pengaruh preventif ekstrak daun dewandaru eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/pratiwi, luh putu...

77
SKRIPSI Oleh: LUH PUTU SETIANTI PRATIWI 135130100111012 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora. L) TERHADAP KADAR MDA DAN AKTIVITAS SOD GASTRIUM PADA TIKUS (Rattus norvegicus) MODEL GASTROENTERITIS INDUKSI Esherichia coli

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

SKRIPSI

Oleh:

LUH PUTU SETIANTI PRATIWI

135130100111012

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU

(Eugenia uniflora. L) TERHADAP KADAR MDA DAN

AKTIVITAS SOD GASTRIUM PADA TIKUS (Rattus

norvegicus) MODEL GASTROENTERITIS

INDUKSI Esherichia coli

Page 2: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

ii

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

Oleh:

LUH PUTU SETIANTI PRATIWI

135130100111012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU

(Eugenia uniflora. L) TERHADAP KADAR MDA DAN

AKTIVITAS SOD GASTRIUM PADA TIKUS (Rattus

norvegicus) MODEL GASTROENTERITIS

INDUKSI Esherichia coli

Page 3: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Pengaruh Preventif Pemberian Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora.

L) terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) dan Aktivitas Superoxide

Dismutase (SOD) Gastrium pada Tikus (Rattus norvegicus) Model

Gastroenteritis yang diinduksi E. coli

Oleh:

LUH PUTU SETIANTI PRATIWI

135130100111012

Setelah dipertahankan di depan Majelis Penguji

pada tanggal 16 Agustus 2017

dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. drh. Djoko Winarso, MS drh. Dahliatul Qosimah, M. Kes

NIP. 19530605 198403 2 001 NIP. 19820127 201504 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Brawijaya

Prof. Dr. Aulanni’am, drh., DES

NIP. 19600903 198802 2 001

Page 4: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Luh Putu Setianti Pratiwi

NIM : 135130100111102

Program Studi : Kedokteran Hewan

Penulis Skripsi berjudul :

PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia

uniflora L) TERHADAP KADAR MDA DAN AKTIVITAS SOD

GASTRIUM PADA TIKUS (Rattus norvegicus) INDUKSI Esherichia coli

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Isi dari skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak

menjiplak karya orang lain, selain nama-nama yang termaktub di isi dan

tertulis di daftar pustaka dalam skripsi ini.

2. Apabila dikemudian hari ternyata skripsi yang saya tulis terbukti hasil

jiplakan, maka saya bersedia menanggung segala resiko yang akan saya

terima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, 16 Agustus 2017

Yang menyatakan,

(Luh Putu Setianti Pratiwi)

NIM. 135130100111012

Page 5: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

v

Pengaruh Preventif Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora. L)

terhadap Kadar MDA dan Aktivitas SOD Gastrium pada Tikus (Rattus

norvegicus) Model Gastroenteritis yang diinduksi E. coli

ABSTRAK

Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular yang menginflamasi

membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah-muntah

dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit. Penyebab utama

gastroenteritis adalah adanya bakteri, virus, parasit. Pada penelitian ini hewan

coba diinduksi dengan bakteri Eschericia coli. Paparan E. coli patogen memicu

terjadinya inflamasi karena kemampuan E. coli menghasilkan endotoksin dan

enterotoksin. Peningkatan toksin E. coli di dalam saluran pencernaan

menyebabkan peningkatan radikal bebas pada tubuh dan memicu respon imun.

Berdasarkan uji fitokimia daun dewandaru mengandung flavanoid dan tannin

yang digunakan sebagai antioksidan eksogen dan antibakteri yang membantu

kerja antioksidan endogen, yaitu superoxide dismutase (SOD). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kadar malondialdehyde (MDA) dan aktivitas

superoxide dismutase (SOD) pada gastrium hewan coba model gastroenteritis.

Hewan coba yang dipakai adalah tikus (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi

lima kelompok dan tiap kelompok terdiri atas empat ekor. Kelompok 1 adalah

kontrol sehat, kelompok 2 adalah tikus gastroenteritis induksi E. coli tanpa diberi

preventif. Kelompok P1, P2, dan P3 adalah kelompok tikus yang diberi preventif

selama 7 hari dengan dosis 300 mg/kgBB; 400 mg/kgBB; 500 mg/kgBB lalu

diinduksi dengan E. coli selama 7 hari. Pemberian preventif dan induksi melalui

sonde lambung. Analisa kadar MDA dan aktivitas SOD menggunakan metode one

way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNJ dengan taraf kepercayaan 95%

(α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh preventif pemberian ekstrak

daun dewandaru mampu menurunkan kadar MDA dan meningkatkan aktivitas

SOD.

Kata kunci : Gastroenteritis, E. coli, Daun dewandaru, MDA, SOD

Page 6: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

vi

Influence of Preventive Dewandaru leaf extract (Eugenia uniflora. L) against

the levels of MDA and activities of SOD Gastrium rats (Rattus norvegicus)

Gastroenteritis induced Model of E. coli

ABSTRACT

Gastroenteritis is a disease of acute and infectious that inflammatory

mucous membranes of the stomach and intestine characterized by vomiting and

diarrhea which result in the loss of electrolytes. The main cause of gastroenteritis

is the presence of bacteria, viruses, parasites. On the research of animals try

Eschericia coli bacteria induced. Exposure to E. coli pathogen triggered

inflammation due to the ability of e. coli endotoxin and produce enterotoxin. The

increased toxin of e. coli in the intestinal tract causing an increase in free radicals

in the body and triggers an immune response. Based on the screening of plant

leaves contain phytochemicals dewandaru flavanoid and tannin which is used as

an antioxidant and antibacterial exogenous who helped work the endogenous

antioxidant i.e. superoxide dismutase (SOD). This research aims to know the

levels of malondialdehyde (MDA) and the activity of the superoxide dismutase

(SOD) in the stomach of animals try to model gastroenteritis. The animals try to

used is rat (Rattus norvegicus) are divided into five groups and each group

consists of four tails. Group 1 is the healthy controls, group 2 rats is induction of

e. coli gastroenteritis without being given preventive. Group P1, P2, and P3 are a

group of mice who were given preventive for 7 days with a dose of 300 mg/kgBB;

400 mg/kgBB; 500 mg/kgBB then induced by e. coli for 7 days. Administering

preventative and induction through the hull of the sonde. Analysis of the levels of

MDA and SOD activity using method one way ANOVA test and continued with

the confidence level with BNJ 95% (α = 0.05). The results showed pengaruf

preventive granting dewandaru leaf extract is capable of lowering the levels of

MDA and SOD activity increases.

Keywords: Gastroenteritis, E. coli, leaf dewandaru, MDA, SOD

Page 7: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun

judul penelitian ini adalah “Pengaruh Preventif Ekstrak Daun Dewandaru

(Eugenia uniflora L) terhadap kadar MDA dan Aktivitas SOD Gastrium pada

Tikus (Rattur norvegicus) Model Gastroenteritis Induksi E. Coli”.

Penyusun menyampaikan terima kasih sebesar - besarnya kepada seluruh

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, secara khusus

penyusun menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. drh. Djoko Winarso, Ms selaku dosen pembimbing satu yang telah

menyempatkan dan menyisihkan waktunya untuk membimbing penulis pada

saat penulisan skripsi ini.

2. Drh. Dahliatul Qosimah. M.Kes selaku dosen pembimbing dua yang telah

menyempatkan dan menyisihkan waktunya untuk membimbing penulis pada

saat penulisan skripsi ini.

3. Drh. Wawid Purwatiningsih, M.Vet selaku dosen penguji yang memberikan

masukan serta arahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. drh. Beta Purnama Sari, M.si selaku dosen penguji yang memberikan masukan

serta arahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Bu Dhita Evi Aryani, S.Farm, Apt selaku dosen penguji yang memberikan

masukan serta arahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Prof. Dr. Aulanni’am, drh., DES selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Brawijaya atas kepemimpinan dan dukungan demi kemajuan

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya.

7. Ayahanda I Wayan Sadia, SH dan Ibunda Kustatik, S.Sos yang selalu

memberi kasih sayang, dorongan dan dukungan moril dan materil untuk

menyelesaikan studi penulis.

Page 8: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

viii

8. Sahabat-sahabat penulis yang tergabung dalam Imvet Sagaria, Arteri., Sak

Duluran, Geng Pengembara, dan Joba-Joba yang selalu mengajarkan kepada

penulis makna dari kehidupan.

9. Teman-teman senasib seperjuangan penulis Aidia Latiffatul F, Vilinda M,

Syaiffudin, dan.Rizki N.A yang selalu memberi dukungan kepada penulis.

10. Teman-teman yang tergabung dalam Tiva, Sixsense, dan Improve Kertas yang

selalu memberi semangat kepada penulis.

11. Semua kolega di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya yang

selalu memberikan semangat dan inspirasi.

Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Penulis berharap skripsi

ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca untuk

itu saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Malang, 16 Agustus 2017

Penulis

Page 9: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN ....................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

DAFTAR ISTILAH DAN LAMBANG ............................................................ xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Batasan Masalah .................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

2.1 Gastroenteritis ...................................................................................... 6

2.1.1 Etiologi ........................................................................................ 7

2.1.2 Gastroenteritis disebabkan oleh E.coli ........................................ 8

2.1.3 Pemeriksaan Laboratorium ........................................................ 14

2.2 Tanaman Dewandaru (Eugenia Uniflora. L) ....................................... 14

2.3 Kandungan Daun Dewandaru ............................................................... 17

2.3.1 Flavanoid ................................................................................... 17

2.3.2 Tannin ........................................................................................ 18

2.3.2 Saponin ....................................................................................... 19

2.4 Radikal Bebas dan Antioksidan ........................................................... 20

2.4.1 Radikal Bebas ............................................................................ 20

2.4.2 Antioksidan ................................................................................ 23

2.5 Hewan Coba berupa Tikus (Rattus norvegicus) .................................. 26

2.6 Kadar Malondialdehyde (MDA) .......................................................... 28

2.7 Kadar Enzim Superoxide dismutase (SOD) ......................................... 28

BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .. 30

3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 30

3.2 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 33

BAB 4. METODE PENELITIAN ..................................................................... 35

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 35

4.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 35

4.3 Tahapan Penelitian ............................................................................... 36

4.3.1 Penetapan Sampel Penelitian ...................................................... 36

4.3.2 Rancangan Penelitian ................................................................ 37

Page 10: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

x

4.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 38

4.5 Tahapan Penelitian ............................................................................... 38

4.5.1 Persiapan Hewan Coba ............................................................... 38

4.5.2 Pembuatan Ekstrak Daun Dewandaru ...................................... 39

4.5.3 Pembuatan Model Hewan Coba Gastroenteritis ....................... 39

4.5.4 Pemberian Ekstrak Daun Dewandaru ....................................... 41

4.5.5 Isolasi Lambung ....................................................................... 41

4.5.6 Pengukuran Kadar MDA .......................................................... 42

4.5.7 Pengukuran Kadar SOD ........................................................... 43

4.5 Analisa Data.......................................................................................... 43

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 44

5.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 44

5.2 Pengaruh Preventif terhadap kadar MDA ............................................ 46

5.3 Pengaruh Preventif terhadap Aktivitas SOD ........................................ 51

BAB 6. PENUTUP ............................................................................................. 56

6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 56

6.2 Saran ..................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 57

LAMPIRAN ....................................................................................................... 64

Page 11: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Rancangan Kelompok Penelitian ................................................................ 36

5.1 Rata-Rata Berat Badan Tikus Hari ke-14 dan Hari ke-21........................... 45

5.2 Rata-Rata Kadar MDA Lambung ............................................................... 47

5.3 Rata-rata Aktivitas SOD Serum .................................................................. 51

Page 12: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Morfologi E. coli ............................................................................................ 9

2.2 Tanaman Dewandaru ................................................................................... 17

2.3 Reaksi Berantai dari Radikal Bebas .............................................................. 20

2.4 Tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar ............................................ 27

3.1 Kerangka konsep penelitian ......................................................................... 29

5.1 (a) Feses Lembek pada Kontrol Positif (b) Feses Tikus Kontrol Negatif .... 44

Page 13: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Bagan Kerangka Operasional Penelitian ....................................................... 65

2. Determinasi tanaman dewandaru .................................................................. 66

3. Uji Fitokimia daun dewandaru ....................................................................... 67

4. Perhitungan dosis .......................................................................................... 68

5. Data Penimbangan berat badan ...................................................................... 70

6. Prosedur Pengukuran kadar MDA ................................................................. 77

7. Pengukuran aktivitas SOD ............................................................................. 78

8. Hasil Pengukuran Kadar MDA Lambung ..................................................... 79

9. Hasil Pengukuran Aktivitas SOD Serum ....................................................... 81

10. Perhitungan Statistik Kadar MDA .............................................................. 83

11. Perhitungan Statistik Aktivitas SOD .......................................................... 86

12. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 90

13. Sertifikat Laik Etik ...................................................................................... 91

Page 14: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

xiv

DAFTAR ISTILAH DAN LAMBANG

Simbol/singkatan Keterangan

ANOVA Analisis of Variance

BNJ Beda Nyata Jujur

BSA Bovine Serum Albumin

BW Body Weight

DAB Diaminobenzidine

dL desiliter

Kg kilogram

MDA Malondialdehyde

mg miligram

mL mililiter

nm nanometer

SOD Superoxide Dismutase

pH Power of Hydrogen

PBS Phosphate Buffer Saline

µm mikrometer

µL mikroliter LT Termolabil

ST Termostabil

EPEC Enteropathogenik Esherichia coli

Page 15: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastroenteritis merupakan salah satu penyakit yang masih banyak

dijumpai, hal ini dapat dilihat dari hasil survey pada tahun 2010 menyebutkan

kasus penyakit ini pada ayam di daerah Badung (Bali) berkisar antara 1945 kasus.

