skripsi endang pratiwi

75
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERAN PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN CAREGIVER DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA KEPERAWATAN (S. Kep) OLEH: ENDANG PRATIWI RETNOWATI PK 115 09 151 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA PALU !01" 1

Upload: ardy-serizawa

Post on 02-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pratiwi

TRANSCRIPT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERAN PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN CAREGIVER DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUMANUTAPURA PALU

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARATDALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANAKEPERAWATAN (S. Kep)

OLEH:

ENDANG PRATIWI RETNOWATIPK 115 09 151

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANINDONESIA JAYAPALU, 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERAN PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN CAREGIVER DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU

SKRIPSI

OLEH

ENDANG PRATIWI RETNOWATIPK 115 09 151

Telah disetujui dan diterima oleh:Dosen Pembimbing I

Selvi Alfrida M, S.Kp, M.SiTanggal, ....................2013NIDN. 09 2404 6602

Dosen Pembimbing II

Dina Palayukan, S.Kep, Ns Tanggal, .....................2013NIDN. 09 1512 8302 Ketua STIK Indonesia Jaya

dr. PASH Panggabean, MPH. DR (HC)Tanggal, .....................2013NIDN. 09 1104 4601LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperbaiki sesuai saran-saran pada waktuujian Hari Jumat, 18 Oktober 2013

TIM PENGUJI

KETUASEKRETARIS

Dr. PASH Panggabean, MPH. DR (HC) DR. Esron Sirait, SE., M. Kes NIDN. 09 110446 01 NIDN. 09 271253 01

ANGGOTA

Rina Tampake, S.Pd., S.Kep. Ns., M.Med.Ed ................................. NIDN. 09 130263 02

Supirno, S.Kep, Ns., M.Kes ................................. NIP. 197409141997031002

Meiske Elisabet Koraag, S.si., MPH.................................. NIDN : 09 050582 03

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSIYang bertanda tangan di bawah iniNama : Endang Pratiwi RetnowatiNPM : PK 115 09 151Program studi : KeperawatanMenyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alih tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palu, September 2013Yang menyatakan

Endang Pratiwi RetnowatiNPM : PK 115 09 151

ABSTRAKCaregiver adalah perawat sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan yang dapat memberikan pelayanan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi: pengkajian, diangnosa keperawatan, rencana dan tindakan serta evaluasi keperawatan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh perawat belum sesuai standar prosedur kerja seperti penulisan asuhan keperawatan pasien yang belum lengkap, perawat kurang melakukan komunikasi terapeutik sesuai tahapan, tidak menyapa pasien dan menanyakan perasaan pasien setelah dilakukannya tindakan, perawat hanya datang pada saat dipanggil saja. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cros sectional, populasi dalam penelitian ini sebanyak 146 perawat dengan jumlah sampel 59 perawat. Analisa data dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi square.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel independent yaitu pengetahuan dengan variabel dependent yaitu peran perawat tentang pelaksanaan caregiver dengan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik (64,3%) kadang-kadang melaksanakan caregiver dan (35,7%) selalu melaksanakan caregiver. Responden yang memiliki pengetahuan baik (9,7%), kadang-kadang melaksanakan caregiver dan (90,3%) selalu melaksanakan caregiver dengan nilai p=0,000 dan nilai Odds Ratio (OR) = 16,800 (Confidence Interval = 4,062-69,475).Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu, saran pihak rumah sakit terutama perawat untuk selalu menjaga dan melaksanakan peran caregiver dalam setiap asuhan keperawatan yang diberikan.

Kata kunci: Pengetahuan, caregiver, peran perawat

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robil Alamin, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu.Skripsi ini saya dedikasikan teristimewa untuk papa dan mama tercinta bapak Sutrisno dan ibu Sri Endar Wati, adikku tersayang Mohammad Ambar Saputra serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan perhatian, semangat, doa dan dukungan moril maupun materil terhadap penulis selama mengikuti pendidikan sampai penyusunan skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu, kalian adalah semangat dan motivasi untuk menyelesaikan pendidikan ini tanpa kalian semua saya tidak akan bisa jadi seperti sekarang.Bagi penulis dalam menyusun skripsi ini merupakan suatu tantangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki peneliti, akan tetapi dengan segala upaya dilakukan oleh peneliti untuk mencoba menyusun skripsi ini yang tak luput dari bantuan dan dukungan .

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. dr. PASH Panggabean, MPH DR (HC) selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu yang telah mengizinkan saya untuk menuntut ilmu.2. Noviani B. Rasiman S.kep Ns, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu.3. Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp, M.Si selaku pembimbing I yang di tengah kesibukannya dengan rela dan penuh kesabaran menyempatkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.4. Dina Palayukan S.Kep, Ns selaku pembimbing II yang di tengah kesibukannya dengan rela dan penuh kesabaran menyempatkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.5. Bapak / ibu Dosen beserta seluruh Staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti pendidikan serta memberikan bantuan dan dorongan selama ini.6. Dr. Reny.A. Lamadjido, Sp.Pk Direktur Rumah Sakit Umum Anutapura palu yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian di RSU Anutapura palu.7. Seluruh responden yang berada di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu yang telah memberikan informasi dalam penelitian ini.

8. Kepada Sahabat-Sahabatku tersayang Ni Wayan Leliana, Ni Luh Eka Suwitari, Nasirah, Nilna D. Aba, Dewi Setyowati yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan yang telah terjalin selama kita menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu. Semoga kita semua bisa menjadi orang sukses. 9. Kepada teman dekat saya Muad Jabal SH, terima kasih telah memberikan perhatian, dorongan, dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik.10. Kepada semua teman-teman angkatan 2009, terima kasih atas kebersamaan yang telah terjalin selama empat tahun ini dalam suka maupun duka menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan-Indonesia Jaya Palu, semoga makin kompak dan kita semua menjadi perawat yang profesional.Saya menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangatlah penulis harapkan untuk perbaikan dan penyusunan yang akan datang.Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan masukan umumnya kepada para pembaca dan khususnya pada profesi keperawatan sebagai sumbangan pemikiran . Palu, September 2013

Endang Pratiwi RetnowatiDAFTAR ISI

Isi Halaman HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iHALAMAN PENGESAHAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iiHALAMAN PERSETUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iiiPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ivABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . vKATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viDAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ixDAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiDAFTAR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiiDAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1B. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3C. Tujuan Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3D. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Tentang Caregiver. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5B. Tinjauan Tentang Perawat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22C. Tinjauan Tentang Pengetahuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .27D. Kerangka Pikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32E. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33

BAB III : METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34B. Waktu dan Lokasi Tempat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .34C. Variabel dan Defenisi Operasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36E. Pengolahan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37F. Analisa Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38G. Penyajian Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40H. Populasi dan Sampel. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lokasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .42B. Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .42C. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49

BAB V : PENUTUPA. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .56B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .56DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .57DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel HalamanTabel 4.1 Distribusi Umur Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43

Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44

Tabel 4.3 Distribusi Pengalaman Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .45

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Dalam pelaksanaan Caregiver di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46Tabel 4.5 Distribusi Peran Perawat Tentang Pelaksanaan Caregiver di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47Tabel 4.6 Distribusi Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Perawat Tentang Pelaksanaan Caregiver di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan kerangka pikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian2. Lembar Permohonan Menjadi Responden3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden4. Hasil Olah Data5. Surat Izin Penelitian dari Sekolah Tinggu Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya6. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Rumah Sakit 7. Jadwal Penelitian8. Daftar Riwayat Hidup

