skripsi keragaman arthropoda pada tanaman kacang tanah...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
Keragaman Arthropoda pada Tanaman Kacang Tanah di Kabupaten Barru
OLEH :
ANDI FATIMAH
G111 12 314
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
SKRIPSI
Keragaman Arthropoda pada Tanaman Kacang Tanah di Kabupaten Barru
OLEH :
ANDI FATIMAH
G111 12 314
Laporan Praktik Lapang dalam Mata Ajaran Minat Utama
Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhana wa ta’ala Rabb semesta alam, kepada-Nya
kita memuji dan meminta pertolongan. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam, kepada
keluarga beliau, sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang setia mengikutinya hingga
akhir zaman. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah subhana wa ta’ala penulis
dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul “Keragaman Arthropoda pada Tanaman
Kacang Tanah di Kabupaten Barru”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pertanian pada program
studi Agroteknologi Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas
Hasanuddin.
Selama penulisan skripsi ini tentunya penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayah A.Hadayullah, Ibu A.Amilah serta adikkufillah A.Fatahillah yang telah
mencurahkan kasih sayangnya dan memberikan motivasi, do’a dan nasehat
selama penulis menempuh studi di Fakultas Pertanian Unhas.
2. Dr.Ir.Melina, MP selaku pembimbing I dan Dr.Ir.Ahdin Gassa, M.Sc selaku
pembimbing II yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis
dalam penyelesaian tugas akhir ini.
v
3. Prof. Dr. Ir. Nurariaty Agus, MS, Prof. Dr. Ir. Sylvia Sjam, M.Si, serta Prof.
Dr. Ir. Nur Amin selaku penguji yang telah banyak memberikan saran dan
masukan dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Tia, Pak Kamaruddin dan Pak Ardan yang telah membantu dalam proses
penyelesaian tugas akhir ini.
5. Pengurus LDF Surau Firdaus Faperta Unhas, Pengurus FSUA, Rumah Al Fath
dan D5, Adik-adikkufillah Ummu Syuraik dan Ummu Hakim yang telah
memberikan semangat dan do’a.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian tugas akhir ini, semoga Allah Subhana wa ta’ala
memberikan balasan kebaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Makassar, 21 November 2017
Penulis
vi
Keragaman Arthropoda pada Kacang Tanah di Kabupaten Barru
1A.Fatimah, 2Melina, 3Ahdin Gassa
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin
ABSTRAK
Kacang tanah merupakan komoditas pangan yang banyak ditanam oleh petani di
Kabupaten Barru, namun produktivitas masih sangat rendah hal ini disebabkan salah
satunya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), kerugian akibat serangan
hama pada kacang tanah yaitu menurunnya hasil sampai 80%, bahkan puso apabila
tidak ada pengendalian. Informasi keragaman Arthropoda pada kacang tanah dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam penerapan pengendalian hama terpadu (PHT)
dengan teknik pemanfaatan musuh alami. Keragaman Arthropoda diamati
menggunakan pitfall trap, jaring serangga dan pengamatan langsung selama 9 pekan
pengamatan, dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah Arthropoda pada
pertanaman kacang tanah berdasarkan perannya yakni sebagai Dekomposer 6%
dengan 1 famili dan 150 individu, Predator 38% dengan 9 famili dan 949 individu,
Parasitoid 3% dengan 1 famili dan 87 Individu, Hama 46% dengan 13 famili dan
1155 individu, Polinatur 1% dengan 2 famili dan 13 individu, serta Arthropoda yang
tidak diketahui perannya yakni 6% teridiri atas 4 ordo dan 146 individu. Jumlah
Arthropoda terbesar pada metode pengambilan sampel pitfall yakni yang berperan
sebagai predator sebanyak 690 individu, pada metode jaring Arthropoda hama
sebanyak 138 individu, dan pada metode pengamatan langsung yakni hama 866
individu. kenaikan jumlah populasi arthropoda hama diikuti oleh kenaikan jumlah
populasi arthropoda predator, dan penurunan jumlah populasi arthropoda hama
diikuti oleh penurunan jumlah populasi arthropoda predator sedangkan untuk
Arthropoda parasitoid, dekomposer, polinatur dan lainnya setiap pekan berfluktuasi.
Kata kunci: Arthropoda, kacang tanah, keragaman, pitfall .
vii
Arthropod Diversity in Arachis hypogaea L in Barru District.
1A.Fatimah, 2Melina, 3Ahdin Gassa
Department of Plant Pests and Diseases, Faculty ofAgriculture,
HasanuddinUniversity
ABSTRACT
Arachis hypogaea L is a food commodity that is widely grown by farmers in Barru
regency, but the productivity is still very low this is due to the attack of plant pest
organism (OPT) as the main cause which resulted in loss that decrease yield up to
80%, even may cause puso if there is no control. Information of diverse Arthropoda
in Arachis hypogaea L can be considered in the application of integrated pest control
with natural enemy utilization techniques. Arthropoda diversity was observed using
pitfall trap, sweep net and direct observation for 9 weeks of observation, from the
results obtained Arthropoda count on Arachis hypogaea L plant based on its role as
6% decomposer with 1 family and 150 individuals, 38% predators with 9 families and
949 individuals, Parasitoid 3% with 1 family and 87 Individuals, 46% pest with 13
families and 1155 individuals, 1% Polinatures with 2 families and 13 individuals, and
unknown arthropods each 6% consist of 4 orders and 146 individuals. The largest
sum of Arthropod in pitfall method of capturing the sample is as a predator numbered
about 690 individuals while on the method of sweep net is as the Arthropoda pest as
much as 138 individuals, however on the method of direct observation is as the pest
in result of 866 individuals. An increase in the number of arthropod pest populations
followed by an increase in the number of arthropod predator populations, and a
decrease in the number of arthropod pest populations followed by a decrease in the
predominant arthropod population while for the arthropods parasitoids, decomposers,
pollinators and others fluctuated each week.
Keywords: Arthropods, Arachis hypogaea L, diversity, pitfall
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2.Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.3.Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
1.1.Kacang Tanah....................................................................................... 4
1.1.1. Deskripsi dan Morfologi Kacang Tanah ............................ 4
1.1.2. Syarat Tumbuh Kacang Tanah ........................................... 7
1.2.Arthropoda ........................................................................................... 8
1.2.1. Deskripsi Arthropoda ......................................................... 8
1.2.2. Macam-macam Arthropoda ............................................... 9
1.2.3. Peranan Arthropoda ........................................................... 11
ix
BAB III METODOLOGI .................................................................................... 16
3.1. Waktu dan Tempat .............................................................................. 16
3.2. Prosedur Penelitian .............................................................................. 16
3.2.1. Pengamatan langsung .............................................................. 16
3.2.2. pitfall trap ............................................................................... 16
3.2.3. Menggunakan Jaring. .............................................................. 17
3.3. Analisis Data ........................................................................................ 17
3.3.1. Indeks Keanekaragaman (Shannon-Wiener)........................... 17
3.3.2. Indeks Dominansi (C) dari Simpsom ...................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 19
4.1. Arthropoda Hama .................................................................................. 19
4.2. Arthropoda Predator .............................................................................. 26
4.3. Arthropoda Parasitoid ........................................................................... 29
4.4. Arthropoda Dekomposer ....................................................................... 30
4.5. Arthropoda Polinator ............................................................................. 31
4.6. Arthropoda Lainnya .............................................................................. 32
4.7. Akumulasi Jumlah Arthropoda secara Keseluruhan ............................. 33
4.8. Jumlah Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel sesuai
dengan Peranannya. ............................................................................... 34
4.9. Hubungan Kelimpahan Arthropoda berdasarkan peranannya dalam
ekosistem ................................................................................................. 36
4.10.Nilai Indeks Keanekaragaman, Dominasi (C) dan Kemerataan
Arthropoda pada tanaman kacang tanah di Kabupaten Barru ............... 37
x
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 40
4.1. Kesimpulan ............................................................................................ 40
4.2. Saran ....................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
LAMPIRAN .......................................................................................................... 4
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Arthropoda Hama pada pertanaman kacang tanah di Desa
Palakka, Kec.Barru ................................................................................... 20
Tabel 2 Jumlah Arthropoda Hama pada pertanaman kacang tanah di Desa
Libureng, Kec.Tanete Riaja. ..................................................................... 21
Tabel 3 Jumlah Arthropoda Predator pada pertanaman kacang tanah di Desa
Palakka, Kecamatan Barru ....................................................................... 26
Tabel 4 Jumlah Arthropoda Predator pada pertanaman kacang tanah di Desa
Libureng, Kecamatan Tanete Riaja .......................................................... 27
Tabel 5 Jumlah Arthropoda Polinator pada pertanaman kacang tanah desa
Palakka, Kecamatan Barru ..................................................................... 31
Tabel 6 Jumlah Arthropoda Polinator pada pertanaman kacang tanah, desa
Libureng, Kecamatan Tanete Riaja ......................................................... 31
Tabel 7 Jumlah Arthropoda lainnya pada pertanaman kacang tanah di desa
Palakka, Kecamatan Barru ...................................................................... 32
Tabel 8 Jumlah Arthropoda lainnya pada pertanaman kacang tanah di desa
Libureng, Kecamatan Tanete Riaja ......................................................... 32
Tabel 9 Nilai Indeks Keanekaragaman, Dominasi (C) dan Kemerataan
Arthropoda pada desa Palakka, Kecamatan Barru. ................................. 37
Tabel 10 Nilai Indeks Keanekaragaman, Dominasi (C) dan Kemerataan
Arthropoda pada desa Libureng, Kecamatan Tanete Riaja ..................... 37
xii
DAFTAR GAMBAR
No Hal
1. Empoasca sp (Hemiptera : Cicadellidae) ........................................................ 23
2. Spodoptera sp (Lepidoptera : Noctuidae) ........................................................ 23
3. Lamprosema indica (Lepidoptera : Pyralidae) ................................................ 24
4. Helicoverpa armigera (Lepidoptera : Noctuidae)............................................ 26
5. Akumulasi jumlah Arthropoda pada tanaman kacang ..................................... 33
6. Jumlah Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel ........................ 34
7. Kelimpahan Arthropoda berdasarkan peranannya pada 9 pekan pengamatan. 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kacang tanah merupakan komoditas pangan yang banyak ditanam oleh petani
di Kabupaten Barru, pada tahun 2015 luas areal yang ditanami kacang tanah sekitar
2.345 ha dengan jumlah produksi sekitar 2.621,00 ton dan produktivitas 1,14 ton/ha
dan diupayakan akan terus bertambah. Dari data Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Perkebunan 2015, potensi penanaman kacang tanah di Kabupaten Barru cukup
tinggi dengan tersedianya lahan sekitar 30.620 ha dari total lahan yang tersedia di
Sulawesi selatan sekitar 531.993 ha.
Usaha peningkatan produksi kacang tanah dilakukan melalui intensifikasi,
perluasan areal dan pembukaan lahan baru. Salah satu kendala utama dalam
peningkatan produksi kacang tanah adalah gangguan hama, seperti yang terjadi pada
Kabupaten Barru berdasarkan laporan Abdul (2011) mengatakan bahwa produktivitas
tanaman pertanian di kabupaten Barru masih sangat rendah hal ini disebabkan salah
satunya adalah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Kerugian akibat
serangan hama pada kacang tanah yaitu menurunnya hasil sampai 80%, bahkan puso
apabila tidak ada tindakan pengendalian. Tanaman kacang tanah sangat disukai oleh
hama terbukti dengan banyaknya hama yang menyerang mulai dari hama di dalam
tanah, hama bibit, hama daun, hama polong, dan hama biji. Upaya pengendalian
hama didasarkan atas konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan
mengutamakan peningkatan peran pengendalian alami salah satunya yakni
2
penggunaan musuh alami. Untuk dapat bekerja secara optimal, pestisida dapat
diaplikasikan berdasarkan pemantauan ambang kendali dan diusahakan seminimum
mungkin berdampak negatif terhadap lingkungan (Untung, 1993).