Sedangkan, kerugian ekonomi akibat penyakit ini berupa meningkatnya biaya

perawatan dan pengobatan (Gede, 2012).

Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular yang menginflamasi

membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah-muntah

dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi

dan gejala keseimbangan elektrolit. Gastroenteritis ditandai dengan diare encer

lebih dari 3 kali perhari dapat dengan atau tanpa lendir dan darah. Penyebab

utama gastroenteritis adalah adanya bakteri, virus, parasit (jamur, cacing, dan

protozoa). Agen kausatif utama gastroenteritis yang sering ditemukan di lapangan

adalah akibat dari infeksi Escherichia coli atau sering disebut E. coli. Bakteri E.

coli ini dapat menyerang unggas dan mamalia, termasuk manusia. Oleh karena itu,

diare yang disebabkan oleh bakteri ini merupakan masalah yang tidak hanya

terjadi pada ternak, tetapi juga berdampak pada kesehatan manusia (Murwani,

2010).

Bakteri Escherichia coli merupakan spesies dengan habitat alami dalam

saluran pencernaan manusia maupun hewan (bakteri enterik). E. coli pertama kali

Page 16: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

2

diisolasi oleh Theodor Escherich dari tinja seorang anak kecil pada tahun 1885.

Kebanyakan E. coli memiliki virulensi yang rendah dan bersifat oportunis (Carter,

2004). E. coli menghasilkan endotoksin berupa lipopolisakarida (LPS) dan

dilepaskan saat bakteri mengalami lisis atau pecahnya sel. Kemudian endotoksin

direspon oleh sel-sel inflamasi dan mengakibatkan inflamasi. Sel-sel inflamasi

yang teraktivasi akibat inflamasi akan menghasilkan Reactive Oxygen Species

(ROS) sebagai respon terhadap beberapa rangsangan (Caramori, 2004). Menurut

Giugliano et al (2006), produksi ROS yang berlebihan dalam sel akan

meningkatkan kadar dari Malondialdehyde (MDA) dan menurunkan aktivitas dari

enzim superoxide dismutase (SOD) pada jaringan.

Gastrium merupakan bagian dari saluran pencernaan. Gastrium

menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek.

Semua makanan akan bercampur dengan HCl dan siap untuk dicerna oleh usus.

Kerusakan mukosa gastrium pada kasus gastroenteritis diakibatkan oleh

endotoksin bakteri E. coli yang menyebar ke saluran pencernaan dan memasuki

aliran darah menuju ke ginjal dan hati. Kerusakan mukosa gastrium dapat

diturunkan dengan menghambat radikal bebas atau menghambat respon inflamasi

yang meningkat.

Dewandaru merupakan tanaman buah yang dapat dipanen sepanjang

tahun karena tanaman dewandaru dapat berbuah dalam berbagai musim.

Pemanfaatan yang masih terbatas dari tanaman dewandaru mengakibatkan

tanaman dewandaru tidak banyak ditanam secara sengaja oleh masyarakat. Secara

kimia tanaman dewandaru memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sumber

Page 17: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

3

gizi dan komponen fungsional bagi masyarakat (Hutapea, 1994). Berdasarkan

skrining fitokimia daun tanaman dewandaru mengandung flavonoid, tanin, dan

saponin. Flavonoid dan tanin digunakan sebagai antioksidan eksogen dan

antibakteri. Kemudian flavonoid akan berikatan dengan DNA bakteri sehingga

menyebabkan kerusakan permeabilitas dinding sel, mikrosom, dan lisosom

bakteri. Selain itu flavonoid berperan sebagai antioksidan karena memiliki gugus

hidroksil yang terikat pada karbondioksida sehingga dapat menangkap radikal

bebas dengan menyumbangkan satu atom hidrogen. Sementara itu senyawa tanin

diharapkan dapat menginaktivasi adhesi sel mikroba sehingga bakteri tidak dapat

melakukan perlekatan pada epitel lambung dan menstimulasi sel-sel fagosit yang

berperan dalam respon imun seluler (Utami et al, 2008).

Dari latar belakang di atas maka penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh preventif pemberian ekstrak daun dewandaru (Eugenia

uniflora L) terhadap kadar Malondialdehyde (MDA) dan aktivitas Superoxide

dismutase (SOD) organ lambung pada tikus (Rattus novergicus) model

gastroenteritis yang diinduksi E. coli yang sesuai dengan rumusan masalah seperti

di bawah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang

didapat adalah :

1. Bagaimana pengaruh preventif pemberian ekstrak daun dewandaru

terhadap kadar Malondialdehyde (MDA) pada organ lambung tikus model

gastroenteritis yang diinduksi E. coli?

Page 18: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

4

2. Bagaimana pengaruh preventif pemberian ekstrak daun dewandaru

terhadap aktivitas Superoxide dismutase (SOD) serum pada tikus model

gastroenteritis yang diinduksi E. coli?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini

dibatasi pada:

1. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putis (Rattus novergicus) jantan usia

8-12 minggu dengan berat antara 150-200 gram. Induksi E. coli diberikan

menggunakan sonde lambung dengan dosis 1 ml mengandung 10⁶ CFU/ ml

selama 7 hari (Astawan dkk, 2011). E. coli didapatkan dari laboratorium

mikro FK UB. Penggunaan hewan coba telah lolos sertifikat laik etik dari

Komisi Etik Penelitian Universitas Brawiyaja (KEP-UB) dengan nomor 756-

KEB-UB (Lampiran 1).

2. Daun dewandaru diperoleh dari UPT. Meterina Medica Batu. Pembuatan

ekstrak daun dewandaru dengan cara ekstraksi. Ekstrak daun dewandaru

diberikan satu kali dalam sehari dengan dosis 300 mg/kgBB, 400 mg/kgBB,

dan 500 mg/kgBB selama 7 hari dengan menggunakan sonde lambung

(Cynthia, 2016).

3. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar Malondialdehyde

(MDA) dan aktivitas Superoxide dismutase (SOD) pada organ lambung.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

Page 19: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

5

1. Mengetahui efek preventif pemberian ekstrak daun dewandaru pada tikus

model gastroenteritis hasil induksi E. coli terhadap kadar Malondialdehyde

(MDA) pada organ lambung.

2. Mengetahui efek preventif pemberian ekstrak daun dewandaru pada tikus

model gastroenteritis hasil induksi E. coli terhadap aktivitas Superoxide

dismutase (SOD) serum.

1.5 Manfaat

Memberikan informasi tentang pemanfaatan ekstrak daun dewandaru

sebagai obat herbal untuk upaya pencegahan gastroenteritis dan sebagai referensi

untuk penelitian tanaman dewandaru terhadap penyakit gastroenteritis pada

hewan.

Page 20: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Gastroenteritis

Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi dari membran mukosa

saluran pencernaan, yaitu di lambung, usus halus, dan usus besar. Gastroenteritis

ditandai dengan gejala utamanya, yaitu diare, muntah, mual, dan kadang disertai

demam dan nyeri abdomen. Sekiranya tidak ditangani segera dapat

mengakibatkan kehilangan cairan (dehidrasi) dan gangguan keseimbangan

elektrolit. Kebanyakan kasus gastroenteritis bersifat infeksius, namun dapat juga

terjadi akibat konsumsi obat-obatan dan bahan-bahan toksik seperti plumbum.

Penularan gastroenteritis dapat melalui rute fekal-oral atau melalui air dan

makanan yang terkonsumsi (Beers, 2003).

Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus

halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan

cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit.

Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang

terjadi karena frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dengan bentuk tinja

yang encer dan cair. Penyebab utama gastroenteritis adalah adanya bakteri, virus,

parasit (jamur, cacing, protozoa) atau faktor mengkonsumsi bahan makanan

beracun (Murwani, 2010).

Page 21: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

7

2.1.1 Etiologi

Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi internal. Pada saat ini dapat

diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan

gastroenteritis, yaitu :

a. Golongan virus : Asrovirus, Calicivirus, Enteric adenovirus, Coronavirus,

Rotavirus, Norwalkvirus, Herpes simples virus, Cytomegalovirus. Penyebab

utama oleh Rotavirus (40-60%).

b. Golongan bakteri : Aeromonashidrophilia, Bacillus cereus, Campylobacter

jejuni, Clostridium defficile, Clostridium perfringens, E. Coli, Plesiomonas,

Shigelloides, Salmonella spp, Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, dan

Yersinia enterocolitica.

c. Golongan parasit : Balatidium coli, Capillaria philippinensis, Entamoeba

histolitica, Giarsia lamblia, Isospora billi, Cryptosporodium, Fasiolapsis

buksi, Sarcococystic suihominis, Strongiloides stercoralis, Trichuris trichuria,

dan Taeniasis (Chow dkk, 2010).

Bakteri penyebab gastroenteritis dibagi menjadi dua golongan besar,

yaitu: bakteri noninvasive dan bakteri invasive. Golongan bakteri yang masuk

dalam noninvasive adalah Vibrio cholera, E. coli pathogen (EPEC, ETEC, EIEC).

Sedangkan, golongan bakteri invasive adalah Salmonella spp, Shigella spp, E. coli

infasif (EIEC), E. coli hemorrhagic (EHEC) dan Camphylobacter (Setiati, 2009).

Page 22: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

8

2.1.2 Gastroenteritis disebabkan oleh E. coli

Klasifikasi Escherichia coli menurut Songer and Post (2005) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesie : Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli merupakan spesies dengan habitat alami dalam

saluran pencernaan manusia maupun hewan. E. coli pertama kali diisolasi oleh

Theodor Escherich dari tinja seorang anak kecil pada tahun 1885. Bakteri ini

berbentuk batang, berukuran 0,4-0,7 x 1,0-3,0 πm, termasuk gram negatif, dapat

hidup soliter maupun berkelompok, umumnya motil, tidak membentuk spora,

serta fakultatif anaerob. Morfologi E. coli dapat dilihat pada Gambar 2.1 di

bawah ini (Carter, 2004).

Page 23: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

9

Gambar 2.1: Morfologi E.coli (Carter, 2004)

Bakteri E. coli dapat membentuk koloni pada saluran pencernaan

manusia maupun hewan dalam beberapa jam setelah kelahiran. Faktor

predisposisi pembentukan koloni ini adalah mikroflora dalam tubuh masih sedikit,

rendahnya kekebalan tubuh, faktor stres, pakan, dan infeksi agen patogen lain.

Kebanyakan E. coli memiliki virulensi yang rendah dan bersifat oportunis. E. coli

keluar dari tubuh bersama tinja dalam jumlah besar serta mampu bertahan sampai

beberapa minggu. Kelangsungan hidup dan replikasi E. coli di lingkungan

membentuk koliform. E.coli tidak tahan terhadap keadaan kering atau desinfektan

biasa. Bakteri ini akan mati pada suhu 60ºC selama 30 menit (Songer, 2005).

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli adalah salah satu jenis

spesies utama bakteri gram negatif fakultatif anaerobik dan tidak berspora. Pada

E. coli terdapat tiga jenis antigen, yaitu O-antigen yang merupakan inti

liposakarida dan unit-unit polisakarida, K-antigen yang merupakan kapsul, dan H-

antigen yang merupakan flagel. Dinding sel dari gram negatif secara khas terdiri

dari tiga lapisan, yaitu (1) Membran sitoplasmatik (membran yang menyelubungi

Page 24: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

10

sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein); (2) Lapisan Peptidoglikan

(gabungan protein dan polisakarida); (3) Membran bagian luar (terdiri atas

fosfolipid, protein, dan lipopolisakarida) (Lehtolainen, 2004).

Bakteri ini diklasifikasikan sebagai mikroba normal pada manusia yang

tidak berbahaya, yang terletak di kolon. Bakteri ini sering menyebabkan diare

pada hewan baru lahir baik melalui fecal oral dari induk maupun terpapar dari

lingkungan. Namun kebanyakan strain E. coli tidak bersifat patogen. Dampak

individu/ hewan yang terpapar E. coli adalah infeksi akut pada traktus urinari dan

juga dapat menyebabkan sepsis. Selain itu dapat juga terjadi enteritis akut,

traveller’s diare, disentri, dan colitis haemorrhagic yang biasanya disebut sebagai

diare berdarah (blood diarrhea). Derajat infeksi yang dibutuhkan untuk

menghasilkan diare dan infeksi setiap strain adalah 105 sampai 1010 untuk strain

EPEC, 108 sampai 1010 untuk strain ETEC, dan 108 untuk strain ETEC. Jumlah

ini tergantung dari umur, jenis kelamin, dan keasaman lambung (Percival, 2004).

A. Patogenitas E. coli

Faktor-faktor patogenitas menurut Karsinah (1994) adalah: antigen

permukaan dan enterotoksin. Antigen permukaan mempunyai dua jenis tipe

fimbriae pada E. coli, yaitu tipe mannosa sensitif (pili) dan tipe mannosa resisten

(CFAs I dan II). Kedua fimbriae ini digunakan sebagai faktor kolonisasi

(Colonization factor), yaitu perlekatan sel bakteri pada jaringan inangnya.

Enterotoksin yang telah diisolasi dari E. coli ada dua, yaitu toksin LT (heat labil/

termolabil) dan ST (heat stabil/ termostabil). Kedua toksin ini diatur oleh plasmid

Page 25: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

11

yang mampu pindah dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya. Terdapat dua

macam plasmid, yaitu 1 plasmid yang mengkode pembentukan toksin LT dan ST

dan 1 plasmid lainnya mengatur pembentukan ST saja.

