skripsi - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54236/13/fk. bid. 35-16 ali h-min.pdf ·...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP
KEJADIAN POST PARTUM BLUES DI RUANG NIFAS
RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO
Oleh
Fatimah Nuril Alifah
NIM 011211232006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
i
SKRIPSI
HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP
KEJADIAN POST PARTUM BLUES DI RUANG NIFAS
RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO
Oleh
Fatimah Nuril Alifah
NIM 011211232006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP
KEJADIAN POST PARTUM BLUES DI RUANG NIFAS
RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Dalam
Program Studi Pendidikan Bidan Pada Fakultas Kedokteran UNAIR
Oleh
Fatimah Nuril Alifah
NIM 011211232006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
23 Juni 2016
v
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Skripsi dengan judul Hubungan Faktor Psikososial Terhadap Kejadian Post
Partum Blues Di Ruang Nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.
Telah diuji pada tanggal : 23 Juni 2016
Panitia penguji skripsi :
Ketua penguji : Sunarsih, Dip.mw., S.Pd., M.Kes.
NIP 19520228 197509 2 001
Anggota penguji : 1. Lilik Herawati, dr., M.Kes.
NIP. 19750314 200312 2 001
2. Gatut Hardianto, dr., Sp.OG (K)
NIP. 19621019 198812 1 001
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
vii
MOTTO
Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang
dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal
~(QS. Ali-‘imran : 160)~
Ketika sesuatu yang kita inginkan tidak terjadi, maka bukan berarti itu tidak akan terjadi selama-lamanya, boleh jadi, itu disimpan di waktu yang lebih spesial.
Karena segala sesuatu yang baik, selalu tiba di waktu terbaiknya. Mungkin agar kita lebih siap, juga mungkin agar kita lebih pandai bersyukur
~Tere Liye~
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan
Faktor Psikososial Terhadap Kejadian Post Partum Blues Di Ruang Nifas RSUD
dr. Abdoer Rahem Situbondo” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kebidanan pada Program Studi Pendidikan Bidan di Fakultas Kedokteran
UNAIR.
Dalam penyusunan skripsi ini saya banyak mendapatkan pengarahan,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu perkenankanlah saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA. selaku rektor Universitas
Airlangga yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
mengikuti pendidikan di Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.
2. Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas dalam
perkuliahan sehingga dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Pendidikan Bidan.
3. Baksono Winardi, dr., Sp.OG(K) selaku koordinator Program Studi
Pendidikan Bidan yang telah memberikan kesempatan, fasilitas, dan
pembelajaran yang baik sehingga dapat menuntaskan pendidikan dan tugas
di Program Studi Pendidikan Bidan.
4. Gatut Hardianto, dr., Sp.OG (K) selaku pembimbing I yang telah
memberikan arahan, masukan, serta saran dalam penyusunan skripsi ini.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
ix
5. Lilik Herawati, dr., M.Kes. selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, masukan serta saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Sunarsih, Dip.Mw., S.Pd., M.Kes. selaku ketua penguji skripsi yang telah
memberikan perhatiannya dan masukannya dalam perbaikan skripsi ini.
7. Atika, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing metode penelitian yang
bersedia memberikan bimbingan dan saran terhadap desain metode
peneltian pada skripsi ini.
8. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bidan yang telah memberikan
perkuliahan sehingga dapat membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
9. Suhartono, Salimah Syihabuddin, dan Amalia Azizah, terima kasih karena
selalu menjadi keluarga terbaik dan teristimewa, selalu memberikan
semangat dan doa terbaiknya sehingga saya diberikan kelancaran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Tony Wahyudi, dr., M.Kes. selaku direktur RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo yang telah memberikan kesempatan dan izin lapangan
penelitian.
11. Amirah, Amd. Keb. selaku kepala ruangan seruni yang telah memberikan
kesempatan dan bantuan selama penelitian berlangsung.
12. Responden yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dan meluangkan
waktunya untuk mengikuti penelitian ini
13. Bripda Hafid yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
x
14. Teman kos Kedung Tarukan Baru 3c yang selalu siap sedia membantu
ketika saya membutuhkan bantuan dan setia mendengarkan keluh kesah
selama proses penyusunan .
15. Teman Program Studi Pendidikan Bidan angakatan 2012 jalur A dan 2014
jalur B yang selalu kompak dan memberikan warna baru dalam dunia
perkuliahan. Teman-teman seorganisasi yang telah memberikan
pengalaman baru.
