skripsi deli anna

51
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra Indonesia merupakan suatu bidang studi yang diajarkan di sekolah yang mempunyai tujuan. Selain itu dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kita mengenal komunikasi langsung dan tidak langsung, komunikasi langsung meliputi kegiatan berbicara dan menyimak, sedangkan komunikasi tidak langsung merupakan kegiatan membaca dan menulis. Keterampilan menulis adalah salah satu aspek dari kegiatan keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Pengembangan kemampuan menulis perlu mendapat perhatian seperti sungguh-sugguh sejak tingkat dasar (SD). Melalui pendidikan dasar anak didik mendapat kemampuan membaca dan menulis. Mengembangkan sikap dan memberikan pengetahuan serta keterampilan dasar yang 1

Upload: ali-sahbana-siregar

Post on 10-Aug-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Deli Anna

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa dan sastra Indonesia merupakan suatu bidang studi yang diajarkan

di sekolah yang mempunyai tujuan. Selain itu dalam mata pelajaran bahasa dan

sastra Indonesia kita mengenal komunikasi langsung dan tidak langsung,

komunikasi langsung meliputi kegiatan berbicara dan menyimak, sedangkan

komunikasi tidak langsung merupakan kegiatan membaca dan menulis.

Keterampilan menulis adalah salah satu aspek dari kegiatan keterampilan

berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia.

Pengembangan kemampuan menulis perlu mendapat perhatian seperti

sungguh-sugguh sejak tingkat dasar (SD). Melalui pendidikan dasar anak didik

mendapat kemampuan membaca dan menulis. Mengembangkan sikap dan

memberikan pengetahuan serta keterampilan dasar yang diperlukan untuk

mempersiapkan peserta didik kejenjang pendidikan menengah atau jenjang yang

lebih tinggi sebagai aspek kemampuan berbahasa menulis memang dapat

dikuasai oleh siapa saja yang memiliki intelektual yang memadai.

Kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide atau informasi dalam

bentuk tulisan khususnya menulis berita memerlukan pengetahuan dan

kemampuan. Oleh karena itu, agar tercipta hasil yang lebih baik dalam menulis

berita maka di dalam kegiatan pembelajaran guru merupakan salah satu faktor

yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Selain harus menguasai

1

1

Page 2: Skripsi Deli Anna

materi pelajaran guru juga harus menguasai metode pembelajaran yang sesuai

dengan materi yang diajarkan.

Metode pembelajaran telah berkembang pesat, tidak hanya metode

ceramah, diskusi, tanya jawab, dan demostrasi tetapi lebih menyuruh kepada

pembelajaran yang digolongkan dalam bentuk kerja sama. Salah satu model

pembelajaran bersama itu telah dibahas dalam model pembelajaran inquiri.

Pembelajaran inquri merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu

pada pendekatan pembelajaran dan mengembangkan cara berpikir ilmiah dan

kekeratifan. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator usaha untuk melibatkan

siswa agar termotivasi lebih aktif dalam proses belajar mengajar maka peneliti

mencoba menerapkan model pembelajaran yaitu strategi pembelajaran inquri.

Sedangkan berita merupakan laporan mengenai kejadian atau peristiwa

hangat akan tetapi baiknya apabila didukung oleh beberapa faktor sehinga

mampu menciptakan hasil yang lebih baik dalam menulis berita. Salah satu faktor

yang mempengaruhinya adalah strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran

inquiri.

Dalam proses pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan di sekolah

pembelajaran merupakan kegiatan pokok, artinya berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan ditentukan oleh bagaimana proses belajar dan pembelajaran

yang dialami oleh siswa di sekolah.

Faktanya hasil belajar siswa khususnya bahasa Indonesia masih jauh dari

harapan. Hal ini dapat juga kita lihat dari hasil belajar siswa yang kurang

memuaskan dalam DKN bidang studi bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII

2

Page 3: Skripsi Deli Anna

MTs Napa Barbaran Padang Bolak yang memperoleh nilai rata-rata 55

dikategorikan kurang sedangkan yang diharapkan 651. Dimana nilai tersebut

dikategorikan kriteria cukup.

Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Strategi Pembelajaran Inquiri Terhadap Kemampuan Menulis Berita

Pada Siswa Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak”.

B. Identifikasi Masalah

Keberhasilan seseorang dalam belajar ditentukan oleh berbagai faktor,

namun secara garis besar ada dua faktor, yaitu faktor yang ada di dalam diri siswa

melakukan belajar (internal) dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa

melakukan belajar (eksternal). Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa

dalam menulis berita, seperti 1) kemampuan (IQ), 2) sikap terhadap mata

pelajaran, 3) minat terhadap belajar, 4) motivasi belajar, 5) kesehatan dan lain

sebagainya.

Faktor eksternal adalah segenap faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri,

yaitu 1) kurikulum, 2) sarana belajar, 3) media, 4) lingkungan, 5) suasana belajar,

6) strategi pembelajaran seperti strategi pembelajaran inkuiri, 7) lingkungan

keluarga yang meliputi motivasi orangtua, profesi orangtua, serta kondisi

masyarakat, dan lain-lain.

1 MTs Napa Barbaran Padang Bolak, Daftar Kumpulan Nilai, (MTs Napa Barbaran Padang Bolak Ajaran 2010-2011)

3

Page 4: Skripsi Deli Anna

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis

berita sebagaimana yang diuraikan dalam identifikasi masalah di atas, tidak

mungkin penulis meneliti secara serentak, hal ini mengingat kemampuan yang

dimiliki penulis baik yang berkaitan dengan faktor tersebut, referensi yang

menjadi buku rujukan, baik dari segi biaya yang digunakan maupun waktu. Oleh

karena itu, penulis hanya mengambil salah satu saja yakni strategi pembelajaran

tersebut yaitu strategi pembelajaran inquiri. Adapun strategi pembelajaran inquiri

yang dimaksud akan membahas tentang langkah-langkah pembelajaran yaitu

1) merumuskan masalah, 2) mengumpulkan data, 3) merumuskan kesimpulan.

