skripsi - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang...

93
1 33 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN SKRIPSI Oleh: SETIA AMELIA NIM: 52.15.3.055 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2019

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

1

33 33

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PIUTANG TAK

TERTAGIH PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

(PERSERO)

MEDAN

SKRIPSI

Oleh:

SETIA AMELIA

NIM: 52.15.3.055

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Page 2: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PIUTANG TAK

TERTAGIH PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

(PERSERO)

MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN

SUMATERA UTARA

Oleh:

SETIA AMELIA

NIM: 52.15.3.055

Program Studi

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Page 3: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

3

ABSTRAK

Setia Amelia 2019,’’Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih

Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan’’. Jurusan Akuntansi

Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera

Utara (UIN-SU). Pembimbing I: Hendra Harmain, S.E, M.Pd., Pembimbing II:

Nur Ahmadi Bi Rahmani, M.Si.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

apa saja yang menjadi penyebab piutang tak tertagih pada Bagian Program

Kemitraan Dan Bina Lingkungan di PT. Perkebunan Nusantara III Persero

(Medan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari laporan piutang bagian

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Medan dari tahun 2013-2017, jumlah piutang tak tertagih sangat tinggi dan terus

mengalami peningkatan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan piutang tak

tertagih tersebut adalah faktor internal yang berupa lemahnya sistem administrasi

kredit, lemahnya sistem pengawasan kredit, lemahnya sistem informasi kredit dan

penyimpangan atau kecurangan yang dilakukan pada saat proses pelaksanaan

kredit. Dimana aturan, standar, dan prosedur yang telah ditetapkan tidak

dijalankan sebagaimana mestinya oleh karyawan Program Kemitraan dan Bina

lingkungan. Selain faktor internal, faktor eksternal juga menjadi penyebab

tingginya jumlah piutang tak tertagih pada bagian Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan, dimana faktor eksternal tersebut disebabkan karena penurunan

kondisi ekonomi Mitra Binaan, kegagalan usaha yang ditekuni Mitra Binaan, serta

adanya Mitra Binaan yang melarikan diri sehingga menyebabkan jumlah piutang

tak tertagih pada bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN III

(Persero) Medan cukup tinggi.

Kata Kunci: Faktor Internal, Faktor Eksternal, Piutang Tak Tertagih

Page 4: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

4

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر الر بسم ه الل

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Rabbul Izzati

atas Rahmat dan Anugerah Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.

Perkebunan Nusantra III (Persero) Medan”. Shalawat dan salam senantiasa

penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga kelak kita

memperoleh syafaatnya di yaumil akhir. Aamiin.

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan akademis untuk

memperoleh gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

(UIN-SU) Medan. Skripsi ini tidak terlepas dari berbagai permasalahan, namun

dengan usaha, semangat dan doa, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dan dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

dan ketulusan jiwa penulis banyak mengucapkan banyak terima kasih atas

bantuan dan doa kepada:

1. Kedua orang tua penulis Ayahanda Sofyan Pandiangan, Ibunda Hernalem

Br. Ginting, yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dukungannya

baik moral maupun material kepada penulis.

2. Ayahanda Prof. Dr. Saidurrahman, M.Ag. Selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara

3. Bapak Dr. Andri Soemitra, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

4. Bapak Hendra Harmain, S.E, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi

syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

Sumatera Utara

5. Ibu Dr. Nurlaila, SE. MA. Selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan pada Proposal Skripsi sebelumnya.

6. Bapak Hendra Harmain, S.E, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing

Skripsi I yang telah banyak membantu, membimbing, mengarahkan,

Page 5: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

5

memberi arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Bapak Nur Ahmadi Bi Rahmani, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing

Skripsi II yang telah banyak membantu, membimbing, mengarahkan,

memberi arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

8. Seluruh Staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara yang telah memberi ilmu dan

nasehat selama di bangku perkuliahan.

9. Kepada Bapak Aefri selaku Staf Administrasi dan Umum

PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang telah memberikan

izin kepada saya dalam pelaksanaan magang di bagian program

kemitraan dan bina lingkungan PTPN III (Persero) Medan.

10. Kepada Ibu Intan Siregar sebagai Krani Arisparis Dan ISO Bagian

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN III (Persero) Medan

yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama

melaksanakan penelitian.

11. Kepada Adik-Adik saya yang tercinta Sinta Dewi, Dedek Syahfitri,

Yunita dan Amanda Sintia yang telah memberi begitu banyak

keceriaan, kebahagiaan , semangat dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

12. Kak Rani dan Bang Dika yang banyak membantu baik moral maupun

material, memberi arahan dan motivasi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

13. Kepada sahabat Chintiya Furiyani Daulay, Dhian Grya Pramesty,

Neffi Erlinda Harahap, Riska Damayanti, Siska Prasylia Hartati

Harahap, Tari Wulandari Siregar Dan Vidya Mawarni yang selalu

berbagi cerita dan masalah dalam penelitian sehingga penulis semangat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

6

14. Teman-teman kos Siti Maysarah, Yayang Diah Setya Utari, Andini Pratiwi

yang telah memberi keceriaan dan saling berbagi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman Jurusan Akuntansi Syariah (AKS-A) stambuk 2015 yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

16. Dan kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

yang telah membantu penulis selama penelitian dan dalam penyelesaian

skripsi.

Penulis memohon semoga Allah SWT. dapat memberi balasan yang terbaik atas

bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis juga menyadari bahwa skripsi

ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, maka untuk itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi penulis sendiri maupun penulis berikutnya

dan juga bagi pembaca dalam mengembangkan keilmuan di masa yang akan datang.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, JULI 2019

SETIA AMELIA

NIM 52.15.3.055

Page 7: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

7

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN .............................................................................................i

ABSTARKSI ..................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................iii

DAFTAR ISI .................................................................................................vi

DAFTAR TABEL .........................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xi

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi masalah ..................................................................... 6

C. Batasan masalah ............................................................................ 6

D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

E. Tujuan Penelitan............................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II : LANDASAN TEORI ...................................................................... 8

A. Tinjauan Teori ............................................................................... 8

1. Laporan Keuangan ................................................................. 8

2. Neraca ..................................................................................... 8

3. Piutang..................................................................................... 9

4. Piutang Tak Tertagih ............................................................... 14

5. Faktor-Faktor Piutang Tak Tertagih ....................................... 15

6. Penilaian Piutang ..................................................................... 18

7. Umur Piutang .......................................................................... 19

8. Prosedur Pemberian Kredit ..................................................... 21

9. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ........................................... 23

10. Prosedur Penagihan Piutang .................................................... 24

11.Teknik penyelesaian kredit/piutang tak tertagih ................................ 25

B. Kajian Terdahulu .................................................................................... 27

Page 8: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

8

C. Kerangka pemikiran ................................................................................ 32

BAB III: METODE PENELITIAN .............................................................. 34

A. Pendekatan Penelitian .................................................................. 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 35

C. Objek dan Subjek Penelitian ......................................................... 35

D. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 35

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36

F. Teknik Analisa Data ...................................................................... 37

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 39

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 39

1. Profil Singkat PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan ....... 39

2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................. 41

3. Profil Singkat PKBL PTPN III (Persero) Medan ............................. 42

4. Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan .................. 42

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ......................................................... 56

1. Analisis Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Secara Internal..... 56

a. Lemahnya Sistem Administrasi Kredit ....................................... 57

b. Lemahnnya Sistem Pengawasan Kredit ...................................... 60

c. Lemahnya Sistem Informasi Kredit ............................................. 61

d. Penyimpangan Dalam Pelaksanaan Prosedur Kredit .................. 62

2. Analisis Faktor Piutang Tak Tertagih Secara Eksternal .................. 62

a. Penurunan Kegiatan Ekonomi ..................................................... 62

b. Kegagalan Usaha Debitur ............................................................ 63

c.Debitur Melarikan Diri ................................................................ 64

BAB V: PENUTUP ...................................................................................... 66

1. Kesimpulan .................................................................................. 66

2. Saran ........................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 68

Page 9: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

9

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 1.1 Jumlah piutang PKBL .................................................................5

Tabel 2.1 Penggolongan Kolektabilitas ......................................................21

Tabel 2.2 Kajian Terdahulu ...................................................................... 28

Tabel 4.1 Daftar Nama Karyawan dan Jabatan ......................................... 49

Tabel 4.2 Daftar umur piutang Tahun 2013 .............................................. 50

Tabel 4.3 Daftar umur piutang Tahun 2014 .............................................. 51

Tabel 4.4 Daftar Umur PiutangTahun 2015 .............................................. 52

Tabel 4.5 Daftar Umur Piutang Tahun 2016 ............................................. 53

Tabel 4.6 Daftar umur piutangTahun 2017 ............................................... 54

Page 10: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 2.1 Alur faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih pada PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan ........................................................ 33

Gambar 4.1 Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan ........................................................ 40

Gambar 4.2 Grafik Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Sektor Usaha Mitra Binaan

Tahun 2013-2017...................................................................................................55

Page 11: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Daftar Pertanyaan Wawancara ...................................................................

Daftar Jawaban Wawancara........................................................................

Daftar Riwayat Hidup.................................................................................

Page 12: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan yang ketat di dunia bisnis saat ini, mengharuskan setiap

perusahaan yang bergerak di bidang industri, dagang maupun jasa untuk lebih

andal dalam hal menyusun strategi, agar usaha yang ditekuni dapat menghasilkan

laba maksimal dengan biaya produksi seminimal mungkin. Adapun tujuan dasar

suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri adalah menghasilkan dan

mengembangkan produk agar dapat dipasarkan, memperoleh dan meningkatkan

profitabilitas yang dapat mempertahankan kontinuitas perusahaan, saat ini

maupun dimasa yang akan datang. Salah satu strategi yang dapat dilakukan

perusahaan untuk menarik minat konsumen adalah dengan melakukan penjualan

secara kredit yang dapat menimbulkan piutang usaha.

Piutang usaha (account receivable) merupakan jumlah klaim perusahaan

atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang, barang atau jasa yang dapat

diterima dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus perusahaan.1

Piutang merupakan salah satu elemen paling penting dalam modal kerja suatu

perusahaan. Sebagian piutang dapat dimasukkan dalam modal kerja yaitu bagian

piutang yang terdiri dari dana yang diinvestasikan dalam produk yang terjual dan

sebagian lain yang termasuk modal kerja potensial yaitu bagian yang merupakan

keuntungan.2

Pengelolaan piutang yang dilakukan pihak perusahaan dengan baik, dapat

memberikan keuntungan yang besar, mengingat melakukan penjualan secara

kredit merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan

minat konsumen.

1 Hengki Irawan Setia Budi, Bijak Mengelola Piutang Smart In Accounting Receivable

(Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2011), h. 3.

2 Faisal Hakim Nasution, „‟Pengaruh Piutang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL) Terhadap Biaya Operasional PTPN II (Persero) Medan’’, (Skripsi, Universitas Sumatera

Utara, 2013), h. 6.

1

Page 13: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

13

Namun dengan adanya piutang usaha juga dapat menimbulkan resiko yang

buruk bagi perusahaan, hal ini dikarenakan keterlambatan pembayaran cicilan

yang sering dilakukan debitur sehingga menyebabkan timbulnya piutang macet

hingga piutang tak tertagih yang dapat memberikan kerugian bagi pihak

perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus mempertimbangkan terlebih dahulu

resiko yang akan didapat dari kegiatan pemberian piutang tersebut. Kemungkinan

resiko tersebut adalah piutang macet hingga piutang tak tertagih, ini dapat

disebabkan karena kesengajaan atau ketidaksengajaan dari pihak debitur yakni

eksternal, atau mungkin karena kesalahan dari pihak kreditur (perusahaan) yakni

faktor internal.

Piutang tak tertagih memiliki pengertian piutang yang dapat menimbulkan

kerugian karena debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan

kewajibannya.3 Pada dasarnya tidak ada perusahaan yang menginginkan adanya

piutang tak tertagih yang disebabkan oleh tidak patuhnya pelanggan dalam

membayar kewajiban, maka untuk menghindari hal tersebut perusahaan harus

melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap karakter, kemampuan, modal,

jaminan dan kondisi ekonomi calon pelanggan terlebih dulu untuk mengantisipasi

adanya piutang tak tertagih dan meminimalisir kemungkinan timbulnya piutang

tak tertagih.4

Sebagai salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

terdapat di Sumatera Utara, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

diamanahi untuk menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Unit

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini didirikan berdasarkan surat

keputusan menteri BUMN No. : Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 yang

telah diubah menjadi Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (Permen)

Nomor : PER-09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 tentang Program Kemitraan

dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara yang terakhir diubah

dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan

kedua atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-

3 Jusup, Al. Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi (Yogyakarta: BPFE, 2002), h. 55.

4 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), h. 117-119.

Page 14: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

14

09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha

Milik Negara.

Dalam hal ini, Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL)

bertugas mengatur kemitraan BUMN dan usah kecil serta pelaksanaan Bina

Lingkungan yang lebih komperhensif agar sesuai dengan perkembangan ekonomi

dan sosial masyarakat yang berada disekitar perusahaan BUMN dengan

memberikan bantuan pembiayaan berupa modal usaha sebesar Rp. 5.000.000

(lima juta rupiah) s/d Rp.200.000.0000 (dua ratus juta rupiah) sesuai dengan jenis

usaha dan kapasitas Mitra Binaan dalam membayar cicilan. Program Kemitraan

sendiri adalah salah satu program yang direalisasikan untuk meningkatkan

kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan

dana dari bagian laba BUMN.5

Selain program kemitraaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

juga melaksanakan Program Bina Lingkungan, dimana Program Bina Lingkungan

adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat melalui pemanfaatan

dana dari perusahaan.6 Maka dari itu, BUMN diberi kewajiban untuk

melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan mengingat sebagian

modal BUMN berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan serta memiliki peran

untuk membantu usaha swasta yakni Usaha Kecil Menengah (UKM).

Adapun tujuan utama program tersebut dibentuk adalah untuk membantu

pelaku Usaha Kecil Menengah menghadapi masalah dalam hal kekurangan modal

untuk mengembangkan usaha yang ditekuni, dan membantu para pelaku Usaha

Kecil Menengah (UKM) yang belum memiliki akses dalam mendapatkan modal

tambahan untuk mengembangkan usaha mereka, dimana kekurangan modal

tersebut dikarenakan masih banyak pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

kesulitan memperoleh sumber modal dikarenakan mereka tidak memiliki jaminan

atau agunan untuk memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan atau lembaga

pembiayaan lainnya.

5 http://jdih.bumn.go.id/lihat/KEP-236/MBU/2003 (Diunduh 22 Februari 2019 Pada

Pukul 12:47 WIB).

6 Ibid,. h. 2.

Page 15: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

15

Dengan adanya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tersebut

tersebut, diharapkan dapat mengatasi permasalahan para pelaku Usaha Kecil

Menengah (UKM) dan membantu para pelaku usaha dengan modal usaha yang

rendah untuk lebih maju dan produktif. Sejauh ini, Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sudah melakukan

penyaluran dana sejumlah:

a. Program kemitraan

Realisasi penyaluran pinjaman Tahun 2018 sebesar Rp.

12.893.000.000 yang terdiri dari Rp. 12.083.000.000 kepada 297 Mitra

Binaan PTPN III Medan dan Rp. 810.000.000 penyaluran sinergi

kemitraan melalui PTPN XII. Total penyaluran dana sejak

digulirkannya Program Kemitraan s/d tahun 2018 sebesar Rp.

267.616.552.113 kepada 7.978 Mitra Binaan.

b. Realisasi penyaluran tahun 2018 sebesar Rp. 17.999.173.955 yang

terdiri dari Rp. 5.976.117.200 penyaluran melalui BUMN lain/lembaga

penyalur dan Rp. 12.023.056.755 penyaluran mandiri PTPN III

(Persero), sehingga total penyaluran Bina Lingkungan sejak

digulirkannya Program Bina Lingkungan s/d tahun 2018 sebesar

196.618.506.499.7

Namun demikian, meskipun sudah mendapat bantuan modal, masih

banyak pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang mendapat bantuan modal

usaha dari PKBL PTPN III Medan yang lalai dalam membayar cicilan sehingga

terjadi tunggakan, mulai dari piutang kurang lancar, piutang ragu-ragu hingga

piutang macet atau piutang tak tertagih.

Maka untuk mengantisipasi hal tersebut, PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan menerapkan kebijakan bahwa setiap Mitra Binaan wajib

menyertakan agunan jika ingin mendapat bantuan pinjaman modal sesuai dengan

besarnya jumlah pinjaman. Pada dasarnya, pemberian pinjaman modal kerja tidak

diwajibkan menyertakan agunan mengingat BUMN bukan merupakan organisasi

7 Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan Tahun 2018, Tidak diterbitkan. h,1.

Page 16: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

16

yang kegiatan utamanya bergerak dalam bidang penyaluran dana dan memperoleh

keuntungan utama dari penyaluran dana tersebut, namun untuk mengurangi

tingginya jumlah piutang tak tertagih di bagian PKBL di PTPN III Medan, maka

pihak PKBL menerapkan kebijakan untuk setiap Mitra Binaan harus menyertakan

agunan dalam peminjaman modal usaha sesuai dengan jumlah pinjaman sebagai

solusi untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih. 8

Mitra Binaan yang ingin mendapat bantuan modal sebesar 5.000.000

(lima juta rupiah) s/d 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) tidak diwajibkan

menyertakan agunan atau jaminan, sedangkan jika pinjaman modal di atas

10.0000.000 (sepuluh juta ruiah) s/d 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah)

harus memiliki agunan berupa SK camat atau sertifikat hak milik dan jika

pinjaman modal di atas 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) s/d 200.000.0000

(dua ratus juta rupiah) harus menyertakan agunan berupa hak guna bangunan atau

sertifikat hak milik.

Namun demikian, meskipun telah diwajibkan menyertakan agunan, jumlah

piutang tak tertagih masih terus meningkat. Besarnya jumlah piutang tak tertagih

pada bagian PKBL pada PTPN III Medan, dapat dilihat dari tingkat pengembalian

pinjaman di bawah ini. Posisi tunggakan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada

tahun 2016 dan 2017 dari berbagai sektor usaha Mitra Binaan dari bagian PKBL

PTPN III Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Piutang Usaha Tahun 2016-2017

Jenis-Jenis Piutang 2016 2017

Piutang/tagihan lancar Rp. 44.045.057.498 Rp.41.631.999.450

Piutang/tagihan kurang lancar Rp. 10.686.068.589 Rp.13.679.838.652

Piutang/tagihan ragu-ragu Rp. 3.310.219.380 Rp. 3.720.020.829

Piutang/tagihan macet Rp. 12.857.044.977 Rp.14.096.100.500

8 Wawancara dengan Bapak Renvile Sinulingga pada Senin 14 Februari 2019 Pukul

14:23

Page 17: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

17

Jumlah Rp. 70.898.390.444 Rp.73.127.959.431

Dari data di atas dapat kita ketahui masih banyak pelaku Usaha Kecil

Menengah (UKM) selaku debitur yang lalai melakukan kewajibannya sehingga

menimbulkan piutang macet/tak tertagih. Selain itu dapat dilihat peningkatan

jumlah piutang tak tertagih dari tahun 2016 hingga tahun 2017 meningkat sebesar

Rp.1.239.055.523 (satu miliar dua ratus tiga puluh Sembilan juta lima puluh lima

ribu lima ratus dua puluh tiga rupiah) hal tersebut membuktikan meskipun pihak

PTPN III Medan khususnya bagian PKBL telah mewajibkan penyertaan agunan

sebagai syarat untuk mendapatkan pinjaman modal usaha bagi Mitra Binaan, tetap

saja tingkat piutang tak tertagih tidak dapat diminimalisir, justru meningkat hal

tersebut membuktikan adanya faktor-faktor tertentu yang menyebabkan jumlah

piutang tak tertagih meningkat pada bagian PKBL di PTPN III (Persero) Medan.

