sn bab iii
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 SN BAB III
1/15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. HENOCH-SCHONLEIN PURPURA
1.1 DEFINISI
Henoch-schonlein purpura (HSP) adalah kelainan inflamasi yang di tandai
dengan vaskulitis generalisata pada pembuluh darah kecil di kulit, saluran cerna,
ginjal, sendi dan jarang pada paru dan susunan saraf pusat. erupakan vaskulitis yang
paling sering ditemukan pada anak-anak.
Purpura Henoch-Schonlein merupakan suatu vaskulitis dengan
karakteristik dijumpai deposisi kompleks imun yang mengandung antibody !g" pada
kulit dan ginjal. #engan keterlibatan ginjal berupa hematuria mikroskopik ($%-
&''%), hematuria makroskopik (%-'%) dan proteinuria ($%-&''%).
Penyakit yang ditandai dengan adanya purpura, artritis, nyeri abdomen, dan
nefritis tanpa disertai trombositopenia. ,*,+
1.2 EPIDEMIOLOGI
Purpura Henoch-Schonlein dengan keterlibatan ginjal berupa hematuria
mikroskopik ($%-&''%), hematuria makroskopik (%-'%) dan proteinuria ($%-
&''%). eberapa kasus HSP didahului dengan infeksi pernapasan bagian atas.
HSP mengenai semua golongan ras di dunia tetapi yang paling banyak
pada ras kulit putih dan asia. ata-rata &$-' kasus per &''.''' anak usia sekolah/
prevalensi tertinggi pada usia -&& tahun (+%)/ +% kasus ditemukan pada de0asa,
jarang ditemukan pada bayi. 1ebih banyak pada anak laki-laki daripada anak
perempuan (rasio &,-&, 2&). +,
1.3 ETIOLOGI
-
8/19/2019 SN BAB III
2/15
Sampai saat ini masih belum diketahui pasti/ !g" diduga berperan penting,
ditandai dengan peningkatan konsentrasi !g" serum, kompleks imun, dan deposit !g"
pada dinding pembuluh darah dan mesangium ginjal.
1.4 PATOGENESIS
Sampai saat ini pathogenesis dari HSP masih tidak deketahui secara pasti.
3ersering HSP didahului dengan infeksi pernapasan bagian atas. 4rup " 5-hemolytic
streptococcus, Staphylococcus aureus, mycoplasma, dan adenovirus dicurigai menjadi
faktor pencetusnya. #ari kebanyakan ditemukannya !g" spesifik, didapatkan bah0a
HSP adalah penyakit yang termediasi oleh !g" dan !g" immune kompleks. 4en H1"-
6$ dan H1"-#&7'& allel dikaitkan dengan HSP nefritis. Pasien dengan family
demam mediterania, sindrom demam hereditas periodic, dan defisiensi komplemen
meningkatkan risiko dari HSP.
1.5 MANIFESTASI KLINIS
• #apat dimulai dengan gejala prodromal demam, nyeri kepala dan
anoreksia
• 8emudian muncul lesi kulit, nyeri perut, edema perifer, muntah, dan
atau tanpa disertai artritis.
• 9rupsi kulit akan berlangsung selama kira-kira 6 minggu
• 4ejala saluran cerna dialami oleh % kasus, umumnya berupa nyeri
perut kolik.
• "rtritis ditemukan pada +% kasus
• 8eterlibatan ginjal ditemukan pada 6'-'% kasus dan dapat menetap
hingga * bulan kemudian. 4ejala yang muncul adalah hematuria
ringan, proteinuria, oliguria, hingga gagal ginjal. *
-
8/19/2019 SN BAB III
3/15
1.6 DIAGNOSIS
-
8/19/2019 SN BAB III
4/15
#itemukan lesi purpura yang dapat diraba dengan lokasi yang khas di kulit, serta di
temukan manifestasi kelainan saluran cerna, ginjal dan sendi. Pada % kasus rash
muncul setelah manifestasi lainnya.
