implementasi peraturan daerah kabupaten musi …

81
i IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN ( STUDI DI KECAMATAN BAYUNG LENCIR) SKRIPSI RENDI NIM: SIP 152055 PEMBIMBING Dr. YULIATIN. S.Ag, M.HI MUSTIAH, S. Ag. M. Sy KONSENTRASI MENAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

i

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN

MUSI BANYUASIN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN

( STUDI DI KECAMATAN BAYUNG LENCIR)

SKRIPSI

RENDI

NIM: SIP 152055

PEMBIMBING

Dr. YULIATIN. S.Ag, M.HI

MUSTIAH, S. Ag. M. Sy

KONSENTRASI MENAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rendi

NIM : SIP. I52055

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Syariah

Alamat : Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Bayuasin

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsiyang berjudul: “Implementasi

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011

tentang Retribusi Pelayanan Persampahan (Studi di Kecamatan Bayung

Lencir)” adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan tidak

berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang

telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara

ilmiah.

Apabila pernyataan ini tidak bener maka peneliti siap mempertanggung

jawabkanya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.

Jambi, 2020

Yang Menyatakan,

Rendi

NIM. SIP. 152055

Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

iii

Pembimbing I : Dr. Yuliatin,S.Ag., M.HI

Pembimbing II : Mustiah,S.Ag., M.Sy

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren

Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021

Jambi 30 April 2020

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di-

JAMBI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamualaikum wr. wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami

berpendapat bahwa skripsi saudara Rendi, SIP.152055 yang

berjudul“Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin

Nomor 17 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan (Studi di

Kecamatan Bayung Lencir)” Telah disetujui dan dapat diajukan untuk

dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana strata

satu (S1) dalam jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamualaikum wr wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI Mustiah, S.Ag. M.Sy

NIP.197407182000032002 NIP. 197007061998032003

Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

v

MOTTO

لم ٱلغيب وٱلشه ع ون إل عملكم ورسىلهۥ وٱلمؤمنىن وسترد دة وقل ٱعملىا فسيري ٱلله ه

٥٠١فينبئكم بمب كنتم تعملىن

Artinya: “dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-

orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan

kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(Q.S At-

Taubah(9) : 105)

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

vi

KATA PENGANTAR

بسم الله الره حمه الره حيم

Assalamu’alaikum, Wr, Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelasaikan penulisan skripsi ini yang

berjudul: Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17

Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan (Studi di Kecamatan

Bayung Lencir).

Kemudia tidak lupa pula penulis haturkan sholawat beriringi salam kepada Nabi

Muhammad SAW, yang telah memberikan kita petunjuk dari alam kebodohan menuju

menuju alam yng terang benerang yakni “Minadzulumati ilan Nur” Seperti kita rasakan

pada saat sekarang ini, terang bukan lampu yang menyinari dan bukan pula karena

bulan dan matahari akan tetapi terangnya karena ilmu pengetahuan serta keimanannya.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam rangka

menyelesaikan Studi Sarjana Satu (S1) pada Fakultas syariah UIN STS JAMBI.

terwujudnya skripsi ini selain merupakan upaya kerja ilmiah penulis sendiri juga tidak

terlepas dari arahan, bimbingan dan motivasi berbagai pihak yang terkait dengan

penulisan skripsi ini.”Untuk itu penulis merasa sangat perlu menyampaikan ucapan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidiAsy‟ari, MA,Ph.D Rektor UIN Shulthan Thaha Saifudin

Jambi.

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

vii

2. Bapak Dr. Sayuti S.Ag, M.H Dekan Fakultas Syari‟ah UIN Shulthan Thaha

Saifudin Jambi.

3. Bapak Dr. Agus Salim, M.A, M.I.R, Ph.D Wakil Dekan Bidang Akademik di

Fakultas Syari‟ah UIN Shulthan Thaha Saifudin Jambi.

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H, M.H Wakil Dekan bidang Administrasi

Umum, Keuangan dan Perencanaan di Fakultas Syari‟ah UIN Shulthan Thaha

Saifudin Jambi.

5. Bapak Dr. Ishaq, SH, M.HumWakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan kerjasama

di Fakultas Syari‟ah UIN Shulthan Thaha Saifudin Jambi.

6. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP, M.SI Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan UIN

Shulthan Thaha Saifudin Jambi dan Bapak Yudi Armansyah, M.Hum Sekretaris

Jurusan Ilmu Pemerintahan UIN Shulthan Thaha Saifudin Jambi.

7. Pembimbing 1 Dr. Yuliatin, S.Ag,. M.HI dan Pembimbing II, ibu Mustiah, S.Ag,.

M.Sy tidakpernah bosan memberikan arahan, pengetahuan dan bimbingpenulis

dalam bimbingan skripsi.

8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen beserta karyawan dilingkungan Fakultas Syariah

yang memberikan pelayanan dan bantuan serta bimbingannya sepanjang

perkuliahan.

9. Pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi yang

telah sudi membantu dan meminjami referensi untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Temen-temen dan sahabah-sahabat seperjuangan UIN STS Jambi yang ikut

memberi perhatian dan partisipasinya dalam penulisan skripsi ini.

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

viii

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari

kekurangan dan kekeliruan, baik dari segi teknis penulisan analisis maupun dalam

mengagungkan adanya tanggapan dan masukan berupa kritik dan saran dari semua

pihak demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan tercatat sebagai amal jariah

disisi Allah SWT, dan mendapat pahala atau ganjaran yang sepantasnya.

Jambi Februari 2020

Penulis

Rendi

NIM: SIP 152055

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

viii

PERSEMBAHAN

بسم الله الره حمه الره حيم

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT,

Skripsi ini merupakan wujud dari upaya kecil untuk mengharapkan

rahmat dan ridho-Nya. Kulangkahkan kaki ku menuju kesuksesan, cabaran, onak

dan duri terus saya lalui untuk meraih cita-cita yang saya dambakan.

Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tua untuk

Ibunda tercinta Kurniaty dengan penuh rasa cinta dan do‟a restu yang telah

membesarkanku dan mendidikku selama ini serta memberi motivasi dan

dukungan untuk kemajuan dalam skripsi

secara moril maupun material.

Buat kakakku yang tercinta Dicky yap, Ayukku yenti dan adikku Melan Tri

Annisa yang selalu memberikan semangat.terima kasih yang tak terhingga atas

ilmu, nasehat, motivasi dan bimbingnyadalam mengerjakan skripsi ini. serta

sahabat sahabat saya yang selalu memotivasi dan menemani dalam pembuatan

skrispi dan keluarga besar saya yang selalu mendukung dan memberikan do‟a nya

dalam menyelesaikan skripsi ini. Buat teman-teman seperjuangan khususnya Ilmu

pemerintahan angkatan 2015, yang selalu berjasa untuk saya selama masa

perjuangan di bangku kuliah sampai saya menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari dan diberikan

kemudahan dalam segala hal. Kalian semua luar biasa.

Aamiinn…

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

ix

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Musi

Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan

(Studi di Kecamatan Bayung Lencir). Sebagai tujuan diantaranya adalah untuk

mengetahui bagaimana perencanaan retribusi pelayanan persampahan,

pengawasan dan implementasi retribusi pelayanan sampah yang ada di Kecamatan

Bayung Lencir guna mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Penelitian ini

adalah penelitian lapangan yang berlokasi di Kantor UPTDKebersihan dan

Persampahan Kecamatan Bayung Lencir. Adapun instrument pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Sementara analisis data yang digunakan penulis terdiri dari reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi).

Adapun temuan penelitian ini mengenai sistem pembayaran retribusi pelayanan

persampahan dilakukan di UPTD kebersihan dan persampahan di Kecamatan

Bayung Lencir setiap bulannya atau dapat membayar langsung ditempat. Objek

retribusi meliputi pengambilan dan pengangkutan sampah dari sumber TPS ke

TPA. Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan

retribusi. Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi

dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan pelayanan dengan

mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. Adapun kendala

dalam pelayanan retribusi persampahan adalah kurangnya sumber daya manusia,

kurangnya kesadaran masyarakat, kurangnya jumlah aparatur (pelayan publik)

dengan masyarakat tidak seimbang.

Kata kunci : Implementasi, Retribusi Persampahan

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

LEMBARAN PERNYATAAN......................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN................................................................iv

MOTO.............................................................................................................v

KATA PENGANTAR....................................................................................vi

KATA PERSEMBAHAN...............................................................................ix

ABSTRAK.......................................................................................................x

DAFTAR ISI...................................................................................................xi

DAFTARB TABLE ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................6

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.................................................7

D. Kerangka Teori.............................................................................8

E. Tinjauan Pustaka.........................................................................25

BAB II METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.............................................................................

B. Sumber Data................................................................................27

C. Metode Pengumpulan Data.........................................................28

D. Analisis Data...............................................................................29

E. Lokasi Penelitian.........................................................................30

F. Sistematika Penulisan..................................................................31

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

xi

G. Jadwal Penelitian.........................................................................32

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Geografis Kecamatan Bayung Lencir.........................................33

B. Sejarah Berdirinya Dinas Lingkungan Hidup..............................34

C. Visi Dan Misi...............................................................................35

D. Tugas Pokok Dan Fungsi.............................................................36

E. Struktur Dinas Lingkungan Hidup...............................................37

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Perencanaan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kecamatan

Bayung Lencir............................................................................38

B. Pengawasan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kecamatan

Bayung Lencir............................................................................46

C. Implementasi Retribusi Pelayanan Persampahan di Kecamatan

Bayung Lencir.............................................................................52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................59

B. Saran............................................................................................60

C. Kata Penutup...............................................................................61

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................62

LAMPIRAN......................................................................................................

DAFTAR PERTANYAAN............................................................................65

CURICULUM VITAE......................................................................................

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 01 jadwal penelitian..............................................................................32

Tabel 02 kepemimpinan kepala UPTD kebersihan dan persampahan

Kecamatan Bayung lencir.............................................................................34

Tabel 03 struktur organisasi dinas lingkungan hidup.....................................37

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Jika mendengar

istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah

yang menimbulkan aroma busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan

sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang

cenderung merusak lingkungan di sekitarnya. Dalam proses alam, sebenarnya

tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah

dan selama proses alam itu berlangsung.

Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan

manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada

pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang

serius. Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan

serangga (lalat, kecoa, kutu, dan lai-lain) yang membawa kuman penyakit.

