makalah keanekaragaman hewan arthropoda

85
FILUM ARTHROPODA MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Keanekaragaman Hewan Yang dibina oleh Dr. Hj. Sri Endah Indriwati M.Pd disajikan pada Hari Rabu, 10 Februari 2016 Oleh: Kelompok 4/Offering A Dinar Ajeng Nur Aziza (140341605926) Fina Mustika Dewi (140341601824)

Upload: fanditri

Post on 13-Jul-2016

173 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kh

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

FILUM ARTHROPODA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Keanekaragaman HewanYang dibina oleh Dr. Hj. Sri Endah Indriwati M.Pd

disajikan pada Hari Rabu, 10 Februari 2016

Oleh:

Kelompok 4/Offering A

Dinar Ajeng Nur Aziza (140341605926)

Fina Mustika Dewi (140341601824)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI MALANG

JURUSAN BIOLOGI

Februari 2016

Page 2: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok 4 panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis  dapat menyelesaikan  tugas makalah yang

berjudul ”Filum Arthropoda” dengan tepat waktu.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hj.

Sri Endah Indriwati M.Pd selaku dosen pembimbing matakuliah Keanekaragaman

Hewan Universitas Negeri Malang dan teman-teman Biologi Of A 2014 yang telah

berpartisipasi dalam menuntaskan makalah ini.

            Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari 

sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan  kritik dan saran yang bersifat

membangun demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata kami

mengucapkan terima kasih.

Malang, Februari 2016

Penyusun,

Page 3: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

i

Page 4: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Ciri Umum Filum Arthropoda...................................................................3

B. Struktur Tubuh Hewan Filum Arthropoda................................................4

C. Proses Fisiologis dalam Tubuh Arthropoda..............................................6

D. Klasifikasi Filum Arthropoda....................................................................8

E. Peranan dari Hewan Filum Arthropoda ....................................................32

BAB III PENUTUP

A. Simpulan...................................................................................................33

B. Saran.........................................................................................................34

DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................35

ii

Page 5: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Fosil Trilobita

…......................................................................................................7

Gambar 2.2: Nymphon

sp..............................................................................................................9

Gambar

2.3:Eurypterus.................................................................................................................

10

Gambar 2.4: Tubuh bagian dorsal dan ventral dari Limulus

sp ....................................................11

Gambar 2.5: Anatomi laba-

laba.....................................................................................................12

Gambar 2.6 :

Kalajengking............................................................................................................14

Gambar 2.7:

Tardigrada................................................................................................................15

Gambar 2.8:

Linguatula ................................................................................................................16

Gambar 2.9 : Anatomi

Onychoporan............................................................................................18

Gambar 2.10 :

Peripatus...............................................................................................................20

Gambar 2.11:

Milipedes….............................................................................................................22

Gambar 2.12: Struktur Internal Lobster………………………………..

……………………...27

Gambar 2.13: Belalang

Betina......................................................................................................29

Page 6: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Gambar 2.14: Kaki

Belalang..........................................................................................................32

Gambar 2.15: Struktur Dalam Belalang

Betina.............................................................................35

Gambar 2.16: Metamorphosis Holometabola Pada Kupu-

Kupu…………………………….......36

Gambar 2.17: Metamorphosis

Hemimetabola……………………………………………….......36

Gambar 2.18: Diloboderus abderus ……………..

………………………………………………42

Gambar 2.19: Xenos sp……………..

……………………………………………………………..42

Gambar 2.20: Paporna

refucens……………………………………………………………........43

Gambar 2.21 : Molanna

cinereai……………………………………………………………......44

Gambar 2.22 : Calpodes

Ethlius………………………………………………………………...44

Gambar 2.23: Morfologi Dosophila

melanogaster………………………………………………45

Gambar 2.24 Nematus…………………………………………………..

……………………....46

Gambar 2.25: Scutigerella ………………………………………………………….

…………...47

Gambar 2.26:

Paurpus ..................................................................................................................47

Gambar 2.27: Peran Menguntungkan dari

Arthropoda………………………………………….48

Gambar 2.28: Peran Merugikan dari

Arthropoda………………………………………………..49

Page 7: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas)

danPodos berarti kaki. Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-

sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta

didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau

macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia

yang telah diketahui (Setiati, 2012:87).

Arthropoda dalah filum yang paling luas pada kingdom Animalia. Filum ini

terdiri dari tiga-perempat lebih dari semua yang diketahui jenisnya. Sekitar 900.000

spesies arthropoda telah diidentifikasi. Namun, berdasarkan survey yang telah

dilakukan dihutan hujan, ternyata spesies yangn belum dikenal berjumlah sangat

tinggi (Hickman et al, 2001 : 132).

Arthropoda lebih luas dan lebih padat penyebarannya ke seluruh seluruh

wilayah bumi daripada anggota dari filum lainnya. Mereka ditemukan di semua jenis

lingkungan dari kedalaman laut rendah sampai sangat tinggi, dan dari daerah tropis

utara dan wilayah kutub selatan. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan

praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda mungkin satu-

satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan yang

tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar

yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri

dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi

dorsal dari tubuhnya. Sistem saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian

ventral tubuh berbentuk seperti tangga tali (Hickman et al, 2001 : 132).

Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba,

kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya

berdasarkan fosil. Sifat hidup Arthropoda bervariasi, ada yang menguntungkan dan

ada juga yang bersifat parasit (Kastawi et al, 2003 : 212).

1

Page 8: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri-ciri umum anggota filum Arthropoda?

2. Bagaimana anatomi dan morfologi anggota filum Arthropoda?

3. Bagaimana klasifikasi anggota filum Arthropoda?

4. Apa peran hewan anggota filum Arthropoda?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui ciri-ciri umum anggota filum Arthropoda

2. Mengetahui anatomi dan morfologi anggota filum Arthropoda

3. Mengetahui klasifikasi anggota filum Arthropoda

4. Mengetahui peran hewan anggota filum Arthropoda

2

Page 9: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Ciri Umum Filum Arthropoda

Kata Arthropoda berasal dari bahasa Yunani (arthros = ruas, podos = kaki),

dapat diartikan bahwa Arthropoda merupakan hewan yang memiliki ciri, yaitu kaki

beruas, berbuku, atau bersegmen (segmen tersebut juga terdapat di tubuh). Tubuh

Arthropoda merupakan simetris bilateral dan tergolong triploblastik selomata. Jumlah

spesies anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu

diperkirakan lebih dari 1.000.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain

kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta

spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan-hewan

Arthropoda adalah di air dan di darat. Di air dapat mencapai kedalaman lebih dari

6000 meter, sedangkan di daratdapat mencapai ketinggian 7000 meter. Sifat hidup

Arthropoda bervariasi, ada yang menguntungkan dan ada juga yang bersifat parasite

(Kastawi et al, 2003).

Menurut Kastawi (2003) ciri umum yang dimiliki anggota filum Arthropoda adalah:

a. Tubuh simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling berhubungan

dibagian luar dan memiliki tiga lapis germinal sehingga merupakan hewan

triploblastic

b. Tubuh memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, sertaperut yang

terpisah atau bergabung menjadi Satu.

c. Setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada.

d. Respirasi dengan menggunakan paru-paru buku,trachea atau keduanya.

e. Ekskresi dengan menggunakan tubulus Malpighi atau kelenjar koksal.

f. Saluran pencernaan sudah lengkap,terdiri atas mulut, usus dan anus.

g. Sistem peredaran darah berupa sistem peredaran darah terbuka.

h. Sarafnya merupakan sistem saraf tangga tali

i. Berkelamin terpisah, fertilisasi secara internal dan bersifat ovipar

j. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung atau melalui stadium larva.

3

Page 10: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

2.2 Anatomi dan Morfologi Filum Arthropoda

2.2.1 Pembagian Tubuh

Moyang Arthropoda kemungkinan seperti Annelida yang memiliki dinding

tubuh berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi daerah tertentu. Pada Crustacea,

Insecta, Chilopoda dan Diploda tubuh dibedakan menjadi 3 daerah yang jelas yaitu

kepala, dada,dan abdomen atau kepala dan dada bergabung menjadi cefalotoraks.

Chelicerate biasanya memiliki sebuah cefalotorak atau prosoma dan sebuah abdomen

atau opisthosoma yang terdiri atas gabungan mesosoma dan metasoma. Ukuran dan

jumlah segmen setiap pembagian tubuh tersebut berbrda didalam kelompok dan

berhubungan erat dengan lingkungan dan aktivitas setiap spesies.

2.2.2 Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan terdiri atas 3 daerah. Usus depan atau stomodeum dan

usus belakang atau proctodeum merupakan daerah ectodermal dan dilapisi dengan

khitin. Usus tengah mungkin berasal dari mesoderm tidak dilapisi khitin. Panjang,

diameter dan pembagian saluran pencernaan antar spesies berbeda, tergantung

kebiasaan makan spesies tersebut (Kastawi et al, 2003)

2.2.3 Rongga Tubuh

Rongga tubuh Arthropoda bukan coelom sebenarnya, tapi terisi dengan darah

sehingga dikenal sebagai homocoel. Coelom sebenarnya hanya ada pada masa

embrioyang berupa rongga yang terletak didalam segmen mesodermal.sedangkan

pada saat hewan dewasa, coelom sebenarnya terbatas untuk rongga dari organ-organ

reproduksi dan organ ekskresi tertentu.

2.2.4 Sistem saraf

Arthropoda memiliki sebuah otak dan rangkaian saraf ventral yang pendek.

Otak terdiri atas beberapa pasang ganglion yang berfusi bersama. Otak dibedakan

atas beberapa bagian yang dikenal sebagai otak depan,otak tengah dan otak

belakang.tali saraf ventral biasanya terdiri atas sejumlah masa jaringan saraf dan

masing-masing terdiri atas beberapa pasang ganglion.

4

Page 11: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

2.2.5 Eksoskeleton

Eksoskeleton merupakan lapisan pelindung tubuh yang keras dan kaku berupa

lapisan kutikula. Lutikula tersusun atas khitin dan protein yang disekresi oleh

selepidermis (atau hypodermis). Kutikula dapat dibedakan atas epikutikula (lapisan

terluar, tipis) dan prokutikula (lebih tebal). Epikutikula tidak memiliki zat kitin dsan

bersifat tipis, sehingga memungkinkan lalu lintas air dan udara. Senyawa penyusun

epikutikula adalah protein dan zat lilin yang berfungsi menghambat kehilangan air.

Lapisan prokutikula dapat dibedakan menjadi eksokutikula (lapisan luar) dan

endokutikula (lapisan dalam).kedua lapisan ini tersusun atas zat kitin dan protein

yang membentuk senyawa glikoprotein kompleks. Namun, pada eksokutikula

ditambah zat tannin sehingga lebih keras, sedangkan endokutikula tidak.

Kutikula arthropoda juga bertanggung jawab untuk warna spektakuler yang

berfungsi untuk kamuflase, warna pengenalan, dan peringatan.warna-warna yang

dihasilkan oleh arthropoda dihasilkan dari pigmen dan struktur kutikula. Warna

coklat, merah, oranye dan kuning dihasilkan dari penumpukan pigmen didalam

eksokutikula. Sedangkan warna hijau, ungu dan biru akibat adanya striasi yang baik

pada epikutikula sehingga menyebabkan reflaksi cahaya yang memberi penampakan

cahaya tersebut. Jika eksoskeleton Arthropoda diiris melintang maka terlihat adanya

saluran pori dan saluran zat lilin yang melewati endokutikula menuju permukaan

kutikula. Pada beberapa bagian kutikula juga mengalami modifikasi menjadi

bermacam-macam reseptor sensori sehingga memungkinkan hewan arthropoda

mengetahui kondisi lingkungan.