16. Semua pihak terkait yang membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini. Saya menyadari
sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun saya
berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun skripsi ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, 20 Juni 2016
Fatimah Nuril Alifah
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
xi
RINGKASAN
Post partum blues adalah sindroma gangguan afektif ringan yang terjadi pada awal pasca melahirkan. Hal ini merupakan masalah yang wajar terjadi setelah melahirkan. Tanda dan gejala yang muncul yaitu reaksi sedih atau disforia, menangis, mudah tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur, dan gangguan nafsu makan. Gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya menghilang dalam kurun waktu beberapa hari. Namun dapat berubah menjadi keadaan yang lebih berat. Gejala post partum blues merupakan hasil suatu mekanisme multi faktorial yang terdiri dari faktor hormonal, faktor aktivitas fisik, dan faktor psikososial.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasinya adalah ibu nifas hari kedua post partum di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo pada tanggal 1 – 31 Maret 2016. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling selama satu bulan yang mendapatkan responden sebanyak 60 orang ibu nifas. Variabel independent adalah faktor psikososial dan variabel dependent adalah post partum blues. Instrumen menggunakan kuisioner umum untuk mengetahui faktor psikososial dan kuisioner edinburgh postnatal depression scale (EPDS) untuk mengetahui kejadian post partum blues. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Uji yang digunakan adalah chi square dengan tingkat kemaknaan α=0,05
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 65% ibu nifas mengalami post partum blues. Dari variabel didapatkan masing-masing nilai p yaitu usia dengan p=0,015, paritas dengan p=0,038, pendidikan dengan nilai p=0,513, pekerjaan dengan nilai p=0,019, pendapatan dengan nilai p=0,009. Variabel dengan nilai p<0,05 menunjukkan adanya hubungan antara variabel tersebut dengan kejadian post partum blues.
Simpulan faktor psikososial yang banyak menyebabkan kejadian post partum blues adalah faktor ekonomi rendah. Oleh karena itu, untuk mengurangi angka kejadian post partum blues perlu meningkatkan status ekonomi.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
xii
ABSTRACT
Post Partum blues are a mild affective disorder syndrome that occurs in the early post partum period. This is a naturally problem that occurs after childbirth. Signs and symptoms are reactions of sadness or dysphoria, crying, irritability, anxiety, feelings lability, tend to blame themselves, sleep disorder, and appetite disorder. These symptoms appear after childbirth and disappear within a few days. Post partum blues happen bocause of multi factorial, consisting of hormonal factors, physica lactivity factors, and psychosocial factors.
It is an observational analytical study with cross sectional design. The population is the second day post partum woman in dr. Abdoer Rahem Situbondo Hospital on 1-31 March 2016. Number of sample are 60 respondents according to the criteria of the sample. Independent variable is psychosocial factors, dependent variable is post partum blues. This study use general questionnaire and edinburgh postnatal depression scale (EPDS) questionnaire. Data analysis use chi square.
The results shows as much as 65% of post partum mother experience post partum blues. Each variable obtained p values are age p=0,015, parity p=0,038, education p=0,513,jobs p=0,019, revenue p=0,009. Variables with p<0,05 shows there is significantly relation between these variables and post partum blues.
The conclusion, the most cause of post partum blues incidence from psychosocial factors are low economic status. Therefore, to reduce the incidence of post partum blues need to improve the economic status.