Untuk memperoleh hasil kacang tanah yang prima pengambilan keputusan
tindakan pengendalian hama harus didasarkan atas analisis agroekosistem kacang
tanah. Hingga kini pengendalian hama masih mengandalkan pestisida, namun
kurangnya pengetahuan tentang identifikasi dan bioekologi hama menyebabkan cara
pengendalian yang diambil kurang tepat. Selain itu, cara aplikasi pestisida yang
kurang tepat, juga salah satu penyebab gagalnya pengendalian hama sehingga hama
masih tetap menjadi masalah (Marwoto dan Hardaningsih 2004),
Arthropoda memiliki peranan penting dalam menjaga ekosistem. Arthropoda
merupakan filum yang paling besar dalam dunia hewan, Keanaekaragaman
arthropoda menentukan kestabilan agroekosistem pada lahan pertanian,
ekosistem yang stabil menggambarkan kestabilan populasi antara arthropoda
yang merusak tanaman atau hama dengan musuh alaminya yang mengakibatkan
kerusakan tanaman berkurang (Kasumbogo, 2006). Menurut Mulyo (2012)
berdasarkan tingkat trofiknya, arthropoda dalam pertanian dibagi menjadi 3 yaitu
arthropoda herbivora, arthropoda karnivora dan arthropoda dekomposer. Arthropoda
herbivora merupakan kelompok yang memakan tanaman dan keberadaan populasinya
menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya, yang disebut sebagai hama.
Arthropoda karnivora terdiri dari semua spesies yang memangsa arthropoda
herbivora meliputi kelompok predator, parasitoid yang berperan sebagai
3
musuh alami arthropoda herbivora. Arthropoda dekomposer adalah organisme
yang berfungsi sebagai pengurai yang dapat membantu mengembalikan
kesuburan tanah dan dan selain itu arthropoda juga sebagai penyerbuk pada
tanaman (Pracaya, 2007).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan penelitian mengenai
Keragaman Arthropoda pada Tanaman Kacang Tanah di Kabupaten Barru.
1.2.Tujuan Penelitian
Untuk mengamati Arthropoda dan mengetahui keanekaragaman Arthropoda
yang hidup pada lahan tanaman kacang tanah di Kabupaten Barru.
1.3.Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kemerataan dan
keanekaragaman Artropoda pada tanaman kacang tanah di Kabupaten Barru.
Informasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan
pengendalian dengan teknik pemanfaatan musuh alami (predator), dan acuan untuk
penelitian selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Kacang Tanah
1.1.1. Deskripsi dan Morfologi Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L) berasal dari lembah sungai Paraguay dan
Parana di Amerika Selatan, oleh orang portugis tanaman ini dibawa ke Afrika Barat
dari Brazilia pada abad ke – 16 yang seterusnya oleh orang spanyol di bawa ke Asia
Timur, Tenggara dan Selatan (Semangun, 2006). Di benua Asia kacang tanah mula-
mula ditanam di India dan Cina, diperkirakan sejak abad VI. Tanaman kacang tanah
ditanam di Indonesia diperkirakan sejak akhir abad XV. Rumpfius, seorang
penjelajah Belanda, telah menemukan kacang tanah di Maluku pada tahun 1640.
Tanaman ini tidak memiliki nama asli, sehingga namanya lebih menunjukkan
diskripsi tanamannya, memberi petunjuk bahwa tanaman ini memang bukan tanaman
asli Indonesia (Zuli, 1993).
Menurut Rasyid (1985) dalam dunia tumbuhan, kacang tanah diklasifikasikan
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub-Divisi : Angiospermae
Klass : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Pappilonaceae / Leguminosae
5
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogoea
Tanaman kacang tanah termasuk dalam golongan tanaman leguminosa yang
mampu memfiksasi nitrogen dari udara melalui bintil akarnya. Kebutuhan hara
nitrogen sebagian dipasok melalui fiksasi N dari udara menyebabkan penurunan
kebutuhan hara N yang dipasok dari pupuk, atau bahkan tidak merespon lagi apabila
dilakukan pemupukan N (Inne, 2008). Pertumbuhan kacang tanah secara garis besar
dapat dibedakan menjadi dua macam tipe, yaitu tipe tegak dan menjalar. Umumnya
percabangan tanaman kacang tanah tipe tegak sedikit banyak melurus atau hanya
agak miring ke atas. Batang utama tanaman kacang tanah tipe menjalar lebih panjang
daripada batang utama tipe tegak, biasanya panjang batang utama antara 33-50 cm.
Kacang tanah tipe menjalar cabang-cabangnya tumbuh ke samping, tetapi ujung-
ujungnya mengarah ke atas. Panjang batang utamanya antara 33-66 cm. Kacang tanah
tipe tegak lebih disukai di Indonesia daripada tipe menjalar, karena umurnya lebih
cepat, yakni antara 100-120 hari, sedangkan tanaman kacang tanah tipe menjalar kira-
kira 150-180 hari. Kacang tanah tipe menjalar tiap ruas yang berdekatan dengan tanah
akan menghasilkan polong, sehingga masaknya tidak bersamaan. Disamping itu,
kacang tanah tipe tegak lebih mudah dipungut hasilnya daripada kacang tanah tipe
menjalar (Yrama, 2009).
Daun kacang tanah merupakan daun majemuk bersirip genap, terdiri atas
empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Daun mulai gugur pada akhir
masa pertumbuhan dan mulai dari bagian bawah. Selain berhubngan dengan
6
umur, gugur daun ada hubungannya dengan faktor penyakit. Bunga kacang tanah
mulai tumbuh pada umur 4-5 minggu. Bunga keluar dari ketiak daun, umur bunga
hanya satu hari, mekar pagi hari dan layu pada sore hari. Bunga kacang tanah
dapat melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan oleh alam dapat terjadi
namun presentasenya sangat kecil. Bentuk bunga berbentuk kupu-kupu, setiap bunga
seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih namun, ini sebenarnya bukan tangkai
melainkan tabung kelopak. Mahkota bunganya (corolla) kuning. Bendera dari
mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya (Inne, 2004).
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi
pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah yang
disebut ginofora yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula ujung
ginofora yang runcing mengarah ke atas. Setelah tumbuh ginofora tersebut mengarah
ke bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah. Pada waktu ginofora menembus
tanah, peranan hujan sangat membantu. Setelah terbentuk polong, pertumbuhan
memanjang, ginofora akan terhenti. Panjang ginofora dapat mencapai 18 cm.
Ginofora yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk ke dalam tanah sehingga
tidak akan membentuk polong. Ujung polong ada yang tumpul dan ada yang runcing.
Bagian polong antara dua biji ada yang terbentuk pinggang dan ada yang tidak (Inne,
2004). Warna biji kacang tanah bermacam-macam. Ada biji yang berwarna putih,
merah, ungu dan merah muda. Kacang tanah yang paling baik adalah yang berwarna
merah muda (Rasyid, 1985).
7
1.1.2. Syarat Tumbuh Kacang Tanah
Jenis tanah lempung berpasir, liat berpasir atau lempung liat berpasir sangat
cocok untuk tanaman kacang tanah. Kemasaman (pH) tanah yang cocok untuk
kacang tanah adalah 6,5−7,0. Tanaman masih cukup baik bila tumbuh pada tanah
agak masam (pH 5,0–5,5), tetapi peka terhadap tanah basa (pH>7). Pada pH tanah
7,5−8,5 (bereaksi basa) daun akan menguning dan terjadi bercak hitam pada polong.
Di tanah basa, hasil polong akan berkurang karena ukuran polong dan jumlah polong
menurun. Pada jenis tanah Vertisol yang bertekstur berat (kandungan lempung tinggi)
tanaman kacang tanah dapat tumbuh baik, akan tetapi pada saat panen banyak polong
tertinggal dalam tanah sehingga mengurangi hasil yang diperoleh. Tanah yang baik
sistem drainasenya menciptakan aerasi yang lebih baik, sehingga tanaman akan lebih
mudah menyerap air, hara nitrogen, CO2 dan O2. Drainase yang kurang baik akan
berpengaruh buruk terhadap respirasi akar, karena persediaan O2 dalam tanah rendah.
Kondisi ini akan menghambat pertumbuhan akar dan bakteri fiksasi nitrogen menjadi
tidak aktif. Apabila tanah mempunyai struktur remah, maka keberhasilan
perkecambahan benih akan lebih besar, ginofor lebih mudah melakukan penetrasi
kemudian berkembang menjadi polong, dan polong lebih mudah dicabut pada saat
panen (Agustina, dkk 2015).
Kacang tanah dapat tumbuh sepanjang tahun pada berbagai kondisi
tanah yang berbeda, yaitu di lahan sawah pada musim kemarau I
(Maret/April−Juni/Juli), musim kemarau II (Juni/Juli−September/Oktober), dan
8
musim hujan (November/Desember−Februari/Maret), dan di lahan tegal pada
musim hujan. Salah satu faktor penting dalam penanaman kacang tanah adalah
menentukan waktu tanam. Di lahan sawah yang ditanami padi, saat panen padi
menentukan waktu tanam kacang tanah. Sedangkan di lahan tegal, saat dan
jumlah curah hujan yang cukup akan menentukan waktu tanam yang tepat. Di lahan
kering, kisaran waktu tanam umumnya sangat sempit dan saat atau waktu tanam
petani adalah saat yang tepat (Agustina dkk 2015).
1.2. Arthropoda
1.2.1. Deskripsi Arthropoda
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu Arthros sendi dan podos kaki.
Oleh karena itu ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang
tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies anggota filum ini terbanyak dibandingkan
dengan filum lainnya yaitu lebih dari 800.000 spesies (Yusuf, 2005). Ciri-ciri umum
arthropoda diantaranya mempunyai appendahe yang beruas-ruas, tubuhnya bilateral
simetris terdiri dari sejumlah ruas, tubuh terbungkus oleh zat chitine. Sehingga
merupakan eksoskeleton, sistem syaraf tangga tali (Hieronymus, 2010). Klasifikasi
antropoda terdiri dari klas crustae, contoh: udang, klas onychophora, contoh :
preparatus, klas chilopoda, contoh : kelabang, klas diplopoda, contoh : kelemayar,
klas insecta, contoh : belalang, klas arachnoidae, contoh : laba-laba, klas pauropoda,
contoh : pauropus dan klas symphyla, contoh : scutigerella (Khanif, 2014)
9
Keanaekaragaman arthropoda menentukan kestabilan agroekosistem pada
persawahan, ekosistem yang stabil menggambarkan kestabilan populasi
antara arthropoda yang merusak tanaman atau hama dengan musuh alaminya yang
mengakibatkan kerusakan tanaman berkurang (Kasumbogo, 2006). Pada
persawahan kehadiran arthropoda sebagai salah satu agens hayati, tidak lepas dari
peranannya sebagai bagian rantai makanan organisme yang memiliki peranan
penting bagi kehidupan manusia. Peranan arthropoda di alam diantaranya
adalah sebagai perombak bahan organik, penyerbuk pada tanaman, musuh alami
hama dan sebagai perusak tanaman. Salah satu arthropoda yang berguna dan
penting adalah sebagai predator serangga hama yaitu laba-laba (Samharinto, 2015).
