sn bab iii

Upload: avizena-muhammad-zamzam

Post on 08-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 SN BAB III

    1/15

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. HENOCH-SCHONLEIN PURPURA

    1.1 DEFINISI

    Henoch-schonlein purpura (HSP) adalah kelainan inflamasi yang di tandai

    dengan vaskulitis generalisata pada pembuluh darah kecil di kulit, saluran cerna,

    ginjal, sendi dan jarang pada paru dan susunan saraf pusat. erupakan vaskulitis yang

     paling sering ditemukan pada anak-anak.

    Purpura Henoch-Schonlein merupakan suatu vaskulitis dengan

    karakteristik dijumpai deposisi kompleks imun yang mengandung antibody !g" pada

    kulit dan ginjal. #engan keterlibatan ginjal berupa hematuria mikroskopik ($%-

    &''%), hematuria makroskopik (%-'%) dan proteinuria ($%-&''%).

    Penyakit yang ditandai dengan adanya purpura, artritis, nyeri abdomen, dan

    nefritis tanpa disertai trombositopenia. ,*,+

    1.2 EPIDEMIOLOGI

    Purpura Henoch-Schonlein dengan keterlibatan ginjal berupa hematuria

    mikroskopik ($%-&''%), hematuria makroskopik (%-'%) dan proteinuria ($%-

    &''%). eberapa kasus HSP didahului dengan infeksi pernapasan bagian atas.

    HSP mengenai semua golongan ras di dunia tetapi yang paling banyak 

     pada ras kulit putih dan asia. ata-rata &$-' kasus per &''.''' anak usia sekolah/

     prevalensi tertinggi pada usia -&& tahun (+%)/ +% kasus ditemukan pada de0asa,

     jarang ditemukan pada bayi. 1ebih banyak pada anak laki-laki daripada anak 

     perempuan (rasio &,-&, 2&). +,

    1.3 ETIOLOGI

  • 8/19/2019 SN BAB III

    2/15

    Sampai saat ini masih belum diketahui pasti/ !g" diduga berperan penting,

    ditandai dengan peningkatan konsentrasi !g" serum, kompleks imun, dan deposit !g"

     pada dinding pembuluh darah dan mesangium ginjal.

    1.4 PATOGENESIS

    Sampai saat ini pathogenesis dari HSP masih tidak deketahui secara pasti.

    3ersering HSP didahului dengan infeksi pernapasan bagian atas. 4rup " 5-hemolytic

    streptococcus, Staphylococcus aureus, mycoplasma, dan adenovirus dicurigai menjadi

    faktor pencetusnya. #ari kebanyakan ditemukannya !g" spesifik, didapatkan bah0a

    HSP adalah penyakit yang termediasi oleh !g" dan !g" immune kompleks. 4en H1"-

    6$ dan H1"-#&7'& allel dikaitkan dengan HSP nefritis. Pasien dengan family

    demam mediterania, sindrom demam hereditas periodic, dan defisiensi komplemen

    meningkatkan risiko dari HSP. 

    1.5 MANIFESTASI KLINIS

    • #apat dimulai dengan gejala prodromal demam, nyeri kepala dan

    anoreksia

    • 8emudian muncul lesi kulit, nyeri perut, edema perifer, muntah, dan

    atau tanpa disertai artritis.

    • 9rupsi kulit akan berlangsung selama kira-kira 6 minggu

    • 4ejala saluran cerna dialami oleh % kasus, umumnya berupa nyeri

     perut kolik.

    • "rtritis ditemukan pada +% kasus

    • 8eterlibatan ginjal ditemukan pada 6'-'% kasus dan dapat menetap

    hingga * bulan kemudian. 4ejala yang muncul adalah hematuria

    ringan, proteinuria, oliguria, hingga gagal ginjal. *

  • 8/19/2019 SN BAB III

    3/15

    1.6 DIAGNOSIS

  • 8/19/2019 SN BAB III

    4/15

    #itemukan lesi purpura yang dapat diraba dengan lokasi yang khas di kulit, serta di

    temukan manifestasi kelainan saluran cerna, ginjal dan sendi. Pada % kasus rash

    muncul setelah manifestasi lainnya.

