangani sesuai standar

Tabel 23. Hasil Kegiatan P2 Diare Puskesmas Salaman IBulan Januari – April 2012

IndikatorTarget(%)

Sasaran Bulan Berjalan

Cakupan Pencapaian(%)Kegiatan Persen (%)

Balita dengan diare yang ditangani sesuai standard

100% 42 120 285% 285%

d. Imunisasi

Indikator :

1) Jumlah bumil yang mendapat TT1

2) Jumlah bumil yang mendapat TT2

3) BCG

4) DPT1

5) DPT3

6) Polio 1

7) Polio 4

8) Campak

9) Hepatitis B1 (0-7 Hr)

10) Hepatitis B1 total

11) Hepatitis B2

12) Hepatitis B3*

Tabel 24. Hasil kegiatan P2P Imunisasi Puskesmas Salaman IBulan Januari– April

2012

IndikatorTarget(%)

Sasaran Bulan Berjalan

Cakupan Pencapaian(%)Kegiatan Persen (%)

Jumlah bumil yang mendapat TT1*

98% 225 179 79,6% 81,18%

Jumlah bumil yang mendapat TT2*

95% 225 206 91,56% 96,37%

BCG* 95% 204 173 84,8% 89,2%DPT 1* 95% 204 185 90,68% 95,45%

51

Page 52: SPM Print Rev 20 Juni

DPT 3* 95% 204 206 100,98% 106,29%Polio 1* 95% 204 175 85,78% 90,29%Polio 4* 95% 204 201 99,01% 104,22%Campak* 95% 204 217 106,37% 111,96%Hepatitis B1 (0-7 Hr)* 95% 204 182 89,21% 93,90%Hepatitis B1 total* 95% 204 185 90,68% 95,45%Hepatitis B2* 95% 204 183 89,7% 94,42%Hepatitis B3* 95% 204 206 100,98% 106,29%

III.2.5. Promosi Kesehatan

Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang

kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup

masyarakat melalui upaya–upaya pembinaan dan pengembangan peran

aktif masyarakat melalui media penyuluhan.Tujuan dari program

promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang kesehatan.

Jenis kegiatan:

a. Penyuluhan kelompok dan umum didalam dan luar gedung

puskesmas

Indikator:

Rumah tangga sehat

Bayi yang dapat ASI eksklusif

Desa dengan garam beryodium

Keluarga sadar gizi (kadarzi)

Posyandu purnama

Posyandu mandiri

Jumlah kunjungan posyandu seluruhnya (y)

o Frekuensi pembinaan (y/x) (12x/tahun)

o Jumlah kader terlatih (1 posyandu 5 kader)

o Jumlah kader aktif

52

Page 53: SPM Print Rev 20 Juni

Tabel 25. Hasil Kegiatan Penyuluhan Kelompok dan Umum di Dalam dan Luar Gedung

Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April 2012

IndikatorTarget (%)

Sasaran Bulan Berjalan

CakupanPencapaian (%)Kegiatan Persen (%)

Rumah Tangga Sehat 65% 7277 21447 259% 399%Bayi yang dapat ASI eksklusif

80% 360 126 35% 44%

Desa dengan garam beryodium

90% - - - -

Keluarga sadar gizi (Kadarzi) 80% - - - -

Posyandu Purnama 40% 67 54 80,5% 201,49%

Posyandu Mandiri 6 % 67 2 2,98% 49,75%Jumlah kunjungan ke posyandu seluruhnya

100% 268 268 100% 100%

Frekuensi Pembinaan 100% 3,32 4 120% 120%Jumlah kader terlatih 100% 335 335 100% 100%Jumlah kader aktif 80% 335 268 80% 100%

b. Penyuluhan, pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan

NAPZA

Penyuluhan P3NAPZA di sekolah

Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah

Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan

Tabel 26.Hasil kegiatan Promosi Kesehatan Puskesmas Salaman I Bulan Januari–

April 2012

IndikatorTarget(%)

SasaranBulan Berjalan

CakupanPencapaian(%)Kegiatan Persen (%)

Penyuluhan P3 NAPZA* di Sekolah

100% 14 5 36% 36%

Penyuluhan HIV/AIDS* di Sekolah

100% 14 5 36% 36%

Penyluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan

24% 32 11 34,3% 142,9%

Klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS

- - - - -

Kasus infeksi menular seksual yang diobati

- - - - -

53

Page 54: SPM Print Rev 20 Juni

c. Perkembangan Sekolah Sehat

Pembentukan dokter kecil

Pembinaan dokter kecil

PSN di sekolah

Tabel 27. Hasil Kegiatan Perkembangan Sekolah Sehat Puskesmas Salaman I Bulan Januari –

April 2012

IndikatorTarget

(%)

Sasaran

Bulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan Persen (%)

Pembentukan dokter

kecil100% 475 145 31% 31%

Pembinaan dokter kecil 100% 9,3 13 139,7% 139,7%

PSN di sekolah 90% 14 10 71,4% 79,3%

III.2.6. Upaya Pengobatan

Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit

dan gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan

yang khusus untuk keperluan tersebut.

Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat

dengan menilai jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi

menjadi 3 kriteria yang merupakan indikator kinerja kerja pada program

pengobatan, yaitu:

1. Kasus baru: pernyataan diagnosa pertama kali oleh dokter /

paramedis bahwa seseorang menderita penyakit tertentu.

2. Kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus

(lama) penyakit yang masih dalam periode penyakit yang

bersangkutan.

3. Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya

suatu kasus (lama) penyakit yang masih dalam periode

penyakit yang bersangkutan. Untuk penyakit menahun adalah

kunjungan kedua dan seterusnya pada tahun berikutnya.

54

Page 55: SPM Print Rev 20 Juni

Frekuensi kunjungan adalah rata-rata jumlah kunjungan setiap

kasus ke puskesmas dan jaringannya sampai sembuh.