1.2.2. Macam-macam Arthropoda
Arthropoda merupakan fauna tanah yang macam dan jumlahnya cukup
banyak, yang paling menonjol adalah springtaildan kutu. Fauna ini mempunyai
kerangka luar yang dihubungkan dengan kaki, sebagian besar mempunyai
kerangka sistem peredaran darah dan jantung (Ali, 2005). Springtail (Collembola)
umumnya dikenal sebagai organisme yang hidup di tanah dan memiliki peran
penting sebagai perombak bahan organik tanah. Dalam ekosistem pertanian
Collembola terdapat dalam jumlah yang melimpah. Collembola pada ekosistem
pertanian merupakan pakan alternatif bagi berbagai jenis predator. Fauna ini
menggunakan ekornya untuk melompat/bergerak, melalui mekanisme kembang-
kerut (seperti per) bagian ujung bawah posteriornya (Indriyati dkk, 2008).
10
Kutu (Arachnida) merupakan bangsa laba-laba, kala dan tungau. Tubuh
dibagi kedalam daerah kepala-dada dan perut. Memiliki bentuk seperti kantong
dengan apendik yang menonjol. Sebagian besar memakan serat organik mati,
seperti hipa jamur dan benih, ada yang memakan predator dan cacing,
serangga, telur, dan mikrofauna lain seperti springtail. Aktivitas kutu meliputi
penghancuran dan perombakan bahan organik, kemudian translokasinya ke lapisan
tanah bawah dan dalam pemeliharaan ruang pori tanah (Christina dkk, 1991).
Tempayak atau larva serangga sejenis kumbang coklat atau kutu busuk,
berbentuk bulat, putih, dan panjang 1-2 cm, berkepala hitam, dan berkaki tiga
pasang tepat di belakang kepala, mengerut setengah lingkaran jika terganggu.
Makanan utamanya adalah rumput, tetapi juga berbagai tanaman pertanian
sehingga menjadi hama tanaman yang penting. Temapayak dan cacing
merupakanan makanan tikus (Ali, 2005).
Sayap selubung (Coleoptera) dicirikan oleh 4 sayap dengan pasangan
sayap depan menebal seperti kulit atau keras dan rapuh, biasanya bertemu dalam satu
garis lurus di bawah tengah punggung dan menutupi sayap-sayap belakang.
Bentuk tubuh bulat, oval memanjang, oval melebar, rampping memanjang, pipih
beberapa mem punyai moncong. Alat mulut bertipe penggigit mengunyah tipe
antena bervariasi ukuran tubuh kecil sampai besar, tarsi selalu 3-5 (Christina, 1991).
Semut dapat menjadi hama tanaman, melainkan di beberapa tempat dapat
menyebabkan gundulnya kawasan di sekeliling sarangnya. Di Barat Daya
Amerika Serikat, Throp cit Font (1984) dalam Ali (2005) melaporkan bahwa
11
terdapat sekitar 50 bukit semut pada setiap hektar tanah. Pada setiap bukit 13 semut
ini kawasan berdiameter sekitar empat meter menjadi gundul sehingga secara
keseluruhan sekitar 6% permukaan lahan menjadi terbuka dan menjadi sasaran
erosi tanah. Penggundulan kawasan ini juga dipicu oleh merosotnya benih-benih
rumput/tetanaman akibat dikomsumsi oleh semut-semut tersebut. Rayap (Isoptera)
berasal dari kata iso yang berarti sama dan ptera berarti sayap. Isoptera hidup
sebagai serangga sosial dengan beberapa golongan yang produktif, pekerja, dan
serdadu. Golongan serdadu mempunyai ciri kepala yang sangat bervariasi,
memanjang, hitam, dan besar yang berfungsi untuk pertahanan. Mandibula
berukuran sangat panjang, kuat, berkait, dan dimodifikasi untuk memotong. Pada
beberapa genus mempunyai kepala pendek dan bersegi berfungsi untuk menutup
pintu masuk kedalam sarang (Donald dkk., 1992)
1.2.3.Peranan Arthropoda
Salah satu organisme penghuni tanah yang berperan sangat besar dalam
perbaikan kesuburan tanah adalah arthopoda tanah. Proses dekomposisi dalam
tanah tidak akan mampu berjalan dengan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan
makrofauna tanah. Makrofauna tanah mempunyai peranan penting dalam
dekomposisi bahan organik tanah dalam penyediaan unsur hara. Makrofauna akan
merombak substansi nabati yang mati, kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan
dalam bentuk kotoran. Secara umum, keberadaan aneka macam fauna tanah pada
tanah yang tidak terganggu seperti padang rumput, karena siklus hara berlangsung
secara kontinyu (Arifin, 2001).
12
Berdasarkan tingkat trofiknya, arthropoda dalam pertanian dibagi
menjadi 3 yaitu arthropoda herbivora, arthropoda karnivora dan arthropoda
dekomposer. Arthropoda herbivora merupakan kelompok yang memakan
tanaman dan keberadaan populasinya menyebabkan kerusakan pada tanaman,
disebut sebagai hama. Arthropoda karnivora terdiri dari semua spesies yang
memangsa arthropoda herbivora yang meliputi kelompok predator, parasitoid
dan berperan sebagai musuh alami arthropoda herbivora. Arthropoda
dekomposer adalah organisme yang berfungsi sebagai pengurai yang dapat
membantu mengembalikan kesuburan tanah (Mulyo, 2012)
Predator adalah binatang atau arthropoda yang memangsa atau
arthropoda lain. Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan
memakan, membunuh atau memangsa atau serangga lain, ada beberapa ciri – ciri
predator (Sunarno, 2013):
1. Predator dapat memangsa semua tingkat perkembangan mangsanya (telur,
larva, nimfa, pupa dan imago).
2. Predator membunuh dengan cara memakan atau menghisap mangsanya
dengan cepat.
3. Seekor predator memerlukan dan memakan banyak mangsa selama hidupnya
4. Predator membunuh mangsanya untuk dirinya sendiri
5. Kebanyakan predator bersifat karnifor
6. Predator memiliki ukuran tubuh lebih besar dari pada mangsanya
7. Dari segi perilaku makannya, ada yang mengunyak semua bagian tubuh
13
mangsanya, ada menusuk mangsanya dengan mulutnya yang berbentuk
seperti jarum dan menghisap cairanya tubuh mangsanya.
8. Predator ada yang monofag, oligofag dan polifag
Arthropoda herbivor merupakan arthropoda yang masuk dalam golongan hama
menempati trofi kedua. Beberapa arthropoda dapat menimbulkan kerugian karena
arthropoda menyerang tanaman yang dibudidayakan dan merusak produksi yang
disimpan. Salah satu contohnya adalah belalang (Dissostura), belalang ranting
(Bactrocoderma aculiferum), belalang sembah (Stagmomantis sp), kecoak
(Blattaorientalis), walang sangit (Leptocorixa acuta) (Kasumbogo, 2006).
Parasitoid merupakan arthropoda yang memarasit serangga atau binatang
arthropoda lainnya. Parasitoid bersifat parasit pada fase pradewasa, sedangkan
dewasanya hidup bebas dan tidak terikat pada inangnya. Parasitoid hidup
menumpang di luar atau didalam tubuh inangnya dengan cara menghisap cairan
tubuh inangnya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Umumnya parasitoid
menyebabkan kematian pada inangnya secara perlahan-lahan dan parasitoid dapat
menyerang setiap fase hidup serangga, meskipun serangga dewasa jarang
terparasit. Parasitoid menyedot energi dan memakan selagi inangnya masih hidup dan
membunuh atau melumpuhkan inangnya untuk kepentingan keturunanya.
Kebanyakan parasitoid bersifat monofag (memiliki inang spesifik), tetapi ada juga
yang oligofag (inang tertentu). Selain itu parasitoid memiliki ukuran tubuh yang
lebih kecil dari inangnya (Sunarno, 2013).
14
Arthropoda Detritivor merupakan hewan pengurai yang memakan sisa-
sisa bahan organik. Detritivor adalah organisme yang mengkonsumsi hewan atau
tumbuhan yang telah mati dan membusuk contoh detritivor adalah rayap,
beberapa kumbang pemakan bangkai, kelabang, dan kutu kayu (Akhmad,
2002). Golongan arthropoda detritivor ditemukan pada Ordo Coleoptera,
Blattaria, Diptera dan Isoptera. Famili Leiodidae (Coleoptera), Scarabaeidae
(Coleoptera), Termitidae (Isoptera), Blattidae (Blattaria), Scathophagidae
(Diptera) (Eugene,1996).
Proses dekomposisi bahan–bahan organik menurut Rahmawaty (2004),
berlangsung sebagai berikut: pertama–tama perombak yang besar atau
makrofauna (rayap, semut, dll) meremah–remah substansi yang telah mati,
kemudian materi ini akan melalui usus dan akhirnya menghasilkan butiran–
butiran feses. Butiran–butiran feses tersebut akan dimakan oleh mesofauna
(Collembola) yang hasil akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk feses pula.
Feses tersebut selanjutnya akan dimakan oleh mikrofauna dengan bantuan enzim
spesifik yang terdapat dalam saluran pencernaannya. Penguraian akan menjadi
lebih sempurna apabila hasil ekskresi dari mikrofauna dihancurkan dan diuraikan
lebih lanjut oleh mikroorganisme terutama bakteri hingga sampai pada proses
mineralisasi. Melalui proses tersebut, mikroorganisme yang telah mati akan
menghasilkan garam–garam mineral yang akan digunakan oleh tumbuh-
tumbuhan.
15
Arthropoda dekomposer atau pengurai merupakan organisme yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Dekomposer
umumnya adalah mikroorganisme yang menguraikan materi-materi yang
sebelumnya telah melalui proses penguraian oleh organisme detritivor, pengurai
disebut juga konsumen makro karena makanan yang dimakan berukuran lebih
besar (Akhmad, 2002).
16
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni-Agustus 2017 pada lahan
tanaman kacang tanah Desa Palakka, Kec.Barru dan Desa Libureng Kec. Tanete
Riaja, Kab. Barru dengan luas lokasi pengamatan 30 x 30 m dalam satu desa.
3.2. Prosedur Penelitian
Eksplorasi Arthropoda di lapangan menggunakan 3 metode yaitu
pengamatan langsung, pitfall trap dan menggunakan jaring.
3.2.1. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung dilakukan untuk mengamati Arthropoda yang
berada pada daun dan batang tanaman kacang tanah. Setiap 1 lokasi, pengamatan
dilakukan 1 minggu sekali dengan jumlah tanaman yang diamati 50 tanaman
perpekan dari jumlah tanaman yang termasuk dalam lokasi pengamatan yakni
pada Desa Palakka 7440 tanaman (93 x 80 tanaman) dan pada Desa Libureng
8100 tanaman (90 x 90 tanaman). Arthropoda yang didapat kemudian diamati dan
dicocokkan dengan menggunakan buku Acuan Kalshoven, dihitung jumlahnya,
dan dicatat.
