blok 13 digestive_ obat-obat ulkus peptikum 2012

44
OBAT ULKUS PEPTIKUM Dr.H.Syahril Aziz, DAFK, Sp.FK, M.Kes. Bagian Farmakologi FK UNSRI 2012 06/11/22

Upload: ronalisaanriz

Post on 25-Sep-2015

243 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

blablablabla

TRANSCRIPT

  • OBAT ULKUS PEPTIKUM

    Dr.H.Syahril Aziz, DAFK, Sp.FK, M.Kes. Bagian Farmakologi FK UNSRI2012*

  • OBAT-OBAT SALURAN CERNAObat Ulkus PeptikumPencaharDigestan & ObstipansiaAnti muntahProkinetik

    *

  • Obat Ulkus Peptikum

    Ulkus peptikum (UP, penyakit tukak-peptik) adalah suatu keadaan dimana terjadi destruksi menahun pada jaringan mukosa, submukosa s/d jaringan otot dari suatu segmen saluran cerna yg berisi cairan lambung dimana simptom biasanya berupa rasa perih / terbakar di ulu hati, mulas, mual dan muntah.*

  • Hiperasiditas adalah keadaan dimana terdapat asam lambung yang berlebihan dan umumnya memberikan gejala rasa penuh di epigastrium, kembung, sendawa.

    *

  • Insidens Di negara Barat / Industri: 10% penduduk pernah mengidap UP 30% pernah menderita gastritis Di Indonesia: belum ada data lengkap. Di Indonesia yang ada data ulkus peptikum berdasarkan hasil pemeriksaan endoskopi.Secara Klinik UP dibedakan:a. Ulkus ventrikuli b. Ulkus duodenum *

  • Patogenesis U. P.Patogenesis ulkus peptikum yg sebenarnya belum diketahui secara pasti, namun diketahui ada 3 faktor utama yang berperanan, y.i.:(1) Asam HCl yang berlebihan [acid peptic theory](2) Pertahanan mukosa yg tidak kuat thd HCl (3) Infeksi dengan Helicobacter pylori (Hp)

    *

  • FAKTOR AGRESIFFAKTOR DEFENSIF --------------------------------------------------------------------------Asam lambungAliran darah mukosaPepsin(Mikrosirkulasi)Refluk cairan empeduSel epitel permukaanNikotinProstaglandinAlkoholFosfolipid/SurfactansObat AINS MusinKortikosteroidBikarbonatHelicobacter pylori Motilitas --------------------------------------------------------------------------

    *

  • Pendekatan Terapi (1) Menetralkan HCl lbg --> Antasid (2) Menghambat sekresi HCl lbg --> Anti- sekresi (3) Melindungi mukosa lbg dari kerusakan oleh HCl lbg / iritan lain-->Sitoprotektif (4) Memberantas infeksi H.pylori --> Anti- biotika

    *

  • Obat-obat UP1. ANTASIDA: Na-bikarbonat, Al-hidroksid, K-karbonat2. ANTISEKRESI : a. Anti-histamin H2: Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Nizatidin b. Anti-muskarinik: Hiosciamin, Pirenzepin, Mepenzolat c. Penghambat pompa proton: - Omeprpazol, - Lansoprazol3. SITOPROTEKTIF: Bi-koloidal , Sukralfat, Setraksat, Analog PG (E2 & I2)4. ANTIBIOTIKA: Amoksisilin, Klaritromisin, Metronidazol, Tetrasiklin*

  • 1. ANTASIDDefinisi: Antasid ialah senyawa2 yang menetralkan / menurunkan asam lambung. Antasid umumnya bersifat basa, tetapi bukanlah suatu basa karena tidak berisi radikal OH. Penggunaan utama ialah untuk UP dan refluk esofagitis. Antasid dibagi 2: - A. sistemik - A. Non-sistemik

    *

  • Penggolongan AntasidBerdasarkan pengaruhnya terhadap keseimbangan asam basa dan elektrolit dalam tubuh: 1. Antasid sistemik Termasuk: Na-bikarbonat.