Selanjutnya penulis akan membahas masalah kemampuan menulis berita,

dimana yang menjadi kajian bagi penulis, 1) mengumpulkan fakta, 2) 5W + 1H,

3) menarik minat pembaca.

Setelah kedua faktor tersebut dibahas, penulis akan menguraikan

sejauhmana kaitan atau hubungan antara keduanya yakni pengaruh strategi

pembelajaran inquiri terhadap kemampuan menulis berita pada siswa Kelas VIII

MTs Napa Barbaran Padang Bolak.

D. Perumusan Masalah

Agar masalah yang diambil mempunyai arah dan tujuan yang jelas, maka

penulis perlu membuat rumusan masalah penelitian, yaitu:

1. Bagaimana gambaran strategi pembelajaran Inquiri pada siswa

Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak?

4

Page 5: Skripsi Deli Anna

2. Bagaimana gambaran kemampuan menulis berita pada siswa

Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak?

3. Apakah ada pengaruh signifikan antara strategi pembelajaran

inquiri terhadap kemampuan menulis berita pada siswa Kelas VIII MTs Napa

Barbaran Padang Bolak?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk melihat gambaran penggunaan strategi pembelajaran Inquiri pada

siswa Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak.

b. Untuk melihat gambaran kemampuan menulis berita pada siswa Kelas

VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak.

c. Untuk melihat pengaruh signifikan antara strategi pembelajaran inquiri

terhadap kemampuan menulis berita pada siswa Kelas VIII MTs Napa

Barbaran Padang Bolak.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna untuk:

a. Sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran bagi pemerintahan

daerah serta pihak-pihak yang terkait dengan bidang pendidikan bahwa

masalah kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran yang diikuti

disebelah sangat penting mendapat perhatian.

5

Page 6: Skripsi Deli Anna

b. Sebagai strategi pembelajaran alternatif bagi guru untuk memilih strategi

pembelajaran bahasa Indonesia.

c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi khasanah ilmu pengetahuan dan

sebagai perbandingan penelitian selanjutnya.

d. Memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia.

6

Page 7: Skripsi Deli Anna

BAB II

LANDASAN TEORITIS DA PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Hakikat Teoritis

1. Hakikat Kemampuan Menulis Berita

Kemampuan adalah hal yang penting untuk dimiliki siswa, penulis

maupun peneliti. Kemampuan merupakan kesanggupan seseorang dalam

menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang dikehendaki. Kata kemampuan

berasal dari kata “mampu” yang bersinonim dengan kata “kuasa” dan “bisa”.

Berdasarkan pemahaman di atas, dapat diambil pernyataan bahwa kemampuan

menulis berita merupakan kesanggupan seseorang dalam mengungkapkan ide,

gagasan, secara tertulis karena komunikatif tidaknya suatu tulisan didukung oleh

aspek kebahasaan seperti bentuk kata dan bentuk kalimat.

Menurut Asep Syamsul M. Romli mengatakan bahwa: “Berita merupakan

sajian utama sebuah media massa, disamping new opini.”2 Sedangkan menurut

pendapat Dean M.,dkk mengatakan bahwa: “Berita adalah laporan tentang suatu

kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca.”3 Menurut Micthel V. Charnley

mengatakan bahwa: “Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau

kejadian yang faktual, penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta

menyangkut kepentingan mereka.”4

2 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 13 Ibid, hal. 54 Ibid, hal. 5

7

7

Page 8: Skripsi Deli Anna

Sedangkan menurut George Fox Mott dalam buku Deddy Iskandar Muda

mengatakan bahwa: “Berita dapat didefenisikan sebagai setiap fakta yang akurat

atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca.”5

Menurut Mitchel V. Sharnley mengatakan bahwa: “Berita adalah laporan yang

tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting

atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.”6 Sedangkan menurut Curtis Beckmann

dalam buku Masduki mengatakan bahwa: “Berita sebagai laporan atas opini atau

peristiwa yang penting bagi sejumlah besar khalayak.”7

Menurut Dja’far H. Assegaff dalam buku Sedia Willing Barus

mengatakan bahwa: “Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang terkini

yang dipilih oleh wartawan untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian

pembaca.”8 Menurut Bambang Darmadi mengatakan bahwa: “Berita adalah

segala sesuatu yang hangat, menarik perhatian sejumlah pembaca.”9

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa berita

merupakan informasi atau laporan tentang kejadian dengan keadaan yang

sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya dan tidak

direkayasa dan laporan yang dapat menarik minat pembaca, pendengar dan

penonton. Dalam berita ada beberapa unsur. Penulis akan membahas unsur berita

yakni: a) Mengumpulkan fakta, b) 5W + 1H, c) menarik minat baca. Untuk lebih

jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

5 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 216 Ibid, hal. 227 Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 88 Sedia Willing Barus, Jurnalistik, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 269 Bambang Darmadi, Mahir Berjurnalisti, (Yogyakarta: Amara Books, 2006), hal. 23

8

Page 9: Skripsi Deli Anna

a. Mengumpulkan Fakta

Sebelum menulis berita yang perlu dilakukan oleh reporter atau wartawan

harus melihat atau mengumpulkan fakta agar lebih mudah menulis berita, karena

dengan mengumpulkan fakta-fakta reporter lebih mudah dalam menulis berita

tersebut.

