skripsi ''rotan'' tri feby asiah, stie bina karya
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks.
Banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan posisi dalam persaingan
bisnis dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi
persaingan tersebut, manajemen perusahaan harus memiliki keahlian yang baik
dan peka terhadap persaingan yang terjadi agar mampu mengantisipasi dan
memenangkan persaingan usaha sehingga dapat menjalankan perusahaan dengan
efektif dan efisien (Handoko, 2008).
Perusahaan berkonsentrasi untuk mendapatkan posisi terbaik dipasar
daripada hanya sekadar bertahan hidup. Oleh karena itu, perusahaan tidak hanya
berusaha mendapatkan konsumen yang baru tetapi juga berusaha keras untuk
mempertahankan pelanggan yang telah mereka dapatkan (Handoko, 2008).
Harapan konsumen juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh
perusahaan, karena ekspektasi konsumen terhadap mutu suatu produk terus
meningkat. Sekarang ini produk yang ditawarkan sudah sangat banyak dan
bervariatif, maka perusahaan harus mengerti bahwa pelanggan cenderung akan
memilih penawaran yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan, yang selanjutnya
konsumen akan membeli produk dengan berdasarkan pandangan nilai akan produk
tersebut.
1
Salah satu kegiatan perusahaan dalam hal menyampaikan dan memasarkan
produk yang dihasilkan adalah dengan cara merepkan sistem penyaluran
barang/distribusi secara efektif dan efisien. Usaha-usaha untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan perusahaan adalah salah satunya melalui kegiatan
pemasaran, yaitu suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan
penawaran, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain. (Kotler 2000:9)
Secara umum pemasaran dapat dikatakan sebagai pola pikir yang menyadari
bahwa perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya transaksi pembelian.
Perusahaan harus dapat memasarkan barang atau jasa yang diproduksi kepada
konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.
Dalam persaingan memasarkan produk dengan tujuan menciptakan
pelanggan, perusahaan perlu membangun strategi pemasaran yang baik. Strategi
yang harus dilakukan dalam upaya mencapai target pemasaran dimulai dari dalam
perusahaan, khususnya produk yang diciptakan oleh perusahaan. Strategi yang
perlu dilakukan tersebut adalah strategi diferensiasi. Arti diferensiasi lebih dari
pengikatan perbedaan-perbedaan yang rumit yang mewarnai suatu entitas.
Diferensiasi didefinisikan sebagai proses menambahkan serangkaian perbedaan
yang penting dan bernilai, guna membedakan tawaran perusahaan itu dari tawaran
pesaing (Kotler, 2005).
2
Memasarkan produk di tengah persaingan pasar yang kian tinggi, tentu
bukan perkara mudah bagi sebagian besar pelaku usaha. Dibutuhkan strategi
pemasaran yang tepat, agar produk yang ditawarkannya tidak tenggelam di tengah
persaingan pasar yang setiap harinya menunjukan peningkatan cukup tajam.
Mencoba menawarkan diferensiasi produk kepada para konsumen menjadi salah
satu strategi jitu yang sering dilakukan pelaku usaha untuk memenangkan
persaingan pasar.
Yang dimaksud diferensiasi produk adalah semua kegiatan yang dilakukan
seorang pengusaha atau pelaku pasar untuk menciptakan sebuah perbedaan yang
bertujuan memberikan nilai lebih kepada para konsumen.
Diferensiasi bisa dilakukan dengan menciptakan produk yang berbeda atau
menciptakan image produk yang unik dan berbeda dari pesaing lainnya. Dengan
begitu sebuah produk akan lebih mudah dikenali dan memberikan daya tarik
tersendiri bagi para konsumen. Sehingga masyarakat lebih memilih produk anda,
dibandingkan produk lainnya yang ada di pasaran.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba untuk mempelajari dan menganalisis strategi difrensiasi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan pembelian produk, maka dilakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ( Studi pada pembeli di MAJU JAYA “PENGRAJIN ROTAN” T.Tinggi.