Untuk itulah penulis tertarik mengangkat judul “Analisis Faktor-Faktor

Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan’’ sebagai judul penulisan skripsi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut:

1. Besarnya jumlah piutang tak tertagih pada PTPN III Medan yang terus meningkat.

2. Masih banyak debitur yang enggan melunasi kewajibannya meskipun pihak

PTPN III Medan sudah mewajibkan setiap debitur dengan jumlah pinjaman yang

besar untuk menyertakan agunan/jaminan disetiap peminjaman modal usaha.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah untuk membahas

faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih, baik itu faktor eksternal maupun

faktor internal yang terjadi pada bagian PKBL PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan yakni hanya pada ruang lingkup bagian Program Kemitraan saja.

D. Rumusan Masalah

Page 18: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

18

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka

penulis merumuskan masalah yakni

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya piutang tak tertagih pada PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih

baik secara internal maupun eksternal.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak:

1. Manfaat bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam teori

dan penerapannya yang tidak didapat di perkuliahan terutama dalam hal

pengelolaan piutang tak tertagih.

2. Manfaat bagi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah informasi yang

bermanfaat dan memberikan masukan tentang faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi piutang tak tertagih pada pada bagian PKBL PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan.

Page 19: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

33 33

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoritis

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu

periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan.

Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan perusahaan yang

bersangkutan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan keuangan lainnya.

Adapun komponen dari laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Tujuan dari laporan keuangan menurut IAI (2007) adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan

posisi keuangan.

b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar

pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh dari kejadian masa lalu.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang harus dilakukan manajemen atau

pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan terhadap

manajemen.9

2. Neraca

Neraca atau daftar neraca disebut juga dengan laporan posisi keuangan

perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat

tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber

ekonomis dari suatu perusahan atau aset, kewajiban-kewajiban atau utang dan hak para

pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu

saat tertentu. Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan

gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan.10

Salah satu unsur yang terdapat

didalam neraca adalah piutang yang memiliki pengertian sebagai berikut:

9 Arfan Ikhsan, dkk. Pengantar Akuntansi, (Medan: Ciptapustaka Media, 2015), h. 19.

19

Page 20: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

20

3. Piutang

Piutang merupakan suatu proses yang penting, yang dapat menunjukkan satu

bagian yang besar dari harta likuid perusahaan. Para ahli mendefinisikan piutang

sebagai berikut: Rudianto mendefinisikan piutang dagang adalah klaim perusahaan

atas uang, barang, atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi dimasa lalu.11

Sedangkan Niswonger mendefinisikan piutang sebagai uang pelanggan, tetapi kurang

formal bila dibandingkan dengan wesel dan tidak memperhitungkan bunga12

.

Selain itu, piutang dapat diartikan sebagai tagihan perusahaan kepada pelanggan

atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.13

Dari beberapa

pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa piutang usaha adalah

penerimaan perusahaan tertunda yang berasal dari penciptaan pendapatan perusahaan

pada periode berjalan dan periode sebelumnya. Piutang usaha disebabkan oleh dua hal,

yaitu penjualan kredit dan penjualan tunai yang tidak dibayar oleh pelanggan.

Piutang usaha merupakan salah satu unsur laporan posisi keuangan (neraca)

yang merupakan perkiraan rill. Piutang usaha memiliki tingkat likuiditas yang paling

tinggi dibandingkan perkiraan lain yang ada di neraca setelah surat-surat berharga.

Tingkat likuiditas yang dimaksud disini adalah kecepatan proses dalam mengonversi

perkiraan yang ada di kas menjadi setara kas. 14

Perjanjian utang piutang dapat terjadi karena dilatarbelakangi sejarah. Pada

pokoknya, terjadi utang piutang ada dua macam, yaitu karena murni perjanjian utang

piutang dan karena dilatarbelakangi perjanjian lain. Adapun sebab-sebab terjadinya

piutang disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

10 Riswan, Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar dalam Penilaian Kinerja

Keuangan Pada PT. Budi Satria Wahana Motor. Vol.5, No. 1, Maret 2014.

11

Rudianto, Akuntansi Manajemen, (Yogyakarta: Grasindo, 2009), h. 222.

12 Warren Dan Niswonger, Prinsip-Prinsip Akuntansi, (Jakarta: Salemba Empat, 2009)h.

240. 13

Martono dan Harjito, Manajemen Keuangan Edisi Pertama, (Yogyakarta: Ekonisia,

2007), h. 95.

14

Roristua Pandiangan, Buku Pintar Akuntansi dan Pengendalian Usaha, (Yogyakarta:

Laksana, 2014), h. 139.

Page 21: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

21

a. Karena murni perjanjian utang piutang

Perjanjian utang piutang yang dimaksud disini, tidak ada latar belakang

persoalan lain, dan perjanjian itu dibuat hanya semata-mata untuk melakukan

utang piutang.

b. Karena dilatarbelakangi perjanjian

Lain halnya dengan perjanjian piutang yang satu ini, terjadinya perjanjian

tersebut karena sebelumnya telah terjadi perjanjian lain. Perjanjian sebelumnya

dengan perjanjian berikutnya yaitu perjanjian utang piutang kedudukanya

berdiri sendiri. Perjanjian sebelumnya telah selesai dilaksanakan.15

Didalam pandangan Islam, piutang secara hukum dapat didasarkan pada

adanya perintah dan anjuran agama supaya manusia dapat hidup dengan saling

tolong menolong dan saling bantu untuk urusan dunia dalam hal berbuat kebaikan.

Sebagaimana firman Allah SWT pada surah Al-Baqarah ayat 245:

قبط للا قسظا حسا فعاعف ل أظعافا كثسة هي ذا الري قسض للا

تسجعى إل بسػ

Yang artinya:‟‟siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah pinjaman

yang baik (menafkahkan hartanya dijalan Allah maka Allah akan

melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan

Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada Nya lah kamu

dikembalikan‟‟.16

Selain ayat di atas terdapat ayat lain tentang piutang yakni surah At-Taghabun

ayat 17 yang berbunyi:

شكز حلن للا غفس لكن قسظا حسا عاعف لكن إى تقسظا للا

15

Supramono, Perjanjian Utang Piutang, (Jakarta: Kenacana Pramedia Grup, 2013), h.

10. 16

Q.S Al-Baqarah (2): 245

9

Page 22: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

22

Artinya: “jika kamu meminjamakan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya

Allah melipatgandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah

pembalas jasa lagi maha penyantun’’.17

Dalam Surah Al-Muzzamil ayat 20 juga terdapat perintah untuk

memberikan pinjaman, yang berbunyi:

غائفت هي الري هع ثلث صف ل الل ك إى زبك علن أك تقم أدى هي ثلث

كن فاقسءا ها تسس هي از علن أى لي تحص فتاب عل ال ل ز الل قد للا

آخسى عسبى ف الزض بتغى هي ا كن هسظى لقسآى علن أى سكى ه

لة أقوا الص س ه فاقسءا ها تس آخسى قاتلى ف سبل للا فعل للا

أقس كاة آتا الز د س تجد ع فسكن هي خ ها ل ها تقد قسظا حسا ظا للا

غفز زحن إى للا استغفسا للا أعظن أجسا سا خ للا

Yang artinya: „‟ seseungguhnya Tuhan mu mengetahui bahwasanya kamu berdiri

(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau

sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama

kamu. Dan Allah menetapkan ukurann malam dan siang. Allah mengetahui

bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka dia

memberikan keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah bagimu

dari Al-Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang-orang

sakit dan orang-orang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah

dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang

mudah bagimu dari Al-Qur’an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat

dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik dan kebaikan apa

saja yang kamu berbuat untuk diirmu niscaya kamu memperoleh (balasan)Nya

disisi Allah sebagai balasan yang baik dan yang paling besar pahalanya. Dan

17

Q.S At-Taghabun (64): 17

Page 23: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

23

mohon ampunlah kepada Allah; seseungguhnya Allah maha pengampun lagi

maha penyayang’’.18

Dari beberapa potongan ayat Al-Qur‟an di atas dapat kita ambil

kesimpulan bahwa Allah SWT menganjurkan kita untuk saling tolong menolong

satu sama lain, yakni dengan memberikan pinjaman kepada saudara kita, yang

nantinya Allah juga akan memberikan pahala yang berlimpah kepada kita sebagai

imbalannya.

Selain itu, piutang juga merupakan elemen modal kerja yang selalu berada

dalam keadaan berputar secara terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja

yaitu kas-persediaan-piutang-kas. Dalam keadaan normal dan dimana penjualan

pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas

yang lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan, karena perputaran dari piutang

ke kas membutuhkan satu langkah, yang penting kebijaksanaan kredit yang efektif

dan prosedur-prosedur penagihan untuk menjamin penagihan piutang yang tepat

pada waktunya dan mengurangi kerugian akibat piutang tak tertagih.

Akun piutang usaha pertama kali muncul karena penjualan barang

dagangan secara kredit, yang kemudian dapat diikuti dengan retur penjualan,

penyesuaian atau pengurangan harga jual, yang pada akhirnya penagihan (baik

dengan ataupun tanpa disertai potongan penjualan). 19

Dalam ilmu akuntansi, piutang dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni

piutang berdasarkan jangka waktu dan sumber terjadinya.

1). Piutang berdasarkan jangka waktu pelunasannya terdiri dari:

a. Piutang lancar, yaitu piutang yang jangka waktu pelunasannya kurang dari

satu tahun.

b. Piutang jangka panjang, yaitu piutang yang jangka waktu pelunasannya

lebih dari satu tahun

18

Q.S. Al-Muzzammil (73): 20

19

Faisal Hakim Nasution, Pengaruh Piutang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL) Terhadap Biaya Operasional PTPN II (Persero) Medan. (Skripsi, Universitas Sumatera

Utara, 2013), h. 7

Page 24: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

24

2). Piutang berdasarkan sumber terjadinya terdiri dari:

a. Piutang dagang adalah piutang yang timbul akibat penjualan jasa atau

barang-barang produksi perusahaan yang dilakukan secara kredit.

Misalnya perusahaan sepeda motor memberikan kebebasan kepada

pemilik dealer untuk membeli produk-produk sepeda motor yang bias

dibayar secara berangsur-angsur.

b. Piutang nondagang adalah piutang yang timbul akibat penjualan aktiva

milik perusahaan (namun yang terjadi diluar kegiatan pokok atau

operasional perusahaan) yang dilakukan secara kredit.20

Dalam praktik, piutang pada umumnya diklasifikasikan secara umum menjadi

berikut ini:

1). Piutang Usaha (Account Receivable)

Adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat dari

penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal

disebelah debet sesuai dengan saldo normal untuk aktiva. Piutang usaha

biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka waktu yang relatif

pendek, biasanya dalam waktu tiga puluh (30) hingga enam puluh (60) hari.

Setelah ditagih, secara pembukuan, piutang usaha akan berkurang disebelah

kredit. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar

(current asset).

2). Piutang wesel (notes receivable)

Piutang wesel adalah jumlah tagihan perusahaan kepada pembuat wesel

disini adalah pihak yang telah berhutang kepada perusahaan, baik melalui

pembelian barang atau jasa secara kredit maupun peminjaman sejumlah uang.

Pihak yang berhutang berjanji kepada perusahaan (selaku pihak yang

dihutangkan) untuk membayar sejumlah uang tertentu berikut bunganya dalam

kurun waktu yang telah disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis secara

20

Akifa P. Nayla, Dasar-Dasar Akuntansi Perkantoran, (Yogyakarta: Laksana, 2013), h.

86.

Page 25: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

25

formal dalam sebuah wesel atau promses (promissory note). Disini piutang

wesel mengharuskan debitur untuk membayar bunga.

3). Piutang Lain-Lain (Other Receivables)

Adalah piutang yang pada umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan

secara terpisah dalam neraca. Misalnya piutang bunga, piutang deviden

(tagihan kepada investee sebagai hasil atas investasi), piutang pajak (tagihan

perusahaan kepada pemerintah berupa restitusi atau pengembalian atas

kelebihan pembayaran pajak) dan tagihan kepada karyawan.

Siklus normal operasional perusahaan (normal operating cycle) adalah

lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan mulai dari pembelian barang

dagangan dari pemasok, menjualnya kepada pelanggan secara kredit sampai

pada diterimanya penagihan piutang usaha atau piutang dagang. Piutang lain-

lain memiliki saldo normal disebelah debet dan akan berkurang disebelah

kredit.21

4. Piutang Tak Tertagih

Menurut Kieso, dkk piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan

yang memerlukan ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva

piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang

saham. Tidak dapat disangkal lagi bahwa apabila perusahaan memiliki piutang

ada kemungkinan beberapa bahagian dari piutang tersebut yang tidak dapat

ditagih yakni piutang tak tertagih (bad debt expenses), dan sebagai tandingannya

dalam perkiraan biaya ini adalah perkiraan penilaian (valuation account) yang

disebut cadangan kerugian piutang (allowance for bad debt).

Untuk tujuan pelaporan, piutang dinilai sebesar jumlah yang diharapkan

dapat diterima. Jumlah tersebut belum tentu sama dengan jumlah yang secara

formal tercantum sebagai piutang. Perbedaan disebabkan karena perusahaan telah

mengurangkan dari jumlah piutangnya, penyisihan terhadap piutang-piutang yang

tidak akan tertagih.

21

Hery, Akuntansi Keuangan Menengah I, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 267.

Page 26: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

26

Piutang-piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih akan dicatat

sebagai beban. Dengan dasar ini piutang, akan dilaporkan sebesar uang yang

diharapkan dan akan diterima dari piutang yang bersangkutan. Konsep

penilaian demikian menunjukkan bahwa aktiva harus dinilai sebesar manfaat

yang akan diterima dimasa yang akan datang.

Akun piutang tak tertagih merupakan akun kontra (contra account).

Walaupun saldo normal akun ini adalah kredit tetapi dijadikan sebagai akun

pengurang atas akun aktiva yang bersangkutan. Di neraca piutang dagang

disajikan secara terpisah dari akun piutang lain-lain.

5. Faktor-Faktor Piutang Tak Tertagih

Hampir setiap perusahaan pasti pernah mengalami masalah piutang tak

tertagih, sebagaimana menurut Mahmoedin gejala kredit macet disebabkan oleh:

a. Menurunnya Pendapatan Bersih

Penurunan pendapatan bersih ini dapat disebabkan adanya kenaikan biaya

yang

tidak diimbangi dengan pendapatan yang tinggi.

b. Menurunnya Penjualan Secara Tajam

Penjualan yang menurun adalah hal yang wajar dalam siklus perusahaan, akan

tetapi jika penurunan tersebut mengalami penurunan yang sangat signifikan,

maka hal tersebut menandakan bahwa perusahaan akan berada dalam titik

kritis.

c. Menurunnya Perputaran Persediaan

Jika perputaran persediaan mengalami penurunan yang signifikan berarti

banyak barang yang tidak laku mungkin dikarenakan perusahaan mengalami

kesulitan dalam memasarkan produknya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu

faktor yang menyebabkan penurunan pendapatan sidebitur yang akan membuat

mereka kesulitan dalam melunasi kewajibannya yang menjadi salah satu faktor

penyebab piutang tak tertagih.

d. Meningkatnya Penjualan Secara Cepat

Page 27: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

27

Hal ini dapat terjadi karena perusahaan membutuhkan uang secara cepat,

sehingga akan menjual produkunya di bawah harga pokok.

e. Menurunnya Perputaran Piutang

Lambatnya proses pelunasan pelanggan dan sulitnya penagihan akan

menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan sehingga perusahaan akan

mengalami kesulitan dalam melanjutkan kegiatan operasionalnya.

f. Menurunnya Modal Lancar

Turunnya modal lancar dapat dikarenakan oleh pembelian kredit,

membengkaknya hutang kepada pihak ketiga atau mungkin disebabkan adanya

pemborosan anggaran.

g. Nasabah mulai ingkar janji dalam menunaikan kewajibannya yakni pembayaran

cicilan.

h. Nasabah membuat laporan fiktif.

i. Nasabah tidak terbuka.

j. Nasabah menolak wawancara.22

Sedangkan menurut Riyanto faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

piutang tak tertagih terdiri dari:

a. Volume Penjualan Kredit

Semakin besar volume penjualan kredit, maka dana yang diinvestasikan

dalam piutang juga semakin besar.

b. Syarat pembayaran penjualan kredit yang bersifat keras atau lunak.

Apabila perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit

dibandingkan profitabilitasnya, maka perusahaan tersebut menggunakan syarat

pembayaran yang bersifat ketat, sehingga dana yang diinvestasikan dalam

piutang sedikit, begitu juga sebaliknya.

22

Mahmoedin, 100 Penyebab Kredit Macet, (Jakarta: LP3S, 1995), h. 134.

Page 28: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

28

c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit.

Ketentuan yang dibuat oleh perusahaan, mengenai batas kredit dan dalam

menentukan siapa saja debitur yang berpengaruh terhadap dana yang

diinvestasikan kreditur dalam piutang.

d. Kebijaksanaan dalam Pengumpulan Piutang.

Jika kebijaksanaan pengumpulan piutang dilakukan secara aktif, maka

dana untuk aktivitas pengumpulan piutang lebih besar, begitu pula sebaliknya.

e. Kebiasaan Membayar dari Pelanggan.

Pelanggan yang senang membayar dengan menggunakan cash discount

(potongan harga yang diberikan apabila membayar lebih cepat dari jangka

waktu kredit) akan menyebabkan semakin kecilnya dana yang diinvestasikan

dalam piutang, begitu pula sebaliknya. 23

Sedangkan menurut Kasmir, faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih

adalah:

a. Faktor internal dalam hal ini (pihak PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Medan)

Maksudnya dalam hal ini pihak PTPN III Medan kurang kompeten atau

teliti ketika melakukan penyeleksian, kurang mampu dalam mengevaluasi dan

menganalisa calon debitur atau salah dalam melakukan perhitungan. Dapat

juga disebabkan adanya kolusi antara pihak kreditur dan debitur sehingga

dalam tahap penyeleksiannya dilakukan secara subyektif.

b. Faktor eksternal (pihak debitur)

1). Adanya unsur kesengajaan

Pihak debitur sengaja tidak membayar kewajibannya sehingga kredit yang

diberikan dengan sendirinya macet.