Sesuai dengan pendapat sedia Willing Barus mengatakan bahwa: “Fakta

harus dikumpulkan dan diolah agar menjadi sebuah informasi yang berguna,

penting, dan menarik bagi orang lain.”10

Menurut pendapat Tom E. Rolnida mengatakan bahwa: “Fakta adalah

baru terjadi atau dapat menarik bagi semua orang.”11 Sedangkan menurut

pendapat Deddy Iskandar Muda mengatakan bahwa: “Fakta adalah sebagai bahan

penulisan berita dapat dilihat dari bobot peristiwa yang didasarkan terhadap

eksklusintas, keistimewaan atau scope-nya.”12 Menurut Dessy Anwar

mengatakan bahwa: “Fakta adalah peristiwa, sesuatu yang terjadi atau yang

benar-benar ada atau terjadi.”13

Dari beberapa di atas dapat disimpulkan bahwa fakta adalah suatu

peristiwa atau kejadian yang baru terjadi, dan dapat menarik minat atau perhatian

orang banyak dan halayak.

b. 5 W + 1 H

Penulis berita yang baik harus memahami tentang unsur 5W + 1H, penulis

berita mampu menggunakan unsur tersebut, agar berita yang ditulis dapat nilai-

10 Willing Barus, op.cit, hal. 2711 Tom E. Rolnicki, Pengantar Jurnalisme, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 412 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 2313 Dessy Anwar, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2005), hal. 100

9

Page 10: Skripsi Deli Anna

nilai dalam berita karena dengan menggunakan unsur ini. Pembaca dapat

mengetahui kapan terjadinya informasi atau dimana tempat terjadinya.

Menurut pendapat Asep Syamsul M. Romli mengatakan bahwa: “Unsur-

unsur berita adalah dikenal dengan 5W + 1H singkatan dari:

What = Apa yang terjadiWhere = Dimana hal itu terjadiWhen = Kapan peristiwa itu terjadi Who = Siapa yang terlibat dalam kejadian itu Why = Kenapa hal itu terjadiHow = Bagaimana peristiwa itu terjadi.”14

Menurut Christopherik Passante mengatakan bahwa: “5W + 1H adalah

“Siapa (who), apa (what), kapan (when), dimana (where), mengapa (why),

jawaban lima pertanyaan sederhana ini adalah kunci untuk setiap berita dan itu

sama pentingnya dengan teras (lead) berita.”15

Masduki mengatakan bahwa: “5W + 1H adalah Piramida Terbalik

Lead : Siapa, apa, dimana, kapan teks pembuka atau sisipan

Setting : Mengapa bagaimana Adegan atau atmosfis/background

Teks/sisipan lain, fakta pendukung (boleh ada atau tidak tergantung

waktu siarnya)16

Sedangkan menurut pendapat Sedia Willing Barus mengatakan bahwa:

“5W + 1H adalah formula atau gaya penulisan berita. Berikut ringkasan dari

14 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 1015 Christopherik Passante, Journalisme, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 3316 Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta: Lkis, 2001), hal. 20

10

Page 11: Skripsi Deli Anna

formula yang dimaksud: 1) Who yaitu berita harus mengandung unsur-unsur

“siapa”. Ini dapat ditarik ekuivalensinya dengan unsur prominence harus

menyebutkan sumber yang jelas, 2) What yaitu setelah mengetahui sumber berita,

selanjutnya penting mengetahui “apa” yang dikatakan: who to say what, dengan

kata lain “apa” adalah mencari tahu hal yang menjadi topik berita, 3) Where yaitu

berita harus juga menunjukkan pada tempat kejadian “dimana” terjadinya

peristiwa atau fakta itu, 4) When yaitu unsur penting berikutnya yang harus

dikandung sebuah berita adalah “kapan” terjadinya peristiwa tersebut, 5) Why

yaitu kelengkapan unsure sebuah berita harus dapat menjelaskan “mengapa”

peristiwa itu sampai terjadi, 6) How yaitu “bagaimana” terjadinya suatu peristiwa

yang sangat dinantikan oleh pembaca.”17

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa 5W + 1H atau

unsur-unsur berita adalah suatu metode untuk membuat atau menulis berita yang

baik dan dapat mengetahui, mempermudah pembaca atau pendengar lebih mudah

untuk menyimak dan menyimpulkan berita tersebut.

c. Menarik

Menarik merupakan tehnik yang harus dimiliki seseorang penulis berita,

karena dengan dapat menarik minat baca atau masyarakat luas seakan-akan

sipembaca merasakan kejadian tersebut. Sesuai dengan pendapat Hikmat

Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat mengatakan bahwa: “Menarik

adalah membuat pembaca menjadi terperagah, kaget dan timbul rasa empatinya

17 Sedia Willing Barus, op.cit, hal. 36

11

Page 12: Skripsi Deli Anna

dan ketika seorang membaca berita seakan-akan mendengarkan orang bercerita

karena berita tersebut sedemikian menarik dan jelas kata-katanya.”18

Sedangkan menurut Sedia Willing Barus mengatakan bahwa: “Menarik

adalah menyangkut hal yang memiliki daya tarik kemanusiaan atau sentuhan

manusiawi, maka semakin tinggi nilai berita sesuatu yang menyentuh sangat

menggugah rasa kemanusiaan seseorang menambah nilai sebuah berita.”19

Menurut Asep Syamsul M. Romli mengatakan bahwa: “Menarik adalah

mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis, berita yang biasanya

menarik perhatian orang banyak dan pembaca disamping aktual dan faktual, juga

berita yang bersifat menghibur lucu, aneh, menyentuh emosi, menggugah

perasaan.”20 Menurut Tom E. Rolnicki mengatakan bahwa: “Menarik adalah

kejadian yang pertama kali terjadi atau terakhir kali terjadi biasanya dapat

menarik minat pembaca.”21

Dari beberapa pendapat di atas, menarik dapat disimpulkan sebagai

kejadian yang baru yang dapat menggugah atau menumbuhkan empati pembaca

sehingga sipembaca seolah-olah dapat merasakan sendiri dari berita yang sudah

dibacanya. Jadi, kemampuan menulis berita merupakan kesanggupan atau

kemampuan seseorang dalam mengungkapkan informasi, ide dengan cara tertulis.