3
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang dihadapi dalam proses penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian
pada Maju Jaya “Pengrajin Rotan”?
2. Bagaimanakah pengaruh diferensiasi apa saja yang digunakan pada Maju
Jaya “Pengrajin Rotan”?
C. Batasan Masalah
Mengingat masalah pemasaran sangat luas dan kompleks, maka dalam hal ini
peneliti hanya membatasi yang berhubungan dengan diferensiasi produk terhadap
keputusan pembelian pada Maju Jaya “Pengrajin Rotan”
D. Kerangka Konseptual
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
hubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasikan sebagai masalah
penting ( Sugiono, 2005:47 ). Kerangka pemikian menggambarkan hubungan dari
variabel independen, dalam hal ini adalah strategi promosi (X1) terhadap variabel
dependen yaitu keputusan pembelian (Y) yang dilakukan oleh konsumen.
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual
4
Strategi Diferensiasi Produk (X1)
Keputusan Pembelian (Y)
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang
perlu diuji kebenarannya serta menjadi petunjuk bagi penelitian dalam memperoleh
data yang diperlukan. Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus
dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Sugiyono,2004).
Untuk itu guna pengarahan penelitian sekaligus menjadi titik fokus hipotesis
atau permasalahan yang dihadapi, penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesi I
H = 0 ; H0 diduga tidak ada pengaruh atas strategi diferensiasi produk
terhadap keputusan pembelian pada Maju Jaya “Pengrajin Rotan”.
H # 0 ; Ha, diduga ada pengaruh atas strategi diferensiasi produk terhadap
keputusan pembelian pada Maju Jaya “Pengrajin Rotan”.
2. Hipotesis II
H = 0 ; H0, diduga tidak ada pengaruh yang dominan atas strategi
diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian pada Maju Jaya
“Pengrajin Rotan”.
H # 0 ; Ha, diduga ada pengaruh yang dominan atas strategi diferensiasi
produk terhadap keputusan pembelian pada Maju Jaya “Pengrajin Rotan”.
5
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian dilakukan tentunya memiliki beberapa tujuan. Adapun
yang menjadi tujuan dalam peneliitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh strategi diferensiasi pada
Maju Jaya “Pengrajin Rotan”.
2) Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh strategi diferensiasi pada
Maju Jaya “Pengrajin Rotan”.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
1) Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi perusahaan
untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam upaya
meningkatkan volume penjualan dengan memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian.
2) Sebagai tambahan pengetahuan bagi perusahaan akan pentingnya
strategi-strategi diferensiasi produk yang baik untuk meningkatkan
pendapatan bagi perusahaan.
3) Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pemahaman
mengenai manfaat dari keputusan pembelian dalam dunia bisnis untuk
diterapkan dimasa yang akan datang.
6
G. Metode Penelitian
1. Lokasi, Objek dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi pada Toko Maju Jaya “Pengrajin
Rotan” yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.220 Tebing Tinggi
Telp. 081397717751
b. Objek penelitian
Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh strategi
difrensiasi produk terhadap keputusan pembelian konsumen.
c. Waktu penelitian
Penulis merencanakan penelitian ini mulai dari 2012 s/d 2013
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi ialah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,
hal, atau orang yang memilki karakteristik yang serupa yang menjadi
pusat semesta penelitian (Ferdinand, 2006 : 223).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi pada Toko Maju Jaya
“Pengrajin Rotan” Tebing Tinggi berjumlah 100 orang.
7
b. Sampel
Sampel merupakan sebagian kecil dari populasi yang akan diteliti yang
merupakan wakil dari sebagian populasi yang akan dijadikan subjek
penelitian (Sugiono 2002:57). Dengan kata lain sampel bertindak
sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil
diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Rumus
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumus Slovin, yaitu ;
nN = + 1 N ( d )2
di mana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
D = Nilai presisi 95% atau sig. = 0,05
Jumlah populasi adalah 100 dan tingkat kesalahan yang dikehendaki
adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
100N = 100 ( 0,5 )2 + 1
= 3.8461 dibulatkan 38
Jadi jumlah sampel yang digunakan berjumlah 38 responden yang
terdapat dalam populasi tersebut.
