sosmapi kel 3 fixx

Upload: gina-salsabila

Post on 14-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sosiologi masyarakat perikanan

TRANSCRIPT

UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR

Kelompok 3:1. Andhita Putri C.260102141300692. Gina Salsabila260102131400853. Ahmad Khamim M.260102141400924. M. Jabbar Ali26010214140102

BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS DIPONEGORO2015BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar BelakangWilayah pesisir merupakan tempat pertemuan antara daratan dan lautan. Ditinjau dari berbagai sudut pandang, wilayah pesisir sangat penting karena membentuk ekosistem yang beragam dan dapat memberikan nilai ekonomi bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan ekosistem yang bernilai tinggi tersebut perlu adanya pengembangan atau peningkatan pemanfaatan Sumberdaya Alam yang ada di Wilayah tersebut. Menurut Nurmalasari (2010) Pesisir adalah wilayah yang unik, karena dalam konteks bentang alam, wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan. Lebih jauh, wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan dan pengelolaan. Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap manusia.. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan kegiatan pembangunan sosial-ekonomi, "nilai" wilayah pesisir terus bertambah. Masyarakat pesisir sebagai komunitas kecil merupakan sistem ekologi dengan masyarakat dan kebudayaan penduduk serta lingkungan alam setempat sebagai dua unsur pokok dalam suatu lingkaran pengaruh timbal balik yang mantap. Terhadap alam, umumnya mereka tunduk, dan menjaga keselarasannya, hal ini sesuai dengan pandangan mereka bahwa alam memiliki kekuatan magis. Dari interaksi mereka dengan alam dalam menjaga keselarasannya (ekosistem), sangat berpengaruh pula pada system pengetahuan tentang cara penangkapan ikan, dimana mereka hanya cukup dengan seutas tali dengan sebuah batu pemberat, mampu mendeteksi arah dan kekuatan arus, dan kedalaman laut. Demikian juga dengan cirri-ciri warna air laut, mereka dapat mengetahui bahwa saat itu ada ikan atau tidak, ikan besar ataukah ikan kecil. Dengan demikian komunitas masyarakat pesisir (desa pantai), merupakan masyarakat tradisional dengan ciri solidaritas mekanik menurut Emile Durkheim, yaitu kesadaran kolektif bersama (collective consciousness/conscience) yang menunjuk pada totalitas dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama itu (Ajid, 2008).2. Tujuan

1. Mengetahui definisi masyarakat pesisir1. Mengetahui kondisi masyarakat pesisir1. Mengetahui faktor yang menyebabkan kemiskinan pada nelayan1. Mengetahui upaya dan strategi meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir

1. Rumusan Masalah

1. Faktor apa sajakah yang menyebabkan kemiskinan pada nelayan?1. Bagaimana upaya dan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir?

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Definisi Masyarakat PesisirMasyarakat pesisir adalah individu-individu atau sekelompok manusia yang hidup secara mandiri dan dalam waktu yang cukup lama di wilayah pesisir. Menurut Ajid (2008) Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya di dalam kelompok tersebut. Masyarakat sebagai kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan social dengan batas yang dirumuskan secara jelas. Adapun wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan, yang apabila ditinjau dari garis pantai, maka wilayah pesisir memiliki dua macam batas, yaitu batas sejajar garis pantai dan batas yang tegak lurus garis pantai. Dengan demikian, masyarakat pesisir adalah sekelompok manusia yang secara relatif mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami uatu wilayah pesisir, memiliki kebudayaan yang sama, yang identik dengan alam pesisir, dan melakukan kegiatannya di dalam kelompok tersebut. Masyarakat pesisir atau masyarakat desa pantai merupakan wujud komunitas kecil, dengan ciri-cirinya sebagai berikut: a. Mempunyai identitas yang khas (distictiveness)b. Terdiri dari jumlah penduduk dengan jumlah yang cukup terbatas (smallnees) sehingga saling mengenal sebagai individu yang berkepribadian;c. Bersifat seragam dengan differensiasi terbatas (homogeneity);d. Kebutuhan hidup penduduknya sangat terbatas sehingga semua dapat dipenuhi sendiri tanpa bergantung pada pasar di luar (all-providing self sufficiency)e. Memiliki karakter keras, tegas dan terbuka;f. Kompetitif; dan Prestise; g. Memiliki keragaman dalam tingkat dan prilaku ekonomi;h. Cepat menerima perubahan;

