makalah sosiologi ni luh putu miradiny susan s (11010111130101)

33
TUGAS SOSIOLOGI DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL Oleh: Ni Luh Putu Miradiny Susan Saraswati 11010111130101 (D) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO

Upload: nlpms-saraswati-wieratama

Post on 24-Jul-2015

838 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

TUGAS SOSIOLOGI

DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL DALAM

MASYARAKAT MULTIKULTURAL

Oleh:

Ni Luh Putu Miradiny Susan Saraswati

11010111130101 (D)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat di berbagai belahan dunia, mengalami perkembangan yang

makin lama makin kompleks. Kelompok sosial bukan sebagai bentuk

pengelompokkan manusia, selalu berinteraksi dan memiliki sifat tidak statis.

Berbagai kelompok sosial yang terbentuk dalam masyarakat memiliki

perkembangan yang tidak sama.

Pada dasarnya manusia itu tidak mungkin dapat hidup sendiri. Manusia

membutuhkan manusia lain untuk berinteraksi demi memenuhi kebutuhan

hidupnya, baik pada segi-segi fisiologi, psikologi, maupun sosiologi. Dengan

demikian, disebabkan adanya kebutuhan untuk bergaul dengan manusia lain,

maka dari itu terjadilah dinamika sosial. Dari situlah, tercipta kelompok-

kelompok sosial yang masing-masing di antaranya memiliki kepentingan dan

kebutuhan yang berbeda-beda. Tentu saja berujung pada tumbuhnya persaingan,

lahir kompetisi, saling adu strategi, bahkan pada akhirnya muncul pula sikap-

sikap saling mendominasi atau saling menguasai di antara kelompok-kelompok

masyarakat itu sendiri.

Dalam perkembangan kelompok sosial, Kelompok sosial bukan

merupakan kelompok yang statis. Setiap kelompok sosial selalu mengalami

perkembangan atau perubahan. Beberapa kelompok sosial sifatnya lebih stabil

daripada kelompok lainnya. Strukturnya tidak banyak mengalami perubahan

yang mencolok. Namun, adapula kelompok sosial yang mengalami perubahan

yang cepat, walaupun tidak ada pengaruh dari luar. Maka dari itu untuk

Page 3: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

memahami perkembangan dan perubahan kelompok sosial dalam masyarakat,

perlu kiranya dipelajari dinamika kelompok sosial.

1.2 Perumusan masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dinamika sosial

dalam masyarakat multikultural ?

2. Bagaimanakah perkembangan dinamika kelompok-kelompok sosial

dalam masyarakat multikultural tersebut ?

3. Apa saja perbedaan dinamika sosial dalam masyarakat perkotaan dan

masyarakat pedesaan ?

Page 4: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

BAB II

PEMBAHASAN

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu

dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan

pikiran, naluri, perasaan, keinginan dan sebagainya. Manusia memberi reaksi

dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan

oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Untuk dapat

mengetahui lebih lanjut tentang dinamika sosial dalam masyarakat, terlebih

dahulu kita mengetahui tentang pengertian masyarakat dan pengertian dari

dinamika sosial itu sendiri.

Definisi atau pengertian Masyarakat

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli

sosiologi dunia.

1. Menurut Selo Sumardjan : masyarakat adalah orang-orang yang hidup

bersama dan menghasilkan kebudayaan.

2. Menurut Karl Marx : masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu

ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara

kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

3. Menurut Emile Durkheim : masyarakat merupakan suau kenyataan objektif

pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

Page 5: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt : masyarakat merupakan kumpulan

manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup

lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta

melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia

tersebut.

B. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai

berikut ini :

1. Beranggotakan minimal dua orang.

2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia

baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar

anggota masyarakat.

4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta

keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

C. Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik

Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar

sekumpulan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.

1. Ada sistem tindakan utama.

2. Saling setia pada sistem tindakan utama.

3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.

4. Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi

manusia.

KONSEP DASAR DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

1.  Pengertian

Page 6: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

Dinamika kelompok sosial dapat didefinisikan sebagai proses perubahan

dan perkembangan akibat adanya interaksi dan interdependensi, baik antar

anggota kelompok maupun antara anggota suatu kelompok dengan kelompok

lain.