23

Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE,

2013), h. 85-87.

Page 29: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

29

2). Adanya unsur ketidaksengajaan

Debitur berniat membayar kewajibannya, namun terkendala oleh masalah,

seperti meninggal dunia atau hal-hal lain yang membuat debitur belum mampu

membayar

cicilannya.24

Namun demikian menurut Abdul, kredit macet atau piutang tak tertagih dapat

disebabkan oleh:

a. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari pihak kreditur, yakni

1). Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit

2). Lemahnya sistem informasi kredit

3). Penyimpangan dan pelaksanaan prosedur pemberian kredit.

b. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari debitur, yakni:

1). Penurunan kegiatan ekonomi

2). Kegagalan usaha debitur

3). Debitur melarikan diri.25

6. Penilaian Piutang

Untuk melakukan penilaian piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan cara:

a. Metode Penyisihan atau Cadangan

Cadangan kerugian dibentuk dengan adanya kerugian piutang usaha yang

diakui atau dipakai pada saat ketika benar-benar terjadi penghapusan piutang. Jadi

penghapusan piutang tidak akan menambah kerugian piutang, melainkan hanya

akan memakai cadangan kerugian piutang usaha yang tidak dapat ditagih.

b. Metode Penghapusan Langsung

Dengan menggunakan metode ini pada akhir periode tidak ada taksiran

kerugian piutang usaha yang dibebankan, tetapi yang dibebankan adalah kerugian

piutang usaha yang tidak dapat ditagih. Penggunaan metode penghapusan

24

Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h.128.

25 Abdul Halim, Sistem Pengendalian Manajemen, (Yogyakarta: YKPN, 2000), h. 45-47.

Page 30: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

30

langsung tidak dapat menunjukkan piutang yang diharapkan akan ditagih dalam

neraca, karena hanya menunjukkan piutang bruto.26

Pada dasarnya terdapat dua

cara untuk menaksir jumlah penyisihan piutang tak tertagih yaitu:

1). Penyisihan atas dasar saldo piutang

Penyisihan ini dilakukan atas dasar saldo piutang dapat dilakukan dengan

jalan menetapkan suatu persentase terhadap saldo piutang. Biasanya saldo yang

dipakai adalah saldo rata-rata antara saldo piutang pada awal dan akhir periode.

2). Penyisihan atas dasar saldo penjualan

Penyisihan ini dilakukan dengan cara menetapkan suatu persentase

tertentu terhadap penjualan. Sebisa mungkin angka penjualan yang digunakan

adalah angka penjualan kredit. Akan tetapi untuk memperoleh angka tersebut

diperlukan terlalu banyak waktu dan biaya maka persentase dapat juga didasarkan

atas total penjualan. Jika perbandingan antara penjualan tunai dan penjualan kredit

tidak banyak mengalami perubahan, hasil yang diperoleh akan memuaskan.27

7. Umur Piutang

Salah satu cara untuk menghitung penyisihan piutang tak tertagih adalah dengan

menerapkan persentase berbeda terhadap kelompok umur piutang. Pada setiap akhir

periode akuntansi, maka dibuatlah daftar piutang. Gunanya adalah untuk mengetahui

rincian saldo piutang pelanggan. Tujuannya agar dapat diketahui berapa lama piutang

pelanggan telah berlalu, daftar piutang biasanya dikelompokkan berdasarkan umur

piutang.

Umur piutang adalah jangka waktu sejak dicatatnya transaksi penjualan sampai

dengan dibuatnya daftar piutang. Biasanya umur piutang dikelompokkan menurut

jumlah hari tertentu. Saldo piutang untuk saldo pelanggan mungkin termasuk dalam

26

Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, (Yogyakarta: BPFE, 2004), h. 126.

27

Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h.

339-342.

Page 31: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

31

satu atau lebih kelompok umur piutang, misalnya piutang yang berumur 1-30 hari, 31-

60 hari, 61-90 hari dan seterusnya.28

Metode analisis umur piutang adalah piutang masing-masing langganan dibagi

kedalam dua kelompok yakni belum menunggak dan menunggak. Dimana piutang

menunggak adalah piutang yang sudah melewati jangka waktu pembayaran kredit.

Piutang menunggak dipisahkan dalam kelompok berdasarkan lamanya waktu

menunggak. Masing-masing ditetapkan persentase kerugian piutangnya. Jumlah

kerugian piutang yang dihitung dengan cara ini sesudah mempertimbangkan saldo

rekening cadangan kerugian piutang yang merupakan jumlah kerugian piutang.29

Dengan demikian dapat disimpulkan analisis umur piutang adalah cara untuk

mengestimasi piutang tak tertagih dengan lamanya jangka waktu piutang menunggak.

Menurut ketentuan Bank Indonesia, kolektabilitas atau collectability adalah

keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh nasabah serta

tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat

berharga atau penanaman lainnya. Penggolongan kredit berdasarkan kategori tertentu

guna memantau kelancaran pembayaran kembali (angsuran) oleh debitur. Berdasarkan

surat keputusan direksi Bank Indonesia No.31/147/Kep/DIR tanggal 12 November 1998

tentang kualitas aktiva produksi pasal 6 ayat 1, membagi tingkat kualitas menjadi:

a. Kredit lancar adalah kredit yang perjalanannya lancar atau memuaskan, dimana

segala kewajiban (bunga atau angsuran utang pokok dilaksanakan oleh nasabah

secara baik)

b. Kredit dalam perhatian khsusus adalah kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya mulai

tidak lancar, debitur mulai menunggak.

c. Kredit tidak lancar adalah kredit yang selama 3-6 bulan mutasinya tidak lancar,

pembayaran bunga atau utang pokonya tidak baik.

d. Kredit diragukan adalah kredit yang sudah tidak lagi lancar dan hingga pada jatuh

temponya belum juga dapat diselesaikan oleh debitur yang bersangkutan

28 https://elib.unikiom.ac.id/files/dsik1/524/jbptunikompp-gdl-imammustof-26158-

unikom_i-i.pdf0 (Terakhir Diakses 24 Februari, Pukul 12:50 WIB)

29

Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, (Yogyakarta: BPFE, 2004), h. 129.

Page 32: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

32

e. Kredit macet sebagai kelanjutan dari usaha penyelesaian atau pengaktifan kembali

kredit yang tidak lancar dan jika usaha itu tidak berhasil, barulah kredit tersebut

dikategorikan kedalam kredit macet. 30

Sebagaimana terdapat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 2.1

Penggolongan Kolektabilitas

Lama Tunggakan/DPD

(Hari) Kolektabilitas Keterangan

0 1 Lancar

1-90 2 Dalam Perhatian Khsus

91-120 3 Kurang Lancar

121-180 4 Diragukan

>180 5 Macet

Sumber: Jurnal

Berdasarkan penggolongan kredit di atas akan akan diketahui rasio

kreditnya terhadap total kredit yang diberikan atas tingkat pengembalian kreditnya

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kredit lancar = Lancar X 100%

Kredit yang diberikan

8. Prosedur Pemberian Kredit

Adapun prosedur pemberian kredit terdiri dari:

1). Pengajuan Permohonan Kredit

Pada tahap ini pengajuan pemberian kredit mencakup permohonan suatu

fasilitas, pemberian kredit, persiapan berkas-berkas permohonan kredit,

30

Suci Andriani, Analisis Tingkat Perputaran Piutang Berdasarkan Kolektabilitas

Kredit, http://idr.iain.antasariac.id/6180SEMUA%20BAB.pdf, h.4, Diunduh Pada 23 Juni 2019

Pukul 19:40 WIB

Page 33: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

33

pencatatan suatu permohonan kredit dan memeriksa kelengkapan berkas

permohonan.

2). Return

Pada tahap ini yakni hasil yang akan dicapai dari pemberian kredit

tersebut. Repayment atau perhitungan pembayaran dari pemberian kredit

tersebut. Risk bearing ability atau perhitungan besarnya kemampuan calon

pelanggan dalam menghadapi resiko yang tidak terduga.

3). Keputusan atas Pemberian Kredit.

Pada tahap ini keputusan atau permohonan kredit adalah menyetujui atau

mengusulkan permohonan pemberian kredit harus memperhatikan syarat-syarat

umum dalam tahap penyeleksian calon debitur.

4). Pelunasan Pemberian Kredit

Pada tahap ini dipenuhilah semua kewajiban utang pelanggan terhadap

perusahaan yang berkaitan.31

Namun menurut Kasmir prosedur dalam pemberian kredit jauh lebih panjang

dan detail, yakni terdiri dari:

1). Pengajuan Berkas-Berkas

Dalam hal ini calon debitur akan mengajukan berkas permohonan kredit

dalam bentuk proposal serta berkas-berkas penting lainnya.

2). Penyelidikan Berkas Pemohon

Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah berkas-berkas yang diajukan

sudah benar dan lengkap serta sudah memenuhi prosedur, dan dapat menjamin

keabsahan dari berkas-berkas tersebut.

3). Wawancara Awal

Hal ini dilakukan untuk keperluan penyelidikan kepada calon debitur

secara langsung berhadapan dengan calon pelanggan. Adapun tujuannya untuk

meyakinkan kreditur bahwa berkas-berkas tersebut sudah sesuai dengan

keinginan kreditur.

31 Thomas Suyatno, Dasar-Dasar Perkreditan, (Jakarta: PT. Gramedia, 2007), h. 69-87.

Page 34: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

34

4). On The Spot

Pada tahap ini dilakukanlah pemeriksaan kelapangan dengan meninjau

secara langsung berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.

Kemudian hasil on the spot tersebut akan disesuaikan dengan hasil wawancara

awal.

5). Wawancara Tahap Kedua

Pada tahap ini biasanya dilakukan perbaikan berkas, jika ada kemungkinan

kekurangan-kekurangan pada saat dilakukan on the spot dilapangan.

6). Keputusan Pemberian Kredit.

Pada tahap ini, akan ditentukan apakah kredit akan diterima atau ditolak.

Jika diterima, akan ditetapkan administrasinya, serta akan diberitahukan

mengenai jangka waktu kredit dan biaya-biaya yang harus dibayar dimuka.

7). Penandatanganan Pemberian Kredit

Tahap ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, karena sebelum

kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon debitur akan menandatangani

perjanjian kredit serta persyaratan yang dianggap perlu.

8). Realisasi Kredit

Setelah penandatanganan dan pemenuhan seluruh syarat-syarat yang

ditetapkan, maka debitur berhak memperoleh faslitas kredit yang diinginkan.32

Dalam hal ini, pihak yang meminjam uang disebut dengan debitur, sedangkan

pihak yang meminjamkan uang disebut kreditur.

9. Pinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Adapun prinsip-prinsip pemberian kredit yang biasa digunakan kreditur

dalam memilih calon debitur adalah:

32

Resta Pertiwi, „‟Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih pada

Koperasi Unit Desa Sumber Tani Mandiri di Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi

Banyuasin’’, (Skripsi,Universitas Muhammdiyah Palembang ,2013), h. 14-18.

Page 35: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

35

a. Karakter (Character)

Kreditur akan meneliti dan memperhatikan kepribadian, cara hidup

maupun status sosial debitur. Ini merupakan hal yang penting dikarenakan hal

ini berkaitan dengan kemauan atau kepatuhan untuk membayar cicilan.

b. Kemampuan (Capacity)

Merupakan analisis untuk mengetahui kemampuan debitur dalam

membayar kredit, karena dari penelitian ini akan terlihat kemampun debitur

dalam hal mengelola bisnisnya. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar

belakang pendidikan maupun pengalamannya dalam mengelola usahanya,

sehingga akan terlihat kemampuannya dalam membayar kredit yang telah

diberikan.

c. Modal (Capital)

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat

dari laporan keuangan yang disajikan dengan melakukan pengukuran dari segi

rasio keuangannya dalam hal ini rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.

d. Jaminan (Collateral)

Jaminan atau agunan yang dibutuhkan jika sewaktu-waktu debitur tidak

dapat membayar atau melunasi kewajibannya.

e. Kondisi Ekonomi (Condition Of Economy)

Memperlihatkan kondisi perekonomian serta kecendrungan

perekonomian yang akan mempengaruhi kelangsungan usaha debitur.33

10. Prosedur Penagihan Piutang

1). Melalui Surat

Hal ini dilakukan jika pembayaran hutang oleh debitur sudah lewat

beberapa hari dari waktu yang telah ditentukan, tetapi debitur belum juga

melakukan pembayaran

33

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), h. 117-119.

Page 36: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

36

2). Melalui Telepon

Jika telah dilakukan penagihan melalui surat, namun debitur masih belum

melakukan pembayaran maka kreditur akan melakukan penagihan melalui telepon

3). Kunjungan Personal

Pada tahap ini pihak kreditur akan melakukan kunjungan personal ke tempat

debitur. Hal tersebut dilakukan jika kedua cara di atas tidak dihiraukan oleh pihak

debitur maka langkah yang harus ditempuh adalah dengan melakukan kunjungan

personal dan langsung menemui pihak debitur.

4). Tindakan-Tindakan Hukum

Jika semua tindakan di atas masih tidak dihiraukan dan tidak juga

melakukan pembayaran atau sama sekali tidak ada itikad baik untuk membayar

maka tindakan hukum adalah solusinya .34

11. Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah/Piutang Tak Tertagih

Adapun tindakan, tata cara, dan kriteria penyelamatan atau penyelesaian kredit

bermasalah yang dapat dilakukan atas setiap kondisi permasalahan kredit pelanggan

adalah:

a. Terhadap debitur yang masih mempunyai prospek dan mempunyai itikad baik

untuk menyelesaikan kewajibannya

1). Penagihan intensif oleh pihak keditur

Penagihan intensif oleh kreditur merupakan hal yang seharusnya dilakukan

dengan tujuan agar debitur tidak lalai dalam membayar kewajbannya, penagihan

ini dapat dilakukan secara rutin setiap minggu atau setiap bulan.

2). Rescheduling

Rescheduling adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan

perubahan-perubahan syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal

pembayaran kembali kredit atas jangka waktu. Termasuk grace period, baik

besarnya jumlah angsuran maupun tidak.

34

Van Horne, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Terjemahan Heru Sutojo ,(Jakarta:

Salemba Empat, 2002), h. 263.

Page 37: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

37

3). Reconditioning

Reconditioning adalah upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan

perubahan atas sebagian atau seluruh perjanjian kredit, yang tidak terbatas hanya

kepada perubahan jadwal angsuran dan jangka waktu kredit saja.

4). Restructuring

Restructuring adalah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan

syarat-syarat perjanjian kredit berupa tambahan atau melakukan konservasi dari

seluruh atau sebagian kredit menjadi equity perusahaan.

5). Management assistancy

Management assistancy adalah bantuan konsultasi dan manajemen profesional

yang diberikan perusahaan kepada debitur yang masih memiliki itikad baik untuk

melunasi kewajibnnya, namun lemah didalam hal mengelola perusahaan, baik

dengan cara menempatkan petugas perusahaan, maupun meminta bantuan

konsultan sebagai anggota manajemen.

b. Debitur yang kurang mempunyai prospek dan tidak mempunyai itikad baik untuk

menyelesaikan kewajibnnya.

1). Novasi

Novasi adalah perjanjian yang menyebabkan hapusnya suatu perikatan dan

pada saat yang sama timbul perikatan lainnya sebagai pengganti perikatan semula.

2). Kompensasi

Kompensasi adalah salah satu cara penghapusan perikatan yang disebabkan

oleh keadaan dimana dua orang/pihak merupakan nasabah satu terhadap lainnya.

3). Likuidasi

Likuidasi adalah penjualan barang jaminan debitur untuk melunasi utang

kepada perusahaan, baik yang dilakukan oleh nasabah yang bersangkutan atau

oleh pemilik pemilik jaminan dengan persetujuan dan di bawah pengawasan

perusahaan.

4). Subrogasi

Page 38: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

38

Subrogasi adalah penggantian hak perusahaan oleh pihak ketiga karena

adanya pembayaran utang debitur oleh pihak ketiga tersebut kepada perusahaan

yang dimaksud.

5). Penebusan jaminan

Penebusan jaminan adalah penarikan jaminan dari Bank atau nasabah oleh

pemilik jaminan dengan menyetorkan sejumlah uang yang ditetapkan oleh

kreditur.

Adapun bentuk penebusan jaminan ialah:

a). Penebusan seluruh barang jaminan/agunan.

b). Penebusan sebagian barang jaminan/agunan.

c). Penebusan yang dikombinasikan dengan write off dan atau rescheduling atau

kompensasi.

c. Debitur yang tidak mempunyai prospek, namun memiliki itikad baik untuk melunasi

kewajibannya. Dilakukan dengan penyertaan syarat-syarat pemberian keringanan

tunggakan bunga, denda dan ongkos atau biaya. Keringanan tunggakan bunga,

denda dan ongkos/biaya yang dapat diberikan sepanjang berdasarkan pembuktian

kuantitatif merupakan alternatif yang baik.

d. Debitur yang tidak memiliki prospek dan itikad baik untuk menyelesaikan

kewajibannya penyelesaian masalahnya dilakukan melalui pihak ketiga yakni

pengadilan negeri.

e. Terhadap debitur kredit kecil yang sudah tidak mempunyai prospek dan masih

mempunyai prospek, namun tidak memenuhi kewajiban, penagihan harus

dilakukan kreditur secara intensif.35

B. Kajian Terdahulu

Adapun kajian terdahulu yang dijadikan penulis sebagai acuan dan referensi

dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut:

35

Veithzal Rivai dan Andria Permata, Bank and Financial Institution Managememnt

Conventional & Syar’i Syste, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 484-502.

Page 39: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

39

Tabel 2.2

Kajian Terdahulu

No Nama Judul Metode Hasil

1 Arsyina

Lutfi

Arum

Sari

Analsis

Faktor-

Faktor

Penyebab

Piutang

Tak

Tertagih

Pada PT

Pelindo III

(Persero)

Cabang

Tanjung

Emas

Semarang

Jenis

penelitian yang

digunakan

penulis pada

penelitain ini

adalah analisis

deskriptif

kualitatif

Faktor-faktor yang mempengaruhi

piutang tak tertagih

pada PT Pelindo cabang Tanjung

Emas Semarang adalah:

1. Faktor internal :

a. Pada piutang lama belum

dilakukannya uang

panjer

b. Lemahnya pengendalian

internal terhadap

piutang tak tertagih

c. Kurang memadainya jumlah

eksekutif atau

staf bagian piutang.

2. Faktor eksternal

a. Kebijakan pemerintah, seperti

devaluasi

(penurunan nilai rupiah) ,

revaluasi (kenaikan nilai

rupiah), kenaikan harga BBM,

peraturan

pemerintah dalam rangka

peremajaan alat-alat

produksi yang menyebabkan

kebutuhan dana

untuk melakukan pergantian.

