skripsi implementasi peraturan daerah no.63 …

174
SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MAROS (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung) LISA AFIQAH K 111 13 006 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat DEPARTEMEN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

i

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 TAHUN 2015

TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR,

BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA)

DI KABUPATEN MAROS

(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung)

LISA AFIQAH

K 111 13 006

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

ii

Page 3: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

iii

Page 4: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

iv

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Skripsi, September 2017

LISA AFIQAH

“IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO. 63 TAHUN 2015

TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK

BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MAROS (Studi Kasus di Wilayah

Kerja Puskesmas Bantimurung)”

(xxi + 91Halaman + 4 Tabel + 2 Gambar + 8 Lampiran)

Indonesia perlu memberikan prioritas utama pada upaya peningkatan

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) karena angka

kesakitan dan angka kematian kelompok umur penduduk tersebut masih tinggi.

Kematian dan kesakitan pada ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita sebenarnya

bisa di cegah dan ditangani sedini mungkin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kebijakan

Peraturan Daerah Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Maros. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Pada penelitian ini ada 15 responden yang dipilih sebagai

sumber informasi.

Hasil penelitian ini adalah Implementasi Peraturan Daerah No. 63 Tahun

2015 Tentang Kesehatan Ibu, Bayi, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Maros dari aspek input (kinerja petugas kesehatan,

biaya, prosedur kerja/ Standar Operasional Prosedur dan jadwal kegiatan/ layanan

kesehatan) telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan yang di terapkan setiap

bagian.Aspek process (peningkatan kualitas pelayanan KIBBLA, kerja sama

antara stakeholder, peningkatan informasi pelayanan KIBBLA) terlaksana dengan

baik sesuai prosedur yang ada, walaupun masih ada kerjasama antara stakeholder

yang belum berjalan dengan baik dan fasilitas posyandu yang ada di desa masih

kurang. Aspek output (penurunan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi, dan

anak balita) sebenarnya kalau dilihat dari jumlahnya belum ada perubahan

siknifikan, tapi sistemnya dari petugas sudah mulai ada perubahan sedikit demi

sedikit dalam menurunkan angka kematian ibu,bayi dan anak balita. Faktor

penghambatnya kurang perhatian khusus dari pemerintah dan dibutuhkan

kerjasama Dinas Kesehatan, Bidan di desa, puskesmas, posyandu, lingkungan dan

kesadaran keluarga yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan Pemerintah lebih memperhatikan,

mengevaluasi dan memberi anggaran secara khusus dalam setiap peraturan

daerahnya, sehingga bisa berjalan dengan baik.Pihak puskesmas dan petugas

kesehatan sebaiknya mengontrol dan menfasilitasi posyandu yang ada di setiap

desa.

Kata Kunci: Implementasi kebijakan, Kesehatan Ibu, Bayi, Anak Balita

Daftas Pustaka : (2006 – 2016)

Page 5: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirbbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Peraturan

Daerah No. 63 Tahun 2015 Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi

dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Maros (Studi Kasus di Wilayah

Kerja Puskesmas Bantimurung)” sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin. Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW kepada keluarga, para sahabat dan ummatnya hingga akhir

zaman, amiin.

Penulis sadar dengan kekurangan dalam penulisan ini serta berbagai

kendala yang dihadapi dalam merampungkan skripsi ini. Alhamdulillah puji

syukur saya ucapkan terima kasih kepada semua orang yang terlibat membantu

baik moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada keluarga

besar dan kepada keluarga kecil penulis yakni Ibunda tercinta Hasnawati Tayu

dan Ayahanda Sangker Siama serta saudariku Rezki Adelia dan Suci Nur

Maulidina yang telah mencurahkan cinta, kasih sayang, perhatian, pengorbanan,

semangat, nasehat, materi dan doa yang tiada henti-hentinya dipanjatkan untuk

Page 6: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

vi

mengiringi langkah penulis demi kesehatan keselamatan daam menempuh jenjang

pendidikan.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang sangat membantu

penulis dalam hal. Oleh karena itu dengan rasa hormat dan terima kasih sedalam

dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. drg. H. A. Zulkifli A, M.Kes. selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Dr. Darmawansyah, SE, MS. Selaku ketua Departemen Administrasi

dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin.

3. Bapak Sukri Palutturi, SKM, M.Kes, M.Sc.PH, Ph.D selaku pembimbing I

dan Prof. Dr. H. Indar, SH, MPH selaku pembimbing II, yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan serta mitivasi selama menyusun skripsi

ini.

4. Bapak Dian Saputra Marzuki, SKM, M.Kes, Bapak Prof. Dr. Dr. H. Muh.

Syafar, MS, Bapak Dian Sidik A, SKM, MKM selaku penguji selama

proposal, hasil yang telah memberikan kritikan membangun serta masukan-

masukan yang sangat bermanfaat.

5. Ibu Ir., Nurhayani, Ms sebagai Penasehat Akademik yang memberikan

nasehat dari awal perkuliahan sampai sekarang kepada penulis.

6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat

berharga selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Page 7: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

vii

7. Seluruh staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin atas

segala arahan dan bantuan yang diberikan selama penulis mengikuti

pendidikan terkhusus kepada Departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan yakni Pak Salim dan Kak Ros atas segala bantuannya.

8. Kepada Bupati Maros, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten

Maros,Kepala Dinas Kesehatan Maros, bagian Hukum dan HAM Kabupaten

Maros, penanggung jawab Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak

Balita (KIBBLA) Dinas Kesehatan Maros, Kepala Puskesmas Bantimurung,

bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA, bagian Manajemen Terpadu Balita

Sakit (MTBS), bagian Imunisasi, dan bidan-bidan desa di kecamatan

Bantimurung yang menjadi informan saya selama penelitian.

9. Kepada para pasien ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi, dan ibu yang

mempunyai balita di kecamatan bantimurung yang bersedia menjadi informan

penulis.

10. Teruntuk kanda-kandaku Khadijah Iskandar, Kiki Rizki Amalia, Ajeng Dyah

Pythaloka, Muh. Iqbal, Machsur Tunggaldan Andi Satriani Kadir yang telah

menjadi saudara(i) yang tak sedarahdari mahasiswa baru, di kader sama-sama

dan selesainya tidak sama-sama, tapi mereka selalu ada membantu dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Terima Kasih kepada Akhlan B.Rayu sekeluarga dan teman-temannya sudah

membatu ketika penulis menjalankan penelitiannya.

12. Teman-teman seperjuangan KesA (Kesmas A), keluarga besar HAPSC

(Health Administration and Police Student Communuty) angkatan 2013, dan

Page 8: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

viii

seuruh saudara seperjuangan angkatan 2013 “REMPONG” Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Semoga kebersamaan kita selama 4 tahun ini menjadi

kenangan dan pelajaran yang tak terlupakan.

13. Semua Keluarga Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin terutama kakanda angkatan “KALASI” terima kasih atas segala

ilmu, arahan, binaan dan bimbingannya selama penulis bergabung di tubuh

KMFKM Unhas.

14. Teman-teman PBL Incan, Yusti, Nupits, Upic, Simpur, Eka, Upe, Dinda,

Fitra, Fira, dan Nuhu yang menjadi keluarga singkat selama di Desa

Bontotiro, Jeneponto.

15. Teman-teman KKN Desa Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten

Pangkep, Kak Azkar, Fauzan, Kak Lili, Yaomil, Ira, Maya, Hara, dan dua

orang ini Mustakina Sulaiman dan Mirnawati yang selalu ada, walaupun

berbeda fakultas dan punya kesibukan yang berbeda, tapi kami selalu

menyempatkan diri kumpul dan berbagi keluh kesah.

16. Teman-teman IKAB Unhas yang selalu welcome dalam berteman, dan

Organisasi ini yang mempertemukan penulis dengan Kak Suhaemi dari UIN

Makassar dan Anti dari PNUP sampai saat ini masih saling berkomunikasi

walaupun sibuk dengan urusan masing-masing.

17. Semua pihak yang tidak dapatpenilis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala dukungan dan bantuannya selama ini.

Page 9: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

ix

Penulis menyadari bahwah dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima saran

maupun kritik yang sifatnya membangun untuk kearah yang lebih baik di masa

akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat Akhir kata, Semoga

Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Amiin.

Makassar, September 2017

Lisa Afiqah

Page 10: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

RINGKASAN ............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI ................. .............................................................................. vii

DAFTAR TABEL........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ................. ................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ................. ............................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B.Rumusan Masalah .................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ........... ....................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Peraturan Daerah ..................................................................... 11

1. Asas Pembentukan Peraturan Daerah .................................. 12

2. Proses Penyusunan Peraturan Daerah .................................. 15

3. Proses Pengesahan dan Pengundangan ................................ 16

B. Peraturan Daerah Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir,

Bayi, dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Maros .......... 17

C. Tinjauan Umum Implementasi Kebijakan ............................... 20

1. Implementasi ....................................................................... 20

Page 11: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

xi

2. Implementasi Kebijakan ...................................................... 22

3. Model dan Fakor-Faktor yang Mempengaruhi

Implementasi Kebijakan ..................................................... 23

D. Tinjauan Umum Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan

AnakBalita (KIBBLA) ............................................................ 29

E. Tinjauan Umum Puskesmas ..................................................... 32

BAB III KERANGKA KONSEP

A.Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................... 36

B.Kerangka Teori ........................................................................ 38

C.Kerangka Konsep ..................................................................... 39

D. Definisi Operasional ............................................................... 40

BAB IV METODE PENELITIAN

A.Jenis Penilitian ......................................................................... 43

B.Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................... 44

C.Informan Penelitian ................................................................... 44

D. Sumber Data ............................................................................ 45

E.Pengumpulan Data .................................................................... 46

F. Instumen Penelitian ................................................................. 49

G.Analisis Data ............................................................................. 50

H.P engelohan dan Penyajian Data .............................................. 50

I. Keabsahan Data ........................................................................ 51

Page 12: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

xii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 52

B. Hasil Penelitian ....................................................................... 55

C. Pembahasan ........................................................................... 77

D. Keterbatasan penelitian ........................................................... 88

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 89

B. Saran ...................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Matriks Pengumpulan Data Primer ...................................... 49

Tabel 2 Luas Wilayah menurut Kelurahan/ Desa Kecamatan

Bantimurung ......................................................................... 53

Tabel 3 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga

dan Sex Ratio Kecamatan Bantimurung ............................... 54

Tabel 4 Karakteristik Informan Menurut Jenis Kelamin,

Umur, dan Pendidikan dalam Implementasi Peraturan

Daerah No. 63 Tahun 2015 Tentang Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir, Bayi, dan Anak Balita (KIBBLA)

di Kabupate Maros ............................................................... 56

Page 14: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka teori ........................................................................ 38

Gambar 2 Kerangka Konsep................. .................................................. 39

Page 15: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Lembar Observasi

Lampiran 3 Matriks

Lampiran 4 Peraturan Daerah

Lampiran 5 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Lampiran 6 Persuratan

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 8 Riwayat Hidup Penulis

Page 16: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan angka kematian ibu dan angka

kematian bayi yang ada di indonesia masih sangat tinggi. Dari dulu hingga

sekarang maslah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang perlu

perhatiian lebih karena masalah itu mempengaruhi generasi muda yang akan

terbentuk.

Sesuai dengan Strategi utama dan salah satu program prioritas

Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu,

Bayi dan Balita di Indonesia perlu dilakukan upaya terfokus berdasarkan

perencanaan yang berbasis data melalui proses yang sistematis dan

partisipatif. Berbagai kajian menunjukkan bahwa Indonesia perlu

memberikan prioritas utama pada upaya peningkatan Kesehatan untuk Ibu,

Bayi Baru Lahir dan Anak balita (KIBBLA), karena angka kesakitan dan

angka kematian kelompok umur penduduk tersebut masih tinggi. Kematian

dan kesakitan pada ibu, bayi baru lahir dan anak balita sebenarnya dapat

dicegah dan ditangani sedini mungkin.

Saat ini angka kematian ibu sudah mengalami penurunan, namun

masih jauh dari target MDGs tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini

kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu

Page 17: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

2

yang belum memadai, kontribusi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor

determinan lainya. Dalam 5 tahun terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN)

tetap sama yakni 19/100 kelahiran, sementara untuk Angka Kematian Pasca

Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran

hidup, angka kematian anak balita juga turun 44/100 menjadi 40/1000

kelahiran hidup. Penyebab kematian pada kelompok perinatal dosebabka oleh

Intra Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir

Rendah (BBLR) sebanyak 1,2%, ini berarti faktor kondisi ibu sebelum dan

selama kehamilan amat menetukan kondisi bayinya (Kemenkes RI, 2015).

Upaya pencegahan kematian ibu dapat dilakukan dengan pelayanan

pranikah untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan pelayanan antenatal

untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat

permasalahan dapat diketahui secepatya dan diatasi sedini mungkin serta

dipersiapakan rujukan yang sudah terencana (Sangadah, 2016).

Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan

angka kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan

anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB),

dan Angka Kematian Balita (AKABA). Perhatian terhadap upaya penurunan

angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian

neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran

hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya

Page 18: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

3

menurun 1 poin dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000

kelahiran hidup (Kemenkes, 2015).

Salah satu upaya Bupati Kabupaten Maros untuk menurunkan kasus

kematian ibu dan kematian bayi tersebut di atas diantaranya adalah dengan

membuat suatu kebijakan melalui peraturan daerah yaitu peraturan Nomor 16

Tahun 2012 Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) dan peraturan daerah ini mengalami pembaharuan pada tahun 2015

(Bupati Maros, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Maros tahun 2015 sebanyak 5

kematian mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2014 sebanyak 7

kematian dan tahun 2013 sebanyak 9 kematian. Jumlah Kematian Bayi di

Kabupaten Maros pada tahun 2011 sebanyak 30 kasus, tahun 2012

sebanyak 29 kasus dari 5.491 kelahiran hidup, tahun 2013 sebanyakm 29

kasus dari 5.665 kelahiran hidup, tahun 2014 sebanyak 34 kasus dari

5.480 kelahiran hidup dan pada tahun 2015 naik menjadi 52 kasus dari 5.632

kelahiran hidup.Jumlah kematian anak balita di Kabupaten Maros pada tahun

2015 sebanyak 9 kematian. jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan

dengan tahun 2014 yaitu sebanyak 35 kematian(Dinkes Kabupaten Maros,

2016).

Angka kematian ibu atau AKI mencerminka resiko yang dihadapi

ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan.

Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya

dan penggunanaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Angka

Page 19: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

4

kematian bayi merupakan salah satu inidikator yang paling sensitif untuk

menentukan derajat kesehatan suatu daerah. Dari laporan jumlah kematian

bayi yang disampaikan dari masing-masing puskesmas, dapat diperkirakan

bersumber dari fasilitas pelayanan kesehatan (facility based) dan dari laporan

masyarakat atau kader (community based). Angka kematian balita merupakan

salah satu indikator kesehatan yang ikut mempengaruhi derajat kesehatan

masyarakat. Di Kecamatan Bantimurung hanya mempunyai satu puskesmas

dari 8 desa/kelurahan, maka dari itu pada tahun 2015 Puskesmas Bantimurung

dijadikan Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal dan Emergensi Dasar

(PONED) untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

(Puskesmas Bantimurung, 2015).

Setiap puskesmas memiliki program KIA untuk memantau kesehatan

ibu dan bayi disuatu wilayah,untuk memantau perkembangan kelahiran dan

kematian neonatal di masing-masing desa dalam suatu wilayah. Program

Kesehatan ibu dan anak seperti mengetahui jumlah kelahira dan kematian bayi

dan balita menurut kecamatan, mengetahui jumlah kematian maternal menurut

kecamatan, meningkatkan cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe, Fe3

serta imunisasi TTI dan TT2 menurut kecamatan dan puskesmas, mengetahui

jumlah PUS serta meningkatkan cakupan peserta KB, peserta KB baru dan

peserta KB aktif, mengetahui jumlah peserta KB aktif menurut jenis

kontrasepsi, meningkatkan cakupan pelayanan KB baru menurut kecamatan,

meningkatkan cakupan kunjungan Neonatus, bayi dan bayi BBLR yang di

tangani tenaga kesehatan, mengetahui jumlah dan prestasi ibu hamil dan

Page 20: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

5

neonatal resiko tinggi/ komplikasi yang di tangani menurut kecamatan dan

puskesmas, meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pre usila dan usila,

dan meningkatkan cakupan jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif(Pukesmas

Bantimurung, 2015).

Kesehatan ibu persoalan utama pembangunan di Indonesia karena

merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan bangsa dan

seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu .

Diantara banyak target pencapaian Millenium Development Goalsdi

Indonesia, target kesehatan ibu masih jauh tertinggal dan perlu perhatian

khusus. Tiga indikator derajat kesehatan ibu adalah AKI, proporsi

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dan angka

pemakaian kontrasepsi . Begitu juga dengan kesehatan anak mencerminkan

derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa

memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan

pembangunan bangsa. Upaya peningkatan kesehatan anak diharapkan

mampu menurunkan angka kematian anak. Dalam menentukan derajat

kesehatan anak di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat

digunakan, antara lain AKB, Angka Kesakitan Bayi, status gizi dan Angka

harapan hidup waktu lahir(Putri, 2015).

untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan dilakukan evaluasi.

Salah satu tujuan dari evaluasi Program KIA adalah untuk memantau

perkembangan pelayanan KIA ditempat pelayanan. Evaluasi hasil program

KIA di Puskesmas dilakukan berdasarkan laporan bulanan KIA, kelahiran

Page 21: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

6

dan kematian per desa, penemuan kasus BBLR per desa, penemuan kasus

tetanus neonatorum per desa, kematian ibu, register kematian perinatal (0-7)

hari, rekapitulasi pelacakan kematian neonatal, Pemantauan Wilayah

Setempat (PWS) KIA indikator ibu, PWS KIA indikator anak serta laporan

bulanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) KIA. Laporan bulanan KIA untuk

memantau kegiatan kesehatan ibu dan bayi disuatu wilayah Puskesmas

(Nasir, 2008).

Laporan kelahiran dan kematian per desa untuk memantau

perkembangan kelahiran dan kematian neonatal di masing-masing desa dalam

suatu wilayah. Laporan penemuan kasus BBLR dan laporan penemuan kasus

tetanus neonatorum per desa digunakan memantau kasus BBLR dan tetanus

neonatorum di wilayah desa. Laporan kematian ibu untuk mengetahui riwayat

kematian ibu. Laporan register kematian perinatal (0-7) hari dan laporan

rekapitulasi pelacakan kematian neonatal untuk mengetahui riwayat kematian

bayi 0-7 hari dan bayi umur lebih dari 7 hari atau 7-28 hari. Sedangkan

kegiatan pelaporan Pemantauan Wilayah Setempat untuk mengevaluasi

peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan pelayanan KIA di wilayah kerja

puskesmas melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara

terus menerus. SPM KIA yang salah satu fungsinya adalah sebagai alat

monitoring dan evaluasi serta tolok ukur untuk mengukur kinerja

penyelenggara kewenangan daerah berkaitan dengan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat dibidang KIA meliputi : Cakupan kunjungan ibu hamil

K4, Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

Page 22: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

7

memiliki kompetensi kebidanan, ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk,

cakupan kunjungan neonatus, cakupan kunjungan bayi, dan cakupan BBLR

yang ditangani (Nasir, 2008).

Implementasi kebijakan yang melakukan keputusan kebijakan dasar,

biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-

perintah atau keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan

penelitian lazimnya, keputusan tersebut mengidenfikasi masalah yang ingin

diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin di capai, dan

bagaimana cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya

(Putra, 2014).

Kebijakan kesehatan menunjukan rasa kepuasan, rencana dan tindakan

yang diambil untuk mencapai beberapa tujuan kesehatansecara spesifik.

Menurut Hogwood and Gunn, 1989 kebijakan merupakan suatu ekspresi dari

tujuan umum atau kondisi yang diharapkan dan di umumkan. Selanjutnya

Stewart, 1999 mengatakan bahwa kebijakan adalah apa yang dikatakan oleh

pemerintah, apa yang dikerjakan oleh pemerintah, pernyataan posisi atau

maksud serta arahan untuk mengambil keputusan (Sidin, 2013).

Berdasarkan yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik meneliti

tentang “Implementasi Peraturan Daerah No. 63 Tahun 2015 Tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi Dan Anak Balita (KIBBLA) Di

Kabupaten Maros (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung)”

Page 23: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

8

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi Peraturan Daerah No. 63 Tahun 2015 Tentang

Kesehatan Ibu, Bayi, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA)

di Kabupaten Maros dariaspek input (kinerja petugas kesehatan, biaya,

prosedur kerja/ Standar Operasional Prosedur dan jadwal kegiatan/

layanan kesehatan)?

2. Bagaimana mengetahui implementasi Peraturan Daerah Tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Maros dari aspek proses (peningkatan kualitas pelayanan

KIBBLA, kerjasama antara stakeholder, dan peningkatan informasi

pelayanan KIBBLA)?

3. Bagaimana mengetahui implementasi Peraturan Daerah Tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Maros dari aspek output (penurunan angka kematian ibu, bayi

baru lahir, bayi, dan anak balita)?

4. Apa faktor penghambat pelaksanaan Peraturan Daerah Tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Maros?

Page 24: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

9

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini, untuk mengetahui

implementasi Peraturan Daerah Nomor 63 Tahun 2015 Tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Maros.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengkaji dari aspek input(kinerja petugas kesehatan, biaya,

prosedur kerja/ Standar Operasional Prosedur dan jadwal kegiatan/

layanan kesehatan)implementasi Peraturan Daerah No 63 Tahun

2015 Tentang Kesehatan Ibu, Bayi, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak

Balita (KIBBLA) di Kabupaten Maros.

b. Untuk mengkaji dari aspek proses(peningkatan kualitas pelayanan

KIBBLA, kerja sama antara stakeholder, dan peningkatan informasi

pelayanan KIBBLA) implementasi Peraturan Daerah Tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Maros.

c. Untuk mengkaji dari aspek output(penurunan angka kematian ibu,

bayi baru lahir, bayi, dan anak balita) implementasi Peraturan

Daerah Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Maros.