8
3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu
analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka-angka dan
cara pembahasannya dengan uji statistik. Analisis kuantitatif
menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran
variabelvariabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik ( Nur Indriantoro dan Bambang Supomo,
2002 ).
Ada dua jenis sumber data yang dgunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini, yaitu :
a. Data primer
Data primer merupakan hasil tabulasi dari jawaban responden. Data
tersebut dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti yang diperoleh
langsung dari responden. Data primer didapatkan dengan menggunakan
kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan
tertutup dan terbuka.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung,
baik berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan
penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil
penjualan Toko Maju Jaya “Pengrajin Rotan”.
9
4. Metode pengumpulan data
Dalam usaha untuk mendapatkan data yang dibutuhkan metode yang
digunakan adalah:
1. Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan tertulis pada responden untuk menjawab.
2. Observasi
Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung pada obyek penelitian.
3. Studi pustaka
Metode pencarian informasi dari buku-buku dan sumber-sumber lain
yang relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
5. Teknik Analisis Data
Untuk mempengaruhi ada tidaknya difrensiasi produk terhadap
keputusan pembelian, maka dipakai perhitungan regresi linear berganda
dengan menggunakan program SPSS Versi 15,0 yaitu sebagai berikut :
a. Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk terhadap
keputusan pembelian di Maju Jaya “Pengrajin Rotan”.
Y = a + bx
dimana : y : Keputusan pembelian konsumen
a : nilai y
10
b : Koefisien regresi sederhana
x : Diferensiasi
b. Uji Hipotesis
1) Uji Parsial (t)
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat
signifikansi a = 5%. (uji dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui
ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika 1 sisi digunakan
untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar) Tingkat
signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam
mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-
banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang
sering digunakan dalam penelitian).
Kriteria Pengujian berdasarkan probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
Membandingkan probabilitas
Nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima.
Kesimpulan
Oleh karena nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima, artinya
bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan
dengan prestasi belajar jika
11
2) Uji determinasi (R2)
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya persentase hubungan
antara variabel x1 terhadap y digunakan dengan menguji
determinasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “ Pemasaran adalah proses social yang
didalamnya terdapat individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka
12
butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain “.
Tjiptono (2008) memberikan definisi pemasaran sebagai proses sosial dan
manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala
sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.
Pemasaran merupakan suatu proses yang terdiri dari dua proses yaitu, secara
sosial dan secara manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan
oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa peran
pemasaran adalah menghasilkan standar yang lebih tinggi. Untuk definisi
manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk, tetapi
orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang paling penting dari
pemasaran adalah bukan penjual (Kotler, 2005:10).
Dari definisi ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu
proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang
menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat.
Seorang pemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah menghasilkan
standar yang lebih tinggi.
13
Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni
menjual produk (Kotler dan Keller, 2006). Kegiatan pemasaran memiliki peranan
yang sangat penting dalam dunia usaha, yaitu berhasil atau tidaknya perusahaan
mencapai tujuan utamanya yaitu memperoleh laba. Dalam pemasaran, perusahaan
berusaha mempelajari dan memahami kebutuhan serta keinginan konsumen
dengan tujuan untuk memperoleh pelanggan baru sekaligus mempertahankan
pelanggan lama. Sehingga konsep inti pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler
(dalam Kaihatu, 2008) yaitu: kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, nilai
kepuasan, pasar, dan pemasar sangat penting untuk dipahami oleh setiap
perusahaan.
Menurut Zeitharnl dan Bitner (dalam Griselda, 2007) agar sukses dalam
memasarkan produk dan jasa, suatu perusahaan menggunakann suatu pendekatan
yang disebut dengan marketing mix atau yang dikenal dengan konsep bauran
pemasaran. Bauran pemasaran ini terdiri dari empat komponen, yaitu : strategi
harga (price), produk (product), lokasi (place) dan promosi (promotion).