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga dan kelompok masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan yang komprehensif salah satu sarana yang menyediakan pelayanannya adalah rumah sakit yang merupakan bagian yang amat penting dari suatu sistem kesehatan. Dalam jaringan kerja pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi simpul utama yang berfungsi sebagai pusat rujukan. Rumah sakit adalah organisasi yang bersifat padat karya, padat modal, padat teknologi dan padat keterampilan. Mengelola sumber daya yang ada di rumah sakit merupakan tugas yang rumit dan penuh tantangan. (Azwar, 2006).Pelayanan kesehatan rumah sakit tidak terlepas dari pelayanan keperawatan yang mempunyai peran dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien. Salah satu peran perawat dalam pelayanan ini, adalah sebagai pelaksana dalam pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan itu sendiri merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada ilmu dan kiat keperawatan terbentuk bio-psiko-sosial-spiritual yang konprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia (Robert, 2002).Sekarang ini dan masa yang akan mendatang, peran perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan akan menjadi penentu perkembangan sebuah organisasi pelayanan kesehatan profesional (Jensen, 2001). Tenaga perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit karena pelayanan yang diberikan berdasarkan pendekatan bio, psiko, sosial, spiritual, dan dilaksanakan selama 24 jam secara berkesinambungan (Depkes RI, 2007).Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu periode Juni 2013 perawat berjumlah 488 orang, yang terdiri dari S.Kep, Ns 8 orang, S.Kep 18 orang, DIII Kep 446 orang, DI 4 orang, SPK 12 orang. Ruang Nuri memiliki jumlah perawat 37 orang, ruang Cendrawasih 47 orang, ruang Garuda 42 orang, ruang Pipit 20 orang.Hasil observasi peneliti tampak perawat di ruang Nuri, Cendrawasih, Garuda dan Pipit Rumah Sakit Umum Anutapura Palu saat peneliti memeriksa status terlihat bahwa format asuhan keperawatan tidak terisi secara keseluruhan dari mulai pengkajian sampai evaluasi hanya terdapat beberapa format asuhan keperawatan yang terisi secara keseluruhan. Saat peneliti bertanya tentang apa itu pengertian caregiver, perawat balik bertanya kepada peneliti.

Saat melakukan tindakan keperawatan yaitu pemasangan infus perawat kurang melakukan komunikasi terapeutik sesuai tahapan, perawat langsung melakukan tindakan kepada pasien, tidak menyapa pasien dan menanyakan perasaan pasien setelah dilakukannya tindakan. Hasil wawancara dengan beberapa keluarga pasien, di dapatkan informasi bahwa perawat hanya datang pada saat dipanggil saja.Berdasarkan kejadian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu?.C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umumDiketahuinya hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.