Page 25: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

10

d. Untuk mengidentifikasi faktor penghambat implementasi Peraturan

Daerah Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Maros.

D. Manfaat Peneltian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan

pengembangan teori serta menjadi salah satu sumber bacaan bagi para

peneliti untuk kedepannya.

2. Manfaat Bagi Instansi Terkait

Hasil dari penelitian ini akhirnya diharapkan dapat menjadi bahan

evaluasi bagi Dinas Kesehatan Maros dan puskesmas bantimurung untuk

lebih memperhatikan peraturan daerah No. 63 Tahun 2015 tentang

kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita (KIBBLA).

3. Manfaat Bagi Peneliti

Untuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam

melakukan penelitian khususnya mengenai implementasi kebijakan

peraturan daerah dalam upaya menurunkan jumlah kematian ibu, bayi

baru lahir, bayi dan anak balita.

Page 26: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Peraturan Daerah

1. Peraturan Daerah

Ketentuan Undang-Undang No. 10Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Per Undang-Undangan, yang dimaksud dengan Peraturan Daerah

adalah “peraturan 30 perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah”.

Dasar Hukum Penyusunan Produk Hukum Daerah adalah sebagai berikut :

a. Undang-UndangNo.10Tahun2004 tentang Pembentukan Peraturan Per

Undang-Undangan:

b. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

(Pasa1136 - Pasa1147);

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 16 Tahun 2006 tentang Prosedur

Penyusunan Produk Hukum Daerah.

Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) maupun dari Bupati. Apabila dalam satu kali

masa sidang Bupati dan DPRD menyampaikan rancangan Peraturan

Daerah dengan materi yang sama, maka yang dibahas adalah rancangan

Peraturan Daerahyang disampaikanoleh DPRD, sedangkan rancangan

Peraturan Daerah yang disampaikan oleh Bupati dipergunakan

sebagaibahan persandingan.Program penyusunanPeraturan Daerahdilakukan

Page 27: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

12

dalam satuProgram Legislasi Daerah, sehingga diharapkan tidak terjadi

tumpang tindih dalam penyiapan satu materi Peraturan Daerah.

1. Asas Pembentukan Peraturan Daerah

Pembentukan Peraturan Daerah yang baik harus berdasarkan

pada asas pembentukan peraturan perundang-undangan ketentuan

Pasal 5 Undang-Undang No.10 Tahun 2004 yaitu sebagai berikut:

a) Kejelasan tujuan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang

hendak dicapai.

b) Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat adalah setiap

jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh

lembaga/pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang

berwenang dan dapat dibatalkan atau batal demi hukum bila

dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak berwenang.

c) Kesesuaian antara jenis dan materi muatan adalah dalam

pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-benar

memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan

perundang-undangan.

d) Dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus memperhatikan efektifitas peraturan

perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara

filosofis, yuridis, maupun sosiologis.

Page 28: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

13

e) Kedayagunaandan kehasilgunaan,yaitu setiap peraturan

perundangundangan dibuat karena memang benar benar

dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan

bermasayarakat, berbangsa dan bernegara.

f) Kejelasan rumusan adalah setiap peraturan perundang-undangan

harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan, sistematika, dan

pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan

mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam

interpretasi dalam pelaksanaannya.

g) Keterbukaan adalah proses pembentukan peraturanperundang-

undanganmulaidariperencanaan,persiapan, penyusunandan

pembahasan bersifat transparan dan terbuka.

Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai

kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam proses

pembuatan peraturan perundang-undangan. Selain itu materi muatan

Peraturan Daerah harus mengandung asas-asas sebagai berikut :

1) Asas pengayoman, bahwa setiap materi muatan Peraturan Daerah

harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka

menciptakan ketentraman masyarakat.

2) Asas kemanusiaan, bahwa setiap materi muatan Peraturan Daerah

harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi.

3) Asas kebangsaan, bahwa setiap muatan Peraturan Daerah harus

mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistic

Page 29: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

14

(kebhinnekaan) dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).

4) Asas kekeluargaan, bahwa setiap materi muatan Peraturan Daerah

harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam

setiap pengambilan keputusan.

5) Asas kenusantaraan, bahwa setiap materi muatan Peraturan

Daerahsenantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah

Indonesia dan materi muatan Peraturan Daerah merupakan bagian

dari sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila.

6) Asas bhinneka tunggal ika, bahwa setiap materi muatan

Peraturan Daerah harus memperhatikan keragaman penduduk,

agama, suku dan golongan, kondisi daerah dan budaya

khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

7) Asas keadilan, bahwa setiap materi muatan Peraturan Daerah

harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap

warga negara tanpa kecuali.

8) Asas kesamaan dalam hukum dan pemerintahan, bahwa setiap

materi muatan Peraturan Daerah tidak boleh berisi hal-hal yang

bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain agama,

suku, ras, golongan, dan gender atau status sosial.

Page 30: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

15

9) Asas ketertiban dan kepastian hukum, bahwa setiap materi

muatan Peraturan Daerah harus dapat menimbulkan ketertiban

dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.

10) Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan, bahwa setiap

materi muatan Peraturan Daerah harus mencerminkan

keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara kepentingan

individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

11) Asas lain sesuai substansi Peraturan Daerah yang bersangkutan.

Selain asas dan materi muatan di atas, DPRD dan Pemerintah

Daerah dalam menetapkan Peraturan Daerah harus

mempertimbangkankeunggulan lokal /daerah, sehingga mempunyai

daya saing dalam pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraanmasyarakat daerahnya.

2. Proses Penyusunan Peraturan Daerah

Prosedur penyusunan ini adalah rangkaian kegiatan penyusunan

produk hukum daerah sejak dari perencanaan sampai dengan

penetapannya. Proses pembentukan Peraturan Daerah terdiri dari 3 (tiga)

tahap, yaitu:

a) Proses penyiapan rancangan Peraturan Daerah yang merupakan

proses penyusunan dan perancangan di lingkungan DPRD atau

di lingkungan Pemda, terdiri penyusunan naskahakademik dan

naskah rancangan Peraturan Daerah.

Page 31: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

16

b) Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan

di DPRD.

c) Proses pengesahan oleh Bupati dan pengundangan oleh

Sekretaris Daerah.

3. Proses Pengesahan dan Pengundangan

Apabila pembicaraan suatu rancangan Peraturan Daerah

dalam rapat akhir di DPRD telah selesai dan disetujui oleh DPRD,

Rancangan Peraturan Daerah akan dikirim oleh Pimpinan DPRD

kepada Bupati melalui Sekretariat Daerah dalam hal ini bagian

hukum untuk mendapatkan pengesahan. Selanjutnya Bupati

mengesahkan dengan menandatangani Peraturan Daerah tersebut dan

untuk pengundangandilakukanolehSekretarisDaerah.

SedangkanBagianHukumbertanggung jawab dalam penomoran

Peraturan Daerah, penggandaan, distribusi dan dokumentasi Peraturan

Daerah tersebut. Khusus untuk Peraturan Daerah yang terkait dengan

APBD, pajak daerah, retribusi daerah dan tata ruang sebelum ditetapkan

oleh Bupati, terlebih dahulu dikirimkan kepada Gubernur untuk

dilakukan evaluasi, dan apabila sudah disetujui baru ditetapkan oleh

Bupati dan dikirimkan kembali ke Provinsi(Haerul, 2014).

Page 32: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

17

B. Peraturan Daerah Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan

Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Maros

Pemerintah Kabupaten Maros telah menerbitkan peraturan daerah atau

kebijakan nomor 16 tahun 2012 Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan

Anak Balita (KIBBLA) dan telah diperbaharui pada nomor 63 tahun 2015,

yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak serta

menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui peningkatan kualitas

pelayanan.Tujuan diterbitkan kebijakan ini dapat dilihat sesuai dengan pasal-

pasal berikut:

1. Penyelenggaraan pelayanan KIBBLA bertujuan untuk :

a) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan KIBBLA;

b) Tercapainya peningkatan akses pelayanan KIBBLA sehingga tercapai

percepatan penurunan angka kesakitan dan kematian ibu, bayi baru

lahir,bayi dan anak balita;

c) Terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam penyelenggaraan

kesehatan yang mendukung terwujudnya penyelenggaraan KIBBLA

yang lebih baik;

d) Terciptanya kerjasama antara semua stakeholder (pemangku

kepentingan) dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu,

bayi baru lahir, bayi, dan anak balita;

e) Tercapainya peningkatan akses informasi tentang pelayanan KIBBLA;

Page 33: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

18

f) Terwujudnya pelayanan KIBBLA yang berkualitas bagi kelompok

masyarakat miskin yang dibiayai oleh pemerintah dan pemerintah

daerah;

g) Tercapainya penurunan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan

anak balita; dan

h) Ketersedianya seluruh sumberdaya yang dibutuhkan dengan efektif

dan efisien untuk pelayanan KIBBLA.

2. Ruang lingkup ini dapat dilihat sesuai dengan pasal 4 dijelaskanyaitu :

a) Tanggung jawab Pemerintah Daerah;

b) Kewenangan dan peran;

c) Tata cara pelayana kehamilan;

d) Sumber daya manusia penyelenggara KIBLA;

e) Penempatan tenaga kesehatan KIBBLA;

f) Sarana pelayanan KIBBLA;

g) Sistem jaminan Asuransi Kesehatan; dan

h) Pelaporan dan pengaduan.

3. Pemerintah Daerah bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan

KIBBLA ini dapat dilihat sesuai dengan pasal 5 dijelaskanyaitu :

a) Penyediaan pelayanan KIBBLA yang terjangkau, efektif dan

berkualitas bagi ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita, secara

bertahap dan berkesinambungan;

Page 34: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

19

b) Menyediakan data KIBBLA, melakukan koordinasi pelayanan

KIBBLA dengan lintas sektor dan konsultasi dengan pemerintah

provinsi maupun pemeritah pusat;

c) Menyediakan seluruh kebutuhan dan sarana prasarana beserta

pemeliharaannya sesuai dengan kebutuhan; dan

d) Mengatur penempatan tenaga kesehatan untuk pemerataan

penyelenggaraan KIBBLA.

4. Sasaran pelayanan KIBBLA ini dapat dilihat sesuai dengan pasal 21

dijelaskanyaitu :

a) Sasaran pelayanan KIBBLA diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah

dan Swasta.

b) Sarana pelayanan KIBBLA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

1) RSU dan Rumah Sakit Swasta;

2) Puskesmas dan jajarannya;

3) Puskesmas PONED;

4) POSKESDES;

5) Posyandu;

6) Rumah Sakit Bersalin;

7) Rumah bersalin;

8) Balai pengobatan / klinik swasta;

9) Dokter praktek swasta; dan

10) Bidan praktek swasta.

Page 35: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

20

c) Adapun kualifikasi dan standar sarana pelayanan KIBBLA

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

d) Pemerintahdaerah bertanggung jawab atas penyediaan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana KIBBLA milik Pemerintah

daerah(Bupati Maros, 2015).

C. Tinjauan Umum Implementasi Kebjakan

1. Implementasi

Secara umum istilah implementasi dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia berarti pelaksaan atau penerapan. Istilah

implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Kamus Webster,

merumuskan bahwa to implement (mengimplementasikan) berartito

provide the means for carryingout (menyediakan sarana untuk

melaksanakan sesuatu), to give practicia effect to (menimbulkan dampak

atau akibat terhadap sesuatu). Pengertian tersebut mempunyai arti

bahwa untuk mengimplementasikan sesuatu harus disertakan sarana

yang mendukung yang nantinya akan menimbulkan dampak atau akibat

terhadap sesuatu itu(Nurdin, 2013).

Implementasi sebagai suatu konsep tindak lanjut pelaksanaan

kegiatan cukup menarik untuk dikaji oleh cabang cabang ilmu. Hal

ini semakin mendorong perkembangan konsep implementasi itu sendiri,

disamping itu juga menyadari bahwa dalam mempelajari implementasi

Page 36: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

21

sebagai suatu konsep akan dapat memberikan kemajuan dalam

upaya-upaya pencapaian tujuan yang telah diputuskan.Implementasi

merupakan tahap yang sangat menentukan dalamproses kebijakan

karena tanpa implementasi yang efektif maka keputusanpembuat

kebijakan tidak akan berhasil dilaksanakan. Implementasi kebijakan

merupakan aktivitas yang terlihat setelah adanya pengarahan yang

sah dari suatu kebijakan yang meliputi upaya mengelola input untuk

menghasilkanimplementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran

telah ditetapkan, kemudian program kegiatan telah tersusun dan dana

telah siap untuk proses pelaksanaanya dan telah disalurkan untuk

mencapai sasaran atau tujuan kebijakan yang diinginkan. Kebijakan

biasanya berisi suatu program untuk mencapai tujuan, nilai-nilai

yang dilakukan melalui tindakan-tindakan yang terarah. Apabila

program atau kebijakan sudah dibuat maka program tersebut harus

dilakukan oleh para mobiliastor atau para aparat yang

berkepentingan.Suatu Kebijakan yang telah dirumuskan tentunya

memiliki tujuan- tujuan atau target-target yang ingin dicapai.

Pencapaian target baru akan terealisasi jika 11kebijakan tersebut telah

diimplementasikan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa

implementasi kebijakan adalah tahapan output atau outcomes

bagimasyarakat. Proses menghasilkan implementasi baru akan

dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, kemudian

program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap untuk proses

Page 37: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

22

pelaksanaanya dan telah disalurkan untuk mencapai sasaran atau tujuan

kebijakan yang diinginkan(Rukmana, 2013).

2. Implementasi Kebijakan

Pengertian implementasi di atas apabila dikaitkan dengan

kebijakan adalah bahwa sebenarnya kebijakan itu hanya dirumuskan lalu

dibuat dalam suatu bentuk positif seperti undang-undang dan kemudian

didiamkan dan tidak dilaksanakan atau diimplementasikan, tetapi

sebuah kebijakan harus dilaksanakan atau diimplementasikan agar

mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan. Implementasi

kebijakan adalah hal yang paling- berat, karena disini masalahmasalah

yang kadang tidak dijumpai didalam konep, muncul dilapangan. Selain

itu, ancaman utama, adalah konsistensi implementasi. Di bawah ini

akan dijelaskan secara singkat beberapa teori implementasi kebijakan.

Implementasi kebijakan dapat dikatakan suatu proses yang dinamis,

dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan,

sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai

dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Keberhasilan suatu

implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses dan

pencapaian tujuan hasil akhir (output) yaitu : tercapai atau tidaknya

tujuan-tujuan yang ingin diraih. Berikut akan dijelaskan mengenai

konsep Implementasi yang di paparkan oleh beberapa ahli diantaranya :

Implementasi kebijakan dibatasi sebagai menjangkau tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh individu-individu pemerintah dan

Page 38: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

23

individu -individu swasta (kelompok-kelompok) yang diarahkan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan

keputusan kebijaksanaan sebelumnya(Nurdin, 2013).

3. Model dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi

Kebijakan

Untuk memperkaya pemahaman kita tentang berbagai variabel

yang terlibat di dalam implementasi, maka akan dikolaborasi beberapa

model implementasi kebijakan di bawah ini :

a. Model Donal S. Van Meter & Carl E. Van Horn

Ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni:

1. Standar dan sasaran kebijakan;

2. Sumberdaya implementasi;

3. Komunikasi antar organisasi;

4. Karakteristik agen pelaksana;

5. Disposisi implementor;

6. Lingkungan kondisi sosial, ekonomi dan politik.

b. Model Danielle A.Mazmanian & Paul A. Sabatier

Kebijakan publik dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel, yaitu:

1. Karakteristik kebijakan / undang-undang;

2. Variabel lingkungan.

c. Model Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn

Model implementasi kebijakan berdasarkan konsep manajemen

strategis yang mengarah pada praktek manajemen yang sistematis

Page 39: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

24

dan tidak meninggalkan kaidahkaidah pokok.Kelemahannya, konsep

ini tidak secara tegas menunjukkan mana yang bersifat politis,

strategis dan teknis atau operasional.

d. Model Malcom Goggin, Ann Bowman dan James Lester

Modelinimengembangkan apayang disebut sebagai“Communication

model” untuk implementasi kebijakan ini bertujuan mengembangkan

sebuah model implementasi kebijakan yang lebih ilmiah dengan

mengedepankan pendekatan metode penelitian dengan adanya

variabel independent,intervening dan dependent dan meletakkan

faktor komunikasi sebagai penggerak dalam implementasi kebijakan.

e. Model Marille S. Grindle

Ada dua variabel yang fundamental yang mempengaruhi, yakni isi

kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi (context

of implementation). Variabel tersebut mencakup hal sebagai berikut,

yaitu:

1. Sejauh mana kepentingan kelompok atau sasaran atau target

group termuat dalam isi kebijakan publik;

2. Jenis manfaat yang diterima target group;

3. Sejauh mana perubahan yang diinginkan oleh kebijakan.

Page 40: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

25

f. Model Richard Elmore, Michael Lipsky dan Benny Hjern &

DavidO`Porter

Model ini dimulai dari mengidentifikasi jaringan aktor yang terlibat

dalam proses pelayanan dan menanyakan kepada mereka : tujuan,

strategi, aktivitas, dan kontak-kontak yang dimiliki.

g. Model G. Shabbir Cheema & Dennis A. Rondinelli

Menurut G. Shabbir Cheema dan Dennis A Rondinelli ada empat

kelompok variabel dapat mempengaruhi kinerja dan dampak suatu

program, yaitu:

1. Kondisi lingkungan;

2. Hubungan antar organisasi;

3. Sumber daya organisasi untuk implementasi program;

4. Karakteristik dan kemampuan agen pelaksana.

h. Model David L. Wiener & Aidan R. Vinning

Ada tiga kelompok variable besar yang dapat mempengaruhi

keberhasilan implementasi program kebijakan, yaitu:

1. Logika dari suatu kebijakan;

2. Sebuah kebijakan harus sesuai dengan tuntutan lingkungan;

3. Kemampuan implementor.

i. Model George C. Edwards III

Implementasi kebijakan publik dapat dilihat dari beberapa perspektif

atau pendekatan. Salah satunya ialah implementation problems

approach yang diperkenalkan oleh Edwards III (1980). Edwards III

Page 41: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

26

mengajukan pendekatan masalah implementasi dengan terlebih

dahulu mengemukakan dua pertanyaan pokok, yakni: faktor apa

yang mendukung keberhasilan implementasi kebijakan? danfaktor

apa yang menghambat keberhasilan implementasi kebijakan?

Berdasarkan kedua pertanyaan tersebut dirumuskan empat faktor

yang merupakan syarat utama keberhasilan proses implementasi,

yakni komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi atau pelaksana dan

struktur organisasi, termasuk tata aliran kerja birokrasi.Empat faktor

tersebut menjadi kriteria penting dalam implementasi suatu

kebijakan.Empat faktor yang mempengaruhi model implementasi

kebijakan yang berpekstif top down iniyaitu:

1. Komunikasi

Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus

diinformasikan kepada kelompok sasaran (target group)

sehingga akan mengurangi distorsi implementasi.

2. Sumber Daya

Dalam implementasi kebijakan harus ditunjang oleh sumber

daya, baik sumber daya manusia, material dan metoda.

3. Disposisi

Karakteristik, sikap yang dimiliki oleh implementor kebijakan,

seperti komitmen, kejujuran, komunikatif, cerdik dan bersifat

demokratis.

Page 42: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

27

4. Struktur Birokrasi

Organisasi menyediakan peta sederhana untuk menunjukkan

secara umum kegiatan-kegiatannya dan jarak dari puncak

menunjukkan status relatifnya.Garis-garis interaksi formal yang

ditetapkan(Supriady, 2015).

j. Model Pendekatan Sistem

Jika di tinjau dari sejarah perkembangan ilmu adminustrasi,

konsep sistem memng relatif masih baru. Konsep ini muncul

sebagai reaksi terhadap teori administrasi klasik yang terlalu

menekankan pentignya pembagian tugas (jop description) dalam

melaksanakan suatu program. Menyadari bahwa suatu organisasi

pada dasarnya di bentuk oleh sekelompok manusia yang saling

berinteraksi, maka munculnya teori hubungan manusia serta teori

perilaku yang merupakan dasar dari teori sistem. Teori ini pertama

kali diperkenakan oleh Chester I. Bernard dan kemusian

dikembangkan oleh Ludwing Von Bertalanffy. Sistem terbentuk

dari bagian atau elemen yan saling berhubungan dan

mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atau

elemen tersebut ialah suatu yang mutlak harus ditentukan, yang

jika tidak halnya maka tidak ada yang disebut dengan sistem

tersebut.

Page 43: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

28

Bagian atau elemen tersebut banyak macamnya yang jika di

sederhanakan dapat dikelompokkan dalam enam unsur sebagai

berkut:

1. Masukan (input)

Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang

terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat

berfungsinya siste tersebut.

2. Proses (process)

Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang

terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah

masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

3. Keluaran (output)

Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen

yangdihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Umpan Balik (feed back)

Umpan balik (feed back) adalah kumpualan bagian atau

elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus

sebagai masukan bagi sstem tersebut.

5. Dampak (impact)

Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh

keluaran suatu sistem.

6. Lingkungan (environment)

Page 44: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

29

Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang

tidak dikelola oleh sistem terapi mempunyai pengaruh besar

terhadap sistem.

Dibentuknya suatu sistem padadasarnya untuk mencapai suatu tujuan

tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu

dirangkaikan brtbagai unsur untuk elemen sedemikian rupa sehingga secara

keseluruhan suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk

mencapai tujuan kesatuan (Azwar, 2010).

D. Tinjauan Umum Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita

(KIBBLA)

1. Pengertian Program KIA

Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

2. Tujuan Program KIA

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang

optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil

Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak

untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan

landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Sedangkan tujuan

khusus program KIA adalah :

Page 45: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

30

a) Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku),

dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan

menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan

keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.

b) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah

secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,

Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak

atau TK.

c) Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.

d) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.

e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,

anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan

keluarganya.

