sol
TRANSCRIPT
Gejala Klinis Tumor Otak
Gambar 2. Saraf – Saraf Cranial
( Lucile Packard Children Hospital’s Brain Tumors. 2006)
Gejala klinis dari tumor otak bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi
daripada tumor tersebut. Kebanyakan dari gejala klinis yang tampak berhubungan dengan
peningkatan tekanan pada atau daerah sekitar otak. Tidak ada ruang di dalam tempurung
otak kecuali untuk jaringan otak dan cairannya. Segala bentuk tumor, jaringan tambahan
dan cairan yang berlebih dapat menyebabkan gambaran klinis.
Pada umumnya tumor intrakranial mempunyai gejala –gejala umum dan local.
Gejala-gejala umum:
Akibat peninggian tekanan intrakranial.
1. Muntah : merupakan gejala tetap dan sering sebagai gejala pertama.
Timbulnya terutama pagi hari tanpa didahului rasa mual. Pada tingkat lanjut,
muntah menjadi proyektil.
2. Sakit kepala: dijumpai pada 70% penderita yang bersifat serangan berulang-
ulang, nyeri berdenyut, paling hebat pagi hari, dapat timbul akibat batuk,
bersin dan mengejan. Lokasi nyeri unilateral/bilateral yang terutama
dirasakan daerah frontal dan suboksipital.
3. Gejala mata: Strabismus/diplopia dapat terjadi karena regangan nervus
abdusens. Edema papil pada funduskopi merupakan petunjuk yang sangat
penting untuk tumor intrakranial.
4. Pembesaran kepala: terutama pada anak di bawah umur 2 tahun yang
fontanelnya belum tertutup. Gejala ini tidak khas untuk tumor otak, hanya
menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial.
5. Gangguan kesadaran: dapat ringan sampai yang berat.
6. Kejang: sangat jarang, kira-kira 15% pada anak dengan tumor supratentorial;
pada tumor infratentorial, kejang menunjukkan tingkat yang sudah lanjut.
7. Gangguan mental: lebih sering ditemukan pada orang dewasa, terutama bila
tumor berlokasi pada lobus frontalis atau lobus temporalis.
Gejala-gejala lokal
Tumor Batang Otak (Mesencephalon, Pons, Medulla Oblongata)
Tumor pada batang otak dapat memberikan beragam gambaran klinis. Gejala yang paling
sering adalah muntah, biasanya setelah bangun, dan jalan yang tidak terkoordinasi dan
janggal (ataxic gait). Kelemahan otot pada satu sis dari wajah menyebabkan senyuman
satu sisi ataupun kelopak mata yang jatuh (drooping eyelid). Nyeri pada saat menelan dan
gangguan pada tutur bicara (dysarthria) juga merupakan gambaran klinis yang penting.
Sebagai tambahan, fungsi dari saraf – saraf mata menyebabkan penurunan penglihatan.
Nyeri kepala, biasanya setelah bangun tidur, biasa terjadi. Rasa pusing, penurunan
pendengaran, memiringkan kepala, kelemahan otot pada satu sisi (hemiparese) dan
perubahan tingkah laku dapat terjadi. Gejala – gejala ini dapat timbul secara bertahap
Tumor Sudut Serebelopontin (Tumor Nervus Akustikus)
Gejala awal adalah telinga berdenging (tinnitus). Pada kasus-kasus tertentu
disertai rasa berputar (vertigo). Seiring dengan pertumbuhan tumor, gejala lain dapat
muncul seperti ketulian, dan gejala-gejala lain yang hampir sama dengan gejala tumor
batang otak.
Tumor Serebral Hemisphere
Tumor Lobus Frontalis
Gejala umum terdiri dari paralisis satu sisi (hemoplegia), kejang, memori defek,
dan perubahan status mental dan tingkah laku. Apabila tumor terletak pada basis lobus
frontalis, kehilangan sensasi penciuman (anosmia), gangguan penglihatan, dan
pembengkakan pada nervus optikus (papiledema) dapat terjadi. Apabila tumor mengenai
bagian kanan dan kiri lobus frontalis, perubahan status mental atau tingkah laku dan jalan
yang tidak terkoordinasi (ataxic gait) dapat terjadi.