Adanya eksoskeleton menghalangi pertumbuhan arthropoda.oleh karena itu,

arthropoda secara periodic mengganti kutikula saat mereka tumbuh. Proses

penggantian kutikula lama disebut molting atau ekdisis. Serangga mengalami

beberapa kali molting sampai mereka berkembang menjadi dewasa.sedangkan

Arthropoda lain,misalnya laba-laba mengalami molting berkali-kali dengan jumlah

tidak tentu, baik saat juvenil maupun dewasa. Proses molting berkaitan untuk

pertumbuhan jaringan atau otot. Pemicu terjadinya molting adalah hormone ekdison

yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, misalnya kelenjar protoraks.

5

Page 12: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Hormon ekdison akan diedarkan melalui aliran darah dan bekerja secara

langsung terhadap sel-sel epidermis. Hormone ini akan menyebabkan lapisan

epidermis memisah dari kutikula lama dan mulai mensekresikan epikutikula baru.

Selanjutnya epidermis mulai mensekresi cairan molting yang mengandung enzim

protease dan khitinase. Pada dasarnya enzim tersebut tidak mencerna eksokutikula,

epikutikula baru, saraf dan persendian, tapi hanya berfungsi mencerna endokutikula.

Akibar dari keadaan tersebuthewan masih tetapdapat bergerak semampunya. Hasil

dari proses tersebut digunakan untuk menghasilkan kutikula baru. Setelah

endokutikula lama terpisan dari epikutikula baru, epidermis mensekresi prokutikula

baru.prokutikula baru tersebut kemudian terdeferensiasi menjadi eksokutikula dan

endokutikula baru. Eksokutikula lama akhirnya lepas pada saat arthropoda

membesarkan tubuhnya. Tempat sobeknya kutikula yaitu dibagian kepala, kemudian

diikuti tubuh bagian belakang dan akhirnya hewan bisa keluar dari kutikula lama

(Kastawi et al, 2003 : 216).

2.3 Klasifikasi Arthropoda

Menurut Engemann dan Hegner (1981) filum Arthropoda dibagi menjadi

empat sub-filum yaitu Trilobita (sudah punah), Chelicerata, Onychophora, dan

Mandibulata.

2.3.1 Sub-Filum Trillobita

Anggota filum Trilobita merupakan Arthropoda laut yang primitive dan

sangat melimpah pada masa Paleozoic, terdiri atas 4000 spesies. Tubuh berukuran 10-

678 mm, terbagi oleh dua alur yang memanjang menjadi tiga cuping. Tubuh

dilindungi oleh cangkang bersegmen yang keras. Kepala jelas, terdiri atas empat

segmen tubuh yang berfusi, memiliki sepasang antenula, empat pasang apendik

biramus dan sepasang matamajemuk (Kastawi et al, 2003: 218)

Torak terdiri atas 2 sampai 29 somit abdominal berfusi pada keping kaudal

atau pygidium. Semua somit kecuali yang terakhir memiliki nggota tubuh biramus

terdiri atas kaki jalan sebelah dalam dan kaki jalan sebelah luar membawa filament

yang kemungkinan berfungsi sebagai organ respirasi. Perkembangan hewan ini terdiri

6

Page 13: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

atas tiga stadium larva yaitu pronauplius (protapsis) merupakan stadium larva

pertama.,stadium kedua adalah merapsis dicirikan bahwa tubuh menjadi lebih jelas.

Stadium akhir adalah larva holaspis dengqn ciri penampakannya seperti hewan

dewasa.

Gambar 2.1: Fosil Trilobita

(Sumber : Hickman et al, 2001: 378 )

2.3.2 Sub-Filum Chelicerata

Umumnya hewan terrestrial, hidup bebas, berukuran kecil, dan umumnya

banyak ditemukan pada lingkungan kering daripada ditempat lain. Beberapa anggota

hewan ini memiliki kelenjar racun dan gigi racun atau taring yang berfungsi

membunuh Insektadan hewan kecil lainnya yang merupakan makanannya (Kastawi et

al, 2003 : 220).

Ciri-ciri umum dari subfilum Chelicerata adalah :

a. Tubuh dibedakan atas dua bagian yaitu cefalotorak (prosoma) dan abdomen

(episthosoma). Memiliki 6 pasang apendik yaitu kelisera, pedipalpus, dan 4

pasang kaki yang semuanya terletak pada cefalotorak. Tidak memiliki antenna

atau mandibular.

7

Page 14: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

b. Bagian-bagian mulut dan saluran pencernaan utamanya untuk fungsi penusuk,

beberapa diantaranya memiliki kelenjar racun.

c. Respirasi menggunakan paru-paru buku, trachea, atau insang.

d. Ekskresi dengan menggunakan tubulus Malpighi atau kelenjar koksal, atau

keduanya.

e. Sistem saraf terdiri atas ganglion dorsal (sebagai otak),dan tali saraf ventral yang

memiliki pasangan ganglia. Mata biasanya sederhana dan berpasangan., pada

permukaan tubuh memiliki rambur taktil.

f. Berkelamin terpisah, lubang kelamin berjumlah satu (atau dua) yang terletak

pada anterior abdomen. Fertilisasi internal, utamanya bertelur, perkembangan

langsunga atau melalui fase larva.

g. Hidup terrestrial dan hidup soliter, yang lainnya hidup bebas dan bersifat

predator atau parasitic.

h. Ukuran tubuh anggota ini bervariasi dari yang memiliki panjang tubuh hanya 0,5

mm (kelompok tungau) sampai yang terpanjang 500 mm (20 in) yaitu limulus.

Kebanyakan kelisera yang dimiliki oleh anggota sub filum ini mempunyai

ruas tungkai tambahan yaitu oatella yang letaknya diantara femur dan tibiaa.

Tungkai-tungkai tersebbut biasanya tidak bercabang yang artinya tidak ada eksit atau

eksopodit (Borror, et al, 1992 : 135). Menurut Kastawi (2005), anggota subfilum ini

terdiri atas lima kelas, yaitu kelas Pycnogonoidea, kelas Merostomata. Kelas

Arachnoidea, kelas Tardigrada , dan kela Pentastomoidea .

A. Kelas Pycnogonidea

Anggota kelas ini habitatnya dilaut, biasanya disebut laba-laba laut. Hewan ini

memiliki 4 mata dan kaki panjang yang mendominasi sebagian besar tubuh. Sekitar

600 spesies Pynogonidea memiliki 4 pasang kaki yang panjang tetapi sebagian kecil

spesies memiliki 5 atau 6 pasang kaki. Setiap kaki terdiri atas 9 segmen. Pada

beberapa spesies apabila kakinya direntangkan dapat mencapai panjang 70 cm,

namun yang khas panjangnya kurang dari 1 cm. berkelamin terpisah dan hewan

jantan dari beberapa spesies memiliki sepasang kaki tambahan yang disebut kaki

8

Page 15: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

ovigerous yang berfungsi mengumpulkan dan mengerami telur yang telah dibuahi.

Hewan ini biasanya berada disekitar porifera, hydroid,karang lunak, Anemon, dan

remis. Dengan menggunakan proboscisnya, hewan ini memakan bagian yang lunak

dari hewan-hewan disekitarnya. Pencernaan terjadi di sel mukosa dari saluranh

pencernaan. Saluranh ini bercabang sampai ke ujung kaki. Spesies Pycnogonidea

tidak memiliki sistem respirasi atau ekskresi (Kastawin et al, 2003 : 221).

Gambar 2.2 Nymphon sp

(Sumber : Hickman et al, 2001: 378 )

2.3.2.2 Kelas Merostomata

Mesrostomata berasal dari kata mero yang berarti bagian dan stomata yang

artinya mulut (Borror, et al, 1992: 135). Ciri khas anggota kelas Merostomata adalah

bersifat akuatik, tubuh dibedakan atas cefalotorak (prosoma) dan abdomen.

Cefalotorak membawa sapasang mata majemuk dan sepasang mata sederhana atau

ocelli. Di abdomen terdapat apendik berpasangan yang membawa insang dan sebuah

duri panjang (telson). Kelas Merostoma dibedakan menjadi 2 subkelas yaitu

Eurypterida dan Xiphosurida (Kastawi et al, 2003 : 222). Subkelas Eurypterida hidup

selama jaman paleozoikum, dari periode Kambrium sampai periode Karbon (Borror,

et al, 1992 : 135). Anggota subkelas ini telah punah sekitar 250 juta tahun yang lalu.

9

Page 16: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Dari fosil yang ditemukan diketahui bahwa hewan ini bentuknya seperti kalajengking,

memiliki cefalotorak yang kecil dan abdomen tersusun atas12 segmen. Arthropoda

terbesar dijumpai pada kelas ini dengan panjang tubuh sekitar 2 meter. Contoh hewan

ini adalah Eurypterus, Pterygotus, dan Stylonurus.

Gambar 2.3 Eurypterus

(Sumber : Hickman et al, 2001: 378 )

Anggota kelas ini yang hidup sampai sekarang adalah 3 genus kepiting sepatu

kuda dari subkelas Xiphosurida, antara lain Xiphospura (Limulus). Mimi/Mituna,

atau Limulus sp adalah hewan laut dan sangat umum terdapat disepanjang pantai

Atlantik dari Maine sampai teluk Meksiko. Mimi mudah dikenali dengan kelopak

bulat telur yang khas dan ekor berbentuk duri (Borror, et al, 1992 : 136). Pada saat

musim semi hewan ini datang ke pantai untuk reproduki. Hewan betina menggali

pasir dan meletakkan beberapa ratus telur yang berwarna kehijauan. Satu atau lebih

hewan jantan yang ukuran tubuhnya lebih kecil dari hewan betina mengikuti,

selanjutnya melepaskan sperma diatas telur sebelum hewan betina menutup telur

tersebut. Beberapa minggun kemudian telur menetas dan keluarlah “larva

trilobita”.penamaan ini diberikan karena ciri morfologinya mirip dengan moyangnya.

10

Page 17: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Gambar 2.4 Tubuh bagian dorsal dan ventral dari Limulus sp

(Sumber : Hickman et al, 2001: 378 )

B. Kelas Arachnida

Anggota kelas ini antara lain laba-laba, kalajengking dan tungau.Hewan-

hewan tersebut tidak memiliki antenajuga rahang sesungguhnya.Tubuh memiliki

sebuah cefalotorak dan abdomen, serta pasangan pertama apendik adalah kelisera

(Kstawi, 2003, 223).Selama iniArachbida merupakan kelas paling penting dan

tersebar dari Chelicerata. Kebanyakan peneliti mengenali 11 kelompok penting

Arachnida, yaitu ordo Scorpiones, Palpigradi, Uropygi, Schizomida, Amblypugi,

Aranaeae, Ricinulei, Opiliones, Acari, Pseudoscorpoiones, dan Solifugae (Borror, et

al, 1992 : 137).

a) Laba-laba

Tubuh laba-laba terdiri atas cefalotoraks yangtidak terbagi dan abdomen yang

biasanya lunak, dan tidak bersegmen. Pada cefalotoraks terdapat 6 pasang apendiks.

Antena tidak ada, sehingga fungsi sensori dikerjakan oleh kaki jalan. Pasangan

pertama apendik disebut kelisera dan pada beberapa spesies terdiri atas dua bagian

yaitu mandibular (terletak dibagian basal) dan kuku (dibagian ujung). Sekresi dan

kelenjar racun bermuara pada kelisera, dapat membunuh insecta dan menyebabkan

sakit pada hewan besar. Pasangan kedua apendik adalah pedialpus, dengan bagian

dasar yang disebut maksila yang berfungsi untuk memotong makanan. Pada hewaqn

11

Page 18: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

jantan, pedialpus memiliki fungsi tambahan sebagai organ kopulasi (Kastawi et al,

2003: 223).