2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inquiri

18 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 13019 Sedia Willing Barus, op.cit, hal. 3420 Asep Syamsul M. Romli, op.cit, hal. 621 Tom E. Rolnicki, op.cit, hal. 8

12

Page 13: Skripsi Deli Anna

Pada awalnya strategi pembelajaran inquiri dan khusus dirancang untuk

pembelajaran apresiasi siswa. Namun pada perkembangan kemudian dengan

berbagai modifikasi strategi ini dapat digunakan untuk pembelajaran berbagai

bidang studi. Strategi pembelajaran inquiri dapat dibuat sebagai objek dan

pendekatan pada anak didik dalam mengajar, sesuai dengan pendapat Kunandar

pembelajaran “Inquiri adalah pendekatan pembelajaran dimana siswa didorong

untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep

dengan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman

dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-

prinsip untuk diri mereka sendiri”22.

Sedangkan menurut Gulo yang dikutip dari buku Trianto menyatakan

bahwa: “Strategi inquiri berarti suatu rankaian kegiatan belajar yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

secara sistematis, kritis, logis, analisis sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri”23. Menurut Wina Sanjaya mengatakan bahwa: “Strategi pembelajaran

inquiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

dari suatu masalah yang dipertanyakan”24.

Menurut Yatim Rianto mengatakan bahwa: “Strategi pembelajaran inquiri

adalah belajar mencari dan menemukan sendiri, dalam pembelajaran ini anak

diberi peluang untuk mencari, memecahkan, hingga menemukan cara

22 Kunandar, Guru Propesional, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2010), hal. 3223 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 16624 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2010), hal. 196

13

Page 14: Skripsi Deli Anna

penyelesaiannya dan jawaban-jawabannya sendiri dengan tehnik pendekatan

pemecahan masalah (problem solving approach)”25.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran inquiri merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu

pada pendekatan serta meingkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam

memecahkan suatu masalah, dan guru harus mendorong siswa untuk memiliki

pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan

prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Strategi pembelajaran inquiri memiliki beberapa langkah-langkah

pelaksanaannya. Penulis akan membahas langkah-langkah strategi pembelajaran

yaitu: 1) siswa diajak berpikir secara ilmiah dan logis, memecahakan suatu

masalah, 2) siswa didorong menemukan sendiri atau mencari informasi dengan

cara mengumpulkan data, 3) siswa dibarikan kesempatan menyimpulkan dalam

proses pembelajaran. Pada dasarnya untuk menjadi siswa aktif dalam

pembelajaran, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, percaya diri.

Dengan mengacu kepada karakteristik tersebut, strategi pembelajaran inquiri

diasumsikan mampu memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai kegiatan-

kegiatan sehingga merasa tertantang menyelesaikan singkat satu persatu yaitu

sebagai berikut :

a. Merumuskan Masalah

25 Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 138

14

Page 15: Skripsi Deli Anna

Merumuskan masalah merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan

atau dilakukan antara guru dengan siswa secara internal seperti mengembangkan

diri, menciptakan masalah. Seperti guru mulai mengajukan pertanyaan atau

menimbulkan permasalahan, menyuruh siswa membaca atau mendengarkan

uraian yang memuat permasalahan. Sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya

mengatakan bahwa: “merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa

pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu”26.

Selanjutnya menurut pendapat Yatim Riyanto menyatakan bahwa: “Merumuskan

masalah adalah siswa diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai

permasalahan, kemudian memilihnya, permasalahan yang dipilih biasanya yang

paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan”27.

Sedangkan menurut Gulo yang dikutip dalam buku Trianto “Merumuskan

masalah merupakan kegiatan inquiri dimulai ketika pertanyaan atau

permasalahan diajukan untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas

pertanyaan tersebut ditulis dipapan tulis, kemudian siswa diminta untuk

merumuskan masalah”28. Menurut Joice and Well yang dikutip dalam buku Made

Wena mengatakan bahwa: “Merumuskan masalah yaitu dalam tahap ini

pengajaran menyajikan suatu masalah dan menerangkan prosedur inquiri pada

siswa. Bentuk masalah perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa.

26 Wina Sanjaya, op.cit, hal, 20227 Yatim Riyanto, op. cit, hal. 13828 Trianto, op.cit, hal. 169

15

Page 16: Skripsi Deli Anna

Dalam hal ini yang penting adalah masalah itu berisi kejadian/problem yang

merangsang aktivitas intelektual siswa”29.

Contoh: masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti

artinya guru perlu mendorong siswa agar dapat merumuskan masalah yang

menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada tinggal siswa mencari dan

mendapatkan jawabannya secara pasti.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat membuat

kesimpulan bahwa merumuskan masalah dengan merumuskan masalah siswa

akan memiliki motivasi belajar, karena sudah dilibatkan pada mereka untuk

merumuskan masalah yang hendak dikaji, disini guru harus memberikan topik

yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang dibahas dan memberikannya atau

diserahkan pada siswa.

b. Mengumpulkan data

Dalam strategi pembelajaran inquiri, siswa didorong untuk menemukan

atau mengkontruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui tafsiran yang

dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya adalah mengumpulkan

data. Menurut Gulo yang dikutip dalam buku Trianto “Mengumpulkan data

merupakan hipotesis digunakan untuk menuntut proses pengumpulan data-data

yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik”30.

