kabupaten musi banyuasin119.252.171.190/resource/doc/download/-238.pdf14 tungkal jaya 16 - 821,19...
TRANSCRIPT
LKjIP TAHUN 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PEMERINTAH
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
IKHTISAR EKSEKUTIF................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... I-1
A. Latar Belakang.............................................................................. I-1
B. Aspek Strategis Kabupaten Musi Banyuasin................................ I-4
1. Aspek Geografis ..................................................................... I-6
2. Aspek Demografis................................................................... I-7
3. Pertumbuhan Ekonomi / Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)................................................................................... I-11
4. Isu Strategis Pembangunan di Kabupaten Musi
Banyuasin................................................................................ I-15
C. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi............................. I-17
D. Maksud dan Tujuan...................................................................... I-21
E. Penghargaan Yang Diterima Oleh Pemerintah Kabupaten
Musi Banyuasin Tahun 2015....................................................... I-22
F. Sistematika Penulisan................................................................... I-22
BAB II PERENCANAAN KINERJA.......................................................... II-1
A. Rencana Strategis........................................................................ II-1
A.1 Visi dan Misi Kabupaten Musi Banyuasin..................... II-1
A.1.1 Visi Kabupaten Musi Banyuasin................................... II-1
A.1.2 Misi Kabupaten Musi Banyuasin................................... II-4
A.1.3 Tujuan dan Sasaran Strategis...................................... II-4
A.1.4 Kebijakan Daerah......................................................... II-9
A.1.5 Prioritas Pembangunan Tahun 2015............................ II-12
B. Perjanjian Kinerja.......................................................................... II-20
B1 Perjanjian Kinerja Tahun 2014.................................... II-22
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.......................................................... III-1
A. Capaian Kinerja............................................................................ III-2
a. Analisis Atas Pencapaian Sasaran Strategis.......................... III-3
1. Hubungan Indikator Kinerja Utama Dengan Pencapaian
Kinerja Sasaran........................................................................III-3
2. Capaian Indikator Makro..........................................................III-4
3. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja..........III-12
Analisis Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015........................................... III-13
Analisis Atas Efesiensi Penggunaan Sumber Daya........................... III-201
Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun Kegagalan
Pencapaian Pernyataan Penetapan Kinerja.................... III-204
B. Realisasi Anggaran....................................................................... III-211
BAB IV Penutup.........................................................................................IV-1
LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. Penetapan Kinerja Tahun 2015
B. Pengukuran Kinerja
C. IKU 2012-2017
D. Hasil Reviu dari Inspektorat Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia………………………......... I-5
Tabel 1.2 Kualifikasi Pendidikan PNS Pemkab Muba……………….. I-5
Tabel 1.3 Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan…………………….... I-3
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin tahun
2012-2015……………………………………………………..
I-8
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
Musi Banyuasin tahun 2015..................……………………
I-8
Tabel 1.6 Jumlah Tenaga Kesehatan 2012-2015..………………….. I-11
Tabel 1.7 Produksi hasil tanaman perkebunan dari tahun 2012
sampai dengan prediksi tahun 2015…...…………………..
1-11
Tabel 1.8 PDRB Kabupaten Musi Banyuasin atas dasar harga
berlaku dan konstan 2010 (Dengan Migas)…....................
1-13
Tabel 1.9 PDRB Kabupaten Musi Banyuasin atas dasar harga
berlaku dan konstan 2010 (Tanpa Migas)...……......…...
1-14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, telah
memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada
Pemerintah Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas desentralisasi dan asas tugas pembantuan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konsekuensi dari penerapan Otonomi Daerah telah membawa implikasi yang
luas dan serius. Oleh karenanya tidak sedikit masalah tantangan dan kendala yang
sedang dihadapi oleh daerah. Disamping itu sejalan dengan reformasi dan semakin
kritisnya masyarakat dalam menilai penyelenggaraan pemerintahan perlu dipenuhi
prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, antara lain: adanya partisipasi
masyarakat, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan
kedepan, pengawasan, efisiensi dan efektifitas, profesionalisme serta akuntabilitas.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap
penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam
mencapai misi dan tujuan organisasinya.
Akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin merupakan
perwujudan kewajiban pemerintah untuk mempertanggung jawabkan
keberhasilan/kegagalan pencapaian visi dan misi pemerintah kabupaten yang
diwujudkan melalui pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Akuntabilitas kinerja dilaksanakan melalui pengukuran kinerja yang dapat digunakan
untuk melakukan penilaian atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
misi dan visi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Pengukuran kinerja tersebut
disamping sebagai upaya pengembangan strategi organisasi ke depan, secara teknis
dapat dilihat sebagai suatu sistem evaluasi masing-masing unit organisasi di
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang merupakan langkah awal untuk
pengendalian fungsi-fungsi manajerial secara menyeluruh.
Esensi penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah tersebut adalah penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang berisikan ikhtisar pencapaian
sasaran sekurang-kurangnya menyajikan informasi tentang:
1. Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;
2. Realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi;
3. Penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja; dan
4. Pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan
target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan, sebagaimana yang ditetapkan
dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan.
Penilaian atas keberhasilan/kegagalan lebih difokuskan pada pencapaian
sasaran, hal ini berkaitan dengan kinerja yang sebenarnya, dimana sasaran
merupakan hasil yang ingin dicapai/diwujudkan dalam kurun waktu 1 atau kurang
dari 1 tahun.
Pelaksanaan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten
Musi Banyuasin Tahun 2015 ini dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
dan Kotapraja di sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
80);
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama;
9. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1824);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2012 – 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2012
Nomor 94);
12. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 Tentang APBD Kabupaten Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2015 Nomor 1);
13. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 40 Tahun 2012 tentang Penetapan
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
B. ASPEK STRATEGIS KABUPATEN MUSI BANYUASIN
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menetapkan visi dan misi
pembangunan yang menjadi arah dan pendorong kebijakan pembangunan
berkelanjutan agar terwujud Musi Banyuasin menuju “PERMATA MUBA 2017”
(PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN, RELIGIUS, MANDIRI, ADIL, TERDEPAN,
MAJU BERSAMA 2017).
Keberhasilan pencapaian visi tersebut salah satunya dilihat dari kenaikan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Musi Banyuasin dari 63,27 pada
tahun 2012 menjadi 64,18 pada tahun 2013 dan terakhir 64,93 untuk tahun 2014.
Selanjutnya pencapaian target juga diketahui dengan peningkatan kualitas
pendidikan; peningkatan kualitas kesehatan; semakin kondusifnya keamanan; dan
peningkatan pembangunan infrastruktur dasar bagi masyarakat seperti jalan desa,
listrik, telekomunikasi dan air bersih; berkurangnya angka kemiskinan dari 18,29%
pada tahun 2012 menjadi 18,02% pada tahun 2013 dan terakhir tahun 2014 menjadi
17,38%, artinya terjadi penurunan yang cukup signifikan selama 3 tahun terakhir
serta jumlah pengangguran yang terus menurun dari 12.784 pada tahun 2011
menjadi 9.279 pada tahun 2012 dan 7.883 meskipun tahun 2014 meningkat
menjadi 10.434 dari usia kerja produktif (sumber data: Musi Banyuasin Dalam Angka
2015, BPS).
Tabel 1.1
Indeks Pembangunan Manusia
Kab. Muba 2012-2014
No. Tahun Indeks Pembangunan Manusia
1 2012 63,27
2 2013 64,18
3 2014 64,93
Sumber data : Musi Banyuasin Dalam Angka 2015.
Pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin didukung dengan
anggaran APBD sebesar Rp 2.601.478.000.000,00 yang merupakan unsur input
untuk pencapaian outcome pada masing-masing program yang telah ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah
Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, dan telah dituangkan dalam kesepakatan kinerja
antara eksekutif dan legislatif dalam penetapan anggaran tahun 2015.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, disamping didukung oleh dana
tersebut diatas juga didukung oleh sumber daya aparatur sebanyak 8.707 orang
berstatus PNS. Berdasarkan kualifikasi Pendidikan, PNS Kabupaten Musi Banyuasin
dapat dikelompokkan seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.2
Kualifikasi Pendidikan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Musi Banyuasin Tahun 2015
KUALIFISI PENDIDIKAN JUMLAH PERSONIL(ORANG)
2012 2013 2014 2015
Sekolah Dasar
SLTP
SLTA
Diploma I
Diploma II
Diploma III/Sarjana Muda
Diploma IV
S-1 /Sarjana
S-2/Pasca Sarjana
22
99
2.629
-
-
1.056
-
4.298
284
21
53
3.170
9
662
621
-
2.879
403
34
93
3.714
9
722
745
-
2.999
425
53
131
3492
5
718
728
-
3099
481
S-3/Doktor - - - -
Jumlah 8.388 7.818 8.741 8.707
Sumber data : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kab. Muba
1. Aspek Geografis
Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14. 265,96 km2 atau sekitar
15% dari luas Provinsi Sumatera Selatan terletak di antara 1,3o sampai dengan
4o Lintang Selatan dan 103o sampai dengan 105o40’ Bujur Timur. Batas wilayah
Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut:
o Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi.
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim.
o Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas.
o Sebelah Timur berbatas an dengan Kabupaten Banyuasin.
Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari 14 kecamatan dan 240
desa/kelurahan dengan luas wilayah masing-masing sebagai berikut:
Tabel 1.3
Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan
No Kecamatan Desa Kelurahan Luas Wilayah (Km2)
1 Sekayu 10 4 701,60
2 Babat Toman 11 2 1.291,00
3 Plakat Tinggi 15 - 247,00
4 Lais 15 - 755,53
5 Batang Hari Leko 16 - 2.107,79
6 Sungai Lilin 13 2 374,26
7 Sanga Desa 17 2 317,00
8 Sungai Keruh 22 - 629,00
9 Keluang 13 1 400,57
10 Bayung Lencir 21 2 4.847,00
11 Lalan 27 - 1.031,00
12 Lawang Wetan 15 - 232,00
13 Babat Supat 16 - 511,02
No Kecamatan Desa Kelurahan Luas Wilayah (Km2)
14 Tungkal Jaya 16 - 821,19
Jumlah 227 13 14.265,96
Sumber: Bagian Tata Pemerintahan Kabupaten Musi Banyuasin, 2015
Dari segi topografi Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari bermacam-macam
jenis topografi. Di sebelah Timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah Barat
Kecamatan Bayung Lencir dan di daerah pinggiran Sungai Musi sampai ke
Kecamatan Babat Toman tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan dipengaruhi oleh
pasang surut. Sedangkan di daerah lainnya, tanahnya terdiri dari tanah dataran
tinggi dan berbukit dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 140 m di atas
permukaan laut.
Dilihat dari segi hidrologi, Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah
rawa dengan sungai besar dan kecil yang cukup banyak. Kondisi ini berguna
bagi kegiatan irigasi/pengairan pertanian sehingga pencetakan sawah baru
dapat mempertimbangkan keberadaan sungai-sungai tersebut. Sedangkan guna
memenuhi keperluan penduduk dalam hal pemenuhan air bersih, keberadaan
sungai tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk pengambilan air baku PDAM.
Kawasan hutan Kabupaten Musi Banyuasin adalah 669.454 Ha atau 46,93%
dari luas total Kabupaten Musi Banyuasin. Daerah kawasan hutan ini meliputi
taman nasional laut, taman nasional, suaka margasatwa, hutan lindung, hutan
produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan produksi konversi. Jenis
penggunaan lahan lainnya yang penyebarannya cukup luas yaitu berupa
perkebunan seluas 481.851 Ha atau 33,78% dari luas kabupaten.
2. Aspek Demografis
Penduduk Kabupaten Musi Banyuasin padaakhir tahun 2015 berjumlah
808.343 jiwa. Bertambahnya penduduk dari tahun ketahun ternyata belum
diikuti dengan penyebaran penduduk. Dari 14 (empat belas) kecamatan, yang
ada di Kabupaten Musi Banyuasin, Kecamatan Bayung Lencir merupakan
kecamatan yang jumlah penduduknya relatif banyak kemudian diikuti oleh
Kecamatan Sekayu dan Kecamatan Lais.
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2012-2015
No Kecamatan 2012 2013 2014 2015
1. Babat Toman 36.692 40.071 41.692 43.418
2 Plakat Tinggi 28.082 30.579 30.584 31.371
3 Batanghari Leko 26.038 29.066 31.826 32.850
4 Sanga Desa 38.978 43.303 43.933 44.402
5 Sungai Keruh 47.759 52.409 53.026 53.883
6 Sekayu 102.013 109.843 107.888 110.587
7 Lais 69.692 74.794 73.594 74.587
8 Sungai Lilin 60.625 66.331 65.867 67.505
9 Keluang 34.814 37.227 37.278 38.140
10 Bayung Lencir 104.264 101.637 108.019 118.367
11 Lalan 44.959 47.401 47.866 49.611
12 Lawang Wetan 30.718 33.379 33.281 34.098
13 Babat Supat 38.771 42.516 42.231 43.257
14 Tungkal Jaya 53.463 62.635 63.513 66.267
J u m l a h 716.868 771.191 780.598 808.343
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Data Desember 2015)
Sedangkan bila dikelompokkan per jenis kelamin dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 1.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun 2015
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan
1. Sekayu 56.023 54.564
2 Lais 37.807 36.780
3 Sungai Keruh 27.465 26.418
4 Batang Hari Leko 17.132 15.718
5 Sanga Desa 22.700 21.702
6 Babat Toman 22.260 21.158
7 Sungai Lilin 34.882 32.623
8 Keluang 19.534 18.606
9 Bayung Lencir 62.257 56.110
10 Plakat Tinggi 16.091 15.280
11 Lalan 25.939 23.672
12 Tungkal Jaya 34.655 31.612
13 Lawang Wetan 17.243 16.855
14 Babat Supat 21.973 21.284
J u m l a h 415.961 392.382
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin ini ditentukan oleh
perkembangan dan atau pertambahan jumlah penduduknya. Pada tahun 2012
jumlah penduduk Kabupaten Musi Banyuasin 716.868 jiwa, tahun 2013 sebanyak
771.191 jiwa atau dengan jumlah pertumbuhan sebesar 1,08%, dan tahun 2014
berjumlah 780.598 jiwa atau dengan jumlah pertumbuhan penduduk sebesar
1,01%.
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin mengalami kenaikan
1,07% pada tahun 2015 yakni menjadi sebesar 808.343. Jumlah tersebut harus
dipertahankan dan dijaga agar tidak meningkat tajam. Kondisi ini berhubungan
erat dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Semakin rendah
pertumbuhan penduduk, dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu
daerah, maka masyarakat daerah tersebut akan semakin sejahtera. Dengan
kata lain, persentase pertumbuhan penduduk harus lebih kecil dari persentase
pertumbuhan ekonomi, agar kesejahteraan masyarakatnya meningkat.
Penduduk yang masuk dalam kelompok angkatan kerja di Kabupaten Musi
Banyuasin terus bertambah, sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk,
terutama penduduk yang masuk dalam angkatan kerja itu sendiri. Jumlah
pencari kerja di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2015 tercatat sebanyak
1334 orang pencari kerja, yang terdiri dari 574 pencari kerja dari kelompok
penduduk laki-laki dan 760 orang pencari kerja dari kelompok penduduk
perempuan. Jumlah perusahaan hingga Desember 2015 sebanyak 264 yang
menyerap tenaga kerja sebanyak 47.330 orang (sumber Dinas Tenaga Kerja
Kab. Muba). Sebagian penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin sudah ada yang
bekerja, baik sebagai pegawai negeri sipil (PNS), sebagai pegawai swasta, dan
pekerjaan bidang lainnya. Penyerapan tenaga kerja ini sangat ditentukan oleh
penyediaan lapangan kerja atau jumlah unit usaha yang ada di Kabupaten Musi
Banyuasin sendiri.
Ketersediaan tenaga kerja yang handal dan produktif akan sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat. Dewasa ini pembangunan
pendidikan di Kabupaten Musi Banyuasin relatif terus membaik. Hal ini
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya persentase penduduk yang melek
huruf dan rata-rata lama sekolah. Terjadinya peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM) serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan tercapai dan
optimal apabila diiringi dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal
ini dapat terjadi apabila mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat
dapat ditingkatkan serta masyarakat terfasilitasi untuk merubah pola dan prilaku
hidup bersih dan sehat. Dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
maka produktifitas SDM diharapkan akan meningkat.
Dalam rangka mendukung kesehatan masyarakat pemerintah Kabupaten
Musi Banyuasin terus berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan.
Di Kabupaten Musi Banyuasin telah tersedia rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, poskesdes, dan tenaga medis. Pada tahun 2012
Kabupaten Musi Banyuasin memiliki 1740 tenaga kesehatan, selanjutnya naik
pada tahun 2013 menjadi 1796 dan pada tahun 2014 naik kembali menjadi
2.158 dan pada tahun 2015 tenaga kesehatan mengalami penurunan menjadi
1.128 Orang.
Tabel 1.6
Jumlah Tenaga Kesehatan
Kab Muba Tahun 2012-2015
No. Tahun Dokter Umum&
Spesialist
Dokter
Gigi
Bidan Perawat Sanitarian
1 2012 101 4 325 488 56
2 2013 84 7 563 512 47
3 2014 84 11 631 673 51
4 2015 78 7 472 530 42
Sumber : Dinkes & RSUD Muba 2015
3. Pertumbuhan Ekonomi / Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kabupaten Musi Banyuasin
merupakan sebuah potensi untuk mensejahterakan masyarakatnya. Potensi
tersebut antara lain pada sektor perkebunan, pertambangan dan pertanian.
Potensi ini menjadi dasar yang sangat memungkinkan untuk mendatangkan
investasi ke Musi Banyuasin. Sektor migas dan pertambangan masih
merupakan potensi andalan. Selain itu, potensi perkebunan juga merupakan
potensi andalan daerah. Produksi hasil tanaman perkebunan dari tahu 2012
sampai dengan prediksi 2015 terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.7
Produksi hasil tanaman perkebunan
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015
No Jenis
Tanaman Perkebunan
Tahun Produksi (Ton)
2012 2013 2014 2015
1. Karet 111.190 114.862 135.126 131.030
2. Kelapa Sawit 1.893.166 1.949,856 2.231.458 2.523.782
3. Kelapa 2.251 1.417 2.927 5.823
4. Gambir 197 300 270 270
5. Kopi 121 86 27 33
6. Kakao 30 13 2 2
7. Lada 8 8 0,0 0
8. Cengkeh 0,8 0,0 0,0 0
Sumber Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015
Perkembangan kondisi umum ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin yang
merupakan gambaran kinerja makro dari penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan pada beberapa tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan
yang positif, meskipun pada kenyataannya perkembangan kondisi ekonomi
internasional mengalami krisis finansial yang berimbas terhadap perekonomian
nasional dan tetap memberikan warna dalam menyertai dinamika perkembangan
kondisi ekonomi daerah.
Struktur ekonomi dapat dilhat dari berbagai tinjauan. Dalam perekonomian
Indonesia, struktur ekonomi dapat dibagi dalam empat tinjauan, yaitu secara
makro sektoral (agraris, industri, atau perdagangan), secara keruangan
(pedesaan/tradisional dan perkotaan/modern), berdasarkan pengambil
keputusan (sentralistik dan desentralisasi) dan secara politik ekonomis (estetis,
kapitalis, egaliter). Umumnya, untuk melihat struktur ekonomi digunakan
pendekatan secara makro sektoral.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (kabupaten)
menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai
tambah) pada suatu waktu tertentu. Produk Domestik Regional Bruto maupun
agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu atas dasar
“harga berlaku” dan atas dasar “harga konstan”. Disebut sebagai harga berlaku
karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan,
sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun
dasar tertentu. Dalam hal ini digunakan tahun dasar 2010 sebagai dasar
penilaian menggantikan tahun dasar 2000.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto
seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu
negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode
tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau
non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan
yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas
dasar harga berlaku dan harga konstan (riil). PDRB atas dasar harga berlaku
atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku
pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan harga
pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
Dibawah ini adalah tabel PDRB Kabupaten Musi Banyuasin atas dasar harga
berlaku dan konstan 2010 dengan Migas dan tanpa Migas;
Tabel 1.8
Pendapatan Regional dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Banyuasin
Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Dengan Migas)
2012-2014
Lapangan Usaha / Industrial Origin 2012 2013 *) 2014 **)
I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU
1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) 44 524 355 47 635 948 52 382 255 Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah)
2. Penyusutan (Juta Rupiah) 4 051 716 4 334 871 4 766 785
Depreciation (Million Rupiah) 3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) 40 472 638 43 301 077 47 615 470
Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah)
4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) 3 740 046 4 001 420 4 400 109
Net Indirect Taxes (Million Rupiah)
5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor 36 732 592 39 299 657 43 215 361 (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah)
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 582 718 592 422 602 027 Number of Mid Year Population
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) 76 408 064 80 408 810 87 009 811 Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah)
8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah)
Regional Income per Kapita (Rupiah) 63 036 653 66 337 268 71 783 094 II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010
1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) 35 290 936 36 663 309 38 459 916 Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah)
2. Penyusutan (Juta Rupiah) 3 211 475 3 336 361 3 499 852 Depreciation (Million Rupiah)
3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) 32 079 460 33 326 947 34 960 063
Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah)
4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) 2 964 439 3 079 718 3 230 633
Net Indirect Taxes (Million Rupiah)
5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor 29 115 022 30 247 230 31 729 431 (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah)
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 582 718 592 422 602 027 Number of Mid Year Population
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) 60 562 632 61 887 149 63 884 038 Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah)
8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) 49 964 171 51 056 898 52 704 331 Regional Income per Kapita (Rupiah)
Tabel 1.9
Pendapatan Regional dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Banyuasin
Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Tanpa Migas)
2012-2014
Lapangan Usaha / Industrial Origin 2012 2013 *) 2014 **)
I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU
1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) 20 905 630 24 015 594 27 472 956 Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah)
2. Penyusutan (Juta Rupiah) 1 902 412 2 185 419 2 500 039 Depreciation (Million Rupiah)
3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) 19 003 218 21 830 175 24 972 917
Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah)
4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah)
Net Indirect Taxes (Million Rupiah) 1 756 073 2 017 310 2 307 728
5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor 17 247 145 19 812 865 22 665 188 (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah)
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 582 718 592 422 602 027 Number of Mid Year Population
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) 35 876 067 40 537 985 45 634 092 Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah)
8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) 29 597 755 33 443 838 37 648 126
Regional Income per Kapita (Rupiah) II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010
1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) 18 199 144 19 427 605 20 761 380 Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah)
2. Penyusutan (Juta Rupiah) 1 710 719 1 826 195 1 951 570 Depreciation (Million Rupiah)
3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) 16 488 424 17 601 410 18 809 810
Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah)
4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) 1 528 728 1 631 919 1 743 956
Net Indirect Taxes (Million Rupiah)
5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor 14 959 696 15 969 491 17 065 855 (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah)
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 582 718 592 422 602 027 Number of Mid Year Population
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) 31 231 477 32 793 524 34 485 796 Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah)
8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) 25 672 274 26 956 276 28 347 324
Regional Income per Kapita (Rupiah)
Pendapatan perkapita adalah Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas
dasar biaya faktor dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan
perkapita penduduk Musi Banyuasin tahun 2014 atas dasar harga berlaku
sebesar 71.783.094 rupiah dengan migas dan pendapatan perkapita tanpa
migas sebesar 37.648.126 rupiah.
Angka prediksi PDRB tahun 2015 belum dapat disajikan karena data
tersebut belum dapat diperoleh dari BPS.
4. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin
Isu strategis adalah suatu kondisi yang bersifat penting, mendasar,
mendesak, berkepanjangan dan terkait dengan pencapaian tujuan di masa
mendatang, khususnya selama periode 5 (lima) tahun ke depan. Pemilihan isu
strategis di Kabupaten Musi Banyuasin, mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
i. merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin;
ii. besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik;
iii. tingkat kemungkinan/ kemudahan penanganan;
iv. memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan;
v. memiliki daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan daerah;
vi. janji politik yang harus diwujudkan.
Dengan berdasar pada pertimbangan di atas, isu-isu strategis yang menjadi
prioritas pembangunan bagi pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin untuk
periode 5 (lima) tahun mendatang, adalah sebagai berikut:
Isu 01 : Menciptakan Basis Perekonomian Wilayah Kabupaten yang Kuat, yang
didukung oleh Sektor-sektor tangguh, produktif dan berdaya saing
dengan bertumpu pada sumber daya alam setempat dan kelestarian
daya dukung wilayah.
Sebagai wilayah kabupaten berkembang, Kabupaten Musi Banyuasin
mesti memiliki basis kegiatan ekonomi yang kuat dengan
mengandalkan potensi sumberdaya lokal dan sumberdaya yang ada di
sekitarnya. Kabupaten Musi Banyuasin kedepan mesti menjadi wilayah
yang terbuka dan mudah diakses dari wilayah Propinsi Sumatera dalam
rangka mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan
ekonomi wilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
Isu 02: Pengembangan Sistem Perkotaan yang terpadu dengan jaringan
prasarana dan sarana wilayah untuk mendukung Kegiatan Sosial-
Ekonomi Masyarakat dan Pemerataan Pembangunan.
Ketidakseimbangan perkembangan pembangunan sistem perkotaan
dan perdesaan nampak dipengaruhi oleh keterbatasan pelayanan
jaringan prasarana dan sarana wilayah. Sistem pusat-pusat perkotaan
mengalami perkembangan pembangunan yang tidak merata. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan percepatan dan pemerataan
pembangunan ekonomi wilayah, maka langkah-langkah strategis yang
perlu dilakukan antara lain ; mengintegrasikan pembangunan prasarana
transportasi dalam rangka melakukan percepatan dan pemerataan
pembangunan fisik, social dan ekonomi, melakukan optimalisasi
pemanfataan potensi sumberdaya local secara berkelanjutan, untuk
kepentingan pembangunan ekonomi wilayah dan mempersiapkan
fasilitas pelayanan social yang cukup dan ditempatkan sesuai
kebutuhan dan merata pada setiap pusat-pusat permukiman perkotaan
dan perdesaan.
Isu 03: Adanya kecenderungan Perencanaan Wilayah yang Berbasis Mitigasi
Bencana.
Dalam perencanaan tata ruang wilayah perlu mencermati karakteristik
wilayah yang direncanakan. Karakteristik wilayah yang dimaksud tidak
hanya menemukan potensi dan permasalahan perkembangan
pembangunan wilayah, tetapi perlu juga mencermati bila ada potensi
bencana alam, seperti abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan, banjir,
longsor dan bencana lainnya. Adanya potensi bencana yang relative
beragam ini perlu mendapat perhatian secara khusus, agar apa yang
sudah direncanakan dan dibangun sudah mempertimbangkan faktor
resiko yang menimbulkan kerugian bagi wilayah yang bersangkutan.
Dalam RT/RW Kabupaten Musi Banyuasin ini, tentunya harus sudah
mempertimbangkan adanya potensi bencana alam, seperti : kebakaran
hutan dan permukiman perkotaan serta bencana abrasi pantai. Untuk
meminimalisasi munculnya kerugian akibat bancana alam, maka produk
RT/RW Kabupaten Musi Banyuasin mesti sudah mengantisipasi
dengan mencermati dan mengakomodasikan prinsip-prinsip mitigasi
bencana dalam produk perencanaan tata ruang tersebut.
C. STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah
melaksanakan restrukturisasi lembaga perangkat daerah dengan berpedoman
kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
Kabupaten Musi Banyuasin menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi
Banyuasin Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin. Sekretariat
Daerah mempunyai tugas dan fungsi menyusun kebijakan pemerintah daerah,
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis lainnya,
pemantauan dan evaluasi dari pengawasan kebijakan pemerintah, pembinaan
administrasi dan aparatur pemerintah daerah. Untuk Sekretariat DPRD Kabupaten
Musi Banyuasin mempunyai fungsi penyelenggaraan administrasi kesekretariatan
dan keuangan DPRD, penyelenggaraan rapat-rapat DPRD, penyediaan dan
pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD (Peraturan tersebut
terdiri dari: 1 Sekretaris Daerah, 1 Sekretaris DPRD, 3 staf ahli, 3 Asisten dan 11
Bagian Setda dan 4 Bagian di Sekretariat DPRD), yaitu:
I. Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin :
a. Sekretaris Daerah;
b. Staf Ahli, terdiri dari :
1. Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan;
2. Staf Ahli Bidang Pembangunan;
3. Staf Ahli Bidang Keuangan;
c. Asisten I Bidang Pemerintahan, Protokol dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri
dari:
1. Bagian Tata Pemerintahan;
2. Bagian Protokol;
3. Bagian Kesejahteraan Rakyat;
4. Bagian Penyelesaian Perbatasan;
d. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, terdiri dari :
1. Bagian Administrasi Pembangunan dan Perekonomian;
2. Bagian Umum dan Pengadaan;
3. Bagian Telek dan Sandi;
e. Asisten III Bidang Administrasi Umum
1. Bagian Hukum;
2. Bagian Organisasi;
3. Bagian Keuangan;
4. Bagian Hubungan Masyarakat;
II. Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin, terdiri dari :
1. Sekretaris Dewan;
2. Bagian Umum;
3. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan;
4. Bagian Keuangan dan Anggaran;
5. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 3 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 5 Tahun
2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten
Musi Banyuasin mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, terdiri
dari:
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Pengelolaan Pasar;
4. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata;
5. Dinas Kehutanan;
6. Dinas Perkebunan;
7. Dinas Pertanian dan Peternakan;
8. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
9. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
10. Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan;
11. Dinas PU Bina Marga;
12. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
13. Dinas Pertambangan dan Energi;
14. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemeliharaan Lampu Jalan;
15. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
16. Dinas Perikanan.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 6
Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Musi Banyuasin, mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, terdiri
dari:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Inspektorat;
3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah;
4. Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan;
5. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;
6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
8. Badan Ketahanan Pangan;
9. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;
10. Kantor Perwakilan Kabupaten Musi Banyuasin di Palembang;
11. Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu.
Untuk Lembaga Teknis yang berbentuk Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
berdasarkan Peraturan daerah nomor 7 tahun 2008 dicabut dan diubah menjadi
Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penganggulangan Bencana
Daerah mempunyai tugas untuk menjamin terselenggaranya penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu dan terkoordinasi dalam memberikan
perlindungan kepada masyarakat dari ancaman resiko dan dampak bencana.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok
pemerintah daerah pada bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
sesuai dengan kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan kepada pemerintah
daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 6 Tahun 2005 yang
diubah menjadi Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan
Polisi Pamong Praja, mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan
ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah, peraturan
bupati dan keputusan bupati.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Organisasi Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Musi Banyuasin,
mempunyai tugas sebagai koordinator penyelenggara pemerintahan di wilayah
kerjanya berada dan bertanggungjawab kepada bupati, melalui sekretaris daerah
(untuk kecamatan), sedangkan untuk kelurahan bertanggung jawab kepada bupati
melalui camat.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Pembentukan 3 (tiga) Kecamatan di Wilayah Kab. Musi Banyuasin (terdiri dari Kec.
Tungkal Jaya, Kec. Lawang Wetan dan Kec. Babat Supat), mempunyai tugas
sebagai pembina teritorial dan pemerintahan di wilayah kerjanya dan
bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 5 Tahun 2013 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten
Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok di bidang Layanan Pengadaan sesuai
dengan kewenangan dan lain yang dilimpahkan oleh Bupati.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 7 tahun 2013 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin,
mempunyai tugas pokok dibidang sosial sesuai dengan kewenangan dan tugas lain
yang dilimpahkan oleh Bupati.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 8 Tahun 2013 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok dibidang
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sesuai dengan kewenangan dan tugas
lain yang dilimpahkan oleh Bupati.
D. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran
strategis instansi. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sasaran strategis Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin pada Tahun 2015.
2. Sebagai bahan acuan dalam penyempurnaan dokumen
perencanaan pembangunan pada periode yang akan datang di Kabupaten Musi
Banyuasin.
3. Sebagai bahan penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan periode
yang akan datang.
E. PENGHARGAAN YANG DITERIMA OLEH PEMERINTAH KABUPATEN MUSI
BANYUASIN TAHUN 2015.
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2015 telah mendapatkan
beberapa penghargaan antara lain adalah :
1. Indonesia’s Attractiveness Award 2015 kategori Kabupaten Potensial dalam
bidang investasi, infrastruktur, layanan publik dan pariwisata.
2. Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada penilaian laporan
keuangan daerah Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2014.
3. Penghargaan Wahana Tata Nugraha tahun 2015.
4. Penghargaan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional tahun 2015 dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
5. Penghargaan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Kategori Kinerja Terbaik
tahun 2015 dari menteri kesehatan RI.
6. Penghargaan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat
Nasional tahun 2015 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
7. Penghargaan Juara II Lomba Bercerita Tingkat Nasional tahun 2015 oleh Badan
Perpustakaan Nasional RI
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin Tahun 2015 ini adalah sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
IKHTISAR EKSEKUTIF
Bab I : Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas Latar Belakang, Gambaran
Umum Daerah, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi, Maksud
dan Tujuan serta Sistematika Penulisan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Bab II : Perencanaan Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang Rencana
Strategis, Visi dan Misi Kabupaten Muis Banyuasin, Tujuan dan Sasaran
Strategis, Kebijakan Daerah, Prioritas Pembangunan dan Perjanjian
Kinerja.
Bab III: Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan Metodologi Pengukuran Pencapaian
Kinerja dan Analisis atas Pencapaian Sasaran Strategis perbandingan
dengan tahun sebelumnya, perbandingan realisasi sampai tahun 2015
dengan rencana tahun terakhir periode RPJMD, Akuntabilitas keuangan
dan tindak lanjut hasil evaluasi tahun sebelumnya.
Bab IV: Penutup.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Lampiran Penetapan Kinerja Tahun 2015
- Lampiran Pengukuran Kinerja Tahun 2015
- Lampiran Indikator Kinerja Utama Tahun 2012-2017
- Hasil Hasil Reviu dari Inspektorat Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin ditetapkan berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2012 yang disusun dengan
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 2012 – 2017, dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul
selama kurun waktu tersebut.
RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin disusun untuk menjadi pedoman
penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Musi Banyuasin agar lebih terarah
dan komprehensif, sehingga sasaran strategis pembangunan mendatang akan lebih
mudah dicapai.
RPJMD ini mencakup visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program
serta cara pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Setelah penetapan tujuan yang
akan dicapai, ditentukan sasaran yang ingin dicapai disertai dengan kebijakan dan
program prioritas. Program-program prioritas tersebut diuraikan dalam beberapa
kegiatan dengan penetapan jadwal kegiatan dan alokasi sumber daya dan dana.
A.1. Visi dan Misi Kabupaten Musi Banyuasin
A.1.1 Visi Kabupaten Musi Banyuasin
Visi adalah gambaran masa depan yang hendak diwujudkan oleh
Kabupaten Musi Banyuasin, tentu saja masa depan yang lebih baik dan
realistis. Perumusan visi daerah selain memberikan arah dan fokus strategi
yang jelas, juga mampu menjadi perekat seluruh komponen pembangunan
sehingga memiliki orientasi masa depan, mampu menumbuhkan komitmen dan
mampu menjamin kesinambungan pembangunan daerah.
Perumusan visi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sejalan dengan
tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan tatanan global,
diantaranya pembaharuan pemerintahan (reinventing government), terbuka
(transparancy), bertanggung jawab (accountable) dan ahli pada bidangnya
(professional).
Berdasarkan analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan ke
depan serta isu-isu pokok pembangunan yang dihadapi Kabupaten Musi
Banyuasin, maka Visi Kabupaten Musi Banyuasin adalah terwujudnya
PERMATA MUBA 2017. PERMATA MUBA adalah singkatan dari Penguatan
Ekonomi Kerakyatan, Religius, Mandiri, Adil, Terdepan, Maju Bersama,
untuk menjadi yang terdepan di Sumatera Selatan.
Penjelasan atas visi tersebut adalah:
1. Penguatan Ekonomi Kerakyatan, merupakan keadaan
dimana kesejahteraan masyarakat Musi Banyuasin didukung
oleh penguatan ekonomi dengan mengembangkan dan
menggali potensi dari sumber daya yang ada dalam daerah.
Peningkatan kesejahteraan ditandai dengan meningkatnya
target IPM dari 73,77 pada tahun 2013/2014 menjadi 64,93
pada tahun 2013/2014 (berdasarkan dari buku muba dalam
angka) dan pada tahun 2017 target IPM harus mencapai
target 75,27; menurunnya angka kemiskinan dari 18,29%
menjadi 18,02%; meningkatnya pertumbuhan ekonomi
(dengan migas) dari 4,21% tahun 2014 menjadi 6,87% pada
tahun 2015 dan meningkatnya PDRB atas harga berlaku dari
62.390 juta menjadi 63.884 juta (berdasarkan dari buku
PDRB).
2. Religius, merupakan pola kehidupan masyarakat yang
harmonis dilandasi ketaatan dan keimanan dalam
menjalankan aturan keagamaan masing-masing dengan
adanya sikap toleransi antar penganut agama. Religius
menjadi landasan utama yang mendasari kehidupan semua
lapisan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Pada
tahun 2017 rasio rumah ibadah dengan penganutnya telah
meningkat menjadi 1.352 unit dari target 1.352 unit pada
tahun 2015.
3. Mandiri, artinya kemampuan untuk menggali dan
memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah serta peluang dari
luar daerah untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Kemandirian
didukung oleh sifat gigih dan berdaya saing tinggi pemerintah
dan masyarakat untuk mencapai kemajuan perekonomian.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dari 209.791 milyar menjadi 181.795 milyar;
menurunnya tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun
2015 sebesar 83% menjadi pada tahun 2015 sebesar
82,62%; serta produktivitas tanaman pangan (padi) dengan
target pada tahun 2015 sebesar 4,42 ton/ha dengan realisasi
4,73 ton/ha.
4. Adil, artinya tercapainya peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat Musi Banyuasin yang merata pada semua aspek.
Hal ini ditandai dengan jumlah persentase rumah tangga
pengguna air bersih dengan target pada tahun 2015 sebesar
88% dengan realisasi 85,81%. Meningkatnya desa teraliri
listrik sebanyak 236 desa dari jumlah desa sebanyak 240
desa di Kabupaten Musi Banyuasin; serta realisasi yang
dicapai dalam pembangunan jalan desa dengan kondisi baik
target awal pada tahun 2015 sepanjang 300 km dengan
realisasi pembangunan jalan sepanjang 15,25 km pada akhir
A.1.2 Misi Kabupaten Musi Banyuasin
Misi merupakan penjabaran dari visi yang harus dilaksanakan oleh
instansi Pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik sehingga mampu mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Untuk
mendukung visi PERMATA MUBA 2017 Kabupaten Musi Banyuasin maka
dirumuskan misi Kabupaten Musi Banyuasin 2017 yaitu:
1. Memperkuat Ekonomi rakyat Berbasis Sumber Daya dan
Kearifan Lokal Yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius
2. Mengembangkan Pusat – Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan
Industri Kreatif yang Didukung Teknologi Informasi dan
Komunikasi
3. Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan
yang Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan
4. Mengembangkan Sumberdaya Insani Berkualitas dan
Lingkungan Sosial Budaya yang Religius
5. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur,
tahun 2015 karena banyak kegiatan yang tidak dilelang.
5. Terdepan, artinya pelayanan publik menjadi yang terdepan
didukung oleh ketersediaan pendanaan yang kuat dengan
anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dari pada
tahun 2015 Rp. 2,64 Triliyun serta peningkatan pelayanan
publik dalam hal peningkatan pelayanan gratis sesuai target
di RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin.
6. Maju Bersama, artinya pembangunan Musi Banyuasin
merupakan paling maju dan terdepan di kawasan Sumatera
Selatan, serta didukung oleh penyelenggaraan pemerintahan
yang adil, jujur dan bersih serta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme. Hal ini ditandai dengan berkurangnya tingkat
kesenjangan antar daerah (disparitas) pada tahun 2015
dengan target sebesar 92% dengan realisasi 92%.
Profesional dan Demokratis.
A.2. Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang telah disusun dengan
memperhatikan faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors)
bagi suatu organisasi, agar tujuan dan sasaran tersebut lebih terarah sesuai
dengan potensi, hambatan dan kendala yang ada.
Oleh karena itu, berdasarkan analisis terhadap lingkungan organisasi
baik internal maupun eksternal, dengan memperhitungkan kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
tantangan/kendala (threats) yang ada, maka perlu ditetapkan juga pencapaian
tujuan dan sasaran strategis, yaitu:
1. Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis sumber daya dan
kearifan lokal yang mandiri, berdaya saing dan religius
2. Mengembangkan pusat – pusat pertumbuhan dan pelayanan
industri kreatif yang didukung teknologi informasi dan
Komunikasi
3. Meningkatkan Pemerataan pembangunan berkelanjutan yang
berkeadilan dan berwawasan lingkungan
4. Mengembangkan Sumberdaya insani berkualitas dan
lingkungan sosial budaya yang religius
5. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah, bersih, jujur,
profesional dan demokratis
Tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut:
MISI 1: Memperkuat Ekonomi Rakyat Berbasis Sumber Daya dan Kearifan
Lokal Yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius
NO TUJUAN SASARAN
1.1
Mewujudkan
swasembada
pangan yang
merata dan
berkelanjutan
1.1.1
Meningkatnya hasil produksi
pertanian, peternakan dan perikanan
yang mendukung ketahanan pangan
1.2 Mewujudkan
pemerataan
ekonomi yang
berbasis sumber
daya lokal dengan
optimalisasi peran
koperasi, UKM,
dan masyarakat
desa
1.2.1 Berkembangnya koperasi, usaha
mikro, kecil dan menengah
1.2.2 Meningkatnya pemberdayaan
masyarakat desa
MISI 2:
Mengembangkan Pusat – Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Industri Kreatif yang Didukung Teknologi Informasi dan Komunikasi
NO TUJUAN SASARAN
2.1 Mewujudkan
daerah industri
maju yang
berbasis sumber
daya local
2.1.1 Berkembangnya industri kecil dan
menengah yang mendukung
peningkatan nilai investasi daerah
2.1.2 Meningkatnya perlindungan konsumen
dan pengamanan perdagangan
2.1.3 Meningkatnya kapasitas
ketenagakerjaan dan perlindungan
tenaga kerja
NO TUJUAN SASARAN
2.2 Mewujudkan
pelestarian
budaya yang
mendukung
2.2.1 Meningkatnya perlindungan budaya
lokal
2.2.2 Meningkatnya kualitas pariwisata
daerah
pariwisata daerah
MISI 3:
Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan yang Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan
NO TUJUAN SASARAN
3.1 Mewujudkan
pembangunan
infrastruktur
daerah yang
berkualitas dan
merata.
3.1.1 Meningkatnya kualitas sarana dan
prasarana jalan
3.1.2 Meningkatnya kualitas lingkungan
permukiman masyarakat
3.1.3 Meningkatnya kualitas sarana dan
prasarana perhubungan
3.1.4 Meningkatnya kualitas sarana dan
prasarana komunikasi dan
informatika
3.1.5 Meningkatnya pengembangan
wilayah transmigrasi
3.2 Mewujudkan
pemanfaatan
sumberdaya
alam yang
berwawasan
lingkungan
3.2.1 Meningkatnya pengelolaan
sumberdaya energi dan mineral
daerah
3.2.2
Meningkatnya pelestarian
lingkungan
3.2.3 Meningkatnya perlindungan
kawasan hutan
MISI 4:
Mengembangkan Sumberdaya Insani Berkualitas dan Lingkungan
Sosial Budaya yang Religus
NO TUJUAN SASARAN
4.1 Mewujudkan
sumberdaya
manusia yang sehat
dan berdaya saing
tinggi
4.1.1 Meningkatnya mutu pendidikan
4.1.2 Meningkatnya mutu kesehatan
masyarakat
4.1.3 Meningkatnya kualitas keluarga
kecil sejahtera
4.1.4 Meningkatnya peran serta pemuda
dan prestasi olahraga
4.2 Mewujudkan
perlindungan sosial
kemasyarakatan
4.2.1 Meningkatnya perlindungan sosial
kepada masyarakat
4.2.2 Meningkatnya perlindungan pada
perempuan dan anak
4.3 Mewujudkan
kehidupan beragama
dan bermasyarakat
yang aman dan
nyaman
4.3.1 Terwujudnya masyarakat maju
yang berakhlak mulia
MISI 5:
Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur,
Profesional dan Demokratis
NO TUJUAN SASARAN
5.1 Meningkatkan
pelayanan prima
sebagai pendukung
tata kelola
pemerintahan yang
baik.
5.1.1 Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah
5.1.2 Meningkatnya kualitas pengawasan
5.1.3 Meningkatnya kualitas pelayanan
administrasi kependudukan
5.1.4 Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan pemerintahan
daerah
NO TUJUAN SASARAN
5.2 Mewujudkan iklim
pembangunan yang
kondusif.
