rencana strategis - :: sakip kementerian …sakip.pertanian.go.id/admin/file/print renstra horti...

90
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 REVISI

Upload: dangdien

Post on 28-Jun-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2015-2019

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURAKEMENTERIAN PERTANIAN

2016

REVISI

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL HORTIKULTURA NOMOR : 2311/Kpts/HK.320/D/12/2016

TENTANG

REVISI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERALHORTIKULTURA 2015-2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADIREKTUR JENDERAL HORTIKULTURA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyusun revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 diperlukan Focus Group Discussion (FGD);

b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, perlu disusun dokumen revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 sebagai bagian dari Renstra Kementerian Pertanian;

c. bahwa untuk memberikan penjabaran secara lebih terarah tentang kegiatan dan tanggung jawab pengelolaan program dan kegiatan pengembangan hortikultura di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota 2017, maka perlu dibuat revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2015-2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010, tentang Hortikultura (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 132);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 95);

7. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 339);

8. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 perubahan ke 4 atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5655;

9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 8);

10. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 85);

11. Peraturan Presiden Nomor 75/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian;

12. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Periode Tahun 2014-2019;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.02/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;

14. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5119/Kpts/KU.410/ 12/2013 tentang Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2014;

15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/HK. 140/4/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2014-2019;

16. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;

17. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 62/Permentan/RC. 130/12/2015 tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2016;

18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 151/Kpts/KP.230/3/2016 tentang Pemberhentian, Pemindahan dan Pengangkatan Dalam Jabatan Administrator (Eselon III) dan Pengawas (Eselon IV) di Lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura;

19. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 659/Kpts/KP.230/10/2016 tentang Pemberhentian, Pemindahan dan Pengangkatan Pejabat Administrator (Eselon III) dan Pengawas (Eselon IV) Dilingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura;

MEMUTUSKAN:Memperhatikan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Induk Tahun

Anggaran 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura Nomor: SP DIPA-018.04-0/2017, tanggal 7 Desember 2016.

Menetapkan :

KESATU : Revisi Rencana Strategis Direktrorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 - 2019 sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

KEDUA : Revisi Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dimaksudkan sebagai acuan dalam melaksanakan pengembangan hortikultura di Pusat, Provinsi dan Kabupaten / Kota tahun 2015-2019.

KETIGA : Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura tahun 2015-2019 dilaksanakan secara terkoordinasi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

KEEMPAT : Biaya pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan hortikultura tahun 2015 - 2019 ini bersumber dari dana APBN sesuai dengan anggaran yang tersedia.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 2 7 Desemeber 2016

DIREKTUR JENDERAL HORTIKULTURA,

Dr. Ir. Spudnik Sujono, K, MM 19580206 198506 1 001

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :1. Menteri Pertanian;2. Menteri Keuangan;3. Gubernur di Seluruh Indonesia;4. Bupati/Walikota di Seluruh Indonesia;5. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;6. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan;7. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan;8. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan;9. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;10. Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi Hortikiiltura di seluruh

Indonesia

iDirektorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

KATA PENGANTAR

Revisi Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 – 2019 ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kinerja, evaluasi dan pelaporan atas kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura dalam 5 (lima) tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dimana Ruang lingkupnya mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi, kebijakan, program dan kegiatan.

Pada dokumen ini telah disesuaikan dengan perubahan struktur organisasi yang merujuk pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2015 dan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 43/Permentan/ OT.010/8/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Selain itu juga menyesuaikan dengan Revisi Renstra Kementan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 09/Permentan/Rc.020/3/2016 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019.

Posisi strategis dari Pengembangan Hortikultura ini terutama karena berperan dalam Pengendalian inflasi pada komoditas yang sensitife terhadap ekonomi makro melalui peningkatan ketersediaan produksi dan pasokan dalam negeri. Untuk pengendalian inflasi perlu dilakukan berbagai upaya terhadap komoditas cabe dan bawang, diantaranya membangun kawasan baru di luar pulau Jawa, melakukan gerakan tanam cabai, dan optimalisasi pemanfaatan pekarangan, serta kebijakan anggaran yang memberikan porsi anggaran pembangunan yang lebih besar untuk komoditas tersebut. Selain itu juga mendukung Kebijakan substitusi impor dengan kebijakan menggalakkan produksi dalam negeri terhadap barang-barang/produk yang banyak diimpor

Jakarta, 2016

Direktur Jenderal Hortikultura

Dr. Ir. Spudnik Sujono, K, MM

iiiDirektorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ................................................................................................. iDAFTAR ISI ................................................................................................................ iiiDAFTAR TABEL ........................................................................................................ v

1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 11.1 Latar Belakang ..................................................................................... 11.2 Landasan Hukum Pembangunan Hortikultura ....................... 21.3 Kondisi Umum Hortikultura ............................................................ 41.4 Tujuan ...................................................................................................... 71.5 Ruang Lingkup ..................................................................................... 7

2. KERAGAAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA ................................... 92.1 Sumbangan Hortikultura dalam Indikator Makro ................... 9

2.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) .......................................... 92.1.2 Tenaga Kerja ........................................................................... 102.1.3 Neraca Perdagangan .......................................................... 122.1.4 Nilai Tukar Petani .................................................................. 152.1.5 Ketersediaan dan Konsumsi ............................................ 16

2.2 Sumbangan hortikultura Dalam Indikator Mikro .................... 192.2.1 Produksi dan Luas Panen Komoditas Hortikultura .. 192.2.2 Pengembangan Kawasan Hortikultura ........................ 292.2.3. Pengembangan Registrasi Kebun dan atau Lahan . Usaha Hortikultura ............................................................... 312.2.4. Fasilitasi Pengelolaan Pascapanen ................................. 322.2.5 Ketersediaan dan Produksi Benih .................................. 332.2.6. Kelembagaan Perbenihan Hortikultura ..................... 352.2.7 Perkembangan Ekspor & Impor benih Hortikultura .... 362.2.8. Perkembangan Pelepasan/Pendaftaran Varietas

Hortikultura ............................................................................ 382.2.9 Pengendalian OPT Hortikultura ...................................... 382.2.10 Pemantauan Residu Pestisida .......................................... 392.2.11 Penanganan Dampak Perubahan Iklim ....................... 40

iv Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

2.2.12. Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan Hortikultura ................................................ 41

2.2.13. Peningkatan Pengendalian OPT Hortikultura ........... 422.2.14. Pelaksanaan SLPHT Hortikultura .................................... 43

3. VISI, MISI DAN TUJUAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2015-2019 ........................................................................................ 453.1. Keterkaitan Visi, Misi dan Tujuan Terhadap Renstra Kementan Tahun 2015-2019 ........................................................... 453.2 Visi, Misi dan Tujuan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 ................................................................... 47

4. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ........................................................... 494.1 Strategi ................................................................................................... 494.2 Arah kebijakan ..................................................................................... 52

5. SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA .................................... 555.1 Sasaran Umum ..................................................................................... 555.2. Sasaran Strategis Utama ................................................................... 55

5.2.1. Stabilnya Produksi Cabai dan Bawang Merah ........... 555.2.2. Berkembangnya Komoditas Bernilai Tambah dan Berdaya Saing ........................................................................ 57

6. PROGRAM, SASARAN PROGRAM, INDIKATOR SASARAN DAN INDIKATOR OUTPUT ................................................................................... 636.1. Program, Sasaran Program dan Indikator Sasaran .................. 636.2. Indikator Output ................................................................................. 64

7. Target dan Langkah Operasional ........................................................... 677.1 Target ....................................................................................................... 677.2 Stabilisasi cabai dan bawang merah dan indikator

Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing......................................................................................................... 687.3 Langkah Operasional ......................................................................... 70

vDirektorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

7.2.1 Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura ............. 707.2.2. Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat 717.2.3 Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura 727.2.4. Langkah Operasional Pengembangan Sistem dan

Industri Perbenihan Hortikultura ................................... 737.2.5. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk

Hortikultura ............................................................................ 737.2.6. Peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Hortikultura ....................... 74

8. PENUTUP ......................................................................................................... 75

vi Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perubahan struktur I pada ditjen Hortikultura Menurut Permentan no. 43 .............................................................................. 2

Tabel 2. Nilai PDB Hortikultura Berdasar Lapangan Usaha 2010-2014 ............................................................................................ 10Tabel 3. Volume Ekspor Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014 ......................................................................................... 12Tabel 4. Nilai Ekspor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014 ... 15Tabel 5. Nilai Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014 .... 15Tabel 6. Nilai Neraca Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014 .. 15Tabel 5. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Sayuran Tahun 2010-2014 ............................................................................ 20Tabel 6. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Buah Tahun 2010-2014 .............................................................................. 21Tabel 7. Perkembangan Produksi Komoditas Florikultura Tahun 2010-2014 ............................................................................................ 22Tabel 8. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Obat Tahun 2010-2014 ............................................................................................ 23Tabel 9. Perkembangan Luas Panen Komoditas Buah Tahun 2010-2014 ........................................................................................... 24Tabel 10. Perkembangan Luas Panen Komoditas Sayuran Tahun 2010-2014 ........................................................................................... 25Tabel 11. Perkembangan Luas Panen Komoditas Florikultura Tahun 2010-2014 ............................................................................................ 26Tabel 12. Perkembangan Luas Panen Komoditas Tanaman Obat Tahun 2010-2014 .............................................................................. 28Tabel 13. Perkembangan Registrasi Kebun dan atau Lahan Usaha

Hortikultura Tahun 2010 – 2014 .................................................. 32Tabel 14. Realisasi Fasilitasi Pascapanen Hortikultura Tahun 2010 – 2014 ......................................................................................... 33Tabel 15. Volume Permohonan Pengeluaran/ Pemasukan Benih Tahun 2010 – 2014 ........................................................................... 37Tabel 16. Nilai Permohonan Pengeluaran/ Pemasukan Benih Tahun 2010 – 2014 ............................................................... 37

viiDirektorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 17. Jumlah Komoditas dan Varietas Hortikultura Yang Telah Didaftar Oleh Menteri Pertanian Tahun 2010 – 2014 .......... 38Tabel 18. Perbandingan Luas Serangan OPT dengan Luas Panen Tahun 2010 - 2014 ............................................................................ 39Tabel 19. Capaian Dukungan Perlindungan Hortikultura 2011-2014 .... Tabel 20. Proyeksi Penyediaan Bawang Merah ......................................... 56Tabel 21. Proyeksi Penyediaan Aneka Cabai .............................................. 57Tabel 22. Sasaran Produksi Buah 2015 -2019 ........................................... 58Tabel 23. Sasaran Produksi Sayuran 2015 -2019 ..................................... 59Tabel 24. Sasaran Produksi Tanaman Obat 2015-2019 .......................... 61Tabel 25. Sasaran Produksi Tanaman Florikultura 2015 -2019 ............ 62Tabel 26. Sistematika Program ..................................................................... 63Tabel 27. Indikator Outcome dan Output ................................................... 64Tabel 28. Target Renstra Ditjen Hortikultura ............................................. 67Tabel 29. Rincian Target Ouput Kegiatan Produksi Cabe dan Bawang ................................................................................................. 68Tabel 30. Rincian Target Ouput Kegiatan Produksi Jeruk, Buah ........

Lainnya dan Florikultura ................................................................. 68

viii Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor Hortikultura Tahun 2010-2015 .......................................................................... 11Gambar 2. NTP Pertanian dan Sub Sektor Hortikultura Tahun 2010-2014 ...................................................................................... 16Gambar 3. Ketersediaan Per Kapita Komoditas Hortikultura (Kg/Kapita) ..................................................................................... 17Gambar 4. Konsumsi Hortikultura (Kg/tahun/kapita) .......................... 18Gambar 6. Area Pengembangan Kawasan Hortikultura Tahun 2010 - 2014 ..................................................................................... 30Gambar 9. Keterkaitan Visi, Misi dan Tujuan Renstra Kementan 2015-2019 (Permentan Nomor 09/Permentan/RC.020/ 3/2016) dengan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura .................................................................................... 46Gambar 10. Visi, Misi dan Tujuan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 ............................................................. 47

1Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komoditas hortikultura merupakan kelompok komoditas pertanian yang sangat beragam. Kementerian Pertanian telah menetapkan sebanyak 323 jenis produk hortikultura terdiri dari 60 jenis buah-buahan, 80 jenis sayuran, 66 jenis biofarmaka (tanaman obat) dan 117 jenis tanaman hias (florikultura), namun diperkirakan jenis produk hortikultura ini tentu saja akan bertambah banyak di masa mendatang.

Dari jumlah tersebut, baru sekitar 90 jenis produk hortikultura yang terdata. Pada periode 20015 – 2019, komoditas strategis hortikultura yang ditetapkan sebagai komoditas unggulan nasional adalah aneka cabai, bawang merah, kentang, jeruk, mangga, manggis, salak, dan nenas.

Komoditas hortikultura telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu komoditas pertanian yang cukup diminati di pasar. Kondisi ini dipengaruhi oleh semakin tingginya kesadaran konsumen akan arti penting komoditas hortikultura yang tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga mempunyai kontribusi kepada aspek kesehatan, estetika dan lingkungan.

Sebuah perencanaan strategik (Renstra) yang baik adalah sebuah perencanaan yang tingkat implementasinya mencapai keseluruhan dari yang telah direncanakan. Sebuah perencanaan strategik juga tidak luput dari kesenjangan antara perencanaan dengan tingkat implementasinya. Hal-hal makro yang mempengaruhi pencapaiannya adalah perubahan pada lingkungan internal dan eksternal. Perubahan struktur organisasi dan kebijakan makro serta situasi makro ekonomi merupakan salah satu hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam Renstra.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2015, tentang Kementerian Pertanian berkonsekuensi perubahan struktur organisasi di lingkup kementerian pertanian, termasuk juga pada Ditjen Hortikultura pada tahun 2016 – 2019. Renstra Ditjen Hortikultura tahun 2015 – 2019 belum memuat perubahan struktur organisasi tersebut sesuai dengan

2 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Perpres di atas. Selain hal tersebut, Renstra Kementerian Pertanian 2015 – 2019 yang menjadi sumber acuan Renstra Ditjen Hortikultura, telah direvisi. EDISI REVISI telah diterbitkan pada bulan April 2016 Nomor: 09/Permentan/RC.020/3/2016 dan telah memuat perubahan organisasi tersebut.

Tabel 1 : Perubahan struktur I pada ditjen Hortikultura Menurut Permentan no. 43

Sebelum Perubahan Perubahan Menurut Permentan No. 43

1. Sekretariat Direktorat Jendral

2. Direktorat Budidaya dan Pascapanen

3. Direktorat Budidaya Sayuran dan Tanaman Obat

4. Direktorat Budidaya Florikultura

5. Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura

6. Direktorat Perbenihan

1. Sekretariat Direktorat Jendral

2. Direktorat Perbenihan

3. Direktorat Buah dan Florikultura

4. Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat

5. Direktorat Perlindungan Hortikultura

6. Direktorat Pengolahan Pemasaran Hasil Hortikultura

1.2 Landasan Hukum Pembangunan Hortikultura

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015- 2019 disusun sebagai perwujudan amanah Undang- Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Peraturan Presiden RI Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019. Dalam RPJPN yang saat ini memasuki tahap ke-3 (2015-2019) difokuskan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan kompetitif perekonomian yang berbasis sumberdaya alam yang tersedia, sumberdaya manusia yang berkualitas dan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Sedangkan RPJMN 2015-2019 sebagai tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025, memproritaskan pada upaya mencapai kedaulatan pangan, kecukupan energi dan pengelolaan sumberdaya maritim dan kelautan.

3Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Pada RPJMN 2015-2019, NAWA CITA menjadi agenda prioritas Kabinet Kerja dengan mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan.

Peningkatan kedaulatan merupakan salah satu bagian dari Agenda 7 Nawa cita yaitu Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Selain Kedaulatan Pangan yang ada dalam Nawa cita, juga terdapat Peningkatan Agroindustri sebagai bagian dari agenda 6 yaitu Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Kedaulatan pangan dan Agroindustri menjadi bagian dalam upaya mewujudkan perekonomian yang lebih mandiri, yang digambarkan dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan meningkat hingga 8,0 persen, tumbuhnya investasi 12,1 persen, serta ekspor yang diperkirakan tumbuh 12,2 persen di tahun 2019. Melalui upaya ketahanan pangan dan agroindustri, diharapkan sektor pertanian tumbuh 4,5 persen pertahun.

Dari kedua sub agenda kedaulatan pangan dan peningkatan agroindustri, maka Kementerian Pertanian hadir dengan visi : “Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”.