3.2.2. pitfall trap
Pitfall trap adalah perangkap yang digunakan untuk menangkap
Arthropoda yang aktif pada permukaan tanah. Perangkap ini terbuat dari gelas
17
plastik. Gelas perangkap diisi air dan detergen sebanyak 1/3 volume gelas
kemudian ditanam dengan posisi sejajar permukaan tanah. Jumlah perangkap
yang terpasang yakni 100 dengan posisi perangkap tersebar merata di lokasi
pengamatan. perangkap yang ditanam pada jam 8 pagi selama 2 x 24 jam dengan
tujuan agar arthropoda pada permukaan tanah yang beraktivitas pada siang hari
dan malam hari bisa masuk dalam perangkap. Setelah arthropoda masuk kedalam
perangkap diambil dan dimasukkan dalam kotak sampel yang diisi alkohol
selanjutnya diamati Arthropoda yang didapat kemudian diamati dan dicocokkan
dengan menggunakan buku Acuan Kalshoven, dihitung jumlahnya, dan dicatat.
3.2.3. Menggunakan Jaring.
Metode dengan menggunakan jaring dilakukan sebanyak 5 kali ayunan .
Arthropoda yang didapat dimasukkan dalam kotak sampel yang diisi alkohol,
selanjutnya diamati Arthropoda yang didapat kemudian diamati dan dicocokkan
dengan menggunakan buku Acuan Kalshoven, dihitung jumlahnya, dan dicatat.
3.3. Analisis Data
3.3.1. Indeks Keanekaragaman (Shannon-Wiener)
H’ = - ∑ Pi ln Pi atau H’ = - ∑(𝑛𝑖)
𝑁 x In
(𝑛𝑖)
𝑁
Keterangan :
H’ : Indeks keanekaragaman Shannon
Pi : proporsi spesies ke I di dalam sampel total
18
ni : jumlah individu dari seluruh jenis
N : jumlah total individu dari seluruh jenis
Besarnya nilai H’ didefinisikan sebagai berikut :
H’ < 1 : Keanekaragaman rendah
H’ 1 – 3 : Keanekaragaman sedang
H’ > 3 : Keanekaragaman tinggi
3.3.2. Indeks Dominansi (C) dari Simpsom
C = ∑ (𝑛𝑖
N)
2
Keterangan :
C : Dominansi
ni : jumlah total individu dari suatu jenis
N : jumlah total individu dari seluruh jenis
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Arthropoda Hama
Arthropoda hama memiliki jumlah yang paling besar yang ditemkan
dibandingkan peran yang lain yakni 46% dari total keseluruhan individu atau 1155
individu dan terdiri dari beberapa ordo, family dan jenis Arthropoda. untuk
peretasan jumlah Arthropoda hama dari setiap desa dapat dilihat pada tabel 1 dan 2
berikut ini :
20
Tabel 1 Jumlah Arthropoda Hama pada pertanaman kacang tanah di Desa
Palakka, Kec.Barru
No Ordo Famili Nama Ilmiah Nama
Indonesia Jumlah %
1 Homoptera Cicadellidae Empoasca sp wereng
daun 354 48.5%
2 Lepidoptera
Pyralidae
Lamprosema
indica
penggulung
daun 77 10.5%
Noctuidae
- - 2 0.3%
plusia
chalcites
Ulat
Jengkal 11 1.5%
Helicoverpa
armigera 26 3.6%
Amsacta sp ulat bulu 15 2.1%
Spodoptera
spp ulat grayak 37 5.1%
Agrotis
ipsilon ulat tanah 3 0.4
3 Orthoptera
Gryllidae
Gryllus
rubens Jangkrik 32 4.4%
Gryllotalpidae
Anjing
Tanah 8 1.1%
Acrididae
Dissosteira
carolina
belalang
kayu 15 2.1%
Oxya
chinensis Belalang 8 1.1%
4 Hemiptera
Aphididae Toxoptera
aurantii Kutu Daun 59 8.1%
Alydidae Anoplocnomis
Phasiana Kepik 77 10.5%
5 Dermaptera Chelisochinidae Chelisoches
morio Cecopet 1 0.1%
6 Diptera Antomyiidae Atherigona
exigua Stein lalat 5 0.7%
JUMLAH 730 100%
21
Tabel 2 Jumlah Arthropoda Hama pada pertanaman kacang tanah di Desa
Libureng, Kec.Tanete Riaja
No Ordo Famili Nama Ilmiah
Nama
Indonesia Jumlah %
1 Lepidoptera
Pyralidae
Lamprosema
indica
penggulung
daun 52 12.2%
Noctuidae
38 8.9%
plusia
chalcites
Ulat
Jengkal 36 8.5%
Helicoverpa
Armigera 91 21.4%
Amsacta sp ulat bulu 3 0.7%
Spodoptera
spp ulat grayak 109 25.6%
2 Orthoptera
Gryllidae
Gryllus
rubens Jangkrik 38 8.9%
Gryllotalpidae
Anjing
Tanah 4 0.9%
Acrididae
Dissosteira
carolina
belalang
kayu 10 2.4%
Oxya
chinensis Belalang 15 3.5%
3 Hemiptera
Pentatomidae
Kepik
Daun 12 2.8%
Aphididae Toxoptera
aurantii Kutu Daun 5 1.2%
Alydidae Anoplocnomis
Phasiana Kepik 23 5.4%
4 Coleoptera
Meloidae
Mylabris
pustulata
Kumbang
Lepuh 16 3.8%
Chrysomelidae Charidotella
sexpunctata
Kumbang
emas 3 0.7%
5 Dermaptera Chelisochinidae Chelisoches
morio Cecopet 8 1.9%
JUMLAH 425 100
22
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada desa Palakka Arthropoda hama
yang paling banyak berturut-turut adalah Empoasca sp yakni 354 individu,
Lamprosema indica yakni 77 individu, Anoplocnomis Phasiana sebanyak 77
individu dan Toxoptera aurantii 59 individu, sedangkan pada desa Libureng dapat
dilihat pada tabel bahwa Arthropoda hama yang paling banyak ditemukan berturut-
turut adalah Spodoptera spp sebanyak 109 individu, Helicoverpa armigera sebanyak
91 individu, dan Lamprosema indica sebanyak 52 individu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Marwoto (2015) yang menyebutkan bahwa Empoasca sp, Spodoptera spp,
Lamprosema indica, Helicoverpa armigera, Toxoptera aurantii termasuk kedalam
hama utama kacang tanah dan menurut Kalshoven (1981) bahwa inang Anoplocnomis
Phasiana diantaranya adalah kacang-kacangan. Adanya perbedaan jumlah individu
Arthropoda hama dalam 2 lokasi tersebut kemungkinan karena adanya perbedaan
pola tanam yakni pada desa Palakka pola tanam monokultur sedangkan pada lokasi
Libureng tanaman kacang tanah ditumpangsarikan dengan tanaman jagung, hal ini
sesuai dengan pendapat Marwoto (2015) bahwa cara pengendalian hama Empoasca
sp adalah dengan cara tanaman kacang tanah ditumpangsarikan dengan jagung.
Empoasca sp (Hemiptera : Cicadellidae). Empoasca sp memilki proporsi
paling besar dibandingkan dengan Arthropoda hama yang lain. Hama ini banyak
ditemukan secara bergerombol di bawah permukaan daun melalui metode
pengamatan langsung. Pada gambar 1 dapat dilihat Empoasca sp yang menyerang
bagian daun tanaman.
23
Gambar 1. Empoasca sp (Hemiptera : Cicadellidae)
Spodoptera sp (Lepidoptera : Noctuidae). Spodoptera sp memiliki prorporsi
terbesar kedua pada Arthropoda Hama yakni 14% (146 individu), hama ini
menyerang bagian daun tanaman yang megakibatkan daun tanaman hanya tersisa
hanya tulang daun. Hama Spodoptera memiliki ukuran kurang lebih 30 mm sampai
50 mm. Hama ini paling banyak ditemukan melalui metode pengamatan langsung.
Berikut ini dapat dilihat gambar Spodoptera sp yang menyerang tanaman pada
pertanaman kacang tanah di Kabupaten Barru.
Gambar 2. Spodoptera sp (Lepidoptera : Noctuidae)
24
Lamprosema indica (Lepidoptera : Pyralidae). Lamprosema indica atau
biasa disebut dengan ulat penggulung daun, Ulat ini memilki proporsi ketiga terbesar
pada Arthropoda hama yakni 12% (129 individu), ulat ini menggulung daun dan
memakan daun di dalam gulungan sehingga daun hanya tersisa tinggal tulang daun
saja dan jika gulungan daun dibuka maka ditemukan kotoran ulat, hama ini banyak
ditemukan melalui pengamatan langsung. Hal ini sesuai dengan penyataan Marwoto
(2015) yang menyatakan bahwa ulat ini membentuk gulungan daun dengan
merekatkan daun yang satu dengan yang lainnya dari sisi dalam dengan zat perekat
yang dihasilkannya. Di dalam gulungan, ulat memakan daun, sehingga akhirnya
tinggal tulang daunnya yang tersisa. Pada gambar 3 dapat dilihat Lamprosema indica
yang menyerang tanaman kacang tanah di Kabupaten Barru.
Gambar 3. Lamprosema indica (Lepidoptera : Pyralidae)
25
Helicoverpa armigera (Lepidoptera : Noctuidae). Helicoverpa armigera
menyerang daun yang menyebabkan daun hanya tersisa tinggal tulang. Jumlah hama
ini yang ditemukan pada tanaman kacang tanah yakni 117 individu (10 % dari total
individu yang ditemukan pada 2 lokasi pengamatan). Warna ulat yang ditemukan
bervariasi yakni berwarna coklat kehitam-hitaman, berwarna hijau kekuning-
kuningan dan berwarna hijau.panjang tubuh ulat ini yakni 3 cm dan paling banyak
ditemukan melalui pengamatan langsung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Marwoto
(2015) menyatakan bahwa Ulat muda makan jaringan daun, warna ulat tua
bervariasi, hijau kekuning-kuningan, hijau, coklat atau agak hitam kecoklatan. Pada
gambar 4 dapat dilihat hama Helicoverpa armigera yang menyerang tanaman kacang
tanah di Kabupaten Barru.
Gambar 4. Helicoverpa armigera (Lepidoptera : Noctuidae)
26
4.2. Arthropoda Predator
Total Arthropoda predator yang ditemukan yakni 9 famili 949 individu dengan
proporsi 38% dari total individu. untuk peretasan jumlah Arthropoda hama dari setiap
desa dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 berikut ini :
Tabel 3 Jumlah Arthropoda Predator pada pertanaman kacang tanah di Desa
Palakka, Kecamatan Barru
No Ordo Famili Nama Ilmiah
Nama
Indonesia
Jumlah
%
1 Araneae Araneidae
Laba-laba 112 23%
2
coleoptera
Carabidae
Agonum sp
Kumbang
Tanah 70 14.4%
Dromius sp
117 24.1%
Coccinellidae Coccinella sp Kumbang
Koksi 68 14%
3 odonata
Coenagrionidae
Ischnura
senegalensis
Capung
Jarum 15 3.1%
Libellulidae
Capung 72 14.8%
4 Hymenoptera Formicidae
semut 24 4.9%
5 Diptera syrphidae
Lalat 8 1.6%
Jumlah 486 100%
27
Tabel 4 Jumlah Arthropoda Predator pada pertanaman kacang tanah di Desa
Libureng, Kecamatan Tanete Riaja
No Ordo Famili Nama Ilmiah Nama
Indonesia Jumlah %
1 Araneae Araneidae
Laba-laba 115 24.8%
2
coleoptera
Carabidae
Agonum sp Kumbang
Tanah 105 22.7%
Coccinellidae Coccinella sp Kumbang
Koksi 49 10.6%
Staphylinidae Paederus sp Tomcat 9 1.9%
3 odonata
Coenagrionidae
Ischnura
senegalensis Capung Jarum 7 1.5%
Libellulidae
Capung 61 13.2%
4 Hymenoptera Formicidae
semut 115 24.8%
5 Hemiptera Gerridae
anggang-
anggang 2 0.4
Jumlah 463 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada desa Palakka Arhtropoda predator
yang paling banyak berturut-turut adalah dari family Araneidae yakni 112 individu,
Dromius sp yakni 117 individu, dari family Libellulidae yakni 72 individu dan
Coccinella sp yakni 68 individu, sedangkan pada lokasi 2 desa Libureng Arthropoda
predator yang paling banyak ditemukan berturut-turut adalah dari family Araneidae
yakni 115 individu, dari family Formicidae yakni 115 individu, family Formicidae
termasuk dalam kategoti Arthropoda predator hal ini sesuai dengan pendapat
28
Poerwitasari (2013) yang mengatakan bahwa semut termasuk generalist predator
sehingga kelimpahannya biasanya mendominasi populasi predator. Agonum sp yakni
105 individu dan family Libellulidae yakni 61 individu.