Jenis kegiatan :

a. Jangkauan Pengobatan Rawat Jalan

Tabel 28. Hasil Kegiatan Pengobatan Rawat Jalan Puskesmas Salaman I Bulan

Januari– April 2012

Indikator Target (%)

Sasaran

Bulan

Berjalan

Cakupan Pencapaian

(%)Kegiatan Hasil (%)

Jumlah kasus baru (x) 60% 3322 5060 152,29% 253,83%

Frekuensi kunjungan =

Jumlah kasus

B+L+KK/B

Frekuensi kunjungan =

(x+y+z)/x

1,21 -

5060+21

0+230/50

60

1,08 112,04%

BOR (Bed Occupancy

Rate)60% 6000 3520 58,6% 97,78%

LOS (Length Of Stay) 4 852 3520 4,13 100%

Deteksi kasus baru dan

lama P2PTM18 5500 2348 42,6 236,6%

Hipertensi 83/1000 pddk - - - -

Jantung ischemic 3/1000 pddk - - - -

Stroke 2/1000 pddk - - - -

Gg mental 5-14 th104/1000

pddk- - - -

Gg mental > 15 th140/1000

pddk- - - -

Kebutaan 0.0147 - - - -

Kecelakaan Lalu Lintas4.1/100.000

pddk- - - -

Diabetes Melitus 1.6/1000 pddk - - - -

Neoplasma 0.5/1000pddk - - - -

55

Page 56: SPM Print Rev 20 Juni

a. UpayaKesehatan Gigi

Tabel 29. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Puskesmas Salaman I Bulan Januari

– April 2012

IndikatorTarget

(%)

Sasaran

BulanBerjalan

CakupanPencapaian

(%)KegiatanPersen

(%)

UKGS tahap3 50% - - - -

Jumlah kunjungan gilut

di rawat jalan (dalam

dan luar gedung)

5% 7009 483 2,3% 46%

b. Kesehatan Jiwa

Tabel 30. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa Puskesmas Salaman I Bulan Januari – April

2012

IndikatorTarget

(%)Sasaran

Cakupan Pencapaian

(%)Kegiatan Persen (%)

Pelayanan gangguan

jiwa15%

550021 2,54% 97,46%

*Cakupan Program dan Data Pembanding (SPM): terlampir (lampiran 1)

56

Page 57: SPM Print Rev 20 Juni

BAB IV

ANALISIS MASALAH

Dari hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kegiatan Puskesmas

Salaman I pada bulan Januari sampai dengan april 2012, yang masih menjadi masalah

dan perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran

pendekatan sistem adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

Cakupan masalah terdapat pada output dimana hasil kegiatan atau cakupan

kegiatan tidak sesuai dengan pelayanan standar minimal yang telah ditetapkan

targetnya. Hal penting pada upaya pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan dalam

rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut dimana

berdasarkan pendekatan sistem penyebab masalah dapat terjadi pada input maupun

proses.

57

INPUT

Man

Money

Methode

Material

Machine

PROSES

P1

P2

P3

OUTPUT

Hasil

Kegiatan

LINGKUNGAN

Fisik

Kependudukan

Sosial Budaya

OUTCOME

Cakupan

Program

Page 58: SPM Print Rev 20 Juni

IV.1. CAKUPAN PROGRAM PUSKESMAS YANG BER MASALAH

Dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Salaman I

mulai bulan Januari sampai dengan April 2012 didapatkan 36 masalah karena

pencapaiannya kurang dari 100 % yaitu:

Tabel 31. Hasil Kegiatan Puskesmas yang Bermasalah

No Program Pencapaian (< 100%)

1. Cakupan kunjungan bumil K1 83,6%

2. Cakupan kunjungan bumil K4 86,6%

3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 22,2%

4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 94,4%

5. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) 97,5%

6 Jumlah dukun bayi yang terlatih 72%

7. Frekuensi pembinaan dukun 93,9%

8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila 85,1%

9. Balita yang naik berat badannya (N/D) 98,5%,

10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa 98,1%

11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi 74,1%

12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 71%

13. Rumah sehat 37,2%

14. Penduduk yang memanfaatkan jamban 61,5%

15. Rumah yang mempunyai SPAL 56,69%

16. Cakupan suspek TB paru 46,6%

17. Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection rate) 4,75%

58

Page 59: SPM Print Rev 20 Juni

18. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/

ditangani (sesuai standar)

0

19. Jumlah bumil yang mendapat TT1 81,18%

20. Jumlah bumil yang mendapat TT2 96,37%

21. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG 89,2%

22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 95,45%

23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 90,29%

24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1(0-7

hari)

93,9%

25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1 total 95,45%

26. Jumlah bayi yang mendapat hep B2 94,42%

27. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 44%

28. Posyandu mandiri 49,75%

29. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah 36%

30. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah 36%

31. Pembentukan dokter kecil 31%

32. PSN di sekolah 79,3%

33. BOR (Bed Occupancy Rate) 97,78%

34. Jumlah kunjungan gilut di rawat jalan (dalam atau luar

gedung)

46%

35. Pelayanan gangguan jiwa 97,46%

59

Page 60: SPM Print Rev 20 Juni

IV.2. TEKNIK PRIORITAS MASALAH

Dari tabel di atas didapatkan 35 masalah pada Standar Pelayanan Minimal

Puskesmas Salaman I bulan Januari – April 2012. Dengan banyaknya masalah

yang ditemukan, maka perlu dilakukan pemilihan prioritas masalah dengan

menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.

IV.2.1. Metode Hanlon Kuantitatif

Merupakan metode yang mudah dipakai untuk menentukan prioritas

masalah, dengan rumus :

(A + B) x C x D

Keterangan :

1. Kriteria A : Besar Masalah (nilai 1-7)

2. Kriteria B : Kegawatan Masalah (nilai 1-5)

3. Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-5)

4. Kriteria D : PEARL Factor (nilai 0 atau 1)

Adapun tujuan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dalam

menentukan prioritas masalah :

a. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses penentuan

masalah.

b. Mengelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan skor terhadap

kelompok faktor tersebut.

c. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai

kebutuhannya.

IV.2.2. Kriteria A : Besar Masalah

Menetapkan faktor yang digunakan untuk menentukan besarnya masalah.

Data yang digunakan bersifat kuantitatif.

Untuk menetapkan besar masalah dapat dilihat dari populasi dan sasaran

Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar masalah maka hal yang

60

Page 61: SPM Print Rev 20 Juni

perlu diperhatikan adalah penetapan range untuk menentukan nilai besarnya

masalah.

Langkah 1: Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih

presentasi pencapaian dengan target 100%.