Tercapainya visi tersebut dapat dilihat dari sejauh mana sasaran strategis yang ditetapkan lima tahun ke depan, yang meliputi 1) meningkatnya produksi padi, jagung, kedelai, daging dan gula; 2) terjaminnya distribusi pangan; 3) meningkatnya akses dan pemanfaatan pangan dan gizi; 4) meningkatnya konsumsi pangan lokal; 5) stabilnya produksi cabai dan bawang merah; 6) berkembangnya produk berEK tambah dan berdaya saing; 7) tersedianya bahan baku bioindustri dan bioenergi; 8) meningkatnya kualitas sumberdaya insani petani; 9) meningkatnya pendapatan keluarga petani; 10) meningkatnya kualitas aparatur dan layanan.

4 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Sejumlah Undang-undang, Peraturan Pemerintah (PP) maupun Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang ada saat ini secara de yure menjadi modal penting bagi pengembangan hortikultura di Indonesia. Dukungan kebijakan pemerintah terhadap pengembangan hortikultura tersebut diantaranya Undang- Undang Budidaya Pertanian No. 12 dan Undang-undang Hortikultura No. 13 Tahun 2010.

Salah satu substansi yang diatur dalam Undang –undang No. 13 tahun 2010 adalah tentang Pewilayahan Hortikultura: pasal 40 – 43; Kawasan Hortikultura: pasal 44 – 47; Unit Usaha Budidaya Hortikultura : pasal 48 – 49 dan Usaha Hortikultura : pasal 50 – 56

Dokumen teknokratis yang telah dibuat untuk memberi arah/panduan dalam sistem perencananaan pembangunan hortikultura di Indonesia adalah sebagai berikut :

(1) Cetak biru (Blueprint) Pembangunan Hortikultura 2011 – 2025. Dokumen ini memberi tahapan strategis pencapain pembangunan hortikultura.

(2) Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013 – 2045. Dimana dokumen ini juga memberi amanah terhadap arah pembangunan pertanian termasuk pembangunan sub sektor hortikultura Indonesia. Keberadaan dokumen-dokumen ini memberi warna sekaligus muatan dalam penyusunan rencana strategi pengembangan hortikultura 2015 – 2019.

(3) Permentan Nomor: 09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis Kementrian Pertanian Tahun 2015-2019

1.3 Kondisi Umum Hortikultura

Komoditas hortikultura telah menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani sub sektor hortikultura secara nasional juga memberikan kontribusi positif terhadap indikator ekonomi makro. PDB sub sektor hortikultura pada tahun 2012 mencapai 117,8 miliar rupiah dan diproyeksikan mengalami peningkatan menjadi 124 Trilyun rupiah pada tahun 2014. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) sektor hortikultura pada tahun

5Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

2012 mencapai 109,03 dan diproyeksikan akan meningkat menjadi 111,33 di tahun 2014. Sementara di sektor Ketenagakerjaan, jumlah pekerja yang bekerja di subsektor hortikultura pada tahun 2011 adalah sebesar 3,11 juta orang.

Jumlah penduduk Indonesia dewasa ini sebanyak 250 juta jiwa (kondisi tahun 2014) dengan pertumbuhan sekitar 1,5% per tahun. Data tersebut menekankan bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia dan merupakan 35 % dari jumlah penduduk ASEAN (600 juta jiwa). Hal ini menggambarkan potensi pasar sekaligus tantangan yang besar dalam pemenuhan kebutuhan hortikultura. Tantangan lain adalah mengendalikan impor dan mengoptimalkan kemampuan produksi dalam negeri, terutama komoditas hortikultura yang dapat dibudidayakan di Indonesia.

Selanjutnya, dampak dari kesepakatan dari hubungan internasional mengharuskan kesiapan kemampuan produksi dalam negeri dan meningkatkan daya saing terhadap produk dari negara lain. Sebagai contoh adalah pelaksanaan AEC (ASEAN Economic Community) tahun 2015 yang menyebabkan bebasnya arus masuk produk hortikultura dari negara ASEAN, namun juga memberikan peluang agar produk hortikultura nusantara dapat dipasarkan ke negara ASEAN lainnya.

Di sisi lain tuntutan kesehatan dan perkembangan gaya hidup masyarakat menghendaki produk yang berkualitas baik, menyehatkan, dengan tampilan menarik dan diproduksi secara ramah lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, pelaku usaha hortikultura dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing usahanya, dan memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan kerjasama dan kemitraan usaha, serta pemerintah memberikan dukungan, fasilitasi dan pendampingan kepada pelaku usaha hortikultura.

Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang Hortikultura telah memberikan payung hukum pada penyelenggaran pembangunan hortikultura secara lebih komprehensif dan intensif. Dengan adanya peraturan legislasi ini diharapkan tujuan dari penyelenggaran pembangunan

6 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

hortikultura dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan baik dari sasaran produksi, produktivitas, mutu maupun kesinambungannya. Sejauh ini sejumlah regulasi sebagai turunan dari undang-undang tersebut juga sudah ditindaklanjuti dan beberapa diantaranya sudah efektif berlaku. Setidaknya sampai pada penghujung RPJM I dan rencana strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2009 – 2014, implementasi undang-undang nomor 13 ini telah mewarnai dalam pencapaian sasaran, output maupun outcome Direktorat Jenderal Hortikultura.

Memasuki periode RPJMN 2015 – 2019, sejumlah komoditas hortikultura akan menjadi isu strategis komoditas pertanian yang mendapat perhatian serius dari pemerintah dan pelaku usaha akibat kontribusinya terhadap perekonomian nasional antara lain : bawang merah, aneka cabai, jeruk, mangga, manggis, nenas, salak dan kentang.

Beberapa permasalahan yang masih ditemui dalam pengembangan usaha agribisnis hortikultura di Indonesia, diantaranya rendahnya produksi, produktivitas dan mutu produk; lokasi usaha yang terpencar; skala usaha yang sempit dan belum efisien; serta kebijakan dan regulasi dibidang perbankan, transportasi dan logistik, ekspor dan impor yang belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura nasional. Hal ini menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu bersaing dengan produk hortikultura yang berasal dari negara lain.

Secara umum beberapa kendala yang masih ditemui sebagai faktor penghambat pembangunan hortikultura diantaranya: (1) meningkatnya resiko kegagalan/kerusakan panen akibat perubahan lingkungan dan iklim global (2) terbatasnya sumberdaya dan daya dukung lahan dan infrastruktur usaha, (3) belum optimalnya kelembagaan perbenihan dan perlindungan tanaman, (4) terbatasnya akses petani terhadap permodalan, (5) lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, (6) masih rendahnya nilai tukar petani dan nilai tambah hasil produk petani dan (7) lemahnya koordinasi dan keterpaduan pengelolaan pembangunan antara pusat - daerah maupun antar sektor terkait.

7Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

1.4 Tujuan

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 – 2019 ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kinerja, evaluasi dan pelaporan atas kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura dalam 5 (lima) tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dengan demikian, maka dokumen renstra ini menjadi acuan dalam pembangunan hortikultura.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup Rencana strategis (renstra) Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 - 2019 mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Direktorat Jenderal Hortikultura pada kurun waktu 2015 – 2019.

9Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

2. KERAGAAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2009-2013), subsektor hortikultura telah menjadi sumber pertumbuhan kekuatan ekonomi baru sebagai penggerak ekonomi di pedesaan dan perkotaan. Saat ini peran subsektor hortikultura cukup signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional yang ditunjukkan oleh beberapa indikator, antara lain : Sumbangan Sub sektor hortikultura dalam Perekonomian Nasional secara makro seperti PDB, tenaga kerja, neraca perdagangan, NTP, dan lain-lain maupun secara mikro seperti produksi, luas tanam/luas panen, kondisi dan ketersediaan benih, dan sebagainya. Keragaan sumbangsih sub sektor hortikultura terhadap pembangunan ekonomi nasional tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

2.1 Sumbangan Hortikultura dalam Indikator Makro

2.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro untuk mengetahui peranan dan kontribusi hortikultura terhadap pendapatan nasional. Sejauh ini kontribusi hortikultura pada PDB mengalami fluktuatif. Pada tahun 2012 PDB hortikultura sebesar Rp 117.424,5 milyar menurun dari tahun sebelumnya yaitu 120.079,3 pada tahun 2011. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi Rp 118.207,7 milyar dan terus meningkat hingga tahun 2014 sebesar Rp 124.300,9 milyar yang dapat dilihat pada tabel 2.

10 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 2. Nilai PDB Hortikultura Berdasar Lapangan Usaha 2010-2014

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 956.119,7 993.857,3 1.039.440,7 1.083.141,8 1.129.052,7 4,81%1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 754.434,4 780.581,1 816.304,4 847.763,7 880.389,5 4,87%

a. Tanaman Pangan 253.326,6 250.787,4 263.076,2 268.268,2 268.426,9 4,73%b. Tanaman Hortikultura 110.395,3 120.079,3 117.424,5 118.207,7 124.300,9 3,60%c. Tanaman Perkebunan 268.207,3 281.465,0 301.019,5 319.532,6 338.502,2 6,34%d. Peternakan 108.399,9 113.603,3 119.249,8 125.302,3 132.221,1 4,89%e. Jasa Pertanian dan Perburuan 14.105,3 14.646,1 15.534,4 16.452,9 16.938,4 7,29%

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 58.125,9 58.731,0 58.872,0 59.228,8 59.573,5 -1,19%3 Perikanan 143.559,4 154.545,2 164.264,3 176.149,3 189.089,7 6,77%

Tahun KATEGORI LAPANGAN USAHA Pertumbuhan 2010-20142014*2010 2011 2012 2013

Keterangan : Sumber BPS, olah Pusdatin* Angka Sementara

Ditinjau dari rata-rata laju pertumbuhan PDB, Tanaman Hortikultura memiliki laju pertumbuhan sebesar 2,975% pada tahun 2010 hingga tahun 2014.

Peningkatan PDB ini tercapai karena terjadinya peningkatan produksi di berbagai sentra dan kawasan, peningkatan luas areal produksi dan areal panen. Hal ini disebabkan peran pemerintah dalam pengembangan kawasan hortikultura dalam 15 tahun terakhir. Di samping itu, nilai ekonomi dan nilai tambah produk hortikultura yang cukup tinggi, sehingga berpengaruh positif pada meningkatnya PDB.

2.1.2 Tenaga Kerja

Pengembangan hortikultura di Indonesia mampu berperan dalam menyerap tenaga kerja sehingga membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Dalam pengembangan kawasan hortikultura mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, mulai dari penyiapan benih, tenaga pembukaan lahan, penanaman hingga kegiatan pemeliharaan tanaman, pengolahan pasca panen hingga distribusi dan pemasaran.

11Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Data jumlah tenaga kerja yang bekerja di sub sektor hortikultura tahun 2010 adalah sebesar 3.058.091 orang dan pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 3.168.676 orang. Selama kurun waktu tersebut, terlihat adanya fluktuasi jumlah tenaga kerja yang bekerja di sub sektor hortikultura sebagaimana pada Gambar 1.

Gambar 1. Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor Hortikultura Tahun 2010-2014

3.000.000 3.020.000 3.040.000 3.060.000 3.080.000 3.100.000 3.120.000 3.140.000 3.160.000 3.180.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015*

3.058.091

3.118.474

3.158.667

3.078.881

3.112.648

3.168.676

TENAGA KERJA DI SUB SEKTOR HORTIKULTURA

Keterangan : Sumber Direktorat Jenderal Hortikultura*) Angka sementara

Gambar diatas memperlihatkan bahwa dalam periode 2010 – 2014, tenaga kerja di sub sektor hortikultura mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 Terjadi penurunan sebagai konsekuensi makin beragamnya pilihan profesi pekerjaan atau juga dipicu karena makin tidak sebandingnya usaha produksi hortikultura yang ada di pedesaan dengan tenaga kerja yang tersedia. Namun, pada tahun 2014 jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan dikarenakan semakin bertumbuhnya industri di bidang hortikultura.

12 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

2.1.3 Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan atau neraca ekspor-impor adalah perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada periode tertentu yang diukur menggunakan mata uang berlaku. Kinerja ekspor komoditi hortikultura masih lemah dan perlu terus diperbaiki. Hal tersebut disebabkan antara lain besarnya jumlah pasokan yang terbatas, kontinuitas terbatas, ketergantungan pada musim dan sistem produksi serta mutu produk yang belum memenuhi persyaratan, nilai tukar rupiah yang melemah, biaya kargo yang mahal dan belum dikuasainya pasar. Selain itu, ketatnya barier perdagangan antar negara tujuan ekspor sebagai akibat persaingan dagang antar negara juga menjadi kelemahan pada neraca perdagangan.

Tabel 3. Volume Ekspor Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014

KomoditasEkspor (ton) Rata-rata pertumbuhan

selama 5 tahun (%)2010 2011 2012 2013 2014

Buah 196,341 223,011 216,731 197,880 239,493 5.77%

Flori 4,308 4,888 9,263 4,100 3,693 9.33%

Sayuran 138,107 134,024 154,331 128,365 121,753 -2.45%

Tanaman Obat 13,468 6,123 12,732 33,866 76,193 86.09%

Total 352,224 368,046 393,057 364,212 441,132 6.27%

KomoditasImpor (ton) Rata-rata pertumbuhan

selama 5 tahun (%)2010 2011 2012 2013 2014

Buah 692,703 832,080 885,296 535,485 582,768 -1.04%

Flori 326 332 15,125 8,219 6,471 1097.66%

Sayuran 855,394 1,178,198 1,135,771 992,181 1,063,588 7.17%

Tanaman Obat 2,495 23,492 28,700 7,220 3,516 184.40%

Total 1,550,917 2,034,102 2,064,892 1,543,105 1,656,344 3.68%

13Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

KomoditasSelisih Ekspor - Impor (ton) Rata-rata pertumbuhan

selama 5 tahun (%)2010 2011 2012 2013 2014

Buah -496,362 -609,069 -668,565 -337,605 -343,275 -3.84%

Flori 3,982 4,556 -5,862 -4,119 -2,778 -69.14%

Sayuran -717,287 -1,044,174 -981,440 -863,816 -941,835 9.15%

Tanaman Obat 10,973 -17,369 -15,968 26,646 72,677 -90.12%

Total -1,198,693 -1,666,056 -1,671,835 -1,178,894 -1,215,212 3.23%

Keterangan : Sumber BPS dan Pusdatin diolah

Laju pertumbuhan volume ekspor hortikultura selama 5 tahun terakhir menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 6,27%/tahun. Pertumbuhan volume ekspor terbesar yaitu pada komoditas tanaman obat sebesar 86.09%/tahun.

Pada laju pertumbuhan volume impor hortikutura selama 5 tahun terakhir juga menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 3,68%/tahun. Pertumbuhan volume impor yang menunjukkan kecenderungan menurun yaitu pada komoditas buah sebesar -1,04%/tahun. Sedangkan untuk pertumbuhan impor terbesar yaitu pada komoditas florikultura sebesar 1097,66%/tahun.

Secara umum selama 5 tahun terakhir, rata-rata laju pertumbuhan neraca volume perdagangan produk hortikultura menunjukkan nilai positif sebesar 3,23%/tahun. Laju pertumbuhan yang menunjukkan nilai positif yaitu pada komoditas sayuran sebesar 9,15%/tahun. Sedangkan laju pertumbuhan yang menunjukkan penurunan terjadi pada komoditas buah, florikultura dan tanaman obat dengan nilai sebesar -3,84%/tahun, -69,14%/tahun dan -90.12%/tahun. Rincian volume neraca perdagangan dapat dilihat pada tabel 3.

Secara umum, laju pertumbuhan agregat nilai ekspor hortikultura selama 5 tahun terakhir menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 9,92%/tahun. Komoditas yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor yang siginifkan adalah tanaman obat dengan rata-rata sebesar 48,20%/tahun. Sedangkan komoditas yang lain mengalami penurunan dengan masing-masing

14 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

komoditas florikultura -26,79%/tahun, Sayur 5,07%/tahun dan buah 9,85%/tahun. Rincian nilai ekspor dapat dilihat pada tabel 4.

Sedangkan laju pertumbuhan nilai impor hortikutura menunjukkan nilai positif sebesar -7,60%/tahun. Dari keempat komoditas utama hortikultura, hanya tanaman obat yang mengalami peningkatan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 133,52%/tahun. Komoditas sayuran, florikultura dan buah mengalami penurunan laju pertumbuhan rata-rata dengan nilai positif sebesar -91,59%/tahun, 9,10%/tahun, 7,08%tahun. Rincian nilai impor dapat dilihat pada tabel 5.