    Kriteri !i"#$%i%

    ila di temukan min dari $ kriteria menurut the American College of Rheumatology

    &::'2

    - Purpura non trombositopenia

    - ;sia < ' tahun saat onset

    - 4ejala abdominal=gangguan saluran cerna

    - #itemukan sel granulosit pada biopsy

    - 19#

    - 1eukosit >ditemukan eosinofilia.

    Pe&eri'%# (e#)#*#"

    - 3idak ada pemeriksaan laboratorium spesifik untuk purpura Henoch-

    Schonlein.

    - #arah tepi lengkap dapat menunjukkan leukositosis dengan

    eosinophilia dan pergeseran hitung jenis ke kiri.

    - 3rombositosis dijumpai pada *+% pasien

    - 1aju endap darah tidak selalu meningkat.

    - ;rinalisasi menunjukan hematuria, kadang-kadang dapat ddijumpai

     proteinuria.

    - Pemeriksaan feses menunjukkan adanya perdarahan.

    - ;reum dan keratinin mungkin meningkat, yang menunjukkan

    menurunnya fungsi ginjal.*

    1.+ TATA LAKSANA

    Pada dasarnya tidak ada pengobatan spesifik, tindakan suportif diberikan sesuaidengan kondisi klinis saat itu. ;ntuk keluhan artritis ringan dan demam dapat

  • 8/19/2019 SN BAB III

    5/15

    digunakan parasetamol. 9dema dapat diatasi dengan elevasi tungkai. Selama ada

    keluhan muntah dan nyeri perut, dier diberikan dalam bentuk makanan lunak.

    8ortikosteroid dipertimbangkan pada kondisi2

    - Syndrome nefrotik persisten

    - adan krsen pada ?'% glomerulus

    -  @yeri perut yang hebat

    - Perdarahan saluran cerna

    - 9dema berat

    - 8eterlibatan system saraf pusat atau paru-paru.*

    1., PROGNOSIS

    Prognosis umumnya baik, tetapi bila manifestasi a0alnya berupa kelainan

    ginjal yang berat, maka perlu dilakukan pemantauan fungsi ginjal setiap * bulan

    hingga tahun pasca-sakit. 8ekambuhan terjadi * minggu A + tahun sesusah penyakit

    inisial. Bleh karena itu, pasien dianjurkan untuk follo0 A up rutin.*

    2. SINDROM NEFROTIK 

    2.1 DEFINISI

    Sindrom nefrotik (SN) adalah penyakit/sindrom yang

    mengenai glomerulus, ditandai dengan proteinuria masif,

    hipoalbuminemia dan edema, dengan atau tanpa disertai

    hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang gejala

    disertai dengan hematuria, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal.

    1,

    2.2 EPIDEMIOLOGI

    !i klinik ("#-$%#) kasus SN merupakan SN primer (idiopatik). &ada

    anak-anak (' 1 tahun) paling sering ditemukan nefropati lesi

  • 8/19/2019 SN BAB III

    6/15

    minimal  ("#-$#) dengan umur rata-rata , tahun, $%# '

    tahun saat diagnosis dibuat dan laki-laki dua kali lebih banyak

    daripada *anita. &ada orang de*asa paling banyak nefropati

    membranosa  (+%#-%#), umur rata-rata +%-% tahun danperbandingan laki-laki dan *anita 1. Sindrom nefrotik menyerang

    1-+ per 1%%.%%% anak yang berusia kurang dari 1 tahun, tanpa

    penanganan yang tepat, sindrom nefrotik dapat berisiko tinggi

    menyebabkan kematian, tersering oleh infeksi. ntungnya, $%# dari

    anak-anak dengan sindrom nefrotik berespon baik terhadap

    pengobatan kortikosteroid. $

    Kejadian SN idiopatik -+ kasus/1%%.%%% anak/tahun

    sedangkan pada de*asa +/1%%%.%%%/tahun. Sindrom nefrotik

    sekunder pada orang de*asa terbanyak disebabkan oleh diabetes

    mellitus.

    2.3 KLASIFIKASI

    Berdasarkan Et!"!#

    a. Sndr!$ ne%r!tk &r$er

    aktor etiologinya tidak diketahui. !ikatakan sindrom nefrotik primer

    oleh karena sindrom nefrotik ini seara primer terjadi akibat

    kelainan pada glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab lain.

