soekarno dan gerakan perempuan

26
Soekarno dan gerakan perempuan

Upload: keanu

Post on 17-Feb-2016

152 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Soekarno dan gerakan perempuan. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Soekarno dan gerakan perempuan

Soekarno dan gerakan perempuan

Page 2: Soekarno dan gerakan perempuan

Banjak orang yang tidak mengerti apa sebabnja saja anggap kursus-kursus wanita

itu begitu penting. Siapa jang membtja kitab jang saja sadjikan sekarang ini,-jang isinya telah saja uraikan di dalam kursus-kursus wanita itu dalam pokok-pokoknya

akan mengerti apa sebab saja anggap soal wwanita itu soal jang amat penting.soal

wanita adalah soal masyarakat!(soekarno “sarinah, 1947)

Page 3: Soekarno dan gerakan perempuan

Tulisan penting yang menuangkan gagasan soekarno tentang perempuan

mengantar kita kelembaran sejarah pergerakan perempuan dimasa lalu. Ketika

melihat gambar-gambar perjuangan perempuan yang dibalut kain kebaya menyuarakan aspirasi mereka bukan

hanya soal kepandain putri, tetapi bahkan menyerukan perjuangan revolusioner.

 

Page 4: Soekarno dan gerakan perempuan

Di Jakarta terdapat organisasi WANI : Wanita Negara Indonesia (1945) yang dipimpin oleh sejumlah tokoh, seperti Suwarni Pringgodigdo (istri Sedar), Sri Mangunsarkoro, dan Suyatin Kartowiyono. Wani mendistribusikan beras untuk tujuan perjuangan.

Terdapat pula organisasi-organisasi buruh, seperti Barisan Wanita yang berhaluan kiri salah satu tokohnya adalah SK Trimurti.

Page 5: Soekarno dan gerakan perempuan

Satuan perjuangan yang pertama adalah LASWI: Laskar Wanita Indonesia yang didirikan oleh Aruji Kartawinata di Bandung tahun1945. Satuan ini mengangkat senjata dan berangkat ke garis depan medan petempuran, bergiat dalam melakukan perawatan perajurit yang menderita luka, menyelenggarakan dapur umum,dan menjahit seragam prajurit. Satuan semacam ini menyebar keseluruh jawa , serta sumatera tengah dan selatan, sulawasi tengah dan selatan

Page 6: Soekarno dan gerakan perempuan

Sebelum perjuangan revolusioner, pergerakan perempuan sudah dimulai oleh perempuan perempuan kelas menengah. Ada beberapa factor mengapa kelas menengah mengambil peranan penting factor tersebut antara lain:Karena tingkat pendidikanWaktu yang luangAkses dan informasi dan Pengetahuan yang mereka miliki

Page 7: Soekarno dan gerakan perempuan

Organisasi perempuan kelas menengah yang cukup kuat misalnyaPutri Merdeka, yang dibentuk tahun 1912 dan

mempunyai afiliasi dengan boedi Oetomo,organisasi nasionalis pertama yang berdiri tahun 1908. Afiliasi ini memperlihatkan bagaimana pada saat itu organisasi perempuan sangat dekat dengan nasionalisme dan simbolisasi ini terlihat pada kartini,seorang perempuan priayi.

Muhamadiyah yang mempunyai nuansa agama 

Page 8: Soekarno dan gerakan perempuan

Organisasi perempuan mulai masuk ajang politik pada tahun 1920-an, ketika organisasi-organisasi politik yang besar, seperti serekat Islam, PNI, dan PKI mempunyai divisi perempuan. Organisasi-organisasi perempuan ini mempunyai anggota yang bervariasi dalam latar belakang sosial dan politiknya. Isu-isu yang dilontarkan adalah seputar partisipasi perempuan dalam politik dan keterlibatan permpuan dalam pengambilan keputusan. (decision-making). Pada suasana seperti itulah soekarno pada tahun 1920-an mengemuka sebagai tokoh nasionalis. Dia mulai terlibat dalam politik pada tahun 1926, dan satu tahun kemudian pada tahun 1927 ikut menggagas PNI. Ketika kongres ibu ibu diadakan pertama kali pada bulan desember 1928, soekarno mengambil kesempatan ini untuk mengemukakan pendapatnya tentang perempuan.