5.2.1 Meningkatnya kualitas
perencanaan pembangunan
daerah
5.2.2 Meningkatnya wawasan
kebangsaan dan politik masyarakat
A.3. Kebijakan Daerah
Dalam rangka mewujudkan Visi PERMATA MUBA TAHUN 2017, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin menetapkan kebijakan. Kebijakan daerah tersebut ditetapkan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta misi dan visi.
Untuk pecapaian tujuan dan sasaran sebagaimana telah disebutkan di
atas, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin menetapkan kebijakan pembangunan daerah sesuai misi yang ingin dicapai dengan uraian sebagai berikut:
MISI 1 : Memperkuat Ekonomi rakyat berbasis sumber daya dan kearifan
lokal yang mandiri, berdaya saing dan religius.
1. Meningkatkan pemanfaatan dan sumber daya alam (pertanian,
peternakan dan perikanan) secara berkelanjutan.
2. Meningkatkan jaringan irigasi dan memperluas akses
pembiayaan petani.
3. Mengembangkan potensi andalan desa dan diversifikasi
wirausaha pedesaan.
4. Mengembangkan akses pasar hasil pertanian dan produk-produk
UMKM.
5. Peningkatan kolaborasi dengan lembaga penelitian dan
pemgembangan.
6. Memfasilitasi dana CSR untuk pengembangan infrastruktur dan
pemberdayaan.
MISI 2 : Mengembangkan pusat-pusat petumbuhan dan pelayanan industri
kreatif yang didukung teknologi informasi dan komunikasi.
1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan ekonomi kreatif.
2. Menumbuhkan klaster-klaster usaha pedesaan berbasis sumber
daya lokal.
3. Mendorong investasi dalam industri pengolahan berbasis agro.
4. Meningkatkan kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan
tenaga kerja.
5. Melestarikan budaya lokal.
6. Mengembangkan budaya lokal.
7. Mengembangkan pariwisata.
MISI 3 : Meningkatkan pemerataan pembangunan berkelanjutan yang
berkeadilan dan berwawasan lingkungan.
1. Membangun infrastruktur dasar dan strategis.
2. Meningkatkan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
3. Meningkatkan kualitas infrastruktur dan pembukaan jalur
transportasi.
4. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi.
5. Meningkatkan pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi.
6. Pencepatan infrastruktur kecamatan dan pedesaaan.
7. Mengembangkan sumber energi alternatif.
8. Meningkatkan pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup.
9. Memelihara hutan desa dan kota.
MISI 4 : Mengembangkan sumber daya insani berkualitas dan lingkungan
sosial budaya yang religius.
1. Meningkatkan sarana pendidikan non-formal dan sekolah
terpadu.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya insani.
3. Meningkatkan fungsi posyandu sebagai pusat pengembangan
nutrisi dan gizi masyarakat.
4. Meningkatkan jaminan kesehatan kepada keluarga.
5. Meningkatkan keterampilan berwirausaha kaum muda.
6. Meningkatkan toleransi kehidupan beragama untuk menciptakan
keamanan dan kenyamanan.
7. Peningkatan kewirausahaan perempuan pedesaan.
8. Meningkatkan toleransi kehidupan beragama untuk menciptakan
keamanan dan kenyamanan.
9. Meningkatkan pemahaman kehidupan keagamaan masyarakat
melalui penerangan dan pengajaran.
MISI 5 : Mewujudkan tata pemerintah yang amanah, bersih, jujur profesional
dan demokratis.
1. Meningkatkan pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan seni
dan budaya lokal.
2. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah.
3. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan.
4. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH.
5. Meningkatkan manajemen pelayanan pendidikan, kesehatan,
administrasi kependudukan dan prasarana daerah.
6. Meningkatkan kapasitas sumberdaya aparatur dan kelembagaan.
7. Meningkatkan keselarasan perencanaan pembangunan daerah.
8. Meningkatkan pemelihara keamanan, ketertiban masyarakat,
kenyamanan lingkungan dan pencegahan tindak kriminal.
A.4. Prioritas Pembangunan Tahun 2015
Pada Tahun 2015 tema pembangunan adalah “Peningkatan Sumber
Daya Manusia dalam upaya Kemandirian Ekonomi Masyarakat”. Program
prioritas yang direncanakan adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Pendidikan Gratis yang Berkualitas dan Merata
2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Berobat Gratis yang Berkualitas dan
Merata
3. Pengembangan Gizi Masyarakat
4. Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa
B. PERJANJIAN KINERJA
Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah,
maka Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin selaku Instansi Pemerintah Daerah
perlu menetapkan peraturan tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2012 – 2017. Hal ini sejalan dengan
penyempurnaan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah.
Adapun Indikator Kinerja Utama telah dilegalformalkan melalui peraturan
Bupati Musi Banyuasin Nomor 40 tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja
Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Peraturan tersebut
sekaligus diarahkan guna memberikan pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin dalam merumuskan acuan ukuran kinerja yang digunakan dalam
rangka untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan Anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja,
menyusun laporan akuntabilitas kinerja, dan melakukan evaluasi pencapaian
kinerja sesuai dengan dokumen rencana strategis tahun 2012 – 2017.
Dari program prioritas pembangunan pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2015 ini diharapkan dapat melanjutkan arah pembangunan kedepan dalam
pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin. Selanjutnya
program prioritas pembangunan tersebut diterjemahkan kedalam kegiatan –
kegiatan pembangunan oleh semua instansi/dinas terkait.
Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang
lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yan tersedia..
Dokumen Perjanjian Kinerja adalah dokumen yang berisikan perjanjian kinerja
untuk tahun yang direncanakan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014
tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu
atas laporan kinerja instansi pemerintah dengan rahmat tuhan yang maha esa
yang dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi pemerintah untuk:
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanahuntuk
meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Dokumen Perjanjian Kinerja pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
ditetapkan pada bulan Januari 2015. Perjanjian Kinerja tahun 2015 tingkat daerah
berisikan sasaran, indikator kinerja sasaran, dan target capaian mendukung
tercapainya target yang telah ditetapkan untuk setiap indikator kinerja. Perjanjian
Kinerja tahun 2015 secara rinci dapat dilihat halaman lampiran
C. INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator kinerja makro daerah merupakan indikator kinerja yang terkait
dengan ekonomi dan sosial budaya dimana pencapaiannya didukung oleh seluruh
SKPD yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Indikator
tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan selama 5 (lima)
tahun dalam periode 2012-2017. Indikator makro Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin dan targetnya dapat dilihat pada table dibawah ini.
.
NO Indikator Kinerja Satuan Target
Perekonomian
1 Pertumbuhan Ekonomi ( Non Migas) % 9,44
2 Pertumbuhan Ekonomi (Migas) % 3,97
3 Pendapatan per kapita (migas) Juta Rp 50,002
4 Pendapatan per kapita ( non migas) Juta Rp 26,268
5 PDRB per kapita (Migas) Juta Rp 62.390
6 PDRB per kapita (Non Migas) Juta Rp 31.240
7 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per kapita Juta Rp 1.846.440
8 Nilai Tukar Petani Jt/KK/thn 41
Pendidikan
9 Angka Melek Huruf % 100
10 Angka rata-rata lama sekolah % 9,15
11 Angka Partisipasi Kasar % 105,73
12 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A % 100
13 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B % 99,83
14 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
% 77,42
15 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0,04
16 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 0,14
17 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA % 0,10
Kesehatan
18 Rasio jumlah puskesmas per 100000 penduduk per 100.000
penduduk
5,2
19 Rasio jumlah poskesdes per Desa - 1.18
20 Rasio tenaga dokter per 100.000 penduduk per 100.000
penduduk
25
21 Rasio bidan per 100.000 penduduk per 100.000
penduduk
70
22 Persentase Posyandu Mandiri/aktif % 55
23 Angka Usia Harapan Hidup Tahun 70,93
24 Persentase balita gizi buruk % 0,135
Kontribusi PDRB
25 Kontribusi Sektor Pertanian (palawija) terhadap PDRB
Juta Rp 543.714
26 Kontribusi sektor Perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB
Juta Rp 2.530.378
27 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Juta Rp 2.771.704
28 Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri
Juta Rp 608.390
29 Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB Juta Rp 1.944.008
30 Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB Juta Rp 22.357.086
31 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Juta Rp 3.014.803
Keuangan Daerah
32 Jumlah APBD Trilyun Rp 3,22
33 Jumlah PAD Milyar Rp 110,43
Sosial Budaya
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan,
badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau
kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang
berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah.
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin selaku pengemban amanah
masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin melaksanakan kewajiban berakuntabilitas
melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Inpres Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN
34 Persentase Penduduk Miskin % 11,50
35 Berkurangnya Tingkat Kesenjangan Indeks 1.40
36 Tingkat Pengangguran Terbuka Orang 14.885
37 Rasio Ketergantungan % 49
38 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Konstanta 74,27
39 Peningkatan pelayanan gratis Jmlh 57
40 Desa telayani air bersih Desa 220
Perbankan Asuransi dan Penginapan
41 Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang 6
42 Jenis dan Jumlah perusahaan asuransi dan cabang
1
43 Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran 7
44 Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan/Hotel 16
Nomor 239/IX/618/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan PeLaporan Kinerja Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah, Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29
Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Instansi Pemerintah Dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan tata cara reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015 Kabupaten Musi Banyuasin
merupakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun ketiga dari pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi
Banyuasin periode 2012 – 2017 dan disusun berdasarkan kontribusi capaian kinerja
setiap instansi yang ada dibawah Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Capaian
kinerja suatu instansi menggambarkan capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam suatu
bidang/sektor tertentu.
Proses penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin masih banyak mengalami hambatan. Hambatan utama yang dijumpai
dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015 ini adalah kesulitan
dalam pengumpulan data kinerja yang tersebar pada berbagai unit organisasi di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Oleh karena itu di masa yang
akan datang, pengembangan sistem pengukuran kinerja akan menjadi fokus perhatian
seluruh instansi pemerintah yang ada di Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
A. Capaian Kinerja
Metode Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan
realisasi, dengan cara perhitungan sebagai berikut:
1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja,
digunakan rumus:
Realisasi Capaian indikator kinerja = x 100%
Rencana
2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja
atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja,
digunakan rumus:
Rencana – (Realisasi – Rencana)
Capaian indikator kinerja = x100 % kinerja Rencana
Selain membandingkan rencana dengan realisasi, pengukuran kinerja juga
dilakukan dengan membandingkan realisasi tahun ini dengan realisasi tahun lalu,
serta capaian sampai dengan tahun ini dengan target pada akhir periode
dokumen RPJMD.
Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja
pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada
level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung hubungan antara
sasaran dengan indikator kinerja pengukur keberhasilan sasaran yang telah
direncanakan.
Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing-masing
indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran. Penyimpulan
dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut:
X > 85 % : Sangat Berhasil
70 % < X < 85 % : Berhasil
55 % < X < 70 % : Cukup Berhasil
X < 55% : Tidak Berhasil
Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja
yang diperoleh melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan program/kegiatan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja ini
merupakan hasil dari suatu penilaian sistematik yang sebagian besar didasarkan
pada kelompok indikator kinerja berupa indikator masukan, keluaran dan hasil.
a. Analisis atas Pencapaian Sasaran Strategis
1. Hubungan Indikator Kinerja Utama dengan Pencapaian Kinerja Sasaran
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/05/2007, indikator kinerja utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. IKU ditetapkan oleh instansi pemerintah dan digunakan sebagai acuan dalam penetapan indikator dalam RPJMD, RKPD, Penetapan Kinerja, serta RKA/DPA SKPD. Dengan demikian akan tercipta keselarasan antara indikator kinerja dalam IKU dengan dokumen perencanaan yang ada dalam Pemerintahan Daerah.
Nilai capaian kinerja sasaran dicerminkan oleh capaian kinerja dari indikator kinerja sasaran. Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur pencapaian sasaran merupakan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen indikator kinerja utama. Target pencapaian indikator kinerja ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja secara definitif setiap tahun. Pengukuran terhadap setiap pencapaian indikator kinerja tersebut dilakukan pada setiap akhir tahun yang diwujudkan dalam bentuk formulir pengukuran kinerja. Dengan demikian pengukuran kinerja sasaran sekaligus menggambarkan pengukuran pencapaian indikator kinerja utama.
2. Capaian Indikator Makro
Indikator kinerja makro daerah merupakan indikator kinerja yang terkait
dengan ekonomi dan soaial budaya dimana pencapaiannya didukung oleh
seluruh SKPD yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
Indikator tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan
selama 5 (lima) tahun dalam periode 2012-2017. Adapun target dan realisasi
indikator makro Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sebagai berikut:
Tabel 3.1
Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
CAPAIAN INDIKATOR MAKRO KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2015
No Indikator Kinerja Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Penjelasan Sumber
Data
Perekonomian
1 Pertumbuhan Ekonomi ( Non Migas)
% 9.44 6.87 72.78 Laju peningkatan produksi (PDRB tanpa Migas) berdasarkan harga konstan yang sudah dihilangkan faktor kenaikan tingkat harga (tahun dasar 2000)
BAPPEDA
2 Pertumbuhan Ekonomi (Migas)
% 3.97 4.9 123.43 Laju peningkatan produksi (PDRB Dengan Migas) berdasarkan harga konstan yang sudah dihilangkan faktor kenaikan tingkat harga (tahun dasar 2000)
BAPPEDA
No Indikator Kinerja Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Penjelasan Sumber
Data
3 Pendapatan per kapita (Migas)
Juta Rp 50,002 52,704 105.40 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
4 Pendapatan per kapita (Non Migas)
Juta Rp 62,11,390 63,884 102.39 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
5 PDRB per kapita (Migas)
Juta Rp 62,11,390 63,884 102.39 Pendapatan regional (Migas, Harga berlaku) dibagi Jumlah penduduk
BAPPEDA
6 PDRB per kapita (Non Migas)
Juta Rp 31,240 34,485 110.39 Pendapatan regional (Non Migas, Harga berlaku) dibagi Jumlah penduduk
BAPPEDA
7 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per kapita
Juta Rp 1,846 1,835 99.40 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
8 Nilai Tukar Petani Jt/KK/thn 41
30,12 79,26 Data nilai tukar petani ini disajikan berdasarkan data dari BPS tahun 2013
BAPPEDA
Kontribusi PDRB
9 Kontribusi Sektor Pertanian (palawija) terhadap PDRB
Juta Rp 543,714 466,523 85.80 Penjumlah Nilai Tambah (Selisih Nilai Produksi Dengan Nilai Antara) Bruto dari sektor pertanian dalam periode tertentu (1 Tahun)
BAPPEDA
No Indikator Kinerja Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Penjelasan Sumber
Data
10 Kontribusi sektor Perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB
Juta Rp 2,530 2,252 89.01 Penjumlah Nilai Tambah (Selisih Nilai Produksi Dengan Nilai Antara) Bruto dari sektor industri dalam periode tertentu (1 Tahun)
BAPPEDA
11 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Juta Rp 2,771 2,721 98.20 Penjumlah nilai tambah (selisih nilai produksi dengan nilai antara) bruto dari sektor perkebunan dalam periode tertentu (1 tahun)
BAPPEDA
12 Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri
Juta Rp 608 523 86.02 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
13 Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB
Juta Rp 1,944 1,665 85.65 Penjumlah Nilai Tambah (Selisih Nilai Produksi dengan Nilai antara) bruto dari sektor kehutanan dalam periode tertentu (1 tahun)
BAPPEDA
14 Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB
Juta Rp 22,357 20,567 91.99 Penjumlah nilai tambah (selisih produksi dengan nilai antara) bruto dari sektor petambangan dalam periode tertentu (1 tahun)
BAPPEDA
15 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Juta Rp 3,014 3,117 103.42 Penjumlah Nilai tambah (selisih nilai produksi dengan nilai antara) bruto dari sektor perdaganagan dalam periode tertentu (1 Tahun)
BAPPEDA
No Indikator Kinerja Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Penjelasan Sumber
Data
Sosial Budaya
16 Persentase Penduduk Miskin
% 11.5 16.95 147.39 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
17 Berkurangnya Tingkat Kesenjangan
Indeks 1.4 1.2 85.71 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
18 Tingkat Pengangguran Terbuka
Orang 15.032 10 69.41 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
19 Rasio Ketergantungan
% 50 40 80.00 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
20 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Konstanta
73.77 64.93 88.02 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
Keuangan Daerah
21 Desa telayani air bersih
Desa 211 183 86,72 Realisasi belum dapat mencapai target karena jauhnya daerah jangkauan, dan banyak penduduk yang menggunakan air sumur. Data diperoleh dari Muba dalam Angka
BAPPEDA
22 Jumlah APBD Trilyun Rp
3,22 2,64 81,98 Angka realisasi didapatkan dari jumlah pendapatan ditambah dengan penerimaan pembiayaan
DPPKAD
No Indikator Kinerja Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Penjelasan Sumber
Data
23 Jumlah PAD Milyar Rp 110,43 181,79 164,62,11
Realisasi PAD pada tahun 2015 mengalami sebesar 181,79% dan melebihi target dikarenakan terdapat kenaikan pada pendapatan di sektor Retribusi daerah, pajak daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lainnya Pendapatan Daerah yang sah. serta lain-lainnya Pendapatan Daerah yang sah walau tidak memenuhi target namun tidak terlalu signifikan.
DPPKAD
Perbankan, Asuransi dan Penginapan
24 Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang
% 6 8 133 Realisasi didapat berdasarkan data pembuatan surat izin dari Badan Pelayanan Perizinan dibagi target tahun 2015.
SIUP/TDP
25 Jenis dan Jumlah perusahaan asuransi dan cabang
- 1 1 100 BP3M belum melakukan survey langsung ke lapangan dikarenakan terjadinyanya transisi indikator dari Bappeda ke BP3M
BP3M
26 Jenis, Kelas dan Jumlah restoran
7 8 7 peningkatan ini merupakan salah satu indikator dari makin baiknya perekonomian masyarakat terutama di bidang kuliner di wilayah Musi Banyuasin.
BPS Kab MUBA dalam Buku MUBA dalam Angka 2015
No Indikator Kinerja Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Penjelasan Sumber
Data
ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belajar program paket A setara SD bagi anak - anak nya yang kurang beruntung
27 Jenis,Kelas dan jumlah penginapan/hotel
16 13 81,25 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BPS Kab MUBA dalam Buku MUBA dalam Angka 2015
Pendidikan
28 Angka Melek Huruf % 100 100 100 Peningkatan angka melek huruf ini dikarenakan adanya kelompok belajar program Paket A di desa–desa
DIKNAS
29 Angka rata-rata lama sekolah
% 8,8 - - BPS Kabupaten Muba belum melaksanakan survei terhadap angka rata - rata lama sekolah karena BPS melalukan survei lima tahun sekali, sehingga data belum dpt ditampilkan
DIKNAS
30 Angka Partisipasi Kasar
% 105,73 102,23 96.68 Angka realisasi ini dari hasil rata rata capaian APK paket A,B,C dan hal ini disebabkan oleh Adanya pembangunan unit sekolah baru, penambahan ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belajar program paket A setara SD serta kegiatan kelompok belajar program paket B setara SMP bagi
DIKNAS
anak - anak yang kurang mampu
No Indikator Kinerja Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Penjelasan Sumber
Data
31 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
% 100 100 100 Capaian indikator tersebut 100%, hal ini didapat dari perbandingan jumlah anak yang dengan usia 7-12 tahun , dengan jumlah anak yang bersekolah 7-12 tahun . Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya yang sudah berumur 7 tahun. Adanya pebmangunan unit sekolah baru, penambahan
DIKNAS
32 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
% 99,83 100 100,17 Capaian melebihi target dikarenakan Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya yang sudah berumur 13 tahun. Adanya bantuan beasiswa
DIKNAS
33 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
% 77,42 76,17 98,38 Angka capaian didapat karena Meningkatnya kesadaran masyarakt untuk menyekolahkan anakanya yang sudah berumur 16 tahun. Adanya pembangunan unit sekolah baru,penambahan ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belaiar program paket C setara SMA bagi anak - anaknya yang kurang beruntung
DIKNAS
No Indikator Kinerja Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Penjelasan Sumber
Data
34 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
% 0,04 0,04 100% Target tercapai Menurut angka putus sekolah di SD/MI dikarenakan : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Adanya bantuan program sekolah gratis c. Adanya bantuan siswa miskin d. adanya program sekolah gratis
DIKNAS
35 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
% 0.14 0,07 150 Menurut angka putus sekolah di SMP/Mts dikarenakan : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Adanya bantuan program sekolah gratis c. Adanya bantuan siswa miskin d. Terjangkaunya permukiman penduduk dengan sekolah
DIKNAS
36 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
% 0,10 0,09 110 Menurut angka putus sekolah di SMA/MA dikarenakan : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Adanya bantuan program sekolah gratis c. Adanya bantuan siswa miskin d.
DIKNAS
terjangkaunya permukiman penduduk dengan sekolah
37 Rasio jumlah puskesmas per 1000 penduduk
per 100.00
penduduk
5.2 4.65 89.4 Angka realisasi indikator sasaran tersebut diperoleh dengan membandingkan 28 puskesmas dengan 602.000 penduduk yang ada dikali 100.000 penduduk.
DINKES
No Indikator Kinerja Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Penjelasan Sumber
Data
38 Rasio jumlah poskesdes per Desa
1.18 1.12 95.0 Angka realisasi indikator sasaran tersebut diperoleh dengan membandingkan 266 poskesdes dengan 240 desa yang ada
DINKES
39 Rasio tenaga dokter per 100.000 penduduk
per 100.000
penduduk
25 15.12 60.5 Angka realisasi indikator sasaran tersebut diperoleh dengan membandingkan 91 Dokter dengan 602.000 penduduk yang ada dikali 100.000 penduduk.
DINKES
40 Rasio bidan per 100.000 penduduk
per 100.000
penduduk
70 93.52 133.6 Angka realisasi indikator sasaran tersebut diperoleh dengan membandingkan 563 Bidan dengan 602.000 penduduk yang ada dikali 100.000 penduduk.
DINKES
42 Angka Usia Harapan Hidup
Tahun 70,93 70,44 99,60 Capaian ini karena dikabupaten musi banyuasin kepala daerahnya sangat berperan positif dalam kegiatan lansia.
DINKES
43 Persentase balita gizi buruk
% 0.135 0.01 8.3 Angka realisasi indikator diperoleh dengan membandingkan 6 orang balita gizi buruk dengan 53.415 orang balita yang ada (1-4 tahun) . hal ini mengalami penurunan karena kualitas pelayanan sudah semakin membaik dan orangtua sudah semakin mengerti tentang asupan gizi yang baik terhadap anaknya.
DINKES
3. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja
Secara umum, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Dari 29 sasaran yang telah ditetapkan di dalam RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2012-2017, pengukuran, evaluasi dan analisis capaian sasaran strategis dilakukan terhadap sasaran dengan 129 indikator kinerja yang program dan kegiatannya dilaksanakan pada tahun 2015. Pencapaian indikator sasaran kinerja Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran
No. Kategori Jumlah
Indikator
Sasaran
Persentase
Misi I ( 11 Indikator Sasaran )
1. Baik Sekali 10 90,90
2. Baik - -
3. Cukup 1 9,00
4. Kurang - -
No. Kategori Jumlah
Indikator
Sasaran
Persentase
Misi II ( 11 Indikator Sasaran )
1. Baik Sekali 6 54,55
2. Baik - -
3. Cukup 2 18,18
4. Kurang 3 27,27
Misi III ( 24 Indikator Sasaran )
1. Baik Sekali 17 70,80
2. Baik 2 8,30
3. Cukup 1 4,10
4. Kurang 4 16,60
Misi IV ( 39 Indikator Sasaran )
1. Baik Sekali 35 89,70
2. Baik 1 2,50
3. Cukup 2 5,10
4. Kurang - -
Misi V ( 23 Indikator Sasaran )
1. Baik Sekali 17 73,90
2. Baik 3 13,00
3. Cukup 1 4,30
4. Kurang 2 8,60
Analisis pencapaian Tujuan Dan Sasaran Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin tahun 2015 adalah sebagai berikut:
MISI I : Memperkuat Ekonomi rakyat Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius
Tujuan 1.1. Mewujudkan Swasembada Pangan yang Merata dan Berkelanjutan
Tujuan mewujudkan swasembada pangan yang merata dan berkelanjutan didukung oleh 1 (satu) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.1.1. Sasaran Meningkatnya Hasil Produksi Pertanian, Perkebunan dan
Perikanan yang Mendukung Ketahanan Pangan
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Produktivitas padi pertahun ton/ha 4,42 4,73 107,08
2 Produktivitas jagung pertahun ton/ha 4,67 6,68 143,04
3 Penguatan cadangan pangan % pertahun 100 752,38 752,38
4 Skor pola pangan harapan (PPH)
% 91,60 78,04 85,20
5 Produksi daging pertahun ton/tahun 1.653 1.615 97,70
6 Produksi telur pertahun ton/tahun 673 385,34 57,26
7 Produksi perikanan pertahun ton/tahun 15.980 17.842 111,65
1) Capaian indikator produktivitas padi pertahun sebesar 107,08%. Pada tahun 2015
ditargetkan produktivitas padi pertahun sebesar 4,42 ton, angka realisasi indikator
produktivitas padi pertahun pada tahun 2015 adalah 4,733 ton yang merupakan
hasil perhitungan dari produksi padi tahun 2015 sebanyak 249.851 ton dibagi luas
lahan tanam tahun 2015 sebesar 52.793 ha, sehingga pertumbuhan produktivitas
padi pertahun mencapai 4,73 ton.
2) Capaian indikator produktivitas jagung pertahun sebesar 143,43%, pencapaian
indikator kinerja ini cukup tinggi. Pada tahun 2015 direncanakan indikator ini
mencapai target 4,66 ton, sedangkan pada realisasinya mencapai angka 6,684 ton.
Angka realisasi ini didapat dari jumlah produksi jagung tahun 2015 sebesar 31.256
ton dibagi luas lahan tanam tahun 2015 sebesar 4.676 ha, sehingga menunjukkan
hasil sebesar 6,68 ton.
3) Capaian indikator penguatan cadangan pangan sebesar 752,38%. Untuk tahun
2015 indikator penguatan cadangan pangan ditargetkan sebesar 100% pertahun,
namun realisasi yang dicapai sebesar 752,38%. Angka realisasi ini didapat dengan
menggunakan rumus SPM yaitu jumlah cadangan pangan kabupaten tahun 2015
sebesar 752,38 ton dibagi 100 ton dan dikali 100%, sehingga hasil realisasi yang
dicapai sebesar 752,38%.
4) Capaian indikator skor pola pangan harapan tahun 2015 sebesar 85,20%. Pada
tahun 2015 indikator skor pola pangan harapan ditargetkan sebesar 91,60%, untuk
realisasi yang dicapai pada tahun 2015 sebesar 78,04%. Perhitungan angka
realisasi ini didapat dari nilai jumlah total dari hasil perkalian antara % AKG x bobot
dari setiap konsumsi pangan.
5) Capaian indikator produksi daging tahun 2015 sebesar 102,54% capaian indikator
tersebut sudah di atas target. Produksi daging untuk tahun 2015 ditargetkan
sebanyak 1.575 ton sementara realisasi yang dicapai adalah 1.615 ton, realisasi ini
merupakan perhitungan dari jumlah kebutuhan konsumsi daging pada tahun 2015.
6) Capaian indikator produksi telur tahun 2015 sebesar 57,26%, target untuk tahun
2015 indikator Produksi telur pertahun adalah 673 ton dan realisasi yang tercapai
hanya 385,34 ton. Perhitungan angka realisasi produksi telur ini didapat dari jumlah
produksi telur yang dihasilkan pada tahun 2015.
7) Capaian indikator produksi perikanan tahun 2015 sebesar 111,65%. Pada tahun
2015 indikator produksi perikanan tersebut ditargetkan sebesar 15,98 ton, dan yang
terealisasi adalah sebesar 17,842 ton. Angka realisasi produksi perikanan didapat
dari jumlah hasil produksi tangkap ditambah dengan jumlah produksi budidaya.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
1 Produktivitas padi pertahun
ton/th
4,2
7
4,3
2
4,3
7
4,4
2
4,3
2
4,3
4
4,1
6
4,7
3
101
,17
100,4
6
95,1
9
107
,08
2 Produktivitas jagung pertahun
ton/th
4,3
4
4,4
5
4,5
6
4,6
7
3,4
8
3,4
7
7,2
0
6,6
8
80,1
8
77,9
7
157
,89
143
,43
3 Penguatan cadangan Pangan
% 100
100
100
100
100
320
75
8
75
2,3
8
100
320
75
8
75
2,3
8
4
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
%
79,3
0
83,2
0
87,4
0
91,6
0
86,1
0
92,3
6
94
,86
78
,04
108,5
8
111
10
8,5
3
85
,20
5 Produksi daging pertahun
ton/thn
1,5
35
1.5
73
1.6
13
1.5
75
1.7
40
,94
1.7
90
,40
1.7
64
,66
1.6
15
113
,42
113
,82
109
,40
102
,54
6 Produksi telur pertahun
ton/thn
650
660
667
673
667
681
677
,01
385
.34
102
,61
103
,18
101
,50
57,2
6
7 Produksi perikanan pertahun
ton/thn
13.8
1
14,5
15,2
26
15,9
8
20.2
22
20,2
2
37.0
18,3
4
17.8
42
146
,43
146
,43
243
,12
111
,65
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013
dan tahun 2012 bahwa dari 7 (tujuh) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 6
(enam) indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasinya yaitu
pada “indikator produktivitas jagung pertahun, indikator penguatan cadangan pangan,
indikator skor pola pangan harapan, indikator produksi daging pertahun, indikator
produksi telur pertahun dan indikator produksi perikanan pertahun” dan 1 (satu)
indikator “produktivitas padi pertahun”, mengalami tren meningkat. Untuk capaian
kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 dari 7 (tujuh) indikator
sasaran yang ditetapkan, semua mengalami tren fluktuatif yaitu indikator “produktivitas
padi pertahun, skor pola pangan harapan, produksi daging pertahun, produksi telur
pertahun, indikator produktivitas jagung pertahun, penguatan cadangan pangan dan
produksi perikanan pertahun”. Analisa Perbandingan realisasi kinerja dan capaian
kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator produktivitas padi pertahun mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012
realisasi 4,32 ton kemudian meningkat menjadi 4,34 ton pada tahun 2013, pada
tahun 2014 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 4,16 ton dan meningkat
menjadi 4,73 ton pada tahun 2015. Untuk angka capaian kinerja indikator
produktivitas padi pertahun juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian
kinerja sebesar 101,17% kemudian menurun menjadi 100,46% di tahun 2013, pada
tahun 2014 menurun menjadi 95,19% dan untuk tahun 2015 kembali meningkat
menjadi 107,08% pada tahun 2015. Realisasi dan capaian pada tahun 2015
mengalami peningkatan dari tahun 2014, peningkatan ini disebabkan oleh adanya
kegiatan UPSUS (Upaya Khusus) padi dan SLPTT yang memberikan bantuan
benih, pupuk dan pestisida. Peningkatan Produktivitas padi juga disebabkan
adanya bantuan kepada kelompok tani berupa alat pasca panen. Capaian indikator
ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 menghasilkan nilai rata-rata
sebesar 100,97%.
2) Indikator produktivitas jagung pertahun mengalami tren menurun, ini dapat terlihat
dari Perbandingan realisasi kinerja pada tahun 2012 produktivitas jagung pertahun
mencapai 3,48 ton, pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 3,47 ton, pada
tahun 2014 meningkat menjadi 7,20 ton/tahun namun di tahun 2015 kembali
menurun menjadi 6,68 ton. Untuk capaian kinerja pada indikator produktivitas
jagung pertahun mengalami tren fluktuasi, dimana tahun 2012 mencapai 80,18%,
menurun menjadi 77,97% di tahun 2013, meningkat menjadi 157,89% di tahun
2014 dan pada tahun 2015 kembali menurun menjadi 143,43%. Realisasi dan
capaian mengalami penurunan disebabkan bukan karena tidak memenuhi target
yang ditetapkan, melainkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan secara
signifikan melalui target yang direncanakan. Namun secara kuantitas indikator
tersebut mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2012 produksi jagung
sebesar 9.986 ton, tahun 2013 sebesar 8.671 ton, 2014 produksi jagung sebesar
21.875 ton, dan meningkat menjadi 31.256 ton di tahun 2015. Capaian indikator ini
menghasilkan nilai rata-rata sebesar 114,86%.
3) Indikator penguatan cadangan pangan mengalami tren meningkat, pada tahun
2012 realisasi 100% kemudian meningkat menjadi 320% di tahun 2013, pada tahun
2014 menjadi 758%, dan menurun menjadi 752,38% di tahun 2015 penghitungan
realisasi kinerja ini menggunakan rumus SPM. Untuk capaian kinerja indikator
penguatan cadangan pangan mengikuti realisasi kinerja, yaitu cenderung
mengalami tren fluktuatif, ini dapat dilihat dari tahun 2012 sebesar 100%, naik
menjadi 320% pada tahun 2013, naik lagi menjadi 758% pada tahun 2014 dan
menurun menjadi 752,38% pada tahun 2015. Realisasi dan capaian menurun
disebabkan berkurangnya cadangan pangan kabupaten karena digunakan untuk
penanggulangan bencana banjir, tanah longsor dan bencana kebakaran di
beberapa kecamatan dalam kabupaten Muba. Capaian indikator ini menghasilkan
nilai rata-rata sebesar 482,59%.
4) Indikator skor pola pangan harapan untuk realisasi cenderung mengalami tren
fluktuasi, ini dapat terlihat dari Perbandingan mulai dari tahun 2012 sebesar
86,10%, 92,36% di tahun 2013, 94,86% di tahun 2014 dan 752,38% di tahun
2015. Untuk capaian kinerja pada indikator skor pola pangan harapan mengalami
tren fluktuasi, ini dapat terlihat di tahun 2012 sebesar 108,58%, kemudian
meningkat menjadi 111% ditahun 2013, 108,53% di tahun 2014 dan kembali
menurun menjadi 85,20% di tahun 2015. Realisasi dan capaian kinerja menurun
disebabkan adanya perubahan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari 2.200 kilo kalori
menjadi 2.400 kilo kalori dan protein dari 57 gram menjadi 63 gram sesuai dengan
rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2012 namun baru
diberlakukan di tahun 2015, selain itu adanya bencana alam banjir dan kemarau
panjang. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 103,32%.
5) Indikator produksi daging pertahun mengalami tren cenderung menurunan pada
realisasi kinerja, pada tahun 2012 realisasi yang tercapai adalah 1.790 ton,
kemudian meningkat menjadi 1.790,40 ton di tahun 2013, mengalami penurunan
realisasi menjadi 1.764,66 ton di tahun 2014 dan kembali menurun menjadi 1.615
ton pada tahun 2015. Pada capaian kinerja juga mengalami penurunan, ini terlihat
dari capaian indikator tahun 2012 sebesar 113,42% kemudian meningkat menjadi
113,82% di tahun 2013, mengalami penurunan menjadi 113,12% di tahun 2014 dan
kembali menurun menjadi 102,54% pada tahun 2015. Realisasi dan capaian
mengalami penurunan disebabkan karena dampak dari musim kemarau di tahun
2015. Alternatif yang telah dilakukan adalah dengan memberikan bantuan pakan
ternak pada kelompok tani. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata
sebesar 109,79%.
6) Indikator produksi telur pertahun untuk realisasi cenderung mengalami penurunan,
hal ini terlihat dari realisasi pada tahun 2012 sebesar 667 ton, di tahun 2013
realisasi meningkat menjadi 681 ton, di tahun 2014 menurun menjadi 677,01 ton
dan pada tahun 2015 kembali menurun menjadi 385,34 ton. Untuk capaian kinerja
indikator produksi telur pertahun juga mengalami penurunan, dapat di lihat dari
capaian kinerja paada tahun 2012 sebesar 102,61%, meningkat menjadi 103,18%
ditahun 2013, pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 101,50% dan
kembali menurun menjadi 57,26% di tahun 2015. Realisasi dan capaian mengalami
penurunan disebabkan musim kemarau yang panjang yang berdampak pada
menurunnya produksi pangan untuk ternak, sehinga populasi ayam buras dan itik
juga menurun. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 91,02%.
7) Indikator produksi perikanan pertahun realisasi kinerja mengalami tren menurun,
hal ini dapat dilihat dari realisasi tahun 2012 sebesar 20.222 ton, di tahun 2013
hanya 20,220 ton, meningkat lagi menjadi sebesar 37.018,34 ton di tahun 2014 dan
menurun menjadi 17.842 ton di tahun 2015. Untuk capaian kinerja juga indikator
produksi perikanan pertahun cenderung mengalami penurunan, ini dapat dilihat dari
capaian tahun 2012 sebesar 146,43%, 139,44% di tahun 2013, kemudian
meningkat sebesar 243,12% ditahun 2014 dan di tahun 2015 menurun menjadi
111,65%. Realisasi dan capaian mengalami penurunan bukan disebabkan karena
tidak tercapainya target, melainkan pada tahun 2014 realisasi yang dicapai cukup
tinggi sehingga capaian indikator di tahun 2014 juga tinggi. Capaian indikator ini
menghasilkan nilai sebesar 160,16%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan
rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Produktivitas padi pertahun
ton/ha 4,73 4,5 105,11
2 Produktivitas jagung pertahun
ton/ha 6,68 4,56 146,49
3 Penguatan cadangan pangan
% pertahun 752,38 100 752,38
4 Skor pola pangan harapan (PPH)
% 78,04 100 78,04
5 Produksi daging pertahun
ton/tahun 1.615 1.717 94,06
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
6 Produksi telur pertahun
ton/tahun 385,34 687 56,09
7 Produksi perikanan pertahun
ton/tahun 17.842 17.62,115 101,23
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 105,11%, 146,49%, 752,38%,
78,04%, 94,06%, 56,09% dan 101,23% untuk masing-masing indikator. Capaian
kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang
ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau
lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 7 (tujuh) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan
serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian indikator produktivitas padi pertahun sebesar 107,08%, capaian
indikator ini untuk tahun 2015 melebihi target, hal ini disebabkan pada tahun 2015
ada kegiatan Upaya Khusus (UPSUS) padi serta bantuan benih, pupuk dan
pestisida dari kegiatan SLPTT, selain itu ada juga bantuan berupa alat pasca panen
untuk kelompok tani.
2) Pencapaian indikator produktivitas jagung pertahun sebesar 143,43%, capaian
indikator ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan, hal ini disebabkan adanya
kegiatan UPSUS, G-PPTP dan PAT, yang memberikan bantuan pada kelompok
tani berupa pupuk dan pestisida dan pompa air.
3) Pencapaian indikator penguatan cadangan pangan sebesar 752,38%, capaian ini
melebihi target yang ditetapkan. Capaian yang melebihi target ini disebabkan
karena didukung oleh anggaran APBD Kabupaten Musi Banyuasin.
4) Pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) sebesar 85,20%, mengalami
penurunan dibanding tahun 2014 sebesar 108,53% , hal ini disebabkan adanya
perubahan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari 2.200 kilo kalori menjadi 2.400 kilo
kalori dan protein dari 57 gram menjadi 63 gram sesuai dengan rekomendasi
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2012 namun baru diberlakukan di
tahun 2015, selain itu adanya bencana alam banjir dan kemarau panjang. Adapun
alternatif yang dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan luas
tanaman pangan, memanfaatkan pekarangan rumah untuk pangan dan
memberikan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi pangan yang beragam,
bergizi, berimbang dan aman (B2SA).
5) Pencapaian indikator produksi daging pertahun sebesar 102,54%, capaian ini
melebihi target. Capaian indikator ini melebihi target disebabkan jumlah permintaan
untuk konsumsi naik sehingga jumlah pemotongan juga naik, akibatnya
mempengaruhi jumlah produksi daging. Alternatif yang dilakukan adalah dengan
memberikan bantuan pakan ternak pada kelompok tani melalui kegiatan yang ada.
6) Pencapaian indikator produksi telur pertahun sebesar 57,26%, capaian ini di bawah
target. Capaian indikator produksi telur pertahun dibawah target hal ini disebabkan
karena musim kemarau sehingga keterbatasan pangan menurun hingga
berdampak terhadap penurunan populasi ayam buras dan itik. Adapapun upaya
penanggulangan yang telah dilakukan untuk peningkatan produksi telur adalah
dengan memberikan bantuan berupa pakan ternak pada kelompok tani memalui
kegiatan yang ada.
7) Pencapaian indikator produksi perikanan pertahun sebesar 111,65% pada tahun
2015. Capaian indikator ini sudah melebihi target, adapun penyebab meningkatnya
capaian indikator produksi perikanan pertahun adalah meningkatnya produksi budi
daya ikan di masyarakat dengan ditunjang adanya program kegiatan yang
memberikan bantuan bibit ikan kepada masyarakat.
Tujuan 1.2 Mewujudkan Pemerataan Ekonomi yang Berbasisi Sumber Daya Lokal
Dengan Optimalisasi Peran Koperasi, UKM dan Masyarakat Desa
Tujuan mewujudkan pemerataan ekonomi yang berbasis sumber daya lokal
dengan optimalisasi peran Koperasi, UKM dan Masyarakat Desa didukung oleh 2 (dua)
sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung
tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.2.1. Sasaran Berkembangnya Koperasi, Usaha kecil dan Menengah
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Koperasi Aktif % 98 95,66 97,61
2 Jumlah usaha kecil dan mikro unit 1.287 13.556 1.053,30
1) Capaian indikator koperasi aktif sebesar 95,66 %. Pada tahun 2015 koperasi aktif
ditargetkan sebesar 98%, angka realisasi indikator koperasi aktif pada tahun 2015
yaitu sebesar 95,66% yang merupakan hasil perhitungan dari Perbandingan jumlah
koperasi yang aktif di tahun 2014 sebanyak 265 koperasi dengan jumlah seluruh
koperasi yang ada pada tahun 2014 sebanyak 277 koperasi.
2) Capaian indikator jumlah usaha kecil dan mikro sebesar 1.053,30 % jauh melebihi
target. Pada tahun 2015 target indikator jumlah usaha kecil dan mikro sebanyak
1.287 unit. Angka realisasi jumlah usaha kecil dan mikro sebesar 13,556 unit
ditahun 2015 merupakan jumlah usaha kecil dan mikro yang beraktifitas pada tahun
2014 di 14 (empat belas) Kecamatan dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%) 2
012
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
1 Koperasi Aktif
% 95
96
97
98
94,8
0
95,4
0
95,5
7
95,6
6
99,7
9
99,3
7
98,5
2
97,6
1
2
Jumlah Usaha Kecil dan Mikro
unit
987
1.0
87
1.1
87
1.2
87
12.6
2,1
1
8
13.5
55
13.5
56
13.5
56
1.2
79
1.2
47
,10
1.1
42
,03
1.0
53
,30
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013
dan tahun 2012 bahwa dari 2 ( dua ) indikator sasaran yang ditetapkan semuannya
mengalami tren meningkat. Ini dapat dilihat dari angka realisasi yang dicapai oleh
kedua indikator tersebut, yaitu indikator Koperasi aktif dan indikator jumlah usaha kecil
dan mikro. Untuk capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
kedua indikator sasaran mengalami tren fluktuatif. Analisa Perbandingan realisasi
kinerja dan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator koperasi aktif pada realisasi kinerja mengalami tren meningkat, ini dapat
dilihat dari realisasi kinerja pada tahun 2012 sebesar 94,80%, meningkat menjadi
95,40% di tahun 2013, kemudian di tahun 2014 juga meningkat menjadi 95,57 dan
kembali meningkat menjadi 95,66% pada tahun 2015. Sementara untuk capaian
kinerja indikator koperasi aktif cenderung mengalami tren secara fluktuatif, ini dapat
dilihat dari capaian kinerja pada tahun 2012 sebesar 99,79% kemudian menurun
menjadi 99,37% pada tahun 2013, kembali menurun menjadi 98,52% pada tahun
2014 dan pada tahun 2015 juga menurun menjadi 97,61%. Realisasi indikator
mengalami kenaikan setiap tahun walaupun belum sesuai dengan target. Untuk
capaian indikator mengalami penurunan hal ini disebabkan realisasi yang dicapai
belum memenuhi target yang sudah ditetapkan. Capaian indikator ini menghasilkan
nilai rata-rata sebesar 98,82%.