Menurut Kunandar “Pengumpulan data yaitu kegiatan mengumpulkan

data atau informasi yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam masalah di

29 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 7730 Trianto, loc.cit, 169

16

Page 17: Skripsi Deli Anna

atas melalui berbagai sumber yang ada”31. Menurut Yatim Rianto “Data adalah

untuk menjawab benar tidaknya hipotesis itu, siswa diberi kesempatan untuk

mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,

mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri,

dan sebagainya”32.

Sedangkan Wina Sanjaya “mengumpulkan data merupakan proses mental

yang sangat penting dalam pengembangan intelektual, proses pengumpulan data

bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga

menumbuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya”33.

Dan menurut Joice and Well yang dikutip dalam buku Made Wena

“Pengumpulan data yaitu dalam tahap ini siswa didorong untuk mau berusaha

mengumpulkan informasi mengenai kejadian yang mereka lihat atau alami”34.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mengumpulkan data

dalam pembelajaran yang dimaksud untuk mendorong siswa berpikir atau

mencari informasi, karena dalam pembelajaran untuk mencari informasi siswa

sangat sussah untuk mencari informasi, maka guru terus memotivasi siswa untuk

belajar dengan memberikan berbagai pertanyaan-pertanyaan.

c. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan merupakan salah satu dasar strategi

pembelajaran inquiri, dimana siswa dituntut untuk membuat suatu kesimpulan

dari berbagai masalah yang dialami mereka. Sesuai dengan pendapat Kunandar

31 Kunandar, lo.cit, 19632 Yatim Rianto, loc.cit, hal. 13833 Wina Sanjaya, op. cit, hal. 20434 Made Wena, lo.cit, hal. 77

17

Page 18: Skripsi Deli Anna

mengatakan bahwa: “Menyimpulkan yaitu kegiatan menyimpulkan atas apa yang

sudah dibahas dan ditemukan terhadap suatu masalah”35. Menurut Made Wena

mengatakan bahwa: “Kesimpulan yaitu dalam tahap ini siswa mengkoordinasikan

dan menganalisis data untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat menjawab

masalah yang telah disajikan”36.

Sedangkan menurut Wina Sanjaya mengatakan bahwa: “Merumuskan

kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran sering terjadi, oleh

karena banyaknya data yang diperoeh, menyebabkan kesimpulan yang

dirumuskan tidak fokus terhadai masalah yang hendak dipecahkan”37. Menurut

Gulo yang dikutip dalam buku Trianto mengatakan bahwa: “Kesimpulan

merupakan langkah penutup dari pembelajaran inquiri adalah membuat

kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa”38.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan dari merumuskan

kesimpulan merupakan langkah-langkah terakhir dari proses pelaksanaan

pembelajaran inquiri dimana siswa untuk membuat atau kesimpulan dari berbagai

masalah yang telah disajikan guru kepada siswa. Strategi pembelajaran inquiry

dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir secara ilmiah dan guru

harus mendorong siswa agar menemukan prinsip-prinsip yang baru dan

merangsang cara berpikir siswa.

B. Kerangka Berpikir

35 Kunandar, loc.cit, hal. 37436 Made Wena, loc.cit, hal. 7837 Wina Sanjaya, op.cit, hal. 20538 Trianto, loc.cit, hal. 169

18

Page 19: Skripsi Deli Anna

Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yaitu

guru menyediakan atau mengadakan seluruh keperluan, sarana dan prasarana

bahkan pelajaran dan kelengkapan belajar siswa sehingga tidak begitu sulit atau

susah untuk meraih apa yang diinginkannya. Di samping itu guru juga harus

dapat menggunakan strategi pembelajaran sesuai dengan yang diajarkan tersebut,

agar siswa tidak canggung dan dapat mengerti akan yang diajarkan tersebut, salah

satu strategi pembelajaran tersebut adalah strategi pembelajaran inquiri.

Srategi pembelajaran inquiri adalah strategi pembelajaran yang dilakukan

dengan mengajukan pelajaran yang siswa-siswinya berbuat aktif dalam kegiatan

belajar, sehingga siswa mampu mengembangkan daya kreasinya efektif dalam

suasana belajar.

Cara belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiri

merupakan cara untuk meningkatkan hasil belajar, selain itu strategi

pembelajaran inquiri dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran

yang diperoleh karena tidak sekedar hapalan melainkan mengidentifikasikan

konsep yang diperoleh dengan kata lain dapat dikatakan bahwa strategi

pembelajaran inquiri memberikan variasi dan teknik menganalisis stimulus-

stimulus baru pengguaan strategi pembelajaran inquiri yang diterapkan oleh guru

di dalam kelas mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan

demikian dapat diduga ada pengaruh antara strategi pembelajaran inquiri dengan

materi kemampuan menulis berita pada siswa Kelas VII MTs Napa Barbaran

Padang Bolak.

C. Pengajuan Hipotesis

19

Page 20: Skripsi Deli Anna

Hipotesis adalah jawaban sementara yang perlu mendapat pengajuan

lewat penelitian, sehingga data yang dikumpulkan tidak lari dari permasalahan

yang dikemukakan. Jadi, hipotesis adalah dari diterima apabila fakta

membenarkan dan dapat ditolak apabila fakta tidak dibenarkan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Suharsimi Arikunto “Hipotesis adalah jawaban yang bersifat

sementara terhadap penelitian dan dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika

telah disertai dengan bukti-bukti”39.