Page 9: Soekarno dan gerakan perempuan

Kongres Kaum ibu sebagai gerbang masukBerbahagialah kongres kaoem ibu: diadakan pada soeatu waktu, dimana masih ada sahadja kaoem

bapak Indonesia jang mengira bahwa perdjoeangannja mengejar keselamatan nasional bisa

juga lekas berhasil zonder sokongannja kaoem ibu; oleh karena daripada kaoem bapak masih banyak

jang koerang pengetahuan akan harganja sokongan kaoem ibu itu; kita tidak sahadja gembira hati akan kongres itu oleh karena kaoem bapak belum insjaf

akan keharusan kenaikan derajat kaoem ibu itu,-kita gembira hati ialah teristimewa djuga oleh karena dikalangan kaoem ibu sendiri beloem banjak jang

berkehendak akan kenaikan deradjat itu ( soekarno-kongres kaum ibu,1928)

Page 10: Soekarno dan gerakan perempuan

Pidato pada kongres kaum ibu tahun 1928 menyokong hak-hak perempuan, namun ia menganggap perjuangan hak perempuan harus nomor dua setelah perjuangan kemerdekaan. Awalnya dalam kongres kaum ibu pandangan soekarno tidak dapat sambutan yang hangat.tigapuluh perempuan yang mengikuti kongres tersebut tetap berkonsentrasi untuk mendiskusikan isu-isu perempuan dan bukan nasionalisme. Bahkan ada tuduhan terhadap soekarno yang inginkan “memplitikkan” isu-isu perempuan bagi kepentingan politiknya.

Page 11: Soekarno dan gerakan perempuan

Tak lama setelah kongres kaum ibu diadakan, beberapa organisasi baru terbentuk. Diantaranya adalah :Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) yang namanya kemudian berubah menjadi Asosiasi Perempuan Indonesia (API). Tahun 1935, kembali berganti nama menjadi Kongres Perempuan Indonesia (KPI). Dalam kiprah politiknya, kelompok ini kelihatanya mengambil jalan tengah yakni bermain diantara isu-isu perempuan dan nasionalisme. Kali ini soekarno berhasil mencuri perhatian kelompok perempuan apalagi ide memperjuangkan kemerdekaan dapat merangkul kelompok-kelompok perempuan berbasis agama yang masih curiga dengan isu-isu perempuan yang diperjuangkan.

Page 12: Soekarno dan gerakan perempuan

Situasi ini menimbulkan berdebatan yang seru diantara kelompok perempuan. Maria ulfah

subadio menteri perempuan pertama Indonesia merefleksikan ketegangan yang terjadi dan menyimpulkan bahwa: “Kita

memang bukan merupakan sebuah gerakan feminis, kita tidak pernah menjadi sebuah gerakan feminis, kita berfikir lebih baik

melawan penjajahan daripada melawan laki-laki. Jadi kita membutuhkan laki-laki sebagai

sekutu”( Doran,1987:104)

Page 13: Soekarno dan gerakan perempuan

Setelah kongres perempuan Indonesia berakhir, beberapa organisasi kelompok

perempuan bemunculan untuk mengangkat persoalan politik negeri. Tahun 1930, istri

sedar yang dibentuk dibandung menyatakan diri ingin meningkatkan status perempuan

Indonesia melalui perjuangan kemerdekaan. Ide dasarnya adalah bahwa tidak aka nada

persamaan hak antara laki-laki dan peempuan bila tidak ada kemerdekaan

Page 14: Soekarno dan gerakan perempuan

Sesudah jepang menyerah, kaum perempuan dari kalangan parpol dan ormas besrbasis agama, seperti aisyah dan wanita katolik

membuat agenda untuk menunjang perjuangan. Hal yang sama dilakukan juga

oleh wanita muslimat dari masyumi.istri-istri anggota angkatan bersenjata, seperti anggota bhayangkari(1945) dan isti-istri angkatan laut

(1946) melakukan kerjasama untuk saling bantu dalam perjuangan terutama apabila

suami mereka tewas.