Gambar 2.5: Anatomi laba-laba

(Sumber : Hickman et al, 2001: 379 )

Terdapat empat pasang kaki yang terletak dibelakang pedialpus. Setiap kaki

terdiri atas pedipalpus. Setiap kaki terdiri atas 7 bagian yaitu koksa, trochanter,

femur, patella, tibia, metatarsus, tarsus dan berakhir dengan 2 cakar dan juga terdapat

rambut yang membantu laba-laba bergantung pada dinding. Dasar dari kaki tertentu

kadang berfungsi sebgai rahang. Abdomen dihubungkan dengan cefalotoraks melalui

pedikel. Mendekati akhir ujung abdomen pada permukaan ventral terdapat lubang

kelamin, yang dilindungi oleeh sepasang apendik yang berfusi bersam membentuk

suatu lempeng disebut epigium. Berdekatan dengan epigium terdapat lubang

berbentuk celah yang merupakan lanjutan organ respirasi atau paru-paru buku.

Beberapa laba-laba juga memiliki trachea yangn membuka pada ujung belakang

permukaan ventral tubuh. Dibelakang lubang tracheal terdapat tiga pasang tuberlkel

atau spirenet yang berfungsi penghasil benang untuk pembuatan sarang dan tujuan

lain, yang disekresikan dari kelenjar didalam abdomen. Anus terletak dibelakang

spirenet (Kastawi et al, 2003 : 224)

12

Page 19: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung penghisap yang

digerakkan oleh otot yang meluas dari permukaan dorsal, lambung utama terdapat di

cefalotoraks denngan lima pasang seka atau kantung, yaitu satu terletak di dorsal dan

lainnya menuju masing-masing kaki usus yang terletak di abdomen yang

berhubungan dengan saluran dari kelenjar pencernaan (hati) dan berlanjut ke rectum

dimana terdapat kantung sterkoral dan berakhir ke anus (Kastawi et al, 2003 : 224)

Respirasi menggunakan paru-paru buku yang masing-masing organ tersebut

terdiri atas 15-20 lempeng horosontal berbentuk seperti daun yang emngandung

pembuluh darah. Udala mauk melalui celah eksternalabdomen menuju ke lempeng

tempat terjadinya pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida. Jika laba-laba

memiliki trachea maka trachea tersebut terbatas hanya di abdomen saja (Kastawi et

al, 2003 : 224).

Organ ekskresi terdiri atas tubulus Malpigfi yang bermuara ke dalam usus dan

sepasang atau dua pasang kelenjar koksal yang terdapat di cefalotora. Kelenjar

kokskal kadang kala mengalami degenerasi dan lubang muaranyan sulit ditemukan.

Kelenjar tersebut homolog dengan kelenjar hijau pada crustaceae (Kastawi et al, 2003

: 225).

Sistem saraf terdiri atas ganglion bilobus yang terletak diatas esophagus

sebuah masa ganglionic sub esoflageal dan saraf yang berasal dari organ tersebut.

Pasangan ganglion terjadi didalam abdomen laba-laba fase muda namun tidak

terdapat pada saat dewasa. Rambut-rambut sensori terdapat pada pedipalpus dan

mungkin juga terdapat pada kaki jalan, namun pada dasarnya organ sensori adalah

mata. Mata sederhana biasanya berjumlah 8 dan pada setiap spesies memiliki ukuran

dan susunan yang berbeda. Laba-laba tanpaknya dapat melihat objek hanya pada

jarak 4 atau 5 inci (Kastawi et al, 2003 : 225).

Laba-laba berkelamin terpisah dan umumnya hewan betina berukuran lebih

besar dibandingkan hewan jantan. Hewan jantan memiliki 2 testis terletak dibawah

usus bergabung dengan saluran eferensia yang melingkar menuju ke vesikula

seminalis dan akhirnya bermuara ke lubang kelamin. Hewan betina memiliki 2 ovari

yang besar dan setiap ovari bergabungdengan oviduct yang akhirnya bergabung

Page 20: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

menuju vagina. Dua reseptakel seminal bermuara di vagina. Spermatozoa

dipindahkan dari jantan ke betina menggunakan pedipalpus dan fertilisasi telur terjadi

didalam tubuh hewan betina. Telur yang dikeluarkan dalam sebuah kokon sutra, yang

ditempelkan ke sarang atau tumbuhan yang dibawa oleh hewan betina. Hewan muda

meninggalkan kokon segera setelah menetas. Untuk mencapai usia reproduktif hewan

jantan mengalami lima kali molting, sedangkan hewan betina mengalami 7 atau 8 kali

molting (Kastawi et al, 2003 : 225).

Organ pembuat benang serang laba-laba terdiri atas tiga pasang apendik yang

disebut spineter. Spineter terdiri atas ratusan tabung mikroskopis yang akan

menyalurkan cairan yang disekresi oleh kelenjar sutera. Cairan tersebut selanjutnya

akan mengeras diudara membentuk sebuah benang. Benang tersebut selanjutnya

digunakan untuk membangun sarang, membentuk kokon, lingkaran sarang,dan tujuan

lain. Laba-laba akan berdiam diri dipusat sarang dan beristirahat disalah satu sisi

sarang untuk menunggu mangsanya terjerat (kastawi etal, 2003 : 225-226). Berbagai

tipe sutera doleh laba-laba, setiap laba-laba membuat jarring satang yang khas dan

berbeda. Beberapasutera ditutupi dengan tetesan bahan kecil yang sangat lengket

ditempat itu korban laba-laba menempel. Pada jarring laba-laba, benang spiral adalah

kental dan benang yang baru dilkeluarkan adalah sutera sederhana (Borror, et al, 1992

: 145).

b) Kalajengking

Kalajengking (skorpio, Ordo Scorpionida) merupakan Arachnida bertibuh

panjang dengan pedipalpus yang besar, kelisera kecil dan segmen abdomen yang

terdiri atas 12 segmen dengan ujung terminal berbentuk duri runcing. Tubuh

dibedakan atas cefalotorak ( prosoma), dan sebuah abdomen yang terdiri atas dua

bagian yaitu di anterior bersifat tebal (mesosoma) dan sebuah ekor berbengtuk seperti

tabung (Metasoma) yang diangkat naik pada saat kalajengking berjalan. Prosoma

pendek dan ditutup dengan karapak yang memiliki sepasang mata pada pertengahan

permukaan dorsal tubuh dan tiga mata lateral disetiap sisinya (anterior karapak).

Empat pasang kaki melekat pada prosoma dan berakhir dengan dua pasang cakar.

Segmen abdomen kedua membawa sepasang struktur yang berbentuk seperti sisir

13

Page 21: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

yang disebut pektin. Struktur ini merupakan keunikan dari kalajengking dan

berfungsi sebagai alat sensori. Rambut taktil tersebar diatas tubuh dan berfungsi

sebagai peraba. Kalajengking memiliki 4 pasang paru-paru buku. Kalajengking

bersifat vivipara. Hewan muda akan diletakkan dipunggung betina sekitar satu

minggu dan selanjutnya hidup mandiri (Kastawi et al, 2003 : 226).

Gambar 2.6 Kalajengking

(Sumber : Hickman et al, 2001: 375 )

c) Tungau

Tungau dan kutu (ordo Acarina) merupakan hewan bertubuh kecil sampai

mikroskopis. Kepala, dada dan abdomen mengalami fusi membentuk tubuh yang

tidak bersegmen. Anggota ordo ini ada yang hidup bebas dan parasite. Pada ujung

anterior terdapat kepala ynag berukuran kecil, tidak bersegmen dan merupakan dasar

bagian mulut. Tubuh ditutupi oleh membran dan kadangkala dengan kerangka yang

keras. Memiliki 8 kaki yang terletak dilateral tubuh.berkelamin terpisah. Pada

sebagian besar spesies telur setelah menetas menjadi larva dengan 6 kaki, kemudian

mengalami molting menjadi fase nimfa dengan 8 kaki. Nimfa tersebut selanjutnya

menjadi hewan dewasa setelah mengalami 3 kali molting (Kastawi et al, 2003 : 227).

14

Page 22: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

C. 2.3.2.4 Kelas Tardigrada

Habitat tardigrade atau beruang air adalah di dalam lumut atau pasir yang

lembab, serta didalam air tawar atau air asin. Tubuh dapat dibedakan atas kepala dan

badan. Badan terdiri atas 4 segmen tubuh yang berfusi. Sepasang segmen tubuh

memiliki sepasang kaki yangpendek dan tebal. Kaki tersebut tidak bersegmen, namun

diujung kaki terdapat 4 sampai 9 cakar yang runcing. Hewan anggota kelas ini tidak

memiliki sistem sirkulasi, terspirasi dan ekskresi. Sistem saraf berkembang baik.

Hewan dapatdibedakan atas hewan jantang dan betina.

Gambar 2.7 Tardigrada

(Sumber : Hickman et al, 2001: 447 )

D. Kelas Pentastomoidea

Pentasomida berasal dari Bahasa yunani. Penta = lima, stoma = mulut. Hewan

anggota kelas ini berbentuk seperti cacing dan bersifat parasite (Hickman et al, 2001).

Hewan ini dahulunya dikelompokkan bersama cacing, tetapi ternyata morfologi

hewan fase dewasa dan fase mudanya memperlihatkan ciri Arthropoda. Tubuh tidak

bersegmen-segmen, walaupun dinding tubuhnyaterdiri atas lingkaran.

15

Page 23: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Gambar 2.8: Linguatula

(Sumber : Hickman et al, 2001: 444 )

Saluran pencernaan lurus dan disekitar mulut terdapat sepasang kait yang

keras. Berjenis kelamin terpisah. Larva memiliki dua pang kaki. Hewan dewasa

berukuran sekitar dari 1 sampai 13 cm. Sistem pencernaan lurus dan disekitar mulut

terdapat sepasang kait yang keras, diadaptasi untuk mengisap. Sistem saraf, memiliki

sepasang ganglia sepanjang tali saraf ventral. Satu-satunya organ indera tampak

adalah papila. Tidak memiliki sistem sirkulasi, ekskretoris, atau organ pernapasan.

Jenis kelamin terpisah, dan betina biasanya lebih besar daripada jantan. Hewan betina

dapat menghasilkan beberapa juta telur (Hickman et al, 200: 444). Telur keluar

bersama lender, ketika telur tertelan oleh kelinci, hewan-hewan yang telah mengalami

domestikasi atau oleh manusia, maka telur akan menetas didalam lambung. Larva

yang menetas tersebut akan migrasi menuju paru-paru, ginal dan organ lainnya,

kemudian membentuk kista. Jika hewan hospes yang mengandung kista ini ditelan

oleh predator yang berupa hewan karnivora maka kista akan migrasi menuju hidung.

Seangkan Porocephalus (Armiliffer) armilatus, hewan ini fase dewasanya berada

16

Page 24: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

didalam paru-paru ular, jika telur tertelan hewan maka akan menetas dann migrasi ke

dalam hari dan rongga tubuh (Kastawi et al, 2003 : 230).

2.3.3 Sub-Filum Onychophora

Kata Oncychophora berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri atas kata onyx :

cakar dan phora: membawa. Menurut Kastawi(2003), karakter umum yang dimiliki

anggota subfilum ini sebagai berikut:

1. Bentuk tubuhnya seperti cacing dengan 14-43 pasang kaki (lobopodia). Akibat

kondisi ini Onychophora sering disebut cacing beludru atau cacing berjalan.

Panjang tubuh mulai 1,4 sampai 15 cm.

2. Rongga tubuhnya berupa homocoel

3. Memiliki kelenjar lumpur yang hasil sekresinya akan dikeluarkan melalui papilla

oral untuk menangkap mangsa atau predator.