Kriteri !i"#$%i%
ila di temukan min dari $ kriteria menurut the American College of Rheumatology
&::'2
- Purpura non trombositopenia
- ;sia < ' tahun saat onset
- 4ejala abdominal=gangguan saluran cerna
- #itemukan sel granulosit pada biopsy
- 19#
- 1eukosit >ditemukan eosinofilia.
Pe&eri'%# (e#)#*#"
- 3idak ada pemeriksaan laboratorium spesifik untuk purpura Henoch-
Schonlein.
- #arah tepi lengkap dapat menunjukkan leukositosis dengan
eosinophilia dan pergeseran hitung jenis ke kiri.
- 3rombositosis dijumpai pada *+% pasien
- 1aju endap darah tidak selalu meningkat.
- ;rinalisasi menunjukan hematuria, kadang-kadang dapat ddijumpai
proteinuria.
- Pemeriksaan feses menunjukkan adanya perdarahan.
- ;reum dan keratinin mungkin meningkat, yang menunjukkan
menurunnya fungsi ginjal.*
1.+ TATA LAKSANA
Pada dasarnya tidak ada pengobatan spesifik, tindakan suportif diberikan sesuaidengan kondisi klinis saat itu. ;ntuk keluhan artritis ringan dan demam dapat
-
8/19/2019 SN BAB III
5/15
digunakan parasetamol. 9dema dapat diatasi dengan elevasi tungkai. Selama ada
keluhan muntah dan nyeri perut, dier diberikan dalam bentuk makanan lunak.
8ortikosteroid dipertimbangkan pada kondisi2
- Syndrome nefrotik persisten
- adan krsen pada ?'% glomerulus
- @yeri perut yang hebat
- Perdarahan saluran cerna
- 9dema berat
- 8eterlibatan system saraf pusat atau paru-paru.*
1., PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik, tetapi bila manifestasi a0alnya berupa kelainan
ginjal yang berat, maka perlu dilakukan pemantauan fungsi ginjal setiap * bulan
hingga tahun pasca-sakit. 8ekambuhan terjadi * minggu A + tahun sesusah penyakit
inisial. Bleh karena itu, pasien dianjurkan untuk follo0 A up rutin.*
2. SINDROM NEFROTIK
2.1 DEFINISI
Sindrom nefrotik (SN) adalah penyakit/sindrom yang
mengenai glomerulus, ditandai dengan proteinuria masif,
hipoalbuminemia dan edema, dengan atau tanpa disertai
hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang gejala
disertai dengan hematuria, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal.
1,
2.2 EPIDEMIOLOGI
!i klinik ("#-$%#) kasus SN merupakan SN primer (idiopatik). &ada
anak-anak (' 1 tahun) paling sering ditemukan nefropati lesi
-
8/19/2019 SN BAB III
6/15
minimal ("#-$#) dengan umur rata-rata , tahun, $%# '
tahun saat diagnosis dibuat dan laki-laki dua kali lebih banyak
daripada *anita. &ada orang de*asa paling banyak nefropati
membranosa (+%#-%#), umur rata-rata +%-% tahun danperbandingan laki-laki dan *anita 1. Sindrom nefrotik menyerang
1-+ per 1%%.%%% anak yang berusia kurang dari 1 tahun, tanpa
penanganan yang tepat, sindrom nefrotik dapat berisiko tinggi
menyebabkan kematian, tersering oleh infeksi. ntungnya, $%# dari
anak-anak dengan sindrom nefrotik berespon baik terhadap
pengobatan kortikosteroid. $
Kejadian SN idiopatik -+ kasus/1%%.%%% anak/tahun
sedangkan pada de*asa +/1%%%.%%%/tahun. Sindrom nefrotik
sekunder pada orang de*asa terbanyak disebabkan oleh diabetes
mellitus.
2.3 KLASIFIKASI
Berdasarkan Et!"!#
a. Sndr!$ ne%r!tk &r$er
aktor etiologinya tidak diketahui. !ikatakan sindrom nefrotik primer
oleh karena sindrom nefrotik ini seara primer terjadi akibat
kelainan pada glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab lain.