2) Indikator jumlah usaha kecil dan mikro pada realisasi kinerja mengalami tren
meningkat, dapat di lihat pada tahun 2012 realisasi kinerja indikator ini sebanyak
12.62,118 unit, mengalami kenaikan menjadi 13.556 unit ditahun 2013, pada tahun
2014 realisasi tetap sebesar 13.556 unit, dan pada tahun 2015 masih tetap 13.566
unit. Untuk capaian kinerja indikator jumlah usaha kecil dan mikro mengalami tren
menurun, ini dapat dilihat pada tahun 2012 sebesar 1.279% di tahun 2013 turun
menjadi 1.247,01% kemudian menurun pada tahun 2014 menjadi 1.142,03%, dan
pada tahun 2015 kembali menurun menjadi 1.053,30%. Capaian indikator menurun
bukan disebabkan karena tidak memenuhi target, melainkan realisasi yang dicapai
pada tahun 2015 sama dengan realisasi tahun 2014, sementara untuk target tahun
2015 meningkat dari tahun 2014. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata
sebesar 1.180,33%.
3. Perbandingan antara capaian realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dengan target dalam RPJMD Tahun 2012 – 2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Koperasi Aktif % 95,66 100 95,66
2 Jumlah usaha kecil dan mikro
Unit 13.556 1.487 911,63
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka 95,66% dan 911,63 dengan perkembangan indikator koperasi aktif
dan Jumlah usaha kecil dan mikro.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan atau direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu
mencapai angka 100 % atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan
serta alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian indikator koperasi aktif pada tahun 2015 sebesar 97,61%, capaian
indikator ini mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena meningkatnya target
kinerja indikator, namun secara kuantitas mengalami peningkatan, ini terlihat dari
jumlah koperasi yang aktif pada tahun 2014 sebanyak 259 unit dan pada tahun
2015 meningkat menjadi 265 unit. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
capaian kinerja pada indikator koperasi aktif adalah meningkatkan unit usaha yang
berjalan dan sosialisasi kepada anggota koperasi.
2) Pencapaian indikator jumlah usaha kecil dan mikro sebesar 1.053,30%, capaian ini
dibanding capaian pada tahun 2014 adalah menurun, penurunan ini disebabkan
target yang ditetapkan pada tahun 2015 meningkat, namun realisasi pada tahun
2015 sama dengan realisasi pada tahun 2014. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan capaian kinerja pada indikator ini adalah melalui program ekonomi
kerakyatan.
1.2.2. Sasaran Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Desa
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif % 16,80 17,5 104,17
2 PKK aktif klpk 80 72 90
1) Capaian indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif pada tahun 2015
sebesar 93,82%. Pada tahun 2015 indikator Lembaga pemberdayaan masyarakat
desa yang aktif ditargetkan sebesar 16,80%, dan realisasi yang tercapai sebesar
17,5%. Angka realisasi ini di dapat dari jumlah lembaga pemberdayaan masyarakat
berprestasi tahun 2015 sebanyak 42 lembaga dibagi jumlah seluruh lembaga
pemberdayaan masyarakat tahun 2015 sebanyak 240.
2) Capaian indikator PKK yang aktif sebesar 90%. Tahun 2015 PKK aktif ditargetkan
sebanyak 80 kelompok, realisasi yang tercapai tahun 2015 sebanyak 72 kelompok,
angka realisasi ini didapat dari jumlah PKK aktif yang ada di 14 Kecamatan dalam
Kabupaten Musi Banyuasin.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satua Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
n
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
1
Lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif
% 15
15,6
0
16,2
0
16,8
0
14
5,8
3
17,5
17,5
93,3
3
37,3
7
108
,02
104
,17
2 PKK aktif klpk 65
70
75
80
14
14
72
72
21,5
4
20
96
90
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh
gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, 2014, 2013 dan 2012
bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2 (dua) indikator yang
mengalami penurunan yaitu indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif
dan PKK aktif, dan 1(satu) indikator cakupan desa siaga aktif tidak terlaksana.
Sementara untuk capaian kinerja tahun2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
kedua indikator diatas mengalami tren secara fluktuatif. Analisa Perbandingan realisasi
kinerja dan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif mengalami tren secara
fluktuatif, pada tahun 2012 persentase realisasi sebesar 14%, menurun menjadi
5,83% ditahun 2013, meningkat menjadi 17,5% ditahun 2014 dan pada tahun 2015
tetap 17,5%. Pada capaian kinerja indikator LPM yang aktif mengalami tren
menurun, ini dapat dilihat dari tabel capaian kinerja pada tahun 2012 sebesar
93,33%, menurun menjadi 37,37% ditahun 2013, meningkat menjadi 108,02%
ditahun 2014 dan kembali menurun menjadi 104,15% pada tahun 2015. Realisasi
dan capaian indikator menurun disebabkan bukan karena belum memenuhi target,
melainkan jumlah LPM yang ada tidak bertambah. Capaian indikator ini
menghasilkan nilai rata-rata sebesar 85,71%.
2) Indikator PKK aktif mengalami tren tetap untuk realisasi kinerja, ini dapat dilihat dari
tabel realisasi pada tahun 2012 PKK Aktif sebanyak 14 kelompok, masih sebanyak
14 kelompok ditahun 2013, meningkat menjadi 72 kelompok ditahun 2014 dan pada
tahun 2015 tetap 72 kelompok. Untuk capaian kinerja indikator PKK aktif
mengalami tren fluktuasi, dapat dilihat pada tahun 2012 capaian kinerja sebesar
21,54%, menurun menjadi 20% ditahun 2013, meningkat menjadi 96% ditahun
2014 dan menurun menjadi 90% di tahun 2015. Realisasi kinerja tidak mengalami
peningkatan disebabkan karena kurangnya kader tim penggerak PKK ditiap tiap
kecamatan. Sementara capaian indikator mengalami penurunan disebabkan karena
realisasi belum memenuhi target dari RPJMD. Capaian indikator ini menghasilkan
nilai rata-rata sebesar 56,88%.
3. Perbandingan antara capaian realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dengan target dalam RPJMD tahun 2012 – 2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif
% 17,5 18 97,22
2 PKK aktif klpk 72 85 84,71
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan bahwa kedua indikator belum mencapai target RPJMD. Capaian kinerja
ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang
ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau
lebih.
4. Perbandingan realisasi kineja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yan telah dilakukan:
1) Capaian indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif sebesar 104,17%.
Capaian pada indikator ini sudah sesuai dengan target, dimana hal yang
mendukung keberhasilan ini disebabkan meningkatnya LPM berprestasi yang ada
Kabupaten Musi Banyuasin.
2) Capaian indikator PKK aktif sebesar 90%. Capaian ini sudah sesuai dengan target,
dimana hal yang mendukung keberhasilan ini disebabkan meningkatnya sumber
daya manusia dalam anggota tim penggerak PKK didesa desa.
MISI II : Mengembangkan Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Industri
Kreatif yang Didukung Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Tujuan 2.1 Mewujudkan Daerah Industri Maju Yang Berbasis Sumber Daya Lokal
Tujuan terwujudnya daerah industri maju yang berbasis sumber daya lokal
didukung oleh 3 (tiga) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang
mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1.1. Sasaran Berkembangnya Industri Kecil dan Menengah Yang Mendukung
Peningkatan Nilai Investasi Daerah
1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Pertumbuhan industri kecil dan menengah
% 13,89 5,71 41,11
2 Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah per tahun
% 4,97 3,02 60,76
3 Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah
% 4,12 3,68
89,32
1) Capaian indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah sebesar 41,11%. Pada
tahun 2015 ditargetkan pertumbuhan industri kecil dan menengah 13,89%, angka
realisasi indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah pada tahun 2015 yaitu
5,71% yang merupakan hasil perhitungan dari jumlah IKM (industri kecil dan
menengah) tahun 2015 sebanyak 2.611 unit dikurangi jumlah IKM tahun 2014
sebanyak 2.470 unit usaha, kemudian dibagi jumlah IKM tahun 2014 selanjutnya
dikalikan 100%. sehingga pertumbuhan industri kecil dan menengah ini mencapai
5,71%.
2) Capaian indikator kapasitas produksi industri kecil dan menengah pertahun
sebesar 60,76%, pencapaian indikator kinerja ini dalam ketegori cukup. Pada tahun
2015 direncanakan indikator ini mencapai target 4.97%, sedangkan pada angka
realisasi sebesar 3,02%, angka realiasi ini didapat dari Perbandingan jumlah
kapasitas industri kecil dan menengah tahun 2015 pertahun sebesar 153.935.837,
tahun sebelumnya (tahun 2014) kapasitas produksi industri kecil dan menengah
sebesar 149.428.556 unit, sehingga menunjukan perkembagan/pertumbuhan
senilai 3,02%.
3) Capaian indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah pada
tahun 2015 sebesar 89,32%. Angka realisasi indikator peningkatan nilai investasi
industri kecil dan menengah pada tahun 2015 sebesar 3,68% merupakan
Perbandingan jumlah nilai investasi industri kecil dan menengah tahun 2015 Rp.
25.695.492.085.707 di kurang jumlah nilai investasi industri kecil dan menengah
tahun 2014 sebesar Rp. 24.784.494.140.289 dibagi nilai investasi industri kecil
menegah tahun lalu sebesar Rp. 24.784.494.140.289 di kali 100%.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1
Pertumbuhan industri kecil dan menengah
%
8,3
0
11,1
9
11.7
7
13,8
9
4,9
9
52.7
2
11,6
1
5,7
1
60,1
2
471
98
,64
41,1
1
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2
Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah per tahun
%
3,5
0
3,6
8
4.3
5
4,9
7
11,8
8
90.2
2
4,3
3
3,0
2
339
,4
2451
99,5
4
60,7
6
3
Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah
%
3,2
5
3,5
0
3.8
0
4.2
1
0
168
,7
510
,50
3.6
8
0
4820
13.4
34
,12
89,3
2
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014,
tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ditetapkan
mengalami tren fluktuatif. Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan capaian
kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah, mengalami tren secara
fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 4,99% kemudian meningkat menjadi 52,72%
pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka realisasi
menjadi 11, 61% serta pada tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup
signifikan dengan angka realisasi sebesar 5,71 %. Untuk angka capaian kinerja juga
mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 60,12% kemudian meningkat
menjadi 471% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan angka
capaian menjadi 98,64% serta terjadi penurunan kembali pada tahun 2015 dengan
capaian hanya 41,11 %. Realisasi dan capaian mengalami penurunan disebabkan
bukan karena tidak memenuhi target yang ditetapkan melainkan pada tahun 2013
realisasi dan capaian mengalami peningkatan yang signifikan (melampaui target
yang direncanakan). Namun, secara kuantitas indikator tersebut mengalami
peningkatan. Tercatat pada tahun 2012, jumlah industri kecil dan menengah
sebanyak 1449 unit usaha, meningkat pada tahun 2013 jumlah industri kecil dan
menengah sebanyak 2213 unit usaha, dan tahun 2014 jumlah industri kecil dan
menengah mengalami peningkatan menjadi 2470 serta pada tahun 2015 jumlah
industri kecil dan menengah kembali meningkat menjadi 2611 unit usaha.
2) Indikator kapasitas produksi industri kecil dan menengah pertahun, mengalami tren
secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 11,88% kemudian meningkat menjadi
90,22% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan angka
realisasi menjadi 4,33% serta pada tahun 2015 kembali menurun dengan angka
realisasi sebesar 3,02 %. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren
fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 339,4% kemudian meningkat menjadi 2451%
pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan angka capaian menjadi
99,54% serta pada tahun 2015 kembali terjadi penurunan angka capaian menjadi
60,76 %. Realisasi dan capaian mengalami penurunan disebabkan bukan karena
tidak memenuhi target yang ditetapkan melainkan pada tahun 2013 mengalami
peningkatan secara signifikan melampaui target yang direncanakan. Namun, secara
kuantitas indikator tersebut mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2012
kapasitas produksi industri kecil dan menengah sebesar 75.295.083 unit meningkat
pada tahun 2013 menjadi 143.233.644 unit dan tahun 2014 jumlah kapasitas
produksi industri kecil dan menengah juga mengalami peningkatan menjadi
149.428.556 unit serta pada tahun 2015 jumlah kapasitas produksi industri kecil dan
menengah terus mengalami peningkatan menjadi 153.935.837 unit. Capaian
indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata
capaian diatas 85%.
3) Indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah memiliki tren
meningkat, pada tahun 2012 realisasi 0% kemudian meningkat menjadi 168,7%
pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi
menjadi 510,50%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren meningkat
pada tahun 2012 capaian 0% kemudian meningkat menjadi 4820% pada tahun
2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan angka capaian menjadi
13.434,12%. Tercatat pada tahun 2013 nilai investasi industri kecil Rp.
4.059.542.822.365 dan pada tahun 2014 meningkat nilai investasi industri kecil dan
menengah menjadi Rp. 24.784.494.140.289. dan pada tahun 2015 meningkat nilai
investasi industri kecil dan menengah menjadi Rp. 25.695.492.085.707 meningkat
realisasi sebesar 3.68%
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 -2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Pertumbuhan industri kecil dan menengah
% 5,71 15,77 36,21
2 Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah per tahun
% 3,02 5,10 59,22
3 Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah
%
3.68
4,40 83.64
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif yaitu 36.2%, 59.2% dan 83.64 %. Capaian kinerja ini
merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan
direncanakan pada tahun ke-5 telah mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan
serta alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah sebesar 41,11%
dan peningkatan kapasitas produksi industri kecil dan menengah sebesar 60,76%.
Capaian kedua indikator ini tidak sesuai target, ketidakberhasilan pencapaian sesuai
target pada tahun 2014 ini disebabkan minimnya pembinaan industri kecil dan
menengah karena tidak ada program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan yang bersifat mengembangkan industri kecil dan menengah yang
sudah ada maupun menstimulasi tumbuhnya industri kecil baru yang bersumber dari
alokasi anggaran APBD Kabupaten. Namun demikian Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin terus berusaha dengan keras untuk tetap
dapat melakukan kegiatan pembinaan melalui program kegiatan Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi serta Kementerian Perindustrian RI yang melibatkan
peran serta tenaga penyuluh lapangan industri.
2) Pencapaian indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah
sebesar 89,32%, capaian Indikator tersebut diatas naik dikarnekan meningkatnya
nilai investasi industri kecil dan menengah pada tahun 2015, dalam
pelaksanaannya terdapat 1 (satu ) program dan 5 (lima) kegiatan yang mendukung
capaian indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah.
2.1.2. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan
1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Unit usaha yang memiliki perizinan %
25
15.47%
61,88
2 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
% 25,79 4,41 17,10
1) Capaian indikator unit usaha yang memiliki perizinan sebesar 61,88%. Angka
realisasi indikator unit usaha yang memiliki perizinan tahun 2015 sebesar 15,47%
dari yang ditargetkan senilai 25%. Angka realiasi ini merupakan Perbandingan
jumlah usaha yang membuat perizinan SIUP-TDP pada tahun 2015 sebanyak
1.210 izin usaha dengan jumlah usaha formal dan informal tahun 2015 sebanyak
5.241 unit usaha, sehingga persentase capaian unit usaha yang memiliki perizinan
SIUP-TDP senilai 15.47%.
2) Capaian indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal sebesar
17,10%. Angka realisasi indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
tahun 2015 sebesar 4,41% (Empat koma empat satu persen) dari yang ditargetkan
senilai 25,79%. angka realisasi ini merupakan Perbandingan jumlah pedagang yang
dibina tahun 2015 sebanyak 231 pedagang berbanding jumlah seluruh pedagang
informal Kabupaten Musi Banyuasin yaitu sebanyak 5241 pedagang, sehingga
mendapatkan nilai cakupan bina kelompok pedangang/usaha informal sebesar
4,41%.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014, tahun
2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1 Unit usaha yang memiliki perizinan
%
7,0
0
10
15
25
4
8,3
1
100
100
15.4
7
118
,71
1.0
00
666
,67
61,8
8
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
%
9,8
7
12,8
4
18.2
0
25,7
9
9,0
0
16,2
7
17.3
6
4,4
1
91,1
9
126
,70
95,3
8
17,1
0
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realiasi dan capaian kinerja serta capaian kinerja tahun
tahun 2015, 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 2 indikator sasaran yang
ditetapkan mengalami tren fluktuatif. Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan
capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator unit usaha yang memiliki perizinan, pada angka realisasi mengalami tren
fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 48,31% kemudian meningkat menjadi 100%
pada tahun 2013,pada tahun 2014 angka realisasi 100% dan pada tahun 2015
angka realiasi menurun jadi 15.47% Untuk angka capaian kinerja mengalami tren
fluktuatif pada tahun 2012 capaian 118,71% kemudian meningkat menjadi 100%
pada tahun 2013,pada tahun 2014 mengalami penuruan angka capaian menjadi
666,67% dan pada tahun 2015 mengalami penuruan angka capaian menjadi
61,88%. Angka capaian mengalami fluktuatif disebakan karena meningkatnya
target unit usaha yang memiliki perizinan setiap tahunnya, meskipun demikian
besarnya angka realisasi dan capaian jauh melebihi target.Tercatat pada tahun
2012, jumlah unit usaha yang memiliki perizinan sebanyak 431 unit usaha,
meningkat pada tahun 2013 jumlah unit usaha yang memiliki perizinan menjadi
sebanyak 438 unit usaha, meningkat pada tahun 2014 jumlah unit usaha yang
memiliki perizinan menjadi sebanyak 771 unit. Capaian indikator kinerja ini dalam
kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 85%.
2) Indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal, pada Perbandingan
realisasi mengalami tren secara meningkat, pada tahun 2012 realisasi 9,00%
kemudian meningkat menjadi 16,27% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 juga
mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 17,36% namun pada tahun 2015
mengalami penurunan realisasi hanya sebesar 4,41 %, peningkatan dari tahun
2012 hingga 2014 terjadi karena jumlah pedagang yang dibina untuk setiap
tahunnya meningkat seiring alokasi anggaran pembinaan yang meningkat,
sebaliknya terjadi penurunan pada tahun 2015 karena sama sekali tidak ada
dukungan anggaran pembinaan yang bersumber dari dana APBD Kabupaten,
Namun Dinas Perindustrian dan Perdagangan tetap berusaha melakukan
pembinaan dengan dukungan dana APBN . Untuk angka capaian kinerja juga
mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 91,19% kemudian meningkat
menjadi 126,70% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan
angka capaian menjadi 95,38% serta terjadi penurunan kembali pada tahun 2015
dengan angka capaian hanya sebesar 17,10 % . Capaian mengalami penurunan
disebabkan bukan karena tidak memenuhi target yang ditetapkan melainkan pada
tahun sebelumnya tahun 2013, mengalami peningkatan secara signifikan
melampaui target yang direncanakan, namun secara kuantitas indikator tersebut
mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2012, jumlah pedagang yang dibina
sebanyak 450 pedagang, meningkat pada tahun 2013 sebanyak 852 pedagang,
dan tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 900 pedagang yang dibina dan
pada tahun 2015 hanya terjadi pembinaan pedagang sebanyak 231. Capaian
indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata
capaian diatas 85%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 -2017.
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Unit usaha yang memiliki perizinan
% 15.47 35 44,20
2 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
% 4,41 44,26 9,96
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka 44,20% dan 9,96% Capaian kinerja ini merupakan capaian pada
tahun ke-4 RPJMD.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian indikator unit usaha yang memiliki perizinan. Mengalami peningkatan
serta melebihi yang ditargetkan hal ini disebabkan karena terdapat kenaikan jumlah
unit usaha yang mendaftarkan izin usahanya serta didukung dengan dilakukannya
5 kegiatan yang mendukung capaian indikator peningkatan nilai investasi, antara
lain:
1) Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan penanaman modal
2) Pengendalian pelaksanaan penanaman modal
3) Sosialisasi peraturan pelaksanaan penanaman modal
4) Promosi penanaman modal
5) Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha
2) Pencapaian indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal secara
realisasi dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal
ini dikarenakan meningkatnya jumlah pedagang yang telah dibina untuk setiap
tahunnya, akan tetapi pada tahun 2015 terjadi penurunan jumlah pedagang yang
dibina karena minimnya dukungan alokasi anggaran. Namun Dinas Perindustrian
dan Perdagangan terus berupaya untuk mencapai target yang diharapkan pada
tahun 2017 dengan giat berusaha mendapatkan alokasi dana khusus
pembangunan pasar maupun revitalisasi pasar dari Kementerian Perdagangan RI.
2.1.3. Sasaran meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan
tenaga kerja
1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Angka partisipasi angkatan kerja % 83 69,40 83,61
2 Pencari kerja yang ditempatkan % 49 90,76 185,22
3 Pengangguran terbuka % 14,89 3,98 173,27
4 Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis
% 27 96,36 356,89
1) Capaian indikator angka partisipasi angkatan kerja sebesar 83,61%. Pada tahun
2015 ditargetkan Angka partisipasi angkatan kerja 83%, Angka realisasi indikator
Angka partisipasi angkatan kerja pada tahun 2015 yaitu 69,40%, angka realisasi ini
didapat dari perhitungan persentase Perbandingan jumlah angkatan kerja usia 15
tahun ke atas tahun 2015 sebanyak 294.662,11 orang dengan jumlah penduduk
usia 15 tahun ke atas sebanyak 424.552 orang.
2) Capaian indikator pencari kerja yang ditempatkan sebesar 185,22%. Pada tahun
2015 ditargetkan pencari kerja yang ditempatkan 49%, Angka realisasi indikator
pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2015 yaitu 90,76%, angka realiasi ini
merupakan hasil perhitungan persentase Perbandingan dari jumlah pencari kerja
yang ditempatkan tahun 2015 sebanyak 599 orang dengan jumlah pencari kerja
yang mendaftar sebanyak 660 orang.
3) Capaian indikator pengangguran terbuka sebesar 173,27 %. Pada tahun 2015
ditargetkan pengangguran terbuka 14,89%, angka realisasi indikator pengangguran
terbuka pada tahun 2015 yaitu 3,98%, Angka realisasi pengangguran terbuka pada
tahun 2015 di dapat dari jumlah angkatan kerja yang benar-benar tidak bekerja
sebanyak 11.713 orang dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang ada
sebanyak 294.662,11 orang.
4) Capaian indikator keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis
sebesar 356,89%, Pada tahun 2015 ditargetkan keselamatan kerja dan hubungan
industrial yang harmonis 27%, angka realisasi indikator keselamatan kerja dan
hubungan industrial yang harmonis pada tahun 2015 yaitu 96,36%, Angka realisasi
keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis pada tahun 2015 di
dapat dari hasil perhitungan jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
bersama sebanyak 53 kasus dibagi jumlah kasus yang tercatat di instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan sebanyak 55 kasus, dikali seratus
persen.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014, tahun
2013, dan tahun 2012.
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1 Angka partisipasi angkatan kerja
% 80
81
82
83
74,1
3
50
,37
66,9
9
69,4
0
92,6
6
62
,11
,1
9
81,7
0
83,6
1
2 Pencari kerja yang ditempatkan
% 42
45
47
49
5,1
8
4,4
9
83,4
3
90,7
6
12,3
3
9,9
8
177
,51
185
,22
3 Pengangguran terbuka
%
15,3
3
15,1
8
15.0
3
14,8
9
3,4
7
3,2
3,7
4
3,9
8
177
.32
17
8,9
2
175
,12
173
,27
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
4
Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis
% 21
23
25
27
9
91
,30
88,8
9
96,3
6
43,0
0
39
6,9
6
355
,56
356
,89
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun tahun 2015,
2014, 2013 dan tahun 2012 bahwa dari empat indikator sasaran yang ditetapkan
mengalami tren fluktuatif. Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan capaian
kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator angka partisipasi angkatan kerja, pada angka realisasi mengalami tren
fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 74,13% kemudian menurun menjadi 50,37%
pada tahun 2013, pada tahun 2014, dan pada tahun mengalami peningkatan
angka realisasi menjadi 69,40%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren
fluktuatif pada tahun 2012 capaian 92,66% kemudian menurun menjadi 62,11,19%
pada tahun 2013, pada tahun 2014, dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka
capaian menjadi 83,61%, ini disebabkan karena meningkatnya target kinerja
indikator dan rendahnya angkatan kerja. Tercatat pada tahun 2014 jumlah Angka
partisipasi angkatan kerja menjadi sebanyak 278.929, dan pada tahun 2015
meningkat jumlah Angka partisipasi angkatan kerja 278.929 orang.
2) Indikator pencari kerja yang ditempatkan, pada Perbandingan realisasi dan capaian
kinerja mengalami tren secara flukutuatif, pada tahun 2012 realisasi 5,18%
kemudian menurun menjadi 4,49% pada tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015
mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 83,43%. Untuk angka capaian
kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 12,33% kemudian
menurun menjadi 9,98% pada tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015 mengalami
peningkatan angka capaian menjadi 185,22%, melebihi target yang direncanakan,
ini diiringi dengan meningkatnya jumlah pencari kerja yang ditempatkan, namun
secara kuantitas indikator tersebut mengalami peningkatan. Tercatat, pada tahun
2012 jumlah pencari kerja yang ditempatkan 57 orang pada tahun 2013 sejumlah
75 orang, pada tahun 2014 meningkat menjadi 1113 orang, dan pada tahun 2015
sejumlah 599 orang . Pada tahun 2012 dan 2013 capaian dan realisasi mengalami
penurunan dipengaruhi faktor pekerja yang sudah terdaftar tidak melaporkan diri
kembali ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Musi
Banyuasin jika pencari kerja sudah bekerja di perusahaan swasta ataupun
pemerintahan. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai
dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 97,22%.
3) Indikator pengganguran terbuka, mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012
realisasi 3,47% kemudian menurun menjadi 3,2% pada tahun 2013, pada tahun
2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 3.74%, dan pada tahun 2015
kembali mengalami kenaikan menjadi 3,98. Untuk angka capaian kinerja
mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 177,32% kemudian meningkat
menjadi 178,92% pada tahun 2013, pada tahun 2014 mengalami penuruan angka
capaian menjadi 175,12%, dan pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi
173,27%. Secara keseluruhan indikator ini telah melebihi dari yang ditargetkan.
Realisasi dan capaian mengalami fluktuatif dipengaruhi oleh jumlah angkatan kerja
setiap tahunnya dengan jumlah pengangguran. Tercatat pada tahun 2012, jumlah
penggangur sebesar 9.279 orang dan jumlah angkatan kerja sebesar 267.334
orang, pada tahun 2013 jumlah penggangur menurun sebesar 7.883 orang dan
jumlah angkatan kerja sebesar 247.468 orang. tahun 2014 jumlah penggangur
meningkat sebesar 10.434 orang, pada tahun 2015 jumlah pengganggur
meningkat menjadi 11.713 orang dan jumlah angkatan kerja sebesar 294.662,11
orang. capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015
memiliki rata-rata capaian diatas 176,22%.
4) Indikator keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis, mengalami
tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 9% kemudian, meningkat menjadi
91,30% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka
realisasi menjadi 88,89%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif
pada tahun 2012 capaian 43% kemudian meningkat menjadi 396,96% pada tahun
2013 dan tahun 2014 mengalami penuruan dan pada tahun 2015 juga mengalami
penurunan menjadi 356,89%. Secara keseluruhan indikator ini pada tahun 2013 &
2014 telah melebihi dari yang ditargetkan. Realisasi dan capaian mengalami
fluktuatif dipengaruhi oleh jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
bersama setiap tahunnya dengan jumlah kasus yang tercatat pada instansi
penanggung jawab. Tercatat pada tahun 2014 jumlah kasus yang diselesaikan
dengan perjanjian bersama sebesar 40 kasus dan jumlah kasus yang tercatat
sebesar 45 kasus. tahun 2015 jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
bersama sebesar 53 kasus dan jumlah kasus yang tercatat sebesar 55 kasus.
Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki
rata-rata capaian diatas 295.24%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 -2017 Kabupaten Musi Banyuasin.
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan
Realisasi akumulasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif yaitu 81,65%, 292,52%, 27,28% dan 301,22% bahkan
terdapat 2 indikator yang sudah melebihi target indikator capaian pada akhir periode
RPJMD, yaitu indikator Pencari kerja yang ditempatkan dan indikator Keselamatan
kerja dan hubungan industrial yang harmonis. Capaian kinerja ini merupakan capaian
pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada
tahun ke-5 telah mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 4 (empat) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar
nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan
standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan.
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
1) Capaian indikator angka partisipasi angkatan kerja belum mencapai target, hal ini
disebabkan karena rendahnya angkatan kerja akibat pertambahan penduduk pada
tahun 2015, tingginya angka kelulusan sekolah dan perguruan tinggi sementara
lowongan pekerjaan terbatas, dan lowongan yang tersedia tidak sesuai dengan
kualifikasi pendidikan. Alternatif yang telah dilakukan antara lain; pendataan
1 Angka partisipasi angkatan kerja
% 69,40 85 81,65
2 Pencari kerja yang ditempatkan
% 90,76 50 292,52
3 Pengangguran terbuka % 3,98 14,59 27,28
4 Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis
% 96,39 32 301,22
lowongan kerja, pelatihan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pengguna kerja
dan diadakan job fair.
2) Capaian indikator pencari kerja yang ditempatkan telah melampaui target, hal ini
disebabkan karena pada Tahun 2015 adanya penerimaan CPNS sebanyak 13
orang dan penerimaan pada perusahaan sebanyak 586 orang, yang berdampak
kepada Angka realisasi indikator pencari kerja yang ditempatkan sebesar 189,08%.
Alternatif yang telah dilakukan antara lain; pendataan lowongan kerja, pelatihan
tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pengguna kerja dan diadakan job fair.
3) Capaian indikator pengangguran terbuka menurun dari tahun sebelumnya namun
masih melebihi target. Angka realisasi dan capaian kinerja dipengaruhi oleh
meningkatnya angka pengangguran, ini disebabkan tingginya angka kelulusan
siswa SMA/K dan Perguruan tinggi sedangkan penyerapan tenaga kerja sedikit,
serta tingginya jumlah PHK yang terjadi. Alternatif yang telah dilakukan antara lain ;
pendataan lowongan kerja, pelatihan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
pengguna kerja dan diadakan job fair.
4) Capaian indikator Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis
menurun dari tahun sebelumnya namun masih melebihi target, Angka realisasi
dipengaruhi dengan meningkatnya jumlah kasus yang tercatat pada tahun 2015
dan banyaknya kasus yang diselesaikan pada tahun 2015, alternatif untuk
meningkatkan jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB)
baik perjanjian bersama yang dibuat secara perseorangan/ individual atau
perjanjian bersama dengan cara peningkatan kemampuan pengetahuan pekerja
dan pengusaha dengan melakukan penyuluhan dan pembinaan tentang peraturan
ketenaga kerjaan.
Tujuan 2.2 Mewujudkan Pelestarian Budaya yang Mendukung Pariwisata Daerah
Tujuan meningkatnya kualitas generasi muda didukung oleh 2 (dua) sasaran.
Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
2.2.1. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Budaya Lokal
1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Jumlah Sanggar Seni dan Budaya yang Aktif Klpk 10 5 50
Angka realisasi Jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif pada tahun 2015
yaitu 50% yang merupakan hasil perhitungan dari persentase kelompok sanggar yang
aktif pada tahun 2015 yaitu 5 Sanggar dibandingkan dengan target jumlah yang dibina
pada tahun 2015 yaitu 10 Sanggar dikali 100%.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012.
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah Sanggar Seni dan Budaya yang Aktif
Klp 5
5
10
10
1
5
5
5
20
100
50
50
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014,
tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa indikator sasaran sanggar seni dan budaya yang
aktif mengalami tren tetap. Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan capaian
kinerja setiap indikator sebagai berikut:
Indikator jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif, pada angka realisasi
mengalami tren tetap, pada tahun 2012 realisasi 1 kelompok jumlah sanggar seni dan
budaya yang aktif kemudian meningkat menjadi 5 kelompok jumlah sanggar seni dan
budaya yang aktif pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 angka realisasi tetap 5
kelompok jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif. Untuk angka capaian kinerja
mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 20% kemudian meningkat menjadi
100% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka capaian
menjadi 50%. Indikator ini mengalami peningkatan dan penurunan dipengaruhi oleh
jumlah jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif dan meningkat menjadi target
kinerja. Tercatat pada Pada tahun 2013 jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif
terdapat 5 kelompok sanggar, dan jumlah sanggar seni yang ada dan pada tahun 2014
jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif terdapat 5 kelompok sanggar seni yang
aktif. Untuk tahun 2015, realisasi sama dengan tahun sebelumnya. Hal ini karena belum
dilakukannya pendataan dan pembinaan secara menyeluruh terhadap sanggar –
sanggar yang aktif di Kab. Muba
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 -2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Jumlah Sanggar Seni dan Budaya yang Aktif
Klpk 5 10 50
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
indikator yang menunjukkan capaian 50%
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai
angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM)
sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan:
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
Capaian indikator jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif belum mencapai
target, disebabkan oleh target kinerja yang meningkat. Dari tahun sebelumnya.
Alternatif yang telah dilakukan antara lain: Mengadakan pendataan, pembinanaan dan
pelatihan pelaku seni usia remaja.
2.2.2. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pariwisata Daerah
1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Kunjungan wisatawan Orang/tahun 4.500 13.525 300,56
Capaian indikator kunjungan wisatawan sebesar 300,56%. Pada tahun 2015
melampaui target yang ditetapkan. Pada tahun 2015 ditargetkan kunjungan wisatawan
sebanyal 4.500 orang. Angka realisasi indikator Kunjungan wisatawan pada tahun 2015
yaitu 13.525 orang yang merupakan hasil dari perhitungan Perbandingan antara jumlah
kunjungan wisata pada tahun 2015 dengan jumlah kunjungan wisata yang telah
ditargetkan pada tahun 2015. Data ini didasarkan pada catatan kunjungan wisatawan
yang menginap di hotel/penginapan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014, tahun
2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1 Kunjungan Wisatawan
orang
4.0
00
4.1
00
4.4
00
4.5
00
1.5
63
36.0
71
44.0
00
13.5
25
39,0
7
879
,78
918
,18
300
,56
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun
2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa indikator sasaran yang ditetapkan
mengambarkan tren fluktuatif, Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan capaian
kinerja setiap indikator sebagai berikut:
Indikator kunjungan wisatawan, pada angka realisasi mengalami tren Fluktuatift,
pada tahun 2012 realisasi 1.563 orang kemudian meningkat menjadi 36.071 orang
pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi
menjadi 44.000. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun
2012 capaian 39,07% kemudian meningkat menjadi 879,78% pada tahun 2013 dan
pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 918,18%. Secara tren
indikator ini mengalami peningkatan dan melebihi target yang direncanakan.
Sedangkan ditahun 2015, secara realisasi maupun capaian menurun, namun tetap
tercapat target yang ditetapkan.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 - 2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Kunjungan Wisatawan
Orang /tahun
13.525 5.000 270.5
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
indikator menunjukkan perkembangan melebihi target akhir RPJMD dengan capaian
sudah 270.5%.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai
angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM)
sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Capaian indikator kunjungan wisatawan melebihi target. Hal ini disebabkan karena
berdasarkan data catatan kunjungan wisatawan yang menginap di
hotel/penginapan di Kabupaten Musi Banyuasin, faktor pendukung yang menjadi
pendorongan kunjungan wisatawan adalah dengan diadakannya banyak event
yang dilaksanakan di Kabupaten Musi Banyuasin baik yang bersifat nasional
maupun internasional, seperti pemilihan kuyung kupek, dan penyelenggaraan Musi
Triboatton, Pra PON Voli Indoor, Pra PON Futsal, Muba Prix dan Event
Internasional yang diselenggaran Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan.
MISI III Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan yang Berkeadilan
dan Berwawasan Lingkungan
Tujuan 3.1 Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Daerah Yang Berkualitas dan
Merata
Tujuan mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang berkualitas dan
merata didukung oleh 5 (lima) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing
sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana jalan
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan` Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik
% 42 42,47 101,12
2 Jalan penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk
Km 100 75,25 75,25
1) Capaian indikator proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik tahun 2015
sebesar 101,12%. Pada tahun 2015 ditargetkan indikator proporsi panjang jaringan
jalan dalam kondisi baik sebesar 42% dengan realisasi sebesar 42,47%. Angka
realisasi tersebut merupakan hasil perhitungan dari panjang jaringan jalan dengan
kondisi baik pada tahun 2015 sepanjang 456,06 Km dibandingkan dengan panjang
seluruh jalan Kabupaten Musi Banyuasin sepanjang 1.073,77 Km.
2) Capaian indikator Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan
pemukiman penduduk Tahun 2015 sebesar 75,25%. Realisasi pada tahun 2015
sepanjang 75,25 Km di bawah target RPJMD sepanjang 100 Km dari total panjang
seluruh jalan Kabupaten Musi Banyuasin 1.073,77 Km.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1
Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik
% 35
37
39
42
34,2
5
34,1
9
42,8
2
42,4
7
97,8
6
92,4
1
109
,79
101
,12
2
Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk
Km
116
,37
60
60
100
111
,37
149
,92
93,5
9
75,2
5
95,7
0
249
,87
155
,98
75,2
5
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun
2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 2 (dua) indikator sasaran
yang ditetapkan mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasi dan capaian
kinerjanya yaitu pada indikator ”Proposi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik” dan
indikator ”Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman
penduduk”. Analisa perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap
indikator sebagai berikut:
1) Indikator Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik mengalami tren
secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi 34,25% kemudian menurun menjadi
34,19% pada tahun 2013, pada tahun 2014 mengalami peningkatan 42,82% dan
pada tahun 2015 sebesar 42,47%. Untuk capaian kinerja juga mengalami tren
fluktuatif pada tahun 2012 capaian kinerja sebesar 97,86% kemudian menurun
menjadi 92,41% meningkat pada tahun 2014 sebesar 109,79% dan pada tahun
2015 sebesar 101,12%. Peningkatan terjadi dikarenakan secara kuantitas panjang
jalan dalam kondisi baik bertambah, tercatat pada tahun 2013 panjang jalan dalam
kondisi baik 367,17 Km dan pada tahun 2014 panjang jalan dalam kondisi baik
459,76 Km dan pada tahun 2015 panjang jalan dalam kondisi baik 456,05 Km dari
total panjang jalan Kabupaten Musi Banyuasin sepanjang 1.073,77 Km.
2) Indikator Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman
penduduk mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasinya sepanjang
111,37 Km, kemudian terealisasi sepanjang 149,92 Km pada tahun 2013, pada
tahun 2014 sepanjang 93,59 Km dan pada tahun 2015 sepanjang 75,25 Km. Untuk
angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 sebesar
95,70% meningkat menjadi 249,87% pada tahun 2013 dan menjadi 155,98% pada
tahun 2014 , menurun 75,25% pada tahun 2015. Penurunan terjadi karena realisasi
masih dibawah target yang ditetapkan RPJMD yaitu sepanjang 100 Km. Capaian
kinerja indikator sasaran dalam kurun waktu dari tahun 2012 sampai dengan tahun
2014 memiliki capaian di atas 85% sedang pada tahun 2015 di bawah 85%, namun
masih bermakna baik.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target
yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator Satuan
Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik
% 42,47 55 77,22
2 Jalan penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk
Km 75,25 100 75,25
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun
2015 dibanding dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka
yang positif dengan perkembangan yaitu sampai pada tahun 2015 sebesar 77.22% dan
75.25%. Capaian kinerja kedua indikator merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD.
Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu
mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 4 (empat) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar
nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan
standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian Indikator Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik sebesar
101,12% mencapai target yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini disebabkan
adanya perbaikan atau peningkatan jalan strategis/jalan kabupaten yang
menghubungkan ibukota kabupaten ke kecamatan atau antar kecamatan menjadi
prioritas utama dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi dan
kerusakan jaringan jalan. Untuk tahun berikutnya diharapkan seluruh jaringan jalan
strategis/kabupaten sudah dalam kondisi yang baik tanpa adanya kerusakan yang
berarti dan dengan didukung anggaran yang disetujui.
2) Pencapaian Indikator Jalan penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan
pemukiman penduduk sebesar 75,25% masih dibawah target. Hal ini dikarenakan
pada tahun anggaran 2015 terdapat kesalahan teknis yaitu adanya kegiatan yang
gagal lelang sehingga mempengaruhi kinerja dan capaian target. Untuk tahun
berikutnya diharapkan tidak ada permasalahan teknis lagi sehingga program dan
kegiatan yang sudah ditargetkan dapat terlaksana dengan baik.
3.1.2 Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman masyarakat
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Persentase rumah layak huni % 86 84,32 98,05
2 Rumah tangga pengguna air bersih % 88 85,81 97,51
3 Persentase penduduk berakses air minum % 52 64,80 124,62,11
4 Rumah ber-IMB % 35 21,10 60,29%
5 Persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB
% 20 23,25 116,25
1) Capaian indikator persentase pemukiman layak huni tahun 2015 adalah 98,05%.
Pada tahun 2015 ditargetkan indikator persentase pemukiman layak huni sebesar
86% dan realisasinya mencapainya 84,32% di bawah target namun hasil tersebut
masih bermakna sangat baik. Angka realisasi tersebut merupakan persentase
Perbandingan jumlah rumah layak huni tahun 2015 sebanyak 144.278 rumah
dengan jumlah seluruh rumah yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015
sebanyak 171.103 rumah.
2) Capaian indikator Rumah tangga pengguna air bersih tahun 2015 sebesar 97,51%.
Target indikator rumah tangga pengguna air bersih sebesar 88% sedangkan angka
realisasinya sebesar 85,81% di bawah target, namun hasil tersebut masih
bermakna sangat baik. Angka realisasi tersebut merupakan persentase
Perbandingan jumlah rumah tangga pengguna air bersih tahun 2015 sebanyak
190.444 rumah tangga dengan jumlah seluruh rumah tangga di Kab.Musi Banyuasi
tahun 2015 sebanyak 221.936 rumah tangga.
3) Capaian indikator persentase penduduk berakses air minum tahun 2015 adalah
124,62,11%. Target indikator prosentase penduduk berakses air minum pada tahun
2015 sebesar 64,80% dengan realisasi sebesar 52% di atas target. Angka realisasi
indikator tersebut merupakan hasil perhitungan persentase Perbandingan jumlah
penduduk berakses air minum tahun 2015 sebanyak 523.770 jiwa dengan jumlah
seluruh penduduk di Kab.Musi Banyuasin tahun 2015 sebanyak 808.343 jiwa.
4) Capaian indikator rumah ber-IMB tahun 2015 adalah 60,29% tidak mencapai target
yang telah ditetapkan sebesar 35% dengan realisasi sebesar 21,10% Angka
realisasi merupakan hasil perhitungan persentase Perbandingan jumlah ber-IMB
tahun 2015 sebanyak 36.111 rumah dengan jumlah seluruh rumah di Kab.Musi
Banyuasin tahun 2015 sebanyak 171.103 rumah.
5) Capaian indikator persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber
HPL/HGB pada tahun 2015 sebesar 116,25% di atas target bermakna baik sekali.
Target indikator yang ditetapkan sebesar 20% dan realisasinya sebesar 23,25% di
atas target. Angka realisasi tersebut merupakan persentase dari luas ruang terbuka
hijau (RTH) tahun 2015 seluas 7.660,50 Ha, sedangkan luas wilayah ber HPL/HGB
Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015 seluas 32.940 Ha.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama
Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1 Persentase rumah layak huni
% 80
84
85
86
80,6
5
81,8
9
83,6
2,1
1
84,3
2
100
,81
99,8
7
99,5
5
98,0
5
2
Rumah tangga pengguna air bersih
% 84
86
87
88
84,1
2
84,8
1
85,6
5
85,8
1
100
,14
99,7
8
99,5
9
97,5
1
3
Persentase penduduk berakses air minum
% 40
48
48
52
49,3
7
49,4
0
50,1
8
64,8
0
123
,43
112
,27
104
,54
124,6
2,1
1
Nama
Indikator Satuan Target Realisasi
Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
4 Rumah ber-IMB
% 20
25
30
35
20,2
7
16,7
6
30,0
8
21,1
0
101
,35
67,0
4
100
,27
60,2
9
5
Persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB
% 20
20
20
20
30
30
23,8
4
23,2
5
150
150
119
,20
116
,25
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun
2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 5 (lima) indikator sasaran
yang ditetapkan terdapat 2 (dua) indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah
angka realisasinya yaitu pada indikator ” Rumah ber-IMB”. Untuk indikator ” Persentase
rumah layak huni”, indikator “Rumah Tangga pengguna air bersih” dan indikator
“Persentase penduduk berakses air minum” memiliki tren yang meningkat setiap
tahunnya. Sedangkan untuk indikator ” Persentase ruang terbuka hijau persatuan luas
wilayah ber HPL/HGB” cenderung memiliki tren yang menurun.