Page 15: Soekarno dan gerakan perempuan

Sejak awal tahun 1930-an, soekarno telah masuk dalam fase baru dalam perkembangan

pemikiran politiknya, yaitu menguatnya konsep-konsep Marxisme idalam dirinya.

Baginya, perjuangan permpuan yang lebihpenting adalahpenghancuran

kapitalisme. Hal ini ia tekankan kepada kaum perempuan dengan sekali lagi menegaskan

bahwa “kesetaraan antara laki-laki dan permpuan tidak cukup… ada kebutuhan yang lebih besar lagi, yaitu penghancuran system

kapitalis” (doran, 1987:104)

Page 16: Soekarno dan gerakan perempuan

Marxisme menjelaskan mengapa kapitalisme mengakibatkan adanya pembagian kerja

antara perempuan dan laki-laki, pemisahan antara perempuam didunia domestic dan laki-

laki didunia public. Tetapi Marxisme tidak menjelaskan mengapa sebelum ada

kapitalisme, pemisahan tersebut sudah terjadi.

Page 17: Soekarno dan gerakan perempuan

Pada tahun 1950-an badan organisasi perempuan diakui bukan lagi hanya satu. Kowani yang dibentuk

pada tahun 1946 untuk menunjang perjuangan kemerdekaan bubar. Organisasi perempuan yang

cukup kuat saat itu adalah Gerwis, sebuah organisasi yang independen bertujuan memejukan pendidikan

permpuan dan menyediakan fasilitas penitipan anak. Tahun 1954 organisasi Gerwis menjadi gerakan wanita Indonesia (Gerwani) Gerwani dipandang

sebagai bagian dari divisi perempuan PKI. Hubungan yang erat antara Gerwani dan pergerakan buruh (SOBSI) serta PKI membuat hubungan gerwani

dengan soekarno menjadi sangat dekat.

Page 18: Soekarno dan gerakan perempuan

Setelah bayiku berumur dua hari, waktu aku sedang berbaring, pagi-pagi benar datanglah

Bung Karno. Bung karno duduk didepanku dan kemudian berkata: “Fat, aku minta

izinmu,aku akan kawindengan hartini. “ aku dengarkan saja apa yang bung karno

utarakan tadi dengan seksama dan tenang. “ Boleh saja,” kataku menjawab, tetapi fat minta dikembalikan pada orang tua. Aku

tidak mau dimadu dan anti poligami.” Tetapi aku cinta ppadamu dan juga cinta pada

hartini” demikian bung karno. “Oo, takbisa begitu!”kataku (Fatmafati,1978:80)

Soekarno dan poligami

Page 19: Soekarno dan gerakan perempuan

Perkawinan soekarno dengan hartini pada tahun 1945 merupakan tamparan keras bagi kelompok perempuan. Hubungan soekarno dengan gerakan perempuan menjadi tegang. Popularitas soekarno jatuh dan ide-ide besarnya dalam bukunya “sarinah” dipertanyakan

Page 20: Soekarno dan gerakan perempuan

Pada bab pertama: membahas soal laki-laki dan perempuan, soal “alam” dan “kultur” serta menunjukkan bagaimana perempuan didefinisikan oleh kultur. Pada bab berikutnya, ia menjelaskan keadaan perempuan dan menyatukanya dengan pemikiran-pemikiran feminisme marxis/sosialis. Pada bab terakhir soekarno mempertegas kewajiban perempuan , yakni ikut serta menyelamatkan republic memperkuat Negara nasional. Ia menjanjikan bahwa setelah Negara terselamatkan , masyarakat adil dan sejahtera dan perempuan pada akhirnya akan bahagia dan merdeka.

