laporan-prktek mesin feby

32
Praktikum Mesin – Mesin Listrik PAKTIKUM I POLARARITAS TRANSFORMATOR A . Tujuan 1. Menentukan diagram phasor belitan primer dan belitan sekunder serta arah vektornya 2. Menentukan polaritas transformator satu fasa penjumlahan dan pengurangan 3. Menentukan perbandingan transformasi satu fasa B. Teori Suatu transformator satu fasa memiliki dua sisi kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada sisi kumparan primer diberikan tegangan sumber, baik yang mempunyai tegangan tinggi maupun tegangan masing – masing ujung primer dari suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu bekerja. Hal yang juga sama juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas yang dimaksud adalah polaritas sesaat, perlu diketahui yaitu untuk membuat sambungan – sambungan pada transformator sehingga akan diketahui bagian – bagian primer, sekunder serta sisi tegangan tinggi dan rendah transformator. Menurut ASA pada sis tegangan tinggi diberi tanda H1, H2,H3 dst. Dimana H1 terletak disebelah kiri pembaca, h2 disebelah kanan pembaca. Sedangkan pada kumparan tegangan Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 1

Upload: febry-kesuma

Post on 29-Oct-2015

144 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

PAKTIKUM I

POLARARITAS TRANSFORMATOR

A . Tujuan

1. Menentukan diagram phasor belitan primer dan belitan sekunder serta arah

vektornya

2. Menentukan polaritas transformator satu fasa penjumlahan dan pengurangan

3. Menentukan perbandingan transformasi satu fasa

B. Teori

Suatu transformator satu fasa memiliki dua sisi kumparan yaitu kumparan primer

dan kumparan sekunder. Pada sisi kumparan primer diberikan tegangan sumber, baik

yang mempunyai tegangan tinggi maupun tegangan masing – masing ujung primer dari

suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu bekerja. Hal

yang juga sama juga terjadi pada kumparan sekunder.

Polaritas yang dimaksud adalah polaritas sesaat, perlu diketahui yaitu untuk

membuat sambungan – sambungan pada transformator sehingga akan diketahui bagian

– bagian primer, sekunder serta sisi tegangan tinggi dan rendah transformator.

Menurut ASA pada sis tegangan tinggi diberi tanda H1, H2,H3 dst. Dimana H1

terletak disebelah kiri pembaca, h2 disebelah kanan pembaca. Sedangkan pada

kumparan tegangan rendah ujung – ujungnya diberi nama X1,X2,X3 dan seterusnya.

Untuk polaritas pengurang letak X1 Gambar Berdekatan dengan H1 polaritas suatu

transformator sangat tergantung arah belitan primer dan belitan sekunder, langkah

yang diperlukan untuk menentukan polaritas, terminal H diberi tanda x atau titik.

Hubungkan terminal H2 yang tidak tidak ditandai dengan salah satu terminal tegangna

rendah X2 (sisi sekunder) lihat gambar2 ukur tegangan terminal H1 dan X1 dinyatakn

beda tegangan dari kedua titik tersebut VX bila tegangan Vx > Vt. Beharti polaritas

penjumlahan, dimana terminal X1arah belitan sama dengan arah belitan tegangan

tinggi H1, maka diterminal X2 mempunyai tanda yang sama pada gambar Ia. Bila

tegangan Vx < Vt beharti polaritas pengurangan diman terminal X2 Berlawanan arah

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 1

Page 2: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

belitan tegangna tinggi H1maka terminal X2 Mempunyai tanda yang berbeda H1, maka

diterminal mempunyai tanda yang berbeda pada gambar 1.