3. Prinsip Pengelolaan Program KIA

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan

jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan

KIA diutamakan pada kegiatan pokok :

a) Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan

mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.

Page 46: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

31

b) Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada

peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.

c) Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga

kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta

penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.

d) Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan)

dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

4. Pelayanan dan jenis Indikator KIA

1) Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar

pelayanan antenatal. Standar minimal “5T’’ untuk pelayanan antenatal

terdiri dari :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2) Ukur Tekanan darah

3) Pemberian Imunisasi TT lengkap

4) Ukur Tinggi fundus uteri

5) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama

kehamilanFrekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali

selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada

triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan

minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

Page 47: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

32

2) Pertolongan Persalinan

Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada

masyarakat:

1) Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum,

bidan, pembantu bidan dan perawat.

2) Dukun bayi

Terlatih : Dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga

kesehatan yang dinyatakan lulus.

Tidak terlatih : Dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga

kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum

dinyatakan lulus(Nasir, 2008).

E. Tinjauan Umum Puskesmas

Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan

yangmenjadi andalan atau tolak ukur dari pembangunan kesehatan,

sarana peran masyarakat, dan pusat pelayanan pertama yang menyeluruh

dari suatu wilayah. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014

mendefinisikan Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya(Respati, 2015).

Page 48: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

33

Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan

upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

danterjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat

danmenggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat

guna,dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah

danmasyarakat.Upayakesehatantersebutdiselenggarakandengan

menitikberatkan kepadapelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai

derajad kesehatan yangoptimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan

kepada perorangan.Puskesmasmerupakan unit pelaksana teknis kesehatan di

bawah supervisi DinasKesehatanKabupaten/Kota. Secara umum, mereka

harus memberikanpelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan

rehabilitatif baikmelalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya

kesehatan masyarakat (UKM).Puskesmas dapat memberikanpelayanan

rawat inap selain pelayananrawat jalan. Untuk memberikan pelayanan yang

baik tentunya selaludiusahakan adanya peningkatan kualitas pelayanan

guna mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat.

Keberadaan Puskesmas sangat bermanfaat bagi keluarga tidak mampu.

Dengan adanya puskesmas, setidaknya dapat menjawab kebutuhan

pelayanan masyarakat yang memadai yakni pelayanan kesehatan yang

mudah dijangkau.Puskesmas ini berfungsi sebagai Pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan

masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama(Budiarto, 2015).

Page 49: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

34

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas

tersbut, puskesmas memiliki empat fungsi yang berfokus pada

pembangunankesehatan, yakni:

a. Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan puskesmas sebagai

pusat pembangunan kesehatan yaitu sebagai pusat pembangunan wilayah

berwawasan kesehatan.Upayapuskesmas menjalankanfungsi ini dilakukan

dengan menjalankan, menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor masyarakat di wilayah kerjanya sehingga

dapat mendukung pembangunan kesehatan. Fokus upaya yang dilakukan

puskesmas terkait pembangunan kesehatan adalah mengutamakan

preventif dan promotif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan

rehabilitatif.Puskesmas harus memantau dan melaporkan hasil atau

dampak dari program yang telah diselenggarakan di wilayahkerjanya;

b. Puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat Lyonset

almendefinisikan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya

yang dilakukan agar masyarakat mandiri dan mampu mengatasi

masalahnya serta mampu meningkatkan inisiatif yang berhubungan

dengan keadaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diharapkan

mampu meningkatkan pemahaman dalam mengidentifikasi masalah,

merencanakan dan memecahkan masalah dalam masyarakat dengan

memanfaatkan potensi dan fasilitas yang terdapat di masyarakat.

Page 50: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

35

Sedangkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah upaya

meningkatkan kemampuan masyarakat agar masyarakat memiliki

kemampuan untuk hidup mandiri dalam rangka meningkatkan status

kesehatannya.Kesimpulannya bahwa Puskesmas dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat bertujuan agar masyarakat dapat meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat;

c. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer

merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang ditujukan untuk

perorangan dan masyarakat. Puskesmas bertanggung jawab pada

pelayanankesehatan yang menyeluruh, terpadu

danberkesinambungan(Desimawati, 2013).

Page 51: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

36

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Berdasarkan teori pendekatan sistem (Azwar, 2010), Sistem terbentuk

dari bagian atau elemen yan saling berhubungan dan mempengaruhi. Adapun

yang dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah suatu yang mutlak

harus ditentukan, yang jika tidak halnya maka tidak ada yang disebut dengan

sistem tersebut. Bagian atau elemen tersebut banyak macamnya yang jika di

sederhanakan dapat dikelompokkan dalam enam unsur sebagai berkut:

1. Masukan (input)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang

diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

2. Proses (process)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

3. Keluaran (output)

Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses

dalam sistem.

4. Umpan Balik (feed back)

Kumpualan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan

sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

5. Dampak (impact)

Akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

Page 52: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

37

6. Lingkungan (environment)

Dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem terapi mempunyai

pengaruh besar terhadap sistem.

Dibentuknya suatu sistem padadasarnya untuk mencapai suatu tujuan

tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu

dirangkaikan brtbagai unsur untuk elemen sedemikian rupa sehingga secara

keseluruhan suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk

mencapai tujuan kesatuan.

Page 53: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

38

B. Kerangka Teori

Sesuai dengan dasar pemikiran variabel yang diteliti bahwa sistem

terbentuknya dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan

mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melihat

keberhasilan atau masalah tersebut terdiri dari berbagai elemen-

eemen/bagian-bagian, dimana antara satu bagian dengan bagian lainnya

saling terkait dan secara keseluruhan bertujuan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan.

Gambar 1 Kerangka Teori

Sumber : Disusun berdasarkan teori pendekatan sistem

(Azwar,2010: 28-29)

Lingkungan

Masukan:

Tenaga

Dana

Sarana

Metode

Proses:

Perencanaan

Pengorganisasian

pelaksanaaan

Penilaian

Dampak:

Akibat yang

di timbulkan

oleh keluaran

Keluaran:

Yang akan

dimanfaatkan

oleh

masyarakat

Umpan Balik

Page 54: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

39

C. Kerangka Konsep

Gambar 2 Kerangka Konsep

Masukan (Input)

- Petugas kesehatan (Dinas

Kesehatan, Kepala Puskesmas,

Dokter, Bidan, Kesehatan Ibu

dan Anak, Imunisasi)

- Biaya

- Prosedur kerja/ Standar

Operasional Prosedur (SOP)

- Jadwal kegiatan/ layanan

kesehatan

Proses (Process)

- Peningkatan kualitas

pelayanan Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir, Bayi dan

Anak Balita (KIBBLA)

- Kerja sama antara stakeholder

- Peningkatan informasi

pelayanan Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir, Bayi dan

Anak Balita (KIBBLA)

Keluaran (Output)

- Penurunan angka kematian

ibu, bayi baru lahir, bayi dan

anak balita.

Implementasi

Peraturan Daerah

No 63 Tahun 2015

Tentang Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir, Bayi dan

Anak Balita

(KIBBLA) di

Kabupaten Maros.

Page 55: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

40

D. DefinisiOperasional

1. Masukan (Input)

a) Petugas kesehatan

Kinerja petugas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Bagaimana tenaga kesehatan (Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas,

Dokter, Bidan, bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)bagian

Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS) dan bagian Imunisasi

dalam mewujudkan/ menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir,

bayi dan anak balita. Disini dilihat kinerja petugas kesehatan dari

kemampuan dan kedipsiplinan petugas kesehatan dalam memberikan

pelayanan kesehatan. Dalam programnya seperti pelayanan kesehatan

ibu hamil, pertolongan persalinan, cakupan pelayanan kesehatan ibu

nifas (KF3), penanganan komplikasi obstetri dan neonatal, cakupan

neonatal, pelayanan kesehatan bayi, pelayanan kesehatan balita,

imunisasi dasar pada bayi, dan imunisasi dasar pada ibu hamil.

b) Biaya

Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Sumber-sumber

pembiayaan dari pemerintah untuk menjalankan program-program

kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir,

bayi dan anak balita. Seperti Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Kabupaten/ Kota, Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN), dan sumber biaya lainnya.

Page 56: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

41

c) Prosedur kerja/ Standar Operasional Prosedur (SOP)

Prosedur kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Bagaimana suatu program sesuai dengan target yang di buat oleh

pemerintah, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas itu sendiri. Standar

Operasional Prosedur (SOP) juga sebagai pedoman atau acuan untuk

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsinya.

d) Jadwal kegiatan/ layanan kesehatan

Jadwal kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Bagaimana pembagian jadwal kegiatan setiap program-program dan

layanan kesehatan di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas apakah

sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah

dibuat atau belum.

2. Proses (process)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

Sesuai dengan kerangka konsep penelitian ini yang termasuk dalam

komponen proses yaitu:

a) Kualitas pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi, dan Anak

Balita (KIBBLA)

Kualitas pelayanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Bagaimana melihat tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang

ada. Seperti sisi fisik tapilan bangunan, fasilitas, dan perlengkapa

kesehatan, kecepatan dalam melayani, ketepatan waktu, melayani

Page 57: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

42

pasien dengan baik, pesan yang di sampaikan jelas dan di mengerti

pasien.

b) Kerja sama stakeholder

Kerja sama stakeholder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Bagaimana sistem komunikasi dan kerjasama yang ada di Pemerintah,

Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam program-program

menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

Hambatan apasaja yang dihadapi Pemerintah, Dinas Kesehatan, dan

Puskesmas dalam menjalankan program-programnya.

c) Informasi pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi, dan Anak

Balita(KIBBLA)

Informasi pelayanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Bagaimana cara mendapatkan dan memberikan berbagai informasi

kepada masyarakat tentang program-program dari Dinas Kesehatan

dan Puskesmas.

3. Keluaran (Output)

Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses

dalam sistem. Sesuai dengan kerangka konsep penelitian ini yang

termasuk dalam komponen output yaitu:

Menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

Dalam penelitian ini adalah melihat keberhasilan suatu program dalam

menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

Apakah sudah tercapai sesuai dengan harapan atau belum.

Page 58: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

43

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Artinya data yang

dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari

naska wawancara,catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo, dan

dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitan

kualitatif ini adalah ingin menggambarkan reaita empirik di balik fenomena

secara mendalam, rinci, dan tuntas(Moleong, 2001).

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk

penyelidikan, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau

keistiewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau

digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan metode

penyelidikan untuk mencari jawaban atas suatu pertanyaan, mengumpulkan

fakta, menghasilkan suatu penemuan yang dapat dipakai melebihi batasan-

batasan penelitian yang ada pada penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif

efektif digunakan untuk memperoleh informasi yang spesifik mengenai nilai,

perilaku dan konteks sosial menurut keterangan populasi (Saryono and

Anggraeni, 2011).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat informasi mengenai

penerapan Peraturan Daerah No 63 Tahun 2015 Tentang Kesehatan Ibu, Bayi

Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Maros (Studi

Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung). Desain penelitian ini

Page 59: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

44

menggunakan fenomenologi mereka akan bercerita mengenai pendapat

informan terhadap aturan tersebut dan mereka sudah mengikuti aturan tersebut

atau belum.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di bagian Hukum dan HAM Kabupaten

Maros, Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Puskesmas Bantimurung dan

posyandu di desa.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2017.

C. Informan Penelitian

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Perkembangan tertentu ini

misalnya orang tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan

atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi obyek atau situasi yang diteliti. Atau dengan kata lain

pengambilan sampel diambil berdasarkan kebutuhan penelitian. Penentuan

informan tidak berdasarkan pada perhitungan statistik karena peneliti

kualitatif mengacu pada perolehan informasi dengan variasi, bukan pada

banyaknya informan. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan

pertimbangan dianggap paling mengerti dengan kondisi kasus pada penelitian

ini.Kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan semua pihak yang

Page 60: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

45

terkait dalam implementasi Perda No 63 Tahun 2015 Tentang Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten

Maros.Informan atau narasumber dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. 2 Orang dari Pemerintah daerah (Bagian Hukum/ HAM dan Dinas

Kesehatan) yang mengetahui peraturan daerah tentang kesehatan ibu, bayi

baru lahir, bayi dan anak balita.

2. Petugas Kesehatan Puskesmas Bantimurung

a. Kepala Puskesmas Bantimurung.

b. Petugas Kesehatan Puskesmas Bantimurung yang bekerja di bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

c. Petugas Kesehatan Bantimurung yang bekerja di bagian Manajemen

Terpadu Balita Sehat (MTBS).

d. Petugas Kesehatan Puskesmas Bantimurung yang bekerja di bagian

Imunisasi.

e. 2 Orang dari Bidan desa yang memeriksa keluhan ibu hamil, ibu

menyusui, ibu melahirkan, ibu yangmempunyai bayi dan anak balita.

3. 5 Orang dari ibu yang sedang hamil, mempunyai bayi dan anak balita yang

sering berkunjung untuk memeriksakan kesehatannya.

D. Sumber Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder:

1. Data primer adalah data yang diperoleh denagan cara wawancara dalam

(In-Depth Interview) dan observasi pada informan secara langsung kepada

pengumpul data,data-data yang diperoleh dari lapangan bersumber dari

Page 61: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

46

pegawai Dinas Kesehatan Maros, Petugas Kesehatan Puskesmas

Bantimurung, dan ibu yang hamil, memiliki bayi dan balita.

2. Data sekunder adalah data-data yang siap pakai dan dapat membantu

menganalisa serta memahami data primer. Data sekunder merupakan

sumber data penelitian yang diperoleh dengan berpedoman pada literatur

sehingga dinamakan penelitian kepustakaan. Data sekunder juga berfungsi

untuk menguatkan data primer biasanya diperoleh dari data-data

penunjang, seperti profil Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, profil

puskesmas Bantimurung, laporan kunjungan ibu hamil, bayi dan anak

balita, dan laporan tahunan Puskesmas Bantimurung Kabupaten Maros.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting

dalam penelitian karena bertujuan untuk memperoleh data agar dapat

dianalisis. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah pencatatan dan pengamatan secara sistematis

terhadap sesuatu gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan

tanpa peran serta pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu

mengadakan pengamatan saja. Sedangkan pengamatan berperanserta

melakukukan duan peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan

sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamati (Meleong,

2006).

Page 62: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

47

Observasi dilakukan dengan melihat lingkungan sikitar untuk

melihat serta membandingkan informan satu sengan informan yang lain.

Observasi juga dilakukan terhadap informan itu sendiri untuk

mengklarifikasi pelaksanaan peraturan daerah itu sendiri. Selain itu

observasi juga dilakukan untuk melihat tenaga kerja yang melaksanakan

peraturan daerah tersebut, melihat fasilitas penunjang yang digunakan

dalam pelaksanaan peraturan daerah tersebut dan juga observasi

dilakukan dengan mengetahui pelayanan yang diberikan oleh pemerintah

dengan puskesmas dan masyarakat. Hasil observasi tersebut kemudian

dibandingkan dengan hasil wawancara yang dilakukan.

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan atau metode pengumpulan data yang

dikukan dengan bertatap langsung dengan resposden,sama seperti

penggunaan daftar pertanyaan. Wawancara adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap

muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat

atau tidak yaitu panduan wawancara. Dan juga wawancara adalah suatu

proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka.

(Abdullah, 2014).

Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara yang telah dibuat. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti

melakukan observasi dilokasi penelitian untuk mencari informan yang

sesuai dengan pertimbangan yang dianggap paling mengerti dengan

Page 63: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

48

kondisi kasus pada penelitian ini. Sebelum mewawancarai informan

peneliti meminta persetujuan informan untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini. Ketika informan setuju, peneliti menjadikannya informan

dan dimulailah wawancara mendalam pada waktu dan tempat sesuai

kesepakatan.

3. Dokumentasi

Telah dokumentasi adalah cara mengumpulkan informasi yang

didapatkan dari dokumen yakni, peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta

ijazah, rapor, peraturan perundang-undangan, buku harian, surat-surat

pribadi, catatan biografi, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti (Prastowo, 2011). Pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,

maupun elektronik. (Murdiningsih, 2012).

Dokumentasi dilakukan agar peneiti bisa membandingkan apa

yang di dapat dari seperti profil Dinas Kesehatan Kabupaten Maros,

profil puskesmas Bantimurung, laporan kunjungan ibu hamil, bayi dan

anak balita, dan laporan tahunan Puskesmas Bantimurung Kabupaten

Maros dengan hasil wawancara mendalam setiap informan. Peneliti juga

mengambil gambar informan dan merekam informan ketika di

wawancarai.

F. Instumen Penelitian

Page 64: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

49

Intrumen yang akan digunakan pada pengumpulan data yaitu

pedoman wawancara, rekaman dan catatan lapangan.

Matriks Pengumpulan Data Primer

No

Informan

Variabel yang Diteliti

Metode

Pengumpulan

Data

Instrumen

Penelitian

1 Pemerintah

daerah (Hukum

& HAM dan

Dinas

Kesehatan)

Apakah sesuai dengan

apa yang diharapkan

pemerintah daerah dan

bagaimana peran

pemerintah dalam

peraturan ini.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

2 Petugas

kesehatan

(Kepala

Puskesmas,

Dokter, Bidan,

KIA, dan

Imunisasi)

a. Peningkatan kualitas

pelayanan KIBBLA

b. Kerja sama antara

stakeholder

c. peningkatan informasi

pelayanan KIBBLA

d. penurunan angka

kematian ibu, bayi

dan anak balita

e. prosedur kerja/

Standar Operasional

Prosedur (SOP)

f. jadwal

kegiatan/layanan

kesehatannya

g. Biaya

Wawancara

mendalam dan

observasi

Pedoman

wawancara dan

lembar

observasi

3 Ibu yang

sedang hamil,

mempunyai bayi

dan anak balita

a. Kepuasan terhadap

pelayanan yang ada di

Puskesmas

Bantimurung

b. Kendala yang

dirasakan oleh pasien

c. Kesesuaian keinginan

pasien dalam

pelayanan kesehatan

d. harapan pasien

Wawancara

mendalam dan

observasi

Pedoman

wawancara dan

lembar

observasi

Page 65: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

50

terhadap layanan

kesehatan

e. Biaya yang di

keluarkan pasien

G. Analisis Data

Analisis data disajikan dalam bentuk naskah (content analysis),

penelitian ini bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi

tertulis atau tercetak dalam media massa. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini, guna membahas permasalahan uang dirumuskan

menggunakan teknik analisis kualitatif.

Secara kualitatif dengan memberikan interpretasi/penafsiran atas

fakta-fakta tersebut. Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan teknik

analisis data yang bersifat deskriptif kualitatif,dengan tujuan memberikan

gambaran mengenai situasi dan kondisi yang terjadi dengan di lakukan secara

induktif berdasarkan data yang di peroleh, yang selanjutnya penulis akan

mengembangkan melalui suatu hubungan untuk mendapatkan

kesimpulannya(Moleong, 2006).

H. Pengolahan dan Penyajian Data

Setelah data dari lapangan terkumpul, maka penelitian akan mengolah

dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secra deskriptif-

kualitatif, tanpa menggunakan teknik kualitatif. Analisis deskriptif-kualitatif

merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti

data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam

sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga

Page 66: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

51

memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan

sebenarnya (Meleong, 2006).

Data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan abservasi

merupakan data yang bukan angka sehingga analisa data dimulai dengan

menuliskan hasil pengamatan dan hasil wawancara dalam bentuk transkrip

lalu direduksi dan diolah menjadi abstraksi dibuat dalam matriks dan

akhirnya disajikan dalam bentuk narasi.

I. Keabsahaan Data

Peningkatan keabsahaan data hasil penelitian ini dilakukan dengan

cek dan ricek pada prosedur penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini

menggunakan teknik trianggulasi, yang berfungsi untuk mencek kebenaran

data dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain

dan untuk mempertajam tilikan peneliti terhadap hubungan sejumlah

data(Komariah, 2011).

Dalam penelitian kualitatif, jumlah informan biasanya sedikit.Oleh

karena itu,agar validitas data tetap terjaga perlu dilakukan beberapa

strategi.Uji validitas yang digunakan dalam penelitian kualitatif disebut

triagulasi yang meliputi triagulasi sumber,metode dan data.Untuk menetapkan

keabsahan dalam penelitian ini hanya digunakan triagulasi sumber yaitu

membandingkan informasi informan (Cross check) yang satu dengan yang

lainnya.Triagulasi sumber yang diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara.

BAB V

Page 67: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

52

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Bantimurung

1. Keadaan Geografis

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bantimurung yang secara

geografis merupakan daerah bukan pantai dan sebagian besar daratan.

Dari delapan daerah wilayah administrasi yang ada, mempunyai

topografi daratan rendah dengan ketinggian rata-rata 500 meter diatas

permukaan laut yang mana berbatasan dengan wilayah yang meliputu :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Pagkep dan Kecamatan Maros Baru

b. Sebelah Timur : Kecamatan Cenrana

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Simbang

d. Sebelah Barat : Kecamatan Turikale

Jarak antara ibukota kecamatan dengan ibuota sekitar 15 kilometer.

Wilayah kerja Puskesmas Bantimurung Terdiri dari 6 desa dan 2

kelurahan dengan luas 173,70 km2.

Tabel 5.1.

Page 68: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

53

Luas Wilayah Menurut Kelurahan/ Desa

Kecamatan Bantimurung

Tahun 2016

No Kelurahan/ Desa Luas Wilayah

(km2)

Presentase (%)

1 Kalabbirang 7,25 4,17

2 Leang-Leang 10,70 6,16

3 Tukamasea 23,68 13,62

4 Baruga 52,51 30,23

5 Mangeloreng 872 5,02

6 Mattoangin 20,14 16,20

7 Alatengae 45,47 26,17

8 Minasabaji 523 3,01

TOTAL 173,70 100

Sumber: Profil Puskesmas Bantimurung 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa daerah yang paling luas

mencapai 20,23 % dari luas wilayah Kecamatan Bantimurung (173,70

km2) berada diwilayah desa baruga, dan daerah yang paling kecil adalah

minasabaji yang hanya memiliki 3,01 % dari luas wilayah Kecamatan

Bantimurung.