Tabel 32. Program-Program yang Belum Mencapai Target

No Program Pencapaian

(< 100%)

Besar Masalah

(100% -

Pencapaian)

1. Cakupan kunjungan bumil K1 83,6% 16,4%

2. Cakupan kunjungan bumil K4 86,6% 13,4%

3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 22,2% 77,8%

4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan

94,4% 5,6%

5. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) 97,5% 2,5%

6 Jumlah dukun bayi yang terlatih 72% 28%

7. Frekuensi pembinaan dukun 93,9% 6,1%

8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila 85,1% 14,9%

9. Balita yang naik berat badannya (N/D) 98,5%, 1,5%

10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa

98,1% 1,9%

11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi 74,1% 25,9%

12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 71% 29%

13. Rumah sehat 37,2% 62,8%

14. Penduduk yang memanfaatkan jamban 61,5% 38,5%

15. Rumah yang mempunyai SPAL 56,69% 43,31%

61

Page 62: SPM Print Rev 20 Juni

16. Cakupan suspek TB paru 46,6% 53,4%

17. Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection

rate)

4,75% 95,25%

18. Cakupan balita dengan pneumonia yang

ditemukan/ ditangani (sesuai standar)

0 100%

19. Jumlah bumil yang mendapat TT1 81,18% 18,82%

20. Jumlah bumil yang mendapat TT2 96,37% 3,63%

21. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG 89,2% 10,8%

22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 95,45% 4,55%

23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 90,29% 9,71%

24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep

B1(0-7 hari)

93,9% 6,1%

25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1

total

95,45% 4,55%

26. Jumlah bayi yang mendapat hep B2 94,42% 5,58%

27. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 44% 56%

28. Posyandu mandiri 49,75% 50,25%

29. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah 36% 64%

30. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah 36% 64%

31. Pembentukan dokter kecil 31% 69%

32. PSN di sekolah 79,3% 20,7%

33. BOR (Bed Occupancy Rate) 97,78% 2,22%

34. Jumlah kunjungan gilut di rawat jalan (dalam

atau luar gedung)

46% 54%

62

Page 63: SPM Print Rev 20 Juni

35. Pelayanan gangguan jiwa 97,46% 2,54%

Langkah 2 : Menentukan kelas dengan menggunakan rumus Sturgess

Keterangan:

n = jumlah masalah

k = jumlah kelas

k = 1 + 3,3 Log n

k = 1 + 3,3 Log 35

k = 1 + 3,3 (1,544)

k = 6,14 = 7 kelas

Langkah 3 : Menentukan interval dengan menghitung selisih persentase

besar masalah terbesar dengan besar masalah terkecil kemudian dibagi

dengan nilai kelas.

Nilai besar masalah : Maksimal 100%

Minimal 1,5%

Interval kelas = (100 – 1,5)

7

Interval kelas: 14,1

63

Page 64: SPM Print Rev 20 Juni

Tabel 33. Pembagian Interval Kelas

Kelas Interval Skor

1 1,5– 15,5 1

2 15,6– 29,6 2

3 29,7 – 43,7 3

4 43,8– 57,8 4

5 57,9 – 71 5

6

7

72– 85

86-100,2 7

6

7

Langkah 4 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya

Tabel 34. Nilai Masalah Sesuai Kelas

No Masalah

Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian

Nilai

1,5– 15,5 (1)

15,6– 29,6 (2)

29,7 – 43,7 (3)

43,8– 57,8 (4)

57,9 – 71 (5)

72– 85

(6)

86-100,2

(7)

1. Cakupan kunjungan bumil K1 X 2

2. Cakupan kunjungan bumil K4 X 1

3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil

X 6

4. Cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga

X 5

64

Page 65: SPM Print Rev 20 Juni

kesehatan

5. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) X 1

6 Jumlah dukun bayi yang

terlatihX

2

7. Frekuensi pembinaan dukun X 1

8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila

X 1

9. Balita yang naik berat badannya (N/D)

X 1

10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa

X 1

11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi

X 2

12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi

X 3

13. Rumah sehat X 5

14. Penduduk yang

memanfaatkan jambanX

3

15. Rumah yang mempunyai

SPAL X

3

16. Cakupan suspek TB paru X 4

17. Penemuan kasus TB BTA (+)

(case detection rate)

X 7

18. Cakupan balita dengan

pneumonia yang ditemukan/

ditangani (sesuai standar)

X 7

19. Jumlah bumil yang mendapat X 2

65

Page 66: SPM Print Rev 20 Juni

TT1

20. Jumlah bumil yang mendapat

TT2X

1

21. Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi BCGX

1

22. Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi DPT 1X

1

23. Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi polio 1X

1

24. Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi hep B1(0-7 hari)X

1

25. Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi hep B1 totalX

1

26. Jumlah bayi yang mendapat

hep B2X

1

27. Bayi yang mendapat ASI

eksklusifX

4

28. Posyandu mandiri X 4

29. Penyuluhan P3 NAPZA

disekolahX

5

30. Penyuluhan HIV/AIDS

disekolahX

5

31. Pembentukan dokter kecil X 5

32. PSN di sekolah X 2

33. BOR (Bed Occupancy Rate) X 1

66

Page 67: SPM Print Rev 20 Juni

34. Jumlah kunjungan gilut di

rawat jalan (dalam atau luar

gedung)

X

4

35. Pelayanan gangguan jiwa X 1

IV.2.3. Kriteria B : Kegawatan Masalah

Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan kegawatan, tingkat

urgensi, dan kecenderungan penyebaran dengan sistem skoring dengan

skor 1- 5.

