slide ekindo

51
Kelompok ?

Upload: adyatma-putra

Post on 28-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perekonomian Indonesia

TRANSCRIPT

Kelompok ?

Kelompok ?11Spatial DimentionSpatial Dimention?Spatial Dimention

>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >>38>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >>47>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >>56>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >>65>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >>74>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >>83>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >>9

>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >>10

>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >>11Kelompok 7Analisis Disparitas Pembangunan Antar Daerahdi Indonesia Tahun 2006-2011

Dian Fitriana Arthati (09.5934)Faisal Arief (09.5964)I Gusti Agung Adyatma Putra (09.6002)

GustiArthaFaisalAlur PresentasiPendahuluanKajian TeoriAnalisis dan PembahasanMetodologiPowerpoint TemplatesPage #Powerpoint Templates

Pendahuluanby Gusti

PendahuluanPembangunan ekonomi Otonomi Daerah 1 Januari 2001Disparitas pembangunan#Disparitas PembangunanSultan dan Jamzani (2010) menyebutkan bahwa di negara berkembang dalam pembangunan terdapat kemajuan yang tidak merata antardaerah.

Tabel 1. Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Propinsi, 2001-2011

Sumber: BPS, DiolahKet : r = laju pertumbuhan ekonomiFree Powerpoint TemplatesPage #Gambar 1. Pendapatan Per Kapita 30 Propinsi di Indonesia Tahun 2011 (Rupiah)

Powerpoint TemplatesPage #Disparitas PembangunanBerdasarkan penghitungan, indeks ketimpangan pembangunan Indonesia sebesar 0,86 pada tahun 2001 dan 0,79 pada tahun 2011.

Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi namun tidak merata dalam pembangunan ekonomi.

Dampak DisparitasPositif : mendorong wilayah lain yang kurang untuk bersaing dan meningkatkan pembangunannya guna meningkatkan kesejahteraan daerahnya.

Negatif : inefisiensi ekonomi, melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas, serta ketimpangan yang dipandang tidak adil.

Dampak jangka panjangDalam jangka panjang disparitas pembangunan juga dapat memicu disintegrasi bangsa.rasa ketidakadilan di daerah tertinggalMendorong migrasi penduduk daerah tertinggal ke daerah majuEksploitasi penduduk miskin, konflik sosial, kriminalitas

Tujuan PenelitianMengetahui gambaran umum tingkat ketimpangan pembangunan antardaerah, investasi daerah, keterbukaan ekonomi daerah, dan kinerja keuangan daerah di Indonesia.

Mengkaji peran investasi daerah, keterbukaan ekonomi daerah dan kinerja keuangan daerah terhadap ketimpangan pembangunan antardaerah.Powerpoint TemplatesPage #23Kajian TeoriArthati

Disparitas Pembangunan AntardaerahMenurut Sjafrizal (2008), ketimpangan antardaerah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini terjadi karena adanya perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat pada masing-masing daerah. Hal ini akan mendorong perbedaan proses pembangunan yang menyebabkan munculnya daerah maju dan daerah terbelakang.

Terjadinya disparitas pembangunan antardaerah membawa implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antarderah karena aspek disparitas berpengaruh terhadap formulasi kebijakan pembangunan daerah yang dilakukan oleh pemerintahInvestasi dan Disparitas PembangunanInvestasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Investasi merupakan perpindahan modal dimana cenderung meningkatkan ketimpangan antardaerah (Myrdal dalam Angelia, 2010).Di wilayah maju, perrmintaan yang meningkat akan merangsang investasi yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan menyebabkan putaran kedua investasi dan seterusnya (Angelia, 2010).

Investasi dan Disparitas PembangunanPerpindahan modal yang tidak lancar dan tidak seimbang ini disebabkan karena para investor cenderung lebih banyak berinvestasi pada daerah-daerah yang mempunyai sarana dan prasarana yang memadai (Sutarno dan Kuncoro, 2003). Hal inilah yang menyebabkan ketimpangan antardaerah.