    0olongan ini paling sering dijumpai pada anak. ermasuk dalam

    sindrom nefrotik primer adalah sindrom nefrotik kongenital, yaitu

    salah satu jenis sindrom nefrotik yang ditemukan sejak anak itu lahir

    atau usia di ba*ah 1 tahun.

  • 8/19/2019 SN BAB III

    7/15

    '. Sndr!$ ne%r!tk sek(nder

     imbul sebagai akibat dari suatu penyakit sistemik atau sebagai

    akibat dari berbagai sebab yang nyata seperti misalnya efek

    samping obat. &ada pasien dengan usia '$ tahun dan dengangejala-gejala hipertensi, hematuria, disfungsi ginjal, gejala

    ekstrarenal(rash, arthralgia, demam), atau penurunan serum le2el

    komplemen perlu diurigai adanya sindrom nefrotik sekunder. $

    &enyebab yang sering dijumpai adalah

    a. &enyakit metabolik atau kongenital

    b. 3nfeksi

    . oksin dan alergen

    d. &enyakit sistemik bermediasi imunologik

    e. Neoplasma +

    Ta'e". K"as)kas Sndr!$ Ne%r!tk 4

    Dasar K"as)kas Keteran#anEtiologi 1. Sindrom Nefrotik

    &rimer

    5 umumnya idiopatik

    5 penyakit terbatas hanya di dalam ginjal /

    glomerulus5 diduga ada hubungan dengan genetik,

    imunologi, dan alergi. Sindrom Nefrotik

    Sekunder

    5 berasal dari luar ginjal6 jarang dijumpai

    5 tersering 7upus 8ritematosus Sistemik,

    9enoh

    Shonlein &urpuraHistopatologi 1. Sindrom Nefrotik

    &erubahan :inimal

    5 % - ;% # dari seluruh kasus SN pada anak

    5 lebih banyak pada anak daripada de*asa5 dengan mikroskop biasa < glomerulus

    tampak normal5 prognosis lebih baik

    . Sindrom Nefrotik&erubahan Non-minimal

    5 1% - 1 # dari seluruh kasus SN pada anak

  • 8/19/2019 SN BAB III

    8/15

    5 prognosis kurang baika. okal dan segmental

    glomerulosklerosisb. membranoproliferatif 

    glomerulonephritis. proliferasi mesangial

    difusad. membranus

    glomerulonefritis

    Respon terhadap

    Steroid 

    1. Steroid responsi2e 5 =emisi terjadi setelah pemberian steroidselama 4 minggu

    . Non-steroid responsi2e 5=emisi tidak terjadi dengan pengobatan

    steroid selama 4minggu, sehingga memerlukan pengobatan

    alternati2e

    2.* PATOFISIOLOGI&roteinuria (albuminuria) massif merupakan penyebab utama

    terjadinya sindrom nefrotik, namun penyebab terjadinya proteinuria

    belum diketahui benar. Salah satu teori yang dapat menjelaskan

    adalah hilangnya muatan negatif yang biasanya terdapat di

    sepanjang endotel kapiler glomerulus dan membran basal.

    9ilangnya muatan negatif tersebut menyebabkan albumin yang

    bermuatan negatif tertarik keluar menembus sa*ar kapilerglomerulus. 9ipoalbuminemia merupakan akibat utama dari

    proteinuria yang hebat. Sembab munul akibat rendahnya kadar

    albumin serum yang menyebabkan turunnya tekanan onkotik

    plasma dengan konsekuensi terjadi ekstra2asasi airan plasma ke

    ruang interstitial.

    9iperlipidemia munul akibat penurunan tekanan onkotik,

    disertai pula oleh penurunan akti2itas degradasi lemak karena

    hilangnya a-glikoprotein sebagai perangsang lipase. >pabila kadar

  • 8/19/2019 SN BAB III

    9/15

    albumin serum kembali normal, baik seara spontan ataupun

    dengan pemberian infus albumin, maka umumnya kadar lipid

    kembali normal.

    9ipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotikkoloid plasma intra2askuler. Keadaan ini menyebabkan terjadi

    ekstra2asasi airan menembus dinding kapiler dari ruang

    intra2askuler ke ruang interstitial yang menyebabkan edema.