2. Keadaan Demografis

Page 69: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

54

Taber 5.2.

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga

Dan Sex Ratio Kecamatan Bantimurung

Tahun 2016

No

Kelurahan/

Desa

Luas

Wilayah

(km2)

Jumlah Penduduk

Jumlah

Rumah

Tannga

Sex

ratio Laki-

laki

perempuan Total

1 Kalabbirang 7,25 2.091 2.340 4.431 1.015 95

2 Leang-Leang 10,70 2.029 2.140 4.169 983 96

3 Tukamasea 23,68 2.127 2.162 4.289 990 94

4 Baruga 52,51 1.105 1.164 2.269 609 96

5 Mangeloreng 872 1.557 1.631 3.188 710 90

6 Mattoangin 20,14 1.731 1.862 3.593 743 92

7 Alatengae 45,47 2.124 2.159 4.283 958 92

8 Minasabaji 523 1.847 1.931 3.778 872 89

TOTAL 173,70 14.611 15.389 30.000 6.880 94

Sumber: Profil Puskesmas Bantimurung 2016

Penduduk Kecamatan Bantimurung yang terbesar di dua

kelurahan dan enam desa adalah 29.288 jiwa, yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 14.100 jiwa dan perempuan sebanayak 15.188 jiwa. Rasio jenis

kelami (Sex Ratio) sekitar 92,84 atau dibulatkan menjadi 93, hal ini

menunjukan bahwa dari setiap 100 orang perempuan terdapat 93 laki-

laki. Hal ini menggambarkan walaupun jumlah penduduk perempuan

lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

hampir seimbang di tiap kelurahan dan desa. Penduduk terbanyak berada

di desa Alatengae sebanyak 4.483 jiwa dan terkecil 2.288 jiwa

Page 70: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

55

beradapada kelurahan Leang-leang, dengan total rumah tangga 6.816

kepala keluarga dan kepadatan penduduk sekitar 169 jiwa/km2.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di bagian Hukum dan HAM Kabupaten

Maros, Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Puskesmas Bantimurung, dan

Posyandu pada bulan Juli- Agustus 2017. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana

pengimplementasian kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam pelayanan

kesehatan di Kabupaten Maros. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

teknik wawancara mendalam (Indept Interview), telaah dokumen, dan

observasi.

Informan yang terlibat dalam penelitian ini yaitu bagian Hukum dan

HAM Kabupaten Maros, penanggung jawab Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir,

Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) Dinas Kesehatan Maros, Kepala Puskesmas

Bantimurung, bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA, bagian Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS), bagian Imunisasi, bidan-bidan desa, dan pasien

ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi, dan ibu yang mempunyai balita di

kecamatan bantimurung.

Page 71: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

56

Tabel 5.3.

Karakteristik Informan Menurut Jenis Kelamin, Umur, dan Pendidikan

dalam Implementasi Peraturan Daerah No. 63 Tahun 2015 Tentang

Kesehatan Ibu, BAYI Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Maros.

No

Kode

Informan

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Pendidikan

Terakhir

Tanggal

wawancara

1 BY P 45 S1 30 Agustus 2017

2 MR L 29 S1 1 Agustus 2017

3 MI L 40 S3 7 Agustus 2017

4 DT P 41 S2 10 Agustus 2017

5 FS P 38 S1 10 Agustus 2017

6 SM P 35 D3 3 Agustus 2017

7 BH P 36 D3 16 Agustus 2017

8 SK P 27 D3 24 Agustus 2017

9 HM P 35 SD 16 Agustus 2017

10 LF P 26 SMA 16 Agustus 2017

11 HS P 30 SMP 16 Agustus 2017

12 YL P 29 SMA 24 Agustus 2017

13 FD P 27 SMA 24 Agustus 2017

Sumber: data primer, 2017

Page 72: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

57

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indept Interview). Telaah dokumen

dan observasi tentang dimensi dan indikator penelitian maka di peroleh hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Masukan (Input)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang

diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.sesuai dengan penelitian

ini yang termasuk dalam komponen masukan yaitu:

a. Petugas Kesehatan

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepeth Interview) di

Pemerintah/ Dinas Kesehtan, Kepala Puskesmas, Bidan, bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan imunisasi mengenai kinerja dan jumlah petugas

kinerjayang ada di setiap bagian, di peroleh informasi sebagai berikut:

“Sesuai ji SOPnya semua. cuman di KIBBLA itu banyak orang yang

terlibat misalnya di setiap desa sasarannya. Terus banyak yang

dibahas di dalam KIBBLA itu dengan prosedur kerjanya yah sesuai

ji.”

“Sudah Sesuai dengan SOP. Tapi di bagian KIBBLA ini banyak

yang terlibat di dalamnya dan siapa saja sasarannya. Di dalam

KIBBLA juga banyak yang dibahas.”

(BY, 45 Tahun, 30 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh:

“Enam puluh PNS, Magang tiga puluan. Insya Allah kami berusaha

semampu kami dalam menyukseskan program-program yang ada di

Puskesmas Bantimurung.”

Page 73: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

58

“Di Puskesmas memiliki enam puluh Pegawai Negri Sipil (PNS) dan

magang tiga puluh. Kami juga berusaha dalam menyukseskan

program-program kami.”

(MI, 40 Tahun, 7 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) :

“Dua Pegawai Negri Sipil, magang tujuh orang.Mampuji dan di

siplin ketika ada di kerjakan.”

“Petugas kesehatan dibagian ini ada dua Pegawai Negri Sipil (PNS),

magang tujuh orang. Semuanya disiplin dalam tugas yang

dikerjakan.”

(DT, 41 Tahun, 10 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS):

“Tiga orang. Satu koordinator, satu bidan, satu perawat. Saya rasa

sesuai ji, semua kerja ji sesuai bagiannya.”

“Petugas kesehatan dibagian ini ada tiga orang. Ada koordinator,

bidan dan perawat. Bekerja sesuai dengan bagiannya.”

(FS, 38 Tahun, 10 Agustus)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Imunisasi:

“Petugas ada dua, satu koordinator dan satunya pelaksana. Semua

jalan ji dengan semestinya.”

“Petugas kesehatan dibagian ini dua orang. Ada koordinator dan

bagian pelaksanaan. Berjalan sesuai dengan bagaimana mestinya. “

(SM, 35 Tahun, 3 Agustus 2017)

Page 74: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

59

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari Bidan desa:

“Tenaga kesehatannya empat orang bidan dan satu mantri. Semua

kerjaji, di siplin ji.”

“Petugas kesehatan dibagian ini ada empat orang bidan, dan mantri

satu orang. Semua kerja dan disiplin dalam bekerja.”

(BH, 36 Tahun, 16 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari Bidan desa:

“Tenaga kesehatannya tiga bidan dan satu mantri. Kerjaji pas ada

kegiatan.”

“Petugas kesehatan dibagian ini ada tiga orang bidan dan satu orang

mantri. Bekerja ketika kegiatan berlangsung.”

(SK, 27 Tahun, 24 Agustus 2017)

b. Biaya

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepeth Interview) di

Pemerintah/ Dinas Kesehtan, Kepala Puskesmas, Bidan, bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan imunisasi mengenai sumber-sumber pembiaya yang ada di

setiap bagian, di peroleh informasi sebagai berikut:

“Belum ada untuk khusus perda ini. Tapi ada dari LSM yang urus

sampai selesai. LSM juga membantu, menfasilitasi, dan mediasi kita

menyelesaikan perda ini. Kalau biaya dari pemerintah sendri belum

ada. Tapi program-program peraturan ini berjalan ji dengan

adanya jaminan kesehatan dari pemerintah.”

“Dalam pembentukan perda ini ada campur tangan dar pihak lain

yaitu LSM yang membantu, menfasilitasi dan mediasi dalam

menyelesaikan perda ini sehingga bisa dilaksanakan. Tapi program-

Page 75: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

60

program peraturan ini berjalan dengan adanya jaminan kesehatan

dari pemerintah kepada masyarakat.”

(BY, 45 Tahun, 30 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh:

“Dari JKN, biaya oprasional kesehatan dan BOP/ BOK”

“Biaya ada dari JKN, BOP dan BOK.”

(MI, 40 Tahun, 7 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari ibu sedang hamil,

mempunyai bayi dan anak balita :

“Tidak membayar ji, karna ada jaminan kesehatan dari pemerintah”

“Tidak membayar ketika memeriksa karena ada jaminan dari

pemerintah.”

(HM, 37 Tahun, 16 Agustus 2017)

“Tidak ji, cuman kalau melahirkan di rumah membayar”

“Tidak Membayar ketika memeriksa dan melahirkan di Puskesmas

kecuali kalau melahirkan di rumah”

(HS, 30 Tahun, 16 Agustus 2017)

c. Prosedur kerja/ Standar Operasional Prosedur (SOP)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepeth Interview) di

Pemerintah/ Dinas Kesehtan, Kepala Puskesmas, Bidan, bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan imunisasi mengenai Prosedur kerja/ Standar Operasional

Page 76: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

61

Prosedur (SOP) yang ada di setiap bagian, di peroleh informasi sebagai

berikut:

“Untuk Meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan, meningkatkan pembangunan wilayah

kesehatan dan kawasan sehat, dan meningkatkan kuaitas sumber

daya kesehatan ituji.”

“Untuk Meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan, meningkatkan pembangunan wilayah

kesehatan dan kawasan sehat, dan meningkatkan kuaitas sumber

daya kesehatan.”

(BY, 45 Tahun, 30 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh:

“Kita bisa melihat di visi misi puskesmas.”

“Sesuai dengan visi misi puskesmas.”

(MI, 40 Tahun, 7 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) :

“Melayani dengan sepenuh hati dan mendengarkan semua keluhan

pasien.”

“Melayani dengan baik dan mendengar semua keluhan pasien.”

(DT, 41 Tahun, 10 Agustus 2017)

Page 77: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

62

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) :

“Pasien datang ke kartu baru ke bagian MTBS terus dibagikan

formulir yang di suruh isi yang didalamnyadi suruh ukur tingginya,

berat badannya, apa keluhannya di tanya sudah berapa lama sakit

apa sudah minum obat atau sudah di bawa kebidan desa, sudah itu

klafikasikan lalu di kasih obat untuk anak. Trus dilakukan konseling

cara minum obatnya dan lain-lainnya. Kami juga memberikan

pengertian kepada ibunya cara kasih minum obatnya.”

“Melayani dengan baik dan memberikan pengertian kepada pasien

dengan baik dan mudah dimengerti.”

(FS, 38 Tahun, 10 Agustus)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Imunisasi:

“Dari pengambilan vaksin di Dinas Kesehatan di simpan di

puskesmas, dari sini di distribusikan kesetiap posyandu yang ada di

desa masing-masing 2 kelurahan 6 desa.”

“Bagian ini bertanggung jawabmengambil vaksin di simpan di

puskesmas dan ditribusikan ke posyandu-posyandu yang ada di

desa.“

(SM, 35 Tahun, 3 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari Bidan desa:

“Meayani pasien dengan baik ji.”

“Melayani pasien dengan baik.”

(BH, 36 Tahun, 16 Agustus 2017)

d. Jadwal Kegiatan/ Layanan Kesehatan

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepeth Interview) di

Pemerintah/ Dinas Kesehtan, Kepala Puskesmas, Bidan, bagian

Page 78: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

63

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan imunisasi mengenai jadwal kegiatan/ layanan kesehatan

yang ada di setiap bagian, di peroleh informasi sebagai berikut:

“Tergantung kesepakatan kita bersama karna banyak yang terlibat

di dalamnya. Entah itu dari puskesmas, posyandu, disetiap desa,

kecamatannya dan lain-lainnya. “

“Tergantung kesepakatan kita bersama karna banyak yang terlibat di

dalamnya. Seperti puskesmas, posyandu, disetiap desa,

kecamatannya dan lain-lainnya. ”

(BY, 45 Tahun, 30 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh:

“Sebaiknya adek menanyakan di setiap bagian yang lebih tau.

Seperti bagian KIA, MTBS, dan Imunisasi.”

“yang lebih tau adalah bagian KIA, MTBS, dan Imunisasi.”

(MI, 40 Tahun, 7 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) :

“Kegiatan posyandu ada, kita juga ada kegiatan, tergantung ada

pembiayaan ada kegiatan. Diluar jadwal pasien juga ada karna

kegiatan KIA banyak. Seperti ada kegiatan sosialisasi, kelas ibu

hamil, itu kita tidak samakan sama kegiatan posyandu. Kegiatan

kelas ibu hamil tergantung kesepakatan antara bidan desa dan

masyarakat kapan bisa, tinggal menginfokan ke kita. Sebulan cuman

empat desa kita datangi. Kita juga ada kegiatan pemeriksaan

golongan darah, HB, bagi ibu hamil dan pendamping ibu hamil

(suami/ keluarga). Karena sekarang programnya semua ibu hamil

minimal memiliki empat calon pendonor pada saat nanti

melahirkan.”

Page 79: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

64

“Kegiatan didalam puskesmas maupun diluar puskesmas. Karna

kegiatan KIA banyak. Kegiatan yang diluar gedung seperti sosialisai

masalah ibu hamil, kelas ibu hamil, dan donor darah.”

(DT, 41 Tahun, 10 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) :

“Setiap hari kami melayani ji. Di bidan desa juga melayani.”

“setiap hari melayani. Bidan desa juga melayani.”

(FS, 38 Tahun, 10 Agustus)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Imunisasi:

“Sudah ada setiap jadwalnya empat puluh posyandu satu bulan.

Satu desa itu ada lima posyandunya ada satu saja posyandu. “

“ada jadwal posyandu setiap bulannya.”

(SM, 35 Tahun, 3 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari Bidan desa:

“Sebulan sekali ji posyandu di buka. Biasa juga kalau ada kegiatan

diluar posyandu dari puskesmas baru ada kegiatan lagi.”

“sebulan sekali. Kecuali ada kegiatan puskesmas lagi di luar waktu

posyandu baru ada kegiatan.”

(BH, 36 Tahun, 16 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari Bidan desa:

“Sebulan sekali ji mbak.”

Page 80: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

65

“sebulan sekali kegiatan posyandu.”

(SK, 27 Tahun, 24 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari ibu sedang hamil,

mempunyai bayi dan anak balita :

“Sekali sebulan ji kalau di puskesmas buka terus ji”

“Posyandu sekali sebulan, puskesmas setiap hari melayani”

(LF, 26 Tahun, 16 Agustus 2017)

“Banyak ji kegiatannya, cuman kadang sebulan sekali kalau di

posyandu, ada juga kegiatan kelas ibu hamil, ada jugasosialisasi

dari Puskesmas”

“Banyak kegiatan dari puskesmas seperti kelas ibu hamis dan

sosialisasi, tapi kalau posyandu buka sebulan sekali”

(FD, 27 Tahun, 24 Agustus 2017)

2. Proses (Process)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. .

sesuai dengan penelitian ini yang termasuk dalam komponen proses yaitu:

a. Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak

Balita (KIBBLA)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepeth Interview) di

Pemerintah/ Dinas Kesehtan, Kepala Puskesmas, Bidan, bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan imunisasi mengenai kualitas pelayanan (fasilitas dan

Page 81: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

66

peralatan) yang ada di setiap bagian, di peroleh informasi sebagai

berikut:

“Kalau didalam KIBBLA selama berjalan belum ada apa yang

diberikan pemerintah. Perhatian khusus pemerintah kurang dalam

perda ini. Tapi kalau dari kita sendiri Dinas Kesehatan kalau ada

pelatihan-pelatihan kita liat bidan yang bagus itu biasanya di

usulkan dalam memberikan suport dam penghargaan kepada dia.”

“Selama KIBBLA berjalan belum ada apa yang diberikan

pemerintah. Tapi kalau dari kita sendiri Dinas Kesehatan kalau ada

pelatihan-pelatihan kita liat bidan yang bagus kami berikan

pernghargaan kepada dia.”

(BY, 45 Tahun, 30 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh:

“Saya rasa sudah lengkap. Saya mau buat area ramah anak jadi

semua anak yang ada dipuskesmas biar anak pasien pegawai bisa

bermain di area itu. Bagian lorong itu sudah diukir entah itu ada

beberapa informasi supaya menarik juga untuk dilihat.”

“Sudah lengkap. Tapi dari pihak puskesmas akan menambahkan area

ramah anak, jadi anak petugas dan pasien bisa bermain di area

tersebut."

(MI, 40 Tahun, 7 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) :

“Ruangan ada, Alkes ada, menurut saya lengkap”

“Ruangan dan alat kesehatan. Sudah lengkap.”

(DT, 41 Tahun, 10 Agustus 2017)

Page 82: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

67

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) :

“Ruangan ada, dokter ada, obat ada.”

“Ruangan, Dokter umum, dan persediaan obat”

(FS, 38 Tahun, 10 Agustus)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Imunisasi:

“Ruangan ada, kendaraan dinas ada. Kita tidak melayani imunisasi

di dalam gedung hanya pemberian imunisasi untuk calon pengantin.

Kalau imunisasi dasar dan rutin dilaksanakan di desa masing-

masing.“

“Ruangan, ruangan obat, dan kendaraan dinas.”

(SM, 35 Tahun, 3 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari Bidan desa:

“Masih kurang. Seharusnya ada lima meja cuman disini tidak

cukup, jadi langsung di data lalu ditimbang.”

“Masih kurang fasilitasnya yang ada di posyandu.”

(BH, 36 Tahun, 16 Agustus 2017)

“Yah begini ji kondisinya. Kita mi saja bahasakan bagaimana.”

“Masih kurang fasilitasnya”

(SK, 27 Tahun, 24 Agustus 2017)

Page 83: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

68

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari ibu sedang hamil,

mempunyai bayi dan anak balita :

“Yah kalau di

Puskesmas pasti bagus dan sudah lengkap, kalau di posyandu

begini. Mungkin karna sebulan sekali jadi kurang di rawat

tempatnya”

“Pusekesmas sudah bagus dan fasilitasnya lengkap. Tapi

posyandunya masih kurang fasilitasnya”

(LF, 26 Tahun, 16 Agustus 2017)

“Bagus ji, begini semua ji posyandu saya lihat”

“Di Puskesmas Sudah Bagus, kalau posyandunya masih kurang

fasilitas”

(YL, 29 Tahun, 24 Agustus 2017)

b. Kerjasama stakeholder

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepeth Interview) di

Pemerintah/ Dinas Kesehtan, Kepala Puskesmas, Bidan, bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan imunisasi mengenai kerjasama stakeholder yang ada di

setiap bagian, di peroleh informasi sebagai berikut:

“Cukup baik. Kita komunikasi ada pertemuan tiga bulan sekali, dan

biasa kita menyurati semua puskesmas.”

Page 84: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

69

“puskesmas dan dinas kesehatan sistem komunikasinya berjalan

dengan baik. Setiap tiga bulan kami mengadakan pertemuan.”

(BY, 45 Tahun, 30 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh:

“Pasti ada persuratan, penyampaian kedinas kesehatan Dinas

Kesehatan dan melihat setiap laporan tahunan.”

“Persuratan, penyampaian langsung, dan ada laporan tahunan.”

(MI, 40 Tahun, 7 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) :

“Mungkin secara surat menyurat itu hanya Tata Usaha bagian atas

yang tau. Tapi biasanya ada persuratan.”

“Ada Persuratan.”

(DT, 41 Tahun, 10 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) :

“Persuratan, tpi biasa juga ada yang dari Dinkes datang untuk

memantau ke puskesmas.”

“Persuratan dan biasa Dinkes memantau semua kegiatan

puskesmas.”

(FS, 38 Tahun, 10 Agustus)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Imunisasi:

Page 85: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

70

“Biasanya menyurat ke puskesmas dan disampaikan kepala

puskesmas kepada kami. Ketika ada pertemuan setiap perwakilan

puskesmas menyampaikan ke petugas yang ada di puskesmas. “

“Ada persuratan. Ketika ada pertemuan setiap perwakilan puskesmas

menyampaikan ke petugas yang ada di puskesmas.”

(SM, 35 Tahun, 3 Agustus 2017)

c. Peningkatan Informasi pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi

dan Anak Balita (KIBBLA)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepeth Interview) di

Pemerintah/ Dinas Kesehtan, Kepala Puskesmas, Bidan, bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan imunisasi mengenai peningkatan informasi yang ada di

setiap bagian, di peroleh informasi sebagai berikut:

“pastinya ada penyuratan di setiap puskesmas, bidan desa, dan

instansi-instansi lainnya. Setiap ada kegiatan, kita juga biasanya

menyampaikan informasi ketika pertemuan tiga bulan sekali dan

biasa juga dalam pelatihan-pelatihan tenaga kesehatan.”

“Setiap ada kegiatan di Dinas Kesehatan, mereka akan membagian

surat di setiap puskesmas bidan desa, dan instalasi-instalasilainnya.

Biasa juga di sampaikan informasinya secara langsung ketika

pertemuan tiga bulan sekali dan ketika ada pelatihan-pelatihan

tenaga kesehatan.”

(BY, 45 Tahun, 30 Agustus 2017)

Page 86: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

71

Adapun informasi lainnya yang di peroleh:

“Persuratan dan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi apa-

apa saja yang akan dilaksanakan dipuskesmas, pelayanan diluar

gedung maupun didalam gedung itu harus di sosialisasikan keluar.

Memang sudah ada jadwalnya tiap tahun sudah di kirim ke kantor

desa, kecamatan, ke lingkungan- lingkungan, dan posyandu-

posyandu. Jadi mereka tahu ada kegiatan seperti ini.”

“Ada sosialisasi. Setiap kegiatan sudah ada dibuat puskesmas dan

dibagikan ke posyandu, kantor desa, kecamatan, lingkungan-

lingkungan dan posyandu-posyandu.”

(MI, 40 Tahun, 7 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) :

“Pas kegiatan posyandu atau lansung ke pasien ketika datang

memeriksa.”

“ketika kegiatan posyandu, bisa juga langsung dengan pasien ketika

datang memeriksa.”