Keywords : post partum blues, psychosocial factors
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Halaman sampul dalam ............................................................................... i Halaman prasyarat gelar .............................................................................. ii Halaman surat pernyataan ........................................................................... iii Halaman lembar persetujuan ....................................................................... iv Halaman penetapan panitia penguji ............................................................ v Halaman lembar pengesahan....................................................................... vi Halaman motto ............................................................................................ vii Halaman ucapan terima kasih ..................................................................... viii Halaman ringkasan ...................................................................................... xi Halaman abstract ......................................................................................... xii Halaman daftar isi ....................................................................................... xiii Halaman daftar tabel ................................................................................... xvi Halaman daftar gambar ............................................................................... xvii Halaman daftar lampiran ............................................................................. xviii Halaman daftar singkatan, istilah dan arti lambang .................................... xix BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan masalah ........................................................................ 3 1.3 Tujuan penelitian ......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 3 1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 4
1.4 Manfaat penelitian ....................................................................... 4 1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................... 4 1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5 2.1 Konsep Dasar Nifas ..................................................................... 5
2.1.1 Pengertian ............................................................................ 5 2.1.2 Perubahan Fisiologis ............................................................ 5 2.1.3 Perubahan Psikologis ........................................................... 11
2.2 Latar Pelakang Psikososial Wanita .............................................. 12 2.2.1 Sosial Ekonomi .................................................................... 12 2.2.2 Kehamilan Yang Tidak Diinginkan ..................................... 14 2.2.3 Dukungan Sosial Suami dan Keluarga ................................ 15
2.3 Konsep Dasar Post Partum Blues ................................................ 16 2.3.1 Pengertian ............................................................................ 16 2.3.2 Jenis Gangguan Psikologi .................................................... 17 2.3.3 Faktor Penyebab Post Partum Blues .................................... 18 2.3.4 Gejala Post Partum Blues..................................................... 19 2.3.5 Pemeriksaan Penunjang Post Partum Blues ......................... 20 2.3.6 Penatalaksanaan Post Partum Blues ..................................... 22
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ................................... 25 3.1 Kerangka Konsep Penelitian........................................................ 253.2 penjelasan kerangka konsep ........................................................ 25 3.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 26
BAB 4 METODE PENELITIAN................................................................ 27 4.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 27
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
xiv
4.2 Rancangan Penelitian................................................................... 27 4.3 Populasi Dan Sampel ................................................................... 27 4.3.1 Populasi ................................................................................ 27 4.3.2 Sampel.................................................................................. 28 4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 28 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 29 4.4.1 lokasi penelitian ................................................................... 29 4.4.2 waktu penelitian ................................................................... 29 4.5 Variabel Penelitian....................................................................... 29 4.5.1 Variabel independent ........................................................... 29 4.5.2 variabel dependent ............................................................... 29 4.6 definisi operasional dan cara pengukuran variabel ...................... 29 4.7 teknik dan prosedur pengumpulan data ....................................... 31 4.8 pengolahan dan analisis data ....................................................... 31 4.9 kerangka operasional ................................................................... 32 4.10 ethical clearance......................................................................... 33 4.10.1 lembar persetujuan penelitian ............................................ 33 4.10.2 tanpa nama ......................................................................... 33 4.10.3 kerahasiaan ......................................................................... 33 4.11 kelemahan penelitian ................................................................. 34 BAB 5 HASIL DAN ANALISIS DATA .................................................... 35 5.1 hasil penelitian ............................................................................. 35 5.1.1 usia ....................................................................................... 35 5.1.2 paritas ................................................................................... 36 5.1.3 pendidikan ............................................................................ 36 5.1.4 pekerjaan .............................................................................. 37 5.1.5 pendapatan ........................................................................... 37 5.1.6 status kehamilan ................................................................... 37 5.1.7 dukungan suami dan keluarga .............................................. 38 5.1.8 post partum blues ................................................................. 38 5.2 analisis data .................................................................................. 39 5.2.1 Hubungan antara usia dengan post partum blues ................. 39 5.2.2 Hubungan antara paritas dengan post partum blues ............ 40 5.2.3 Hubungan antara pendidikan dengan post partum blues ..... 40 5.2.4 Hubungan antara pekerjaan dengan post partum blues........ 41 5.2.5 Hubungan antara pendapatan dengan post partum blues ..... 42 BAB 6 PEMBAHASAN ............................................................................. 43 6.1 Hubungan antara usia dengan post partum blues ........................ 43 6.2 Hubungan antara paritas dengan post partum blues .................... 43 6.3 Hubungan antara pendidikan dengan post partum blues ............. 44 6.4 Hubungan antara pekerjaan dengan post partum blues ............... 45 6.5 Hubungan antara pendapatan dengan post partum blues ............. 46 6.6 Hubungan antara status kehamilan dengan post partum blues .... 47 6.7 Hubungan antara dukungan suami dan keluarga dengan post partum blues .................................................................................. 49
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
xv
BAB 7 PENUTUP ...................................................................................... 51 7.1 kesimpulan ................................................................................... 51 7.2 saran ............................................................................................. 51 7.2.1 bagi petugas kesehatan ......................................................... 51 7.2.2 bagi peneliti selanjutnya ...................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 53 LAMPIRAN ................................................................................................ 56
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Definisi operasional variabel................................................... 30 Tabel 5.1 Tabel distribusi frekuensi usia................................................. 35 Tabel 5.2 Tabel distribusi frekuensi paritas............................................. 36 Tabel 5.3 Tabel distribusi frekuensi pendidikan..................................... 36 Tabel 5.4 Tabel distribusi frekuensi pekerjaan...................................... 37 Tabel 5.5 Tabel distribusi frekuensi pendapatan..................................... 37 Tabel 5.6 Tabel distribusi frekuensi status kehamilan............................ 37 Tabel 5.7 Tabel distribusi frekuensi dukungan suami dan keluarga....... 38 Tabel 5.8 Tabel distribusi frekuensi post partum blues........................... 38 Tabel 5.9 Tabel analisis data antara usia dan post partum blues............. 39 Tabel 5.10 Tabel analisis data antara paritas dan post partum blues......... 40 Tabel 5.11 Tabel analisis data antara pendidikan dan post partum blues. 40 Tabel 5.12 Tabel analisis data antara pekerjaan dan post partum blues.... 41 Tabel 5.13 Tabel analisis data antara usia dan post partum blues............. 42
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan faktor psikososial terhadap
kejadian post partum blues di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo...................................................................
