sncp masalah ulkus peptikum
TRANSCRIPT
Nama : Septika Fajri
Kelas : D3-2A / P2 3131 011039
KASUS 3 (ULKUS PEPTIKUM)
Ny.F berusia 40 tahun, mempunyai 3 orang anak yang masih sekolah SD dan SMP. Suaminya sudah meninggal 5 tahun
yang lalu. Ia bekerja sebagai penanggung jawab sebuah redaksi majalah wanita. Ia sangat sibuk karena selalu dikejar
“dead line” artikel-artikel untuk majalahnya. Selain itu, ia juga harus mengurus anak-anaknya. Ia juga harus sering keluar
kota untuk meliput kegiatan majalahnya. Karena kesibukannya ia sering makan tidak teratur. Ia banyak minum kopi,
merokok yang menurutnya bisa mengurangi stress. Selama beberapa bulan terakhir ia mengeluh sering sakit di ulu hati,
kurang lebih satu jam setelah makan dan cepat lelah. Karena seringnya timbul keluhan BAB yang berwarna hitam secara
tiba-tiba, maka ia dirawat dirumah sakit untuk pengobatan. Selain di ulu hati, Os juga merasa capai dan pucat, berat
badannya turun 2.5 kg dan akhir-akhir ini sering sakit kepala. BB saat ini 45 kg dan TB 158 cm. Dokter mendiagnosa Os
menderita penyakit ulkus peptikum disertai melena. Saat ini Os diberikan terapi istirahat, hindari makanan yang
merangsag saluran pencernaan dan menghindari stress.
Hasil pemeriksaan biokimia : Hb 10 g%
Obat-obatan yang diberikan : obat sedative dan ferrous sulfate
DIETETIK KASUS 3 (ADIME)
1. Assessment
a. Antropometri
Usia : 40 tahun
TB : 158 cm
BB sebelumnya : 47.5 kg
BB sekarang : 45 kg
IMT : BB
TB2= 45
1,582=18 ,02kg/m2
Pengkajian data :
1. Klien mengalami gizi kurang atau underweight karena IMT 18,02 kg/m2 sementara IMT normal 18,5-25
kg/m2.
2. Klien pernah mengalami penurunan BB yang tidak terencana 2.5 kg dari 47.5 kg ke 45 kg.
b. Biokimia
Hasil laboratorium : kadar Hb 10 g%
Pengkajian data :
1. Klien memiliki Hb yang rendah yaitu kadar Hb 10 g% dengan normalnya 12,3 – 15,3 g%
c. Clinis
1. Klien mengalami stress psikis
2. Klien mengalami sakit di ulu hati, kurang lebih satu jam setelah makan dan cepat lelah.
3. Klien mengalami seringnya BAB yang berwarna hitam
4. Klien mengalami sakit kepala
5. Klien tampak pucat
d. Riwayat makan
1. Kualitatif
a. Klien sering mengonsumsi makanan stimulus refluk (kafein tinggi) seperti kopi
b. Klien sering makan tidak teratur
2. Kuantitatif : tidak bisa dihitung karena data kurang lengkap
e. Riwayat personal
1) Klien memiliki aktivitas yang berat
2) Klien mengalami tingkat stress yang tinggi
3) Klien mengalami penurunan BB
4) Klien tergolong perokok berat untuk menghilangkan stress
5) Klien tergolong social ekonomi menengah
6) Klien seorang single parent dengan 3 orang anak yang masih sekolah
7) Klien mendapatkan obat sedative untuk menenangkan dan ferrous sulfate untuk penambah darah dari
dokter
8) Dokter menganjurkan klien untuk :
Terapi istirahat
menghindari makanan yang merangsang saluran cerna.