Page 40: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

40

b. Perkembangan teknologi

dimana perusahaan

mengalami kesulitan pada

ketuaan alat produksi

yang menyebabkan produk

yang dihasilkan tidak

disukai lagi

c. Bencana alam yang tidak

dapat diprediksi

sebelumnya.

2 Resta

Pertiwi

Analisis

Faktor-

Faktor

Penyebab

Piutang

Tak

Tertagih

Pada

Koperasi

Unit Desa

Sumber

Tani

Mandiri di

Kecamata

n Tungkal

Jaya

Kabupaten

Musi

Banyuwan

gi

Metode analisi

yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah metode

kualitatif

Faktor-faktor penyebab piutang tak

tertagih yakni

terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal.

Faktor internal terdiri dari:

a. Lemahnya sistem administrasi

dan pengawasan kredit.

b. Lemahnya sistem informasi

kredit

c. Pihak koperasi kurang teliti

dalam melakukan analisis

Adapun faktor-faktor eksternal

penyebab piutang tak

tertagih adalah:

a. Penurunan kegiatan ekonomi

Karena tingkat nilai bunga naik

sehingga debitur tidak mampu

membayar cicilan.

b. Kegagalan usaha debitur

maupun adanya debitur yang

tidak mampu mengelola

Page 41: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

41

usahanya dengan baik,

sehingga debitur tidak mampu

membayar kewajibannya.

3 Milda

veralita

Jurnal:

ananlsis

Faktor-

Faktor

Penyebab

Piutang

Tak

Tertagih

Pada

Koperasi

Baitul

Malwat

Tamwil

(BMT)

Tarbiyah

Palemban

g

Pendekatan

penelitian yang

diguankan

adalah

pendekatan

kuantitatif

1. Secara simultan (bersama-

sama) variabel faktor internal

dan variabel faktor eksternal

berpengaruh

secara signifikan terhadap

piutang tak tertagih

2. Secara parsial variabel faktor

internal dapat

disimpulkan bahwa faktor

internal dan faktor

eksternal sama-sama

berpengaruh terhadap

piutang tak tertagih. Dimana

faktor eksternal yakni

kegagalan usaha debitur lebih

dominan dibandingkan faktor

internal yakni lemahnya

informasi kredit dan

penyimpangan dalam

pelaksanaan prosedur

pemberian kredit.

3. Sedangakn varaibel yang

secara parsial tidak

berpengaruh positif terhadap

piutang tak tertagih dimana

faktor internal penyebab

piutang tak tertagih yakni

lemahnya administrasi sistem

Page 42: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

42

dan pengawasan serta faktor

eksternal yakni debitur yang

mengalami musibah.

4 Selly

Sundari

Analisis

Faktor

Penyebab

Piutang

Tak

Tertagih

Kredit

Usaha

Rakyat

(KUR)

Pada PT

Bank

Rakyat

Indonesia

(Pesero)

TBK. Unit

MP.

Mangkune

gara

Palemban

g

Analisis data

yang

digunakan

pada penelitian

ini adalah

analisis

kualitatif

sedangkan

teknik analsis

yang digunkan

dalam

penelitian ini

membandingka

n teori yang

ada

Penyebab piutang tak tertagih atau

kredit macet pada

penelitian ini disebabkan oleh dua

faktor, yakni fakor

internal dan faktor eksternal. Dimana

faktor internal

terdiri dari:

a. Kurangnya penganalisaan data

yang diajukan

oleh calon debitur

b. Adanya unsur kesengajaan dari

pihak karyawan

c. untuk kepentingan pribadi

dengan menerima

imbalan dari calon debitur

Sedangkan faktor eksternal terdiri

dari:

a. Beberapa debitur dengan

sengaja tidak

melakukan pembayaran sisa

kewajibannya karena nilai

agunan yang tidak sebanding

dengan plafon

pinjaman yang diberikan oleh

pihak bank.

b. Usaha debitur yang dibiayai

Page 43: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

43

oleh bank

c. mengalami musibah seperti

kebakaran atau

terjadinya bencana alam

Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah

sama-sama membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi piutang tak

tertagih yakni faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal adalah

faktor yang terdiri dari lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit,

lemahnya sistem informasi kredit, penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur

pemberian kredit sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari

debitur, yakni penurunan kegiatan ekonomi, kegagalan usaha debitur, debitur

melarikan diri.

Sedangkan perbedaan penelitian yang saya lakukan dengan penelitian

terdahulu adalah ada beberapa penelitian menggunakan penelitian kuantitatif,

dengan waktu penelitian serta lokasi penelitian yang berbeda.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Mengingat bahwa piutang tak tertagih sewaktu-waktu dapat menjadi

beban perusahaan, maka dapat dilakukan tindakan pencegahan terhadap piutang

tak tertagih dengan mengenali dan menganalisa faktor-faktor yang dapat menjadi

penyebab utama dari piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih dapat disebabkan

oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Dimana faktor internal berasal dari pihak perusahaan (kreditur) dan faktor

ekternal dari pihak pelaku UKM (debitur) yang mendapat pinjaman modal dari

pihak PKBL PTPN III Medan. Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa faktor internal maupun faktor eksternal yang menyebabkan piutang tak

tertagih di PTPN III Medan, khususnya pada bagian PKBL. Sebagaimana

ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:

Page 44: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

44

Gambar 2.1 Alur Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero)

Medan bagian PKBL

Penyaluran dana dengan

memberikan pinjaman

modal usaha

kredit

Kredit bermasalah:

1.Kredit kurang lancar

2.Diragukan

3.Macet

Faktor internal:

a.Lemahnya sistem administrasi dan

pengawasan kredit

b.Lemahnya sistem informasi kredit

c.Penyimpangan dan pelaksanaan prosedur

pemberian kredit

Faktor eksternal:

a. Penurunan kegiatan ekonomi

b. Kegagalan usaha debitur

c. Debitur melarikan diri

Page 45: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

34

33 33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan metode

kulaitatif. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan menggali

atau membangun satu proposi atau menjalankan makna dibalik realita. Peneliti

berpijak dari realita atau peristiwa yang berlangsung dilapangan. Analisis dalam

penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu teknik analisis yang

mendeskripsikan/mengungkapkan suatu keadaan yang menjadi fokus penelitian

dan tidak berdasarkan pada perhitungan statistik yang berbentuk angka dengan

membandingkan fakta dan teori yang terjadi untuk mengetahui faktor internal dan

faktor eksternal yang mempengaruhi piutang tak tertagih. Penelitian deskriptif

kualitatif merupakan desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan

gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau

obyek penelitian.36

Dalam metode penelitian akan menggunakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data berupa deskriptif dari ucapan atau tulisan dan perilaku objek

itu sendiri. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada data yang berupa kata atau

gambar dan tidak menekankan pada angka. Adapun jenis deskriptif yang

digunakan pada penelitian ini studi kasus (case study), dimana penelitian ini

dilakukan untuk menganalisa dan mendeskripsikan data berupa laporan keuangan

piutang selama 4 (empat tahun terakhir) dan hasil wawancara dengan pihak staf

dan karyawan bagian PKBL PTPN III Medan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian analisis faktor-faktor penyebab piutang tak

tertagih adalah di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bertempat di Jl.

Sei Batanghari No. 2 Medan. Sedangkan waktu penelitian yang akan dilakukan

yakni dari bulan Maret sampai dengan Juni 2019.

36

A. Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 13.

45

Page 46: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

46

C. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bagian PKBL PTPN

III Medan, yakni laporan piutang usaha dari tahun 2014-2017. Sedangkan subjek

penelitiannya adalah para staf dan karyawan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan PTPN III (Persero) Medan yakni Ratih Purnama Suci selaku krani

keuangan bagian PKBL PTPN III Medan yang memiliki informasi mengenai

keterlambatan pembayaran yang dilakukan Mitra Binaan dan Intan Siregar

sebagai krani bagian arsiparis dan ISO yang mengetahui siapa saja Mitra Binaan

yang melakukan penunggakan serta melakukan penagihan terhadap Mitra Binaan

yang berada di sekitar kantor pusat PKBL PTPN III Medan yang dapat

memberikan informasi mengenai penyebab piutang tak tertagih untuk faktor

penyebab piutang tak tertagih secara internal.

Sedangkan untuk pihak eksternal peneliti melakukan wawancara dengan 2

(dua) orang Mitra Binaan yakni Ibu Novi pemilik usaha Nova Gordyn yang

beralamat di Jl. Medan Binjai Km.15 Diski Kel. Sei Semayang Kec. Sunggal Kab.

Deli serdang dan Ibu Anggi pemilik usaha kedai sampah di Jalan Sei Batang Hari

Kec. Medan Baru.

D. Jenis dan Sumbr Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari

pihak pertama yang memiliki data yang oleh peneliti berkaitan dengan tujuan

spesifik studi, data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau sumber

pertama. Pada penelitian data primer diperoleh melalui wawancara dengan staf

dan karyawan bagian PKBL PTPN III Medan serta Mitra Binaan yang bersedia

memberikan keterangan mengenai faktor-faktor penyebab tingginya jumlah

piutang tak tertagih di bagian PKBL PTPN III Medan.

2. Data Skunder

Data skunder adalah data mengacu kepada informasi yang diperoleh dari

sumber yang sudah ada. Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data skunder

Page 47: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

47

melalui dokumen dan laporan keuangan serta dokeumen lain yang bersangkutan

pada bagian PKBL PTPN III Medan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui:

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada

para responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interview

dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan. 37

Adapun wawancara

yang dilakukan pada penelitan ini adalah wawancara terstruktur yang dilakukan

oleh peneliti apabila peneliti mengetahui secara jelas informasi yang dibutuhkan

dan memiliki daftar pertanyaan yang sudah ditentunkan atau disusun sebelumnya

yang akan disampaikan kepada responden.38

Pada penelitian ini wawancara

dilakukan untuk menambah informasi yang masih kurang jelas yang didapatkan

dari laporan keuangan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono adalah catatan peristiwa yang sudah

berlalu, dengan menelaah dan mempelajari dokumen yang berupa laporan yang

terdapat pada bagian PKBL di PTPN III Medan. Adapun dokumentasi yang

dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data tertulis yakni

data piutang perusahaan yang berbentuk laporan.

3. Pengamatan (observasi)

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian untuk melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan pihak karyawan

PKBL PTPN III Medan serta usaha yang dijalankan oleh Mitra Binaan.

37

Joko Subagyo, Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Aneka Cipta,

2011. 38

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), h. 313

Page 48: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

48

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

mengguankan metode deskripstif kualitatif, yakni alat yang dikumpulkan berupa

kata dan gambar. Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur

urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan uraian dasar.

Dalam hal ini peneliti akan menjelaskan serta menguraikan dan menjabarkan

faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab piutang tak tertagih pada bagian

PKBL di PTPN III (Persero) Medan.

Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya

kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian, prinsip pokok, penelitian

kualitatif adalah menemukan teori data. Menurut Miles dan Huberman, kegiatan

analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secarara bersamaan, yang

terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. 39

Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Reduksi data

Reduksi data dapat diartikan sebagai pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul pada

catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Padad tahap ini peneliti akan

merangkum, mendeskripsikan, dan memilih data atau informasi yang telah

diperoleh dari responden dan memfokuskan pada masalah yang akan diungkap

mengenai faktor-faktor yang menyebabkan piutang tak tertagih40

2. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat narasi.41

Dalam penelitian ini, data akan disajikan dalam

bentuk uraian singkat yang dideskripsikan dalam bentuk naratif.

39

Ibid,. h. 339

40

Cesilia Dian Astika Sari, Analisis Kredit Bermasalah Studi Kasus di Union Cindelaras

Tumangkar TP 02 Lorejo, (Skripsi, Usd Yogyakarta, 2016)

Page 49: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

49

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mengemukakan kesimpulan awal

yang dikemukakan dan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak

ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Dengan demikian kesimpulan pada data kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.42

Pada penelitian ini

penarikan kesimpulan dilakukan dengan menarik kesimpulan berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan dengan staf dan karyawan di bagian PKBL PTPN III

Medan untuk mengevaluasi piutang tak tertagih dan analisis mengenai faktor-

faktor penyebab piutang tak tertagih.

41

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Offset, 2007) h. 249

42

Ibid,. h. 252

Page 50: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

50

33 33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil Singkat PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Adapun lokasi dilaksankannya penelitian ini adalah PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan yang ber alamat di Jalan Sei Batang Hari no.2 Medan,

Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha

Milik Negara yang bergerak dalam bidang Usaha Agro Bisnis dan Agro Industri

Kelapa Sawit, Karet.

Sejarah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan diawali pada tahun

1958 dengan proses pengambil alihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik

Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia yang dikenal sebagai Nasionalisasi

perusahaan perkebunan asing menjadi PT. Perkebuanan Nusantara III (Persero)

Medan.

Pada tahun 1968 Perseroan Perkebunan Nusantara (PPN) direstrukturisasi

menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya

pada tahun 1974 dibentuk Badan Hukumnya dan diubah menjadi PT. Perkebunan

Nusantara III guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan

BUMN. Pemerintah merestrukrisasi BUMN sub sektor perkebunan dengan

melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah dan perampingan struktur

organisasi diawali dengan langkah penggabungan manajemen.

Pada tahun 1994, tiga BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III

(Persero), PT. Perkebunan IV (Persero) dan PT. Perkebunan V (Persero) disatukan

pengelolaannya ke dalam manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Pada tahun 1996 melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 tahun 1996 tanggal

14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.

Selanjutnya tahun 2014 sampai sekarang PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Medan menjadi Induk Holding BUMN Perkebunan sejak tanggal 17 September

2014, sesuai PP No.72/2014.

Page 51: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

51

Gambar 4.1 Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Makna logo PT. Perkebuanan Nusantara III (Persero) Medan

III : Angka 3 romawi melambangkan identitas PTPN III dan

mencerminkan orientasi bisnis perusahaan yang berbasis

pada 3P (People, Planet, Profit).

Daun : Bentuk daun menunjukkan bahwa perusahaan memiliki

core bisnis perkebunan dengan aset utamanya adalah

tanaman.

Simpul : Bentuk simpul tali melambangkan peran perusahaan

sebagai Holding BUMN Perkebunan yang akan menjadi

pemersatu dan mensinergikan PTPN Group

Infinity : Simbol infinity (tidak ada akhir) menunjukkan harapan

dan tekad perusahaan untuk terus berkelanjutan

sustainability sepanjang masa.

Perseroan melakukan pengelolaan hasil tanaman dari kebun sendiri, kebun

PIR Plasma maupun dari pihak-pihak lain menjadi barang setengah jadi atau

barang jadi dengan bentuk produk sebagai berikut:

1).Komoditi Karet

Wilayah Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih

dari 38.000 hektar lahan karet PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diusahakan

untuk menghasilkan karet kualitas terbaik di dunia. Mutu produk RSS-1, SIR- 10,

SIR- 20, dan Lateks Pekat mampu menembus pasar Internasional, di sejumlah

Page 52: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

52

pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year, Firestone, Han Kook dan

lainnya.

2.) Komoditi Kelapa Sawit

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit

sebagai komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan

perusahaan. Produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah

dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada

pembeli dengan mutu yang dihasilkan Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel (PK)

dan Palm Kernel Meal (PKM).

PT. Perkebuanan Nusantara III (Persero) memasarkan hasil komoditian

kelapa sawit dan Karet kepasar lokal keluar negeri melalui PT. Kharisma

Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) yang berkedudukan di Jakarta.43

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan

melakukan tata kelola bisnis terbaik.

b. Misi Perusahaan

1). Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

2). Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3). Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya

secara optimal.

4). Menjadi perusahaan terpilih yang memberikan “imbal hasil” terbaik bagi para

investor.

5). Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6). Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan

komunikasi.

7). Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.44

43

http://PTPN III Medan.co.Id Diakses Pada 8, Juni 2019 Pukul 15.41 WIB

Page 53: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

53

3. Profil Singkat Program Kemitaan dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan

Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini dibentuk berdasarkan surat

keputusan menteri BUMN No. : Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 yang

telah diubah menjadi Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (Permen) Nomor

: PER-09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 tentang Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara yang terakhir diubah dengan

Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua atas

Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor PER-09/MBU/07/2015 tentang

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.45

Dalam hal ini, Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) bertugas

mengatur kemitraan BUMN dan usah kecil serta pelaksanaan Bina Lingkungan yang

lebih komperhensif agar sesuai dengan perkembangan ekonomi dan sosial

masyarakat yang berada disekitar perusahaan BUMN dengan memberikan bantuan

pembiayaan berupa modal usaha sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) s/d Rp.

200.000.0000 (dua ratus juta rupiah) sesuai dengan jenis usaha dan kapasitas Mitra

Binaan dalam membayar cicilan. Program Kemitraan sendiri adalah salah satu

program yang direalisasikan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar

menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

4. Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

a. Program Kemitraan (PK)

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil adalah program untuk

meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui

pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Adapun dana Program Kemitraan

bersumber dari:

1). Penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% sampai dengan 4%

2). Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program

Kemitraan setelah dikurangi beban operasional.

44

Yuliana Brutu, Laporan Magang (Uinsu, 2018) h. 9

45

Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun 2018 h. 2

Page 54: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

54

Pelaksanaan Program Kemitraan pada dasarnya dilakukan melalui beberapa

tahap, sebagai berikut:

(1). Melaksanakan survey penelitian lapangan atas permohonan bantuan dari calon

Mitra Binaan. Evaluasi kelayakan dilakukan sesuai kaidah usaha yang layak dan

sehat, serta dikoordinasikan dengan instansi terkait.

(2). Melakukan pembinaan kemitraan berupa pendidikan dan pelatihan, pemasaran,

bantuan modal kerja, memproses jaminan kredit, pemantauan dan evaluasi pada

Mitra Binaan, pencatatan dan pembukuan transaksi yang terkait.

(3). Membuat laporan secara periodik (triwulan dan tahunan)

Kegiatan Program Kemitraan diberikan kepada Mitra Binaan dalam bentuk:

a). Pemberian Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva

tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan.

b). Pemberian pembinaan melalui pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran,

promosi untuk meningkatkan produktivitas mitra binaan. Dana pembinaan

bersifat hibah kepada mitra binaan. .46

Disamping dari alokasi bagian laba BUMN atau biaya, sumber pendanaan

Program Kemitraan yaitu pengambilan pinjaman dari mitra binaan dan jasa

administrasi (bunga) yang diteptakan sebesar 6% flat per tahun. Penggolongan

Kualitas Pinjaman ditetapkan dalam pasal 21 Peraturan Menteri BUMN Nomor

PER-09/MBU/07/2015 yaitu:

(a). Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman

tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau

jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari tanggal

jatuh tempo pembayaran angsuran sesuai dengan perjanjian yang berlaku.

(b). Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok

dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tiga puluh)

hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal

jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah

46 http://jdih.bumn.go.id/lihat/KEP-236/MBU/2003 (Diunduh pada 22 Februari 2019

Pukul 12:47 WIB).

Page 55: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

55

(c). Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok.