Laba-laba, semut, capung, kumbang tanah, kumbang koksi dan Arthropoda
yang lainnya yang ditemukan pada pertanaman kacang tanah merupakan predator
bagi serangga yang ada disekitarnya sehingga mempunyai peranan dalam rantai
makanan dan Arthropoda Predator tersebut memilki peran dalam bidang pertanian
karena dapat melindungi tanaman dari serangga-serangga perusak. Laba-laba, semut,
kumbang tanah paling banyak ditemukan dengan menggunakan metode pitfall,
sedangkan untuk Arthropoda predator capung dan kumbang koksi paling banyak
ditemukan dengan metode pengamatan langsung pada lokasi pengamatan. Peran
laba-laba dan semut sebagai predator pada pertanaman kacang tanah biasanya
memangsa telur dan larva kecil dan juga memangsa kutu daun, jenis laba-laba yang
ditemukan pada pertanaman kacang tanah yakni laba-laba pemburu yang meloncat di
atas tanah dan tajuk tanamana untuk memburu mangsanya hal tersebut sesuai dengan
pendapat Nurindah (1988) yang mengatakan bahwa Laba-laba pemburu biasanya
meloncat untuk mencari mangsa. semut dapat mengganggu, menghalangi atau
memangsa berbagai jenis hama seperti kepik, ulat pemakan daun, dan serangga-
serangga pemakan buah.
Capung termasuk predator, salah satu mangsa/inang dari capung adalah kepik.
Capung berperan sebagai predator serangga kecil lainnya, bahkan kanibal
terhadap jenisnya. Capung mampu menekan populasi serangga yang berpotensi
29
sebagai hama pertanian sebagai mangsanya (Diagal dkk, 2015). Selain itu Agonum
sp, Agonum sp dan Dromius sp termasuk kedalam predator kutu daun hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Funasaki dalam Novri,dkk (2015) yang
mengatakan bahwa Coccinellidae dan Carabidae dipandang sebagai agensia
pengendali hayati penting serangga hama tanaman pertanian, selain itu Funasaki juga
mengatakan bahwa Sebagian besar spesies Coccinellidae predator, baik
stadium larva maupun dewasa memangsa serangga-serangga kecil yang
berbadan lunak misalnya kutu daun (Aphididae spp.), dan telur serangga. Pada
Arthropoda Predator ditemukan tomcat menurut Kalshoven (1981) Tomcat yang
bernama ilmiah Paederus sp ini tergolong sebagai predator berbagai jenis
serangga, terutama yang berstatus hama, seperti wereng, ngengat, dan telur dari
family Noctuidae.
4.3. Arthropoda Parasitoid
Jumlah Arthropoda parasitoid yang ditemukan pada dua lokasi pengamatan
(desa Palakka dan desa Libureng) yakni 1 famili dengan jumlah 87 individu dengan
proporsi 3% dari jumlah total individu Arthropoda. Peretasan jumlah Arthropoda
parasitoid pada setiap lokasi pengamatan yakni pada desa Palakka, Kecamatan Barru
jumlah Arthropoda parasitoid yang ditemukan sebanyak 51 individu dan pada desa
Libureng, Kecamatan Tanete Riaja jumlah parasitoid yang ditemukan adalah 36
individu. Family Braconidae paling banyak ditemukan dengan menggunaka jaring.
Parasitoid yang ditemukan pada tanaman kacang tanah dari 2 lokasi pengamatan
30
berasal dari ordo Hymenoptera dan family Braconidae yang memiliki cirri-ciri , hal
ini sesuai dengan pernyataan Tengkano (2009) yang menyatakan bahwa, parasitoid
hama daun salah satunya berasal dari Famili Braconidae. Inang yang diparasit
dapat berupa telur, larva, nimfa, pupa atau imago serangga hama (Korlina 2011).
4.4. Arthropoda Dekomposer
Arthropoda dekomposer ditemukan pada dua lokasi pengamatan yakni 150
individu dengan proporsi 6% dari jumlah total individu Arthropoda. Arthropoda
dekomposer yang ditemukan hanya terdiri atas satu spesies yakni Neonaphorura
duboscqi dengan family Tullberginae dan ordo Collembola .
Jumlah Neonaphorura duboscqi yang ditemukan pada desa Palakka
kecamatan Barru yakni 59 individu sedangkan pada desa Libureng, Kecamatan
Tanete Riaja sebanyak 91 individu. Neonaphorura duboscqi ditemukan pada
permukaan tanah dengan menggunakan pitfall. Dekomposer ini memilki ukuran
sekitar 1 mm dan berwarna putih. Family Tullberginae termasuk Arhropoda
Dekomposer hal ini sesuai dengan pernyatanan Syaufina, dkk (2007) yang
mengatakan bahwa sebagai dekomposer Tullbergiinae berperan menghancurkan
feses Arthropoda yang lebih besar, menghasilkan kitin agar tersedia di tanah dan
memudahkan proses dekomposisi oleh dekomposer yang lain.
31
4.5. Arthropoda Polinator
Total Arthropoda Polinator yang ditemukan dalam pertanaman kacang tanah
yakni 13 individu dengan proporsi 1% dari total individu. Untuk pertasan setiap jenis
Arthropoda Polinator pada dua lokasi pengamatan yakni desa Palakka dan desa
Libureng, adapun untuk peretasan arthropoda polinator setiap lokasi dapat dilihat
pada tabel 5 dan tabel 6.
Tabel 5 Jumlah Arthropoda Polinator pada pertanaman kacang tanah, desa
Palakka, Kecamatan Barru
No Ordo Famili Nama
Ilmiah
Nama
Indonesia
Jumlah %
1 Lepidoptera Nymphalidae
2 33%
2 Diptera Syrphidae
Ceriana
sp Lebah
4 67%
Jumlah 6 100%
Tabel 6 Jumlah Arthropoda Polinator pada pertanaman kacang tanah, desa
Libureng, Kecamatan Tanete Riaja
No Ordo Famili Nama
Ilmiah
Nama
Indonesia
Jumlah %
1 Lepidoptera Nymphalidae
1 14%
2 Diptera Syrphidae
Ceriana
sp Lebah
6 86%
Jumlah 7 100%
Arthropoda polinator yang didapatkan pada tanaman kacang terdiri atas 2
famili. Arthropda polinator paling banyak ditemukan adalah Arthropoda family
Syrphidae yakni 77% dari total individu Arthropoda pollinator. Lebah termasuk
32
kedalam Arthropoda Polinator, hal ini sesuai yang dikemukakan Liferdi (2013) yang
mengatakan bahwa Polinator dapat membantu dalam proses penyerbukan sehingga
produktivitas tanaman kacang tanah dapat meningkat. Lebah sudah digunakan secara
meluas sebagai pollinator dari tanaman budidaya secara intensif (Liferdi,2013).
4.6. Arthropoda Lainnya
Arthropoda lainnya belum diketahui diketahui family dan apa peranannya
dalam Agroekosistem. Untuk peretasan setiap ordo pada dua lokasi pengamatan yakni
desa Palakka dan desa Libureng dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8.
Tabel 7 Jumlah Arthropoda lainnya pada pertanaman kacang tanah di desa
Palakka, Kecamatan Barru
No Ordo Jumlah %
1 coleoptera 57 56.4%
2 Hymenoptera 14 13.9%
3 Homoptera 25 24.8%
4 coleoptera 5 5%
Jumlah 101 100%
Tabel 8 Jumlah Arthropoda lainnya pada pertanaman kacang tanah di desa
Libureng, Kecamatan Tanete Riaja
No Ordo Jumlah %
1 coleoptera 13 28.9%
2 Hymenoptera 4 8.9%
3 Homoptera 28 62.2%
Jumlah 146 100%
33
Arthropoda lainnya yang ditemukan dalam pertanaman kacang tanah adalah
adalah Arthropoda family Coleoptera, hymeoptera, Homoptera, dan coleoptera yakni
sekitar 146 individu 6% dari total seluruh individu.
4.7. Akumulasi Jumlah Arthropoda secara Keseluruhan
Jumlah Arthropoda pada pertanaman kacang tanah sebagai Dekomposer 6%
dengan 1 famili dan 150 individu, Predator 38% dengan 9 famili dan 949 individu,
Parasitoid 3% dengan 1 famili dan 87 Individu, Hama 46% dengan 13 famili dan
1155 individu, Polinatur 1% dengan 2 famili dan 13 individu, serta Arthropoda yang
tidak diketahui perannya yakni 6% teridiri atas 4 ordo dan 146 individu . Hal tersebut
dapat dilihat dalam diagram berikut ini :
Gambar 7. Akumulasi jumlah Arthropoda pada tanaman kacang
Jumlah keseluruhan Arthropoda yang diamati pada tanaman kacang dengan
11 kali pengamatan yaitu sebanyak 2.500 individu yang terdiri atas 11 ordo yakni
Araneae, Coleoptera, Homoptera, Lepidoptera, Hymenoptera, Orthoptera, Diptera,
1155
150
949
8713
146 Hama
Dekomposer
Predator
Parasitoid
Polinatur
Lainnya
34
Odonata, Hemiptera, Dermaptera, Collembola. Ordo Araneae terdiri atas 227
Individu, Ordo Coleoptera atas 4 famili dan 522 individu, Ordo Homoptera terdiri
atas 1 famili dan 397 individu, Ordo Lepidoptera terdiri atas 3 famili dan 465
individu, Ordo Hymenoptera terdiri atas 2 famili dan 244 individu, Ordo Orthoptera
terdiri atas 1 famili dan 130 individu, Ordo Diptera terdiri atas 2 famili dan 23
Individu, Ordo Odonata terdiri atas 2 famili dan 155 individu, Ordo Hemiptera terdiri
atas 4 famili dan 178 Individu, Ordo Dermaptera terdiri atas 1 famili dan 9 Individu,
Ordo Collembola terdiri atas 1 famili dan 150 individu.