Untuk menentukan sudut pergesaran antara kumparan primer dan kumparan

sekunder yang mempunyai beberapa persyaratan, diantaranya :

1. Arah belitan transformator antara primer dan sekunder yang diberi tanda pada

terminal beliatan input maupun output

2. Arah vektor untuk sisi tegangan sekunder dapat minus maupun plus

3. Melukiskan arah setiap vector searah dengan putaran jarum jam

4. Mengukur tegangan tinggi dan tegangan sekunder Susunan belitan primer dan

sekunder yang akan dilakukan polaritas seperti gambar :

C. Alat yang diperlukan

1. Transformator V.A IK HZ 50 YUASA TUUSINKI KOGYO.CO.ID

2. Ohmeter jembatan Weston Type V 3788935.2

3. Voltmeter AC / DC class 1,00

D. Langkah Kerja

1. Ujung kumparan tinggi disambungkan dengan ujung kumparan tegangan rendah

yang terdekat

2. Ujung – ujung yang lain dipasang voltmeter

3. Ujung – ujung kumparan tegangan tinggi dihubungkan dengan sumber tegangan 220

v dan dipasang voltmeter vp

4. Amati beberapa besar tegangan pada posisi kedua alat ukur, jika vx > vp kedua ggl

induksi saling menjumlahkan an disebut polaritas penjumlahan sedangkan apabila

vx < vp ggl induksi kedua kumparan ada hubungan pengurangan dan disebut

polaritas pengurangan

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 2

Page 3: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

E. Gambar Rangkaian Percobaan

F. Hasil Percobaan

Data transformator satu fasa sesuai dengan tanda titik yang berlawanan antaara

belitan primer dan sekunder :

No V1 V2 V3 Keterangan1 220 55 155 H2X2 V1 < V3 (-)2 220 55 155 H2X1 V1 < V3 (-)3 220 55 262 H1X1 V1 > V3 (+)4 220 55 262 H1X2 V1 > V3 (+)

G. Tugas

1. Buat rangkaian polaritas dari transformator penjumlahan?

Jawab:

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 3

V

V

H1

E1

X1

H2 X2

E2

H1

E1

X1

H2 X2

E2

Page 4: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

2. Buat rangkaian polaritas dari transformator pengurangan?

Jawab:

3. Buat Kesimpulan dari hasil yang telah diamati tentang polaritas?

Jawab:

Tranfomator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu berkerja.

Polaritas tersebut dapat diketahui dengan dua cara yaitu metode additive dan

substractive. Pada pengukuran bila tegangan V1 < V3 GGL induksi saling

menjumlahkan dan dikatakan additve polarity. Pada pengukuran bila tegangan V1 >

V3 GGL induksi kedua lilitan ada hubungan pengurangan dan dikatakan substractive

polarity. Polaritas transformator berfungsi sebagai penentuan kutub-kutub pada

transformator. Polaritas tersebut dapat diketahui apabila kita mengetahui polaritas

dari sumber tegangan yang kita berikan pada transformator.

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 4

V

H1

E1

X1

H2X2

E2

V

H1

E1

X1

H2 X2

E2

Page 5: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

PRAKTIKUM II

TRAFO BEBAN NOL DAN HUBUNG SINGKAT

A. Tujuan

Diharapkan mahasiswa dapat :

1. Menentukan konstanta transformator tahanan magnetisasi dan reaktansi medan

bocor

2. Menentukan rugi-rugi inti transformator satu fasa

3. Membuat karakteristik tanpa beban V0 = f (I0) dan W0 = f (V0)

4. Menentukan perbandingan (ratio) transformasi dari transformator satu fasa

5. Besaran transformator seperti impedansi pengganti Zac, Rac, dan Xac

6. Rugi-rugi tembaga primer dan tembaga skunder

7. Membuat karakteristik Iac = f (Vac) dan Wac = f (Vac)

B. Teori Singkat

Trafo adalah alat yang berfungsi untuk mengkonversi suatu arus atau tegangan

bolak-balik dari nilai tertentu menjadi nilai yang lain. Jika trafo menerima energi pada

tegangan rendah dan mengubahnya menjadi tegangan tinggi disebut trafo step up. Dan

jika trafo diberi tegangan tinggi dan mengubahnya menjadi tegangan rendah disebut

trafo step down.

