skripsi - pengembangan media interaktiff pembelajaran ipa terpadu tema tata surya berbasis learning...

10
PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIFF PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA PENDENGARAN BERBASIS LEARNING CYCLE UNTUK SISWA KELAS VIII Skripsi Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA Oleh Iqlima Ramiza Fauzi 4001413030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

Upload: iqlima-ramiza-fauzi

Post on 25-Sep-2015

44 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Dokumen ini dalah tugas mata kuliah bahasa indonesia untuk mengembangkan keterampilan dalam menulis skripsi. Dimana hanya ada satu bab yaitu BAB 1 PENDAHULUAN.

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIFF PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA PENDENGARAN BERBASIS LEARNING CYCLE UNTUK SISWA KELAS VIII

SkripsiDisajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA

OlehIqlima Ramiza Fauzi4001413030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Berdasarkan Permendiknas No.22 tahun 2006 pembelajaran IPA seharusnya dilakukan secara terpadu. Melalui pembelajaran IPA terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajari. Oleh karena ini, siswa dapat terlatih untuk menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna, otentik dan aktif (Listyawati, 2012). Implikasi dari Permendiknas tersebut, guru harus melaksanakan pembelajaran IPA secara terpadu.Sesuai dengan amanat KTSP yang juga kembali diterapkan pada Kurukulum 2013 bahwa model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dalam Pusat Kurikulum (2006: 7-8), pembelajaran IPA terpadu mempunyai tujuan. Berikut ini akan diuraikan tujuan pembelajaran IPA terpadu yaitu:a. Meningkatkan Efisiensi dan EfektivitasAnak usia 7-14 tahun masih dalam peralihan dari tingkat berpikir operasional konkrit ke berpikir abstrak dan masih memandang dunia sekitar secara holistis. Penyajian pembelajaran secara terpisah-pisah memungkinkan adanya tumpang tindih dan pengulangan sehingga kurang efektif dan efisien serta membosankan bagi peserta didik.b. Meningkatkan minat dan motivasiPembelajaran IPA terpadu dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan antar konsep yang satu dengan konsep yang lainnya yang termuat dalam tema. Peserta didik akan terbiasa berpikir terarah, teratur, utuh, menyeluruh, sistemik dan analitik.c. Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligusPembelajaran IPA terpadu dapat menghemat waktu, tenaga, sarana, dan biaya karena beberapa Kompetensi Dasar (KD) dapat dicapai sekaligus menjadi sebuah tema. Tema tersebut didasarkan atas pemaduan sejumlah Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) yang dipandang memiliki keterkaitan.Pembelajaran IPA terpadu adalah sebuah pendekatan integrative yang mensitetis perspektif (sudut pandang/tinjauan) semua bidang kajian dalam IPA untuk memencahkan permasalahan. Pendekatan pembelajaran terpadu merupakan salah atu implementasi kurikulum yang dianjutkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan. Pendekatan pembelajaran ini hakikatnya merupakan suatu pendekatan kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdiknas, 2006)Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menekankan penguasaan materi secara tuntas harus ditempuh melalui pembelajaran yang efektif dan efisien. Tujuan tersebut akan tercapai bila pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kondisi siswa. Siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru secara konvensional, dikarenakan informasi yang didapat masih dikatakan abstrak atau kurang nyata dan sebatas menghafal kata-kata saja.Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pemahaman materi, memahami rumus, terlalu lama dan tidak efektif, guru perlu membuat media yang mampu menyatukan konsep IPA serta menampilkan materi secara utuh sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemilihan media harus tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa, efektif dan efisien serta memberikan kejelasan objek atau materi yang dipelajari. AECT (Association For Education Communication Technology) dalam Arsyad (2011) mendefinisikan bahwa media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi.Media pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam proses pendidikan, menurut Schramm dalam Sudrajat (2008) media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Selain itu media mempunyai berbagai manfaat antara lain yaitu membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, media juga dipandang sebagai suatu alat komunikasi yang menjembatani antara ide-ide yang abstrak dengan dunia nyata, media pembelajaran juga membuat proses interaksi, komunikasi dan penyampaian materi antara guru dan siswa agar dapat berlangsung secara tepat dan berdaya guna. Seiring dengan berkembangnya teknologi, dewasa ini telah tersedia berbagai macam media pembelajaran, salah satu media yang mempunyai banyak kelebihan dari media lain yaitu multimedia komputer karena setiap informasi yang berupa teks, suara, animasi dan gambar dapat ditunjukkan secara bersama-sama.Media pembelajaran yang dinilai tepat adalah multimedia interaktif karena media ini sangat menarik dan menyenangkan sehingga diharapkan mampu memotivasi siswa untuk belajar IPA, membuat siswa antusias dalam belajar sehingga diharapkan hasil belajar siswa baik.Pembelajaran berbasis siklus belajar (learning cycle) adalah pembelajaran dengan tahapan yang diatur sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dengan ikut serta berperan aktif. Siklus belajar menekankan pada proses penyelidikan peserta didik untuk menyelidiki pengetahuan ilmiah melalui keterampilan proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar berdasarkan teori konstruktivisme. Teori konstruktivisme tersebut mengarahkan agar peserta didik menemukan sendiri informasi