Patogenitas E. coli dalam menghasilkan beberapa jenis toksin seperti

endotoksin, verotoksin, kolisin, dan siderofor serta resistensinya pada aksi litik

dari komplemen hospes dan antibiotik. E. coli juga merupakan patogen utama dari

infeksi gastroenteritis. E. coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat

virulensinya dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme

yang berbeda (Biswas et al, 2006).

Menurut virulensinya ada enam grup E. coli patogen yang telah

diidentifikasi, yaitu enteropathogenic E. coli (EPEC), enterotoxigenic E. coli

(ETEC), enterohemorrhagic E. coli (EHEC), enteroinvasive E. coli (EIEC),

diffuse-adhering E. coli (DAEC), dan enteroaggregative E. coli (EAEC). Masing-

masing grup memiliki virulensi dan mekanisme patogenik yang berbeda serta

inang yang spesifik (Marzuki, 2013).

B. Patogenesis

Bakteri masuk ke dalam saluran cerna dan melakukan penempelan pada

epitel usus. Bakteri kemudian menetap pada usus yang dapat merangsang

produksi toksin/endotoksin di saluran pencernaan dan dapat mengakibatkan

terjadinya peradangan pada usus sehingga terjadi penurunan absorbsi karbohidrat

yang mengakibatkan hipoglikemi. Akibat dari peradangan usus dapat

menimbulkan peningkatan asam lambung sehingga menimbulkan gejala mual,

Page 26: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

12

muntah yang mengakibatkan kekurangan volume cairan dan resiko tinggi nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi hipoglikemi dan malnutrisi energi

protein. Terjadi peningkatan mortalitas usus sehingga sekresi cairan dan elektrolit

meningkat yang dapat menimbulkan gangguan cairan dan elektrolit seperti kalium

dan natrium sehingga terjadi hipokalemia yang mangakibatkan kejang dan kram

abdomen sehingga menimbulkan rasa nyeri. Peradangan usus juga dapat

mengakibatkan meningkatnya permeabilitas usus yang dapat meningkatkan

sekresi cairan dan elektrolit serta meningkatnya tekanan intra lumen, maka usus

tidak mempunyai kemampuan untuk menyerap sehingga terjadi pengeluaran feses

encer dan frekuensi buang air besar yang berlebihan, konsistensi cair dan bersifat

asam sehingga dapat menimbulkan gangguan integritas kulit. Selain itu

peningkatan cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan tekanan pada

intra lumen yang akan menimbulkan terjadinya dehidrasi dan terjadi syok

hipovolemik (Try, 2011).

C. Gejala Klinis

Infeksi E. coli pada ayam dikenal dengan sebutan kolibasilosis. Bentuk

infeksinya bisa bersifat lokal. Bentuk infeksi lokal seperti omphalitis, cellulitis,

diare, dan salpingitis. Bentuk kolibasilosis yang lebih spesifik menyerang saluran

pencernaan ialah bentuk diare dan koligranuloma. Gejala klinis yang dapat

diamati adalah adanya diare berwarna kuning. Gejala klinis tersebut diikuti pula

oleh perubahan patologi anatomi. Pada kolibasilosis bentuk diare ditemukan

adanya granuloma (bungkul-bungkul) pada hati, sekum, duodenum, dan

penggantung usus (Dinev, 2014).

Page 27: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

13

D. Patologi Anatomi

Perubahan patologi anatomi yang menciri pada gastroenteritis adalah

terlihat adanya fibrin yang melapisi hampir semua organ-organ abdomen dan

adanya akumulasi cairan pada organ abdomen. Perubahan secara makroskopis

pada organ intestin berupa adanya distensi dan pembengkakan usus (Nielsen et al,

2005). Menurut Rahmawandani dkk (2014), perubahan patologi anatomi yang

terlihat pada usus halus adalah adanya distensi usus halus. Kongesti atau hiperemi

akan teramati pada saluran pencernaan hewan yang terinfeksi.

E. Diagnosa

Hewan yang mengalami gastroenteritis umumnya akan memperlihatkan

tanda-tanda berupa lemas, rambut kusam, kurus, nafsu makan turun, murung,

pertumbuhan terganggu, diare, rambut kotor dan lengket disekitar anus, suhu

tubuh meningkat, warna feses berubah, dan terjadi dehidrasi. Sedangkan untuk

pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan inokulasi bakteri pada media

selektif EMBA agar yang diinkubasi selama 24 jam untuk seleksi bakteri dan

dilakukan uji morfologi bakteri dengan pewarnaan gram (Tarmuji, 2003).

F. Diagnosa Banding

Diagnosa banding dari infeksi E. coli meliputi penyakit-penyakit infeksi

dari Shigella dysenteriae bacteria, Shigelossis, Ulcerative coliti , Acute Ischemia,

dan beberapa penyakit lain yang memiliki gejala umum diare (Tarmuji, 2003).

Page 28: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

14

G. Terapi

Adapun terapi dari penyakit gastroenteritis kausa bakteri E. coli dapat

menggunakan antibiotik. Antibiotik yang dapat diberikan pada kasus ini adalah

antibiotik dari golongan sulfonamide, ampilisin, sefalosporin, tetrasiklin,

kloramfenikol, dan aminoglikosida (Kusuma, 2010)

2.1.3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium atau kultur untuk bakteri dan parasit tetap

harus dilakukan apabila gejala seperti demam, tinja berdarah, dan diare menetap

sampai satu minggu atau lebih. Adanya leukosit pada tinja menunjukkan adanya

infeksi inflamasi (Southpaul, 2004).

1.2 Tanaman Dewandaru (Eugenia uniflora L)

Tanaman dewandaru tersebar luas di negara-negara Amerika Selatan,

terutama Brazil, Argentina, Uruguay, dan Paraguay. Di Indonesia tanaman ini

terdapat di Sumatra dan Jawa. Secara biologi, tanaman dewandaru termasuk ke

dalam famili Myrtaceae. Dewandaru termasuk tanaman perdu tahunan dengan

tinggi sekitar 5 meter, batangnya tegak berkayu, bulat, dan coklat, sedangkan

daunnya tunggal, tersebar, lonjong, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata,

pertulangan menyirip, dengan panjang ± 5 cm dan lebar ± 4 cm serta berwarna

hijau. Buah dewandaru berbentuk buni dan bulat dengan diameter ± 1,5 cm dan

berwarna merah. Buahnya memiliki biji kecil, keras, dan putih kecoklatan. Sesuai

dengan taksonomi tanaman dewandaru termasuk sebagai berikut:

Page 29: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

15

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Eugenia

Spesies : Eugenia uniflora Linn (Hutapea, 1994).

Tanaman dewandaru dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai

ketinggian tempat 1.800 mdpl dengan cahaya matahari penuh dan curah hujan

sedang mampu bertahan pada musim kering yang panjang. Buah dan daun

dewandaru dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas astrigent dan

menurunkan tekanan darah tinggi. Pada Brazilian folk medicine, buah dewandaru

digunakan sebagai antidiare, antirematik, antifebrile, antidiabetik, dan diuretik.

Ekstrak daun dewandaru dapat digunakan sebagai agen hipotensif dan

menghambat peningkatan kadar trigliserida dan glukosa plasma (Catur dkk,

2013). Tanaman dewandaru terlihat seperti Gambar 2.2 di bawah ini.

Page 30: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

16

(a) (b) (c)

Gambar 2.2: Tanaman dewandaru (a) batang dan daun dewandaru ; (b) bunga

dewandaru; (c) buah dewandaru (Catur dkk, 2013).

Salah satu tanaman asli Indonesia yang berkhasiat sebagai obat adalah

dewandaru. Berdasarkan skrining fitokimia daun tanaman dewandaru

mengandung flavonoid, tanin, dan saponin. Berbagai penelitian telah dilakukan

menunjukkan bahwa dewandaru memiliki aktivitas antibakteri, antioksidan,

penangkal radikal bebas, penghambat hidrolisis dan oksidasi enzim, dan

antiinflamsi yang disebabkan karena adanya senyawa flavonoid (Utami et al,

2008).

Hasil penelitian Ridawati (2014) menunjukkan bahwa buah dewandaru

memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, terutama yang berwarna ungu. Hal

ini disebabkan oleh tingginya kandungan senyawa-senyawa fungsional dalam

buah tersebut, antara lain adalah adanya pigmen antosianin. Antosianin adalah

Page 31: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

17

senyawa berwarna merah sampai biru dalam tanaman yang juga memiliki manfaat

bagi kesehatan. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa pigmen antosianin

terbukti memiliki dampak positif terhadap kesehatan tubuh, diantaranya berperan

sebagai antioksidan. Selain itu, buah dewandaru juga mengandung beberapa

senyawa kimia lain yang berkhasiat bagi kesehatan seperti vitamin C, karotenoid,

saponin, flavonoid, dan tanin.

1.3 Kandungan Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L)

Menurut (Ridawati, 2014), buah dewandaru mengandung beberapa

senyawa kimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin. Senyawa-senyawa kimia

tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam bahasan di bawah ini:

1.3.1 Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar dan

tersusun dari 15 atom karbon pada inti dasarnya dengan konfigurasi, yaitu dua

cincin aromatik yang dihubungkan oleh tiga atom karbon yang dapat atau tidak

dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang

bersifat racun/ aleopati, yang merupakan persenyawaan dari gula yang terikat

dengan flavon. Flavonoid mempunyai sifat khas, yaitu bau yang sangat tajam,

rasanya pahit, dapat larut dalam air, dan pelarut organik, serta mudah terurai pada

tempratur tinggi (Ikawati, 2008).

Flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat

menghambat serangga dan juga bersifat toksik. Flavonoid memiliki sejumlah

kegunaan antara lain: pertama terhadap tumbuhan, yaitu sebagai pengatur

Page 32: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

18

pertumbuhan tumbuhan, pengatur fotosintesis, kerja antimikroba, dan antivirus.

Kedua, terhadap manusia, yaitu sebagai antibiotik terhadap penyakit kanker dan

ginjal, dan menghambat pendarahan. Ketiga, terhadap serangga, yaitu sebagai

daya tarik serangga untuk melakukan penyerbukan dan sebagai bahan aktif dalam

pembuatana insektisida nabati (Dinata, 2009).

Efek flavonoid terhadap macam-macam organisme sangat banyak dan

dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai

dalam pengobatan tradisional. Flavonoid mempunyai cara kerja yaitu dengan

menghambat fosfodiesterase, aldoreduktase, protein kinase, balik transkriptase,

DNA polimerase, dan lopooksigenase. Flavonoid merupakan senyawa pereduksi

yang baik, yang menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun

non- enzim (Robinson, 2005).

1.3.2 Tanin

Tanin merupakan senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa

pahit dan kelat yang bereaksi dengan menggumpalkan protein atau berbagai

senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid. Tanin pada mulanya

merujuk pada penggunaan bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak

belulang (kulit mentah) hewan agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur.

Namun kini pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa polifenol

berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan gugus lain

yang sesuai (misal gugus karboksil) untuk membentuk perikatan kompleks yang

kuat dengan protein dan makromolekul yang lain. Mekanisme kerja tanin sebagai

Page 33: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

19

antibakteri berhubungan dengan kemampuan dalam menginaktivasi adhesi sel

mikroba (molekul yang menempel pada sel inang) yang terdapat pada permukaan

sel. Tanin mempunyai target pada polipeptida dinding sel akan menyebabkan

kerusakan pada dinding sel bakteri karena tanin merupakan senyawa fenol. Pada

pengerusakan membran sel, ion H+ dari senyawa fenol dan turunannya (flavonoid)

akan menyerang gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan

terurai menjadi gliserol, asam karbosilat, dan asam fosfat. Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sel akibatnya membran

sel bocor dan bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan bahkan kematian

(Kredy, 2010).

1.3.3 Saponin

Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan steroid atau

triterpena. Saponin mempunyai aktivitas farmakologi yang cukup luas diantaranya

meliputi immunomodulator, anti tumor, anti inflamasi, antivirus, anti jamur, dapat

membunuh kerang-kerangan, hipoglikemik, dan efek hipokolestrol. Saponin juga

mempunyai sifat bermacam-macam, misalnya terasa manis, ada yang pahit, dapat

berbentuk buih, dapat menstabilkan emulsi, dan dapat menyebabkan hemolisis.

Saponin dapat menginduksi produksi dari sitokin seperti interleukin dan interferon

yang dapat memediasi efek immunostimulan. Saponin juga dapat meningkatkan

respon imun melalui imunisasi oral dengan cara meningkatkan pengambilan

antigen oleh usus dan sel mukosa. Saponin yang bersifat amfifilik yang berarti

saponin dapat membentuk busa dan merusak membran sel karena dapat

membentuk ikatan dengan lipida dari membran sel (Oda et al, 2000)

Page 34: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

20

1.4 Radikal bebas dan Antioksidan

2.4.1 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai elektron yang

tidak berpasangan pada orbital terluarnya dan dapat berdiri sendiri (Clarkson and

Thompson, 2000). Kebanyakan radikal bebas bereaksi secara cepat dengan atom

lain untuk mengisi orbital yang tidak berpasangan, sehingga radikal bebas

normalnya berdiri sendiri hanya dalam perioe waktu yang singkat sebelum

menyatu dengan atom lain. Simbol untuk radikal bebas adalah sebuah titik (R.),

yang berada di dekat simbol atom. Radikal bebas mempunyai peran dalam fungsi

normal dan abnormal tubuh. Radikal bebas yang penting secara biologis antara

lain anion superoksida (O2.), radikal hidroksil (OH.), dan oksida nirit (NO.)

