spm mata

24
RUMAH SAKIT CENGKARENG Jl. Kamal Raya Bumi Cengkareng Indah Cengkareng Timur-Jakarta Barat No : Revisi : Tanggal : Standar Pelayanan Medis Disiapkan oleh Instalasi Mutu & Sarana Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh: Direktur RSUD Cengkareng (dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi) Bidang Pelayanan Medis II. Uraian Teknis Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan (visus), dimana paling sering berkaitan dengan proses degenerasi lensa pada penderita berusia lanjut yaitu di atas usia 40 tahun (katarak senilis). a. Nama Penyakit KATARAK b. Kriteria Diagnosis - Penurunan visus secara perlahan-lahan. - Ukuran kacamata semakin sering mengalami perubahan. - Keluhan silau (glare). - Kesulitan untuk membaca. c. Diagnosis Pembanding - Glaukoma kronis - Degenerasi/distrofi kornea - Retinopati - Neuritis optika/papil atrofi d. Pemeriksaan Penunjang - USG - Retinometri - Biometri

Upload: vkhen88

Post on 06-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

RUMAH SAKIT CENGKARENG

Jl. Kamal Raya

Bumi Cengkareng Indah

Cengkareng Timur-Jakarta Barat No :

Revisi :

Tanggal :

Standar Pelayanan Medis

Disiapkan oleh

Instalasi Mutu & Sarana

Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh:

Direktur RSUD Cengkareng

(dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi)

Bidang PelayananMedis

II. Uraian TeknisKatarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan (visus), dimana paling sering berkaitan dengan proses degenerasi lensa pada penderita berusia lanjut yaitu di atas usia 40 tahun (katarak senilis).

a. Nama PenyakitKATARAK

b. Kriteria Diagnosis Penurunan visus secara perlahan-lahan. Ukuran kacamata semakin sering mengalami perubahan. Keluhan silau (glare). Kesulitan untuk membaca.

c. Diagnosis Pembanding Glaukoma kronis Degenerasi/distrofi kornea

Retinopati

Neuritis optika/papil atrofi

d. Pemeriksaan Penunjang USG Retinometri Biometri Tea anel Laboratorium sesuai kebutuhan

e. Konsultasi(perlukah konsultasi lintas disiplin?)

f. Perawatan RS-

g. Terapi Penatalaksanaan bersifat non bedah, dimana pasien dengan visus > 6/12 diberikan kacamata dengan koreksi terbaik.

Jika visus < 6/12 atau sudah mengganggu untuk melakukan kegiatan sehari-hari berkaitan dengan pekerjaan pasien atau ada indikasi lain untuk operasi, dapat dilakukan operasi ECCE (extra capsular cataract extraction).

Teknik bedah katarak menggunakan teknik manual ECCE atau pun fekoemulsifikasi dengan mempertimbangkan derajat katarak serta tingkat kemampuan ahli bedah.

h. Tempat PelayananPoliklinik / Rawat Jalan

i. PenyulitAdakah faktor penyulit secara tehnis tata laksana ?

j. Inform Consent-

k. Tenaga StandartDokter Spesialis Mata

l. Lama Perawatan-

m. Masa Pemulihan-

n. Out Put-

o. PA-

p. Otopsi / Risalah Rapat-

RUMAH SAKIT CENGKARENG

Jl. Kamal Raya

Bumi Cengkareng Indah

Cengkareng Timur-Jakarta Barat No :

Revisi :

Tanggal :

Standar Pelayanan Medis

Disiapkan oleh

Instalasi Mutu & Sarana

Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh:

Direktur RSUD Cengkareng

(dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi)

Bidang PelayananMedis

II. Uraian TeknisKonjungtivitis adalah suatu inflamasi atau peradangan pada konjungtiva, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, iritasi atau reaksi alergi/hipersensitivitas. Peradangan dapat terjadi akut dan kronis.

a. Nama PenyakitKONJUNGTIVITIS

b. Kriteria Diagnosis Mata merah.