Kelompok sosial yang terbentuk dalam masyarakat, berupa kelompok sosial

kecil ( pertemanan dan kekerabatan ) dan kelompok sosial besar ( masyarakat

desa, kota, dan bangsa ). Kelompok sosial tersebut bersifat dinamis, dalam arti

selalu mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan dan perubahan

dalam kelompok tersebut memunculkan pengaruh terhadap kehidupan

kelompok pada masa berikutnya.

2.  Aspek Dinamika Kelompok Sosial

Menurut Floyd D, dinamika kelompok atau group dynamics merupakan

analisis hubungan kelompok-kelompok sosial di mana tingkah laku dalam

kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu dalam situasi

sosial tertentu. Kehidupan kelompok akan ditandai dengan pembentukan

struktur, norma, solidaritas, rasa memiliki dan internalisis.

Ruth Benedict, mengemukan pendapat bahwa aspek yang dipelajari dalam

dinamika kelompok sosial adalah sebagai berikut.

a.      Kohesi atau Persatuan

Aspek kohesi akan nampak jelas dari tingkah laku para anggota kelompok,

misalnya proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, dan nilai-nilai

dalam kelompok.

b.      Motif atau Dorongan

Aspek motif berkaitan erat dengan perhatian anggota terhadap kehidupan

kelompok, misalnya kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri

terhadap kelompok.

c.       Struktur

Page 7: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

Aspek ini nampak sekali pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan,

perbedaan kedudukan antar anggota dan pembagian tugas.

d.      Pimpinan

Aspek pimpinan memiliki peran penting dalam kehidupan kelompok sosial. Hal

ini nampak dari bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, dan sistem

kepemimpinan.

e.       Perkembangan Kelompok

Aspek perkembangan kelompok dapat diamati dari perubahan dalam kelompok

dan sebagainya.

Perkembangan masyarakat yang makin lama makin kompleks, mempengaruhi

keberadaan kelompok sosial yang ada. Oleh karena memiliki peran penting,

maka banyak pihak menyadari peran penting mempelajari dinamika kelompok

sosial dengan alasan sbb :

Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang selalu ada dalam setiap

masyarakat.

Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan kebudayaan

masyarakat, sehingga relevan dengan kebijakan pemerintah dalam proses

pembangunan daerah.

B.      FAKTOR PENDORONG DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

Dinamika kelompok sosial dalam masyarakat menyebabkan perubahan

dan perkembangan kelompok sosial yang makin kompleks. Perkembangan

tersebut tidak lepas dari faktor pendorong yaitu sebagai berikut.

1.      Faktor Pendorong dari Luar

Faktor pendorong dari luar atau ekstern merupakan pengaruh dari luar yang

menyebabkan dinamisnya suatu kelompok sosial, yang meliputi berikut.

a.         Perubahan Situasi Sosial

Page 8: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

Terjadinya situasi sosial yang berubah, misalnya pembentukan kabupaten baru

atau provinsi baru, industrialisasi, ruralisasi, dan sebagainya dapat mendorong

perkembangan kelompok sosial. Misal akibat industrialisasi, pola masyarakat

paguyuban yang berdasarkan nilai kebersamaan/gotong royong bergeser

menjadi kelompok patembayan yang berpegang pada nilai individualistis.

b.        Perubahan Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi masyarakat yang berubah, mendorong pula terjadinya

perubahan pada kelompok sosial. Misal perubahan dari masyarakat pedesaan

dengan segala karakterya menjadi masyarakat perkotaan yang memiliki

karakteristik yang berlainan.

c.         Perubahan situasi politik

Terjadinya pergantian pemegang kekuasaan atau sekitar elite kekuasaan atau

perubahan kebijaksanaan penguasa dapat menyebabkan perkembangan

kelompok sosial dalam masyarakat.