Bank Dunia (1993) menyatakan bahwa tingkat keterbukaan ekonomi suatu negara berkaitan erat dengan tingkat tingkat kestabilan pertumbuhan ekonomi NSB, dimana hubungan tersebut mengambil bentuk positif. Suatu negara dikatakan terbuka (open) jika negara tersebut mempunyai hubungan dagang dengan negara lain, melalui transaksi ekspor dan impor.

Penelitian Daumal dalam Prabowo (2011) menyatakan bahwa terjadi hubungan postif signifikan antara liberalisasi perdagangan (keterbukaan ekonomi) terhadap disparitas pendapatan di India. Sehingga, keterbukaan ekonomi suatu negara berpengaruh terhadap ketimpangan.

Tingkat Keterbukaan Ekonomi dan Disparitas PembangunanKeuangan daerah sebagai alat fiskal pemerintah daerah merupakan bagian integral dari keuangan negara dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi, meratakan hasil pembangunan dan meciptakan stabilitas ekonomi serta stabilitas politik.

Menurut Mohammad, pemberian otonomi daerah dengan melalui desentralisasi fiskal diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam rangka pembangunan daerah melaui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat karena pada dasarnya terkandung tiga misi utama sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah tersebut (Barzelay dalam Prabowo,2011), yaitu:Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerahMeningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakatMemberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta dalam proses pembangunan

Kinerja Keuangan Daerah dan Disparitas Pembangunankinerja keuangan daerah adalah penggalian dan pengelolaan sumber keuangan asli daerah guna memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dengan menggunakan sistem keuangan yang ditetapkan melalui suatu kebijakan oleh pemerintah pusat sesuai aturan perundang-undangan.

Hal inilah yang menyebabkan perbedaan keberhasilan pelaksanaan desentralisasi fiskal antardaerah. Secara tidak langsung perbedaan presetasi kinerja keuangan daerah ini menyebabkan perbedaan atau disparitas pembangunan antardaerah

Kinerja Keuangan Daerah dan Disparitas PembangunanMetodologi

Data yang digunakan adalah data PDB Indonesia dan beberapa data 32 provinsi dari 2006-2011 sebagai berikut:PDRB per kapita ADHKPMTBEkspor dan ImporPAD, DAU, Bagi Hasil Pajak & Non Pajak, Belanja Pembangunan, dan Total Pendapatan Daerah

Sumber dataAnalisis Ketimpangan PembangunanAnalisis Kinerja Keuangan DaerahAnalisis Regresi Data PanelData panel (panel pooled data) merupakan gabungan data cross section dan series atau data dari beberapa individu sama yang diamati dalam kurun waktu tertentu

Terdapat tiga model :

Pooled Least Square / Common EffectTeknik ini sama pada analisis datacross sectiondantime serieskarena mengasumsikan bahwa koefisien intercept dan slopenya sama(konstan) untuk setiap datacross sectiondantime series.Fixed EffectModel Efek Tetap sudah memasukkan efek dimensi individu dan waktu. Pada model ini efek dimensi individu dan waktu terletak pada intercept dan slope pada modelRandom EffectModel ini hampir sama dengan Model fixed effect karena memasukkan efek dimensi individu dan waktu. Namun, model ini beranggapan bahwa efek dimensi tersebut terletak pada error dari model.HASIL DAN PEMBAHASAN

FaisalAnalisis Regresi Data PanelModel terbaik yang terpilih adalah model Fixed Effect. Hasil regresi menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5 persen dari enam variabel bebas yang digunakan, empat variabel yang signifikan memengaruhi ketimpangan pembangunan.