Akan tetapi manusia tidak menyadari bahwa setiap hari pasti manusia

menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik1.Selain

itu juga bahaya membuang sampah sembarangan menimbulkan bau

busuk(pencemaran udara). Di tempat umum seperti taman, jalan dantempat

rekreasi, sampah yang berserakan, jelas berpengaruh ketika orang sedang

beristirahat sambil menikmati alam. Hal ini diakibatkan bau yang timbul dari

sampah tersebut dapat menyebabkan banjir. Sampah yang setiap harinya kita

1Https://www. Bulelengkab.go.id. Sampah Organik dan Anorganik. Diakses 1 oktober

2019

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

2

buang di sungai dan selokan, walaupun hanya sedikit, tapi lama kelamaan akan

menumpuk dan mengakibatkan penumpukan di gorong-gorong dan bendungan

sungai. Pada gilirannya, penumpukan yang terjadi akan menghambat aliran sungai

dan mengakibatkan air sungai meluap. Alhasil terjadilah banjir dan menimbulkan

penyakit, Sampah yang menumpuk tanpa ada tindakan selanjutnya, akan

mengalami pembusukan dan menjadi sarang nyamuk untuk bertelur, sehingga

yang dirugikan masyarakat itu sendiri. Penyakit yang ditimbulkan yaitu demam

berdarah, gangguan pernapasan,gatal-gatal dan lain-lain. 2

Lingkungan yang sehat, bersih dan indah merupakan dambaan setiap

orang, tetapi untuk mewujudkannya diperlukan pemahaman dan komitmen dalam

bertindak. Keinginan untuk mencapainya sangat sering dikumandangkan baik

oleh kelompok masyarakat maupun oleh lembaga pemerintahan tetapi sering kali

hanya sebatas slogan belaka tanpa diirigi oleh upaya serius.3

Pada kenyataannya yang terjadi di Kabupaten Musi Banyuasin di

Kecamatan Bayung Lencir, kurangnya kesadaran masyarakat setempat untuk

membuang sampah pada tempatnya sudah menjadi kebiasaan bagi (masyarakat)

setempat untuk membuang sampah. Bahkan perilaku membuang sampah menjadi

tidak terkontrol, masih banyak anggota masyarakat yang membuang sampah

secara sembarangan, tidak pada tempat yang telah disediakan. Tumpukan sampah

di pinggir jalan, merupakan pemandangan yang sudah biasa.Sampah berserakan

dijalan, ditaman bahkan disungai merupakan suatu bukti bahwa kesadaran kita

2Drupsteen,Pendidikan Lingkungan Hidup. ( Semarang; Universitas Negeri Semarang

2009 ). Hlm 20 3Wawancaradenganbapak Mustopaselakumasyarakatsetempat. Padatanggal 19 April

2019.

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

3

tentang lingkungan yang bersih. Masyarakat yang sadar akan kesehatan pun, atau

masyarakat yang mengerti bahwa sampah merupakan sumber pencemaran dan

sumber penyakit seolah tidak peduli. Setiap orang merasa bahwa kalauhanya

dirinya yang peduli, dan kalau hanya dirinya saja yang membuang sampah pada

tempatnya tidak akan adagunanya. Sebagian orang berfikiran seperti itu, sehingga

sangat jarang yang terlihat peduli.4

Retribusi merupakan sumber penerimaan negara yang signifikan. Berbeda

dengan pajak, retribusi pada umumnya berhubungan dengan kontra prestasi

langsung, dalam arti bahwa pembayar retribusi akan menerima imbalan secara

langsung dari retribusi yang dibayarnya5. Hal tersebut memang disengaja sebab

pembayaran tersebut oleh si pembayar ditujukan semata-mata untuk mendapatkan

suatu prestasi tertentu dari pemerintah, misalnya pembayaran uang sekolah/kuliah,

pembayaran abonemen air minum, pembayaran listrik, pembayaran gas, dan

sebagainya. Oleh sebab itu, dapat didefenisikan bahwa retribusi adalah pungutan

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

atau diberikan oleh pemerintah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Pemberian kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak

danretribusi daerah telah mengakibatkan pemungutan berbagai jenis pajak dan

retribusi daerah berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Pemungutan ini harus dapat dipahami oleh masyarakat sebagai sumber

penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan

4Observasi tentang Pelayanan Kebersihan di Kecamatan Bayung Lencir pada tanggal 19

April 2019. 5Https:// m. Bisnis.com. Kabupaten Muba Perda Retribusi Pelayanan Sampah. Diakses 28

November 2018.

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

4

masyarakat di daerah. Seperti halnya pajak daerah, retribusi daerah dilaksanakan

berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan

Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang

peraturan Umum Retribusi Daerah dan Undang-undang Nomor 12Tahun 2008

tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, selanjutnya untuk pelaksanaannya

di masing-masing daerah, pungutan retribusi daerah dijabarkan dalam bentuk

peraturan daerah yang mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Undang-undang ini menjadi dasar hukum pemungutan pajak dan retribusi

daerah dewasa ini yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut

atau tidak memungut suatu jenis pajak atau retribusi pada daerahnya6.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan daerah

yang berasal dari beberapa hasil penerimaan daerah dan salah satunya diperoleh

dari penerimaan retribusi daerah. Hasil retribusi daerah perlu diusahakan agar

menjadi pemasukan yang potensial terhadap PAD. Dari penerimaan sektor

retribusi daerah diharapkan dapat mendukung sumber pembiayaan daerah dalam

menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga akan meningkatkan dan

memeratakan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Upaya

peningkatan PAD dapat dilakukan salah satunya dengan peningkatkan sumber

daya dan sarana yang terbatas serta meningkatkan pemungutan yaitu dengan

mengoptimalkan potensi yang ada,serta terus mengupayakan menggali sumber-

Sumber pendapatan baru yang potensinya memungkinkan, sehingga dapat di

pungut pajak atau retribusinya sesuai ketentuan yang ada.

6 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

5

Retribusi daerah yang merupakan pembayaran atas jasa atau

pemberianizin khusus yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah

kepada pribadi atau badan, diharapkan dapat mendukung sumber pembiayaan

daerah dalam menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga akan

meningkatkan dan memeratakan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat di

daerahnya.7Beberapa faktor yang menyebabkan sektor retribusi daerah menjadi

potensial sebagai sumber keuangan daerah dari pada sumber sumber lainnya,

antara lain:

1. Retribusi dapat meningkatkan pendapatan asli daerah ( PAD) dalam hal

membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah,

retribusi daerah dipungut atas balas jasa sehingga pembayarannya dapat

dilakukan berulang kali.

2. Pelaksanaan dapat dilakukan diluar waktu yang telah ditentukan oleh petugas

perundang-undangan selama pemerintah daerah dapat menyediakan jasa

dengan persetujuan pemerintah pusat.

3. Sektor retribusi terkait erat oleh tingkat aktivitas sosial ekonomi masyarakat

disuatu daerah.8

Pemerintah telah melaksanakanberbagai bentuk retribusi daerah, salah satu bentuk

retribusi daerah tersebutadalah mengenai retribusi persampahan yang di atur

dalam Peraturan Daerah Dengan ini pemerintah membuat Peraturan Daerah

yangmengatur tentang sampah yaitu Peraturan Daerah Nomor nomor 17 tahun

2011 tentang retribusi pelayanan persampahan.

7Undang-undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

8Adisasmita, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. ( Yogyakarta ; Graha

Ilmu, 2001), hlm 23

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

6

Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang analisis

peraturan daerah dengan judul “ Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Musi Banyuasin Nomor 17 tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan

Persampahan ( Studi Di Kecamatan Bayung Lencir).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan indikasi-indikasi yang diuraikan sebelumnya, maka

yangmenjadirumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan retribusi pelayanan persampahan di

Kecamatan Bayung Lincir ?

2. Bagaimana pengawasan terhadap pelaksanaan retribusi pelayanan

persampahan di Kecamatan Bayung Lencir ?

3. Apa saja kendala dalam pelaksanaan retribusi pelayanan persampahan

di Kecamatan Bayung Lencir?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perencanaan retribusi pelayanan persampahan di

Kecamatan Bayung Lincir.

b. Untuk mengetahui pengawasan retribusi pelayanan persampahan di

Kecamatan Bayung Lincir.

c. Untuk mengetahui sejauhmana perda Nomor 17 Tahun 2011 terhadap

retribusi pelayanan persampahan di Kecamatan Bayung lencir.

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

7

2. Kegunaan Penelitian

Dari hasil sebuah penelitian pada dasarnya mempunyai manfaat atau

kegunaan baik bagi peneliti maupun orang lain. Maka dari itu kegunaan penelitian

ini sebagai berikut ;

a. Untuk mengembangkan teori keilmuan khususnya Ilmu Pemerintahan

yang berkaitan dengan tentang Retribusi Pelayanan Persampahan di

Kecamatan Bayung Lencir.

b. Bagi pembaca harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan di Kecamatan Bayung Lencir ?

c. Bagi penulis, hasil Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk

memproleh gelar proses strata satu (S1) pada jurusan Ilmu Pemerintahan,

Fakultas Syariah , Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

D. Kerangka Teori

Kerangka teori digunakan untuk memberikan gambaran atau batasan-

batasan tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang

akan dilakukan.9

1. Pengertian Pelayanan

Pelayanan publik tidak terlepas dari masalah kepentingan umum,

yangmenjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan publik. Perkembangan

globalisasimengenai teknologi informasi membawa seluruh Instansi, Lembaga,

Badan, Dinasserta Kantor Pemerintahan menuju perubahan-perubahan terhadap

9Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010),

hlm 41.

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

8

sikap mengenai cara memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien.

Kemajuan teknologiyang sangat pesat ini menyebabkan pengaruh sangat besar

pada semua bidang,yaitu dalam pelayanan teknologi informasi pada suatu instansi

pemerintahan.

Pelayanan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, dapat juga dikatakan

bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.Pelayanan

merupakan suatu pemecahan permasalahan antara manusia sebagai konsumen dan

perusahaan sebagai pemberi atau penyelenggara pelayanan. Menurut Gronroos

yang dikutip oleh Ratminko menyatakan “Pelayanan adalah suatu aktivitas atau

serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang

terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau

hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberian pelayanan yang

dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan”.10

Berdasarkan pendapat di atas jelas disebutkan bahwa ciri pokok pelayanan

adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba) dan melibatkan upaya manusia

(karyawan) atau peralatan lain yang disediakan oleh perusahaan penyelenggar

pelayanan. Jadi, pelayanan merupakan serangkaian aktivitas yang tidak dapat

diraba dan terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara pemberi pelayanan dan

yang diberi pelayanan.

Selain definisi pelayanan di atas Kotler pun ikut mendefinisikan pelayanan

sebagai “pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu

kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak

10

Ratminko, Manajemen Pelayanan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005), hlm 2.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

9

terikat pada suatu produk secara fisik”. 11

Definisi pelayanan menurut Kotler jelas

bahwa pelayanan adalah suatu kumpulan atau kesatuan yang melakukan kegiatan

menguntungkan dan menawarkan suatu kepuasan meskipun hasilnya secara fisik

tidak terikat kepada produk.

Sampara Lukman berpendapat, pelayanan adalah “suatu kegiatan atau

urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antarseseorang dengan

orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan”.12

Berdasarkan pendapat tersebut, interaksi langsung antar seseorang dengan orang

lian merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan terjadinya proses pelayanan

yang menyediakan kepuasan pelanggan.

Pelayanan berasal dari kata layanan yang artinya kegiatan yang

memberikan manfaat kepada orang lain, Simamora dalam bukunya

mendefinisikan layanan sebagai berikut:

“Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu

pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun”.13

Pendapat di atas mengemukakan bahwa layanan merupakan kegiatan yang

ditawarkan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat yang tidak berwujud dan

tidak mengakibatkan kepemilikan apapun yang hasilnya akan bermanfaat bagi

masyarakat dan bagi aparatur itu sendiri. Menurut Ratih Hurriyati yang dikutip

dari Zeithaml dan Bitner mengemukakan bahwa:

11

Lukman, Managemen Kualitas Pelayanan, (Jakarta: STIA LAN Press, 2000), hlm. 8. 12Ibid 13

Simamora, Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.(Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm 172

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

10

“Pelayanan adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk

dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,

memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi

pembeli pertamanya”. 14

2. Bentuk-Bentuk Pelayanan

Penyelenggaraan pelayanan publik yang sesuai dengan bentuk dan

sifatnya,terdapatempat pola pelayanan,15

yaitu:

a. Pola Pelayanan Fungsional, yaitu pola pelayanan publik diberikan oleh

penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan tugas, fungsi dan

kewenangannya.

b. Pola Pelayanan Terpusat, yaitu pola pelayanan yang diberikan secara

tunggal oleh penyelenggara pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan.

c. Pola Pelayanan Terpadu yang dibagi ke dalam dua bagian pola pelayanan,

yaitu:

1) Pola Pelayanan Terpadu Satu Atap

Pola Pelayanan Terpadu Satu Atap diselenggarakan dalam satu tempat

yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan

proses dan dilayani melalui beberapa pintu. Terhadap jenis pelayanan yang

sudah dekat dengan masyarakat tidak perlu disatu atapkan.