(Vander et al, 2001). Bentuk radikal bebas yang lain adalah hidroperoxil (HO2.),

peroxil (RO2.), alkoxil (RO), karbonat (CO3-), karbon dioksida (CO2), atom khlor

(Cl-), nitrogen dioksida (NO2) (Halliwell and Whiteman, 2004).

Menurut Droge (2002), radikal bebas dapat bersumber dari tiga hal, yaitu

1) dari lingkungan bersumber dari asap rokok, asap kendaraan, peptisida, dan

racun dari sisa pembuangan; 2) berasal dari dalam tubuh, yaitu proses

metabolisme energi; 3) dari radikal itu sendiri, yaitu berusaha memperoleh

elektron dari molekul lain sehingga terbentuklah radikal bebas baru yang

kehilangan elektronnya. Bila reaksi berlanjut terus maka terjadilah suatu reaksi

berantai (chain reaction) sampai radikal bebas itu hilang oleh reaksi dengan

Page 35: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

21

radikal bebas lain atau sistem antioksidan tubuh. Reaksi tersebut dapat dilihat

pada Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3: Reaksi berantai dari radikal bebas (Droge, 2002).

Radikal bebas dapat bermuatan positif, negatif, dan juga netral. Radikal

bebas terbentuk secara normal dalam reaksi biokimia, tetapi bila berlebihan atau

tidak terkontrol maka dapat menimbulkan kerusakan pada daerah yang luas dari

makromolekul. Radikal bebas dapat terbentuk secara in vivo dan in vitro, yaitu

dengan pemecahan satu molekul normal secara homolitik menjadi dua, kehilangan

satu molekul dari molekul normal dan penambahan elektron pada molekul

normal. Selanjutnya dijelaskan juga bahwa secara biologis radikal bebas dalam

tubuh berupa radikal superoksida (superoxide radical), radikal hydroksil

(hydroxyl radical), radikal peroksil (peroxyl radical), hydrogen peroksida

(hydrogen peroxide), oksigen tunggal (single oxygen), nitrit oksida (nitric oxide),

nitrit peroksida (peroxinitrite), dan asam hipoklor (hypochlorous acid) (Araujo et

al, 1998).

Page 36: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

22

Penelitian yang ekstensif dengan menggunakan sistem model dan dengan

material biologis in vitro, secara jelas menunjukkan bahwa radikal bebas dapat

menimbulkan perubahan kimia dan kerusakan terhadap protein, lemak,

karbohidrat, dan nukleotida. Bila radikal bebas diproduksi in vivo atau in vitro di

dalam sel melebihi mekanisme pertahanan normal maka akan terjadi berbagai

gangguan metabolik dan seluler. Jika posisi radikal bebas yang terbentuk dekat

dengan DNA maka bisa menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga bisa

terjadi mutasi. Radikal bebas juga bisa bereaksi dengan nukleotida sehingga

menyebabkan perubahan yang bermakna pada komponen biologi sel. Bila radikal

bebas merusak grup thiol maka akan terjadi perubahan aktivitas enzim. Radikal

bebas dapat merusak dapat merusak sel dengan cara merusak membran sel

tersebut. Kerusakan pada membran sel ini dapat terjadi dengan cara: a) radikal

bebas berikatan secara kovalen dengan enzim dan/ atau reseptor yang berada di

membran sel sehingga merubah aktivitas komponen-komponen yang terdapat

pada membran sel tersebut; b) radikal bebas berikatan secara kovalen dengan

membran sel sehingga merubah struktur membran dan mengakibatkan perubahan

fungsi membran dan/ atau mengubah karakter membran menjadi seperti antigen;

c) radikal bebas mengganggu proses transportasi melalui ikatan kovalen,

mengisolasi kelompok thiol atau dengan merubah asam lemak polyaunsaturated;

d) radikal bebas menginisiasi peroksidasi lipid secara langsung terhadap asam

lemak polyaunsaturated dinding sel. Peroksidasi ini akan mempengaruhi fluiditas

membran, cross linking, serta struktur dan fungsi membran yang akhirnya

menyebabkan kematian sel (Arya, 2012).

Page 37: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

23

Jumlah radikal bebas dalam batas tertentu akan bersifat positif karena

berperan penting bagi kesehatan dan fungsi tubuh dalam memerangi peradangan

dan membunuh penyakit seperti bakteri. Namun demikian apabila radikal bebas

yang dihasilkan melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan selulernya maka

radikal bebas tersebut akan berakibat negatif. Hal ini disebabkan karena radikal

bebas tersebut akan menyerang sel itu sendiri. Struktur sel yang berubah akan

merubah fungsi dari bagian tersebut dan hal tersebut akan berpengaruh pula pada

proses munculnya penyakit (Sauriasari, 2006).

Masuknya radikal bebas ke dalam tubuh dapat melalui pernafasan,

lingkungan luar yang tidak sehat, dan makanan yang berlemak. Selain itu pada

kondisi stres dapat meningkatkan jumlah peroksisom pada jaringan seperti pada

ginjal ginjal kera Jepang yang mengakibatkan peningkatan produksi radikal bebas

di dalam tubuhnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan terjadinya penurunan

kandungan antioksidan endogen seperti superoksida dismutase (Kumalawati,

2007).

2.4.2 Antioksidan

Tubuh manusia ataupun hewan dalam keadaan normal mempunyai

sistem antioksidan yang dapat menangkal aksi radikal bebas, yaitu sistem proses

enzimatis dan nonenzimatis. Dalam pengertian kimia, antioksidan adalah

senyawa-senyawa pemberi elektron. Dalam pengertian klasik, istilah antioksidan

menunjukkan senyawa yang memiliki berat molekul rendah yang dapat

menginaktivasi reaksi rantai dari peroksidasi lipid dengan mencegah terbentuknya

Page 38: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

24

radikal peroksida. Dalam arti biologi dan kedokteran, istilah tersebut digunakan

dalam pengertian yang luas, meliputi enzim yang dapat mendetoksifikasi

senyawa-senyawa oksigen reaktif (Kartikawati, 1999).

Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir

radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas

terhadap sel normal, protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas

dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan

menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang

dapat menimbulkan stress oksidatif. Antioksidan yang dikenal ada yang berupa

enzim dan ada yang berupa mikronutrien. Enzim antioksidan dibentuk dalam

tubuh, yaitu super oksida dismutase (SOD), glutation peroksida, katalase, dan

glutation reduktase. Sedangkan antioksidan yang berupa mikronutrien dikenal tiga

yang utama , yaitu: b-karoten, vitamin C, dan vitamin E. Berdasarkan fungsinya,

antioksidan dibagi menjadi empat, yaitu: tipe pemutus rantai reaksi pembentuk

radikal bebas dengan menyumbangkan atom H, misalnya vitamin E; tipe

pereduksi, dengan mentransfer atom H atau oksigen atau bersifat pemulung

misalnya vitamin C; tipe pengikat logam, mampu mengikat zat peroksidan, seperti

Fe²+dan Cu²+ misalnya flavonoid; dan antioksidan sekunder, mampu

mendekomposisi hidroperoksida menjadi bentuk stabil, pada manusia dikenal

SOD, katalase, glutation peroksidase.

Mekanisme kerja antioksidan selular adalah sebagai berikut: berinteraksi

langsung dengan oksidan, radikal bebas, atau oksigen tunggal; mencegah

pembentukan jenis oksigen reaktif; mengubah jenis oksigen reaktif menjadi

Page 39: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

25

kurang toksik; mencegah kemampuan oksigen reaktif; dan m emperbaiki

kerusakan yang timbul (Hariyatmi, 2004).

Secara umum mekanisme kerja dari antioksidan adalah menghambat

oksidasi lemak. Menurut Kumalaningsih (2007), bahwa oksidasi lemak terjadi

melalui beberapa tahap, yaitu suatu senyawa turunan asam lemak yang bersifat

tidak stabil dan sangat reaktif akibat hilangnya satu atom hydrogen, dengan reaksi

sebagai berikut:

ROOH + logam (a)+ ---------> ROO- + logam (a)+ +H+

X + RH --------- R- + XH

Selanjutnya tahap propagasi, yaitu radikal asam lemak akan bereaksi

dengan oksigen membentuk radikal peroksi dengan reaksi sebagai berikut:

R- + O2 ------ ROO-

ROO- + RH ----- ROOH + R-

Kemudian dilanjutkan tahap terminasi, yaitu radikal peroksil yang telah

terbentuk kemudian menyerang asam lemak sehingga menghasilkan

hidroperoksida dan radikal asam lemak baru, dengan reaksi sebagai berikut:

ROO- + ROO- ----- ROOR + O2

ROO- + R- ------ ROO

R- + R- ------- RR

Page 40: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

26

Prekursor molekul untuk memulai proses ini umumnya berupaproduk

hidroperoksida (ROOH) maka oksidasi lemak merupakan rangkaian reaksi

bercabang dengan berbagai efek yang memiliki potensi untuk merusak.

Pencegahan pembentukan radikal bebas yang reaktif dapat dilakukan antara lain

dengan pemusnahan zat awalnya yang berupa peroksida ataupun hasil lain

metabolisme oksigen oleh enzim superoksida dismutase, katalase, dan glutation

peroksida. Enzim ini dalam mengendalikan tahap awal radikal bebas yang

terbentuk memerlukan bantuan mineral Mn, Cu, Zn, dan Se. Pemusnahan dapat

pula melalui zat gizi yang berperan sebagai antioksidan. Zat gizi tersebut telah

banyak diteliti diantaranya adalah vitamin A (β karoten), vitamin C, dan vitamin

E. Pemusnahan radikal bebas hanya dapat dilakukan bila tepat waktu, tepat

tempat, dan tepat dosis (Kartikawati, 1999).

1.5 Hewan Coba berupa Tikus (Rattus novergicus)

Penggunaan hewan coba dalam suatu penelitian sangat mendukung suatu

penelitian untuk pengobatan suatu penyakit atau untuk penemuan baru di bidang

medis. Hewan coba yang digunakan harus memiliki kriteria khusus dan mampu

memunculkan kondisi patogenesis dan patofisiologis dari suatu kondisi yang

sedang diteliti. Adapun hewan coba yang digunakan dalam penelitian

gastroenteritis ini adalah tikus putih (Rattus novergicus) strain Wistar dengan

klasifikasi seperti dibawah ini:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Page 41: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

27

Subkelas : Theria

Ordo : Rodentia

Famili : Murinae

Genus : Rattus

Spesies : Ratus novergicus strain Wistar (King, 2012).

Penggunaan tikus putih (Rattus novergicus) Gambar 2.4 banyak

dilakukan karena mudah diperoleh. Selain itu tikus putih memiliki respon biologik

dan adaptasi yang mirip dengan manusia, mudah dikendalikan, dan mudah

pemeliharaan dan perawatannya. Tikus putih dewasa pada umur 8-12 minggu baik

jantan maupun betina. Pada umur tersebut seluruh organ sudah berfungsi secara

normal dan stabil. Berat badan tikus putih dewasa berkisar 150-250 gram dan

akan terus bertambah seiring dengan pertambahan usianya (Akbar, 2010).

Gambar 2.4 Tikus putih (Rattus novergicus) strain Wistar (Akbar, 2010)

Pada penelitian ini hewan coba akan diinduksi dengan E. coli untuk

mendapatkan model gastroenteritis. Induksi diberikan secara peroral dengan

Page 42: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

28

menggunakan sonde. Hewan coba akan diberi perlakuan selama 7 hari (Astawan

dkk, 2011).

1.6 Kadar Malondialdehyde (MDA)

Malondialdehida (MDA) merupakan salah satu produk akhir dari

peroksida lipid yang terbentuk akibat degradasi radikal bebas terhadap asam

lemak tak jenuh (Yunus, 2001). MDA dapat menggambarkan aktivitas radikal

bebas dalam sel dan jika jumlahnya banyak dapat menyebabkan toksik dengan

efek menyebabkan kanker dan mutagen terhadap sel hidup (Jadhav, 1996).

Malondialdehyde (MDA) selain produk dari peroksidasi lipid juga merupakan

metabolit komponen sel yang dihasilkan oleh radikal bebas. Konsentrasi MDA

yang semakin tinggi maka akan berbanding lurus dengan kadar ROS, tapi

berbanding terbalik dengan kadar antioksidan (Malysa, 2014).

Menurut Mudassir (2012), peningkatan kadar MDA merupakan indikator

bahwa terjadi kerusakan jaringan yang disebabkan oleh peroksidasi lipid.

Peroksidasi lipid terjadi karena adanya ikatan antara ROS dengan Poly

Unsaturated Fatty Acid (PUFA). MDA diukur dengan menggunakan uji TBA.

Ikatan yang dibentuk antara MDA dengan TBA akan menghasilkan warna merah

muda.

1.7 Kadar Enzim Superoxide Dismutase (SOD)

Supeoxide Dismutase (SOD) adalah enzim yang mengkatalisis dismutasi

ion superoksida radikal (O²-) menjadi hidrogen peroksida (H2O2) dan molekul

oksigen (O2). Berdasarkan kofaktor logam dan distribusinya di dalam tubuh, SOD

terbagi menjadi 4 macam yaitu cooper, zinc superoxide dismutase (Cu, Zn-SOD)

Page 43: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

29

yang umumnya terdapat dalam sitoplasma eukariot. Manganase superoxide

dismutase (Mn-SOD) yang terdapat pada mitokondria organisme aerobik. Iron

superoxide dismutase (Fe-SOD) yang terdapat pada prokariot. Serta, ekstra seluler

superoxide dismutase (Ec-SOD) yang ditemukan pada cairan ekstraselular

mamalia (West, 2004).