25
Gambar 4.1 Rancangan penelitian hubungan faktor psikososial terhadap kejadian post partum blues di ruang nifas RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo...................................................................
27
Gambar 4.2 Kerangka operasional hubungan faktor psikososial terhadap kejadian post partum blues di ruang nifas RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo...................................................................
32
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Jadwal kegiatan penelitian.................................................. 56 Lampiran 2 Surat permohonan ijin studi pendahuluan........................... 57 Lampiran 3 Surat balasan ijin studi pendahuluan................................... 58 Lampiran 4 Surat keterangan melaksanakan studi pendahuluan............ 59 Lampiran 5 Permohonan kelaikan etik................................................... 60 Lampiran 6 Keterangan kelaikan etik..................................................... 61 Lampiran 7 Permohonan ijin penelitian................................................. 62 Lampiran 8 Surat balasan ijin penelitian................................................ 63 Lampiran 9 Surat keterangan melaksanakan penelitian......................... 64 Lampiran 10 Lembar permohonan menjadi responden............................ 65 Lampiran 11 Lembar persetujuan menjadi responden.............................. 66 Lampiran 12 Lembar kuisioner................................................................ 67 Lampiran 13 Hasil analisis data................................................................ 73 Lampiran 14 Lembar konsultasi pembimbing I........................................ 83 Lampiran 15 Lembar konsultasi pembimbing II...................................... 84
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
xix
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
% : persen < : kurang dari ASI : Air Susu Ibu EPDS : Edinburgh Postnatal Depression Scale KB : Keluarga Berencana mL : mililiter RSU : Rumah Sakit Umum RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah WHO : World Health Organization
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan kejadian fisiologis yang
didambakan oleh seorang ibu yang akan menjadi suatu kondisi yang sangat
membahagiakan. Namun terdapat sekitar 10 - 20% wanita berusaha melawan
gejala depresi dan seperempatnya sampai setengahnya mengalami depresi berat
ketika hamil dan bersalin. Hal ini terjadi karena wanita dua kali lebih rentan
mengalami depresi dibanding laki-laki. Selain itu, kehamilan dan persalinan juga
merupakan kejadian terpenting dalam siklus hidup seorang wanita yang dapat
menimbulkan stres hebat. Pada suatu studi terhadap 360 ibu hamil, didapatkan
10% dari mereka mengalami depresi saat kehamilan dan hanya 6,8% yang
mengalami depresi pasca kehamilan (Yulianti, 2006).
Salah satu macam depresi pasca persalinan adalah post partum blues yang
merupakan tahap awal dari post partum depression dan post partum psikosis.
Menurut Evy Rakaryani (2006), hal ini merupakan masalah yang wajar terjadi
setelah melahirkan. Namun post partum blues dapat terjadi dalam kondisi dan
tingkatan yang berbeda sehingga berdampak timbulnya kondisi ibu enggan
merawat diri dan bayinya.
Pelaporan prevalensi kejadian post partum blues bervariasi diseluruh
dunia. Prevalensi post partum blues di Tanzania sebanyak 80% sementara di
Jepang 8%. Di Asia, prevalensi terjadinya post partum blues antara 26-85%
dimana Malaysia dan Pakistan menjadi peringkat yang terendah dan tertinggi.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
2
Sedangkan di Indonesia memiliki jumlah cukup tinggi dengan prevalensi 50%-
70% (Hidayat, 2007 ; Stone dan Menken, 2008).