Output Regresi Data Panel Model Fixed EffectVariableCoefficientStd. Errort-StatisticProb.INTERSEP1.7875490.4753113.7608010.0002GANTUNG-0.2160280.091088-2.3716380.0189RASIOBELANJA-0.0524560.093312-0.5621580.5748POTENSI-0.2439390.115232-2.1169440.0359MANDIRI-0.5936510.169374-3.5049680.0006LNPMTB-0.0649800.031404-2.0691770.0402OPENNESS0.0448450.0487590.9197170.3592Analisis Regresi Data PanelKoefisien determinasi (Adjusted R-squared) sebesar 0.98141 menunjukkan variabel bebas yang digunakan dalam model dapat menjelaskan variasi variabel ketimpangan pembangunan sebesar 98.14 persen, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Nilai adjusted R-squared dapat juga menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam model sudah cukup baik. Analisis Regresi Data PanelDilihat dari nilai efek individu, maka provinsi yang memiliki nilai efek individu terbesar yaitu Provinsi Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki nilai efek individu terbesar yaitu 1.868 memiliki arti bahwa provinsi ini memiliki rata-rata ketimpangan pembangunan terbesar selama periode penelitian.Pengaruh Derajat Ketergantungan terhadap Ketimpangan PembangunanHasil regresi menunjukkan bahwa derajat ketergantungan memiliki hubungan negatif dan signifikan berpengaruh terhadap ketimpangan pembangunan. Nilai slope -0.216 memiliki arti bahwa setiap peningkatan derajat ketergantungan sebesar 1 persen akan mengakibatkan penurunan ketimpangan sebesar 0.216, dengan asumsi ceteris paribus. Pengaruh Derajat Potensi terhadap Ketimpangan PembangunanDerajat potensi memiliki hubungan negatif dan signifikan berpengaruh terhadap ketimpangan pembangunan. Dengan nilai slope -0.2439 menunjukkan bahwa sumber daya yang dimiliki suatu provinsi efektif dalam menurunkan ketimpangan pembangunan.Pengaruh Derajat Kemandirian terhadap Ketimpangan PembangunanDerajat kemandirian memiliki hubungan negatif dan signifikan berpengaruh terhadap ketimpangan pembangunan.

Dengan nilai slope -0.5936 menunjukkan bahwa pengelolaan Pendapatan Asli Daerah cukup baik dan efektif untuk mengurangi ketimpangan pembangunan.Pengaruh Investasi terhadap Ketimpangan PembangunanInvestasi memiliki hubungan negatif dan signifikan berpengaruh terhadap ketimpangan pembangunan. Dengan nilai slope -0.0649 menunjukkan bahwa investasi mampu mengurangi ketimpangan pembangunan tetapi nilainya relatif kecil. Ada kecenderungan bahwa investasi di Indonesia belum sepenuhnya merata karena para investor cenderung berinvestasi pada daerah-daerah yang mempunyai sarana dan prasarana yang memadai.KesimpulandanSaranKesimpulanDanSaran

KesimpulanSecara umum, fenomena ketimpangan pembangunan masih terjadi di Indonesia. Provinsi yang memiliki ketimpangan pembangunan terbesar pada periode penelitian adalah provinsi Kalimantan TimurDari ke enam variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, hanya empat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pembangunan seluruh provinsi di Indonesia periode 2005 sampai 2011.

46KesimpulanDari beberapa variabel yang dapat memengaruhi ketimpangan pembangunan, derajat kemandirian mempunyai pengaruh yang paling besar dalam menurunkan ketimpangan pembangunan. Setiap peningkatan derajat kemandirian sebesar 1 persen akan mengakibatkan penurunan ketimpangan sebesar 0.594, dengan asumsi ceteris paribus. Dua variabel lain yaitu Investasi dan Rasio Belanja tidak memengaruhi variabel ketimpangan pembangunan secara signifikan.

SaranPemerintah pusat yang dalam hal ini bertindak sebagai pengawas kegiatan pembangunan daerah sebaiknya dapat mengalokasikan dana transfer berupa DAU kepada pemerintah daerah/provinsi dengan efektif dan efisien agar ketimpangan pembangunan antardaerah di Indonesia dapat diatasi dengan optimal.

SaranPemerintah daerah provinsi harus lebih serius dalam mengatasi ketimpangan pembangunan mengingat masih besarnya angka ketimpangan pembangunan antarprovinsi di Inodonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan di wilayahnya berdasarkan potensi yang dimiliki sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Y U NO Say Thank You...

Thank You