Secara umum selama 5 tahun terakhir, neraca nilai perdagangan produk hortikultura menunjukkan rata-rata laju pertumbuhan yang positif, artinya terjadi penurunan nilai neraca perdagangan, sebesar 17,70%/tahun. Namun jika ditinjau lebih dalam terjadi peningkatan necara perdagangan untuk komoditas tanaman obat dengan laju pertumbuhan sebesar 6943,4%/tahun, sedangkan untuk komoditas lain menunjukkan defisit neraca perdagangan dengan laju pertumbuhan sebesar –18,99%/tahun (florikultura), -26,23%/tahun (sayuran) dan 12,23%/tahun (buah). Rincian nilai neraca perdagangan dapat dilihat pada tabel 6.

15Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 4. Nilai Ekspor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014

NO KOMODITAS Nilai (.000 US $) Pertumbuhan

2010 - 2014 2010 2011 2012 2013 2014

1 Florikultura 9,044 13,160 25,931 16,304 16,587 26,79%

2 Sayur 170,301 196,960 211,101 190,913 204,312 5,07%

3 Buah 173,108 241,583 227,317 192,993 233,197 9,85%

4 Tanaman Obat 18,868 13,998 25,925 34,173 68,888 48,20%

Jumlah 371,320,810 465,700,950 490,273 434,384 522,983 9,92%

Tabel 5. Nilai Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014

NO KOMODITAS Nilai (.000 US $) Pertumbuhan

2010 - 2014 2010 2011 2012 2013 2014

1 Florikultura 1,757 2,726 12,532 7,948 7,000 91,59%

2 Sayur 587,419 786,950 757,351 810,023 803,760 9,10%

3 Buah 685,896 856,240 964,016 704,548 830,144 7,08%

4 Tanaman Obat 2,394 17,348 21,510 7,305 3,761 133,52%

Jumlah 1,277,465,702 1,663,263,170 1,755,409 1,529,823 1,644,666 7,60%

Tabel 6. Nilai Neraca Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014

NO KOMODITAS Nilai (.000 US $) Pertumbuhan

2010 - 2014 2010 2011 2012 2013 2014

1 Florikultura 7,287 10,435 13,399 8,356 9,587 -18,99%

2 Sayur -417,118 -589,990 -546,250 -619,109 -599,449 -26,23%

3 Buah -512,788 -614,657 -736,699 -511,554 -596,947 12,23%

4 Tanaman Obat 16,473 -3,350 4,415 26,868 65,126 6943,4%

Jumlah -906,145 -1,197,562,220 -1,265,135 -1,095,439 -1,121,683 17,70%

Keterangan : Sumber BPS dan Pusdatin diolah

2.1.4 Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani atau disingkat NTP adalah rasio atau perbandingan indeks yang diterima oleh petani dari usaha taninya dengan indeks yang dibayarkan petani dan dinyatakan dalam persen. Rincian NTP dan perkembangannya selama periode 2010 – 2014 dapat dilihat pada Gambar 2.

16 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Gambar 2. NTP Pertanian dan Sub Sektor Hortikultura Tahun 2010-2014

Keterangan : Sumber BPS diolah Ditjen Hortikultura*) angka proyeksi

Dari Gambar diatas memperlihatkan bahwa selama kurun waktu 2010 – 2014 angka NTP sub sektor hortikultura lebih tinggi dari NTP sub sektor komoditas pertanian lainnya. Rata-rata peningkatan nilai NTP hortikultura pada periode 2010 – 2014 sebesar 0,99%/tahun. Dengan demikian, agar usaha hortikultura dapat terus didorong dan menjadi pilihan pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat yang menggantung hidup di sektor agraris.

2.1.5 Ketersediaan dan Konsumsi

Ketersediaan komoditas hortikultura lebih ditekankan pada komoditas yang digunakan untuk konsumsi dan pangan. Komoditas yang diukur ketersediaannya terutama pada buah dan sayur.

Ketersediaan buah-buahan perkapita selama lima tahun dari data yang tersedia, terjadi penurunan rata-rata sebesar 1,71%/tahun, sayuran sebesar 0,90%/tahun. Secara keseluruhan ketersediaan sayur dan buah

17Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

mengalami penurunan dari 117,33 kg/kapita pada tahun 2012 menjadi 121,20 kg/kapita pada tahun 2014. Secara lebih rinci ketersediaan per kapita sebagaimana dapat dilihat pada Gambar

Gambar 3. Ketersediaan Per Kapita Komoditas Hortikultura (Kg/Kapita)

0

50

100

150

2010 2011 2012 2013 2014

42,44 43,47 44,54 44,97 45,71

63,14 73,29 74,78 70,57 75,49

105,58 116,76 119,32 115,54 121,20

Ketersediaan Sayur Ketersediaan Buah Total

Keterangan : Sumber NBMSumber : Buku Saku Data Hortikultura, September 2013

Kebutuhan konsumsi perkapita dipengaruhi oleh jumlah konsumen, perubahan preferensi konsumsi, tingkat harga, dan tingkat pendapatan masyarakat. Konsumsi sayuran dan buah per kapita memiliki elastisitas lebih besar dibandingkan konsumsi bahan pangan karbohidrat sehingga tingkat konsumsi sangat berkaitan dengan permintaan.

Konsumsi hortikultura tahun 2010 untuk buah-buahan sebesar 25,70 kg/tahun/kapita, sedangkan untuk sayur-sayuran sebesar 30,72 kg/tahun/kapita. Nilai konsumsi pada tahun 2014 untuk buah-buahan sebesar 27,08 kg/tahun/kapita, sedangkan untuk sayur-sayuran sebesar 54,43 kg/tahun/kapita jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang dapat dilihat pada Gambar 4.

18 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Gambar 4. Konsumsi Hortikultura (Kg/tahun/kapita)

0

20

40

60

80

100

2010 2011 2012 2013 2014

30,72

54,17 52,44 51,16 54,43 25,70 23,22 25,19 24,05 27,08

56,42

77,39 77,63 75,21 81,51

Konsumsi Sayur Ketersedian Buah Total

Keterangan: Sumber NBM Sumber: Buku Saku Data Hortikultura, September 2013

Tingkat konsumsi buah-buahan dan sayuran di Indonesia mulai tahun 2011 – 2014 telah sesuai dengan rekomendasi FAO/UNDP yaitu sebesar 75 kg/kapita/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian rakyat Indonesia terhadap konsumsi buah dan sayuran sudah meningkat sesuai dengan yang disarankan oleh FAO/UNDP dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan total konsumsi buah dan sayuran pada tahun 2010 sebesar 56,42 kg/kapita/tahun. Dengan besarnya kebutuhan konsumsi buah dan sayuran di Indonesia perlu diimbangi dengan ketersediaan produksi sehingga peluang bisnis komoditas tersebut sangatlah menjanjikan untuk dikembangkan.

19Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

2.2 Sumbangan hortikultura Dalam Indikator Mikro

2.2.1 Produksi dan Luas Panen Komoditas Hortikultura

Upaya mewujudkan peningkatan produksi dan mutu produk hortikultura yang dikembangkan oleh petani telah dilakukan melalui penyiapan bahan pedoman teknik budidaya yang baik dan benar oleh Direktorat Jenderal Hortikultura, pembinaan dan penyuluhan oleh petugas dari Dinas Pertanian dan PPL Dinas Pertanian di daerah utamanya mengenai penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar sesuai GAP dan SOP serta penanganan pasca panen sesuai GHP.

Transfer/alih teknologi ini oleh sebagian besar daerah pelaksana Tugas Pembantuan (TP) dilakukan melalui Sekolah Lapang (SL). Dampak yang diharapkan dengan diadakannya sekolah lapang ini adalah meningkatnya penguasaan teknologi, pengetahuan dan keterampilan petani. Hasil yang diperoleh adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam hal teknologi budidaya dan manajemen usaha, sehingga berakibat pada peningkatan produksi dan pendapatan petani.

Adapun perkembangan produksi komoditas hortikultura tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 5

20 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 5. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Sayuran Tahun 2010-2014

NO KOMODITASProduksi (Ton) Pertumbuhan

2010-2015(%)2010 2011 2012 2013 2014

1 Bawang Merah 1.048.934 893.124 964.195 1.010.773 1.233.984 5,00

2 Bawang Putih 12.295 14.749 17.630 15.766 16.893 9,02

3 Bawang Daun 541.374 526.774 596.805 579.973 584.624 2,14

4 Kentang 1.060.805 955.488 1.094.232 1.124.282 1.347.728 6,80

5 Kol/Kubis 1.385.044 1.363.741 1.450.037 1.480.625 1.435.833 0,97

6 Kembang Kol 101.205 113.491 135.824 151.288 136.508 8,36

7 Petsai/Sawi 583.770 580.969 594.911 635.728 602.468 0,89

8 Wortel 403.827 526.917 465.527 512.112 495.798 6,41

9 Lobak 32.381 27.279 39.048 32.372 31.862 2,18

10 Kacang Merah 116.397 92.508 93.409 103.376 100.316 -2,96

11 Kacang Panjang 489.449 458.307 455.562 450.859 450.709 -2,01

12 Cabe Besar 807.160 888.852 954.310 1.012.879 1.074.603 7,43

13 Cabe Rawit 521.704 594.227 702.214 713.502 800.473 11,47

14 Paprika 5.533 13.068 8.610 6.833 7.031 21,08

15 Jamur 61.376 45.854 40.886 44.565 37.405 -10,80

16 Tomat 891.616 954.046 893.463 992.780 915.987 1,01

17 Terung 482.305 519.481 518.787 545.646 556.980 3,71

18 Buncis 336.494 334.659 322.097 327.378 318.214 -1,36

19 Ketimun 547.141 521.535 511.485 491.636 477.976 -3,32

20 Labu Siam 369.846 428.197 428.061 387.617 357.552 -0,36

21 Kangkung 350.879 355.466 320.093 308.477 319.610 -2,17

22 Bayam 152.334 160.513 155.070 140.980 134.159 -2,99

23 Melinjo 214.355 217.524 224.333 220.837 197.647 -1,86

24 Petai 139.927 218.625 216.194 207.016 230.401 15,55

25 Jengkol 50.235 65.830 62.189 61.147 53.661 2,90

Total sayuran 10.706.386 10.871.224 11.264.972 11.558.449 11.918.423 2,72

21Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 6. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Buah Tahun 2010-2014

NO KOMODITASProduksi (Ton) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

1 Alpukat 224.278 275.953 294.200 289.893 294.882 7,48

2 Belimbing 69.089 80.853 91.788 79.634 96.907 9,75

3 Duku 228.816 171.113 258.453 233.118 292.373 10,36

4 Durian 492.139 883.969 888.127 759.055 896.125 20,90

5 Jambu Biji 204.551 211.836 208.151 181.632 211.501 1,38

6 Jambu Air 85.973 103.156 104.393 91.284 142.595 16,21

7 Jeruk siam 1.937.773 1.721.880 1.498.394 1.548.394 1.587.103 -4,57

8 Jeruk Besar 91.131 97.069 113.375 106.338 114.067 6,09

9 Mangga 1.287.287 2.131.139 2.376.333 2.192.928 2.236.786 17,84

10 Manggis 84.538 117.595 190.287 139.602 142.394 19,07

11 Nangka/Cempedak 578.327 654.808 663.930 586.356 655.528 3,68

12 Nenas 1.406.445 1.540.626 1.781.894 1.882.802 1.851.342 7,30

13 Pepaya 675.801 958.251 906.305 909.818 924.307 9,59

14 Pisang 5.755.073 6.132.695 6.189.043 6.279.279 6.392.306 2,68

15 Rambutan 522.852 811.909 757.336 582.456 822.560 16,67

16 Salak 749.876 1.082.125 1.035.406 1.030.401 1.038.451 10,07

17 Sawo 122.813 118.138 135.322 127.686 135.657 2,83

18 Markisa 132.011 140.895 134.527 141.190 135.426 0,77

19 Sirsak 60.754 59.844 51.802 52.081 52.016 -3,63

20 Sukun 89.231 102.089 111.766 106.934 83.012 -0,70

21 Apel 190.609 200.173 247.073 255.245 295.758 11,91

22 Anggur 11.700 11.938 10.161 9.473 12.113 2,06

23 Melon 85.161 103.840 125.447 125.207 134.561 12,51

24 Semangka 348.631 497.650 515.505 460.628 524.298 12,38

25 Blewah 30.668 62.928 57.917 26.493 38.322 21,91

26 Stroberi 24.846 41.035 169.796 90.352 114.636 89,76

Total Buah-Buahan 15.490.373 18.313.507 18.916.731 18.288.279 19.225.026 5,83

22 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 7. Perkembangan Produksi Komoditas Florikultura Tahun 2010-2014

NO KOMODITASProduksi (Tangkai) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

Bunga Potong

1 Anggrek 14.050.445 15.490.256 20.727.891 20.277.672 15.906.749 5,08

2 Anthurium Bunga 7.655.542 4.724.730 6.731.211 4.044.012 8.309.359 17,43

3 Anyelir 7.607.588 5.130.332 5.299.671 3.164.326 8.251.029 22,80

4 Gerbera ( Herbras ) 9.693.487 10.543.445 9.854.787 7.735.806 11.322.021 6,77

5 Gladiol 10.064.082 5.448.740 3.417.580 2.581.063 11.831.066 62,69

6 Heliconia 2.961.385 2.791.257 3.306.604 2.043.579 3.488.541 11,31

7 Krisan 185.232.970 305.867.882 397.651.571 387.208.754 218.910.706 12,26

8 Mawar 82.351.332 74.319.773 68.671.463 152.066.469 95.666.915 16,75

9 Sedap Malam 59.298.954 62.535.465 101.197.847 104.975.942 73.087.900 10,16

Total Bunga Potong 378.915.785 486.851.880 616.858.625 684.097.623 446.774.287 7,85

Daun Potong

10 Dracaena 4.625.925 2.447.314 2.067.627 2.877.745 5.503.353 16,95

12 Cordylene 2.154.822 1.995.326 1.032.996 124.058 2.374.942 417,69

11 Monstera 90.394 107.911 92.322 392.290 99.783 63,82

Total Daun Potong 6.871.141 4.550.551 3.192.945 3.394.093 7.978.078 19,44

Tanaman Pot

- Rumpun

13Sansevierria (Pedang-pedangan) ****)

2.454.373 4.553.674 5.025.370 1.972.808 2.907.665 20,63

- Pohon

14 Aglaonema **) 1.759.953 1.553.429 1.209.218 1.247.189 2.071.791 8,84

15 Adenium (Kamboja Jepang) **) 3.362.736 1.452.423 1.475.235 1.389.355 3.793.346 27,99

16 Euphorbia **) 3.979.417 1.601.503 1.499.264 1.929.946 4.594.644 25,16

17 Phylodendron **) 5.259.980 14.906.151 13.948.818 18.280.140 6.135.820 35,40

18 Pakis **) 4.652.838 4.747.829 4.631.296 5.055.069 5.663.350 5,19

19 Dieffenbachia **) 300.718 319.990 154.212 156.733 367.933 22,75

20 Anthurium Daun **) 1.800.716 1.321.385 1.299.237 1.019.373 2.052.420 12,88

23Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

NO KOMODITASProduksi (Tangkai) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

21 Caladium **) 540.084 312.270 366.797 265.602 649.227 23,03

Total Tanaman Pot (Pohon) 21.656.442 26.214.980 24.584.077 29.343.407 25.328.531 5,13

Bunga Tabur

22 Melati***) 21.600.442 22.541.485 22.862.322 30.258.648 26.544.647 6,46

Lansekap

23 Palem**) 1.098.197 1.261.445 1.592.339 1.552.882 1.345.629 6,32

24 Soka (Ixora) **) 1.066.126 1.936.024 1.135.735 1.164.582 1.228.607 12,07

Total Lansekap 2.164.323 3.197.469 2.728.074 2.717.464 2.574.236 6,85

Tabel 8. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Obat Tahun 2010-2014

NO KOMODITASProduksi (Kg) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

Rimpang

1 Jahe 107.734.608 94.743.139 114.537.658 155.286.288 158.438.815 11,61

2 Lengkuas 58.961.844 57.701.484 58.186.488 69.730.091 71.839.332 5,39

3 Kencur 29.638.127 34.016.850 42.626.207 41.343.456 43.107.985 10,34

4 Kunyit 107.375.347 84.803.466 96.979.119 120.726.111 121.673.189 4,65

5 Lempuyang 8.520.161 8.717.497 7.296.025 11.407.985 10.644.736 8,92

6 Temulawak 26.671.149 24.105.870 44.085.151 35.664.756 36.232.725 13,94

7 Temuireng 7.140.926 7.920.573 6.112.765 9.583.670 9.888.298 12,01

8 Temukunci 4.358.236 3.951.932 4.307.318 8.829.437 8.853.629 26,23

9 Dringo 754.551 611.608 526.090 634.330 730.282 0,69

Total Rimpang 351.154.949 316.572.419 374.656.821 453.206.124 461.408.992 7,82

10 Kapulaga 28.550.282 47.231.297 42.973.264 54.171.417 55.108.972 21,05

11 Mengkudu/Pace 14.613.481 14.411.737 8.967.750 8.432.119 7.939.874 -12,74

12 Mahkota Dewa 15.072.118 12.072.154 11.236.881 11.795.760 11.235.633 -6,65

13 Kejibeling 1.139.223 949.017 834.472 963.585 1.076.321 -0,40

14 Sambiloto 3.845.063 3.286.262 964.888 2.257.368 3.130.218 21,86

24 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

NO KOMODITASProduksi (Kg) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

15 Lidah Buaya 4.308.519 3.958.741 9.812.622 10.599.502 11.283.986 38,56

Total Non Rimpang 67.528.686 81.909.208 74.789.877 88.219.751 89.775.006 8,08

JUMLAH 418.683.635 398.481.627 449.446.698 541.425.875 551.183.998 7,56

Berdasarkan data tersebut, secara umum produksi komoditas hortikultura mengalami peningkatan ataupun penurunan dengan laju yang fluktuatif. Laju kenaikan produksi terbesar adalah komoditas florikultura dari kelompok Tanaman Pot rumpun sebesar 20,63% dan kelompok daun potong sebesar 19,44% per tahun. Sementara itu, komoditas tanaman obat mengalami laju peningkatan produksi sebesar 8,08% untuk tanaman Non Rimpang, sedangkan 7,82% untuk tanaman Rimpang. Sedangkan komoditas buah mengalami laju peningkatan produksi selama tahun 2010 - 2014 sebesar 5,83% rata-rata pertahun. Laju peningkatan produksi komoditas sayuran selama tahun 2010 - 2014 hanya sebesar 2,72% rata-rata per tahun.

