sp menarik diri
TRANSCRIPT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Menarik Diri
Pertemuan : Ke 1 (satu)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, banyak diam, merasa curiga jika ada orang yang berkumpul
dan berbincang, duduk-duduk sendiri, merokok sambil duduk di lantai dan
menyendiri, tidak mampu memulai pembicaraan, menjawab satu-dua kata
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan
menarik diri.
3. Tujuan khusus
Klien dapat saling mengenal dengan perawat dan
pasien lain
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
I. FASE ORIENTASI
“ Selamat pagi. Pak ”
“ Boleh saya duduk disini?
“Kenalkan, nama saya xxx, biasa dipanggil xxx”. Nama Bapak siapa?,
suka dipanggil siapa? Saya mahasiswa xxx, Saya bertugas di sini
selama 2 minggu, saya akan merawat Pak M selama di sini, tiap hari
kita akan ketemu dan bincang-bincang”
“ Hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih saling mengenal,
waktunya ± 15 menit cukup tidak?”. Dimana tempat kita bisa
berbincang Pak? Bagaimana kalau sambil duduk di teras?”
II. FASE KERJA
“Bagaimana perasaan Bapak M hari ini? Tadi pagi makan pagi
lauknya apa Pak?”
“Oh ya…..“ Bapak sekarang berada di mana? “
Saya dan perawat-perawat di sini akan selalu menemani Pak M”
“Saya sangat senang dengan pembicaraan tadi, gimana dengan Pak
M”
III. FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan Pak M setelah kita bercakap-cakap?”
“Coba bisa diulang tadi, nama saya siapa
“waktu yang kita sepakati sudah 15 menit, menurut bapak apakah
masih ada hal-hal yang ingin dibicarakan dengan saya atauSementara
itu dulu yang kita bicarakan hari ini”
“Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Bapak M dan merasa
bahagia karena Pak M mau menjadi sahabat saya.
Baikklah karena waktu kita sudah habis, besok kalau kita berjumpa
lagi dan berbicara lagi boleh kan?”
“Bila bertemu kembali esok kalau kita bertemu saya, kita saling
menyapa duluan ya pak M?”
“Besok, kita ketemu lagi dan bincang-bincang penyebab menarik diri,
waktunya sekitar jam 10.00 WIB, tempatnya di sini juga. Bagaimana,
Pak M setuju?”
“ Baik, saya pamit dulu, terima kasih”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Menarik Diri
Pertemuan : Ke 2 (Dua)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, seperti curiga jika ada orang yang berkumpul
dan berbincang, duduk-duduk sendiri, merokok sambil duduk di lantai dan
menyendiri, diam (komunikasi kurang), tidak ada kontak mata, tatapan
mata kosong, menjawab satu dua kata
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan
menarik diri.
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dan
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
I. FASE ORIENTASI
“Hallo, selamat pagi, Pak M?”
“Bagaimana khabar bapak hari ini? Semalam tidurnya nyenyak tidak?
“Saya sangat senang sekali tadi karena Bapak M mau menyapa saya dan
ingat akan nama saya, berarti Bapak mau berteman dengan saya”
“Hari ini kita akan berbincang-bincang tentang penyebab menarik diri
pada bapak M, waktunya 30 menit ya? Dimana kita bisa leluasa
berbicara, Bapak yang memilih tempatnya? Bagaimana kalau di kursi
depan saja biar lebih nyaman, kan masih pagi, udara masih segar”
II. FASE KERJA
‘Bagaimana perasaan dan keadaan Bapak M hari ini?”
“ Nah, kemarin kan sudah kenalan, dan tadi bapak sudah memanggil
nama saya, Bapak M juga sudah mengungkapkan perasaannya meski
kemarin baru sedikit yang diceritakan, tapi saya sudah sangat senang
berarti Bapak M percaya pada saya”
“Bapak M nggak usah kawatir, karena saya kan sudah menjadi
teman bapak M, jadi saya akan berusaha membantu permasalahan
Bapak M, Bapak percaya dengan saya ?”
“Bapak masih ingat apa yang menyebabkan Bapak M dibawa ke
Rumah sakit ini?”
“Suster Dwi lihat Bapak M duduk-duduk sendiri dan merokok
sendiri, kenapa tidak mau bergabung dengan teman yang lain dan
dengan suster-suster disini?”
“Ya saya bisa mengerti dengan keadaan bapak?”