(DT, 41 Tahun, 10 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) :

“Pas kegiatan posyandu dan di puskesmas langsung di sampaikan

biasanya.”

“ketika kegiatan posyandu dan di sampaikan secara langsung kepada

pasien.”

(FS, 38 Tahun, 10 Agustus)

Page 87: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

72

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Imunisasi:

“Ketika ada kegiatan posyandu dan di puskesmas langsung.“

“kegiatan posyandu dan puskesmas.”

(SM, 35 Tahun, 3 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari Bidan desa:

“Setiap posyandu kami selalu kasih ingat ibu-ibu yang datang.”

“posyandu dan ketika ketemu dengan pasien”

(BH, 36 Tahun, 16 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari ibu sedang hamil,

mempunyai bayi dan anak balita :

“Dari petugas Puskesmas dan posyandunya ji”

“Dari petugas Puskesmas dan posyandu”

(LF, 26 Tahun, 16 Agustus 2017)

“Dari bidan ji”

“Dari bidan di posyandu”

(YL, 29 Tahun, 24 Agustus 2017)

3. Keluaran (Output)

Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya roses

dalam sistem. sesuai dengan penelitian ini yang termasuk dalam komponen

keluaran yaitu:

a. Penurunan angka kematian ibu, bsyi baru lahir, bayi dan anak balita.

Page 88: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

73

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepeth Interview) di

Pemerintah/ Dinas Kesehtan, Kepala Puskesmas, Bidan, bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan imunisasi mengenai penurunan angka kematian ibu, bayi

dan anak balita yang ada di setiap bagian, di peroleh informasi sebagai

berikut:

“Kalau dari tahun 2015-2017 sebenarnya sih kalau dilihat

jumlahnya belum ada perubahan yang signifikan, tapi sitemnya itu

mulai lah dari teman-teman ada perubahan dalam menurunkan

angka kematian ibu, bayi dan anak balita.”

“Dari tahun 2015-2017 dilihat dari jumlahnya belum ada perubahan

yang signifikan, tapi sistem program-programnya sudah ada

perubahan dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak

balita.”

(BY, 45 Tahun, 30 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh:

“Karna saya baru satu bulan menjabat di sini. Saya juga belum

melihat laporan tahunannya dan membandingkannya. Tapi kalau

secara fisik puskesmas saya sedikit demi sedikit merenovasi dan

menata puskesmas ini.”

“masih baru menjabat jadi belu banyak tau. Tapi kalau secara fisik

puskesmas sudah banyak yang berubah.”

(MI, 40 Tahun, 7 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) :

Page 89: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

74

“Ada ji Penurunan.”

“Ada Penurunan”

(DT, 41 Tahun, 10 Agustus 2017)

Berdasarkan wawancara mendalam dan telaah dokumen di puskesmas

bantimurung memang ada penurunan dalam angka kematian ibu, bayi

dan anak balita ketika membandingkan dari tahun sebelumnya.

b. Faktor penghambat pelaksanaan Peraturan Daerah Tentang Kesehatan

Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepeth Interview) di

Pemerintah/ Dinas Kesehtan, Kepala Puskesmas, Bidan, bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan imunisasi mengenai penghambat pelaksanaan program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) yang

ada di setiap bagian, di peroleh informasi sebagai berikut:

“Kalau mau melihat kendalanya bukan hanya satu pihak bukan

hanya bidan to’ banyak orang yang terlibat disitu. Keluarga ibu

hamil itu sendiri. Kalau menurunkan angka kematian ini bukan

hanya dari bidan itu sendiri tapi banyak yang terlibat di dalamnya.

Pihak keluarga, pemerintah setempat, dari progra lainjuga. Jadi

bukan hanya bagian KIA semata menurunkan angka kematian.”

“Disini juga bukan cuman satu yang bertanggung jawab tapi semua

terlibat seperti Dinas Kesehatan, Bidan yang di puskesmas maupun

di desa, bagian KIA yang menangani dan kesadaran keluarga yang

bersangkutan sehingga bisa berjalan lancar peraturan tersebut dan

menurukan angka kematian ibu bayi dan anak balita.”

(BY, 45 Tahun, 30 Agustus 2017)

Page 90: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

75

Adapun informasi lainnya yang di peroleh:

“Tidak ada, apa pi yang di kendalakan. Kendaraan oprasional ada,

biaya oprasional ada, tenaga ada, sasaran jelas, walaupun cakupan

rendah tapi tidak ada alasan buat rendah. Letak geografis juga

aman nda ada perbukitan, pabrik, pertambangan yang sulit

dijangkau.”

“Sudah tidak ada kendala walaupun cakupan rendah tapi tidak ada

alasan buat rendah karna semua fasilitas lengkap, tenaga ada, biaya

oprasional dan sasaran juga jelas.”

(MI, 40 Tahun, 7 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) :

“Kalau kendala biasanya kegiatan diluar gedung karena banyak

masyarakat tidak banyak datang itu juga mempengaruhi kesuksesan

kegiatan kita.”

“kendalanya ketika ada kegiatan diluar puskesmas, masyarakatnya

banyak yang tidak bisa datang itu juga mempengaruhi kesuksesan

kegiatan kita.”

(DT, 41 Tahun, 10 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) :

“Kendala tidak ada ji”

“Tidak ada kendala”

(FS, 38 Tahun, 10 Agustus)

Page 91: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

76

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari bagian Imunisasi:

“Masih ada masyarakat pahamnya isinya vaksin itu mengandung

unsur babi jadi masih ada beberapa KK yang di desa Leang-Leang

pantang dengan imunisasi. Karna masyarakat disina masih mengira

imunisasi mengandung babi makanya tidak mau di imunisasi.“

“masih masarakan masih kurang paham dengan masalah imunisasi.

Karna ada desa yang tidak mau di imunisasi mengira vaksin

imunisasi masih mengandung unsur babi.”

(SM, 35 Tahun, 3 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari Bidan desa:

“Yah fasilitasnya kurang lengkap”

“Fasilitas di posyandu kurang lengkap”

(BH, 36 Tahun, 16 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari Bidan desa:

“Masih ada masyarakat yang tidak mau di imunisasi anaknya. Dan

fasilitasnya kurang lengkap di posyandu.”

“masih ada masyarakat yang tidak mau di imunisasi anaknya dan

fasilitas di posyandu masih kurang.”

(SK, 27 Tahun, 24 Agustus 2017)

Adapun informasi lainnya yang di peroleh dari ibu sedang hamil,

mempunyai bayi dan anak balita :

“Tidak adaji. Mungkin kalau ke Puskesmasnya susahkendaraan

umum terus jauh”

Page 92: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

77

“Tidak ada kedala dalam pemeriksaan, cuman kendara umum yang

susah kalau mau ke Puskesmas”

(HM, 37 Tahun, 16 Agustus 2017)

“Tempat duduk untuk menunggu, terus kalau daerah sini ke

puskesmas pakai kendaraan pribadi pi, karna tidak ada pete-pete ”

“Tempat duduk untuk menunggu di posyandu, fasilitasnya masih

kurang dan kendaraan umumnya susah”

(YL, 29 Tahun, 24 Agustus 2017)

C. Pembahasan

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak balita (KIBBLA)

adalah Upaya pencegahan kematian ibu dapat dilakukan dengan pelayanan

pranikah untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan pelayanan

antenatal untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila

terdapat permasalahan dapat diketahui secepatya dan diatasi sedini mungkin

serta dipersiapakan rujukan yang sudah terencana.Upaya kesehatan anak

antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator

angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian

Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita

(AKABA). Kemudian dibuatlah Peraturan Daerah No. 63 Tahun 2012

Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA)

dan baru dilaksanakan mulai tahun 2015 sampai sekarang. Dalam tujuan

meningkatkan kualitas pelayanan KIBBA, peningkatan akses pelayanan

Page 93: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

78

KIBBLA, terciptanya kerjasama antara semua stakeholder yang berperan

dalah peraturan ini, meningkatkan akses informasi, meningkatkan pelayanan

KIBBLA yang berkualitas, dan menurunkan angka kematian ibu, bayi baru

lahir, bayi dan anak balita.

Implementasi kebijakan diatas apabila dikaitkan dengan kebijakan

adalah bahwa sebenarnya kebijakan itu hanya dirimuskan lalu dibuat dalam

suatu positif seperti undang-undang dan kemudian didiamkan dantidak

dilaksanakan atau diimplementasikan, tetapi sebuah kebijakan harus

dilaksanakan atau diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan

yang dinginkan.

Berdasarkan teori pendekatan sistem (Azwar, 2010), Sistem terbentuk

dari bagian atau elemen yan saling berhubungan dan mempengaruhi. Adapun

yang dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah suatu yang mutlak

harus ditentukan, yang jika tidak halnya maka tidak ada yang disebut dengan

sistem tersebut. Elemen yang dipakai dalam penelitian ini adalah Masukan

(Input), Proses (Process) dan Keluaran (Output).

1) Masukan (Input)

a. Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan yang dimaksud adalah petugas kesehatan

yang terlibat dalam menyukseskan perda tersebut. Dilihat dari

kinerja petugas kesehatan (Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas,

Dokter, Bidan, bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen

Terpadu Balita Sehat (MTBS) dan Imunisasi) dalam mewujudkan/

Page 94: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

79

menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak

balita. Kinerja disini dilihat dari kemampuan dan kedipsiplinan

petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dalam

programnya seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan

persalinan, cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (KF3),

penanganan komplikasi obstetri dan neonatal, cakupan neonatal,

pelayanan kesehatan bayi, pelayanan kesehatan balita, imunisasi

dasar pada bayi, dan imunisasi dasar pada ibu hamil.

Berdasarkan hasil penelitian, tenaga kesehatan yang ada di

Dinas Kesehatan, Puskesmas dan posyandu sudah cukup banyak dan

bekerja sesuai dengan bagian dan tanggungjawab masing-masing.

Program-program kesehatan yang ada di Puskesmas pun sesuai

dengan yang di keluarkan Dinas Kesehatatan. Program yang di

Puskesmas berjalan dengan baik, sesuai dengan hasil wawancara dan

observasi.

b. Biaya

Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Biaya dari

pemerintah untuk menjalankan program-program kesehatan dalam

menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak

balita.

Berdasarkan hasil penelitian, pembentukan perda ini bukan

dari permrintah tetapi ada campur tangan dari pihak lain yaitu LSM

yang membantu, menfasilitasi dan mediasi dalam menyelesaikan

Page 95: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

80

perda ini sehingga bisa dilaksanakan. Tapi program-program

peraturan ini berjalan dengan baik karena adanya jaminan kesehatan

dari pemerintah kepada masyarakat. Dari pihak puskesmas pun

mengatakan berjalannya suatu program atau kegiatan di puskesmas

baik itu didalam gedung maupun diluar gedung biaya ada dari JKN,

BOP dan BOK.

c. Prosedur kerja/ Standar Operasional Prosedur (SOP)

Prosedur kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Bagaimana suatu program sesuai dengan target yang di buat oleh

pemerintah, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas itu sendiri. Standar

Operasional Prosedur (SOP) juga sebagai pedoman atau acuan untuk

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsinya.

Berdasarkan hasil penelitian, Dinas Kesehatan Standar

Operasional Prosedur (SOP) Meningkatkan kualitas hidup,

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan

pembangunan wilayah kesehatan dan kawasan sehat, dan

meningkatkan kuaitas sumber daya kesehatan. Sedangkan pihak

puskesmas setiap bagian memiliki Standar Operasional Prosedur

(SOP) dalam bekerja dan menyukseskan semua kegiatan yang ada

dibagian tersebut. Setiap bagian yang dimaksud yaitu dari puskesmas

sendiri pasti perpatokan dengan visi misi puskesmas, bagian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS), dan Imunisasi mempunyai standar pelayanan tersendiri

Page 96: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

81

yang isinya melayani dengan baik dan mendengarkan keluhan

pasien.

d. Jadwal Kegiatan/ Layanan Kesehatan

Jadwal kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Bagaimana pembagian jadwal kegiatan setiap program-program dan

layanan kesehatan di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas.

Berdasarkan hasil penelitian, dari bagian Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) ada kegiatan didalam puskesmas maupun diluar

puskesmas. Karna kegiatan KIA itu banyak, Kegiatan yang diluar

gedung seperti sosialisai masalah ibu hamil, kelas ibu hamil,

penyuluhan dan donor darah. Sedangkan kegiatan di dalam gedung

seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan,

cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (KF3), penanganan

komplikasi obstetri dan neonatal, cakupan neonatal, imunisasi dasar

pada ibu hamil dan imunisasi calon pengantin. Bagian Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) setiap hari melayani di puskesamas.

Pasien datang ke kartu baru ke bagian MTBS terus dibagikan

formulir yang di suruh isi yang didalamnyadisuruh ukur tingginya,

berat badannya, apa keluhannya di tanya sudah berapa lama sakit apa

sudah minum obat atau sudah di bawa kebidan desa, sudah itu

klafikasikan lalu di kasih obat untuk anak. Trus dilakukan konseling

cara minum obatnya dan lain-lainnya. Kami juga memberikan

pengertian kepada ibunya cara kasih minum obatnya. Bagian

Page 97: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

82

imunisasi tidak melayani di puskesmas, bagian ini bergabung dengan

KIA yaitu imunisasi pada calon pengantin dan ibu hamil.

Kegiatannya lebih banyak di posyandu mengontros setiap posyandu

yang ada di desa-desa kecamatan bantimurung. Ada 39 posyandu

yang benyebar di setiap desa yaitu sebagai berikut :

1. Desa Kalabbirang, ada tiga posyandu.

2. Desa Leang-Leang, ada tiga posyandu.

3. Desa Tukamasea, ada lima posyandu.

4. Desa Baruga, ada lima posyandu.

5. Desa Mangeloreng, ada empat posyandu.

6. Desa Mattoanging, ada lima posyandu.

7. Desa Minasa Baji, ada enam posyandu.

8. Desa Alatengae, ada delapan posyandu.

Kegiatan di posyandu adalah kesehatan ibu dan anak, keluarga

berencana, imunisasi, peningkatan gizi, penimbangan berat badan,

dan pengukuran tinggi badan.

2) Proses (Process)

a. Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak

Balita (KIBBLA)

Kualitas pelayanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Bagaimana melihat tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang

ada. Seperti sisi fisik tapilan bangunan, fasilitas, dan perlengkapa

kesehatan, kecepatan dalam melayani, ketepatan waktu, melayani

Page 98: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

83

pasien dengan baik, pesan yang di sampaikan jelas dan di mengerti

pasien.

Berdasarkan hasil penelitian, selama KIBBLA berjalan belum

ada apa yang diberikan pemerintah. Tapi kalau dari kita sendiri

Dinas Kesehatan kalau ada pelatihan-pelatihan kita lihat bidan yang

bagus dan kami berikan pernghargaan kepada petugas kesehatan.

Dari pihak puskesmas sudah lengkap dari fasilitasnya, peralatannya,

kecepatan dalam melayani sudah mendukung dalam meningkatkan

kesehatan ibu, bayi dan anak balita. sedangkan dari pihak posyandu

masih kurang fasilitas dan peralatannya. Sehingga pelayanan

kesehatan disana kurang mendukung di karenakan kursi untuk

menunggu tidak ada dan meja untuk petugas kesehatan untuk

mendata pasien masih kurang.

b. Kerjasama stakeholder

Kerjasama stakeholder yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah Bagaimana sistem komunikasi dan kerjasama yang ada di

Pemerintah, Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam program-

program menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan

anak balita.

Berdasarkan hasil penelitian, kerjasama dan sistem

komunikasinya sudah berjalan dengan baik, dari Dinas Kesehatan ke

puskesmas, Puskesmas ke Dinas Kesehatan, Puskesmas ke

masyarakat yang bersangkutan. Karena Dinas Kesehatan dan

Page 99: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

84

Puskesmas mempunyai jadwal pertemuan setiap tiga bulan sekali

dan semua dibahas di sana. Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan

juga biasa memantau di setiap puskesamas melihat apakah semua

berjalan dengan baik atau tidak.

c. Informasi pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak

Balita (KIBBLA)

Informasi pelayanan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah Bagaimana cara mendapatkan dan memberikan berbagai

informasi kepada masyarakat tentang program-program dari Dinas

Kesehatan dan Puskesmas.

Berdasarkan hasil penelitian, pihak puskesmas menyampaikan

informasi tentang kegiatannya dengan cara sosialisasi. Setiap

kegiatan sudah ada dibuat puskesmas dan dibagikan ke posyandu,

kantor desa, kecamatan, lingkungan-lingkungan dan posyandu-

posyandu. Biasa juga petugas kesehatan menyampaikan langsung

ketika bertemu dengan pasien. Pasien yang bersangkutan juga

mengatakan informasi yang dia dapatkan dari petugas kesehatan

yang bertugas dan memeriksa mereka.

3) Keluaran (Output)

Menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak

balita. Dalam penelitian ini adalah melihat keberhasilan suatu program

dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak

balita.

Page 100: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

85

Berdasarkan hasil penelitian, sebenarnya kalau dilihat dari

jumlahnya belum ada perubahan siknifikan, tapi sistemnya dari petugas

sudah mulai ada perubahan sedikit demi sedikit dalam menurunkan angka

kematian ibu,bayi dan anak balita.

4) Pendukung dan penghambat pelaksanaan Peraturan Daerah Tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Maros yaitu:

a) Faktor pendukung

1. Kerjasama antara stakeholder berjalan dengan baik maupun

dari Dinas Kesehatan dengan puskesmas

2. Adanya rasa tanggungjawab petugas kesehatan dalam

menjalankan kegiatan-kegiatannya dan wilayah kerjanya.

3. Adanya bantuan dari pihak lain yaitu LSM Kesehatan dalam

menyelesaikan dan memediasi sampai bisa terlaksananya perda

ini.

4. Adanya jaminan kesehatan sehingga bisa berjalan semua

kegiatan-kegiatan yang ada.

b) Faktor penghambat

1. Kurangnya antusiasnya masarakat dalam kegiatan puskesmas

yang di laksanakan diluar gedung.

2. Kurangnya perhatian khusus dari pemerintah

Page 101: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

86

3. Fasilitas yang ada di posyandu setiap desa masih kurang

lengkap, sehingga kurang mendukung saat berlangsungnya

kegiatan.

4. Masih kurangnya transportasi umum di desa-desa terpencil

untuk ke puskesmas.

Dalam hal ini menggunakan teknik trianggulasi, yang berfungsi untuk

mengecek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data yang

diperoleh dari sumber lain(Komariah, 2011). Penelitian ini melihat dari

peraturan daerah yang ada dan mewawancarai beberapa sumber yang sudah

tentukan oleh peneliti. Peneliti juga memandingkan informasi yang di

dapatkan dari informan agar mengetahui apakah peraturan daerah ini sesuai

dengan yang ada dilapangan atau tidak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peraturan ini sudah di terapkan

diPuskesmas walaupun masih banyak hambatan dan fasilitas yang kurang memadai

di posyandu-posyandu desa yang ada di kecamatan bantimurung. Seharusnya dengan

adanya puskesmas, setidaknya dapat menjawab kebutuhan pelayanan masyarakat

yang memadai yakni pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau.

Berdasarkan penelitian Asrul Nurdin bahwa dalam mengimplementasikan

sesuatu harus disertakan sarana yang mendukung yang nantinya akan

menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu itu (Nurdin, 2013).

Kurangnya perhatian khusus dari pemerintah. Dalam penyukseskan

peraturan daerah ini bukan hanya satu orang yang bertanggung jawab di

dalamnya, melainkan hampir semua instansi kesehatan seperti Dinas

Page 102: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

87

Kesehaatan, petugas kesehatan yang ada di puskesmas terutama bagian KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak) dan kesadaran dari keluarga yang bersangkutan

sehingga bisa berjalan lancar peraturan tersebut dan menurunkan angka

kematian ibu, bayi dan anak balita.

Berdasarkan penelitian Supriady tentang Analisis Implementasi

Kebijakan Qanun Kota Banda Aceh Nomor 17 Tahun 2011 Tentang

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita di Kota Banda Aceh bahwa

salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan dalam peraturan daerah

ini yaitu adanya kerja sama antara semua pihak yang terkait dan

mengevaluasi program-program yang belum berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian, sebenarnya kalau dilihat dari jumlahnya

belum ada perubahan siknifikan, tapi sistemnya dari petugas sudah mulai ada

perubahan sedikit demi sedikit dalam menurunkan angka kematian ibu,bayi

dan anak balita. Dilihat dari laporan bulanan dan tahunan dari Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA) di puskesmas, dan kelahiran dan kematian per desa.

Hal ini juga didukung dari hasil penelitian Muhammad Nasir

tentang Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

untuk Mendukung Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di

Puskesmas Kabupaten Lamongan bahwa Evaluasi hasil program KIA di

Puskesmas dilakukan berdasarkan laporan bulanan KIA, kelahiran dan

kematian per desa, penemuan kasus BBLR per desa, penemuan kasus tetanus

neonatorum per desa, kematian ibu, register kematian perinatal (0-7) hari,

rekapitulasi pelacakan kematian neonatal, Pemantauan Wilayah Setempat

Page 103: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

88

(PWS) KIA indikator ibu, PWS KIA indikator anak serta laporan bulanan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) KIA (Nasir, 2008).

D. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini diakukan dengan menggunakan kualitatif deskriptif.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan denga cara wawancara

mendalam, observasi dan telaah dokumen. Adapun keterbatasan yang dialami

oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Pedoman wawancara yang belum berstandarisasi sehingga hasil

penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan tetapi dapat digunakan

sebagai pembanding untuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

2. Kurangnya data diperoleh karena banyak informan yang tidak mau di

wawancara.

3. Kurangnya dokumen-dokumen yang di berikan kepada penulis yang

menyangkut penelitian ini.

Page 104: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

89

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

serta mengacu pada tujuan khusus, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Implementasi Peraturan Daerah No. 63 Tahun 2015 Tentang Kesehatan

Ibu, Bayi, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) di

Kabupaten Maros dari aspek input (kinerja petugas kesehatan, biaya,

prosedur kerja/ Standar Operasional Prosedur dan jadwal kegiatan/

layanan kesehatan) telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan yang di

terapkan setiap bagian.