4.8. Jumlah Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel sesuai
dengan Peranannya
Pitfall, jaring dan pengamatan langsung merupakan 3 metode yang digunakan
dalam pengambilan sampel Arthropoda. Untuk mengetahui proporsi peran
Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel dapat dilihat pada diagram
berikut ini :
Gambar 8. Jumlah Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel
Ham
a
Pre
dat
or
Par
asit
oid
De
kom
po
ser
Po
linat
or
Lain
nya
Ham
a
Pre
dat
or
Par
asit
oid
De
kom
po
ser
Po
linat
or
Lain
nya
Ham
a
Pre
dat
or
Par
asit
oid
De
kom
po
ser
Po
linat
or
Lain
nya
Pitfall Jaring PengamatanLangsung
151
690
0150
4 25138 91 76 0 3
92
866
16811 0 6 29
35
Pitfall trap, jaring, dan pengamatan langsung merupakan metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel Arthropoda pada tanaman kacang tanah.
Setiap metode yang digunakan memiliki fungsi yang berbeda agar didapatkan
kekhususan Arthropoda yang diperoleh sehingga Arthropoda yang didapatkan
representatif. Pengelompokan proporsi peran Arthropoda pada masing-masing
metode dilakukan agar hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai rekomendasi
pengendalian hama menggunakan musuh alami (Reni, 2015).
Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa Arthropoda predator dalam hal ini adalah
dari family Araneidae (laba-laba), Carabidae (Kumbang tanah), dan semut banyak
terperangkap pada metode pengambilan sampel dengan menggunakan pitfall trap hal
ini disebabkan karena cara mencari mangsa pada laba-laba dengan cara melompat
sehingga banyak terperangkap kedalam pitfall trap, selain laba-laba dan kumbang
tanah, semut juga ditemukan terdapat pada permukaan tanah dan termasuk kedalam
Arthropoda permukaan tanah. Arthropoda hama banyak ditemukan pada metode
pengambilan sampel dengan menggunakan jaring dan secara pengamatan langsung.
Arthropoda hama yang terperangkap dengan jaring yakni kepik, belalang, kumbang
dan dari family Noctuidae, sedangkan untuk metode pengamatan langsung
Arthropoda hama yang paling banyak diamati adalah berasal dari family Noctuidae
(spodoptera spp, Empoasca sp, Helicoverpa armigera, Lamprosema indica).
36
4.9. Hubungan Kelimpahan Arthropoda berdasarkan peranannya dalam
ekosistem
Arthropoda berdasarkan peranannya dalam suatu ekosistem memiliki
hubungan satu dengan yang lainnya, berikut ini diagram hubungan kelimpahan
Arthropoda berdasarkan perananannya dalam ekosistem :
Gambar 9. Kelimpahan Arthropoda berdasarkan peranannya pada 9 pekan
pengamatan
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kelimpahan arthropoda hama
dari umur tanaman 3 pekan terus mengalamai peningkatan sampai tanaman berumur
6 pekan adapun untuk Arthropoda predator juga terus mengalami peningkatan dari
umur tanaman 3 pekan sampai tanaman berumur 5 pekan, pada umur tanaman 7
pekan arthropoda hama mengalami penurunan begitupun dengan arthropoda predator
hal ini menunjukkan bahwa kenaikan jumlah populasi arthropoda hama diikuti oleh
0
50
100
150
200
250
300
P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11
Predator
Hama
Dekomposer
Parasitoid
Polinator
Lainnya
37
kenaikan jumlah populasi arthropoda predator, dan penurunan jumlah populasi
arthropoda hama diikuti oleh penurunan jumlah populasi arthropoda predator
sedangkan untuk Arthropoda parasitoid, dekomposer, polinatur dan lainnya setiap
pekan berfluktuasi.
4.10. Nilai Indeks Keanekaragaman, Dominasi (C) dan Kemerataan Arthropoda
pada tanaman kacang tanah di Kabupaten Barru.
Nilai indeks keanekaragaman dan Dominasi Arthropoda pada kabupaten
Barru dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9 Nilai Indeks Keanekaragaman, Dominasi (C) dan Kemerataan
Arthropoda pada desa Palakka, Kecamatan Barru.
Jenis Arthropoda H’ Max H’ C Kemerataan
Hama
3.61
0.90 0.02 0.24
Predator 0.68 0.01 0.18
Parasitoid 0.08 0.00 0.02
Dekomposer 0.09 0.00 0.02
Polinator 0.02 0.00 0.00
Lainnya 0.06 0.00 0.01
Tabel 10 Nilai Indeks Keanekaragaman, Dominasi (C) dan Kemerataan
Arthropoda pada desa Libureng, Kecamatan Tanete Riaja
Jenis Arthropoda H’ Max H’ C Kemerataan
Hama
3.61
0.60 0.00 0.16
Predator 0.60 0.00 0.16
Parasitoid 0.06 0.00 0.01
Dekomposer 0.12 0.00 0.03
Polinator 0.02 0.00 0.00
Lainnya 0.05 0.00 0.01
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai indeks keragaman
Arhropoda hama maka semakin tinggi pula keragaman atau sama dengan indeks
38
keragaman Arthropoda predator. Arthropoda yang paling tinggi nilai dominansi
dibandingkan dengan Arhropoda yang lain pada pertanaman kacang tanah yakni
arthropoda hama pada desa palakka dengan nilai C = 0.023 kemudian disusul oleh
Arthropoda predator pada desa Palakka dan libureng yakni C = 0.007, namun secara
umum indeks dominansi arthropoda pada desa Palakka dan desa Libureng
menunjukkan bahwa indeks dominansi pada dua lokasi tesebur rendah, hal ini sesuai
dengan pendapat Eugene (1993) yang mengatakan bahwa Indeks dominansi berkisar
antara 0 sampai 1, dimana semakin kecil nilai indeks dominansi maka menunjukan
bahwa tidak ada spesies yang mendominasi sebaliknya semakin besar dominansi
maka menunjukan ada spesies tertentu, sedangkan nilai kemerataan yang paling
tinggi yakni pada Arthropoda hama desa palakka yakni 0.24 yang menunjukkan
bahwa populasi hama pada desa palakka menunjukkan bahwa penyebaran jumlah
individu pada tiap jenis tidak sama, hal ini sesuai yang dikemukakan Eugene (1993)
yang mengatakan bahwa Kisaran indeks keseragaman antara 0 sampai 1, semakin
kecil nilai keseragaman (mendekati nol) menunjukan bahwa penyebaran jumlah
individu tiap jenis tidak sama. Sebaliknya jika nilai keseragaman semakin besar
(mendekati 1) maka populasi akan menujukan keseragaman (jumlah individu tiap
genus dapat dikatakan sama atau tidak jauh berbeda). Keanekaragaman dan
kemerataan spesies Arthropoda pada tanaman kacang tanah dapat dipengaruhi oleh
kondisi suatu habitat. Struktur lingkungan antara desa Palakka dan desa Libureng
tidak jauh berbeda yang mengakibatkan nilai indeks keanekaragaman, dominansi dan
kemerataan Arhropoda pada tanaman kacang tanah tidak jauh berbeda, hal ini sesuai
39
dengan pendapat Hamid dan Yunisman (2007) menyatakan bahwa tidak berbedanya
keanekaragaman spesies di suatu ekosistem secara nyata dikarenakan kekayaan dan
kemerataan spesies tumbuhan yang ada di ekosistem tersebut juga tidak berbeda
nyata.
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah keseluruhan Arthropoda yang diamati pada tanaman kacang tanah
yaitu sebanyak 2.500 individu.
2. Jumlah peran Arthropoda pada pertanaman kacang tanah di Kabupaten Barru
sebagai Dekomposer 6% dengan 1 famili dan 150 individu, Predator 38%
dengan 9 famili dan 949 individu, Parasitoid 3% dengan 1 famili dan 87
Individu, Hama 46% dengan 13 famili dan 1155 individu, Polinatur 1%
dengan 2 famili dan 13 individu, serta Arthropoda yang tidak diketahui
perannya yakni 6% teridiri atas 4 ordo dan 146 individu.
3. Jumlah Peran Arthropoda terbesar pada metode pengambilan sampel pitfall
yakni pada predator 690 individu, pada metode jaring yakni Arthropoda hama
138 individu, dan pada metode pengamatan langsung yakni hama 866
individu.
4. Keanekaragaman Arthropoda pada pertanaman kacang tanah di Kabupaten
Barru dengan 2 lokasi pengamatan yang berbeda yakni desa Palakka dan desa
Libureng didapatkan bahwa indeks keragamannya termasuk dalam kategori
rendah, tidak ada spesies yang mendominasi dan penyebaran jumlah individu
tiap jenis tidak sama.
41
5.2. Saran
Identifikasi hingga tingkat spesies perlu dilakukan agar peranan Arthropoda
dapat diketahui lebih spesifik. Setelah diketahui kelimpahan, keanekaragaman, dan
proporsi peran Arthropoda dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya,
diperlukan evaluasi sistem pengelolaan hama agar teknik budi daya yang dilakukan
tidak berdampak negatif bagi keanekaragaman dan kelimpahan Arthropoda yang
menguntungkan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Fattah.2015. Laporan Hasil Pendampingan Program Strategis Kegiatan Sl-Ptt
Padi Di Kabupaten Barru. Litbang Pertanian Sulawesi Selatan.
Ali, Hanafiah.2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT.Raja grafindo Persada. Jakarta.
Agustina, Asri, dkk. 2015. Budidaya Kacang Tanah. Monograf Balitkabi. No.13.
Akhmad, Rizali. 2002. Keanekaragaman Serangga Pada Lahan Persawahan-
Tepian Hutan: Indikator untuk Kesehatan Lingkungan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Ardian, Iman, dkk. 2014. Keanekaragaman Serangga Dan Laba-Laba Pada
Pertanaman Padi Organik Dan Konvensional. Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universtas Brawijaya. Malang.
Arifin, Arif. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Jakarta.
Christina, Lilis, dkk.1991. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius. Yogyakarta.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan. 2015. Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015.Barru.
Diagal, Wisnu. dkk. 2015. “Keragaman jenis capung dan capung jarum (Odonata) di
beberapa sumber air di Magetan, Jawa Timur”. Kelompok Studi
Biodiversitas (KS Biodiv), Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Donald, Borror dkk. 1992. Pelajaran Pengenalan Serangga. Gadjah Mada Press.
Yogyakarta.
Eugene, Odum.1993.Dasar-dasar ekologi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Eugene, Odum. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
43
Hamid H, Yunisman. 2007. Keanekaragaman Hymenoptera parasitoid pada
berbagai ekosistem pertanian di Sumatera Barat. Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan Faperta Unand
Hieronymus, yuliprianto. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Indriyati, dkk. 2008. Keragaman dan Kemelimpahan Collembola serta
Arthropoda Tanah di Lahan Sawah Organik dan Konvensional pada
Masa Bera. Jurnal HPT Tropika Fakultas Pertanian.Universitas
Lampung.
Inne, Ratnaputri. 2008. Karakteristik Pertumbuhan dan Produksi limaVarietas
Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.). Skripisi. Program studi Agronomi.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kalshoven, L. G. E., 1981.The Pest of Crops in Indonesia. Revised and Tranlated By
P.A. Van der laan. P.T. Ichtiar Baru-Van Hoeve. Jakarta.
Kasumbogo, untung. 2006. “Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (Edisi kedua)”.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Yusuf, kastawi. 2005. Zoologi Avertebrata. Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Malang.
Khanif.2014. Arthropoda. Laporan Praktikum Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Bandung.
Korlina E. 2011. “Pengembangan dan pemanfaatan agens pengendali hayati (Aph)
terhadap hama dan penyakit tanaman”. Suara Perlindungan Tanaman. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Malang.