Konstruksi dasar trafo adalah terdiri dari 2 kumparan yang dililitkan pada inti besi

tertutup. Energi disatukan pada satu lilitan yang disebut lilitan primer dan diberikan

pada beban lainnya yang disebut lilitan sekunder.

1. Pengukuran Beban Nol

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber

tegangan V1 yang sinusoidal (tegangan AC), maka akan mengalir arus primer I0 yang

berbentuk sinusoidal dengan menggangap belitan N1 sebagai reaktif murni dan I0

lagging 900 terhadap V1. Arus primer I0  ini menimbulkan fluks yang sephasa dan

juga berbentuk sinusoidal.

 Pada beban nol, tidak ada arus pada lilitan sekunder, tapi ada pada lilitan

primer.  Secara keseluruhan daya yang di hasilkan tidak dikonsumsi pada lilitan

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 5

Page 6: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

primer melainkan akan dikembalikan lagi (diserap) oleh sumber tegangan. Sehingga

pada umumnya transformator dinyatakan dalam VA ,bukan dalam Watt.  Pada

transformator tanpa beban, tidak ada daya yang didisipasi dan tegangan serta arus

tetap ada.

2. Pengukuran Hubungan Singkat

Hubungan singkat berarti impedansi beban Zl diperkecil menjadi nol, sehingga

hanya impedansi Zek = Rek dan Xek ini relative kecil, harus dijaga tegangan yang

masuk (Vhs) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal.

Harga I0 akan relative kecil bila arus yang dihasilkan tidak melebihi arus niminal,

sehingga pada pengikuran ini dapat diabaikan.

 Transformator hubung singkat dapat berakibat fatal, seperti terbakarnya

kumparan primer dan kumparan sekunder. Hal ini bisa disebabkan oleh

terkelupasnya isolasi atau cacat pada isolasiatau terjadi hubung singkat pada

kumparan sekunder. Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan memasang sekring

atau Current Breaker pada transformator.

Pengujian trafo hubung singkat dapat dilakukan dengan menguji hubung

singkat seperi Gambar dibawah ini. Pada kumparan primer dihubungkan dengan

amperemeter dan wattmeter dan kumparan sekunder dihubung singkatkan.

C. Alat Yang Dibutuhkan

1. Transformator VA, 50Hz, Yuasa Tuusinki Kogyo, Co. Ltd

2. Ohm meter jembatan weston type V 2788935,2

3. Voltmeter AC/DC class 1,00

4. Amperemeter AC/DC class 1,00

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 6

Page 7: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

5. Wattmeter AC/DC class 0,5

6. Saklar TO 30 16 A/380 volt

7. Cos phi meter type 3340

D. Langkah Kerja

1. Percobaan Transformator Satu Fasa Beban Nol

a. Rangkai percobaan transformator satu fasa beban nol sesuai dengan gambar

rangkaian yang ada

b. Pasang alat-alat ukur sesuai dengan percobaan

c. Masukan switch S1 naikkan tegangan primer secara bertahap, catat parameter

yang terdapat pada sisi primer dan sekuder

2. Percobaan Transformator Satu Fasa Hubungan Singkat

a. Rangkai percobaan transformator satu fasa hubungan singkat dengan gambar

rangkaian yang ada

b. Pasang alat-alat ukur sesuai dengan percobaan

c. Masukan switch S1 naikkan tegangan primer secara bertahap, catat parameter

yang terdapat pada sisi primer dan sekuder

E. Gambar Rangkaian Percobaan

1. Transformator Satu Fasa Beban Nol

2. Transformator Satu Fasa Hubungan Singkat

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 7

Page 8: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

F. HASIL PERCOBAAN

1. Transformator Satu Fasa Beban Nol

a. Tabel Pengukuran

Vo1 Io Po Vo225 V 24 mA 0,1 W 10 V50 V 33 mA 1 W 25 V75 V 42 mA 2 W 40 V100 V 55 mA 4 W 55 V125 V 0,55 A 6 W 70 V150 V 0,09 A 8 W 80 V175 V 0,12 A 10 W 90 V200 V 0,19 A 14 W 105 V225 V 0,27 A 18 W 120 V