2. Implementasi Peraturan Daerah Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir

dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Maros dari aspek process

(peningkatan kualitas pelayanan KIBBLA, kerjasama antara stakeholder,

dan peningkatan informasi pelayanan KIBBLA)terlaksana dengan baik

sesuai prosedur yang ada, walaupun masih ada kerjasama antara

stakeholder yang belum berjalan dengan baik dan fasilitas disetiap

posyandu yang ada di desa masih kurang.

3. Implementasi Peraturan Daerah Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir

dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Maros dari aspek output

(penurunan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi, dan anak balita)

sebenarnya kalau dilihat dari jumlahnya belum ada perubahan siknifikan,

Page 105: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

90

tapi sistemnya dari petugas sudah mulai ada perubahan sedikit demi

sedikit dalam menurunkan angka kematian ibu,bayi dan anak balita.

4. Penghambat pelaksanaan Peraturan Daerah Tentang Kesehatan Ibu, Bayi

Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) di Kabupaten Maros yaitu:

a. Kurang perhatian khusus dari pemerintah.

b. Kurangnya fasilitas yang ada di posyandu sehingga kurang

mendukung saat berlangsungnya kegiatan.

c. Masih kurangnya antusias masyarakat dalam kegiatan diluar gedung

sepertisosialisasi, kelas ibu hamil, dan penyuluhan.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini

sebagai berikut:

1. Pemerintah lebih memperhatikan, mengavaluasidan memberi anggaran

secara khusus dalam setiap peraturan daerahnya, sehingga bisa berjalan

dengan baik.Karena dalam peraturan daerah ini sendiri masih kurang

bantuan dari pemerintah baik itu secara fisik dan non fisik, sedangkan

dalam menyelesaikan peraturan daerah ini sendiri dan bisa terlaksana di

bantu dari pihak lain bukan dari pemerintah itu sendiri.

2. Pihak puskesmas dan petugas kesehatan sebaiknya mengontrol dan

menfasilitasi perlengkapan posyandu yang ada di setiap desa atau

menyurat/melapor ke pemerintah. Agar posyandu di setiap desa layak

pakai dan perlengkapan yang memadai sehingga masyarakat yang ingin

Page 106: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

91

memeriksakan kehamilannya dan imunisasi anaknya lebih antusias dalam

kegiata ini.

3. Masyarakat yang bersangkutan juga mesti antusias dalam kegiatan yang

di adakan Puskesmas, baik di dalam gedung maupun diluar gedung.

Seperti kelas ibu hamil, imunisasi, dan lain-lainnya. Karena masih

banyak masyarakat yang masa bodoh dan tidak peduli dengan kegiatan

yang di lakukan puskesmas. Pahadal kegiatan-kegiatan yang di lakukan

petugas puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat itu

sendiri dalam masalah-masalah kesehatan.

Page 107: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T., 2014. Metode Penelitian Dalam Bidang Kesehatan, Makassar,

Masagena Press.

Azwar, Azrul., 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Tangerang, Binarupa

Aksara.

Budiarto., 2015. Kualitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas di Kecamatan

Enrekang Kabupaten Enrekang. Universitas Hasanuddin.

Bupati Maros 2015. Peraturan Daerah Kabupaten Maros nomor 63 tahun 2015

tentang kesehatan ibu, bayi baru lahir,bayi dan anak balita. Maros.

Desimawati, Dian W., 2013. Hubungan Layanan Keperawatan Dengan Tingkat

Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Sumbersari Kabupaten

Jember. Universitas Jember.

Dinas Kesehatan Kabupaten Maros 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Maros

Tahun 2015. Maros.

Haerul., 2014. Implementasi Kebijakan Tentang Pemeliharaan Hewan Ternak

Kabupaten Maros. Universitas Hasanuddin.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015. Rencana Strategis Kementrian

Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta.

Komariah, A, &Satori,D., 2011. Metodologi Peneliatian Kualitatif, Bandung,

Penerbit Alfabeta.

Moleong, Lexy J., 2006. Metode penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya.

Page 108: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

93

Murdaningsih., 2012. Implementasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan Di

Dinas Kebersihan Kota Manado. Administrasi Publik.

Nasir, Muhammad., 2008. Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan

Ibu dan Bayi untuk Mendukung Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) di Puskesmas Kabupaten Lamongan. Universitas Diponegoro.

Nurdin, Asrul., 2013. Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun

2008 Tentang Pembinaan Anak Jalana, Gelandangan, Pengemis, dan

Pengamen di Kota Makassar. Universitas Hasanuddin.

Prastowo, A. 2011., Metode Penelitian Kualitatif : Dalam Perspektif Rancangan

Penelitian, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media.

Puskesmas Bantimurung 2015. Profil Kesehatan Puskesmas Bantimurung 2015.

Maros.

Putra, Wahyu M., 2014. Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan

Nasional di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan Tahun 21014.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Putri, K. Kunthi Makayasa., 2015. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Poli

KIA/ KB dengan Derajat Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas

Kabupaten Jember. Universitas Jember.

Respati, Shinta A., 2015. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Tingkat

Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Halmahera Kota Semarang

Tahun 2014. Universitas Negeri Semarang.

Page 109: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

94

Rukmana, Novayanti S., 2013. Implementasi Program Jaminan Kesehatan Gratis

Daerah di Puskesmas Sumbang Kecamatan Curio Enrekang. Universitas

Hasanuddin.

Sangadah, Rohmatu., 2016. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pelaksanaan Upaya Pencegahan Kematian Ibu di Kabupaten Klaten dan

Kota Surabaya. Universitas Airlangga Surabaya.

Saryono& Anggreani, D., 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang

Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika.

Sidin, Indahwaty., 2013. Analisis Kebijakan Kesehatan UU No. 44 Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit. Universitas Hasanuddin.

Supriady., 2015. Analisis Implementasi Kebijakan Qanun Kota Banda Aceh

Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

Balita di Kota Banda Aceh Tahun 2015. Universitas Sumatra Utara

Medan.

Wardani, Diadjeng S., 2009. Kepatuhan Bidan Praktek Swasta dalam Pelaporan

Pencatatan Pelayanan KIA di Kabupaten Blitar Propinsi Jawa Timur

Tahun 2009. Universitas Diponegoro.

Page 110: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

LAMPIRAN

Page 111: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO 63 TAHUN 2015

TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN

ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MAROS

(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung)

1. Hari/ Tanggal Wawancara :

2. Tempat Wawancara :

3. Nama Informan :

4. Jenis Kelamin :

5. Umur :

6. Alamat :

7. Pedidikan Terakhir :

8. Pekerjaan :

Pertanyaan Penelitian untuk Pemerintah Daerah

A. Input

1. Apakah petugas kesehatan mampu dan disiplin dalam menjalankan

suatu kegiatan dalam menyukseskan program-program kesehatan yang

di buat oleh pemerintah?

2. Program-program apa saja yang dikeluarkan pemerintah/ Dinas

Kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak

balita?

Page 112: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

3. Berapa biaya yang dikeluarkan pemerintah/ Dinas Kesehatan dalam

menjalankan program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak

Balita (KIBBLA) ?

4. Bagaimana prosedur kerja/Standar Operasional Prosedur(SOP) yang

diterapkan Pemerinta/ Dinas Kesehatan dalam menyukseskan program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA)?

5. Kapan jadwal kegiatan Pemerintah/Dinas Kesehatan dalam

melaksanaan program-programnya?

B. Proses

1. Apa saja yang diberikan Pemerintah/Dinas Kesehatan dalam

meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir,

Bayi dan Anak Balita (KIBBLA)?

2. Bagaimana sistem komunikasi dan kerjasama yang ada di Pemerintah/

Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam menjalankan program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA)?

3. Bagaimana cara pemerintah/ Dinas Kesehatan dalam memberikan

informasi kepada tenaga-tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit

dan Puskesmas tentang pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir,

Bayi dan Anak Balita (KIBBLA)?

Page 113: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

C. Output

1. Pada tahun 2012 pembuatan peraturan daerah tentang Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) dan telah

dilaksanankan ditahun 2015. Apakah pemerintah sudah berhasil dalam

menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak balita?

2. Apa saja kendala yang dihadapi pemerintah/ Dinas Kesehatan dalam

menjalankan program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak

Balita (KIBBLA) ini?

Page 114: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO. 63 TAHUN 2015

TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN

ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MAROS

(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung)

1. Hari/ Tanggal Wawancara :

2. Tempat Wawancara :

3. Nama Informan :

4. Jenis Kelamin :

5. Umur :

6. Alamat :

7. Pedidikan Terakhir :

8. Pekerjaan :

Pertanyaan Penelitian untuk Petugas Kesehatan

A. Input

1. Apakah petugas kesehatan mampu dan disiplin dalam menjalankan

suatu kegiatan dalam menyukseskan program-program kesehatan yang

dibuat oleh puskesmas?

2. Apakah program kegiatan kesehatan ibu dan anak yang ada di

Puskesmas sesuai dengan proram kegiatan yang ada di Dinas

Kesehatan?

Page 115: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

3. Darimana biaya yang di dapatkan puskesmas dalam menjalankan

program kesehatan ibu, bayi dan anak balita?

4. Bagaimana prosedur kerja/ Standar Operasional Prosedur (SOP) di

puskesmas, posyandu, bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),

Manajemen Terpadu Balita (MTBS) dan Imunisasi?

5. Kapan jadwal kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dilaksanakan

dipuskesmas mapun diluar puskesmas?

B. Proses

1. Fasilitas apa saja yang di sediakan puskesmas dalam pemeriksaan

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir,Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) ?

2. Apakah peralatan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak

Balita (KBBLA) ?

3. Bagaimana petugas kesehatan dalam melayani pasien?

4. Bagaimana sistem komunikasi dan kerjasama yang ada di puskesmas

dengan Dinas Kesehatan dalam menjalankan program Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir,Bayi dan Anak Balita (KIBBLA) ?

5. Bagaimana cara puskesmas memberikan informasi tentang kegiatan-

kegiatan Kesehtan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita

(KIBBLA) kepada masyarakat?

Page 116: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

C. Output

1. Apakah puskesmas sudah berhasil menurunkan angka kematian ibu,

bayi dan anak balita?

2. Apasaja kendala yang dihadapi puskesmas dan posyandu dalam

menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak balita?

Page 117: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO. 63 TAHUN 2015

TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN

ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MAROS

(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung)

1. Hari/ Tanggal Wawancara :

2. Tempat Wawancara :

3. Nama Informan :

4. Jenis Kelamin :

5. Umur :

6. Alamat :

7. Pedidikan Terakhir :

8. Pekerjaan :

Pertanyaan Penelitian untuk Ibu yang sedang hamil, mempunyai bayi, dan

anak balita.

A. Input

1. Kegiatan kesehatan ibu dan anak apa saja yang ibu ketahui?

2. Berapa biaya yang ibu keluarkan ketika diperiksa petugas kesehatan.

Misalnya Bidan, Petugas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan

Imunisasi?

3. Kapan jadwal kegiatan kesehatan ibu dan anak dilakukan di Puskesmas

maupun diluar Puskesmas/ Posyandu yang ibu ketahui?

Page 118: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

B. Proses

1. Bagaimana tampilan bangunan Puskesmas/ Posyandu?

2. Bagaimana peralatan kesehatan di Puskesmas/ Posyandu?

3. Apakah petugas kesehatan di Puskesmas/ Posyandu melayani ibu

dengan cepat dan baik?

4. Apakah petugas kesehatan di Puskesmas tepat waktu dalam

kegiatannya?

5. Bagaimana ibu mendapatkan informasi tentang kegiatan-kegiatan di

Puskesmas/ Posyandu?

C. Output

1. Apa yang ibu rasakan ketika sudah di periksa oleh petugas kesehatan

di Puskesmas/ Posyandu?

2. Bagaimana perasaan ibu ketika anaknya sudah di imunisasi?

3. Apa saja kendala yang ibu rasakan dalam pelayanan kesehatan yang

ada di puskesmas/ Posyandu?

Page 119: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

LEMBAR OBSERVASI

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO 63 TAHUN 2015

TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN

ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MAROS

(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung)

No

Fasilitas Puskesmas

Ya

Tidak

Hasil Observasi

1 Pelaksanaan P4K

- Mendata seluruh ibu hamil

- Memasang stiker P4K di

setiap rumah ibu hamil

- Membuat perencanaa

persalinan

Ada, dilaksanakan di setiap posyandu

dan yang bertanggung jawab setiap

bidan desa.

2 Penyuluhan KIA

- Pemeliharaan kesehatan ibu

hamil dan menyusui serta

bayi, anak balita dan anak

seklah

- Deteksi dini faktor resiko

ibu hamil

- Pemantauan tumbuh

kembang balita

- Imunisasi Tetabus Toxoid 2

kali pada ibu hamil serta

BCG, DPT, dan Polio 3

Ada, tergantung kesepakatan antara

bidan desa dengan masyarakat, kapan

bisa melaksanakan kegiatan ini dan

tinggal menginformasikan ke kami

yang ada di puskesmas.

3 Kelas Ibu Hamil

- Materi umum ibu hamil

- Perawatan kehamilan

- Materi persalinan dan

perawatan nifas

- Materi perawatan bayi

Ada, tergantung kesepakatan antara

bidan desa dengan masyarakat, kapan

bisa melaksanakan kegiatan ini dan

tinggal menginformasikan ke kami

yang ada di puskesmas. Biasanya

sebulan bisa empat desa.

4 Imunisasi

- Imunisasi dasar pada ibu

hamil

- Imunisasi dasar pada bayi

- Imunisasi dalam

Ada, dilaksanakan di Puskesmas dan

Posyandu setiap desa. Di Kecamatan

Bantimurung ini terdapat 39 Posyandu

dari enam desa dan dua kelurahan.

Setiap kegiatan posyandu di desa ada

Page 120: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

penanggulangan kejadian

luar biasa (KLB)

- Imunisasi tambahan

(Backlog fighting dan

Crash program)

- Imunisasi calon pengantin

tanggalnya sehingga bisa di pantau

setiap kegiatannya.

5 Cakupan pelayanan kesehatan ibu

nifas (KF3)

- kunjungan pertama (KF1)

pada 6 jam setelah

persalinan sampai 3 hari

- kunjungan nifas (KF2)

dilakukan pada minggu

ke 2 setelah persalinan

- kunjungan nifas ke 3

(KF3) dilakukan pada

minggu ke 6 setelah

persalinan.

Ada, ketika pasien bersalin di

Puskesmas dan ketika pasien datang

lagi berkunjung setelah minggu ke-2

dan minggu ke-6 bersalin itu di periksa

dibagian Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA).

6 Pelayanan Posyandu (Pos

Pelayanan Terpadu)

- Kesehatan ibu dan anak

- Keluarga berencana

- Imunisasi

- Gizi

- Pencegahan dan

penanggulangan diare

Ada di setiap Desa.

1. Desa Kalabbirang, ada tiga

posyandu.

2. Desa Leang-Leang, ada tiga

posyandu.

3. Desa Tukamasea, ada lima

posyandu.

4. Desa Baruga, ada lima

posyandu.

5. Desa Mangeloreng, ada empat

posyandu.

6. Desa Mattoanging, ada lima

posyandu.

7. Desa Minasa Baji, ada enam

posyandu.

8. Desa Alatengae, ada delapan

posyandu.

7 Pemeriksaan Bayi dan Balita

- Penimbangan berat badan

- Pengukuran panjang badan

- Pengukuran lingkar kepala

- Pemeriksaan mata

- Peeriksaan mulut

- Pemeriksaan telinga

- Pemeriksaan leher

- Peeriksaan tangan

Ada, di bagian MTBS (Manajemen

Terpadu Balita Sakit) di Puskesmas

dan ada juga di Posyandu di setiap

desa.

Page 121: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

- Pemeriksaan kaki

- Pemeriksaan genetalia

- Pemeriksaan anus dan

rectum

- Pemeriksaan laring

8 Buku Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA)

Ada, setiap ibu hamil, bayi dan balita

memiliki buku ini.

9 Dokter Ada, tiga dokter umum dan dua dokter

gigi.

10 Bidan Ada, sembilan belas orang.

11 Tenaga Kesehatan

- Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA)

- Imunisasi

- MTBS (Manajemen

Terpadu Balita Sakit)

Jumlah tenaga kesehatan di setiap

bagian:

1. Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), ada sembilan orang.

2. Imunisasi, ada tiga orang.

3. MTBS (Manajemen Terpadu

Balita Sakit), ada tiga orang.

12 Ruang Bersalin Ada, satu ruangan di bagian Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA)

13 Ruang Imunisasi Ada, satu ruangan.

14 Ruang MTBS (Manajemen Terpadu

Balita Sakit)

Ada, satu ruangan.

15 Ruangan Obat Ada, satu ruangan.

15 Bidan desa Ada, delapan orang.

16 Ambulan Ada, satu mobil.

Observasi dilakukan dengan melihat lingkungan sikitar untuk melihat

serta membandingkan informan satu sengan informan yang lain. Observasi juga

dilakukan terhadap informan itu sendiri untuk mengklarifikasi pelaksanaan

peraturan daerah itu sendiri. Selain itu observasi juga dilakukan untuk melihat

tenaga kerja yang melaksanakan peraturan daerah tersebut, melihat fasilitas

penunjang yang digunakan dalam pelaksanaan peraturan daerah tersebut dan juga

observasi dilakukan dengan mengetahui pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah dengan puskesmas dan masyarakat. Hasil observasi tersebut kemudian

dibandingkan dengan hasil wawancara yang dilakukan.

Page 122: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO 63 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN

IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DANANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MAROS

(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung)

1. Pemerintah Daerah

Masukan (Input)

Pertanyaan Informan Umur Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan

Apakah petugas

kesehatan mampu

dan disiplin dalam

menjalankan suatu

kegiatan dalam

menyukseskan

program-program

kesehatan yang

dibuat oleh

pemerintah ?

BY 45

Sesuai ji SOPnya semua. cuman di

KIBBLA itu banyak orang yang

terlibat misalnya di setiap desa

sasarannya. Terus banyak yang

dibahas di dalam KIBBLA itu

dengan prosedur kerjanya yah

sesuai ji.

Informan mengatakan sudah

Sesuai dengan SOP. Tapi di bagian

KIBBLA ini banyak yang terlibat

di dalamnya dan siapa saja

sasarannya. Di dalam KIBBLA

juga banyak yang dibahas.

Petugas kesehatan menjalankan

auatu program pasti sesuai dengan

Standar Oprasional Prosedur

(SOP). Ketika sudah di berukan

amanah petugas kesehatan harus

mampu dan siap disiplin dalam

bekerja. Karna di dalam suatu

element atau ibarat satu rumah

kita harus menyukseskan semua

kegiatan yang ada di rumah

tersebut.

MR 29

Karna kita di sini dinding sektor,

kita disini sebenarnya kan cuman

produk hukum yang mau di koreksi,

drafnya itu masuk kesini dulu baru

dikoreksi kemudian nanti dibahas

instalasi masing-masing dan

kemudian kalau sudah jadi didalam

bentuk produk hukum dikembalikan

ke diding sektornya (SKPD) untuk

melaksanakan. Jadi kita bukan

kapasitasnya untuk memantau

pelaksanaan.

Informan mengatakan bagian

hukum ini hanyadinding sektor.

Hanya mengoreksi draf yang

dimasuk dan kemudian di bahas

instalasi masing-masing

dalambentu produk hukum dan

dikembalikan kepada SKPD yang

membuat peraturan untuk

dilaksanakan dan memantau

pelaksanaan tersebut.

Page 123: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Program-program

apa saja yang

dikeluarkan

pemerintah/ Dinas

Kesehatan dalam

menurunkan angka

kematian ibu, bayi,

dan anak balita?

BY 45

Tentu banyak programnya. Contohnya saja seperti pelayanan

kesehatan ibu hamil, pertolongan

persalinan, cakupan pelayanan

kesehatan ibu nifas (KF3),

penanganan komplikasi obstetri

dan neonatal, cakupan neonatal,

pelayanan kesehatan bayi,

pelayanan kesehatan balita,

imunisasi dasar pada bayi, dan

imunisasi dasar pada ibu hamil.

Informan mengatakan banyak program pemerintah dalam

menurunkan angka kematian ibu,

bayi dan anak balita. Seperti

pelayanan kesehatan ibu hamil,

pertolongan persalinan, cakupan

pelayanan kesehatan ibu nifas

(KF3), penanganan komplikasi

obstetri dan neonatal, cakupan

neonatal, pelayanan kesehatan bayi,

pelayanan kesehatan balita,

imunisasi dasar pada bayi, dan

imunisasi dasar pada ibu hamil.

Program yang di keluarka berupa pelayanan kesehatan ibu hamil,

pertolongan persalinan, cakupan

pelayanan kesehatan ibu nifas

(KF3), penanganan komplikasi

obstetri dan neonatal, cakupan

neonatal, pelayanan kesehatan

bayi, pelayanan kesehatan balita,

imunisasi dasar pada bayi, dan

imunisasi dasar pada ibu hamil.

MR 29

Itu juga kalau secara teknis kalau

begitu kita tidak terlalu tau yang

kita tau adalah keberadaan

peraturannya. Ada aturan seperti

ini dan ada perintahkan. Misalnya

peraturan mentri didelegasikan

dibuat bentuk perda atau perbuk,

nah kita punya tugas untuk

mengingatkan SKPD bahwa ini

harus dibuat perdanya atau perbuk

sebagai dasar dalam melaksanakan

kegiatan.

Informan mengatakan kami hanya

tau keberadaan peraturannya tapi

secara teknisnya tidak tau. Tugas

kami hanya mengingatkan kepada

SKPD bahwa harus dibuat menjadi

perda atau perbuk.

Berapa biaya

dikeluarkan

pemerintah/ Dinas

Kesehatan dalam

menjalankan

program Kesehatan

BY 45

Belum ada untuk khusus perda ini.