Liferdi.L. 2013. Lebah Polinator Utama pada Tanaman Hortikultura. Balai
Penelitian Tanaman Buah Tropika. Solo.
44
Marwoto, Sri Hardaningsih. 2004. “Identifikasi hama penyakit kedelai serta cara
pengendaliannya”. Lokakrya Pengembangan kedelai melalui pendekatan PTT
di lahan kering masam. Balitkabi-BPTP Lampung.
Marwoto, 2015. “Hama Utama Kacang Tanah dan Strategi Pengendaliannya”. Balai
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Monograf Balitkabi No.13.
Mulyo, S. 2012. “Keanekaragaman Arthropoda Pada Lahan Bawang Merah Semi
Organik Dan Anorganik Desa Torongrejo Kota Batu”. Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang. Malang.
Novry, Nelly.,dkk. 2015. Keanekaragaman Coccinelidae predator dan kutu daun
(Aphididae spp.) pada ekosistem pertanaman cabai. Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand
Limau Manis, Padang, Sumatera Barat.
Nurindah dan Indryani. 1988. ”Musuh Alami Serangga Hama Kapas”. Balai
Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Malang. Malang.
Pracaya, 2007. “Hama dan penyakit tanaman”. Penebar swadaya. Jakarta
Rasyid, Marzuki. 1985. “Bertanam Kacang Tanah”. Penebar swadaya. Jakarta.
Rahmawaty, 2004. Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah Di Kawasan Hutan
Wisata Alam Sibolangit. Jurusan Kehutanan Program Studi Manajemen
Hutan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Reni, Mulyani. 2015. Kelimpahan Dan Keanekaragaman Artropoda Predator Serta
Artropoda Lainnya Pada Tanaman Jeruk Di Cikarawang, Kabupaten Bogor.
Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Samharinto.2015. Keanekaragaman Arthropoda laba-laba pada persawahan tadah
hujan di Kalimantan Selatan. Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Kalimantan
selatan.
45
Semangun, Haryono. 1991. Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Dalam Zuli,
Rohmawati. 2010. Evaluasi Ketahanan Beberapa Varietas Kacang Tanah
(Arachis Hypogea L.) Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia arachidis
Speg.). Skripsi Jurusan Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Sunarno. 2013. Pengendalian Hayati (Biologi Control) Sebagai Salah Satu
Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Jurnal. Universitas
Halmahera. Maluku Utara.
Syaufina, Lailan dkk.2007. Keaneragaman Arthropoda Tanah di Hutan Pendidikan
Gunung Walat. Jurnal Media Konservasi Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Tengkano W. 2009. Pedoman rekomendasi pengendalian hama terpadu (PHT)
tanaman kedelai di Indonesia. Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan
Umbi-Umbian. Malang
Yrama, widya. 2009. Pedoman Bertanam Kacang Tanah. Tim Bina Karya Tani.
Bandung.
Zuli, Rohmawati. 2010. Evaluasi Ketahanan Beberapa Varietas Kacang Tanah
(Arachis Hypogea L.) Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia arachidis
Speg.). Skripsi Jurusan Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
46
LAMPIRAN
47
Lampiran 1. Pengamatan Arthropoda Metode Pitfall Desa Palakka, Kecamatan Barru
No Ordo Famili NAMA
ILMIAH
NAMA
INDONESIA
Peran P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 JUMLAH
1 Collembola Tullbergiinae Neonaphorura
duboscqi Dekomposer 0 0 23 13 9 7 7 0 0 59
2 Araneae Laba-laba Predator 0 0 27 31 19 27 6 0 0 110
3 coleoptera Carabidae Agonum
sexpunctatum
Kumbang Tanah Predator 0 0 11 27 15 12 5 0 0 70
4 coleoptera Carabidae Dromius Kumbang Tanah Predator 0 0 21 19 23 33 21 0 0 117
5 coleoptera Coccinellidae Kumbang Koksi Predator 0 0 5 4 9 11 0 0 0 29
6 Homoptera cicadellidae Empoasca sp wereng daun Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Lepidoptera pyralidae Lamprosema penggulung daun Hama 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2
8 Hymenoptera Formicidae Oecophylla sp semut rang-rang predator 0 0 11 13 0 0 0 0 0 24
9 Orthoptera Gryllidae Gryllus rubens jangkrik Hama 0 0 18 9 5 0 0 0 0 32
10 Orthoptera Gryllotalpidae Anjing Tanah Hama 0 0 2 2 4 0 0 0 0 8
11 Diptera Antomyiidae Atherigona
exigua Stein
lalat Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Orthoptera Acrididae Dissosteira
carolina
belalang kayu Hama 0 0 0 4 4 1 0 0 0 9
13 Lepidoptera Noctuidae Helicoverpa
Armigera
Ulat buah Hama 0 0 0 0 1 1 0 2 0 4
14 Hymenoptera Braconidae parasitoid 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 coleoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Hymenoptera 0 0 0 0 0 2 1 2 0 5
17 odonata Coenagrionidae Ischnura
senegalensis
Capung Jarum Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 odonata Libellulidae capung Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Lepidoptera Amsacta sp ulat bulu Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Diptera Syrphidae Ceriana sp Tawon Polinatur 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
21 Hemiptera Aphididae Toxoptera
aurantii
Aphids hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Dermaptera Chelisochinidae Chelisoches cecopet Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48
morio
23 coleoptera Staphylinidae Paederus sp tomcat Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 Hemiptera Coreidae Anoplonomis
Phasiana
Kepik Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Orthoptera Acrididae Oxya chinensis belalang hijau Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Lepidoptera Nymphalidae Danaus plexippus kupu-kupu Polinatur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 Lepidoptera Noctuidae Spodoptera sp ulat grayak hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 Lepidoptera Noctuidae agrotis ipsilon ulat tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 Coleoptera Meloidae Mylabris
pustulata
Kumbang Lepuh Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Hemiptera Gerridae anngang-anggang Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Lepidoptera Noctuidae Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Diptera syrphidae lalat predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Homoptera 0 0 0 2 0 1 0 0 0 3
34 coleoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Lepidoptera Noctuidae plusia chalcites Ulat Jengkal Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 coleoptera Chrysomelidae Charidotella
sexpunctata
Kumbang emas hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Hemiptera Pentatomidae Kepik Daun hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 120 124 89 95 41 4 0 473
49
Lampiran 2. Pengamatan Arthropoda Metode Pitfall Desa Libureng, Kecamatan Tanete Riaja
No Ordo Famili NAMA ILMIAH NAMA
INDONESIA
Peran P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 JUMLAH
1 Collembola Tullbergiinae Neonaphorura
duboscqi Dekomposer 32 22 18 6 0 4 0 9 0 91
2 Araneae Laba-laba Predator 21 27 22 11 19 7 0 4 0 111
3 coleoptera Carabidae Agonum
sexpunctatum
Kumbang Tanah Predator 18 12 31 15 17 7 0 3 0 103
4 coleoptera Carabidae Dromius Kumbang Tanah Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 coleoptera Coccinellidae Kumbang Koksi Predator 5 0 13 3 4 1 0 0 0 26
6 Homoptera cicadellidae Empoasca sp wereng daun Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Lepidoptera pyralidae Lamprosema penggulung daun Hama 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2
8 Hymenoptera Formicidae Oecophylla sp semut rang-rang predator 9 12 37 15 6 12 0 4 0 95
9 Orthoptera Gryllidae Gryllus rubens jangkrik Hama 0 14 19 4 0 0 0 1 0 38
10 Orthoptera Gryllotalpidae Anjing Tanah Hama 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4
11 Diptera Antomyiidae Atherigona
exigua Stein
lalat coklat Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Orthoptera Acrididae Dissosteira
carolina
belalang kayu Hama 0 3 2 0 0 1 0 0 0 6
13 Lepidoptera Noctuidae Helicoverpa
Armigera
Ulat buah Hama 0 0 0 2 3 3 3 4 0 15
14 Hymenoptera Braconidae parasitoid 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 coleoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Hymenoptera 0 0 0 0 1 3 0 0 0 4
17 odonata Coenagrionidae Ischnura
senegalensis
Capung Jarum Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 odonata Libellulidae capung Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Lepidoptera Amsacta sp ulat bulu Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Diptera Syrphidae Ceriana sp Tawon Polinatur 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3
21 Hemiptera Aphididae Toxoptera Aphids hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
50
aurantii
22 Dermaptera Chelisochinidae Chelisoches
morio
cecopet Hama 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
23 coleoptera Staphylinidae Paederus sp tomcat Predator 0 0 0 3 1 0 0 0 0 4
24 Hemiptera Coreidae Anoplonomis
Phasiana
Kepik Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Orthoptera Acrididae Oxya chinensis belalang hijau Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Lepidoptera Nymphalidae Danaus plexippus kupu-kupu Polinatur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 Lepidoptera Noctuidae Spodoptera sp ulat grayak hama 0 0 0 0 0 9 0 5 0 14
28 Lepidoptera Noctuidae agrotis ipsilon ulat tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 Coleoptera Meloidae Mylabris
pustulata
Kumbang Lepuh Hama 2 5 6 2 1 0 0 0 0 16
30 Hemiptera Gerridae anggang-anggang Predator 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
31 Lepidoptera Noctuidae Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Diptera syrphidae lalat predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Homoptera 0 0 0 6 0 7 0 0 0 13
34 coleoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Lepidoptera Noctuidae plusia chalcites Ulat Jengkal Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 coleoptera Chrysomelidae Charidotella
sexpunctata
Kumbang emas hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Hemiptera Pentatomidae Kepik Daun hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 88 98 148 69 57 54 3 30 0 547
51
Lampiran 3. Pengamatan Arthropoda Metode Jaring, Desa Palakka Kecamatan Barru
no Ordo Famili NAMA
ILMIAH
NAMA
INDONESIA
Peran P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 JUMLAH
1 Collembola Tullbergiinae Neonaphorura
duboscqi Dekomposer 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Araneae Laba-laba Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 coleoptera Carabidae Agonum
sexpunctatum
Kumbang Tanah Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 coleoptera Carabidae Dromius Kumbang Tanah Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 coleoptera Coccinellidae Kumbang Koksi Predator 0 0 0 3 0 2 0 1 0 6
6 Homoptera cicadellidae Empoasca sp wereng daun Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Lepidoptera pyralidae Lamprosema penggulung daun Hama 0 0 0 0 1 0 2 1 0 4
8 Hymenoptera Formicidae Oecophylla sp semut rang-rang predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Orthoptera Gryllidae Gryllus rubens jangkrik Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Orthoptera Gryllotalpidae Anjing Tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Diptera Antomyiidae Atherigona
exigua Stein
lalat Hama 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
12 Orthoptera Acrididae Dissosteira
carolina
belalang kayu Hama 0 0 0 4 0 0 0 0 0 4
13 Lepidoptera Noctuidae Helicoverpa
Armigera
Ulat buah Hama 0 0 0 2 2 0 1 1 0 6
14 Hymenoptera Braconidae parasitoid 0 0 0 11 16 0 13 0 0 40
15 coleoptera 0 0 0 6 5 0 31 3 0 45
16 Hymenoptera 0 0 0 4 0 4 0 0 0 8
17 odonata Coenagrionidae Ischnura
senegalensis
Capung Jarum Predator 0 0 0 3 1 0 1 3 0 8
18 odonata Libellulidae capung Predator 0 0 21 6 1 0 0 0 0 28
19 Lepidoptera Noctuidae Amsacta sp ulat bulu Hama 0 0 0 0 0 0 3 1 0 4
20 Diptera Syrphidae Ceriana sp Tawon Polinatur 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2
21 Hemiptera Aphididae Toxoptera
aurantii
Aphids hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
52