Adapun perkembangan areal panen komoditas hortikultura tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 9 berikut

Tabel 9. Perkembangan Luas Panen Komoditas Buah Tahun 2010-2014

NO KOMODITASLuas Panen Buah (Ha) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

1 mangga 131.674 208.280 219.666 247.239 268.053 9,33%

2 pisang 101.276 104.156 103.157 103.449 100.600 -3,18%

3 rambutan 80.492 116.991 96.287 87.063 102.843 -1,23%

4 Durian 46.290 69.045 63.189 61.246 67.779 3,11%

5 nangka/cempedak 50.767 60.896 57.340 53.217 55.693 -0,98%

6 jeruksiam 50.906 47.181 46.187 48.154 51.098 -3,33%

7 semangka 27.493 33.445 33.012 32.210 35.802 -0,43%

8 Salak 27.223 24.729 26.941 29.711 28.575 -0,65%

25Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

NO KOMODITASLuas Panen Buah (Ha) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

9 Duku 28.283 21.282 29.211 26.560 23.212 10,27%

10 Alpukat 20.507 21.653 20.985 22.214 24.200 2,75%

11 Manggis 10.231 16.180 17.852 18.200 15.197 13,94%

12 Nenas 12.141 12.335 16.997 15.807 15.617 7,17%

13 Jambu Air 11.882 13.423 13.393 13.036 13.227 0,16%

14 Pepaya 9.225 11.055 11.702 11.304 10.217 4,67%

15 Sukun 10.036 12.015 11.117 11.214 11.190 2,90%

16 Sawo 9.820 10.103 10.342 10.018 11.009 -0,82%

17 Jambu Biji 10.011 9.644 9.753 9.654 9.028 -1,66%

18 Melon 5.372 6.343 7.110 7.068 8.185 10,03%

19 Jeruk Besar 6.177 4.507 5.608 5.362 5.665 5,66%

20 Sirsak 5.111 4.221 4.687 4.886 4.900 0,17%

21 Apel 3.828 3.728 4.265 3.734 2.773 5,82%

22 Belimbing 2.822 3.145 3.192 3.117 3.066 1,99%

23 Blewah 3.222 5.123 4.341 2.289 3.435 -11,96%

24 Markisa 1.719 1.747 1.712 1.899 1.462 2,49%

25 Stroberi 1.159 987 810 745 787 -0,71%

26 Anggur 205 390 193 167 219 1,43%

Jumlah 667.872 822.604 819.049 829.563 873.832 1,21%

Tabel 10. Perkembangan Luas Panen Komoditas Sayuran Tahun 2010-2014

NO KOMODITASLuas Panen Sayuran (Ha) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

1 Cabe Rawit 114.350 118.707 122.091 125.122 134.882 4,24%

2 Cabe Besar 122.755 121.063 120.275 124.110 128.734 1,22%

3 Bawang Merah 109.634 93.667 99.519 98.937 120.704 3,27%

4 Kacang Panjang 85.828 79.623 75.739 76.209 72.448 -4,11%

5 Kentang 66.531 59.882 65.989 70.187 76.291 3,82%

6 Kol/Kubis 67.531 65.323 64.277 65.248 63.116 -1,66%

7 Petsai/sawi 59.450 61.538 61.059 62.951 60.804 0,61%

8 To mat 61.154 57.302 56.724 59.758 59.008 -0,80%

26 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

NO KOMODITASLuas Panen Sayuran (Ha) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

9 Bawang Daun 57.593 55.611 58.427 57.264 58.362 0,39%

10 kangkung 55.164 55.704 53.352 54.124 52.541 -1,18%

11 Terung 52.157 52.233 50.559 50.718 50.875 -0,61%

12 Mentimun 56.921 53.596 51.283 49.296 48.578 -3,87%

13 Bayam 48.844 46.882 46.211 45.294 45.325 -1,84%

14 Wortel 27.149 33.228 29.331 32.070 30.762 3,98%

15 Buncis 36.483 32.063 31.021 30.094 28.632 -5,80%

16 Petai 20.778 29.013 31.470 27.223 30.095 11,29%

17 Kacang Merah 22.251 17.684 19.962 18.881 16.170 -6,85%

18 Melinjo 14.905 15.748 16.716 16.741 15.383 0,96%

19 Kembang Kol 8.728 9.441 11.776 12.422 11.303 7,34%

20 Labu Siam 10.693 9.669 10.588 10.938 9.502 -2,47%

21 Jengkol 6.943 7.907 7.407 6.838 6.678 -0,62%

22 Bawang Putih 1.816 1.828 2.632 2.479 1.913 4,00%

23 Lobak 2.083 1.813 2.269 2.074 2.055 0,67%

24 Jamur 684 497 575 584 586 -2,43%

25 Paprika 161 221 157 284 316 25,12%

Jumlah 1.110.586 1.080.243 1.089.409 1.099.846 1.125.063 0,34%

Tabel 11. Perkembangan Luas Panen Komoditas Florikultura Tahun 2010-2014

NO KOMODITASLuas Panen Florikultura (Ha) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

Bunga Potong

1 Krisan 1.054 881 985 908 965 -1,54%

2 Sedap Malam 258 296 311 364 250 1,36%

3 Mawar 583 333 274 329 341 -9,19%

4 Anggrek 183 195 164 198 147 -3,52%

5 Anthurium 62 38 47 41 20 -19,31%

6 Gerbera (Herbras) 49 40 42 37 35 -7,38%

7 Heliconia 49 32 35 27 22 -16,97%

27Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

NO KOMODITASLuas Panen Florikultura (Ha) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

8 Gladiol 48 30 23 21 16 -23,27%

9 Anyelir 37 23 30 15 12 -19,68%

Total Bunga Potong 2.323 1.868 1.911 1.940 1.808 -5,63%

Daun Potong Dracanea 26 19 13 13 14 -11,89%

10 Dracanea 26 19 13 13 14 -11,89%

11 Cordyline 16 16 10 4 4 -26,32%

12 Monstera 3 3 2 2 2 0,56%

Total Daun Potong 45 38 25 19 20 -16,15%

Tanaman Pot Rumpun

Rumpun

13 Sanseviera (pedang-pedangan) 47 53 36 22 20 -17,35%

Pohon

14 Pakis 67 57 48 57 96 14,11%

15 Phylodendron 62 57 98 51 48 2,93%

16 Adenium (Kamboja Jepang) 61 32 22 25 18 -23,51%

17 Aglaonema 38 32 22 21 16 -18,85%

18 Euphorbia 52 35 21 21 15 -24,91%

19 Anthurium Daun 52 32 23 15 12 -30,85%

20 Caladium 8 5 5 4 4 -12,55%

21 Dieffenbachia 4 4 2 2 2 -17,89%

Total Tanaman Pot 344 254 241 196 211 -10,57%

Bunga Tabur 20,36%

22 Melati 812 752 828 976 1.569 20,36%

Lansekap 11,09%

23 Palem*) 619 789 755 824 923 11,09%

24 Soka (Ixora) 22 22 14 14 15 -7,08%

28 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 12. Perkembangan Luas Panen Komoditas Tanaman Obat Tahun 2010-2014

NO KOMODITASLuas Panen Tanaman Obat (Ha) Pertumbuhan

2010-2014(%)2010 2011 2012 2013 2014

RIMPANG

1 Jahe 642 586 598 732 1.003 13,22%

2 Kunyit 487 417 494 543 481 0,65%

3 Kencur 201 224 234 236 205 0,82%

4 Lengkuas 232 227 229 233 206 -2,78%

5 Temulawak 144 136 186 191 127 0,12%

6 Lempuyangan 44 44 43 57 34 -2,79%

7 Temukunci 31 25 26 52 32 11,14%

8 Temuireng 41 31 37 51 27 -3,68%

9 Dringo 5 4 3 3 3 -14,25%

Total Rimpang 1.827 1.694 1.850 2.098 2.118 4,07%

NONRIMPANG

10 Kapulaga 185 332 Til 385 144 29,44%

11 Sambiloto 19 14 9 19 8 14,04%

12 Lidah Buaya 9 7 9 13 3 7,88%

13 Mengkudu/Pace**

14 Kejibeling 7 4 5 6 3 8,83%

15 Mahkota Dewa**

Keterangan : Sumber BPS diolah Ditjen Hortikultura *) angka sementara

Secara umum, terjadi peningkatan luas panen komoditi hortikultura dan peningkatan produktivitas komoditi hortikultura. Selama 5 tahun terakhir terjadi peningkatan luas panen komoditas buah dengan laju rata-rata sebesar 1,21%/tahun yang dapat dilihat pada tabel 9. Peningkatan luas panen ini juga diikuti dengan peningkatan produksi buah rata-rata sebesar 5,83%/tahun.

Komoditas sayuran juga menunjukkan peningkatan produksi rata-rata sebesar 0,34%/tahun, sedangkan pada produksi rata-rata sayuran juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,72%/tahun.

29Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Selama 5 tahun terakhir, rata-rata peningkatan produksi florikultura dalam bentuk bunga potong naik 7,85%/tahun, daun potong naik 19,44%/tahun, tanaman pot pohon naik 5,13%/tahun, tanaman lansekap 6,85%/tahun, kelompok tanaman flori tabur juga naik rata-rata 6,46%/tahun.

Sedangkan laju Luas panen Florikultura secara nasional mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena hampir semua luas panen florikultura mengalami penurunan kecuali pada beberapa komoditas seperti monstera, philodendron dan pakis yang mengalami laju rata – rata peningkatan berturut – turut sebesar (0,56%/tahun), (2,93%/tahun) dan (14,11%/tahun).

Produksi tanaman obat (rimpang) nasional 5 tahun terakhir mengalami peningkatan laju rata-rata pertumbuhan sebesar 7,56%/tahun yang terdiri dari peningkatan laju rata-rata pertumbuhan pada rimpang sebesar 7,82%/tahun dan non rimpang sebesar 8,08%/tahun. Peningkatan luas panen tanaman obat, rata-rata meningkat /tahun

2.2.2 Pengembangan Kawasan Hortikultura

Peningkatan produksi hortikultura telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura melalui salah satu kegiatan utamanya berupa pengembangan kawasan buah, sayur, tanaman obat dan florikultura. Namun jika dibandingkan dengan areal panen hortikultura nasional, cakupan areal yang mampu didanai pemerintah sangat kecil sekali, hanya berkisar 0,1% sampai 0,5%.

Perkembangan area pengembangan kawasan hortikultura tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Gambar 8.berikut :

30 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Gambar 6. Area Pengembangan Kawasan Hortikultura Tahun 2010 – 2014

Keterangan : angka sasaran sesuai renja/sebelum pemotongan anggaran

Peningkatan luas pengembangan komoditas hortikultura meningkat secara signifikan pada kurun waktu tahun 2011 hingga 2014 pada komoditas sayuran, tanaman obat dan buah. Sedangkan untuk komoditas florikultura secara kuantitatif cenderung berkurang. Penambahan luas kawasan hortikultura meningkat tajam sejak tahun 2012. Kondisi ini seiring dengan bertambahnya alokasi anggaran untuk pengembangan kawasan-kawasan hortikultura.

Perubahan pola belanja pengembangan kawasan dari semula yang berupa transfer uang menjadi pola pengadaan barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat menyebabkan realisasi pengembangan kawasan pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan.

Selama kurun waktu lima tahun, 5 komoditas tanaman buah yang mengalami pengembangan luas secara berturut-turut yaitu: manggis 13,94%), duku (10,27%), melon (10,03), mangga (9,33%), dan apel (5,82%). Sedangkan untuk komoditas sayuran adalah : paprika (25,12%), kembang kol (7,34%), bawang putih (4,00%). Komoditas tanaman obat yang mengalami pengembangan

31Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

luas meliputi : Jahe (3,22%), Sambiloto (14,04%), kapulaga (29,44%), dan temukunci (11,14%). Tanaman florikultura yang mengalami penambahan luas terbesar dalam selama lima tahun terakhir yaitu : melati (20,36%), pakis (14,11%), cabai rawit (4,24%), philodendron (2,93%), dan palem (11,09%).

2.2.3. Pengembangan Registrasi Kebun dan atau Lahan Usaha Hortikultura

Kegiatan registrasi kebun dan atau lahan usaha telah menjadi capaian kinerja (output) Ditjen Hortikultura sejak tahun 2010. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan daya saing produk hortikultura yang diusahakan pada kebun/lahan usaha yang telah diregistrasi.

Registrasi kebun atau lahan usaha pada komoditas buah, sayur, tanaman obat dan florikultura merupakan tindaklanjut dari Peraturan Menteri Pertanian No. 48/Permentan/OT.14/2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik, Peraturan Menteri Pertanian No. 57/Permentan/OT.14/2012 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Obat yang Baik dan Peraturan Menteri Pertanian No.48/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Florikultura yang Baik. Lebih lanjut lagi tatacara registrasi kebun atau lahan usaha ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian No. 58/Permentan/OT.140/9/2012 tentang Tata Cara Registrasi Kebun dan Lahan Usaha Buah dan Sayur yang Baik.

Pelaksanaan registrasi kebun atau lahan usaha ini dilakukan oleh tenaga teknis Dinas Pertanian Provinsi yang telah mendapat pelatihan teknis registrasi kebun atau lahan usaha. Sebagaimana yang diatur dalam permentan, maka kebun atau lahan usaha hortikultura yang dapat dilakukan registrasi adalah kebun/lahan usaha yang telah menerapkan GAP/GHP, memiliki SOP (standard Operating procedure), sudah melakukan SLPHT dan telah melakukan pencatatan pada usaha taninya. Sampai dengan 2014, jumlah kebun atau lahan usaha yang telah diregistrasi sebagaimana tabel 6 berikut.

32 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 13. Perkembangan Registrasi Kebun dan atau Lahan Usaha Hortikultura Tahun 2010 – 2014

No KegiatanTahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Registrasi Kebun Buah (Kebun) 783 1.224 1.088 899 870

2Registrasi Lahan Usaha Tanaman sayuran dan Tanaman Obat (Lahan Usaha)

214 539 1.039 1.779 1200

3 Registrasi Lahan Usaha Tanaman Florikultura (Lahan Usaha) 4 65 105 29 73

Total 1,001 1,828 2,232 2,707 2,143

Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura

Jumlah kebun atau lahan usaha yang teregistrasi dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penerapan GAP pada pelaku usaha hortikultura di Indonesia juga semakin meningkat. Jumlah kebun/lahan usaha yang teregistrasi ini baik pada kebun/lahan usaha yang baru pertama kali diregistrasi maupun pada kebun/lahan usaha yang disurvailen atau dilakukan penilaian ulang atas penerapan GAPnya.