2) Pola Pelayanan Terpadu Satu Pintu

14

Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen.(Jakarta: Bandung Alfabeta,

2005), hlm 28. 15

Kemenpan, Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelengaran Publik.

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

11

Pola Pelayanan Terpadu Satu Pintu diselenggarakan pada satu tempat yang

memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu.

3) Pola Pelayanan Gugus Tugas

yaitu petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk

gugus tugas ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi

pemberi pelayanan tertentu.

Pelayanan umum yang dilakukan oleh siapapun tidak terlepas dari tiga macam

bentuk pelayanan16

yaitu:

a). Pelayanan dengan lisan

Pelayanan dengan lisan yang dilakukan oleh petugas-petugas di bidang

hubungan masyarakat (Humas), bidang informasi dan bidang-bidang lain yang

tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang

memerlukan. Agar pelayanan dapat berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan,

ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara lain:

1. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.

2. Mampu memberikan penjelasan apa yang diperlukan dengan lancar,

singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin

memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

3. Bertingkah laku sopan dan ramah.

b). Pelayanan melalui tulisan

16

Ibid

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

12

Pelayanan melalui tulisan merupakan bentuk pelayanan yang paling

menonjol dalam pelaksanaan tugas.Tidak hanya dari segi jumlah, tetapi juga dari

segi perannya. Apalagi kalau dilihat bahwa sistem layanan jarak jauh karena

faktor biaya agar layanan dalam bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang

dilayani, suatu hal yang harus diperhatikan adalah faktor kecepatan, baik dalam

pengolahan masalah maupun dalam proses penyelesaian(pengetikan,

penandatanganan, dan pengiriman kepada yang bersangkutan).

c). Pelayanan berbentuk perbuatan

Pada umumnya pelayanan berbentuk perbuatan 70% sampai dengan 80%

dilakukan oleh petugas-petugas tingkat menengah dan bawah, karena halini

adalah faktor keahlian dan keterampilan petugas tersebut yang sangat menentukan

hasil perbuatan atau pekerjaan yang dilakukannya.17

Jenis layanan ini dalam kenyataan sehari-hari memang tidak terhindar dari

layanan lisan. Hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan

pelayanan umum (kecuali yang khusus dilakukan melalui hubungan tulisan,

karena faktor jarak). Hanya titik berat terletak pada perbuatan itu sendiri yang

ditunggu oleh yang berkepentingan. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak

terlepas dari hasil hubungan ketergantungan pendapat tentang pengertian

pelayanan itu sendiri.

3. Pengertian Publik

17

Ratminto dan Atik Winarsih, Manajemen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.2.

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

13

Menelusuri arti pelayanan di atas tidak terlepas dari masalah kepentingan

umum, yang menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan umum.Oleh karena itu

antara kepentingan umum dengan pelayanan umum adanya hubungan yang saling

berkaitan. Meskipun dalam perkembangan lebih lanjut pelayanan umum dapat

juga timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan

kegiatan organisasi.

Istilah public adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan

berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan

nilai-nilai norma yang merasa memiliki.18

Publik adalah manusia atau masyarakat yang memiliki kebersamaan dalam

pemikiran berdasarkan peraturan-peraturan.

Hessel Nogi S. Tangkilisan berpendapat bahwa istilah publik diaplikasikan

sebagai berikut:

a. Arti kata publik sebagai umum, misalnya public offering (penawaran umum),

public ownership (milik umum), public switched network (jaringan telepon

umum), public utility (perusahaan umum).

b. Arti kata publik sebagai masyarakat, misalnya public relation (hubungan

masyarakat), public service (pelayanan masyarakat), public opinion (pendapat

masyarakat), public interest (sektor negara) dan lain-lain.

c. Arti kata publik sebagai negara, misalnya public authorities (otoritas negara),

public building (gedung negara), public finance (keuangan negara),

publikrefenue (penerimaan negara), public sector (sektor negara)dan lain-

18

Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik: Teori Kebijakan dan

Implementasi.(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006), hlm 5.

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

14

lain.19

Publik dapat diartikan sebagai sekelompok kecil atau sekelompok besar

yangterdiri dari orang-orang banyak maupun sedikit yang memiliki tingkat

perhatian yangcukup tinggi terhadap suatu hal yang sama. Sekelompok orang

tersebut memilikitingkat solidaritas yang tinggi. Rachmadi membagi publik

menjadi dua jenis yaitu:

a. Publik intern, adalah publik yang menjadi bagian dari unit usaha atau badan

atau instansi. Di dalam birokrasi pemerintah, publik ini adalah para aparat

pemerintah termasuk juga para pejabat pengambil keputusan.

b. Publik ekstern, adalah orang luar atau publik umum (masyarakat), yang

mendapatkan pelayanan dari birokrasi pemerintah. Dalam birokrasi

pemerintah di bidang pelayanan publik, maka publik atau khalayakeksternal

adalah rakyat atau masyarakat secara keseluruhan.20

4. Pelayanan Publik

“Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan

publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,

dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara mendefiniskan Pelayanan

umum sebagai segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah

pusat, di daerah, dan di lingkungan badan usaha milik Negara atau badan usaha

19

Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi (Yogyakarta: Lukman OFFSET YPAPI),

hlm 5. 20

Rachmadi, Public Relation Dalam Teori dan Praktek (Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama), hlm 11-12.

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

15

milik daerah dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.21

Pelayanan publik didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan

oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga pengguna.22

Pengguna

yang dimaksud adalah warga negara yang membutuhkan pelayanan publik, seperti

pembuatan akta kelahiran, pembuatan KTP, akta nikah, akta kematian,

sertifikat. Lebih lanjut menurut Joko Widodomenyatakan “pelayanan publik

dapat dimaknai sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi sesuai dengan aturan

pokok dan tata cara yang telah di tetapkan”. 23

Fitzsimmons sebagaimana dikutip Inu Kencana Syafiiemenjelaskan bahwa

“customer satisfaction with service quality can be definedperception of received

with expectation of service desired”.24

Penjelasan tersebut mengandung arti bahwa

kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dapat diketahui dengan membandingkan

pandangan antara pelayanan yang diterima dengan harapan pelayanan yang

diterima oleh pengguna layanan.Sementara itu pendapat Sinambela mengatakan

bahwa “pelayanan publik merupakan upaya pemenuhan keinginan dan kebutuhan

masyarakat oleh penyelenggara Negara”.25

Pelayanan publik diartikan sebagai

kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

21

Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 22

Dikutip oleh Dwiyanto, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik,

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005), hlm 141 23

Widodo, Good Governance:Telah Dari Dimensi:Akuntabilitas dan Kontrol, Birokrasi

Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah, (Surabaya:Insan Cendikia, 2001), hlm

131. 24

Kencana, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, (Bandung:PT Refika Aditama,

2009), hlm 117 25

Ibid

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

16

perundang-undangan bagi setiap warga negara atas pelayanan barang, jasa, atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.26

5. Tinjauan Tentang Retribusi

Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 angka 64menyebutkan

pengertian Retribusi Daerah adalah Pungutan Daerah sebagaipembayaran atas jasa

atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Jenis retribusi

tertentu dapat tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas

kebijakan nasional/daerah untuk memberikan pelayanan secaracuma-cuma.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, Pasal 1 angka 26 menyatakan bahwa: “Di Indonesia saat ini penarikan

retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Jadi, retribusi yang

dipungut di Indonesia dewasa ini adalah retribusi daerah. Retribusi daerah adalah

pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakandan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan”.

Retribusi ini berdasarkan atas peraturan yang berlaku, yakni dalam bentuk

peraturan daerah dan untuk menaatinya yang berkepentingan dapat dipaksa

(paksaan ekonomis) yaitu, barang siapa yang ingin menggunakan/mendapat jasa

tertentu dari pemerintah, maka ia wajib membayarnya. Pembayaran inilah yang

disebut retribusi. Cara pembayaran kadang tidak dengan uang melainkan materai,

26

Ibid

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

17

misalnya akte untuk menangkap ikan, berburu. Untuk memperoleh akte itu, yang

bersangkutan harus/diwajibkan membeli materai.Misalnya juga pada retribusi

pelayanan kesehatan, yang ada hanyalah paksaan secara ekonomis, yaitu hanya

pasien yang membayar retribusi yang ditetapkan saja yang berhak mendapat

pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah. Bila tidak membayar, dia tidak

akan mendapatkan pelayanan kesehatan pada rumah sakit pemerintah tersebut.

Hal ini berarti hak untuk mendapatkan jasa dari pemerintah didasarkan pada

pembayaran retribusi yang telah ditetapkan oleh orang yang menginginkan jasa

tersebut. Jadi, setelah seseorang membayar retribusi maka seseorang ini berhak

mendapatkan tegen prestasi secara langsung.

Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini dipungut

di Indonesia Marihot P. Siahaan adalah sebagai berikut:

a. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang-undang

danperaturan daerah yang berkenan,

b. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah, Pihak yang

membayar retribusi mendapatkan kontra prestasi (balas jasa)secara langsung

dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukannya,

c. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah yang dinikmati oleh orang atau badan,

d. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu

jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

18

Dari pengertian retribusi di atas, dapat disimpulkan bahwa Retribusi

merupakan pungutan oleh pejabat retribusi kepada wajib retribusi yang bersifat

memaksa dengan tegen prestasi secara langsung dan dapat dipaksakan

penagihannya. Memaksa disini artinya paksaan dari segi ekonomi yaitu, hanya

yang membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari negara. Orang-orang

yang tidak menggunakan jasa-jasa pemerintah yang telah disediakan, tidak wajib

membayar retribusi. Salah satu contoh retribusi adalah retribusi pelayanan

kesehatan pada rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah. Setiap orang yang

ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah harus

membayar retribusi yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai pembayaran atas

jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah. Akan tetapi, tidak ada

paksaan secara yuridis kepada pasien (anggota masyarakat) untuk membayar

retribusi karena setiap orang bebas untuk memilih pelayanan kesehatan yang

diinginkannya.

6. Peraturan Daerah ( PERDA ) Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan

Kabupaten Musi Banyuasin

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011

tentang Retribusi Pelayanan Persampahan pasal 3 ayat (1) yang dimaksud dengan

retribusi pelayanan persampahan adalah persampahan/ kebersihan yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang meliputi:27

a. Pengambilan/ pengumpulan sampah dari sumbernya kelokasi pembuangan

sementara

27

Peraturan daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011 tentang

RetribusiPelayanan Persampahan pasal 3 ayat (1)

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

19

b. Pengangkutan sampah dari sumbernya dan atau lokasi pembuangan sementara

kelokasi pembuangan akhir sampah.28

c. Penyediaan lokasi pembuangan/ pemusnahan akhir sampah

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011

Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan di Kecamatan Bayung Lencir pasal 4

menyatakan bahwa subjek retribusi pelayanan persampahan adalah orang pribadi

atau badan yang memperoleh/ menikmati pelayanan persampahan/ kebersihan. 29

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011

tentang tata cara pemungutan:

1. Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan

2. Retribusi dipungut dengan mengunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan

3. Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat

berupa karcis, kupon atau kartu langganan

4. Pengawasan terhadap pengunaan berupa karcis, kupon atau kartu

langganan sebagaimana dimaksud ayat (3) dilakukan oleh pejabat yang

ditunjuk untuk itu.30

7. Pendapatan Asli Daerah ( PAD )

Keterbatasan dana di daerah menjadi masalah yang sangat krusial yang

diperkirakan dapat menghilangkan makna otonomi daerah. Beberapa daerah

mengalami kesulitan dalam membiayai kebutuhan pembangunan daerahnya.