0olongan ini paling sering dijumpai pada anak. ermasuk dalam
sindrom nefrotik primer adalah sindrom nefrotik kongenital, yaitu
salah satu jenis sindrom nefrotik yang ditemukan sejak anak itu lahir
atau usia di ba*ah 1 tahun.
-
8/19/2019 SN BAB III
7/15
'. Sndr!$ ne%r!tk sek(nder
imbul sebagai akibat dari suatu penyakit sistemik atau sebagai
akibat dari berbagai sebab yang nyata seperti misalnya efek
samping obat. &ada pasien dengan usia '$ tahun dan dengangejala-gejala hipertensi, hematuria, disfungsi ginjal, gejala
ekstrarenal(rash, arthralgia, demam), atau penurunan serum le2el
komplemen perlu diurigai adanya sindrom nefrotik sekunder. $
&enyebab yang sering dijumpai adalah
a. &enyakit metabolik atau kongenital
b. 3nfeksi
. oksin dan alergen
d. &enyakit sistemik bermediasi imunologik
e. Neoplasma +
Ta'e". K"as)kas Sndr!$ Ne%r!tk 4
Dasar K"as)kas Keteran#anEtiologi 1. Sindrom Nefrotik
&rimer
5 umumnya idiopatik
5 penyakit terbatas hanya di dalam ginjal /
glomerulus5 diduga ada hubungan dengan genetik,
imunologi, dan alergi. Sindrom Nefrotik
Sekunder
5 berasal dari luar ginjal6 jarang dijumpai
5 tersering 7upus 8ritematosus Sistemik,
9enoh
Shonlein &urpuraHistopatologi 1. Sindrom Nefrotik
&erubahan :inimal
5 % - ;% # dari seluruh kasus SN pada anak
5 lebih banyak pada anak daripada de*asa5 dengan mikroskop biasa < glomerulus
tampak normal5 prognosis lebih baik
. Sindrom Nefrotik&erubahan Non-minimal
5 1% - 1 # dari seluruh kasus SN pada anak
-
8/19/2019 SN BAB III
8/15
5 prognosis kurang baika. okal dan segmental
glomerulosklerosisb. membranoproliferatif
glomerulonephritis. proliferasi mesangial
difusad. membranus
glomerulonefritis
Respon terhadap
Steroid
1. Steroid responsi2e 5 =emisi terjadi setelah pemberian steroidselama 4 minggu
. Non-steroid responsi2e 5=emisi tidak terjadi dengan pengobatan
steroid selama 4minggu, sehingga memerlukan pengobatan
alternati2e
2.* PATOFISIOLOGI&roteinuria (albuminuria) massif merupakan penyebab utama
terjadinya sindrom nefrotik, namun penyebab terjadinya proteinuria
belum diketahui benar. Salah satu teori yang dapat menjelaskan
adalah hilangnya muatan negatif yang biasanya terdapat di
sepanjang endotel kapiler glomerulus dan membran basal.
9ilangnya muatan negatif tersebut menyebabkan albumin yang
bermuatan negatif tertarik keluar menembus sa*ar kapilerglomerulus. 9ipoalbuminemia merupakan akibat utama dari
proteinuria yang hebat. Sembab munul akibat rendahnya kadar
albumin serum yang menyebabkan turunnya tekanan onkotik
plasma dengan konsekuensi terjadi ekstra2asasi airan plasma ke
ruang interstitial.
9iperlipidemia munul akibat penurunan tekanan onkotik,
disertai pula oleh penurunan akti2itas degradasi lemak karena
hilangnya a-glikoprotein sebagai perangsang lipase. >pabila kadar
-
8/19/2019 SN BAB III
9/15
albumin serum kembali normal, baik seara spontan ataupun
dengan pemberian infus albumin, maka umumnya kadar lipid
kembali normal.
9ipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotikkoloid plasma intra2askuler. Keadaan ini menyebabkan terjadi
ekstra2asasi airan menembus dinding kapiler dari ruang
intra2askuler ke ruang interstitial yang menyebabkan edema.