SOD tergolong enzim yang sangat stabil karena tiap subunit tergabung

oleh ikatan-ikatan non-kovalen dan terangkai oleh rantai disulfida. Enzim ini

memainkan peran penting pada garis depan sistem pertahanan antioksidan

endogen (Mates et al, 1999). Aktivitas SOD bervariasi pada beberapa organ tikus.

Jumlah tertinggi terdapat di dalam hati. Kemudian berturut-turut dalam kelenjar

adrenal, ginjal, limfa, pankreas, otak, paru-paru, lambung, usus, ovarium, timus,

dan lemak (Nurmawati, 2002). Aktivitas SOD akan meningkat seiring dengan

pemberian antioksidan endogen (flavonoid) secara bertahap. Proses tersebut

terjadi karena antioksidan flavonoid menstimulasi aktivitas enzim superoxide

sehingga tidak terbentuk hidrogen peroksida dan radikal hidroksil (Retnaningsih,

2013).

Page 44: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

30

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian

Ekstrak Daun Dewandaru

(Antioksidan Eksogen)

Page 45: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

31

Keterangan:

: Variabel bebas : Preventif herbal

: Variabel Terikat : Akibat induksi E. coli

: E. coli

Berdasarkan kerangka konsep tersebut, hewan coba tikus jantan strain

wistar diberikan ekstrak daun dewandaru yang mengandung flavonoid dan tanin

sebagai antioksidan eksogen dan antibakteri menggunakan sonde lambung.

Flavonoid akan berikatan dengan DNA bakteri sehingga menyebabkan kerusakan

permeabilitas dinding sel, mikrosom, dan lisosom bakteri. Selain itu flavonoid

berperan sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil yang terikat pada

karbondioksida sehingga dapat menangkap radikal bebas dengan

menyumbangkan satu atom hidrogen. Sementara itu senyawa tanin diharapkan

dapat menginaktivasi adhesi sel mikroba sehingga bakteri tidak dapat melakukan

perlekatan pada epitel lambung dan menstimulasi sel-sel fagosit yang berperan

dalam respon imun seluler. Adanya radikal bebas yang masuk akan dinetralisir

oleh antioksidan endogen di dalam tubuh, yaitu Superoxide dismutase (SOD).

Namun jika radikal bebas berlebih maka terjadi ketidakseimbangan antara radikal

bebas dengan antioksidan endogen (SOD). Kondisi ketidakseimbangan radikal

bebas ini mengakibatkan terjadinya stress oksidatif. Stress oksidatif menyebabkan

gangguan pada proses oksidasi fosfolirasi sehingga terjadinya peningkatan

produksi ROS di organ atau sel-sel yang menyusun organ seperti lambung.

Senyawa oksigen reaktif yang berinteraksi dengan lipid bilayer pada membran sel

akan menghasilkan peroksidasi lipid pada lambung yang akan mengakibatkan

Page 46: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

32

hilangnya fungsi seluler. Hasil akhir dari proses peroksidasi lipid berupa

malondialdehid (MDA). Sehingga mekanisme ini akan menstabilkan ROS dan

dapat menurunkan kadar Malondialdehid (MDA) serta meningkatkan aktivitas

dari superoxide dismutase (SOD).

Paparan E. coli patogen memicu terjadinya inflamasi karena E. coli

mempunyai kemampuan untuk menempel dan berkolonisasi dipermukaan sel

mukosa usus halus dan tahan terhadap pengaruh aliran cairan dalam usus dan

gerakan peristaltik usus. Sifat tersebut berhubungan dengan kemampuan bakteri

memproduksi tonjolan pada permukaan sel berupa benang-benang halus atau

sering disebut fimbria atau antigen perlekatan atau pili. Kemampuan bakteri

memproduksi protein ini dikendalikan oleh gen yang terdapat dalam plasmid yang

mempunyai gen pengendali enterotoksin. Enterotoksin merupakan antigen

ekstraselular. Toksin ini akan disekresikan ke dalam lumen usus. Kemudian di

dalam rongga usus toksin akan merangsang sekresi sel epitelium usus halus

sehingga sel epitelium mengeluarkan cairan tubuh dan garam-garam elektrolit

secara berlebihan pada saluran pencernaan seperti usus dan lambung. Bakteri E.

coli juga menghasilkan endotoksin berupa lipopolisakarida (LPS) dan dilepaskan

saat bakteri mengalami lisis atau pecahnya sel. Endotoksin yang dihasilkan oleh

E. coli dapat merusak epitel saluran pencernaan dan dapat memasuki aliran darah

menuju ke ginjal dan hati. Lipopolisakarida Binding Protein (LBP) merupakan

suatu protein di dalam plasma yang disintesis oleh hematosit dan berperan penting

dalam metabolisme LPS, sebagian lagi akan berikatan dengan LBP sehingga

mempercepat ikatan dengan CD14. Endotoksin dari LPS akan mengaktifkan

Page 47: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

33

sistem imun seluler dan humoral. Bersama dengan antibodi dalam serum maka

akan terbentuk lipopolisakarida antibodi (LPSab). LPSab yang berada dalam

serum dengan perantara reseptor CD14 akan bereaksi dengan sel fagositosit

terutama makrofag. Kompleks LPS dan CD14 menyebabkan aktivasi intraselular

melalui toll like receptor-4 (TLR-4) yang merupakan reseptor dari LPS. LPS dan

CD14 juga menyebabkan transduksi sinyal intraseluler melalui nuclear kappa B

(NFkB). NFkB selanjutnya akan menyebabkan terjadinya fosfolirasi IkB.

Sehingga ikatan NFkB terlepas dan heterodimer NFkB (P50 dan P56) bebas.

Terlepasnya ikatan ini menyebabkan NFkB bertranslokasi ke dalam inti sel secara

otomatis. Aktivasi NFkB akan mengaktifkan sel-sel fagositosis. Aktivasi dari sel

fagositosit akan mengeluarkan mediator inflamasi seperti TNF-α, IL-1, IL-6;

MMP; growth factor seperti TGF α, TGF β, EGF, dan menginduksi transkripsi

gen-gen inflamasi sehingga menyebabkan kerusakan jaringan.

Pemberian ekstrak daun dewandaru dapat digunakan untuk pencegahan

terhadap infeksi E. coli melalui peningkatan aktivitas SOD, penurunan kadar

MDA, dan penurunan kerusakan jaringan lambung.

3.2 Hipotesis Penelitian

1. Efek preventif pemberian ekstrak daun dewandaru (Eugenia uniflora L) dapat

menurunkan kadar malondialdehyde (MDA) pada organ lambung tikus putih

(Rattus novergicus) model gastroenteritis induksi E. coli.

2. Efek preventif pemberian ekstrak daun dewandaru (Eugenia uniflora L)

terhadap gastroenteritis pada tikus (Rattus novergicus) hasil induksi E. coli

Page 48: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

34

dapat meningkatkan aktivitas superoxide dismutase (SOD) pada organ

lambung tikus putih (Rattus novergicus) model gastroenteritis induksi E. coli.

Page 49: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

35

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2017. Penelitian dilaksanakan

dibeberapa laboratorium, yaitu Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya sebagai laboratorium pemeliharaan tikus, dan laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya sebagai

laboratorium penanaman E. coli, Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Brawijaya sebagai laboratorium penyedia alat-alat untuk

penelitian, dan Laboratorium FAAL Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

sebagai laboratorium pengujian kadar MDA dan aktivitas SOD.

4.2 Alat dan Bahan Penelitian

Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kandang tikus,

botol minum tikus, spuit 1 cc, appendorf, timbangan digital, blender, erlenmeyer,

alat sonde, mikropipet 10-100 µm, yellow tip, blue tip, cover glass, object glass,

lemari pendingin, inkubator, plastik klip, mikrotom, cawan petri, evaporator,

kamera, pot organ, spektofotometer, sekam, kandang, dissecting set, papan bedah,

sarung tangan, microtube, vortex, centrifuse, kertas saring, tissue, timer, dan

tempat pakan.

Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tikus putis (Rattus

novergicus) dengan berat antara 150-200 gram, daun dewandaru, makanan dan

Page 50: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

36

minuman tikus, organ lambung, akuades, xantin, xantin oksida, NBT, TCA 10%,

HCl 1 N, Na-Thio 1%, dan PBS.

4.3 Tahapan Penelitian

4.3.1 Penetapan Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini menggunakan hewan coba berupa tikus

(Rattus novergicus) jantan strain Wistar berumur 8-12 minggu dengan berat badan

antara 150-200 gram. Hewan coba diaklimasikan selama tujuh hari untuk

menyesuaikan dengan kondisi di laboratorium. Hewan coba diharuskan memiliki

kondisi sehat (berambut cerah, aktivitas baik, tidak ada abnormalitas anatomis,

dan nafsu makan baik), lulus proses sertifikasi etik penelitian oleh Komisi Etik

Penelitian, dan belum pernah digunakan penelitian. Sedangkan untuk daun

dewandaru yang dipakai berasal dari daerah malang.

Estimasi besar sampel dihitung berdasarkan rumus Fereder

(Kusriningrum, 2008) adalah :

t (n-1) ≥ 15

5(n-1) ≥ 15

5n-5 ≥ 15

5n ≥ 20

n ≥ 20/5

n ≥ 4

Keterangan :

t =jumlah kelompok perlakuan

n = jumlah ulangan yang diperlukan

Page 51: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

37

Berdasarkan perhitungan di atas maka untuk 5 macam kelompok

perlakuan diperlukan jumlah tikus putih (Rattus novergicus) sebanyak 4 ekor

dalam setiap kelompok sehingga dibutuhkan total 20 ekor tikus (Rattus

novergicus) sebagai hewan coba.

4.3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap digunakan apabila

ragam satuan percobaan yang digunakan homogen atau seragam. Penelitian ini

menggunakan tikus putis jenis Wistar sebagai hewan coba yang diinduksi

menggunakan Escherichia coli dengan cara di sonde lambung pada semua

kelompok tikus dan diinkubasi untuk dilakukan observasi selama 7 hari.

Kelompok penelitian ditunjukkan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rancangan Kelompok Penelitian

Kelompok Keterangan

(Kontrol negatif)

Tikus sehat tanpa diinduksi E. coli dan tanpa diberi ekstrak

daun dewandaru

(Kontrol positif)

Diinduksi E. coli selama 7 hari tanpa diberi ekstrak daun

dewandaru

P1

(Perlakuan 1)

Diberi ekstrak daun dewandaru 300 mg selama 7 hari dan

diinduksi E. coli

P2

(Perlakuan 2)

Diberi ekstrak daun dewandaru 400 mg selama 7 hari dan

diinduksi E. coli

Page 52: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

38

P3

(Perlakuan 3)

Diberi ekstrak daun dewandaru 500 mg selama 7 hari dan

diinduksi E. coli

4.4 Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :

Variabel bebas :Ekstrak daun dewandaru (300, 400, 500 mg/kgBB) dan

dosis pemberian E. coli 10⁶ CFU/ml.

Variabel terikat :Kadar malondialdehyde (MDA) dan aktivitas superoxide

dismutase (SOD)

Variabel kontrol :Homogenitas tikus (berat badan, umur, dan jenis kelamin),

pakan, dan kondisi kandang

4.5 Tahapan Penelitian

4.5.1 Persiapan Hewan Coba

Hewan coba yang digumakan dalam penelitian ini adalah tikus putih

(Rattus novergicus) jantan berumur 8-12 minggu dengan berat badan sekitar 150-

200 gram (Astawan dkk, 2011). Tikus diaklimatisasi selama tujuh hari untuk

menyesuaikan dengan kondisi di laboratorium. Kemudian dibagi 5 kelompok

perlakuan dimana setiap kelompok terdiri atas 4 ekor tikus. Tikus ditempatkan

dalam kandang berupa bak plastik tertutup kawat dengan ukuran 30 cm x 50 cm x

10 cm dengan alas berupa sekam padi agar kandang tidak lembab. Kandang tikus

diletakkan pada tempat yang bebas dari suara bising dan terhindar dari asap

Page 53: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

39

industri maupun polutan lainnya. Suhu optimum ruangan tikus adalah 22-24 ºC

dan kelembaban udara 50-60% dengan ventilasi yang cukup, namun tidak ada

jendela yang terbuka. Semua tikus diberi pakan secara teratur dan minum ad

libitum. Pakan yang diberikan pada tikus berupa ransum dengan komposisi

standart terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.

4.5.2 Pembuatan Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L)

Langkah awal dalam pembuatan ekstrak daun dewandaru adalah dengan

dilakukan proses preparasi meliputi tahap penyimpanan bahan baku dan ekstraksi.

Pada tahap penyimpanan, daun dewandaru yang digunakan dipilih dan

dibersihkan dari kotoran atau debu yang melekat menggunakan air lalu dibilas

dengan akuades. Setelah itu dilakukan penirisan dan pengeringan menggunakan

oven untuk mengurangi kadar air dalam tanaman agar reaksi enzimatik dapat

dihentikan sehingga tidak mudah rusak. Daun dewandaru yang telah kering

dihaluskan dengan mesin blender hingga menjadi serbuk. Serbuk simpisia

kemudian diayak dengan ayakan 20 mesh. Pada tahap ekstraksi dimulai dengan

menimbang serbuk daun dewandaru sebanyak 100 g. Kemudian dilakukan

perendaman serbuk dengan pelarut etanol 70%. Toples ditutup dengan rapat

selama 24 jam dan dikocok di atas shaker digital 50 rpm dengan tujuan untuk

homogenisasi. Disaring ekstrak cair yang didapatkan dengan penyaring kain dan

ditampung ekstrak ke dalam erlenmeyer. Dilakukan remaserasi sebanyak dua kali

pada ampas dengan cara memasukkan kembali ke dalam toples dan ditambah

pelarut sampai terendam (minimal 5 cm di atas permukaan serbuk). Kemudian

dibiarkan semalam (24 jam) dan dishaker kembali. Hasil ekstrak pertama sampai

Page 54: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

40

dengan terakhir dijadikan satu dan diuapkan dengan mengunakan rotary

evaporator selama dua jam sehingga diperoleh ekstrak etanol daun dewandaru

(Rais, 2012).