Kegawatan dengan skor :

a. Sangat ganas = 5

b. Ganas = 4

c. Cukup ganas = 3

d. Kurang ganas = 2

e. Tidak ganas = 1

Tingkat urgensi dengan skor :

a. Sangat mendesak = 5

b. Mendesak = 4

c. Cukup mendesak = 3

d. Kurang mendesak = 2

e. Tidak mendesak = 1

Kecenderungan penyebaran dengan skor :

a. Sangat mudah menyebar = 5

b. Mudah menyebar = 4

c. Cukup mudah menyebar = 3

d. Kurang menyebar = 2

e. Sulit menyebar = 1

67

Page 68: SPM Print Rev 20 Juni

Tabel 35. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria B

No Masalah Urgency Seriousness Growth Nilai

1. Cakupan kunjungan

bumil K13 3 2 8

2. Cakupan kunjungan

bumil K43 3 3 9

3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil

4 4 3 11

4. Cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga

kesehatan

5 5 4 14

5. Cakupan Kn1 (6 – 48

jam)4 3 3 10

6 Jumlah dukun bayi yang

terlatih4 4 3 11

7. Frekuensi pembinaan

dukun5 4 4 13

8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila

3 3 4 10

9. Balita yang naik berat badannya (N/D)

4 4 3 11

10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa

3 2 2 7

11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi

3 2 3 8

12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi

3 2 3 8

68

Page 69: SPM Print Rev 20 Juni

13. Rumah sehat 4 3 2 9

14. Penduduk yang

memanfaatkan jamban4 2 3 9

15. Rumah yang mempunyai

SPAL 3 3 3 9

16. Cakupan suspek TB paru 4 3 3 10

17. Penemuan kasus TB BTA

(+) (case detection rate)4 3 4 11

18. Cakupan balita dengan

pneumonia yang

ditemukan/ ditangani

(sesuai standar)

4 4 3 11

19. Jumlah bumil yang

mendapat TT13 3 4 10

20. Jumlah bumil yang

mendapat TT23 3 3 9

21. Jumlah bayi yang

mendapat imunisasi BCG3 3 4 10

22. Jumlah bayi yang

mendapat imunisasi DPT

1

3 3 3 9

23. Jumlah bayi yang

mendapat imunisasi polio

1

3 3 3 9

24. Jumlah bayi yang

mendapat imunisasi hep

B1(0-7 hari)

4 3 3 10

69

Page 70: SPM Print Rev 20 Juni

25. Jumlah bayi yang

mendapat imunisasi hep

B1 total

3 3 3 9

26. Jumlah bayi yang

mendapat hep B23 3 4 10

27. Bayi yang mendapat ASI

eksklusif4 3 3 10

28. Posyandu mandiri 3 2 3 8

29. Penyuluhan P3 NAPZA

disekolah2 3 2 7

30. Penyuluhan HIV/AIDS

disekolah3 2 3 8

31. Pembentukan dokter kecil 2 2 2 6

32. PSN di sekolah 2 3 2 7

33. BOR (Bed Occupancy

Rate)2 2 2 6

34. Jumlah kunjungan gilut di

rawat jalan (dalam atau

luar gedung)

3 3 2 8

35. Pelayanan gangguan jiwa 2 2 2 6

70

Page 71: SPM Print Rev 20 Juni

IV.2.4. Kriteria C : Kemudahan dalam penanggulangan

Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan

sistem skoring dengan nilai 1 – 5 dimana :

a. Sangat sulit : 1

b. Sulit : 2

c. Cukup mudah : 3

d. Mudah : 4

e. Sangat mudah : 5

Tabel 35. Daftar masalah Puskesmas Salaman I berdasarkan kriteria C

No Program Nilai

1. Cakupan kunjungan bumil K1 3

2. Cakupan kunjungan bumil K4 3

3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 2

4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 2

5. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) 3

6 Jumlah dukun bayi yang terlatih 2

7. Frekuensi pembinaan dukun 2

8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila 3

9. Balita yang naik berat badannya (N/D) 3

10. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa 4

11. TTU yang memenuhi syarat sanitasi 4

12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 3

13. Rumah sehat 3

71

Page 72: SPM Print Rev 20 Juni

14. Penduduk yang memanfaatkan jamban 3

15. Rumah yang mempunyai SPAL 3

16. Cakupan suspek TB paru 2

17. Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection rate) 2

18. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/

ditangani (sesuai standar)

2

19. Jumlah bumil yang mendapat TT1 3

20. Jumlah bumil yang mendapat TT2 3

21. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG 3

22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 3

23. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1 3

24. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1(0-7

hari)

3

25. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1 total 3

26. Jumlah bayi yang mendapat hep B2 3

27. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 3

28. Posyandu mandiri 3

29. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah 4

30. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah 4

31. Pembentukan dokter kecil 4

32. PSN di sekolah 4

33. BOR (Bed Occupancy Rate) 3

72

Page 73: SPM Print Rev 20 Juni

34. Jumlah kunjungan gilut di rawat jalan (dalam atau luar

gedung)

4

35. Pelayanan gangguan jiwa 4

IV.2.5. Kriteria D: PEARL Faktor

Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling

menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dengan skor

nilai 1 bila jawaban ya dan 0 jika tidak. Faktor penentu tersebut adalah:

a. Propriate (kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan

dunia/program daerah)

b. Economic (secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk\

dilaksanakan)

c. Acceptability (dapat diterima oleh masyarakat,pemda)

d. Resources Availability (tersedianya sumber daya alam dalam

mendukung kegiatan)

e. Legality (dasar/landasan secara hukum/etika kedokteran/ kesehatan/

ada/ benar)

Tabel 36. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria D

Masalah P E A R L Hasil kali

1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1

4 1 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 0 0

7 1 1 1 1 1 1

73

Page 74: SPM Print Rev 20 Juni

8 1 1 1 1 1 1

9 1 1 1 1 1 1

10 1 1 1 1 1 1

11 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 1

13 1 1 1 1 1 1

14 1 1 1 1 1 1

15 1 1 1 1 1 1

16 1 1 1 1 1 1

17 1 1 1 1 1 1

18 1 1 1 1 1 1

19 1 1 1 1 1 1

20 1 1 1 1 1 1

21 1 1 1 1 1 1

22 1 1 1 1 1 1

23 1 1 1 1 1 1

24 1 1 1 1 1 1

25 1 1 1 1 1 1

26 1 1 1 1 1 1

27 1 1 1 1 1 1

28 1 1 1 1 1 1

74

Page 75: SPM Print Rev 20 Juni

29 1 1 1 1 1 1

30 1 1 1 1 1 1

31 1 1 1 1 1 1

32 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 1

34 1 1 1 1 1 1

35 1 1 1 1 1 1

IV.2.6. Penilaian Prioritas Masalah

Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut

dimasukkan dalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta Nilai Prioritas

Total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang dihadapi:

NPD = (A + B) x C

NPT = (A + B) x C x D

Tabel 37. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif

No Daftar masalah A B C D NPD NPTUrutan Prioritas

1. Cakupan kunjungan bumil K1 2 8 3 1 30 30 XXV

2. Cakupan kunjungan bumil K4 1 9 3 1 30 30 XXVI

3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil

611 2

134 34 XVIII

4. Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan

59 4

156 56 I

5 Cakupan Kn1 (6 – 48 jam) 1 10 3 1 33 33 XIX

75

Page 76: SPM Print Rev 20 Juni

6 Jumlah dukun bayi yang terlatih 2 11 0 0 0 0 XXXVI

7. Frekuensi pembinaan dukun 1 6 4 1 1 28 XXXI

8 Cakupan pelayanan pra usila dan usila

110 3

133 33 XXI

9 Balita yang naik berat badannya (N/D)

111 3

136 36 XVII

10 Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa

17 4

132 32 XXIV

11 TTU yang memenuhi syarat sanitasi

28 4

140 40 VIII

12 T2PM yang memenuhi syarat sanitasi

38 3

133 33 XX

13 Rumah sehat 5 9 3 1 42 42 VI

14 Penduduk yang memanfaatkan

jamban

39 3

136 36 XIII

15. Rumah yang mempunyai SPAL 3 9 3 1 36 36 XII

16 Cakupan suspek TB paru 4 10 2 1 28 28 XXXII

17. Penemuan kasus TB BTA (+)

(case detection rate)

711 2

136 36 X

18. Cakupan balita dengan

pneumonia yang ditemukan/

ditangani (sesuai standar)

7

11 2

1

36 36 IX

19 Jumlah bumil yang mendapat

TT1

210 3

136 36 XV

20. Jumlah bumil yang mendapat

TT2

19 3

130 30 XXX

76

Page 77: SPM Print Rev 20 Juni

21. Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi BCG

110 3

133 33 XXII

22. Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi DPT 1

19 3

130 30 XXIX

23. Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi polio 1

19 3

130 30 XXVII

24. Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi hep B1(0-7 hari)

111 3

136 36 XVI

25 Jumlah bayi yang mendapat

imunisasi hep B1 total

19 3

130 30 XXVIII

26. Jumlah bayi yang mendapat hep

B2

110 3

133 33 XXIII

27. Bayi yang mendapat ASI

eksklusif

410 3

142 42 VII

28. Posyandu mandiri 4 8 3 1 36 36 XI

29. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah 5 7 4 1 48 48 IV

30. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah 5 7 4 1 48 48 II

31 Pembentukan dokter kecil 5 6 4 1 44 44 V

32 PSN di sekolah 2 7 4 1 36 36 XIV

33 BOR (Bed Occupancy Rate) 1 6 3 1 21 21 XXXIV

34 Jumlah kunjungan gilut di rawat

jalan (dalam atau luar gedung)

48 4

148 48 III

35 Pelayanan gangguan jiwa 1 6 3 1 36 36 XXXIII

77

Page 78: SPM Print Rev 20 Juni

IV.3. URUTAN PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan tabel urutan prioritas masalah, didapatkan urutan masalah di

Puskesmas Salaman sebagai berikut :

1. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

2. Penyuluhan HIV/AIDS disekolah Penyuluhan HIV/AIDS disekolah

3. Jumlah kunjungan gilut di rawat jalan (dalam atau luar gedung)Bayi

yang mendapat ASI eksklusif

4. Penyuluhan P3 NAPZA disekolah Rumah sehat

5. Pembentukan dokter kecil

6. Rumah sehat

7. Bayi yang mendapat ASI eksklusif

8. TTU yang memenuhi syarat sanitasi

9. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ ditangani (sesuai

standar)

10. Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection rate)

11. Posyandu mandiri

12. Rumah yang mempunyai SPAL

13. Penduduk yang memanfaatkan jamban

14. PSN di sekolah

15. Jumlah bumil yang mendapat TT1

16. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1(0-7 hari)

17. Balita yang naik berat badannya (N/D)

18. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil

19. Cakupan Kn1 (6 – 48 jam)

20. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi

21. Cakupan pelayanan pra usila dan usila

22. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG

23. Jumlah bayi yang mendapat hep B2

24. Jumlah tempat-tempat umum / TTU yang diperiksa

25. Cakupan kunjungan bumil K1

26. Cakupan kunjungan bumil K4

27. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1

28. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hep B1 total

78

Page 79: SPM Print Rev 20 Juni

29. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT 1

30. Jumlah bumil yang mendapat TT2

31. Frekuensi pembinaan dukun

32. Cakupan suspek TB paru

33. Pelayanan gangguan jiwa

34. BOR (Bed Occupancy Rate)

79

Page 80: SPM Print Rev 20 Juni

BAB V

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

V.1. KEGIATAN/INDIKATOR KEGIATAN YANG BERMASALAH

Berdasarkan urutan prioritas masalah yang sudah dibahas pada BAB

sebelumnya, didapatkan 34 masalah, dengan prioritas masalah adalah cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Cakupan kunjungan bumil K4

adalah merupakan salah satu masalah di Puskesmas Salaman 1. Berdasarkan

kesepakatan bersama Puskesmas Salaman 1, kami akan membahas tentang

masalah cakupan kunjungan bumil K4. Berdasarkan perhitungan yang Kami

lakukan dalam menyusun SPM Puskesmas Salaman I pada bulan Januari 2012

hingga April 2012, Kami mendapatkan hasil penemuan Cakupan kunjungan

bumi K4 sebesar 86,6%. Sedangkan target yang ditetapkan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2010 adalah sebesar 95%. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa Cakupan kunjungan bumil K4 pada bulan

Januari 2012 hingga April 2012 belum mencapai target yang telah ditentukan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2011. Hal ini menunjukkan

bahwan hasil cakupan kunjungan bumil K4 pada puskesmas salaman 1 masih

belum dapat tercapai, dan banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.

V.2. KERANGKA PIKIR MASALAH

Masalah adalah suatu kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan,

yang ingin dicapai dengan keadaan yang dihasilkan atau didapatkan, sehingga

menimbulkan rasa tidak puas dan keinginan untuk memecahkannya.