Analisa Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap
indikator sebagai berikut:
1) Indikator persentase rumah layak huni mengalami peningkatan realisasi setiap
tahunnya, pada tahun 2012 realisasi rumah layak huni sebesar 80,65%, realisasi
tahun 2013 sebesar 81,89%, realisasi 83,62,11% pada tahun 2014 dan meningkat
menjadi 84,32% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator mengalami tren
yang menurun, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator sebesar 100,81%, pada
tahun 2013 capaian sebesar 99,87%, pada tahun 2014 capaian sebesar 99,55%
dan pada tahun 2015 capaian sebesar 98,05%. Penurunan capaian ini dikarenakan
meningkatnya target indikator, namun secara kuantitas jumlah rumah layak huni
mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2013 jumlah rumah layak huni
sebanyak 121.479 rumah dari seluruh jumlah rumah yang ada pada tahun 2013
sebanyak 148.350 rumah bertambah pada tahun 2014 terdapat sebanyak 138.140
rumah layak huni dari jumlah keseluruhan rumah yang ada di Kabupaten Musi
Banyuasin 165.192 rumah. Sedangkan pada tahun 2015 rumah layak huni
bertambah sebanyak 144.278 unit rumah dari jumlah keseluruhan rumah yang ada
di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 171.103 unit rumah.
2) Indikator persentase rumah tangga pengguna air bersih mengalami peningkatan
realisasi setiap tahunnya, pada tahun 2012 realisasi sebesar 84,12%, realisasi
tahun 2013 sebesar 84,81% realisasi sebesar 85,65% pada tahun 2014 dan
meningkat sebesar 85,81% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator
mengalami tren yang menurun, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator sebesar
100,14%, pada tahun 2013 capaian sebesar 99,78%, pada tahun 2014 capaian
sebesar 99,59% dan menjadi 97,51% pada tahun 2015. Penurunan capaian ini
dikarenakan meningkatnya target indikator, namun secara kuantitas jumlah rumah
tangga pengguna air bersih mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2013
jumlah rumah tangga pengguna air bersih sebanyak 130.805 rumah dari seluruh
jumlah rumah tangga yang ada pada tahun 2013 sebanyak 154.235 rumah
bertambah pada tahun 2014 terdapat sebanyak 179.543 rumah tangga pengguna
air bersih dari jumlah keseluruhan rumah tangga di Kabupaten Musi Banyuasin
sebanyak 209.62,112 rumah tangga. Kemudian pada tahun 2015 jumlah rumah
tangga pengguna air bersih sebanyak 190.444 unit rumah dari jumlah keseluruhan
rumah tangga di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun sebanyak 221.936 unit
rumah.
3) Indikator persentase penduduk berakses air minum mengalami peningkatan
realisasi setiap tahunnya, pada tahun 2012 realisasi sebesar 49,37%, realisasi
tahun 2013 sebesar 49,40%, realisasi sebesar 50,18% pada tahun 2014 dan
meningkat sebesar 64,80% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator ini
juga mengalami tren yang menurun, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator
sebesar 123,43%, pada tahun 2013 capaian sebesar 112,27%, pada tahun 2014
capaian sebesar 104,54% dan pada tahun 2015 capaian indikator sebesar
124,62,11%. Secara kuantitas jumlah penduduk berakses air minum mengalami
peningkatan. Tercatat pada tahun 2013 jumlah penduduk berakses air minum
sebanyak 380.963 jiwa dari seluruh jumlah penduduk yang ada pada tahun 2013
sebanyak 771.181 jiwa bertambah pada tahun 2014 terdapat sebanyak 391.675
jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin
sebanyak 780.598 jiwa. Kemudian pada tahun 2015 jumlah penduduk berakses air
minum sebanyak 523.770 jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk yang ada di
Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015 sebanyak 808.343 jiwa.
4) Indikator persentase rumah ber-IMB juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun
2012 realisasi rumah ber-IMB sebesar 20,27%, menurun pada tahun 2013 sebesar
16,76% meningkat menjadi 30,08% pada tahun 2014 dan menurun menjadi 21,10%
pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator juga mengalami tren yang
fluktuatif, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator sebesar 101,35% pada tahun
2013 capaian menurun sebesar 67,04% dan pada tahun 2014 capaian meningkat
menjadi 100,27% pada tahun 2015 capaian indikatornya menurun menjadi 60,29%
.
5) Indikator persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB
mengalami penurunan, pada tahun 2012 realisasi persentase ruang terbuka hijau
sebesar 30%, pada tahun 2013 tidak mengalami perubahan realisasi masih
sebesar 30% kemudian menurun menjadi 23,84% pada tahun 2014 dan pada tahun
2015 realisasi sebesar 23,25%. Untuk capaian kinerja indikator juga mengalami
tren yang menurun, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator sebesar 150% pada
tahun 2013 capaian tetap sebesar 150% dan pada tahun 2014 capaian menurun
menjadi 119,20%, pada tahun 2015 capaian indikator kinerja sebesar 116,25%
tetapi masih bermakna baik . Tercatat pada tahun 2013, luas ruang terbuka hijau
sebesar 9.755,22 Ha sedangkan luas wilayah ber HPL/HGB 32.517,39 Ha. Pada
tahun 2014 luas ruang terbuka hijau sebesar 7.853,40 Ha dengan jumlah luas
wilayah ber HPL/HGB di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 32.940 Ha.
Sedangkan pada tahun 2015 luas ruang terbuka hijau sebesar 7.660,50 Ha
dengan jumlah luas wilayah ber HPL/HGB di Kabupaten Musi Banyuasin pada
tahun 2015 sebesar 32.940 Ha.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target
yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator Satuan
Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Persentase rumah layak huni % 84,32 90 93,69
2 Rumah tangga pengguna air bersih % 85,81 90 95,34
3 Persentase penduduk berakses air minum
% 64,80 60 108,00
4 Rumah ber-IMB % 21,10 45 46,89
5 Persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB
% 23,25 20 116,25
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun
2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka
yang positif dengan perkembangan 93.69%, 95.34%, 108.00%, 46.89% dan 116.25%.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai
target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 telah mampu mencapai angka
100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 5 (lima) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian Indikator Persentase rumah layak huni sebesar 98,05%. Capaian
indikator ini di bawah target namun masih bermakna sangat baik. Tidak mencapai
target disebabkan dibatalkannya kegiatan bantuan stimulant perumahan swadaya
(BSPS) di Kabupaten Musi Banyuasin oleh Kementrian PU dan Perumahan Rakyat
RI tahun 2015 dan targetnya tahun 2016 akan dilaksanakan kembali. Untuk
meningkatkan pemukiman layak huni, Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan
Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015 melaksanakan kegiatan Penunjang
Pengembanan Pembangunan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) melalui pekerjaan Pembangunan Prasarana Umum Rumah Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Kec. Lawang Wetan dan Kec. Sekayu.
2) Pencapaian Indikator Rumah tangga pengguna air bersih pada tahun 2015 sebesar
97,51% belum mencapai target. Hal ini disebabkan, anggaran dan kegiatan yang
dialokasikan untuk air bersih tidak meningkat secara signifikan, selain itu
bertambahnya jumlah populasi penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin.
3) Pencapaian Indikator Persentase penduduk berakses air minum pada tahun
2015 sebesar 124,62,11%. Capaian indikator ini di atas target disebabkan
anggaran dan kegiatan yang dialokasikan agar penduduk punya akses air minum
meningkat. Untuk meningkatkan jumlah penduduk berakses air minum tahun 2015,
Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan tahun 2015 melaksanakan Program
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah melalui kegiatan
PAMSIMAS dan SANIMAS di 16 Desa dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
4) Pencapaian Indikator Rumah ber-IMB pada tahun 2015 sebesar 60,29% tidak
mencapai target. Kegiatan Rumah ber-IMB sudah diserahkan kepada Badan
Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Musi Banyuasin yang
sebelumnya diadakan di Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Musi Banyuasin.
5) Pencapaian Indikator Persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber
HPL/HGB pada tahun 2015 sebesar 116,25%. Capaian indikator ini di atas target,
hal ini disebabkan karena pengurangan ruang terbuka hijau di perkotaan tidak
secepat yang diperkirakan. Luas wilayah ber HPL/HGB tahun 2015 adalah 32.940
Ha dengan rincian Kecamatan Sekayu 10.650 Ha, Kecamatan Babat Toman 3.090
Ha, Kecamatan Sungai Lilin 13.450 Ha dan Kecamatan Bayung Lencir 5.750 Ha.
Sedangkan luas ruang terbuka hijau tahun 2015 adalah 7.660,50 Ha dengan rincian
Kecamatan Sekayu 2.120 Ha, Kecamatan Babat Toman 730,50 Ha, Kecamatan
Sungai Lilin 3.259,30 Ha dan Kecamatan Bayun Lencir 1.550,50 Ha. Pengurangan
ruang terbuka hijau disebabkan adanya penambahan bangunan pada wilayah ber
HPL/HGB.
3.1.3 Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman masyarakat
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Rasio ijin trayek Per
penduduk 0,0001439 0,000135 93,82
2 Kepemilikan KIR angkutan umum Unit 450 560 124,44
3 Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik
unit 900 1208 134,22
1) Capaian indikator Rasio ijin trayek pada tahun 2015 sebesar 93,82%. Capaian
indikator tersebut di bawah target dengan realisasi rasio ijin trayek pada tahun 2015
sebesar 0,000135 di bawah target sebesar 0,0001439. Angka realisasi tersebut
merupakan hasil perhitungan jumlah izin trayek yg diterbitkan sebanyak 81
kendaraan di bagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 602.027
jiwa.
2) Capaian indikator Kepemilikan KIR angkutan umum pada tahun 2015 sebesar
124,44% capaian Indikator ini di atas target dengan realisasi jumlah kepemilikan
KIR angkutan umum pada tahun 2015 sebanyak 560 unit dari target sebanyak 450
unit kendaraan.
3) Capaian indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik mencapai
134,22% capaian ini di atas target dengan realisasi jumlah rambu-rambu yang
tersedia dalam kondisi baik pada tahun 2015 sebanyak 1208 unit dari target yang
ditetapkan sebanyak 900 unit rambu-rambu.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1 Rasio ijin trayek
Per Pddk
0,0
00
15
8
0,0
00
15
3
0,0
00
140
0,0
00
14
39
0,0
00
15
8
0,0
00
16
0
0,0
00
149
0,0
00
13
5
100
104
,58
106
,43
93,8
2
2
Kepemilikan KIR angkutan umum
Unit
300
350
400
450
468
583
540
560
156
166
,57
135
124
,44
3
Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik
unit
400
700
800
900
653
858
1083
1208
163
,25
122
,57
135
,38
134
,22
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun
2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran
yang ditetapkan terdapat 1 (satu) indikator yang mengalami tren penurunan dalam
jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator ”Rasio ijin trayek”. Sedangkan indikator
”Kepemilikan KIR angkutan umum” dan indikator “Jumlah rambu-rambu yang tersedia
dalam kondisi baik” memiliki tren meningkat. Analisa Perbandingan realisasi dan
Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator Rasio ijin trayek realisasinya mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012
realisasi Perbandingan rasio ijin trayek sebesar 0,000158 per penduduk, pada
tahun 2013 sebesar 0,000160 per penduduk, pada tahun 2014 sebesar 0,000149
per penduduk dan pada tahun 2015 sebesar 0,000135 per penduduk. Untuk
capaian kinerja indikatornya mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai pada
tahun 2014 dikarenakan menurunnya target indikator. Pada tahun 2012 capaian
sebesar 100%, pada tahun 2013 capaian 104,58% dan pada tahun 2014 capaian
sebesar 106,43%. Namun, pada tahun 2015 capaian kinerja indikator mengalami
penurunan sebesar 93,82% dikarenakan meningkatnya target indikator di tahun
2015.
2) Indikator Kepemilikan KIR angkutan Umum mengalami tren realisasi secara
fluktuatif pada tahun 2012 tercatat sebanyak 468 unit kendaraan yang lulus
kepemilikan KIR angkutan umum, pada tahun 2013 sebanyak 583 unit kendaraan,
pada tahun 2014 terdapat sebanyak 540 unit kendaraan dan pada tahun 2015
terdapat sebanyak 560 unit kendaraan. Untuk capaian indikator kinerjanya juga
mengalami fluktuatif pada tahun 2012 capaian indikator sebesar 156% meningkat
pada tahun 2013 sebesar 166,57%, menurun pada tahun 2014 sebesar 135% dan
meningkat lagi pada tahun 2015 sebesar 124,44%.
3) Indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik mengalami tren
yang meningkat pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Tercatat jumlah
rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik pada tahun 2012 sebanyak 653
unit, pada tahun 2013 jumlah rambu-rambu dalam kondisi baik sebanyak 858 unit,
pada tahun 2014 jumlah rambu-rambu dalam kondisi baik sebanyak 1083 unit dan
bertambah sebanyak 1208 unit rambu-rambu pada tahun 2015. Untuk capaian
kinerja indikator mengalami tren fluktuatif setiap tahunnya, pada tahun 2012
capaian sebesar 163,25%, menurun pada tahun 2013 sebesar 122,57% dan pada
tahun 2014 capaian meningkat sebesar 135,38% kemudian turun menjadi 134,22%
pada tahun 2015.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target
yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Rasio ijin trayek Per
penduduk 0,000135 0,00014 96,43
2 Kepemilikan KIR angkutan umum
Unit 560 500 112
3 Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik
Unit 1208 1100 109,82
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun
2015 dibanding dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang
positif dengan perkembangan yaitu 96.43%, 112%, dan 109.82%. Bahkan terdapat 2
(dua) indikator sasaran yang sudah mencapai target target akhir RPJMD yaitu indikator
Kepemilikian KIR angkutan umum dan indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia
dalam kondisi baik. Capaian kinerja ketiga indikator merupakan capaian pada tahun ke-
4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan
mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian Indikator Rasio ijin trayek pada tahun 2015 sebesar 93,82% di bawah
target yang telah ditetapkan. Tidak tercapai target 100% ini disebabkan pada tahun
2015 angkutan ijin trayek tidak sesuai dengan angkutan yang beroperasi, hal ini
karena adanya beberapa kendaraan yang belum sesuai dengan ijin trayek. Untuk
tahun berikutnya diharapkan adanya program/kegiatan yang menunjang indikator
kinerja rasio ijin trayek dan penduduk yang lebih memilih untuk naik angkutan
umum.
2) Pencapaian Indikator Kepemilikan KIR angkutan umum pada tahun 2015 sebesar
124,44% di atas target yang telah ditetapkan atau bermakna sangat baik.
Keberhasilan disebabkan pada tahun 2015 banyak angkutan umum penumpang
dan angkutan barang yang melakukan KIR, hal ini dikarenakan angkutan tersebut
harus memiliki ijin KIR untuk beroperasi. Untuk tahun berikutnya diharapkan lebih
ditingkatkan lagi dengan program dan kegiatan yang mendukung indikator kinerja
dan kepedulian masyarakat.
3) Pencapaian Indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik pada
tahun 2015 sebesar 134,22% mencapai target yang telah ditetapkan atau
bermakna sangat baik. Keberhasilan ini disebabkan pada tahun 2015 banyak
program kegiatan yang mendukung indikator kinerja rambu-rambu dan adanya
pemeliharaan rambu yang rusak karena Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika melakukan survey untuk rambu yang rusak kemudian diperbaiki,
kegiatan pengadaan rambu-rambu dilaksanakan di jalan maupun sungai. Untuk
tahun berikutnya diharapkan program kegiatan pemeliharaan maupun pengadaan
rambu-rambu tetap dilaksanakan dan dapat mencapai daerah-daerah yang belum
diberikan rambu-rambu dan melakukan kerjasama dengan pihak Kementrian
Perhubungan untuk memberikan bantuan.
3.1.4 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana komunikasi dan informatika
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Jumlah jaringan telekomunikasi Titik 60 20 33,33
2 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
‰ 0,01 0,01 100
3 Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah
% 78 11,32 14,51
4 Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika
Kec. 14 14 100
1) Capaian indikator Jumlah Jaringan Telekomunikasi sebesar 33,33% masih di
bawah target. Pada tahun 2015 terdapat 20 titik jumlah jaringan telekomunikasi
yang dibangun.
2) Capaian Indikator Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk pada tahun 2015
sebesar 100% karena realisasi sebesar target yang telah ditetapkan.
3) Capaian indikator Cakupan desa yang memiliki informasi pembangunan daerah
pada tahun 2015 sebesar 14,51%. Pada tahun 2015 ditargetkan cakupan desa
yang memiliki informasi pembangunan daerah sebesar 78% dengan realisasi
sebesar 11,32% masih dibawah target. Angka realisasi tersebut merupakan hasil
perhitungan dari jumlah desa yang menerima informasi pembangunan daerah pada
tahun 2015 sebanyak 30 desa dibagi dengan jumlah seluruh desa yang ada di
Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 265 desa.
4) Capaian indikator Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika pada
tahun 2015 yaitu sebesar 100% dengan realisasi yang sama pada tahun
sebelumnya terdapat 14 Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin yang mendapat
layanan komunikasi dan informatika dan akan dioptimalkan lagi dengan
pemanfaatan tower yang ada di setiap desa.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1 Jumlah jaringan telekomunikasi
Titik 7
40
50
60
4
9
15
20
57,1
4
22,5
0
30
33,3
3
2
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
‰
0,0
1
0,0
1
0,0
1
0,0
1
-
0,0
1
0,0
1
0,0
1
-
100
100
100
3
Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah
% 60
66
72
78
24,5
8
40
18
,87
11,3
2
40,9
7
66,6
7
26,2
1
14,5
1
4
Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika
Kec. 14
14
14
14
14
14
14
14
100
100
100
100
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun
2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 4 (empat) indikator sasaran
yang ditetapkan terdapat 2 (dua) indikator yang mengalami tren yang meningkat dalam
jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator ”Jumlah jaringan telekomunikasi” dan
indikator ”Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah”. Sedangkan
indikator ”Rasio wartel/warnet terhadap penduduk” dan indikator “Cakupan daerah yang
dilayani komunikasi dan informatika” cenderung konstan atau tidak mengalami
perubahan. Analisa Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap
indikator sebagai berikut:
1) Indikator Jumlah jaringan telekomunikasi mengalami tren angka realisasi yang
meningkat pada tahun 2012 realisasi terdapat 4 titik jaringan komunikasi,
bertambah 9 titik pada tahun 2013, bertambah 15 titik pada tahun 2014 dan
menjadi 20 titik pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator cenderung
mengalami fluktuatif, pada tahun 2012 capaian sebesar 57,14%, menurun pada
tahun 2013 sebesar 22,50% kemudian meningkat pada tahun 2014 sebesar 30%
dan pada tahun 2015 sebesar 33,33%. Fluktuatif ini dikarenakan meningkatnya
target indikator.
2) Indikator Rasio wartel/warnet terhadap penduduk pada tahun 2015 cenderung
konstan atau tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya dengan rasio
realisasi sebesar 0,01‰. Untuk capaian kinerja indikator juga sama seperti tahun
sebelumnya yaitu sebesar 100%.
3) Indikator Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah memiliki
tren realisasi yang meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2012 realisasi sebesar
24,58%, pada tahun 2013 sebesar 40% dan pada tahun 2014 realisasi sebesar
18,87% dan pada tahun 2015 realisasi sebesar 11,32%. Untuk capaian kinerja
indikator mengalami tren yang meningkat pada tahun 2012 capaian sebesar
40,97%, pada tahun 2013 sebesar 66,67%, pada tahun 2014 sebesar 26,61%
meningkat pada tahun 2015 sebesar 14,51%. Pada tahun 2015 terdapat 30 desa
yang menerima informasi pembangunan daerah dari jumlah seluruh desa yang ada
di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 265 desa.
4) Indikator Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika pada tahun
2012 sampai dengan tahun 2015 tidak mengalami perubahan baik dalam realisasi
maupun capaian kinerja indikator. Terdapat 14 Kecamatan di Kabupaten Musi
Banyusin yang sudah mendapatkan layanan komunikasi dan Informatika sehingga
perentase kinerja indikator mencapai 100%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target
yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Jumlah jaringan telekomunikasi Titik 20 80 25
2 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
‰ 0,01 0,01 100
3 Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah
% 11,32 90 12,58
4 Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika
Kec. 14 14 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun
2015 dibanding dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang
positif dengan perkembangan yaitu 25%, 100%, 12.58% dan 100%. Bahkan terdapat 2
(dua) indikator sasaran yang sudah mencapai target target akhir RPJMD yaitu indikator
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk dan indikator Cakupan daerah yang dilayani
komunikasi dan informatika. Capaian kinerja keempat indikator merupakan capaian
pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada
tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian Indikator Jumlah jaringan telekomunikasi pada tahun 2015 sebesar
33,33% masih di bawah target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan pada tahun
2015 program dan kegiatan yang mendukung jumlah jaringan telekomunikasi hanya
sedikit dan jumlah jaringan telekomunikasi yang terpasang kurang menyebarluas di
daerah. Untuk tahun berikutnya diharapkan kegiatan yang menunjang indikator
kinerja jaringan telekomunikasi dapat tercapai dengan baik seperti Pengembangan
Komunikasi, Informasi dan Media dengan kegiatan penyelenggaraan E-
government.
2) Pencapaian Indikator Rasio wartel/warnet terhadap penduduk pada tahun 2015
sebesar 100% sudah mencapai target yang ditetapkan namun, realisasinya hanya
sebesar 0,01‰. Hal ini disebabkan rasio wartel/warnet tidak ada program kegiatan
yang mendukung karena pada tahun 2015 masyarakat lebih memilih berkomunikasi
melalui handphone maupun smartphone yang lebih efektif dan efisien. Untuk tahun
berikutnya diharapkan adanya kegiatan yang mendukung indikator kinerja rasio
wartel/warnet.
3) Pencapaian Indikator Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan
daerah pada tahun 2015 sebesar 14,51% masih dibawah target. Hal ini disebabkan
program dan kegiatan yang mendukung indikator kinerja cakupan desa yang
menerima informasi pembangunan daerah hanya melalui siaran mobil unit keliling
sehingga desa yang terlayani hanya sedikit yang menerima informasi keliling. Untuk
tahun berikutnya diharapkan banyaknya program dan kegiatan yang menunjang
indikator tersebut seperti cetak bulletin, penyampaian informasi melalui Kelompok
Informasi Masyarakat (KIM).
4) Pencapaian Indikator Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika
pada tahun 2015 sebesar 100% mencapai target yang telah ditetapkan.
Keberhasilan ini disebabkan didukung oleh program kegiatan yang menunjang
indikator kinerja cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika seperti
pemancar radio gema randik karena sudah tersebar diseluruh Kabupaten Musi
Banyuasin. Untuk tahun berikutnya diharapkan semakin baik lagi dengan program
kegiatan yang menunjang terlaksananya indikator kinerja tersebut dengan semakin
memaksimalkan peralatan yang ada guna tidak hanya mencapai kabupaten Musi
Banyuasin saja.
3.1.5 Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina % 100 100 100
2 Jumlah transmigran yang terbina kk 150 430 286,67
1) Capaian indikator Unit Pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina pada tahun 2015
mencapai target sebesar 100%. Pada tahun 2015 terdapat 2 (dua) Unit Pemukiman
Transmigrasi (UPT) yang terbina yaitu UPT Air Balui 1 dan UPT Air Balui 2.
2) Capaian indikator Jumlah transmigran yang terbina pada tahun 2015 sebesar 286,67%. Pada
tahun 2015 ditargetkan jumlah transmigran yang terbina sebanyak 150 KK dan realisasinya
melebihi target yaitu terdapat 430 KK yang terbina. UPT Air Balui 2 sebanyak 320 KK dan
UPT JUDI/Nganti sebanyak 110 KK.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
201
5
1 Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
2 Jumlah transmigran yang terbina
KK
150
150
150
150
190
890
890
430
126
,67
593
,33
593
,33
286
,67
Berdasarkan evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh gambaran
pada Perbandingan realisasi selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun
2012 bahwa dari 2 (dua) indikator sasaran semuanya dalam kategori baik sekali terlihat
dari capaian indikator kinerja kedua sasaran mencapai di atas 85%. Indikator “Unit
pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina” realisasi dan capaian kinerjanya 100%
terhitung tahun 2012 sampai tahun 2015. Sedangkan untuk indikator “Jumlah
transmigran yang terbina” mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2012 sebesar
126,67% menjadi 593,33% pada tahun 2013 dan cenderung tetap pada tahun 2014
sebesar 593,33% kemudian menurun menjadi 286,67%. Analisa Perbandingan realisasi
dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina realisasi dalam kurun waktu
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 sebesar 100%. Tercatat dari tahun 2012
sampai dengan 2014 terdapat hanya 3 (tiga) Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT)
yang terbina yaitu UPT Air Balui 1, UPT Air Balui 2 dan UPT JUD I/Nganti dimana
semuanya terbina dengan baik sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 100%.
Namun, pada tahun 2015 hanya terdapat 2 UPT yang terbina yaitu UPT Air Balui 2
dan UPT JUDI/Nganti, sedang UPT Air Balui I sudah diserahkan kepada
pemerintah daerah sehingga tidak termasuk dalam binaan lagi.
2) Indikator Jumlah transmigran yang terbina mengalami tren kenaikan, pada tahun 2012
realisasi terdapat 190 KK bertambah signifikan menjadi 890 KK pada tahun 2013
namun cenderung tidak mengalami perubahan pada tahun 2014 sebanyak 890 KK
namun jumlahnya menurun menjadi 430 KK pada tahun 2015. Untuk capaian
kinerja pada tahun 2012 sebesar 126,67%, capaian pada tahun 2013, tahun 2014
sebesar 593,33% dan 286,67% pada tahun 2015.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Nama Indikator Satuan
Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan
RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina
% 100 100 100
2 Jumlah transmigran yang terbina kk 430 150 286,67
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun
2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukan angka
yang positif dengan perkembangan 100% dan 286,67% dengan kategori sangat baik
bahkan terdapat indikator yang sudah melebihi target indikator capaian pada akhir
periode RPJMD, yaitu indikator Jumlah transmigran yang terbina. Capaian kinerja ini
merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian Indikator Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina sebesar 100%
dimana hal yang mendukung keberhasilan ini disebabkan pada tahun 2015
terdapat hanya 2 (dua) Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) yang terbina yaitu
UPT Air Balui 2 dan UPT JUD I/Nganti dimana semuanya terbina dengan baik.
Sedangkan untuk UPT Air Balui I sudah tidak dibina lagi karena berdasarkan
Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan pengembangan
satuan permukiman oleh pemerintah kabupaten/kota bahwa pada lampiran
menyebutkan bahwa UPT Air Balui SP.1 diserahkan kepada pemerintah daerah jadi
tidak termasuk binaan lagi atau sudah menjadi UPT Mandiri.
2) Pencapaian Indikator Jumlah transmigran yang terbina sebanyak 430 KK. UPT Air
Balui 2 sebanyak 320 KK, dan UPT JUD I/ Nganti sebanyak 110 KK. Sedangkan
UPT Air Balui SP.1 sebanyak 460 KK diserahkan kepada pemerintah daerah jadi
tidak termasuk binaan lagi atau sudah menjadi UPT Mandiri. Jadi adanya
Penurunan Jumlah Transmigrasi yang dibina.
Tujuan 3.2 Mewujudkan Pemanfaatan Sumberdaya Alam yang Berwawasan Lingkungan
Tujuan mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan,
didukung 3 (tiga) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung
tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
3.2.1 Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Energi dan Mineral Daerah
1 Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Persentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi)
% 90 98,3 109,22
2 Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan
% 100 100 100
3 Persentase pertambangan liar yang ditertibkan
% 75 60 80,00
1) Capaian Indikator Desa mendapatkan listrik (Rasio Elektrifikasi) tahun 2015
sebesar 109,22% capaian indikator tersebut di atas target. Angka realisasi indikator
desa mendapat aliran listrik (rasio elektrifikasi desa) tahun 2015 sebesar 98,3%
merupakan Perbandingan jumlah desa yang telah dialiri listrik tahun 2015 sebanyak
236 desa dengan jumlah seluruh desa yang terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin
sebanyak 240 desa.
2) Capaian Indikator Persentase perusahaan pertambangan yang tertib aturan tahun
2015 sebesar 100% capaian indikator tersebut sudah mencapai target yang telah
ditetapkan. Angka realisasi indikator persentase perusahaan pertambangan yang
tertib aturan pada tahun 2015 sebesar 100% merupakan Perbandingan jumlah
perusahaan pertambangan yang tertib peraturan pertambangan sebanyak 46
perusahaan dibagi dengan jumlah seluruh perusahaan pertambangan sebanyak 46
perusahaan.
3) Capaian Indikator Persentase pertambangan liar yang ditertibkan pada tahun 2015
sebesar 80,00% capaian indikator tersebut di bawah target. Angka realisasi
indikator persentase pertambangan liar yang ditertibkan pada tahun 2015 sebesar
60% merupakan perhitungan dari luas lahan pertambangan liar yang ditertibkan
sebanyak 30 Ha dibagi dengan jumlah seluruh luas lahan pertambangan liar yaitu
sebesar 50 Ha.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1
Persentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi)
% 75
80
85
90
94,9
2
97,4
6
95
,83
98,3
126
,56
121
,83
112,7
4
109
,22
2
Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
3
Persentase pertambangan liar yang ditertibkan
% 75
75
75
75
0
52,0
4
60
100
0,0
0
69,3
9
80
80
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun
2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran
yang ditetapkan terdapat 1 (satu) indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah
angka realisasinya yaitu pada indikator ”Persentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi)”.
Untuk indikator ”Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan” dan indikator
”Persentase pertambangan liar yang ditertibkan cenderungan tidak mengalami perubahan
pada angka realisasinya. Analisa Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian
kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator Persentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi) mengalami tren secara
fluktuatif pada tahun 2012 realisasi 94,92% kemudian naik menjadi 97,46% pada
tahun 2013, pada tahun 2014 mengalami penurunan 95,83% dan pada tahun 2015
meningkat menjadi 98,3%. Untuk capaian kinerja indikatornya mengalami tren yang
menurun pada tahun 2012 capaian kinerja sebesar 126,56% menurun menjadi
121,83% pada tahun 2013 kemudian 112,74% pada tahun 2014 dan 109,22% pada
tahun 2015. Penurunan ini terjadi dikarenakan meningkatnya target indikator, selain
itu tidak ada penambahan terhadap jumlah desa yang terlayani listrik dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2014. Tercatat pada tahun 2013 jumlah desa yang
terlayani listrik sebanyak 230 desa dari Perbandingan terhadap jumlah seluruh desa
yang ada pada tahun 2013 sebanyak 236 desa. Sedangkan pada tahun 2014
jumlah desa yang terlayani listrik tidak mengalami peningkatan yaitu sebanyak 230
desa dari Perbandingan jumlah seluruh desa yang ada di Kabupaten Musi
Banyuasin pada tahun 2014 sebanyak 240 desa. Sedangkan pada tahun 2015
terdapat 236 desa yang teraliri listrik dari jumlah desa yang ada sebanyak 240
desa.
2) Indikator Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan pada tahun 2012
sampai dengan tahun 2014 angka realisasinya cenderung konstan atau tidak
mengalami perubahan yaitu sebesar 100%. Hal ini dikarenakan di Kabupaten Musi
Banyuasin terdaftar 46 perusahaan pertambangan yang tercatat pada tahun 2012
sampai dengan tahun 2015 dimana semua perusahaan mematuhi/memenuhi tertib
peraturan pertambangan yang telah ditetapkan.
3) Indikator persentase pertambangan liar yang ditertibkan pada tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014 angka realisasinya mengalami peningkatan. Pada tahun 2012
angka realisasinya sebesar 0% dikarenakan kegiatan pada indikator sasaran
tersebut baru dilaksanakan pada tahun 2013. Pada tahun 2013 angka realisasi
yang dicapai sebesar 52,04% meningkat pada tahun 2014 sebesar 60% dan
meningkat lagi pada tahun 2015 sebesar 60%. Sedangkan untuk capaian kinerja
indikatornya juga mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 0,00%, pada
tahun 2013 sebesar 69,39% dan pada tahun 2014 dan tahun 2015 tidak mengalami
perubahan yaitu sebesar 80%. Tercatat pada tahun 2014 dan tahun 2015 luas
lahan pertambangan liar yang ditertibkan sebanyak 30 Ha.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan
rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Prosentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi)
% 98,3 100 98,3
2 Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan
% 100 100 100
3 Persentase penambangan liar yang ditertibkan
% 60 75 80
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun
2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan
angka yang positif dengan perkembangan capaian indikator 98.3%, 100% dan 80%
dengan kategori sangat baik. Bahkan ketiga indikator sasaran sudah berhasil mencapai
target rencana akhir PRJMD pada tahun 2017. Capaian kinerja ini merupakan capaian
pada tahun ke-4 RPJMD.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian Indikator Persentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi) pada tahun
2015 sebesar 109,22% di atas target yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini
disebabkan adanya kegiatan pembangunan jaringan listrik pedesaan yang kontinyu
dan difokuskan pada desa-desa yang belum teraliri listrik, selain itu terdapat
koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertambangan
dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin dengan pihak PT. PLN Persero dan PT.
Muba Electric Power (PT. MEP).
2) Pencapaian Indikator Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan pada
tahun 2015 sebesar 100% mencapai target yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini
disebabkan pada tahun 2015 terdapat program/kegiatan pembinaan dan
pengawasan dibidang pertambangan, selain itu terdapat koordinasi yang baik
antara pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Musi Banyuasin dengan pihak perusahan/pelaku usaha tambang yang
ada di Kabupaten Musi Banyuasin.
3) Pencapaian Indikator penambangan liar yang ditertibkan pada tahun 2015 sebesar
80% di bawah target yang ditetapkan dan cenderung tidak mengalami peningkatan.
Hal ini dikarenakan Pada tahun 2015 Tupoksi Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Musi Banyuasin telah disatukan dengan Dinas Pertambangan dan
Energi Provinsi Sumatera Selatan.
3.2.2 Meningkatnya Pelestarian Lingkungan Hidup
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
% 93 86,95 93,49
2 Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara
% 93 86,95 93,49
3 Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
% 100 55 55
1) Capaian indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air pada tahun 2015 sebesar 93,49%.
Pada tahun 2015 ditargetkan prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air 93% dengan angka realisasi
sebesar 86,95% yang merupakan hasil perhitungan dari jumlah perusahaan/industri yang
mematuhi/memenuhi syarat administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air sebanyak
20 perusahaan/industri dibandingkan dengan jumlah perusahaan/industri yang dimonitor
sebanyak 23 perusahaan/industri.
2) Capaian indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang
memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara pada tahun
2015 sebesar 93,49%. Pada tahun 2015 direncanakan indikator ini mencapai 93%
sedangkan pada angka realisasi sebesar 86,69%. Angka realisasi ini diperoleh dengan
membandingkan antara jumlah perusahaan/industri yang memenuhi persyaratan administratif
dan teknis pencegahan pencemaran udara sebanyak 20 perusahaan/industri dibandingkan
dengan jumlah perusahaan/industri yang dimonitor sebanyak 23 perusahaan/industri,
monitoring ini dilakukan secara bersamaan dengan monitoring terhadap pencegahan
pencemaran air.
3) Capaian indikator Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti pada tahun 2015
sebesar 55%. Angka realisasi pada tahun 2015 sebesar 55% masih dibawah target RPJMD
yaitu 100%. Jumlah kasus/pengaduan yang masuk sebanyak 20 kasus dengan rincian
sebagai berikut 11 kasus dinyatakan selesai dan 9 kasus masih dalam proses.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
%
90
91
92
93
89,4
7
81
86,9
5
86,9
5
99,4
1
89
94,5
1
93,4
9
2
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara
% 90
91
92
93
89,4
7
81
86,9
5
86,9
5
99,4
1
89
94,5
1
93,4
9
3
Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
%
100
100
100
100
77,7
8
88
65
,52
55
77,7
8
88
65,5
2
55
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun
2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran
yang ditetapkan terdapat indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka
realisasi dan capaian indikatornya, yaitu pada indikator “Prosentase jumlah usaha dan/atau
kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air”,
indikator “Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi
persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara” dan indikator
“Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti”. Analisa perbandingan realisasi dan
perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air mengalami tren secara fluktuatif,
pada tahun 2012 realisasi sebesar 89,47% kemudian menurun 81% pada tahun
2013, meningkat menjadi 86,95% pada tahun 2014 dan cenderung tetap pada
tahun 2015 sebesar 86,95%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren
fluktuatif yaitu 99,41% pada tahun 2012 kemudian menurun menjadi 89% pada
tahun 2013, meningkat kembali menjadi 94,51% pada tahun 2014 dan menurun
menjadi 93,49% pada tahun 2015. Tercatat pada tahun 2013 terdapat 17
perusahaan/industri yang usaha/kegiatannya memenuhi/mentaati syarat
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air dari total jumlah 21
perusahaan/industri yang dimonitor sedangkan pada tahun 2014 jumlah
perusahaan/industri yang usaha/kegiatannya memenuhi/mentaati syarat
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air bertambah menjadi 20
perusahaan/industri dari jumlah perusahaan/industri yang dimonitor sebanyak 23
perusahaan/industri. Sementara, pada tahun 2015 cenderung tidak mengalami pertambahan
jumlah perusahan yang dimonitor dikarenakan tidak tersedianya alokasi dana untuk kegiatan
yang dimaksud.
2) Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi
persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara juga mengalami tren
fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi sebesar 89,47% menurun pada tahun 2013 sebesar 81%
meningkat kembali pada tahun 2014 sebesar 86,95% dan menurun pada tahun 2015
sebesar 86,95%. Begitu juga dengan capaian kinerja indikatornya mengalami tren fluktuatif,
pada tahun 2012 capaian indikatornya sebesar 99,41% menurun pada tahun 2013 sebesar
89% dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 94,51% kemudian menurun pada tahun 2015
menjadi 93,49%. Meningkatnya angka realisasi dan capaian kinerja indikator dari tahun 2013
ke tahun 2014 disebabkan bertambahnya kuantitas jumlah perusahaan/industri yang
memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara dari
berjumlah 17 perusahaan/industri pada tahun 2013 dengan jumlah total perusahaan yang
dimonitor sebanyak 21 perusahaan/industri menjadi berjumlah 20 perusahaan/industri yang
memenuhi persyaratan dari 23 perusahaan/industri yang dimonitor. Hal ini dilakukan secara
bersamaan dengan monitoring pencegahan pencemaran air. Sementara untuk tahun 2015
cenderung tidak mengalami pertambahan jumlah perusahan yang dimonitor dikarenakan
tidak tersedianya alokasi dana untuk kegiatan yang dimaksud.
3) Indikator Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti mengalami tren fluktuatif realisasi
dan capaian kinerja, pada tahun 2012 realisasi sebesar 77,78% meningkat menjadi 88%
pada tahun 2013 dan menurun menjadi 65,52% pada tahun 2014 serta sebesar 55% pada
tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh jumlah kasus yang masuk pada tahun 2014 meningkat
drastis dar tahun sebelumnya. Tercatat pada tahun 2013 terdapat 8 kasus yang terdaftar,
hanya 7 kasus yang dapat dtitindaklanjuti 1 kasus masih dalam proses, sedangkan pada
tahun 2014 terdapat 29 kasus yang masuk/terdaftar diantaranya 19 kasus dinyatakan
selesai/ditindaklanjuti, 4 kasus masih dalam proses, 3 kasus tidak bisa ditangani, 1 kasus
belum ditangani, 1 kasus diserahkan ke PT. Medco dan 1 kasus diserahkan ke Provinsi.
Sementara untuk tahun 2015 hanya terdapat 20 kasus yang terdaftar diantaranya 11 kasus
telah dinyatakan selesai dan 9 kasus masih dalam proses.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target
yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi
Banyuasin
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan
rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.dTahun
2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
% 86,95 95 91,53
B
erd
as
ark
an
tab
el diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka
yang Positif dengan perkembangan 91.53%, 91.53% dan 55%. Capaian kinerja ini
merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan
direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan sudah menggunakan standar
nasional, dimana tidak ada perbedaan antara target RPJMD dan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air pada tahun 2015
sebesar 93,49% masih di bawah target. Hal ini disebabkan bertambahnya target
indikator setiap tahunnya sementara jumlah perusahaan yang dimonitor tidak
mengalami perubahan atau sama seperti tahun sebelumnya sebanyak 20
perusahaan. Pada tahun 2015 tidak ada dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini,
maka perusahaan/industri diminta untuk melakukan pemantauan sendiri
(swapantau) dan melaporkan hasilnya ke BLHPP Kabupaten Musi Banyuasin.
Untuk tahun berikutnya diharapkan tersedianya alokasi dana untuk melaksanakan
2
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara
% 86,95 95 91,53
3
Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
% 55 100 55
kegiatan ini serta bertambahnya jumlah perusahaan yang mentaati persyaratan administrasi
dan teknis pencegahan pencemaran air.
2) Pencapaian Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak
yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara pada
tahun 2015 sebesar 93,49% masih di bawah target. Hal ini sama seperti penjelasan di
atas bahwa bertambahnya target indikator setiap tahunnya sementara jumlah
perusahaan yang dimonitor tidak mengalami perubahan atau sama seperti tahun
sebelumnya sebanyak 20 perusahaan. Pada tahun 2015 tidak ada dana yang
dialokasikan untuk kegiatan ini, maka perusahaan/industri diminta untuk melakukan
pemantauan sendiri (swapantau) dan melaporkan hasilnya ke BLHPP Kabupaten
Musi Banyuasin. Untuk tahun berikutnya diharapkan tersedianya alokasi dana
untuk melaksanakan kegiatan ini serta bertambahnya jumlah perusahaan yang mentaati
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air.
3) Pencapaian Indikator Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti sebesar 55% masih
dibawah target. Pada tahun 2015 jumlah kasus sebanyak 20 kasus, hal ini dipicu oleh
merosotnya harga komoditas karet dan kelapa sawit, kesadaran masyarakat akan
penegakkan hukum lingkungan juga semakin berkurang.
3.2.3 Meningkatnya Perlindungan Kawasan Hutan
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis % 20,60 26,47 128,50
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
2 Kerusakan kawasan hutan % 29 13,74 47,38
1) Capaian Indikator Rehabilitasi hutan dan lahan tahun 2015 sebesar 126,21%
dengan realisasi sebesar 26% di atas target. Angka realisasi tersebut merupakan
hasil perhitungan dari total luas hutan yang di rehabilitasi pada tahun 2015 yaitu
28.886 Ha dibandingkan dengan total luas hutan dan lahan kritis 109.145,53 Ha.
2) Capaian indikator Kerusakan kawasan hutan tahun 2015 sebesar 47,38% dengan
realisasi sebesar 13,74%. Hal ini menunjukkan capaian yang baik dengan
sedikitnya kerusakan hutan. Angka realisasi tersebut hasil perhitungan luas
kawasan hutan yang rusak yaitu sebesar 91.990 Ha dengan luas kawasan yang
tersedia di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015 yaitu 669.454 Ha.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
% 4
16,2
0
18,4
0
20,6
0
3
14,6
7
26,2
2
26,4
7
75,0
0
90,5
5
142
,50
128
,50
2 Kerusakan kawasan hutan
% 35
33
31
29
33
,42
19,7
1
0,4
6
13,7
4
95,4
9
59,7
2
1,4
8
47,3
8
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun
2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 2 (dua) indikator sasaran
yang ditetapkan semuanya mengalami peningkatan dari angka realisasi. Analisa
Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai
berikut:
1) Indikator Rehabilitasi Hutan dan Lahan mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun, tercatat realisasi pada tahun 2012 sebesar 3%, meningkat menjadi 14,67%
kemudian naik menjadi 26,22% pada tahun 2014 dan 26,47% pada tahun 2015.
Untuk capaian kinerja indikator juga mengalami peningkatan pada tahun 2012
capaian sebesar 75,00%, meningkat pada tahun 2013 sebesar 90,55% dan pada
tahun 2014 sebesar 142,50%. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan
capaian indikator menjadi 128,50%, hal ini dikarenakan meningkatnya target
realisasi.
2) Indikator Kerusakan Kawasan Hutan mengalami penurunan angka realisasi dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Penurunan ini bermakna sangat baik, pada
tahun 2012 realisasi kerusakan kawasan hutan sebesar 33,42%, menurun pada
tahun 2013 sebesar 19,71% dan pada tahun 2014 0,46% kemudian realisasinya
meningkat menjadi 13,74% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerjanya juga
mengalami penurunan pada tahun 2012 capaian sebesar 95,49%, pada tahun 2013
sebesar 59,72% dan pada tahun 2014 sebesar 1,48% namun capaian kinerja
meningkat pada tahun 2015 sebesar 47,38% hal ini dikarenakan menurunnya target
indikator.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target
yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
% 26,47 25 105,88
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
2 Kerusakan kawasan hutan
% 13,74 25 54,96
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun
2015 dibanding dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang
positif dengan perkembangan yaitu 105,88% untuk indikator rehabilitasi hutan dan
lahan kritis sedangkan untuk indikator kerusakan kawasan hutan perkembangan baru
mencapai 54,96%. Capaian kinerja kedua indikator merupakan capaian pada tahun ke-
4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan
mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian Indikator Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada tahun 2015 sebesar
128,50% capaian indikator tersebut di atas target. Keberhasilan ini disebabkan
pada tahun 2015 terdapat Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan di lakukan secara
menyeluruh dan melibatkan para stakeholder. Masyarakat dituntut untuk dapat
berperan aktif dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan seperti pembuatan
Kebun Bibit Rakyat (KBR), Pembangunan Hutan Rakyat (PHR), Hutan Tanaman
Industri (HTI), Pengkayaan dan Penghijauan sehingga dapat menghasilkan hasil
yang optimal.