4.5.3 Pembuatan Model Hewan Coba Gastroenteritis

Seluruh tikus yang sudah diadaptasikan, pada hari pertama dibagi

menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 4 ekor tikus.

Kemudian seluruh tikus diberi tanda atau label pada ekornya dengan mengunakan

spidol tahan air sesuai kelompoknya.

A. Pembuatan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri E. coli yang digunakan pada penelitian ini, yaitu E. coli

patogen strain EPEC dengan konsentrasi bakteri 10⁶ CFU/ml. E. coli yang sudah

dibiakkan diambil dengan ose steril lalu dicampurkan dalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml larutan NaCl 0,9% sampai didapat konsentrasi bakteri sama dengan

larutan standart MC. Farland no 1, menunjukkan konsentrasi bakteri adalah 3x108

CFU/ml. Setelah itu dilakukan pengenceran dengan menggambil 1 ml suspensi

bakteri (108 CFU/ml), dimasukkan ke dalam tabung steril dan ditambahkan larutan

NaCl 0,9% sebanyak 9 ml dan dikocok hingga homogen maka diperoleh suspensi

bakteri dengan konsentrasi 107CFU/ml diulang langkah yang sama untuk

memperoleh konsentrasi bakteri 106 CFU/ml (Oonmett et al, 2005).

Page 55: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

41

B. Pembuatan Hewan Model Gastroenteritis

Suspensi E.coli strain EPEC 106 CFU/ml diberikan pada tiap tikus

kelompok kontrol positif, P1, P2, dan P3 setiap hari selama 7 hari dengan cara

sonde lambung (Astawan dkk, 2011).

4.5.4 Pemberian Ekstrak Daun Dewandaru

Pemberian ekstrak daun dewandaru pada hewan coba dilakukan selama 7

hari sebelum dilakukan induksi E.coli patogen selama 7 hari. Ekstrak daun

dewandaru diberikan pada kelompok P1 dengan dosis 300 mg/kgBB, kelompok

P2 dengan dosis 400 mg/kgBB, dan kelompok P3 dengan dosis 500 mg/kgBB.

Ekstrak daun dewandaru diberikan satu kali sehari dengan cara sonde lambung.

Perhitungan dosis pada Lampiran 4.

4.5.5 Isolasi Lambung

Pengambilan organ lambung dilakukan pada hari ke-22 setelah seluruh

proses adaptasi tikus, induksi E. coli dan pemberian ekstrak daun dewandaru

selesai diberikan. Pada pengambilan organ proses pertama yang dilakukan adalah

euthanasi hewan coba dengan cara dislokasi leher, kemudian hewan coba

diletakkan pada papan pembedahan. Pembedahan dilakukan pada bagian

abdomen, bagian lambung diambil dan dibilas dengan NaCl fisiologis 0.9%,

selanjutnya lambung dimasukkan ke dalam plastik klip (Permata, 2015).

Page 56: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

42

4.5.6 Pengukuran Kadar MDA

Jaringan lambung diambil dari setiap sampel sebanyak 0,1 gram dan

dipotong kecil-kecil lalu digerus dalam mortar. Kemudian ditambahkan 1 mL

aquades. Homogenant yang terbentuk dipindahkan ke dalam microtube dan

ditambahkan 100 µL TCA, 250 µL HCl 1N, dan 100 µL Na-thio 1%. Pada setiap

penambahan reagen, larutan dihomogenkan dengan vortex. Larutan lalu

diinkubasi dalam waterbath pada suhu 100ºC selama 20 menit dan dibiarkan

dingin pada suhu ruang. Kemudian larutan disentrifugasi dengan kecepatan 3500

rpm selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk diambil dan ditambahkan

aquades sebanyak 3500 µL. Kemudian larutan tersebut diukur absorbansinya

dengan panjang gelombang 532 nm dan diplotkan pada kurva standar yang telah

dibuat untuk menghitung konsentrasi sampel (Irawan et al.,2012).

4.5.7 Pengukuran Aktivitas SOD

Pengambilan darah pada tikus putih dilakukan pada hari ke-22.

Pengambilan darah dilakukan melalui intraorbital menggunakan

mikrohematokrit. Sampel darah kemudian dimasukkan ke dalam tabung venoject

merah dan disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Kemudian

diambil serum darahnya lalu disentrifusigasi pada kecepatan 6000 rpm selama 10

menit. Setelah itu diambil supernatannya sebanyak 100 µL. Kemudian

ditambahkan xantine 100 µL, xantine oxidase 100 µL, NBT 100 µL, dan PBS 600

µL. Lalu ditambahkan PBS sampai 2000 µL dan diinkubasi pada suhu 30ºC

selama 30 menit (ditunggu perubahan warnanya). Lalu diukur absorbansinya

Page 57: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

43

dengan spektofotometer pada panjang gelombang 580 nm dan diplotkan pada

kurva standar yang telah dibuat untuk menghitung konsentrasi sampel (Kotan et

al, 2011).

4.6 Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif

untuk mengetahui kadar MDA dan SOD yang dianalisa dengan uji One Way

ANOVA (Analysis of Varian) dan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan

taraf kepercayaan sebesar 95% (α = 0,05).

Page 58: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

44

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Peneliatian

Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi dari membran mukosa

saluran pencernaan yang ditandai dengan diare dan muntah. Salah satu penyebab

dari penyakit ini adalah adanya infeksi bakteri seperti E. coli. Pada penelitian

didapatkan bahwa tikus pada kelompok kontrol positif fesesnya menjadi lembek

(Gambar 5.1). E. coli merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat

menyebabkan diare. Perlekatan E. coli pada sel mukosa usus menyebabkan

terjadinya perubahan struktur sel kemudian E. coli melakuakan invasi menembus

sel epitel usus (Astawan dkk., 2011). Diare terjadi karena E. coli melakukan

invasi menembus sel mukosa pencernaan. Keadaan tersebut menimbulkan sekresi

usus meningkat, tapi fungsi absorpsi usus berkurang (Khairil dkk., 2014).

Gambar 5.1 : (a). Feses lembek pada tikus kontrol positif saat induksi E. coli (b). Feses

tikus kontol negatif

a b

Page 59: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

45

Selain itu, tikus pada kelompok kontrol positif juga mengalami

penurunan berat badan setelah diinduksi E. coli. Hal tersebut dapat dilihat dari

hasil analisis secara statistik menggunakan uji One Way ANOVA pada berat

badan tikus pada hari ke-21. Tabel 5.1. Adapun data penurunan berat badan dapat

dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 5.1. Rata-rata Berat badan tikus Hari ke-14 dan Hari ke-21

Perlakuan

Rata-rata berat badan

(gram) ± SD

(Hari Ke-14 setelah

pemberian preventif

herbal)

Rata-rata berat badan

(gram) ± SD (Hari Ke-

21 setelah induksi E.

coli)

Kontrol negatif

(normal)

172,00 ± 12,32

Perlakuan 1 161,50 ± 9,46 145,00 ± 8,52ᵇ

Perlakuan 2 158,00 ± 2,16 141,25 ± 3,86ᵇ

Perlakuan 3 160,50 ± 7,93 137,50 ± 6,45ᵇ

Kontrol positif

(gastroenteritis)

157,75 ±8,18 104,50 ± 4,12ᵅ

Keterangan : notasi menunjukkan perlakuan mengalami perbedaan yang nyata.

Berdasarkan tabel rata-rata berat badan menunjukkan bahwa preventif

daun dewandaru tidak berpengaruh terhadap peningkatan berat badan tikus.

Sedangkan, induksi dari E. coli mempengaruhi berat badan tikus secara

Page 60: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

46

signifikan. Namun pada P1, P2, dan P3 didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata.

Hal ini menunjukkan preventif daun dewandaru dapat mencegah terjadinya

peradangan pada mukosa usus. Sedangkan penurunan berat badan pada kelompok

kontrol positif disebabkan oleh ketidakmampuan tikus dalam menyerap nutrisi

yang masuk ke dalam tubuh. Ketidakmampuan ini karena peradangan akibat

penempelan bakteri pada mukosa usus. Peradangan tersebut menyebabkan

meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit sehingga feses yang dikeluarkan encer

(Try, 2011).

Peneguhan diagnosa bakteri E. coli dapat dilakukan dengan cara

penanaman di media EMBA pada kelompok kontrol positif. Adapun sampel yang

digunakan berasal dari swab lambung tikus kontrol positif. Hasil dari penanaman

adalah dengan munculnya warna hijau metalik ada media EMBA yang

membuktikan bahwa sampel mengandung E. coli. Kemudian dilakukan uji

morfologi bakteri dengan pewarnaan gram. Hasil dari pewarnaan menunjukkan

bakteri gram negatif, lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 12 (Tarmudji,

2003).

5.2 Pengaruh Preventif Pemberian Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia

uniflora L) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Lambung Tikus

Model Gastroenteritis yang Diinduksi Escherichia coli

Analisa kadar radikal bebas dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengukur kadar malondialdehyde (MDA) jaringan lambung. Pengukuran kadar

MDA menggunakan metode Thiobarbituric Acid (TBA) yang diukur dengan

Page 61: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

47

spektofotometer dengan panjang gelombang 532 nm. Hasil pengukuran kadar

MDA lambung dianalisis secara statistik menggunakan uji kruskal wallis Tabel

5.2.

Tabel 5.2. Rata-rata Kadar MDA Lambung

Perlakuan

Rata-rata kadar

MDA (ng/mL) ± SD

Kadar MDA (%)

Peningkatan

terhadap

kontrol negatif

Penurunan

terhadap

kontrol positif

Kontrol negatif

(normal)

1134,63 ± 42,20 - -

Perlakuan 1 1065,88 ± 93,38 - 15,63 %

Perlakuan 2 1078,38 ± 57,68 - 14,64 %

Perlakuan 3 1140,88 ± 86,06 - 9,69 %

Kontrol positif

(gastroenteritis)

1263,38 ± 128,96 11,34 % -

Keterangan : tidak terdapat notasi menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata antar

perlakuan.

Persentase peningkatan terhadap kontrol negatif. Persentase penurunan terhadap kontrol

positif.

Berdasarkan kadar MDA yang didapatkan rataan pada kelompok kontrol

positif sebesar 1263,38 ± 128,96. Rataan kontrol negatif sebesar 1134,63 ± 42,20.

Serta rataan P1 sebesar 1065,88 ± 93,38, P2 sebesar 1078,38 ± 57,68, dan P3

sebesar 1140,88 ± 86,06. Hasil uji menunjukkan tidak adanya perbedaan antar

Page 62: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

48

perlakuan. Hal ini disebabkan tingginya kadar MDA pada semua perlakuan.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kadar MDA adalah adanya

inflamasi, lamanya waktu pengerjaan (waktu paruh dari ROS), suhu lingkungan,

dan paparan radiasi.

Menurut Gede (2012), radikal bebas memiliki waktu paruh yang sangat

pendek sehingga sulit diukur dalam laboratorium. Kerusakan jaringan lipid akibat

ROS dapat diperiksa menggunakan senyawa MDA. MDA merupakan senyawa

hasil peroksidasi lipid yang terbentuk dari peroksidasi lipid pada membran sel

yaitu reaksi radikal bebas (radikal hidroksi) dengan Poly Unsaturated Fatty Acid

(PUFA). Reaksi tersebut terjadi secara berantai akan menghasilkan sejumlah

radikal lipid dan senyawa yang sangat sitotoksik terhadap endotel. Radikal –

radikal lipid tersebut akan bereaksi dengan logam-logam transisi bebas dalam

darah seperti Fe2+ dan Cu 2+ menghasilkan aldehid dehidrogenase dan thiokinasi

yang terjadi di hepar dalam waktu 2 jam pada tikus.

Kadar MDA telah digunakan secara luas sebagai indikator stres oksidatif

pada lemak tak jenuh sekaligus merupakan indikator keberadaan radikal bebas.

MDA adalah produk sekunder dari peroksidasi lipid membran sel dan produk

oksidasi lipid yang akurat untuk menilai tingkat stres oksidatif suatu sel atau

jaringan. Pada kondisi stres oksidatif terjadi peningkatan produksi ROS jika tanpa

pertahanan dari antioksidan yang cukup. O2- akan berubah menjadi OH- (radikal

hidroksil) dan menuju ke membran sel untuk melakukan reaksi peroksidasi lipid

dengan PUFA. Melalui mekanisme inisiasi dan propagasi akan terbentuk radikal

Page 63: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

49

peroksil (ROO*) yang nantinya bereaksi dengan endoperoksida lipid dan

menghasilkan MDA (Sasmita, 2015).

Berdasarkan kadar MDA pada masing-masing kelompok perlakuan

dihasilkan presentase perbandingan antara kelompok tikus kontrol negatif, tikus

yang dipreventif, dan tikus model gastroenteritis sehingga didapatkan hasil pada

masing-masing kelompok tikus; kontrol positif; preventif dosis 300 mg/KgBB;

400 mg/KgBB, dan 500 mg/KgBB adalah 11,34%; 15,63%, 14,64%, dan 9,69%.

Pada hasil rataan kadar MDA lambung kelompok tikus gastroenteritis ditunjukkan

mengalami peningkatan jika dibandingkan tikus kelompok kontrol negatif. Hal ini

menunjukkan bahwa E. coli dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang

mengakibatkan gangguan pada organ lambung. Stres oksidatif memicu terjadinya

peroksidasi lipid pada lambung yang dapat merusak organel sel dan fungsi

membran sel dari lambung. Terjadinya peroksidasi lipid akan meningkatkan

produksi MDA (Ray, 2001).