Sedangkan menurut M. Toha Anggoro mengatakan “Hipotesis dapat

diartikan sebagai rumusan jawaban sementara atau dugaan sehingga untuk

membentuk benar tidaknya dugaan tersebut perlu diuji terlebih dahulu”40.

Sejalan dengan itu Sugiono mengatakan “Hipotesis adalah kesimpulan

sementara dan masih dibuktikan kebenaranya serta merupakan titik tolak

pelaksanaan penelitian”41. Kemudian Mahsun mengatakan “Hipotesis adalah

jawaban tentatik terhadap masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian”42.

Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi Arikunto hipotesis dapat

dikatakan baik apabila memenuhi 4 buah criteria:

1. Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.

2. Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritik dan hasil penemuan terdahulu.

3. Hipotesis harus dapat diuji4. Rumusan hipotesis hendaknya singkat dan padat.”43

Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa

hipotesis adalah dugaan sementara yang memungkinkan salah yang sudah diuji

39 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hal. 4540 M. Toha Anggoro, Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007), hal. 3941 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung : Alfabeta, 2002), hal. 4042 Mahsun, Metode Penelitian Baru, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2007), hal. 7243 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 5

20

Page 21: Skripsi Deli Anna

kebenarannya dari suatu penelitian yang dilaksanakan serta memenuhi

persyaratan tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat pengajuan hipotesis pada

penelitian ini bahwa “Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Mempunyai

Pengaruh yang Signifikan terhadap Kemampuan Menulis Berita Pada Siswa

Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak.

21

Page 22: Skripsi Deli Anna

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Islamiah Napa Barbaran,

Padang Bolak, Jl. Simpang Hajaran Batu Tambun yang dipimpin oleh Abdul

Haris Nasution, dan kepala MTs Mukrim Siregar, S.Ag sedangkan yang

mengajarkan bidang studi Bahasa Indonesia ada dua orang yaitu: Ulva Maria

Nasution, S.Pd guru kelas VIII A dan Bapak Drs. Ambad guru kelas VIII B.

Penulis memilih tempat ini sebagai lokasi penelitian karena di sekolah ini

belum pernah penelitian yang berhubungan dengan masalah strategi

pembelajaran inquiri terhadap kemampuan menulis berita. Waktu yang

direncanakan penulis kurang lebih 3 bulan, Desember s/d Februari 2012 waktu

yang ditetapkan ini digunakan dalam rangka pengambilan data, mengelola data

dan membuat laporan penelitian.

B. Metode Penelitian

Metode merupakan prosedur/cara mengetahui sesuatu dengan langkah-

langkah sistematis. Jadi metode penelitian adalah cara yang diperlukan penulis

untuk mengumpulkan data-data atau fakta-fakta demi keakuratan suatu objek

penelitian. Sebelum penelitian dilakukan, penulis menetapkan pendekatan atau

metode penelitian sesuai dengan rumusan masalah yakni untuk mencari

gambaran dan pengaruh diantara kedua variabel. Nana Syaodih Sukmadinata

22

22

Page 23: Skripsi Deli Anna

mengatakan bahwa “Metode penelitian merupakan mengemukakan secara teknis

tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.”44

Ada beberapa metode yang dipergunakan dalam melaksanakan penelitian sebagaimana pendapat Trianto yang mengatakan bahwa ada lima jenis metode dalam penelitian yaitu : 1) “Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan tentang keadaan variabel, gejala secara apa adanya kemudian dianalisis dan selanjutnya mencoba untuk memberikan solusinya, 2) Studi kasus adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan subjek itu sendiri, 3) Studi korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, 4) Metode eksperimen adalah suatu metode penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat, melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja diciptakan, 5) Metode tindakan suatu proses yang dilalui perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut, dan kemudian setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan melaksanakan prosedur tersebut.”45

Syaiful Bahri mengatakan bahwa “Metode penellitian merupakan suatu

hal yang begitu penting dalam sebuah penelitian yang baik harus jelas metode

yang digunakan karena kejelasan metode dapat memberi gambaran yang jelas

kepada pembaca tentang data-data yang akan diambil penulis.”46

Muhammad Nazir mengemukakan bahwa “Metode deskriptif adalah suatu

metode dalam penelitian status sekelompok manusia, suatu objek atau kondisi,

suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”47

Sedangkan menurut pendapat Restu Kartika Widi bahwa “Metode deskriptif

adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan

subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) kemudian

44 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 2009), hal. 22545 Trianto, Pengantar Penelitian Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta : Keneana Prenada Media, 2010), hal 197-20846 Syaiful Bahri, Strategi Belajar, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009), hal. 2147 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hal. 59

23

Page 24: Skripsi Deli Anna

dianalisi dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada

saat ini dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalah.”48

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menetapkan metode penelitian

yang dipergunakan adalah metode deskriptif yakni untuk memberikan gambaran

tentang kedua variabel. Adapun gambaran kedua variabel tersebut adalah sebagai

berikut :

Keterangan :

X : Strategi pembelajaran inquiri

Y : Kemampuan menulis berita

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pelaksanaan penelitian harus ada lapangan objek yang akan diteliti

sebagai sumber dan informasi baik berupa benda, manusia, maupun gejala

yang terjadi. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian.”49 Senada dengan ini Sugiono berpendapat

bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”50

48 Restu Kartika Widi, Asas Metodologi Penelitian , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hal. 8449 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hal. 13050 Sugiono, Ibid, hal. 57

24

X Y

Page 25: Skripsi Deli Anna

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka populasi dapat disimpulkan

populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Maka populasi di dalam

penelitian dimaksud adalah seluruh siswa Kelas VIII MTs Barabaran Padang

Bolak Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 53 orang yang terdiri dari 2 kelas

seperti dalam tabel berikut :