b. Tabel Perhitungan

COSα Zo Ro Xo0,166 1041,6 172,9 29,40,606 1515,1 918,1 24,40,634 1785,7 1132,1 25,50,727 1818,1 1321,7 22,20,960 2500 2400 100,592 1666,6 986,6 26,00,476 1458,3 694,1 27,60,368 1052,6 387,3 25,70,296 833.3 246,6 24,2

Cos α = Ro = atau Ro = Zo. sinα

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 8

Page 9: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

Zo = Xo = Zo . cosα

2. Transformator Satu Fasa Hubungan Singkat

a. Tabel Pengukuran

V Iout Iin P5 1,4 0,5 510 3 1,5 1015 5 2,7 28

b. Tabel PerhitunganCos α Sin α Ic Im Rc Xm

2 1,73 2,8 2,42 1,78 2,060,66 0,75 1,98 2,25 5,05 4,440,69 0,72 3,45 3,6 4,34 4,16

Rc = Ic = Io . cos α

Xm = Im = Io sin α

G. Kesimpulan

Pada percobaan beban nol nilai Ro = tak hingga dan Xo = tak hingga. Nilai Ro tak

hingga karena nilai daya ada yang 0, sehingga menyebabkan cos juga 0ѳ . Pada

percobaan trafo yang digunakan adalah trafo step down, yaitu tegangan primer lebih

tinggi dari tegangan sekunder. Perbedaan Ro dan Xo disebabkan magnet sisa pada

trafo. Efisiensi dipengaruhi oleh keluaran dan masukan. Untuk efisiensi yang baik

harus memiliki daya keluaran hampir sama dengan daya masukan. Faktor regulasi

dipengaruhi oleh tegangan sekunder saat beban kosong dan keadaan berbeban, faktor

regulasi yang baik memiliki tegangan sekunder yang besar pada saat beban kosong.

Pada percobaan polaritas trafo raa-rata adalah substractifve yaitu dengan V3≡ V1-V2.

Pada kerja paralel trafo perbedaan daya disebabkan kurang presisinya alat dan kurang

teliti saat pembacaan alat ukur.

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 9

Page 10: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

PAKTIKUM III

STAR / STAR 0 o & DELTA / DELTA 0 o

A. Tujuan

1. Menentukan pergeseran sudut 0o antara garis netral dan kumparan primer

hubungan bintang (star), dan kuparan sekunder hubungan hubungan bintang

(star) suatu transfor 3 fasa.

2. Menentukan pergeseran sudut 0o antara garis netral dan kumparan primer

hubungan delta ( ), dan kuparan sekunder hubungan delta ( ) suatu transfor 3Δ Δ

fasa.

B. Teori

1. Hubungan Star / Star (Y / Y)

Keuntungan transformator hubungan Y-Y :

a. Titik neutral tersedia pada kedua sisi, baik primer dan sekunder dan bisa

digunakan bila diperlukan.

b. Insulation yang diperlukan pada belitan hanya 58% atau 1/S3 dari tegangan

line. 

Kelemahan transformator hubungan Y-Y :

c. Apabila beban yang disupply tidak seimbang, akan terasa jelas pada tegangan 3

phasa.

d. Harmonisa ketiga pada tegangan sangat besar.

Gelombang arus eksitasi pada transformator Y-Y tidak sinussoidal dan

mengandung komponen harmonisa ketiga yang cukup besar. Dan karena hal

tersebut, penjumlahan arus ketiga phasanya tidak sama dengan nol (0) meskipun

nilai ketiga arus tersebut sama besar dan memiliki perbedaan phasa yang sama

120o. Dan bila titik neutral pada transformator hubungan Y-Y ini tidak di-ground-

kan, maka nilai penjumlahan ketiga phasa arus tersebut dipaksa menuju nol (0),

yang akan menyebabkan distorsi pada gelombang flux transformator dan juga

distorsi pada gelombang tegangan.