Beberapa penelitian sudah pernah dilakukan, menurut penelitian yang
dilakukan oleh Uke Riska pada tahun 2006 di RSUD dr. Soetomo didapatkan
hasil 54,84% responden mengalami post partum blues dengan faktor psikososial
merupakan penyumbang kedua terhadap kejadian post partum blues.. Penelitian
selanjutnya dilakukan oleh Nurul Azizah pada tahun 2010 di RSUD Sidoarjo
didapatkan hasil 55,8% dan penelitian oleh Sari Priyanti pada tahun 2013 di
RSUD Mojokerto didapatkan hasil 61,8% responden mengalami post partum
blues dengan penyumbang kedua adalah faktor psikososial.
Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan pada tanggal 8 - 10
Oktober 2015 di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo didapatkan hasil
yaitu 4 dari 10 ibu nifas hari kedua mengalami post partum blues dengan riwayat
persalinan pervaginam tanpa tindakan operatif. Namun faktor psikososial apa saja
yang mempengaruhi post partum blues di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
masih belum diketahui dengan jelas.
Post partum blues atau sering disebut maternity blues atau baby blues
merupakan suatu sindroma gangguan afektif ringan yang terjadi pada awal pasca
persalinan. Tanda dan gejala yang muncul yaitu reaksi sedih atau disforia,
menangis, mudah tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung
menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur, dan gangguan nafsu makan. Gejala ini
mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya menghilang dalam kurun
waktu beberapa hari. Namun dapat berubah menjadi keadaan yang lebih berat.
(Iskandar, 2004 ; Bobak, 2004)
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
3
Faktor-faktor yang mempengaruhi post partum blues pada umumnya tidak
berdiri sendiri sehingga tanda dan gejala post partum blues merupakan hasil suatu
mekanisme multi faktorial. Faktor pertama yaitu faktor hormonal, berupa
perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin, dan kortisol. Faktor kedua yaitu
faktor aktivitas fisik yang disebabkan kelelahan fisik karena aktivitas mengasuh
bayi, menyusui, memandikan, mengganti popok. Faktor ketiga yaitu faktor
psikososial yang meliputi usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
dukungan suami dan keluarga, dan status kehamilan. Penyebab tertinggi
terjadinya post partum blues adalah kurangnya dukungan suami dan keluarga
terhadap ibu mulai masa kehamilan hingga pasca persalinan (Nirwana, 2011).
Berdasarkan ulasan latar belakang di atas penelitian ini sangat penting
dilakukan untuk mendeteksi secara dini terjadinya post partum blues sehingga
dapat dilakukan suatu penatalaksanaan yang baik agar ibu tidak jatuh pada kondisi
yang lebih buruk, serta untuk mengetahui faktor psikososial yang mempengaruhi
terjadinya post partum blues di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : apakah ada hubungan faktor psikososial terhadap kejadian post
partum blues pada pasien di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan faktor psikososial terhadap kejadian post
partum blues di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
4
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi faktor psikososial (usia, paritas, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, dukungan suami dan keluarga, dan kehamilan yang tidak
diinginkan) pada ibu nifas terhadap kejadian post partum blues.
2. Mengidentifikasi ibu nifas terhadap kejadian post partum blues.
3. Menganalisis faktor psikososial (usia, paritas, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, dukungan suami dan keluarga, dan kehamilan yang tidak
diinginkan) terhadap kejadian post partum blues.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman dalam mempelajari
psikologis pada ibu post partum terutama pada ibu yang mengalami post partum
blues sehingga dapat melakukan penatalaksanaan yang baik dalam upaya
mencegah kejadian post partum depression.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai
kejadian post partum blues sehingga para tenaga kesehatan dapat memberikan
penatalaksanaan yang baik dan para institusi terkait dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dengan menerapkan program yang inovatif dalam upaya preventif
gangguan psikologis ibu post partum.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Nifas
2.1.1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, dimulai beberapa jam
setelah lahirnya plasenta lengkap dan mencakup 6 minggu berikutnya.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6 –
8 minggu. Masa nifas dibagi dalam tiga periode yaitu :
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu,
bulan, atau tahun (Bahiyyatun, 2009).