Suatu masalah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel

2. Dapat diukur

3. Dapat diatasi ( Hartoyo,2007)

80

Page 81: SPM Print Rev 20 Juni

Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah diperlukan tiga syarat

yang harus terpenuhi, yaitu:

1. Adanya kesenjangan

2. Adanya rasa tidak puas

3. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut

Pemecahan masalah sebaiknya dilakukan berurutan sesuai dengan siklus berikut

ini :

Gambar 8. Siklus Pemecahan Masalah

1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah

Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai,

kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.

Untuk hal ini digunakan format atau blanko SPM. Kemudian mempelajari

keadaan yang terjadi dengan mnghitung atau mengukur hasil pencapaian.

Setelah itu membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan

kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah ditentukan.

81

7. Penentuan rencana penerapan 3. Penentuan penyebab masalah

8.Monitoring dan evaluasi 2. Penentuan proritas masalah

1. Identifikasi Masalah

4. Memilih penyebab yang paling mungkin

6. Penetapan pemecahan masalah terpilih

5. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Page 82: SPM Print Rev 20 Juni

2. Penentuan prioritas masalah

Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara.

Diantaranya melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan

para ahli. Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain: Hanlon, Delbe,

CARL, Pareto,dll. Metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon.

3. Penentuan penyebab masalah

Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan

masalah dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk

menganalisis penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram

tulang ikan), analisis sistem, pendekatan H.L.Blum, analisis epidemiologi, dan

pohon masalah. Dalam hal ini, Kami menggunakan metode fish bone analysis.

4. Memilih penyebab yang paling mungkin

Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara

lain dengan cara:

a. menetapkan tujuan dan sasaran

b. mencari alternatif pemecahan masalah

Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang

didukung oleh data atau konfirmasi.

5. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari

penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat

langsung pada alternatif pemecahan.

6. Penetapan pemecahan masalah terpilih

Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan

pemilihan pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka

digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.

7. Penyusunan rencana penerapan

Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan

of Action atau Rencana Kegiatan).

8. Monitoring dan evaluasi

Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan

masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan

menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

82

Page 83: SPM Print Rev 20 Juni

V.3. ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan

dengan curah pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab

masalah dapat dipergunakan diagram fish bone. Metode ini berdasarkan pada

kerangka pendekatan sistem, seperti yang tampak pada gambar di bawah ini :

Gambar 9. Diagram Fish Bone

V.4. INVENTARISASI PENYEBAB MASALAH

Terdapat beberapa hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara target hasil

yang ditetapkan dengan hasil nyata yang dicapai dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan penyebab masalah adalah dengan

membuat diagram fish bone dengan menggunakan data yang telah diolah selama satu tahun

83

Cakupan kunjungan bumil K4

di puskesmas salaman I sebesar

86,6% dari target dinkes

sebesar 95%

MASALAH

Cakupan kunjungan bumil K4

di puskesmas salaman I sebesar

86,6% dari target dinkes

sebesar 95%

MASALAH

PROSES

LINGKUNGAN

-

P1

-

P2

-P2

P3

-P3

MAN

MACHINE

-MACHINE

METHODE

-METHODE

MATERIAL

-MATERIAL

MONEY:

-

-MONEY

INPUT

Page 84: SPM Print Rev 20 Juni

terakhir. Cara menganalisis penyebab masalah digunakan pendekatan sistem yang meliputi

input, proses, output, outcome, serta environment. Sehingga dapat ditemukan dan

disimpulkan hal-hal yang menyebabkan munculnya permasalahan.

Tabel 38. Beberapa kemungkinan penyebab masalah:

INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN

Man Terdapatnya 10 bidan desa sebagai

koordinator program yang dibantu

oleh 268 kader yang aktif.

Pengetahuan dan keterampilan bidan

dalam melakukan program

Posyandu sudah cukup baik.

Kurangnya pembinaan

oleh bidan desa kepada

para kader mengenai

pentingnya kunjungan K4

Bidan desa kurang aktif

meminta informasi

kepada kader mengenai

data bumil diwilayah

kerja kader

Money Tersedianya dana BOK ( Bantuan

operasional kesehatan) yang

digunakan untuk kegiatan preventif

dan promotif.

Terdapat dana dari pemerintah

(JAMPERSAL dan JAMKESMAS)

Methode Pemeriksaan yang dilakukan pada

kunjungan K4 di Puskesmas, PKD

atau Posyandu sudah cukup

memadai.

Terdapat sistem pencatatan

mengenai cakupan kunjungan K4 di

Kohort, status ibu, dan buku KIA

Terdapat metode Kohort untuk

mengikuti perkembangan kehamilan

dan persalinan ibu hamil.

Metode pemeriksaan 7T, protein

84

Page 85: SPM Print Rev 20 Juni

dalam urine, dan kadar Hb dalam

darah & pencatatan setiap ibu hamil

yang datang pada kunjungan Ke -4

dengan usia kehamilan pada

trimester ke -3.

Untuk ibu hamil yang tidak

melakukan pemeriksaan dilakukan

pendataan dengan melakukan

kunjungan rumah oleh bidan desa

dan dibantu oleh kader

Material Terdapat 67 posyandu dan 6 PKD,

puskesmas

Terdapat tempat tidur, meja, kursi,

lemari.

Belum semua posyandu

mempunyai ruang

pemeriksaan bumil

Machine Terdapat alat pemeriksaan yang

sudah cukup memadai ( tensi meter,

stetoskop, APE, ATK, timbangan

berat badan, buku KIA, buku register

milik bidan.

Terdapat buku Kohort untuk

pencatatan hasil program dan KIA

untuk semua bumil untuk semua desa

di puskesmas dan posyandu

Tidak semua posyandu

melakukan pencatatan

buku kohort

PROSES

P1 Terdapat jadwal rutin

posyandu ,PKD,puskesmas, setiap

sebulan sekali ( K1 – K4).

Sudah ada perencanaan jadwal

Sudah ada perhitungan sasaran

Pencatatan ibu hamil, waktu

kunjungan, hari pemeriksaan lahir

(HPL) di buku Kohort.

Ada koordinasi antara bidan desa

Kurangnya sosialisasi

jadwal

85

Page 86: SPM Print Rev 20 Juni

dan kader dalam perencanaan

kunjungan K4

P2 Bidan desa sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan sesuai

prosedur ANC

Posyandu sudah terlaksana rutin

sebulan sekali sesuai jadwal

Kader memotivasi ibu hamil agar

melakukan pemeriksaan kehamilan

pada tenaga kesehatan.