4. Saluran pencernaan lengkap. Enzyme pencernaan dilepaskan kedalam mangsa

selanjutnya zat nutrisi dihisap

5. Sistem saraf memiliki ganglion kepala dan dua tali saraf longitudinal yang

membentuk tangga tali

6. Metanefridium dengan lubang yang teretak dekat kaki disetiap kakinya.

7. Jantung berbentuk tubular, terletak disebelah dorsal dan sistem sirkulasi terbuka.

8. Kerangka tubuh bersifat hidrostatis

9. Pernafasan menggunakan tabung tracheal.

10. Pergerakan tubuh akibat kontraksi peristaltic dibantu oleh lobopodia.

11. Bersifat bebas dan habitatnya terrestrial khususnya yang lembab

12. Berjenis kelamin terpisah. Fertilisasi terjadi secara internal atau eksternal.

13. Umumnya bersifatvivipar tapi juga ada yamh ovipar dan ovovivipar

Beberapa ahli zoology menganggap bahwa Oncychophora merupakan bentuk

pertengahan antara Annelida dan Arthropoda. Kemiripan dengan Arthropoda terlihat

adanya kutikula yang berkhitin, jantung tubular yang terletak didalam tubuh sebelah

dorsal, sistem sirkulasi terbuka, hemocoel sebagai rongga tubuh utama, memiliki

tabung pernafasan dan tubuh bersegmen-segmen.sedangkan kondisi yang

17

Page 25: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

membedakan Oncychopora dengan Arthropoda adalah kutikula yang tidak mengeras,

apendik yang tidak bersendi, tidak memiliki ganglion thorak dan abdomen, dan

pembuka trachea tidak dapat menutup sehingga hewan dalam kelompok ini hanya

aktif pada malam hari saat lingkungan lembab dan selama hujan. Selain itu cara

makan Onychophora dalam menangkap mangsa adalah dengan menyemprot lumpur

(bahan pelekat) kepada mangsa pada jarak sekitar 30 cm. lumpur ini dihasilkan oleh

kelenjar lumpur yang bermuara pada papilla oral. Setelah mangsa terjerat, selanjutnya

hewan ini memuntahkan ludah ke tubuh mangsanya untuk mencerna jaringan tubuh

mangsa. Hasil proses pencernaan tersebut kemudian diisap masuk kedalam mulut

(Kastawi et al, 2003: 232).

Gambar 2.9 : Anatomi Onychoporan

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

Subfilum Onychopora hanya terdiri atas satu kelas yaitu Onychophora. Kelas

ini terdiri atas 10 genus dan 80 spesies. Kesepuluh genus tersebut beserta distribusi

geografisnya sebagai berikut : (1) Peripatus, di Amerika daerah tropis, (2)

Oroperipatus, di Pasifi, (3) Metaperipatus, di Chili, (4)Paraperipatus, di Inggris, New

Guinea dan Ceram, (5) Mesoperipatus, Afrika daerah barat-tengah, (6) Peripaptosis,

(7) Ophisthopatus, di Afrika selatan, (8) Peripatoides, di Australia, Tasmania, dan

18

Page 26: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

New Zealand, (9) Eoperipatus, di Sumatera dan Malaysia, (10) Typhloperipatus, di

Tibet (Hickman et al, 2001).

Contoh anggota kelas Onychophora adalah Peripatus. Hewan ini hidup

didalam celah-celah batu, dibawah batang pohon dan batu, serta didalam tempat

lembab yang gelap lainnya. Hewan ini aktif hanya pada malam hari. Sebagai hewan

yang begerak perlahan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

kakinya, maka 2 qntena yang dimiliki bersifat sensitive untuk mendeteksi kondisi

tanah.tempat ia berjalan. Disetiap dasar antenna terdapat mata yang sensitive terhadap

cahaya sehingga menyebabkan hewan menjauhi cahaya.

Ketika peripatus terganggu maka akan menyemburkan lumpur pada jarak

sekitar 30 cm dari sepasang kelenjar lumpur yang bermuara kedalam papilla oral.

Fungsi lumpur tersebut untuk menangkap mangsa yang berupa lalat, rayap dan hewan

kecil lainnya. Selain itu juga berperan sebagai alat pertahanan dari predator. Disekitar

mulut terdapat apendik yang telah mengalami modifikasi menjadi rahang dan

berfungsi untuk menyobek makanan. Sebagian besar spesies Peripatus bersifat

vivipara. Seekor hewan betina yang berukuran besar dapat menghasilkan 30-40

hewan muda setiap tahunnya. Kondisi hewan muda saat lahir sama seperti hewan

dewasa, hanya berbeda dalam ukuran dan warna tubuhnya. Pada kepala terdapat 3

pasang apendik yaitu antenna, papilla oral, dan rahang. Selain itu terdapat sepasang

mata yang sederhana dan mulut yang terletak disisi ventral kepala. Kaki berdaging

berjumlah 17 sampai lebih 40 pasang, dan jumlah kaki ini berbeda-beda tergantung

spesiesnya. Setiap kaki memiliki cakar yang tajam. Anus terletak pada ujung

posterior, lubang kelamin terletak diantara pasangan kaki terakhir, dan nefrodiofor

terletak pada setiap dasar kaki. Kulit tertutup oleh papilla dan setisp papilla membawa

duri. Papilla berperan sebagai organ taktil (Kastawi et al, 2003 : 234).

Sistem pencernaan sangat sederhana, terdiri atas satu faring yang

berotot,esophagus pendek, lambung yang panjang dan usus pendek. Sepasang

kelenjar ludah yang merupakan modifikasi dari nefridia bermuara kedalam rongga

mulut. Jantung berupa tabung dorsal yang memiliki pasangan-pasangan ostia

berfungsi menghubungkan jangtung dengan rongga pericardium tempat jantung

19

Page 27: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

berada. Rongga rubuh berupa hemocoel. Organ pernafasan berupa tabung udara yang

disebut trachea. Trakheaini berakhir dengan pori-pori yang terletak pada berbagai

bagin tubuh. Organ ekskresi berupanefridia berjumlah satu disetiapdasar kaki. Sestem

saraf terdiri atas otak yang terletak dikepala bagian dorsal, dan sepasang tali saraf

ventral yang dihubungkan oleh beberapa saraf transfersal. Hewan ini berkelamin

terpisah (Kastawi et al, 2003 : 234).

Gambar 2.10 : Peripatus

(Sumber : Hickman et al, 2001: 445 )

2.3.4 Sub filum Mandibulata

Karakter special yang dimiliki anggota sub filum Mandibulata adalah

dimilikinya mandibula dan antenna. Sub filum ini terdiri dari enam kelas yaitu kelas

Chilopoda, Diplopoda, Crustacea, Insekta, Pauropoda dan Symphyla (Kastawi, et

al.,.2013: 235)

A. Kelas Chilopoda

Chilopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu Chelios yang berarti bibir dan

podos, yang berarti kaki (Hickman, et al., 2001:434). Tubuh pipih dorso-ventral dan

terdiri atas 15 sampai 173 segmen, yang setiap segmen tubuh membawa sepasang

kaki kecuali dua segmen terakhir dan satu segmen tepat di belakang kepala. Segmen

tersebut membawa sepasang cakar racun yang disebut maksilapoda untuk membunuh

mangsanya. Di daerah kepala terdapat sepasang antena panjang dengan sedikitnya

20

Page 28: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

tersusun atas 12 segmen, sepasang mandibula dan dua pasang maksila (Kastawi, et

al.,.2013: 235).

Saluran pencernaan lurus dengan tiga pasang kelenjar ludah bermuara ke

mulut dan dua tubulus Malpighi yang panjang untuk ekskresi. Trachea bercabang-

cabang seperti pada serangga dan bermuara pada stigmata yang terletak hampir di

setiap segmen tubuh. Jantung terdapat dalam rongga pericardium dengan sepasang

ostia dan arteri lateral pada setiap segmen tubuh. Berkelamin terpisah, setiap jenis

kelamin memiliki gonad yang terletak di sebuah dorsal dan sepasang kelenjar asesori

yang dihubungkan ke lubang kelamin yang terletak di ventraltubuh pada ujung

posterior tubuh. Telur biasanya di letakkan di tanah, dan pada Lithobius, telurnya satu

dan ditutup dengan tanah (Kastawi, et al., 2013: 235).

Contoh dari kelas ini ialah lipan. Lipan suka tempat-tempat lembab seperti

kulit kayu, dan batu. Mereka sangat lincah dan karnivora dalam kebiasaan makan

mereka, hidup dengan memakan cacing tanah, kecoa, dan serangga lainnya. Mereka

membunuh mangsanya dengan mereka cakar racun dan kemudian mengunyahnya

dengan rahang mereka (Hickman, et al., 2001:435).

B. Kelas Diplopoda

Menurut Hickman, et al., (2001: 434), Diplopoda berasal dari bahasa Yunani

yaitu, Diploo, yang berarti ganda dan podos atau kaki. Milipedes disebut juga

Diplopoda. Tubuh millipedes berbentuk subsilindrik , terdiri atas 25 sampai 100

segmen, dann jumlah tersebut tergantung spesiesnya. Hampir pada setiap segmen

tubuh membawa 2 pasang apendiks yang kemungkinan bearsal dari fusi dua segmen,

dua pasang spirakel, ostia, dan ganglia saraf.

Pada hewan jantan salah satu atau kedua pasang kaki pada segmen ketujuh

mengalami modifikasi menjadi organ kopulasi. Di daerah mulut terdapat sepasang

mandibula dan sepasang maksila. Pada kepala terdapat sepasng antena pendek dan

sepasang mata yang masing-masing terdiri atas sekelompok mata sederhana. Pada

antena terdapat rambut-rambut olfaktori dan setiap segmen tubuh meiliki kelenjar bau

atau repugnatorial gland yang mensekresikan cairan berisi asam hidrosianik. Akibat

sekresi cairan yang dihasilkan oleh repugnatorial gland tersebut dari spesies yang

21

Page 29: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

hidup di daerah tropical dapat menyebabkan kebutaan pada anak-anak. Trakhea tidak

bercabang dan bermuara pada lubang yang terletak di sebelah depan bagian kaki.

Jantung merupakan pembuluh dorsal dengan ostia yang terletak di sisi lateral. Hewan

memiliki dua atau empat organ ekskresi yang berbentuk tabung seperti benang

(Tubulus Malpighi) yang bermuara pada usus (Kastawi, et al., 2013: 236).

Habitat hewan meliputi tempat yang gelap, memiliki kelembapan tinggi, dan

secara prinsip memakan tumbuhan yang membusuk, namun terkadang memakan

tumbuhan yang masih hidup sehingga dapat menyebabkan kerusakan bagi tanaman

tersebut. Alat reproduksi terletak pada hwan yang berbeda atau kelamin terpisah, telur

diletakkan di dalam tanah. Pada saat mentas, hewan muda memiliki segmen yang

berjumlah sedikit dalam tiga pasang kaki. Dalam pertumbuhannya segmen

ditambahkan di depan segmen tempat anus berada (Kastawi, et al., 2013: 236).

Gambar 2.11 Milipedes

(Sumber: Hickman, et al., 2001: 435)

C. Kelas Crustacea

Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.

Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan

Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea

dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca

dan Malacostraca.Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup

22

Page 30: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.

Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp (Mukayat, 1989:

135).

Habitat crustacean meliputi air laut, air tawar dan air payau. Beberapa larva

dan beberapa spesies anggota kelas ini bersifat meliang (tinggal di dalam liang),

sedangkan yang lain bersifat pelagic bahkan ada yang menghuni laut dalam. Sebagian

besar hidup bebas dan ada yang hidup dalam kelompok-kelompok besar.

a) Morfologi luar

Permukaan tubuh dilindungi oleh kutikula tersusun atas zat kitin yang

ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras . Eksoskeleton

menutupi seluruh permukaan tubuh kecuali pada tempat perhubungan yang menjadi

tipis dan lunas agar mampu bergerak. Tubuh dibedakan menjadi cefalotorak dan

abdomen yang terdiri segmen-segmen (kepala 5, torak 8 dan abdomen 6) masing-

masing dengan satu pasang anggota tubuh yang tubuh yang terdiri atas ruas-ruas.