2. Tujuan khususa. Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang pelaksanan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. b. Diketahuinya gambaran peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.D. Manfaat Penelitian1. Bagi Rumah Sakit Umum Anutapura PaluDapat meningkatkan pengetahuan bagi perawat agar dapat melaksanakan caregiver dengan baik dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam memperbaiki pelayanan kesehatan yang diberikan.2. Bagi STIK-IJDapat meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan dijadikan sebagai tambahan informasi bagi tenaga pendidik khususnya pendidikan keperawatan, serta menambah referensi kepustakaan dan acuan bagi pembaca dalam melakukan penelitian kedepannya.3. Bagi PenelitiPenelitian ini dapat memberikan tambahan bagi peneliti sendiri dalam ilmu pengetahuan dan merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam rangka menambah wawasan dan pengalaman di Rumah Sakit khususnya tentang pelaksanaan asuhan keperawatan (Caregiver).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Caregiver1. Pengertian caregiverCaregiver adalah perawat sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan yang dapat memberikan pelayanan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi: pengkajian, diangnosa keperawatan, rencana dan tindakan serta evaluasi keperawatan. Dalam hal ini perawat juga harus memperhatikan individu atau pasien sebagai mahluk yang holistik dan unik. ( Hutahaean Serri, 2010 ).Caregiver adalah individu yang memberikan perawatan orang lain yang sakit atau orang tidak mampu melakukan aktivitas. Seorang caregiver bisa berasal dari anggota keluarga, teman, ataupun tenaga profesional yang mendapatkan bayaran. (Nadya, 2009).Istilah caregiver adalah peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada pasien sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Metode yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan. (Gaffar Jumadi La Ode, 1999).Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa caregiver adalah individu yang memberikan perhatian, menyediakan kebutuhan dasar manusia, memberi bantuan, kenyamanan, perlindungan dan pengawasan pada individu lain yang membutuhkan pertolongan karena sedang dalam keadaan sakit ataupun dalam keadaan tidak mampu melakukan aktivitas. Caregiver dapat berasal dari anggota keluarga, teman, tenaga sukarela maupun tenaga profesional yang dibayar.2. Jenis caregiverCaregiver dibedakan dalam dua kelompok, yaitu caregiver informal dan caregiver formal, caregiver formal adalah individu yang menerima bayaran untuk memberikan perhatian, perawat serta perlindungan kepada individu yang sakit, seperti perawat yang bekerja di rumah sakit jiwa, wisma, atau panti yang menampung kelainan jiwa. (Nadya, 2009).Sementara caregiver informal adalah individu yang menyediakan bantuan untuk individu lain yang memiliki hubungan keluarga atau dekat dengannya, seperti pada keluarga, teman atau tetangga. Biasanya tidak menerima bayaran. Pengertian caregiver informal dapat disamakan dengan caregiver keluarga (Nadya, 2009). Dalam penelitian ini, caregiver yang dimaksud adalah perawat (caregiver formal).3. Tipe tugas caregiverBirren dan Schaie (dalam Lubis, 2004) menjelaskan mengenai tipe-tipe tugas caregiver yang digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu :a. Berdasarkan bentuk pengguna yang dialami klienSetiap pasien ataupun individu yang mendapat bantuan seorang caregiver memiliki bentuk gangguan yang berbeda-beda. Bentuk gangguan tersebut dapat mempengaruhi jenis bantuan yang diberikan oleh caregiver. Sebagai contoh, pasien yang mengalami gangguan pada fungsi fisiknya, mengetahui apa yang hendak ia lakukan, namun tidak mampu mengerjakannya tanpa bantuan caregiver. Contoh tersebut berbeda dengan pasien yang mengalami gangguan pada fungsi kognitifnya. Ia tidak memiliki kesulitan dalam melakukan sesuatu tetapi mengalami kesulitan dalam menentukan cara untuk menyelesaikan pekerjaanya, sehingga membutuhkan seorang caregiver.b. Berdasarkan bentuk tindakan yang dilakukan caregiverSeorang caregiver dapat melakukan beberapa bentuk tindakan, antara lain menyediakan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung, memberikan informasi atau saran tentang situasi dan kondisi pasien, memberikan rasa nyaman dan dihargai serta diperlukan, menghargai sikap positif individu dan memberikan semangat dengan memberikan penilaian positif kepada pasien, serta membuat pasien merasa menjadi anggota dari suatu kelompok yang saling membutuhkan.Selain tipe tugas caregiver yang telah diuraikan diatas, seorang caregiver juga memiliki tanggung jawab dalam membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari individu yang dirawatnya. Tugas tersebut meliputi memberikan makanan, dan minuman, membersihkan ruangan tempat tinggal pasien, memberikan obat, membantu pasien saat di toilet, mandi dan berpakaian.4. Langkah-langkah dalam pelaksanaan caregivera. PengkajianPengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari pasien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada. Untuk melakukan langkah pertama ini diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat diantaranya pengetahuan tentang kebutuhan atau sistem biopsikososial dan spiritual bagi manusia yang memandang manusia dari aspek biologis, psikologis, sosial dan tinjauan dari aspek spiritual, juga kebutuhan akan kebutuhan perkembangan manusia (tumbuh kembang dari kebutuhan dasarnya), pengetahuan tentang konsep sehat dan sakit, pengetahuan tentang patofisiologi dari penyakit yang dialami, pengetahuan tentang sistem keluarga dan kultur budaya serta nilai-nilai keyakinan yang dimiliki pasien. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007)Sedangkan kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat dapat meliputi kemampuan melakukan observasi secara sistematis pada pasien, kemampuan berkomunikasi secara verbal atau nonverbal, kemampuan menjadi pendengar yang baik, kemampuan dalam menciptakan hubungan saling membantu, kemampuan dalam membangun suatu kepercayaan, kemampuan mengadakan wawancara serta adanya kemampuan dalam melakukan pengkajian atau pemeriksaan fisik keperawatan. Melalui pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki pada tahap pengkajian ini maka tujuan dari pengkajian akan dapat dicapai. Pengkajian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:1. Pengumpulan dataMerupakan upaya untuk mendapatkan data yang dapat digunakan sebagai informasi tentang pasien. Data yang dibutuhkan tersebut mencakup data tentang biopsikososial dan spiritual dari pasien, data yang berhubungan dengan masalah pasien serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dan berhubungan dengan pasien seperti data tentang keluarga, data lingkungan yang ada. Dalam pengumpulan data, perangkat atau format dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007)Dalam mengumpulkan data melalui format pengumpulan, dapat dilakukan dengan cara: pertama, wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari pasien dengan tatap muka, kedua, observasi dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara langsung kepada pasien, ketiga, konsultasi dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli atau spesialis bagian yang mengalami gangguan, dan keempat, melalui pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisik dengan metode inspeksi dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada orang yang diperiksa, palpasi dengan cara meraba organ yang diperiksa, perkusi dengan melakukan pengetukan dengan menggunakan jari telunjuk atau hamer pada pemeriksaan neurologis dan auskultasi dengan mendengarkan bunyi bagian organ yang diperiksa, pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan rongsen dan lain-lain.2. Validasi dataValidasi data merupakan upaya untuk memberikan justifikasi pada data yang telah dikumpulkan dengan melakukan perbandingan data subjektif dan objektif yang didapatkan dari berbagai sumber dengan berdasarkan standar nilai normal, untuk diketahui kemungkinan tambahan atau pengkajian ulang tentang data yang ada. 3. Identifikasi pola/masalahMerupakan kegiatan terakhir dari tahap pengkajian setelah dilakukan validasi data dengan mengidentifikasi pola atau masalah yang mengalami gangguan yang ada dimulai dari pengkajian pola fungsi kesehatan. b. Diagnosa keperawatanMerupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (NANDA). Diagnosa keperawatan ini dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi tanggung gugat perawat. Formulasi diagnosis keperawatan adalah bagaimana diagnosis keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah karena melalui identifikasi masalah dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan, disamping itu dengan menentukan atau menginvestigasi dari etiologi masalah, maka akan dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala atau penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda dan gejala akan dapat digunakan untuk dapat memperkuat masalah yang ada. (A. Aziz Alimul Hidayat,2007)Untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat, dibutuhkan beberapa kebutuhan dan keterampilan yang harus dimiliki diantaranya: kemampuan dalam memahami beberapa masalah keperawatan, faktor yang menyebabkan masalah, batasan karakteristiknya, beberapa ukuran normal dari masalah tersebut serta kemampuan dalam memahami mekanisme penanganan masalah, berpikir kritis, dan membuat kesimpulan dari masalah. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007)Dalam menyusun pernyataan diagnosis keperawatan perlu dibedakan dengan penyusunan diagnosa medik, mengingat ada beberapa hal yang terdapat dalam diagnosis keperawatan dan tidak ada dalam diagnosis medik, yaitu diagnosis keperawatan menguraikan respon individu terhadap proses penyakit yang dialami pasien, sifatnya akan berubah apabila respon berubah, belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh profesi perawat. Sedangkan diagnosis medik yaitu menguraikan proses patologis ( penyakit secara spesifik), sifatnya relatif konstan (tetap), memiliki system klasifikasi yang dikembangkan dengan baik dan diterima oleh profesi dokter. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007)Dalam penulisan pernyataan diagnosis keperawatan meliputi tiga komponen yaitu komponen P (problem), komponen E (etiologi) dan komponen S (simtom atau dikenal dengan batasan katakteristik). Dengan demikian cara membuat diagnosis keperawatan adalah dengan menentukan masalah keperawatan yang terjadi, kemudian mencari penyebab dari masalah yang ada. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007)Kategori diagnosis keperawatan ada beberapa tipe diagnosis keperawatan diantaranya tipe aktual, resiko, kemungkinan, sehat dan sejahtera (welfare), dan sindrom.1. Diagnosis keperawatan aktualDiagnosis aktual menurut NANDA adalah menyajikan keadaan secara klinis yang telah divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasikan. Diagnosis keperawatan aktual adalah adanya pernyataan masalah (P), adanya pernyataan evaluasi (E), dan adanya pernyataan tanda dan gejala (S).a) Menentukan problem (P)Dalam menentukan pernyataan problem atau masalah keperawatan, dapat ditentukan dari data yang terkumpul yang telah divalidasi dan diidentifikasi pola. Terdapat beberapa masalah keperawatan sebagaimana daftar masalah keperawatan menurut NANDA.b) Menentukan etiologi (E)Untuk menentukan etiologi dalam pernyataan diagnosis keperawatan adalah dengan cara menghubungkan faktor yang berhubungan dengan masalah keperawatan yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor yang berhubungan atau dapat digunakan dalam etiologi terdiri dari empat komponen diantaranya:1. Patofisiologi (biologi atau psikologi)2. Tindakan yang berhubungan3. Situasional (lingkungan, personal)4. Maturasional c) Menentukan simtom (S)Dalam menentukan simtom yang merupakan tanda dan gejala dari masalah keperawatan yang terjadi dapat diperoleh dari hasil pengelompokkan data yaitu data subjektif dan data objektif dengan memperhatikan batasan karakteristik dari pernyataan masalah (diagnosis keperawatan). 2. Diagnosis keperawatan resiko atau resiko tinggiMenurut NANDA adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga, atau komunitas sangat rentan untuk mengalami masalah dibidang yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama.Diagnosis keperawatan ini mengganti istilah diagnosis keperawatan potensial dengan menggunakan resiko terhadap atau resiko tinggi terhadap. Validasi untuk menunjang diagnosis resiko tinggi adalah faktor resiko yang memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap pasien atau kelompok dan tidak menggunakan batasan karakteristik.3. Diagnosis keperawatan kemungkinanMenurut NANDA adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan, dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama faktor resiko.4. Diagnosis keperawatan sehat-sejahtera (wellness)Menurut NANDA diagnosis keperawatan sehat adalah ketentuan klinis mengenai individu, kelompok atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatannya dengan menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan. Dalam menentukan diagnosis keperawatan sehat menunjukan terjadi peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.5. Diagnosis keperawatan sindrom Menurut NANDA diagnosis keperawatan sindrom adalah diagnosis keperawatan yang terdiri dari sekelompok diagnosis keperawatan aktual atau resiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu.c. IntervensiMerupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah pasien. perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan pasien, nilai dan kepercayaan pasien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain. Pada tahap perencanaan dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yaitu penentuan prioritas diagnosis, penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan, menentukan rencana tindakan. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007)1) Penentuan prioritas diagnosisPenentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan setelah tahap diagnosis keperawatan. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka dapat diketahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang segera dilakukan. Dalam menentukan prioritas terdapat beberapa pendapat urutan prioritas, diantaranya:a. Berdasarkan tingkat kegawatan Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan yang dilatarbelakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu dengan membagi beberapa prioritas diantaranya prioritas tinggi, prioritas sedang dan prioritas rendah.Prioritas tinggi: prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam kehidupan sehingga perlu dilakukan tindakan terlebih dahulu seperti masalah bersihan jalan nafas.Prioritas sedang: prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik seperti masalah keuangan atau lainnya.b. Berdasarkan kebutuhan MaslowMaslow menentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan berdasarkan kebutuhan diantaranya kebutuhan fisiologis keselamatan dan keamanan, mencintai dan dimiliki, harga diri dan aktualisasi diri.