2.      Faktor Pendorong dari Dalam

Faktor dari dalam (intern) kelompok yang menyebabkan timbulnya dinamika

kelompok sosial adalah sebagai berikut.

a.      Konflik Antar anggota Kelompok

Konfik yang terjadi antar anggota dalam kelompok sosial dapat membawa

pengaruh keretakan dan berubahnya pola hubungan sosial. Akibat konflik

teersebut akan menyebabkan teerpecahnya sebuah kelompok sosial.misalnya

seseorang yang menjadi anggota kelompok sosial, karena merasa tidak cocok

dengan angggota lain (in group) maka menjadi out group dari kelompok sosial

tersebut.

b.      Perbedaan kepentingan   

Dasar terbentuknya kelompok sosial adalah kepentingan yang sama. Begitu

terjadi perbedaan kepentingan, maka kelangsungan hidup kelompok sosial

Page 9: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

tersebut akan terpecah. Anggota kelompok yang merasa tidak lagi sepaham

berusaha memisahkan diri dan bergabung dengan kelompok lain yang sepaham.

c.       Perbedaan Paham

Perbedaan paham diantara anggota kelompok sosial dapat mempengaruhi

kelangsungan kelompok tersebut. Perbedaan paham tersebut akan berpengaruh

terhadap keberadaan kelompok sosial dalam mayarakat.

C.    PERKEMBANGAN BERBAGAI KELOMPOK SOSIAL

1.      Kelompok Kekerabatan

Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Kelompok

keluarga dapat dijumpai dalam setiap masyarakat di dunia. Keluarga inti atau

keluarga batih terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anaknya yang belum menikah.

Keluarga inti berfungsi memberikan sosialisasi dan perlindungan  kepada anak-

anak, dan mendidik mereka sampai mandiri. Dari keluarga inti berkembang

menjadi keluarga besar (extended family) yang dinamakan kelompok

kekerabatan. Dalam kekerabatan terdapat hubungan darah atau persaudaraan.

Kelompok tersebut menjadi awal terbentuknya masyarakat. Pada dasarnya

kelompok kekerabatan merupakan masyarakat homogen yang menganut nilai,

norma ataupun tingkah laku yang relatif sama, sehingga pembagian kerja

dilakukan secara sederhana berlandaskan pada tradisi dan perbedaan jenis

kelamin. Dalam kelompok kekerabatan, nilai tradisional masih dijunjung tinggi.

Kehidupan kelompok berpusat pada tradisi kebudayaan yang telah dipelihara

secara turun temurun. Soerjono Soekanto menyatakan, kemungkinan untuk

mengubah tradisi kebudayaan yang telah dipelihara turun temurun memang

Page 10: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

sulit. Namun, melalui inovasi secara bertahap, perubahan dalam kelompok

kekerabatan dapat terjadi meskipun dalam waktu yang cukup lama.

2.       Kelompok Okupasional 

Semula kelompok okupasional terbentuk dalam masyarakat yang bersifat

homogen. Dalam masyarakat, seseorang individu kemungkinan melakukan

berbagai pekerjaan. Spesialisasi pekerjaan yang mulai tumbuh dalam

masyarakat sejalan dengan pengaruh dunia luar dan berakibat masyarakat

menjadi heterogen. Spesialisasi pekerjaan makin berkembang sejalan dengan

perkembangan masyarakat. Hal ini diimbangi dengan perkembangan lembaga

pendidikan sehingga menghasilkan orang yang ahli dalam ilmu tertentu

(profesional). Dalam masyarakat yang heterogen tersebut, muncul kelompok

okupasional. Kelompok okupasional merupakan kelompok anggota masyarakat

yang terdiri dari orang-orang yang ahli dan dari kalangan profesional yang

memiliki etika profesi. Misal Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru

Republik Indonesia (PGRI), serikat buruh, Parfi, dan sebagainya.

3.      Kelompok Volunteer

Berkembangnya sarana komunikasi secara luas dan cepat menyebabkan tidak

ada masyarakat yang benar-benar tertutup terhadap dunia luar. Heterogenitas

masyarakat semakin luas. Makin berkembangnya masyarakat berakibat tidak

semua kebutuhan anggota masyarakat dapat terpenuhi. Oleh karena itu muncul

lah kelompok volunteer.

Kelompok volunteer terdiri atas individu yang memiliki kepentingan yang

sama, tetapi tidak mendapat perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya

jangkauannya. Kelompok volunter berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya

secara mandiri tanpa mengganggu kepentingan masyarakat umum. Kelompok

volunter dapat berkembang menjadi kelompok yang mantap karena diakui

Page 11: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

keberadaannya oleh masyarakat umum. Misalnya lembaga pemantau pemilu di

Indonesia, lembaga quick count pemilu, dan sebagainya.