    &enurunan 2olume plasma atau 2olume sirkulasi efektif merupakan

    stimulasi timbulnya retensi air dan natrium renal. =etensi natrium

    dan air ini timbul sebagai usaha kompensasi tubuh untuk menjaga

    agar 2olume dan tekanan intra2askuler tetap normal. =etensi airan

    selanjutnya mengakibatkan pengeneran plasma dan dengan

    demikian menurunkan tekanan onkotik plasma yang pada akhirnya

     memperepat ekstra2asasi airan ke ruang interstitial.

    ?erkurangnya 2olume intra2askuler merangsang sekresi renin

    yang memiu rentetan akti2itas aksis renin-angiotensin-aldosteron

    dengan akibat retensi natrium dan air, sehingga produksi urine

    menjadi berkurang, pekat dan kadar natrium rendah. 9ipotesis ini

    dikenal dengan teori  underll. !alam teori ini dijelaskan bah*a

    peningkatan kadar renin plasma dan aldosteron adalah sekunder

    karena hipo2olemia. etapi ternyata tidak semua penderita sindrom

    nefrotik menunjukkan fenomena tersebut. ?eberapa penderita

    sindrom nefrotik justru memperlihatkan peningkatan 2olume plasma

    dan penurunan akti2itas renin plasma dan kadar aldosteron,

    sehingga timbullah konsep baru yang disebut teori overll. :enurut

    teori ini retensi renal natrium dan air terjadi karena mekanisme

    intrarenal primer dan tidak tergantung pada stimulasi sistemik

    perifer. =etensi natrium renal primer mengakibatkan ekspansi

    2olume plasma dan airan ekstraseluler. &embentukan edema

    terjadi sebagai akibat overlling  airan ke dalam kompartemen

    interstitial. eori  overll  ini dapat menerangkan 2olume plasma

    yang meningkat dengan kadar renin plasma dan aldosteron rendah

    sebagai akibat hiper2olemia.

  • 8/19/2019 SN BAB III

    10/15

    &embentukan sembab pada sindrom nefrotik merupakan

    suatu proses yang dinamik dan mungkin saja kedua proses underll

    dan overll berlangsung bersamaan atau pada *aktu berlainan

    pada indi2idu yang sama, karena patogenesis penyakit glomerulusmungkin merupakan suatu kombinasi rangsangan yang lebih dari

    satu.+

    2.+ GEJALA KLINIS 3

    >papun tipe sindrom nefrotik, manifestasi klinik utama adalah

    bengkak, yang tampak pada sekitar ;# anak dengan sindrom

    nefrotik. Seringkali bengkak timbul seara lambat sehingga keluarga

    mengira sang anak bertambah gemuk. &ada fase a*al bengkak

    sering bersifat intermiten6 biasanya a*alnya tampak pada daerah-

    daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah (misal,

    daerah periorbita, skrotum atau labia). >khirnya bengkak menjadi

    menyeluruh dan masif (anasarka).

    Sembab berpindah dengan perubahan posisi, sering tampak sebagai

    bengkak muka pada pagi hari *aktu bangun tidur, dan kemudian

    menjadi bengkak pada ekstremitas ba*ah pada siang harinya.

    ?engkak bersifat lunak, meninggalkan bekas bila ditekan (pitting

    edema).

    0angguan gastrointestinal sering timbul dalam perjalanan

    penyakit sindrom nefrotik. !iare sering dialami pasien dengan

    bengkak hebat karena bengkaknya mukosa usus. 9epatomegali

    disebabkan sintesis albumin yang meningkat, atau edema atau

    keduanya. &ada beberapa pasien, nyeri perut yang kadang-kadang

    berat, dapat terjadi pada sindrom nefrotik yang sedang kambuh

    karena sembab dinding perut atau pembengkakan hati. Nafsu

    makan menurun karena edema. >noreksia dan terbuangnya protein

    mengakibatkan malnutrisi berat terutama pada pasien sindrom

    nefrotik resisten-steroid. >sites berat dapat menimbulkan hernia

    umbilikalis dan prolaps ani. ?ila ringan, bengkak biasanya terbatas

  • 8/19/2019 SN BAB III

    11/15

    pada daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah,

    misal daerah periorbita, skrotum, labia. ?engkak bersifat

    menyeluruh, dependen dan pitting. >sites umum dijumpai, dan

    sering menjadi anasarka. >nak-anak dengan asites akan mengalamirestriksi pernafasan, dengan kompensasi berupa tahypnea. >kibat

    sembab kulit, anak tampak lebih puat.