Mengatasi kekurangan dana tersebut beberapa daerah telah mengeluarkan

28 ibid

29Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011

30

ibid

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

20

berbagai peraturan daerah ( PERDA ) sebagai dasar untuk mengenakan pungutan

berupa pajak dan retribusi dalam meningkatkan PAD. Kemampuan daerah untuk

melaksanakan otonomi ditentukan oleh beberapa variabel, yaitu variabel pokok

yang terdiri dari kemampuan keuangan, organisasi dan masyarakat, variabel

penunjang yang terdiri dari faktor geografi dan sosial budaya serta variabel

khusus yang terdiri atas aspek politik dan hukum.

Menurut UU RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan

antara pusat dan daerah menyatakan tentang pengertian pendapatan asli daerah

yaitu :

“Pendapatan asli daerah adalah pendapatan daerah yang bersumber dari

hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan dan lain lain pendapatan asli daerah yang sah,

yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam

menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai

perwujudan asas desentralisasi‟‟.31

Sedangkan menurut Indra Bastian mengemukakan bahwa :

“Pendapatan asli daerah adalah semua pendapatan yang berasal dari

sumber ekonomi asli daerah”.32

Pendapatan daerah juga merupakan pendapatan yang diperoleh oleh

pemerintah daerah dan digali dari potensi pendapatan yang ada di daerah. Dengan

kata lain pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diterima oleh

pemerintah daerah atas segala sumber-sumber atau potensi yang ada pada daerah

31

UU RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah 32

Indra Bastian, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. ( Yogyajarta : Graha Ilmu.

2002 ). Hlm 103

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

21

yang harus diolah oleh pemerintah daerah didalam memperoleh pendapatan

daerah.Menurut suriadinata bahwa untuk memperoleh target pendapatan asli

daerah ( PAD ) yang lebih di pertanggungjawabkan, penyusunannya perlu

memperhitungkan beberapa faktor.Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Realisasi penerimaan pendapatan dari tahun anggaran yang lalu dengan

memperhatikan faktor pendukung yang menyebabkan tercapainya

realisasi tersebut serta faktor faktor penghambatnya.

2. Kemungkinan pencarian tunggakan tahun-tahun sebelumnya yang

diperkirakan dapat di tagih.

3. Data potensi objek dan estimasi perkembangan perkiraan.

4. Kemungkinan adanya perubahan penyesuaian tarif dan penyempurnaan

sistem pungutan.

5. Keadaan sosial ekonomi dan tingkat kesadaran masyarakat selaku wajib

bayar.

6. Kebijakan dibidang ekonomi dan moneter.33

8. Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah

Adapun Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagaimana

diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 157, yaitu :

1) Hasil pajak daerah, yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi

atau badan kepada daerah tampa imbalan langsung yang tidak dapat

dipaksakan dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah, yang terdiri dari :

33

Suriadinata, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. ( jakarta: Mitra Wacana Media ), hlm 103.

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

22

a. Pajak hotel

b. Pajak restoran

c. Pajak hiburan

d. Pajak reklame

e. Pajak penerangan jalan

f. Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian

g. Pajak parkir34

2) Hasil Retribusi Daerah, yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang

pribadi atau badan kepala daerah dengan imbalan langsung dan tidak dapat

dipaksakan dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah

daerah, yang terdiri dari :

a. Retribusi jasa umum

b. Retribusi jasa usaha

c. Retribusi perijinan tertentu35

3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengolahan kekayaan daerah

lainnya yang dipisahkan, antara lain :

a. Bagian laba

b. Deviden

c. Penjualan saham milik daerah

4) Pendapatan asli daerah lainnya yang sah, seperti penjualan asset tetap

daerah dan jasa giro.

34

Undang -undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 157 Tentang Sumber – Sumber Pendapatan

Asli Daerah (PAD) 35

ibid

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

23

9. Retribusi Daerah

Beberapa istilah yang terkait dengan Retribusi Daerah menurut UU No. 28

Tahun 2009, antara lain :

1) Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa-

jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau

diberikan oleh pemerintan daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

badan

2) Jasa, adalah kegiatan pemerintan daerah berupa usaha dan pelayanan

yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan

3) Jasa umum, adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah

daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan

4) Jasa usaha, adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan

menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula

disediakan oleh sektor swasta

5) Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu

pemerintan dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian

dan pengawasan atas kegiatan dan pemanfaatan ruang, pengunaan

sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Adapun disebutkan ciri-ciri pokok Retribusi Daerah sebagai berikut :

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

24

a. Retribusi dipungut oleh daerah

b. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan daerah yang

langsung dapat ditunjuk

c. Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan, atau

mengenyam jasa yang disediakan daerah.36

Dari gambaran singkat mengenai teori retribusi sebelumnya, yang menjadi

poin penting adalah pemenuhan syarat-syarat ini harus diikuti dengan manfaat

langsung yang dapat dirasakan oleh wajib retribusi yang telah membayar retribusi.

Objek retribusi daerah hendaknya menjadi perhatian pemerintah daerah dan bukan

hanya layanan yang seadanya.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi peraturan Daerah Kabupaten

Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011 tentang retribusi pelayanan persampahan

studi di Kecamatan Bayung Lencir guna untuk menambah wawasan peneliti

sebelum meneliti melangkah lebih jauh dalam permasalahan yang ditemukan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka yang mendekati

penelitian ini.

Penelitian jurnal yang berjudul „Implementasi Retribusi Pelayanan

sampah di Kabupaten Sleman‟ yang disusun oleh Baiduri ismayanti fitriana dari

hasil penelitian yang dilakukan saudari Baiduri Ismayanti Fitriana dilihat dari

variabel komunikasi, masih kurangnya informasi yang didapat masyarakat37

.Dari

variabel sumber daya, tidak tersedianya sumber daya material yang cukup untuk

36

ibid 37

Jurnal penelitian tentang, Implementasi Retribusi Pelayanan Persampahan Kabupaten

Sleman. Disusun oleh Baiduri Ismayanti Fitriana

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

25

seluruh masyarakat kabupaten sleman. Dari variabel disposisi, masih kurangnya

keterbukaan dan kejujuran dari petugas gerobak sampah hal ini pun didukung oleh

variabel struktur birokrasi yaitu dengan kurang tegasnya pemberian hukuman dari

pemerintah atas penyimpangan yang terjadi38

.

Kedua, skripsi tahun 2015 yang disusun oleh Yory Pagewang tentang

Manajemen Pelayanan Retribusi Persampahan di Kota Makassar; studi kasus

Pelayanan Retribusi Persampahan Kecamatan Tamalanrea. Kesimpulan dari

skripsi ini Pelaksanaan Retribusi Persampahan di Kota Makassar, tidak adanya

pemberin reward kepada para kolektor terkadang membuat mereka tidak semangat

melakukan penagihan, karena wilayah yang mereka jangkau cukup luas untuk

melakukan pekerjaan tersebut dan pengawasan retribusi persampahan di Kota

makassar yang dilakukan pihak dinas sudah baik. Namun dari segi pengawasan

tidak langsung masih kurang dimana hanya bertumpu pada laporan-laporan dari

bawahan.39

Dari dua penelitian diatas yang menjadi perbedaan dengan penelitian

penulis adalah dari segi pembahasan, penelitian sebelumnya membahas hal yang

dari yang penulis teliti. Peneliti pertama yang membahas implementasi retribusi

pelayanan persampahan di kabupaten sleman, dan peneliti kedua membahas

tentang manajemen pelayanan retribusi persampahan dikota makassar.

Sedangkan,, di penelitian ini penulis mendalami tentang Implementasi Peraturan

Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011 tentang Retribusi

Pelayanan Persampahan studi di Kecamatan Bayung Lencir. Meskipun ada

38

ibid

39 Skripsi Yory Pagewang, Tentang Manajemen Pelayanan Retribusi Persampahan. Kota

Makassar studi kasus Pelayanan Retribusi Persampahan di Kecamatan Tamalanrea.

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

26

kesamaan judul, namun penelitian yang penulis lakukan sudah pasti berbeda dari

penelitian sebelumnya, karena penelitian ini dilakukan ditrmpat yang berbeda

pula. Penelitian ini mendalami bahwasannya implementasi retribusi persampahan

di Kecamatan Bayung Lencir tidak berjalan dengan baik dan kendala utama yang

menghambat proses ini adalah ketidak tegasan pemerintah membuat implementor

leluasa untuk melakukan penyimpangan. Di samping itu sosialisasi tentang perda

retribusi persampahan perlu ditingkatkan agar semua masyarakat di Kecamatan

Bayung Lencir dapat mengetahui fungsi dari membayar retribusi persampahan.

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

27

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang diperlukan

maka penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan mendeskripsikan

sosialisasi dan implementasi Peraturan Daerah Kecamatan Bayung Lencir Nomor

17 tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan Studi Di Kecamatan

Bayung Lencir.

B. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data

sekunder.Menurut Sugiyonodata primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data40

. Sumber data primer yaitu, Pemda

Kecamatan Bayung Lencir dan tokoh masyarakat di Kabupaten Musi Banyuasin

yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh dan digali melalui

hasil pengolahan dari pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa

data kuantitatif atau pun kualitatif41

. Data sekunder berupa Peraturan Daerah

Kecamatan Bayung Lencir Nomor 17 tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan

Persampahan Studi Di Kecamatan Bayung Lencir.

40Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, (Jakarta: Alfabeta 2014). Hlm 4

41

ibid

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

28

C. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Diantara yang terpending adalah proses-proses

ingatan dan pengamatan. Usaha mengumpulkan data dengan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti berkaitan dengan

sosialisasi dan implementasi Peraturan Daerah Kecamatan Bayung Lencir Nomor

17 tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Studi Di

Kecamatan Bayung Lencir42

.

2. Wawancara

Menurut Moleong, mengutarakan bahwa wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Jadi percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara atau yang mengajukan pertanyaan (interviewer) dan terwawancara

atau yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (interviewee). 43

Teknik

wawancara dilakukan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian

dengan cara wawancara dengan Pemda Kecamatan Bayung Lencir, Tokoh agama

dan tokoh masyarakat di Kecamatan Bayung Lencir.Wawancara dilakukan secara

terfokus pada masalah penelitian, dimana pertanyaan penelitian telah

diformulasikan sebelum wawancara dilakukan.

42 ibid

43

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya 2007). Hlm

203

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

29

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono, mengemukakan bahwa dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Metode ini dilakukan dengan

mempelajari berbagai literatur, peraturan, dan laporan-laporan yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian.44

D. Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, untuk

mencapai kejelasan terhadap masalah yang akan dibahas. Analisis data kualitatif,

adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa

yang dinyatakan oleh responden secara tertulis, atau lisan yang diteliti secara

utuh. Pengertian analisis di sini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan

penginterpretasian secara logis-sistimatis. Logis sistimatis menunjukkan cara

berpikir yang deduktif dan mengikuti tata tertib dalam penulisan laporan

penelitian ilmiah. 45

Teknik analisis deskriptif diawali dengan mengelompokkan data dan

informasi yang sama menurut subaspek dan selanjutnya melakukan interpretasi

untuk memberi makna terhadap tiap subaspek dan hubungannya satu sama lain.