4.      Masyarakat Pedesaan

5. Masyarakat Perkotaan

PERBEDAAN DINAMIKA MASYARAKAT PEDESAAN

Masyarakat Pedesaan

a.      Pengertian

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang sebagian

besar/keseluruhan aktivitasnya berkaitan erat dengan tradisi, baik yang

berkaitan dengan religi maupun nonreligi. Masyarakat tradisional pada

umumnya hidup di pedesaan, sehingga dapat diidentikkan dengan

masyarakat pedesaan.

H. Landis mengemukan desa dari aspek statistik, psikologi sosial, dan

ekonomi. Dari statistik, pedesaan adalah tempat dengan penduduk kurang

dari 2.500 orang. Psikologi sosial, pedesaan adalah daerah di mana

pergaulannya ditandai dengan derajat intemasi/ keakrabannya yang sangat

tinggi. Sedangkan kota adalah tempat di mana hubungan sesama individu

sangat impersonal/longer. Aspek ekonomi, pedesaan adalah daerah di mana

pusat perhatian/ kepentingan adalah pertanian dalam arti yang luas.

Bintarto mendefinisikan pedesaan sebagai suatu hasil perpaduan antara

kegiatan kelompok manusia dengan lingkungan. Hasil dari perpaduan berupa

bentuk di muka bumi yang di timbulkan oleh unsur fisiografi, sosial dan

ekonomi, politik dan kultural yang saling berinteraksi antar unsur serta

dalam hubungan dengan daerah lain. Unsur desa meliputi daerah, penduduk,

Page 12: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

dan tata kehidupan. Ketiganya dikatakan sebagai living unit atau satu

kesatuan hidup yang tidak dapat dilepaskan satu sama lain.

Secara sosiologis, pengertian desa memberikan penekanan pada kesatuan

masyarakat pertanian dalam suatu masyarakat yang jelas menurut susunan

pemerintahannya. Kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang

tentram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan

konflik.

Perlu ditandaskan bahwa tidak semua masyarakat desa dapat disebut

masyarakat tradisional, sebab ada sebagian desa yang sedang mengalami

perubahan ke arah kemajuan dengan meninggalkan kebiasaan lama.

Sehingga lebih ditekankan pada masyarakat desa yang berada di pedalaman

dan kurang memahami perubahan/pengaruh dari kehidupan kota.

b.      Ciri masyarakat desa

Menurut Redfield, ciri masyarakat pra industri atau primitif meliputi berikut

1)      Agak rendah perkembangan pengetahuan dan teknologinya

2)      Komunitasnya kecil (sampai ratusan jiwa)

3)      Belum banyak mengenal pembagian kerja dan spesialisasi.

4)      Masih tidak banyak deferensiasi kemasyarakatan.

5)      Tidak ada heterogenitas kebudayaan.

6)      Terdapat ciri orde moral yaitu prinsip hidup yang mengikat.

Sedangkan ciri masyarakat desa di Indonesia meliputi berikut.

1)       Berkaitan dengan tradisi masyarakat

2)      Memiliki rangkaian sistem teknologi yang sederhana.

3)      Bersifat tetap/tidak banyak mengalami perubahan.

4)      Memiliki sifat sederhana dan daya pakai serta produktivitas yang

relatif  rendah.

5)      Dalam beberapa hal memiliki sifat rasional.

6)      Tingkat buta huruf relatif tinggi.

7)      Hukum yang berlaku tidak tertulis, tidak kompleks.

Page 13: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

8)      Ekonomi produksi untuk keperluan keluarga.

c.       Dinamika dalam Masyarakat Pedesaan

Secara sosiologis, mentalitas individu dominan dibentuk oleh situasi tata

pergaulan dalam masyarakat, termasuk di dalamnya tekanan hidup.

Masyarakat tradisional yang tinggal di desa pada umumnya masih lugu,

polos, jujur, lemah dan pamrih, semangat solidaritas tinggi dan murni.

Adapun faktor yang mempengaruhi mentalitas tersebut adalah sbb.

1)      Tekanan hidup terasa lebih ringan.

2)      Masih memiliki waktu yang cukup dan seimbang antara rohaniah

dengan keduniawian.