    9ematuria mikroskopik kadang-kadang terlihat pada sindrom

    nefrotik, namun tidak dapat dijadikan petanda untuk membedakan

    berbagai tipe sindrom nefrotik.

    2., DIAGNOSIS

    Ana$ness

    Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di kedua

    kelopak mata, perut, tungkai, atau seluruh tubuh yang dapat disertai

    penurunan jumlah urin. Keluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin

    keruh atau jika terdapat hematuri ber*arna kemerahan.

    Pe$erksaan Fsk 

    &ada pemeriksaan @sik didapatkan edema di kedua kelopak

    mata, tungkai, atau adanya asites dan edema skrotum/labia6

    terkadang ditemukan hipertensi.

    Pe$erksaan Pen(n-an# 1

    &ada urinalisis ditemukan proteinuria masif (≥  A), rasio

    albumin kreatinin urin (B) dan dapat diserati hematuria. &ada

    pemeriksaan darah didapatkan hipoalbuminemia (' , g/d7),

    hiperkolesterolemia (B %% mg/d7), dan laju endap darah yang

    meningkat. Kadar ureum dan kreatinin umumnya normal keuali ada

    penurunan fungsi ginjal.

    &ada 1# penderita sindrom nefrotik perubahan minimal bisa

    terdapat hematuri mikroskopik sementara. >danya hematuri

    mikroskopik yang terus-menerus disertai dengan adanya eri kast dan

  • 8/19/2019 SN BAB III

    12/15

    granuler kast merupakan petunjuk penyebab kronik glomerulonefritis

    (sindrom nefrotik non minimal) atau adanya trombosis 2ena renalis.

    2. TERAPI

    +

    Pada SN pertama kali, sebaiknya dirawat di rumah sakit dengan tujuan

    untuk mempercepat pemeriksaan dan evaluasi pengaturan diet, penanggulangan

    edema, memulai pengobatan steroid, dan edukasi orangtua. Sebelum

    pengobatan steroid dimulai, dilakukan pemeriksaan uji :antouC. ?ila

    hasilnya positif diberikan pro@laksis 3N9 bersama steroid, dan bila

    ditemukan tuberkulosis diberikan obat anti tuberkulosis (D>).

    &era*atan pada SN relaps hanya dilakukan bila disertai edemaanasarka yang berat atau disertai komplikasi muntah, infeksi berat,

    gagal ginjal, atau syok. irah baring tidak perlu dipaksakan dan

    akti2itas disesuaikan dengan kemampuan pasien. ?ila edema tidak

    berat anak boleh sekolah.

    Detetk 

    !iet rendah garam, 1- gr/hari selama edema. ?ila dengan

    diet rendah garam anak kehilangan nafsu makan masih

    direkomendasikan diberikan makan normal, tanpa garam di atas meja

    atau makanan asin lainnya.

    Sebaiknya sebanyak kurang dari +# kalori berasal dari lemak

    untuk menegah obesitas selama terapi steroid dan mengurangi

    hiperkolesterolemi.

    A"'($n dan D(retk 

    &emberian albumin harus selektif, yaitu hanya diberikan bila

    o >da hipo2olemi hebat dengan gejala postural hipotensi, sakit perut,

    muntah dan diare.

    o Sesak dan oedem hebat disertai oedem pada skrotum dan labia.

    !osis albumin adalah 

    %,-1 gr/kg ?? i2, diberikan dalam -4 jam, diikuti oleh

    pemberian furosemid

  • 8/19/2019 SN BAB III

    13/15

    1- mg/kg ?? i2. !apat diulang tiap 4- jam bila diperlukan.

    K!rtk!ster!d

    Dbat yang dipergunakan adalah prednison/prednisolon. 

    Ta/a& I 0* $n##( &erta$a

    &rednison dengan dosis % mg/m/hari (mg/kg??) dibagi

    dalam +-4 dosis sehari. !osis ini diteruskan selama 4 minggu ($

    hari) tanpa memperhitungkan adanya remisi atau tidak

    (maksimum $% mg/hari).