2. Pengertian Manajemen
Menurut James A.F. Stonner, manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan.
14
Jadi dapat disimpulkan manajemen adalah proses kegiatan dengan melalui
orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu serta dilaksanakan secara
berurutan berjalan ke arah suatu tujuan.
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di
dalamnya. Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal
masyarakat yaitu :
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan
dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber
daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan
standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau
perbaikan jika diperlukan.
15
ANALISIS
PENGENDALIAN
- Mengukur hasil
- Mengevaluasi hasil
- Mengambil tindakan perbaikan
IMPLEMENTASI- Menjalankan Rencana-rencana
PLANNING
- Mengembangkan rencana strategik
- Mengembangkan rencana pemasaran
3. Arti Fungsi Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan,
mengkoordinir serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam
suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di
dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang
dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat
diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman
yang harus dihadapi.
Gambar 1. Fungsi Manajemen Pemasaran (Kottler, 2000)
16
Penjelasan fungsi pemasaran yang merupakan kegiatan terpadu dan saling
mendukung, antara lain :
a. Perencanaan pemasaran
Penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran
meliputi : tujuan, strategi, kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.
b. Implementasi pemasaran
Adalah Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi
tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi mencakup
aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif melalsanakan
rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program tindakan yang menarik
semua orang atau semua aktivitas serta struktur organisasi formal yang dapat
memainkan peranan penting dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.
c. Pengendalian / Evaluasi kegiatan pemasaran
Yaitu usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka
selalu bertindak sesuai dengan rencana, meliputi :
- Penentuan standard
- Supervisi kegiatan atau pemeriksaan
- Perbandingan hasil dengan standard
- Kegiatan mengkoreksi standard
17
Strategi pemasaran adalah sejumlah tindakan yang terintegrasi yang
diarahkan untuk mencapai keuntungan kompetitif yang berkelanjutan
(Kotler,1997).
4. Strategi Diferensiasi
4.1 Defenisi Strategi
Strategi didefinisikan sebagai respons yang dipertimbangkan dari sebuah
organisasi atau perusahaan pada kenyataan dari organisasi pihak yang
berkepentingan dan kenyataan dari lingkungan bisnis (Keegan, 1996). Sedangkan
menurut Basu Swastha (1990), strategi adalah suatu rencana yang diutamakan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Beberapa perusahaan mungkin memiliki tujuan
yang sama, tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut bisa
berbeda. Jadi strategi dibuat berdasarkan suatu tujuan (Swastha, 1990).
Perencanaan strategi yang efektif memerlukan perhatian, kreativitas, dan
komitmen pihak manajemen secara terus-menerus (McDaniel, 2001) :
1) Perencanaan strategi bukan merupakan latihan tahunan, dimana para
manajer melaksanaan semua kegiatan dan melupakan tentangperencanaan
strateginya sampai tahun depan. Perencanaan strategi merupakan proses
yang terus-menerus karena lingkungan yang selalu berubah dan sumber daya
serta kemampuan perusahaan yang selalu berkembang.
2) Perencanaan yang masuk akal didasarkan pada kreativitas. Para manajer
18
harus meragukan asumsi-asumsi tentang perusahaan dan lingkungan serta
membuat strategi yang baru.
3) Mungkin elemen yang paling penting bagi perencanaan strategi yang
yang berhasil adalah dukungan dan partisipasi dari pihak manajemen
puncak.
4.2 Strategi Diferensiasi
Menurut Kotler (1997), diferensiasi adalah proses menambahkan dan
memberikan serangkaian perbedaan yang dinilai penting, untuk membedakan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan itu dari pesaing, meskipun terkadang
dilakukan berdasarkan atribut-atribut yang tidak relevan. Sedangkan diferensiasi
menurut Kartajaya (1996) yaitu cara mengkonkretkan strategi pemasaran suatu
perusahaan dengan segala macam aspek yang terkait di perusahaan yang
membedakan dari perusahaan pesaing (dalam Andika, 2008). Jadi, diferensiasi
dapat dimaksudkan sebagai suatu usaha perusahaan dalam strategi pemasaran
untuk membuat pembedaan produk dengan perusahaan pesaing, sehingga produk
tersebut memiliki ciri khas tersendiri.