Mengurangi stress
9) Dokter mendiagnosis klien menderita penyakit ulkus peptikum disertai melena
2. Diagnosis gizi
a. Domain intake/asupan
Tidak dapat dianalisis karena data tidak lengkap
b. Domain klinis
NC.1.4 gangguan fungsi gastro intestinal (P) berkaitan dengan gejala klinis yang dialami, seperti rasa
nyeri di ulu hati setelah makan, dan BAB berwarna hitam (E) yang ditandai dengan diagnosis dokter
bahwa klien menderita penyakit ulkus peptikum yang disertai melena (S)
NC.3.2 penurunan berat badan yang tidak direncanakan (P) berkaitan dengan tingkat aktivitas
sedang dan pola makan yang tidak teratur (E) ditandai dengan penurunan berat badan 2,5 kg (S)
NC.2.2 perubahan nilai lab yang terkait gizi (P) berkaitan dengan gangguan saluran cerna (E) ditandai
dengan kadar Hb dibawah normal, yaitu 10g% (normal 12,3 -15,3 g%)
c. Domain Perilaku/Lingkungan
NB.1.2 perilaku dan kepercayaan yang salah terkait dengan makan/gizi (P) berhubungan dengan
kejadian stres yang dialami klien (E) ditandai dengan kebiasaan klien minum kopi dan merokok (S)
NB.1.5 gangguan pola makan (P) berkaitan dengan kesibukannya sebagai penanggung jawab redaksi
majalah (E) ditandai dengan kebiasaan makan yang tidak teratur (S))
3. Intervensi gizi
a. Tujuan intervensi gizi
1. Menaikan BB.
2. Memperbaiki fungsi gastro intestinal
3. Memperbaiki perilaku dan kepercayaan yang salah terkait dengan makan/gizi
4. Memperbaiki pola makan
b. Perhitungan kebutuhan
Rumus
BBI =( TB – 100 ) – 10%
= (158-100) – 5,8
= 58-5,8 = 52,2 kg
Harris Benedict
BEE = 655 + (9,6x52,2) + (1,8 x 158) – (4,7 x 40)
= 1252,52 kkal
TEE = BEE x AF X SF
= 1252,52 x 1,2 x 1,4
= 2104,23 kkal
Energi = 2104,23 kkal
Lemak = 46,76 gram (20% dari kebutuhan energi)
Protein = 57,86 gram (11% dari kebutuhan energi)
Karbohidrat = 100% – (11% + 20%)
= 100% - 31%
= 69%
Karbohidrat = 362,97 gram
Fe moderate 26 mg/hari
a. Preskripsi diet
Diet lambung I, 2104,23 kkal, protein 57,86 gram, lemak 46,76 gram, karbohidrat 362,97 gram, Fe moderate
26 mg/hari
b. Syarat diet
Energy cukup, yaitu 2104,23 kkal
Protein cukup (57,86 gr (11%))
Lemak rendah, yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan. (46,76 gr (20%))
KH cukup, (362,97 gram (69%))
Rendah serat, terutama serat tidak larut air, yang ditingkatkan secara bertahap.
Porsi makan kecil, tetapi sering ( 3x makan utama, 2x selingan)
Bentuk makanan saring
Hindari makanan yang sulit cerna seperti ketan, makanan berlemak tinggi seperti yang bersantan
dan diolah dengan di goreng
Hindari makanan stimulus refluk, seperti kopi, alkohol, rokok, bumbu merangsang, dll.
Hindari makanan yang ber-pH asam, seperti susu, makanan yang difermentasi seperti yoghurt,
kecuali tempe.
Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
Cairan cukup 2 liter sehari
Kebutuhan zat gizi mikro berdasarkan AKG perempuan usia 40 tahun.
o Kalsium (Ca) : 800 mg
o Besi (Fe) : 26 mg
o Vitamin A : 500 RE
o Vitamin B1 : 1.0 mg
o Vitamin C : 75 mg
c. Implementasi
Daftar pembagian makanan sehari lengkap dengan nilai energi dan kebutuhan zat gizi.
Susunan menu sehari yang nilainya sama dengan pembagian makanan sehari dengan toleransi
energi +/- 5% dan protein +5gr
d. Konseling
Menjelaskan pengertian penyakit saluran cerna ulkus peptikum yang disertai melena dan faktor
resiko yang bisa terjadi, jadwal makan yang teratur,
Memotivasi klien untuk menaikan berat badan dan merubah gaya hidup.
1. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring
a. Fungsi gastro intestinal
b. Berat badan
c. Perubahan perilaku dan kepercayaan yang salah terkait dengan makan/gizi; mengonsumsi kopi
berlebih dan merokok
d. pola makan
Evaluasi
a. Fungsi gastro intestinal sudah membaik, diantaranya sudah tidak terjadi BAB yang berwarna hitam
b. Berat badan klien 0,75 kg per minggu
c. Klien sudah mengurangi minum kopi dan merokok
d. Klien sudah bisa makan teratur sesuai jadwal