“Kalau begitu sekarang kita mulai saja diskusinya….kenapa bapak
M lebih suka menyendiri?”
“Bapak M tahu tidak apa yang dimaksud dengan menarik diri?”
seperti bapak M yang tidak mau bergabung dengan teman-
temannya, tidak mau keluar dari kama….. tidak mau berhubungan
dengan orang lain itu termasuk dalam menarik diri bukan?”
“apa yang menyebabkan bapak M menarik diri? Barangkali bapak M
tahu. Kalau Bapak M tidak mau keluar atau bergabung dengan
teman-temannya karena apa?” malas, marah,, keinginan yang tidak
terpenuhi (semuanya).”
“Bapak M bagaimana, sekarang sudah tahu kan apa yang dimaksud
dengan menarik diri, nah silahkan bapak M pikirkan kira-kira bapak
karena apa?”
“Bapak M kenapa kok diam, sudah memikirkannya?, bagaimana
sekarang sudah lega kan perasaannya?”
“Wah saya senang sekali bapak M mau berdiskusi dengan saya, ,
sepertinya bapak sudah mulai paham dengan pengertian menarik
diri”
“Nah sekarang kta sudah saling percaya, jadi Pak M tidak perlu
sungkan lagi bila ada masalah lain bisa ceritakan pada say?”
III. FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan Bapak M hari ini dengan percakapan kita
tadi?”
“Coba sebutkan kembali kenapa bapak M lebih suka duduk-duduk
sendiri dan tidak mau bergabung dengan teman-teman yang lain?”
“Bagus sekali……”
“Baiklah waktu kita sudah habis…..”Sementara sekian dulu yang
kita bicarakan hari ini?”
“Saya sangat senang dan menghargai karena bapak M sudah mau
mengungkapkan perasaannya dan mau berdiskusi sesuai kontrak
waktunya. Saya berharap ini bisa diambil hikmahnya oleh Bapak M
sehingga bisa menghindari perilaku tersebut.”
”Besuk kita ketemu kembali ya…. Dan bincang-bincang tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain, waktunya sekitar (30
menit yang dimulai pukul 10)’
“Baiklah sementara saya pamit dulu, terimakasih sampai ketemu hari
Jumat pagi ya pak?” Selamat Siang!”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Menarik Diri
Pertemuan : Ke 3 (Tiga)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, diam, tersenyum, duduk-duduk sendiri di kursi teras,
sambil merokok
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan
menarik diri.
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dan
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
I. FASE ORIENTASI
“Hallo, selamat pagi, Pak M?”
“Bagaimana keadaan bapak hari ini? Sudah makan tadi pagi? Semalam
tidurnya nyenyak tidak?
“Saya sangat senang sekali tadi karena Bapak M mau menyapa saya dan
ingat akan nama saya, berarti Bapak mau berteman dengan saya”
“Hari ini kita masih akan berbincang-bincang tentang penyebab menarik
diri pada bapak M, waktunya 30 menit ya? Dimana kita bisa leluasa
berbicara, Bapak yang memilih tempatnya? Bagaimana kalau di kursi
depan saja biar lebih nyaman, kan masih pagi, udara masih segar”
II. FASE KERJA
‘Bagaimana perasaan dan keadaan Bapak M hari ini?”
“Nah, kemarin kan sudah kenalan, dan tadi bapak sudah memanggil
nama saya, Bapak M juga sudah mengungkapkan perasaannya meski
kemarin baru sedikit yang diceritakan, tapi saya sudah sangat senang
berarti Bapak M percaya pada saya”
“Bapak M nggak usah kawatir, karena saya kan sudah menjadi
teman bapak M, jadi saya akan berusaha membantu permasalahan
Bapak M, Bapak percaya dengan saya khan?”
“Bapak masih ingat apa yang menyebabkan Bapak M dibawa ke
Rumah sakit ini?”
“Suster Dwi lihat Bapak M duduk-duduk sendiri dan merokok
sendiri, kenapa tidak mau bergabung dengan teman yang lain dan
dengan suster-suster disini?’
“Ya saya bisa mengerti dengan keadaan bapak?”
“Kalau begitu sekarang kita mulai saja diskusinya….kenapa bapak
M lebih suka menyendiri?”