Kemudian setelah itu dilakukan analisis atau interpretasi secara keseluruhan aspek

untuk memahami makna hubungan antara aspek yang satu dengan lainnya dan

dengan keseluruhan aspek yang menjadi pokok permasalahan penelitian yang

44

ibid 45

Sayuti Una (Editor), 2012, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi, Revsi, (Jambi: Fakultas

Syari‟ah Iain sts Jambi dan Syari‟ah Press). Hlm 48.

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

30

dilakukan secara induktif sehingga memberikan gambaran hasil yang utuh

(Nasution, 2008). Setelah analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan yaitu

dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan

yangditeIiti.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan penulis bertempat di Kecamatan Bayung

Lencir Kabupaten Musi Banyuasin pemilihan lokasi wilayah tersebut sebagai

tempat penelitian karena tempatnya permasalahan Implementasi Tentang

Retribusi Pelayanan Persampahan dan sangat membutuhkan kinerja dari

pemerintah dalam meningkatkan kebersihan terhadap masyarakat di wilayah

Bayung Lencir.

Berdasarkan aspek metodologi penelitian, penulis mengunakan penelitian

kualitatif. Melalui pendekatan kualitatif ini diharapkan terangkat mengenai

kualitas, realitas sosial dan persepsi narasumber dari saaran penelitian.

Pendekatan penelitian kualitatif lebih banyak mengunakan logika vertikal.

Pendekatan ini dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan kesimpulan,

kemudian melakukan pengujian di lapangan. Kesimpulan tersebut ditarik

berdasarkan data empiris.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis dalam penulisan skripsi ini serta mendapatkan

gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dibahas pada setiap bab, maka

sistematika penulisan disusun sebagai berikut.

Bab IPendahuluan

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

31

Mengambarkan latar belakang permasalahan, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka konseptual,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab pendahuluan ini

berfungsi sebagai bab pengantar yang memberi arah atau pedoman dalam

melaksanakan penelitian dan penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sosialisasi, implementasi

peraturan daerah, retribusi pelayanan persampahan dilihat dari pengertian,

tujuan dan manfaat penetapan peraturan.

Bab III Pembahasan

Selanjutnya dalam bab ini diuraikan mengenai : data hasil penelitian yang

terdiri dari sosialisasi perda Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 tahun

2011 dan faktor yang mempengaruhi implementasi pelayanan

persampahan tersebut.

Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian

Pada bab ini seluruh pembahasan dan hasil penelitian dalam skripsi ini.

Dari hasil penelitiantersebut itu, penulis menyampaikan beberapa hasil

penelitian yang berkenaan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan

skripsi ini.

Bab V Penutup ( Kesimpulan dan Saran-saran )

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

32

G. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan

dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan

riset, maka penulisan mengadakan pengumpulan data, vertifikasi dan analisis

waktu yang berurutan. Untuk memudahkan penelitian di lapangan, maka penulis

menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal penelitian

sebagai berikut:

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

33

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Geografis Kecamatan Bayung Lencir

Kecamatan Bayung Lencir merupakan salah satu kecamatan terluas di

Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Batas-batas Kecamatan

Bayung Lencir adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Sungai Lilin dalam kabupaten

yang sama

3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lalan yang merupakan pecahan

dari Kecamatan Bayung Lencir

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Batanghari Leko dalam

kabupaten yang sama46.

B. Sejarah Berdirinya Dinas Lingkungan Hidup

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaen Musi Banyuasin adalah dinas

pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup daerah yang meliputi

kegiatan dalam melakukan pengawasan, pengendalian dan penertiban terhadap

segala sesuatu mengenai lingkungan hidup di Kabupaten Musi Banyuasin. DLH

memiliki amanah untuk menjaga kualitas lingkungan hidup demi kehidupan dimasa

depan. Oleh sebab itu, diperlukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

yang sungguh sungguh dan konsisten oleh semua pihak. Salah satu kegiatan yang

46

http://id.m.wikipedia.org. Geografis Kecamatan Bayung Lencir. Diakses 16 Juni 2012

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

34

dilakukan oleh DLH untuk melindungi lingkungan adalah melakukan penanganan

sampah di sumbernya, yang meliputi pemisahan/sortasi, penyimpanan dan

pengolahan, merupakan tahap kedua dalam kegiatan pengelolaan karakteristik

sampah. Karena tahap ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

karakteristik sampah, kesehatan masyarakat, serta sikap masyarakat terhadap

sistem pengelolaan sampah, maka sangatlah penting untuk memahami bagaimana

sebaiknya kegiatan penanganan sampah on-site dilakukan.

Tabel 02

Kepemimpinan Kepala UPTD kebersihan dan persampahan Kecamatan

Bayung Lencir47

No. Nama Masa Bhakti Ket

1. Drs. Asmuni 2006-2013

2. Syafrizal Irwa, S.E., M. Si. 2013-2019

3. Nazirin, S.Pd., M.Si. 2019 s.d. Sekarang

C. Visi dan Misi

Visi :

Tertatanya lingkungan hidup yang baik dan sehat serta tersedianya inovasi

iptek dan pengembangan kebijakan menuju muba maju berjaya 2022

Misi :

1. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian dampak perubahan lingkungan

47Dokumentasi UPT Kebersihan dan Persampahan Kecamatan Bayung Lencir 26

September 2019

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

35

2. Meningkatkan upaya pengawasan terhadap fungsi dan kualitas lingkungan

hidup

3. Meningkatkan kebijakan pemerintah yang berbasis penelitian dan

pembangunan

4. Meningkatkan kualitas aparatur dan masyarakat terhadap pengelolaan

lingkungan hidup dan penelitian pengembangan48

D. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Banyuasin merupakan lembaga

unsur penunjang pemerintah daerah. Guna mendukung visi MUBA MAJU

BERJAYA 2022, Dinas Lingkungan Hidup Mempunyai Rencana Kerja yang

dimaksudkan memberikan arahan bagi seluruh aparatur DLH sehinggan tugas

pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup dapat dilaksanakan secara efektif dan

efisien. Adapun tujuan disusunnya rencana kerja Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Musi Banyuasin adalah:

1. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan

tahunan yang transparan, partisipatif, dan akuntabel

2. Memberikan arahan dan kendali bagi aparatur perencana dalam perumusan

substansi perencanaan tahunan yang lebih jelas, rinci dan terukur dan

difokuskan pada pencapaian visi dan misi guna efektifitas dan efisiensi

3. Memberikan kejelasan terhadap pembagian wewenang dan tanggung jawab

masing masing bidang dan memacu semangat kerja dalam mengelola tupoksi

4. Sebagai upaya mengakomodasikan kebijakan perencanaan, pengendalian dan

48 ibid

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

36

evaluasi pembangunan melalui koordinasi, konsultasi dan interaksi baik antar

instansi dan sektor49

.

E. Struktur Dinas Lingkungan hidup

Struktur organisasi merupakan komponen- komponen ( unit-unit kerja)

dalam orgnasiasi, struktur organisasi menunjukan adanya pembagian keja dan

mnunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda beda tersebut

di intergrasikan ( koordinasi) selain daripada itu struktur organisasi juga

menunjukan spesialiasi-spesialisasi pekerjaan, seluruh perintah dan penyampaian

laporan.

Sebagai suatu organisasi yang baik suatu lembaga pemerintah maupun

swasta, kecil atau besar tidak akan lepas dari suatu struktur orgnasisasi

kepengurusan. Karena kepengurusan itulah yang akan menjalankan roda-roda

organisasi maju atau mundurnya suatu organisasi sanat tergantung pada manusia

yang duduk di pengurusan tersebut. Dalam struktur organisasi yang baik harus

menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu

pertanggungjawaban apa yang di kerjakan.

Dalam suatu organisasi sangat perlu adanya susuna kepengurusan dengan

baik agar proses pelaksanaan program atau kegiatan dapat di laksanakan berjalan

dengan baik sesuai dengan yang di inginkan.

49

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 Tahun 2011 tentang DLH

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

37

Tabel 03

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup50

50

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Banyuasin

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

38

a) JADWAN PENELITIAN

Tabel 0.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

2018 2019

Mrt Apr Jun Jul Ags Sep Okt Jan feb Apr Jul

1 Pengajuan Judul

2 Pernulisan Proposal

3 Permohonan Dosen

Pembimbing

4 Batas Akhir dan Bimbingan

Proposal

5 Seminar Proposal

6 Pengesahan Judul

7 Riset

8 Penulisan BAB 4 dan 5

9 Bimbingan Skripisi

10 Batas Akhir Bimbingan dan

Perbaikan Skripsi

11 Ujian Munaqasyah

12 Penggandaan Skripsi

13 Penyerahan Skripsi ke

Fakultas

14 Wisuda

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kecamatan Bayung

Lencir

Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan membuat tujuan organisasi dan

diikuti dengan berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang ditentukan

sebelumnya. Perencanaan menyiratkan bahwa manajer terlebih dahulu

memikirkan dengan matang tujuan dan tindakannya. Biasanya tindakan manajer

itu berdasarkan atas metode, rencana atau logika tertentu, bukan suatu firasat.

Pelaksanaan adalah proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena

tampa pelaksanaan fungsi-fungsi lain, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengontrolan tak akan dapat berjalan. Rencana informal adalah rencana yang tidak

tertilis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.

Tujuan pelaksanaan didalamnya mengambarkan lingkungan di mana

perencanaan berlangsung, kita melanjutkan untuk membahas mengapa

perencanaan tindakan dilakukan. ultimate tujuan tidak dapat dinilai dari dalam

sistem, ada kebutuhan untuk mengandalkan kriteria untuk mengevaluasi tujuan

tersebut. Untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan pemungutan retribusi

persampahan maka perlu adanya perumusan perencanaan dari Dinas pengelolah.

Perencanaan memegang peranan penting dalam upaya pencapaian tujuan yang

ditetapkan dalam suatu organisasi. Adapun pelaksanaan dari Unit pelayanan

Teknis Daerah Kebersihan dan Persampahan Kecamatan Bayung Lencir yang

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

40

dikemukakan oleh kepala UPTD yaitu pelaksanaan pemungutan target

penerimaan retribusi persampahan, pendataan wajib retribusi persampahan dan

sosialisasi. Penentuan Target, target penerimaan Retribusi Persampahan

merupakan tolak ukur realisasi penerimaan tahunan yang harus dicapai dalam

realisasi penerimaan retribusi persampahan Kecamatan Bayung Lencir yaitu

proses penentuan target penerimaan retribusi persampahan yang ingin dicapai

dalam satu tahun anggaran, yaitu terhitung dari 1 Januari sampai 31 Desember.

Pendataan wajib retribusi, dalam hal ini begitu penting ini akan memudahkan

pihak pengelolah untuk melakukan penagihan kepada setiap warga yang terdata

sebagai wajib retribusi. Tetapi dalam kenyataannya pendataan wajib retribusi

belum optimal dimana dalam pendataan ini hanya berpatokan kepada PLN dan

PDAM. Sosialisasi, mengenai retribusi perlu dilaksanakan untuk memberikan

informasi kepada masyarakat tentang pentingnya membayar retribusi karena

dengan adanya retribusi pembangunan daerah dapat berjalan dengan

berkesinambungan dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

Dalam membuat pelaksanaan, yang pertama yang harus dijawab oleh

perencana yaitu what, why, where, when, who, and how. Pertanyaan ini harus

dijawab secara ilmiah, artinya atas hasil analisis data, informasi, dan fakta, supaya

rencana yang dibuat relatif baik pelaksanaannya mudah dan tujuan yang

diinginkan akan tercapai51

.