(d). Macet/piutang tak tertagih, apabila mitra binaan sudah terlambat membayar

angsuran lebih dari 270 hari.

b. Jobs Description and Job Spesification PKBL PTPN III Medan

Sebuah perusahaan besar maupun kecil tentunya sangat memerlukan adanya

organisasi perusahaan, yang menerangkan kepada seluruh karyawan untuk

mengerti tentang tugas dan batasan-batasan tugasnya, kepada siapa mereka

bertanggung jawab sehingga pada akhirnya aktivitas akan berjalan sistematis dan

terkoordinasi dengan baik dan benar. Dalam struktur organisasi PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan, sumber wewenangnya berasal dari Direktur

Utama selanjutnya didelegasikan kepada Direktur terkait yang terdiri dari vertikal

dan mencerminkan hubungan antara bagian-bagian yang horizontal.

Didalam Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sumber

wewenang berasal dari RUPS dan kemudian didelegasikan kepada Direktur

terkait yaitu: Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan

Direktur SDM & Umum. Berikut ini adalah uraian tugas Direksi PT. Perkebunan

Nusantara III (Pesero) Medan.47

1. Kepala bagian PKBL memiliki tanggung jawab:

(a). Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKAP, RKA, dan RKO bagian

PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan kebun/unit

agar rencana kerja dan anggaran terkendali.

(b). Mengevaluasi laporan pelaksanaan PKBL setiap triwulan, semester dan

tahunan dengan berpedoman pada Surat Edaran Menag BUMN No. SE-

433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja.

(c). Mengevaluasi penyaluran dana PKBL

dengan mempedomani Permen No. PER-09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli

2015 dan No. PER-03/mbu/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 agar dana

yang dimaksud tepat sasaran.

47

Yuliana Brutu, Laporan Magang (Uinsu, 2018) h. 9

Page 56: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

56

(d). Mengevaluasi penerimaan pengembalian

dana kemitraan dari para mitra binaan dengan cara membandingkan piutang

yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui

tingkat kemacetan piutang.

(e). Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara lain

dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan dan

mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat

waktu.

(f). Melakukan pemantauan, monitoring dan pembinaan. Hal ini dilakukan

terhadap mitra binaan antara lain dengan cara memberikan surat teguran

kepada Mitra Binaan untuk selanjutnya dapat dilakukan rescheduling/

reconditioning.

2. Kasubag Pembukuan, Keuangan/Admi Umum memiliki tanggung jawab:

a). Mempersiapkan data-data untuk penyusunan RKAP, RKA dan RKO Bagian

PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan kebun/unit

agar rencana kerja dan anggaran terkendali. RKAP, RKA dilaksanakan 1

(satu) bulan dalam 1 (satu) tahun dan RKO dilaksanakan 1 (satu) minggu

per triwulan.

b). Mempersiapkan laporan pelaksanaan PKBL setiap triwulan, semester dan

tahunan dengan berpedoman pada surat Edaran Meneg. BUMN No. SE-

433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja. Dilaksanakan 2 (dua) minggu per

triwulan.

c). Mempersiapkan dana untuk penyaluran PKBL dengan mempedomani

Permen

No. PER-09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 dan N0. PER-

03/MBU/12/

12/2016 tanggal 16 Desember 2016 agar dana yang dimaksud tepat sasaran.

Dilaksanakan 1 (satu) minggu setelah persetujuan SEVP Bidang SDM dan

Page 57: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

57

Umum. Pengadaan dan penyaluran bahan bantuan Program Bina Lingkungan

kepada masing-masing objek. Dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan.

3. Kasubag. Perencanaan & Pembinaan memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a). Membantu membuat/menyusun RKAP, RKA dan RKO Bagian PKBL

dengan cara melakukan koordinasi dengan Kepala Urusan Keuangan dan

Administrasi Umum agar rencana kerja dan anggaran terkendali.

b). Menerima dan menyeleksi proposal Kemitraan dan Bina Lingkungan setelah

di disposisi Kepala Bagian dan meneruskannya kepada Staf Urusan untuk

dikompilasi, disurvey/diarsip atau dikembalikan.

c). Merencanakan penyaluran dana PKBL

Selain jabatan di atas, masih banyak jabatan lain yang terdapat di bagain PKBL

yakni: Staf Subag. Perencanaan, Staf Subag. Pembinaan, Staf Subag. Keuangan, Staf

Subag. CSR, Krani CSR, Krani keuangan, Krani Perencaan (Program Kemitraan),

Pelayan Kantor, Sekretaris, Krani Umum/ Arsiparis (Operator), Krani Umum/

Arsiparis (ISO), Krani Keuangan (Tim Penagih), Krani Keuangan (Tim Penagih),

Krani Umum/Arsiparis (Operator), Krani Keuangan (Tim Penagih/Admin Bank &

Umum) yang memiliki tugas dan kewajiban tertentu.

Namun tetap ada beberapa staf yang merangkap tugas seperti krani keuangan yang

merangkap tugas membantu dalam mengerjakan RKAP dan RKA Bagian PKBL,

Membantu staf Urs. Keuangan untuk penyerahan barang/bahan bantuan program Bina

Lingkungan, hal tersebut membuktikan pembagian tugas belum dilakukan dengan baik

di PKBL. Dengan mempedomani Permen No. PER-09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli

2015 dan No. PER-03/Mbu/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 agar dana yang

dimaksud tepat sasaran.

c. Mekanisme Penyaluran Program Kemitraan

Setiap usaha kecil menengah (UKM) yang mengajukan permohonan untuk

menjadi Mitra Binaan (MB) harus mengirimkan proposal kepada kebun/unit sesuai

dengan wilayah kerja masing-masing, dengan syarat:

1. Permohonan proposal dengan persyaratan administrasi

a). Nama dan alamat calon Mitra Binaan (CMB).

Page 58: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

58

b). Nama dan alamat pemilik/pengurus unit usaha.

c). Surat keterangan kepala desa tentang keberadaan dan domisili.

d). Usaha/koperasi dan KUD yang bersangkutan.

e). Surat izin usaha perdagangan (SIUP), jika ada.

f). Surat izin tempat usaha (SITU), jika ada.

g). Nomor wajib pajak (NPWP), jika ada.

h). Tanda daftar usaha perdagangan (TDUP), jika ada.

i). Tanda daftar industri, jika ada.

j). Akta pendirian usaha, jika ada.

l). Surat keterangan dari kantor desa, jika ada.

m).Surat keterangan dari kantor dinas kesehatan, (jika ada produk usaha berbentuk

makanan).

n). Susunan pengurus (khusus untuk koperasi).

2. Bidang usaha

a). Photo lokasi usaha.

b). Pas photo calon Mitra Binaan 4X6 (suami/istri).

c). Photo copy Kartu Keluarga CMB.

d). Photo copy KTP suami/istri.

e). Photo copy jaminan yang diagunkan.

f). Pas photo ketua, sekretaris, dan bendahara (ksusus koperasi/KUD).

3. Permohonan proposal harus berisikan:

a). Penjelasan singkat tentang usaha yang bersangkutan.

b). Penjelasan singkat tentang pembiayaan dan keuangan dari usaha yang

bersangkutan.

c). Penjelasan singkat tentang hasil kerja serta penyerapan tenaga kerja di unit

usahanya.

Page 59: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

59

d). Penjelasan singkat tentang anggota (khsusus koperasi/KUD).

e). Pesarnya pinjaman yang diinginkan serta rencana penggunaan dana pinjaman

tersebut.48

Adapun mekanisme penyaluran program kemitraan setiap Usaha Kecil dan

Koperasi (UKK) yang harus dipenuhi calon Mitra Binaan adalah sebagai berikut:

1).Setiap usaha kecil yang ingin mengikuti program kemitraan harus memiliki

kekayaan bersih maksimal Rp. 200.000.00,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan tempat bangunan usaha.

2).Calon mitra binaa harus memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp.

1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).

3). Milik warga Negara Indonesia.

4). Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang.

5). Membentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum.

6). Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun serta mempunyai potensi

dan prospek untuk dikembangkan.

7). Usaha kecil yang belum memiliki kemampuan akses perbankan.

8). Usaha kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memiliki kaitan usaha

dengan BUMN Pembina. 49

Adapun tujuan dari diterapkannya seluruh persyaratan dan prosedur yang

telah ditetapkan adalah untuk mengurangi tingginya jumlah piutang tak tertagih yang

terjadi beberapa tahun terakhir yang dapat merugikan perusahaan.

Dengan aturan dan persyaratan tersebut diharapkan dapat dijadikan standar

untuk memilih calon Mitra Binaan yang layak untuk mendapat pinjaman modal dan

mampu untuk melunasi kewajibannya.

48

Arini, Prosedur Pemberian Kredit Mitra Binaan Pada PT.Perkebunan Nusantara III

Medan, (Tugas Akhir, USU, 2009) h, 23. 49

Ibid,. h, 24.

Page 60: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

60

4). Data Karyawan PKBL PTPN III (Persero) Medan.

Berikut adalah daftar Nama beserta Jabatan karyawan PKBL PTPN III (Persero)

Medan:

TABEL 4.1

Daftar Nama Karyawan dan Jabatan

No Nama Jabatan

1 Unang Kuswono Kepala Bagian PKBL

2 Syahmuda Oloan Harahap Ka Sub Bag Perencanaan dan Pembinaan

3 Hj. Chairunisa Lubis Ka Sub Bag Dan Umum

4 Hj. Nova Ariyani Effendi Staf Sub. Bag CSR

5 M. Yunan Jambak Staf Sub. Bag Pengembanngan

6 Jossy Fernando Hutabarat Staf Urusan Keuangan Dan Umum

7 Romji Staf Urusan Csr

8 Endriyani Catur Wulandari Staf Sub. Bag Umum

9 Thomas Pandapotan Staf. Sub Bag Perencanaan

10 Renpille Sinulingga Krani Keuangan dan Pembukuan

11 Ariadi Krani Kemitraan

12 Iwan Pramudia Krani Keuangan

13 Aminullah Krani Keuangan

14 Intan Siregar Krani Arisparis dan ISO

15 Oki Andi Krani Perencanaan

16 Evriansyah Nasution Krani Pembukuan

17 Suhartono Krani Keuangan

18 Eviar Nirza Sekretaris Kabag

19 Darman Saragih Opas Kantor

20 Ratih Purnama Suci Krani Keuangan

21 Ade Dermawan Krani CSR

22 Juli Krani Keuangan

23 Alpi Sahri Krani Keuangan

Page 61: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

61

24 Hamzah Sultoni Krani Perencanaan

5). Data Piutang PKBL Berdasarkan Sektor Usaha Mitra Binaan

Tabel 4.2

Daftar umur piutang

Tahun 2013

No Sektor Lancar

(< 30 hari)

Kurang Lancar

(>30 hari< 180

hari)

Diragukan

(<180hari<270 hari)

Tak Tertagih

(>270 hari) Jumlah

1. Perdagangan 27.261.812.049 4.079.801.728 1.485.130.839 9.319.954.877 42.146.699.493

2 Jasa 11.064.019.571 1.873.380.900 344.944.457 4.862.379.228 18.743.724.1556

3 Industri 3.190.097.222 586.198.194 126.028.054 2.169.096.371 6.071.419.841

4 Perusahaan 812.708.889 19.400.000 14.238.889 595.110.775 1.441.458.553

5 Perkebunan 257.523.333 1.025.000 - 290.681.850 549.230.183

6 Perikanan 734.446.667 28.163.889 200.003 295.909.590 1.058.720.149

7 Peternakan 2.010.885.222 36.356.956 16.016.538 354.738.222 2.417.996.938

8 Jumlah 45.931.492.953 6.623.326.667 1.986.558.780 17.887.870.913 72.429.249.313

9 Penyisihan

Piutang

(11.316.796.357) (1.631.883.362) (504.865.064) (17.887.870.913) (31.341.415.696)

10 Jumlah Akhir 34.614.696596 4.991.443.305 1.481.693.716 - 41.087.833.617

Sumber: Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan 2013. 50

Berdasarkan tabel 4.3 analisis umur piutang, dapat dilihat bahwa besarnya piutang

lancar 1-30 hari sebesar Rp. 45.931.492.953, untuk piutang kurang lancar yakni 30-180

hari sebesar Rp. 6.623.326.667, untuk piutang diragukan yakni 180-270 hari sebesar,

1.986.558.780, dan untuk piutang macet/tak tertagih yakni lebih dari 270 hari sebesar,

50 Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan, 2013, h. 14

Page 62: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

62

17.887.870.913. Dari analisis data piutang di atas dapat dilihat bahwa jumlah piutang tak

tertagih untuk tahun 2013 sangatlah tinggi. 51

Tabel 4.3

Daftar umur piutang

Tahun 2014

No Sektor Lancar

(< 30 hari)

Kurang lancar

(>30hari< 180hari)

Diragukan (<180hari<270hari)

Tak Tertagih

(>270 hari) Jumlah

1 Perdagangan 26.779.806.534 3.710.846.180 1.811.766.645 9.239.285.366 41.541.704.725

2 Jasa 12.344.394.572 1.949.821.438 533.523.683 5.117.530.648 19.945.270.341

3 Industri 3.119.633.333 885.567.639 293.528.054 2.099.053.587 6.397.782.613

4 Perusahaan 806.656.111 20.000.000 121.758.789 523.701.985 1.472.16.885

5 Perkebunan 368.384.444 1.025.000 - 290.681.850 660.091.294

6 Perikanan 683.130.000 17.447.222 200.003 332.298.479 1.033.075.704

7 Peternakan 2.474.358.0000 36.256.956 16.016.538 351.775.259 2.878.406.753

8 Jumlah 46.576.362.99994 6.620.964.435 2.776.793.712 17.954.327.174 73.928.448.315

9 Penyisihan

Piutang

(11.970.125.289) (1.701.587.860) (732.518.181) (17.954.327.174) (32.358.558.504)

10 Jumlah

Akhir

34.606.237.705 4.919.376.575 2.044.275.531 - 41.569.889.811

Sumber: Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan 2014.

Berdasarkan tabel 4.4 analisis umur piutang, dapat dilihat bahwa besarnya

piutang lancar 1-30 hari sebesar Rp. 46.576.362.99994, untuk piutang kurang

lancar yakni 30-180 hari sebesar Rp. 6.620.964.435, untuk piutang diragukan

yakni 180-270 hari sebesar, Rp. 2.776.793.712 , dan untuk piutang macet/tak

tertagih yakni lebih dari 270 hari sebesar, Rp. 17.954.327.174. Dari analisis data

51 Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan, 2014, h. 15

Page 63: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

63

piutang di atas dapat dilihat bahwa jumlah piutang tak tertagih untuk tahun 2014

sangatlah tinggi, bahkan mengalami peningkatan sebesar Rp. 66.456,261

dibandingkan dengan tahun 2013.

Tabel 4.4

Daftar Umur Piutang

Tahun 2015

No Sektor Lancar

(< 30 hari) Kurang lancar

(>30hari<180hari) Diragukan

(<180hari<270hari)

Tak Tertagih

(>270 hari) Jumlah

1 Perdagangan 26.372.115.187 4.404.351.731 2.121.194.428 2.887.826.394 35.785.487.740

2 Jasa 12.454.505.690 2.149.543.664 533.162.572 1.522.514.472 16.659.726.398

3 Industri 2.867.133.333 880.417.638 227.782.944 396.939.538 4.372.273.453

4 Perusahaan 675.617.073 20.000.000 121.408.789 61.237.228 878.263.150

5 Perkebunan 356.944.444 - - 189.009.461 545.953.905

6 Perikanan 741.046.670 16.922.222 200.003 118.101.856 876.270.751

7 Peternakan 2.118.663.556 295.555.556 14.016.538 18.333.333 2.446.568.983

8 Jumlah 45.586.025.953 7.766.790.811 3.017.765.274 5.193.962.342 61.564.544.380

9 Penyisihan

Piutang

(22.793.013) (26.407.089) (103.449.381) (5.193.962.342) (5.267.304.566)

10 Jumlah

Akhir

45.563.232.940 7.740.383.722 2.914.315.893 - 56.297.239.814

Sumber: Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan 2015.52

Berdasarkan tabel 4.5 analisis umur piutang, dapat dilihat bahwa besarnya

piutang lancar 1-30 hari sebesar Rp. 45.586.025.953, untuk piutang kurang lancar

yakni 30-180 hari sebesar Rp. 7.766.790.811, untuk piutang diragukan yakni 180-

270 hari sebesar, Rp. 3.017.765.274, dan untuk piutang macet/tak tertagih yakni

lebih dari 270 hari sebesar, Rp. 5.193.962.342. Dari analisis data piutang di atas

52 Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan, 2015, h. 14

Page 64: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

64

dapat dilihat bahwa jumlah piutang tak tertagih untuk tahun 2015 mengalami

penurunan yang cukup signifikan yakni sebesar Rp. 12.760.364.832

Tabel 4.5

Daftar Umur Piutang

Tahun 2016

No Sektor Lancar

(< 30 hari)

Kurang lancar

(>30hari< 180

hari)

Diragukan

(<180hari<270hari)

Tak Tertagih

(>270 hari) Jumlah

1 Perdagangan 25.954.974.491 6.507.768.398 2.224.144.428 7.497.697.395 42.184.584.712

2 Jasa 11.000.888.896 2.916.904.775 648.638.901 3.808.448.332 18.374.880.904

3 Industri 661.794.996 20.000.000 126.964.344 159.292.844 968.052.185

4 Perusahaan 3.215.883.333 852.667.638 296.255.166 963.717.316 5.328.523.453

5 Perkebunan 2.171.441.333 277.638.889 14.016.538 108.333.333 2.571.430.094

6 Perikanan 776.463.337 49.977.778 200.003 137.546.300 964.187.418

7 Peternakan 263.611.111 61.111.111 - 182.009.456 506.731.679

8 Jumlah 44.045.057.498 10.686.068.589 3.310.219.380 12.857.044.977 70.898.390.444

9 Penyisihan

Piutang

(303.910.897) (411.413.641) (317.781.061) (12.857.044.977) (13.890.150.575)

10 Jumlah Akhir 43.741.146.601 10.274.654.948 2.992.438.320 - 57.008.239.870

Sumber: Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan 2016.53

Berdasarkan tabel 4.5 analisis umur piutag, dapat dilihat bahwa besarnya

piutang lancar 1-30 hari sebesar Rp. 44.045.057.498, untuk piutang kurang lancar

yakni 30-180 hari sebesar Rp. 10.686.068.589, untuk piutang diragukan yakni

180-270 hari sebesar, Rp. 3.310.219.380, dan untuk piutang macet/tak tertagih

yakni lebih dari 270 hari sebesar, Rp. 12.857.044.977. Dari analisis data piutang

di atas dapat diketahui bahwa tahun 2016 kembali terjadi kenaikan jumlah piutang

53 Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan, 2016, h. 14

Page 65: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

65

tak tertagih yakni sebesar Rp. 7.663.082.635 dibandingkan tahun 2015, namun

tetap lebih rendah apabila dibandingkan dengan tahun 2013 dan tahun 2014.