Setiap segmen tubuh dibedakan atas tergum (bagian dorsal), sternum (bagian ventral),

pleura (lateral tubuh) dan pleura merupkan keeping, terletak pada sisi tubuh serta

epinera (keeping kecil antara plera dan anggota gerak) (Kastawi, et al., 2013: 236).

Ujung anterior karapak merupakan rostrum. Antenula dan antena merupakan

struktur indera. Di bawah rostrum terdapat mata bertangkai yang dapat digerakkan .

mulut terdapat pada permukaan ventral, dekat posterior daerah kepala terdapat

mandipula, sedangkan anus terletak di bagian ventral telson di ujung posterior

abdomen (Kastawi, et al., 2013: 236)..

Mulut memiliki sepasang mandibula dan di posteriornya terdapat maksila ke 1

dan ke 2. Pada daerah torak terdapat maksilapoda ke 1, ke 2, ke 3, selanjutnya diikuti

cheliped dan 4 pasang kaki jalan. Pada daerah sbdomen terdapat 6 pasang kaki renag

yang beberapa diantaranya mengalami modifikasi. Terdapat tiga macam apendik

yang dapat dibedakan pada hewan dewasa, yaitu (1) foliaceus, contohnya maksila ke-

2, (2) biramus, contohnya kaki renang, (3) uniramus, contohnya kaki jalan. Pada kaka

jalan pertama memiliki capit (cela) yang berfungsi untuk menyerang dan

mempertahankan diri. (Kastawi, et al., 2013: 236).

23

Page 31: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

b) Anatomi dan fisiologi

Tubuh udang tersusun atas sistem organ yang seperti yang dimiliki oleh

hewan tingkat tinggi. Selom merupakan ruang yang tidak begitu luas, namun terbatas

untuk rongga organ-organ reproduksi. Organ tertentu seperti sistem saraf tersusun

secara metamerik, sedangkan organ ekskresi terkonsentrasi ke dalam sebuah rongga

kecil (Kastawi, et al., 2013: 236)..

c) Sistem pencernaan

Terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus dan anaus. Lambung dibedakan

atas dua bagian yaitu bagian yang besar (anterior ) disebut kamar kardiaka dan yang

kecil adalah pylorus. Pada permukaan dalam lambung terdapat bentukan seperti gigi-

gigi yang mengapur untuk melumatka makanan. Pada kedua sisi bagian akhir

lambung bermuara saluran dari kelenjar pencernaan dan muara dari cecum yang

kecil. Usus merupakan tabug kecil mengarah ke arah posterior tubuh dan bemuara

pada anus yan terletak pada permukaan ventral telson. Kelenjar pencernaan berupa

hati yang terletak di daerah torak. Setiap lobus tersusun atas sejumlah kecil tubulus.

Epithelium yang melapisi dinding-dinding tubulus bersifat glandular da menghasilkan

sekresi yang akan mengalir ke duktus hepatic menuju ke kamar pilorik di lambung

(Kastawi, et al., 2013: 238).

Udang hidup disemua jenis habitat perairan dengan 89% diantaranya hidup

diperairan laut, 10% diperairan air tawar dan 1% di perairan teresterial (Maskoeri,

1992: 155).Makanan udang prinsipnya adalah hewan –hewan yang hidup antara lain

siput, berudu, larva Insektadan ikan-ikan kecil. Namun ternyata udang juga makan

material organic yang membusuk. Hewan ini makan pada waktu malam hari, tetapi

lebih katif pada waktu senja dan fajar daripada waktu-waktu lainnya. Cara makan

udang yaitu maxillaped dan maxilla memeganag makanan sementara itu mandibula

melumatkan makan menjadi potongan-potongan kecil. Potongan-potongan tersebut

masuk ke dalam esophagus kemudian ke lambung. Sednagkan bagian-bagian yang

kasar keluar melalui mulut (Kastawi, et al., 2013: 238).

d) Sistem sirkulasi

24

Page 32: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Alat peredaran darah terdiri atas darah dan pembuluh darah. Darah terdiri atas

cairan darah yang hampir tidak berwarna dan corpuscular darah atau amoebocyt yang

berupa sel-sel amoeboid. Pembuluh darah terdiri atas sebuah jantung, tujuh buah

arteria utama dan sejumlah rongga-rongga yang disebut sinus. Jantung berupa

kantong yang berbentuk pelana di dalam sinus pericardial dan terletak di dalam

bagian pertengahan dorsal daerah torak. Jantung terikat pada dinding sinus pericardial

dengan perantaraan 6 ligamen yang elastic. Tiga pasang lubang yang dilengkapi

dengan valava disebut ostia (bentuk tunggal , ostum) ostia ini memungkan darah

masuk kembalai dari sinus yang melingkupinya (Kastawi, et al., 2013: 238)..

Pada ujung anterior jantung mempercabangakan ima buah pembuluh arteri

yaitu (1) arteria ophthalmica terletak di pertengahan dorsal, berjalan kearah anterior

di sebelah dorsal lambung, mengalirkan darah untuk pars cardiac ventriculli,

esophagus dan kepala (2) dan (3) dua buah arteria antennary terletak di kana n dan

kiri arteria opthalmica dengan cabang-cabangnya menuju pars cardiaca ventriculli,

antena , alat-alat ekskresi, menuju otot-otot dan jaringan-jaringan lain di daerah

kepala (4) dan (5) dua buah arteria hepatic menuju ke kelnjar-kelenjar pencernaan.

Sedangkan pada ujung posterior jantung terdapat arteri abdominal dorsal. Pembuluh

darah ini mensuplai bagian dorsal abdomen. Arteri ini di dekat pangkalnya bercabang

menuju ke arah bawah (arteri sterna) dan dia daerah ventral tubuh bercabang menjadi

dua buah arteri yaitu yang menuju ke anterior adalah arteri thorax ventral dan yang

menuju ke arah posterior adalah arteri abdominal ventral (Kastawi, et al., 2003:241).

e) Sistem ekskresi

Alat sekresi berupa sepasang bangunan yang lebar, disebut “kelenjar hijau”

terletak di bagian bawah kepala, anterior esophagus. Setiap kelenjar terdiri atas

bagian glanduler berwarna hijau, vesica urinaria terbentuk dilatasi dinding yang tipis,

dan saluran yang bermuara keluar melalui suatu por terletak di bagian ventral pada

segmen basal antena. Fungsi kelenjar hijau adalah membuang sisa metabolism tubuh

(Kastawi, et al., 2013: 238)..

f) Sistem saraf

25

Page 33: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Sistem saraf terdiri atas ganglion suprasophageal (otak) yang bercabang ke

sarf-saraf mata, antenula dan antena.sepasang saraf yang berhubungan dengan

ganglion subsophageal yang terletak di belakang mulut bagian ventral. Saraf-saraf

dari ganglion subsophageal bercabang ke anggota mulut, tubuh, kelenjar hijau, dan

otot-otot depan (Kastawi, et al., 2013: 238).

g) Alat-alat indra

Mata

Mata berupa mata majemuk yang terletak pada ujung tangkai yang dapat

bergerak, jumlahnya satu pasang, terletak di kanan dan kiri rostrum. Disebut mata

majemuk, karena setiap mata tersusun atas bebrapa su unit yang disebut ommatidia.

Setiap mata tertutup oleh kutikula trasparan yang disebut cornea, dimana terbagi

menjadi area bersisi empat oleh garis-garis halus. Setiap area persegi tersebut disebut

facet. Setiap facet menutup setiap ommatidium. Di sebelah bawah setiap facet

terdapat kerucut Kristal (crystalline cone). Sedangkan daerahh fotoreseptif dari

ommatidium adalah retinula (“retinula kecil”). Retinula ini biasanya terdiri atas 7 atu

8 sel retinula dan sel retinula memiliki sejumlah mikrovili parallel. Di bagian tengah

gabungan sel-sel retinula mmebentuk rhabdom yang merupakan sumbu tengah

ommatidium. Rhabdom terdiri atas fotopigmnen dan diperkirakan sebagai tempat

transduksi energy cahaya ke dalam perubahan voltage yang akan menimbulkan

potensial aksi (Kastawi, et al., 2013: 238)..

Antropoda menganalisis sebuah stimulus visual sedikit demi sedikit, tanpa

memfokuskan gambar ke dalam retina. Adanya mikrovilli dari sel retinula yag

tersusun parael dalam rhabdom mengakibatkan adanya beberapa antropoda mampu

mendeteksi sudut polarisasi cahaya. Mata majemuk antropoda secara umum

diadaptasikan untuk peglihatan tajam di dalam cahaya suram. Pada crustacean dan

serangga aktif pada cahaya terang, maka setiap ommatidium terlindungi dari

ommatidium lainnya oleh pigmen. Mata majemuk dari tipe ini disebut mata aposisi.

Pada mata aposisi tersebut tampaknya diadaptasikan untuk penglihatan yang rinci.

Mata superposisi lebih sensitif di dalam cahaya redup. Mata superposisi tersebut tidak

setajam mata aposisi, bahkan ketika cahaya terang maka mata superposisi umumnya

26

Page 34: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

akan berkurang sensitifitasnya dan meningkatnya ketajamannya dengan terjadinya

pigmen yang erpindah di sekitar ommatidia (Kastawi, et al., 2013: 238).

Statocyst

Statocyst berfungsi sebagai alat keseimbangan. Letak organ tersebut adalah di

segmen basal setiap antenulla. Statocyst berbentuk kantong dan dinding kantong

tersusun atas zat khitin (Kastawi, et al., 2013: 238)..

h) Sistem otot

Otot-otot yang terdapat di dalam tubuhnya menempel pada permukaan

sebelah dalam eksoskeleton. Pada prinsipnya otot di dalam tubuh udang terletak di

dalam abdomen. Otot tersebut digunakan untuk membengkokan bagian-bagian tubuh

udang pada permukaan ventral torak kea rah depan dan selanjutnya menghasilkan

gerak ke belakang pada saat berenang.

Gambar 2.12 struktur internal lobster

(Sumber: Hickman, et al., 2001: 435)

i) Sistem reproduksi

Udang bersifat diesius, yang betina memiliki abdomen yang lebih besar

dibandingkan yang jantan. Alat reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis, sepasng

vas deferens dan vesikula seminalis. Pada udang betina, alat reproduksinya terdiri

dari sepasang ovary dan sepasang oviduk. Ovary berbentuk sabit dan terletak tepat di

27

Page 35: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

bawah sinus pericardii.bagian depan dan belakang dari eksua ovary saling

berhubungan.

Pembuahan terjadi di luar tubuh. Ketika musim reproduksi udang jantan dan

udang betina mengadakan kopulasi. Pada saat kopulasi spermatozoa akan ditampung

dalam penampung sperma dari udang betina, kemudian kedua hewan berpisah.

Beberapa hari kemudian udang membersihkan daerah abdomennya menggunkan kaki

renangnya. Kemudian udang betina membalikkan tubuhnya, melipat tubuhnya dan

keluarlah sekresi berupa lendir yang menyelimuti kaki renang. Kemudian ovum akan

keluar dari oviduk sekitar 200-400 buah (diameter 2 mm) dan akan dibuahi oleh

spermatozoa yang keluar dari kantung penampung spermatozoa. Ovum tersebut akan

menempel pada kaki renang dan mendapat udara dari gerakan kaki renang.