3)      Letaknya di perdalaman berakibat belum banyak dicemari pengaruh

media masa.

4)      Kehidupan paguyuban menjadikan warga saling mengenal dan akrab.

Masyarakat perdesaan atau rural community merupakan masyarakat yang

pada umumnya memiliki mata pencaharian bertani, berkebun, berladang.

Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan dan

mempunyai hubungan yang erat serta mendalam di antara anggotanya.

Cara bertani masih dilakukan dengan tradisional dan tidak efisien karena

belum dikenal mekanisasi dalam pertanian. Kegiatan bertani hanya untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau masyarakatnya sendiri, bukan

untuk dijual.

Ditinjau dari aspek kepemimpinan, hubungan antara pemimpin dan rakyat

berlangsung secara informal. Seorang pimpinan memiliki beberapa

kedudukan dan peranan yang sulit dipisahkan, sehingga segala sesuatu

dipusatkan pada seorang kepala desa.

Perubahan pada masyarakat pedesaan sulit dilakukan karena pola pikir

masyarakat (terutama generasi tua) masih didasarkan pada tradisi.

Disamping itu juga kurang meratanya proses pembangunan dan informasi

Page 14: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

sehingga menimbulkan kondisi yang kontras antara masyarakat pedesaan

dengan masyarakat perkotaan.

Dengan berkembangnya iptek, informasi melalui media masa mulai masuk

ke masyarakat pedesaan. Hal ini berakibat perubahan karakter/watak, bahkan

menghilangkan karakter masyarakat pedesaan. Meskipun pengaruh media

massa tidak selalu negatif.

Di Indonesia, desa memiliki peran penting, mengingat mayoritas penduduk

tinggal di pedesaan. Menurut Bintarto, desa memiliki fungsi berikut.

1) Hinterland atau daerah dukung yang berperan sebagai daerah pemberi

makanan pokok yang tidak dapat dihasilkan kota.

2)      Dari sudut ekonomi, berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw

material) dan tenaga kerja (man power).

3)      Dari segi kegiatan/okupasi, desa merupakan desa agraris, manufaktur,

industri, dan sebagainya.

Masyarakat pedesan memiliki keyakinan yang mendalam terhadap norma

sosial, sehingga mereka memiliki sifat sulit berubah. Hal ini menguntungkan

dalam pembakuan akhlak dan budi pekerti, namun merugikan dalam

perkembangan iptek. Kepatuhan warga bukan karena takut terhadap sanksi

sosial, melainkan keyakinan mendalam akan kebenaran nilai sosial dalam

norma. Faktor yang mendukung kepatuhan murni yaitu :

1)      Kehidupan rohani lebih tebal dan berkembang lebih subur.

2)      Tuntutan hidup relatif ringan.

3)      Letaknya yang terpencil dan komunikasi tertutup menghambat

masuknya pengaruh negatif.

4)      Jumlah penduduk relatif sedikit dan saling mengenal.

5.      Masyarakat Perkotaan

a.      Pengertian

Page 15: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sebagian besar warganya

memiliki orientasi budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia

masa kini. Masyarakat perkotaan merupakan sekelompok orang yang hidup

bersama pada suatu wilayah tertentu yang menjadi suatu pusat politik

pemerintahan dan atau industri, perdagangan, kebudayaan dengan

memperlihatkan sifat atau ciri corak pergaulan dan tata kehidupan yang

berbeda dengan masyarakat desa. Sedangkan secara sosiologis, pengertian

kota terletak pada sifat dan ciri kehidupan dan bukan ditentukan oleh

menetapnya sejumlah penduduk di suatu wilayah perkotaan.

Di berbagai Negara berkembang, seperti Indonesia, masyarakat modern

disebut juga masyarakat kota.

b.      Ciri masyarakat Modern/Kota

Selo Soemardjan mengemukakan sbb :

Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi.

Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dan saling

mempengaruhi.

Percaya pada fungsi iptek untuk meningkatkan kesejahteraan.

Masyarakat tergolong menurut bermacam-macam profesi dan keahlian.

Tingkat pendidikan formal merata dan tinggi.

Hukum tertulis yang sangat kompleks.

Dominan ekonomi pasar berdasarkan penggunaan uang.

Soerjono Soekanto mengemukakan ciri manusia modern adalah sebagai

berikut.