2.2. Kondisi Masyarakat PesisirSebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian sebagai nelayan. Nelayan menggantungkan hidupnya pada kondisi alam di sekitar wilayah pesisir. Profesi nelayan biasanya di dapatkan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka. Kondisi jam kerja nelayan juga dipengaruhi oleh faktor kondisi laut menyebabkan kegiatan menangkap ikan tidak menentu dan memiliki resiko yang tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan, sehingga pendapatan relatif rendah. Hal ini diperkuat oleh Wasak (2012) Masyarakat di kawasan pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyang mereka. Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumberdaya yang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, nelayan harus berpindah-pindah. Selain itu, resiko usaha yang tinggi menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Rumahtangga nelayan memiliki ciri khusus seperti penggunaan wilayah pesisir dan laut (common property) sebagai faktor produksi, jam kerja harus mengikuti kondisi oseanografis (melaut hanya ratarata sekitar 20 hari dalam satu bulan, sisanya relatif menganggur). Demikian juga pekerjaan menangkap ikan adalah pekerjaan yang penuh resiko, sehingga pekerjaan ini umumnya dikerjakan oleh lelaki. Hal ini mengandung arti bahwa keluarga yang lain tidak dapat membantu secara penuh, sehingga masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pada umumnya sering diidentikkan dengan masyarakat miskin.2.3. Faktor yang Menyebabkan Kemiskinan pada NelayanFaktor yang menyebabkan kemiskinan pada masyarakat bermata pencaharian nelayan adalah tidak konsistennya dari hasil penangkapan ikan yang dilakukan yang menyebabkan kondisi ekonomi masyarakat tidak stabil, belum adanya kebijakan untuk meningkatkan pembangunan kawasan pesisir, keterbatasan modal yang dibutuhkan untuk kegiatan penangkapan. Hal ini diperkuat oleh Roslinawati (2013) Sebab pokok yang menimbulkan kemiskinan nelayan adalah belum adanya kebijakan, strategi dan implementasi program pembangunan kawasan pesisir dan masyarakat nelayan yang terpadu diantara para pemangku kepentingan pembangunan, adanya inkonsistensi kuantitas produksi (hasil tangkapan), sehingga keberlanjutan aktivitas sosial ekonomi perikanan di desa-desa nelayan terganggu, masalah isolasi geografis desa nelayan, sehingga menyulitkan keluar masuk arus barang, jasa, kapital, dan manusia, yang mengganggu mobilitas ekonomi, adanya keterbatasan modal usaha atau modal investasi, sehingga menyulitkan nelayan meningkatkan kegiatan ekonomi perikanannya, adanya relasi sosial ekonomi yang eksploitatif dengan pemilik perahu, pedagang perantara dalam kehidupan masyarakat nelayan, rendahnya tingkat pendapatan rumah tangga nelayan, sehingga berdampak negatif terhadap upaya peningkatan skala usaha dan perbaikan kualitas kehidupan mereka.Menurut Wijayanti dan Ihsanudin (2013) Kondisi kemiskinan ada di kehidupan nelayan di sebabkan oleh faktorfaktor yang kompleks. faktor determinan belum tercapainya pengelolaan sumber daya pembangunan secara optimal adalah:(1) terbatasnya sarana dan prasarana ekonomi, seperti jalan raya, fasilitas ekonomi (2) rendahnya kualitas SDM, masyarakat belum memiliki kemampuan maksimal untuk mengelolanya demi meningkatkan kesejahteraan sosial mereka, (3) teknologi penangkapan yang terbatas kapasitasnya, (4) akses modal dan pasar produk ekonomi lokal yang terbatas, (5) tidak adanya kelembagaan sosial ekonomi yang dapat menjadi instrumen pembangunan masyarakat, dan (6) belum adanya komitmen pembangunan kawasan pesisir secara terpadu.2.4. Upaya dan Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Upaya dan strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir adalah dengan cara meningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan untuk meningkatkan produktifitas guna meningkatkan penghasilan, strategi pengurangan beban kebutuhan dasar masyarakat pesisir dengan pengadaan infrastruktur yang dapat mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat, dapat dijuga dilakukan dengan mengoptimalisasi peran lembaga dan koperasi, strategi pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan warga sebagai pelaku, upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dan terampil. Menurut Imran (2012) Strategi dan usaha peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat nelayan dapat dilakukan melalui:1. Strategi peningkatan penghasilan melalui peningkatan produktifitas. Diupayakan adanya peningkatan kemampuan pengelolaan sumber daya, memperoleh peluang dan perlindungan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam berbagai kegiatan ekonomi, sosial budaya maupun politik. 2. Strategi pengurangan beban kebutuhan dasar masyarakat. Diupayakan adanya pengurangan beban biaya akses pendidikan dan kesehatan. Infrastruktur yang mempermudah dan mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat nelayan. Pengurangan beban kebutuhan dasar masyarakat nelayan dapat dilakukan di antaranya melalui subsidi BBM yang secara khusus diperuntukkan bagi nelayan. Optimalisasi peran koperasi dan lembaga keuangan di sekitar Mangkang. Biaya kesehatan sudah ter-cover melalui Jamkesmas maupun Askeskin. Perlu penanganan secara khusus terutama kesehatan balita dan lansia melalui posyandu. 3. Strategi peningkatan kepedulian dan kerjasama stakeholder dalam membantu pemberdayaan masyarakat nelayan. Hal ini dapat dilakukan dengan pelibatan koperasi-koperasi, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), pos daya, perguruan tinggi, dan juga lembaga swadaya masyarakat yang relevan. Program pemberdayaan masyarakat nelayan harus melibatkan warga sebagai pelaku, bukan sebagai penonton. 4. Strategi peningkatan kerjasama kelompok yang berbasis pada bidang usaha sejenis. Hal ini dapat dilakukan melalui pembentukan dan pendampingan Kelompok Usaha Bersama (KUB) dalam kelompok-kelompok kecil. Perlu ada pemetaan terhadap masyarakat nelayan. Pemetaan ini penting untuk membentuk kelompok-kelompok kecil yang mempunyai bidang usaha sejenis.5. Perlu adanya peningkatan kapasitas dan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dan terampil. Kegiatan yang dilakukan dengan melakukan pelatihan-pelatihan terstruktur dan terprogram.