&enurunan 2olume plasma atau 2olume sirkulasi efektif merupakan
stimulasi timbulnya retensi air dan natrium renal. =etensi natrium
dan air ini timbul sebagai usaha kompensasi tubuh untuk menjaga
agar 2olume dan tekanan intra2askuler tetap normal. =etensi airan
selanjutnya mengakibatkan pengeneran plasma dan dengan
demikian menurunkan tekanan onkotik plasma yang pada akhirnya
memperepat ekstra2asasi airan ke ruang interstitial.
?erkurangnya 2olume intra2askuler merangsang sekresi renin
yang memiu rentetan akti2itas aksis renin-angiotensin-aldosteron
dengan akibat retensi natrium dan air, sehingga produksi urine
menjadi berkurang, pekat dan kadar natrium rendah. 9ipotesis ini
dikenal dengan teori underll. !alam teori ini dijelaskan bah*a
peningkatan kadar renin plasma dan aldosteron adalah sekunder
karena hipo2olemia. etapi ternyata tidak semua penderita sindrom
nefrotik menunjukkan fenomena tersebut. ?eberapa penderita
sindrom nefrotik justru memperlihatkan peningkatan 2olume plasma
dan penurunan akti2itas renin plasma dan kadar aldosteron,
sehingga timbullah konsep baru yang disebut teori overll. :enurut
teori ini retensi renal natrium dan air terjadi karena mekanisme
intrarenal primer dan tidak tergantung pada stimulasi sistemik
perifer. =etensi natrium renal primer mengakibatkan ekspansi
2olume plasma dan airan ekstraseluler. &embentukan edema
terjadi sebagai akibat overlling airan ke dalam kompartemen
interstitial. eori overll ini dapat menerangkan 2olume plasma
yang meningkat dengan kadar renin plasma dan aldosteron rendah
sebagai akibat hiper2olemia.
-
8/19/2019 SN BAB III
10/15
&embentukan sembab pada sindrom nefrotik merupakan
suatu proses yang dinamik dan mungkin saja kedua proses underll
dan overll berlangsung bersamaan atau pada *aktu berlainan
pada indi2idu yang sama, karena patogenesis penyakit glomerulusmungkin merupakan suatu kombinasi rangsangan yang lebih dari
satu.+
2.+ GEJALA KLINIS 3
>papun tipe sindrom nefrotik, manifestasi klinik utama adalah
bengkak, yang tampak pada sekitar ;# anak dengan sindrom
nefrotik. Seringkali bengkak timbul seara lambat sehingga keluarga
mengira sang anak bertambah gemuk. &ada fase a*al bengkak
sering bersifat intermiten6 biasanya a*alnya tampak pada daerah-
daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah (misal,
daerah periorbita, skrotum atau labia). >khirnya bengkak menjadi
menyeluruh dan masif (anasarka).
Sembab berpindah dengan perubahan posisi, sering tampak sebagai
bengkak muka pada pagi hari *aktu bangun tidur, dan kemudian
menjadi bengkak pada ekstremitas ba*ah pada siang harinya.
?engkak bersifat lunak, meninggalkan bekas bila ditekan (pitting
edema).
0angguan gastrointestinal sering timbul dalam perjalanan
penyakit sindrom nefrotik. !iare sering dialami pasien dengan
bengkak hebat karena bengkaknya mukosa usus. 9epatomegali
disebabkan sintesis albumin yang meningkat, atau edema atau
keduanya. &ada beberapa pasien, nyeri perut yang kadang-kadang
berat, dapat terjadi pada sindrom nefrotik yang sedang kambuh
karena sembab dinding perut atau pembengkakan hati. Nafsu
makan menurun karena edema. >noreksia dan terbuangnya protein
mengakibatkan malnutrisi berat terutama pada pasien sindrom
nefrotik resisten-steroid. >sites berat dapat menimbulkan hernia
umbilikalis dan prolaps ani. ?ila ringan, bengkak biasanya terbatas
-
8/19/2019 SN BAB III
11/15
pada daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah,
misal daerah periorbita, skrotum, labia. ?engkak bersifat
menyeluruh, dependen dan pitting. >sites umum dijumpai, dan
sering menjadi anasarka. >nak-anak dengan asites akan mengalamirestriksi pernafasan, dengan kompensasi berupa tahypnea. >kibat
sembab kulit, anak tampak lebih puat.