Karya besarnya dalam bukunya berjudul “sarinah” menunjukkan keseriusanya dalam membedah soal perempuan:

Page 21: Soekarno dan gerakan perempuan

Feminis anneta baier (1985) mengatakan bahwa perempuan dalam perdebatan

moralnya mempunyai kehendak yang berbeda dari laki-laki. Perempuan lebih menitik

beratkan nilai-nilai etika yang berarti bagi kehidupanya. Perempuan hidup didalam masyarakat dan nilai-nilai kefeminimnya

dianggap remeh dan tidak penting, seluruh eksistensinya sebagai perempuan

disubordinasikan

Page 22: Soekarno dan gerakan perempuan

Pada tahun 1985, seorang feminis kelahiran calcuta , india, Gayatri Spivak, melontarkan sebuah pertanyaan kritis, “apakah subaltern dapat berbicara?” ( Subaltern disini dimaksudkan sebagai kelompok lemah, yang tidak berdaya.

Spivak mendapatkan ide tentang masalah “Subaltern” perempuan dari pemahamanya tentang pemikiran para filsuf kontemporer seperti Derrida. Seseorang yang miskin, berkulit hitam,dan perempuan mempunyai tiga beban sekaligus. Bukan saja lemah secara ekonomi, ras pinggiran, dan warga Negara kelas dua. Perempuan menjadi objek karena adanya budaya patriarki yang membuat permpuan disunyikan, privilese menjadi perempuan (berikut pemikiran-pemikiranya)telah secara sistematis dihilangkan.

POSTKOLONIALISME DAN FEMINISME DIMANA KARTINI?

Page 23: Soekarno dan gerakan perempuan

Teori feminis dan postcolonial memulai dengan usaha untuk melihat keterkaitan antara jender/ budaya/ etnisitas dengan cara menolak oposisi biner yang menjadi dasar dari otoritas patriarchal dan colonial.

Budaya patriarchal mengasosiasikan laki-laki dengan segala yang positif; aktif, matahari, budaya, siang,tulisan,tinggi sedangkan perempuan diasosiasikan dengan segala yang negative; pasif, bulan, alam, malam, lisan, rendah.

 

Feminis Postkolonial= Perempuan dunia Ketiga

Page 24: Soekarno dan gerakan perempuan

Tentu tidak dapat disangkal bahwa kartini didalam pemikiranya banyak melontarkan kritik pedas pada orang-orang colonial.Kartini menulis kepada teman belandanya, Stella Zeehandelaar seorang sosialis yang mempunyai hubungan yang kuat dengan gerakan sosialis dibelanda dan memiliki jaringan dengan orang-orang Belanda yang berpengaruh.

Kartini Feminis Kolonial?

Page 25: Soekarno dan gerakan perempuan

Pemikiran feminis Kartini, pertama adalah mendambkan sosok peremmpuanyang independen, dalam suratnya Jepara, 25 mei 1899 ia menulis bahwa:

 Pemikiran Kartini Kedua, Kartini sangat dipengaruhi oleh pemikiran liberal tentang hak-hak individu dan hak pendidikan yang setara. Suratnya tertanggal 13 januari 1900 dan 25 mei 1899

Pemikiran Kartini Ketiga, Kartini sangat menentang diskriminasi terhadap perempuan, suratnya tertanggal 23 agustus 1900, mempersalahkan hal ini:

 Pemikiran Kartini Keempat, Katini menyikapi perkawinan dengan sinis, suratnya tanggal 23 agustus 1900

Pemikiran kartini yang kelima, Kartini menyampaikan perang terhadap pligami

 

Page 26: Soekarno dan gerakan perempuan

Kelima pemikran feminis kartini dapat dikatakan datang dari pencerahan barat yang sangat ia kagumi. Dalam konteks

kartini, permasalahan perempuan yang ia ungkapkan adalah permasalahan sebuah cita-cita besar yang ingin diraihnya atau bisa juga pemikiran teman-teman belandanya yang

sangat ia kagumi itu. Ia hanya sebagai “medium” sebuah cita-cita besar kendaraan untuk teks-teks aliran besar,

persamaan, kesetaraan, dan hak-hak perempuan yang telah diformulasikan oleh barat (Belanda). Dari kelima isu-isu

feminis yang dikemukakan Kartini, sebagian besar ia gagal kesetaraan pendidikan hanya sebatas pencerahan yang ia cuplik dari ide-ide barat. Tidak pernah ia memperjuangkan dalam ruang lingkupnya, mengenal dan bergumul dengan

kaum perempuan jawa yang tertindas.