Untuk prioritas diagnosis yang akan direncanakan, Maslow membagi urutan tersebut berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia diantaranya:1) Kebutuhan fisiologisMeliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri, cairan, perawatan kulit, mobilitas, eliminasi.2) Kebutuhan keamanan dan keselamatanMeliputi masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari infeksi dan rasa takut.3) Kebutuhan mencintai dan dicintaiMeliputi masalah kasih sayang, seksualitas, hubungan antar manusia.4) Kebutuhan harga diriMeliputi masalah respek dari keluarga, perasaan menghargai diri sendiri.5) Kebutuhan aktualisasi diriMeliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan.2) Penentuan tujuan dan hasil yang diharapkanTujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosis keperawatan dengan kata lain tujuan merupakan sinonim dari kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai berikut: S (subjek), P (predikat), K (kriteria), K (kondisi), W (waktu) dengan penjabaran sebagai berikut:S : perilaku pasien yang diamatiP : kondisi yang melengkapi pasienK : kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuanK : sesuatu yang menyebabkan asuhan keperawatan diberikanW : waktu yang ingin dicapaiKriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standar evaluasi yang merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan dengan ciri-ciri sebagai berikut: setiap kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan, hasil yang ditetapkan dalam kriteria hasil memungkinkan untuk dicapai, setiap kriteria hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik, harus sekongkrit mungkin untuk memudahkan pengukuran, kriteria cukup besar atau dapat diukur, hasilnya dapat dilihat, didengar dan kriteria menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata negatif.3) Penentuan rencana tindakanLangkah dalam perencanaan ini dilaksanakan setelah menentukan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan dengan menentukan rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam mengatasi masalah klien. dalam membuat rencana tindakan perawat harus mengetahui juga tentang instruksi atau perintah tentang tindakan keperawatan apa yang akan dilakukan dari perawat primer (pembuat asuhan keperawatan). Untuk memudahkan dalam menentukan rencana tindakan, maka ada beberapa persyaratan dalam menuliskan rencana tindakan diantaranya harus terdapat unsur tanggal, kata kerja yang dapat diukur yang dapat dilihat, dirasa dan didengar, adanya subjek, hasil, target tanggal dan tanda tangan perawat.Dalam penentuan rencana tindakan terdapat beberapa instruksi tindakan keperawatan yang merupakan suatu bentuk tindakan yang menunjukan perawatan dan pengobatan khusus, dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan pada pasien tertentu. Perawatan dan pengobatan dirancang untuk membantu pencapaian satu atau lebih dari tujuan perawatan sehingga dapat mengurangi, mencegah atau menghilangkan dari masalah pasien.d. ImplementasiMerupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada pasien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi. Sebagai profesi, perawat mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam menentukan asuhan keperawatan. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007)Jenis tindakan keperawatan yang tercantum dalam langkah atau tahap pelaksanaan tersebut terdapat dua jenis yaitu tindakan keperawatan mandiri atau dikenal dengan tindakan independen dan tindakan kolaborasi atau dikenal dengan tindakan interdependen.e. EvaluasiEvaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon pasien disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut dengan evaluasi hasil. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007)

Jenis evaluasi yaitu:1) Evaluasi formatifMenyatakan evaluasi yang dilakukan pada pasien memberikan intervensi dengan respon segera seperti kaji ROM ektremitas atas klien, hasil evaluasi ROM mengalami keterbatasan dengan hasil pengkajian gerakan sendi mengalami keterbatasan seperti pada fleksi siku 100 derajat (normalnya 150 derajat, fleksi pergelangan tangan 50 derajat (normalnya 80-90 derajat), abduksi pada bahu 120 derajat (normalnya 180 derajat).2) Evaluasi sumatifMerupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping itu, evaluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai criteria tertentu yang membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai sebagian.a) Tujuan tercapaiTujuan ini dikatakan tercapai apabila pasien telah menunjukkan perubahan dan kemajuan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

b) Tujuan tercapai sebagianTujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah atau penyebabnya.c) Tujuan tidak tercapaiDikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan.B. Tinjauan Tentang Perawat1. Pengertian perawatPerawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2004), perawat adalah seseorang (seseorang profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan. Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien. (Suwignyo, 2007). Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Kusnanto, 2003).Jadi pengertian perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Undang-Undang Kesehatan No. 23,1992). Dalam permenkes RI No. 1239 tahun 2001, dijelaskan bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik didalam maupun di luar negeri.Perawat profesional adalah tenaga keperawatan yang berasal dari jenjang pendidikan tinggi keperawatan (Ahli madya, Ners, Ners spesialis, Mers konsultan). (Perawat Profesional Menurut PPNI). 2. Peran perawatPeran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain (dalam hal ini adalah perawat) untuk berproses dalam sistem sebagai berikut:a. Peran pemberi asuhan keperawatanPerawat sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan yang dapat memberikan pelayanan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi: pengkajian, diangnosa keperawatan, rencana dan tindakan serta evaluasi keperawatan. Dalam hal ini perawat juga harus memperhatikan individu atau klien sebagai mahluk yang holistik dan unik. ( Hutahaean Serri, 2010 ).b. Peran advokat klienPeran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain atau khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan dalam mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi atas hak pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.c. Peran edukatorPeran ini dilakukan dalam membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.d. Peran koordinatorPeran ini dilaksanakan dalam mengarahkan, merencanakan serta mengoorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.

e. Peran kolaboratorPeran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.f. Peran konsultanPeran di sini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang dapat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.g. Peran pembaharuPeran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.3. Fungsi perawatFungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalankan perannya perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya : fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen.

a. Fungsi independenMerupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan, dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lainnya), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.b. Fungsi dependenMerupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.c. Fungsi interdependenFungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.4. Tugas perawatTugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat ini disepakati oleh lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.C. Tinjauan Tentang Pengetahuan1. Pengertian pengetahuanPengetahuan atau (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya. (Notoatmodjo 2003)Pegetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia. Yakni indra penglihatan, penciuman rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003)Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Healt Organizition) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), salah satu bentuk objek kesehatan dapat di jabarkan oleh pengetahuan yang di peroleh dari pengalaman sendiri.Menurut Rogers (1974) yang di kutip oleh Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:a. Awareness ( kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui tertarik pada lebih dahulu terhadap stimulus (objek).b. Interest (merasa tertarik) di mana indivindu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus. c. Evaluation (menimbang-nimbang) indivindu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya.d. Trial (mencoba) dimana indivindu mencoba prilaku baru.e. Adaption (adaptasi) di mana subjek sudah mulai berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.2. Tingkatan pengetahuanPengetahuan atau kongnitif merupakan peranan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang mencakup dominan kongnitif menurut Bloom ( Notoatmojo, 2003) mempunyai 6 tingkat yaitu:a. Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali ( recall ) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini adalah merupakan tingkat pengethuan yang paling rendah.b. Memahami (Komprehension)Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dengan tepat menginterprestasikan materi tersebut sacara benar. Orang yang telah paham objek ataumateri harus dapat menjelaskan, menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari.c. Aplikas (Application)Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata / sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum dan prinsip.d. Analisa (Analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen,tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.e. Sintesis (Syntesis)Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, atau menyusun suatu formula baru dari formasi-formasi yang ada.f. Evaluasi (Evaluation)Evaluation itu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau pembenaran terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilain itu berdasarkansuatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.3. Cara mengukur pengetahuanMengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.Mengukur pengetahuan seseorang tentang apapun hanya dapat diukur dengan membandingkan pengetahuan orang tersebut dalam kelompoknya dalam arti luas. Akhirnya dapat ditarik suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan pengetahuan adalah apa yang telah di ketahui dan mampu diingat setiap orang setelah mengalami, menyaksikan, mengamati atau diajarkan sejak ia lahir sampai dewasa khususnya setelah ia melalui pendidikan formal dan nonformal (Notoatmodjo 2003 ).4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuanPengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya: a. PendidikanPendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.b. MediaMedia yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.c. InformasiPengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.D. Kerangka PikirPelayanan sebuah rumah sakit dapat dinilai dari banyaknya pasien yang dirawat. Perawat sebagai caregiver harus berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan diperlukan pengetahuan yang cukup luas dengan keterampilan profesional sebagai seorang perawat. Oleh sebab itu pengetahuan dan keterampilan perawat dibutuhkan dalam hal ini yaitu untuk menunjang kinerja seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang perawat yaitu pemberi asuhan keperawatan (caregiver). Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pelaksanaan caregiver secara menyeluruh perawat diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana asuhan keperawatan (caregiver) secara menyeluruh dari mulai pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, sampai evaluasi.

Variabel independent Variabel dependent

Peran Perawat Tentang Pelaksanaan CaregiverPengetahuan

Gambar 2.1 Kerangka PikirE. Hipotesis Penelitian1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di Ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan maksud untuk melihat hubungan antara variabel independent dan variabel dependent yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.B. Waktu dan Lokasi PenelitianPenelitian ini telah dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu pada tanggal 24 Agustus sampai 03 September Tahun 2013.C. Variabel dan Definisi Operasional1. Variabel penelitianAdapun variabel dalam penelitian adalah:a. Variabel independent (variabel bebas)Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver.b. Variabel dependent (variabel terikat)Variabel dependent dalam penelitian ini adalah peran perawat tentang pelaksanaan caregiver.