“Bapak M tahu tidak apa yang dimaksud dengan menarik diri?”
seperti bapak M yang tidak mau bergabung dengan teman-
temannya, tidak mau keluar dari kamar, tidak mau berhubungan
dengan orang lain itu termasuk dalam menarik diri bukan?”
“apa yang menyebabkan bapak M menarik diri? Barangkali bapak M
tahu. Kalau Bapak M tidak mau keluar atau bergabung dengan
teman-temannya karena apa?” malas, marah,, keinginan yang tidak
terpenuhi (semuanya).
“Bapak M bagaimana, sekarang sudah tahu apa yang dimaksud
dengan menarik diri, nah silahkan bapak M pikirkan kira-kira bapak
M karena apa?”
Bapak M kenapa kok diam, sudah memikirkannya?, bagaimana
sekarang sudah lega kan perasaannya?”
Wah saya senang sekali bapak M mau berdiskusi dengan saya, ,
sepertinya bapak sudah mulai paham dengan pengertian menarik diri
“Nah sekarang kta sudah saling percaya, jadi bapak M tidak perlu
sungkan lagi bila ada masalah lain bisa ceritakan pada saya, bapak
maukan?”
III. FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan Bapak M hari ini dengan percakapan kita
tadi?”
Coba sebutkan kembali kenapa bapak M lebh suka duduk-duduk
sendiri dan tidak mau bergabung dengan teman-teman yang lain?”
Bagus sekali……
“Baiklah waktu kita sudah habis…..”Sementara sekian dulu yang
kita bicarakan hari ini?”
“Saya sangat senang dan menghargai karena bapak M sudah mau
mengungkapkan perasaannya dan mau berdiskusi sesuai kontrak
waktunya. Saya berharap ini bisa diambil hikmahnya oleh Bapak M
sehingga bisa menghindari perilaku tersebut.”
”Besuk kita ketemu kembali ya…. Dan bincang-bincang lagi tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain, waktunya sekitar (30
menit yang dimulai pukul 10)”
“Baiklah sementara saya pamit dulu, terimakasih sampai ketemu hari
Sabtu pagi ya pak?” Selamat Siang!”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Menarik Diri
Pertemuan : Ke 4 (empat)
A. Proses Keperawatan
4. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, masih duduk-duduk sendiri, merokok sambil
duduk di lantai dan menyendiri.
5. Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan
menarik diri.
6. Tujuan khusus
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
I. FASE ORIENTASI
“Hallo, selamat pagi, Pak M?”
“Bagaimana keadaan bapak hari ini? Makan paginya habis kan?
Semalam tidurnya nyenyak tidak?”
“Oh ya…. Bagaimana semalam sudah dipikirkan tentang diskusi kita
kemarin, sudah punya gambaran tentang menarik diri atau masih ada
yang perlu ditanyakan ?”
“Hari ini sesuai dengan kontrak kita akan berbicara tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain selama 15 menit. Dimana kita bisa
bicara Pak? Coba pilih tempat? Bagaimana kalau di ruang TV duduk-
duduk depan?”
II. FASE KERJA
“Bagaimana perasaan Bapak M hari ini?
“ Apa yang dikeluhkan Bapak M hari ini” saya melihat pak M masih
duduk-duduk sendiri sambil merokok tadi!”
“Masih ingat apa yang akan kita diskusikan hari ini? Tidak ingat?” oh
ya.. kita akan berbincang-bincang bagaimana cara kita berhubungan
dengan orang lain kan? Bagus-bagus……!”
“Bapak M boleh tidak saya mengajak salah satu teman bapak dan
suster yang lain untuk kita saling berkenalan dan menciptakan suatu
persahabatan?”
“ Nah karena kita sudah duduk bersama, bisa Pak M mengajak kenalan
pada BapkM S dan suster Tutik? Bagus…. Sekarang Bapak M juga
mengenalkan diri dan boleh bertanya sesuatu pada teman-teman kita
hari ini?: bagus, ternyata Bapak M punya teman banyak disini.”
“Sekarang suster Dwi mau tahu, bagaimana perasaan Bapak M saat
berdekatan dengan teman lain?”
“Wah bagus sekali pak…..sekarang Bapak M menjadi mengerti
sekarang,, ternyata dengan bersama teman-teman kita jadi dekat dan
merasa senang.”
“Kalau begitu Pak M…apa keuntungan berteman atau berhubungan
dengan orang lain.”