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 10

Page 11: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

Meskipun gelombang tegangan ini memiliki frekuensi yang sama dan

berbeda phasa 120o, komponen harmonisa ketiga pada masing-masing phasa juga

bergeser sebesar 120o. Penjumlahan komponen harmonisa ketiga ini turut

memperbesar harmonisa ketiga pada tegangan.

Gambar.1 phasor diagram transformator Y-Y

Dari phasor diagram transformator Y-Y terlihat bahwa tegangan primer dan

sekunder adalah sephasa.

2. Hubungan Delta/Delta ( - )Δ Δ

Hubungan Transforamtor Delta – Delta ( - ), Δ Δ adalah hubungan pada

transformator 3 phasa, dimana belitan pada sisi primer dan sisi terkunder

terhubung secara segitia (Delta- ). seperti gambar berikut :Δ

Gambar.2 phasor diagram transformator Δ-Δ

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 11

Page 12: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

Dari diagram phasor diatas terlihat tegangan pada sisi priemr dan sekunder

satu phasa (tidak ada pergeseran sudut).

Keuntungan transfromator hubung Delta-Delta ( - ) :Δ Δ

a. Tidak menimbulkan masalah yang serius pada saat melayani beban tidak

seimbang

b. Tidak ada masalah gangguan harmonisa ketiga pada tegangan

c. Tidak ada perbedaan phasa antra sisi Priemr dan Sekunder

d. Bila menggunakan bank transformator yang terdiri dari 3 buah belitan

terpisah yang dihubungkan secara delta, maka apabila salah satu belitan

bermasalah, transformator masih dapat dioperasikan dengan dua belitan

(Open Delta) dengan penurunan kapasitas menjadi sebesar 58%.

Keuntungan transfromator hubung Delta-Delta ( - ) :Δ Δ

a. Insulation Tegangan yang digunakan pada sisi Primer dan Sekunder harus

lebih dari tegangan line.

b. Tidak tersedianya titik netral pada kedua sisi transformator.

C. Alat yang Diperlukan

1. Transformator TT.222. 3 Fasa, 2 kVA, 220 Volt/2x6,3 Volt

2. Ohm Meter Jembatan Weston Tipe V 3788935.2

3. Volt meter AC/DC class 1,00

D. Langkah Kerja

1. Rangkailah transformator 3 fasa sisi primer hubungan star (Y)

2. Rangkailah transformator 3 fasa sisi sekunder hubungan star (Y)

3. Masukkan switch S1, ukur tegangan sisi primer sesuai dengan ratingya, ukur

tegangan sisi sekunder.

4. Buat diagram vector sisi primer (H1), tarik garis netral tempatkan vektor sisi

sekunder (X1)