2. Definisi operasionala. Pengetahuan tentang pelaksanaan caregiverAdalah kemampuan perawat dalam memahami pelaksanaan caregiver pada pasien. Cara ukur : WawancaraAlat ukur : KuisionerSkala ukur : OrdinalHasil : 1 = Baik (dengan skor median)0 = Kurang baik ( dengan skor median)b. Peran perawat tentang pelaksanaan caregiverAdalah kegiatan perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yaitu dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan secara professional dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien.Cara ukur : ObservasiAlat ukur : Lembar observasiSkala ukur : OrdinalHasil : 1 = Selalu melaksanakan (dengan skor median)0 =Kadang-kadang melaksanakan ( dengan skor median)

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data1. Jenis dataa. Data primerData primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang telah di sediakan lebih dahulu untuk memperoleh data yang akurat. Bentuk penilaian kuesioner yang digunakan yaitu dengan slelg rating (angka). Data primer dalam penelitian ini berisi tingkat pengetahuan perawat tentang pelaksanaan caregiver.b. Data sekunderData sekunder adalah data yang diperoleh melalui kajian pustaka, laporan-laporan organisasi maupun sumber tertulis lainnya. Sumber-sumber tersebut dari internet, dokumen-dokumen atau arsip dari instansi yang bersangkutan dan lain-lain.2. Cara pengumpulan dataInstrumen adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data. (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan cara :a. WawancaraWawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan, informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (responden).

b. Kuesioner (daftar pertanyaan)Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik, digunakan sebagai alat pengumpulan data melalui survei. Kuesioner harus sesuai dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu sebelum menyusun kuesioner, masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas.c. ObservasiObservasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi mengamati, mendengar, dan mencatat sejumlah data taraf aktivitas atau kegiatan tertentu yang bersangkutan dengan masalah yang akan diteliti.E. Pengolahan DataUntuk pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :1. EditingEditing adalah meneliti kembali data, ini berarti bahwa semua kuesioner harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan pengisian dan kejelasannya. Hal ini dilakukan untuk memeriksa adanya kesalahan atau kekurang lengkapan data yang diisi oleh responden.2. CodingCoding adalah tahap kedua setelah editing yaitu memberi kode nomor jawaban yang diisi oleh responden dalam daftar pertanyaan. Pemberi kode dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam proses tabulasi.

3. EntryEntry adalah memasukkan data ke dalam fasilitas komputer untuk selanjutnya dianalisa.4. TabulatingTabulating adalah pekerjaan membuat tabel, jawaban-jawaban yang telah di beri kode kategori jawaban kemudian di masukkan kedalam tabel.5. CleaningCleaning adalah melakukan pengecekkan kembali bila ada kesalahan yang dihitung.6. Describing Describing adalah menggambarkan atau menjelaskan data yang sudah di kumpulkan.F. Analisa DataAnalisa data yang dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu:1. Analisa univariatAnalisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, yaitu variabel bebas (pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver) dengan variabel terikat (peran perawat tentang pelaksanaan caregiver).

Rumus yang digunakan yaitu:p = x 100Keterangan: p : Persentase f : Frekuensi n : Jumlah respon 2. Analisa bivariatAnalisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara masing-masing variabel independent (pengetahuan perawat tentang pelaksanaan caregiver) dan variabel dependent (peran perawat tentang pelaksanaan caregiver) dengan menggunakan uji chi square ) dengan tingkat kepercayaan 95% dan kemaknaan 0,05.Adapun rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:0 = observed (data yang didapat)E = expected (data yang diharapkan)Kriteria penerimaan hipotesis:a. Jika nilai p 0,05 berarti hasil perhitungan H ditolak (ada hubungan).b. Jika nilai p > 0,05 berarti hasil perhitungan H diterima (tidak ada hubungan).

G. Penyajian DataSetelah data diolah, selanjutnya data akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.H. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi pada penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang berada di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu yang berjumlah 146 orang.2. SampelSampel dalam penelitian ini yaitu sebagian dari perawat yang ada di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu yaitu ruang Nuri, Cendrawasih, Garuda dan Pipit.Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (1997)

Keterangan : n : Jumlah SampelN : Jumlah Populasid : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 10% ( 0,1)jadi:

59 respondenKriteria inklusi :a. Perawat yang berada di ruangan Nuri, Cendrawasih, Pipit dan Garuda.b. Perawat yang bersedia menjadi responden penelitian.c. Perawat yang tidak sedang cuti.Tehnik pengambilan sampel dengan metode proportional random sampling, di mana besar sampel diambil berdasarkan jumlah atau banyak perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu yaitu ruang Nuri, Cendrawasih, Pipit dan Garuda dengan rincian sebagai berikut. Dengan mengunakan rumus:

1. Ruang Nuri : 2. Ruang Cendrawasih : 3. Ruang Pipit : 4. Ruang Garuda : Jadi, total sampel sebanyak 59 responden pada 4 ruangan, untuk menentukan sampel pada setiap ruangan dilakukan dengan cara mengundi ( lottrery technigue ).

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lokasi PenelitianRumah Sakit Umum Anutapura Palu periode Juni 2013 memiliki jumlah perawat sebanyak 488 orang, dengan tingkat pendidikan S.Kep, Ns 8 orang, S.Kep 18 orang, DIII Kep 446, DI 4 orang, SPK 12 orang. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu memiliki fasilitas dan kemampuan menyelenggarakan hampir semua jenis pelayanan kedokteran, sehingga layak menjadi pusat rujukan. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu berlokasi di jalan Kangkung No. 1 Palu, kecamatan Palu Barat, menempati jalan seluas 33.527 M2 dengan luas bangunan hingga saat ini seluas 12.445,43 M2. Mempunyai sarana pelayanan rawat jalan sebanyak 13 poliklinik, 6 instansi penunjang medik, 20 ruang rawat inap dengan kapasitas 252 tempat tidur, dan ruangan pelayanan medik tertentu.B. Hasil PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan menggunakan pendekatan cros sectional, pada penelitian ini, sampel yang digunakan sejumlah 59 orang dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan metode proportional random sampling. Penelitian dilakukan di ruang Nuri, Cendrawasih, Pipit dan Garuda Rumah Sakit Umum Anutapura Palu pada tanggal 24 Agustus sampai 3 september tahun 2013 dianalisa secara univariat dan analisa bivariat yaitu sebagai berikut :1. Analisa univariatAnalisa univariat pada penelitian ini untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing variabel, yakni variabel independent yaitu pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver dan variabel dependent peran perawat tentang pelaksanaan caregiver, seperti pada tabel dibawah ini:a. UmurHasil perhitungan secara keseluruhan, kategori umur perawat dikelompokan menjadi dua yaitu umur 22-30 tahun dan umur 31-54 tahun. Gambar distribusi umur parawat dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 4.1Distribusi Umur Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura PaluNo Umur Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 22-30 52 88,1

2. 31-54 7 11.9

Jumlah 59 100

Sumber: data primer 2013Berdasarkan tabel 4.1 diatas, menunjukan bahwa dari 59 responden, yang mempunyai umur 22-30 sebanyak 52 orang (88,1%), dan yang mempunyai umur 31-54 sebanyak 7 orang (11,9%).

b. PendidikanHasil perhitungan secara keseluruhan, kategori pendidikan perawat dikelompokan menjadi dua yaitu DIII dan SI. Gambaran distribusi menurut pendidikan perawat dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. 2Distribusi Pendidikan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)

1. DIII 51 86,4

2. SI 8 13,6

Jumlah 59 100

Sumber data : data primer 2013Berdasarkan tabel 4.2 diatas, menunjukan bahwa dari 59 responden, yang mempunyai pendidikan DIII sebanyak 51 orang (86,4%), dan yang mempunyai pendidikan SI sebanyak 8 orang (13,6%).c. Lama kerjaHasil perhitungan secara keseluruhan, kategori pengalaman kerja perawat dikelompokkan menjadi 14 yaitu masa kerja perawat 6 bulan, 8 bulan, 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun, 7 tahun, 8 tahun, 10 tahun, 16 tahun, 20 tahun, 25 tahun, dan 30 tahun. Gambaran distribusi menurut pengalaman kerja perawat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 3 Distribusi Pengalaman Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013No Masa Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 6 bulan 2 3,4