Tabel IPopulasi Siswa Kelas VIII MTs Barbaran Padang Bolak

No Kelas Jumlah1 VIII-1 272 VIII-2 26

Jumlah 53

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut

Sugiono bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.”51 Sedangkan menurut pendapat Suharsimi

Arikunto mengatakan bahwa “Sampel adalah apabila objek kurang dari 100

atau lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi selanjutnya jika jumlah objek lebih besar dari 100 maka diambil

diantaranya 10% - 15% atau lebih.”52

Merujuk dari pendapat di atas maka penulis mengambil sampel total

atau yang disebut dengan sampel total. Menurut pendapat Punaji Setyasari

mengatakan bahwa “Total sampling adalah suatu teknik penambilan seluruh

populasi menjadi sampel karena jumlah populasi terbatas atau sedikit.”53

51 Sugiono, ibid, hal. 5252 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 130 53 Punaji Setyosari, Metode Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta : Kencana, 2010), hal. 168

25

Page 26: Skripsi Deli Anna

Berdasarkan pendapat di atas maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diambil dengan

teknik tertentu mengingat populasi yang relatif kecil, maka penulis

menetapkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan total sampling, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah seluruh jumlah populasi yaitu seluruh siswa Kelas VIII MTs Napa

Barbaran Padang Bolak yang berjumlah 53 siswa.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian di dalam menerapakan metode penelitian harus menggunakan

isntrumen atau alat agar data yang diperoleh hasilnya lebih baik. Suharsimi

Arikunto mengatakan bahwa “Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di

dalam menggunakan metode pengumpulan data.”54 Hal senada juga dikatakan

oleh Riduan bahwa “Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kaitannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya.”55 Sedangkan menurut pendapat Sugiono

mengatakan bahwa “Instrumen adalah semua jenis alat pengumpulan informasi

yang diperlukan sesuai dengan tehnik pengumpulan data yang diterapkan dalam

evaluasi pembelajaran.”56

Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen

pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-

54 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 10155 Riduan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemula, (Bandung : Alfabeta, 2009), hal. 6956 Sugiono, op.cit, hal. 139

26

Page 27: Skripsi Deli Anna

kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen sebaiknya satu jenis

instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam metode.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu strategi

pembelajaran inquiri sebagai variabel bebas (variabel x) dan kemampuan menulis

berita sebagai variabel terikat (variabel y).

Strategi pembelajaran inquiri merupakan strategi yang dikembangkan

dengan mengacu pada berbagai pendekatan yang diasumskan mampu

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Jadi dalam variabel strategi

pembelajaran inquiri adalah skor total yang diperoleh jawaban responden tentang

pelaksanaan strategi pembelajaran inquiri sebagi strategi mengajar guru dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia di Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang

Bolak.

Mengukur sejauh mana penggunaan strategi pembelajaran inquiri yang

telah dilakukan guru, maka kepada siswa atau responden dibagikan angket

penelitian yang terdiri atas sepuluh butir soal sebagai berikut: 1) merumuskan

masalah, 2) mengumpulkan data, 3) merumuskan kesimpulan. Adapun kisi-kisi

instrumen dari indikator strategi pembelajaran inquiri (variabel x) diterangkan

pada tabel.

Tabel IIKisi-Kisi Instrumen Strategi Pembelajaran Inquiri Siswa MTs Napa

Barbaran Padang Bolak

No Indikator Jumlah soal Nomor soal1 Merumuskan masalah 4 1, 2, 3, 42 Mengumpulkan data 3 5, 6, 73 Merumuskan kesimpulan 3 8, 9, 10

27

Page 28: Skripsi Deli Anna

Berdasarkan instrumen yang dibuat, masing-masing butir soal memilih 4

(empat) pilihan jawaban, dimana: a) apabila jawaban “selalu” diberi skor 4, b)

menjawab “sering” diberi skor 3, c) menjawab “kadang-kadang” diberi skor 2, d)

menjawab “tidak pernah” diberi skor 1. Jadi, skor jawaban responden terhadap

penggunaan strategi pembelajaran inquiri berada diantara 1-4 sehingga rentang

skor yang mungkin dicapai antara 10 sampai 40.

Sedangkan kemampuan menulis berita adalah kesanggupan seseorang

dalam mengungkapkan informasi, ide secara tertulis, untuk data tentang

kemampuan menulis berita, kegiatan dibuat soal-soal yang meliputi materi berita

dengan indikator sebagai berikut: 1) mengumpulkan fakta, 2) 5W + 1 H, 3)

menarik minat baca.

Berdasarkan kegiatan indikator tersebut disusun butir-butir pertanyaan

terdiri dari 4 (empat) jawaban yaitu: a, b, c, dan d jadi jumlah pertanyaan

sebanyak 10 butir dalam bentuk tes, penentuan skor setiap jawaban yang benar

adalah diberi skor 10 (sepuluh) dan yang salah dinilai 0 (nol). Adapun kisi-kisi

hasil belajar siswa pada materi kemampan menulis berita adalah sebagai berikut:

Tabel IIIKisi-Kisi Kemampuan Menulis Berita Siswa MTs Napa

Barbaran Padang Bolak

No Indikator Jumlah soal Nomor soal1 Mengumpulkan fakta 4 1, 2, 3, 42 5W + 1 H 3 5, 6, 73 Menarik minat baca. 3 8, 9, 10