Selanjutnya udang betina mengembalikan posisi tubuhnya. Telur tetap melekat pada

kaki renang sampai menetas, sekitar 5 minggu lamanya. Setiap anak udang keci

berukuran 4mm dan transparan. Setelah anak udang megalami beberapa pergantian

kulit, hewan akan menjadi dewasa.

j) Sistem endrokin

Organ endokrin yang utama adalah kompleks x organ sinus gland (xosg)

complex yang terletak di daerah saraf optic. Organ endokrin lainnya juga penting

adalah y organ, terletak pada bagian dasar maksila. Diantara hormone-hormon yang

akan merintangi terjadinya molting dengan menghambat sekresi ekdison dari organ

Y. komplek XOSG juga mensekresi hormone yang berfungsi mengontrol kromatofor,

sehingga memungkinkan hewan mengubah warna kulitnya. Hasil sekresi dari sistem

XOSG adalah crustacean hyperglycemic hormone yang analog dengan adrenalin dan

glukogon di dalam hewan Vertebrata. Fungsi hormone adalah meningkatkan

pengubahan glikogen yang disimpan menjadi glukosa. Sistem XOSG juga mensekresi

distal retinal-pigmen homone yang berfungsi membantu proses adaptasi mata

majemuk dalam cahaya redup. Udang karang dan Crustacea lain yang berkerabatan

dekat memiliki juga androgenic glands, dimana akan menyebabkan sifat maskulin

(Kastawi, et al., 2003: 247).

28

Page 36: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

k) Regenerasi dan Autotomi

Regenerasi dapat terjadi terutama pada bagian-bagian ekstremitas yang rusak

atau dipotong.pertumbuhan jaringan-jaringan pada organ yang mengalami regenerasi

lebig sering atau cepat pada hewan-hewan muda. Struktu baru tidak selalu sama

dengan yang digantikan. Contohnya pada Orconectes pellucidus testii memiliki mata

yang tidak berfungsi. Namu setelah terjadi regenerasi, terbentuk semacam antena

yang berfungsi sebgai alat peraba. Regenerasi seperti ini disebut heteromorfis karena

struktur baru tidak serupa dengan struktur yang digantikan Autotomi yaitu pemutusan

kaki pada titik tertentu. Pada udang pemutusan tertentu yang terletak dekat dasar kaki

jalan (Kastawi, et al., 2003: 247).

D. Kelas Insekta

Insektaberasal dari bahasa Latin, insectus yang berarti memotong.

l) Morfologi luar

Eksosekeleton

Belalang memiliki eksosekeleton yang berfungsi melindungi organ-organ

dalam. Eksosekeleton beupa kutikula yang terdiri atas zat khitin dan terbagi menjadi

segmen-segmen. Antara segemn satu dengan segmen lainnya terdapat sutura yaitu

bagian yang lunak, dan berfungsi untuk memudahkan pergerakan abdomen, sayap,

kai , antena dan lain-lain. Setiap segmen terdiri atas potongan-potongan terpisah yang

dikenal sebgai sklerit. Beberapa sklerit dari segmen khusu tidak dapat dibedakan

sehingga sutura tidak berfungsi lagi. Tubuh belalang menjadi 3 kelompok segmen

yaitu kepala (caput), dada (torak) dan perut (abdomen) (Kastawi, et al., 2003: 248-

249)

29

Page 37: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Gambar 2.13 Belalang Betina

(Sumber : Hickman, et al., 2001: 437)

Kepala (Caput)

Kepala pada dasarnya tersusun atas 6 segmen yang berfusi. Keenam segmen

tersebut tidak tampak lagi pada hewan dewasa, tetapi pada saat embrio teramati.

Bukti adanya keenam segmen pada saat dewasa yaitu terlihat adanya 6 apendik yang

meliputi preoral, antena, interkalari, mandibula, maksila dan labial. Eksosekeleton

kepala dikenal sebagai epicranium yang terletak di sebelah belakang, merupakan

daerah diantara dan di belakang mata. Genae merupakan bagian bagian yang terletak

di kedua sisi lateral kepala bagian depan. Sedangkan sklerit empat persegi panjang

yang terletak di bawah epicranium depan disebut clypeus (Kastawi, et al., 2003: 250).

Pada kedua sisi kepala terdapat mata majmuk bewarna hitam . Mata mejemuk

dilindungi oleh bagian transparan dari kutikula yaitu cornea, dimana terbagi menjadi

sejumlah besar potongan berbentuk segi enam yang disebut sebagai facet. Setiap facet

merupakan ujung terluar dari suatu unit yang disebut ommatidium. Selain mata

majemuk, belalang memiliki mata sederhana atau ocellus (jamak: ocelli) di daerah

kepala bagian atas serta di tepi sebelah dalam mata majemuk. Mata sederhana ini

terdiri atas sekelompok sel-sel penglihatan yaitu retinula dan di bagian tengahnya

30

Page 38: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

terdapat batang optic yaitu rhabdom. Selain mata terdapat juga sepasang antena yang

panjang dan sangat mobil (bergerak-gerak). Antena belalng berbentuk benang dan

tersusun atas sejumlah besar segmen. Pada antena terdapat rambut-rambut sensori

yang kemungkinan berfungsi sbgai indera pembau (Kastawi, et al., 2003 : 250).

Bagian-bagian mulut

Bagian-bagian mulut belalng adalah sebagai berikut:

Labrum atau bibir atas terletak sisi ventral clypeus. Di sebelah bawah labrum

terdapat organ yang bentuknya seperti lidah yaitu hypopharynx. Disetiap sisnya

terdapat rahang keras mandibula. Permukaan rahang ini bergigi untuk menggiling

makanan. Di sebelah mandibula terdapat sepasang maxilla (Kastawi, et al., 2003:

251).

Dada

Dada (thorax) terdiri atas 3 segemen yaitu prothorax (anterior), mesothorax

(tengah), dan metathorax (posterior).bagain dorsal disebut tergum, di sisi lateral

disebut pleura, di bagian ventral disebut sternum. Pada mesothorax dan metathorax

masing-masing terdapat sepasang sayap. Sayap pada segmen mesothorax merupakan

sayap anterior dan disebut tegmina atau elytra. Sayap pada segmen metathorax

merupakan sayap posterior. Berdasarkan perbandingan dari aneka ragam sayap, pada

dasarnya tetap mengikuti prinsip rangkaian vena longitudinal dari anterior menuju ke

posterior, yaitu:

1. Kosta; tidak bercabang, terletak pada atau di tepi sayap

2. Subkosta; ujungnya bercabang dua, dan mendekati ujung basal ada

kemungkinan berhubungan dengan kosta melalui vena humeral.

3. Radius; dengan dua cabang, cabang ke-1 tidak bercabang, sednagkan cabang

ke-2 disebut sector radial dan ujung dari sector radial bercabang.

4. Media; kedua cabang menghasilkan 4 cabang.

5. Kubitus; cabang dari kubitus menghasilkan dua sampai tiga cabang.

6. Anal; vena yang tidak bercabang dan bernomor ke-1, ke-2, ke-3, dan

seterusnya (Kastawi, et al., 2003: 252).

Di sisi lateral mesothorax dan metathorax terdapat spirakel yang merupakan

31

Page 39: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

lubang dari sistem respirasi. Setiap segmen dada membawa sepasang kaki. Setiap

kaki tersusun atas 5 segmen. Kelima segmen tersebut dari proksimal ke distal sebagai

berikut.

1. Coxa, bersendi dengan tubuh

2. Trochanter, kecil berbentuk segitiga

3. Femur, khusus femur dari kaki metathorax (kaki ke-3) membesar dan

mengandung otot yang digunakan untuk melompat

4. Tibia, ramping dan berduri

5. Tarsus, terdiri atas 3 segmen yang tampak, salah satu yang bersendi dengan

tibia memiliki 3 bantalan pada permukaan ventral. Sedangkan segmen paling

ujung dilengkapi sepasang cakar yang terletak diantara lobus berdaging

(pulvillus).

Gambar 2.14 Kaki Belalang

Sumber: Hickman, et al., 2001: 438

Perut

Jumlah segmen abdomen embrio Insektaadalah 11 dan masing-masing

segmen membawa masing-masing sepasang apendik rudimenter. Sedangkan pada

Insektadewasa abdomennya tidak memiliki apendik dan sejumlah segmen biasanya

mereduksi (Kastawi, et al., 2013: 255)..

32

Page 40: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

2. Anatomi dan fisiologi

Sistem organ yang dimiliki belalang sama seperti yang dimiliki hewan tingkat

tinggi. Sistem organ terletak di dalam rongga tubuh yang terisi darah (hemacoel).

Sistem organ sebagai berikut.

Sistem otot

Otot yang dimiliki belalang tergolong otot lurik, bersifat sangat lunak dan

lembut, tetapi cukup kuat. Di daerah perut otot tersebut tersusun bersegmen-segmen,

sednagkan di daerah kepala dan dada tidak tersusun bersegmen-segmen, sednagkan di

adaerah kepala dan dada tidak tersusun bersegmen-segmen. Otot ini membantu gerak

dari mandibula, sayap, kaki di daerah metatorak dan ovipositor (Kastawi, et al., 2003:

255).

Sistem pencernaan

Saluran pencernaan pada dasarnya meliputi usus depan, usus tengah dan usus

belakang. Usus depan terdiri atas farig yang merupakan kelanjutan dari mulut dan

terletak di daerah kepala yang disetiap sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian

esophagus membesar membentuk tembolok dan terletak di daerah mesotorak dan

metatorak. Organ selanjutnaya adalah proventrikulus yang berperan sebagai organ

penggiling. Usus tengah meliputi lambung, sedngakan usus belakang tersusun atas

usus yang membesar dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum, dan anus sebagai

muara akhir saluran pencernaan. Pada ujung anterior usus besar terdapat tubulus

malphigi.

Sistem sirkulasi

Organ sistem sirkulasi berupa pembuluh tunggal yag diselbungi sinus

perikardii dan terletak di tengah-tengah sepanjang tubuh dalam rongga abdomen.

Pembuluh tersebut dianggap sebagai “jantung” belalang.

Sistem respirasi

Sistem respirasi terdiri atas susunan pipa-pipa udara atau trachea yang

bercabang-cabang membentuk anayaman membawa udara ke seluruh bagian tubuh.

Trachea terdiri atas selapis sel bekhitin. Batang pokok trachea membentk penebalan

serupa spiral yang berhubungan dengan lingkungan luar melalui aperture yang

33

Page 41: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

berpasangan yaitu spirakel atau stigmata yang tersusun segmental (Kastawi, et al.,

2013: 256).

Sistem ekskresi

Proses ekskresi dan osmoregulasi serangga bergantung pada tubulus malphigi

dan rektumnya. Tubulus malphigi umumnya berwarna kuning dan memiliki otot

untuk menjaga pergerakkannya didalam hemocoel. Salah satu ujung dari setiap

tubulus malphigi melekat pada perbatasan antara usus tengah dan usus belakang.

Sedangkan ujung lainnya tidak melekat yaitu ke dalam rectum Kastawi, et al., 2013:

258).

Sistem saraf

Otak terletak di daerah kepala bagian dorsal terdiri atas 3 pasang ganglion

yang berfusi. Ganglion-ganglion tersebut berperan engatur mata, antena dan labrum.

Otak berhubungan dengan ganglion subesofageal melalui circumesophageal

connective. Ganglion subesofagela terdiri atas 3 pasang ganglion anterior dari

rangkaian saraf ventral yang berfusi bersama dan berfungsi mengatur bagian-bagian

mulut. Ganglion yang tedapat di dalam segmen metatorak merupakan ganglion yang

terbesar, dan sebenarnya merupakan gabungan dari ganglion ssegmen metatorak

dengan ganglion segmen pertama abdomen. Otak, saluran pencernaan, dan spirakel

berhubungan dengan otak melalui saraf simpatetik Kastawi, et al., 2013: 260).