1. what

Apa yang akan dicapai, tindakan apa yang harus dikerjakan untuk

51 Melayu SP Hasibuan, Fungsi Manajemen Terhadap Perencanaan, (Jakarta: Bumi

Aksara 2014), hlm 92.

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

41

mencapai sasaran, sarana dan prasarana apa yang diperlukan harus ada penjelasan

dan rinciannya. Faktor produksi apa yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan tersebut supaya tujuan dapat dicapai. 52

2. why

Mengapa itu menjadi sasaran, mengapa ia harus dilakukan dengan

memberikan penjelasan, mengapa ia harus dikerjakan dan mengapa tujuan itu

harus dicapai.

3. where

Dimana ia akan dilakukan, perlu dijelaskan dan diberikan alasan-

alasannya berdasarkan pertimbangan ekonomis, dimana tempat setiap kegiatan

harus dikerjakan, dengan demikian tersedia semua fasilitas yang diperlukan untuk

mengerjakannya.

4. when

Kapan rencana akan dilakukan, jadi penentu waktu dimulainya rencana.

Penjelasan waktu dimulainya pekerjaan baik untuk tiap-tiap bagian maupun untuk

seluruh pekerjaan harus ditetapkan standar waktu untuk memilih pekerjaan-

pekerjaan itu, alasan untuk memilih waktu itu harus diberikan sejelas-jelasnya.

5. who

Siapa yang akan melakukannya, jadi pemilihan dan penempatan karyawan,

menetapkan persyaratan dan jumlah karyawan yang akan melakukan pekerjaan,

luasnya wewenang dari masing-masing pekerja.

6. how

52 ibid

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

42

Bagaimana mengerjakannya, perlu diberi penjelasan mengenai teknik-

teknik pengerjaannya.53

Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan daerah sesuai dengan

amanat undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

pemerintah daerah yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah

dengan memperhatian prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

kekhususan suatu daerah sendiri54

. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan

urusan pemerintah memilik hubungan dengan pemerintah lainnya. Hubungan

sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4) meliputi hubungan wewenang,

keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya

lainnya. 55

Kebijakan pemberian otonomi daerah dan desentralisasi yang luas, nyata,

yang bertanggung jawab kepada daerah merupakan langkah strategis dalam dua

hal. Pertama, otonomi daerah dan desentralisasi merupakan jawaban atas

permasalahan lokal bangsa indonesia berupa ancaman disintegrasi bangsa,

kemiskinan, ketidakmerataan pembangunan, rendahnya kualitas hidup

masyarakat, dan masalah pembangunan sumber daya manusia ( SDM ). Kedua,

otonomi daerah dan desentralisasi fisikal merupakan langkah strategis bangsa

53 ibid

54Undang-undang Republik Indonesia No, 32 & 33 Tahun 2004 Tentang Otoda.

55Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

43

indonesia untuk menyongsong era globalisasi ekonomi ekonomi dengan

memperkuat basis perekonomian daerah.

Hal-hal yang mendasar dalam undang-undang ini adalah kuatnya upaya

untuk mendorong pemberdayaan masyarakat, pengembangan prakarsa dan

kreatifitas, peningkatan peran serta masyarakat, dan pengembangan peran dan

fungsi DPRD. UU ini memberikan otonomi secara penuh kepada daerah

kabupaten dan kota untuk membentuk dan melaksanakan kebijakan menurut

prakarsa dan aspirasi masyarakatnya. Artinya, saat sekarang daerah sudah diberi

kewenangan penuh untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi,

mengendalikan dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan daerah. Dengan semakin

besarnya partisipasi masyarakat ini, desentralisasi kemudian akan mempengaruhi

komponen kualitas pemerintahan lainnya. Salah satunya berkaitan dengan

pergeseran orientasi pemerintah, dari command and control menjadi berorientasi

pada tuntutan dan kebutuhan publik. Orientasi yang seperti ini kemudian akan

menjadi dasar bagi pelaksanaan peran pemerintah sebagai stimulator, fasiliator,

koordinator dan entrepreneur ( wirausaha ) dalam proses pembangunan.

Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efisien,

efektifitas dan akuntabilitas sektor publik di indonesia. Dengan otonomi, daerah

dituntut untuk mencari alternatif sumber pembiayaan pembangunan tampa

mengurangi harapan masih adanya bantuan dan bagian ( sharing ) dari pemerintah

pusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan aspirasi

masyarakat. Dengan kondisi seperti ini, peranan investasi swasta dan perusahaan

milik daerah sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan dan

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

44

pembangunan ekonomi daerah ( enginee of growth ). Daerah juga diharapkan

mampu menarik investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Retribusi merupakan sumber penerimaan negara yang signifikan. Retribusi

pada umumnya berhubungan dengan kontra prestasi langsung, dalam arti bahwa

pembayaran retribusi akan menerima imbalan secara langsung dari retribusi yang

dibayarnya. Hal tersebut memang disengaja sebab pembayaran tersebut oleh

sipembayar ditunjukkan semata mata untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu

dari pemerintah, misalnya pembayaran sekolah/kuliah, pembayaran

listrik,pembayaran air minum, pembayaran retribusi sampah dan sebagainya. Oleh

sebab itu, dapat didefenisikan bahwa retribusi adalah pungutan sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau

diberikan oleh pemerintah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 56

Retribusi jasa umum adalah pungutan atas pelayanan yang disediakan atau

diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum

serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Objek retribusi jasa umum

adalah pelayanan yang disediakan oleh daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Berikut

ini adalah jenis-jenis retribusi jasa umum :

1) Retribusi pelayanan kesehatan, adalah pungutan atas pelayanan kesehatan

di puskesmas, balai pengobatan, RSU daerah, dan tempat pelayanan

kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki atau dikelola oleh pemerintah

daerah ( tidak termasuk bahan pendaftaran ).

56

Perda No 17 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan Sampah

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

45

2) Retribusi pelayanan persampahan, adalah pungutan atas pelayanan

persampahan yang diselenggarakan pemerintah daerah, meliputi ;

pengambilan, pengangkutan dan pembuangan serta penyediaan lokasi

pembuangan atau pemusnahan sampah rumah tangga dan perdagangan,

tidak termasuk pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah

dan sosial.

3) Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, adalah pungutan atas

pelayanan parkir di tepi jalan umum yang disediakan oleh daerah.

4) Retribusi pelayanan pasar, adalah pungutan atas pengunaan fassilitas pasar

tradisional atau sederhana berupa pelataran los yang dikelola pemerintah

daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang, kecuali pelayanan fasilitas

pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.

5) Retribusi pelayanan pendidikan, adalah pungutan yang dikenakan atas

pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi.

6) Retribusi pengendalian lalu lintas, adalah pungutan yang dikenakan atas

penggunaan ruas jalan tertentu, koridor tertentu, kawasan tertentu, pada

waktu tertentu, dan tingkat kepadatan tertentu57

.

Wawancara dengan bapak Nazirin S.Pd,. M.Si kepala UPTD kebersihan dan

persampahan Kecamatan Bayung Lencir:

Pemberian kewenangan kepada daerah terkait perencanaan retribusi telah

mengakibatkan pemungutan berbagai jenis pajak dan retribusi berkaitan dengan

aspek kehidupan masyarakat. Pemungutan ini harus dapat dipahami masyarakat

57 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan PP Tahun 2012

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

46

sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di daerah. Dengan adanya permasalahan tersebut peran

unit pelaksana teknis daerah ( UPTD ) sebagai tugas pembantuan membantu peran

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Banyuasin dalam menyelesaikan

masalah kebersihan khususnya terhadap sampah. Dalam hal penentuan target

retribusi persampahan ini kita dasarkan pada potensi yang diperkirakan,

kemampuan kita menagih maka itu menjadi target. Lalu target ini disingkronkan

dengan biaya pengelolaan persampahan yang nantinya pihak dari dinas bagian

keuangan mengadakan rapat anggaran dengan dewan.58

Dari hasil wawancara dari kepala UPTD kebersihan dan Persampahan

Kecamatan Bayung Lencir menunjukkan bahwa masyarakat bayung lencir

mengenai perencanaan yang terkait masih kurangnya kesadaran dalam hal

kebersihan padahal kebersihan sangatlah penting terhadap lingkungan. Padahal

petugas kebersihan telah menyiapkan tempat tempat sampah tetapi masyarakat

masih ada yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Sampah adalah suatu

polusi yang mencemarkan lingkungan, semua ini berawal dari kebiasaan buruk

masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan, jadi bukan karena alam

yang membuat manusia sengsara karena banjir namun itu akibat dari manusianya

sendiri yang tak perduli terhadap lingkungan, dan juga kesadaran penduduk yang

rendah akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

58

Wawancara dengan Bapak Nazirin S.Pd M,Si, selaku Kepala UPTD kebersihan dan

persampahan Kecamatan Bayung Lencir Tanggal 26September2019.

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

47

B. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Retribusi Pelayanan Persampahan di

Kecamatan Bayung Lencir

Proses penentuan apa yang harus diselesaikan yaitu pelaksanaan, penilaian

pelaksanaan, bila perlu melakukan tindakan korektif agar supaya pelaksanaannya

tetap sesuai dengan rencana yaitu sesuai dengan standar. Dalam kaitannya dengan

akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun

dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintah dengan

menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern

maupun pengawasan ekstern. Disamping mendorong adanya pengawasan

masyarakat. Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya

penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat

dilakukan adalah, mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan, menyarankan

agar ditekan adanya pemborosan, mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai

sasaran rencana.

Pengawasan adalah proses untuk menjamin segala kegiatan yang

dilaksanakan telah sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan, lebih lengkapnya

definisi pengawasan adalah usaha yang disusun secara sistematis untuk

menentukan acuan kerja pada proses perencanaan sistem feedback informasi,

mengkomarasi hasil kerja dengan acuan kerja, mrnganalisis terjadinya

penyimpangan, dan segera mengambil langkah perbaikan yang dibutuhkan untuk

keterjaminan penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam

rangka pencapaian tujuan organisasi. Selain itu pengawasan keseluruhan

merupakan aktivitas membandingkan antara hasil yang telah dilaksanakan dengan

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

48

perencanaan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu dalam pengawasan diperlukan

adanya acuan, standar, alat ukur terkait hasil yang ingin dicapai.

Dengan adanya pengawasan yang baik maka kecendrungan akan

timbulnya kesalahan yang kurang mendukung keberhasilan dalam pemungutan

retribusi persampahan dapat ditekan seminimal mungkin. Pengawasan dalam

pelaksanaan pemungutan retribusi persampahan merupakan hal yang sangat

penting. Dengan pengawasan yang baik maka ketimpangan yang dapat

mengurangi keberhasilan pemungutan retribusi persampahan bisa diatasi. Melalui

pengawasan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah program atau kegiatan

telah dilaksanakan sesuai rencana. Dalam pengawasan retribusi pelayanan

persampahan di kecamatan bayung lencir dilakukan pengawasan langsung dan

tidak langsung :

1. Pengawasan langsung

Pengawasan langsung merupakan pengawasan yang dilakukan dengan

cara mendatangi dan melakukan pemeriksaan di tempat terhadap objek yang

diawasi. Jika pengawasan langsung ini dilakukan terhadap objek pembangunan

fisik maka yang dimaksud dengan pemeriksaan di tempat atau pemeriksaan

setempat itu dapat berupa pemeriksaan administratif atau pemeriksaan fisik di

lapangan.