     

    Ta/a& II 0* $n##( ked(a

    &rednison dengan dosis 4% mg/m

    /hari diberikan seara alternate

    (selang sehari) dosis tunggal setelah makan pagi.

    • ?ila =elaps

    % mg/m/hari ( mg/kg??) dibagi dalam +-4 dosis sampai + hari

    berturut-turut proteinuria negatif/±, selanjutnya menggunakan

    tahap 33

    • ?ila ada ?, diberikan bersama dengan D>

    A"ternat% 

    &ada SN relaps frekuen atau tidak sensistif steroid yang disertai

    gangguan pertumbuhan, hipertensi, cushingoid, dan perubahan sikap.

    • Siklofosfamid -+ mg/kg??/hari dosis tunggal, selama $-1

    minggu, bersama prednison 4% mg/m/hari seara alternate

    (selang sehari). 9ati-hati efek samping, periksa leukosit darah

    setiap minggu. Eika 7eukosit ' +.%%% /m+ maka hentikan obat,

    dilanjutkan lagi bila leukosit B .%%% /m+.

    • Klorambusil %,1 F %, mg/kg??/hari selama $ minggu.

    • Nitrogen mustard %,1 mg/kg??/hari i.2, selama 4 hari

    berturut-turut ditambah dengan prednison 4% mg/m/hari,

    dosis alternate untuk dosis.

    • Siklosporin > 4 F mg/kg??/hari, minimal selama 1 tahun.

  • 8/19/2019 SN BAB III

    14/15

    • 7e2amisol Dbat aing (asaridil) mempunyai efek imun

    stimulasi sel . dosis F + mg/kg??/hari, selang sehari (-1$

    bulan).

    Ta'e".1. Ist"a/ an# $en##a$'arkan res&!n tera& ster!d

    &ada anak den#an sndr!$ ne%r!tk 3

    Re$s Pr!ten(ra ne#at% ata( &r!ten(ra 4 *

    $#5$25-a$ se"a$a

      3 /ar 'ert(r(t6t(r(t

    Ka$'(/ &roteinuria A atau proteinuria B 4% mg/m/jam

    selama + hari berturut-turut, dimana sebelumnya

    pernah mengalami remisi

    Ka$'(/ tdak 

    sern#

    Kambuh ' kali dalam masa bulan, atau ' 4 kali

    dalam periode 1 bulan

    Ka$'(/ sern# Kambuh kali dalam bulan pertama setelah

    respons a*al, atau 4 kali kambuh pada setiap

    periode 1 bulan

    Res&!ns%6ster!d =emisi terapai hanya dengan terapi steroid saja

    De&enden6ster!d  erjadi kali kambuh berturut-turut selama masa

    tapering terapi steroid, atau dalam *aktu 14 hari

    setelah terapi steroid dihentikan

    Ressten6ster!d 0agal menapai remisi meskipun telah diberikan

    terapi prednison % mg/m/hari selama 4 minggu

    Res&!nder "a$'at =emisi terjadi setelah 4 minggu terapi prednison %

    mg/m/hari tanpa tambahan terapi lain

    N!n res&!nder

    a7a"

    =esisten-steroid sejak terapi a*al

    N!n res&!nder"a$'at

    =esisten-steroid terjadi pada pasien yangsebelumnya responsif-steroid

    2.8 PROGNOSIS

    &rognosis umumnya baik, keuali pada keadaan-keadaan sebagai

    berikut

    1. :enderita untuk pertamakalinya pada umur di ba*ah tahunatau di atas tahun

  • 8/19/2019 SN BAB III

    15/15

    . !isertai oleh hipertensi

    +. !isertai hematuria

    4. ermasuk jenis sindrom nefrotik sekunder

    . 0ambaran histopatologik bukan kelainan minimal&ada umumnya sebagian besar (A $%#) sindrom nefrotik

    primer memberi respons yang baik terhadap pengobatan a*al

    dengan steroid, tetapi kira-kira %# di antaranya akan relapse

    berulang dan sekitar 1%# tidak memberi respons lagi dengan

    pengobatan steroid.+