2. 8 bulan 1 1,7

3. 1 tahun 11 18,6

4. 2 tahun 9 15,3

5. 3 tahun 16 27,1

6. 4 tahun 6 10,2

7. 5 tahun 2 3,4

8. 7 tahun 2 3,4

9. 8 tahun 5 8,5

10. 10 tahun 1 1,7

11. 16 tahun 1 1,7

12. 20 tahun 1 1,7

13. 25 tahun 1 1,7

14. 30 tahun 1 1,7

Jumlah 59 100

Sumber: data primer 2013Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukan bahwa dari 59 responden, yang mempunyai masa kerja 6 bulan sebanyak 2 orang (4,4%), 8 bulan sebanyak 1 orang (1,7%), 1 tahun sebanyak 11 orang (18,6), 2 tahun sebanyak 9 orang (15,3), 3 tahun sebanyak 16 orang (27,1), 4 tahun sebanyak 6 orang (10,2), 5 tahun sebanyak 2 (3,4%), 7 tahun sebanyak 2 orang (3,4), 8 tahun sebanyak 5 orang (8,5%), 10 tahun sebanyak 1 orang (1,7%), 16 tahun sebanyak 1 orang (1,7), 20 tahun sebanyak 1 orang (1,7%), 25 tahun sebanyak 1 orang (1,7%).

d. Pengetahuan tentang pelaksanaan caregiverHasil perhitungan secara keseluruhan, diperoleh nilai median pada skor pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver yaitu 48. Distribusi pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Tentang Pelaksanaan Caregiver di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013No Pengetahuan

Frekuensi(f) Persentase (%)

1.Kurang baik 28 47,5

2.Baik 31 52,5

Jumlah 59 100

Sumber: data primer 2013Berdasarkan tabel 4.4 diatas, distribusi pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver kategori kurang baik sebanyak 28 orang (47,5%), sedangkan kategori baik sebanyak 31 orang (52,5%).

e. Peran perawat tentang pelaksanaan caregiverHasil perhitungan secara keseluruhan, diperoleh nilai median pada skor peran perawat tentang pelaksanaan caregiver yaitu 27. Distribusi peran perawat tentang pelaksanaan caregiver dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 4.5 Distribusi Peran Perawat Tentang Pelaksanaan Caregiver di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013NoPeran Perawat tentang Pelaksanaan CaregiverFrekuensi (f)Persentase (%)

1.Kadang-kadang melaksanakan 21 35,6

2.Selalu melaksanakan 38 64,4

Jumlah 59 100

Sumber : data primer 2013Berdasarkan tabel 4.5 diatas, distribusi peran perawat tentang pelaksanaan caregiver kategori kadang-kadang sebanyak 21 orang (35,6%), sedangkan kategori selalu melaksanakan caregiver yaitu sebanyak 38 orang (64,4%).

2. Analisa bivariatAnalisa yang digunakan adalah uji chi square untuk mengetahui variabel independent yaitu pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver dan variabel dependent peran perawat tentang pelaksanaan caregiver seperti pada tabel berikut ini:Hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura PaluUntuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 4.6 Distribusi Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Perawat Tentang Pelaksanaan Caregiver di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu 2013Pengetahuan Pelaksanaan CaregiverTotal N p. ValueOR(95% CI)

Kadang melaksanakanSelalu melaksanakan

F % F %

Kurang baik 18 64,3 10 35,7 28

0,000

16,8(4,06- 69,475)

Baik 3 9,7 28 90,3 31

Total 21 35,6 38 64,4 59

Sumber: data primer 2013Pada tabel 4.6 diatas, menunjukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik 18 orang (64,3%), lebih besar memiliki kemungkinan kadang-kadang melaksanakan caregiver sedangkan 10 orang (35,7%) kecil memiliki kemungkinan selalu melaksanakan caregiver. Responden yang memiliki pengetahuan baik 3 orang (9,7%), lebih kecil memiliki kemungkinan kadang-kadang melaksanakan caregiver sedangkan 28 orang (90,3%) lebih besar memiliki kemungkinan selalu melaksanakan caregiver.Berdasarkan hasil uji chi square, nilai p = 0,000 (p value < 0,05), berarti ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver dengan nilai Odds Ratio (OR) = 16,800 yang artinya responden yang memiliki pengetahuan yang baik berpeluang tinggi yaitu sebanyak 16 kali selalu melaksanakan dalam pelaksanaan caregiver dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dalam pelaksanaan caregiver.C. Pembahasana. Gambaran pengetahuan tentang pelaksanaan caregiverBerdasarkan tabel 4.4, distribusi pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver kategori kurang baik sebanyak 28 orang (47,5%), sedangkan kategori baik sebanyak 31 orang (52,5%).Dari hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan tentang melaksanakan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu dalam kategori baik, karena jumlah perawat yang mempunyai pengetahuan tentang melaksanakan caregiver kategori baik berjumlah 31 orang lebih besar dibanding dengan pengetahuan yang kurang baik berjumlah 28 orang, kategori baik 31 orang hal ini dapat dilihat dari pendidikan perawat yaitu DIII 51 orang dan SI 8 orang, dan perawat yang telah mengikuti pelatihan-pelatihan dalam pemberian asuhan keperawatan yang sesuai standar keperawatan, baik pelatihan didalam Rumah Sakit maupun keluar Rumah Sakit yang berjumlah 22 orang dan ada perawat yang baru menyelesaikan pendidikannya sehingga kemungkinan kemampuan mengingat pengetahuan yang didapatnya dari waktu pendidikan. Selain itu lama kerja seseorang juga dapat mempengaruhi seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya, hal ini terlihat responden yang masa kerjanya 5 tahun berjumlah 12 orang sehingga semakin lama perawat itu bekerja, maka semakin banyak pula pengalaman dan ilmu yang dimilikinya. Pengetahuan perawat tentang melaksanakan caregiver dengan kategori kurang baik berjumlah 28 orang dalam hal ini belum memiliki kemampuan yang tinggi dalam memahami pengumpulan data yang bersifat komprehensif dalam menganalisa data-data tersebut untuk penentuan diagnosa keperawatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Susilyaningsih (2011), perawat berpengetahuan baik selalu melaksanakan caregiver. Pengetahuan yang kurang akan memberikan dampak yang negatif terhadap klien maupun terhadap perawat, hal ini dapat menyebabkan pelayanan yang diterima kurang bermutu, memperberat kondisi sakit klien karena pelayanan yang diterima kurang bermutu, memperberat kondisi sakit klien karena pelayanan yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan klien. Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan keperawatan yang professional sangat dibutuhkan pengetahuan yang baik dari perawat. (Amiyati, 2005)b. Gambaran peran perawat tentang pelaksanaan caregiverBerdasarkan tabel 4.5, distribusi peran perawat tentang pelaksanaan caregiver kategori kadang-kadang sebanyak 21 orang (35,6%), sedangkan kategori selalu melaksanakan caregiver yaitu sebanyak 38 orang (64,4%).Dari hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa peran perawat tentang melaksanakan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu dalam kategori selalu melaksanakan, karena jumlah perawat yang selalu melaksakan caregiver berjumlah 38 orang lebih besar dibanding dengan yang kadang-kadang melaksanakan caregiver berjumlah 21 orang. Kategori perawat yang selalu melaksanakan caregiver berjumlah 38 orang hal ini dapat dilihat dari lama kerja seseorang dapat mempengaruhi seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam memberikan asuhan keperawatan, hal ini terlihat responden yang masa kerjanya 5 tahun berjumlah 12 orang sehingga semakin lama perawat itu bekerja, maka semakin banyak pula pengalaman dan ilmu yang dimilikinya. Peran perawat tentang melaksanakan caregiver dengan kategori kadang-kadang melaksanakan caregiver yang berjumlah 21 orang dalam hal ini perawat belum memiliki kemampuan yang tinggi dalam memahami pengumpulan data yang bersifat komprehensif dalam menganalisa data-data tersebut untuk penentuan diagnosa keperawatan yang terlihat dari hasil observasi peneliti yaitu perawat tidak mengklasifikasikan data menjadi data subjektif dan objektif.Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2011) yang mengatakan bahwa, terdapat hubungan yang positif antara masa kerja dan kinerja kerja, semakin meningkat masa kerja seseorang maka semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman kerjanya.c. Hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiverBerdasarkan tabel 4.4, distribusi pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver kategori kurang baik sebanyak 28 orang (47,5%), sedangkan kategori baik sebanyak 31 orang (52,5%).Berdasarkan tabel 4.5, distribusi peran perawat tentang pelaksanaan caregiver kategori kadang-kadang sebanyak 21 orang (35,6%), sedangkan kategori selalu melaksanakan caregiver yaitu sebanyak 38 orang (64,4%).Pada tabel 4.6, menunjukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik 18 orang (64,3%), lebih besar memiliki kemungkinan kadang-kadang melaksanakan caregiver sedangkan 10 orang (35,7%) kecil memiliki kemungkinan selalu melaksanakan caregiver. Responden yang memiliki pengetahuan baik 3 orang (9,7%), lebih kecil memiliki kemungkinan kadang-kadang melaksanakan caregiver sedangkan 28 orang (90,3%) lebih besar memiliki kemungkinan baik dalam pelaksanaan caregiver.Berdasarkan hasil uji chi square, nilai p = 0,000 (p value < 0,05), berarti ada hubungan bermakna antara pengetahuan perawat dengan peran perawat dalam pelaksanaan caregiver dengan nilai Odds Ratio (OR) = 16,800 yang artinya responden yang memiliki pengetahuan yang baik berpeluang tinggi sebanyak 16 kali selalu melaksanakan caregiver dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang pelaksanaan caregiver.Dari hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan tentang melaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu dalam kategori baik, karena jumlah perawat yang mempunyai pengetahuan tentang melaksanakan caregiver kategori baik lebih besar dibanding dengan yang melaksanakan caregiver kategori kurang baik, hal ini dapat dilihat dari pendidikan perawat yaitu DIII 51 orang dan SI 8 orang, dan perawat yang telah mengikuti pelatihan-pelatihan dalam pemberian asuhan keperawatan yang sesuai standar keperawatan, baik pelatihan didalam Rumah Sakit maupun keluar Rumah Sakit yang berjumlah 22 orang dan ada perawat yang baru menyelesaikan pendidikannya sehingga kemungkinan kemampuanmengingat pengetahuan yang didapatnya dari waktu pendidikan. Selain itu lama kerja seseorang juga dapat mempengaruhi seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya, hal ini terlihat responden yang masa kerjanya 5 tahun berjumlah 12 orang sehingga semakin lama perawat itu bekerja, maka semakin banyak pula pengalaman dan ilmu yang dimilikinya. Perawat dengan kategori pengetahuan kurang baik juga selalu melaksanakan caregiver karena perawat dituntut untuk memiliki kemampuan dalam melaksanakan caregiver dan merupakan tuntutan kerja perawat itu sendiri untuk memiliki pengetahuan.Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2011) yang mengatakan bahwa, terdapat hubungan yang positif antara masa kerja dan kinerja kerja, semakin meningkat masa kerja seseorang maka semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman kerjanya.Berdasarkan penelitian yang dilakukan Susilyaningsih (2011), perawat berpengetahuan baik selalu melaksanakan caregiver.Pengetahuan yang kurang akan memberikan dampak yang negatif terhadap klien maupun terhadap perawat, hal ini dapat menyebabkan pelayanan yang diterima kurang bermutu, memperberat kondisi sakit klien karena pelayanan yang diterima kurang bermutu, memperberat kondisi sakit klien karena pelayanan yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan klien. Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan keperawatan yang professional sangat dibutuhkan pengetahuan yang baik dari perawat. (Amiyati, 2005)Pengetahuan merupakan hal yang identik dengan pendidikan hanya saja pendidikan dibagi dalam berbagai tingkat, dari pendidikan rendah sampai pendidikan tinggi. Lain halnya dengan pengetahuan karena pengetahuan terlahir dari pendidikan dan sebagian dari pengalaman yang didapat responden. Dan tentunya pengetahuan itu tidak lepas dari seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. (Notoatmodjo, 2002) d. Keterbatasan penelitiDalam penelitian ini peneliti masih menemukan beberapa keterbatasan pada saat melakukan penelitian ini yaitu:1. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner memungkinkan responden menjawab pertanyaan tidak jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan yang dimaksud sehingga memberi hasil yang kurang mewakili secara kualitatif.2. Terbatasnya waktu dan tenaga dalam melaksanakan penelitian ini menyebabkan pengumpulan data yang sangat sederhana dan memungkinkan adanya kesalahan yang tidak disengaja.