Rasa mengganjal, gatal dan berair/sekret.

Umumnya tidak ada penurunan tajam penglihatan.

c. Diagnosis Pembanding Konjungtivitis bakterial yang resisten Konjungtivitis viral

Konjungtivitis vernalis

Konjungtivitis flikten

Konjungtivitis lakrimalis

Konjungtivitis iatrogenic

d. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan swab sekret dengan pewarnaan gram bila dicurigai infeksi bakteri, Giemsa bila dicurigai virus

e. Konsultasi-

f. Perawatan RS-

g. Terapi Berikan tetes mata antibiotik spektrum luas 6 kali sehari dan/atau salep mata 3 kali sehari bila dicurigai infeksi bakteri.

Berikan salep mata antivirus asiklovir 5 kali sehari bila dicurigai infeksi virus.

Berikan tetes mata anti alergi (kromolin glikat) dan/atau anti inflamasi bila dicurigai reaksi alergi/hipersensitivitas.

Berikan tetes/gel lubrikan atau air mata buatan bila ditemukan iritasi.

Dicari faktor predisposisi penyakit yaitu sistemik (diabetes mellitus, TBC, kondisi imunitas yang rendah, cacingan kondisi immunocompromised). Keadaan konjungtiva diperiksa 3 hari hingga didapatkan perbaikan klinis. Bila tidak ada perbaikan, memburuk atau terjadi komplikasi dalam1 bulan, dirujuk ke dokter mata konsultan Infeksi dan Imunologi atau fasilitas mata tersier.

Berikan tetes antibiotika sesuai hasil gram atau kultur, 6 kali sehari atau salep mata 3 kali sehari bila infeksi bakteri.

Berikan tetes antivirus idoksuridin atau asiklovir bila infeksi virus.

Berikan tetes/salep mata antihistamin atau kortikosteroid bila ditemukan reaksi alergi atau hipersensitivitas.

Bila ditemukan komplikasi pada kornea, penatalaksaan sesuai dengan penatalaksanaan keratitis/ulkus kornea.

h. Tempat PelayananPoliklinik / Rawat Jalan

i. Penyulit-

j. Inform Consent-

k. Tenaga StandartMinimal Dokter Umum

l. Lama Perawatan-

m. Masa Pemulihan-

n. Out Put-

o. PA-

p. Otopsi / Risalah Rapat-

RUMAH SAKIT CENGKARENG

Jl. Kamal Raya

Bumi Cengkareng Indah

Cengkareng Timur-Jakarta Barat No :

Revisi :

Tanggal :

Standar Pelayanan Medis

Disiapkan oleh

Instalasi Mutu & Sarana

Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh:

Direktur RSUD Cengkareng

(dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi)

Bidang PelayananMedis

II. Uraian TeknisA. MIOPIA

Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan, sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina.

B. HIPERMETROPIA

Mata hipermetropia mempunyai kekuatan refraksi yang lemah, sinar sejajar yang datang dari obyek terletak jauh tak terhingga dibiaskan kebelakang retina.

a. Nama PenyakitKELAINAN REFRAKSI:A. MIOPIA

B. HIPERMETROPIA

b. Kriteria DiagnosisA. MIOPIA

1. Gejala terpenting adalah melihat jauh buram.

2. Sakit kepala

3. Kecenderungan terjadinya juling saat melihat jauh.

4. Pasien lebih jelas melihat dekat.B. HIPERMETROPIA

1. Bila hipermetropia 3 dioptri atau lebih, atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan jauh kabur. Turunnya tajam penglihatan jauh pada pasien usia tua disebabkan menurunnya amplitude akomodasi, sehingga tidak dapat lagi mengkompensasi kelainan hipermetropianya.