Tapi ada dari LSM yang urus

sampai selesai. LSM juga

membantu, menfasilitasi, dan

mediasi kita menyelesaikan perda

ini. Kalau biaya dari pemerintah

sendri belum ada. Tapi program-

Informan mengatakan dalam

pembentukan perda ini ada campur

tangan dar pihak lain yaitu LSM

yang membantu, menfasilitasi dan

mediasi dalam menyelesaikan

perda ini sehingga bisa

dilaksanakan. Tapi program-

Biaya yang dikeluarkan untuk

susatu program masih belum

teralisasi. Ketika peraturan ini

mau di bentuk bukan pemerintah

yang banyak andil di dalamnya

melainda ada orang lain/

organisasi lain membatu,

Page 124: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Ibu, Bayi Baru

Lahir, Bayi, dan

Anak Balita

(KIBBLA)?

program peraturan ini berjalan ji dengan adanya jaminan kesehatan

dari pemerintah.

program peraturan ini berjalan dengan adanya jaminan kesehatan

dari pemerintah kepada masyarakat.

menfasilitasi dan mediasi hingga terbentuknya ini perda.

MR 29

Untuk perda dibuat drafnya dulu.

Pertama sekali itu ada naskah

akademik. Setelah ada naskah

akademik baru dibikin drafnya,

drafnya dari SKPD pemuda karsa

dalam hal ini kalau KIBBLA Dinas

Kesehatan. Kemudian kalau sudah

ada draf kita koreksi disini artinya

kita sesuaikan dasar-dasar

Yuridisnya, undang-undang ini

yang diberlakukan menjadi dasar

masih berlaku atau tidak, kemudian

dasar sosioligisnya kenapa haus

ada perda ini? Kemudian

filisofinya untuk apa itu perda?

Kenapa harus berbentuk perda?

Itu saja sebenarnya untuk teknisnya

atau pelaksanaannya SKPD

masing- masing dantau berapa

anggarannya.

Informan mengatakan mereka

hanya tau proses pembentukan

perda tersebut. Sebenarnya yang

tau masalah anggaran dan

pelaksanaannya yaitu SKPDnya.

Bagaimana

prosedur kerja/

Standar

Operasional

Prosedur (SOP)

yang diterapkan

pemerintah/ Dinas

Kesehatan dalam

BY 45

Meningkatkan kualitas hidup,

meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan, meningkatkan

pembangunan wilayah kesehatan

dan kawasan sehat, dan

meningkatkan kuaitas sumber daya

kesehatan.

Informan mengatakan untuk

Meningkatkan kualitas hidup,

meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan, meningkatkan

pembangunan wilayah kesehatan

dan kawasan sehat, dan

meningkatkan kuaitas sumber daya

kesehatan.

Meningkatkan kualitas hidup,

meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan, meningkatkan

pembangunan wilayah kesehatan

dan kawasan sehat, dan

meningkatkan kuaitas sumber

daya kesehatan. Setiap intansi

pasti memiliki Standar

Operasional Prosedur (SOP) biar

Page 125: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

menyukseskan

program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir, Bayi, dan

Anak Balita

(KIBBLA)?

MR 29

Disini dapurnya produk hukum, disini kita mengolah draf menjadi

produk hukum yang jadi. Artinya

dari SKPD itu kita yang perbaiki

kemudian jadilah produk hukum

dan dikembalikan ke SKPDnya.

Informan mengatankan mereka adalah dapur hukum disini kita

mengolah draf menjadi produk

hukum. Kita hanya memperbaiki

dan mengoreksi dan di kembalikan

lagi ke SKPDnya.

kerjanya sesuai dengan yang di harapkan.

Kapan jadwal

kegiatan

pemeritah/ Dinas

Kesehatan dalam

melaksanakan

program-

programnya ?

BY 45

Tergantung kesepakatan kita

bersama karna banyak yang

terlibat di dalamnya. Entah itu dari

puskesmas, posyandu, disetiap

desa, kecamatannya dan lain-

lainnya.

Informan mengatakan kesepakatan

bersama karna banyak yang terlibat

dalam kegiatan ini. Baik dari

puskesmas, posyandu, setiap desa,

kecamatan dan lainnya.

Seiap ada kegiatan pasti ada

kesepakatan bersama supaya

kegiatan tersebut berjalan dengan

baik. Karna banyak yang terlibat

ketika ada kegiatan bukan hanya

bagian kami tapi kecamatan, desa-

desa, puskesmas, posyandu dan

instalasi lainnya. MR 29

Teknisnya yang tau (Dinas

Kesehatan)

Informan mengatakan teknis yang

tau (Dinas Kesehatan)

Proses (process)

Pertanyaan Informan Umur Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan

Apa saja yang

diberikan

pemerintah/ Dinas

Kesehatan dalam

meningkatkan

kualitas pelayanan

Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir,

Bayi, dan Anak

Balita (KIBBLA)?

BY 45

Kalau didalam KIBBLA selama

berjalan belum ada apa yang

diberikan pemerintah. Perhatian

khusus pemerintah kurang dalam

perda ini. Tapi kalau dari kita

sendiri Dinas Kesehatan kalau ada

pelatihan-pelatihan kita liat bidan

yang bagus itu biasanya di usulkan

dalam memberikan suport dam

penghargaan kepada dia.

Informan mengatakan selama

KIBBLA berjalan belum ada apa

yang diberikan pemerintah. Tapi

kalau dari kita sendiri Dinas

Kesehatan kalau ada pelatihan-

pelatihan kita liat bidan yang bagus

kami berikan pernghargaan kepada

dia.

Belum ada uluran tangan dari

pemerintah dalam peraturan

KIBBLA ini. Tapi Dinas

Kesehatan memberikan

penghargaan kepada petugas

kesehatan yang rajin dan teladan.

Sehingga meraka semangat dalam

bekerja.

MR 29

Teknisnya yang tau (Dinas

Kesehatan)

Informan mengatakan teknis yang

tau (Dinas Kesehatan)

Page 126: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Bagaimana sistem

komunikasi dan

kerja sama

Pemerinta/ Dinas

Kesehatan dan

Puskesmas dalam

menjalankan

program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir, Bayi dan

Anak Balita

(KIBBLA)?

BY 45

Cukup baik. Kita komunikasi ada pertemuan

tiga bulan sekali, dan biasa kita

menyurati semua puskesmas.

Informan mengatakan antara puskesmas dan dinas kesehatan

sistem komunikasinya berjalan

dengan baik. Setiap tiga bulan kami

mengadakan pertemuan.

Puskesmas dan dinas kesehatan komunikasinya berjalan dengan

baik. Tiga bulan sekali kami

mengadakan pertemuan untuk

membahas semuanya.

MR 29

Teknisnya yang tau (Dinas

Kesehatan)

Informan mengatakan teknis yang

tau (Dinas Kesehatan)

Bagaimana cara

pemerintah/ Dinas

Kesehatan dalam

memberikan

informasi kepada

tenaga-tenaga

kesehatan yang ada

di Rumah Sakit

dan Puskesmas

tentang pelayanan

Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir,

Bayi dan Anak

Balita (KIBBLA)?

BY 45

pastinya ada penyuratan di setiap

puskesmas, bidan desa, dan

instansi-instansi lainnya. Setiap

ada kegiatan, kita juga biasanya

menyampaikan informasi ketika

pertemuan tiga bulan sekali dan

biasa juga dalam pelatihan-

pelatihan tenaga kesehatan.

Informan mengatakan setiap ada

kegiatan di Dinas Kesehatan,

mereka akan membagian surat di

setiap puskesmas bidan desa, dan

instalasi-instalasilainnya. Biasa

juga di sampaikan informasinya

secara langsung ketika pertemuan

tiga bulan sekali dan ketika ada

pelatihan-pelatihan tenaga

kesehatan.

Setiap ada kegiatan pasti ada

persuratan dan di bagikan

puskesmas bidan desa, dan

instalasi-instalasilainnya.

informasinya juga disampaikan

secara langsung ketika pertemuan

tiga bulan sekali dan ketika ada

pelatihan-pelatihan tenaga

kesehatan.

MR 29

Teknisnya yang tau (Dinas

Kesehatan)

Informan mengatakan teknis yang

tau (Dinas Kesehatan)

Page 127: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Keluaran (Output)

Pertanyaan Informan Umur Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan

Apakah

pemerintah/ Dinas

Kesehatan berhasil

dalam menurunkan

angka kematian

ibu, bayi, dan anak

balita dengan

adanya perda ini?

BY 45

Kalau dari tahun 2015-2017

sebenarnya sih kalau dilihat

jumlahnya belum ada perubahan

yang signifikan, tapi sitemnya itu

mulai lah dari teman-teman ada

perubahan dalam menurunkan

angka kematian ibu, bayi dan anak

balita.

Informan mengatakan dari tahun

2015-2017 dilihat dari jumlahnya

belum ada perubahan yang

signifikan, tapi sistem program-

programnya sudah ada perubahan

dalam menurunkan angka kematian

ibu, bayi dan anak balita.

Dari tahun 2015-2017 belum ada

perubahan yang signifikan tapi

dari sistem program sudah ada

perubahan dalam menurunkan

angka kematian ibu, bayi dan

anak balita.

MR 29

Teknisnya yang tau (Dinas

Kesehatan)

Informan mengatakan teknis yang

tau (Dinas Kesehatan)

Apa saja kendala

yang dihadapi

pemerintah/ Dinas

Kesehatan dalam

menjalankan

program Kesehtan

Ibu, Bayi Baru

Lahir, Bayi dan

Anak Balita

(KIBBLA)?

BY 45

Kalau mau melihat kendalanya

bukan hanya satu pihak bukan

hanya bidan to’ banyak orang yang

terlibat disitu. Keluarga ibu hamil

itu sendiri. Kalau menurunkan

angka kematian ini bukan hanya

dari bidan itu sendiri tapi banyak

yang terlibat di dalamnya. Pihak

keluarga, pemerintah setempat,

dari progra lainjuga. Jadi bukan

hanya bagian KIA semata

menurunkan angka kematian.

Disini juga bukan cuman satu yang

bertanggung jawab tapi semua

terlibat seperti Dinas Kesehatan,

Bidan yang di puskesmas maupun

di desa, bagian KIA yang

menangani dan kesadaran keluarga

yang bersangkutan sehingga bisa

berjalan lancar peraturan tersebut

dan menurukan angka kematian ibu

bayi dan anak balita.

Kendala di sini bukan cuman satu

yang bertanggung jawab tapi

semua terlibat seperti Dinas

Kesehatan, Bidan yang di

puskesmas maupun di desa,

bagian KIA yang menangani dan

kesadaran keluarga yang

bersangkutan sehingga bisa

berjalan lancar peraturan tersebut

dan menurukan angka kematian

ibu bayi dan anak balita.

MR 29

Teknisnya yang tau (Dinas

Kesehatan)

Informan mengatakan teknis yang

tau (Dinas Kesehatan)

Page 128: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

2. Petugas Kesehatan Puskesmas

Masukan (input)

Pertanyaan Informan Umur Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan

Apakah petugas

kesehatan mampu

dan disiplin dalam

menjalankan suatu

kegiatan dalam

menyukseskan

program-program

kesehatan yang

dibuat oleh

puskesmas?

MI 40

Enam puluh PNS, Magang tiga

puluan.

Insya Allah kami berusaha

semampu kami dalam

menyukseskan program-program

yang ada di Puskesmas

Bantimurung.

Informan mengatakan dipuskesmas

memiliki enam puluh Pegawai

Negri Sipil (PNS) dan magang tiga

puluh. Kami juga berusaha dalam

menyukseskan program-program

kami.

Petugas kesehatan setiap

bagian sudah memenuhi

standar. Semua berkerja

mampu dan disiplin dlam

mengerjakan semua tugas-

tugasnya di setiap bagiannya.

DT 41

Dua Pegawai Negri Sipil, magang

tujuh orang.

Mampuji dan di siplin ketika ada di

kerjakan.

Informan mengatakan petugas

kesehatan dibagian ini ada dua

Pegawai Negri Sipil (PNS),

magang tujuh orang. Semuanya

disiplin dalam tugas yang

dikerjakan.

FS 38

Tiga orang. Satu koordinator, satu

bidan, satu perawat.

Saya rasa sesuai ji, semua kerja ji

sesuai bagiannya.

Informan mengatakan petugas

kesehatan dibagian ini ada tiga

orang. Ada koordinator, bidan dan

perawat. Bekerja sesuai dengan

bagiannya.

SM 35

Petugas ada dua, satu koordinator

dan satunya pelaksana. Semua

jalan ji dengan semestinya.

Informat mengatakan petugas

kesehatan dibagian ini dua orang.

Ada koordinator dan bagian

pelaksanaan. Berjalan sesuai

dengan bagaimana mestinya.

HB 36

Tenaga kesehatannya empat orang

bidan dan satu mantri. Semua

kerjaji, di siplin ji.

Informan mengatakan petugas

kesehatan dibagian ini ada empat

orang bidan, dan mantri satu orang.

Semua kerja dan disiplin dalam

bekerja.

Page 129: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

SK 27

Tenaga kesehatannya tiga bidan dan satu mantri. Kerjaji pas ada

kegiatan.

Informan mengatakan petugas kesehatan dibagian ini ada tiga

orang bidan dan satu orang mantri.

Bekerja ketika kegiatan

berlangsung.

Apakah program

kegiatan kesehatan

ibu, bayi dan anak

balita yang ada di

Puskesmas sesuai

dengan proram

kegiatan yang ada

di Dinas

Kesehatan?

MI 40

Semua program puskesmas dari

Dinas Kesehatan program

Nasional. Kalau mungkin ada

inovasi-inivasi itu tergantung dari

puskesmas itu sendiri.

Informan mengatakan program

yang ada di puskesmas sesuai

dengan yang di keluarkan Dinas

Kesehatan.

Semua program kegiatan yang

ada di puskesmas sesuai

dengan yang di keluarkan

Dinas Kesehatan. Karna

puskesmas hanya menjalankan

programnya sebagai mana

mestinya dalam menyukseskan

apa yang menjadi target di

suatu peraturan.

DT 41

Sesuai dengan Dinas Kesehatan

dan di sepakati Puskesmas.

Informan mengatakan sesuai

dengan Dinas Kesehatan yang di

sepakati Puskesmas.

FS 38

Ya pasti sesuai dengan yang di

keluarkan Dinas Kesehatan dan di

buat sama puskesmas.

Informan mengatakan program

yang di puskesmas sesuai dengan

Dinas Kesehatan.

SM 35

Sesuai dengan yang di keluarkan

Dinas Kesehatan. Kegiatan luar

gedung,dalam gedung, dan

distribusi sarana prasarana. Ada

suntik imunisasi, pelaksanaan BIAS

di sekolah spoit vaksin dan lain-

lain dan sesuai dengan dinas

kesehatan, sesuai dengan RUK

DAN RPK.

Informan mengatakan program

puskesmas sesuai dengan Dinas

Kesehatan. Tapi ada kegiatan di

luar gedung maupun didalam

gedung dari puskesmas.

HB 36

Sesuai ji. Karna kalo bagian itu

puskesmas yang tau. Yang kami tau

bagian posyandu ji.

Informan mengatakan puskesmas

yang mengetahui dan kami

menjalankan kegiatannya.

SK 27

Sesuai ji karna kita dinaungi oleh

puskesmas. Kita hanya

menjalankan kegiatannya.

Informan mengatakan puskesmas

yang mengetahui karna mereka

yang punya program mereka hanya

menjalankan kegiatannya.

MI 40 Dari JKN, biaya oprasional Informan mengatakan biaya ada Biaya ada dari JKN dan BOK.

Page 130: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Darimana biaya

yang di dapatkan

puskesmas dalam

menjalankan

program Kesehatan

Ibu, bayi dan anak

balita?

kesehatan dan BOP/ BOK dari JKN, BOP dan BOK.

DT 41

Sekarang kan sudah ada jaminan

kesehatan jadi pasien sudah tidak

susah-susah lagi membayar.

Informan mengatakan sudah ada

jaminan kesehatan bagi pasien.

FS 38

Saya rasa sekarang sudah tidak

keluarkan biaya yah karna sudah

ada jaminan kesehatan. Tapi kalau

yang tidak di tanggung mungkin d

bayar mugkin seperti obat.

Informan mengatakan sudah ada

jamina kesehatan dari pemerintah.

SM 35 Ada dari JKN dan BOK

Informan mengatakan biaya dari

JKN dan BOK.

HB 36

Kalo biaya sudah di tanggung

pemerintah, tapi kalau melahirkan

di rumah di denda, tapi kalau di

pus kesmas tidak ji.

Informan mengatakan memakai

jaminan kesehatan dari pemerintah.

Kecuali kalau bersalin di rumah

sendiri di kenakan denda pada ibu

melahirkan.

SK 27

Semuanya gratis kan sudah ada

jaminan kesehatan pemerintah.

Kita juga tinggal meneria dari

puskesmas.

Informan mengatakan sudah ada

jaminan kesehatan dari pemerintah

jadi tidak perlu membayar lagi.

Bagaimana

prosedur kerja/

Standar

Operasional

Prosedur (SOP) di

Puskesmas, Bagian

Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA),

Manajemen

Terpadu Balita

Sakit (MTBS) dan

MI 40 Semua sudah tertera di dalam visi

misi puskesmas.

Informan mengatakan kita bisa

melihat di visi misi puskesmas.

Semua bagian memiliki

Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang baik. Sehingga

ada patokan dalam

menyukseskan kegigiatan-

ketiatannya.

DT 41

Melayani dengan sepenuh hati dan

mendengarkan semua keluhan

pasien.

Informan mengatakan melayani

dengan baik dan mendengar semua

keluhan pasien.

FS 38

Pasien datang ke kartu baru ke

bagian MTBS terus dibagikan

formulir yang di suruh isi yang

didalamnyadi suruh ukur tingginya,

berat badannya, apa keluhannya di

tanya sudah berapa lama sakit apa

sudah minum obat atau sudah di

Informan mengatakan melayani

dengan baik dan memberikan

pengertian kepada pasien dengan

baik dan mudah dimengerti.

Page 131: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Imunisasi?

bawa kebidan desa, sudah itu klafikasikan lalu di kasih obat

untuk anak. Trus dilakukan

konseling cara minum obatnya dan

lain-lainnya. Kami juga

memberikan pengertian kepada

ibunya cara kasih minum obatnya.

SM 35

Dari pengambilan vaksin di Dinas

Kesehatan di simpan di puskesmas,

dari sini di distribusikan kesetiap

posyandu yang ada di desa masing-

masing 2 kelurahan 6 desa.

Informan mengatakan bagian ini

bertanggung jawabmengambil

vaksin di simpan di puskesmas dan

ditribusikan ke posyandu-posyandu

yang ada di desa.

HB 36 Kita harus melayani pasien dengan

baik.

Informan mengatakan melayani

pasien dengan baik.

SK 27 Kita melayani ji pasien dengan

baik dan sopan.

Informan mengatakan melayani

pasien dengan baik dan sopan.

Kapan jadwal

kegiatan Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir,Bayi dan

Anak Balita

(KIBBLA)

dilaksanakan

dipuskesmas

mapun diluar

puskesmas?

MI 40

Sebaiknya adek menanyakan di

setiap bagian yang lebih tau.

Seperti bagian KIA, MTBS, dan

Imunisasi.

Informan mengatakan yang lebih

tau adalah bagian KIA, MTBS, dan

Imunisasi.

Semua bagian mempunyai

kegiatan. Seperti Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA),

Manajemen Terpadu Balita

Sakit (MTBS), Imunisasi di

posyandu.

DT 41

Kegiatan posyandu ada, kita juga

ada kegiatan, tergantung ada

pembiayaan ada kegiatan. Diluar

jadwal pasien juga ada karna

kegiatan KIA banyak. Seperti ada

kegiatan sosialisasi, kelas ibu

hamil, itu kita tidak samakan sama

kegiatan posyandu. Kegiatan kelas

ibu hamil tergantung kesepakatan

antara bidan desa dan masyarakat

kapan bisa, tinggal menginfokan ke

kita. Sebulan cuman empat desa

kita datangi. Kita juga ada

Informan mengatakan bagian ini

ada kegiatan didalam puskesmas

maupun diluar puskesmas. Karna

kegiatan KIA banyak. Kegiatan

yang diluar gedung seperti

sosialisai masalah ibu hamil, kelas

ibu hamil, dan donor darah.

Page 132: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

kegiatan pemeriksaan golongan darah, HB, bagi ibu hamil dan

pendamping ibu hamil (suami/

keluarga). Karena sekarang

programnya semua ibu hamil

minimal memiliki empat calon

pendonor pada saat nanti

melahirkan.

FS 38

Setiap hari kami melayani ji. Di

bidan desa juga melayani.

Informan mengatakan setiap hari

melayani. Bidan desa juga

melayani.

SM 35

Sudah ada setiap jadwalnya empat

puluh posyandu satu bulan. Satu

desa itu ada lima posyandunya

ada satu saja posyandu.

Informan mengatakan ada jadwal

posyandu setiap bulannya.

HB 36

Sebulan sekali ji posyandu di buka.

Biasa juga kalau ada kegiatan

diluar posyandu dari puskesmas

baru ada kegiatan lagi.

Informan mengatakan sebulan

sekali. Kecuali ada kegiatan

puskesmas lagi di luar waktu

posyandu baru ada kegiatan.

SK 27 Sebulan sekali ji mbak. Informan mengatakan sebulan

sekali.

Proses (Process)

Pertanyaan Informan Umur Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan

Fasilitas apa saja

yang di sediakan

puskesmas dalam

pemeriksaan

Kesehatan Ibu,

Bayi Baru

MI 40

Saya rasa sudah lengkap. Saya mau

buat area ramah anak jadi semua

anak yang ada dipuskesmas biar

anak pasien pegawai bisa bermain

di area itu. Bagian lorong itu sudah

diukir entah itu ada beberapa

informasi supaya menarik juga

Informan mengatakan sudah

lengkap. Tapi dari pihak puskesmas

akan menambahkan area ramah

anak, jadi anak petugas dan pasien

bisa bermain di area tersebut.