Tabel 4.6

Daftar umur piutang

Tahun 2017

No Sektor Lancar

(< 30 hari) Kurang lancar

(>30hari< 180 hari) Diragukan

(<180hari<270hari)

Tak Tertagih

(>270 hari) Jumlah

1 Perdagangan 23.975.588.623 8.420.566.239 2.344.561.095 8.389.471.030 43.130.186.987

2 Jasa 11.327.975.608 3.840.793.664 667.745.906 3.705.730.217 19.542.245.394

3 Industri 823.319.996 20.000.000 126.964.344 299.848.399 1.270.132.740

4 Perusahaan 2.586.716.667 1.044.056.527 566.532.944 952.050.649 5.149.356.786

5 Perkebunan 2.062.768.556 277.638.889 14.016.538 176.111.111 2.530.535.094

6 Perikanan 759.518.889 34.005.556 200.003 272.824.081 1.066.548.529

7 Peternakan 96.111.111 42.777.778 - 300.065.012 438.953.901

8 Jumlah 41.631.999.450 13.679.838.652 3.720.020.829 14.096.100.500 73.127.959.431

9 Penyisihan

Piutang

(521.562.919) (757.575.921) (52.054.660) (14.096.100.500) (15.907.294.000)

10 Jumlah

Akhir

41.110.436.531 12.922.262.731 3.187.966.169 - 57.220.665.431

Sumber: Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan 2017.54

Berdasarkan tabel 4.5 analisis umur piutang, dapat dilihat bahwa besarnya piutang

lancar 1-30 hari sebesar Rp. 41.631.999.450, untuk piutang kurang lancar yakni 30-180

hari sebesar Rp. 13.679.838.652, untuk piutang diragukan yakni 180-270 hari sebesar,

Rp. 3.720.020.829, dan untuk piutang macet/tak tertagih yakni lebih dari 270 hari

sebesar, Rp. 14.096.100.500. Dari analisis data piutang di atas dapat diketahui bahwa

54 Laporan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan, 2017, h. 15

Page 66: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

66

tahun 2017 kembali terjadi peningkatan jumlah piutang tak tertagih yang cukup tinggi

yakni sebesar Rp. 1.239.055.523.

S

umb

er:

data

diola

h

Gambar 4.2 Grafik Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Sektor Usaha Mitra Binaan

Tahun 2013-2017

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa dari 7 (tujuh) sektor usaha Mitra

Binaan yang mendapat pinjaman modal dari PKBL PTPN III Medan bahwa sektor usaha

yang menyebabkan jumlah piutang tak tertagih tinggi adalah sektor perdagangan dengan

jumlah keseluruhan dari tahun 2013 sampai dengan 2017 adalah Rp. 37.334.235.062,

diurutan kedua adalah sektor usaha jasa dengan jumlah keseluruhan dari tahun 2013

sampai dengan 2017 adalah Rp. 19.016.602897, diurutan ketiga adalah sektor usaha

industri dengan jumlah keseluruhan dari tahun 2013 sampai dengan 2017 adalah Rp.

5.124.230.739. Selanjutnya adalah sektor pertanian dengan jumlah keseluruhan dari tahun

2013 sampai dengan 2017 adalah 3.095.817.953. Untuk sektor perikanan dengan jumlah

keseluruhan dari tahun 2013 sampai dengan 2017 adalah Rp. 1.156.680.306. selanjutnya

ada sektor usaha perkebunan dengan jumlah keseluruhan dari tahun 2013 sampai dengan

2017 adalah Rp. 1.054.817.605 dan diurutan terakhir adalah sektor usaha peternakan

dengan jumlah keseluruhan dari tahun 2013 sampai dengan 2017 adalah Rp. 887.656.882

perdagangan jasa industri pertanian perkebunan perikanan peternakan

Jumlah Piutang Macet/Tak Tertagih

Tahun 2013-2017

2013 2014 2015 2016 2017

Page 67: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

67

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Piutang merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah perusahaan, Bank,

maupun lembaga keuangan NonBank, maka dari itu piutang menjadi salah satu

komponen penting yang harus selalu diperhatikan oleh pihak perusahaan.55

Hal tersebut

dilakukan demi menjamin keberlangsungan piutang, maka periode piutang harus selalu

diperhatikan karena semakin lama waktu pelunasannya, maka akan semakin besar resiko

piutang tak tertagih yang akan dialami perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian

besar bagi perusahaan. Maka bagi pihak perusahan atau kreditur yang dapat

menyebabkan terjadinya piutang tak tertagih secara internal, perlu untuk memperhatikan

hal-hal yang berkaitan dengan pengajuan piutang, persetujuan piutang, pencairan dana

hingga pada tahap pengembalian piutang.

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan pada PKBL PTPN III Medan,

faktor-faktor penyebab terjadinya piutang tak tertagih disebabkan oleh faktor internal dan

faktor eksternal. Dimana faktor internal penyebab terjadinya piutang tak tertagih terdiri

dari lemahnya sistem administrasi kredit, lemahnya sistem informasi kredit dan

penyimpangan pelaksanaan prosedur kredit. Sedangkan faktor eksternal yang

menyebabkan terjadinya piutang tak tertagih terdiri dari debitur yang mengalami

penurunan kondisi ekonomi, kegagalan usaha debitur, debitur yang melarikan diri dan

debitur yang beritikad tidak baik untuk melunai kewajibannya.

Adapun pembahasan mengenai analisis faktor-faktor penyebab terjadinya piutang tak

tertagih pada bagian PKBL PT.Perkebuanan Nusantara III (Persero) Medan adalah

sebagai berikut:

1. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Secara Internal.

Faktor internal merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya piutang tak

tertagih pada bagian PKBL di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang

banyak menimbulkan kerugian, faktor internal ini terdiri dari lemahnya sistem

administrasi kredit dilakukan pihak PKBL, lemahnya sistem pengawasan kredit,

lemahnya sistem informasi kredit hingga kecurangan atau penyelewengan yang dilakukan

55

Nurazizah, Pengendalian Intern Piutang dalam Mengelola Piutang Macet (Studi Kasus

Pada PNPM Mandiri Kecamatan Medan Deras Kabupaten Batubara, (Skripsi, UINSU, 2018) h. 56

Page 68: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

68

ketika melakukan prosedur pelaksanaan kredit yang semuanya dilakukan dengan sengaja

ataupun tidak disengaja oleh pihak PKBL PTPN III Medan, yang terdiri dari:

a. Lemahnya Sistem Administrasi Kredit

Sistem adminitrasi kredit merupakan hal yang harus dilakukan dengan tepat dan

terarah. Sistem administrasi kredit merupakan seluruh rangkaian yang disusun untuk

aktivitas pengoperasian dan pengawasan kredit yang berhubungan dengan tujuan

perusahaan agar kredit yang diberikakan lebih efektif dan sesuai dengan hasil yang

direncanakan. Namun apabila sistem adminsitrasi krdit tidak dilaksanakan

sebagaimana mestinya, maka dapat dipastikan kredit yang diberikan akan bermasalah,

hal ini juga yang terjadi di bagian PKBL PTPN III Medan, dimana banyak terjadi

kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan sistem administrasi kredit yang terjadi,

adapun kesalahan-kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1). Tahapan permohonan kredit

Tahapan permohonan kredit merupakan tahapan yang harus dijalankan

dengan baik dan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan, jika peraturan

dan prosedur tersebut benar-benar diterapkan, maka sudah pasti tidak akan ada

piutang tak tertagih, mengingat bahwa peraturan tersebut mengharuskan kreditur

menganalisa dan mengenali dengan sebaik-baiknya calon Mitra Binaan, namun

pada kenyataan dilapangan banyak dari pihak PKBL PTPN III Medan yang tidak

menerapkan prosedur tahapan kredit dengan baik.

Contohnya untuk hal akses perbankan, disalah satu tahapan permohonan

kredit ditetapkan bahwa calon Mitra Binaan belum atau tidak sedang mendapat

pinjaman dari lembaga keuangan seperti Bank, namun pada kenyataanya ada

beberapa Mitra Binaan yang sudah meminjam modal usaha ke Bank dan merasa

kekurangan modal sehingga meminjam lagi kepada PKBL PTPN III Medan, hal

inilah yang dapat memicu terjadinya piutang tak tertagih karena terlalu banyak

cicilan yang harus dilunasi oleh Mitra Binaan dan merupakan kesalahan pihak

PKBL sehingga Mitra Binaan yang sudah melakukan pinjaman modal ke Bank

masih mendapat pinjaman dana kemitraan.

Page 69: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

69

Selanjutnya berkaitan dengan persyaratan usia usaha yang diterapkan pada

tahapan permohonan kredit, bahwa Mitra Binaan yang ingin mendapatkan bantuan

modal harus memilki usaha yang sudah berusia satu tahun atau lebih, namun

faktanya masih banyak usaha Mitra Binaan yang usahanya bahkan belum berusia

satu tahun, dimana usaha itu sendiri dimulai dengan modal awal yang berasal dari

dana kemitraan PKBL. 56

2). Tahap analisis kredit

Pada tahap ini hal yang seharusnya dilakukan oleh kreditur adalah dengan

menganalisa calon Mitra Binaan metode 5C yakni character, capacity, capital

collateral dan condition calon Mitra Binaan. Namun pada faktanya dilapangan

tahap analisis tersebut tidak dilakukan secara komprehensif oleh pihak PKBL

PTPN III (Persero) Medan ketika melakukan prosedur pelaksanaan kredit, yang

memicu terjadinya piutang tak tertagih.

Dalam hal ini seharusnya analisa yang dilakukan pihak PKBL haruslah

dilakukan dengan benar sesuai prosedur dengan mengenali kemampuan, kapasitas,

modal, jaminan/agunan serta kondisi ekonomi si calon Mitra Binaan, agar pada

tahap persetujuan kredit tidak salah mengambil tindakan yang menyebabkan

terjadinya piutang tak tertagih.

3). Tahap keputusan kredit

Setelah tahap-tahap sebelumnya dilakukan, tibalah pada tahap keputusan

kredit. Pada tahap inilah ditentukan apakah Mitra Binaan berhak mendapatkan

pinjaman modal dari pihak PKBL atau tidak. Pada tahap ini pihak PKBL harus

mengikuti prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dan benar-benar mengenali

calon Mitra Binaan bukan hanya berdasarkan identitas saja tanpa memperhatikan

metode 5C, namun pada kenyataanya metode tersebut tidak benar-benar diterapkan

sehingga dengan mudah kreditur memberikan bantuan modal kepada Mitra Binaan

yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria untuk mendapat pinjaman modal tersebut

dan akhirnnya menyebabkan timbulnya piutang tak tertagih.

56 Wawancara dengan Intan Siregar Pada Jumat 12 Juli 2019 Pukul 10.12 WIB

Page 70: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

70

Sebagaimana menurut Narasumber, karakter Mitra Binaan yang

menyebabkan timbulnya piutang tak tertagih, adalah:

a). mitra binaan yang sulit untuk ditemui.

b). Mitra Binaan yang hanya janji-janji saja untuk membayar utang.

c). Status kepemilikan rumah bukan milik sendiri sehingga ketika akan dilakukan

penagihan Mitra Binaan sudah tidak ada ditempat.

d). Mitra binaan tidak memiliki pendapatan tetap.57

Dengan karakter Mitra Binaan tersebut dapat dipastikan jumlah piutang tak

tertagih pada PKBL PTPN III medan juga akan terus bertambah, namun hal tersebut

tidak terlepas dari kesalahan karyawan PKBL yang terkesan hanya memilih calon

Mitra Binaan sembarangan tanpa memperhatikan prosedur dan metode 5C yang

seharunya diutamakan dalam pemilihan calon Mitra Binaan dengan tujuan utama

untuk mengejar target tanpa mempertimbangkan resiko yang menyebabkan tingginya

tingkat piutang tak tertagih.

4). Tahapan pengikat kontrak jaminan

Pada bagian PKBL PTPN III Medan awalnya tidak menerapkan sistem

pengikatan kontrak jaminan mengingat bahwa bagian PKBL PTPN III (Persero) Medan

merupakan organisasi nirlaba, namun melihat begitu tingginya tingkat piutang tak

tertagih maka pihak PKBL PTPN III Medan menerapkan suatu kebijakan yakni sistem

pengikatan kontrak, dengan jaminan SK Camat atau Sertifikat hak milik untuk

menekan jumlah piutang tak tertagih.

Namun demikian jumlah piutang tak tertagih tetap tinggi dikarenakan

pengeksekusian jaminan mitra binaan dilakukan sangat lama dan melalui proses yang

panjang meskpiun pelanggaran yang dilakukan Mitra Binaan sudah cukup lama, hal

tersebut membuat Mitra Binaan menjadi nakal dan lalai untuk melunasi kewajibannya.

57

Wawancara dengan Intan Siregar Pada Jumat, 12 Juli 2019 Pukul 10:12

Page 71: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

71

5). Tahapan pelunasan pemberian kredit

Pada tahap terakhir ini dalam pelunasan pemberian kredit pada bagian PKBL

PTPN III Medan dapat dilakukan dengan transfer Bank langsung ke rekening PTPN

III/PUKK AC, melakukan pembayaran langsung ke Kebun/Unit terdekat, atau

melakukan pembayaran langsung ke kantor pusat PKBL PTPN III Medan di Jalan Sei

Batanghari Medan.

b. Lemahnnya Sistem Pengawasan Kredit

Adapun sistem pengawasan administrasi dan pengawasan kredit pada bagian

PKBL PTPN III Medan adalah sebagai berikut:

1. Rencana organisasi

Untuk pembagian tugas atau jabatan pada bagian PKBL PTPN III Medan

sebenarnya sudah cukup baik, namun masih ada beberapa karyawan atau staf yang

merangkap tugas seperti krani keuangan yang merangkap tugas membantu dalam

mengerjakan RKAP dan RKA bagian PKBL, membantu Staf Urs. Keuangan untuk

penyerahan barang/bahan bantuan program Bina Lingkungan, hal tersebut

membuktikan pembagian tugas belum dilakukan dengan baik di PKBL. Dengan

adanya perangkapan tugas tersebut dapat menyebabkan terjadinya manipulasi data

dan penyalahgunaan wewenang. Karena pada dasarnya tujuan pemisahan tugas tidak

hanya dapat mencegah adanya manipulasi data, namun juga dapat menjadi salah satu

cara untuk saling mengecek pekerjaan para karyawan satu sama lain.

Untuk itulah seharusnya bagian PKBL PTPN III Medan harus menyusun

rencana oganisasi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta pembagian

tugas harus diberikan kepada karyawan sesuai dengan bidangnya masing-masing,

agar tidak terjadi perangkapan tugas yang menyebabkan manipulasi data dan

penyalahgunaan wewenang.

2. Metode-metode dan prosedur pengamanan harta kekayaan perusahaan

PKBL PTPN III Medan masih kurang teliti dalam hal mengotorisasi

aplikasi kredit yang menyebabkan piutang tak tertagih. Sebaiknya perusahaan harus

benar-benar teliti dalam memperhatikan dan menjalankan aktivitasnya sesuai dengan

Page 72: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

72

prosedur yang ditetapkan perusahaan, guna menjaga dan melindungi harta kekayaan

perusahaan.

3. Personalia

PKBL PTPN III Medan masih terdapat adanya perangkapan tugas,

meskipun penyusunan prosedur dan organisasi yang cukup baik, namun jika masih

terdapat perangkapan tugas maka akan berdampak negatif bagi perusahaan.

Sebaiknya bagian PKBL PTPN III Medan harus memberikan wewenang dan

tanggung jawab kemampuan karyawannya. Sehingga penyimpangan dan kejadian

yang dapat merugikan perushaan dapat diminamilisir.

Karena dengan sistem pengawasan kredit yang dijalankan dengan baik

diharapkan dapat memperkecil permasahan dalam perusahaan. Dimana loyalitas dan

kejujuran dari seluruh oknum yang menjalankan operasi dalam pengawasan kredit

haruslah tinggi serta rasa memiliki yang besar layaknya prusahaan sendiri yang dapat

meningkatkan profesionalisme dan rasa kekompakan serta kerjasama yang baik

sehingga dapat meningkatkan kemajuan perusahaan.

c. Lemahnya Sistem Informasi Kredit

Pada PKBL PTPN III Medan, berdasarkan penuturan Ibu Anggi selaku Mitra

Binaan masih banyak Mitra Binaan yang belum memahami bahkan kurang

mengetahui informasi mengenai perkreditan, seperti prosedur permohonan kredit,

syarat-syarat yang harus dipenuhi jika ingin mendapat pinjaman modal beserta

jaminan hal tersebut disebabkan kurangnya komunikasi antara pihak kreditur dengan

pihak debitur, dimana kreditur hanya menyerahkan formulir tertulis yang berisi

dengan persyaratan tanpa menjeleskan lebih rinci dan detail tentang persyaratan

kredit terebut.58

Selain itu banyak mitra binaan yang kesulitan melakukan

pembayaran cicilan karena tidak paham transfer cicilan melalui Bank, dalam hal ini

pihak PKBL seharusnya memberikan pengarahan lebih mendalam tentang tata cara

pembayaran melalui Bank mengingat masih banyak Mitra Binaan yang buta akan

teknologi.

58

Wawancara dengan Ibu Anggi selaku Mitra Binaan PKBL PTPN III Medan pada

Jumat, 2 Agustus 2019

Page 73: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

73

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, seharusnya pihak debitur

memberikan pengarahan yang lebih dalam dan detail mengenai sistem perkreditan

kepada debitur, bagaimana prosedur yang seharusnya dijalankan dan ditaati oleh

debitur sampai debitur paham betul mengenai kredit terutama dalam hal sanksi yang

diberikan jika Mitra Binaan melakukan pelanggaran, dengan tujuan agar Mitra

Binaan paham betul mengenai kredit dan akan berdampak terhadap ketaatan debitur

membayar kewajibannya tepat waktu.

d. Penyimpangan Dalam Pelaksanaan Prosedur Kredit

Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur kredit merupakan hal yang sering

dilakukan oleh lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang penyaluran dana baik

lembaga Bank maupun NonBank dengan melakukan pelanggaran terhadap pedoman

dan tata cara pemberian kredit. Akibatnya dalam pemberian kredit tidak sesuai

dengan prosedur perkreditan yang berdampak terhadap hambatan dalam

pengembalian kredit. Selain itu juga, sering terjadi kecurangan seperti kolusi dimana

calon Mitra Binaan akan menjajikan imbalan tertentu kepada karyawan yang

melaksanakan observasi dengan harapan agar permohonan kredit diajukan dapat

disetujui yang menyebabkan penyeleksian calon mitra binaan tidak subjektif dan

akal-akalan. 59

Selain itu terdapat beberapa keluarga dari karyawan yang sebenarnya tidak

memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman modal, namun meminta agar

permohonan kreditnya disetujui yang menyebabkan timbulnya nepotisme.

2. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Piutang Tak Tertagih Secara

Eksternal

a. Penurunan Kegiatan Ekonomi

Penurunan kegiatan ekonomi menjadi salah satu hal yang menyebabkan

terjadinya piutang tak tertagih pada PKBL PTPN III Medan. Bagaimana hal ini

mejadi faktor eksternal adalah ketika biaya hidup terus meningkat, sementara usaha

yang dirintis tidak mengalami perkembangan sehingga menyebabkan Mitra Binaan

mengalami defisit dan berimbas kepada ketidakmampuan Mitra Binaan melakukan

59

Wawancara dengan Ibu Intan Siregar Pada Jumat, 12 Juni Pukul 10:38

Page 74: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

74

penunggakan pembayaran, bahkan tidak mampu melunasi keawjibannya yang

menimbulkan tingginya piutang tak tertagih yang dialami pihak PKBL PTPN III

(Persero) Medan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Anggi pada 2 Agustus

2019 selaku Mitra Binaan yang mendapat pinjaman modal usaha dari PKBL PTPN

III Medan, penyebab penurunan kegiatan dan kondisi ekonomi yang menyebabkan

Mitra Binaan menunggak adalah karena Mitra Binaan yang sedang mengalami

kesulitan keuangan, menggunakan uang modal yang seharusnya digunakan untuk

mengembangkan usaha mereka, justru digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari, hal ini tidak terlepas dari debitur yang tidak memiliki pendapatan tetap

sementara biaya untuk keperluan rumah tangga terus meningkat, sehingga

menjadikan modal usaha yang didadapat dari PKBL dipakai untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari.60

Hal tersebut menjadi salah satu penyebab tingginya piutang tak tertagih dan

merupakan sebuah bukti bahwa pihak PKBL PTPN III kurang cermat dan teliti

dalam menganalisis dan memilih calon debitur, untuk memastikan kelayakan kredit

serta persetujuan pemberian kredit kepada setiap calon Mitra Binaan.

b. Kegagalan Usaha Debitur

Faktor selanjutnya yang menjadi penyebab piutang tak tertagih adalah

kegagalan usaha debitur yang disebabkan ada beberapa Mitra Binaan yang tidak

mampu menerapkan sistem manajemen yang baik untuk mengelola keuangan mereka

seperti pencatatan keluar masuk kas, strategi-starategi pengembangan bisnis. Selain

itu ada juga keluhan beberapa debitur kepada pihak PKBL bahwa mereka mengalami

kesulitan dalam hal memasarkan produk usaha, yang berakibat terhadap rendahnya

pendapatan dari usaha mereka dan berakibat pada kegagalan usaha yang mereka

tekuni.

Selain beberapa hal di atas penyebab lainnya adalah usaha yang dijalankan

Mitra Binaan kalah saing dengan usaha lain baik dari mesin produksi hingga kualitas

barang dagangan dengan perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan peralatan-

60

Wawancara dengan Ibu Anggi selaku Mitra Binaan PKBL PTPN III Medan pada

Jumat, 2 Agustus 2019.

Page 75: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

75

peralatan produksi yang lebih modern. 61

Selain itu pemicu gagalnya usaha debitur

dikarenakan ada beberapa debitur yang sangat tertutup ketika tahap pelaksanaan

prosedur kredit sehingga pembinaan tidak dapat dilakukan secara optimal dan Mitra

Binaan kurang memahami strategi bisnis dengan baik.

Dalam hal ini seharusnya pihak PKBL memberikan solusi untuk setiap

keluhan yang dialami oleh pihak debitur. Sebenarnya, pihak PKBL sudah

memberikan pengarahan dan pelatihan mengenai manajemen dasar, namun hanya

sekilas ketika penyerahan dana kemitraan, namun tidak secara mendetail tentang cara

bagaimana memanajemen usaha agar lebih maju serta strategi-strategi bisnis yang

baik, dan tidak ikut serta mencari solusi untuk permaslahan kesulitan pemasaran

yang dialami Mitra Binaan. Jika pihak PKBL lebih peduli untuk permasalahan-

permasalahan tersebut, maka usaha yang ditekuni Mitra Binaan akan berkembang

pesat dan terhindar dari kegagalan.

c. Debitur Melarikan Diri

Debitur yang tidak memiliki itikad baik untuk melakukan pembayaran hingga

debitur yang melarikan diri merupakan penyebab besarnya jumlah piutang tak

tertagih. Debitur yang melarikan diri biasanya adalah debitur yang mendapat

pinjaman modal sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), karena dengan

jumlah pinjaman modal yang kecil debitur tidak perlu menyertakan agunan.

Pada tahap penyeleksian kredit, debitur beritikad sangat baik dengan segala

upaya ntuk mendapatkan kredit dan melakukan pembayaran cicilan dengan rutin

sampai dengan 2 (dua) hingga 4 (empat) bulan usia kredit, setelah itu debitur mulai

lalai dalam pembayaran bahkan terjadi penunggakan lebih dari 270 hari, ketika pihak

PKBL akan melakukan penagihan secara langsung yakni dengan kunjungan

personal, Mitra Binaan sudah lama pindah atau melarikan diri. Selain itu ada juga

beberapa mitra binaan yang sejak awal periode sebelum jatuh tempo sudah

melakukan itikad yang tidak baik dengan melarikan diri untuk menghindari tanggung

jawab. Debitur biasanya melakukan penipuan untuk mempermudah debitur

melarikan diri dengan mengatasnamakan orang lain.

61

Wawancara dengan Ibu Ratih Pernama Suci pada jumat 12 Juli pukul 10:49.

Page 76: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

76

Hal tersebut seharusya menjadi pembelajaran bagi pihak PKBL PTPN III

Medan, untuk lebih cermat lagi dalam hal memilih calon Mitra Binaan dengan

memastikan secara pasti kemampuan calon Mitra Binaan dalam melakukan

pembayaran dan mengutamakan Mitra Binaan yang memiliki rumah dengan status

kepemilikan sendiri demi meminimalisir faktor penyebab piutang tak tertagih

dikarenakan debitur yang melarikan diri.

Terlepas dari tingginya jumlah piutang tak tertagih yang dialami oleh PKBL

PTPN III (Persero) Medan, namun sejauh ini PKBL PTPN III Medan sudah

sangat banyak memberikan manfaat sebagai bentuk pengabdian kepada negeri

selaku bagian dari BUMN. Adapun bentuk-bentuk manfaat yang dirasakan

langsung oleh Mitra Binaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terserapnya tenaga kerja khsusnya di lingkungan Mitra Binaan

2. Mitra Binaan yang terhindar dari ijon (rentenir)

3. Mitra Binaan berusaha meningkatkan kualitass produksinya

4. Terwujudnya hubungan yang lebih humoris dengan masyarajat disekitar PTPN

III Medan sehingga diharapkan terwujudnya zero complain.62

5. Beberapa Mitra Binaan dapat menunjukkan pengembangan bisnisnya dan

mampu menembus pasar luar Negeri (Singapura dan Malaysia).

62

Wawancara dengan Ibu Ratih Purnama Suci, Krani Keuangan Pada Jumat 12 Juli

Pukul 11:02

Page 77: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penelitian yang telah dilakukan pada

bab-bab sebelumnya, baik ditinjau dari segi teoritis maupun dari apa yang ditinjau

langsung ke bagian PKBL PTPN III (Persero) Medan, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa faktor-faktor internal penyebab piutang tak tertagih adalah faktor yang berasal

dari dalam perusahaan (pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan selaku kreditur yang

terdiri daari lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit yang terjadi

dikarenakan pihak kreditur tidak melaksankan sistem tersebut berdasarkan prosedur

yang telah ditentukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan (pihak

PKBL PTPN III (Persero) Medan selaku kreditur adalah:

a). Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit yang terjadi dikarenakan

pihak kreditur tidak melaksanakan sistem tersebut berdasarkan prosedur yang

terlah ditentukan.

b). Lemahnya sistem informasi kredit juga merupakan penyebab terjadinya

piutang tak tertagih secara internal. Hal ini terjadi karena pihak PKBL

jarang sekali memberikan edukasi dan penyuluhan yang berkaitan dengan

sistem informasi kredit bagai dengan baik kepada Mitra Binaan.

c). Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur pemberian kredit hal ini biasanya

terjadi ketika ada Mitra Binaan yang sebenarnya tidak layak mendapat

pinjaman modal, namun menawarkan imbalan tertentu kepada pihak PKBL

agar permohonan kredit yang diajukan dapat diterima.

2. Faktor-faktor eksternal penyebab terjadinya piutang tak tertagih adalah faktor

yang berasal dari luar perusahaan dalam hal ini adalah Mitra Binaan yang

mendapat pinjaman modal dari PKBL PTPN III (Persero) Medan yang terdiri

dari:

a). Mitra Binaan mengalami penurunan kondisi ekonomi. Hal ini disebabkan

besarnya kebutuhan hidup sehari-hari sementara usaha yang dijalankan tidak

Page 78: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

78

mengalami perkembangan, sehingga menyebabkan Mitra Binaan mengalami

defisit dan tidak mampu melunasi kewajibnnya.

b). Kegagalan usaha debitur. Kegagalan usaha yang dialami debitur ini terjadi

karena ketidak mampuan debitur dalam mengelola usaha yang dijalankan baik

dari segi manajemen ataupun strategi bisnis.

c). Debitur melarikan diri. Hal ini merupakan hal yang menyebabkan tingginya

piutang tak tertagih karena debitur yang tidak memiliki itikad baik dan enggan

melunasi kewajibannya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis pada kesimpulan di atas yang

berkaitan dengan permasalahan yang dialami pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan

maka penulis akan memaparkan saran yang mungkin akan berguna bagi pihak PKBL

PTPN III (Persero) Medan dalam menghadapi permasalahan yang sedang dialami.

1. Pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan, seharusnya lebih selektif lagi dalam

menganalisis kelayakan kredit calon Mitra Binaan denga lebih memperhatikan 5C

yakni menganalisis dengan baik karakter (character) calon Mitra Binaan, kondisi

ekonomi (condition of economy) dari calon Mitra Binaan, modal (capital),

jaminan/agunan (collateral), dan kapasitas (capacity)

2. Untuk memilih calon Mitra Binaan harus menggunakan prinsip kehati-hatian dalam

memberikan fasilits pemberian kredit, mengingat penanganan terhadap piutang tak

tertagih membutuhkan biaya yang cukup besar.

3. Pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan sebaiknya menjelaskan secara langsung dan

mendetail kepada calon Mitra Binaan tentang kredit baik itu peraturan, maupun

sanksi yang diberikan jika melakukan pelanggaran, sehingga hal ini mungkin akan

berdampak kepada ketaatan Mitra Binaan dalam melunasi kewajibannya.

4. Sebaiknya pihak PKBL PTPN III menerapkan sistem pengawasan internal yang

baik agar karyawan menjalankan tugas termasuk dalam hal pemilihan calon

Mitra Binaan sesuai prosedur dan peraturan yang ditetapkan. Serta memberikan

sanksi yang tegas terhadap karyawan yang melanggar peraturan dan tidak jujur.

Page 79: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. Sistem Pengendalian Manajemen, Yogakarta: YKPN. 2000.

Andrianto. Implementasi Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan

Pada PT. PELINDO III Surabaya. vol 1. no 2. 2017.

Arini, Prosedur Pemberian Kredit Mitra Binaan Pada PT.Perkebunan

Nusantara III Medan. Tugas Akhir, USU, 2009.

Baridwan, Zaki. Intermediete Accounting, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE.

2004.

Faisal Hakim Nasution, Pengaruh Piutang Program Kemitraan dan Bina

(PKBL) Terhadap Biaya Operasional PTPN II (Persero) Medan.

Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonmi. Universitas Sumatera

Utara. Medan. 2013

Hery. Akuntansi Keuangan Menengah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009

http://jdih.bumn.go.id/lihat/KEP-236/MBU/2003, Diunduh pada 22

Februari 2019 Pada Pukul 12:47 WIB.

Joko Subagyo. Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Aneka

Cipta, 2011.

Kasmir. Dasar-Dasaar Perbankan, Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003.

---------. Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN III Medan,

2018.

---------. Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan&CSR, 2018.

Harjito, Agus dan Martono, Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Ekonisia,

2007.

Nayla, P. Akifa, Dasar-Dasar Akuntansi Perkantoran Yogyakarta: Laksana,

2013.

Pandiangan, Roristua. Buku Pintar Akuntansi dan Pengendalian Usaha,

Yoryakarta: Laksana, 2014.

Riswan. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar dalam Penilaian Kinerja

Keuangan Pada PT. Budi Satria Wahana Motor. Vol.5, No. 1, Maret,

2014.

Page 80: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

80

Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan, Yogyakarta:

BPFE, 2013.

Rudianto. Akuntansi Manajemen, Yogyakarta: Grasindo, 2009.

Sinambela, Elizar, dkk,. Pengantar Akuntansi, Medan: Perdana Publishing,

2016.

Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5 Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Suyatno, Thomas. Dasar-Dasar Perkreditan, Jakarta: PT. Gramedia, 2007.

Page 81: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

81

Lampiran Wawancara

A.Variabel Faktor Internal

1. Apa tujuan didirikannya bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT.

Perkebunan Nusantara (Persero) III Medan?

2. Apa fungsi didirikannya bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT.

Perkebunan Nusantara (Persero) III Medan?

3. Berapa jumlah pinjaman modal usaha yang ditawarkan oleh Mitra Binaan agar

mendapat pinjaman modal dari bagian PKBL PTPN III (Persero) Medan?

4. Syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh Mitra Binaan agar mendapat pinjaman

modal dari bagian PKBL PTPN III (Persero) Medan?

5. Apakah banyak dari pelaku UKM (Mitra Binaan) yang mendapat pinjaman

modal dari bagian PKBL yang tidak melunasi kewajibannya?

6. Apakah sistem pengawasan kredit sudah dilakukan dengan benar oleh pihak

PKBL PTPN III Medan?

7. Bagaiamana sistem administrasi kredit yang diterapkan, apakah sudah berjalan

dengan baik?

8. Berkaitan dengan sistem informasi kredit, apakah pihak kreditur sudah

memberikan edukasi dan pengarahan yang baik tentang perkereditan?

9. Apakah ada kemungkinan pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan melakukan

kecurangan pada saat melaksanakan prosedur pelaksanaan kredit?

10. Diantara faktor internal tersebut, hal apakah yang paling mempengaruhi piutang

tak tertagih pada bagian PKBL PTPN III (Persero) Medan?

11. Apakah ada karyawan yang merasa keberstsn tentag sistem admisnistrasi kredit

yang diterapkan?

12. Bagaiamana tanggapan Mitra Binaan terhadap sistem informasi dan sistem

pengawasan kredit yang ditapkan oleh pihak PKBL PTPN III Medan?

13. Sejauh apa peranann sistem administrasi kredit mencegah besarnya jumlah

piutang tak tertagih yang terjadi?

14. Apakah semua karyawan PKBL menjalankan prosedur pelaksanaan redit dengan

baik?

Page 82: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

82

15. kesulitan apa yang dihadapi pihak PKBL dalam menerapkan sistemadministrasi

kredit?

B. Variabel Faktor Eksternal

1. Sejak kapan Ibu meminjam modda dari PKBL PTPN III Medan dan berapa

jumlah dana kemitraan yang Ibu peroleh?

2. Setelah mendapat bantuan dari pihak PKBL PTPN III Medan, apakah usaha yang

Ibu geluti mengalami peningkatan, terutama dalam hal pendapatan?

3. Apakah Ibu pernah mengalami kegagalan usaha yang menyebabkan Ibu kesulitan

dalam membayar kewajiban?

4. Upaya apa yang dilakukan pihak PKBL dalam menghadapi debitur yang tidak

mampu membayar kewajibannya karena kegagalan usaha tersebut?

5. Sejauh ini apakah Ibu tau bahwa banyak debitur yang melarikan diri karena tidak

mampu melaksanakan kewajibannya?

6. Apakah ada keringanan yang diberikan pihak PKBL PTPN III Medan kepada

UKM yang melakukan penunggakan pembayaran utang karana kegagalan

usaha?

7. Apakah ada keringanan yang diberikan pihak PKBL PTPN III Medan kepada

UKM yang melakukan penunggakan pembayaran utang karena mengalami

kesulitan ekonomi?

8. Sanksi apa yang diterapkan bagi pelaku UKM yang memiliki saldo piutang tak

tertagih atau terlambat dalam melunasi kewajibannya?

9. Bagaimana cara Ibu terus bisa bertahan dengan usaha ini sementara persaingan

usaha di sektor perdagangan cukup tinggi?

10. Apakah Ibu pernah terlambat dalam membayar utang?

11. Seandainya Ibu tidak mampu melunasi kewajiban sehingga pihak PTPN III

Medan akan mengeksekusi agunan milik Ibu, apakah yang Ibu lakukan?

12. Apakah Ibu paham betul tentang apa itu sistem administrasi kredit, dan apakah

pihak PKBL PTPN III Medan sudah menejlaskannya secara jelas kepada Ibu ?

Page 83: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

83

C. Variabel Piutang Tak Tertagih

1. Upaya apa yang dilakukan pihak PKBL PTPN III Medan dalam menyelesaikan

permasalahan piutang tak tertagih ?

2. Ketika ada pelaku UKM yang mendapat pinjaman diatas 25 juta dengan jaminan

SK camat dan tidak mampu melunsi seluruh kewajibannya, apa yang pihak PKBL

PTPN III (Persero) Medan lakukan terhadap jaminan tersebut?

3. Antara faktor internal dan faktor eksternal, manakah yang paling banyak

menyebabkan terjadinya piutang tak tertagih?

4. Upaya apa yang dilakukan pihak PKBL PTPN III Medan untuk mengurangi

tingginya tingkat piutang tak tertagih?

5. Apakah upaya yang dilakukan tersebut dapat membantu mengurangi tingginya

jumlah piutang tak tertagih?

6. Apa yang dilakukan pihak PKBL untuk mengatasi debitur nakal yang sebenarnya

mampu membayar namun tetap menunggak?

7. Apakah pihak PKBL menanggapi dengan baik setiap keluhan Mitra Binaan yang

berkaitam dengan lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit?

8. Apakah ada Mitra Binaan yanag keberatan dengan tingkat suku bunga 6% yang

ditetapkan Mitra PKBL yang menyebabkan besarnya biaya cicilan sehingga

berpengaruh terhadap piutang tak tertagih?

9. Untuk faktor internal penyebab piutang tak tertagih, hal apa yang paling sulit

diatasi pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan?

10. Untuk faktor eksternal penyebab piutang tak tertagih, permasalahan apa yang

paling sulit untuk diatasi pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan?

11. Apakah ada mitra Binaan yang mengalami musibah seperti usaha yang terkena

bencana alam sehingga menimbulkan kerugian dan kegagalan Mitra Binaan?

12. Apakah ada keringan yang diberikan jika kegagalan usaha debitur disebabkan

adanya benacana alam atau musibah lain seperti kebakaran?

13. Bagaiamana pihak PKBL mencegah terjadinya piutang tak tertagih baik secara

internal maupun eksternal?

Page 84: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

84

14. Sejauh ini dengan jumlah piutang tak tertagih yang cukup besar, apakah ada

kemungkinan bagian PKBL PTPN III Medan akan berhenti menjalankan program

ini?

15. Apakah manfaat positif yang telah diberikan PKBL terhadap kemajuna usaha

Mitra Binaan?