9ematuria mikroskopik kadang-kadang terlihat pada sindrom
nefrotik, namun tidak dapat dijadikan petanda untuk membedakan
berbagai tipe sindrom nefrotik.
2., DIAGNOSIS
Ana$ness
Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di kedua
kelopak mata, perut, tungkai, atau seluruh tubuh yang dapat disertai
penurunan jumlah urin. Keluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin
keruh atau jika terdapat hematuri ber*arna kemerahan.
Pe$erksaan Fsk
&ada pemeriksaan @sik didapatkan edema di kedua kelopak
mata, tungkai, atau adanya asites dan edema skrotum/labia6
terkadang ditemukan hipertensi.
Pe$erksaan Pen(n-an# 1
&ada urinalisis ditemukan proteinuria masif (≥ A), rasio
albumin kreatinin urin (B) dan dapat diserati hematuria. &ada
pemeriksaan darah didapatkan hipoalbuminemia (' , g/d7),
hiperkolesterolemia (B %% mg/d7), dan laju endap darah yang
meningkat. Kadar ureum dan kreatinin umumnya normal keuali ada
penurunan fungsi ginjal.
&ada 1# penderita sindrom nefrotik perubahan minimal bisa
terdapat hematuri mikroskopik sementara. >danya hematuri
mikroskopik yang terus-menerus disertai dengan adanya eri kast dan
-
8/19/2019 SN BAB III
12/15
granuler kast merupakan petunjuk penyebab kronik glomerulonefritis
(sindrom nefrotik non minimal) atau adanya trombosis 2ena renalis.
2. TERAPI
+
Pada SN pertama kali, sebaiknya dirawat di rumah sakit dengan tujuan
untuk mempercepat pemeriksaan dan evaluasi pengaturan diet, penanggulangan
edema, memulai pengobatan steroid, dan edukasi orangtua. Sebelum
pengobatan steroid dimulai, dilakukan pemeriksaan uji :antouC. ?ila
hasilnya positif diberikan pro@laksis 3N9 bersama steroid, dan bila
ditemukan tuberkulosis diberikan obat anti tuberkulosis (D>).
&era*atan pada SN relaps hanya dilakukan bila disertai edemaanasarka yang berat atau disertai komplikasi muntah, infeksi berat,
gagal ginjal, atau syok. irah baring tidak perlu dipaksakan dan
akti2itas disesuaikan dengan kemampuan pasien. ?ila edema tidak
berat anak boleh sekolah.
Detetk
!iet rendah garam, 1- gr/hari selama edema. ?ila dengan
diet rendah garam anak kehilangan nafsu makan masih
direkomendasikan diberikan makan normal, tanpa garam di atas meja
atau makanan asin lainnya.
Sebaiknya sebanyak kurang dari +# kalori berasal dari lemak
untuk menegah obesitas selama terapi steroid dan mengurangi
hiperkolesterolemi.
A"'($n dan D(retk
&emberian albumin harus selektif, yaitu hanya diberikan bila
o >da hipo2olemi hebat dengan gejala postural hipotensi, sakit perut,
muntah dan diare.
o Sesak dan oedem hebat disertai oedem pada skrotum dan labia.
!osis albumin adalah
%,-1 gr/kg ?? i2, diberikan dalam -4 jam, diikuti oleh
pemberian furosemid
-
8/19/2019 SN BAB III
13/15
1- mg/kg ?? i2. !apat diulang tiap 4- jam bila diperlukan.
K!rtk!ster!d
Dbat yang dipergunakan adalah prednison/prednisolon.
Ta/a& I 0* $n##( &erta$a
&rednison dengan dosis % mg/m/hari (mg/kg??) dibagi
dalam +-4 dosis sehari. !osis ini diteruskan selama 4 minggu ($
hari) tanpa memperhitungkan adanya remisi atau tidak
(maksimum $% mg/hari).