5. Lukislah diagram vektor transformator tersebut.

6. Lakukan pengamatan sesuai seperti hubungan Y/Y0o diatas terhadap transformator 3 fasa hubungan / 0Δ Δ o .

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 12

Page 13: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

E. Rangkaian Percobaan

1. Transformator Y/Yo

2. Transformator Δ/Δ o

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 13

a

Xc4

Xc3

Xc2

Xc1

Xb4

Xa4

Xa3

Xa2

Hc2

Xa1

Hc1

Hb1

Hb2

Ha2

Ha1

Sw1

C

B

A

bXb1

Xb2

Xb3

c

V

V

V

V

V

V

a

Xc4

Xc3

Xc2

Xc1

Xb4

Xb3

Xb1

Xa4

Xa3

Xa2

Hc2

Xa1

Hc1

Hb1

Hb2

Ha2

Ha1

C

B

A

b

Xb2

c

V

V

VV

V

V

Page 14: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

F. Hasil

1. Data transformator 3 fasa hubungan Y/Y0o

VAB VBC VCA Vab Vbc Vca

120 120 120 120 120 180120 120 120 83 82 82120 120 120 75 73 71

2. Data transformator 3 fasa hubungan Δ / Δ 0o .VAB VBC VCA Vab Vbc Vca

120 120 120 70 220 130120 120 120 87 88 155120 120 120 70 80 135

G. Tugas

1. Buatlah rangkaian sudut pergeseran fasa transformator hubungan Y/Y 0o ?

Jawab:

2. rangkaian sudut pergeseran fasa transformator hubungan / 0Δ Δ o ?

Jawab:

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 14

Page 15: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

H. Kesimpulan

Hubungan Y-Y 0o, digunakan untuk melayani beban yang kecil dengan

tegangan transformasi yang tinggi. Pada hubungan Y-Y Tegangan phasa primer

sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan

transformator.

Hubungan / 0Δ Δ o, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk

primer dan sekunder transformator VAB= VBC= VAC= VLN. Maka hubungan tegangan

primer dan sekunder transformator adalah sebagai berikut :

VL-L= VL-N (volt)

VAB= VBC = VAC (volt)

Sedangkan arus pada transformator tiga Arus adalah :

Fasa r yang mengalir pada belitan a adalah 115.6 a dengan sudut 0 derajat

dengan arah dari a1 menuju a2, sedangkan arus pada belitan sekunder a adalah 867

a dengan sudut 0 derajat, sedangkan arus pada belitan yang lain adalah sebagai

tampak pada gambar. arus yang mengalir pada fasa r merupakan penngurangan

vektor arus yang mengalir pada belitan a dan belitan c (perhatikan arah vektor yang

ditunjukkan dengan tanda panah. Pada titik disekitar a1 berlaku hukum kirchoff :

Arus Keluar (meninggalkan a1) = Arus Masuk (menuju a1)

Dengan Ir : arus pada fasa r Ia : arus pada belitan a Ic : arus pada belitan c.

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 15

Ir + Ic = Ia

Page 16: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

PRAKTIKUM IV

STAR / DELTA -3 0 o & + 3 0 o

A. Tujuan

Menentukan pergeseran sudut -300 antara garis netral dari kumparan primer

hubungan bintang (Y) dan kumparan skunder hubungan delta (∆) suatu transformator

tiga fasa serta pergeseran sudut +300 antara garis netral dari kumparan primer

hubungan bintang (Y) dan kumparan skunder hubungan delta (∆) suatu transformator

tiga fasa.

B. Teori Singkat

Hubungan Transforamtor Bintang - Segitiga (Y- ) , Δ merupakan hubungan pada

transforamtor 3 phasa dimana belitan disisi primer adalah Bintang (Wye-Y) dan pada

sisi sekunder adalah Segitiga (Delta- ), seperti gambar dibawah ini :Δ

Dari diagram phasor seperti gambar diatas terlihat bahwa pada transformator 3

phasa hubungan Wye-Delta (Y- ), tegangan pada sisi sekunder mengalami pergeseranΔ

keterlambatan (lag) sebesar 30o.

1. Keuntungan Transformator Hubungan Y- :Δ

a. Tidak ada masalah yang serius pada saat melayani beban yang tidak seimbang

karena hubungan delta pada sisi sekunder akan mendistribusikan beban tidak

seimbang tersebut pada masing-masing phasa.

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 16

Page 17: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

b. Masalah harmonisa ketiga pada tegangan disisi sekunder dapat dihapus karena

telah disirkulasikan melalui hubungan delta disisi sekunder.