28

Page 29: Skripsi Deli Anna

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

untuk variabel X dengan teknik angket dan untuk variabel Y dengan tes. Angket

digunakan untuk mengumpulkan data variabel X yaitu strategi pembelajaran

inquiri. Suharsimi Arikunto mengakatan bahwa, “Angket merupakan daftar

pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang

diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan

penggunaan.”57

Selanjutnya Bisri Mustofa mengatakan bahwa “Angket adalah

pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan untuk dijawab

responden dimana pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap.”58

Zaenal Arifin mengatakan bahwa kelebihan angket antara lain : a) “Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai dan waktu relatif lama sehingga objektifitas dapat terjamin, b) Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen, c) Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar yang dijadikan sampel.”59

Untuk mempermudah penulis dalam mengumpulkan data, penulis

menggunakan angket tertutup. Hal ini sesuai dengan pendapat Husaini Usman

“Angket tertutup adalah jenis angka yang mempunyai bentuk-bentuk pertanyaan

seperti “ya”, “tidak”, pilihan ganda, skala penilaian dan daftar cek.”60

Penggunaan angket tertutup bertujuan agar responden memperoleh

kemudahan dalam memberikan jawabannya dan juga menjaga kerahasiaan dari

indentitas responden. Selain itu, dengan angket tertutup alternatif jawaban yang

57 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 10258 Bisri Mustofa, Metode Menulis Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta : Optimus, 2008), hal. 5559 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 6660 Husaini Usman, Metode Penelitian Baru, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2007), hal. 72

29

Page 30: Skripsi Deli Anna

disediakan dapat membatasi jawaban yang relevan, dimana pembatasan tersebut

untuk memudahkan tabulasi dan analisis data dalam jumlah besar dalam waktu

yang relatif singkat.

Tes digunakan untuk mengumpulkan data variabel Y yaitu kemampuan

menulis berita. Pentingnya pelaksanaan tes dapat memahami masalah

pengumpulan data dalam penelitian. Tes merupakan alat ukur yang berupa

pertanyaan, tugas yang direncanakan untuk memperoleh sesuatu informasi

tentang jawaban dari pertanyaan yang diberikan terhadap orang yang dites.

Sudarmayanti, dkk mengatakan bahwa “Tes merupakan salah satu metode untuk

mengukur tingkat kinerja individu.”61

Selanjutnya Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “Tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan unutk mengukur

keterampilan pengetahuan intelegensi kemampuan atau bakat, yang dimiliki oleh

individu atau kelompok.”62 Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa “Tes

terutama digunakan untuk menilai kemampan siswa yang mencakup pengetahuan

dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar.”63

Berdasarkan uraian di atas, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes, dengan bentuk multiple

choice atau pilihan ganda. Angket yang digunakan adalah angket tertutup setiap

butir soal untuk variabel X memiliki 4 pilihan jawaban sebagai berikut :

1. Pilihan jawaban “a” (selalu) diberi nilai 4

61 Sudarmayanti, dkk, Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007), hal. 3962 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 15063 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hal. 256

30

Page 31: Skripsi Deli Anna

2. Pilihan jawaban “b” (sering) diberi nilai 3

3. Pilihan jawaban “c” (kadang-kadang) diberi nilai 2

4. Pilihan jawaban “d” (jarang) diberi nilai 1

Adapun setiap butir soal untuk variabel Y memiliki 4 pilihan jawaban

yaitu: a, b, c, dan d. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dan

tes inilah yang dipergunakan untuk mengetahui data tentang sejauh mana

pengaruh strategi pembelajaran inquiri terhadap kemampuan menulis berita pada

Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak.

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan analisis dengan dua cara, yakni analisis

deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskripsi dilakukan adalah untu

memperoleh gambaran secara umum dari kedua variabel penelitian dan

bagaimana posisi masing-masing variabel tersebut, analisis statistik tersebut

dilakukan untuk menguji hipotesis.

Sebelum dilakukan analisis deskriptif terhadap kedua tersebut, maka perlu

terlebih dahulu ditetapkan frekuensi penilaian dimana kualifikasi ini didasarkan

kepada options berturut-turut nilai 4, 3, 2 dan 1. Sehingga total keseluruhan nilai

yang diperoleh siswa adalah 40. Jadi, rentang skornya adalah antara 10 – 40

sedangkan variabel pada kemampuan menulis berita bobot keseluruhannya

dengan ketentuan apabila menjawab benar diberi skor 10 dan menjawab salah

diberi skor 0.

31

Page 32: Skripsi Deli Anna

Sedangkan pengetahuan kebenaran masing-masing variabel penelitian,

maka perolehan nilai rata-rata skor tiap-tiap variabel dibandingkan dengan

klasifikasi penilaian yang ditetapkan sebagai berikut :

Tabel IVKlasifikasi Penilaian Strategi Pembelajaran Inquiri”64

No Interval Interpretasi1 30,26 – 40,00 Sangat baik2 20,51 – 30,25 Baik3 10,76 – 20,50 Cukup4 10 – 10,75 Kurang

Tabel VKlasifikasi Penilaian Kemampuan Menulis Berita”65

No Interval Interpretasi1 80 – 100 Sangat baik2 70 – 79 Baik3 60 – 69 Cukup4 50 – 59 Kurang5 0 – 49 Gagal

Pengajuan hipotesis ditegakkan dalam penelitian digunakan dengan

analisis data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis dengan menggunakan

teknik korelasi product moment oleh pearson dengan rumus:

rxy = 66

Keterangan :

rxy = Angka indeks korelasi ”r” product moment X = Jumlah skor variabel XY = Jumlah skor variabel Y

Y= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

64 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 15

65 Muhibbin Syah, ibid, hal. 1766 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 2000), hal. 209

32

Page 33: Skripsi Deli Anna

= Jumlah seluruh skor X = Jumlah seluruh skor Y

N = Banyaknya sampel

33