Ta/a& II 0* $n##( ked(a
&rednison dengan dosis 4% mg/m
/hari diberikan seara alternate
(selang sehari) dosis tunggal setelah makan pagi.
• ?ila =elaps
% mg/m/hari ( mg/kg??) dibagi dalam +-4 dosis sampai + hari
berturut-turut proteinuria negatif/±, selanjutnya menggunakan
tahap 33
• ?ila ada ?, diberikan bersama dengan D>
A"ternat%
&ada SN relaps frekuen atau tidak sensistif steroid yang disertai
gangguan pertumbuhan, hipertensi, cushingoid, dan perubahan sikap.
• Siklofosfamid -+ mg/kg??/hari dosis tunggal, selama $-1
minggu, bersama prednison 4% mg/m/hari seara alternate
(selang sehari). 9ati-hati efek samping, periksa leukosit darah
setiap minggu. Eika 7eukosit ' +.%%% /m+ maka hentikan obat,
dilanjutkan lagi bila leukosit B .%%% /m+.
• Klorambusil %,1 F %, mg/kg??/hari selama $ minggu.
• Nitrogen mustard %,1 mg/kg??/hari i.2, selama 4 hari
berturut-turut ditambah dengan prednison 4% mg/m/hari,
dosis alternate untuk dosis.
• Siklosporin > 4 F mg/kg??/hari, minimal selama 1 tahun.
-
8/19/2019 SN BAB III
14/15
• 7e2amisol Dbat aing (asaridil) mempunyai efek imun
stimulasi sel . dosis F + mg/kg??/hari, selang sehari (-1$
bulan).
Ta'e".1. Ist"a/ an# $en##a$'arkan res&!n tera& ster!d
&ada anak den#an sndr!$ ne%r!tk 3
Re$s Pr!ten(ra ne#at% ata( &r!ten(ra 4 *
$#5$25-a$ se"a$a
3 /ar 'ert(r(t6t(r(t
Ka$'(/ &roteinuria A atau proteinuria B 4% mg/m/jam
selama + hari berturut-turut, dimana sebelumnya
pernah mengalami remisi
Ka$'(/ tdak
sern#
Kambuh ' kali dalam masa bulan, atau ' 4 kali
dalam periode 1 bulan
Ka$'(/ sern# Kambuh kali dalam bulan pertama setelah
respons a*al, atau 4 kali kambuh pada setiap
periode 1 bulan
Res&!ns%6ster!d =emisi terapai hanya dengan terapi steroid saja
De&enden6ster!d erjadi kali kambuh berturut-turut selama masa
tapering terapi steroid, atau dalam *aktu 14 hari
setelah terapi steroid dihentikan
Ressten6ster!d 0agal menapai remisi meskipun telah diberikan
terapi prednison % mg/m/hari selama 4 minggu
Res&!nder "a$'at =emisi terjadi setelah 4 minggu terapi prednison %
mg/m/hari tanpa tambahan terapi lain
N!n res&!nder
a7a"
=esisten-steroid sejak terapi a*al
N!n res&!nder"a$'at
=esisten-steroid terjadi pada pasien yangsebelumnya responsif-steroid
2.8 PROGNOSIS
&rognosis umumnya baik, keuali pada keadaan-keadaan sebagai
berikut
1. :enderita untuk pertamakalinya pada umur di ba*ah tahunatau di atas tahun
-
8/19/2019 SN BAB III
15/15
. !isertai oleh hipertensi
+. !isertai hematuria
4. ermasuk jenis sindrom nefrotik sekunder
. 0ambaran histopatologik bukan kelainan minimal&ada umumnya sebagian besar (A $%#) sindrom nefrotik
primer memberi respons yang baik terhadap pengobatan a*al
dengan steroid, tetapi kira-kira %# di antaranya akan relapse
berulang dan sekitar 1%# tidak memberi respons lagi dengan
pengobatan steroid.+