Page 85: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

85

Lampiran Jawaban Wawancara

A. VARIABEL FAKTOR INTERNAL

1. Pertanyaan :‟‟ Apa tujuan didirikannya bagian Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara (Persero) III Medan?‟‟

Jawaban :‟‟Jadi kan dek, PKBL ini dibentuk untuk khusus membantu para

pelaku UKM yang berada disekitar lingkungan perusahaan untuk

mengembangkan usaha sebagai bentuk kepedulian BUMN

dengan menyisihkan sebesar 1% sampai 4% laba perusahaan‟‟.

2. Pertanyaan :‟‟Apa fungsi didirikannya bagian Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara (Persero) III Medan?‟‟

Jawaban :‟‟Sama seperti yang ibu bilang sebelumnya PKBL ini dibentuk

dengan fungsi membantu masyarakat yang ada disekitar

lingkungan perkebunan yang tidak memiliki cukup modal dan

tidak memiliki akses pinjaman ke Bank untuk mengembangkan

usaha mereka, dan sebagai bentuk kepedulian kita sebagai bagian

dari BUMN‟‟

3. Pertanyaaan :‟‟Berapa jumlah pinjaman modal usaha yang ditawarkan agar

mendapat pinjaman modal dari begian PKBL PTPN III (Persero)

Medan?

Jawabann : „‟Untuk jumlah pinjaman yang kita tawarkan bervariasi

jumlahnya, mulai dari Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah)

hingga Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tergantung

dengan kemampuan Mitra Binaan membayar cicilan‟‟

4. Pertanyan :”Syarat apa saja yang harus dipenuhi calon Mitra Binaan agar

mendapat bantuan modal dari PKBL?‟‟

Jawaban :‟‟ Kalau untuk persyaratannya ya sudah ada prosedur dan apa-

apa saja yang harus dipenuhi calon mitra binaan dan itu sudah

kita cantumkan secara rinci didalam surat perjanjian dek‟‟

Page 86: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

86

5. Pertanyaan :‟‟Apakah banyak dari pelaku UKM (Mitra Binaan) yang

mendapat pinjaman modal dari bagian PKBL yang tidak melunasi

kewajibannya?”

Jawaban :‟‟Ya kalau ditanya banyaknya ya cukup banyak sih dek, lihat aja

dilaporan PKBL kita betapa tingginya jumlah piutang tak tertagih

yang kita alami, bahkan sampai saat ini‟‟

6. Pertanyaan :‟‟Apakah sistem pengawasan kredit sudah dilakukan dengan

dengan benar oleh PKBL PTPN III Medan?‟‟

Jawaban :‟‟Kalau untuk peraturan dan prosedur kita sudah susun dengan

baik untuk prosedur pelaksanaan kredit, tapi sejauh ini piutang tak

tertagih masih tinggi, mungkin disini ada kesalahan yang

dilakukan oleh anggota baik yang disengaja maupun tidak, seperti

kita yang kurang mengenali dengan baik calon mitra binaan kita,

anggota yang terkadang ditawarkan imbalan ya biar permohonan

kredit mereka diterima dan dana pinjaman modal usahanya cepat

dicairkan‟‟

7. Pertanyaan :‟‟Bagaimana sistem administrasi kredit yang diterapkan, apakah

sudah berjalan dengan baik?‟‟

Jawaban :‟‟Kalau untuk sistem adminsitrasi kredit ibu rasa sudah cukup

baik ya kita merancang sistemnya juga sudah cukup apik, tinggal

lagi anggota kita yang menjalankannya masih sering

mengabaikan peraturan yang sudah dibuat, ya sehingga calon

mitra binaan yang terpilih juga terkadang tidak layak untuk

mendapatkan bantuan modal sih sebenarnya‟‟

8. Pertanyaan :‟‟ Berkaitan dengan sistem informasi kredit, apakah pihak

kreditur sudah memberikan edukasi dan pengarahan yang baik

tentang perkereditan?

Jawaban :‟‟Untuk informasi kita sudah paparkan, tapi mungkin tidak

begitu detail ya dek‟‟

Page 87: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

87

9.Pertanyaan :‟‟Apakah ada kemungkinan pihak PKBL PTPN III (Persero)

Medan melakukan kecurangan pada saat melaksanakan prosedur

pelaksanaan kredit?

Jawaban :‟‟Kemungkinan itu ada ya, soalnya sering tuh calon Mitra Binaan

nawarin imbalan tertentu biar permohonan kreditnya diterma‟‟

10. Pertanyaan :”Diantara faktor internal tersebut, hal apakah yang paling

mempengaruhi piutang tak tertagih pada bagian PKBL PTPN III

(Persero) Medan?

Jawaban :‟‟Kalau untuk itu, mungkin disebabkan lemahnya sistem

administrasi kredit sih‟‟

11. Pertanyaan :”Apakah ada karyawan yang merasa keberatan tentag sistem

admisnistrasi kredit yang diterapkan?”

Jawaban :”Untuk sat ini tidak ada, karena itu memang sudah menjadi

kebijakan yang diterapkan”

12. Pertanyaan :‟‟ Bagaiamana tanggapan Mitra Binaan terhadap sistem

informasi dan sistem pengawasan kredit yang ditapkan oleh pihak

PKBL PTPN III Medan? ”

Jawaban :” Ya ada beberapa sih, Cuma karena memang itu sudah peraturan

ya harus dilaksanakan”

13. Pertanyaan :”Sejauh apa peranann sistem administrasi kredit mencegah

besarnya jumlah piutang tak tertagih yang terjadi?

Jawaban :”Jika sistem administrasi kredit dijalankan dengan baik, mungkin

sangat membantu menekan jumlah piutang tak tertagih tapi ya itu

tadi sistem administrasinya belum dapat kita jalankan dengan

sempurna”

14. Pertanyaan :”Apakah semua karyawan PKBL menjalankan prosedur

pelaksanaan kredit dengan baik?”

Jawaban :”Untuk saat ini sebagian mungkin sudah menjalankan dengan

baik dan sesuai prosedur, tapi mungkin sebagian lagi belum

sehingga jumlah piutang tak tertagih yang kita alami cukup

tinggi”

Page 88: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

88

15. Pertanyaan :” kesulitan apa yang dihadapi pihak PKBL dalam menerapkan

sistem administrasi kredit?

Jawaban :” Kesulitannya ialah bagaimana menanamkan kesadaran kepada

anggota kita serta Mitra Binaan betapa pentingnya menjalankan

sistem administrasi kredit dengan baik dan sesuai prosedur”

B. VARIABEL FAKTOR EKSTERNAL

1. Pertanyaan :” Sejak kapan Ibu meminjam modal dari PKBL PTPN III Medan

dan berapa jumlah dana kemitraan yang Ibu peroleh ?‟‟

Jawaban Ibu Nova :‟‟Ibu minjam mulai tahun 2016, kurang lebih 3 (tiga) tahun

sudah, minjamnya 75 juta‟‟

Jawaban Ibu Anggi :”Ibu baru aja minjam dek, mulai tahun 2019 bulan Februari

tanggal 12, untuk pinjamannya sebesar 25 juta dek”

2. Pertanyaan : “Setelah mendapat bantuan dari pihak PKBL PTPN III Medan,

apakah usaha yang Ibu jalankan mengalami peningkatan,

terutama dalam hal pendapatan?”

Jawaban Ibu Novi :”Pastinya ada lah, awalnya Ibu cuma pake modal sendiri jadi

persediaan gordennya pun terbatas, kalau pelanggan minta motif

lain tunggu gorden yang lama laku dulu, tapi sekarang modal

lebih besar jadi persediaannya pun lebih banyak ya jadi

pamasukan ibu lebih besarlah”

Jawaban Ibu Anggi :” ya kalau kede-kede sampah gini ya biasa aja dek, ya

pendapatnnya segitu-gitu aja ya, stabil lah istilahnya”

3. Pertanyaan :”Apakah Ibu pernah mengalami kegagalan usaha yang

menyebabkan Ibu kesulitan dalam membayar kewajiban? kalau

pernah apa peneyababnya?”

Jawaban Ibu Novi :”syukurnya sampe sejauh ini belum ada ya dek, semuanya lancar

aja, karna ibu jualan pun gakmau ambil resiko, jarang ngutangin

kalaupun belum bisa bayar penuh ya pelanggannya kita suruh

kasih panjar dulu”

Page 89: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

89

Jawaban Ibu Anggi :”oo kalau itu pernah sampe nunggak dua bulan, ya itu tadi modal

usahanya kepake untuk bayar cicilan kereta soalnya kita juga gak

punya penghasilan tetap ya cuma dari kede aja, untuk biaya hidup

sehari-hari itu karena banyak pembelinya ngutang terus gak

bayar-bayar sementara harga barang-barang naik, kalau pas itu

kacaulah dek, tapi untunglah sekarang udah normal semuanya”

4. Pertanyaan :” Upaya apa yang dilakukan pihak PKBL dalam menghadapi

debitur yang tidak mampu membayar kewajibannya karena

kegagalan usaha tersebut?”

Jawaban Ibu Anggi :” waktu Ibu nunggak itu ya mereka telpon dulu kenapa kok bisa

telat bayar, ya Ibu jelaskalah semua penyebabnya, dan mereka

kasih Ibu keringanan sampai semuanya stabil, Alhamdulillah lah

dek pokoknya”

5. Pertanyaan :”Sejauh ini apakah Ibu tau bahwa banyak debitur yang melarikan

diri karena tidak mampu melaksanakan kewajibannya?”

Jawaban Ibu Anggi :”kalau untuk yang gak bayar terus sampe kabur gitu ibu kurang

tau, tanyak orang PKBL lah, kan cuman orang itu yang tau siapa-

siapa aja Mitra Binaannya yang gak bayar, Ibu manalah tau”

6. Pertanyaan :” Apakah ada keringanan yang diberikan pihak PKBL PTPN III

Medan kepada UKM yang melakukan penunggakan pembayaran

utang karana kegagalan usaha?

Jawaban Ibu Anggi :”ada ya kayak Ibu yang waktu telat bayar itu, mereka maklum

kalau memang kita nunggaknya itu karena kitanya pun memang

lagi kesusahan dan intinya kita jujurlah sama mereka”

7. Pertanyaan :”Apakah ada keringanan yang diberikan pihak PKBL PTPN III

Medan kepada UKM yang melakukan penunggakan pembayaran

utang karena mengalami kesulitan ekonomi?”

Jawaban Ibu Anggi :”Ada lah dek pastinya, tadikan udah Ibu Jelasin”

8.Pertanyaan :” Sanksi apa yang diterapkan bagi pelaku UKM yang memiliki

saldo piutang tak tertagih atau terlambat dalam melunasi

kewajibannya?”

Page 90: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

90

Jawaban Ibu Anggi :”Kalau itu Ibu juga kurang tau, kalau yang telat-telat bayar nya

karena memang Mitra Binaan nya yang gak mau bayar padahal

mampu, mungkin kena denda ya, cuma kalau nunggkanya itu

sampa bertahun-tahun juga gak bayar ya jaminannya ditarik sama

pihak PKBL dek”

9. Pertanyaan :”Bagaimana cara Ibu terus bisa bertahan dengan usaha ini

sementara persaingan usaha di sektor perdagangan cukup tinggi?”

Jawaban Ibu Anggi :”ya gitulah dek, kita harus berani bersaing di harga biar

dagangannya terus laku, misalnya kita kasih harga lebih murah dari

kede-kede lainnya, terus barang-barangnya lebih lengkap, orang

jaman sekarang ini saingannya bukan cuma kede atau warung aja

ya, supermarket juga”

10.Pertanyaan :” Apakah Ibu pernah terlambat dalam membayar utang?

Jawaban Ibu Anggi :” pernah”

11.Pertanyaan :” Seandainya Ibu tidak mampu melunasi kewajiban sehingga

pihak PTPN III Medan akan mengeksekusi agunan milik Ibu,

apakah yang Ibu lakukan?

Jawaban Ibu Anggi :”Ya harus terima lah, itukan sudah kesepakatan bersama dari awal

antar Ibu sama pihak PKBL ya”

12. Pertanyaan :” Apakah Ibu paham betul tentang apa itu sistem administrasi

kredit, dan apakah pihak PKBL PTPN III Medan sudah

menejlaskannya secara jelas kepada Ibu ?

Jawaban Ibu Anngi :” Ya kalau itu Ibu kurang tau ya, Ibu sih taunya kalau jatuh

tempo ya bayar, angsuran pokok sama bunga pinjamannya. Kalau

masalah sistem administrasi kredit itu Ibu kurang paham soalnya

PKBL Juga menjelaskan seadanya aja”

Page 91: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

91

C. VARIABEL PIUTANG TAK TERTAGIH

1. Pertanyan :‟‟Upaya apa yang dilakukan pihak PKBL PTPN III Medan

dalam menyelesaikan permasalahan piutang tak tertagih?‟‟

Jawaban :‟‟Yang pertama kita kita melakukan peninjauan kelapangan

supaya tau nih apa permasalahannya dan kita evaluasi

permasalahan mitra binaan, tapi kalau Mitra Binaan nya itu telat

bayar karena itikad yang kurang baik ya, misalnya dia gak ada

mengalami permasalahan ekonomi tapi tetap nunggka barulah

kita kasih surat teguran sampai pada tahap akhir ya itu tadi,

pengeksekusian jaminan‟‟.

2. Pertanyaan :‟‟Ketika ada pelaku UKM yang mendapat pinjaman diatas 25

Juta dengan jaminan SK camat dan tidak mampu melunasi

seluruh kewajibannya dan tergolong kedalam piutang tak tertagih,

apa yang Pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan lakukan

terhadap jaminan tersebut?‟‟

Jawaban :‟‟Ya itu tadi kalau memang udah dapet surat teguran, surat

peringatan pun masih diabaikan juga, ya kita lakukan

pengeksekusian terhadap agunan atau jaminan Mitra Binaan‟‟

3. Pertanyaan :‟‟Antara faktor internal dan faktor eksternal, yang manakah yang

paling menyebabkan terjadinya piutang tak tertagih?‟‟

Jawaban :‟‟Waduh, kalau masalah itu ibu gak bisa bilang ini karna pihak

eksternal atau pihak internal lah, tapi pasti dua-duanya

mempengaruhilah adanya piutang tak tertagih itu‟‟

4. Pertanyaan :‟‟Upaya apa yang dilakukan pihak PKBL PTPN III Medan untuk

mengurangi tingginya tingkat piutang tak tertagih?‟‟

Jawaban :‟‟Kita melakukan deregulasi dalam mengelola Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan denag mengikutsertkan Distrik

dan Kebun atau Unit usaha untuk melakukan analisa terhadap

Mitra Binaan yang bermaslah, kita melakukan pembinaan dan

pelatihan Manajemen dasar untuk Mitra Binaan, dan kita lakukan

pemantaun terhadap penyusunan pembukuan mereka‟‟

Page 92: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

92

5. Pertanyaan :‟‟Apakah upaya yang dilakukan tersebut dapat membantu

mengurangi tingginya jumlah piutang tak tertagih?

Jawaban :‟‟Fifty-fifty ya dek, kalau mereka menerapkan apa yang sudah

kita arahkan mungkin akan berpengaruh dan sangat membantu

tentunya, tapi kalau tidak diterapkan ya sama saja lah‟‟

6. Pertanyaan :‟‟ Apa upya yang dilakukann pihak PKBL untuk mengatasi

debitur nakal yang sebenarnya mampu membayar namun tetap

menunggak?

Jawaban :‟‟Ya pasti kita beri sanksi lah‟‟

7. Pertanyaan :‟‟ Apakah pihak PKBL menanggapi dengan baik setiap keluhan

Mitra Binaan yang berkaitam dengan lemahnya sistem

administrasi dan pengawasan kredit?

Jawaban :“ Ya pastilah kita bantu, dan itu merupakan salah satu bentuk

kepedulian kita juga ya kepada Mitra Binaan kita‟‟

8. Pertanyaan :‟‟ Apakah ada Mitra Binaan yanag keberatan dengan tingkat

suku bunga 6% yang ditetapkan Mitra PKBL yang menyebabkan

besarnya biaya cicilan sehingga berpengaruh terhadap piutang tak

tertagih?

Jawaban :‟‟Ada, banyak yang bertanya, bahkan ada yang protes kok lebih

rendah bunganya di Bank, tapi ya kita jelaskan lagi dengan baik

bahwa itu memang sudah ketentuan yang ditetapkan perusahaan‟‟

9. Pertanyaan :‟‟ Untuk faktor internal penyebab piutang tak tertagih, hal apa

yang paling sulit diatasi pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan?

Jawaban :“Mungkin penurunan kondisi ekonomi dan kegagalan usaha

debitur ya dek‟‟

10. Pertanyaan :‟‟Untuk faktor eksternal penyebab piutang tak tertagih,

permasalahan apa yang paling sulit untuk diatasi pihak PKBL

PTPN III (Persero) Medan?

Jawaban :‟‟ Penurunan kondisi ekonomi dan kegagalan usaha debitur

mungkin ibu rasa itu yang paling dominan‟‟

Page 93: SKRIPSI - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/7232/1/skripsi setia amelia yang BETUUUULLLL... · dengan Nomor: PER 02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang perubahan kedua

93

11. Pertanyaan :‟‟Apakah ada Mitra Binaan yang tidak membayar utangnya

karena mengalami musibah atau bencana alam?‟‟

Jawaban :‟‟Ada sih dek tapi cukup jarang, dan itu kita kasih keringanan

dengan memberi perpanjangan waktu untuk melunasi

kewajibannya‟‟

12.Pertanyaan : “Apakah ada keringan yang diberikan jika kegagalan usaha

debitur disebabkan adanya benacana alam atau musibah lain

seperti kebakaran?

Jawaban :”Ya ada, sama halnya dengan bencana alam tadi”

13. Pertanyaan :‟‟Apakah ada reward atau penghargaan khusus yang diberikan

terhadap Mitra Binaan yang taat dan tepat waktu untuk melunasi

kewajibannya?‟‟

Jawaban :‟‟Kalau reward khusus enggak ada ya dek, Cuma kalau misalnya

Mitra Binaan ini mau minjam modal lagi buat mengembangkan

usahanya dimasa yang akan datang, kita akan langsung menerima

permohonan kreditnya‟‟

14.Pertanyaan :” Sejauh ini dengan jumlah piutang tak tertagih yang cukup besar,

apakah ada kemungkinan bagian PKBL PTPN III Medan akan

berhenti menjalankan program ini?”

Jawaban :”Ibu rasa tidak ya, soalnya ini memang sudah menjadi program

kita sejak lama, dan kita sudah membantu banyak kemajuan usaha

Mitra Binaan, untuk masalah piutang tak tertagih akan berusaha

untuk kita miniamlisir”

15. Pertanyaan :”Apakah manfaat posistif yang telah diberikan PKBL PTPN III

Medan terhadap kemajuan usaha Mitra Binaan”

Jawaban :”Kita sudah banyak membantu Mitra Binaan untuk memjukan

usaha yang mereka jalankan demi terwujudnya image baik bagi

perusahaan kita dalam mewujudkan zero complaint”