- Orang yang bersikap terbuka terhadap pengalaman dan penemuan baru

(tidak ada prasangka).

- Siap untuk menerima perubahan setelah menilai kekurangan yang

dihadapinya.

- Peka terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya.

Page 16: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

- Memiliki informasi yang lengkap mengenai pendiriannya.

- Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan mendatang.

- Senantiasa menyadari potensi yang ada pada dirinya dan yakin dapat

dikembangkan.

- Tidak pasrah pada nasib.

- Percaya pada manfaat iptek.

- Menyadari dan menghormati hak, kewajiban, dan kehormatan orang

pihak lain.

c.       Dinamika Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan atau urban community merupakan kelompok sosial

yang mendiami wilayah yang luas, sebagian besar penduduknya bermata

pencaharian di sektor industri, jasa, dan perdagangan. Keanggotaan

masyarakat kota tidak saling mengenal, lebih terikat kontrak dan mulai

meninggalkan tradisi.

Kehidupan kota yang sangat kompetitif dan selektif dapat meruntuhkan

kesetiakawanan, solidaritas sosial yang dapat menggeser nilai sosial dalam

masyarakat. Agak rendahnya mentalitas masyarakat perkotaan disebabkan

oleh berikut.

1)      Tekanan hidup yang keras, di mana kehidupan makin kompetitif.

2)      Kemajuan iptek menghasilkan barang yang serba menarik dan

mendorong untuk memilikinya.

3)      Kehidupan banyak kegiatan dan kesibukan, sehingga orang tidak

ramah, masa bodoh dan egoistis.

4)      Jumlah penduduk yang besar membuat hidup sulit, sehingga muncul

perbuatan curang.

Page 17: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

Mentalitas masyarakat perkotaan dapat dilihat dari ciri-ciri struktur sosialnya

yaitu sbb :

1)      Heterogenitas sosial dalam berbagai aspek kehidupan.

2)      Hubungan antar penduduk bersifat sekunder/pengenalan serba terbatas

pada kehidupan tertentu.

3)      Pengawasan sekunder, di mana secara fisik berdekatan, namun secara

sosial berjauhan.

4)      Mobilitas sosial sangat tinggi dan didasarkan pada profesi.

5)      Ikatan perkumpulan bersifat sukarela.

6)      Individualisme, sebaliknya gotong royong melemah.

Mentalitas masyarakat modern berorientasi pada sistem nilai budaya yang

didasarkan alam pikiran dan alam jiwa yang rasional. Ciri system nilai

budaya ini diantaranya : sikap menghargai karya orang lain, menghargai

waktu, menghargai mutu, berfikir kreatif, efisien dan produktif, percaya pada

diri sendiri, disiplin dan bertanggungjawab.

Berkebalikan dengan masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan memiliki

tatanan nilai yang heterogen. Masyarakat kota terdiri atas berbagai suku

bangsa, agama, adat istiadat, menjalankan fungsi pusat administratif dan

pusat komersial, bahkan pusat konsentrasi kegiatan yang menjadi indikator

modernisasi. Hal ini menyebabkan kota menjadi daya tarik bagi masyarakat

desa untuk melakukan urbanisasi.

Faktor penyebab dinamika sosial dalam masyarakat perkotaan adalah

sebagai berikut.

1. Faktor pendidikan.

2. Faktor urbanisasi.

3. Faktor komunikasi.

4. Industrialisasi dan mekanisasi.

5. Ekonomi.

6. Sosial.

Page 18: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

7. Politik.

8. Budaya.

Dampak dari dinamika masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut :

Dampak positif

a. Tingkat pendidikan lebih merata.

b. Komunikasi dan informasi lebih cepat dan mudah.

c. Profesionalitas lebih terjaga.

d. Pembangunan dalam berbagai bidang lebih terjamin.

Dampak negatif

a. Munculnya sikap individualis.

b. Memudarnya nilai kebersamaan.

c. Munculnya sikap kurang mempercayai pihak lain.

d. Memudarnya perhatian terhadap budaya lokal dan budaya nasional,

terutama di kalangan generasi muda.

Dalam hal ini perlu kiranya dibahas mengenai perbedaan masyarakat

tradisional dengan masyarakat modern

- Masyarakat Tradisional

1. Menolak pengalaman baru dan tertutup terhadap pembaharuan dan

perubahan.