Tumor Lobus Parietal
Kejang, gangguan berbicara, dan ketidakmampuan untuk menulis terjadi bila
tumor terletak pada bagian dominan (biasanya hemisphere kiri). Gejala lain yaitu adanya
disorientasi pada ruangan atau anggota tubuh.
Tumor Lobus Oksipital
Gejala umum adalah kebutaan pada satu sisi hemianopsia) dan kejang .
Tumor Lobus Temporal
Biasanya tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi, dapat menyebabkan kejang
ataupun gangguan berbicara (dysphasia).
Tumor Subkortikal
Hemiplegia merupakan gejala umum. Tumor ini sering menginvasi lobus lain
pada hemisphere serebral dan menyebabkan timbulnya gejala-gejala lain sesuai dengan
lokasi invasi. Apabila tumor tersebur menginvasi thalamus, kehilangan sensasi sentuh
dapat terjadi.
Tumor Midline (Craniopharyngioma, Optic Nerve Glioma, Tumors of the
Thalamus and Sellar areas)
Timbul gejala – gejala peningkatan tekanan intrakranial. Gejala lain adalah
nistagmus, perubahan tingkah laku ataupun kesadaran. Sebagai tambahan, gangguan
pada fungsi glandular menyebabkan keterlambatan pertumbuhan ataupun pertumbuhan
yang terlalu cepat. Dapat terjadi gangguan gangguan keseimbangan air (diabetes
insipidus) .
Tumor Fossa Posterior (Tumors Ventricle IV, Tumor Cerebellar)
Gejala peningkatan tekanan intracranial sering terjadi. Ataxic gait, jalan
mengayun dan sempoyongan dapat terjadi. Tremor, dan gangguan koordinasi dan
berbicara lainnya adalah gejala yang sering. Iritasi saraf dapat menyebabkan rasa sakit
pada belakang kepala.
Tumor Infratentorial :
Karena letaknya di fosa posterior, maka gejala lokal yang ditemukan ialah :
1. Gejala serebelar : berupa ataksia, gangguan koordinasi, nistagmus dan gangguan
tonus otot.
2. Gejala batang otak: pada umumnya berat karena pada batang otak terdapat pusat-
pusat vital serta pusat saraf kranialis.
3. Gejala nervi kranialis: akibat peregangan atau penekanan tumor terutama N.VI,
juga N.V, VII, IX dan X
Tumor Supratentorial
1. Tumor supraselar memberikan gejala utama berupa gangguan penglihatan dan
gangguan endokrin/metabolik.
2. Tumor hemisfer serebri: gejala yang timbul bergantung pada lokalisasi tumor di
area/lobus hemisfer, seperti sindroma lobus frontalis atau sindroma lobus
ternporalis.
Pemeriksaan Neurologis Tumor Otak
Pemeriksaan neurologist dasar terdiri dari :
Pergerakan bola mata, rangsang pupil, dan tes refleks mata
Pemeriksaan pendengaran menggunakan garpu tala
Pemeriksaan refleks menggunakan palu refleks
Tes kesimbangan dan koordinasi, seperti tandem walking, heel-to-shin
movements, romberg tes, dan lain-lain
Tes sensasi sentuh dengan ujung pena atau kapas
Tes sensasi penciuman dengan berbagai bau-bauan
Pemeriksaan otot wajah dengan tersenyum dan menyeringai
Pemeriksaan gerak lidah dan refleks muntah
Pemeriksaan gerak kepala
Pemeriksaan status mentalis, dengan menanyakan waktu, tempat dan nama
presiden
Pemeriksaan pemikiran abstrak
Pemeriksaan memori, dengan menanyakan makanan yang dimakan saat sarapan
pagi tadi atau meminta mendeskripsikan keadaan suatu acara yang pernah
didatangi