Kunjungan K4 dilakukan di PKD /

Posyandu,puskesmas dan ada

kunjungan rumah bumil oleh bidan

desa

Tempat untuk kunjungan

rumah bumil sulit dijangkau

atau jauh.

P3 Pencatatan dengan metode kohort

dilakukan dengan lengkap

Terdapat laporan bulanan dari bidan

desa kepada puskesmas untuk evaluasi

program KIA tentang kunjungan K4

setiap bulan dan laporan tahunan oleh

puskesmas.

Pengawasan dan penilaian dilakukan

dan dievaluasi setiap tahun oleh

bidan koordinator.

Terdapat laporan mengenai laporan

bumil yang dianggap DO karena abortus

dan kelahiran prematur sebelum K4.

Lingkungan Adanya warga masyarakat yang mau

menjadi kader posyandu di

lingkungannya.

Pengetahuan beberapa kader kurang

mengenai manfaat pemeriksaan

kehamilan oleh tenaga kesehatan.

Kurangnya pengetahuan

bumil tentang pentingnya

melakukan kunjungan

antenatal pada akhir

kehamilan.

Kurangnya kesadaran bumil

86

Page 87: SPM Print Rev 20 Juni

Pengetahuan bumil rata-rata sudah

cukup baik mengenai pentingnya

pemeriksaan kehamilan.

untuk memeriksakan

kehamilannya.

Kurangnya pengetahuan

bumil tentang resiko pada

kehamilan.

Kurangnya pengetahuan

beberapa kader mengenai

bagaimana cara memberikan

informasi mengenai

pemeriksaan kehamilan.

Bumil yang tidak melakukan

kunjungan K4 sesuai

waktunya atau adanya K1

akses yang masih tinggi

Tidak tercatatnya bumil yang

melakukan pemeriksaan K4 di

sarana kesehatan yang lain.

Adanya kehamilan diluar

nikah

Abortus

Kelahiran prematur sebelum

K4

87

Page 88: SPM Print Rev 20 Juni

Daftar Kemungkinan Penyebab Masalah berdasarkan pendekatan sistem :

88

Gambar 10. Diagram Hasil penetuan penyebab masalah berdasarkan diagram FishBone untuk cakupan kunjungan bumil K4

Page 89: SPM Print Rev 20 Juni

1. Kurangnya pengetahuan bumil tentang pentingnya melakukan kunjungan

antenatal pada akhir kehamilan.

2. Kurangnya pembinaan oleh bidan desa kepada para kader mengenai pentingnya

kunjungan K4

3. Kurangnya kesadaran bumil untuk memeriksa kehamilan.

4. Bumil yang tidak melakukan kunjungan K4 sesuai waktunya atau adanya K1

akses yang masih tinggi

5. Adanya kehamilan diluar nikah

6. Tidak tercatatnya bumil yang melakukan pemeriksaan K4 di sarana kesehatan

yang lain

7. Kurangnya pengetahuan beberapa kader mengenai bagaimana cara memberikan

informasi mengenai pemeriksaan kehamilan kepada bumil

8. Tempat untuk kunjungan rumah bumil sulit dijangkau atau jauh.

9. Abortus

10. Kelahiran prematur sebelum K4

11. Kurangnya pengetahuan bumil tentang risiko pada kehamilan

12. Kurangnya sosialisasi jadwal

13. Tidak semua posyandu melakukan pencatatan buku kohort

14. Belum semua posyandu mempunyai ruang pemeriksaan bumil

15. Bidan desa kurang aktif meminta informasi kepada kader mengenai data bumil

diwilayah kerja kader

Konfirmasi penyebab masalah paling mungkin:

Setelah dilakukan konfirmasi kepada Koordinator KIA dan bidan desa, didapatkan

penyebab masalah yang paling mungkin:

1. Kurangnya pengetahuan bumil tentang pentingnya melakukan kunjungan

antenatal pada akhir kehamilan.

2. Kurangnya kesadaran bumil untuk memeriksa kehamilan.

3. Tidak tercatatnya bumil yang melakukan pemeriksaan K4 di sarana kesehatan

yang lain.

4. Kurangnya pengetahuan beberapa kader mengenai bagaimana cara memberikan

informasi mengenai pemeriksaan kehamilan kepada bumil.

89

Page 90: SPM Print Rev 20 Juni

BAB VI

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

VI.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu dibuat

alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif pemecahan penyebab

masalah yang ada:

Table 39. Alternatif pemecahan masalah

No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Kurangnya pengetahuan bumil tentang

pentingnya melakukan kunjungan antenatal

pada akhir kehamilan.

A. Penyuluhan kepada kelompok bumil

melalui kelas bumil.

2. Kurangnya kesadaran bumil untuk

memeriksa kehamilan.

B. Penyuluhan kepada kelompok bumil

melalui kelas bumil.

3. Tidak tercatatnya pelaporan bumil yang

melakukan pemeriksaan K4 di sarana

kesehatan yang lain.

C. Penjelasan kepada kader untuk

mendata bumil yang melakukan

pemeriksaan k4 di sarana kesehatan

yang lain di wilayah tempat kerjanya

secara berkesinambungan

4. Kurangnya pengetahuan beberapa kader

mengenai bagaimana cara memberikan

informasi mengenai pemeriksaan

kehamilan kepada bumil K1-K4.

D. Pembinaan kepada kader mengenai

bagaimana cara memberikan

informasi kepada bumil melalui

pertemuan rutin

90

Page 91: SPM Print Rev 20 Juni

VI.2 Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

91

1.Kurangnya pengetahuan bumil tentang

pentingnya melakukan kunjungan antenatal

pada akhir kehamilan.

2.Kurangnya kesadaran bumil untuk

memeriksa kehamilan.

4.Kurangnya pengetahuan beberapa kader

mengenai bagaimana cara memberikan

informasi mengenai pemeriksaan

kehamilan kepada bumil K1-K4.

3.Tidak tercatatnya bumil yang melakukan

pemeriksaan K4 di sarana kesehatan yang

lain.