“Coba Bapak M kasih contoh cara berhubungan dengan orang lain.
Coba nanti suster Dwi mau lihat bagaimana Bp M mau menyapa
dengan teman-teman yang lain?”
“Oh.. ya tidak terasa waktu kita sudah habis……Trimakasih karena
telah mau berdiskusi dengan saya tadi.”
III. FASE TERMINASI
Sementara ini dulu yang kita bicarakan pagi ini pak?”
Suster dwi sangat denang dan menghargai karena Bapak M mau duduk
berdekatan dengan teman yang lain meski masih diam saja, tetapi itu
sudah bagus Pak”
“Nanti siang kita bisa bertemu kembali kan Pak?” kita masih akan
berbincang cara berhubungan dengan orang lain”
“Waktunya nanti siang 15 menit saja. Bagaimana kalau kita ketemu
lagi jam 12.30 setelah makan siang.”
“Tempatnya dimana pak?, bagaimana kalau nanti kita pindah di kursi
dekat ruang tamu”
“Baiklah saya minta pamit terlebih dahulu dan sampai ketemu nanti ya
pak? Sampai ketemu nanti.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Menarik Diri
Pertemuan : Ke 5 (lima)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, nampak duduk bersama dengan salah satu klien yang lain
sambil merokok.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan
menarik diri.
3. Tujuan khusus
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
I. FASE ORIENTASI
“Hallo, selamat pagi, Pak M?”
“Bagaimana keadaan bapak hari ini?
“ Oh ya…. Bagaimana masih ingat pembicaraan kita tempo hari, sudah
punya gambaran tentang menarik diri atau masih ada yang perlu
ditanyakan ?”
“Apakah tadi sudah saling menyapa dengan teman-teman?, Sudahkah
mengucapkan selamat pagi pada teman dan suster-suster disini?”
“Hari ini kita masih akan berbicara tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain selama 15 menit. Dimana kita bisa bicara Pak? Coba
pilih tempat? Bagaimana kalau di ruang TV duduk- duduk depan?”
II. FASE KERJA
“Bagaimana perasaan Bapak M hari ini?
“ apa yang dikeluhkan Bapak M hari ini” saya liat pak M masih
duduk-duduk sendiri sambil merokok tadi”
“Masih ingat apa yang akan kita diskusikan hari ini? Tidak ingat?” oh
ya.. kita akan berbincang-bincang bagaimana cara kita berhubungan
dengan orang lain kan? “
“ Bapak M boleh tidak saya mengajak salah satu teman bapak dan
suster yang lain untuk kita saling berkenalan dan menciptakan suatu
persahabatan?”
“ Nah karena kita sudah duduk bersama, bisa Pak M mengajak kenalan
pada Bapak S dan suster Tutik? Bagus…. Sekarang Bapak M juga
mengenalkan diri dan boleh bertanya sesuatu pada teman-teman kita
hari ini?: bagus, ternyata Bapak M punya teman banyak disini.
“Sekarang suster Dwi mau tahu, bagaimana perasaan Bapak M saat
berdekatan dengan teman lain?”
“Wah bagus sekali pak…..sekarang Bapak M mengerti ternyata
dengan bersama teman-teman kita jadi dekat dan merasa senang.”
“Kalau begitu Pak M…apa keuntungan berhubungan dengan orang
lain.”
“Wah memang Bapak M pintar….”
“Coba Bapak M kasih contoh cara berhubungan dengan orang lain.
Coba nanti suster Dwi mau lihat bagaimana Bp M mau menyapa
dengan teman-teman yang lain?”
“Oh.. ya tidak terasa waktu kita sudah habis……Trimakasih karena
telah mau berdiskusi dengan saya tadi.”
III. FASE TERMINASI
Sementara ini dulu yang kita bicarakan pagi ini ya pak?”
Suster dwi sangat senang dan menghargai karena Bapak M mau duduk
berdekatan dengan teman yang lain meski masih diam saja, tetapi itu
sudah bagus lho Pak”,
“Nanti siang kita bisa bertemu kembali kan Pak?” kita masih akan
berbincang cara berhubungan dengan orang lain”
“Waktunya nanti siang 15 menit saja. Bagaimana kalau kita ketemu
lagi jam 12.30 setelah makan siang.