    2. Antasid non-sistemik Termasuk: Semua antasid selain Na- bikarbonat,a.l.: Al-hidroksid, Ca-karbonat, Mg-hidroksid, dll.

    *

  • Secara klinik antasid dapat dibagi atas 2 golongan :

    (a). Antasid kuat, yaitu antasid yg mempunyai aktivitas menetralisir asam yang efektif. Na-bikarbonat, Ca-karbonat dan Mg- oksid.

    (b). Antasid tidak kuat, dgn kapasitas menetralisir HCl relatif kecil. Semua antasid selain dari ad (a), t.u. Al- hidroksid gel. *

  • Antasid dalam dosis cukup, dapat mem- percepat proses penyembuhan (healing process) UP. Yang efektif untuk ini ialah: - Bismuth- koloidal dan - Al-Mg-hidroksid *

  • Antasid SistemikNATRIUM BIKARBONAT

    Keuntungan : sangat efektif , mula kerja cepat NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + gas CO2 Kekurangan : - masa kerja singkat. - CO2 >> distensi lambung perforasi ulkus - acid rebound (rebound hiperacidity) - efek sistemik alkalosis sistemik (HCO3>>) - Bila terdapat gangguan fisiologi ginjal ekskresi bikarbonat terhalang alkalosis metabolik. - Distensi lambung - Acid Rebound (rebound hyperacidity)

    *

  • Penggunaan: 1. Antasid (Jarang) 2. Alkalinisasi Urin 3. Terapi Asidosis Metabolik

    *

  • Antasid non sistemikBekerja dengan mengikat ion H dalam lambung dan memindahkannya ke dalam usus halus dengan pH alkali ion H ini dilepaskan kembali antasid kembali kedalam bentuk tidak larut. Contoh reaksi antasid non-sistemik dalam lambung dan usus: 1. Al-hidroksid akan bereaksi sbb : Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O

    AlCl3 akan mengendap dalam usus dan keluar bersama tinja. 2. Mg-trisilikat : Mg2Si3O8 + H++ 2 Mg+++ + 3 SiO2 + 2H2O Dalam usus pH alkali (pH8) , ion Mg akan berikatan dgn karbonat yg sukar larut.

    *

  • 3. Ca-Karbonat: CaCO3 +2HCl CaCl2+H2O + CO2

    Antasid adsorben tidak menimbulkan alkalosis sistemik karena umumnya senyawa ini tidak diserap oleh usus.

    Preparat : - Na-bikarbonat tablet a 500 mg; - Soda water (banyak dijual di warung). Dosis : 1-4 gram.

    *

  • Aluminium hidroksidCara kerja: - menetralkan asam HCl, dan mengikat ion H - mengabsorpsi pepsin dan menginaktifkannya.

    Keuntungan:- Efeknya lama walau potensinya kurang (daya netralisasi lambat);- Bersifat - adstringen, karena ion Al juga dapat mengikat protein. - demulsen yg dapat melindungi ulkus dari HCl dan pepsin. - adsorben (=zat yg secara lokal dapat menyerap toksin dan gas). Kerugian/ESO: (1). Konstipasi (yang utama) (2). Defisiensi fosfat. Dosis besar jangka lama dapat terjadi osteomalacia. (3). Gangguan bsorpsi vitamin, Tetrasiklin, dll. Sediaan: 1. Suspensi Al-hidroksid 2. Tablet Al-hidroksid

    *

  • Kalsium karbonat Merupakan Antasid yang efektif, potensi cukup kuat, mula kerja cepat, dan masa kerja lama. Kekurangan/ ESO:

    (1) Efek samping saluran cerna: konstipasi, mual, muntah dan perdarahan.

    (2) Dapat menimbulkan disfungsi ginjal berupa azotemia.

    (3) "acid rebound", karena efek langsung Ca pd antrum pilori yang

    mensekresi gastrin stimulasi sel parietal untuk mensekresi HCl. sekresi HCl yg >> pd malam hari.