BAB III. PENUTUP3.1. Kesimpulan1. Masyarakat pesisir adalah sekelompok manusia yang secara relatif mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami uatu wilayah pesisir, memiliki kebudayaan yang sama, yang identik dengan alam pesisir, dan melakukan kegiatannya di dalam kelompok tersebut.1. Sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian sebagai nelayan. Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pada umumnya sering diidentikkan dengan masyarakat miskin1. Faktor yang menyebabkan kemiskinan pada masyarakat pesisir adalah tidak konsistennya hasil penangkapan yang menyebabkan tidak stabilnya pendapatan.1. Upaya atau strategi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir adalah optimalisasi infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat.3.2. Saran1. Sebaiknya perlu adanya peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.1. Sebaiknya Pemerintah ikut serta dalam pembangunan wilayah pesisir guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.1. Sebaiknya perlu adanya pengadaan kegiatan untuk masyarakat pesisir yang dilakukan dengan melakukan pelatihan-pelatihan terstruktur dan terprogram.

DAFTAR PUSTAKAAjid Bin Tahir. 2008. Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir. Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah Iain Ambon.Imran, Ali. 2012. Strategi dan Usaha Peningkatan Kesejahteraan Hidup Nelayan Tanggulsari Mangunharjo Tugu Semarang dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Riptek. 6 (1): 1-12Nurmalasari, Yessy. 2010. Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat.Roslinawati. 2013. Persepsi Masyarakat Terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (Pemp) Di Kabupaten Donggala. Jurnal Akademika Fisip United. 5 (2): 1110-1117.Wasak, Martha. 2012. Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan di Desa Kinabuhutan Kecamatan Likupang Barat. Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Pacific Journal. 1 (7): 1339.