2. Kerugian Transformator Hubungan Y- :Δ

a. Tegangan pada sisi sekunder mengalami pergeseran phasa  erhadap sisi primer,

sehingga apabila ingin memparalel trafo dengan hubungan Wye-Delta (Y- ) iniΔ

maka harus diperhatikan kesamaan vektor diagram transformator yang akan

diparalel tersebut.

b. Insulation yang dibutuhkan pada belitan disisi sekunder harus memiliki

ketahanan sedikit diatas tegangan line pada sisi sekunder tersebut, sehingga

umumnya (Y- ) sering digunakan sebagai transformator step-downΔ

C. Alat Yang Diperlukan

1. Transformator TT.222. 3 fasa, 2kVA, 220 volt/ 2x63,5 volt

2. Ohm meter jembatan weston type V 3788935,2

3. Voltmeter AC/DC class 1,00

D. Langkah Kerja

1. Rangkailah transformator 3 fasa sisi primer hubungan start (Y)

2. Rangkailah transformator 3 fasa sisi skunder hubungan start (Y)

3. Masukan switch S1, ukur tegangan sisi primer sesuai dengan ratingnya, ukur

tegangan sisi skunder

4. Buatlah diagram vektor sisi primer (H1). Tarik garis netral tempatkan vektor sisi

skunder (X1)

5. Lukislah diagram vektor transformator tersebut

6. Lakukan pengamatan sesuai hubungan Y/∆-300 diatas terhadap transformator 3 fasa

hubungan Y/∆+300

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 17

Page 18: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

E. Gambar Rangkaian Percobaan

1. Transformator -300 (Y/∆-300)

2. Transformator +300 (Y/∆+300)

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 18

Page 19: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

F. Hasil Percobaan

1. Data transformator tiga fasa hubungan Y/∆-300

VAB VBC VAC Vab Vbc Vac

110 110 110 40 40 40

150 150 150 60 60 60

220 220 220 80 80 80

2. Data transformator tiga fasa hubungan Y/∆+300

VAB VBC VAC Vab Vbc Vac

110 110 110 40 40 40

150 150 150 60 60 60

220 220 220 80 80 80

G. Tugas

1. Buatlah rangkaian sudut pergeseran fasa transformator hubungan Y/ Δ -30o ?

Jawab:

2. Buatlah rangkaian sudut pergeseran fasa transformator hubungan Y/ Δ +30o ?

Jawab:

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 19

Page 20: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

H. Kesimpulan

Hubungan Y/ Δ menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan saluran masukan

dan saluran transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan line keluaran E12 adalah 30°

mendahului tegangan line masukan EAB, seperti dapat dilihat dari diagram     phasor.

Jika saluran keluaran memasuki kelompok beban terisolasi, beda fasanya tidak

masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan paralel dengan saluran masukan dengan

sumber lain, beda phasa 30° mungkin akan membuat hubungan paralel tidak

memungkinkan, sekalipun jika saluran tegangannya sebaliknya identik.

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 20

Page 21: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

PRAKTIKUM V

STAR / ZIG - ZAG -3 0 o & + 3 0 o

A. Tujuan

1. Menentukan pergeseran sudut -30o antara garis netral dan kumparan

primerhubungan bintang (Y), dan kuparan sekunder hubungan zig-zag (Z) suatu

transfor 3 fasa.

2. Menentukan pergeseran sudut +30o antara garis netral dan kumparan

primerhubungan bintang (Y), dan kuparan sekunder hubungan zig-zag (Z) suatu

transfor 3 fasa.

B. Teori Singkat

Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang

disusun menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan

sekunder. Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu

hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan pada belitan sekundernya

dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan Zig-zag).

Supaya dapat bekerja dengan baik, maka salah satu syarat yang diperlukan adalah

setiap fasa hendaknya bebanya sama, akan tetapi hal ini seringkali sukar dipenuhi.

Untuk itu lilitan sekunder dibuat dalam hubungan interconnected star (zig-zag).