2) Pencapaian Indikator Kerusakan Kawasan Hutan pada tahun 2015 sebesar
47,38%. Hal ini menunjukkan capaian yang baik dengan sedikitnya kerusakan
hutan, capaian ini disebabkan karena adanya sosialisasi dampak kebakaran hutan
dan pentingnya kelestarian hutan/kawasan hutan dan penegakkan hukum
dalam/sekitar hutan. Untuk tahun 2105 telah dilakukan sosialisasi dampak
kebakaran hutan dan lahan di 14 Kecamatan.
MISI IV : Mengembangkan Sumberdaya Insani Berkualitas dan Lingkungan Sosial
Budaya yang Religius.
Tujuan 4.1. Mewujudkan Sumberdaya Manusia Yang Sehat Dan Berdaya Saing Tinggi
Tujuan mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat dan berdaya saing tinggi
didukung oleh 4 (empat) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran
yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1.1. Sasaran Meningkatnya Mutu Pendidikan Masyarakat
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km
% 100 100 100
2 Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km
% 100 100 100
3 Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang
% 75 92 122,67
4 Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang
% 80 97 121,25
5 Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
% 25 92 368,00
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
6 Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
% 65 96 147,69
7
Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya
% 50 65 130
8 Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik
% 98 100 102,04
9 Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV
% 80,33 85 105,81
10 Jumlah SMP/MTs yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 65 99 152,31
11 Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 40 68 170,00
12 Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 25 77 308,00
13 Jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 40 94 235,00
14 Jumlah kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 70 98 140,00
15 Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 40 96 240,00
16 Rasio pengunjung perpustakaan Org/tahun 12.649 29.814 235,70
1) Capaian indikator jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani
SD/MI dalam jarak kurang 3 km sebesar 100%.
2) Capaian indikator jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani
SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km sebesar 100%.
3) Capaian indikator jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak
melebihi 32 orang sebesar 122,67%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SD/MI
yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang 75%. Angka
realisasi indikator jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak
melebihi 32 orang yaitu 92% yang merupakan perbandingan 447 SD/MI yang
rombelnya tidak melebihi 32 siswa dengan 486 SD/MI dalam Kabupaten Musi
Banyuasin.
4) Capaian indikator jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya
tidak melebihi 36 orang sebesar 121,25%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah
SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang
80%. Angka realisasi indikator jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar
(rombel) nya tidak melebihi 36 orang yaitu 97% yang merupakan perbandingan 174
SMP/MTs yang rombelnya tidak melebihi 36 siswa dengan 179 SMP/MTs di
wilayah Kab. Muba dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
5) Capaian indikator jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja kelas,
meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap setiap rombel 368%. Pada tahun 2015
ditargetkan jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja kelas,
meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap setiap rombel 25%. Angka realisasi
indikator jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja kelas,
meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap setiap rombel yaitu 92% yang merupakan
perbandingan 448 ruang kelas (4.072 Kursi dan 2.036 Meja ) SD/MI yang telah
memenuhi kebutuhan ruang kerja kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap
setiap rombel dengan 486 SD/MI yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin dengan
dana sebesar Rp. 1.501.752.500,-.
6) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas,
meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel 147,69%. Pada tahun 2015
ditargetkan jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas,
meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel 65%. Angka realisasi indikator
jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan
papan tulis untuk setiap rombel yaitu 96%, yang merupakan perbandingan 172
ruang kelas (1.568 set) SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja
kelas, meja/kursi dan papan tulis dengan 179 SMP/MTS yang ada di Kabupaten
Musi Banyuasin dengan dana sebesar Rp. 980.372.350,-.
7) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan kepala sekolah
dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap guru sekolah/madrasah, dan staf
pendidikan 130%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SD/MI yang memiliki satu
ruang guru dan kepala sekolah dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap guru
sekolah/madrasah, dan staf pendidikan 50%. Angka realisasi indikator jumlah
SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan kepala sekolah dilengkapi dengan meja
dan kursi untuk setiap guru sekolah/madrasah, dan staf pendidikan yaitu 65% yang
merupakan perbandingan 316 SD/MI yang memiliki ruang guru dan meja+kursi
untuk setiap orang guru berbanding dengan 486 SD/MI dalam Kabupaten Musi
Banyuasin.
8) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32
peserta didik 102,04%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SD/MI yang memiliki
satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik 98%. Angka realisasi indikator jumlah
SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik yaitu 100%,
yang merupakan perbandingan 486 SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk
setiap 32 peserta didik dengan 486 SD/MI yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin.
9) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi
kualifikasi akademi S1 atau D-IV 105,81%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah
SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-IV
80,33%. Angka realisasi indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang
memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-IV yaitu 85% yang merupakan
perbandingan 413 SD/MI yang memiliki 2 orang guru memenuhi kualifikasi S1 dan
D-IV yang mengikuti program wajib kuliah bagi guru SD/MI dengan 486 SD/MI
dalam Kabupaten Musi Banyuasin. Dimana 783 orang guru yang mengikuti wajib
kuliah bagi guru SD/MI.
10) Capaian indikator jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi
akademi S1 atau D-IV 152,31%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SMP/MTs
yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-IV 65%. Angka
realisasi indikator jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi
akademi S1 atau D-IV yaitu 99% yang merupakan perbandingan 177 SMP/MTS
yang memiliki 2 orang guru memenuhi kualifikasi S1 atau D-IV dengan 179
SMP/MTS yang ada dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
11) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memiliki sertifikat
pendidik 170%, pada tahun 2015 ditarget jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru
yang memiliki sertifikat pendidik 40%. Angka realisasi indikator jumlah SD/MI yang
memiliki 2 orang guru yang memiliki sertifikat pendidik yaitu 68%, yang merupakan
perbandingan 331 SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memiliki sertifikat
pendidik dengan 486 SD/MI yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin.
12) Capaian indikator jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki
sertifikasi pendidik 308%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SMP/MTs yang
memiliki guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik 25%. Angka realisasi indikator
jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik yaitu
77%, yang merupakan perbandingan 138 SMP/MTs yang memiliki guru yang telah
memiliki sertifikasi pendidik dengan 179 SMP/MTS yang ada di Kabupaten Musi
Banyuasin.
13) Capaian indikator jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV
dan telah bersertifikat pendidik 235%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah Kepala
SD/MI yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
40%. Angka realisasi indikator jumlah Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademi S1
atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik yaitu 94%, yang merupakan perbandingan
457 Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikat
pendidik dengan 486 SD/MI dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
14) Capaian indikator jumlah kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademi S1 atau D-
IV dan telah besertifikat pendidik 140%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah Kepala
SMP/MTs yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah besertifikat pendidik
70%. Angka realisasi indikator jumlah Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi
akademi S1 atau D-IV dan telah besertifikat pendidik yaitu 98%, yang merupakan
perbandingan 175 Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan
telah besertifikat pendidik dengan 179 SMP/MTS yang ada di Kabupaten Musi
Banyuasin.
15) Capaian indikator jumlah pengawas Sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademi
S1 atau D-IV dan telah bersertifikasi pendidik 240%, pada tahun 2015 ditargetkan
jumlah pengawas Sekolah/Madrasah yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan
telah bersertifikasi pendidik 40%. Angka realisasi indikator jumlah pengawas
Sekolah/Madrasah yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikasi
pendidik yaitu 96%, yang merupakan perbandingan 127 pengawas
Sekolah/Madrasah yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikasi
pendidik dengan 132 pengawas dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
16) Capaian indikator rasio pengunjung perpustakaan per tahun pada tahun 2015
sebesar 235.70%. dimana ditargetkan 12.649orang dan terealisasi sebesar 29.814
orang, Capaian indikator tersebut di atas target.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013 dan tahun 2012
Nama Indikator Satua
n
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
1
Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
2
Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km
% 70
80
90
100
100
95
98
100
142
,86
118
,75
108
,89
100
3
Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang
% 60
65
70
75
82,7
5
88
90
92
137
,92
135
,38
128
,57
122
,67
4
Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang
% 65
70
75
80
67,7
2
92
94
97
104
,18
131
,42
125
,33
121
,25
Nama Indikator Satua
n
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
5
Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
% 10
15
20
25
81,8
9
86
88
92
818
,90
573
,33
440
,00
368
6
Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
% 50
55
60
65
63,2
9
91
93
96
126
,58
165
,45
155
,00
147
,69
7
Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya
% 35
40
45
50
34,9
1
46
48
65
99,7
4
115
106
,67
130
8
Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik
% 98
98
98
98
99,3
5
99
100
100
101
,38
101
,02
102
,04
102
,04
9
Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV
%
57,5
8
61,1
7
70,5
0
80,3
3
70,9
1
68
72
85
123
,15
111
,16
102
,13
105
,81
10
Jumlah SMP/MTs yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 50
55
60
65
90,5
98
99
99
181
,00
178
,18
165
,00
152
,31
Nama Indikator Satua
n
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
11
Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 25
30
35
40
31,8
9
42
50
68
127
,56
140
142
,86
170
13
Jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 25
30
35
40
36,2
1
58
90
94
144
,84
193
,33
257
,14
235
14
Jumlah kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 55
60
65
70
81,0
1
67
98
98
147
,29
111
,66
150
,77
140
15
Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 25
30
35
40
100
63
65
96
400
,00
210
185
,71
240
16 Rasio pengunjung perpustakaan
Org/ tahun 8
.75
9
10.0
56
11.3
52
12.6
49
15.5
81
19.4
24
28.6
00
29.8
14
177
,89
193
.15
251
,94
235
,70
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan
tahun 2012 bahwa dari 16 (enam belas) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 4
(empat) indikator yang mengalami tren fluktuatif, dalam jumlah angka realisasinya yaitu
pada indikator “Jumlah kelompok pemungkiman permanen yang sudah dilayani
SMP/MTS dalam jarak kurang 6 km, jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk
setiap 32 peserta didik, jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi
kualifikasi akademik S1 dan D-IV, dan jumlah pengawas sekolah/madrasah yang
berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik, 10 (sepuluh)
indikator mengalami peningkatan yaitu pada indikator “ Jumlah SD/MI yang semua
rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang, jumlah SMP/MTS yang semua
rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang, jumlah SD/MI yang telah
memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi dan papan tulis untuk setiap rombel,
jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi dan papan
tulis setiap rombel, jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan
meja dan kursi setiap orang guru, jumlah SMP/MTS yang memiliki guru yang memenuhi
kualifikasi akademik S1 atau D-IV, jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah
memiliki sertifikat pendidik, jumlah SMP/MTS yang memiliki 2 orang guru yang telah
memiliki sertifikat pendidik, kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV
dan telah bersertifikat pendidik dan jumlah . Untuk perbandingan capaian kinerja
selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 16 (enam
belas) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 11 (sebelas) indikator sasaran yang
mengalami fluktuatif dalam jumlah angka capaian kinerja yaitu pada indikator “Jumlah
kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTS dalam jarak kurang
dari 6 km, jumlah SMP/MTS yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak
melebihi 36 orang, jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang
kerja/meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel, jumlah SMP/MTS yang telah
memenuhi kebutuhan ruang kerja/meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel,
jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi
untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya,
jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik, jumlah
SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 dan D-IV,
jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat
pendidik, jumlah kepala SMP/MTS yang berkualifikasi akademik S1 dan D-IV dan telah
bersertifikat pendidik, jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik dan raiso pengunjung
perpustakaan”, 1 (satu) indikator yang mengalami peningkatan yaitu pada indikator
“jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik,” 2
(dua) indikator yang mengalami penurunan yaitu pada indikator “Jumlah SD/MI yang
semua rombongan belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang dan jumlah SMP/MTS
yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV” dan 1(satu)
indikator yang capaiannya mencapai 100% setiap tahunnya yaitu indikator “ jumlah
kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang 3km.
Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator
sebagai berikut:
1) Indikator jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam
jarak kurang dari 3km mencapai 100% setiap tahunnya baik dalam angka realisasi
maupun capaian kinerja.
2) Indikator jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTS
dalam jarak kurang dari 6 km mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012
realisasi 100% kemudian menurun menjadi 95% pada tahun 2013 dan pada tahun
2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 98%, sedangkan pada tahun
2015 meningkat 100%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara
fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 142,86% menurun menjadi 118,75% pada
tahun 2013 dan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan lagi angka
capaian menjadi 108,89% dan 100%. capaian indikator kinerja ini dalam kurun
waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 100%.
3) Indikator jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi
32 orang mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 82,75% kemudian
meningkat menjadi 88% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 dan tahun 2015
terjadi peningkatan angka realisasi menjadi 90% dan 92%. Untuk angka capaian
kinerja mengalami penurunan, pada tahun 2012 capaian 137,92% kemudian
menurun menjadi 135,38% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami
penurunan angka capaian menjadi 128,57% sedangkan tahun 2015 menurun
menjadi 122,67%. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2015
terpenuhinya ruang kelas untuk rombel sebanyak 447 ruang kelas, namun dalam
capaian indikator ini memiliki rata – rata capaian sebesar 131,18%.
4) Indikator jumlah SMP/MTS yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak
melebihi 36 orang mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 67,72%
kemudian meningkat menjadi 92% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 da tahun
2015 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 94% dan 97%. Untuk angka
capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian
104,18% kemudian meningkat menjadi 131,42% pada tahun 2013 dan pada tahun
2014 mengalami penurunan angka capaian menjadi 125,33% sedangkan tahun
2015 mengalami penurunan capaian menjadi 121,25%. Realisasi indikator ini setiap
tahunnya mengalami peningkatan, pada tahun 2014 terpenuhinya 174 rombel di
SMP/MTS ini menunjukan peningkatan terjadi secara signifikan dari tahun-tahun
sebelumnya. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan
2015 memiliki rata-rata capaian diatas 120,59%.
5) Indikator jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi
dan papan tulis untuk setiap rombel mengalami peningkatan, pada tahun 2012
realisasi 81,89% kemudian meningkat menjadi 86% pada tahun 2013 dan pada
tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan realisasi menjadi 88% dan
92%. Untuk angka capaian kinerja mengalami penurunan, pada tahun 2012
capaian 164% kemudian meningkat menjadi 573,33% pada tahun 2013 sedangkan
pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian menjadi
440,00% dan 368%. Pada tahun 2012 pengadaan mobiler tercatat sebanyak 3.000
meja dan 6.000 kursi, tahun 2013 sebanyak 3.141 set, tahun 2014 sebanyak 6.260
kursi dan 3.141 meja dan tahun 2015 sebanyak 4.072 kursi dan 2.036 meja.
Capaian indikator ini memiliki nilai rata-rata diatas 120,59% yang menunjukan
angka bahwa capaian ini melebihi target.
6) Indikator jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas,
meja/kursi dan papan tulis untuk setiap rombel mengalami peningkatan, pada tahun
2012 realisasi 63,29% kemudian meningkat menjadi 91% pada tahun 2013 dan
pada tahun 2014 serta tahun 2015 mengalami peningkatan kembali angka realisasi
menjadi 93% dan 96%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif, pada
tahun 2012 capaian 126,58% kemudian meningkat menjadi 165,45% pada tahun
2013 dan pada tahun 2014 serta tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian
kinerja menjadi 155,00% dan 147,69%. Pada tahun 2012 dan tahun 2013 tercatat
pendistribusian mobiler siswa sebanyak 3.600 set, pada tahun 2014 sebanyak
1.408 set dan tahun 2015 1.568 set. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun
waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 148,54%.
7) Indiaktor jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja
dan kursi untuk setiap guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lannya
mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 34,91% kemudian meningkat
menjadi 46% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 serta tahun 2015 terjadi
peningkatan angka capaian menjadi 48% dan 65%. Untuk angka capaian kinerja
mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 99,74% kemudian meningkat
menjadi 115% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka
capaian menjadi 106,67% kemudian tahun 2015 mengalami peningkatan angka
capaian menjadi 130. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai
dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 110,17%.
8) Indiaktor jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik
mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 99,35% kemudian
menurun menjadi 99% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami
peningkatan angka realisasi menjadi 100% sedangkan tahun 2015 masih tetap
100%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012
capaian 101,38% kemudian menurun menjadi 101,02% pada tahun 2013 dan pada
tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 102,04% sedangkan
tahun 2015 tidak ada perubahan. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu
2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 101,65%.
9) Indikator jumlah SD.MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademik S1 atau D-IV mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi
70,91% kemudian menurun menjadi 68% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun
2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 72% dan
85%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012
capaian 123,15% kemudian menurun menjadi 111,16% pada tahun 2013 dan pada
tahun 2014 mengalami penurunan angka capaian menjadi 102,13% sedangkan
pada tahun 2015 mengalami kenaikan angka capaian menjadi 105,81%. Pada
tahun 2012 tercatat SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi
S1 dan D-IV sebanyak 575 orang, pada tahun 2013, tahun 2014 sebanyak 783
orang dan tahun 2015 sebanyak 413, Capaian indikator kinerja ini dalam kurun
waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 110,60%.
10) Indikator jumlah SMP/MTS yagn memiliki 2 orang guru yang telah memiliki
sertifikat pendidik mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 90,5%
kemudian meningkat menjadi 98% pada tahun 2013 sedangkan tahun 2014
mengalami peningkatan kembali angka realisasi menjadi 99% sedangkan tahun
2015 tidak ada kenaikan dan penurunan angka capaian kinerja. Untuk angka
capaian kinerja mengalami penurunan, pada tahun 2012 capaian 181,00%
kemudian menurun menjadi 178,18% pada tahun 2013 sedangkan tahun 2014 dan
tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian menjadi 165,00% dan 152,31%.
Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki
rata-rata capaian diatas 169,12%.
11) Indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 31,89% kemudian
meningkat menjadi 42% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun
2015 mengalami peningkatan kembali angka capaian menjadi 50% dan 68%. Untuk
angka capaian kinerja mengalami peningkatan, pada tahun 2012 capaian 127,56%
kemudian meningkat menjadi 140% pada tahun 2013 sedangkan tahun 2014 dan
tahun 2015 mengalami peningkatan kembali angka capaian menjadi 142,86% dan
170%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015
memiliki rata-rata capaian diatas 145,22%.
12) Indiaktor jumlah SMP/MTS yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 23,42% kemudian
meningkat menjadi 64% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun
2015 mengalami peningkatan kembali angka realisasi menjadi 70% dan 77%.
Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian
234,20% kemudian meningkat menjadi 426,70% pada tahun 2013 sedangkan pada
tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian menjadi
350,00% dan 308%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai
dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 329,67%.
13) Indikator jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah
bersertifikat pendidik mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 36,21%
kemudian meningkat menjadi 58% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 serta
tahun 2015 mengalami peningkatan kembali angka realisasi menjadi 90% dan 94%.
Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012
capaian 144,84% kemudian meningkat menjadi 193,33% pada tahun 2013 dan
pada tahun 2014 mengalami peningkatan kembali angka capaian menjadi 257,14%
sedangkan tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian kinerja menjadi
235%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015
memiliki rata-rata capaian diatas 232,67%.
14) Indikator jumlah kepala SMP/MTS yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan
telah bersertifikat pendidik mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012
realisasi 81,01% kemudian menurun menjadi 67% pada tahun 2013 sedangkan
pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 98% dan tahun
2015 tidak ada peningkatan dan penurunan. Untuk angka capaian kinerja juga
mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 147,29% kemudian menurun
menjadi 111,66% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan
angka capaian menjadi 150,77% sedangkan tahun 2015 mengalami penurunan
angka capaian menjadi 140%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012
sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 149,38%.
15) Indikator jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik mengalami tren secara fluktuatif, pada
tahun 2012 realisasi 100% kemudian menurun menjadi 63% pada tahun 2013
sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka
realisasi menjadi 65% dan 96%. Untuk angka capaian mengalami penurunan, pada
tahun 2012 capaian 400% menurun menjadi 210% pada tahun 2013 dan pada
tahun 2014 mengalami penurunan kembali angka capaian menjadi 185,71%
sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan angka capaian menjadi
240%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015
memiliki rata-rata capaian diatas 258,93%.
16) Indikator rasio pengunjung perpustakaan mengalami peningkatan, pada tahun 2012
realisasi 15.581 orang/tahun kemudian meningkat menjadi 19.424 orang/tahun
pada tahun 2013, tahun 2014 mengalami peningkatan kembali realisasi menjadi
28.600 dan pada tahun 2015 meningkat kembali menjadi 29.814 orang/tahun.
Untuk angka capaian kinerja mengalami peningkatan, pada tahun 2012 capaian
177,89% kemudian meningkat menjadi 193,15% pada tahun 2013 dan pada tahun
2014 mengalami peningkatan menjadi 251,94% dan pada tahun 2015 mengalami
peningkatan lagi menjadi 235,70%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu
2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 214,67%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 – 2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Target sesuai dengan
RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km
% 100 100 100
2
Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km
% 100 100 100
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Target sesuai dengan
RPJMD Tahun 2017
% Capaian
3 Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang
% 92 85 108,24
4 Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang
% 97 90 107,78
5 Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
% 92 35 262,86
6
Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
% 96 75 128,00
7
Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan
% 65 60 108,33
staf kependidikan lainnya
8 Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik
% 100 98 102,04
9 Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV
% 85 100 85,00
10
Jumlah SMP/MTs yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 99 75 132,00
11
Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 68 50 136,00
12
Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 77 35 220,00
13
Jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 94 50 188,00
14
Jumlah kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 98 80 122,50
15
Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 96 50 192,00
16 Rasio pengunjung perpustakaan per tahun
% 29.814 15.242 195,60
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 100%, 100%, 108,24%,
107,78%, 262,11,86%, 128%, 108,33%, 102,04%, 85%, 132%, 136%, 220%, 188%,
122,50%, 192% dan 195,60%.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai
angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 16 (enam belas) indikator sasaran yang digunakan, 15 (lima belas) indikator
memiliki SPM tetapi dalam target SPM dengan target RPJMD berbeda. Pada SPM 15
indikator tersebut dimulai dari tahun 2011-2014 sedangkan RPJMD pada tahun 2015-
2017.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Capaian indikator jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani
SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km mengalami peningkatan, yang mendukung
keberhasilan ini disebabkan karena adanya pembangunan unit sekolah baru untuk
SD/MI didaerah-daerah sulit.
2) Capaian indikator jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani
SMP/MTS dalam jangka kurang dari 3 km mengalami peningkatan, yang
mendukung keberhasilan ini disebabkan karena adanya pembangunan unit sekolah
baru untuk SMP/MTS didaerah-daerah sulit.
3) Capaian indikator jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak
melebihi 32 orang mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini
disebabkan karena meningkatnya penambahan ruang kelas baru untuk rombongan
belajar (rombel) untuk SD/MI.
4) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang semua rombongan belajar (rombel) nya
tidak melebihi 36 orang mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini
disebabkan karena penambahan ruang kelas baru untuk rombongan belajar
(rombel) untuk SMP/MTS.
5) Capaian indikator jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas,
meja/kursi dan papan tulis untuk setiap rombel mengalami peningkatan, yang
mendukung keberhasilan ini adalah terpenuhinya kebutuhan mobiler siswa (meja
dan kursi) siswa SD/MI.
6) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas,
meja/kursi dan papan tulis untuk setiap rombel mengalami peningkatan, yang
mendukung keberhasilan ini disebabkan karena terpenuhinya kebutuhan mobiler
siswa (meja/kursi) siswa SMP/MTS.
7) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi
dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf
kependidikan lainnya mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini
disebabkan karena adanya pembangunan ruang guru dan kepala sekolah.
8) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32
peserta didik mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini
disebabkan karena adanya penambahan tenaga pendidik setiap sekolah.
9) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi
kualifikasi akademik S1 dan D-IV mengalami peningkatan, yang mendukung
keberhasilan ini disebabkan adanya program wajib kuliah bagi guru SD/MI sehingga
tidak ada lagi guru SD/MI yang masih berijazahkan SLTA sederajat.
10) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi
akademik S1 atau D-IV mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini
disebabkan karena : a). Adanya penerimaan Guru Tidak Tetap (GTT) pada
SMP/MTS harus berijazah S1 atau D-IV, b). Adanya program wajib belajar kuliah
bagi guru SMP/MTS yang belum memiliki ijazah S1 atau D-IV.
11) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki
sertifikat mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan
karena guru SD/MI telah lulus dalam ujian sertifikasi pendidik.
12) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang memiliki guru yang telah memiliki
sertifikat pendidik mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini
disebabkan karena guru yang memiliki sertifikat pendidik telah lulus dalam ujian
sertifikasi pendidik.
13) Capaian indikator jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV
dan telah bersertifikat pendidik mengalami peningkatan, yang mendukung
keberhasilan ini disebabkan karena : a). Kepala sekolah tersebut mengikuti
program wajib belajar kuliah dari Diploma II ke Sarjana (S1) atau D-IV, b). Kepala
sekolah tersebut telah lulus dalam ujian sertifikasi pendidik, c). Adanya syarat untuk
menjadi kepala sekolah harus bersertifikasi S1 atau D-IV dan telah mempunyai
sertifikat pendidik.
14) Capaian indikator jumlah kepala sekolah SMP/MTS yang berkualifikasi akademik
S1 atau D-IV mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebbkan
karena : a) adanya program wajib kuliah ke Sarjana atau D-IV, b). Adanya
persyaratan untuk menjadi kepala sekolah harus mempunyai kualifikasi Sarjana
(S1) atau D-IV dan mempunyai sertifikat pendidik, c). Kepala sekolah tersebut lulus
mengikuti ujian sertifikasi pendidikan.
15) Capaian indikator jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik mengalami peningkatan,
yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena a). Adanya persyaratan untuk
menjadi pengawas harus mempunyai kualifikasi Sarjana (S1) atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik, b). Pengawas tersebut lulus mengikuti ujian sertifikat
pendidik.
16) Capaian indikator rasio pengunjung perpustakaan meningkat diatas target, yang
mendukung keberhasilan ini disebabkan karena bertambahanya koleksi bacaan
yang ada di perpustakaan sehingga jumlah pengunjung perpustakaan meningkat.
4.1.2. Sasaran Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4
% 92 92,55 100,60
2
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
% 88 90,34 102,66
3 Cakupan pelayanan nifas % 85 86,46 101,72
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
4 Cakupan kunjungan bayi % 90 97,56 108,40
5 Cakupan Desa/Keluarahan UCI (Universal Child Immunization)
% 90 91,56 101,73
6 Cakupan pelayanan anak balita
% 60 85,33 142,22
7
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin
% 100 69,73 69,73
8 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100 100 100
9 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
% 50 82,59 165,18
10
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
Per 100.000
penduduk 1,3 1,6 123,08
11 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani
% 100 100 100
12 Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare
% 90 60,88 67,64
13 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
% 100 100 100
14 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
% 40 40 100
1) Capaian indikator cakupan kunjungan ibu hamil (k4) tahun 2015 sebesar 106,60%,
pada tahun 2015 ditargetkan cakupan kunjungan ibu hamil (k4) sebesar 92%.
Angka realisasi indikator cakupan kunjungan ibu hamil (k4) pada tahun 2015 yaitu
92,55% yang merupakan hasil dari perbandingan 14.659 orang ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal 4 kali dengan 15.839
orang ibu hamil yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun yang sama.
2) Capaian indikator cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan tahun 2015 sebesar 102,66%, pada tahun 2015 ditargetkan
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
sebesar 88%. Angka realisasi indikator cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2015 yaitu 90,34% yang
merupakan hasil perhitungan perbandingan 13.340 orang ibu bersalin yang ditolong
oleh tenaga kesehatan dengan 14.766 orang ibu bersalin.
3) Capaian indikator cakupan pelayanan nifas tahun 2015 sebesar 101,72%, pada
tahun 2015 ditargetkan cakupan pelayanan nifas sebesar 85%. Angka realisasi
indikator cakupan pelayanan nifas pada tahun 2014 yaitu 86,46% yang merupakan
hasil perhitungan perbandingan 12.766 orang ibu nifas yang telah memperoleh 3
kali pelayanan nifas sesuai standar dengan 14.766 orang ibu nifas.
4) Capaian indikator cakupan kunjungan bayi tahun 2015 sebesar 108,40%, pada
tahun 2015 ditargetkan cakupan kunjungan bayi sebesar 90%. Angka realisasi
indikator cakupan kunjungan bayi tahun 2015 yaitu 97,56% yang merupakan hasil
dari perbandingan 13.679 orang bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar (paling sedikit 4 kali) dengan 14.040 orang bayi lahir hidup
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
5) Capaian indikator cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization)
tahun 2015 sebesar 100,47%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan
desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) sebesar 90%. Angka realisasi
indikator cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) pada tahun
2015 yaitu 90,42% yang merupakan hasil dari perbandingan 217 desa/kelurahan
dimana ≥80% dari jumlah bayi yang ada dengan 240 desa/kelurahan.
6) Capaian indikator cakupan pelayanan anak balita tahun 2015 sebesar 142,22%,
pada tahun 2015 ditargetkan cakupan pelayanan anak balita sebesar 60%. Angka
realisasi indikator cakupan pelayanan anak balita pada tahun 2015 yaitu 85,33%
yang merupakan perbandingan 50.370 orang anak balita (12-59 bulan) yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dengan 59.028
orang anak balita (12-59 bulan) di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
7) Capaian indikator cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-
24 bulan keluarga miskin tahun 2015 sebesar 69,73%, pada tahun 2015 ditargetkan
cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga
miskin sebesar 100%. Angka realisasi indikator cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin pada tahun 2015 yaitu
69,73% angka realisasi tersebut diperoleh dari perbandingan dari anak usia 6-24
bulan keluarga miskin yang mendapatkan biskuit MP ASI di 28 puskesmas pada
tahun 2015 berjumlah 182 orang dengan 261 orang anak usia 6 – 24 bulan
keluarga miskin.
8) Capaian indikator cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan tahun 2015
sebesar 100%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan balita gizi buruk yang
mendapat perawatan sebesar 100%. Angka realisasi indikator cakupan balita gizi
buruk yang mendapat perawatan pada tahun 2015 yaitu 100% yang merupakan
hasil dari perbandingan 6 orang balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana
kesehatan dengan 6 orang balita gizi buruk.
9) Capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat tahun
2015 sebesar 165,18%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan penjaringan
kesehatan anak SD dan setingkat sebesar 50%. Angka realisasi indikator cakupan
penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat pada tahun 2015 yaitu 82,59% yang
merupakan hasil dari perbandingan 13.450 orang murid SD dan setingkat yang
diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau
tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) dengan 16.285 orang murid SD dan
setingkat.
10) Capaian indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita acute flaccid
paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk<24 jam tahun 2015 sebesar 100,47%,
pada tahun 2015 ditargetkan cakupan penemuan dan penanganan penderita acute
flaccid paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk<24 jam sebesar 1,3. Angka
realisasi indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita acute flaccid
paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk<24 jam pada tahun 2015 yaitu 1,6 yang
merupakan hasil perbandingan jumlah kasus AFP yang ada 2 orang dengan jumlah
penduduk <15 tahun 186.488 orang dikali 100.000 penduduk.
11) Capaian indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD tahun 2015
sebesar 100%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan penemuan dan penanganan
penderita DBD sebesar 100%. Angka realisasi indikator cakupan penemuan dan
penanganan penderita DBD pada tahun 2014 yaitu 100% yang merupakan hasil
perbandingan 86 orang penderita DBD yang ditangani sesuai standar operasional
prosedur (SOP) dengan 152 orang penderita DBD yang ditemukan dalam waktu
satu tahun.
12) Capaian indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita Diare tahun 2015
sebesar 67,64%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan penemuan dan
penanganan penderita Diare sebesar 90%. Angka realisasi indikator cakupan
penemuan dan penanganan penderita Diare yaitu 60,88% yang merupakan hasil
perbandingan 15.658 orang penderita diare yang datang dan dilayani disarana
kesehatan dan kader dalam waktu satu tahun dengan 25.720 orang perkiraan
penderita diare dalam waktu satu tahun.
13) Capaian indikator cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi<24 jam tahun 2014 sebesar 100%, pada tahun 2014
ditargetkan cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi<24 jam sebesar 100%. Angka realisasi indikator cakupan
desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi<24 jam
tahun 2014 yaitu 100% yang merupakan hasil dari perbandingan 2 kali kejadian luar
biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani <24 jam periode waktu tertentu
dengan 2 kali kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi pada wilayah desa/kelurahan
pada periode waktu yang sama.
14) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kabupaten/Kota merupakan jumlah RS yang mampu memberikan
pelayanan gawat darurat level 1 dibagi dengan jumlah RS Kabupaten dikalikan
100%. Untuk indikator ini tercatat 100% realisasi baik dari tahun 2012 hingga tahun
2015. dengan target yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah 40% berarti telah
jauh melampaui target. Bahkan untuk pelayanan gawat darurat di 3 RS di wilayah
Kabupaten Musi Banyuasin telah lulus akreditasi dari Komite Akreditasi RS
Nasional, sehingga tidak mungkin terjadi penangganan level 1 untuk pelayanan
gawat darurat tidak bisa dilaksanakan.
Seluruh pasien yang datang ke RSUD Sekayu telah dilayani dengan baik sesuai
dengan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan alat kesehatan yang ada di
RSUD Sekayu. Ketika RSUD Sekayu tidak mampu lagi untuk manangani pasien
tersebut maka pasien tersebut akan dirujukan ke rumah sakit yang sarana dan
prasarana memadai.
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun
2014, tahun 2013 dan tahun 2012
Nama Indikator Satua
n
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4
% 87
90
90
92
87,2
5
87,7
92,2
92,5
5
100
,29
98,5
4
102
,44
100
,60
Nama Indikator Satua
n
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
2
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
% 85
87
87
88
87,7
4
87,8
91,1
90,3
4
103
,22
102
,09
104
,71
102
,66
3 Cakupan pelayanan nifas
% 76
80
80
85
77,3
2
77,5
83,9
86,4
6
101
,74
99,3
6
104
,88
101
,72
4 Cakupan kunjungan bayi
%
87,5
89
89
90
89,6
3
89,5
94,6
97,5
6
102
,43
101
,70
106
,29
108
,40
5
Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization)
% 75
85
85
90
91,4
9
95,3
94,6
90,4
2
121
,99
119
,13
111
,29
100,4
7
6 Cakupan pelayanan anak balita
% 50
55
55
60
80,7
3
81,1
93,6
85,3
3
161
,46
147
,45
170
,18
142
,22
7
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin
% 50
75
100
100
100
100
100
69,7
3
200
133
,33
100
69,7
3
8
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
9
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
% 5
20
35
50
8,5
8
38,6
94
82,5
9
171
,60
193
268
,57
165
,18
Nama Indikator Satua
n
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
10
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
Per 100.00
0 pendud
uk
0,9
1
1,2
1,3
1
2,1
8
0,9
1
1,6
111
,11
218
75,8
3
123
,08
11
Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani
Org /tahun 1
00
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
12
Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare
Org /tahun 5
8,7
70
80
90
59,5
5
60,9
100
60,8
8
101
,45
87
125
67,6
4
13
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
14
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
% 32
40
50
40
32,1
4
40
50
40
100
,44
100
100
100
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan
tahun 2012 bahwa dari 14 (empat belas) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 7
(tujuh) indikator sasaran yang mengalami tren fluktuatif, dalam jumlah angka
realisasinya yaitu pada indikator “Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan kunjungan bayi, cakupan
Desa/Kelurahan UCI (Universal Chil Immunization), cakupan pelayanan anak balita,
cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, cakupan penemuan
penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
penduduk <15 tahun dan cakupan penemuan dan penanganan penderita diare, 2 (dua)
indikator yang menghalami penurunan indikator “cakupan pelayanan nifas dan cakupan
pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin”, 1
(satu) indikator mengalami peningkatan “cakupan kunjungan ibu hamil K4” dan 4
(empat) indikator yang tidak mengalami perubahan yaitu “cakupan balita gizi buruk
buruk mendapatkan perawatan, cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
yang ditangani, cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam dan cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana keseharan (RS) di Kabupaten/Kota”. Untuk perbandingan capaian
kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 20 (dua
puluh) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 9 (sembilan) indikator yang
mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka capaian yaitu pada indikator “Cakupan
kunjungan Ibu Hamil K4, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan, cakupan pelayanan nifas, cakupan kunjungan bayi,
cakupan pelayanan anak balita, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada
anak 6 – 24 bulan keluarga miskin, cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat, cakupan penemuan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun dan cakupan penemuan dan penanganan
penderita diare”, 3 (tiga) capaian indikator yang mengalami peningkatan yaitu “cakupan
Desa/Kelurahan UCI ( Universal Child Immunization) dan cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota, dan 1
(satu) capaian indikator yang tidak mengalami penaikan dan penurunan capaian yaitu
“cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan”.
Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator
sebagai berikut:
1) Indiaktor cakupan kunjungan ibu hamil K4 mengalami peningkatan pada tahun
2012 realisasi 87,25% kemudian meningkat menjadi 87,7% pada tahun 2013, tahun
2014 dan tahun 2015 angka realisasi kembali meningkat menjadi 92,2% dan
92,55%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun
2012 capaian 100,29% kemudian menurun menjadi 98,54% pada tahun 2013 dan
pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 102,44%
sedangkan pada tahun 2015 angka capaian menurun menjadi 100,60%. Kunjungan
ibu hamil pada 2012 tercatat 13.195 orang, tahun 2013 13,62,114 orang, tahun
2014 14.735 orang dan pada tahun 2015 14.659 orang. Capaian indikator kinerja ini
dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas
100,47%.
2) Indikator cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi
87,74% kemudian meningkat menjadi 87,8% pada tahun 2013 kemudian angka
realisasi meningkat lagi menjadi 91,1% pada tahun 2014 sedangkan pada tahun
2015 angka realisasi menurun menjadi 90,34%. Untuk angka capaian kinerja
mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 103,22% kemudian
menurun menjadi 102,09% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami
peningkatan angka capaian menjadi 104,71% sedangkan pada tahun 2015 angka
capaian menurun menjadi 102,66%. Tercatat pada tahun 2012 sebanyak 12.757
orang, tahun 2013 12.764, tahun 2014 13.804 orang dn tahun 2015 13.340 orang.
Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki
rata-rata capaian diatas 103,17%.
3) Indikator cakupan pelayanan nifas mengalami peningkatan selama 4 tahun berturut
- turut, pada tahun 2012 realisasi 77,32%, tahun 2013 77,5%, tahun 2014 83,9%
dan pada tahun 2015 menjadi 86,46%. Untuk angka capaian kinerja mengalami
tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 101,74% kemudian menurun
menjadi 99,36% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan
angka capaian 104,88%, sedangkan pada tahun 2015 angka capaian menurun
menjadi 101,72%. Tercatat pada tahun 2012 14.540 orang, pada tahun 2013
11.270 orang, tahun 2014 12.724 orang dan pada tahun 2015 12.766 orang.
Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki
rata-rata capaian diatas 101,93%.
4) Indikator cakupan kunjungan bayi mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012
realisasi 89,63% kemudian menurun menjadi 89,6% pada tahun 2013 sedangkan
pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi sebesar
94,6% dan 97,56%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara
fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 102,43% menurun menjadi 101,70% pada
tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan
angka capaian menjadi 106,29% dan 108,40%. Tercatat pada tahun 2012 12.484
bayi, pada tahun 2013 11.506 bayi, tahun 2014 14.108 bayi dan pada tahun 2014
13.697 orang bayi. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai
dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 104,71%.
5) Indikator cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) mengalami
tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 91,49% kemudian meningkat menjadi
95,3% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami
penurunan angka realisasi sebesar 94,6% dan 90,42. Untuk angka capaian kinerja
mengalami penurunan, capaian tahun 2012 121,99% kemudian menurun menjadi
119,13% pada tahun 2013 kemudian pada tahun 2104 dan tahun 2015 mengalami
penurunan lagi angka capaian menjadi 111,29% dan 100,47%. Tercatat pada tahun
2012 215 Desa/Kelurahan, tahun 2013 224 Desa/Kelurahan, pada tahun 2014 227
Desa/Kelurahan dan pada tahun 2015 217 desa/kelurahan. Capaian indikator
kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian
diatas 100%.
6) Indiaktor cakupan pelayanan anak balita mengalami tren secara fluktuatif, pada
tahun 2012 realisasi 80,73% kemudian meningkat menjadi 81,1% pada tahun 2013
kemudian dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi
93,6% sedangkan pada tahun 2015 angka realisasi menurun menjadi 85,33%.
Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun
2012 capaian 161,46% kemudian menurun menjadi 147,45% pada tahun 2013 dan
pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 170,18%
sedangkan pada tahun 2015 angka capaian menurun menjadi 142,22%. Tercatat
pada tahun 2012 dan 2013 38,570 anak balita (12-59 bulan), tahun 2014 49.99
anak balita dan tahun 2015 50.370 anak balita (12-59 bulan). Capaian indikator
kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian
diatas 155,33%.
7) Indikator cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin mengalami tren secara fluktuatif realisasi selama 3 tahun berturut
turut mencapai 100% setiap tahunnya dan pada tahun 2015 angka realisasi
menjadi 69,73%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif,
pada tahun 2012 capaian 200% kemudian menurun menjadi 133,33% pada tahun
sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan lagi angka
capaian menjadi 100% dan 69,73%. Tercatat pada tahun 2012 750 anak, tahun
2013 754 anak dan, tahun 2014 27 puskesmas dan tahun 2015 182 anak. Capaian
indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata
capaian diatas 100%.
8) Indikator cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan mengalami realisasi dan
capaian 100% selama 4 tahun berturut turut. Pada tahun 2012 dan 2013 15 anak,
tahun 2014 24 anak dan tahun 2015 6 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam
kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 100%.
9) Indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat mengalami tren
secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi 8,58% kemudian meningkat menjadi
38,6% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan lagi angka
realisasi menjadi 94% sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan angka
realisasi menjadi 82,59%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara
fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 171,60% meningkat menjadi 193% pada tahun
2013 dan pada tahun 2014 meningkat lagi capaian menjadi 268,57% sedangkan
pada tahun 2015 capaian kinerja menjadi 165.18%.
10) Indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid
Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun mengalami tren secara
fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 1 kemudian meningkat menjadi 2,18 pada
tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka realisasi menjadi
0,91 sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 1,6. Untuk
angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian
111,11 kemudian meningkat menjadi 218 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014
mengalami penurunan angka capaian menjadi 75,83 sedangkan pada tahun 2015
mengalami peningkatan angka capaian kinerja menjadi 123,08%. Tercatat pada
tahun 2012 dan 2013 4 kasus, tahun 2014 2 kasus dan tahun 2015 3 kasus.
Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki
rata-rata capaian diatas 100%
11) Indiaktor cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani,
realisasi dan capaian selama 4 tahun berturut turut mencapai angka 100%. Tercatat
pada tahun 2012 92 orang, tahun 2013 34 orang, tahun 2014 86 orang dan pada
tahun 2015 152 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012
sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 100%.
12) Indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita diare mengalami tren
secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 59,55 kemudian meningkat menjadi
60,9 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 kembali meningkat angka capaian
menjadi 100 sedangkan pada tahun 2015 menurun menjadi 60,88%. Untuk angka
capaian kinerja mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 101,45%
kemudian menurun menjadi 87% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014
mengalami peningkatan angka capaian kinerja menjadi 125 sedangkan pada tahun
2015 angka capaian menurun menjadi 67,64%. Capaian kinerja ini dalam kurun
waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata – rata capaian 95,27%.
13) Indikator cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam, realisasi dan capaian selama 4 tahun berturut-turut
mencapai angka 100%. Tercatat pada tahun 2012 60 KLB, tahun 2013 4 KLB,
tahun 2014 2 KLB dan pada tahun 2015 2 KLB. Capaian indikator kinerja ini dalam
kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 100%.