2. Penglihatan dekat lebih cepat buram. Karena kemampuan akomodasi menurun dengan bertambahnya usia, sehingga akomodasi tidak cukup adekuat lagi untuk penglihatan dekat. Penglihatan dekat yang buram akan lebih terasa lagi pada keadaan kelelahan, atau penerangan yang kurang.

3. Sakit kepala biasanya yang daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan melihat dekat jangka panjang. Jarang terjadi pada pagi hari, cenderung terjadi setelah siang hari dan bias membaik spontan kegiatan melihat dekat dihentikan.

4. Eyestrain.

5. Sensitif terhadap cahaya.

6. Spasme akomodasi, yaitu terjadinya cramo m. Ciliaris diikuti penglihatan buram intermiten. Ovrer aksi akomodasi dapat menyebabkan pseudomiopia, sehingga penglihatan lebih jelas saat diberikan koreksi lensa negatif.

c. Diagnosis Pembanding-

d. Pemeriksaan PenunjangMohon dilengkapi

e. Konsultasi-

f. Perawatan RS-

g. Terapi / PenatalaksanaanMohon Dilengkapi

h. Tempat PelayananPoliklinik / Rawat Jalan

i. Penyulit-

j. Inform Consent-

k. Tenaga StandartDokter Spesialis Mata

l. Lama Perawatan-

m. Masa Pemulihan-

n. Out Put-

o. PA-

p. Otopsi / Risalah Rapat-

RUMAH SAKIT CENGKARENG

Jl. Kamal Raya

Bumi Cengkareng Indah

Cengkareng Timur-Jakarta Barat No :

Revisi :

Tanggal :

Standar Pelayanan Medis

Disiapkan oleh

Instalasi Mutu & Sarana

Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh:

Direktur RSUD Cengkareng

(dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi)

Bidang PelayananMedis

II. Uraian TeknisPterygium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra.

a. Nama PenyakitPTERYGIUM

b. Kriteria Diagnosis Mata sering berair dan tampak merah.

Merasa seperti ada benda asing.

Timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh perumbuhan pterygium tersebut, biasanya astigmetisme with the rule ataupun astigmetisme irreguler sehingga mengganggu penglihatan.

Pada pterygium yang lanjut (derajat 3 dan 4), dapat menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan juga menurun.

c. Diagnosis PembandingBila ada, Mohon dilengkapi

d. Pemeriksaan Penunjang-

e. Konsultasi-

f. Perawatan RS-

g. Terapi/ Penatalaksanaan Mohon Dilengkapi

h. Tempat PelayananPoliklinik / Rawat Jalan

i. Penyulit-

j. Inform Consent-

k. Tenaga StandartDokter Spesialis Mata

l. Lama Perawatan-

m. Masa Pemulihan-

n. Out Put-

o. PA-

p. Otopsi / Risalah Rapat-

RUMAH SAKIT CENGKARENG

Jl. Kamal Raya

Bumi Cengkareng Indah

Cengkareng Timur-Jakarta Barat No :

Revisi :

Tanggal :

Standar Pelayanan Medis

Disiapkan oleh

Instalasi Mutu & Sarana

Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh:

Direktur RSUD Cengkareng

(dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi)

Bidang PelayananMedis

II. Uraian TeknisKeratitis dan ulkus kornea adalah peradangan kornea yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus atau suatu proses elergi-imunologi. Infrksi kornea pada umumnya didahului oleh trauma, penggunaan lensa kontak, pemakaian kortikosteroid topikal yang tidak terkontrol.

a. Nama PenyakitKERATITIS DAN ULKUS KORNEA

b. Kriteria Diagnosis-

c. Diagnosis Pembanding Edema kornea

Distrofi kornea

Degenerasi kornea

d. Pemeriksaan Penunjang Periksa test sensibilitas. Periksa test fluorescein. Periksa laboratorium (serologi). Foto rontgen. Test mantoux. Konsultasi ke Bagian Penyakit Dalam dan ke Bagian Kult dan Kelamin. Beri pengobatan sesuai penyebab atau dugaan penyebab. Bei kortikosteroid topikal atau bila ada kontraindikasi terhadap kortikosteroid dapat diberikan topikal NSAID.

e. Konsultasi-

f. Perawatan RS-

g. Terapi Riwayat trauma kelilipan, benda asing di kornea, khusus riwayat trauma tumbuh-tumbuhan atau penggunaan obat tetes mata tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat dicurigai disebabkan oleh jamur, prnggunaan lensa kontak, pemakaian kortikosteroid topikal.