BAB V PENUTUPA. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah sakit Umum Anutapura Palu.B. Saran 1. Untuk Rumah Sakit Umum Anutapura Palu diharapkan, dapat lebih meningkatkan pengawasan terhadap perawat di ruang rawat inap sehingga pelaksanaan caregiver (pelaksanaan asuhan keperawatan) sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang berlaku di rumah sakit itu sendiri.2. Untuk Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu diharapkan menyiapkan lebih banyak tenaga pengajar sehingga proses belajar mengajar lebih maksimal dan meningkatkan sarana dan prasarana yang ada dikampus seperti kelengkapan buku-buku di perpustakaan seperti buku terbaru sehingga dapat memudahkan mahasiswa dalam memperoleh ilmu.3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan variabel dan jumlah sampel penelitian.

DAFTAR PUSTAKAAli Zaidin, 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya Medika. Jakarta

Amiyati, 2005. Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap BPRSUD Salatiga. Program Pasca Sarjana, Universitas, Semarang

Anonim, 2008, Profil Kesehatan Indonesia, 2007. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Azwar Azrul, 2006, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Binarupa Aksara. Jakarta

Deswani, 2009. Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Salemba Medika. Jakarta

Handayaningsih Isti, 2009. Dokumentasi Keperawatan. Mitra Cendikia Press. Jogjakarta

Dharma Kelana Kusuma, 2011. Metodologi Keperawatan. Trans Info Media. Jakarta

Hidayat Aziz Alimul, 2008. Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta

Hutahaean Serri, 2010. Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Trans Info Media. Jakarta.

Kusnanto, 2004 . Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional . EGC. Jakarta

La Ode Gaffar Jumadi, 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Notoadmojo, S., 2003. Ilmu Pengetahuan Masyarakat dan Prinsip Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta

Notoadmojo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Nursalam, 2009. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta

Nursalam, 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik. Salemba Medika. JakartaPanggabean, P., Sirait, E.m Koraag, M. E., Subardin., Saiful., Pelima, R., Marleni, N. M. R., Purwaningsih, S. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. STIK Indonesia Jaya

Ramdayana, 2008. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Jakarta

Robbins, S.P, 2011. Perilaku Organisasi Konsep, Kontroversi, Aplikasi (edisi kedelapan). Versi Bahasa Indonesia. Pearson education. Jakarta

Rumah Sakit Anutapura Palu, 2013. Profil Rumah Sakit Anutapura Palu. Palu

Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDENSetelah saya membaca maksud dan tujuan penelitian ini, maka dengan kesadaran penuh tanpa paksaan dari pihak lain menyatakan saya bersedia untuuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Endang Pratiwi Retnowati, mahasiswi program studi keperawatan STIK IJ Palu dengan judul Hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu .Tanda tangan dibawah ini menunjukkan bahwa saya telah diberi informasi dan memutuskan partisipasi dalam penelitian ini.

Palu, Agustus 2013Nama responden

(.)

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDENKepada Yth : Bapak/Ibu PerawatSaya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan STIK IJ Palu :Nama: Endang Pratiwi RetnowatiNPM: PK 115 09 151Alamat: Jl. TombolotutuAkan mengadakan penelitian dengan judul Hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang pelaksanaan caregiver di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu .Penelitian ini tidak merugikan saudara (perawat) sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara (perawat) telah menjadi responden dan terjadi hal-hal yang merugikan maka diperbolehkan mengundurkan diri untuk tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.Apabila Bapak/Ibu perawat menyetujui maka saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan ini., atas kesediannya saya ucapkan terima kasih.Palu. Agustus 2013Peneliti

Endang Pratiwi R

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERAN PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN CAREGIVER DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU

Identitas responden :1. Nama responden :2. Umur :3. Pendidikan terahir :4. Lama kerja :5. Ruangan :

Petunjuk pengisian kuesioner: a. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang ada.b. Beri tanda (x) pada pernyataan yang dianggap benar.

A. Kuesioner pengetahuan tentang pelaksanaan caregiver.1. Pengertian caregiver adalaha. Pelaku atau pemberi asuhan keperawatan yang dapat memberikan pelayanan keperawatan baik langsung ataupun tidak langsung kepada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.b. Individu yang memberikan perawatan orang lain yang sakit atau tidak mampu melakukan aktivitasnya.c. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga dan masyarakata.d. Pemberi asuhan keperawatan kepada klien.