       Transformator zig-zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu

aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki

titik netral. Pada transformator zig-zag masing-masing elemen lilitan tiga fasa dibagi

menjadi dua bagian dan masing-masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 21

Page 22: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

       Pada aplikasinya, hubungan star/ zig-zag lebih banyak digunakan daripada

hubungan delta/star. Hal tersebut dikarenakan hubungan star/zig-zag dapat mengatasi

masalah dari beban tidak seimbang.

       Titik netral dari earthing transformer dapat terhubung ke tanah secara langsung

atau melebih current limiting impedance, sedangkan bagian terminal terhubung ke

jalur tiga fasa. Earthing transfomer dirancang untuk dua kondisi yaitu ketika sistem

berjalan dengan normal dan ketika terjadi earth fault di satu jalur line.

Gambar transformator hubungan Y-Z

C. Alat yang Diperlukan

1. Transformator TT.222. 3 Fasa, 22 kVA, 220 Volt/2x6,3 Volt

2. Ohm Meter Jembatan Weston Tipe V 3788935.2

3. Volt meter AC/DC class 1,00

D. Langkah Kerja

1. Rangkailah transformator 3 fasa sisi primer hubungan star (Y).

2. Rangkailah transformator 3 fasa sisi sekunder hubungan Zig-zag (Z).

3. Masukkan switch S1, ukur tegangan sisi primer sesuai dengan ratingya, ukur

tegangan sisi sekunder.

4. Buat diagram vector sisi primer (H1), tarik garis netral tempatkan vektor sisi

sekunder (X1).

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 22

Page 23: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

5. Lukislah diagram vektor transformator tersebut.

6. Lakukan pengamatan sesuai seperti hubungan star/zig-zag -30o (Y/Z-30o) diatas

terhadap transformator 3 fasa hubungan star/zig-zag +30o (Y/Z+30o).

E. Rangkaian Percobaan

1. Transformator Star/Zig-zag -30o (Y/Z -30o)

2. Transformator Star/Zig-zag -30o (Y/Z -30o)

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 23

Xc4

Xc3

Xc2

Xc1

Xb4

Xb3

Xb2

Xb1

Xa4

Xa3

Xa2

Hc2

Xa1

Hc1

Hb1

Hb2

Ha2

Ha1

c

b

a

Sw1

C

B

A

V

V

V

V

V

V

Xa1Ha1A

c

b

Xc4

Xc3

Xc2

Xc1

Xb4

Xb3

Xb2

Xa4

Xa3

Xa2

Hc2

Hc1

Hb1

Hb2

Ha2 a

Sw1

C

B

V

Xb1

V

V

V

V

V

Page 24: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

F. Hasil

1. Data transformator 3 fasa hubungan Y/Z-30o

VAB VBC VCA Vab Vbc Vca

70 70 70 70 70 70150 150 150 80 80 80220 220 220 120 120 120

2. Data transformator 3 fasa hubungan Y/Z+30o

VAB VBC VCA Vab Vbc Vca

70 70 70 70 70 70150 150 150 80 80 80220 220 220 120 120 120

G. Tugas

1. Buatlah rangkaian sudut pergeseran fasa transformator hubungan Y/Z-30o ?

Jawab:

2. Buatlah rangkaian sudut pergeseran fasa transformator hubungan Y/Z +30o ?

Jawab:

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 24

Page 25: LAPORAN-Prktek Mesin Feby

Praktikum Mesin – Mesin Listrik

H. Kesimpulan

Ketika arus R mempunyai sudut 0 derjat maka arus r mempunyai sudut –30

derajat. Beda sudut sebesar 30 derajat ini hanya berlakau ketika arus pada fasa R, S dan

T mempunyai besar yang sama serta memliki beda sudut 120 derajat (dalam kondisi

yang seimbang). Apabila arus pada fasa R, S , T tidak berada  dalam kondisi seimbang

maka pergeserean sudut pada sisi primer dan sekunder akan bervariasi tergantung

besar arus yang mengalir pada tiap fasa.

Febri Kesuma ( 18649 – 2010 ) 25