Apabila ditemukan gambaran ulkus kornea dendritik, geografik atau stroma, dapat diberikan salep mata asiklovir 5 kali sehari atau tetes mata idoksuridin tiap jam.

Bila pada pemeriksaan kerokan kornea didapatkan hasil Gram positif atau negatif diberikan antibiotika tetes mata golongan aminoglikosida (gentamisin, dibekasin, tobramisin) dengan konsentrasi yang ditingkatkan (fortified) tiap jam atau golongan quinolone (siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin) tiap 5 menit pada 1 jam pertama dan dilanjutkan tiap jam. Keadaan kornea diperiksa tiap hari hingga didapatkan adanya kemajuan pengobatan, yang kemudian frekuensi pemberian dapat dikurangi hingga 2 minggu.

h. Tempat PelayananPoliklinik / Rawat Jalan

i. PenyulitMohon Dilengkapi (bila ada)

j. Inform Consent-

k. Tenaga StandartDokter Spesialis Mata

l. Lama Perawatan-

m. Masa Pemulihan-

n. Out Put-

o. PA-

p. Otopsi / Risalah Rapat-

RUMAH SAKIT CENGKARENG

Jl. Kamal Raya

Bumi Cengkareng Indah

Cengkareng Timur-Jakarta Barat No :

Revisi :

Tanggal :

Standar Pelayanan Medis

Disiapkan oleh

Instalasi Mutu & Sarana

Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh:

Direktur RSUD Cengkareng

(dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi)

Bidang PelayananMedis

II. Uraian TeknisGlaukoma adalah kelompok penyakit mata yang umumnya ditandai kerusakan saraf N.II dan kehilangan lapang pandang yang karakteristik-progresif serts berhubungan dengan berbagai faktor risiko terutama tekanan intraokular (TIO) yang tinggi.

a. Nama PenyakitGLAUKOMA KRONIS

b. Kriteria Diagnosis Dapat tanpa gejala sampai terjadi kerusakan, sehingga dikatakan sebagai pencuri penglihatan. Mata dapat terasa pegal, kadang-kadang pusing. Rasa tidak nyaman atau mata cepat lelah. Mungkin ada riwayat penyakit mata, trauma atau pemakaian obat kortikosteroid. Pada yang lanjut dapat ditemukan: jalan menabrak-nabrak.

c. Diagnosis Pembanding1. Glaukoma primer sudut terbuka

Definisi: Adalah penyakit bilateral dengan tekanan intraokular ebih dari 21 mmHg disertai kelainan lapang pandangan dan atropi papil glaukomatosa.

2. Glaukoma kongenital juvenil

Definisi: Glaukoma kongenital yang menunjukkan tanda-tanda glaukomanya setelah umur 3 tahun.

3. Glaukoma kongenital infantil

Glaukoma adalah primer yang memiliki bakat bawaan yang diperkuat dengan adanya anomal perkembangan segmen anterior. Biasanya terjadi setelah lahir atau di bawah umur tahun.

4. Low tension glaukoma/Glaukoma normo tension

Definisi: Adalah penyakit bilateral dimaa penderita mempunyai kelainan papil dan lapang pandangan tetapi memiliki tekanan intraokular dalam batas normal.