Organ-organ indra

Belalang memiliki orga penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan

pembau. Organ penglihatan berupa mata majemuk dan ocelli. Organ pendengaran

terletak di lateral tergit dari segmen pertama abdomen. Organ tersebut terdiri atas

tympani yang direntangkan di dalam cincin berkhitin yang bentuknya hampir bulat.

Organ peraba berupa bentukan seperti rambut yang terletak di permukaan berbagai

bagian tubuh belalang, tetapi khususnya di permukaan antena. Organ perasa tereletak

di dalam bagian mulut, sedangkan antena merupakan organ pembau.

Sistem reproduksi

Belalang betina dapat dengan udah dibedakan dengan belalang jantan karena

adanya ovipositor. Hewan betina memiliki 2 ovari yang masing-masing terdiri atas

34

Page 42: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

sejumlah filament yang disebut tubulus ovary . setiap filament ovary mengandung

oogonia dan oocit yang tersusun dalam seri linier. Selain itu juga berisi nurse cell dan

sel-sel jaringan lainnya. Pada setiap ovary ujung posterior semua filament menempel

pada oviduk yang merupakan saluran pelepasan telur. Kedua oviduk kemudian

bergabung membentuk vagina, selanjutnya menuju ke lubang kelamin yang terletak

diantara daerah lempeng-lempeng ovipositor. Seminal receptacle atau spermatheca

membuka kea rah vagina. Fungsi organ tersebut adalah menerima spermatozoa

tersebut akan dilepaskan kembali saat membuahi sel telur. Pada hewan jantan

memiliki 2 testes. Selanjutnya spermatozoa akan dilepas ke dalam vas deferens

bergabung membentuk duktus ejakulatori yang membuka ke permukaan dorsal dari

lempeng subgenital. Di ujung anterior duktus ejakulatori terdapat kelenjar asesori

yang fungsinya menghasilkan cairanyang berfungsi membantu dalam proses

meindahkan spermatozoa ke hewan betina (Kastawi, et al., 2013: 260).

Gambar 2.15 Struktur Dalam Belalang Betina

(Sumber : Hickman et al, 2001: 445 )

Metamorphosis adalah perkembangan dari telur sampai menjadi serangga

dewasa melalui tahap-tahap tertentu. Ada dua macam metamorphosis yaitu;

35

Page 43: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

a) Metamorphosis sempurna (tipe holometabola), diawali dari telur, larva,

kepompong (pupa), dan bentuk dewasa (imago). Contohnya pada kupu-kupu,

kumbang dan lebah.

Gambar 2.16 Metamorphosis Holometabola Pada Kupu-Kupu

(Sumber: Hickman, et al., 2001: 447)

b) Metamorphosis tak sempurna (tipe hemametibola), diawali dari telur, nympha,

dan imago. Contohnya antara lain pada belalang, kecoak dan laron.

36

Page 44: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Gambar 2.17 Metamorphosis Hemimetabola

(Sumber: Hickman, et al., 2001: 447)

Klasifikasi Insekta

Klasifikasi Insekta menurut engemann dan hegner (1981) sebagai berikut.

Kelas Insekta

Sub-kelas 1. Apterygota

Ordo 1. Thysanurida (contoh: silverfish: kutu buku)

Ordo 2. Collembolida (contoh : springtails: collembola)

Sub-kelas 2. Paleopterygota

Ordo 1. Ephemeroptera (contoh: mayfly)

Ordo 2. Odonata (contoh : dragonflesy : capung)

Sub-kelas 3. Exopterygota

Super ordo 1. Orthopteriodea

Ordo 1. Orthopthera (contoh: cockroach: kecoa: grasshopper: belalang)

Ordo 2. Isopteran (contoh: termite : rayap)

Ordo 3. Embioptera (contoh: web snipper )

Ordo 4. Plecoptera (contoh: stonepflies)

Ordo 5. Dermaptera (contoh earwings)

Ordo 6. Zoraptera (contoh: zorapterans)

Super-ordo 2. Hemipteriodea

Ordo 1. Psocoptera (contoh: book lice)

37

Page 45: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Ordo 2. Thysanoptera (contoh: thrips)

Ordo 3. Homoptera (contoh: plant lice)

Ordo 4. Hemiptera (contoh : bugs)

Ordo 5. Mallophagida (contoh; bird lice)

Ordo 6. Anoplurida (contoh : sucking lice)

Sub-kelas 4. Endopterygota

Ordo 1. Neuropteran

Ordo 2. Coleopteran

Ordo 3. Strepsiptera

Ordo 4. Mecoptera

Ordo 5. Trichoptera

Ordo 6. Lepidoptera

Ordo 7. Dipteral

Ordo 8. Siphonaptera

Ordo 9. Hymnenoptera

1. Sub-kelas apterygota

Anggota dari sub kelas ini teriri atas serangga yang tidak memiliki sayap dan

tidak mengalami metamorphosis. Hewan muda pada fase instar memiliki ciri seperti

hewan dewasa. Pada bagian abdomen memiliki apendik ventral (styli) dan biasanya

dilengkapi dengan cerci.

Ordo 1. Thysanurida

Serangga tidak bersayap primitive, ukuran tubuh 30 mm (1 cm), antena

panjang bersegmen-segmen, tipe mulut pengunyah, tubuh biasanya bersisik ,

abdomen terdiri atas 11 segmen, biasanya dilengkapi dengan 2 atau 3 apendik caudal

yang bersegmen dan berbentuk filiform, bergerak cepat dengan cara meloncat.

Contoh : Lepisma saccarina (kutu buku) dan Campodea staphylinus (Kastawi, et al.,

2013: 263).

Ordo 2. Collembolida

Serangga tidak bersayap, ukuran tubuh mikrokopis sampai sekitar 5 mm,

tubuh berwarana atau berwarna putih, antena terdiri atas 4 samapai 6 segmen, tipe

38

Page 46: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

mulut penguyah atau penghisap, tidak memiliki trachea, mata majemuk, memiliki

organ untuk melompat (disebut furcula) yang terletak pada segmen keempat bagian

abdomen, pada segmen pertama terdapat bentukan seperti tabung (collophore)

melekat pada permukaan substrat dengan bantuan sekresi dari kelenjar terletak di

belakang labium (Kastawi, et al., 2013: 263).

2. Sub-kelas palaepterygota

Serangga meiliki sayap pada fase dewas, sayap tidak bisa melipat dan terletak

di dorsal abdomen. Fase nympha bersifat akuatik dengan mengalami metamorphosis

sederhana. Adanya tunas sayap pada nympha menunjukkan bahwa nympha berusia

tua

Ordo 1. Ephemeroptera (ephemerida)

Bersifat hemimetabola, tubuh lunak, bagian-bagian mulut untuk mengunyah

dan hewan dewasa hanya tinggal sisa saja, antena pendek, memiliki 2 pasang sayap

berwujud membrane, pada bagian ujung abdomen memiliki filament caudal dan cerci

yang sangat panjang, bersifat akuatik, memiliki insang tracheal yang terletak di lateral

tubuh. Contoh: Ephemera (mayfly) (Kastawi, et al., 2003: 264).

Ordo 2. Odonata

Bersifat hemaetabola, mulut pada hewan dewasa bersifat pengunyah,

memiliki mata majemuk yang besar tersusun atas omatidia yang jumlahnya mencapai

30.000, hewan fase nympha dan dewasa bersifat predator, antena kecil. Pada hewan

dewasa terdapat kakai tidak digunakan untuk menangkap serangga lain pada saat

terbang. Contoh: Macromia magnifica (dragonfly: capung), Ischnura cervula

(damselfly: capung jarum) (Kastawi, et al., 2003: 264).

3. Sub kelas exopterygota

Serangga bersayap, mengalami metamorphosis sederhana. Menurut

Engemann dan Hegner (1981) bahwa serangga exopterygota dikelompokkan menjadi

2 yaitu 1. Serangga paleopterous, meliputi Ephemeroptera dan Odonata, 2. Serangga

neopterous, memiliki sayap yang lebih berkembang dan sayap dapat dilipat pada

abdomen baian dorsal. Kelompok neopterous dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

Orthoptherois dan hemipteroids (Kastawi, et al., 2003: 267).

39

Page 47: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Super ordo orthopteriodea

Ordo 1. Orthoptera

Tubuh berukuran medium sampai besar, bersifat hemimetabola, mulut tipe

pengunyah, memiliki 2 pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan serupa kertas dari

kulit, serta disebut tegmina (tunggal: tegmen), pada bebrapa spesies sayap berupa sisa

saja atau tidak bersayap. Contoh: Stagmomantis carolina (lalang sembah),

Periplatena americana ( kecoak amerika), Acheta domesticus ( jengkerik),

Scapteriscus didatylus (orong-orong) (Kastawi, et al., 2003: 267).

Ordo 2. Isopteran

Tubuh lunak, bersifat hemimetabola mulut tipe pengunyah, memiliki 2

pasang sayap sempit atau tidak bersayap, torak berhubungan langsung dengan

abdomen yang berukuran besar, merupakan serangga social, contohnya rayap

(Kastawi, et al., 2003: 268).

Ordo 3. Embioptera

Tubuh panjang dan lunak, hemimetabola, tidak bersayap atau bersayap 2

pasang yang bersifat membrane dan halus, serci terdiri 2 segmen, sedangkan tarsi

terdiri atas 3 segmen. Hewan jantan bersayap sedangkan hewan betina tidak bersayap.

Contohnya Oligotoma california (Kastawi, et al., 2003: 269).

Ordo 4. Plecoptera

Tubuh lunak, berukuran sedang sampai besar, mulut pengunyah tetapi tidak

berkembang pada hewan dewasa, antena panjang, memiliki 2 pasang sayap, serci

terdiri 2 segmen, sedangkan tarsi terdiri atas 3 segmen, memiliki berkas insang

tracheal yang terletak di porterior setiap pasang kaki. Contoh Allocapnia pygmae,

Taeniopteryx pacifica (Kastawi, et al., 2003: 269).

Ordo 5. Dermaptera

Bersifat hemimetabola, mulut tipe pengunyah, tidak bersayap atau dengan 1

pasang atau 2 pasang sayap, pada bebrapa spesies sayap berupa sisa saja atau tidak

bersayap, tarsi terdiri atas 3 ruas, cerci membentuk bentukan seperti gunting yang

kuatpada ujung posterior abdomen, contohnya Anisolabis maritime (Kastawi, et al.,

2003: 270).

40

Page 48: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Ordo 6. Zoraptera

Antena terdiri dari 9 segmen, tarsi 2 segmen, cerci pendek, serangga berkoloni

. Contoh Zorotypus hubbardi.

Super ordo 2 hemipteroidea

Ordo 1. Psocoptera

Bersifat hemimetabola, mulut tipe pengunyah, memiliki 2 pasang sayap, tidak

bersayap atau meiliki 2 pasang sayap yang serupa membran, contoh Licoscelis

divinatorius.

Ordo 2. Tysanoptera

Bersifat hemimetabola, mulut tipe penusuk, tidak bersayap atau memiliki

sayap yang sempit atau sama panjang, antena 6-10 segmen, bagaian ujung tarsi

membentuk seperti kantung. Contoh Heliothrips haemorrhoidalis

Ordo 3. Homoptera

Tubuh kecil, bersifat hemimetabola, mulut tipe penusuk dan penghisap,

memiliki 2 pasang sayap, contohnya Rhopalosiphum pronifoliae

Ordo 4. Hemiptera

Bersifat hemimetabola, mulut tipe penusuk dan penghisap, memiliki 2 pasang

sayap, sayap depan lebih tebal pada bagian dasar (hemelytra). Contohnya Artocorixa

alternata, Ranatra linearis, Lethocerus, Gerris remigis.