    (4) Dosis >> atau pemakaian yang lama gejala2 keracunan kalsium ("milk alkali syndrome") berupa: hiperkalsemia, alkalosis, kelainan ginjal azotemia,

    kalsifikasi2 metastatik. Keracunan ini diperkuat oleh banyak minum susu (banyak mengandung Ca).

    Sediaan: Tablet @ 600 dan 1000 mg. Dosis: 1-2 gram /kali

    *

  • Indikasi Antasid 1. Ulkus peptikum : mengurangi nyeri, menambah proses penyembuhan

    2. Hiperasiditas misalnya pada Gastritis 3. Gangguan Lambung : :- Heart burn ,spasme pylorus - Reflux Esophagitis - Acute Stress Ulcer 4. Mengurangi batu /kristal di ginjal : - Batu fosfat ------>Al-Hdroksid - Kristal Sulfa, As. jengkol ---> Na.bik. *

  • ESO & ToksisitasUmumnya terjadi karena : 1. dosis berlebihan 2. jangka waktu pemakaian terlalu lama 3. adanya gangguan fungsi ginjal

    EfekSamping Obat : 1. Hiperkalsemia 2. Keracunan ion-ion yang diabsopsi. 3. deplesi fosfat 4. perubahan fungsional pada usus. 5. gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa. 6. gangguan absorpsi dan eksresi obat yang lain.

    *

  • InteraksiMenghambat Absorpsi :(Membentuk kompleks dengan) - Tetrasiklin, - Digoksin, - Isoniazid - Fenitoin Me Eksresi Obat-obat Asam : - Salisilat - Sulfa - Asam Jengkol

    *

  • 2. ANTISEKRESI

    A. ANTIHISTAMIN-H2 : - Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Nizatidin

    B. ANTIMUSKARINIK :- Pirenzepin, Hiosciamin, Mepenzolat

    C. PENGHAMBAT POMPA PROTON: - Omeprazol, Lansoprazol

    *

  • A. Anti Histamin H2 (AH2)

    AH2 adalah penghambat sekresi asam lambung yang kuat, baik sekresi oleh rangsangan histamin, gastrin maupun oleh zat lain.

    AH2 menghambat secara kompetitif ikatan histamin dgn reseptor H2 (reversibel) pada permukaan sel Parietal, dan me konsentrasi cAMP intrasel.AH2 menghambat secara sempurna sekresi HCl akibat rangsangan oleh histamin dan gastrin, tetapi hanya menghambat sebagian sekresi HCl oleh ACh dan betanekol.

    *

  • AH2 dapat > 90% sekresi asam lambung pada malam hari

    AH2 ini mempermudah 'healing process' dan mencegah kambuh UP.

    Termasuk AH2 ialah: Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Zanitidin.

    *

  • Indikasi klinik 1. Ulkus ventrikuli dan ulkus duodeni, 2. Sindroma Zollinger-Ellison, 3. Keadaan2 dgn hipersekresi asam lambung. misalnya : mastositosis sistemik.

    *

  • 1. SimetidinAbsorpsi per oral baik dan dapat diberikan juga secara i.v.Distribusi ke seluruh tubuh, termasuk ASI dan dapat menembus plasentaEkskresi terutama melalui urin.Waktu paruh pendek, dan memanjang pada kelemahan fungsi ginjalpada payah ginjal dosis harus dikurangi.Di inaktivasi secara lambat di hepar oleh sistem oksigenase fungsi campuran mikrosom hepar ( 30%), dan selebihnya dieksresi ke dalam urin dalam bentuk tidak berubah.

    *

  • Efek Samping

    (1). Konfusi terutama terlihat pada Orang lanjut usia. (2). Disfungsi seksual dan ginekomastia pada pria, karena efek anti-androgenik simetidin yang mengikat reseptor androgen. (3). Leukopenia. (4).Gangguan metabolisme beberapa obat seperti: warfarin, teofilin,diazepam dan fenitoin, karena Simetidin mengikat sitokrom P-450 dan me aktivitas enzim mikrosom hati.