2.2.4. Fasilitasi Pengelolaan Pascapanen

Fasilitasi pengelolaan pascapanen telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura sejak tahun 2010 setelah terbentuk struktur pasca panen sebagai unit eselon III di lingkup Direktorat komoditas. Fasilitasi Pengelolaan Pascapanen tersebar untuk komoditas tanaman buah, sayuran dan tanaman obat serta florikultura. Adapun perkembangan jumlah fasilitas pascapanen selama periode 2010 – 2014 sebagaimana tabel 14 berikut.

33Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 14. Realisasi Fasilitasi Pascapanen Hortikultura Tahun 2010 – 2014

No KegiatanTahun

2010 2011 2012 2013 2014*)

1 Fasilitasi Pengelolaan Pascapa-nen Tanaman Buah (unit) - 44.228

162

(+19)55.780 61.431

2Fasilitasi Pengelolaan Pasca-panen Tanaman Florikultura (unit)

- 87 127 394 204

3Fasilitasi Pengelolaan Pasca-panen Tanaman Sayuran dan Obat (unit)

- 774 526 534 742*

Total

Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura

Realisasi fasilitasi pascapanen hortikultura baik itu fasilitasi pengelolaan pascapanen tanaman buah, tanaman florikutura serta tanaman sayuran & obat dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat baik dari jumlah, jenis dan mutunya. Hal ini merupakan upaya Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mengembangkan Hortikultura mulai kawasan hulu sampai kawasan hilir melalui penyediaan fasilitasi pengelolaan pascapanen hasil hortikultura. Penyediaan fasilitas pengelolaan pascapanen bertujuan untuk mengurangi kehilangan hasil selama proses penganganan pascapanen agar produk yang dihasilkan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi sehingga dapat menambah penghasilan dari petani/pelaku usaha kecil.

2.2.5 Ketersediaan dan Produksi Benih

Ketersediaan benih hortikultura berasal dari produksi dalam negeri dan impor. Sedangkan kebutuhan benih hortikultura untuk komoditas-komoditas utama sebagian besar dipenuhi oleh masyarakat sendiri dengan cara membeli benih yang tersedia di lapangan. Dengan anggaran pemerintah yang terbatas, sasaran peningkatan produksi benih hortikultura melalui dana APBN adalah 4% untuk benih tanaman buah, 4% untuk benih tanaman sayuran, 3% untuk benih tanaman florikultura, dan 2% untuk benih tanaman obat.

34 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Pertumbuhan produksi benih sayur sejak tahun 2010 - 2014 rata-rata sebesar 10 %. Rata-rata produksi benih sayuran dari tahun 2010 - 2014 dibandingkan sasaran Produksi yang ditetapkan mencapai 87 %, tetapi dibandingkan kebutuhan baru dapat memenuhi 26,1 %.

Jenis sayuran yang produksi benihnya relative rendah adalah sayuran yang benihnya berbentuk umbi (Bawang Merah, Kentang dan Bawang Putih) karena sebagian besar petani memenuhi sendiri kebutuhan benihnya dari pertanaman konsumsi. Untuk benih sayuran bentuk biji rata-rata produksi lebih besar dari kebutuhannya karena sebagian diekspor.

Untuk benih tanaman buah, rata-rata produksi benihnya dari tahun 2010 – 2014 baru dapat memenuhi 40,2 % dibandingkan kebutuhan, tetapi jika dibandingkan sasaran yang ditetapkan mencapai 93,3%

Pada benih tanaman obat/biofarmaka rata-rata produksi benih dari tahun 2010 – 2014 dibandingkan kebutuhannya hanya 1,8 % karena seperti pada komoditas sayuran umbi sebagian besar petani memenuhi sendiri kebutuhan benihnya dari pertanaman konsumsi. Jika dibandingkan sasaran produksi yang ditetapkan produksi benih tanaman obat mencapai 80,1 %.

Dari sasaran produksi yang ditetapkan tersebut ternyata tidak semuanya dapat terealisasi karena beberapa faktor antara lain: ketersediaan benih sumber, kekurangterampilan tenaga lapangan yang mengalokasikan/grafting, faktor lingkungan dan lain-lain.

Produksi benih tanaman sayuran dipenuhi dari produksi dalam negeri dan sebagian dari impor. Produksi dalam negeri dilaksanakan oleh produsen benih swasta, penangkar dan Balai Benih Hortikultura (BBH). Pada benih hibrida sayuran lebih banyak diproduksi oleh produsen benih swasta menengah/besar. Sedangkan benih Open Pollinated (OP)/non hibrida diproduksi oleh produsen benih kecil.

Produksi benih tanaman florikultura selama tahun 2010 - 2014 cenderung meningkat setiap tahunnya rata – rata sebesar 3,6 %. Benih anggrek yang diproduksi pada umumnya berasal dari perbanyakan dengan biji, belum diperbanyak secara meriklon, sehingga benih yang dihasilkan jumlahnya

35Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

terbatas, varietasnya beragam dan mutunya masih rendah. Sedangkan untuk krisan, mawar, melati benih diperbanyak dengan stek, gladiol dan sedap malam diperbanyak melalui umbi.

Pada periode 2010 - 2014 produksi benih tanaman florikultura rata-rata baru dapat memenuhi sekitar 22,1 % dari kebutuhan. Namun dibandingkan dengan sasaran produksi yang ditetapkan sudah mencapai 100 %.

2.2.6. Kelembagaan Perbenihan Hortikultura

Sistem perbenihan yang handal perlu ditopang dengan kelembagaan perbenihan yang baik. Kelembagaan perbenihan adalah lembaga yang mendukung pengembangan perbenihan baik itu dari segi manajemen maupun sebagai praktisi penyedia benihnya antara lain adalah: Balai Benih Hortikultura (BBH), Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), penangkar, produsen dan pedagang benih hortikultura. Dinas Pertanian Provinsi yang menangani perbenihan hortikultura berperan dalam pembinaan penangkar dan menciptakan penangkar baru yang ada di wilayah tugasnya. Penataan dan pemberdayaan kelembagaan perbenihan hortikultura akan berdampak terhadap perwujudan industri perbenihan untuk menghasilkan benih bermutu dari varietas unggul secara berkelanjutan.

Secara umum, kondisi kelembagaan perbenihan yang ada sekarang belum dapat dikategorikan sebagai lembaga industri perbenihan yang ideal dan membutuhkan suatu penanganan khusus agar mampu beroperasi secara profesional, baik yang dikelola oleh perorangan, usaha kelompok, maupun kelembagaan perbenihan pemerintah.

BBH sebelum otonomi daerah merupakan instalasi kebun dinas dan setelah otonomi daerah ditingkatkan menjadi UPTD Pemerintah Provinsi. Saat ini BBH berjumlah 32 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Provinsi baru yang sudah memiliki BBH adalah provinsi Papua Barat, namun tugas dan fungsinya belum optimal. Sedangkan Provinsi yang belum memiliki BBH adalah provinsi Kalimantan Utara. Sampai dengan tahun 2014 sudah berdiri 33 BPSBTPH. Provinsi yang belum memiliki instansi/bagian yang menangani sertifikasi dan pengawasan peredaran benih adalah provinsi Kepulauan Riau dan Kalimantan Utara.

36 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

LSSM dibentuk dengan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No. 1100.1/Kpts/Kp.150/10/1999, diadakan penyesuaian dengan Kepmentan No. 361/Kpts/Kp.150/5/2002. LSSM berperan memberikan sertifikat sertifikasi sistem mutu kepada perusahaan benih swasta yang memenuhi syarat untuk melakukan sertifikasi sistem mutu secara mandiri.

Sampai tahun 2014 perusahaan perbenihan hortikultura yang telah memperoleh sertifikat sertifikasi sistem mutu dari LSSM BTPH berjumlah 18 perusahaan, yaitu PT. East West Seed Indonesia, PT. BISI International/Tanindo, PT. Agri Makmur Pertiwi, PT. Syngenta Indonesia, PT. Tunas Agro Persada, PT. Benih Citra Asia, CV. Aditya Sentana Agro, PT. SHS Cabang Pujon, CV. Aura Seed Indonesia, Balai Penelitian Tanaman Sayuran dan Balai Penelitian Tanaman Hias.

2.2.7 Perkembangan Ekspor & Impor benih Hortikultura

Kebijakan perbenihan hortikultura diarahkan agar secara berangsur-angsur mengurangi impor dan mendorong ekspor. Impor benih masih dizinkan guna memenuhi kekurangan produksi benih di dalam negeri karena beberapa jenis komoditas tidak diproduksi atau tidak efisien jika diproduksi di dalam negeri.

Perkembangan ekspor – impor benih hortikultura pada tahun 2010 - 2014 cenderung fluktuatif baik dilihat dari volume maupun nilainya. Volume dan nilai ekspor benih sayuran biji dari tahun 2010 – 2014 selalu lebih besar daripada impornya. Sedangkan untuk benh sayuran umbi (bawang merah dan kentang) volume dan nilai impornya dari tahun ke tahun berfluktuasi dan belum pernah ekspor.

Untuk buah tanaman buah (melon dan semangka) pada tahun 2010 dan tahun 2011 ekspornya lebih rendah dari impornya, selanjutnya dari tahun 2011 – 2014 volume dan nilai ekspornya lebih tinggi dari impornya. Seperti benih sayuran biji, pada tahun 2010 – 2014 benih florikultura mempunyai volume dan nilai ekspor selalu lebih tinggi dari impornya. Volume ekspor – impor benih 2010 – 2014 dan nilainya dapat dilihat pada tabel 15 dan tabel 16 berikut :

37Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabe

l 15.

Vol

ume

Perm

ohon

an P

enge

luar

an/ P

emas

ukan

Ben

ih T

ahun

201

0 –

2014

Ta

bel 15

. Volu

me Pe

rmoh

onan

Pengel

uaran/

Pema

sukan

Benih

Ta

hun 2

010 –

2014

No Kom

oditas

2010

2011

2012

2013

2014

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

1 Say

uran

- Sa

yuran U

mbi (ton

) -

7.920

50 11.0

82 -

7.235

- 4.33

0 -

2.557

- Sa

yuran B

iji (kg)

5.769.92

0 67.3

52 6.94

5.090

76.803

4.692.20

3 34.6

98 8.39

5.444

35.691

7.027.80

8 71.2

03 2

Buah (k

g) 4.60

8 6.77

0 7.27

6 16.5

79 13.3

57 1.85

3 18.0

90 932

9.09

8 1.72

0 3

Florikul

tura (be

nih)

102.634

.593

4.141.55

9 141

.289.964

6.69

8.129

161.159

.705

4.910.2

60 145

.771.054

6.4

22.340

199.802

.744

5.520.3

83

Ta

bel 16

. Nilai

Perm

ohon

an Pen

geluar

an/ Pe

masuk

an Be

nih

Tahu

n 2010

– 201

4

No Kom

oditas

2010

2011

2012

2013

2014

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

1 Say

uran

- Sa

yuran U

mbi (ton

) -

6.793.50

0 60.0

00 7.64

3.400

- 10.1

02.500

- 6.08

9.100

- 3.18

8.400

- Sa

yuran B

iji (kg)

13.492.7

98 4.29

6.695

23.118.3

26 5.86

9.890

46.108.6

80 12.0

52.299

76.649.2

60 13.4

95.647

56.240.5

34 23.7

92.589

2 Bua

h (kg)

691.200

1.01

5.500

1.091.40

0 2.48

6.850

2.003.55

0 277

.890

2.713.50

0 139

.800

1.364.70

0 258

.000

3 Flor

ikultura

(benih)

40.0

43.641

13.966.7

45 110

.284.400

3.15

5.784

158.620

.577

2.311.6

32 72.2

59.349

2.434.6

24 110

.574.201

2.59

4.905

Tabe

l 16.

Nila

i Per

moh

onan

Pen

gelu

aran

/ Pem

asuk

an B

enih

Tah

un 2

010

– 20

14

Tab

el 15.

Volum

e Perm

ohonan

Penge

luaran

/ Pem

asukan

Benih

Tah

un 20

10 – 2

014

No Kom

oditas

2010

2011

2012

2013

2014

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

1 Say

uran

- Sa

yuran U

mbi (ton

) -

7.920

50 11.0

82 -

7.235

- 4.33

0 -

2.557

- Sa

yuran Bi

ji (kg)

5.769.92

0 67.3

52 6.94

5.090

76.803

4.692.20

3 34.6

98 8.39

5.444

35.691

7.027.80

8 71.2

03 2

Buah (k

g) 4.60

8 6.77

0 7.27

6 16.5

79 13.3

57 1.85

3 18.0

90 932

9.09

8 1.72

0 3

Florikult

ura (ben

ih) 102

.634.593

4.14

1.559

141.289

.964

6.698.12

9 161

.159.705

4.9

10.260

145.771

.054

6.422.3

40 199

.802.744

5.5

20.383

Tab

el 16.

Nilai P

ermoho

nan Pe

ngelua

ran/ P

emasu

kan Be

nih

Tahun

2010

– 2014

No Kom

oditas

2010

2011

2012

2013

2014

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

Pengelu

aran

Pemasu

kan

1 Say

uran

- Sa

yuran U

mbi (ton

) -

6.793.50

0 60.0

00 7.64

3.400

- 10.1

02.500

- 6.08

9.100

- 3.18

8.400

- Sa

yuran Bi

ji (kg)

13.492.7

98 4.29

6.695

23.118.3

26 5.86

9.890

46.108.6

80 12.0

52.299

76.649.2

60 13.4

95.647

56.240.5

34 23.7

92.589

2 Bua

h (kg)

691.200

1.01

5.500

1.091.40

0 2.48

6.850

2.003.55

0 277

.890

2.713.50

0 139

.800

1.364.70

0 258

.000

3 Flor

ikultura

(benih)

40.043.6

41 13.9

66.745

110.284

.400

3.155.78

4 158

.620.577

2.3

11.632

72.259.3

49 2.4

34.624

110.574

.201

2.594.90

5

Kete

rang

an :

Sum

ber D

itjen

Horti

kultu

ra, D

irekt

orat

Per

beni

han

Horti

kultu

ra

Kete

rang

an :

Sum

ber D

itjen

Horti

kultu

ra, D

irekt

orat

Per

beni

han

Horti

kultu

ra

38 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

2.2.8. Perkembangan Pelepasan/Pendaftaran Varietas Hortikultura

Dalam rangka penyediaan varietas unggul hortikultura, setiap tahun pemerintah melakukan pelepasan/pendaftaran varietas. Jenis dan varietas tanaman hortikultura yang telah dilepas/didaftar oleh Menteri Pertanian sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 73 jenis yang terdiri dari 797 varietas, dengan rincian : a) 26 jenis tanaman buah yang terdiri dari 177 varietas; b) 30 jenis tanaman sayuran yang terdiri dari 495 varietas; c) 11 jenis florikultura yang terdiri dari 115 varietas; dan d) 6 jenis tanaman tanaman obat yang terdiri dari 10 varietas. Rincian Perkembangan Per tahun sebagaimana tabel berikut :

Tabel 17. Jumlah Komoditas dan Varietas Hortikultura Yang Telah Didaftar Oleh Menteri Pertanian Tahun 2010 – 2014

No Komoditas

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Jenis Var Jenis Var Jenis Var Jenis Var Jenis Var

1 Buah 16 41 16 66 18 19 8 23 14 28

2 Sayuran 18 97 23 161 14 54 24 117 16 66

3 Hias 6 22 7 43 2 3 5 29 2 18

4 Biofarmaka 1 3 3 4 0 0 2 3 0 0

Jumlah 41 163 49 274 34 76 39 172 32 112

Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura, Direktorat Perbenihan Hortikultura

2.2.9 Pengendalian OPT Hortikultura

Secara umum hasil analisis data luas serangan OPT hortikultura (jeruk, mangga, manggis, aneka cabai, bawang merah, krisan) tahun 2010 – 2014 berhasil dengan pengamanan produksi lebih dari 95%, atau dengan kata lain luas serangan OPT dapat dikendalikan di bawah target yang ditetapkan (tidak lebih dari 5%).

Selama tahun 2010 – 2014 telah dilaksanakan gerakan pengendalian OPT pada berbagai komoditas sayuran, buah, florikultura dan tanaman obat di kawasan pengembangan. Gerakan pengendalian OPT yang dilaksanakan baik preventif maupun kuratif umumnya dengan memanfaatkan bahan pengendalian OPT spesifik lokasi yang melibatkan petani/kelompok tani/PPAH dan Klinik PHT secara langsung.

39Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 18. Perbandingan Luas Serangan OPT dengan Luas Panen Tahun 2010 - 2014

No. Uraian Nilai LS/LP *) (+/-),

2014 -2013 2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 1. Buah-buahan

Luas panen, LP (ha) Luas serangan OPT, LS (ha) Porsi LS/LP (%)

601.786,6111.687

1,9

191.440 1.970,73

1,03

189.755,8 4.598,07

2,5

110.654,80

2.567,05

2,3

100.793,673.147,54

3,120,82

2. Sayuran Luas panen, LP (ha) Luas serangan OPT, LS (ha) Porsi LS/LP (%)

1.057.046,931.246,7

2,96

587.747 27.117

4,61

511.672 24.862,5

4,9

460.000

20.568,20

4,5

519.806,320.901,1

4,00 (0,5)

3. Florikultura Luas panen, LP (ha) Luas serangan OPT, LS (ha) Porsi LS/LP (%)

3.973,15,45

0,14

24.829.454

62.945

0,25

4.418.765,5

62.976,7

1,5

2.800.000

6.600

0,24

1.110.5183.918

0,35 0,11

4. Tanaman Obat Luas panen, LP (ha) Luas serangan OPT, LS (ha) Porsi LS/LP (%)

24.720,72.941,8

11,9

138.190.953

607.000

0,44

34.971,2

48,20

0,2

32.000

92,6

0,28

26.93082.4

0.30 0,02

Rerata 4,23 1,59 2,28 1,83 1,94 0,11

KeteranganNilai LS / LP, proporsi luas serangan terhadap luas panenSumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Perlindungan Hortikultura

2.2.10 Pemantauan Residu Pestisida

Untuk memenuhi keamanan pangan sesuai amanat Undang-undang Hortikultura No. 13 tahun 2010, Direktorat Perlindungan Hortikultura melaksanakan pemantauan residu pestisida pada produk hortikultura. Hasil analisis selama 5 tahun (2010 – 2014) pada sampel produk hortikultura untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (buah dan sayuran) dari beberapa sentra produksi yang dianalisis residu pestisidanya masih di bawah BMR (Batas Maksimum Residu) yang ditetapkan.

40 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Hasil analisis residu produk buah, tidak terdeteksi residunya rata-rata 41.45 %, terdeteksi >BMR = 0 %, dan terdeteksi <BMR rata-rata 3.43 %. Produk sayuran tidak terdeteksi residunya rata-rata sebesar 66.45 %, terdeteksi >BMR = 0 %, dan terdeteksi <BMR = 23.43 %.

2.2.11 Pengelolaan Dampak Perubahan Iklim

Usaha peningkatan produksi pertanian khususnya tanaman hortikultura sangat dipengaruhi oleh faktor iklim. Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim karena Indonesia sebagai negara kepulauan dan kegiatan ekonomi masyarakat bertumpu pada sumber daya alam. Perubahan iklim menyebabkan adanya iklim ekstrim yang berpengaruh terhadap iklim, curah hujan, cuaca, dan suhu udara. Iklim dan cuaca merupakan sumberdaya alam, yang hingga saat ini manusia masih relatif belum mampu mengendalikannya. Oleh karena itu tindakan yang paling tepat untuk memanfaatkan sumberdaya iklim dan mengurangi dampak dari sifat ekstrimnya adalah penyesuaian kegiatan pertanian dengan perilaku iklim pada masing-masing wilayah.

Banjir dan kekeringan merupakan bentuk dampak perubahan iklim yang hampir setiap tahun terjadi, terutama di daerah rawan banjir dan kekeringan. Langkah penanganan untuk mengantisipasi dan menanggulangi dampak perubahan iklim terhadap tanaman hortikultura, secara konseptual dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pendekatan strategis, taktis dan operasional. Pendekatan strategis lebih bertitik tolak pada identifikasi biofisik iklim (iklim dan tanah). Pendekatan ini didasarkan kepada kondisi rata-rata iklim dan/atau kekerapan (frekuensi) terjadinya bencana.

Dengan pendekatan ini dapat dirancang dan ditetapkan alternatif teknologi usahatani yang tepat untuk masing-masing wilayah. Pendekatan taktis lebih bersifat temporal melalui pendugaan atau peramalan cuaca/iklim jangka pendek atau menengah. Selanjutnya, pendekatan operasional adalah adanya upaya yang bersifat penyelamatan untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang telah terjadi, seperti pemanfaatan sumber air alternatif, baik memanfaatkan air tanah atau hujan buatan, maupun pengalihan wilayah sasaran pengairan, dan lain-lain.

41Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Dalam rangka mengantisipasi dampak perubahan iklim, pendekatan strategis merupakan langkah awal yang paling tepat dan harus segera diupayakan secara sistematis dan menyeluruh. Upaya tersebut menyangkut inventarisasi dan identifikasi wilayah rawan yang berindikasi rawan bencana alam serta langkah antisipasi adaptasi serta mitigasinya.

Sehubungan dengan itu, agar rekomendasi yang dihasilkan sebagai upaya antisipasi dan mitigasi perubahan iklim dalam rangka menekan kehilangan hasil hortikultura akibat DPI yang meliputi bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT pada sentra produksi hortikultura dapat diberikan secara akurat, maka pengadaan fasilitasi AWS sebagai pendukung kegiatan analisis telah dialokasikan pada tahun 2012 sebanyak 11 unit

2.2.12. Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan Hortikultura

Pengembangan kelembagaan pemerintah dalam bidang perlindungan hortikultura sesuai dengan prinsip - prinsip PHT di daerah (BPTPH dan LPHP) diarahkan untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terutama dalam hal menyediakan teknologi pengendalian OPT yang spesifik lokasi, serta sebagai pusat pengembangan Agens Hayati.

Pengembangan Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit, penerapan teknologi pengembangan agens hayati dan biopestisida dalam usaha budidaya tanaman sangat diperlukan. Teknologi pengendalian OPT telah banyak dihasilkan melalui beberapa kegiatan teknis yang dilakukan oleh Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP), perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Pengembangan dan pemasyarakatan agens hayati dan biopestisida memerlukan usaha dan keinginan yang kuat.

Sehubungan dengan itu diperlukan wadah kegiatan yang digunakan untuk menampung usaha dan keinginan sebagaimana tersebut di atas, baik kelembagaan pemerintah di tingkat provinsi dan kabupaten, yaitu Laboratorium PHP/Laboratorium Agens Hayati dan Laboratorium Pestisida maupun kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat petani/kelompok tani berupa Klinik PHT dan PPAH yang berbasis kelompok tani yang dibina oleh BPTPH dan LPHP

42 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

2.2.13. Peningkatan Pengendalian OPT Hortikultura

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman, pengendalian OPT menjadi tanggungjawab petani, sedangkan peranan pemerintah berwenang membantu dalam kasus eksplosi. Sesuai dengan Undang-Undang Otonomi Daerah, pelaksanaan pengendalian OPT sebenarnya telah menjadi kewenangan pemerintah daerah. Pengelolaan OPT hortikultura hendaknya dilakukan secara ramah lingkungan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura.

Capaian dukungan perlindungan hortikultura dalam pengamanan produksi hortikultura seperti tabel berikut:

Tabel 19. Capaian Dukungan Perlindungan Hortikultura 2011 - 2014

Indikator Kinerja 2011 2012 2013 2014

Peningkatan pengelolaan OPT (kali) 1.143 901 1.086 1.282

Pengelolaan dampak perubahan iklim (rekomen-dasi)

64 78 71 71

Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan (unit)

368 164 229 913

Peningkatan kapasitas laboratorium perlindungan tanaman hortikultura (unit)

70

Peningkatan pemenuhan persyaratan teknis SPS mendukung ekspor produk hortikultura (Draft Pest List)

13 13 16 16

Pengembangan Klinik PHT (Klinik) 98

Pengembangan SLPHT (Klp) 362 531 626 629

Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura, Direktorat Perbenihan Hortikultura

43Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

2.2.14. Pelaksanaan SLPHT Hortikultura

Kegiatan sekolah lapang PHT (SLPHT), pada kurun waktu 2010 – 2014 telah dilakukan sebagai berikut:

1. Tahun 2010 sebanyak 266 kelompok di 33 propinsi.

2. Tahun 2011 sebanyak 362 kelompok di 32 propinsi

3. Tahun 2012 sebanyak 540 kelompok di 32 propinsi

4. Tahun 2013 sebanyak 651 kelompok di 32 propinsi.

Tahun 2014 sebanyak 660 kelompok. Pelaksanaan SLPHT ini termasuk dalam rangka mendukung Rencana Aksi Bukittinggi (UKP4) yang dilaksanakan pada kawasanan pengembangan bawang merah sebanyak 108 kelompok di 22 propinsi, pada kawasan pengembangan cabai merah 67 kelompok di 13 propinsi, dan pada kawasan pengembangan cabai rawit merah 44 kelompok di 15 propinsi.

45Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

3. VISI, MISI DAN TUJUAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2015-2019

3.1. Keterkaitan Visi, Misi dan Tujuan Terhadap Renstra Kementan Tahun 2015-2019

Kabinet Kerja telah menetapkan visi yang harus diacu oleh Kementerian/Lembaga, yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Dengan memperhatikan visi pemerintah tersebut dan mempertimbangkan masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian, maka visi Kementerian Pertanian adalah: Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Dalam rangka mewujudkan visi ini maka misi Kementerian Pertanian adalah :

1. Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi

2. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian

3. Mewujudkan kesejahteraan petani

4. Mewujudkan Kementerian Pertanian yang transparan, akuntabel,

5. profesional dan berintegritas tinggi

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Pertanian, maka tujuan pembangunan pertanian periode 2015-2019 yang ingin dicapai yaitu:

1. Terwujudnya swasembada padi jagung, kedelai serta meningkatnya produksi daging dan gula

2. Terpenuhinya akses pangan masyarakat terhadap pangan

3. Bergesernya budaya konsumsi pangan

4. Meningkatnya stabilisasi produksi dalam rangka stabilisasi harga

5. Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi

6. Mendorong majunya agrobioindustri

46 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

7. Meningkatnya kualitas dan pendapatan petani

8. Terwujudnya reformasi birokrasi Kementerian Pertanian

Renstra Direktorat Hortikultura merupakan bagian Renstra Kementan 2015-2019 secara skematis dapat dilihat posisi kontribusinya sebagai beikut :

Gambar 9. Keterkaitan Visi, Misi dan Tujuan serta sasaran Renstra Kementan 2015-2019 (Adendum Permentan Nomor 09/Permentan/RC.020/3/2016) dengan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura

Visi Misi Tujuan Indikator Tujuan

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan

Petani

Mewujudkan ketahanan pangan dan

gizi

1. Meningkatnya stabilisasi produksi dalam rangka stabilisasi harga

1. Laju pertumbuhan peningkatan produksi aneka cabai dan bawang merah

Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas

Pertanian

2. Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi

2. Pertumbuhan nilai ekspor komoditas strategis hortikultura

Khususnya terkait dengan tujuan T-1 (Meningkatnya stabilisasi produksi dalam rangka stabilisasi harga), maka Eselon I yang secara langsung melaksanakan stabilisasi harga adalah Badan Ketahanan Pangan. Sedangkan Ditjen Hortikultura melaksanakan stabilisasi produksi yang memberikan kontribusi pada stabilisasi harga.

47Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

3.2 Visi, Misi dan Tujuan Serta Sasaran Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019

Sesuai TUPOKSI Ditjen Hortikultura maka Visi, Misi dan Tujuan serta Sasaran Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 sebagai berikut :

Gambar 10. Visi, Misi dan Tujuan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019

VISITERWUJUDNYA KEDAULATAN PANGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI HORTIKULTURA

Misi Tujuan Sasaran

M-1Mewujudkan ketahanan

pangan dan gizi

T-1Meningkatnya stabilisasi produksi dalam rangka

stabilisasi harga

S-1 Stabilnya produksi cabai

dan bawang merah

M-2Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas

Pertanian

T-2 Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi

tinggi

S-2Berkembangnya komoditas

bernilai tambah dan berdaya saing

49Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

4 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

4.1 Strategi

Strategi yang dikembangkan dalam mewujudkan tujuan pembangunan hortikultura 2015 – 2019 diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Peningkatan jumlah dan mutu benih Hortikultura melalui:

1.1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;

1.2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;

1.3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;

1.4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;

1.5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;

2. Peningkatan produksi aneka jeruk, tanaman buah lain, serta florikultura melalui :

2.1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura;

2.2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura;

2.3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura;

50 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

2.4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura;

3. Peningkatan produksi aneka cabai, bawang merah, sayuran lain dan tanaman obat.

3.1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat;

3.2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat;

3.3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat;

3.4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat;

3.5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat;

4. Pengendalian hama penyakit dan perlindungan hortikultura.

4.1. pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan;

4.2. peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan;

4.3. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan buah dan florikultura, sayuran dan tanaman obat, serta dampak perubahan iklim dan bencana alam;

51Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

4.4. pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan buah dan florikultura, sayuran dan tanaman obat, serta dampak perubahan iklim dan bencana alam;

4.5. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan buah dan florikultura, sayuran dan tanaman obat, serta dampak perubahan iklim dan bencana alam;

4.6. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan buah dan florikultura, sayuran dan tanaman obat, serta dampak perubahan iklim dan bencana alam;

5. Peningkatan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura

5.1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura;

5.2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura;

5.3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura;

5.4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura;

5.5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura;

5.6. koordinasi perumusan dan harmonisasi standar serta penerapan standar mutu di bidang hortikultura.

52 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

6. Peningkatan kualitas aparatur dan akuntabilitas layanan kelembagaan dalam Pengembangan Hortikultura

6.1. koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran, serta kerja sama di bidang hortikultura;

6.2. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;

6.3. evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan masyarakat serta informasi publik;

6.4. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta pemberian layanan rekomendasi di bidang hortikultura;

4.2 Arah kebijakan

Kebijakan yang akan dilakukan dalam mencapai visi dan misi pembangunan hortikultura 2015-2019 fokus pada usaha pengembangan kawasan, pengembangan sistem perbenihan dan pengembangan sistem perlindungan, serta tata kelola manajemen. Adapun penjelasan mengenai arah kebijakan adalah sebagai berikut:

1). Pengembangan Kawasan Budidaya Hortikultura a) Peningkatanproduksi,produktivitas,mutudandayasaingproduk

hortikultura secara berkelanjutan melalui intensifikasi maupunekstensifikasisertaregistrasikebun/lahanusaha.

b) Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menujukemandirianusahahortikultura

c) Peningkatanketersediaanprodukmelaluipengaturanpolaproduksidanpenangananpascapanen.

2). Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikulturaa) Penguatankelembagaanperbenihan(BPSB,BBI/BBH,Laboratorium

kulturjaringan,penangkarbenih)

53Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

b) Penumbuhandanpemantapanindustriperbenihanhortikulturac) Fasilitasi regulasi perbenihan secara kondusif untuk kemandirian

benihdalamnegerid) Penyediaanbenihsumberuntukmenghasilkanbenihbermutue) Pemasyarakatandanpromosipenggunaanbenihbermutu

3). Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikulturaa) PerlindunganTanamanBerbasisSistemPHTb) Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan

(BPTPH,LaboratoriumPHP/AgensHayati/Lab.Pestisida,KlinikPHTdanPPAH)

c) PeningkatanPengendalianOPTHortikulturaPenangananDampakPerubahanIklim

4). Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Hortikultura

a) Fasilitasi Gudang/Bangsal pascapanen b) Fasilitasi Sarana Prasarana Pascapanenc) Fasilitasi Sarana Prasarana Pengolahand) Jumlah Cold Storage Hortikulturae) Fasilitasi Hortiparkf ) Fasilitasi Pemasaran Hortikulturag) Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu Hortikultura

5). Tata Kelola Manajemen a) Pengelolaan anggaran berbasis kinerjab) Peningkatan pengendalian internalc) Peningkatan pengelolaan data dan informasid) Peningkatan pengelolaan aset e) Peningkatan aspek kehumasan f ) Pengelolaan regulasi hortikultura g) Pengelolaan Sumberdaya hortikultura

55Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

5. Sasaran Pembangunan Hortikultura

5.1 Sasaran Umum

Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 – 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2. Peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan substitusi Impor, 3. Penyediaan dan peningkatan bahan baku bioindustri dan bioenergi 4. Peningkatan kesejahteraan petani.