Pemberian ekstrak daun dewandaru yang mengandung flavonoid dan

tanin digunakan sebagai antioksidan eksogen dan antibakteri. Flavonoid berperan

sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil yang terikat pada

karbondioksida sehingga dapat menangkap radikal bebas dengan

menyumbangkan satu atom hidrogen. Pada kondisi gastroenteritis induksi E. coli

dapat mengaktifkan makrofag yang akan menyebabkan pelepasan sitokin

inflamasi dan Reactive Oxygen Species (ROS), meningkatkan radikal bebas di

dalam lambung mengakibatkan antioksidan endogen tidak dapat

menyeimbangkan radikal bebas yang jumlahnya berlebih sehingga radikal bebas

Page 64: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

50

tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan maka diperlukan antioksidan

eksogen yang berasal dari luar tubuh salah satunya kandungan flavonoid (Utami

et al., 2008).

Senyawa tanin sebagai antibakteri berhubungan dengan kemampuan

dalam menginaktivasi adhesi sel mikroba (molekul yang menempel pada sel

inang) yang terdapat pada permukaan sel. Tanin mempunyai target pada

polipeptida dinding sel dan menyebabkan kerusakan pada dinding sel bakteri

karena merupakan senyawa fenol. Pada pengerusakan membran sel, ion H+ dari

senyawa fenol dan turunannya (flavonoid) akan menyerang gugus polar (gugus

fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai menjadi gliserol, asam karbosilat,

dan asam fosfat. Hal ini mengakibatkan fosfolipid tidak mampu mempertahankan

bentuk membran sel, akibatnya membran sel bocor dan bakteri akan mengalami

hambatan pertumbuhan bahkan kematian (Kredy, 2010). Menurut Nurhalimah

(2015), senyawa tanin juga bersifat sebagai senyawa astringent. Mekanisme tanin

sebagai astringen adalah dengan menciutkan permukaan usus atau zat bersifat

proteksi terhadap mukosa usus dan dapat menggumpalkan protein. Oleh karena

itu senyawa tanin dapat membantu menghentikan diare.

Senyawa saponin dapat menginduksi produksi dari sitokin seperti

interleukin dan interferon yang dapat memediasi efek immunostimulan. Saponin

juga dapat meningkatkan respon imun melalui imunisasi oral dengan cara

meningkatkan pengambilan antigen oleh usus dan sel mukosa. Saponin yang

bersifat amfifilik yang berarti saponin dapat membentuk busa dan merusak

Page 65: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

51

membran sel karena dapat membentuk ikatan dengan lipida dari membran sel

(Oda et al, 2000)

5.2 Pengaruh Preventif Pemberian Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia

uniflora L) Terhadap Aktivitas Superoxide Dismutase (SOD) Lambung

Tikus Model Gastroenteritis yang Diinduksi Escherichia coli

Hasil pengukuran aktivitas SOD serum tikus putih (Rattus norvegicus)

dianalisa menggunakan SPSS 22.0 berdasarkan uji statistik One Way ANOVA

dan dilanjutkan dengan uji BNJ pada tingkat signifikansi p<0,05 didapatkan data

seperti pada Tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3. Rata-rata Aktivitas SOD serum tikus putih (Rattus norvegicus)

Perlakuan

Rata-rata aktivitas

SOD (ng/mL) ± SD

Aktivitas SOD (%)

Peningkatan

terhadap

kontrol positif

Penurunan

terhadap

kontrol negatif

Kontrol negatif

(normal)

7,19 ± 0,62 b - -

Perlakuan 1 7,01 ± 1,07 b 35,32 % -

Perlakuan 2 7,94 ± 0,61 b 53,28 % -

Perlakuan 3 7,27 ± 0,61 b 40,34 %

Kontrol positif

(gastroenteritis)

5,18 ± 0,48 a - 27,95 %

Page 66: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

52

Keterangan : notasi yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar

perlakuan (p<0,05).

Persentase peningkatan terhadap kontrol positif. Persentase penurunan terhadap kontrol

negatif.

Berdasarkan hasil uji aktivitas SOD di atas, menunjukkan bahwa

kelompok kontrol negatif memiliki aktifitas SOD yang berbeda nyata dengan

kelompok kontrol positif (gastroenteritis). Hal ini ditunjukkan dari nilai aktivitas

SOD yang memuat notasi yang berbeda nyata. Pada kontrol negatif SOD mampu

menetralisir radikal bebas secara normal. Kadar aktivitas SOD pada kelompok

kontrol negatif, yaitu (7,19 ± 0,62) yang digunakan untuk menentukan adanya

kenaikan yang terjadi karena pengaruh perlakuan.

Enzim superoksida dismutase (SOD) merupakan salah satu enzim

antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh dan bereaksi merubah radikal bebas

superoksida (

) menjadi oksigen ( ).

Superoksida dihasilkan oleh metabolisme oksidatif sel yang dapat juga disebut

ROS. Jika tidak dirubah maka akan menyebabkan kerusakan sel. Aktivitas enzim

SOD memiliki peran penting dalam sistem pertahanan tubuh, terutama terhadap

aktivitas senyawa oksigen reaktif yang dapat menyebabkan stres oksidatif.

Adanya aktivitas SOD berdampak positif bagi sel karena stres oksidatif akibat

radikal bebas dapat dihindarkan (Winarsi, 2007).

Pada kelompok kontrol positif (gastroenteritis) mengalami penurunan

dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif, yaitu sebesar 27,95 % setelah

diinduksi dengan bakteri E. coli. Paparan E. coli patogen memicu terjadinya

inflamasi karena E. coli memiliki kemampuan untuk menempel dan berkolonisasi

Page 67: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

53

dipermukaan sel mukosa usus halus dan tahan terhadap pengaruh gerakan

peristaltik usus. Selain itu E. coli juga mengeluarkan enterotoksin yang

merupakan antigen ekstraseluler dan endotoksin berupa lipopolisakarida (LPS)

yang dilepaskan saat bakteri mengalami lisis atau pecahnya sel. Endotoksin dari

bakteri ini akan menyebabkan ketidakseimbangan ROS dan antioksidan dalam

tubuh dan menyebabkan terjadinya kondisi stres oksidatif (Supar, 2001).

Menurut Hairuddin el al (2009), peningkatan radikal bebas di dalam

tubuh terus menerus mengakibatkan menurunnya aktivitas SOD. Semakin tinggi

radikal bebas yang dihasilkan maka semakin banyak pula yang gagal dinetralisir

oleh antioksidan endogen seperti SOD, katalase, dan glutation. Oleh karena itu,

tubuh memerlukan antioksidan eksogen seperti flavonoid yang dapat membantu

menangkal radikal bebas sehingga mencegah penurunan aktivitas SOD.

Berdasarkan aktivitas SOD pada masing-masing kelompok perlakuan

dihasilkan persentase perbandingan antara kelompok tikus kontrol negatif, tikus

yang dipreventif, dan tikus model gastroenteritis sehingga didapatkan hasil pada

masing-masing kelompok tikus; kontrol positif; preventif dosis 300 mg/KgBB;

400 mg/KgBB, dan 500 mg/KgBB adalah 27,95%; 35,32%, 53,28%, dan 40,34%.

Pada hasil rataan aktivitas SOD kelompok tikus gastroenteritis ditunjukkan

mengalami penurunan jika dibandingkan tikus kelompok kontrol negatif. Hal ini

menunjukkan bahwa E. coli dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang

mengakibatkan gangguan keseimbangan ROS. Stres oksidatif menyebabkan

penurunan dari aktivitas antioksidan endogen dalam hal ini adalah SOD (Radin,

2015).

Page 68: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

54

Nilai rata-rata aktivitas SOD serum pada kelompok tikus gastroenteritis

yang diinduksi E. coli adalah 5,18±0,48 µg/mL berbeda nyata (p<0,05) dengan

kelompok tikus kontrol negatif yaitu 7,19±0,62 µg/mL. Hal tersebut membuktikan

bahwa induksi E. coli yang diberikan pada perlakuan tersebut mampu

menurunkan aktivitas SOD pada kondisi gastroenteritis berdasarkan pemeriksaan

aktivitas SOD serum. SOD termasuk ke dalam antioksidan enzimatis bersama

dengan katalase dan glutation peroksidase. Enzim-enzim antioksidan tersebut

dapat memberikan atom hidrogen secara cepat kepada senyawa radikal dan

merubahnya menjadi senyawa yang lebih stabil melalui ikatan radikal-

antioksidan. Antioksidan enzimatis bekerja dengan cara mencegah pembentukan

senyawa radikal bebas baru atau mengubah senyawa radikal yang telah terbentuk

menjadi senyawa yang kurang reaktif (Chevion et al,. 2003).

Hasil rata-rata aktivitas SOD serum pada kelompok preventif dosis 300

mg/KgBB, 400 mg/KgBB, dan 500 mg/KgBB berbeda nyata dengan kelompok

kontrol positif dan tidak berbeda nyata terhadap kontrol negatif. Hal tersebut

membuktikan bahwa preventif ekstrak daun dewandaru dengan perlakuan dosis

300 mg/KgBB, 400 mg/KgBB, dan 500 mg/KgBB mampu untuk meningkatkan

aktivitas SOD serum pada tikus model gastroenteritis. Hal ini dapat terjadi

dikarenakan senyawa atau bahan aktif yang terkandung dalam ekstrak daun

dewandaru berperan sebagai antioksidan. Kandungan bahan aktif berupa

flavonoid mampu meningkatkan aktivitas SOD serum karena flavonoid memiliki

aktivitas antioksidan dengan cara menyumbangkan satu atom hidrogen kepada

radikal bebas.

Page 69: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

55

Menurut Rahma (2012), mekanisme kerja flavonoid (FI-OH) sebagai

antioksidan, yaitu dengan mentransfer atom hidrogen (H) dari gugus hidroksil

(OH) kepada radikal bebas (R*) sehingga flavonoid berubah menjadi fenoksis

flavonoid (FIO·). Hal ini dikarenakan radikal fenoksis flavonoid mempunyai

ikatan rangkap terkonjugasi maka dapat menyeimbangkan dengan cara

delokalisasi elektron sehingga menjadi senyawa yang lebih stabil.

Hasil analisis data menunjukkan tidak ada perbedaan aktivitas SOD yang

nyata antar ketiga kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol negatif. Hal ini

dapat disebabkan karena variasi biologis dari tikus jantan galur wistar yang

berbeda pada setiap tikus yang dipakai dalam penelitian (Sasminto, 2013).

Page 70: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

56

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan

kesimpulan , yaitu:

1. Efek preventif ekstrak daun dewandaru pada tikus model gastroenteritis

induksi E. coli pada masing-masing perlakuan belum optimal dalam

menurunkan kadar MDA gastrium.

2. Efek preventif ekstrak daun dewandaru pada tikus model gastroenteritis

induksi E. coli optimal pada dosis 300, mg/KgBB, 400 mg/KgBB, dan 500

mg/KgBB melalui peningkatan aktivitas SOD serum.

6.2 Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis terapi

dan dosis toksiksitas pemberian ekstrak daun dewandaru (Eugenia uniflora L)

sebelum diaplikasikan pada hewan model gastroenteritis hasil induksi E.coli.

Page 71: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

57

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah R, Listyawati S, Widiyani T (2003). Efek pemberian natrium siklamat

secara oral terhadap karakteristik hematologis tikus putih (rattus norvegicus

L.). Biosmart,5(2):124-130.

Ahmad Marzuki.2013. Studi Karakterisasi Bakteri Eschericia coli di

Laboratorium Kesehatan Lumajang. https://www.academia.edu/

4139114/e.coli diunduh pada 8 Februari 2017, pukul 17.27 WIB

Akbar, B. 2010. Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif yang Berpotensi

sebagai Bahan antiinfertilitas. Edisi 1. Adabia Press. Jakarta ISBN: 978-

602-19751-7-6.

Araujo V. , A. C. Boronat. 1998. Oxidant – antioxidan timbal ancein blood of

children with juvenile rheumatoidarthritis. BioFactor. 8:155-59.

Astiti, Cynthia P., Dimas A.P., Qrio S. 2016. Efek Ekstrak Etanolik Daun Bayam

Merah (Amaranthus tricolor L.) Terstandar Terhadap Indeks Massa Tubuh

dan Kadar Glukosa Darah pada Tikus Sprague Dawley yang Diberikan Diet

Tinggi Lemak sebagai Upaya Preventif Obesitas. Pharmacy, Vol. 13 No. 02.

Akil, H. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta : FKUI.

Andarwulan, Batari, Sandrasari, Bolling dan Wijaya. 2010. Flavonoid Content

And Antioxidant Activity Of Vegetables From Indonesia. Food Chemistry.

Vol 121: 1231-1235.

Astawan M, Wresdiyati T, I.I. Arief and E, Suhesti. 2011. Gambaran Hematologi

Tikus Putih (Rattus novergicus) yang diinfeksi Escherichia coli

Enteropatogenik dan diberikan Probiotik. Media Peternakan: 7-13

Baki, M., F.E. Akaman, P. Vural, S. Dogru-Abbasoglu, A.Ozderya, B. Karadag,

and M. Uysal. 2012. The Combination of Interleukin -10 -1082 and Tumor

Necrosis Factor-α 308 or Interleukin -6 -174 Genes Polymorphisms Suggest

An Association with Susceptibility to Hashimoto’s Thyroiditis. International

Immunopharmacology, 12 : 543-546.