5. Glaukoma sekunder khonis

Definisi: Glaukoma kronis yang diakibatkan atau berhubungan dengan penyakit-penyakit lain, baik yang masih ada maupun penyakit yang terjadi sebelumnya

d. Pemeriksaan PenunjangMohon Dilengkapi

e. Konsultasi-

f. Perawatan RS-

g. Terapi/ Penatalaksanaan Mohon Dilengkapi

h. Tempat PelayananPoliklinik / Rawat Jalan

i. PenyulitBila ada, mohon dilengkapi

j. Inform Consent-

k. Tenaga StandartDokter Spesialis Mata

l. Lama Perawatan-

m. Masa Pemulihan-

n. Out Put-

o. PA-

p. Otopsi / Risalah Rapat-

RUMAH SAKIT CENGKARENG

Jl. Kamal Raya

Bumi Cengkareng Indah

Cengkareng Timur-Jakarta Barat No :

Revisi :

Tanggal :

Standar Pelayanan Medis

Disiapkan oleh

Instalasi Mutu & Sarana

Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh:

Direktur RSUD Cengkareng

(dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi)

Bidang PelayananMedis

II. Uraian TeknisDiabetik retinopati adalah suatu mikroangiopati mengenai prekapiler retina, kapiler dan venula, sehingga menyebabkan oklusi mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler, akibat kadar gula darah yang tinggi dan lama.

a. Nama PenyakitDIABETIK RETINOPATI

b. Kriteria Diagnosis Riwayat kencing manis (NIDDM/IDDM).

Mata tanang dengan atau tanpa penurunan visus.

Berubahnya ukuran kacamata dalam waktu yang singkat.

Bilik mata depan (BMD) tenang, tapi dapat ditemukan tanda peradangan ringan seperti flare dan sel ringan.

Pada keadaan berat dapat ditemukan neovaskularisasi iris (rubeosis iridis).

Refleks cahaya pada pupil normal, pada kerusakan retina yang luas dapat ditemukan RAPD (Relative Aferen Pupilary Defect), penurunan refleks pupil pada cahaya langsung dan tak langsung normal.

Vitreus jernih, dalam keadaan berat dapat ditemukan perdarahan dan jaringan fibro-vaskular.

Retina dapat itemukan perdarahan pre, intra dan subretina, eksudat keras dan lunak, pelebaran vena, mikro aneurisma dan neovaskularisasi di papil atau di tempat lain di retina.

c. Diagnosis PembandingBila ada, mohon dilengkapi

d. Pemeriksaan PenunjangMohon Dilengkapi

e. KonsultasiMohon Dilengkapi

f. Perawatan RS-

g. Terapi/ Penatalaksanaan -

h. Tempat Pelayanan-

i. Penyulit-

j. Inform Consent-

k. Tenaga StandartDokter Spesialis Mata

l. Lama Perawatan-

m. Masa Pemulihan-

n. Out Put-

o. PA-

p. Otopsi / Risalah Rapat-

RUMAH SAKIT CENGKARENG

Jl. Kamal Raya

Bumi Cengkareng Indah

Cengkareng Timur-Jakarta Barat No :

Revisi :

Tanggal :

Standar Pelayanan Medis

Disiapkan oleh

Instalasi Mutu & Sarana

Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh:

Direktur RSUD Cengkareng

(dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi)

Bidang PelayananMedis

II. Uraian TeknisCSR adalah terangkatnya lapisan sensoris retina oleh cairan di ruang subretina akibat gangguan fungsi RPE.

a. Nama PenyakitCENTRAL SEROUS RENTINOPATY (CSR)

b. Kriteria Diagnosis Keluhan melihat bayangan gelap, metamorfopsia. Visus menurun Hipermetropisasi

Funduskopi:

a. Edema makula: dome shaped

b. Pada keadaan lanjut, retina yellow deposit

c. Kadang-kadang berupa RFE detachment

Gambaran FFA: kebocoran di daerah makula atau paramakula berupa smoke stack.

c. Diagnosis PembandingBila ada, mohon dilengkapi

d. Pemeriksaan PenunjangTes Ishihara, Tes amslergrid, FFA

e. Konsultasi-

f. Perawatan RS-

g. Terapi/ Penatalaksanaan1. Terapi pada penderita yang mengalami pertama kali: roborantia, tranquilizer, anti anxiety penderita diawasi selama 3-4 bulan dengan pemeriksan tiap-tiap minggu.