“Tempatnya dimana pak?, bagaimana kalau nanti kita pindah di kursi
dekat ruang tamu”
“baiklah saya minta pamit terlebih dahulu dan sampai ketemu nanti ya
pak? Sampai ketemu nanti.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Menarik Diri
Pertemuan : Ke 6 (Enam)
A. Proses Keperawatan
7. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatifi, merokok sambil duduk di lantai dan
menyendiri.
8. Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan
menarik diri.
9. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dan
Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap:
klien-perawat, klien-perawat-klien lain, perawat-klien-kelompok,
klien-keluarga.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
I. FASE ORIENTASI
“Hallo, selamat pagi, Pak M?”
“Bagaimana keadaan bapak hari ini? Wah sepertinya habis keramas ya
tadi pagi? Kelihatan segar? Tadi pagi mandi dan gosok gigi tidak?
“Senang sekali melihat Bapak M mau menyapa saya dan ingat akan
nama saya, walaupun saya belum menyapa duluan”
“Hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara berhubungan
dengan teman, dengan perawat dan dengan keluarga kalau nanti mereka
datang menjenguk atau kalau dirumah? Dimana enaknya kita
berbincang-bincang Pak M? Bagaimana kalau di kursi depan saja biar
lebih nyaman, kan masih pagi, udara masih segar”
II. FASE KERJA
‘Bagaimana perasaan dan keadaan Bapak M hari ini?”
“Tadi kita sudah melakukan permainan bersama teman-teman khan?
Tadi apa yang kita mainkan? Masih ingat bagaimana cara bermain
tadi? Saya sangat senang melihat Bapak M mau bergabung dan
bermain serta menyapa teman-teman dalam permainan tadi!
“Bapak M nggak usah kawatir, karena mereka adalah teman bapak
M, jadi kalau bapak M sedang sendiri bisa tidak mengajak mereka
untuk ngobrol dan duduk bersama Bapak M? Kenapa tidak mau
ditemani?”
“Bapak masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin?”
“Bagaimana cara kita berhubungan dengan orang lain pak? Masih
ingat?”
“Nah permainan tadi sudah menunjukkan bahwa Bapak M sudah
mampu berhubungan dengan teman, dengan perawat!”.
“Bapak senang tidak dengan permainan tadi?”
“Kalau begitu mulai sekarang Bapak M mau tidak setiap ketemu
teman dan suster menyapa? Dan tersenyum dengan mereka?”
“Bapak M harus mencobanya? Seperti sekarang ini bapak M banyak
bercerita dengan Suster Dwi. Suster Dwi senang sekali….. nah mau
tidak Bapapk M juga bercerita dengan teman dan suster yang lain?”
Kenapa masih tidak mau?, Nah kalau sama suster Dwi kok mau?
Harus dicoba ya Pak M?
“Bapak M kenapa diam, sudah memikirkannya?, Kenapa? Tidak
senang menegor teman lain?”
“Ya sudah…. Untuk sementara bapak M meu menegor dan berteman
dengan siapa dulu? Mbah Dullah gak papa? Oh senang dengan Mbah
Dullah?”
“Ya tidak apa-apa, sehari satu teman ditegor, lama-lama khan
banyak temannya…. Kelihatannya Bapak M sudah capek
berbincang dengan Suster Dwi?”
Kita akhiri dulu bincang-bincang kita, dan besuk kalau kita ketemu
lagi jangan lupa menegur ya? Suster ingin lihat Bapak M menegur
yang lain seperti menegur dengan Suster Dwi.”
III. FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan Bapak M hari ini dengan percakapan kita
tadi?”
Coba sebutkan kembali bagaimana tadi cara kita bisa bergaul dengan
orang lain? Dengan bermain bersama khan? Dengan berbincang –
bincang juga bisa khan?”
“Baiklah waktu kita sudah habis…..”Sementara sekian dulu yang
kita bicarakan hari ini?”
“Saya sangat senang dan menghargai karena bapak M sudah mau
mengungkapkan perasaannya dan mau berdiskusi sesuai kontrak
waktunya. Saya berharap ini bisa diambil hikmahnya oleh Bapak M
sehingga bisa menghindari perilaku tersebut.”
”Besuk kita ketemu kembali ……….. Dan bincang-bincang lagi
seperti topik kita hari ini, waktunya sekitar (30 menit yang dimulai
pukul 10)”
“Baiklah sementara saya pamit dulu, terimakasih sampai ketemu hari
lagi pak?” Selamat Siang!”