Fasilitas yang ada di

puskesmas sudah lengkap.

Tetapi fasilitas di posyandu

kurang memadai.

Page 133: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Lahir,Bayi dan

Anak Balita

(KIBBLA) ?

untuk dilihat.

DT 41

Ruangan ada, Alkes ada, menurut

saya lengkap

Informan mengatakan bagian ini

mempunyai ruagan, alat kesehatan

dan lain-lainnya.

FS 38

Ruangan ada, dokter ada, obat ada. Informan mengatakan bagian ini

mempunyai ruangan dan obat-obat

juga ada.

SM 35

Ruangan ada, kendaraan dinas

ada. Kita tidak melayani imunisasi

di dalam gedung hanya pemberian

imunisasi untuk calon pengantin.

Kalau imunisasi dasar dan rutin

dilaksanakan di desa masing-

masing.

Informasi mengatakan bagian ini

mempunyai ruangan, ruangan obat,

dan kendaraan dinas

HB 36

Masih kurang. Seharusnya ada

lima meja cuman disini tidak

cukup, jadi langsung di data lalu

ditimbang.

Informan mengatakan masih

kurang fasilitasnya yang ada di

posyandu.

SK 27 Yah begini ji kondisiny. Kita mi

saja bahasakan bagaimana.

Informan mengatakan masih

kurang fasilitasnya.

Apakah peralatan

kesehatan bagian

Kesehatan Ibu,

Bayi Baru

Lahir,Bayi dan

Anak Balita

(KIBBLA) di

Puskesmas sudah

lengkap?

MI 40

Mungkin bisa ditanya disetiap

bagiannya masing-masing. Seperti

bagian KIA, MTBS, dan Imunisasi.

Informan mengatakan yang lebih

tau bagian KIA, MTBS, dan

imunisasi.

Peralatan yang ada di

puskesmas sudah lengkap.

Kecuali di posyandu masih

kurang peralatannya. DT 41

Sudah lengkap.

Informan mengatakan sudah

lengkap

FS 38

Alat-alat ukur tinggi badan,

peningbang berat badan dan alat

pemeriksaan untuk balita.

Informan mengatakan bagian ini

memiliki alat tinggi badn,

penimbang berat badan, dan alat

periksa untuk balita.

SM 35 Saya rasa sudah lengkap.

Infonman mengatakan sudah

lengkap.

HB 36 Belum lengkap. Informan mengatakan belum

Page 134: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

lengkap

SK 27 Belum lengkap. Informan mengatakan belum

lengkap.

Bagaimana petugas

kesehatan dalam

melayani pasien?

MI 40 Pasti kita harus baik lah dan

melayani dengan baik juga.

Informan mengatakan petugas

harus baik dalam melayani pasien.

Semua bagian melayani sesuai

dengan bagiannya. Seperti

Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS),

Imunisasi di posyandu.

DT 41

Kalau bagian ini langsung saja

kesini tidak pake nomor antrian.

Tapi kalo masuk di sni di data dulu

baru di periksa.

Informan mengatakan langsung

keruangannya tidak usah

mengambil nomor antrian.

FS 38

Pasien datang ke kartu baru ke

bagian MTBS terus dibagikan

formulir yang di suruh isi yang

didalamnyadi suruh ukur tingginya,

berat badannya, apa keluhannya di

tanya sudah berapa lama sakit apa

sudah minum obat atau sudah di

bawa kebidan desa, sudah itu

klafikasikan lalu di kasih obat

untuk anak. Trus dilakukan

konseling cara minum obatnya dan

lain-lainnya. Kami juga

memberikan pengertian kepada

ibunya cara kasih minum obatnya.

Informan mengatakan pasien

datang ke kartu langsung keruangan

dan dibagikan formulis untuk di isi

pasien.

SM 35

Dari pendaftaran sebenarnya kami

tidak melayani dalam gedung, saya

bergabung di KIA yang program

Kbnya dan imunisasi ibu hamil.

Kalau posyandu biasa saya turun

dan membantu bidan desa. Saya

gilir kalau misalnya saya bulan ini

tidak keposyandu itu maka bulan

depannya saya keposyandu itu

Informan mengatakan tidak

melayani di dalam gedung, bagian

ini bergabung di bagian KIA. Kalau

diluar gedung bagian kami

membantu di posyandu.

Page 135: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

tidak semua saya datangi karna saya kan koordinator, tugasnya

koordinator kan cuman membantu.

Dari pengambilan vaksin didinas

kesehatan di simpan di puskesmas,

dari sini di distribusikan kesetiap

posyandu yang ada di desa masing-

masing 2 kelurahan 6 desa.

HB 36

Ya yang saya bilang tadi mestinya

ada lima meja dan punya bagian

masing-masing mendata pasien

dan lain-lainnya.

Informan mengatakan di data terus

melakukan pemeriksaan, dan

imunisasi.

SK 27 Yah pasien datang kami data trus

ditimbang, imunisasi, dan lain-lain.

Informan mengatakan di data terus

imunisasi.

Bagaimana sistem

komunikasi dan

kerjasama yang

ada di puskesmas

dengan Dinas

Kesehatan dalam

menjalankan

program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir,Bayi dan

Anak Balita

(KIBBLA) ?

MI 40

Pasti ada persuratan, penyampaian

kedinas kesehatan Dinas Kesehatan

dan melihat setiap laporan

tahunan.

Informan mengatakan ada

persuratan, penyampaian langsung,

dan ada laporan tahunan.

Pastinya ada persuratan,

penyamaian langsung ketika

ada pertemuan, dan melihat

dari laporan-laporan yang

kami sampaikan.

DT 41

Mungkin secara surat menyurat itu

hanya Tata Usaha bagian atas

yang tau. Tapi biasanya ada

persuratan.

Informan mengatakan ada

persuratan.

FS 38

Persuratan, tpi biasa juga ada yang

dari Dinkes datang untuk

memantau ke puskesmas.

Informan mengatakan ada

persuratan dan biasa Dinkes

memantau semua kegiatan

puskesmas.

SM 35

Biasanya menyurat ke puskesmas

dan disampaikan kepala puskesmas

kepada kami. Ketika ada

pertemuan setiap perwakilan

puskesmas menyampaikan ke

petugas yang ada di puskesmas.

Informan mengatakan ada

persuratan. Ketika ada pertemuan

setiap perwakilan puskesmas

menyampaikan ke petugas yang ada

di puskesmas.

HB 36 Puskesmas yang tahu. Kita hanya Informan mengatakan puskesmas

Page 136: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

menginformasikan ki ke puskesmas dan mengumpul data-data ibu

hamil, melahirka, dan anak

imunisasi di desa ini.

yang menginformasikan.

RN 10 Dari puskesmas. Tapi biasa ada

persuratan.

Informan mengatakan dari

puskesmas dan ada persuratan.

Bagaimana cara

puskesmas

memberikan

informasi tentang

kegiatan-kegiatan

Kesehtan Ibu, Bayi

Baru Lahir, Bayi

dan Anak Balita

(KIBBLA) kepada

masyarakat?

MI 40

Persuratan dan sosialisasi kepada

masyarakat. Sosialisasi apa-apa

saja yang akan dilaksanakan

dipuskesmas, pelayanan diluar

gedung maupun didalam gedung itu

harus di sosialisasikan keluar.

Memang sudah ada jadwalnya tiap

tahun sudah di kirim ke kantor

desa, kecamatan, ke lingkungan-

lingkungan, dan posyandu-

posyandu. Jadi mereka tahu ada

kegiatan seperti ini.

Informan mengatakan dengan cara

sosialisasi. Setiap kegiatan sudah

ada dibuat puskesmas dan

dibagikan ke posyandu, kantor

desa, kecamatan, lingkungan-

lingkungan dan posyandu-

posyandu.

Dengan cara sosialisasi. Setiap

kegiatan sudah ada dibuat

puskesmas dan dibagikan ke

posyandu, kantor desa,

kecamatan, lingkungan-

lingkungan dan posyandu-

posyandu. Biasa juga petugas

kesehatan menyampaikan

langsung ketika bertemu

dengan pasien.

DT 41

Pas kegiatan posyandu atau

lansung ke pasien ketika datang

memeriksa.

Informan menagatakan ketika

kegiatan posyandu, bisa juga

langsung dengan pasien ketika

datang memeriksa.

FS 38

Pas kegiatan posyandu dan di

puskesmas langsung di sampaikan

biasanya,

Informan mengatakan ketika

kegiatan posyandu dan di

sampaikan secara langsung kepada

pasien.

SM 35 Ketika ada kegiatan posyandu dan

di puskesmas langsung.

Informan mengatakan kegiatan

posyandu dan puskesmas

HB 36 Setiap posyandu kami selalu kasih

ingat ibu-ibu yang datang.

Informan mengatakan posyandu

dan ketika ketemu dengan pasien

SK 27 Di posyandu Informan mengatakan ketika

kegiatan posyandu.

Page 137: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Keluaran (Output)

Pertanyaan Informan Umur Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan

Apakah puskesmas

sudah berhasil

menurunkan angka

kematian ibu, bayi

dan anak balita?

MI 40

Karna saya baru satu bulan

menjabat di sini. Saya juga belum

melihat laporan tahunannya dan

membandingkannya. Tapi kalau

secara fisik puskesmas saya sedikit

demi sedikit merenovasi dan

menata puskesmas ini.

Informan mengatakan masih baru

menjabat jadi belu banyak tau. Tapi

kalau secara fisik puskesmas sudah

banyak yang berubah.

Ada penurunan angka

kematian ibu, bayi dan anak

balita. Karna itu yang di

harapkan dalam suatu program

dan dibuatkanlah kegiatan

sehingga ada perubahan dari

tahun sebelumnya.

DT 41 Adaji Penurunan. Informan mengatakan ada

penurunan.

FS 38 Adaji penurunan. Informan mengatakan ada

penurunan.

SM 35 Adaji penurunan. Informan mengatakan ada

penurunan.

HB 36 Mungkin ada. Informan mengatakan

kemungkinan ada.

SK 27 Ada penurunan. Karna tidak ada pi

kasus lagi.

Informan mengatakan ada

penurunan, karna belum ada kasus.

Apa saja kendala

yang dihadapi

puskesmas/

posyandu dalam

menurunkan angka

kematian ibu, bayi

dan anak balita?

MI 40

Tidak ada, apa pi yang di

kendalakan. Kendaraan oprasional

ada, biaya oprasional ada, tenaga

ada, sasaran jelas, walaupun

cakupan rendah tapi tidak ada

alasan buat rendah. Letak

geografis juga aman nda ada

perbukitan, pabrik, pertambangan

yang sulit dijangkau.

Informan mengatakan sudah tidak

ada kendala walaupun cakupan

rendah tapi tidak ada alasan buat

rendah karna semua fasilitas

lengkap, tenaga ada, biaya

oprasional dan sasaran juga jelas.

Di puskesmas sudah tidak

begitubanyak kendala yang di

hadapi petugas kesehatan

dalam kegiatan di dalam

gedungnya akan tetapi kegitan

di luar gedung mengalami

kendala dari masyarakat yang

kurang antusias dalam

kegiatan yang di adakan

puskesmas.

DT 38

Kalau kendala biasanya kegiatan

diluar gedung karena banyak

masyarakat tidak banayak datang

itu juga mempengaruhi kesuksesan

kegiatan kita.

Informan mengatakan kendalanya

ketika ada kegiatan diluar

puskesmas, masyarakatnya banyak

yang tidak bisa datang itu juga

mempengaruhi kesuksesan kegiatan

Page 138: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

kita.

FS 35 Kendala tidak ada ji Informan mengatakan tidak ada

kendala

SM 36

Masih ada masyarakat pahamnya

isinya vaksin itu mengandung unsur

babi jadi masih ada beberapa KK

yang di desa Leang-Leang pantang

dengan imunisasi.

Karna masyarakat disina masih

mengira imunisasi mengandung

babi makanya tidak mau di

imunisasi.

Informan mengatakan masih

masarakan masih kurang paham

dengan masalah imunisasi. Karna

ada desa yang tidak mau di

imunisasi mengira vaksin imunisasi

masih mengandung unsur babi.

HB 27 Yah fasilitasnya kurang lengkap Informan mengatakan fasilitasnya

kurrang lengkap.

SK 27

Masih ada masyarakat yang tidak

mau di imunisasi anaknya. Dan

fasilitasnya kurang lengkap.

Informan mengatakan masih ada

masyarakat yang tidak mau di

imunisasi anaknya dan fasilitas d

posyandu masih kurang.

Page 139: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

3. Ibu sedang hamil, mempunyai bayi, dan anak balita

Masukan (Input)

Pertanyaan Informan Umur Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan

Kegiatan kesehatan

ibu dan anak apa

saja yang ibu

ketahui?

HM 37 Imunisasi ji sama periksa kehamilan di

posyandu setiap satu bulan.

Satu orang mengatakan

imunisasi

Empat orang mengatakan

imunisasi, penimbangan, dan

KB

Sudah banyak orang yang

mengetahui dan paham apa

saja kegiatan puskesmas dan

posyandu. LF 26

Imunisasi, penimbangan, KB, pernah

juga ada kelas ibu hamil.

HS 30 Imunisasi menimbang anak sma KB

YL 29 Imunisasi, KB, penimbangan, dan

pemberian vitamin

FD 27 Imunisasi, pemeriksaan kehamilan, KB

Berapa biaya yang

ibu keluarkan

ketika diperiksa

petugas kesehatan.

Misalnya Bidan,

Petugas Kesehatan

Ibu dan Anak

(KIA) dan

Imunisasi?

HM 37 Tidak membayar ji Semua mengatakan tidak ada

biaya saat pemeriksaan. Tapi

kalau ada yang melahirkan di

rumah membayar.

Sudah tidak ada biaya saat

pemeriksaan. Tapi kalau ada

yang melahirkan di rumah

membayar.

LF 26 Tidak ada ji, karna ada mi jaminan

kesehatan dari pemerintah

HS 30 Tidak ji, cuman kalau melahirkan di

rumah membayar.

YL 29 Tidak ada ji, pake BPJS toh

FD 27

Tidak ada ji, ada mi jaminan

kesehatan toh BPJS, KIS dan lain-lain

Kapan jadwal

kegiatan kesehatan

ibu dan anak

dilakukan di

Puskesmas maupun

diluar Puskesmas

atau posyandu

yang ibu ketahui?

HM 37 Sekali sebulan di piosyandu Empat orang mengatakan

posyandu hanya satu kali

sebulan.

Satu orang mengatakan banyak

kegiatan bukan cuman di

posyandu saja.

Meraka mengetahui apa saja

kegiatan dan kapan kegiatan di

laksanakan. LF 26

Sekali sebulan ji, kalau di puskesmas

buka terus ji.

HS 30 Sebualan sekali

YL 29

Sebulan sekali kalau posyandu, kalau

di puskesmas melayani ji tapi sampe

siang ji

Page 140: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

FD 27

Banyak ji kegiatannya, cuman kadang sebulan sekali kalau posyandu, ada

juga kelas ibu hamil, ada juga

sosialisasi dari puskesmas biasa.

Proses (Process)

Pertanyaan Informan Umur Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan

Bagaimana

tampilan bangunan

Puskesmas/

Posyandu?

HM 37

Yah kalau puskesmas bagusji, tapi

kalau posyanduyah kayak begini ji

cuman panas

Empat orang mengatakan

puskesmasnya bagus.

Satu orang mengatakan jarang

ke puskesmas

Semua mengatakan

posyandunya kurang dirawat.

Puskesmasnya sudah bagus,

tetapi posyandunya kurang

terawat.

LF 26

Yah kalau di puskesmas pasti bagus,

kalau di posyandu begini. Mungkin

karna sebulan sekali jadi kurang di

rawat tempatnya.

HS 30 Jarang kepuskesmas karna jauh,

palingan di bidan desa saja

YL 29 Bagusji, begini smua ji yang saya liat

posyandu

FD 27 Bagus ji

Bagaimana

peralatan

kesehatan di

Puskesmas/

Posyandu?

HM 37 Lengkap ji kayaknya Semua mengatakan kurang

lengkap peralatan yang ada di

posyandu.

Satu orang mengatakan

peralatan di puskesmas sudah

lengkap

Peralatan di puskesmas sudah

lengkap tapi di posyandu

masih kurang lengkap. LF 26

Kurang lengkap sih kalau menurut

saya

HS 30 Lengkap ji mungkin karna ada ji

penimbangnya

YL 29 Tidak lengkap, karna kurang kursi

untuk duduk

FD 27

Kalau di puskesmas lengkapmi, tapi

kalau di posyandu masih kurang

lengkap

Page 141: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Apakah petugas

kesehatan di

Puskesmas/

posyandu melayani

ibu dengan cepat

dan baik?

HM 37 Baik ji, cepat ji tapi antri Smua mengatakan pelayanannya baik dan cepat.

Pelayanan petugas kesehatan sudah baik dan cepet

melayani. LF 26

Baik ji, cuman kan harus mengantri

karna di data juga anaknya

HS 30 Baik ji tawwa

YL 29 Baik ji

FD 27

Baik semua ji

Apakah petugas

kesehatan di

Puskesmas/

Posyandu tepat

waktu dalam

kegiatannya?

HM 37 Sesuai ji kalau yang di posyandu,

karna sebulan sekali

Semua mengatakan petugas

kesehatannya tepat waktu dalam

kegiatannya.

Petugas kesehatannya tepat

waktu dalam kegiatannya.

LF 26

Tepat waktu ji kalau posyandu biasa

juga mereka ji yang duluan datang

bersih-bersih dulu baru melakukan

pelayanan

HS 30 Tepat waktu ji

YL 29 Iya tepat waktu ji

FD 27 Tepat paktu

Bagaimana ibu

mendapatkan

informasi tentang

kegiatan-kegiatan

di Puskesmas/

Posyandu?

HM 37 Dari petugas ji Dua orang mengatakan

informasi yang di dapat dari

petugas kesehatan.

Tiga orang mengatakan

informasi yang di dapat dari

bidan.

Semua informasi di dapatkan

dari petugas kesehatan. LF 26

Dari petugas puskesmas/ posyandunya

ji

HS 30 Bidan

YL 29 Bidan

FD 27 Bidan

Page 142: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Keluaran (Output)

Pertanyaan Informan Umur Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan

Apa yang ibu

rasakan ketika

sudah di periksa

oleh petugas

kesehatan di

Puskesmas/

Posyandu?

HM 37 Biasa ji. Biasa adaji juga perubahan. Semua mengatakan baik.

Kecuali kalau ada keluhan lagi

baru kembali lagi untuk

diperiksa.

Perasaan mereka baik. Akan

tetapi ketika ada keluhan lagi

baru kembali untuk diperiksa. LF 26 Yah begini ji

HS 30 Kalau sakit pergi ji periksa

YL 29

Baik ji, karna kalau ada keluhan

langsung ke bidan desa atau ke

puskesmas

FD 27 Bagitu ji kan nda langsung sembuh

kalau d periksa

Bagaimana

perasaan ibu ketika

anakanya sudah di

imunisasi?

HM 37 Biasaji cuman biasa menangis ki kalau

mau di periksa

Semua mengatakan ibunya baik

saja. Cuman anaknya menangis

gara-gara takut dan kesakitan.

Perasaan mereka baik. Akan

tetapi anaknya menangis

ketika diperiksa karna takut

dan kesakitan. LF 26 Menangis ki mungkin takut sama sakit

HS 30 Biasa kasian, karna menangis ki tapi

sebentar ji menangis

YL 29

Biasa ji, tapi kalau anakku menangis

karna masih bayi toh. Tapi ada juga

dulu keluarga nda mau dia imunisasi

anaknya karna na kira ada kandungan

babi di vaksin imunisasinya bede. Tp

sekarang sadarmi kana di kasih

pengertian sma petugasnya.

FD 27 Tidak ji. Ada pi lagi keluhan baru ke

bidan

Apa saja kendala

yang ibu rasakan

dalam pelayanan

kesehatan yang ada

di Puskesmas/

Posyandu?

HM 37

Tidak adaji. Mungkin kalau ke

puskesmas susah kendaraan umum

terus jauh

Dua orang mengatakan tidak

ada.

Dua orang juga mengatakan

kendaraan umum yang

susah.mesti pake kendaraan

pribadi karna lokasi puskesmas

Kebanyakan kendalanya ada

pada posyandu yang ada di

desa masing-masing. Masalah

fasilitas yang ada di sana.

LF 26

Mungkin kendala kalau mau ke

puskesmas ji, kalau ke posyandu tidak

ji

HS 30 Tidak ada ji tapi panas kalau siang di

Page 143: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

sini baru tidak ada lindungi ini posyandu

jauh.

Satu orang mengatakan kurang

tempat duduk d posyandu. YL 29

Tempat duduk untuk menunggu, terus

kalau daerah sisni ke puskesmas pake

kendara pribadi pi karna tidak ada

pete-pete.

FD 27 Tidak ada ji.

Page 144: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 145: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 146: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 147: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 148: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 149: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 150: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 151: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 152: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 153: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 154: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 155: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 156: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Page 157: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 158: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 159: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 160: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 161: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 162: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 163: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 164: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 165: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 166: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 167: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 168: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 169: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 170: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 171: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …
Page 172: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 173: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

A. Data Pribadi

1. Nama : Lisa Afiqah

2. Tempat/ Tgl Lahir : Gowa / 04 Desember 1995

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Suku/ Bangsa : Makassar / Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Kapal Selam 1 RT.19 Loktuan, Bontang

7. Gmail : [email protected]

8. No. HP : 0813-5090-5833

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SDN No. 73 Mattekko Palopo, Sulawesi Selatan

b. SD Negeri Pao-Pao Gowa, Sulawesi Selatan

c. SMP YPL Bontang Utara, Kalimantan Timur

d. SMA IT YABIS Bontang, Kalimantan Timur

e. Jurusan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Pendidikan Non Formal

a. Forum Health Administration and Policy Student Community (HAPSC) Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

b. Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin Makassar.

Page 174: SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO.63 …

c. Keluarga Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Makassar.

d. IKAB Universitas Hasanuddin Makassar.