2. Terapi Foto koagulasi laser dengan indikasi:

Visus menurun sapai 6/20, metamorfopsia

CRS menetap selama 3-4 bulan

Mendapat serangan ulang yang mengalami penurunan penglihatan akibat serangan sebelumnya.

Penglihatan menurun secara menetap pada mata satunya yang pernah mengalami CSR.

Ada tanda-tanda kronik seperti kista-kista di retina sensoris atau yang abnormal yang luas.

Penderita karena pekerjaanya memerlukan pemulihan penglihatan yang cepat.

Kebocoran lebih dari 500 um dari umbo di luar Fovral Avascular Zone (FAZ).

3. Pemeriksaan lanjut

Pasca laser penderita diperiksa setelah 2 minggu dan 4 minggu sampai keadaan putih.

h. Tempat PelayananPoliklinik / Rawat Jalan

i. PenyulitAdakah faktor penyulit secara tehnis tata laksanaanya ?

j. Inform Consent-

k. Tenaga StandartDokter Spesialis Mata

l. Lama Perawatan-

m. Masa Pemulihan-

n. Out Put-

o. PA-

p. Otopsi / Risalah Rapat-

RUMAH SAKIT CENGKARENG

Jl. Kamal Raya

Bumi Cengkareng Indah

Cengkareng Timur-Jakarta Barat No :

Revisi :

Tanggal :

Standar Pelayanan Medis

Disiapkan oleh

Instalasi Mutu & Sarana

Ketua Komite Medik Ka. KSM Disetujui Oleh:

Direktur RSUD Cengkareng

(dr. Achmad Dj, SpOG) (dr. Erika R, Sp.M) (dr. Nur Abadi)

Bidang PelayananMedis

II. Uraian TeknisHordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.

a. Nama PenyakitHORDEOLUM

b. Kriteria DiagnosisKelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum eksternum atau radang kelenjar Zeis atau Moll akan menunjukan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada Hordeolum Eksternum nanah dapat keluar dari pangkal rambut. Hordeolum Internum atau radang kelenjar Meibom memberikan penonjolan terutama ke daerah konjungntiva tarsal. Hordeolum Internum biasanya berukuran lebih besar dibanding Hordeolum Eksternum.

c. Diagnosis Pembanding Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum kelenjar preaurikel biasanya turut membesar. Sering hordeolum ini membentuk abses dan pecah dengan sendirinya

Selusitis preseptal Konjungtivitis adenovirus

Granuloma pyogenik

d. Pemeriksaan Penunjang-

e. Konsultasi-

f. Perawatan RS-

g. Terapi Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkat bulu mata dpat memeberikan jalan untuk drainase nanah

Diberi antibiotik lokal terutama bila berbakat untuk rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar preaurikel

Antibiotik sistemik yang diberikan eritromisin 250 mg atau 125 250 mg dikloksasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetraksilin. Bila terdapat infeksi stafilokus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama

Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi

Pada hordeolum internum dan hordeolum eksternum kadang-kadang perlu dilakukan inisisi pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar Pada Insisi Hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesia topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesia infilitrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila :

Hordeolum internum dibuat insisi bila pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra

Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpe bra.

Setelah dilakukan insisi dilakukan eksholasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik

h. Tempat PelayananPoliklinik / Rawat Jalan

i. PenyulitSelusitis palpabera

j. Inform Consent-

k. Tenaga StandartDokter Spesialis Mata

l. Lama Perawatan-

m. Masa Pemulihan-

n. Out Put-

o. PA-

p. Otopsi / Risalah Rapat-