Ordo 5. Mallophagida

Bersifat hemimetabola, mulut tipe pengunyah, mata degredasi, anatena

pendek hanya terdiri dari 3-5 segmen, kaki pendek, tarsi 1-2 segmen memiliki 2

pasang sayap, bersifat ektoparasit pada burung dan jarangnmenyerang hewan

mamalia, contohnya Menopon pallidum, Gyropus ovali.

ordo 6. Anoplurida

Bersifat hemimetabola, mulut tipe pengunyah atau penusuktidak bersayap,

mata tidak berkembang dengan baik, ektoparasit pada Mamalia, tarsi terdiri dari 1

segmen yang dilengkapi dengan cakar. Contohnya Pediculus humanus corparis,

41

Page 49: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Phthirus humanus corporis, Phthirus pubis, Linognathus vituli (Kastawi, et al.,2003:

271-272).

Sub kelas Endopterygota

Serangga bersayap mengalami metamorphosis kompleks. Fase larva dilanjutkan

dengan fase pupa yang tidak aktif dan merupakan bentuk dimana hewan dewasa

nantinya muncul.

Ordo Neuroptera

Hewan ordo ini bersifat holometabola, mulut tipe pengunyah, memiliki 4

sayap yang berupa membrane, abdomen tidak memiliki cerci, larva bersifat karnifor

dan pada beberapa spesies memiliki mulut tipe penghisap, terdapat insang tracheal

pada larva yang bersifat aquatic. Contoh: Chrysopa californica.

Ordo Coleoptera

Bersifat holometabola, mulut tipe pengunyah, tidak bersayap atau memiliki 2

pasang sayap. Sayap depan lebih tebal dank eras (elytra) dan sayap belakang berupa

membran serta dilipat dibawah sayap depan, protorax besar dan dapat digerakkan.

Contoh : Adalia bipuncata.

Gambar 2.18 Diloboderus abderus

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

Ordo Strepsiptera

42

Page 50: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Bagian-bagian mulut hanya tinggal sisa atau tidak ada, bersifat endoparasit

pada serangga lain. Sayap depan hewan jantan berbentuk seperti alat pemukul

sedangkan sayap belakang berupa membrane. Hewan betina tidak bersayapn dan

tidak memiliki kaki, dan mendapatkan makanan dengan cara absorbs. Contoh : Xenos

Wheeleri

Gambar 2.19 Xenos sp.

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

Ordo Mecoptera

Bersifat holometabola, mulut tipe pengunyah, antenna dan kaki panjang,

kepala memanjang, tidak berayap atau memiliki 2 pasang sayap yang panjang,

sempit, dan berupa membrane. Pada hewan jantan memiliki organ penjepit yang

terletak diujung posterior abdomen dan orgtan tersebut menyerupai organ penyengat

pada kalajengking, makanannya buah dan serangga yang mati. Contoh: Panorpa

refucens

Gambar 2.20 Paporna refucens

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

Ordo Trichoptera

43

Page 51: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Hewan dewasa berukuran 3 sampai 25 mm, bagian mulut rudimenter, antenna

dan kaki panjang, sayap 2 pasang dan berupa membrane, tubuh dan sayap tertutup

oleh rambut-rambut atau bentukan seperti sisik, larva bersifat aquatic dan membentuk

selubung yang terbuat dari butir pasir atau dari bahan sayuran yang diikat bersama

dengan benang sutera yang disekresikan oleh kelenjar ludah yang mengalami

modifikasi. Contoh: Molanna cinerea

Gambar 2.21 Molanna cinerea

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

Ordo Lepidoptera

Panjang tubuh bervariasi mulai 3 sampai 250 mm, bersifat holometabola,

ketika fase larva mulut tipe pengunyah, tetapi saat fase dewasa bertipe penghisap,

biasanya tidak memiliki mandibular. Maksila bergabung membentuk proboscis untuk

menghisap cairan. Antenna panjang, mata besar, bersayap 2 pasang yang bersifat

membran, biasanya sayap ditutup dengan sisik yang berukuran mikroskopis dan

tersusun tumpeng tindih , tubuh ditutupi sisik atau rambut, fase larva berbentuk

seperti cacing memiliki 3 pasang kaki ditambah pendukung fungsi kaki pada bagian

abdomen. Memiliki 2 kelenjar sutera pada labium yang berfungsi untuk membuat

cocon pada fase pupa. Contoh : Calpodes ethlius

44

Page 52: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Gambar 2.22 Calpodes Ethlius

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

Ordo Diptera

Bersifat holometabola, mulut tipe penusuk dan penghiap atau sponging, juga

membentuk proboscis, abdomen tersusun atas 4-9 segmen. Tidak bersayap atau

memiliki 1 pasang sayap depan yang berupa membrane sedangkan sayap belakang

membentuk halter. Larva tidak memiliki kaki, dan disebut belatung. Contoh :

Drosophila melanogaster

Gambar 2.23 Morfologi Dosophila melanogaster

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

Ordo Siphonapterida

45

Page 53: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Bersifat holometabola, mulut tipe penusuk dan penghisap, tidak bersayap,

kepala kecil, tidak memiliki mata majemuk, kaki panjang diadaptasi untuk melompat,

bersifat ektoparasit pada hewan mamalia dan burung. Contoh : Ctenocephalides felis

Ordo Hymenoptera

Bersifat holometabola, mulut tipe pengunyah atau penghisap, tidak bersayap

atau memiliki 2 pasang sayap yang berupa membrane dan sedikit vena, sayap depan

berukuran lebih besar daripada belakang. Hewan betina memiliki ovipositor.

Sebagian besar spesies bersifat soliter tapi ada juga yang bersifat social. Contoh :

Nematus

Gambar 2.24 Nematus

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

E. Kelas symphila

Kelas symphila merupakan Arthropoda berukuran kecil dengan panjang tubuh

kurang dari 1 cm. tubuh dibedakan atas kepala dan badan. Pada bagian kepala

terdapat antenna, maksila, dan labilum. Badan tersusun atas 12 segmen dan setiap

segmen tubuh memiliki sepasang kaki. Lubang kelamin terletak pada permukaan

ventral tubuhnya diantara pasangan kaki ke empat. Hewan anggota kelas ini bersifat

terestrial, dengan habitat ditempat lembab dan menghindari cahaya. Makanannya

berupa tanaman yang masih hidup atau sudah mati, sehingga kadangkala merupakan

hama kebun. Sebagian kecil spesies bereproduksi secara partenognesis, yaitu dari

telur yang tidak dibuahi, sedangkan spesies lainnya bereproduksi secara seksual.

Proses reproduksi seksual terjadi dengan cara hewan jantan meninggalkan

spermatofora pada hewan betina. Hewan betina menerima spermatofor didalam

46

Page 54: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

mulutnya, selanjutnya sperma disimpan didalam kantong khusus. Pada saat bertelur

hewan bertelur, hewan betina menggunakan mulutnya untuk mengambil telur dari

lubang kelaminnya. Selanjutnya telur tersebut diletakkan diatas substrat missal

humus, kemudian sperma yang tersimpan didalam mulut hewan betina dilepaskan

diatas telur (Kastawi et al, 2003:278).

Gambar 2. 25 Scutigerella

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

F. Kelas Pauropoda

Hewan dari kelas ini berukuran sangat kecil dengan panjang tubuh 0,5 sampai

2 mm. hewan ini tidak berwarna, tubuh dibedakan atas kepala dan badan.antena

hewan ini bercabang 3 dan tidak memiliki mata. Tubuh berbentuk silindris tersusun

atas 11/12 segmen dengan 6 lempeng doral. Setisp segmen badan memiliki sepasang

kaki kecuali segmen pertama dan 2 segmen terakhir. Saat menetas hewan hanya

memiliki 3 pasang kaki. Lubang kelamin terletak dipermukaan ventral buakn pada

segmen ke 3. Tidak memiliki organ sirkulasi dan respirasi. Respirasi melalui seluruh

permukaan tubuh seperti pada cacing tanah. Habitat hewan ini ditempat lembab

dibawah kayu, daun atau tanah. Makanannya hewan berukuran mikroskopis.

Contohnya Pauropus Huxleyi, dan Eurypauropus spinopus yang ditemukan di

Amerika Timur dan Tengah serta Eropa(Kastawi et al, 2003 : 278)

.

47

Page 55: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Gambar 2.25 Paurpus

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

2.5 Peranan dari Hewan Filum Arthropoda

Peranan arthropoda yang mnguntungkan, antara lain sebagai berikut.

1. Sumber makanan yang mengandung protein tinggi, contohnya udang dan

kepiting

2. Menghasilkan madu, contohnya lebah madu

3. Bahan pakaian sutra, contohnya ulat sutra

4. Membantu penyerbukan tanaman

5. Serangga predator bagi pemberantas hama tanaman secara biologi

Peranan arthropoda yang merugikan, antara lain sebagai berikut.

1. Perusak tanaman, yaitu semua larva atau ulat pemakan daun

2. Inang perantara penyakit, misalnya Aedes aegepty

3. Parasit pada manusia, contohnya kutu rambut

4. Merusak kayu dan bangunan, contohnya rayap (Setiati, 2007: 112).

Gambar 2.26 Peran Menguntungkan Dari Arthropoda

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

48

Page 56: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

Gambar 2.27 Peran Merugikan Dari Arthropoda

(Sumber : Hickman et al, 2001: 446 )

49

Page 57: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Ciri-ciri umum Filum Arthropoda, yaitu tubuh simetri bilateral, terdiri atas

segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga lapis

germinal sehingga merupakan hewan triploblastic, memiliki kerangka luar dan

dibedakan atas kepala, dada, sertaperut yang terpisah atau bergabung menjadi

satu, setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada, sarafnya

merupakan system saraf tangga tali, perkembangan individu baru terjadi secara

langsung atau melalui stadium larva.

2. Arthropoda kemungkinan seperti Annelida yang memiliki dinding tubuh

berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi daerah tertentu. Mollusca bergerak

meluncur di atas lendir oleh gerakan/gelombang silia atau kontraksi otot.

3. Arthropoda kemungkinan seperti Annelida yang memiliki dinding tubuh

berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi daerah tertentu, system pencernaan

terdiri dari 3 usus, system saraf tangga tali, kerangka luar merupakan kutikula.

4. Filum Arthropoda dibagi menjadi empat sub-filum yaitu Trilobita (sudah

punah), Chelicerata, Onychophora, dan Mandibulata.

5. Peranan dari Arthropoda ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan,

yang menguntungkan diantaranya sebgai sumber makanan bergizi dan

membantu penyerbukan sedangkan yang merugikan yaitu sebagai hama atau

parasit.

3.2 Saran

Makalah ini masih sangat sederhana dan perlu dikaji dan diperluas lagi,

sehingga diharapkan pembaca dapat lebih memperluas dan memperdalam wawasan

mengenai filum Arthropoda.

50

Page 58: Makalah Keanekaragaman Hewan Arthropoda

DAFTAR RUJUKAN

Borror, D., J, Triplehorn, C., A, Johnso, N., K, 1992. Pengenalan PelajaranSerangga. Jogja : UGM Press

Engeman, J. G. & Hegner, R. W. 1981. Invertebrata Zoology. New York : MacmillanPublishing Co., Inc

Hickman, C. P., Roberts, L.S., Larson, A. 2001. Intergrate Principle Of Zoology 8th Edition. New York: McGraw-Hill.

Kastawi,Y., Indriwati, S.E., Ibrohim, Masjhudi, Rahayu, S.E. 2003. Zoologi Avertebrata. Umpress.

Maskoeri,J. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Mukayat, D.B. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Setiati.  2007. Artropoda. Jakarta: Lusdt.

51