22 Dermaptera Chelisochinidae Chelisoches
morio
cecopet Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 coleoptera Staphylinidae Paederus sp tomcat Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 Hemiptera Coreidae Anoplonomis
Phasiana
Kepik Hama 0 0 0 0 3 7 7 21 0 38
25 Orthoptera Acrididae Oxya chinensis belalang Hama 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4
26 Lepidoptera Nymphalidae Danaus
plexippus
kupu-kupu Polinatur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 Lepidoptera Noctuidae Spodoptera ulat grayak hama 0 0 0 6 0 5 0 0 0 11
28 Lepidoptera Noctuidae agrotis ipsilon ulat tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 Coleoptera Meloidae Mylabris
pustulata
Kumbang Lepuh Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Hemiptera Gerridae anngang-anggang Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Lepidoptera Noctuidae Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Diptera syrphidae lalat predator 0 0 0 3 1 2 0 0 0 6
33 Homoptera 0 0 0 0 16 0 5 0 0 21
34 coleoptera 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 Lepidoptera Noctuidae plusia chalcites Ulat Jengkal Hama 0 0 0 0 0 6 0 0 0 6
36 coleoptera Chrysomelidae Charidotella
sexpunctata
Kumbang emas hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Hemiptera Pentatomidae Kepik Daun hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 21 49 57 26 63 31 0 247
53 Lampiran 4. Pengamatan Arthropoda Metode Jaring, Desa Libureng, Kecamatan Tanete Riaja
no Ordo Famili NAMA
ILMIAH
NAMA
INDONESIA
Peran P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 JUMLAH
1 Collembola Tullbergiinae Neonaphorura
duboscqi Dekomposer 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Araneae Laba-laba Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 coleoptera Carabidae Agonum
sexpunctatum
Kumbang Tanah Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 coleoptera Carabidae Dromius Kumbang Tanah Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 coleoptera Coccinellidae Kumbang Koksi Predator 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2
6 Homoptera cicadellidae Empoasca sp wereng daun Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Lepidoptera pyralidae Lamprosema penggulung daun Hama 0 0 0 0 3 0 5 4 0 12
8 Hymenoptera Formicidae Oecophylla sp semut rang-rang predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Orthoptera Gryllidae Gryllus rubens jangkrik Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Orthoptera Gryllotalpidae Anjing Tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Diptera Antomyiidae Atherigona
exigua Stein
lalat Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Orthoptera Acrididae Dissosteira
carolina
belalang kayu Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Lepidoptera Noctuidae Helicoverpa
Armigera
Ulat buah Hama 0 0 0 6 3 3 2 2 0 16
14 Hymenoptera Braconidae parasitoid 0 0 0 8 6 0 14 8 0 36
15 coleoptera 0 0 0 0 0 0 11 2 0 13
16 Hymenoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 odonata Coenagrionidae Ischnura
senegalensis
Capung Jarum Predator 0 0 0 0 5 0 2 0 0 7
18 odonata Libellulidae capung Predator 0 0 31 0 0 0 0 0 0 31
19 Lepidoptera ulat bulu Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Diptera Syrphidae Ceriana sp Tawon Polinatur 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
21 Hemiptera Aphididae Toxoptera
aurantii
wereng daun hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Dermaptera Chelisochinidae Chelisoches
morio
cecopet Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
54
23 coleoptera Staphylinidae Paederus sp tomcat Predator 0 0 0 0 0 0 3 0 0 3
24 Hemiptera Alydidae Leptocorisa
acuta
walang sangit Hama 0 0 0 0 0 4 8 6 0 18
25 Orthoptera Acrididae Oxya chinensis belalang hijau Hama 0 0 0 0 2 0 3 0 0 5
26 Lepidoptera Nymphalidae Danaus
plexippus
kupu-kupu Polinatur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 Lepidoptera Noctuidae Spodoptera
litura F.
ulat grayak hama 0 0 0 5 0 2 0 0 0 7
28 Lepidoptera Noctuidae agrotis ipsilon ulat tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 Coleoptera Meloidae Mylabris
pustulata
Kumbang Lepuh Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Hemiptera Gerridae anggang-anggang Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Lepidoptera Noctuidae Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Diptera syrphidae lalat predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Homoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 coleoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Lepidoptera Noctuidae plusia chalcites Ulat Jengkal Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 coleoptera Chrysomelidae Charidotella
sexpunctata
Kumbang emas hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Hemiptera Pentatomidae Kepik Daun hama 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
Jumlah 0 0 31 20 20 12 48 22 0 153
55
Lampiran 5. Pengambilan Sampel Dengan Pengamatan Langsung, Desa Palakka, Kecamatan Barru
No Ordo Famili NAMA
ILMIAH
NAMA
INDONESIA
Peran P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 JUMLAH
1 Collembola Tullbergiinae Neonaphorura
duboscqi Dekomposer 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Araneae Laba-laba Predator 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2
3 coleoptera Carabidae Agonum
sexpunctatum
Kumbang Tanah Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 coleoptera Carabidae Dromius Kumbang Tanah Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 coleoptera Coccinellidae Kumbang Koksi Predator 0 0 19 4 0 1 2 4 3 33
6 Homoptera cicadellidae Empoasca sp wereng daun Hama 0 0 88 119 63 34 26 7 17 354
7 Lepidoptera pyralidae Lamprosema penggulung daun Hama 0 0 18 11 12 3 12 0 13 69
8 Hymenoptera Formicidae Oecophylla sp semut rang-rang predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Orthoptera Gryllidae Gryllus rubens jangkrik Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Orthoptera Gryllotalpidae Anjing Tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Diptera Antomyiidae Atherigona
exigua Stein
lalat coklat Hama 0 0 0 2 2 0 0 0 0 4
12 Orthoptera Acrididae Dissosteira
carolina
belalang kayu Hama 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2
13 Lepidoptera Noctuidae Helicoverpa
Armigera
Ulat buah Hama 0 0 0 2 9 2 0 3 0 16
14 Hymenoptera Braconidae parasitoid 0 0 0 2 3 0 6 0 0 11
15 coleoptera 0 0 0 5 0 0 7 0 0 12
16 Hymenoptera 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
17 odonata Coenagrionidae Ischnura
senegalensis
Capung Jarum Predator 0 0 0 0 7 0 0 0 0 7
18 odonata Libellulidae capung Predator 0 0 3 26 15 0 0 0 0 44
19 Lepidoptera ulat bulu Hama 0 0 1 4 0 0 6 0 0 11
20 Diptera Syrphidae Ceriana sp Tawon Polinatur 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
21 Hemiptera Aphididae Toxoptera Aphids hama 0 0 27 32 0 0 0 0 0 59
56
aurantii
22 Dermaptera Chelisochinidae Chelisoches
morio
cecopet Hama 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
23 coleoptera Staphylinidae Paederus sp tomcat Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 Hemiptera Alydidae Leptocorisa
acuta
walang sangit Hama 0 0 0 0 7 11 5 5 11 39
25 Orthoptera Acrididae Oxya chinensis belalang Hama 0 0 1 0 3 0 0 0 0 4
26 Lepidoptera Nymphalidae Danaus
plexippus
kupu-kupu Polinatur 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2
27 Lepidoptera Noctuidae Spodoptera
litura F.
ulat grayak hama 0 0 0 0 7 5 0 8 6 26
28 Lepidoptera Noctuidae agrotis ipsilon ulat tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3
29 Coleoptera Meloidae Mylabris
pustulata
Kumbang Lepuh Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Hemiptera Gerridae anngang-anggang Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Lepidoptera Noctuidae Hama 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2
32 Diptera syrphidae lalat predator 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
33 Homoptera 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
34 coleoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Lepidoptera Noctuidae plusia chalcites Ulat Jengkal Hama 0 0 0 0 2 0 1 2 0 5
36 coleoptera Chrysomelidae Charidotella
sexpunctata
Kumbang emas hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Hemiptera Pentatomidae Kepik Daun hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 160 209 134 59 67 29 53 711
57
Lampiran 6. Pengambilan Sampel Dengan Pengamatan Langsung, Desa Libureng Kecamatan Tanete Riaja
no Ordo Famili NAMA
ILMIAH
NAMA
INDONESIA
Peran P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 JUMLAH
1 Collembola Tullbergiinae Neonaphorura
duboscqi Dekomposer 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Araneae Laba-laba Predator 0 4 0 0 0 0 0 0 0 4
3 coleoptera Carabidae Agonum
sexpunctatum
Kumbang Tanah Predator 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2
4 coleoptera Carabidae Dromius Kumbang Tanah Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 coleoptera Coccinellidae Kumbang Koksi Predator 0 6 11 2 0 0 1 1 0 21
6 Homoptera cicadellidae Empoasca sp wereng daun Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Lepidoptera pyralidae Lamprosema penggulung daun Hama 0 5 9 13 7 0 2 0 4 40
8 Hymenoptera Formicidae Oecophylla sp semut rang-rang predator 0 9 3 0 8 0 0 0 0 20
9 Orthoptera Gryllidae Gryllus rubens jangkrik Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Orthoptera Gryllotalpidae Anjing Tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Diptera Antomyiidae Atherigona
exigua Stein
lalat coklat Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Orthoptera Acrididae Dissosteira
carolina
belalang kayu Hama 0 0 0 0 3 0 1 0 0 4
13 Lepidoptera Noctuidae Helicoverpa
Armigera
Ulat buah Hama 0 12 9 5 15 8 5 6 0 60
14 Hymenoptera Braconidae parasitoid 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 coleoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Hymenoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 odonata Coenagrionidae Ischnura
senegalensis
Capung Jarum Predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 odonata Libellulidae capung Predator 0 0 0 22 8 0 0 0 0 30
19 Lepidoptera ulat bulu Hama 0 0 0 3 0 0 0 0 0 3
20 Diptera Syrphidae Ceriana sp Tawon Polinatur 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2
21 Hemiptera Aphididae Toxoptera Aphids hama 0 5 0 0 0 0 0 0 0 5
58
aurantii
22 Dermaptera Chelisochinidae Chelisoches
morio
cecopet Hama 0 2 1 3 1 0 0 0 0 7
23 coleoptera Staphylinidae Paederus sp tomcat Predator 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2
24 Hemiptera Alydidae Leptocorisa
acuta
walang sangit Hama 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5
25 Orthoptera Acrididae Oxya chinensis belalang hijau Hama 0 3 1 2 0 0 1 1 2 10
26 Lepidoptera Nymphalidae Danaus
plexippus
kupu-kupu Polinatur 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
27 Lepidoptera Noctuidae Spodoptera
litura F.
ulat grayak hama 0 12 16 0 14 16 0 18 12 88
28 Lepidoptera Noctuidae agrotis ipsilon ulat tanah Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 Coleoptera Meloidae Mylabris
pustulata
Kumbang Lepuh Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Hemiptera Gerridae anngang-anggang Predator 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
31 Lepidoptera Noctuidae Hama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Diptera syrphidae lalat predator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Homoptera 0 2 0 0 10 0 3 0 0 15
34 coleoptera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Lepidoptera Noctuidae plusia chalcites Ulat Jengkal Hama 0 0 0 0 6 0 7 9 14 36
36 coleoptera Chrysomelidae Charidotella
sexpunctata
Kumbang emas hama 0 2 0 0 0 1 0 0 0 3
37 Hemiptera Pentatomidae Kepik Daun hama 0 0 0 0 2 4 0 4 0 10
Jumlah 0 62 53 52 75 31 20 42 34 369