Batari, R. 2007. Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Sayuran Indigenous Jawa

Barat. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Page 72: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

58

Beers, M. H., Fletcher, A. J., Jones, T. V., Porter, R., 2003. The Merck Manual of

Medical Information. 2nd ed. New York : Pocket Books

Carter GR, Wise DJ. 2004. Essential of Veterinary Bacteriology and Mycology.

6th Ed. Iowa: Blackwell Publishing.

Chattopadhyay I, Biswas K, Bandyopadhyay U, Banerjee RK. 2004. Turmeric

and Curcumin : Biological Actions and Medical Applications. Current

Science , 87 (1): 44-53.

Che Man, Y. B., Mustafa, S., Khairil Mokhtar, N. F., Nordin, R., dan Sazili, A.

Q., 2012. Porcine-Specific Polymerase Chain Reaction Assay Based on

Mitochondrial D-Loop Gene for Identification of Pork in Raw Meat. Int. J.

Food Prop., 15(1), 134–144.

Chevion S, Moran DS, Heled Y, Shani Y, Regev G, Abbou B, Berenshtein E,

Stadtman ER, Epstein Y. 2003. Plasma antioxidant status and cell injury

after severe physical exercise. Proc Natl Acad SciUSA. 100: 5119–23.

Chow, C. M., Leung, A. K. C., Hon, K. L., 2010. Acute Gastroenteritis : Fro m

Guideline to Real Life. Clinical and Experimental Gastroenterology, 3:97-

112.

Clarkson, P. M., Thompson, H. S. 2000, Antioxidants: what role do they play in

physical activity and health, J. Clin Nut r. Biochem,72.:637S-46S.

Cunningham, J.G dan Klein, B.G. 2007. Textbook of Veterinary Physiology. 4 th

Ed. Elsevier Saunders, China. 329-331.

Dinata, A. 2009. Atasi Jentik DBD dengan Kulit Jengkol, http://miqraindon

esia.blogspot.com/2009/07/atasi-jentik-dbd-dengan-kulit-jengkol.html. [20

Maret 2017]

Dinev, I. 2014. Disease of Poultry: Escherichia coli Infections.

http://www.thepoultrysite.com/publications/ [12 Maret 2017].

Droge, W. 2002. Free Radicals In The Physiological Control of Cell Function.

Physiol Rev. 82 : 47-95.

El-Sheikh, A.L.K., 2008, Renal transport and drug interactions of

immunosuppressants [thesis]. Nijmegen, Netherlands: Radbound University

: 62 cit Kumar, D., Arya, V., Kaur, R., and Bhat, Z. A., 2012, A review of

Page 73: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

59

immunomodulators in the Indian traditional health care system, J.

Microbiology, Immunology and Infection, 45 : 165 - 184

Gede, I O.D., I Nengah K. B., Hapsari M. 2012. Potensi Daun Binahong

(Anredera cordifolia. T) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri E. coli

secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus 2012 1(3): 337-351.

Giugliano, D., A. Ceriello and K. Esposito. 2006. The Effect of Diet on

Inflammation. Journal of the American College of Cardiology 48 (4) :

677-685.

Hairuddin, Dina H. 2009. Efek Propektif Propolis dalam Mencegah Stres

Oksidatif Akibat Aktivitas Fisik Berat (Swimming Stress). Jurnal Ilmu

Dasar, Vol. 10 No. 1:207-211

Halliwell, B. & Whiteman, M. 2004. Measuring reactive species and oxidative

damage in vivo and in cell culture: how should you do it and what do the

results mean? Br J Pharmacol,142,231-55.

Hedrich, H.J. 2006. Taxonoy Stock and Strains. The Laboratory Rat : 71-92.

Hermanto, Catur. 2013. Keragaman dan Kekayaan Buah Tropika Nusantara.

Jakarta: IAARD Press

Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III, Departemen

Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 29-

30.

Ikawati, M., Wibowo, A.E., Octa, N.S., dan Adelina, R., 2008, Pemanfaatan

Benalu sebagai Agen Antikanker, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Intan, Radin.E.S. 2015. Thesis : Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap

Diameter Arteriol pada Tikus Wistar Model Sepsis. Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Irawan, R. H. W. 2012. Pengaruh Pemberian Yoghurt Susu Kambing sebagai

Pencegahan untuk Hiperkolestrolemia melalui Pengamatan MDA dan

TNF-α pada Jantung Hewan Model Tikus. Universitas Brawijaya

Malang. 1-8.

Jadhav, D., Rekha, B.N, Gogate, P.R., Rathod, V.K., 2009, Extraction of Vanilin

from Vanilla Pods: a Comparison Study of Conventional Soxhlet and

Ultrasound Assisted Extraction, J. Food Engineer., 93, 421-426.

Junqueira. 2010. Junqueira’s Basic Histology: Text and Atlas. 12th Edition.

McGraw-Hill Companies, Inc.USA.

Page 74: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

60

Karsinah (et al). 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.

Kartikawati D. 1999. Studi efek protektif vitamin C terhadap respon imun dan

enzim antioksidan pada mencit yang dipapar paraquat [tesis]. Bogor:

Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Khairil, E., Dewi dan W. Sari. 2014. Analisis Potensi Bakteri the Rosella

terhadap Histologi Usus Halus Mencit Akibat Paparan Enterophatogenic

Eschericia coli (EPEC). Sains Riset 4 (1): 1-6.

King, A. J. F. 2012. The Use of Animal Models in Diabetes Research. British

Journal of Pharmacology. 166: 877-894.

Kotan R, Kordali S, Cakir A. 2007. Screening of antibacterial activities of twenty-

one oxygenated monoterpenes. Z. Naturforsch 62: 507-513.

Kowalak, J. P. 2011. Proffesional Guide to Patophysiology: Alih Bahasa Andry

Hartono. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.: Alih

Bahasa Andry Hartono. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

Kredy. 2010. Chemistry Of Natural Products. New Dehli : Departement of

Pharmaceutical Chesmistry Faculty of Science Jamia Hamdard.

Kumalaningsih, Sri, 2006. Antioksidan Alami-Penangkal Radikal Bebas, Sumber,

Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Surabaya: Trubus Agrisarana.

Kumar, V., S.C. Ramzi and R.I. Stanley. 2007. Robins Buku Ajar Patologi.

Volume 1. Edisi 7. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 35-64.

Kusuma, S. A. F. 2010. Escherichia coli. Makalah Farmasi. Universitas

Padjajaran, Fakultas Farmasi.

Kusriningrum. 2008. Dasar Perancangan Percobaan dan Rancangan Acak

Lengkap. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.

Lehtolainen, T. 2004. Escherichia coli mastitis bacterial factors and host response.

Department of Clinical Veterinary Sciences Faculty of Veterinary Medicine

Universty of Helsinki. Finland

Mates, J. M., Gomez, C. P., Castro, I. N. 1999, Antioxidant Enzymes and Human

Diseases.Clinical Biochemical, 32(8).: 595 -603.

Page 75: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

61

Mudassir., Aminuddin A., Abdul Q. P. 2012. Analisis Kadar MDA Plasma

Penderita Polip Hidung Berdasarkan Dominasi Sel Inflamasi pada

Pemeriksaan Histopatologi. Fakultas Kedokteran Hasanuddin, Makasar.

Neilsen, F., Mikkelsen, B.B., Nielsen, J.B., Andersen, H.R., dan Grandjean, P.

2005. Plasma Malondialdehyde as Biomarker for Oxidative Stress:

Reference Interval and Effect of Life-style Factors. Journal Clinical

Chemistry, 43(7): 1209-1214.

Neldawati, Ratnawulan, Dan Gusnaedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi Dalam

Penentuan Kadar Flavonoid Untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.

Pillar Of Physics.Vol. 2: 76-83.

Nurhalimah, Hanny., Wijayanti N., Dewanti T. W. 2015. Efek Antidiare Ekstrak

Daun Beluntas terhadap Mencit Jantan yang Diinduksi Bakteri Salmonella

Thypimurium. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 p. 1083-1094.

Nurwati D. 2002. Profil imunohistokimia enzim antioksidan copper,zinc

superoxide dismutase (Cu,Zn-SOD) pada ginjal tikus hiperkolesterolemia

[skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Oda K, Matsuda H, Murakami T, Katayama S, Ohgitani T., Yoshikawa M. 2000.

Adjuvant and haemolytic activities of 47 saponins derived from medicinal

and food plants. Biological Chemistry 381, 67 – 74.

Oonmett, A. Rudijanto, D. Hendrawan dan H. Kalim. 2005. Flavonoid on

Manilkara zapotta. Drug Development and Research 3 (1) : 170-185.

Percival, et al. 2004. Microbiology of Waterborne Diseases. London: Elsevier

Ltd.

Permata. 2015. Usus Halus, Apendiks, Sekum dan Anerektum. Buku Ajar Ilmu

Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit. Buku Kedokteran EGC. 646-647.

Post, K W. and Songer, GJ. 2005. MICROBIOLOGY Bacterial and Fungal Agent

of Animal Disease. Elsevier Saunders: Philadelphia

Puspitasari., G. Murwani, S., Herawati, 2010, Uji Daya Antibakteri Perasan Buah

Mengkudu Matang (Morinda citrifolia) terhadap Bakteri Methicillin

Resistan Staphylococcus aureus (MRSA) M.2036.T Secara IN VITRO,

Page 76: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

62

Skripsi, Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Universitas

Brawijaya.

Rahma, N.L. 2012. Thesis : Efek Ekstrak Polifenol Rumput Laut Coklat

(Sargassum Duplicatum Bory) Terhadap Profil Malondialdehid,

Perbaikan Protein Zo-I Dan Occludin, Serta Aktivitas Protease Usus

Halus Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Terpapar Indometasin.

Pascasarjana Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang.

Rais, Ichwan. 2012. Ekstraksi Andrografolid dari Androprgaphis Paniculatas

(Burm. F.) Nees Menggunakan Ekstraktor Soxhlet. Pharmachiana.

Jogjakarta. Vol. 4, No. 1. 2014 : 85-92.

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas. Available at:

http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek.shtml. 15 Maret 2017.

Ray, Coquard I, Borg C, Bachelot T, Sebban C, Philip I, Clapisson G, et al.

Baseline and Early Lymphopenia Predict for the Risk of Febrile

Neutropenia after Chemotherapy. Br J Cancer. 2001; 88(2):181-6.

Ridawati. 2014. Analisis Penggunaan Buah Dewandaru (Eugenia uniflora L.)

pada Produk Minuman Serbuk Efferscent. Fakultas Teknik : Universitas

Negeri Jakarta.

Robinson. T. 2005. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, diterjemahkan oleh

Kosasish, P., Edisi Keenam, 72, 157, 198. ITB. Bandung.

Samuelson, D. A. 2007. Textbook of Veterinary Histology. Saunders Elsevier,

China.

Sasminto. 2013. Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera

cordifolia. T) terhadap Kadar ALT (Alanin aminotransferase) pada Tikus

(Rattus novergicus) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Parasetamol.

Setiati. 2009. Infeksi Gastrointestinal pada Anak. Gastroenterology 26 (1): 36–44.

Shopia. V. 2012. Studi Pemberian Ekstrak Rumput Laut Coklat (Sargassum

prismaticum) terhadap Kadar MDA dan Histopatologi Ginjal Rattus

novergicus Model Induksi Diabetes Militus Tipe 1. Fakultas MIPA.

Universitas Brawijaya

Page 77: PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU Eugenia …repository.ub.ac.id/3757/1/Pratiwi, Luh Putu Setianti.pdf · 2020. 6. 26. · skripsi oleh: luh putu setianti pratiwi 135130100111012

63

Sibuea, H. W., M. Panggabean, dan P.S Gultom. 2005. Ilmu Penyakit Dalam,

Cetakan Ke 2. Rineka Cipta: Jakarta.

Sirois, M. 2005. Laboratory Animal Medicine: Principle and Prosedures.

Elsevier. United States of America.

Supar. 2001. Pemberdayaan Plasma Nutfah Mikroba Veteriner dalam

Pengembangan Peternakan : Harapan Vaksin E. coli Enterotoksinogenik,

Enteropatogenik, dan Verotoksigenik Isolat Lokal untuk Pengendalian

Kolibasilosis Neonatal pada Anak Babi dan Sapi. Balai Penelitian Veteriner

: Bogor.

Utami, Wahyu., Muhammad Da’i., Dian Werdhi K.N. 2008. Uji Aktivitas

Penangkapan Radikal Bebas Fraksi Non Polar Ekstrak Etanol Daun

Dewandaru (Eugenia uniflora. L) dengan Metode DPPH beserta Penetapan

Kadar Fenol dan Flavonoidnya. Fakultas Farmasi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Vander et al. 2001. Human Physiology : The Respiratory System. In : Human

Physiology The Mechanism of Body Function, 8nd ed. Boston : McGraw

West CW dan Prohaska JR. 2004. Cu,Zn-superoxide dismutase is lower and

copper chaperone (CCS) is higher in erythrocytes of copper deficient rats

and mice. Experimental Biol and Med 229:756-764

Widhiantara, I Gede. 2010. Terapi Testosteron dan LH (Luteinizing Hormone)

meningkatkan jumlah sel leydig mencit (Mus musculus) yang menurun

akibat paparan asap rokok (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Potensi dan Aplikasinya

dalam Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta.

Xu, R.J. and Cranwell, P.D. 2003. Gasrtointestinal Physiology and

Nutrition.Nottingham University Press. United Kingdom.

Yunus M. 2001. PengaruhAntioksidan Vitamin C Terhadap MDA Eritrosit Tikus

Wistar Akibat Latihan Anaerobik. Jurnal Pendidikan Jasmani.(1): 9-16.