    *

  • 2. Ranitidin

    Beda dengan Simetidin : a. Ranitidin (dalam mg yang sama) 5-10 x lebih kuat dari simetidin, b. masa kerjanya lebih lama. c. tidak punya efek anti androgenik, d. efek perangsangan prolaktin tidak ada, e. tidak mengganggu sitokrom 450 dan enzim mikrosom hati, sehingga tidak menggangu metabolisme obat-obat lain

    Interaksi: Antasid dosis tinggi dapat ketersediaan hayati simetidin dan ranitidin. Pemberian bersama antasid dapat pH intragaster. Sediaan: Tablet 150 mg. Dosis dewasa 2 x sehari 150 mg.

    *

  • 3.FamotidinEfek farmakologi sama seperti ranitidinEfeknya 20-160 x lebih kuat dari simetidin, 3-20 x > kuat dari ranitidinWaktu paruh 2,5 - 4 jam dan masa kerja lebih lama (12 jam) Juga tidak berintegrasi dgn obat lain.

    *

  • 4. NizatidinEfek farmakologi dan potensi sama dengan famotidinBeda dgn Anti H2 di atas (eliminasinya melalui metabolisme di hepar), Nizatidin tidak dimetabolisme dan eliminasinya melalui ginjalKetersediaan hayati hampir 100% (sedikit sekali mengalami first-pass metabolism)

    *

  • B. ANTI MUSKARINIKStimulasi reseptor Muskarinik menaikkan motilitas dan sekresi sal cerna.Hiosciamin dan antikolinergik lain digunakan sebagai terapi tambahan untuk UP dan Sindroma Zollinger Ellison, terutama untuk yg tidak bereaksi dgn terapi standar.Pirenzepin, antagonis muskarinik menekan sekresi basal asam lambung dan sekresi karena rangsangan. Efek Samping Obat : minimal (pd jantung, kel ludah, mata).

    *

  • Pirenzepin* Pirenzepin (PZN) adalah obat UP yg bekerja secara selektif/khusus pada reseptor muskarinik (M1) menghambat sekresi HCl lambung saja, dan tidak mempeng fungsi fisiologis normal sal cerna.

    * Indikasi: Ulkus Peptikum (UV/UD) gastritis dan duodenitis akut/kronis.

    * Kontraindikasi :- Tidak diketahui adanya kontraindikasi. - Hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertrofi prostat.

    * Efek Samping : Mulut kering, gangguan akomodasi, feseskeras (jarang).

    *

  • Interaksi- Obat-obat (seperti alkohol, kofein, dll.) dan makanan tertentu dapat mengurangi stimulasi sekresi asam lambung. - Pemberian bersama AH2 sekresi asam lambung, akan bermanfaat pada penderita Zollinger-Ellison syndrome. - PZN tidak mengganggu kerja OAINS bila diberikan bersamaan.

    Posologi: - Dosis dewasa biasa 50-150 mg/hari dalam dosis terbagi. - Umumnya dianjurkan 50 mg 2 x sehari pagi dan malam. - Kadang2 u/ 2-3 hari I perlu tambahan dosis pd tengah hari. - Tablet harus ditelan 1/2 jam sebelum makan. - Pengobatan harus dilanjutkan sampai 4-6 minggu.

    *

  • C. PENGHAMBAT POMPA PROTON (Omeprazol dan Lansoprazol)Bekerja mengikat sistem enzim H+K+ATP ase (pompa proton) dari sel Parietal, menekan sekresi ion H kedalam lumen lambung (tahap akhir proses sekresi HCl).Menghambat lebih 90% sekresi basal, dimana`on set 1-2 jamIndikasi : esofagitis erosis, Ulkus Duodenum aktif dan keadaan dengan hipersekresi aktif. Sediaan: tablet enteric coated bentuk prodrug (abs di duodenum kanalikulus di sel Parietal diubah jadi bentuk aktif. ESO: penelitian pd hewan: penggunaan jangka panjang insidens karsinoid lambung meningkat.Interaksi: Omeprazol mengganggu oksidasi Warfarin, fenitoin, diazepam, dan siklosporin tetapi lansoprazol tidak.