2. Ketidaksanggupan berempati.

3. Orientasi pandangan ke masa lalu.

4. Perencanaan tidak penting.

Page 19: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

5. Tidak yakin manusia dapat menguasai alam.

6. Dikuasai oleh keadaan

7. Kurang ada pengakuan terhadap harga diri

8. Kurang percaya pada ilmu dan teknologi

9. Kurang percaya pada keadilan dalam pembagian.

- Masyarakat Modern

1. Menerima pengalaman baru dan terbuka terhadap pembaharuan dan

perubahan.

2. Kesanggupan berempati.

3. Orientasi pandangan ke masa kini dan masa depan.

4. Perencanaan penting.

5. Yakin manusia dapat menguasai alam.

6. Keadaan dapat diperhitungkan.

7. Pengakuan terhadap harga diri.

8. Percaya pada ilmu dan teknologi.

9. Percaya pada keadilan dalam pembagian.

Ciri tersebut dapat melekat atau dimiliki baik masyarakat pedesaan maupun

masyarakat perkotaan, masyarakat industri maupun masyarakat agraris.

Karena ciri modern dan tradisional adalah ekspresi dari kondisi mental

psikis/kejiwaan manusia yang yang sering terlepas dari kondisi sosial yang

melingkupinya. Dengan demikian tidak secara otomatis individu yang hidup

dalam masyarakat industri/kota memiliki karakter manusia modern.

Page 20: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

BAB III

KESIMPULAN

Jadi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dinamika sosial dalam

masyarakat multikultural terbagi menjadi dua yaitu faktor pendorong dari luar

dan faktor pendorong dari dalam. Faktor pendorong dari luar terdiri dari

perubahan situasi sosial, perubahan situasi ekonomi, dan perubahan situasi

politik. Sedangkan faktor pendorong dari dalam yaitu konflik antar anggota

kelompok, perbedaan kepentingan, dan perbedaan paham.

Kemudian perkembangan dinamika kelompok sosial dalam masyarakat

multikultural terjadi dalam kelompok kekerabatan, kelompok okupasional,

kelompok volunteer, masyarakat pedesaan, dan masyarakat perkotaan.

Perbedaan dinamika sosial dalam masyarakat perkotaan dan masyarakat

pedesaan yaitu :

- Masyarakat Tradisional

1. Menolak pengalaman baru dan tertutup terhadap pembaharuan dan

perubahan.

2. Ketidaksanggupan berempati.

3. Orientasi pandangan ke masa lalu.

Page 21: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

4. Perencanaan tidak penting.

5. Tidak yakin manusia dapat menguasai alam.

6. Dikuasai oleh keadaan

7. Kurang ada pengakuan terhadap harga diri

8. Kurang percaya pada ilmu dan teknologi

9. Kurang percaya pada keadilan dalam pembagian.

- Masyarakat Modern

1. Menerima pengalaman baru dan terbuka terhadap pembaharuan dan

perubahan.

2. Kesanggupan berempati.

3. Orientasi pandangan ke masa kini dan masa depan.

4. Perencanaan penting.

5. Yakin manusia dapat menguasai alam.

6. Keadaan dapat diperhitungkan.

7. Pengakuan terhadap harga diri.

8. Percaya pada ilmu dan teknologi.

9. Percaya pada keadilan dalam pembagian.

Page 22: Makalah Sosiologi Ni Luh Putu Miradiny Susan s (11010111130101)

DAFTAR PUSTAKA

http://alfinnitihardjo.ohlog.com/pengertian-perubahan-sosial.oh112687.html

http://filsafat.kompasiana.com/2009/11/22/memahami-dinamika-sosial-bag-1/

http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-

sosial-antar-manusia

http://wawansosiokds.wordpress.com/2011/05/30/mdinamika-kel-sosial/

http://erwientriyasa.blogspot.com/2010/05/perkembangan-kelompok-sosial-dalam.html

Horton, Paul B dan Hunt, chester L. 1999 sosiologi jilid I, II, Edisi ke enam.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Soekanto, Soerjono dan Dari, Prof, 1993. Struktur masyarakat. Jakarta: CU

Rajawali.