Mengacu pada sasaran utama Kementerian Pertanian, maka sasaran yang akan dicapai Direktorat Jenderal Hortikultura pada periode 2015 – 2019 adalah :

1. Stabilnya produksi cabai dan bawang merah;

2. Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing

5.2. Sasaran Strategis Utama

5.2.1. Stabilnya Produksi Cabai dan Bawang Merah

5.2.1.1 Bawang Merah

Pengembangan bawang merah nasional memiliki empat sasaran, yaitu : (1) Ketersediaan bawang merah lebih merata sepanjang tahun; (2) Stabilisasi harga; (3) Pengurangan impor; dan (4) Peningkatan ekspor. Untuk mencapai sasaran tersebut maka salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah melalui peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah yang semakin meningkat. Produksi bawang merah nasional dalam kurun waktu 2015-2019 diproyeksikan meningkat berkisar 1- 1,5% per tahun.

Pada tahun 2016, kebutuhan bawang merah nasional adalah sebanyak 1.002.715 ton. Dengan mempertimbangkan nilai kehilangan hasil/tercecer (losses) selama periode pasca panen dan distribusi, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan produksi sebesar 1.292.808 ton. Produksi ini meningkat menjadi 1.484.976 pada tahun 2019. Peningkatan produksi

56 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

ini dapat dicapai melalui melalui program pengembangan kawasan atau perluasan areal tanam (ekstensifikasi), pemantapan kawasan (intensifikasi), dan produksi diluar musim (off season) seperti tercantum dalam proyeksi.

Tabel 20. Proyeksi Penyediaan Bawang Merah

No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

Penyediaan (6+7- 8) 1.022.715 1.059.422 1.140.896 1.180.240 1.221.789

1 Luas Tanam (Ha) 126.276 129.113 132.793 135.027 137.410

2 Luas Panen (Ha) 122.176 122.657 126.153 128.275 130.539

3 Produktivitas (ton/ha) 10 11 11 11 11

4 Produksi (ton) 1.229.091 1.292.808 1.390.210 1.436.407 1.484.976

5 Tercecer (%) 0 0 0 0 0

5 Tercecer (ton) 102.752 104.562 108.659 108.363 107.987

6 Produksi Rogol (ton) 1.013.705 1.069.422 1.153.396 1.195.240 1.239.289

7 Impor (ton) 17.429 - - - -

8 Ekspor (ton) 8.418 10.000 12.500 15.000 17.500

Sumber; Roadmap Cabai Kementan 2016

5.2.1.2 Cabai

Pengembangan cabe nasional memiliki empat sasaran, yaitu : (1) Ketersediaan aneka cabai lebih merata sepanjang tahun; (2) Stabilisasi harga; (3) Pengurangan impor; dan (4) Peningkatan ekspor. Untuk mencapai sasaran tersebut maka salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah melalui peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah yang semakin meningkat. Produksi cabai nasional dalam kurun waktu 2015-2019 diproyeksikan meningkat berkisar 1- 1,5% per tahun.

Pada tahun 2016, kebutuhan cabai nasional adalah sebanyak 2.002.485 ton. Dengan mempertimbangkan nilai kehilangan hasil/tercecer (losses)

57Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

selama periode pasca panen dan distribusi, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan produksi sebesar 2.132.676 ton. Produksi ini meningkat menjadi 2.295.481 pada tahun 2019. Peningkatan produksi ini dapat dicapai melalui melalui program pengembangan kawasan atau perluasan areal tanam (ekstensifikasi), pemantapan kawasan (intensifikasi), dan produksi diluar musim (off season) seperti tercantum dalam proyeksi

Tabel 21. Proyeksi Penyediaan Aneka Cabai

No Uraian 2016 2017 2018 2019

Penyediaan (5+7-6-8) 2.002.485 2.068.473 2.131.070 2.178.451

1 Luas Tanam (Ha) 335.826 338.373 340.007 344.845

2 Luas Panen (Ha) 298.897 301.082 295.476 300.157

3 Produktivitas C. Besar (ton/ha)

8,00 8,20 8,86 8,93

4 Produktivitas C. Rawit (ton/ha)

6,25 6,38 6,39 6,40

5 Produksi (ton) 2.132.676 2.196.657 2.245.440 2.295.481

6 Tercecer 130.191 128.184 114.370 117.030

7 Impor (ton) - - - -

8 Ekspor (ton) 1.713 1.881 2.066 2.270

Sumber; Roadmap Cabai Kementan 2016

5.2.2. Berkembangnya Komoditas Bernilai Tambah dan Berdaya Saing

1. Sasaran Produksi

Sasaran peningkatan produksi aneka produk hortikultura pada kurun waktu 2015 – 2019 berkisar rata-rata antara 2 - 7 % setiap tahunnya baik untuk produksi buah, sayuran, tanaman obat maupun tanaman florikultura dengan penjelasan sasaran secara lebih rinci sebagai berikut:

58 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

a. Produksi Buah

Sasaran peningkatan produksi buah-buahan 2015 – 2019 ditargetkan rata-rata 2% per tahun. Adapun sasaran produksi untuk komoditas buah-buahan 2015 – 2019 adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 22. Sasaran Produksi Buah 2015 -2019

No KomoditasProduksi (Ton)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Alpukat 311,928 316,669 321,546 326,562 331,7872 Belimbing 82,877 84,137 85,433 86,766 88,1543 Duku 211,550 214,766 218,073 221,475 225,0194 Durian 874,582 890,500 906,885 923,753 941,3045 Jambu Biji 190,217 193,108 196,082 199,141 202,3276 Jambu Air 93,630 95,409 97,270 99,215 101,3487 Jeruk siam 1,820,961 1,859,201 1,901,033 1,946,658 1,996,2988 Jeruk Besar 143,407 145,917 148,835 152,109 155,6849 Mangga 2,475,093 2,520,140 2,566,763 2,615,531 2,666,534

10 Manggis 116,706 118,713 120,791 122,929 125,12911 Nangka/Cempedak 653,956 663,896 674,120 684,636 695,59012 Nenas 1,857,508 1,879,799 1,902,356 1,925,184 1,948,28713 Pepaya 852,714 865,675 879,006 892,719 907,00214 Pisang 6,917,458 6,976,257 7,039,043 7,105,914 7,176,26315 Rambutan 749,035 761,768 775,099 788,974 803,96416 Salak 1,130,142 1,141,443 1,152,858 1,164,386 1,176,03017 Sawo 140,279 142,411 144,604 146,860 149,21018 Markisa 109,767 111,436 113,152 114,917 116,75619 Sirsak 53,855 54,674 55,516 56,382 57,28420 Sukun 105,035 106,632 108,274 109,963 111,72221 Apel 246,559 250,307 254,162 258,126 262,25622 Anggur 11,310 11,482 11,658 11,840 12,03023 Melon 152,753 155,350 158,068 160,914 163,89024 Semangka 664,438 675,733 687,558 699,935 712,88325 Blewah 39,246 39,842 40,456 41,087 41,74426 Stroberi 59,765 60,674 61,608 62,569 63,570

Total Buah 20,064,772 20,335,938 20,620,249 20,918,545 21,232,067

59Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

b. Produksi sayuran

Sasaran peningkatan produksi sayuran 2015 – 2019 ditargetkan rata-rata 2% pertahun. Adapun sasaran produksi untuk komoditas sayuran 2015 – 2019 adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 23. Sasaran Produksi Sayuran 2015 -2019

NO KOMODITAS 2015 2016 2017 2018 2019

1 Bawang Daun 593.101 602.887 613.981 627.795 643.176

2 Kentang 1.374.771 1.405.016 1.437.332 1.471.828 1.508.623

3 Kol/Kubis 1.455.217 1.479.228 1.505.410 1.534.765 1.568.991

4 Kembang Kol 138.488 140.787 143.377 146.603 150.195

5 Petsai/Sawi 611.204 621.350 632.783 647.020 662.872

6 Wortel 502.987 511.337 520.745 532.462 545.508

7 Lobak 32.323 32.860 33.465 34.218 35.056

8 Kacang Merah 101.771 103.460 105.364 107.735 110.374

9 Kacang Panjang 457.244 464.834 473.387 484.038 495.897

10 Paprika 7.133 7.251 7.384 7.551 7.736

11 Jamur 37.952 38.582 39.292 40.176 41.160

12 Tomat 934.307 953.927 974.914 998.312 1.023.270

13 Terung 565.117 574.498 585.069 598.233 612.889

14 Buncis 324.578 331.556 339.016 346.814 355.311

15 Ketimun 484.907 492.956 502.026 513.322 525.898

16 Labu Siam 362.737 368.758 375.543 383.993 393.401

17 Kangkung 325.999 333.334 341.334 350.038 359.664

18 Bayam 136.842 139.921 143.279 146.933 150.974

19 Melinjo 198.635 199.926 201.426 203.198 205.129

20 Petai 231.553 233.058 234.806 236.873 239.123

21 Jengkol 53.930 54.280 54.687 55.168 55.692

Total sayuran 12.228.177 12.498.212 12.775.137 13.082.772 13.414.977

Sayuran lainnya 8.948.027 9.107.410 9.282.610 9.485.469 9.709.756

60 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

c. Produksi Tanaman Obat

Sasaran peningkatan produksi tanaman obat 2015 – 2019 ditargetkan rata-rata 2% pertahun. Adapun sasaran produksi untuk komoditas tanaman obat 2015 – 2019 adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 24. Sasaran Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2015 - 2019

No KomoditasProduksi (Kg)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Jahe 231,767,689 238,257,185 245,357,249 252,717,966 260,425,864

2 Lengkuas 63,614,950 64,760,019 65,938,651 67,257,424 68,622,750

3 Kencur 38,658,544 39,740,984 40,913,343 42,140,743 43,426,036

4 Kunyit 114,890,386 118,107,316 121,626,914 125,275,722 129,096,631

5 Lempuyang 7,495,340 7,641,499 7,794,329 7,952,554 8,115,581

6 Temulawak 25,567,932 26,028,155 26,501,868 27,031,905 27,580,653

7 Temuireng 6,611,004 6,739,919 6,874,717 7,014,274 7,158,066

8 Temukunci 6,113,884 6,233,105 6,357,767 6,486,829 6,619,809

9 Dringo 612,730 624,678 637,172 650,106 663,433

10 Kapulaga 74,215,501 75,736,919 77,327,394 79,028,597 80,925,283

11 Mengkudu/Pace 8,706,007 8,840,950 8,991,246 9,148,593 9,313,268

12 Mahkota Dewa 13,287,599 13,493,557 13,722,948 13,963,099 14,214,435

13 Kejibeling 712,331 726,221 740,746 755,783 771,277

14 Sambiloto 1,112,227 1,133,916 1,156,594 1,180,073 1,204,264

15 Lidah Buaya 15,495,444 15,813,101 16,145,176 16,492,297 16,871,620

JUMLAH 608,861,569 623,877,523 640,086,113 657,095,966 675,008,971

d. Produksi Tanaman Florikultura

Sasaran peningkatan produksi tanaman florikultura 2015 – 2019 ditargetkan rata-rata 5- 7 % pertahun. Sasaran produksi untuk komoditas tanaman florikultura 2015 – 2019 adalah sebagaimana tabel berikut:

61Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

Tabel 25. Sasaran Produksi Tanaman Florikultura 2015 -2019

No KomoditasProduksi (Kg)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Anggrek 20,371,295 21,043,548 21,759,028 22,509,715 23,297,555

2 Anthurium Bunga 2,864,465 2,925,478 2,988,375 3,053,522 3,120,699

3 Anyelir 2,995,654 3,059,461 3,125,240 3,193,370 3,263,624

4 Gerbera ( Herbras ) 7,611,003 7,773,117 7,940,239 8,113,336 8,291,830

5 Gladiol 1,924,298 1,965,286 2,007,539 2,051,304 2,096,432

6 Heliconia 1,145,990 1,170,399 1,195,563 1,221,626 1,248,502

7 Krisan 437,929,260 451,067,138 465,140,433 479,885,385 495,241,717

8 Mawar 177,577,834 182,461,225 187,570,139 193,009,673 198,992,973

9 Sedap Malam 106,822,829 109,098,156 111,443,766 113,873,240 116,378,451

Bunga Potong 759,242,628 780,563,807 803,170,323 826,911,171 851,931,784

10 Dracaena*) 3,641,217 3,762,105 3,890,017 4,022,666 4,161,448

11 Cordylene 513,184 524,115 535,384 547,055 559,090

12 Monstera 114,014 116,443 118,946 121,539 124,213

13 Sansevierria (Pedang - pedangan) ***) 1,282,526 1,309,844 1,338,006 1,367,174 1,397,252

14 Aglaonema *) 1,017,577 1,039,251 1,061,595 1,084,738 1,108,602

15 Adenium (Kamboja Jepang) *) 1,017,577 1,039,251 1,061,595 1,084,738 1,108,602

16 Euphorbia *) 1,382,105 1,411,544 1,441,892 1,473,326 1,505,739

17 Phylodendron *) 14,800,232 15,115,477 15,440,460 15,777,062 16,124,157

18 Pakis *) 19,867,883 20,503,656 21,170,025 21,868,635 22,612,169

19 Dieffenbachia *) 190,760 194,823 199,011 203,350 207,824

20 Anthurium Daun *) 1,077,041 1,099,982 1,123,631 1,148,126 1,173,385

21 Caladium *) 292,522 298,752 305,175 311,828 318,689

22 Melati •) 37,390,548 38,680,522 40,053,681 41,515,640 43,176,266

23 Palem *) 2,503,747 2,585,118 2,671,720 2,765,230 2,864,778

24 Soka (Ixora) ) 1,026,640 1,048,507 1,071,050 1,094,399 1,118,476

Ket. *) Satuan produksi dalam pohon **) Satuan produksi dalam Kg ***) Satuan produksi dalam rumpun

63Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

6. Program, Sasaran Program, Indikator Sasaran dan Indikator Output

6.1 Program, Sasaran Program dan Indikator Sasaran

Program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura adalah “Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura”

Sasaran program dan indikator ini merujuk pada Renstra Kementerian Pertanian dan disesuaikan dengan Tupoksi Direktorat Jenderal Hortikultura, yakni untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

Selanjutnya sistematika program adalah sebagai berikut.

Tabel 26. Sistematika Program

4.1 Stabilnya Produksi Cabai dan Bawang Merah dengan indikator :

4.1.1 Jumlah produksi aneka cabai (ton)4.1.2 Jumlah produksi bawang merah (ton)

4.1.3 Koefesien variasi produksi cabai (%)4.1.4 Koefesien variasi produksi bawang merah (%)

5.2 Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing dengan indikator :5.2.1 Produksi Jeruk (ton)5.2.2 Produksi Mangga (ton)5.2.3 Produksi Nenas (ton)5.2.4 Produksi Manggis (ton)5.2.5 Produksi Salak (ton)5.2.6 Produksi Buah Lain (ton)5.2.7 Produksi Kentang (ton)5.2.8 ProduksiSayuranLainnya(ton)5.2.9 ProduksiTanamanObat(ton)5.2.10 Produksibungapotongdandaunpotong(tangkai)5.2.11 Produksibungapotdanlanskap(pohon)5.2.12 Produksibungatabur(kg)

64 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

6.2. Indikator Output

Pencapaian sasaran (outcome) sangat tergantung dari keberhasilan output dari kegiatan, oleh karenanya maka masing-masing sasaran dijabarkan dengan indikator outputnya, yakni sebagai berikut:

Tabel 27. Indikator Outcome dan Output

4.1 Outcome = Stabilnya Produksi Cabai dan Bawang Merah dengan indikator :

4.1.4 Produksi Aneka Cabai (ton)

- LuasKawasanAnekaCabai(Ha)

4.1.5 Produksi Bawang Merah (ton)

- LuasKawasanBawangMerah(Ha)- ProduksibenihBawangMerah(Kg)

5.2 Outcome = Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing 5.2.1 Produksi Jeruk (ton)

- LuasKawasanTanamanJeruk(Ha)- ProduksiBenihJeruk(Batang)

5.2.2 Produksi Mangga (ton)5.2.3 Produksi Nenas (ton); 5.2.4 Produksi Manggis (ton); 5.2.5 Produksi Salak (ton)5.2.6 Produksi Buah Lainnya (ton)

- LuasKawasanBuahLainnya(Ha)- RegistrasiKebunGAPBuah(Kebun)- ProduksiBenihTanamanBuahLainnya(Batang)

5.2.7 Produksi Kentang (ton)5.2.8 Produksi Sayuran Lainnya (ton)5.2.9 Produksi Tanaman Obat (ton)

- LuasKawasansayuranlainnya(Ha)- LuasKawasanTanamanObat(Ha)

65Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

- RegistrasiLahanUsahaGAPSayurandanTanamanObat(LahanUsaha)- ProduksiBenihKentang(KNol)

5.2.10 Produksi Bunga Potong dan Daun Potong (tangkai)5.2.11 Produksi Bunga Pot dan Tanaman Lanskap (pohon)5.2.12 Produksi Bunga Tabur (kg)