Menurut Tjiptono (2001), strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh
perusahaan yang menerapkan strategi diferensiasi, agar senantiasa memiliki
keunggulan bersaing dipasar, dapat dilakukan dengan melakukan pilihan terhadap
strategi berikut :
1. Diferensiasi Produk
19
Strategi diferensiasi ini memiliki maksud yaitu memberikan kreativitas yang
tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, nyaman,
aman, sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan dengan
produk pesaing.
2. Diferensiasi Kualitas Pelayanan
Mewujudkan kreativitas yang tinggi dalam mengkombinasikan unsur-unsur
bauran pemasaran dengan keramah-tamahan dan wawasan karyawan yang
luas, sehingga kualitas jasa pelayanan yang dirasakan oleh konsumen
melebihi harapan.
3. Diferensiasi Personil
Personil merupakan seluruh karyawan dalam suatu perusahaan. Diferensiasi
personil memiliki maksud yaitu seluruh karyawan perusahaan memiliki
keterampilan (skill) yang baik, memiliki kepribadian yang baik, memiliki
sumber daya manusia (SDM) yang tinggi, yang lebih baik dari karyawan
perusahaan pesaingnya.
4. Diferensiasi Citra
Citra adalah sebuah karakteristik yang khusus atau pembeda dari penampilan
seseorang atau benda. Diferensiasi citra adalah bauran yang dari elemen
pencitraan, yang menciptakan citra sebuah merek.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah membuat sesuatu yang akan
dianggap berbeda oleh konsumen pada suatu industri tertentu. Diferensiasi
memerlukan suatu usaha yang lebih keras dengan biaya yang lebih besar.
Pertimbangan akan kesediaan konsumen untuk membayar lebih atas nilai yang
ditawarkan oleh diferensiasi tersebut sangat diperlukan (Kartajaya, 2004).
20
Ambar Agustono machfoedy Copyright (2005) mengadakan
penelitian tentang strategi pemasaran apa yang sebaiknya digunakan oleh
usaha kecil dan menengah (UKM) agar mampu mempertahankan ketahanan
hidupnya mengingat perusahaan keci l dan men engah punya
ke terbasan ( te ru tama dar i segi modal ) , seh ingga mereka harus
mampu melakukan diferensiasi usaha dengan cara yang berbeda dari apa yang
dilakukan oleh perusahaan besar.
Menurut Ambar, yang perlu dilakukan oleh Usaha kecil dan menengah
adalah melakukan apa yang di sebut aktivitas “bellow the line”. Apa
yang dimaksud dengan bellow the line? aktivitas ini meliputi u s a h a
y a n g d i l a k u k a n u n t u k m e m p r o m o s i k a n p r o d u k m e r e k a
s e p e r t i pameran atau aktivitas penjualan tak langsung, seperti
memperkerjakan orang untuk menyebarkan selebaran atau brosur atau
sebagai pengusah langsung berhadapan dengan pelanggan untuk membuat
pendekatan atau mengetahui apa yang inginkan. Kesimpulannya usaha kecil dan
menengah haruslah menjalankan strategi dengan cara menciptakan hubungan
dengan orang-orang yang menjadi target pasarnya.
5. Perilaku Konsumen
Dalam usaha mengenal konsumen, perusahaan perlu mempelajari perilaku-
perilaku konsumen yang merupakan perwujudan dari seluruh jiwa manusia dalam
21
kehidupan sehari-harinya. Presepsi-presepsi pengaruh orang lain dan motivasi-
motivasi internal akan berinteraksi untuk menentukan keputusan terakhir yang
dianggap paling sesuai (Rosvita, 2010).
Menurut Hani Handoko (2000), perilaku konsumen adalah perilaku yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi
dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka. Dengan adanya konsumen yang sangat beragam dalam usia,
pendapatan dan selera, maka sebagai pengusaha harus memahami perilaku
konsumen yang beragam agar dapat mengembangkan produk dan jasa yang sesuai
dengan kebutuhan konsumen. (Kotler ; 1994 ;106).