14) Indiaktor cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota mengalami peningkatan, pada tahun 2012
realisasi 32,14% meningkat menjadi 40% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014
kembali meningkat angka realisasi menjadi 50% sedangkan pada tahun 2015
menurun menjadi 40%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif, pada
tahun 2012 capaian kinerja 100,44% kemudian menurun menjadi 100% pada tahun
2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 angka capaian kinerja tetap
tercapai 100%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4
% 92,55 95 97,42
2
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
% 90,34 92 98,20
3 Cakupan pelayanan nifas % 86,46 90 96,07
4 Cakupan kunjungan bayi % 97,56 90 108,4
5 Cakupan Desa/Keluarahan UCI (Universal Child Immunization)
% 91,56 100 91,56
6 Cakupan pelayanan anak balita
% 85,33 70 121,9
7
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin
% 69,73 100 69,73
8 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100 100 100
9 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
% 82,59 80 103,24
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
10
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
Per 100.000 pendud
uk
1,6 1,5 106,67
11 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani
% 100 100 100
12 Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare
% 60,88 100 60,88
13
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
% 100 100 100
14
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
% 40 40 100
Berdasarkan tabel indikator 1-14 diatas dapat diketahui bahwa realisasi
akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada
tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 97,1%, 99,0%,
93,2%, 105,194%, 94,6%, 133,7%, 100%,100%,117,5%, 133,3%, 100%, 100%, 100%,
dan 100%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai
angka 100% atau lebih dan jika dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami kenaikan
persentase.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke -4RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai
angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 14 (empat belas) indikator sasaran yang digunakan sudah menggunakan
standar nasional dan tidak ada perbedaan antara target RPJMD dan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
1) Capaian indikator cakupan kunjungan ibu hamil K4 mengalami peningkatan,
peningkatan ini terjadi disebabkan ibu hamil sudah mengetahui pentingnya
memeriksa kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan. Alternatif yang telah
dilakukan adalah dengan tetap melakukan sosialisasi tentang pentingnya
pemeriksaan pada masa kehamilan minimal 4 kali.
2) Capaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini
dikarenakan ibu hamil lebih sadar akan pentingnya pertolongan persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan daripada dukun beranak.
3) Capaian cakupan pelayanan nifas mengalami peningkatan, yang mendukung
keberhasilan ini dikarenakan pelayanan ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali
pelayanan nifas telah dilakukan sesuai standar. Alternatif yang telah dilakukan
adalah dengan tetap mempertahankan standar pelayanan nifas dan memberikan
pelayanan yang baik.
4) Capaian cakupan kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan
mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini karena kesadaran orang
tua bayi akan pentingnya memeriksa bayinya secara teratur di sarana kesehatan.
5) Capaian cakupan desa/kelurahan ICU (Universal Child Immunization) mengalami
peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini karena akses ke desa sudah cukup
memadai.
6) Capaian cakupan pelayanan anak balita telah melampaui target, yang mendukung
keberhasilan ini karena masyarakat telah menyadari pentingnya pemeriksaan
kesehatan anak balita serta didukung dengan sarana kesehatan yang memadai.
7) Capaian cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24
bulan keluarga miskin sesuai target, yang mendukung keberhasilan ini karena
sudah adanya MP ASI yang disubsidi oleh pemerintah yang disebar luaskan ke
masyarakat.
8) Capaian cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan sesuai target, yang
mendukung keberhasilan ini karena kualitas pelayanannya sudah semakin
membaik dan orang tua sudah semakin mengerti tentang asupan gizi yang baik
terhadap anaknya.
9) Capaian cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat telah melampaui
target, yang mendukung keberhasilan ini karena teralokasinya anggaran yang
cukup memadai untuk menjalani kegiatan tersebut.
10) Capaian cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid
Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun masih dibawah target hal ini
disebabkan tidak bertambahnya penemuan kasus AFP, setelah dilakukan
surveilans aktif rumah sakit dan tidak ada laporan penemuan kasus di puskesmas
wilayah Kabupaten Musi Banyuasin setelah dilakukan surveilans AFP puskesmas.
11) Capaian cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani,
realisasi dan capaian selama 4 tahun berturut turut mencapai angka 100%.
12) Capaian cakupan penemuan dan penanganan penderita diare belum mencapai
target, ini disebabkan alokasi anggaran belum memadai untuk menjalani kegiatan
tersebut.
13) Capaian cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam telah mencapai target, keberhasilan ini disebabkan
Desa/Kelurahan yang mengalami kejadian luar biasa telah ditangani secara
keseluruhan.
14) Capaian cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan telah melampaui target, keberhasilan ini terjadi disebabkan oleh
pelayanan gawat darurat di 3 rumah sakit di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin
telah lulus akreditasi dari komite akreditasi RS nasional sehingga tidak mungkin
terjadi penanganan level 1 untuk pelayanan gawat darurat tidak bisa dilaksanakan.
Seluruh pasien yang datang ke RSUD sekayu telah dilayani dengan baik sesuai
dengan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan alat kesehatan yang ada di
RSUD sekayu. Ketika RSUD sekayu tidak mampu lagi untuk menangani pasien
tersebut makan pasien tersebut akan dirujukkan ke rumah sakit yang sarana dan
prasarana memadai.
4.1.3. Sasaran Meningkatnya Kualitas Keluarga Kecil Sejahtera
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB Aktif
% 94,11 77,04 81,86
Capaian indikator cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB Aktif Tahun
2015 sebesar 81,86%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan pasangan usia subur
menjadi peserta KB Aktif sebesar 94,11%. Angka realisasi indikator cakupan pasangan
usia subur menjadi peserta KB Aktif yaitu 77,04% yang merupakan hasil perhitungan
jumlah komulatif peserta KB yang terus menerus meggunakan Alkon ditambah peserta
KB baru berjumlah 121.430 sedangkan pasangan usia subur berjumlah 157.62,118.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013 dan tahun 2012
Nama Indikator Satua
n
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
1
Cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB Aktif
% 83
86,1
6
89,9
1
94,1
1
82,7
4
82,9
6
85,8
1
77,0
4
99,6
9
96,2
9
95,4
4
81,8
6
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2015, 2014,
tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 1 (satu) indikator sasaran yang ditetapkan
mengalami tren fluktuatif. Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja
setiap indikator sebagai berikut:
Indikator cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif, mengalami
tren fluktuatif, pada tahun 2012, 2013 dan 2014 mengalami peningkatan realisasi
82,74% menjadi 82,96% kemudian meningkat menjadi 85,81% pada tahun 2015 terjadi
penurunan angka realisasi menjadi 77,04%. Untuk angka capaian kinerja mengalami
tren menurun pada tahun 2012 capaian 99,69%, tahun 2013 menjadi 96,29%, pada
tahun 2014 menjadi 95,44% dan 81,86% pada tahun 2015 . Tercatat pada tahun 2013
118.474 orang, tahun 2014 123.885 orang dan tahun 2015 121.430. Capaian indikator
kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian
diatas 90%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target
yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi
s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB Aktif
% 77,04 99,15 77,70
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir Renstra pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 77,70%. Capaian kinerja ini
merupakan capaian pada tahun ke-4 Renstra. Untuk mencapai target yang ditentukan
ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 1 (satu) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
Capaian indikator cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif belum
mencapai target, hal ini disebabkan peserta KB baru yang dilayani pada bulan
desember 2015 dapat dilihat menjadi peserta KB aktif pada bulan berikutnya tetapi jika
dibandingkan pada tahun 2014 realisasi pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif
menurun. Hal ini disebabkan karena intensitasnya pelayanan KB terutama di daerah-
daerah yang sulit dijangkau.
4.1.4. Sasaran Meningkatnya Peran Serta Pemuda Dan Prestasi Olahraga
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Lapangan olahraga per 1000 penduduk
Unit 21 2 9,52
Capaian indikator lapangan olahraga per 1000 penduduk pada tahun 2015
sebesar 9,52 %, pada tahun 2015 ditargetkan lapangan olahraga per 1000 penduduk
sebesar 21 Unit. Angka realisasi lapangan olahraga per 1000 penduduk yaitu 2 Unit
yang merupakan jumlah lapangan olah raga yang dibangun. Pembangunan lapangan
olahraga Tahun 2015 : pembangunan lapangan futsal di Kecamatan. Plakat Tinggi,
lanjutan pembangunan sport center Kecamatan Bayung Lencir.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013 dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
B
erdasar
kan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada
perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
bahwa indikator sasaran yang ditetapkan mengalami penurunan angka realisasi yaitu
lapangan olahraga per 1000 penduduk. Untuk perbandingan capaian kinerja selama
tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 indikator sasaran lapangan
olahraga per 1000 penduduk juga mengalami penurunan
Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator
sebagai berikut :
1) Indikator lapangan olahraga per 1000 penduduk mengalami penurunan, pada tahun
2012 realisasi 36 unit kemudian menurun menjadi 30 unit pada tahun 2013, tahun
2014 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 11 unit dan untuk tahun 2015
turun kembali menjadi 2 unit. Untuk angka capaian kinerja juga menurun, pada
tahun 2012 capaian 240% kemudian menurun menjadi 176,47% pada tahun 2013,
tahun 2014 mengalami penurunan angka capian menjadi 57,89% dan pada tahun
2015 capaian kinerja kembali menurun menjadi 9,52%.
3. Perbandingan antara realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan
target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Target sesuai dengan
RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Lapangan olahraga per 1000 penduduk
Unit 2 25 8
1
Lapangan olahraga per 1000 penduduk
Unit 15
17
19
21
36
30
11
2
240
176
,47
57,8
9
9,5
2
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 8%.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Target final
yang telah ditentukan pada tahun ke-5 optimis bisa dicapai. Hal ini dikarenakan
prosentase pencapaian target pada tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Meningkatnya sumberdaya pendukung juga menjadi faktor yang sangat penting dalam
pencapaian target tersebut.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 1 (satu) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
Capaian indikator lapangan olahraga per 1000 penduduk belum mencapai target,
hal ini disebabkan masih terkendala kasus kepemilikan lahan. Alternatif yang akan
dilakukan adalah dengan menyelesaikan status sengketa lahan sehingga
pembangunan lapangan olahraga bisa terealisasi 100%. Kemudian untuk tahun 2016
terdapat program dari kementrian pemuda dan olahraga “SATU DESA SATU
LAPANGAN” Kabupaten Musi Banyuasin mencoba untuk melakukan pendekatan,
sehingga dana program tersebut dapat diambil untuk pembangunan lapangan di
Kabupaten Musi Banyuasin.
Tujuan 4.2. Mewujudkan Perlindungan Sosial Kepada Masyarakat
Tujuan mewujudkan perlindungan sosial kepada masyarakat memiliki 2 (dua)
sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung
tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
4.2.1. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Sosial Kepada Masyarakat
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
% 2,57 9,77 380,16
2
Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya
% 8,20 10,34 126,10
3 Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat
% 100 100 100
4
Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
% 100 100 100
1) Capaian indikator persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar sebesar 389,10%, pada tahun 2015 ditargetkan
persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan
dasar sebesar 2,57%. Angka realisasi indikator persentase PMKS yang
memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar pada tahun 2015
yaitu 10% yang merupakan perbandingan dari jumlah PMKS yang memperoleh
bantuan sosial sebesar 10.026 orang dengan jumlah PMKS yang seharusnya
memperoleh bantuan sebesar 102.585 orang.
2) Capaian indikator persentase penyandang PMKS yang menerima program
pemberdayaan sosial melaui KUBE atau kelompok sejenis lainnya sebesar
126,10%, pada tahun 2015 ditargetkan persentase penyandang PMKS yang
menerima program pemberdayaan sosial melaui KUBE atau kelompok sejenis
lainnya sebesar 8,20%. Angka realisasi indikator persentase penyandang PMKS
yang menerima program pemberdayaan sosial melaui KUBE atau kelompok sejenis
lainnya yaitu 10,34% yang merupakan hasil perhitungan dari jumlah PMKS yang
menjadi peserta Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE atau Kelompok
Sosial Ekonomis sebanyak 146 Kelompok dibagi Jumlah PMKS yang seharusnya
menjadi peserta Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE atau Kelompok
Sosial Ekonomis sebanyak 1.412 Kube.
3) Capaian indikator persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial
selama masa tanggap darurat sebesar 100%, pada tahun 2015 persentase korban
bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat sebesar
100%. Angka realisasi indikator persentase korban bencana yang menerima
bantuan sosial selama masa tanggap darurat yaitu 100% yang merupakan hasil
dari perbandingan Jumlah korban bencana yang menerima bantuan sosial selama
masa tanggap darurat dalam tahun 2015 sebanyak 42 kepala keluarga sedangkan
jumlah korban bencana yang seharusnya menerima bantuan sosial selama masa
tanggap darurat sebanyak 42 kepala keluarga.
4) Capaian indikator persentase korban bencana yang dievakuasi dengan
menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap sebesar 100%, pada
tahun 2015 persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama
masa tanggap darurat sebesar 100%. Angka realisasi indikator persentase korban
bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat yaitu 100%
yang merupakan hasil Jumlah korban bencana yang dievakuasi dengan
menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat dalam tahun 2015 sebanyak
42 kepala keluarga sedangkan jumlah korban bencana yang seharusnya dievakuasi
selama masa tanggap darurat sebanyak 42 kepala keluarga.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013 dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
1
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
%
2,3
8
2.2
4
2,5
0
2,5
7
0,7
9
23,8
3
43,7
0
9,7
7
33,1
9
1.0
63
,83
1.7
48
380,1
6
2
Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya
% 7
7.4
0
7,8
0
8,2
0
10
3,2
0
3,2
5
10,3
4
142
,86
43,2
4
41,6
6
126
,10
3
Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
4
Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
%
100
100
100
100
22,8
3
100
100
100
22,8
3
100
100
100
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan
tahun 2012 bahwa dari 4 (empat) Indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 1(satu)
indikator meningkat “ Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar ”, 2(dua) indikator fluktuatif “persentase PMKS yang
menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis
lainnya dan persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana
dan prasarana tanggap darurat lengkap” dan 1(satu) indikator sasaran yang tidak
mengalami peningkatan dan penurunan angka realisasi yaitu persentase korban
bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat. Untuk
perbandingan capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun
2012 bahwa dari 4 (empat) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2 (empat)
indikator yang mengalami tren fluktuatif “ Persentase PMKS yang memperoleh bantuan
sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar, persentase PMKS yang menerima program
pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya dan persentase
korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat”, 1 (satu)
indikator “persentase panti sosial yang mneyediakan sarana dan prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial”, dan 1 (satu) indikator “Persentase korban bencana yang
menerima bantuan sosial selama masa masa tanggap darurat” masih mantap.
Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator
sebagai berikut :
1) Indikator persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan
kebutuhan dasar mengalami tren secara fluktuatif, pada 3 tahun berturut – turut
menunjukan angka realisasi meningkat. Pada tahun 2012 realisasi 0,79%, menjadi
23,83% pada tahun 2013 dan tahun 2014 terjadi peningkatan lagi angka realisasi
menjadi 43,70% sedangkan pada tahun 2015 terjadi penurunan angka realisasi
menjadi 9,77%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara fluktuatif
pada tahun 2012 capaian 33,19% kemudian meningkat menjadi 1.063,83% dan
pada tahun 2014 terjadi peningkatan lagi angka capian menjadi 1.748% sedangkan
pada tahun 2015 terjadi penurunan angka capaian menjadi 380,16%. Tercatat pada
tahun 2012 315 orang, tahun 2013 9.485 orang, tahun 2014 9.040 orang dan tahun
2015 10.026 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai
dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 808,53%.
2) Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE
atau kelompok sosial jenis lainnya mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun
2012 realisasi 10% kemudian menurun menjadi 3,20% pada tahun 2013 sedangkan
pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi
3,25 % dan 10,35%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif,
pada tahun 2012 capaian 142,24% kemudian menurun menjadi 43,24% pada tahun
2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan lagi angka capaian menjadi
41,66% sedangkan pada tahun 2015 angka capaian meningkat menjadi 126,10%.
Tercatat pada tahun 2012 10 kelompok, tahun 2013 39 kelompok, tahun 2014 40
kelompok dan tahun 2015 146 kelompok. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun
waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 88,47%
3) Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap
darurat menghasilkan realisasi dan capaian selama 4 tahun berturut turut mencapai
angka 100%. Tercatat pada tahun 2012 4.410 kepala keluarga, tahun 2013 14.731,
tahun 2014 63 kepala keluarga dan tahun 2015 42 kepala keluarga. Capaian
indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata
capaian 100%
4) Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana
prasarana tanggap darurat lengkap menghasilkan realisasi yang meningkat,
realisasi pada tahun 2012 22,83% kemudian meningkat menjadi 100% ditahun
2013, tahun 2014 dan tahun 2015, pada tahun 2012 capaian 22,83% kemudian
meningkat menjadi 100% pada tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015. Tercatat
pada tahun 2012 137 kepala keluarga, tahun 2013 2.605 kepala keluarga, tahun
2014 63 kepala keluarga dan tahun 2015 42 kepala keluarga. Capaian indikator
kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian
100%.
3. Perbandingan antara realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan
target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Target sesuai dengan
RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
% 9,77 2,71 360,52
2
Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya
% 10,34 9 114,89
3
Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat
% 100 100 100
4
Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
% 100 100 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 360,52 %, 1.111%, 100%, dan
100%.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 mampu mencapai angka
100% atau lebih dari 100% dan jika dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami
kenaikan persentase. Hal ini terlihat bahwa tahun ke-4 pada RPJMD telah mencapai
target yang ditargetkan.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 4 (empat) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar
nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan
standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
1) Capaian indikator persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosisal untuk
pemenuhan kebutuhan dasar telah melampaui target, yang mendukung
keberhasilan ini disebabkan adanya bantuan didalam Program Keluarga Harapan
(PHK) serta pemberian pelatihan bagi penyandang cacat.
2) Capaian indikator persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial
melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya telah mencapai target.
3) Capaian indiaktor persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial
selama masa tanggap darurat telah mencapai target, yang mendukung
keberhasilan ini disebabkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Musi Banyuasin mendapat bantuan dari BNPB, Pemkab Muba dan Dinas Sosial
Provinsi.
4) Capaian indikator persentase korban bencana yang dievakuasi dengan
menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap telah mencapai
target, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan sarana dan prasarana yang
digunakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Musi
Banyuasin seperti perahu karet cukup memadai.
4.2.2. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Pada Perempuan Dan Anak
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
% 6,84 7,04 102,92
2 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
% 32,75 49,52 151,21
1) Capaian indikator partisipasi perempuan di lembaga pemerintah sebesar 102,92%,
pada tahun 2015 ditargetkan partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
sebesar 6,84%. Angka realisasi indikator partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah pada tahun 2015 yaitu 7,04% yang merupakan hasil dari perbandingan
jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah pada tahun 2015 sebanyak
4.693 orang dengan jumlah seluruh pekerja perempuan sebanyak 66.670 orang.
2) Capaian indikator penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari
tindak kekerasan tahun 2015 sebesar 151,21%, pada tahun 2015 ditargetkan
penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan
sebesar 32,75%. Angka realisasi indikator penyelesaian pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari tindak kekerasan pada tahun 2015 yaitu 49,52% yang
merupakan hasil perbandingan jumlah pengaduan perlindungan perempuan dan
anak yang terselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 52 kasus dengan jumlah
seluruh pengaduan perlindungan perempuan dan anak sebanyak 105 kasus.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013 dan tahun 2012
Nama Indikator Satua
n
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
1
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
%
4,6
8
5,9
0
6,3
3
6,8
4
5,7
7
4,9
5
9,2
7
7,0
4
123
,39
83,9
0
146
,44
102
,92
2
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
%
24,5
27,2
5
30
32,7
5
25,7
1
28,2
0
28,2
1
49,5
2
104
,94
103
,49
94,0
3
151
,21
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan
tahun 2012 bahwa dari 2 (dua) indikator sasaran yang ditetapkan mengalami tren
fluktuatif, dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator “partisipasi perempuan
di lembaga pemerintah dan penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan
anak dari tindakan kekerasan”. Untuk perbandingan capaian kinerja selama tahun
2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa 2 (dua) indikator sasaran yang
ditetapkan mengalami tren fluktuatif, dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada
indikator “partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan”.
Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator
sebagai berikut :
1) Indikator partisipasi perempuan di lembaga pemerintah mengalami tren secara
fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 5,77%, kemudian menurun menjadi 4,95%
pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi
menjadi 9,27% sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan 7,04%. Untuk
angka capaian kinerja juga mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012
capaian 123,39%, kemudian menurun menjadi 83,90% pada tahun 2013 dan tahun
2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 146,44% sedangkan pada
tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian kinerja menjadi 102,92%.
Tercatat pada tahun 2012 7.376 orang, tahun 2013 3.986 orang, tahun 2014 7.463
orang dan pada tahun 2015 4.693 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun
waktu 2012 sampai dengan 2014 memiliki rata-rata capaian 114,16%.
Indikator penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan
kekerasan, mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 realisasi 25,71% kemudian
meningkat menjadi 28,20% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami
peningkatan angka realisasi menjadi 28,21%, sedangkan pada tahun 2015
realisasinya menurun menjadi 49,52%. Untuk angka capaian kinerja mengalami
tren secara fluktuatif pada tahun 2012 capaian 104,94% kemudian menurun
menjadi 103,49% pada tahun 2013, tahun 2014 mengalami penurunan angka
capaian kinerja 94,03% dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi
151,21%. Tercatat pada tahun 2012 9 kasus, tahun 2013 22 kasus, tahun 2014 22
kasus dan tahun 2015 52 kasus. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu
2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 113,42%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Target sesuai dengan
RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
% 7,04 7,45 94,50
2
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
% 49,52 38,25 129,46
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 94,50%, dan 129,46%.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai
angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan standar nasional
Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
1) Capaian indikator partisipasi perempuan di lembaga telah melampaui target, yang
mendukung keberhasilan ini disebabkan karena meningkatnya kesetaraan gender
dan banyaknya program-program yang responsif terhadap gender di Kabupaten
Musi Banyuasin.
2) Capaian indikator penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari
tindakan kekerasan telah mencapai target, yang mendukung keberhasilan ini
disebabkan karena telah terbentuknya Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAID).
4.2.3. Sasaran Terwujudnya Masyarakat Maju dan Berakhlak Mulia
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Rasio rumah ibadah dengan penganutnya
Unit 1.027 1.352 131.65
Capaian indikator rasio rumah ibadah dengan penganutnya sebesar 1.027 unit,
pada tahun 2015 rasio rumah ibadah dengan penganutnya sebesar 1.027 Unit. Angka
realisasi indikator rasio rumah ibadah dengan penganutnya pada tahun 2015 yaitu
1.352 Unit yang merupakan hasil dari jumlah rumah ibadah yang ada di seluruh
kecamatan dalam lingkungan Kabupaten/ Kota Musi banyuasin terdiri dari 1.350 Masjid
dan Mushollah, 1 Gereja dan 1 Pura dalam seluruh Kecamatan di Kabupaten Musi
Banyuasin dengan rincian sebagai berikut:
1. Kec. Sekayu, Masjid 48 unit dan Mushollah 49 unit
2. Kec. Lais Masjid, 44 unit dan Mushollah 32 unit
3. Kec. Sungai Lilin, Masjid 55 unit dan Mushollah 113 unit
4. Kec. Keluang, Masjid 24 unit dan Mushollah 73 unit
5. Kec. Bayung Lencir, Masjid 101unit dan Musholla 76 unit
6. Kec. Babat Supat, Masijd 41 unit dan Mushollah 38 unit
7. Kec. Tungkal Jaya, Masjid 75 unit dan Mushollah 65 unit
8. Kec. Sungai Keruh, Masjid 41 unit dan Mushollah 26 unit
9. Kec. Plakat Tinggi, Masjid 40 unit dan Mushollah 47 unit
10. Kec. Babat Toman, Masjid 24 unit dan Mushollah 14 unit
11. Kec. Lawang Wetan, Masjid 25 unit dan Mushollah 4 unit
12. Kec. Sanga Desa, Masjid 29 unit dan Mushollah 14 unit
13. Kec. Lalan, Masjid 80 unit dan Mushollah 125 unit
14. Kec. Batanghari Leko, Masjid 21 unit dan Mushollah 15 unit
15. Kec. Lais 1 gereja
16. Kec. Plakat Tinggi 1 pura
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014,
tahun 2013 dan tahun 2012
Nama Indikator Satua
n
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
20
12
20
13
20
14
20
15
1 Rasio rumah ibadah dengan penganutnya
Unit
990
990
1.0
27
1.0
27
1.3
44
1.3
52
1.3
52
1.3
52
135
,76
135
,76
131
,64
131
,64
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan
tahun 2012 bahwa indikator rasio rumah ibadah dengan penganutnya mengalami
peningkatan jumlah realisasi tahun 2012 1.344 unit masih tetap 1.344 unit pada tahun
2013, tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan 133,7%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Target sesuai dengan
RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Rasio rumah ibadah dengan penganutnya
Unit 1.352 1.067 126,71
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Berdasarkan
tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 telah
melebihi target RPJMD, jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukan angka yang positif dengan perkembangan 126,71%.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional.
Dari 1 (satu) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternatif solusi yang telah dilakukan
Capaian indikator Rasio rumah ibadah dengan penganutnya telah mencapai
target, hal ini disebabkan karena telah dibangunnya rumah ibadah di daerah – daerah
yang jauh dari pemukiman masyarakat.
MISI V : Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur, Profesional
dan Demokratis
Tujuan 5.1 Meningkatkan Pelayanan Prima Sebagai Pendukung Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik
Tujuan meningkatnya pelayanan prima sebagai pendukung tata kelola
pemerintahan yang baik didukung oleh 3 (tiga) sasaran. Rincian analisis capaian
masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
5.1.1. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Peningkatan pendapatan asli daerah % 23,40 4,94 21,11
2 SKPD pencatatan asetnya tertib % 100 100 100
3 SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP % 100 100 100
1) Pencapaian indikator peningkatan pendapatan asli daerah sebesar 21,11%.
Indikator kinerja peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari target sebesar
23,40% terealisasi sebesar 4,94% merupakan persentase peningkatan jumlah PAD
tahun 2015 sebesar Rp. 181.795.020.760,14,- dibandingkan dengan tahun 2014
sebesar Rp. 173.234.314.367,95.
2) Pencapaian indikator SKPD pencatatan asetnya tertib sebesar 100% dengan angka
realisasi sebesar 100% dari yang sudah ditargetkan sebesar 100%.
3) Pencapaian indikator SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP sebesar
100% dari angka realisasi sebesar 100% yang sudah terealisasi sepenuhnya dari
target yang sudah di tetapkan sebesar 100%.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun
2013 dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1 Peningkatan pendapatan asli daerah
% 21
21,8
0
22,6
0
23,4
0
19,9
5
16,4
5
53,7
8
4,9
4
95,0
0
75,4
6
237
,96
21
,11
2 SKPD pencatatan asetnya tertib
% 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
3
SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP
%
100
100
100
100
100
92,3
1
100
100
100
92,3
1
100
100
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja pada tahun 2015,
2014, 2013 dan 2012. Bahwa dari 3 indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2
indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasinya ataupun
capaian kinerjanya. Analisa perbandingan realisasi dan capaian kinerja setiap indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator peningkatan pendapatan asli daerah, mengalami tren secara fluktuatif
pada tahun 2012 realisasi sebesar 19,95% kemudian menurun menjadi 16,45%
pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi
sebesar 53,78%.dan tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 4,94% Untuk
angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian
sebesar 95,00% kemudian capaian menurun menjadi 75,46% pada tahun 2013 dan
pada tahun 2014 telah mengalami tren meningkat capaian sebesar 237,96%. Dan
tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 21,11%
2) Indikator SKPD pencatatan asetnya tertib, pada tahun 2012, tahun 2013 tahun
2014 dan pada tahun 2015 angka realisasi dan angka capaian kinerja tidak
mengalami perubahan atau tetap (konstan) yaitu sebesar 100%.
3) Indikator SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP, mengalami tren secara
fluktuatif pada tahun 2012 realisasi sebesar 100% kemudian mengalami penurunan
angka realisasi menjadi 92,31% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami
peningkatan angka realisasi sebesar 100%. Untuk angka capaian kinerja juga
mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian sebesar 100% kemudian
capaian menurun menjadi 92,31 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 telah
mengalami tren peningkatan capaian sebesar 100% dan tahun 2015 tetap
mencapai angka sebesar 100%.
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan
rencana RPJMD
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Peningkatan pendapatan asli daerah
% 4,94 25 19,76
2 SKPD pencatatan asetnya tertib
% 100 100 100
3 SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP
% 100 100 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukan angka yang positif dengan perkembangan 19,76%, 100% dan 100%
dengan Baik.
Capaian indikator peningkatan PAD dari tahun lalu sampai dengan tahun 2015
mencapai 4,94% telah melebihi target indikator capaian pada akhir periode RPJMD.
Untuk mencapai dan diharapkan pada akhir tahun 2017 Peningkatan PAD dari tahun
lalu mencapai 25%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJM.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Standar Nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan
serta alternative solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Pencapaian indikator peningkatan pendapatan asli daerah sebesar 21,11%.
Indikator kinerja peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari target sebesar
23,40% terealisasi sebesar 4,94% merupakan persentase peningkatan jumlah PAD
tahun 2015 sebesar Rp.181.795.020.760,14,- dibandingkan dengan tahun 2014
sebesar Rp. 173.234.314.367,95.
Komponen PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD Yang Sah. Untuk Tahun 2015
pajak daerah sebesar Rp. 53.152.460.206,50,- sebesar 82,41%, retribusi daerah
sebesar Rp. 6.136.750.335,00,- sebesar 72,16%, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 11.147.901.587,63,- sebesar 72,75%, lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp. 111.357.908.631,01,- sebesar
91,68%. Bila dilihat dari komposisinya maka yang mempunyai kontribusi paling
besar adalah Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 61,25% dari total
PAD, kemudian pajak daerah sebesar 29,243%. hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan sebesar 6,13%, retribusi daerah sebesar 3,38%.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp.
111.357.908.631,01,- terdiri dari:
- Penerimaan Jasa Giro Rp. 1.567.445.550,00,-
- Penerimaan Bunga Deposito Rp. 14.633.561.997,84,-
- Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Rp.
416.834.842,00,-
- Pendapatan Denda Pajak Rp.100.675.063,00,-
- Pendapatan Hasil Eksekusi Atas Jaminan Rp. 2.869.62,113.900,00,-
- Pendapatan dari Pengembalian Rp. 3.779.912.973,17,-
- Pendapatan Lain-lain Rp. 503.700.975,00,-
- Pendapatan / Penerimaan Hasil Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Rp. 65..589.899.903,00,-
- Pendapatan Dana Kapitasi JKN Rp.13.436.922.099,00,-
- Hasil Lelang Lebak Lebung Rp.2.227.058.000,00,-
Pada Tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Musi Banyuasin
sebesar Rp. 173.234.314.367,95 kontribusi yang paling besar adalah dari Lain-lain
PAD Yang Sah sebesar 55,48,54% dari total PAD, pendapatan pajak daerah
sebesar 35,72%, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar
4,65%, Kemudian retribusi 1,15%.
Jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita bandingkan antara Tahun 2014 dan Tahun
2015 pada beberapa komponen PAD terdapat peningkatan yaitu, hasil retribusi
daerah yang mengalami penurunan sebesar 14,11%, retribusi daerah mengalami
peningkatan sebesar 23,85% dan lain-lain PAD yang sah sebesar 9,93%. Hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terjadi penurunan sebesar 460,17%.
Hal ini disebabkan adanya penurunan bagian laba atas penyertaan modal pada
usaha milik Daerah/BUMD. Didukung oleh kegiatan Pendataan dengan
Validasi/Verifikasi data PBB, pendaftaran/pendataan, pemutahiran data dan
konfirmasi data pajak daerah, penyampaian SPPT PBB, penagihan/pemungutan
PAD Kab. Muba, intensifikasi pbb, intensifikasi pbb pendapatan daerah dan
konfirmasi dana bagi hasil, penyelenggaraan bulan bakti, studi potensi pengelolaan
pendapatan daerah, penetapan dan penyampaian Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD) Kab. Muba, penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang pajak
daerah, pencetakan blanko SPPT dan SSPD PBB, pengembangan dan
pemeliharaan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP) Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), kajian identifikasi potensi PAD Kab. Muba.
2) Pencapaian indikator skpd pencatatan asetnya tertib sebesar 100% dimana faKtor
yang mendukung keberhasilan ini disebabkan pada tahun 2015, dari 55 SKPD yang
ada semua telah menyelesaikan input data Simda BMD dan menyampaikan laporan
aset sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 12
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin. Tahun 2014 inventarisasi aset tetap yang di Reklasifikasi Aset Lain-lain
sudah terekap 100%. Hal ini di dukung oleh kegiatan penyusunan laporan
penerimaan dan pengeluaran barang inventaris dan barang pakai habis,
pengembangan, pemeliharaan dan instalasi program aplikasi barang milik daerah,
peningkatan kapasitas pengelolaan BMD/UPB, pemutahiran data aset
Kabupaten/Inventaris Barang Milik Daerah (BMD), Penyusunan Standar
Operasional (SOP), Sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP).
3) Indikator SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP Tahun 2015 dimana faktor
yang mendukung keberhasilan ini disebabkan dari 55 SKPD yang ada baru 55
SKPD menyampaikan laporan keuangan sesuai SAP (PP Nomor 17 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah) dan Peraturan Bupati Musi Banyuasin
Nomor 41 Tahun 2013 tentang kebijakan akuntansi Pemkab Musi Banyuasin dan
dan di dukung oleh kegiatan penyuasunan laporan keuangan pemerintah daerah.
Sedangkan untuk tahun 2014, Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2013 merupakan konsolidasi dari 56 SKPD. Dari 56
SKPD terdapat 3 SKPD yang tanggal pelaporannya sampai tanggal 7 Februari 2014
di karenakan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi
Banyuasin nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin. Proses penyusunan laporan keuangan
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang di dukung oleh kegiatan
pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi dan manajemen daerah (Simda
Keuangan), pelaksanaan penatausahaan administrasi keuangan daerah, Up-dating
database dan pemeliharaan pengelolaan SIMDA gaji, pembinaan dan monitoring
bendahara pengeluaran SKPD, penyusunan laporan keuangan semesteran APBD
Kabupaten Musi Banyuasin, penyuasunan laporan keuangan gabungan dan tugas
pembantuan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, bimbingan teknis penyusunan
laporan keuangan.
5.1.2. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengawasan
1. Perbandingan antara target dengan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti % 85 92 108,24
2 Temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindak lanjuti
% 85 70 82,35
3 SKPD yang meningkat kinerja LAKIPnya % 75 35 46,67
1) Capaian indikator temuan BPK RI yang ditindaklanjuti sebesar 108,24 %.
Pencapaian indikator ini dalam kategori cukup. Pada tahun 2015 di targetkan
Temuan BPK RI yang ditindak lanjuti sebesar 92 %, capaian tersebut mencapai
target, karena realisasi dari indikator tersebut hanya 92 % dari target yang sudah
ditetapkan 85 %. Hal ini disebabkan oleh selain meningkatnya target kinerja
indikator, disebabkan juga bertambahnya temuan hasil pemeriksaan BPK RI dari
tahun 2013 jumlah temuan 327, dan 126 kasus yang ditindak lanjuti, sedangkan
pada tahun 2015 jumlah temuan menjadi meningkat 419 temuan dan 385 yang
ditindaklanjuti, karena banyaknya penyelesaian tindak lanjut yang menyakut tagihan
kepada pihak ketiga sehingga SKPD terkait temuan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tidak lanjut, hal tersebut menyebabkan temuan akan tetap muncul
pada setiap tahunnya.
2) Capaian indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklajuti tahun 2015
ditargetkan sebesar 85 %, realisasi 70 %, hal ini belum melampaui dari target
sebelumnya sehingga mendapatkan angka capaian sebesar 82,35 %, mengalami
peningkatan ini disebabkan karena dari jumlah temuan hasil pengawasan lainnya
telah ditindaklanjuti (IRJEN, BPKP, INSPEKTORAT PROVINSI) total seluruh
temuan 28, dan yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 24 (82,35%) dari total
seluruh temuan.
3) Capaian indikator SKPD yang meningkat kinerja LAKIP nya tahun 2015 sebesar
46,67 % ini belum mencapai target karena realisasi dari indikator tersebut mencapai
nilai 35 % dari target 75%. Untuk Tahun 2015 dari hasil evaluasi yang ada SKPD
yang meningkat hasilnya sebanyak 22 SKPD dari 49 total SKPD yang
dievaluasi/dinilai lakipnya.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, 2013,
dan 2012
B
erdas
arkan
hasil
evalu
asi
terha
dap
sasar
an
terse
but di
atas, diperoleh gambaran perbandingan antara realiasi kinerja dengan capaian kinerja
pada tahun 2012, 2013, tahun 2014 dan tahun 2015. Apabila dibandingkan antara
capaian kinerja tahun 2013 dan tahun 2014, bahwa capaian kinerja tahun 2015 dari 3
indikator sasaran tersebut telah mengalami peningkatan . Analisa perbandingan antara
realisasi dengan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator temuan BPK RI yang ditindak lanjuti, mengalami tren secara fluktuatif pada
tahun 2012 realisasi sebesar 50% kemudian menurun menjadi 39% pada tahun
2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi sebesar 44%.
Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1 Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti
% 66
75
80
85
50
39
44
92
75,7
6
52
55
108
,24
2
Temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindak lanjuti
% 66
75
80
85
40
100
86
70
60,6
1
75
107
,50
82
,35
3
SKPD yang meningkat kinerja LAKIPnya
% 75
75
75
75
5
33
35
35
6,6
7
44
46
,67
46,6
7
capaian sebesar 75,76% kemudian capaian menurun menjadi 52% pada tahun 2013
dan pada tahun 2014 telah mengalami tren peningkatan capaian sebesar 55% dan
Tahun 2015 telah mengalami peningkatan angka realisasi 92% capaian 108,24%.
2) Indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklajuti, mengalami tren
secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi sebesar 40% kemudian meningkat
menjadi 100% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami tren penurunan
angka realisasi sebesar 80%. Tetapi untuk angka capaian kinerja telah mengalami
tren peningkatan pada tahun 2012 capaian sebesar 60,61% kemudian menjadi 75%
pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 telah mengalami tren meningkat capaian
sebesar 107,50%. Dan tahun 2015 telah mengalami tren peningkatan capaian
82,35% angka realisasi sebesar 70%.
3) Indikator SKPD yang meningkat kinerja LAKIP nya mengalami tren meningkat pada
tahun 2012 angka realisasi sebesar 5% kemudian meningkat menjadi 33% pada
tahun 2013 dan pada tahun 2014 telah mengalami peningkatan juga pada angka
realisasi sebesar 35%. Dan tahun 2015 mengalami peningkatan capaian 46,67%
angka realisasi sebesar 35%,Untuk angka capaian juga mengalami peningkatan
pada tahun 2012 capaian kinerjanya berjumlah 6,67% kemudian meningkat pada
tahun 2013 berjumlah capaian 44 % dan pada tahun 2014 meningkat capaian
berjumlah 46,67% dengan kategori tidak berhasil. Hal ini disebabkan karena pada
tahun sebelumnya jumlah SKPD yang termasuk dalam kategori penilaian baik
hanya satu SKPD dari 20 SKPD yang dinilai, untuk Tahun 2013 dari hasil evaluasi
yang ada SKPD yang meningkat hasilnya sebanyak 16 SKPD dari 48 total SKPD
yang dievaluasi / dinilai lakipnya dan Tahun 2014 meningkat menjadi 17 SKPD yang
meningkat kinerja LAKIP nya.dan tahun 2015 meningkat sebanyak 22 SKPD dari
total 49 SKPD.
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan
rencana RPJMD
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti
% 92 95 96,84
2 Temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindak lanjuti
% 70 95 73,68
3 SKPD yang meningkat kinerja LAKIPnya
% 35 75 46,67
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukan angka capain yang angka 96,84%, 73,68%, dan 46,67%. Capaian kinerja
ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Dari 3 indikator yang ada 1 indikator
telah memenuhi persentasi capaian yang ada pada RPJMD tahun 2017 antara lain
indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklanjuti.
1) Pada indikator temuan BPK RI yang ditindaklanjuti tahun 2015, realisasi akumulasi
s.d tahun 2015 senilai 92%, dengan angka capaian 97% dari rencana persentase
pada RPJMD yang menargetkan 95%. Untuk mencapai target yang ditentukan
direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 95%.
2) Indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklajuti, realisasi akumulasi
s.d tahun 2015 senilai 70%, dengan angka capaian 73,68% dari rencana persentase
pada RPJMD yang menargetkan 95%. Ini melebihi target yang hendak
dicapai pada RPJMD, dikarenakan seluruh temuan hasil pengawasan lainnya telah
ditindak lanjuti.
3) Pada indikator SKPD yang meningkat kinerja LAKIP-nya realisasi akumulasi s.d
tahun 2015 senilai 35%, dengan angka capaian 46,67 % dari rencana persentase
pada RPJMD yang menargetkan 75 %. Untuk mencapai target yang ditentukan
direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 75%.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan
serta alternative solusi yang telah dilakukan.
Indikator yang mengalami penurunan maupun fluktuatif lebih disebabkan karena
indikator tersebut bergantung terhadap pihak lain (skpd lainnya), seperti contoh jumlah
temuan BPK, sudah ditargetkan 200 temuan yang lebih ditindaklanjuti dari jumlah
temuan 360, namun pada pelaksanaan tahun berjalan temuan tersebut memiliki
kemungkinan bertambah, sehingga meskipun jumlah yang ditindaklanjuti tercapai,
namun dasar perhitungan dari jumlah total seluruhnya bertambah. Hal ini otomatis akan
mempengaruhi nilai capaian yang akan didapat. Dan juga banyak temuan SKPD yang
menyangkut penagihan/setoran kepada pihak ketiga, sehingga sulit untuk
merealisasikan.
1) Indikator temuan BPK RI yang ditindak lanjuti meningkat baik itu realisasi maupun
capaian kinerja dari tahun 2013, di sebabkan bertambahnya kasus yang
ditindaklanjuti, pada Tahun 2012 terdapat 119 kasus yang ditindaklanjuti, untuk
tahun 2013 jumlah temuan 126 yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 jumlah temuan
yang ditindaklanjuti meningkat menjadi 162,11 temuan.dan tahun 2015 Jumlah
temuan 419 yang ditindaklanjuti 385 temuan kebijakan yang akan diambil adalah
melalui peningkatan monitoring hasil tindak lanjut temuan BPK yang dilakukan oleh
SKPD yang bersangkutan, sehingga SKPD yang bersangkutan akan
menyelesaikan hasil rekomendasi dari temuan BPK.
2) Indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklajuti menurun sedangkan
indicator lainnya mengalami peningkatan capaian. Meskipun demikian capaian
indikator masih pada kategori baik. Penurunan capaian kinerja ini pada indikator
temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklanjuti disebabkan oleh selain
meningkatnya target kinerja indikator, disebabkan juga bertambahnya temuan hasil
pemeriksaan pengawasan lainnya, hal tersebut di menyebabkan temuan akan tetap
bertambah pada setiap Tahunnya. Untuk tetap menjaga realisasi diatas target
kebijakan yang akan dilaksanakan adalah tetap lebih koorperatif terhadap SKPD
yang terkait untuk menindaklanjuti apabila temuan nantinya.
3) Indikator SKPD yang meningkat kinerja LAKIP nya mengalami peningkatan pada
tahun 2012 capaian kinerjanya berjumlah 6.6 % sedangkan pada tahun 2013
berjumlah capaian 44 % dan tahun 2014 berjumlah capaian 46,67%, indikator ini
juga mengalami peningkatan, dikarenakan pada tahun sebelumnya jumlah SKPD
yang termasuk dalam kategori penilaian baik hanya satu SKPD dari 20 SKPD
yang dinilai, untuk Tahun 2013 dari hasil evaluasi yang ada SKPD yang meningkat
hasilnya sebanyak 16 SKPD dari 48 total SKPD yang dievaluasi / dinilai lakipnya
dan Tahun 2014 meningkat menjadi 17 SKPD yang meningkat kinerja LAKIP
nya.dan tahun 2015 meningkat 22 SKPD dari total 49 SKPD yang di evaluasi
Kebijakan yang akan diambil adalah melakukan review kembali terhadap LAKIP
SKPD dalam hal ini LAKIP Kecamatan yang baru pertama kali dilakukan review
sehingga akan meningkat kinerja LAKIP-nya.
5.1.3. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan
1. Perbandingan antara target dengan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Jumlah penduduk yang ber KTP % 95 59 62,11
2 Bayi berakta kelahiran % 70 50,6 72,29
3 Kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk % 185 954,6 516,00
4 Prosentase pasangan berakta nikah % 70 121,5 173,57
1) Capaian indikator jumlah penduduk yang ber KTP tahun 2015 sebesar 62,11 % dari
target yang sudah ditetapkan sebesar 95% dengan capaian angka realisasi sebesar
59% dengan demikian dapat dikatakan dalam kategori baik. Angka realisasi ini
merupakan perbandingan dari jumlah penduduk usia > 17 tahun yang ber KTP
327,814 jiwa di bagi dengan jumlah penduduk < 17 tahun dan pernah atau sudah
menikah 555,513 jiwa di kalikan 100 persen.