Pengawasan langsung dalam hal ini dilakukan oleh kepala bidang kolektor

pemungutan sampah yaitu langsung mengadakan peninjauan dan periksaan atas

pelaksanaan kegiatan dilapangan yang berhubungan dengan pemungutan retribusi

persampahan. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Harun S. Pt bahwa :

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

49

“Setiap hari saya turun kelapangan, karena itu merupakan tugas saya

selaku kepala bagian kolektor pemungutan sampah, dan memastikan apakah

kolektor sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur serta memastikan

bahwa semua wajib retribusi persampahan sudah membayar kewajibannya”.59

Selain itu ia menambahkan bahwa :

“Untuk melakukan pengawasan kepada kolektor maka selalu dilakukan

pengecekan terhadap karcis atau alat tagih setiap selesai pemungutan retribusi

sampah, hal ini dilakukan agar bisa mengetahui kolektor mana yang melakukan

kelalaian bisa dilihat dari jumlah setoran pungutan retribusi”60

.

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa pengawasan

yang dilakukan oleh kepala bidang kolektor pemungutan persampahan sudah baik

karena setiap hari turun kelapangan mengawasi para personilnya dalam

melaksanakan pemungutan untuk menghindari terjadinya kesalahan dan

sebagainya yang dapat menghambat pencapaian penerimaan retribusi

persampahan di kecamatan bayung lencir.

2. Pengawasan tidak langsung

Pengawasan tidak langsung merupakan pengawasan yang dilakukan tampa

mendatangi tempat pelaksanaan pekerjaan atau objek yang diawasi atau

pengawasan yang dilakukan dari jarak jauh yaitu dari belakang meja. Adapun

pengawasan tidak langsung dilakukan melalui laporan laporan tertulis kepada

atasan, dimana dengan laporan tertulis tersebut dapat dinilai sejauh manakah

59

Wawancara dengan Bapak Harun S. Pt selaku Kepala Bidang Kolektor Pemungutan

Sampah Kecamatan Bayung Lencir Tanggal 26 September 2019

60

ibid

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

50

bawahan melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bapak Nazirin S.Pd,. M.Si mengatakan bahwa :

“Kami melakukan pengawasan dengan melakukan evaluasi guna melihat

letak kekurangan dalam proses penerimaan pemungutan retribusi persampahan

ini. Dan yang paling penting pengawasan terhadap pemungutan sampah.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan pada dasarnya diupayakan untuk meningkatkan

penerimaan daerah khususnya pada retribusi persampahan, sehingga dengan

upaya mengefektifkan kegiatan pengawasan terhadap mekanisme pelaksanaan

pemungutan retribusi persampahan yang mana diharapkan mampu mencapai

target yang ditetapkan pada setiap tahun anggaran”.61

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa untuk

pengawasan yang dilakukan oleh UPTD kebersihan dan persampahan kecamatan

bayung lencir untuk pengawasan langsung sudah sesuai rencana, tetapi harus lebih

maksimal lagi. Disatu sisi pengawasan tidak langsung hanya mengandalkan

laporan-laporan semata. Untuk itu perlu melakukan lagi pengawasan yang rutin

kelapangan guna melihat secara langsung pelaksanaan pemungutan retribusi

persampahan dan menilai apakah pelaksanaan pemungutan retribusi persampahan

ini sudah sesuai dengan apa yang direncanakan dan tidak hanya berfokus pada

pengawasan terhadap laporan yang sudah masuk.62

Ada beberapa metode yang diterapkan dalam mengatasi sampah sebagai

berikut:

1. Metode pengindraan dan pengurangan

61

Wawancara dengan Bapak Nazirin S.Pd M,Si, selaku Kepala UPTD kebersihan dan

persampahan Kecamatan Bayung Lencir Tanggal 26 September2019 62

ibid

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

51

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan

zat sampah terbentuk atau dikenal juga dengan pengurangan sampah. Metode

pencegahan termasuk pengunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki

barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan

kembali, seperti tas belanja katun mengantikan tas plastik, mengajak konsumen

untuk menghindari pengunaan barang sekali pakai, contohnya keras tissue dan

mendesain produk yang mengunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang

sama contoh, pengunaan bobot kaleng minuman.

2. Metode pembuangan

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya

untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.

Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas

pertambangan, atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang

dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah

yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan

tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan,

diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama dan adanya

genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan

karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.63

3. Peran masyarakat

Peran masyarakat diperlukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat

yang tinggi dalam pengelolaan sampah. Upaya yang dilakukan meliputi:

63Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

52

a. Masyarakat memiliki kesadaran untuk mengurangi jumlah sampah dari

sumbernya

b. Masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap biaya pengelolaan

sampah

c. Masyarakat merasa bangga dapat menjaga lingkungan tetap bersih.64

4. Daur ulang

Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materil untuk

digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang,

pertama, adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil

energi dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.

5. Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu

mengumpulkan dan mengunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol

bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa

dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal ( kotak sampah atau

kendaraan sampah khusus ), atau dari sampah yang sudah tercampur.

6. Pengolahan biologis

Material sampah organik, seperti residu tanaman, sampah makanan, atau

kertas bisa diolah dengan mengunakan proses biologis menjadi kompos, atau

dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa

digunakan sebagai pupuk dan gas metana yang bisa digunakan untuk

membangkitkan listrik.

64 ibid

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

53

Melihat kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan minimnya

pelayanan kebersihan dan pengelolaan pelayanan sampah di Kecamatan Bayung

Lencir guna mewujudkan muba maju berjaya pemerintah Kabupaten Musi

Banyuasin mengeluarkan peraturan daerah Musi Banyuasin berdasarkan undang-

undang nomor 29 Tahun 2009 angka 64 menyebutkan pengertian retribusi daerah

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

yang khusus disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan dengan mendirikan UPTD kebersihan dan persampahan

kecamatan bayung lencir65

.

C. Apa Saja Kendala Dalam Pelaksanaan Retribusi Pelayanan

Persampahan di Kecamatan Bayung Lencir

Implementasi merupakan sebuah tindakan atau proses gagasan yang sudah

disusun dengan begitu cermat dan detail. Implementasi ini umumnya tuntas

sesudah di anggap permanen. Implementasi ini tidak Cuma aktivitas, namun

sebuah kegiatan yang direncanakan serta dikerjakan dengan serius dengan

berpedoman pada beberapa norma spesifik mencapai maksud kegiatan. Oleh

sebab itu, proses tidak berdiri dengan sendirinya namun dipengaruhi juga oleh

objek selanjutnya.

Setiap masalah tentunya diperlukan penyelesesaian agar kembali menjadi

baik. Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi persampahan bukan berarti dapat

berjalan dengan lancar, ada banyak hanbatan dan kendala yang bisa saja terjadi,

seperti hasil penelitian diatas sehingga pemungutan retribusi persampahan tidak

65

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 angka 64 tentang Pelayanan Kebersihan dan

Pengelolaan Sampah.

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

54

sesuai dengan yang diharapkan. Kendala atau hambatan yangh dimaksud dalam

penelitian ini adalah kendala yang dihadapi oleh para pelaksana didalam

pelaksanaan pemungutan retribusi persampahan di Kecamatan Bayung Lencir.

Kendala-kendala lain yang didapat dalam pelaksanaan pemungutan retribusi

persampahan ini, sehingga dalam implementasinya tidak dapat berjalan dengan

baik, hasil wawancara dengan Bapak Joni menyatakan bahwa :

“Warga yang mempunyai lahan sendiri untuk membuang sampahnya

sehingga merasa tidak perlu membayar retribusi, kemudian jangkauan wilayah

yang masih terbatas, kemampuan personil dilapangan untuk memberikan

pelayanan yang belum memuaskan. Saya sendiri sebagai wajib retribusi memang

tiap bulannya saya membayar tetapi perlu juga pemerintah mensosialisasikan akan

perda sendiri dari retribusi ini, karena saya rasa bahwa sosialisasi ini belum

merata disampaikan kepada warga”.66

Dalam pelaksanaan suatu kebijakan pasti mendapatkan hambatan-

hambatan atau kendala-kendala. Hambatan bisa berasal dari pihak internal atau

pun pihak luar. Hambatan dalam kebijakannya adalah sulit menempatkan TPS (

tempat pembuangan sementara ) seperti kontainer dan bak sampah permanen yang

berdekatan dengan sentra permungkiman penduduk. Kurangnya sarana dan

prasarana seperti kurangnya jumlah armada kebersihan baik personil maupun

peralatan seperti dump truck, arm roll dan alat berat serta alat pengolahan

pengomposan dan masih kurangnya kesadaran untuk membuang sampah pada

tempatnya yang sudah disediakan.

66

Wawancara dengan Bapak Joni selaku Pelaksana Koordinator Lapangan Kecamatan

Bayung Lencir Tanggal 26 September2019

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

55

Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penerimaan

retribusi persampahan di Kecamatan Bayung Lencir ini masih kurang. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Kesadaran wajib retribusi

2. Kemampuan masyarakat dalam membayar

3. Sosialisasi yang tidak merata

4. Adanya wilayah yang tidak terjangkau

5. Adanya warga yang tidak terdata sehingga mereka hanya membayar kepada

pihak yang bukan dari pegawai resmi

6. Warga yang mempunyai lahan sendiri sehingga merasa bahwa tidak perlu

untuk membayar retribusi

7. Tingkat pelayanan yang belum maksimal ( dalam hal ini keterlambatan

sampah warga diangkut sehingga warga enggan mau untuk membayar ).

8. Komunikasi antar lembaga

9. Sikap pelaksana

10. Karakteristik agen pelaksana

11. Perda yang belum efektif dilaksanakan.67

Untuk mengatasi hambatan hambatan yang dikemukakan sebelumnya,

upaya yang dapat dilakukan adalah:

1. Meningkatkan infrastruktur

Agar warga merasa nyaman diperlukan adanya sarana dan prasarana yang

memadai. Pihak dinas telah berusaha meningkatkan sarana dan prasarana

67

Dokumentasi UPTD Kebersihan dan Persampahan Kecamatan Bayung Lencir Tahun

2019

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

56

dilapangan tersebut dengan menambah tempat pembuangan sampah dan mobil

pengangkut sampah. Dengan sarana dan prasarana yang memadai diharapkan

warga merasa nyaman dan membayarn retribusi persampahan.

2. Peningkatan pengawasan

Agar pelaksanaan retribusi persampahan dapat berjalan dengan baik maka

pihak dinas terus meningkatkan pengawasan yang dilakukan. Dimana dalam hal

ini sudah ada pegawai khusus ditugaskan turun kelapangan untuk memantau

pelayanan. Baik pengawasan langsung maupun tidak langsung terhadap

pelaksanaan retribusi persampahan dilapangan. Dengan demikian diharapkan para

petugas pemungut retribusi maupun pemungut sampah melaksanakan tugasnya

dengan baik.68

3. Mengupayakan agar sampah dikelola

Tahap awal mulai dari tempat timbulan sampah itu sendiri (dalam hal ini

mayoritas adalah lingkungan rumah tangga). Upaya ini setidaknya dapat

mengurangi timbulan sampah yang harus dikumpulkan dan diangkut ke TPS

sehingga bebannya menjadi berkurang. Pada fase awal ditingkat rumah tangga

setidaknya diupayakan untuk mengolah sampah organik menjadi kompos dan

sampah non organik dipilah serta mengumpulkan menurut jenisnya sehingga

memungkinkan untuk di daur ulang. Bila proses pengomposan di tiap rumah

tangga belum mungkin dilakukan, selanjutnya petugas sampah mengangkut

sampah yang telah terpilah ke tempat pembuangan sampah sementara untuk

diproses. Hasil pengamatan di beberapa tempat pembuangan sampah atau TPS di

68

Dokumentasi UPTD Kebersihan dan Persampahan Kecamatan Bayung Lencir Tahun

2019

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

57

beberapa bagian diketahui bahwa masing-masing sampah non organik sangat

memiliki nilai ekonomi. Pewadahan dan pengumpulan dari wadah tempat

timbulan sampah sisa yang sudah dipilah ke tempat pemindahan sementara. Pada

tahap ini beban kerja petugas pembuangan sampah menjadi lebih ringan,

pengangkutan ke tempat pembuangan atau ke tempat pengolahan sampah terpadu.