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada
keinginan manusia untuk membeli suatu barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhannya. Proses pengambilan keputusan untuk membeli bagi semua orang
pada dasarnya adalah sama, hanya seluruh proses tidak selalu dilaksanakan
seluruhnya oleh semua konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2006) perilaku konsumen itu sendiri dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
1. Faktor Sosial
a. Group (Kelompok Acuan)
Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap maupun
perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung
terhadap seseorang dinamakan membership group atau kelompok
keanggotaan. Membership group ini terdiri dari dua yaitu primary
groups (keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja) dan secondary
22
groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit
(kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang).
b. Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian.
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok
acuan primer yang paling berpengaruh. Para pelaku pasar telah
memeriksa peran dan pengaruh suami, istri dan anak dalam pembelian
produk dan jasa yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan
pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast
food.
c. Roles and Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya
seperti keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang itu dapat
ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Dengan kata lain tiap peran
membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang
diberikan oleh masyarakat. Sehingga seseorang memilih produk yang
dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat,
seperti direktur perusahaan sering memakai mobil mewah dan pakaian
mahal dalam kesehariannya.
2. Faktor Personal
a. Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk yang
akan digunakan, seperti jam tangan rolex diposisikan untuk para
konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk para
konsumen kelas menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat
23
mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu
produk tertentu.
b. Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas,
ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari
kebudayaan, kelas sosial dan pekerjaan yang sama mungkin saja
mempunyai gaya hidup yang berbeda.
d. Personality and Self Concept
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin
kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang
itu sendiri, contohnya : orang yang percaya diri, dominan, suka
bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi dan agresif. Tiap
individu memiliki gambaran diri yang kompleks dan perilaku seseorang
cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut.
e. Age and Life Cycle
Orang-orang mengubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus
kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, peralatan rumah tangga dan
rekreasi seringkali berhubungan dengan umur. Keputusan pembelian juga
dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan
dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin
dikarenakan karena adanya perbedaan yang besar dalam umur antara
orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang
membeli produk atau jasa.
f. Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.
Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering
yang datang ke tempat kerja. Para eksekutif membeli makan siang dari
24
full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan
siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat.
3. Faktor Psyhological
a. Motivation
Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Semuel dkk, 2007)
adalah “the driving force within individual that impulse to action„„.
Definisi tersebut mengandung arti bahwa motivasi merupakan kekuatan
penggerak yang menyebabkan atau memaksa seseorang untuk bertindak
atau melakukan kegiatan. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah
hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak
(kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri dan
pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu
sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator dan
orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan
paling penting berikutnya.
b. Perception
Persepsi menurut Kotler (2005) adalah proses yang digunakan individu
untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi
guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan
sekitarnya.
c. Learning
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah
sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (didapatkan dari
membaca, diskusi, observasi dan berpikir) atau dari pengalaman
sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman
pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar
bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama.
25
d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai
sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini dan iman
(Kotler dan Amstrong, 2004). Sedangkan attitudes adalah evaluasi,
perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten
dari seseorang pada sebuah obyek atau ide.
4. Faktor Cultural
a. Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan dan
pengalaman hidup serta keadaan, seperti kebangsaan, agama dan daerah
(Kotler dan Amstrong, 2004). Menurut Kotler, Bowen dan Makens
(dalam Semuel.dkk, 2007) meskipun konsumen pada negara yang
berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap dan perilakunya namun
seringkali berbeda secara dramatis.
b. Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat dan
perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja
misalnya pendapatan, tetapi juga ditentukan oleh pekerjaan, pendidikan,
kekayaan dan lainnya.
5. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (dalam Semuel dkk, 2007)
adalah pemilihan dari dua atau alternatif pilihan keputusan pembelian, sehingga
26
dapat dikatakan seseorang dapat membuat keputusan jika tersedia beberapa
alternatif pilihan. Sedangkan menurut Mowen dan Minor (2002) menjelaskan
bahwa pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui
konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif dan
memilih diantara pilihan-pilihan pembelian mereka. Banyak faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan akhir yaitu membeli suatu
produk, karena pada umumnya manusia sangat rasional dan memanfaatkan secara
sistematis informasi yang tersedia untuk mereka ( Engel, 1995 ).
Ada tiga aktivitas yang berlangsung dalam proses keputusan pembelian
oleh konsumen, yaitu : (Hahn, 2002)
1. Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian.
2. Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian.
3. Komitmen atau loyalitas konsumen untuk tidak akan mengganti keputusan
yang sudah biasa dibeli dengan pesaing.
Pendapat tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kotler (2005)
yang mengatakan proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku
konsumen untuk menentukan proses pengembangan keputusan dalam membeli
suatu produk, dimana adanya sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari
lima tahap yaitu :
27
Gambar 2.1
Tahap proses keputusan pembelian
1. Pengenalan masalah
Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan
keinginannya yang harus dipenuhi. Proses ini bisa dipicu dari dalam diri sendiri
maupun dari luar dirinya seperti teman-teman, keluarga mauopun lingkungan.
2. Pencarian informasi
Pada tahap ini konsumen akan mencari lebih banyak informasi berkaitan
dengan produk yang akan dibelinya. Ada yang berasal dari pengalaman pribadi
maupun mencarinya melalui jalur media, seperti iklan-iklan di majalah ataupun
koran.
3. Penilaian alternatif
Konsumen menggunakan informasi, intuisi ataupun pendapat orang lain
untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pikiran.
4. Keputusan pembelian
Pada tahap ini konsumen secara aktual membeli suatu produk.
Penelitian yang dilakukan oleh Aviv Shoham dan Vassilis Dalakas (2005)
pada Jurnal of Consumer Marketing, mengemukakan 7 faktor utama yang
mempengaruhi keputusan pembelian oleh keluarga, yaitu :
1. Daya tarik harga.
2. Daya tarik tempat.
3. Daya tarik merek.
28
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Penilaian
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pembeli
4. Daya tarik produk.
5. Pilihan pada produk baru (promosi produk pesaing).
6. Kebiasaan dalam membeli (kebiasaan dalam keluarga).
7. Pengaruh orang tua.
6. Perilaku setelah pembelian
Tahap terakhir ini adalah tahap evaluasi penilaian dimana konsumen akan
mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai
harapan maka konsumen puas. Jika melebihi harapan maka konsumen sangat puas.
Jika kurang memenuhi harapan maka konsumen tidak puas. Tahap ini sangat
penting bagi produsen karena menentukan apakah konsumen bisa menjadi
pelanggan tetap atau ia akan beralih ke produk pesaing. Bila konsumen puas, dia
akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi Untuk membeli produk itu lagi.
7. Hubungan Antara Diferensiasi Terhadap Keputusan Pembelian
Strategi diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan atas produknya
mendorong terciptanya keunggulan dalam bersaing. Dengan penerapan diferensiasi
yang baik dan unggul, maka perusahaan akan dapat memenangkan persaingan
yang ada, karena konsumen akan lebih memilih untuk membeli dan menggunakan
suatu produk dari perusahaan yang lebih unggul.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Marliah (2009) dengan judul “
Pengaruh Strategi Diferensiasi Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada
pengguna kartu prabayar IM3 di Galeri Indosat) “ menyatakan bahwa strategi
diferensiasi yang dilakukan Galeri Indosat berpengaruh terhadap keputusan
pembelian kartu prabayar IM3. Penelitian lain juga dilakukan oleh Anisa Rimayati
(2009) dengan judul “analisis pengaruh diferensiasi produk dan citra merek
29
terhadap keputusan pembelian honda supra X 125 pada PT Astra Motor slawi”.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara
diferensiasi produk dan citra terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian, hal tersebut dapat memperkuat
hipotesis yang diajukan oleh peneliti :
H1 : Strategi diferensiasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
30