2) Capaian indikator bayi berakta kelahiran tahun 2015 sebesar 72,29 % dari target
yang sudah ditetapkan sebesar 70% dengan angka realisasi sebesar 50,6%
dengan demikian bahwa capaian indikator tersebut dapat dikatakan dalam kategori
sangat baik. Angka realisasi indikator bayi berakta kelahiran sebesar 50,6%
merupakan perbandingan antara jumlah bayi yang mempunyai akte kelahiran
sebesar 32.200 bayi di banding jumlah keseluruhan bayi lahir sebanyak 63.300 bayi
dikali dengan 100%.
3) Capaian indikator kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 penduduk tahun 2015
sebesar 516 % dari target yang sudah ditetapkan sebesar 185 % dengan capaian
angka realisasi sebesar 954,6 % dengan demikian bahwa capaian indikator
tersebut dapat dikatakan dalam kategori sangat baik. Angka realisasi indikator
kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk sebesar 19.092 permil merupakan
perbandingan antara jumlah penduduk yang mempunyai akta kelahiran sebanyak
20.000 jiwa dibagi dengan jumlah penduduk 808.343 jiwa dikalikan 1.000
penduduk.
4) Capaian indikator persentase pasangan berakte nikah tahun 2015 sebesar 173,57
% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 70% dengan capaian angka realisasi
sebesar 121,5 % dengan demikian bahwa capaian indikator tersebut dapat
dikatakan dalam kategori sangat baik. Angka realisasi indikator persentase berakte
nikah sebanyak 121,5 % merupakan perbandingan antara jumlah pasangan berakte
nikah sebanyak 130 pasangan yang beragama Kristen dibanding dengan jumlah
keseluruhan pasangan nikah beragama Kristen sebanyak 100 pasangan dikalikan
100 persen.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun
2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah penduduk yang ber KTP
% 80
90
90
95
62,1
1,0
1
64,6
9
60,1
0
59
77,5
1
71,8
8
66,7
8
62,1
1
2 Bayi berakta kelahiran
% 55
60
65
70
85,6
7
76
68
50,6
155
,76
126
,67
104,6
2,
11
72,2
9
3
Kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk
%
170
175
180
185
46,5
0
446
,87
486
,08
954
,6
27,3
5
255
,35
270
,04
516
4
Prosentase pasangan berakta nikah
% 45
60
65
70
59
49
158
121,5
131,1
1
81,6
6
243,0
8
173,5
7
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014,
2013 dan 2012 bahwa dari 4 (empat) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2
indikator yang yang mengalami trend fluktuatif dalam jumlah angka realisasinya yaitu
pada indikator “jumlah penduduk yang ber KTP dan indikator prosentase pasangan
berakte nikah” pada “indikator bayi berakta kelahiran” telah mengalami tren penurunan
sedangkan pada indicator “Kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk” telah
mengalami tren meningkat.
Analisa perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator
sebagai berikut:
1) Prosentase pada indikator jumlah penduduk yang ber KTP mengalami tren secara
fluktuatif pada tahun 2012 realisasi sebesar 62,11% kemudian meningkat menjadi
64,69% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami tren penurunan angka
realisasi sebesar 60,10% dan tahun 2015 menurun angka realisasi 59 % Tetapi
untuk angka capaian kinerja mengalami tren penurunan pada tahun 2012 capaian
sebesar 77,51% kemudian menjadi 71,88% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014
telah juga mengalami tren penurunan capaian sebesar 66,78%.dan tahun 2015
juga mengalami tren penurunan capaian sebesar 59%.
2) Prosentase indikator bayi berakta kelahiran mengalami tren penurunan pada tahun
2012 realisasi sebesar 85,67% kemudian menurun menjadi 76% pada tahun 2013
dan pada tahun 2014, tahun 2015 menurun angka realisasi 50,6%, juga mengalami
tren penurunan angka realisasi sebesar 68%. Begitu juga untuk angka capaian
kinerja mengalami tren penurunan pada tahun 2012 capaian sebesar 155,76%
kemudian menurun menjadi 126,67% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 juga
mengalami tren penurunan capaian sebesar 104,62,11.dan tahun 2015 mengalami
peningkatan capaian sebesar 72,29%.
3) Prosentase indikator kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk telah
mengalami tren peningkatan, pada tahun 2012 realisasi sebesar 46,50% kemudian
pada tahun 2013 telah mengalami peningkatan realisasi sebesar 446,86% dan
pada tahun 2014 realisasi meningkat menjadi 486,08%. tahun 2015 menurun angka
realisasi 50,6 % Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren peningkatan
pada tahun 2012 capaian sebesar 27,35% kemudian meningkat menjadi 255,35%
pada tahun 2013 dan telah mengalami peningkatan juga pada tahun 2014 sebesar
270,04%.dan tahun 2015 capaian realisasi sebesar 954,6% dan capaian kinerja
mengalami peningkatan atau melebihi target yang sudah ditetapkan yaitu 185
permil.
4) Indikator persentase Pasangan Berakte Nikah telah mengalami tren Fluktuatif, pada
tahun 2012 realisasi sebesar 59% kemudian pada tahun 2013 telah mengalami
penurunan angka realisasi sebesar 49% dan pada tahun 2014 angka realisasi
meningkat menjadi 158%. tahun 2015 menurun angka realisasi 121,5% , Untuk
angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian
sebesar 131,11% kemudian menurun menjadi 81,66% pada tahun 2013 dan telah
mengalami peningkatan juga pada tahun 2014 sebesar 243,08%.dan tahun 2015
capaian kinerja mengalami penurunan atau kurang dari target yang sudah
ditetapkan yaitu 70%.
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan
rencana RPJMD
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d
Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Jumlah penduduk yang ber KTP
% 59 95 62,11
2 Bayi berakta kelahiran % 50,6 75 67,47
3 Kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk
‰ 954,6 190 502,42
4 Prosentase pasangan berakta nikah
% 121,5 75 162,11
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif yaitu 62.11%, 67.47%, 502.42% dan 162,11.00%.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai
angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja Tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Capaian indikator jumlah penduduk yang ber KTP tahun 2015 sebesar 62,11% dari
target yang sudah ditetapkan sebesar 95% dengan capaian angka realisasi sebesar
62,11% Capaian indikator tersebut dibawah target, hal ini disebabkan masih
banyak penduduk yang belum mengurus pembuatan KTP baik penduduk yang baru
menginjak di atas >17 tahun maupun yang memperbaharui KTP yang telah habis
masa berlakunya. Untuk tahun yang akan datang diharapkan penduduk mempunyai
kesadaran masing – masing untuk melaporkan dokumen kependudukannya berupa
pengurusan KTP sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan administrasi
kependudukan.
2) Capaian indikator bayi berakta kelahiran tahun 2015 sebesar 72,29 % dari target
yang sudah ditetapkan sebesar 70% dengan angka realisasi sebesar 50,6 %.
Tingginya pencapaian angka tersebut disebabkan banyak penduduk secara cepat
melaporakan data kelahiran anaknya dan dibuatkan akte kelahirannya. Hal ini tidak
lain adalah untuk mendapatkan status penambahan anggota keluarga sekaligus
mempermudah pelayanan administrasi kependudukan.
3) capaian indikator kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk sebesar 516 %
dari target yang sudah ditetapkan sebesar 185 permil dengan angka realisasi
sebesar 954,6%. Tingginya pencapaian angka kepemilikan akta kelahiran sebagian
besar disebabkan tingginya kesadaran dari penduduk untuk melaporkan data
kelahirannya dalam bentuk pengurusan akta kelahiran. Pada tahun 2015 di tempuh
upaya menjemput bola dalam rangka meningkatkan pencapaian target pembuatan
akta kelahiran.
4) Capaian indikator persentase pasangan berakte nikah sebesar 173,57% dari target
yang sudah ditetapkan sebesar 70% dengan angka realisasi sebesar 121,5 %. Hal
ini disebabkan indikator tersebut diperuntukan bagi pengurusan akte catatan sipil
untuk penduduk beragama Kristen saja, sedangkan untuk penduduk beragama
islam dicatat alam departemen agama. Pada akhir tahun 2015 angka capaian untuk
indikator ini sebesar 173,57 % melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 70%.
Sebenarnya angka ini belum mewakili indikator sebenarnya karena
memprioritaskan agama tertentu saja. Kedepan pihak Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil akan berkoordinasi dengan pihak departemen agama untuk
memperjelas indikator ini sehingga diperoleh data pasangan nikah yang mewakili
keseluruhan agama dan angka yang diperoleh dapat diinterprestasikan secara jelas
dan dapat dipertanggungjawabkan.
5.1.4. Sasaran Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
1. Perbandingan antara target dengan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Keputusan DPRD yang
ditindaklanjuti oleh Pemda % 85 100 117,65
2 Pejabat yang telah memenuhi
persyaratan kepangkatan % 68,30 100 146,41
3 Prosentase izin terbit sesuai
standar % 56,25 84,43 150,10
4 Tingkat penerapan
pengelolaan arsip secara baku % 14 36 257,14
5 Prosentase lahan bersertifikat % 14 12,98 92,71
1) Capaian indikator keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda pada Tahun
2015 sebesar 117,65% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 85% dengan
angka realisasi sebesar 100%. Hal ini menunjukkan capaian yang sangat baik
karena sudah melampaui target yang ditetapkan oleh RPJM.
2) Capaian indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan tahun
2015 sebesar 146,41% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 68,30% dengan
angka realisasi sebesar 100%. Capaian indikator tersebut melebihi target yang
sudah di tetapkan.
3) Capaian indikator persentase izin terbit sesuai standar pada tahun 2015 sebesar
150,10% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan angka realisasi
sebesar 84,43%. Capaian Indikator tersebut melebihi target yang sudah ditetapkan.
Atau sudah sangat baik. Angka realisasi Indikator Persentase izin terbit sesuai
standar pada tahun 2015 sebesar 84,43 % merupakan perbandingan jumlah produk
perizinan dan non perizinan sesuai standar waktu sebanyak dengan jumlah
produk perizinan dan non perizinan yang diterbitkan.
4) Capaian indikator pengelolaan arsip secara baku pada tahun 2015 sebesar
257,14% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 14% dengan angka realisasi
sebesar 36%. Capaian indikator tersebut belum mencapai target, hal ini di
sebabkan karena meningkatnya kesadaran akan pentingnya arsip.
5) Capaian indikator persentase lahan bersertifikat pada tahun 2015 sebesar 92,71%
dari target yang sudah ditetapkan sebesar 14% dengan angka realisasi sebesar
12,98%. Capaian indikator tersebut masih di bawah target yang ditetapkan, namun
angka tersebut sudah sangat baik dan hampir mendekati 100%. adapun luas lahan
bersertifikat di Kabupaten Musi Banyuasin sampai dengan 2015 sebanyak
70,62,110 ², sedangkan luas lahan yang seharusnya bersertifikat di Kabupaten
Musi Banyuasin sebanyak 120.62,110 m².
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun
2013, dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja (%)
Target
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1
Keputusan
DPRD yang
ditindaklanjuti
oleh Pemda
% 60
60
60
85
57,8
9
96,4
8
29
100
96,4
8
160
,80
48,3
3
117
,65
2
Pejabat yang
telah
memenuhi
persyaratan
kepangkatan
%
64,4
6,6
7
65,5
0
67,2
0
68,3
0
64,4
6,6
7
100
100
100
100
152
,67
148
,81
146
,41
3
Prosentase izin
terbit sesuai
standar
%
37,5
0
43,7
5
50,0
0
56,2
5
99,6
2,1
1
100
86,9
0
84,4
3
265
,65
228
,57
173
,8
150
,10
4
Tingkat
penerapan
pengelolaan
arsip secara
baku
% 7
10
12
14
12,5
12,5
7
36
178
,57
125
58,3
3
257
,14
5
Prosentase
lahan
bersertifikat
% 8
10
12
14
6,7
18,9
0
10,9
9
12,9
8
83,7
5
189
91,5
92,7
1
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun
2015, 2014, 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 5 (Lima) indikator sasaran yang
ditetapkan terdapat 3 indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka
realisasi dan capaian kinerjanya yaitu indikator “Keputusan DPRD yang ditindak lanjuti
oleh Pemda”, Indikator “Tingkat Penerapan Pengelolaan Arsip secara Baku” dan
Indikator “Prosentase Lahan Bersertifikat”. Sedangkan Pada indikator Pejabat yang
telah memenuhi persyaratan kepangkatan dan Indikator “Prosentase Izin Terbit Sesuai
Standar” tidak banyak mengalami perubahan di tahun 2015 pada angka realisasi dan
capaian kinerjanya namun cenderung mengalami sedikit penurunan dibanding tahun-
tahun sebelumnya.
Analisa perbandingan angka realisasi dan capaian kinerja setiap indikatornya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda, mengalami tren
fluktuatif, pada tahun 2012 angka realisasi sebesar 57,89 %, di tahun 2013 angka
realisasi sebesar 96,48%, kemudian turun menjadi 29%. pada tahun 2014 dan pada
tahun 2015 mengalami naik menjadi 100%. Untuk angka capaian kinerjanya
mengalami tren peningkatan pada tahun 2013 capaian sebesar 160,80% kemudian
turun menjadi 48,33% pada tahun 2014. Akan tetapi pada tahun 2015 telah
mengalami peningkatan sebesar 117,65%. Realisasi dan capaian kinerja tersebut
mengalami peningkatan dikarenakan dari 5 jumlah keputusan yang dihasilkan oleh
DPRD, semuanya semuanya berhasil ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin.
2) Indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan mengalami tren
yang sedikit menurun. Pada Tahun 2012 angka realisasi sebesar 64,46,67, tetapi
pada tahun 2013, 2014 dan 2015 angka realisasi tidak mengalami perubahan atau
tetap (konstan) yaitu sebesar 100%. Untuk angka capaian kinerjanya mengalami
tren yang sedikit menurun pada tahun 2012 capaian indikator sebesar 100 %,
kemudian di tahun 2013 capaian naik sebesar 152,67% kemudian turun menjadi
148,81% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 sedikit mengalami penurunan lagi
yaitu sebesar 146,41%.
3) Indikator prosentase izin terbit sesuai standar mengalami penurunan, pada tahun
2012 angka realisasinya sebesar 99,62,11, tahun 2013 angka realisasi sebesar
100% kemudian meningkat menjadi 86,90% pada tahun 2014 namun pada tahun
2015 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 84,43%. Demikian juga untuk
angka capaian kinerjanya mengalami tren penurunan dari 265,65% di tahun 2012,
menjadi sebesar 228,57% di tahun 2013, kemudian turun menjadi 173,8% pada
tahun 2014 dan pada tahun 2015 telah kembali mengalami penurunan sebesar
150,10%. Hal ini dikarenakan banyaknya izin terbit yang tidak sesuai standar dan
belum memenuhi persyaratan yang ada.
4) Indikator tingkat penerapan pengelolaan arsip secara baku menunjukkan tren yang
fluktuatif, namun di tahun 2015 mengalami perkembangan yang cukup baik. pada
tahun 2012 dan 2013 angka realisasi sebesar 12,5% kemudian pada tahun 2014
turun menjadi 7% akan tetapi pada tahun 2015 mengalami tren peningkatan yang
cukup signifikan yaitu 36%. untuk angka capaian kinerjanya mengalami tren
peningkatan pada tahun 2012 nilai capaian sebsar 178,57%, di tahun 2013 capaian
turun menjadi 125% kemudian kembali mengalami penurunan menjadi 58,33% pada
tahun 2014 namun di tahun 2015 mengalami peningkatan yang sangat pesat
menjadi sebesar 257,14%. Hal ini disebabkan tingginya tingkat kesadaran
masyarakat dan pemerintah dKabupaten Musi Banyuasian akan pentingnya arsip
sesuai dengan semboyan “Arsip Hilang Aset Melayang”.
5) Indikator prosentase lahan bersertifikat mengalami tren yang fluktuatif. Pada tahun
2012 angka realisasinya sebesar 6,7%. Tahun 2013 angka realisasi meningkat
menjadi sebesar 18,90% kemudian turun menjadi 10,99% pada tahun 2014 dan
pada tahun 2015 kembali mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 12,98%.
untuk angka capaian kinerjanya mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 sebesar
83,75%, tahun 2013 capaian sebesar 189% kemudian mengalami penurunan
menjadi 91,58% pada tahun 2014 turun menjadi 91, 5%, kemudian terjadi sedikit
peningkatan di tahun 2015 92,71%.
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan
rencana RPJMD
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Rencana sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
1 Keputusan DPRD yang
ditindaklanjuti oleh Pemda % 100 90 111,11
2 Pejabat yang telah memenuhi
persyaratan kepangkatan % 100 70,23 142,39
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Rencana sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
% Capaian
3 Prosentase izin terbit sesuai
standar % 84,43 68,75 122,81
4 Tingkat penerapan
pengelolaan arsip secara baku % 36 20 180
5 Prosentase lahan bersertifikat
% 12,98 18 72,11
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif yaitu keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh
Pemda 111,11 %, indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan
142,39%, prosentase izin terbit sesuai standar sebesar 122,81% dan indikator tingkat
penerapan pengelolaan arsip secara baku 180%, dan dan indikator prosentase lahan
bersertifikat sebesar 72,11% berada dalam kategori baik sekali karena sudah
mendekati bahkan ada yang melampaui target RPJMD.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai
angka 100% atau lebi.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 5 (lima) indikator sasaran yang digunakan tersebut, terdapat 1 (satu)
indikator yeng menggunakan standar nasional (SPM), dimana tidak ada perbedaan
antara target RPJMD dan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan
serta alternative solusi yang telah dilakukan
1) Dari Capaian indikator keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda pada
Tahun 2015 sebesar 100%. Capaian indikator tersebut melampaui target
RPJMD,Hal ini dikarenakan dari 5 keputusan DPRD yang ada, semuanya dapat
ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dengan baik. Capaian kinerja terhadap
keputusan yang ditindaklanjuti pada tahun 2015 dengan target 5 keputusan dan
terealisasi 5 keputusan atau 100% yaitu : 1) Keputusan No.27/KEP/DPRD/2015
tanggal 4 Agustus 2015, tentang Rekomendasi atas Laporan LKPJ Tahun Anggaran
2015. 2) Keputusan No.32/KEP/DPRD/2015 tanggal 28 Agustus 2015, tentang
Pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2014, 3) Keputusan
No.34/KEP/DPRD/2015 tanggal 10 September 2015, Penyempurnaan dan
Penyesuaian terhadap Raperda Kabupaten Musi Banyuasin tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan
Perbup Musi Banyuasin tentang Penjabaran pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD Tahun Anggaran 2014, 4) Keputusan No.35.b/KEP/DPRD/2015 tanggal 5
November 2015 tentang Laporan Hasil resesDPRD Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Anggaran 2015, dan 5) Keputusan No. 44/ KEP/DPRD/2015 tanggal 25
November 2015, tentang penetapan Program Pembentukan peraturan Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.
2) Capaian indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan tahun
2015 sebesar 100%. Capaian indikator tersebut telah melebihi target, hal ini
disebabkan pejabat yang menduduki jabatan memang pejabat yang sudah
memenuhi persyaratan kepangkatan sesuai tingkat eselon dengan persyaratan yang
telah ditentukan.
3) Capaian indikator persentase izin terbit sesuai standar pada tahun 2015 sebesar
150,10%. Capaian Indikator tersebut sudah hampir mendekati target, dan sudah
baik karena berada diatas target RPJMD, hal ini disebabkan pada tahun 2015
terdapat program peningkatan kualitas dan produktifitas pelayanan perizinan dan
non perizinan kegiatan optimalisasi pelayanan perizinan dan non perizinan. Angka
realisasi indikator persentase izin terbit sesuai standar pada tahun 2015 sebesar
84,43 % merupakan perbandingan jumlah produk perizinan dan non perizinan
sesuai standar waktu dengan jumlah produk perizinan dan non perizinan yang
diterbitkan.
4) Capaian indikator pengelolaan arsip secara baku pada tahun 2015 sebesar 180%.
Capaian indikator tersebut sudah melebihi target ditetapkan dan jika dibandingkan
dengan tahun 2014 yang hanya sebesar 31%. Indikator ini mengalami peningkatan
yang sangat signifikan, hal ini di sebabkan karena meningkatnya kesadaran
masyarakat dan pemerintah akan pentingnya arsip.
5) Capaian indikator persentase lahan bersertifikat pada tahun 2015 sebesar 92,71%.
Capaian indikator tersebut hampir mendekati target dan diharapkan akan
mengalami peningkatan hingga mencapai 100%. Masih adanya lahan yang belum
bersertifikat disebabkan karena masih menunggu proses pembuatan sertifikat di
Kantor Pertanahan Kabupaten Musi Banyuasin. Angka realisasi indikator persentase
lahan bersertifikat sebesar 12,98%. Luas lahan bersertifikat di Kabupaten Musi
Banyuasin sampai dengan 2015 sebanyak 70,62,110 m² sedangkan luas lahan
yang seharusnya bersertifikat di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 120.62,110
m².
Tujuan 5.2. Mewujudkan Iklim Pembangunan Yang Kondusif
Tujuan mewujudkan iklim pembangunan yang kondusif didukung oleh 2 (dua)
sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung
tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
5.2.1. Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
1. Perbandingan antara terget dengan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Keselarasan program nasional dengan RPJMD
% 84 80 95,24
2 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
% 99 90 90,91
3 Tingkat pemenuhan dokumen perencanaan
% 100 100 100
4 Tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah
% 100 100 100
1. Capaian indikator keselarasan program nasional dengan RPJMD tahun 2015
sebesar 95,24% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 84% dengan angka
realisasi sebesar 80%. Dengan demikian capaian indikator tersebut dapat dikatakan
dalam kategori sangat baik.
2. Indikator penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD dengan target tahun 2015
sebesar 99%, dengan angka realisasi sebesar 90% pencapaian indikator tahun
2014 ini sebesar 90,91%, dengan demikian capaian indikator tersebut dapat
dikatakan dalam kategori sangat baik.
3. Capaian indikator persentase dokumen perencanaan umum daerah yang ada
sebesar 100% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan angka
realisasi 100% atau hampir mencapai target. Dengan demikian capaian indikator
tersebut sudah dapat dikatakan dalam kategori sangat baik.
4. Capaian indikator persentase / jumlah dokumen data dan statistik daerah yang
dihasilkan tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah sebesar 100% dari target
yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan angka realisasi sebesar 100% atau
telah mencapai target, dengan demikian capaian indikator tersebut dapat dikatakan
dalam kategori sangat baik.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun
2013 dan tahun 2012
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%) 2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1
Keselarasan program nasional dengan RPJMD
% 75
78
81
84
100
128
,21
78
80
133
,33
100
96,3
0
95,2
4
2
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
% 98
98
99
99
63,6
4
92
85
90
64,9
4
93,8
8
85,8
6
90,9
1
3
Tingkat pemenuhan dokumen perencanaan
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
4
Tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja pada tahun 2015,
tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012. Bahwa dari 4 indikator sasaran yang
ditetapkan terdapat semuanya menunjukkan nilai yang positif. Analisa perbandingan
realisasi dan capaian kinerja setiap indikator dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator keselarasan program nasional dengan RPJMD, mengalami tren fluktuatif
pada tahun 2012 realisasi sebesar 100% kemudian ditahun 2013 mengalami
peningkatan realisasi sebesar 128,21% kemudian Turun menjadi 78% pada tahun
2014 tetapi pada tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi sebesar 80%.
Demikian juga untuk angka capaian kinerja mengalami tren penurunan pada tahun
2013 capaian sebesar 100% kemudian capaian menurun menjadi 96,30% pada
tahun 2014 dan pada tahun 2015 kembali mengalami kenaikan capaian sebesar
95,24%.
2) Indikator Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD fluktuatif pada tahun 2012
realisasinya hanya sebesar 63,64, namun terjadi peningkatan yang cukup signifikan
di tahun 2013 realisasinya menjadi sebesar 92% kemudian sedikit turun menjadi
85% pada tahun 2014 tetapi pada tahun 2015 kembali mengalami sedikit
peningkatan angka realisasi sebesar 90%. Untuk angka capaian kinerja juga
mengalami tren fluktuatif pada tahun 2013 capaian sebesar 93,88% kemudian
capaian turun menjadi 85,86% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 mengalami
peningkatan capaian sebesar 90,91%.
3) Indikator tingkat pemenuhan dokumen perencanaan, selama periode tahun 2012-
2015, tidak mengalami perubahan atau konstan yaitu sebesar 100%.
4) Indikator tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah, pada tahun 2012, 2013,
2014, dan tahun 2015 baik target, realisasi maupun capaian sebesar 100%,
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan
rencana RPJMD
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Rencana sesuai dengan RPJMD Tahun
2017
% Capaian
1 Keselarasan program nasional dengan RPJMD
% 80 90 88,89
2 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
% 90 100 90
3 Tingkat pemenuhan dokumen perencanaan
% 100 100 100
4 Tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah
% 100 100 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan masing-masing indikator yaitu
88,89%, 90%, 100% dan 100% yaitu dengan rata-rata di atas 80%. Capaian kinerja ini
merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan
direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100%.
4. Perbandingan realisasi kinerja Tahun 2014 dengan standar nasional
Dari 4 (empat) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar
nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan
standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan
serta alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Capaian indikator keselarasan program nasional dengan RPJMD tahun 2015
sebesar 88,88% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 90% dengan angka
realisasi sebesar 80%. Berikut jumlah program RPJMD tahun 2015 sebanyak 11
program yaitu : (1) Reformasi birokrasi dan tata kelola (2) Pendidikan (3) Kesehatan
(4) Penanggulangan kemiskinan (5) Ketahanan pangan (6) Infrastruktur (7) Iklim
investasi dan iklim usaha (8) Energi (9) Lingkungan hidup dan pengelolaan
rencana (10) Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik (11)
Kebudayaan, kreatifitas dan inovasi teknologi sedangkan jumlah program nasional
tahun 2012 sebanyak 11 program atau sama dengan program yang ada di RPJMD.
2) Indikator penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD dengan target tahun 2015
sebesar 100%, angka realisasi 90% sedangkan target di renstra sebesar 92%,
sedangkan target RPJM sebesar 99% maka pencapaian indikator tahun 2015 ini
sebesar 90,91%. Ini menunjukkan antara target dan hasil yang dicapai sudah
sesuai dan diharapkan akan terus mengalami peningkatan hingga 100% ditahun
2017 nanti.
3) Capaian indikator persentase dokumen perencanaan umum daerah yang ada
sebesar 100% dari target RPJM yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan
angka realisasi 100% atau sudah mencapai target dan diharapkan pada akhir tahun
RPJMD target tersebut bisa mencapai 100%. Hal ini disebabkan Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin telah menyediakan dokumen perencanaan sesuai
dengan ketentuan seharusnya yaitu RPJMD 2012-2017, IKU, IKU-PPAS,Renstra,
Renja dan TAPKIN ( Penetapan Kinerja) tahun 2015.
4) Capaian indikator persentase / jumlah dokumen data dan statistik daerah yang
dihasilkan tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah sebesar 100% dari target
yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan angka realisasi sebesar 100% atau
telah mencapai target. Adapun jumlah dokumen statistic yang tersedia yaitu (1)
Dokumen PDRB 2011-2015 (2) Dokumen Muba Dalam Angka (3) Kecamatan
Dalam Angka, (4) Buku Standarisasi Satuan Harga Bahan dan Upah Kabupaten
Musi Banyuasin, (5) Survey Sosial Ekonomi Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2015, (5) Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah dan (6) Pengelolaan data
dan informasi \Pembangunan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin. Optimalisi data
dan informasi yang akurat sesuai dengan kondisi yang ada sangat dituhkan oleh
setiap pemangku kepentingan, oleh karena itu, data/informasi tersebut hendaknya
dimanfaatkan sebagai acuan dalam mennentukan langkah strategis bagi
pembangunan, baik pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Jumlah dokumen –
dokumen tersebut merupakan dokumen yang harus tersedia pada Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin (Bappeda bekerja bekerja sama dengan BPS dalam
pemenuhan dokumen statistic)
Data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan survey oleh pihak BPS setelah hasil
survey diperoleh pihak BPS menyampaikan seluruh hasil data survey tersebut ke
kantor Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin. Bappeda Kab. Muba kemudian
membuat dokumen berupa buku katalog seperti buku PDRB dan buku Muba dalam
Angka untuk dibagikan ke SKPD-SKPD yang memerlukan.
5.2.2. Sasaran Meningkatnya Wawasan Kebangsaan dan Politik
Masyarakat
1. Perbandingan antara terget dengan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1 Penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten
% 95 100 105,26
Nama Indikator Satuan Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
2 Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Orang 7-8 5-6 75
3 Rasio Pos Siskamling per Jumlah Desa/Kelurahan
% 74 81,2 109,73
4 Jumlah Linmas per 10.000 penduduk
Orang 2 23.83 1.191,5
1) Capaian indikator penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan) di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 105,26%. Di dapat dari hasil
perhitungan jumlah pelanggaran dan tingkat penyelesaian pelanggaran angka
realisasi indikator penyelesaian pelanggaran K3 di Kabupaten Musi Banyuasin
selama Tahun 2015 terealisasi 100% sedangkan target indikator penyelesaian
pelanggaran K3 95%.
2) Capaian indikator jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk pada tahun
2015 sebesar 75% dari perbandingan target 7-8 orang personil per 10.000
penduduk (100%) terealisasi 5-6 orang personil per 10.000 penduduk (75%)
berdasarkan perhitungan dari jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Musi Banyuasin per 31 Desember 2015 sebanyak 46,675 orang
3) Capaian indikator pada rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan pada tahun
2015 dapat dikatakan cukup baik, dengan angka sebesar 74% rencana dan 81,25%
realisasi dengan persentase capaian sebesar 109,8 %. Hal ini menunjukkan adanya
perbaikan dibidang keamanan dibanding tahun sebelumnya.
4) Capaian indikator jumlah linmas per 10.000 penduduk pada tahun 2015 sebesar
1.191,5% dari target yang ditetapkan sebesar 2. Hal ini Disebabkan meningkatnya
jumlah linmas di tahun 2015 yaitu sebesar 1.860 orang di tahun 2015.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun
2013 dan tahun 2012.
Nama Indikator Satuan
Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
1
Penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten
%
95
95
95
95
91,1
8
95
100
100
95,9
8
100
105
105
,26
2
Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Ora
ng
7-8
7-8
7-8
7-8
7-8
7-8
5-6
5-6
100
100
75
75
3
Rasio Pos Siskamling per Jumlah Desa/Kelurahan
% 50
58
66
74
58
- -
81,2
5
66
- -
109
,73
4 Jumlah Linmas per 10.000 penduduk
Orang 2
2
2
2
4
38
31,5
1
23,8
3
200
7-8
1.5
75
,5
1.1
91
,5
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh
gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja pada tahun 2015,
2014 dan 2013. Bahwa 2 indikator sasaran yang ditetapkan yaitu indikator penyelesaian
pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kabupaten Musi Banyuasin,
dan indikator jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk tidak mengalami
perubahan (konstan) sedangkan 2 indikator lainnya yaitu indikator rasio pos siskamling
per jumlah desa/kelurahan, dan indikator. jumlah linmas per 10.000 penduduk
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Analisa perbandingan realisasi dan
capaian kinerja setiap indikator dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Capaian Indikator penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman,
keindahan) di Kabupaten Musi Banyuasin mengalami tren peningkatan dari tahun-
ketahun. Pada tahun 2012 realiasinya sebesar 91,18%, Tahun 2013 95%, kemudian
ditahun 2014 dan 2015 realisasinya sama yaitu mengalami kenaikan sebesar 100%.
Begitu juga pada angka capaian sebesar terus mengalami peningkatan dari 95,98%
di tahun 2012, menjadi 100% di tahun 2013 kemudian kembali mengalami kenaikan
sebesar 105%, dan di tahun 2015 menjadi sebesar 105,26%.
2) Indikator jumlah polisi pamong praja per 10.000, mengalami tren yang sedikit
menurun, pada tahun 2012 dan 2013 realisasinya sebesar 7-8 orang dan pada
tahun 2014 juga tetap 7-8 tetapi pada tahun 2015 mengalami tren penurunan pada
angka realisasi sebesar 5-6%. Begitu juga pada angka capaian kinerja di turun dari
100% di Tahun 2012 dan 2015 menjadi sebesar 75% ditahun 2014 dan 2015.
3) Indikator pada rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan pada tahun 2012,
2013 dan 2014 terdapat target sebesar 50,58, dan 66% tetapi target tersebut tidak
dapat terealisasi ditahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan
target sebesar 74% dengan realisasi sebesar 81,25% sehingga menghasilkan
capaian kinerja sebesar 23,83%. Pada tahun 2014 tidak terdapat anggaran
sehingga kegiatan tidak dapat terlaksanakan. Namun di tahun 2015 berdasarkan
data dari instansi vertikal (Kepolisian) dari 240 Desa yang ada Di Kabupaten Musi
Banyuasin terdapat 195 Pos Kamling. Dengan target sebesar 74% dan Realisasi
sebesar 81,2% maka capaian yang didapat cukup memuaskan yaitu sebesar
109,73%.
4) Indikator jumlah linmas per 10.000 penduduk, mengalami tren yang berfluktuafif
setiap tahunnya. Pada tahun 2012-2015 ditargetkan sebesar 2 orang, namun
realisasi pada tahun 2012 sebesar 4 orang kemudian naik menjadi 38 orang di
tahun 2013, dan tahun 2014 turun sebesar 31,51 orang dan pada tahun 2015
kembali turun dengan realisasi sebesar 23,83%. Untuk angka capaian kinerja
mengalami tren penurunan pada tahun 2014 capaian sebesar 1.575,5%, kemudian
capaian turun menjadi 1.191,5% pada tahun 2015.
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan
rencana RPJMD
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun
2015
Rencana sesuai dengan RPJMD Tahun
2017
% Capaian
1 Penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten
% 100 95 105,26
2 Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Orang 5-6 7-8 75
3 Rasio Pos Siskamling per jumlah penduduk % 81,25 90 90,22
4 Jumlah Linmas per 10.000 penduduk Orang 23,83 2 1.191,5
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 105%, 75%, 90,22%,
1.191,5%, dengan kategori baik.
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk
mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai
angka 100% atau lebih dan jika dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2015 mengalami
peningkatan persentase.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional
(SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar
nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan
serta alternative solusi yang telah dilakukan
Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
1) Capaian indikator penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan) di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 105,26%. Pada indikator
Penyelesaian Pelanggaran K3 di Kabupaten Musi Banyuasin mengalami
peningkatan di tahun 2015 ini Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Musi
Banyuasin mampu menyelesaikan pelanggaran K3 105% dari pelanggaran K3 yang
dilaporkan sebanyak 75 pelanggaran dan tingkat penyelesaian pelanggaran
sebanyak 75 pelanggaran, sedangkan target RPJMD 95% sehingga pada tahun
2015 ini indikator Penyelesaian Pelanggaran K3 di Kabupaten Musi Banyuasin
mampu melebihi target RPJMD yang telah ditetapkan, jika dibandingkan dengan
tahun awal periode RPJMD Faktor pendorong keberhasilan pencapaian adalah
dikarenakan tidak adanya penyelesaian pelanggaran K3 yang tertunda.
2) Indikator rasio jumlah Pol PP Per 10.000 Penduduk 75%. Indikator Rasio jumlah
Pol PP Per 10.000 Penduduk perbandingan antara capaian kinerja tahun 2015
dengan capaian kinerja tahun 2014 tidak mengalami perubahan dari capaian 75%.
Atau 5-6 personil per 10.000 penduduk. Hal ini di sebabkan pertumbuhan penduduk
yang sangat pesat di Kabupaten Musi Banyuasin, sedangkan jumlah personil
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Musi Banyuasin hanya berjumlah 46,675
orang pada tahun ini sehingga tidak mencapai target rencana akhir RPJMD, namun
jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Musi Banyuasin yang
sekarang sudah memenuhi standar jumlah personil untuk Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60
Tahun 2012 tentang Pedoman penetapan jumlah Satuan Polisi Pamong Praja.
3) Capaian indikator pada rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan tahun 2015
sebesar 81,25% dengan persentase capaian sebesar 90,28%. Hal ini menunjukkan
angka yang sangat baik karena hampir mendekati target pada akhir tahun
perencanaan RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 90%, salah satu faktor
penyebab keberhasilannya yaitu dari 14 kecamatan dan 240 desa yang ada di
Kabupaten Musi Banyuasin, terdapat 195 Pos kamling, Hanya 4 Kecamatan yang
belum memiliki poskamling yaitu : Kecamatan Babat Supat, Lalan, Tungkal Jaya
dan Lawang wetan.
4) Prosentase jumlah linmas per 10.000 penduduk desa pada tahun 2014 capaian
kinerja sebesar 1.575,5% sedangkan pada tahun 2015 capaian kinerja sebesar
1.191,5% telah mengalami tren penurunan. terjadinya penurunan tersebut
disebabkan adanya pengurangan jumlah TPS di Kabupaten Musi Banyuasin dan
dapat kami jelaskan juga bahwa sejak tahun 2014 LINMAS sudah berada di bawah
naungan Sat Pol PP Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan Perda Nomor 4
Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Musi Banyuasin. Berdasarkan data yang ada, Adapun jumlah seluruh satuan
perlindungan masyarakat (Satlinmas) yang tersebar di 240 Desa Kabupaten Musi
Banyuasin berjumlah 1.860 orang.
Tabel 3.3
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD
2017
CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6 7
1. Meningkatnya hasil produksi pertanian,perkebunan dan perikanan yang mendukung ketahanan pangan
1 Produktivitas padi pertahun ton/ha 4.73 4.50 105.11
2 Produktivitas jagung pertahun ton/ha 6.68 4.56 146.49
3 Penguatan cadangan pangan % per tahun
752.38 100.00 752.38
4 Skor pola pangan harapan (PPH) % 78.04 100.00 78.04
5 Produksi daging pertahun ton/ha 1,615.00 1,717.00 94.06
6 Produksi telur pertahun ton/ha 385.34 687.00 56.09
7 Produksi Perikanan pertahun ton/ha 17,842.00 17,62,115
.00 101.23
2. Berkembangnya koperasi,usaha kecil dan menengah
1 Koperasi aktif % 95.66 100.00 95.66
2 Jumlah usaha mikro dan kecil unit 13,556.00 1,487.00 911.63
3. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa
1 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang aktif
% 17.50 18.00 97.22
2 PKK aktif Klpk 72.00 85.00 84.71
4. Berkembangnya industri kecil dan menengah yang mendukung peningkatan nilai investasi daerah
1 Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah
% 5.71 15.77 36.21
2 Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah pertahun
% 3.02 5.1 59.22
3 Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah
% 3.68 4.40 83.64
5. Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
1 Unit usaha yang memiliki perizinan % 15.47 35.00 44.20
2 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
% 4.41 44.26 9.96
6. Meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja
1 Angka partisipasi angkatan kerja % 69.40 85.00 81.65
2 Pencari kerja yang ditempatkan % 90.76 50.00 292.52
3 Pengangguran terbuka % 3.98 14.59 27.28
4 Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis
% 96.36 32.00 301.13
7. Meningkatnya perlindungan budaya lokal
1 Jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif
klpk 5.00 10.00 50.00
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD
2017
CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6 7
8. Meningkatnya kualitas pariwisata daerah
1 Kunjungan wisatawan orang 13,525.00 5,000.00 270.50
9. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana jalan
1 Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik
% 42.46,67 55.00 77.22
2 Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk
Km 75.25 100.00 75.25
10. Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman
1 Persentase rumah layak huni % 84.32 90.00 93.69
2 Rumah tangga pengguna air bersih % 85.81 90.00 95.34
masyarakat
3 Persentase Penduduk berakses air minum
% 64.80 60.00 108.00
4 Rumah ber-IMB % 21.10 45.00 46.89
5 Persentase ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB
20.00 23.25 20.00 116.25
11 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan
1 Rasio Ijin trayek Pddk 0.000135 0.000140 96.43
2 Kepemilikan KIR angkutan umum unit 560.00 500.00 112.00
3 Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik
unit 1,208.00 1,100.00 109.82
12. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana komunikasi dan informatika
1 Jumlah jaringan telekomunikasi Titik 20.00 80.00 25.00
2 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
% 0.01 0.01 100.00
3 Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah
% 11.32 90.00 12.58
4 Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika
Kec 14.00 14.00 100.00
13. Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi
1 Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina
% 100.00 100.00 100.00
2 Jumlah transmigran yang terbina kk 430.00 150.00 286.67
14. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya energi dan mineral daerah
1 Desa mendapat aliran listrik ( rasio elektrifikasi)
% 98.30 100.00 98.30
2 Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan
% 100.00 100.00 100.00
3 Persentase penambangan liar yang ditertibkan
% 60.00 75.00 80.00
15. Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup
1
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air.
% 86.95 95.00 91.53
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD
2017
CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6 7
2
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara.
% 86.95 95.00 91.53
3
Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti.
% 55.00 100.00 55.00
16. Meningkatnya perlindungan kawasan hutan
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis % 26.46,67 25.00 105.88
2 Kerusakan Kawasan Hutan % 13.74 25.00 54.96
17. Meningkatnya mutu pendidikan masyarakat 1
Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km
% 100.00 100.00 100.00
2
Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km
% 100.00 100.00 100.00
3 Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang
% 92.00 85.00 108.24
4 Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel)nya tidak melebihi 36 orang
% 97.00 90.00 107.78
5 Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
% 92.00 35.00 262.86
6
Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
% 96.00 75.00 128.00
7
Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya
% 65.00 60.00 108.33
8 Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik
% 100.00 98.00 102.04
9 Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV
% 85.00 100.00 85.00
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD
2017
CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6 7
10 Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV
% 99.00 75.00 132.00
11 Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 68.00 50.00 136.00
12 Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
% 77.00 35.00 220.00
13 Jumlah Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 94.00 50.00 188.00
14 Jumlah Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 98.00 80.00 122.50
15
Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
% 96.00 50.00 192.00
16 Rasio pengunjung perpustakaan orang 29,814.00 15,242.00 195.60
18. Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil % 92.55 95.00 97.42
2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
% 90.34 92.00 98.20
3 Cakupan pelayanan nifas % 86.46 90.00 96.07
4 Cakupan kunjungan bayi % 97.56 90.00 108.40
5 Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal child Immunization)
% 91.56 100.00 91.56
6 Cakupan pelayanan anak balita % 85.33 70.00 121.90
7 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin
% 69.73 100.00 69.73
8 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100.00 100.00 100.00
9 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/setingkat
% 82.59 80.00 103.24
10
Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
Per 100.000 Pddk
1.60 1.50 106.67
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD
2017
CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6 7
11 Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD yang ditangani
% 100.00 100.00 100.00
12 Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit diare
% 60.88 100.00 60.88
13
Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB dan yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
% 100.00 100.00 100.00
14 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)
% 40.00 40.00 100.00
19. Meningkatnya kualitas keluarga kecil sejahtera
1 Cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif
% 77.04 99.15 77.70
20. Meningkatnya peran serta pemuda dan prestasi olah raga
1 Lapangan olahraga per 1.000 penduduk
unit 2.00 25.00 8.00
21. Meningkatnya perlindungan sosial kepada masyarakat
1 Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
% 9.77 2.71 360.52
2
Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya
% 10.34 9.00 114.89
3 Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat
% 100.00 100.00 100.00
4
Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
% 100.00 100.00 100.00
22. Meningkatnya perlindungan pada perempuan dan anak
1 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
% 7.04 7.45 94.50
2 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
% 49.52 38.25 129.46
23. Terwujudnya masyarakat maju yang berakhlak mulia
1 Rasio tempat ibadah dengan penganutnya (per 1.000 orang)
Unit 1,352.00 1,067.00 126.71
24. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
1 Peningkatan pendapatan asli daerah
% 4.94 25.00 19.76
2 SKPD pencatatan asetnya tertib % 100.00 100.00 100.00
3 SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP
% 100.00 100.00 100.00
25. Meningkatnya kualitas pengawasan
1 Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti % 92.00 95.00 96.84
2 Temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklanjuti
% 70.00 95.00 73.68
3 SKPD yang meningkat kinerja LAKIP-nya
% 35.00 75.00 46.67
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD
2017
CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6 7
26. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
1 Jumlah penduduk ber-KTP % 59.00 95.00 62,11.11
2 Bayi berakte kelahiran % 50.60 75.00 67.47
3 Kepemilikan Akta kelahiran per 1.000 penduduk
% 954.60 190.00 502.42
4 Persentase pasangan berakte nikah % 121.50 75.00 162,11.00
27. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
1 Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda
% 100.00 90.00 111.11
2 Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan
% 100.00 70.23 142.39
3 Persentase izin terbit sesuai standar % 84.43 68.75 122.81
4 Tingkat penerapan Pengelolaan arsip secara baku
% 36.00 20.00 180.00
5 Persentase lahan bersertifikat % 12.98 18.00 72.11
28. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
1 Keselarasan program nasional dengan RPJMD
% 80.00 90.00 88.89
2 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
% 90.00 100.00 90.00
3 Tingkat pemenuhan dokumen perencanaan
% 100.00 100.00 100.00
4 Tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah
% 100.00 100.00 100.00
29. Meningkatnya wawasan kebangsaan dan politik masyarakat
1 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten
% 100.00 95.00 105.26
2 jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
orang 5-6 7-8 75.00
3 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
% 81.20 90.00 90.22
4 Jumlah Linmas per 10.000 penduduk
orang 23.83 2.00 1,191.50
Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Dari Tabel 3.4 Akuntabilitas Keuangan tahun 2015, pencapaian sasaran jika
dibandingkan dengan realisasi keuangan menunjukkan bahwa dari 29 (dua puluh
sembilan) sasaran dan 139 (seratus tiga puluh sembilan) program terdapat 18 (delapan
belas) sasaran yang dilaksanakan dengan 102 (seratus dua) program telah
dilaksanakan secara efektif dan efisien, dimana rata-rata capaian indikator kinerja lebih
tinggi dari persentase realisasi keuangan.