atau pengetahuan yang diharapkan.Siklus belajar pada mulanya terdiri dari tahap-tahap eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction), dan aplikasi konsep (concept application) (Renner dkk, 1988). Pada tahap eksplorasi, peserta didik diarahkan untuk memanfaatkan panca inderanya dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan seperti mengamati fenomena alam atau perilaku sosial, mendiskusikan fenomena alam, menganalisis artikel, praktikum, dan lain-lain. Dari kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan muncul pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi. Tahap berikutnya adalah tahap pengenalan konsep, di mana peserta didik mengenal istilah-istilah yang berkaitan dengan konsep-konsep baru yang sedang dipelajari, melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti menelaah sumber pustaka atau berdiskusi, melalui interaksi dengan peserta didik lain, media, dan guru. Pada tahap terakhir, yakni aplikasi konsep, peserta didik diajak menerapkan pemahaman konsepnya pada situasi baru atau masalah baru melalui kegiatan-kegiatan seperti problem solving (menyelesaikan problem-problem nyata yang berkaitan) atau melakukan percobaan lebih lanjut.Fajaroh dan Dasna (2007) memaparkan berbagai hasil penelitian tentang dampak dari pembelajaran dengan siklus belajar. Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan sekolah menengah tentang implementasi siklus belajar dalam Ilmu Pengetahuan Alam belajardalam pembelajaran IPA menunjukkan keberhasilan model ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. Peserta didik yang gurunya mengimplementasikan siklus belajar mempunyai ketrampilan menjelaskan yang lebih baik dari pada peserta didik yang gurunya menerapkan metode ekspositori.Tema pendengaran mempelajari konsep-konsep yang abstrak dengan cangkupan yang luas. Hal ini menjadi salah satu penyebab kesulitan siswa dalam belajar, sehingga dibutuhkan suatu media yang mampu menggambarkan konsep abstrak menjadi pengalaman yang konkret dan terpahami dengan mudah. Tema pendengaran memadukan materi dari aspek fisika dan biologi yang diantaranya membahas tentang alat indra manusia khususnya telinga dan sistem sonar pada makhluk hidup. Salah satu materi yang dipelajari pada tema pendengaran yaitu proses mendengar pada manusia. Proses mendengar pada manusia dapat dipelajari dengan gambar/animasi. Apabila proses mendengar pada manusia dapat divisualisasikan pada media yang lebih menarik dan siswa mendapatkan pengalaman yang konkret, siswa akan mengalami kemudahan belajar dan termotivasi untuk belajar. Selain itu media yang digunakan mampu memaparkan keterpaduan materi tema pendengaran.Salah satu media yang mampu memaparkan keterpaduan materi tema pendengaran yaitu media interaktif pembelajaran IPA terpadu. Berdasarkan penelitian Paramita bahwa penggunaan media CD interktif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan juga psikomotorik. Secara kognitif, kemampuan memahami materi pembelajaran meningkat dengan tolak ukur hasil belajarnya. Selain itu penggunaan media interaktif mampu meningkatkan kualitas pembelajaran kimia siswi SMK Negeri 8 Semarang yang ditandai dengan ketuntasan hasil belajar siswa > 80% dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran > 70% dalam penelitian Sirodjuddin (2008).Pada tema pendengaran dapat diterapkan pembelajaran berbasis learning cycle dengan menggunakan media pembelajaran interaktif yang membantu siswa dapat memahami berbagai konsep materi dengan cangkupan luas dengan mudah. Hal ini dikarenakan berkembangnya daya nalar tingkat tinggi siswa dalam menelaah berbagai konsep dan istilah yang berdampingan dengan cara penyampaian materi menggunakan media interaktif.Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti melaksanakan penelitian dengan judul: Pengembangan Media Interaktif Pembelajaran IPA terpadu tema Pendengaran berbasis Learning Cycle untuk siswa Kelas VIII.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang maka permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:1) Apakah media interaktif pembelajaran IPA terpadu yang dihasilkan layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk tema pendengaran?2) Bagaimana efektifitas media interaktif pembelajaran IPA terpadu tema pendengaran yang dikembangkan?3) Bagaimana keaktifan siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbasis learning cycle pada pembelajaran IPA terpadu tema pendengaran? 1.3 Batasan MasalahDalam penelitian ini, batasan permasalahan yang diteliti yaitu:1. Pengembangan media interaktif yang di terapkan dalam proses pembelajaran IPA terpadu tema pendengaran.2. Dampak dari penerapan pembelajaran berbasis learning cycle yang dipadukan dengan media interaktif.1.4 Tujuan PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:1) Kelayakan media interaktif pembelajaran IPA terpadu tema pendengaran2) Efektifitas media interaktif pembelajaran IPA terpadu tema pendengaran yang dikembangkan.

1.5 Manfaat PenelitianHasil dari pelaksanaan penelitian ini akan memberikan manfaat bagi siswa, guru dansekolah.1.5.1 Bagi siswa1. meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, 2. membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik, dan3. pembelajaran menjadi lebih bermakna.1.1.1 Bagi guru1. Siklus belajar dapat membantu guru dalam mengembangkan pemahaman konseptual yang dapat mengakomodasikesempatan belajar guru dan peserta didik. 2. Dengan adanya media interaktif, guru termotivasi untuk membuat media pembelajaran. Selain itu media interaktif mempermudah guru dalam menjelaskan materi dengan cangkupan yang luas dan keterpaduan. 3. Pembelajaran dapat memperluas wawasan dan meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.1.1.2 Bagi sekolahMemberi sumbangan bagi sekolah dalam rangka upaya perbaikan proses pembelajaranyang menyeluruh, sehingga prestasi siswa akan meningkat.