    *

  • 3. SITOPROTEKTIFDEFINISI SITOPROTEKTIF adalah obat-obat yang dapat mencegah atau mengurangi kerusakan mukosa lambung/duodenum oleh berbagai zat ulserogenik atau zat penyebab nekrosis, tanpa menetralkan atau menghambat sekresi asam lambung.

    *

  • 1. Sukralfat (Al-sukrosa Sulfat): Secara selektif berikatan dgn ulkus membentuk pasta kental yg berfungsi sebagai sawar terhadap asam, pepsin, empedu.2. Bismut Koloidal: Cara kerja sama dgn sukralfat3. Setraksat : bekerja dengan : - meningkatkan aliran darah mukosa Ventrikel dan Duodenum, - memperbaiki mikrosdirkulasi mukosa - meningkatkan produksi PG endogen.4. Analog Pg: - Misoprostol (PG E1) - Enprostol (PG E2)*

  • Misoprostoladalah analog metilester PGE1 , PG sintetik pertama yg efektif per oral sebagai sitoprotektif.

    Efeknya: 1. Mencegah Ulkus saluran cerna akibat OAINS. 2. Efektif u/ UV dan UD sebanding dengan simetidin. 3. Efektif u/ Ulkus duodeni yg refrakter thd Antihistamin H2.

    Indikasi: - Pencegahan UV pada pasien resiko tinggi UV (usia lanjut) dan pasien yang pernah menderita UV atau perdarahan saluran cerna yang membutuhkan OAINS. - Untuk terapi UV ddan UD jangka pendek, Misoprostol sama efektifnya dengan simetidin. - Untuk terapi UV dan UD bukan karena OAINS lebih sering dipilih AH2 atau Sukralfat, karena ESO nya lebih ringan.

    *

  • Efek Samping Obat: Ringan (14-40%): mual, muntah, diare, pusing, sakit kepala. Kontraindikasi/peringatan: Wanita hamil pada trimester I menimbulkan: - keguguran (7%) dan - perdarahan ( 50 %)*

  • 4. ANTIBIOTIKA

    Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa H. pylori merupakan peyebab utama pd UP. Terapi optimal UP memerlukan Antibiotika. UP disebabkan oleh infeksi H.pylori, dibuktikan dgn biopsi endoskopik mukosa lambung atau tes serologis dan tes pernafasan untuk urea. *

  • Eradikasi H.pylori 80-90% diperoleh dgn kombinasi obat2 AM.1. Pilihan I: berdasarkan efektivitas dan harga, eradikasi 90% dicapai dgn : triple therapy [ Bismuth, metronidazol dan sefalosporin] selama 2 minggu

    2. Pilihan II, Kombinasi : Metronidazol + Amoks / Klaritromisin + antisekresi [disukai omeprazol]

    Catatan: Terapi dgn Antibiotika saja eradikasi hanya mencapai 20-40%. *

  • Triple therapy+ Amoksisilin 3 x 500 mg --> 1 minggu atau sefalosporin 4 x 500 mg --> 1 minggu+ Metronidazol 4 x 500 mg --> 1 minggu + Koloid Bi-subsitrat [KBS] 4 x1 tab --> 2-4 mingguEradikasi tercapai bila:H.pylori tidak ditemukan lagi 1 bulan setelah pengobatan selesai.*

  • Indikasi Eradikasi1. Pasien yg sering kambuh

    2. Komplikkasi perdarahan atau perforasi

    3. Pasien yg tidak tolerans dgn pengobatan jangka lama dgn Anti-H2

    4. Pasien yang belum siap untuk dioperasi

    *

  • Terima kasihatas perhatian anda semuasemoga sukses dalam menempuh pendidikan ini.*

    *07/16/96*##