1. Meningkatnya hasil produksi pertanian, perkebunan dan perikanan yang
mendukung ketahanan pangan
Sasaran ini melalui 14 program dengan realisasi keuangan Rp. 30.326.251.003,00
dari anggaran Rp. 48.075.573.225,00 atau 84,45% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 15,55% dengan rata-rata capaian ini sebesar 193,46%
2. Berkembangnya koperasi, usaha kecil dan menengah
Sasaran ini melalui 0 program dengan realisasi keuangan Rp. 0,00 dari anggaran
Rp. 0,00 atau 0,00% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 100%
dengan rata-rata capaian ini sebesar 575,46%
3. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa
Sasaran ini melalui 3 Program dengan realisasi keuangan Rp. 9.318.378.700,00
dari anggaran Rp. 12.846.639.400,00 atau 79,52% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 20,48% dengan rata-rata capaian ini sebesar 97,08%
4. Meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja
Sasaran ini melalui 3 program dengan realisasi keuangan Rp. 1.081.932.800,00
dari anggaran Rp. 1.160.000.000,00 atau 95,45% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 4,55% dengan rata-rata capaian ini sebesar 199,75%
5. Meningkatnya kualitas pariwisata daerah
Sasaran ini melalui 2 program dengan realisasi keuangan Rp. 1.340.465.820,00
dari anggaran Rp. 1.665.000.000,00 atau 84,78% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 15,22% dengan rata-rata capaian ini sebesar 300,56%
6. Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman masyarakat
Sasaran ini melalui 7 program dengan realisasi keuangan Rp. 89.674.492.396,00
dari anggaran Rp. 129.290.000.000,00 atau 75,71% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 24,29% dengan rata-rata capaian ini sebesar 99,34%
7. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan
Sasaran ini melalui 4 program dengan realisasi keuangan Rp. 2.946.561.044,00 dari
anggaran Rp. 5.330.000.000,00 atau 62,58% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 37,42% dengan rata-rata capaian ini sebesar 117,49%
8. Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi
Sasaran ini melalui 1 program dengan realisasi keuangan Rp. 115.672.250,00 dari
anggaran Rp. 400.000.000,00 atau 28,92% sehingga terdapat efisiensi penggunaan
dana sebesar 71,08% dengan rata-rata capaian ini sebesar 193,33%
9. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya energi dan mineral daerah
Sasaran ini melalui 5 program dengan realisasi keuangan Rp. 43.754.108.566,00
dari anggaran Rp. 55.260.375.720,00 atau 70,00% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 30,00% dengan rata-rata capaian ini sebesar 96,41%
10. Meningkatnya mutu pendidikan masyarakat
Sasaran ini melalui 7 program dengan realisasi keuangan Rp. 69.314.579.371,00
dari anggaran Rp. 82.758.592.050,00 atau 72,70% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 27,30% dengan rata-rata capaian ini sebesar 173,65%
11. Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat
Sasaran ini melalui 13 program dengan realisasi keuangan Rp. 150.435.783.010,00
dari anggaran Rp. 178.328.313.532,00 atau 87,74% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 12,26% dengan rata-rata capaian ini sebesar 105,93%
12. Meningkatnya perlindungan sosial kepada masyarakat
Sasaran ini melalui 5 program dengan realisasi keuangan Rp. 3.844.229.485,00
dari anggaran Rp. 4.129.111.050,00 atau 91,85% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 8,15% dengan rata-rata capaian ini sebesar 176,56%
13. Meningkatnya perlindungan pada perempuan dan anak
Sasaran ini melalui 3 program dengan realisasi keuangan Rp. 1.245.448.100,00
dari anggaran Rp. 1.296.900.000,00 atau 96,36% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 3,64% dengan rata-rata capaian ini sebesar 127,07%
14. Terwujudnya masyarakat maju yang berakhlak mulia
Sasaran ini melalui 0 program dengan realisasi keuangan Rp. 0,00 dari anggaran
Rp 0,00 atau 0,00% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 100%
dengan rata-rata capaian ini sebesar 131,65%
15. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
Sasaran ini melalui 1 program dengan realisasi keuangan Rp. 2.441.004.616,00
dari anggaran Rp. 2.565.458.000,00 atau 95,15% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 4,85% dengan rata-rata capaian ini sebesar Rp.
205,99%
16. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
Sasaran ini melalui 17 program dengan realisasi keuangan Rp. 334.333.572.694,00
dari anggaran Rp. 391.034.646.714,33 atau 75,74% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 24,26% dengan rata-rata capaian ini sebesar 152,80%
17. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
Sasaran ini melalui 7 program dengan realisasi keuangan Rp. 4.558.473.928,00
dari anggaran Rp. 5.576.491.500,00 atau 75,25% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 24,75% dengan rata-rata capaian ini sebesar 96,54%
18. Meningkatnya wawasan kebangsaan dan politik masyarakat
Sasaran ini melalui 10 program dengan realisasi keuangan Rp. 5.912.739.509,00
dari anggaran Rp. 6.201.120.800,00 atau 96,21% sehingga terdapat efisiensi
penggunaan dana sebesar 3,79% dengan rata-rata capaian ini sebesar 370,37%
Analisis Program Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun Kegagalan
Pencapaian Pernyataan Penetapan Kinerja.
Berdasarkan pernyataan penetapan kinerja Kabupaten Musi Banyuasin tahun
2015, Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin telah berkomitmen untuk
mencapai 29 sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan dengan 139 program.
Penetapan kinerja tahun 2015 yang berhasil melebihi target sebanyak 82
(delapan puluh dua) indikator kinerja dari 108 (seratus delapan) Indikator kinerja. Dari
82 (delapan puluh dua) indikator yang melebihi target di dukung oleh 106 (seratus
enam) program. Program-program yang mendukung pencapaian penyataan penetapan
kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Indikator produktivitas pagi pertahun di dukung program peningkatan ketahanan
pangan
2. Indikator produktivitas jagung pertahun di dukung program peningkatan ketahanan
pangan
3. Indikator penguatan cadangan pangan di dukung program peningkatan
kesejahteraan petani dan program peningkatan pemasaran hasil produksi
pertanian/perkebunan
4. Indikator Produksi daging pertahun di dukung program pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak
5. Indikator produksi perikanan pertahun di dukung program pemberdayaan
masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan, program
pengembangan budidaya perikanan, program pengembangan kawasan budidaya
laut, air payau dan air tawar, program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan dan program pengembangan perikanan tangkap
6. Indikator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang aktif di dukung Program
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
7. Indikator PKK Aktif di dukung Program Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
membangun desa, dan program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
8. Indikator Pencari kerja yang ditempatkan di dukung Program peningkatan
kesempatan kerja
9. Indikator Pengangguran terbuka di dukung Program perlindungan dan
pengembangan lembaga ketenagakerjaan
10. Indikator Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis di dukung
Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
11. Indikator Kunjungan wisatawan di dukung Program Pengembangan Pemasaran
Pariwisata, dan Program pengembangan destinasi pariwisata
12. Indikator Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik di dukung Program
Pembangunan Jalan dan Jembatan, Program Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong, dan Program penanggulangan rutin jalan dan jembatan
13. Indikator Persentase rumah layak huni di dukung Program pengembangan
perumahan, dan program pengelolaan areal pemakaman
14. Indikator Rumah tangga pengguna air bersih di dukung Program pembangunan
infrastruktur perdesaan
15. Indikator Persentase penduduk berakses air minum di dukung Program
pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air
lainnya, dan Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
16. Indikator Persentase ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB di
dukung Program Perencanaan Tata Ruang
17. Indikator Rasio Ijin trayek di dukung Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
18. Indikator Kepemilikan KIR angkutan umum di dukung Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
19. Indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia di dukung Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, Program Pengendalian dan Pengamanan
Lalu Lintas
20. Indikator Rasio wartel/warnet terhadap penduduk di dukung Program pengkajian
dan penelitian bidang informasi dan komunikasi
21. Indikator Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika di dukung
Program pengembangan komunikasi informasi dan Media Massa
22. Indikator Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina di dukung Program
pengembangan wilayah Transmigrasi
23. Indikator Jumlah transmigran yang terbina di dukung Program pengembangan
wilayah Transmigrasi
24. Indikator Desa mendapat aliran listrik (rasio elektrifikasi) di dukung Program
Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
25. Indikator Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan di dukung
Program pembinaan dan pengembangan bidang minyak dan gas
26. Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air di dukung Program
pengembangan kinerja pengelolaan persampahan.
27. Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang
memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara di
dukung Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
28. Indikator Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di dukung Program Pemanfaatan
Potensi Sumber Daya Hutan
29. Indikator Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI
dalam jarak kurang dari 3 km di dukung Program Pendidikan Anak Usia Dini
30. Indikator Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs
dalam jarak kurang dari 6 km di dukung Program wajib belajar sembilan tahun
31. Indikator Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel)nya tidak melebihi
32 orang di dukung Program wajib belajar sembilan tahun
32. Indikator Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel)nya tidak
melebihi 36 orang di dukung Program Pendidikan Menengah
33. Indikator Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi,
dan papan tulis untuk setiap rombel di dukung Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan
34. Indikator Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas,
meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel di dukung Program Manajemen
Pelayanan Pendidikan
35. Indikator Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja
dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan
lainnya di dukung program Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Pendidik
36. Indikator Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik
di dukung program Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik
37. Indikator Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademik S1 atau D-IV di dukung program Program Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Pendidik
38. Indikator Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi
akademik S1 atau D-IV di dukung program Program Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Pendidik
39. Indikator Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik di dukung Program Pendidikan Non Formal
40. Indikator Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik di dukung Program Pendidikan Non Formal
41. Indikator Jumlah Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
telah bersertifikat pendidik di dukung Program Pendidikan Non Formal
42. Indikator Jumlah Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
telah bersertifikat pendidik di dukung Program Pendidikan Non Formal
43. Indikator Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik di dukung Program Pendidikan Non
Formal
44. Indikator Rasio pengunjung perpustakaan di dukung Program Pengembangan
Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
45. Indikator Cakupan Kunjungan Ibu Hamil di dukung Program peningkatan
keselamatan ibu melahirkan dan anak
46. Indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di dukung Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
47. Indikator cakupan pelayanan nifas di dukung Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
48. Indikator cakupan kunjungan bayi di dukung Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
49. Indikator Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal child Immunization) di dukung
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
50. Indikator Cakupan pelayanan anak balita di dukung Program Pengawasan Obat
dan Makanan
51. Indikator Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan di dukung Program Upaya
Kesehatan Masyarakat
52. Indikator Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/setingkat di dukung Program
Perbaikan Gizi Masyarakat
53. Indikator Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit acute flacid
paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun di dukung Program
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
54. Indikator Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD yang
ditangani Program pengadaan peningkatan sarana dan prasarana rs/rs jiwa/rs
paru-paru/rs mata
55. Indikator Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB dan yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 jam di dukung Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan
56. Indikator Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di dukung Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana
dan prasarana puskesmas dan jaringannya, program peningkatan mutu dan
pelayanan kesehatan, dan program pemeliharaan sarana dan prasarana rs/rs
jiwa/rs paru-paru/rs mata
57. Indikator Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan
kebutuhan dasar di dukung Program pelayanan dan rehabilitasi Kesos, program
pembinaan para penyandang cacat dan trauma, dan program pemberdayaan fakir
miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS) lainnya
58. Indikator Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui
KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya di dukung program pembinaan panti
asuhan/panti jompo
59. Indikator Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa
tanggap darurat di dukung Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan
sosial
60. Indikator Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan
sarana prasarana tanggap darurat lengkap di dukung Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
61. Indikator Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah di dukung Program
penguatan kelembagaan pengarusutamaan gendaer dan anak, dan Program
Peningkatan Kualitas Hidup dan perlindungan perempuan
62. Indikator Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari
tindakan kekerasan di dukung Program Peningkatan Peran serta dan kesetaraan
Gender dalam Pembangunan
63. Indikator SKPD pencatatan asetnya tertib di dukung Program Pengelolaan Aset
Daerah
64. Indikator SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP di dukung Program
peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
65. Indikator Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti di dukung Program peningkatan
sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
66. Indikator Kepemilikan akta kelahiran di dukung Program penataan administrasi
kependudukan
67. Indikator Persentase pasangan berakte nikah di dukung Program penataan
administrasi kependudukan
68. Indikator Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh pemda di dukung Program
peningkatan kapasitas lembaga perakilan rakyat daerah, Program peningkatan
sumberdaya aparatur, Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala
daerah/wakil kepala daerah, Program penataan peraturan perundang-undangan,
Program pembangunan dan kesra, dan Program peningkatan dan pengembangan
pengelolaan layanan pengadaan
69. Indikator Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan di dukung
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, Program peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur, Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur, Program pelayanan administrasi perkantoran, Program peningkatan
disiplin aparatur, Program peningkatan pelayanan kedinasan aparatur pemerintah
Kab. Muba, dan Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
70. Indikator Persentase izin terbit sesuai standar di dukung Program Peningkatan
kualitas dan produktifitas perizinan dan non perizinan
71. Indikator Tingkat penerapan pengelolaan arsip secara baku di dukung Program
peningkatan kualitas pelayanan informasi, dan Program pemeliharaan rutin/berkala
sarana dan prasarana kearsipan
72. Indikator Persentase lahan bersertifikat di dukung Program penyelesaian konflik-
konflik perbatasan
73. Indikator Keselarasan program nasional dengan RPJMD di dukung Program
kerjasama pembangunan
74. Indikator Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD di dukung Program
perencanaan pembangunan daerah
75. Indikator Tingkat pemenuhan dokumen perencanaan di dukung Program
perencanaan pembangunan ekonomi, Program perencanaan sosial budaya,
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam, dan Program
perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar
76. Indikator Tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah di dukung Program
Pengembangan data/informasi
77. Indikator Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman,
keindahan) di Kabupaten di dukung Program peningkatan keamanan dan
kenyamanan lingkungan, Program pencegahan dini dan penanggulangan korban
bencana alam, Program Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana, dan Program
Rehabilitasi dan Rekontruksi Pasca Bencana
78. Indikator Rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan di dukung Program
pengembangan wawasan kebangsaan
79. Indikator Jumlah Linmas per 10.000 penduduk di dukung Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan, Program pendidikan politik
masyarakat, Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran,
dan Program peningkatan sumber daya tanggap darurat bencana
B. Realisasi Anggaran
Jumlah Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten
Musi Banyuasin yang tercantum dalam APBD perubahan dan menjadi dasar
penyusunan akuntabilitas keuangan ini adalah :
1. Pendapatan, anggaran sebesar Rp. 2.506.193.141.320,85 dan realisasi sebesar
Rp. 2.034.400.920.861,62 yang terdiri dari :
- Pendapatan Asli Daerah, anggaran sebesar Rp. 209.791.395.154,85 dan
realisasi sebesar Rp. 181.795.020.760,14
- Dana Perimbangan, anggaran sebesar Rp. 2.159.347.948.566,00 dan realisasi
sebesar Rp. 1.724.095.099.866,00
- Lain-lain Pendapatan daerah yang sah, anggaran sebesar Rp.
137.053.797.600,00 dan realisasi sebesar Rp. 128.510.800.235,48
2. Belanja, anggaran sebesar Rp. 2.601.478.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp.
2.096.444.026.307,00 yang terdiri dari :
- Belanja Tidak Langsung, anggaran sebesar Rp. 1.183.852.193.048,67 dan
realisasi sebesar Rp. 1.027.810.261.260,00.
- Belanja Langsung, anggaran sebesar Rp. 1.417.625.806.951,33 dan realisasi
sebesar Rp. 1.068.633.765.047,00
3. Pembiayaan Netto, anggaran sebesar Rp. 95.284.858.679,15 dan realisasi sebesar
Rp. 92.427.934.464,15 yang terdiri dari :
- Penerimaan Daerah, anggaran sebesar Rp. 140.284.858.679,15dan realisasi
sebesar Rp. 127.427.934.464,15
- Pengeluaran Daerah, anggaran sebesar Rp. 45.000.000.000,00 dan realisasi
sebesar Rp. 35.000.000.000,00
- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA), anggaran sebesar Rp. 0,00 dan
realisasi sebesar Rp. 30.384.829.018,77
Sasaran-sasaran yang dicapai secara efektif dan efesien yaitu jika pencapaian
indikator sasaran mencapai target kinerja dengan capaian realisasi keuangan tidak
melebihi/kurang dari anggaran yang tersedia. Adapun pencapaian sasaran-sasaran
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Meningkatnya hasil produksi pertanian, perkebunan dan perikanan yang
mendukung ketahanan pangan
Rata-rata capaian ini sebesar 193,46% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 30.326.251.003,00
atau sebesar 84,45% dari anggaran Rp. 48.075.573.225,00
2) Berkembangnya koperasi, usaha kecil dan menengah
Rata-rata capaian ini sebesar 575,46% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 0,00 atau sebesar
0,00% dari anggaran Rp. 0,00
3) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa
Rata-rata capaian ini sebesar 97,08% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 9.318.378.700,00
atau sebesar 79,52% dari anggaran Rp. 12.846.639.400,00
4) Berkembangnya industri kecil dan menengah yang mendukung peningkatan nilai
investasi daerah
Rata-rata capaian ini sebesar 63,73% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk
mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 3.475.216.809,00 atau
sebesar 87,42% dari anggaran Rp. 3.830.791.600,00
5) Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
Rata-rata capaian ini sebesar 39,49% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 3.282.129.520,00
atau sebesar 96,50% dari anggaran Rp. 3.388.570.000,00
6) Meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja
Rata-rata capaian ini sebesar 199,75% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.081.932.800,00
atau sebesar 95,45% dari anggaran Rp. 1.160.000.000,00
7) Meningkatnya perlindungan budaya lokal
Rata-rata capaian ini sebesar 50% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk
mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.992.661.400,00 atau
sebesar 87,02% dari anggaran Rp. 2.290.000.000,00
8) Meningkatnya kualitas pariwisata daerah
Rata-rata capaian ini sebesar 300,56% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.340.465.820,00
atau sebesar 84,78% dari anggaran Rp. 1.665.000.000,00
9) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana jalan
Rata-rata capaian ini sebesar 88,18% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp.
228.790.995.322,00 atau sebesar 45,09% dari anggaran Rp. 385.108.701.600,00
10) Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman masyarakat
Rata-rata capaian ini sebesar 99,34% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 89.674.492.396,00
atau sebesar 75,71% dari anggaran Rp. 129.290.000.000,00
11) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan
Rata-rata capaian ini sebesar 117,49% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 2.946.561.044,00
atau sebesar 62,58% dari anggaran Rp. 5.330.000.000,00
12) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana komunikasi dan informatika
Rata-rata capaian ini sebesar 61,96% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 9.574.767.733,00
atau sebesar 84,10% dari anggaran Rp. 10.690.671.960,00
13) Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi
Rata-rata capaian ini sebesar 193,33% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 115.672.250,00
atau sebesar 28,92% dari anggaran Rp. 400.000.000,00
14) Meningkatnya pengelolaan sumberdaya energi dan mineral daerah
Rata-rata capaian ini sebesar 96,41% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 43.754.108.566,00
atau sebesar 70,00% dari anggaran Rp. 55.260.375.720,00
15) Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup
Rata-rata capaian ini sebesar 80,66% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 40.692.061.115,00
atau sebesar 73,32% dari anggaran Rp. 47.763.561.100,00
16) Meningkatnya perlindungan kawasan hutan
Rata-rata capaian ini sebesar 87,94% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 4.069.007.493,00
atau sebesar 64,63% dari anggaran Rp. 4.529.418.500,00
17) Meningkatnya mutu pendidikan masyarakat
Rata-rata capaian ini sebesar 173,65% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 69.314.579.371,00
atau sebesar 72,70% dari anggaran Rp. 82.758.592.050,00
18) Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat
Rata-rata capaian ini sebesar 105,93% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp.
150.435.783.010,00 atau sebesar 87,74% dari anggaran Rp. 178.328.313.532,00
19) Meningkatnya kualitas keluarga kecil sejahtera
Rata-rata capaian ini sebesar 81,86% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.508.466.000,00
atau sebesar 99,81% dari anggaran Rp. 1.513.027.000,00
20) Meningkatnya peran serta pemuda dan prestasi olahraga
Rata-rata capaian ini sebesar 9,52% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk
mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 12.309.270.800,00 atau
sebesar 74,91% dari anggaran Rp. 15.956.926.200,00
21) Meningkatnya perlindungan sosial kepada masyarakat
Rata-rata capaian ini sebesar 176,56% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 3.844.229.485,00
atau sebesar 91,85% dari anggaran Rp. 4.129.111.050,00
22) Meningkatnya perlindungan pada perempuan dan anak
Rata-rata capaian ini sebesar 127,07% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.245.448.100,00
atau sebesar 96,36% dari anggaran Rp. 1.296.900.000,00
23) Terwujudnya masyarakat maju dan berakhlak mulia
Rata-rata capaian ini sebesar 131,65% dengan program kegiatan yang belum
terlaksana di tahun 2015.
24) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Rata-rata capaian ini sebesar 73,70% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 7.688.008.646,00
atau sebesar 71,59% dari anggaran Rp. 11.272.294.000,00
25) Meningkatnya kualitas pengawasan
Rata-rata capaian ini sebesar 79,08% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk
mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 4.607.486.917,00 atau
sebesar 78,26% dari anggaran Rp. 5.363.623.000,00
26) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
Rata-rata capaian ini sebesar 205,99% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 2.441.004.616,00
atau sebesar 95,15% dari anggaran Rp. 2.565.458.000,00
27) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
Rata-rata capaian ini sebesar 152,80% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp.
334.333.572.694,00 atau sebesar 75,74% dari anggaran Rp. 391.034.646.714,33
28) Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan
Rata-rata capaian ini sebesar 96,54% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk
mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 4.558.473.928,00 atau
sebesar 75,25% dari anggaran Rp. 5.576.491.500,00
29) Meningkatnya wawasan kebangsaan dan politik masyarakat
Rata-rata capaian ini sebesar 370,37% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 5.912.739.509,00
atau sebesar 96,21% dari anggaran Rp. 6.201.120.800,00
Pencapaian sasaran jika dibandingkan dengan realisasi keuangan menunjukkan
bahwa dari 29 (dua puluh sembilan) sasaran dan 139 (seratus tiga puluh sembilan)
program terdapat 23 (dua puluh tiga) sasaran yang dilaksanakan dengan 124 (seratus
dua puluh empat) program telah dilaksanakan secara efektif dan efisien, dimana rata-
rata capaian indikator kinerja lebih tinggi dari persentase realisasi keuangan. Disamping
itu terdapat 14 (empat belas) program yang belum dilakukan mapping terhadap
pencapaian sasaran RPJMD 2012-2017.
Selain Program kegiatan yang di biayai dari dana APBD, terdapat program dan
kegiatan di beberapa urusan yang dananya bersumber dari APBN. Beberapa urusan itu
antara lain sebagai berikut :
1. Urusan Kesehatan
1.1. Program dan Kegiatan
a. Alokasi BOK Puskesmas
b. Koordinasi perencanaan BOK tingkat Kabupaten Musi Banyuasin
c. Pembinaan/Monev BOK Puskesmas
d. Pembinaan dan Penggerakan Manajemen BOK tingkat Kabupaten Musi
Banyuasin
e. Sosialisasi
1.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
Penerimaan dana tugas pembantuan yang diberikan kepada daerah
bersumber dari APBN 2015 dengan jumlah anggaran yang diterima sebesar
Rp. 3.518.293.000,-
1.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015, terealisasi
sebesar: Rp. 3.488.423.00,- atau sebesar 99,15%
2. Urusan PU – Cipta Karya dan Pengairan
2.1. Program dan Kegiatan
a. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman,
dengan nama kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan
Pelaksanaan Pengembangan Pemukiman.
b. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman,
dengan nama kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan
Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
2.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
a. Sumber dana Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur
Pemukiman (PPIP), dengan nama kegiatan Pembangunan Jalan Setapak,
Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman (PPIP) berasal
dari Rupiah Murni Rp. 450.000.000,-
b. Sumber dana Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur
Pemukiman, dengan nama kegiatan Pengaturan, Pembinaan,
Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum berasal dari Rupiah Murni Rp. 1.600.000.000,- dan Pinjaman
Luar Negeri sebesar Rp. 1.760.000.000,-.
2.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
a. Realisasi Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur
Pemukiman, dengan nama kegiatan Pembinaan, Pengembangan
Pemukiman, Infastruktur Pedesaan (PPIP), berupa Pembangunan Jalan
Cor Beton, Pengerasan Jalan, Pembangunan Jembatan, Pembuatan
Deucker, Saluran Pembuangan Air Limbah. Dengan Anggaran Rp.
450.000.000,- dan realisasi dana Rp. 450.000.000,- (100%). Kegiatan ini
dilaksanakan di 3 Desa tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin
b. Realisasi Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur
Pemukiman, dengan nama kegiatan Pengaturan, Pembinaan,
Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum Dengan anggaran Rp. 3.360.000.000,- dan realisasi anggaran Rp.
3.360.000.000,- (100%). Kegiatan ini dilaksanakan di 16 Desa dalam
Kabupaten Musi Banyuasin
3. Urusan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3.1. Urusan Tenaga Kerja
3.1.1. Program dan Kegiatan
Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan kerja, adapun kegiatan
sebagai berikut :
a. Padat karya infrastruktur
b. Pengembangan Keterampilan dan Wirausaha Tenaga Kerja Muda
3.1.2. Sumber dan Jumlah Anggaran yang di Gunakan
Sumber dana program Penempatan dan Perluasan Kesempatan kerja
berasal dari APBN sebesar Rp. 999.056.000,-
3.1.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi yang telah dicapai dalam kegiatan Padat karya Infrastruktur
sebesar Rp. 985.169.750,- atau sebesar 98,61%.
3.2. Urusan Transmigrasi
3.2.1. Program dan Kegiatan
Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi, adapun
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Pengembangan Kawasan Transmigrasi.
b. Pembangunan dan Pengembangan sarana dan prasarana di
kawasan Transmigrasi.
c. Pembangunan Usaha Transmigrasi
d. Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi.
3.2.2. Sumber dan Jumlah Anggaran yang di Gunakan
Sumber Dana Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi Berdasarkan DIPA 067.08.4.350166/2015 Tahun
2015 dengan Anggaran Rp.2.038.228.000,- dengan Realisasi
Rp.1.968.184.160.- atau 96,56%.
3.2.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi pelaksanaan program Program Pengembangan Masyarakat dan
Kawasan Transmigrasi, adapun kegiatan sebagai berikut :
a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Pengembangan Kawasan Transmigrasi dengan anggaran sebesar Rp.
262.722.000, dengan realisasi keuangan Rp. 262.632.850,- atau 99.97%
b. Pembangunan dan Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan
Transmigrasi, dengan anggaran sebesar Rp. 265.000.000,- dengan
realisasi keuangan Rp. 236.406.000,- atau 89,21%.
c. Pembangunan Usaha Transmigrasi dengan anggaran sebesar Rp.
687.100.000,- dengan realisasi Rp. 657.517.500,- atau 95,69%
4. Urusan Ketahanan Pangan
4.1. Program dan Kegiatan
a. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat :
- Melaksanakan monitoring SKPG ke Kecamatan dalam Kabupaten Musi
Banyuasin.
- Melaksanakan rapat koordinasi Tim SKPG.
- Melaksanakan pengolahan data SKPG.
- Melaksanakan analisis dan investigasi SKPG.
- Menyusun Laporan bulanan SKPG.
b. Pengembangan Penganekaragaman Komsumsi Pangan Segar dan
Peningkatan Keamanan Pangan Segar :
- Pengembangan Pekarangan dan kebun bibit desa 10 kelompok dengan
Bansos Rp. 15.000.000,-/kelompok dan Bansos optimalisasi
pemanfaatan perkarangan (KRPL) untuk 6 Kelompok tani sebesar Rp.
3.000.000,-/kelompok.
- Melaksanakan pemantauan, monitoring, evaluasi P2KP dan KRPL di
Desa tahun 2014 dan desa tahun 2015.
- Melaksanakan penyusunan laporan P2KPP dan KRPL.
- Mengadakan pelatihan pendamping bagi PPL pendamping desa Tahun
2014 dan desa tahun 2015.
- Melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi ke desa kelompok
KRPL.
c. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya Badan Ketahanan Pangan :
- Melaksanakan Penyusunan Laporan SAI dan SIMONEV.
- Melaksanakan penyusunan statistik ketahanan pangan.
- Melaksanakan koordinasi dan konsultasi ke Provinsi.
- Menghadiri Pelatihan SAI dan SIMONEV (Pertemuan Nasional).
4.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
Sumber dana yang digunakan berasal dari dana APBN, jumlah anggaran
sebesar Rp. 7.490.862.718,00,- dan sampai dengan akhir tahun 2015 dapat
direalisasikan sebesar Rp. 6.708.019.483,- atau sebesar 89,55 %.
4.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, Jumlah
Anggaran Rp. 29.439.000,00, Realisasi Anggaran Rp. 29.439.000,00.
b. Pengembangan Penganekaragaman Komsumsi Pangan Segar dan
Peningkatan Keamanan Pangan Segar, Jumlah Anggaran Rp.
468.652.000,00, Realisasi Anggaran Rp. 464.452.000,00.
c. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya Badan Ketahanan Pangan,
Jumlah Anggaran Rp. 95.000.000,00, Realisasi Anggaran Rp.
95.000.000,00.
5. Urusan Pertanian dan Perternakan
5.1. Program dan Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk
mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, sebagai berikut :
a. Pengelolaan Produksi tanaman aneka kacang dan umbi.
b. Pengelolaan produksi tanaman serealia
c. Dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen tanaman pangan
5.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
Kegiatan tugas pembantuan pada tahun 2015 bersumber dari dana APBN
Rp. 9.534.600.000 realisasi Rp. 8.807.161.500 Dengan rincian :
a. Kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang. Laporan
pengelolaan produksi aneka kacang dan umbi, jumlah lokasi ubinan target
20 unit terealisasi 12 unit, Peningkatan Produktivitas melalui Gerakan
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Kedelai non
kawasan target 1.500 Ha terealisasi 1.375 Ha. Anggarannya Rp.
2.766.100.000,- realisasi Rp. 2.519.635.850,-
b. Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia. Terdiri dari laporan
pengelolaan produksi serealia (GP-PTT padi, Laporan GP-PTT jagung
dan laporan ubinan padi dan jagung), GP-PTT komoditas padi seluas
1.500 Ha, GP-PTT komoditas jagung seluas 10 Ha di Kecamatan Lalan.
Anggarannya Rp. 6.660.500.000,- realisasi Rp.
6.206.224.500,-
c. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Ditjen Tanaman
Pangan terdiri dari dokumen perencanaan kegiatan/anggaran tanaman
pangan, administrasi pelaksanaan kegiatan manajemen tanaman pangan,
laporan pelaksanaan manajemen tanaman pangan, laporan SIMONEV,
laporan Data Statistik Tanaman Pangan dan Laporan pembinaan,
pengawalan, monev kegiatan tanaman pangan. Anggaran Rp.
108.000.000,- realisasi Rp. 81.301.100,-
5.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Program dan kegiatan tugas pembantuan yang diterima Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 realisasinya 97,59%,
namun untuk kegiatan pengelolaan tanaman aneka kacang dan umbi realisasi
fisiknya 91,09% hal ini dikarenakan adanya anomali iklim (kemarau)
menyebabkan rendahnya produksi, masih adanya petani yang mundur dari
kegiatan (125 Ha) sehingga target tanam Kedelai tidak tercapai, adanya dana
bansos yang sudah transfer ke rekening Kelompok tani tapi Poktan
mundur/tidak melaksanakan tanam (50 Ha) dengan rincian sebagai berikut :
a. Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan
untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan
kegiatannya adalah :
1. Kegiatan Pengelolaan Tanaman Aneka kacang dan Umbi terdiri dari
sub kegiatan Laporan pengelolaan produksi aneka kacang dan umbi,
Jumlah lokasi Ubinan dan Peningkatan Produktivitas melalui gerakan
penerapan Pengelolaan Tanaman terpadu (GPPTT) Kedelai. Sub
kegiatan Laporan pengelolaan produksi Aneka Kacang dan umbi
melalui CPCL, koordinasi, pendampingan, pengawalan dan monev
aneka kacang dan umbi dan sosialisasi kegiatan Akabi melalui SMS
Gareway. Sub Kegiatan Jumlah Lokasi Ubinan melalui kegiatan Ubinan
Kedelai dimana target 30 unit yang terealisasi 12 unit. Sub Kegiatan
Peningkatan Produktivitas melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (GP-PTT) kedelai non kawasan target 1.500 Ha
realisasi 1.375 Ha yang terdiri dari kec. Lalan 575 Ha, Sungai Lilin 300
Ha, Bayung Lencir 325 Ha, Tungkal Jaya 175 Ha.
2. Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia terdiri dari sub
kegiatan
Laporan pengelolaan Produksi Serealia yang terdiri dari laporan GP-
PTT padi (1 laporan), Laporan GP-PTT jagung (1 laporan) dan
Laporan Ubinan Padi dan Jagung.
GP-PTT Komoditas Padi non kawasan. Bansos GP-PTT padi inbrida
non kawasan target seluas 1500 Ha realisasi 1500 ha yang
dialokasikan di Kec. Sekayu 250 Ha, Lais 250 Ha, Sanga Desa 250
Ha, Babat Toman 250 Ha, Sungai Lilin 400 Ha dan Lawang Wetan
100 Ha.
GP-PTT komoditas jagung. GP-PTT jagung Hibrida non kawasan
Bansos GP-PTT jagung hibrida non kawasan target seluas 1000 Ha
realisasi 1000 Ha di kec. Lalan
3. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen
Tanaman Pangan
Dokumen perencanaan kegiatan/anggaran tanaman pangan yang
terdiri dari dokumen perencanaan kegaiatan Dinas Pertanian dan
Peternakan Tahun 2016
Administrasi pelaksanaan kegiatan manajemen tanaman pangan
Laporan pelaksanaan manajemen tanaman pangan yang terdiri dari
laporan sistem akutansi keuangan (SAI dan SIMAKBMN) semester I
dan II, Laporan inventarisasi barang)
Laporan SIMONEV,
Laporan Data Statistik Tanaman Pangan
Laporan pembinaan, pengawalan, monev kegiatan tanaman pangan
(Laporan Tanam Upaya Khusus (UPSUS) Padi, Jagung dan Kedelai
terdiri dari laporan mingguan, bulanan per Desa/per Kecamatan)
6. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
6.1. Program dan Kegiatan
Program dan kegiatan yang diterima adalah Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Generasi Sehat Cerdas dilaksanakan oleh Tim Teknis
para pelaku program, instansi atau lembaga pendukung pelaksana PNPM
Generasi Sehat Cerdas tahun anggaran 2015 dengan kegiatan Pengelolaan
Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) baik Dana Operasional Kegiatan
(DOK), Perencanaan, Pelmas dan BLM PNPM Generasi Sehat Cerdas yaitu :
- Melaksanakan pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM).
- Melaksanakan pelatihan Tim Pemberdayaan Masyarakat Desa (TPMD).
- Melaksanakan pelatihan Pendamping Lokal (PL).
- Melaksanakan pelatihan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
- Melaksanakan Musyawarah Desa Penetapan Kegiatan.
- Melaksanakan Musyawarah Antar Desa (MAD) Alokasi Dana Desa
Lokakarya.
- Melakukan update papan informasi bulanan untuk tingkat Kecamatan dan
Desa.
- Melakukan pembelian perlengkapan sekolah
- Melakukan pengadaan sarana posyandu.
- Pemberian PMT Gizi A. I.
- Melakukan perawatan infas.
- Memberi bantuan pemeriksaan Ibu Hamil (IH).
- Melakukan pembelian matras untuk Ibu Hamil.
- Pemberian bantuan anak ABK.
6.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
Kegiatan Tugas pembantuan Urusan bersama yang dilaksanakan oleh
BPMPD Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2015 dan Satker tugas
pembantuan urusan bersama menggunakan anggaran yang bersumber dari
dana APBN Tahun Anggaran 2015 dengan jumlah anggaran Rp.
8.253.794.000,-
6.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Program Kegiatan Tugas Pembantuan yang diterima Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintah Desa yang terealisasi sebesar Rp.
8.247.622.000,- atau sebesar (99,93%) dengan rincian sebagai berikut :
1. Bantuan Langsung Masyarakat berupa dana operasional kegiatan
perencanaan sebesar Rp. 913.650.000,- dan realisasi Rp. 913.650.000,-
(100%).
2. Bantuan Langsung Masyarakat dan Operasional kegiatan Pelatihan
Masyarakat sebesar Rp. 700.300.000,- dan realisasi Rp.
700.300.000,- (100%).
3. Bantuan Langsung Masyarakat kegiatan yang meliputi pendidikan dan
kesehatan sebesar Rp. 6.408.000.000,- dan realisasi Rp. 6.408.000.000,-
(100%).
Untuk Belanja barang sebesar Rp. 231.844.000,- dan realisasinya Rp.
225.672.000,- (97,34%).
7. Urusan Kelautan dan Perikanan
7.1. Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
7.1.1. Program dan Kegiatan
Pengelolaan Sumber Daya Ikan
7.1.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
Sumber dana kegiatan ini dari APBN Tahun Anggaran 2015 dengan
anggaran Rp. 1.500.000.000,-.
7.1.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Kegiatan ini berupa pembangunan Tanggul/Penahanan Tanah Danau Ulak
Lia sepanjang 162,5 meter yang berlokasi di Kelurahan Soak Baru
Kecamatan Sekayu dengan anggaran dana Rp. 1.500.000.000,- dan
terealisasi Rp. 1.332.165.000,- atau 88,81%.
7.2. Kegiatan Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya
7.2.1. Program dan Kegiatan
Pengembangan Produk dan Usaha Pengelolaan Hasil Kelautan dan
Perikanan.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis di Bidang
Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan
7.2.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
Sumber dana kegiatan ini dari APBN Tahun Anggaran 2015 dengan
anggaran Rp. Rp. 1.470.406.000,-
7.2.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Kegiatan ini merupakan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis di Bidang Pasca dan Pemasaran Hasil Kelautan dan dikembangkan
dan dibina serta Sarana dan Prasarana Sistem Rantai Dingin yang
digunakan dalam rangka distribusi hulu hilir. dengan anggaran dana sebesar
Rp. 1.470.406.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 1.242.988.000,- atau
84,53%.
8. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
8.1. Program dan Kegiatan
a. Program penataan administrasi kependudukan
b. Kegiatan pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK)
terpadu.
8.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
Sumber dana berasal dari anggaran APBN sebesar Rp. 27.894.610.000,-
8.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
program dan kegiatan yang telah dilaksanakan telah terealisasi sebesar Rp.
26.446.865.971,- atau 94,00%
9. Urusan Pendidikan dan Kebudayaan
9.1. Program dan Kegiatan
Bantuan Dana Operasional Sekolah (BOS)
9.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
Dana Alokasi Khusus dan dana BOS bersumber dari APBN ditransferkan
langsung oleh Pemerintah Pusat ke Kas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.
9.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk SD/SDLB Rp.
94.846.000.000,- terealisasi Rp. 94.846.000.000,- capaian
100%.
BAB IV
PENUTUP
Secara umum Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah memperlihatkan
pencapaian kinerja yang signifikan atas sasaran-sasaran strategisnya. Terdapat 29
(dua puluh sembilan) sasaran sebagaimana tertuang dalam Penetapan Kinerja Tahun
2015 sebagian besar (83,33%) telah dapat direalisasikan dengan baik sekali. Tujuan
penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian
Sasaran maupun Tujuan Instansi Pemerintah sebagai jabaran dari Visi, Misi dan
Strategi Instansi Pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan Program dan Kebijakan yang ditetapkan.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakikatnya adalah proses pembuatan
dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, partisipatif, adanya kepastian hukum, kesetaraan, efektif dan efisien.
Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan demikian merupakan landasan bagi
penerapan kebijakan yang demokratis yang ditandai dengan menguatnya kontrol dari
masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 108 indikator sasaran,
disimpulkan bahwa:
1) Capaian sasaran pada misi pertama sebanyak 11 indikator sasaran yang terdiri dari
10 indikator sasaran atau 90,90% kategori baik sekali dan 1 indikator sasaran atau
9,00% masih terkategori cukup baik.
2) Capaian sasaran pada misi kedua sebanyak 11 indikator sasaran yang terdiri dari 6
indikator sasaran atau 54,55% kategori baik sekali, 2 indikator sasaran atau 18,18%
kategori cukup baik, 3 indikator sasaran atau 27,27% atau kategori kurang baik .
3) Capaian sasaran pada misi ketiga sebanyak 24 indikator sasaran yang terdiri 17
indikator sasaran atau 70,80% kategori baik sekali, 2 indikator sasaran atau 8,30%
kategori baik, 1 indikator sasaran atau 4,10% kategori cukup dan 4 indikator
sasaran atau 16,60% masih terkategori kurang.
4) Capaian sasaran pada misi keempat sebanyak 39 indikator sasaran yang terdiri dari
35 indikator sasaran atau 89,70% kategori baik sekali, 1 indikator sasaran atau
2,50% kategori baik, 2 indikator sasaran atau 5,10% kategori cukup baik .
5) Capaian sasaran pada misi kelima sebanyak 23 indikator sasaran yang terdiri 17
indikator sasaran atau 73,90% kategori baik sekali, 3 indikator sasaran atau 13%
kategori baik dan 1 indikator sasaran atau 4,30% masih terkategori kurang dan 2
indikator sasaran atau 8,60% masih terkategori kurang baik.
Realisasi Anggaran Belanja 2015 pada Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015
adalah sebesar Rp 2.131.444.026.307,00. atau 80,54% dari dana yang tersedia dalam
APBD-P sebesar Rp 2.646.478.000.000,00.
Penghargaan yang telah diterima Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dari
Pemerintah Pusat dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah pada Tahun
2015 sebanyak 7 (tujuh) penghargaan yaitu Penghargaan Laporan Hasil Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota (LAKIP) Tahun 2013, Penghargaan
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Kemenakertrans) RI, Penghargaan Anugerah Adipura Kencana dan Adipura Tahun
2013-2015, Penghargaan Wahana Tata Nugraha, Penghargaan Adimanggalya Krida,
Penghargaan Manggala Karya Bakti Husada dan Penghargaan Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Anggaran 2013.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja Kabupaten Musi Banyuasin
telah dan terus menerus melakukan beberapa strategi penyempurnaan yang dapat
dilakukan, antara lain:
1) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan meningkatkan capaian
standar pelayanan minimal.
2) Peningkatan kulaitas pendidikan dan meningkatakan capaian standar pelayanan
minimal.
3) Peningkatan kapasitas personil dan kelembagaan untuk mendukung peningkatan
kualitas pelayanan publik.
4) Penegakan hukum dan perundang-undangan.
5) Sinkronisasi dan keselarasan perencanaan daerah dengan penganggaran daerah.
6) Penyempurnaan mekanisme pengumpulan data kinerja dan perbaikan dalam
sistem informasi kinerja Pemerintah Daerah.
7) Pemerataan infrastruktur yang berkualitas pada setiap sektor.
8) Melakukan reviu terhadap program dan indikator yang telah ditetapkan dalam
RPJMD dan menyelaraskan dengan RPJMD Tahun 2015-2019 Provinsi Sumatera
Selatan.
Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2015 ini sebagai sarana pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan
pencapaian kinerja Tahun 2015 untuk dapat digunakan sebagai acuan perbaikan
penyusunan perencanaan dan meningkatkan kinerja pada tahun yang akan datang.