- LuasKawasanTanamanFlorikultura(M2)- RegistrasiLahanUsahaGAPFlorikultura(LahanUsaha)- DesaOrganikBerbasisTanamanBuah/Florikultura(Desa)- DesaOrganikBerbasisTanamanSayuran/Obat(Desa)- FasilitasiKelompokPenggerakPembangunHortikulturadiWilayahPenyangga- JumlahBangsalpascapanen(unit)- JumlahColdStorageHortikultura(unit)- JumlahSaranaPrasaranaPascapanen(unit)- JumlahSaranaPrasaranaPengolahan(unit)- FasilitasiPemasaranHortikultura(kali)- FasilitasiPenerapanJaminanMutuHortikultura(kali)- FasilitasiHortipark(lokasi)- PembinaanLembagaPerbenihanHortikultura(lembaga)- JumlahPenangkarbenihyangmendapatkanfasilitasi(kelompok)- JumlahVarietasbaruhortikultura(calonvarietas)- Sertifikasidanpengawasanperedaranbenihhortikultura(unit)- GerakanPengendalianOPT(Ha)- SLPHT(Kelompok)- FasilitasiSaranaPrasaranaKelembagaanPerlindunganHortikultura(Unit)- PenangananDampakPerubahanIklim(Ha)- SAKIP(%)

67Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

7. Target dan Langkah Operasional

7.1 Target

Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura menetapkan beberapa target pembangunan yang akan dijadikan indikator kinerja setiap tahun anggaran. Hal ini dilakukan sebagai bahan rujukan bagi proses evaluasi. Target tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 28. Target Renstra Ditjen Hortikultura

No. 2016 2017 2018 2019

4.1 Stabilnya Produksi Cabe dan Bawang Merah

INDI

KATO

RR OU

TCOM

E

4.1.1Koefesien variasi produksi bulanan cabai besar (cv %) ≤15 ≤11 ≤10 ≤10

4.1.2Koefesien variasi produksi bulanan cabai rawit (%) ≤18 ≤16 ≤15 ≤15

4.1.3Koefesien variasi produksi bulanan bawang merah (%) ≤20 ≤17 ≤16 ≤15

4.1.4 Produksi Aneka Cabai (ton) 2.132.676 2.196.657 2.245.440 2.295.481

a. Produksi Cabai Besar (ton) 1.209.455 1.245.739 1.283.111 1.321.604

b. Produksi Cabai Rawit (ton) 923.221 950.918 962.329 973.877

4.1.5 Produksi Bawang Merah (ton) 1.292.808 1.390.207 1.436.407 1.484.976

5.2 Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing

INDI

KATO

R OUT

COME

5.2.1 Produksi Jeruk (ton) 2.005.118 2.049.868 2.098.767 2.151.982

5.2.2 Produksi Mangga (ton); 2.520.140 2.566.763 2.615.531 2.666.534

5.2.3 Produksi Nenas (ton); 1.879.799 1.902.356 1.925.184 1.948.287

5.2.4 Produksi Manggis (ton); 118.713 120.791 122.929 125.129

5.2.5 Produksi Salak (ton) 1.141.443 1.152.858 1.164.386 1.176.030

5.2.6 Produksi Kentang (ton) 1.405.016 1.437.332 1.471.828 1.508.623

5.2.7 Produksi Sayuran Lainnya (ton) 7.702.394 7.845.278 8.013.641 8.201.133

5.2.8 Produksi Tanaman Obat (ton) 623.877.523 640.086.113 657.095.966 675.008.971

5.2.9 Produksi Buah Lainnya (ton) 12.670.725 12.827.614 12.991.747 13.164.105

Produksi Daun dan Bunga Potong (tangkai) 781.204.365 803.824.652 827.579.765 852.615.087

Produksi Tanaman Pot dan Lanskap (Pohon) 48,098,466 49,436,171 50,834,098 52,303,868

Produksi Bunga Tabur (Kg) 38,680,522 40,053,681 41,515,640 43,176,266

68 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

7.2 Stabilisasi cabai dan bawang merah dan indikator berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing

Adapun masing-masing target sebagai berikut : kawasan sayuran lainnya

Tabel 29. Rincian Target Ouput Kegiatan Produksi Cabe dan Bawang

No. Jenis Indikator Sasaran dan Output 2016 2017 2018 20194.1.4 Produksi Aneka Cabai (ton) 2.132.676 2.196.657 2.245.440 2.295.481

Koefesien variasi produksi bulanan Cabai Besar (cv %)

≤ 15 ≤ 11 ≤ 10 ≤ 10

Koefesien variasi produksi bulanan Cabai Rawit (cv %)

≤ 18 ≤ 16 ≤ 15 ≤ 15

a. Produksi Cabai Besar (ton) 1.209.455 1.245.739 1.283.111 1.321.604

b. Produksi Cabai Rawit (ton) 923.221 950.918 962.329 973.877

- Luas Kawasan Aneka Cabai (Ha) 15.168 15.000 16.500 18.150

4.1.5 Produksi Bawang Merah (ton) 1.292.808 1.390.207 1.436.407 1.484.976Koefesien variasi produksi bulanan Bawang Merah (cv %)

≤ 20 ≤ 17 ≤ 16 ≤ 15

- Luas Kawasan Bawang Merah (Ha) 4.888 7.000 7.700 8.470- Produksi benih Bawang Merah (Kg) 2.000.000 3.065.000 2.205.000 2.315.250

Tabel 30. Rincian Target Ouput Kegiatan Produksi Jeruk, Buah Lainnya dan Florikultura

No. Jenis Indikator Sasaran dan Output 2016 2017 2018 20195.2.1. Produksi Jeruk (ton) 2.005.118 2.049.868 2.098.767 2.151.982

- Luas Kawasan Tanaman Jeruk (Ha) 2.400 1.563 2.200 2.600

- Produksi Benih Jeruk (Batang) 252.000 264.600 277.830

5.2.2 Produksi Mangga (ton); 2.520.140 2.566.763 2.615.531 2.666.534

5.2.3 Produksi Nenas (ton); 1.879.799 1.902.356 1.925.184 1.948.2875.2.4 Produksi Manggis (ton); 118.713 120.791 122.929 125.1295.2.5 Produksi Salak (ton) 1.141.443 1.152.858 1.164.386 1.176.0305.2.6 Produksi Buah Lainnya (ton) 12.670.725 12.827.614 12.991.747 13.164.105

- Luas Kawasan Buah Lainnya (Ha) 1.500 283 2300 2.400- Registrasi Kebun GAP Buah (Kebun) - - 350 355- Produksi Benih Tanaman Buah Lainnya

(Batang)170.000 178.500 187.425 196.796

69Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

5.2.7 Produksi Kentang (ton) 1.405.016 1.437.332 1.471.828 1.508.6235.2.8 Produksi Sayuran Lainnya (ton) 7.702.394 7.845.278 8.013.641 8.201.1335.2.9 Produksi Tanaman Obat (ton) 623.877.523 640.086.113 657.095.966 675.008.971

- Luas Kawasan sayuran lainnya (Ha) 1,402 1,678 1,770 1,900 - Luas Kawasan Tanaman Obat (Ha) 91 105 110 115 - Registrasi Lahan Usaha GAP Sayuran dan

Tanaman Obat (Kebun) 525 550 575

- Produksi Benih Kentang (K Nol) 243,000 257,250 270,113 283,618 5.2.10 Produksi Bunga Potong dan Daun

Potong (tangkai)781.204.365 803.824.652 827.579.765 852.615.087

5.2.11 Produksi Bunga Pot dan Tanaman Lanskap (pohon)

48,098,466 49,436,171 50,834,098 52,303,868

5.2.12 Produksi Bunga Tabur (kg) 38,680,522 40,053,681 41,515,640 43,176,266- Kawasan Tanaman Florikultura (M2) 8,800 40,000 45,000 50,000- Registrasi Lahan Usaha GAP Florikultura

(LU)21 22 23

- Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/ Florikultura (Desa)

100 100 100 100

- Desa Organik Berbasis Tanaman Sayuran dan Obat (Desa)

150 150 150 150

- Jumlah Bangsal pascapanen (Unit) 30 35 75 100 - Jumlah Sarana Prasarana Pascapanen

(unit) 161 34 225 300

- Jumlah Sarana Prasarana Pengolahan (unit)

109 30 40 50

- Fasilitasi Pemasaran Hortikultura (kali) 30 37 39 41 - Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu (kali) - - 250 250- Fasilitasi Hortipark (lokasi) - - 15 15- Pembinaan lembaga Perbenihan Horti-

kultura (lembaga)65 65 65 65

- Jumlah penangkar benih yang mendapatkan fasilitasi (kelompok)

28 30 38 42

- Jumlah Varietas baru hortikultura (calon varietas)

25 35 45 55

- Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura (unit)

1.520 1.575 1.651 1.734

- Gerakan Pengendalian OPT (Ha) - - 4.000 4.800- SLPHT (Kelompok) - - 300 350

70 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

- Fasilitasi Sarana Prasarana Kelembagaan Perlindungan Hortikultura (Unit)

116 270 325

- Penanganan Dampak Perubahan Iklim (Ha) 15 70 84- SAKIP (%) 78 80 81 82

7.3 Langkah Operasional

Adapun langkah operasional yang akan dilakukan untuk mempertajam pencapaian strategi pembangunan hortikultura 2015 – 2019 dapat diurai sebagai berikut:

7.2.1 Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura

a. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk buah secara berkelanjutan melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi

- Peningkatan luas tanam untuk memenuhi konsumsi, bahan baku industri dan ekspor

- Pengembangan kawasan tanaman jeruk

- Pengembangan kawasan tanaman mangga, nenas, manggis, salak dan buah lainnya

- Pengembangan kawasan florikultura

- Perbaikan infrastruktur kebun/lahan usaha

- Penerapan GAP /penerapan sistem budidaya organik/ramah lingkungan, termasuk pengembangan desa organik berbasis tanaman hortikultura dan registrasi kebun/lahan usaha.

- Registrasi lahan usaha/kebun

- Penyediaan sarana prasarana budidaya

- Fasilitasi sarana prasarana pasca panen buah

- Fasilitasi sarana prasarana pasca florikultur

- Penerapan teknologi inovatif

71Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

b. Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju kemandirian usaha hortikultura

- Penguatan kelompok/gapoktan/asosiasi

- Peningkatan kerjasama dan kemitraan usaha

- Penataan kelembagaan pelaku usaha dalam rantai pasok

7.2.2. Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat

7.2.2.1. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk sayuran dan tanaman obat secara berkelanjutan melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi

- Pengembangan kawasan aneka cabai

- Pengembangan kawasan tanaman bawang merah

- Pengembangan kawasan tanaman sayuran lainnya

- Pengembangan kawasan tanaman obat

- Perbaikan infrastruktur kebun/lahan usaha

- Penerapan GAP /penerapan sistem budidaya organik/ramah lingkungan, termasuk pengembangan desa organik berbasis tanaman sayuran/ tanaman obat dan registrasi lahan usaha.

- Registrasi lahan usaha

- Fasilitasi Kelompok Penggerak Pembangun Hortikultura (Sayuran dan Tanaman Obat) di Wilayah Penyangga

- Penyediaan sarana prasarana budidaya

- Fasilitasi sarana prasarana pasca panen sayuran dan tanaman obat

- Penerapan teknologi inovatif

7.2.2.2. Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju kemandirian usaha hortikultura

- Penguatan kelompok/gapoktan/asosiasi

72 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

- Peningkatan kerjasama dan kemitraan usaha

- Penataan kelembagaan pelaku usaha dalam rantai pasok

7.2.3 Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura

a. SLPHT

- Peningkatan jumlah (kelompok) pelaksanaan SLPHT

- Peningkatan penerapan PHT

- Pemasyarakatan PHT

b. Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan (BPTPH, Laboratorium PHP/Agens Hayati/Lab. Pestisida, Klinik PHT dan PPAH)

- Sertifikasi/ akreditasi Lab PHP/ Lab agens hayati/ Lab pestisida

- Fasilitasi sarana prasarana kelembagaan perlindungan

- Peningkatan kompetensi POPT

- Pengembangan dan pemasyarakatan teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan melalui kaji terap

- Perbanyakan produk bahan pengendali OPT ramah lingkungan

c. Peningkatan Pengendalian OPT Hortikultura

- Pengamatan lapang/surveillance dan peramalan terhadap serangan OPT

- Fasilitasi gerakan pengendalian OPT

- Optimalisasi gerakan pengendalian OPT

- Penyebarluasan informasi perlindungan hortikultura

- Sinergisme sistem perlindungan dalam pemenuhan persyaratan SPS-WTO

73Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

d. Penanganan Dampak Perubahan Iklim

- Analisa Dampak Perubahan Iklim (DPI)

- Fasilitasi sarana prasarana mitigasi dan adaptasi DPI

- Pemetaan daerah rawan bencana banjir dan kekeringan

- Teknologi penanganan DPI

7.2.4. Pengembangan Sistem dan Industri Perbenihan Hortikultura

a. Penyediaan benih :

- Produksi Benih Bawang Merah

- Produksi Benih Kentang K Nol

- Produksi benih Jeruk

- Produksi benih tanaman buah lainnya

b. Penguatan Sistem Produksi benih bermutu melalui:

- Penyediaan benih sumber

- Penataan Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT)

c. Penguatan Kelembagaan

- Penumbuhan dan pengembangan produsen/penangkar benih

- Peningkatan kompetensi pengelola dan fasilitas BPSB, BBI, Laboratorium kultur jaringan, produsen benih

d. Penyediaan sarana prasarana perbenihan di balai-balai benih pemerintah/masyarakat

e. Sertifikasi, Pengawasan peredaran dan penggunaan benih bermutu

74 Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

7.2.5. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Hortikultura

a. Fasilitasi Pasca Panen dan Pengolahan

- Bangsal pascapanen

- Sarana Prasarana Pascapanen

- Cold Storage Hortikultura

- Sarana Prasarana Pengolahan

b. Fasilitasi Pemasaran dan Peningkatan Mutu

- Fasilitasi Pemasaran Hortikultura

- Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu Hortikultura

- Fasilitasi Hortipark

- Fasilitasi Informasi Harga Hortikultura

7.2.6. Peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Hortikultura

a. PelayananManajemenInternal

- Penyusunan Dokumen Perencanaan, Hukum, KehumasandanKepegawaiansertakeuangandanPerlengkapan

- PenyusunanLaporanPelaksanaanKegiatanPengembanganHortikultura

- Penyusunan Laporan pemantauan produksi cabai danbawangmerahPenyusunanLaporanKinerja

- PelayananManajemen

b. PelayananManajemenEksternal

- PelayananBagiDuniaUsaha tentangRekomendasiBidangHortikultura;

- PenyebarluasaninformasiKebijakanHortikultura

75Direktorat Jenderal Hortikultura

Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019

8. PENUTUP

Rencana strategis (renstra) Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan hortikultura di Indonesia. Renstra ini memuat Visi, Misi, Sasaran, Kebijakan dan Langkah-langkap Operasional dari Direktorat Jenderal pada kurun waktu 2015–2019. Dengan adanya Rencana Strategis (renstra) Ditjen Hortikultura ini diharapkan dapat memberikan panduan dan informasi kepada semua pihak baik secara internal maupun eksternal terhadap desain perencanaan program dan kegiatan serta orientasi input yang menjadi tugas pokok dan fungsi Ditjen Hortikultura sebagai sebuah institusi pemerintah pada jangka waktu lima tahun ke depan.

Meski sebagai sebuah dokumen yang mempunyai kekuatan hukum, bukan berarti renstra ini bersifat permanen sampai jangka waktu tersebut. Adanya perubahan atau dinamika pada lingkungan strategik pada Direktorat Jenderal Hortikultura selama jangka waktu tersebut dapat pula berimplikasi terhadap adanya perubahan terhadap subtansi-substansi penting dalam dokumen rencana strategi. Untuk itu adanya perubahan ini agar dapat dipahami sebagai sebuah langkah dalam penyempurnaan ataupun penyesuaian terhadap perbaikan pelaksanaan pembangunan hortikultura pada tiap tahun selama jangka waktu periode tersebut. Selanjutnya, sekalipun regulasi yang ada memberikan ruang adanya perubahan pada renstra, namun semaksimal mungkin akan diupayakan untuk membatasi edisi revisi dari renstra tersebut. Untuk itu, dalam penyusunan renstra ini akan diupayakan untuk mengakomodir berbagai masukan dan aspirasi dari berbagai pihak agar lebih komprehensif dan mampu menjawab tantangan/issue serta kebutuhan pada stakeholder hortikultura Indonesia.