Pada tahap ini diperlukan kotak penampungan sampah dan gerobak pengangkut

sampah yang sudah dipilah dan tahap selanjutnya adalah pengolahan sampah yang

tidak memungkinkan untuk diolah di setiap lingkungan rumah tangga di TPS.

Tempat pembuangan sampah sementara ( TPS ) yang ada dengan mengunakan

pendekatan ini kemudian diubah fungsinya menjadi semacam pabrik pengolahan

sampah terpadu, yang produk hasil olahannya adalah kompos, bahan daur ulang

dan sampah yang tidak dapat diolah lagi. Tahap akhir adalah pengangkutan sisa

akhir sampah, sampah yang tidak dapat didaur ulang atau tidak dapat

dimanfaatkan lagi ke tempat pembuangan sampah akhir ( TPA ). Pada fase ini

barulah proses penimbunan atau pembakaran sampah akhir dapat dilakukan

dengan mengunakan incinerator, sekitar 5-10 % sampah yang tidak dapat didaur

ulang. Berdasarkan tahapan ini kunci penanganan sampah berbasis masyarakat

(komunal) ini sebenarnya terletak pada rantai proses di tingkat rumah tangga dan

ditingkat kelurahan atau desa ( yaitu di tempat pembuangan sampah sementara

atau TPS ) yang melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola plus ( pemilik

home industri ). Tampa sistem komunal ini mustahil sampah dapat diatasi dengan

tuntas.

4. Daur ulang dan buat kompos dari sampah

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

58

Jika anda ingin mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat

bagi lingkungan, mendaur ulang sampah atau membuat kompos dapat dijadikan

pilihan. Sampah berbahan plastik seperti kemasan minuman sachet atau sedotan

bisa didaur ulang menjadi keranjang belanja atau berbagai kerajinan tangan

lainnya. Sementara itu, sampah organik bisa dijadikan kompos untuk

menyuburkan tanaman dan bunga. Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan

untuk menangani sampah, tentunya ada berbagai cara kreatif lain yang dapat

membantu mewujudkan bebas dari sampah. Namun, yang terpenting adalah mulai

merealisasikannya dari sekarang.

5. Donasikan barang-barang yang tidak terpakai

Banyak dari kita yang membuang barang tidak terpakai yang menumpuk

di gudang atau sudut-sudut rumah. Mendonasikan barang-barang tersebut ke

orang lain tentu merupakan tindakan yang lebih mulia karena akan mengurangi

jumlah sampah yang kita buang sekaligus membantu orang-orang yang lebih

membutuhkan.

6. Membawa kantung belanja dan alat makan sendiri

Membawa kantung belanja dan alat makan sendiri dapat mengurangi

penggunaan plastik. Plastik sendiri merupakan material yang sangat sulit terurai

dan dapat mencemari kualitas air dan tanah. Oleh karena itu, menggunakan

totebag berbahan kain saat berbelanja atau membawa tumbler saat bepergian akan

turut menurunkan jumlah sampah plastik yang beredar. Selain itu, membawa

makanan bekal sendiri juga akan membiasakan gaya hidup sehat.

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

59

7. Pengalihan kewenangan ke Kecamatan untuk mengelola retribusi pelayanan

persampahan

Demi kelancaran dan efektifnya pengelolaan retribusi persampahan pihak

Dinas kini telah melakukan suatu kebijakan yaitu adanya pelimpahan kewenangan

pemungutan retribusi persampahan kepada camat untuk mengelolah sendiri

retribusi dari sampah ini. Ini bertujuan untuk lebih menyederhanakan sistem

pungutan retribusi dan lebih medekatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya

pelayanan sampah.

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

60

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul judul

“ Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 tahun

2011 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan ( Studi Di Kecamatan Bayung

Lencir) ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan, yaitu :

1. Perencanaan retribusi persampahan Kecamatan Bayung Lencir, tidak

adanya pemberian reward kepada para kolektor terkadang membuat

mereka untuk tidak semangat dalam melakukan penagihan.

2. Pengawasan retribusi persampahan Kecamatan Bayung Lencir yang

dilakukan pihak Dinas Lingkungan Hidup melalui Unit Pelayanan Teknis

Daerah ( UPTD ) sudah baik. Namun dari segi pengawasan tidak langsung

masih kurang dimana hanya bertumpu pada laporan-laporan dari bawahan.

3. Implementasi persampahan Kecamatan Bayung Lencir, demi kelancaran

dan efektifnya pengelolaan retribusi persampahan Kecamatan bayung

lencir pihak Dinas kini telah melakukan suatu kebijakan yaitu adanya

pelimpahan kewenangan retribusi persampahan kepada Unit Pelayanan

Teknis Daerah ( UPTD ) untuk mengelola sendiri retribusi dari sampah.

Ini bertujuan untuk lebih menyederhanakan sistem retribusi dan lebih

mendekatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya pelayanan.

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

61

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 17 tahun

2011 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan ( Studi Di Kecamatan Bayung

Lencir) adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi tentang perda retribusi persampahan perlu ditingkatkan agar

semua masyarakat di kecamatan bayung lencir dapat mengetshui fungsi

dari retribusi persampahan.

2. Untuk memperoleh data yang akurat berdasarkan potensi wilayah yang

sebenarnya pihak dinas atau pemerintah yang berwenang harus

mengeluarkan dana untuk melakukan pendataan dan bekerja sama dengan

kecamatan, RT dan RW dalam pendataan retribusi persampahan.

3. Pihak dinas juga perlu memperhatikan atau memberikan reward kepada

pegawai/ kolektor agar mereka lebih termotivasi untuk melakukan

pekerjaan mereka.

4. Sebaiknya untuk pengawasan tidak langsung, pihak dinas tidak hanya

bertumpu pada laporan dari bawahan tetapi lebih meningkatkan

pengawasan di lapangan agar tidak terjadi kekeliruan.

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

62

C. KATA PENUTUP

Dengan mengucapkan rasa syukur Allah SWT Alhamdulillah, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan penyususanan dan penulisan skripsi ini dengan baik

sesuai dengan jadwal yang diprogramakan UIN STS JAMBI, meskipun dalam

penyusunan dan penulisaan skripsi ini penulis menyadari akan masih banyak

kekurangan, kekeliruan, kesalahan, dan kelemahan baik dari segi isi skripsi,

metodologi dan pengetikanya. Tidak lupa penulis mengaturkan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, dan hanya

Allah SWT yang membalas budi baik yang telah membatu penulis menyelesaikan

skripsi ini.

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

63

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Drupsteen,(2009). Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang; Universitas Negeri

Semarang.

Dwiyanto, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik,

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005)

Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen.(Jakarta: Bandung

Alfabeta, 2005)

Indra Bastian, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. (Yogyakarta:

Graha ilmu. 2002)

Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia , edisi desember . Artikel masalah sampah

terhadap lingkungan.

Kencana, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, (Bandung:PT Refika Aditama,

2009)

Managemen Kualitas Pelayanan, (Jakarta: STIA LAN Press, 2000).

Melayu SP Hasibuan, Fungsi Manajemen Terhadap Perencanaan, (Jakarta: Bumi

Aksara 2014).

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta:Bumi Aksara,

2010)

Observasi,tentang Pelayanan Kebersihan di Kecamatan Bayung Lencir

padatanggal 19 April 2019.

Pasalong dan Atik Winarsih, Manajemen (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010)

Rachmadi, Public Relation Dalam Teori dan Praktek (Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama)

Ratminko, Manajemen Pelayanan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005).

Sayuti Una (Editor), 2012, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi, Revsi, (Jambi:

Fakultas Syari‟ah Iain sts Jambi dan Syari‟ah Press).

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

64

Sri Subekti.2014 . Dampak Lingkungan dan retribusi pelayanan persampahan

Cet. Ke-1. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik: Teori Kebijakan dan

Implementasi.(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006)

Suriadinata, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. ( jakarta: Mitra Wacana

Media )

Sutrisno hadi dan Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Simamora, Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan

Profitabel.(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001)

Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi (Yogyakarta: Lukman OFFSET

YPAPI)

Wawancara dengan Bapak Mustopa,selaku masyarakat setempat. Pada tanggal 19

april 2019.

Widodo, Good Governance:Telah Dari Dimensi:Akuntabilitas dan Kontrol,

Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah, (Surabaya:Insan

Cendikia, 2001)

B. Peraturan perundang- undangan

Undang-undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang -undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 157 Tentang Sumber – Sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kemenpan, Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelengaran

Publik.

Peraturan Daerah Kecamatan Bayung Lencir Nomor 17 Tahun 2011 tentang

Retribusi Pelayanan Persampahan.

Undang-undang RI Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 dan 33 Tahun 2004 Tentang

Otoda.

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

65

C. Lain-Lain

Https:// m. Bisnis.com. Kabupaten Muba Perda Retribusi Pelayanan Sampah.

Diakses 28 November 2018.

http://id.m.wikipedia.org. Geografis Kecamatan Bayung Lencir. Diakses 16 juni

2012.

Sri subekti, pengelolaan sampah rumah tangga 3R berbasis masyarakat,

available; https:// www.scribd.com. Tulisan bektihadini diakses 17 maret

2014.

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

66

DAFTAR INFORMAN

NO NAMA INFORMAN JABATAN PEKERJAAN

1 Nazirin S.Pd,. M.Si Kepala Dinas UPTD

2 Harun S. Pt kepala bidang kolektor pemungutan

persampahan

3 Joni Pelaksana Koordinator Lapangan

4 Mustopa Masyarakat Kecamatan Bayung

Lencir

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

67

A. Pertanyaan kepada UPTDKebersihandanPersampahan Kecamatan Bayung

Lencir.

a. Bagaimana Sejarah Berdirinya UPTDKebersihandanPersampahan Kecamatan

Bayung lencir.?

b. Apa tugas pokok dan fungsi UPTD KebersihandanPersampahanKecamatan

Bayung lencir .?

c. Apa Visi dan Misi UPTD KebersihandanPersampahan Kecamatan Bayung

lencir.?

d. Apa kendala yang dihadapi oleh UPTD KebersihandanPersampahandalam

Pelayananretribusipersampahan.?

e. Apa upaya yang dilakukan UPTDKebersihandanPersampahan Kecamatan

Bayung lencir dalam mengoptimalkan pelayanan retribusipersampahan.?

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI …

68

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Rendi

Tempat Tanggal Lahir: Muba, 08 Juli 1997

Jenis Kelamin : Laki - laki

NIM : SIP.152055

Alamat : Rt.006, Lk 001. Kecamatan Bayung Lencir.

Kabupaten Musi Banyuasin.

Nama Orang Tua

Ayah : M. Husin (alm)

Ibu : Kurniati

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

TAHUN PENDIDIKAN

1. SD : Sekolah Dasar Negeri 1 Bayung Lencir

2. SMP : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bayung

Lencir

3. SMA : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bayung Lencir

PENGALAMAN ORGANISASI

1. PMII UIN STS Jambi

2. IMBL ( Ikatan Mahasiswa Bayung Lencir )

MOTO HIDUP

“ Never Give up ‟‟

Jambi, Juli 2020