2. Tujuan pelaksanaan caregiver adalaha. Menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi.b. Mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan.c. Menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada pasien setelah dilakukan identifikasi.d. Mengetaahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yang telah dilakukan.

3. Jenis caregiver adalaha. Caregiver formal dan caregiver informal.b. Caregiver informal.c. Caregiver langsung.d. Caregiver tidak langsung.4. Tipe tugas caregiver adalaha. Berdasarkan bentuk pengguna yang dialami klien.b. Berdasarkan bentuk tindakan yang dilakukan caregiver.c. Berdasarkan tugas yang dilakukan caregiver.d. Berdasarkan aktivitas yang dialami klien.5. Tanggung jawab perawat sebagai caregiver adalaha. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh dari pengkajian sampai dengan evaluasi, memenuhi kebutuhan dasar manusia pada pasiennya.b. Memenuhi kebutuhan sehari-hari individu yang dirawatnya.c. Memberikan makanan dan minuman pada pasien yang dirawatnya.d. Membersihkan ruangan tempat tinggal pasien.

6. Metode apa yang digunakan perawat dalam pelaksanaan caregiver?a. Metode pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan.b. Metode langsung.c. Metode tidak langsung.d. Metode langsung dan tidak langsung.

7. Dalam caregiver formal siapa yang bertindak sebagai caregiver?a. Individu.b. Keluarga pasien.c. Perawat.d. Semuanya benar.

8. Pengertian caregiver formal adalah?a. Individu yang menyediakan bantuan dalam hal ini adalah keluarga.b. Individu yang menerima bayaran untuk memberikan perhatian, perawat serta perlindungan kepada individu yang sakit, seperti perawat yang bekerja di rumah sakit.c. Individu yang memberikan perawatan kepada orang lain yang membutuhkan.d. Semuanya benar.

9. Manfaat dilakukannya perencanaan keperawatan?a. Untuk mencapai tujuan keperawatan.b. Untuk menyelesaikan masalah dalam keperawatan.c. Untuk merencanakan tindakan keperawatan.d. Untuk menentukan prioritas masalah.

10. Menurut anda urutan langkah-langkah dalam proses keperawatan yang tepat adalaha. Pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.b. Diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pengkajian.c. Perencanaan, implementasi, evaluasi, pengkajian dan diagnosis keperawatan.d. Implementasi, evaluasi, perencanaan, pengkajian dan diagnosis keperawatan.

11. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan diagnosis keperawatan?a. Diagnosis keperawatan melengkapi diagnosis medis.b. Berorientasi pada kebutuhan pasien.c. Proses menganalisis data subjektif dan objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis keperawatan. d. Pengumpulan data.

12. Syarat penulisan diagnosa keperawatan.a. Berdasarkan fakta dan logis kronologis.b. Berdasarkan dari pengkajian.c. Berdasarkan dari prioritas masalah.d. Semuanya benar.

13. Apakah yang dimaksud dengan pengkajian keperawatan?a. Tahap awal untuk dapat melakukan pengkajian kepada pasien.b. Dasar utama dalam pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu.c. Suatu tahap untuk merumuskan diagnosa keperawatan.d. Dasar untuk menentukan diagnosa keperawatan.

14. Metode dalam pengumpulan data yaitu?a. Wawancara, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, mengumpulkan data penunjang.b. Wawancarac. Riwayat kesehatand. Pemeriksaan fisik

15. Pengertian perencanaan keperawatan adalah :a. Suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensib. Suatu proses keperawatan untuk dapat menentukan perencanaan untuk dapat dilakukan tindakan pada pasienc. Suatu perencanaan untuk dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan pada pasiend. Perencanaan keperawatan

16. Kapan seharusnya dilakukan penentuan perencanaan keperawatan pada pasien?a. Setelah menentukan prioritas masalah.b. Selama pasien berada dirumah sakit dan setelah dilakukan pengkajian pada pasien.c. Setelah menentukan diagnosa keperawatan pada pasien.d. Setelah pengkajian

17. Menurut anda faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proses implementasi/pelaksanaan keperawatan?a. Fasilitas dan peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan.b. Pengorganisasian pekerjaan perawat.c. Lingkungan fisik.d. Kinerja perawat.

18. Pelaksanaan evaluasi hasil dilakukan oleh?a. Perawat pelaksana.b. Kepala ruangan.c. Perawat shif berikutnya dan salah satu perawat yang bertugas pada saat itu.d. Ketua tim.

19. Menurut anda apa saja manfaat bagi rumah sakit, apabila proses keperawatan dilakukan dengan baik?a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.b. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan/keahlian perawat.c. Dapat menghindari pengulangan instruksi dalam pemberian asuhan keperawatan.d. Meningkatkan keperawatan yang professional.

20. Menurut anda apa saja peran perawat di rumah sakit?a. Peran perawat sebagai caregiver atau pelaksana asuhan keperawatan.b. Peran perawat sebagai pendidik keperawatanc. Peran perawat sebagai pengelola.d. Peran perawat sebagai peneliti.

B. Lembar Observasi peran perawat tentang pelasanaan caregiver.

Petunjuk pengisian.Berilah tanda ( ) pada pernyataan yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan responden (di isi oleh peneliti).Keterangan : SL : SelaluKK : Kadang kadangTP : Tidak pernah

NoPernyataan123

TPKKSL

1.Pengkajian keperawatan

a. Melengkapi format catatan pasien (buku status pasien) sesuai keterangan pasien.

b. Data dikelompokkan yaitu data subjekti dan data objektif (Bio-psiko-sosio-spiritual).

c. Melakukan pengamatan visual (penglihatan) seperti keadaan fisik, ekspresi wajah dan perilaku pasien (misalanya, bingung, kejang dan kesadaran).

d. Melakukan pengamatan melalui pendengaran seperti bunyi pernapasan.

e. Melakukan pengamatan melalui perabaan seperti meraba nadi.

f. Melakukan pemeriksaan fisik seperti mengukur suhu tubuh dan tekanan darah.

g. Data dikaji sejak klien masuk sampai sekarang.

2.Diagnose keperawatan

a. Diagnose keperawatan berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.

b. Diagnose keperawatan mencerminkan PE/PES.

c. Merumuskan diagnose actual/potensial.

d. Menggambarkantanggapan/responpasienterhadapmasalah, penyebabdangejala/tanda penyakit

e. Bekerja sama dengan pasien dan petugas kesehatan lain untuk mengvalidasi (membenarkan) dignosis keperawatan tersebut.

f. Melakukan pengkajian ulang dan memvariasi diagnosis berdasarkaan data terbaru.

3.Perencanaan keperawatan/Intervensi

a. Rencana tindakan berdasarkan diagnose keperawatan.

b. Rencana tindakan disusun menurut urutan prioritas.

c. Rumusan tujuan mengandung komponen klien/subyek, perubahan, perilaku dan kondisi klien.

d. Rencana intervensi mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas, dan/atau melibatkan klien/keluarga.

e. Rencana intervensi menggambarkan kerja sama dengan tim kesehatan lain.

4.Pelaksanaan/Implementasi

a. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan.

b. Perawat mengobservasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.

c. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi.

d. Semua tindakan yang telah dilaksanakan didokumentasikan dengan ringkas dan jelas.

5.Evaluasi

a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil berdasarkandariintervensiperkembangan pasien yang dilakukan tepat waktu.

b. Evaluasi mengacu berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan apakah tercapai secara keseluruhan atau tercapai sebagian.

c. Hasil evaluasi didokumentasikan.

Skor

DAFTAR RIWAYAT HIDUPA. Identitas Penulis1. Nama : Endang Pratiwi Retnowati2. NPM : PK 115 09 1513. Tempat & Tanggal Lahir : Wanamukti, 3 Agustus 19914. Jenis Kelamin : Perempuan5. Agama : Islam6. Alamat : Tombolotutu Lorong Bukit Jabal RahmanB. Nama Orang Tua1. Sutrisno2. Sri Endar WatiC. Pendidikan 1. Tamat Sekolah Dasar Inpres 2 Wanamukti Tahun 20042. Tamat Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Moutong Tahun 20073. Tamat Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Moutong Tahun 20094. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu Tahun 2009

18