A. Penyuluhan kepada kelompok bumil melalui kelas bumil

B. Penjelasan kepada kader untuk

mendata bumil yang melakukan

pemeriksaan k4 di sarana kesehatan

yang lain di wilayah tempat kerjanya

secara berkesinambungan

C. Pembinaan kepada kader mengenai pemeriksaan bumil melalui pertemuan rutin kader

Page 92: SPM Print Rev 20 Juni

M x I x V

C

VI.3 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penetuan

prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat

dilakukan dengan menggunakan metode Matriks dengan rumus:

Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut:

1. Efektifitas program

Pedoman untuk mengukur efektifitas program:

Magnitude (m)

Artinya besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan, semakin besar atau banyak

penyebab masalah dapat diselesaikan maka akan semakin efektif.

Keterangan Scoring

1 = Sangat kurang magnitude

2= kurang magnitude

3= magnitude

4= lebih magnitude

5= sangat magnitude

Importancy (i)

Artinya pentingnya penyelesaian masalah, semakin penting cara penyelesaian dalam

mengatasi penyebab masalah maka akan semakin efektif.

Keterangan Scoring

1 = Sangat kurang penting

2= kurang penting

3= penting

4= lebih penting

5= sangat penting

92

Page 93: SPM Print Rev 20 Juni

Vunerability (v)

Artinya sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitif maka akan semakin

efektif.

Keterangan Scoring

1 = Sangat kurang sensitif

2= kurang sensitif

3= sensitif

4= lebih sensitif

5= sangat sensitif

Untuk cost keterangan scoringnya seperti berikut:

1 = Sangat kurang mahal

2= kurang mahal

3= mahal

4= lebih mahal

5= sangat mahal

2. Efisiensi program

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost (C) diberi

nilai 1-5, bila costnya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.

Skor untuk (cost):

1. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin kecil.

2. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan kurang besar

3. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan cukup besar

4. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan besar

5. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin atau sangat besar

93

Page 94: SPM Print Rev 20 Juni

Untuk mendapatkan nilai dari setiap poin M,I,V, dan C,dilakukan penilaian

menggunakan metode Hanlon kualitatif, sebagai berikut:

Table 40. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

NO Penyelesaian masalah

Nilai Kriteria

Hasil Akhir

UrutanM I V C (M.I.V)/C

A. Penyuluhan kepada kelompok bumil melalui kelas bumil 4 5 3 3 20 I

B. Penjelasan kepada kader untuk mendata bumil di wilayah tempat kerjanya secara berkesinambungan

2 4 4 3 10.67 III

C Pembinaan kepada kader mengenai pemeriksaan bumil melalui pertemuan rutin kader

2 4 3 2 12 II

Dari hasil metode (m.i.v)/c yang dilakukan, didapatkan urutan prioritas penyelesaian masalah

yang paling efektif dan efisien yaitu :

A. Memberikan penyuluhan kepada kelompok bumil melalui kelas bumil

B. Memberikan pembinaan kepada kader mengenai bagaimana cara memberikan informasi

melalui pertemuan rutin

94

Page 95: SPM Print Rev 20 Juni

No.

Kegiatan TujuanSasar

anLokasi

Pelaksana

Waktu Dana MetodeTolok ukur

Proses Hasil1. Penyuluhan

kepada kelompok bumil melalui kelas bumil

Meningkatkan pengetahuan bumil

Ibu hamil

Posyandu, PKD, puskesmas

Bidan desa, kader ,koordinator KIA

Sebulan sekali per desa dalam 4 kali pertemuan perkelas

Dana operasional puskesmas

edukasi, diskusi, Tanya jawab

Penyuluhan berjalan sesuai jadwal

Bertambahnya pengetahuan para bumil

2. Pembinaan kepada kader mengenai bagaimana cara memberikan informasi melalui pertemuan rutin

Kader mengetahui cara penyampaian informasi mengenai pemeriksaan kehamilan

Para kader

Puskesmas Bidan desa dan koordinator KIA

Tiga bulan sekali

Dana operasional puskesmas

Pertemuan diskusi Tanya jawab

Pembinaan kader terlaksana dengan baik

Kader mampu menyampaikan informasi kepada bumil dengan benar.

Tabel 41. Plan Of Action(POA) Cakupan penemuan kunjungan bumil K4

No. KegiatanJuli Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Memberikan penyuluhan

kepada kelompok bumil melalui kelas bumil

95

Page 96: SPM Print Rev 20 Juni

2. Memberikan pembinaan kepada kader mengenai bagaimana cara memberikan informasi melalui pertemuan rutin

Tabel 42. Gann Chart Pemecahan Masalah

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

VII. 1 Kesimpulan

Berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) yang menunjukkan hasil kegiatan

puskesmas Salaman 1 pada bulan januari hingga April 2012 didapatkan masalah bahwa

kurangnya cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan berbagai sebab, terutama

dikarenakan kurangnya pengetahuan bumil, kesadaran para ibu hamil tentang pentingnya

kunjungan K4, juga dikarenakan karena tidak tercatatnya laporan kunjungan K4 disarana

kesehatan lain.

VIII. 2 Saran

Mengadakan penyuluhan tentang antenatal care (ANC) kepada seluruh bumil oleh

petugas kesehatan.

Meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care agar ibu hamil lebih tertarik

untuk memeriksakan diri ke bidan desa, posyandu,puskesmas dan bidan praktek

swasta. (BPS)

Meningkatkan kerjasama kusus dengan BPS atau Bidan Praktek Swasta

96

Page 97: SPM Print Rev 20 Juni

DAFTAR PUSTAKA

1. Millenium Development Goals. Diunduh tanggal 10 Juni 2012 dari :

http://p3b.bappenas.go.id

2. Millenium Develompment Goals. 2008. Diunduh pada tanggal 10 Juni 2012 dari:

http://bimacenter.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=161

3. Fishbone Diagram. Diunduh tanggal 7 Juni dari:

www.improhealth.org/fileadmin/Documents/Improvement_Tools/Fishbone_diagram.pdf

4. Soeharyo H, Nizar M, Agus S. Epidemiologi Manajerial. Teori dan Aplikasi. Badan

Penerbit Univeritas Diponegoro Semarang, 2011

5. Yuniar, 2011. Handout : Upaya Kesehatan Puskesmas dan Indikator. Magelang

6. Hartoyo. 2012. Handout Konsep Puskesmas: Magelang.

7. Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Kecamatan Salaman Dalam Angka

2010/2011.

97

Page 98: SPM Print Rev 20 Juni

98