2.1.2. Perubahan Fisiologis
1. Uterus
(a) Involusi
Proses kembalinya uterus pada masa hamil sampai setelah melahirkan
disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat otot
polos uterus berkontraksi. Uterus yang pada waktu hamil beratnya kira-kira 11
kali lebih berat dari sebelum hamil, pada saat berinvolusi kira-kira menjadi 500
gram pada 1 minggu setelah melahirkan, dan 350 gram pada 2 minggu setelah
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
6
melahirkan. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati
lagi. Pada minggu keenam beratnya menjadi 50 – 60 gram (Bobak, Laudermilk,
Jensen, 2004).
(b) Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah
melahirkan, diduga terjadi sebagian respon terhadap penurunan volume
intrauterine yang sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas oleh kelenjar
hipofise memperkuat dan mengatur kontraksi uterus. Selama 1 sampai 2 jam
pertama pasca persalinan intensitas kontraksi uterus bisa berkurang menjadi tidak
teratur. Karena itu penting sekali mempertahankan kontraksi uterus selama masa
ini, biasanya disuntikkan oksitosin (piton) secara intravena intramuscular
diberikan segera setelah plasenta lahir (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).
(c) Afterpains
Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya
tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan
biasanya menimbulkan nyeri yang cukup lama pada awal puerperium. Rasa nyeri
setelah persalinan ini lebih terasa setelah ibu melahirkan pada uterus yang terlalu
teregang (misalnya pada bayi besar, kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan
biasanya meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus
(Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).
(d) Lochea
Selama dua jam pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari
uterus tidak boleh melebihi jumlah maksimal yang keluar selama menstruasi.
Setelah waktu tersebut, aliran lochea yang keluar harus semakin berkurang.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
7
Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desidua serta debris
trofoblastik. Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat setelah 3-4 hari
(lochea serosa). Lochea serosa terdiri atas darah lama (old blood), serum, leukosit,
dan debris jaringan. Setelah 10 hari bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning
sampai putih (lochea alba). Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel,
mucus, serum, dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi
lahir (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).
(e) Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vascular dan
trombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul
tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas menyebabkan pelepasan jaringan
nekrotik dan mencegah timbulnya jaringan parut yang menjadi karakteristik
penyembuhan luka. Proses penyembuhan yang unik ini membuat endometrium
menjalankan siklusnya seperti biasa dan memungkinkan implantasi dan plasentasi
untuk kehamilan yang akan datang. Regresi endometrium selesai akhir minggu
ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta yang biasanya tidak
sampai enam minggu setelah melahirkan (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).
(f) Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Delapan belas jam
pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan
kembali ke bentuk semula. Muara serviks, yang berdilatasi waktu, menutup secara
bertahap. Dua jari mungkin masih dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada
hari 4-6 pasca partum, tetapi hanya tangkai kuret yang dapat dimasukkan pada
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
8
akhir minggu ke-2. Muara serviks eksterna tidak akan berbentuk lingkaran seperti
sebelum melahirkan (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).
2. Vagina dan perineum
Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa
vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula teregang akan kembali ke
ukuran semula sebelum hamil, 6 – 8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan
kembali terlihat pada minggu keempat, walau tidak akan menonjol seperti pada
nulipara. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium.
Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumasan vagina dan
penipisan mukosa vagina (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).
3. Topangan otot panggul
Struktur penopang uterus dan vagina dapat mengalami cedera sewaktu
melahirkan dan masalah ginekologi dapat timbul dikemudian hari. Jaringan
penopang dasar panggul yang robek atau teregang saat ibu melahirkan
memerlukan waktu sampai 6 bulan untuk sampai ke tonus semula (Bobak,
Laudermilk, Jensen, 2004).
4. Sistem endokrin
(a) Hormon plasenta
Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok setelah plasenta
keluar, kadar terendahnya dicapai kira-kira satu minggu setelah melahirkan.
Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis
cairan ektraseluler berlebihan yang terakumulasi selama hamil (Bobak,
Laudermilk, Jensen, 2004).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
9
(b) Hormon hipofise dan fungsi ovarium
Pada wanita tidak menyusui, terjadi ovulasi dini, yakni dalam 27 hari
setelah melahirkan, dengan waktu rata-rata 70 – 75 hari. Pada wanita menyusui,
waktu rata-rata terjadinya ovulasi sekitar 190 hari (Bobak, Laudermilk, Jensen,
2004).
5. Sistem urinarius
Pelviks, ginjal, dan saluran kencing dipengaruhi oleh progesteron yang
mengalami dilatasi dan statis urine yang dihubungkan dengan resiko infeksi,
selain itu pemeriksaan sitokopis segera setelah persalinan menunjukkan odema,
hyperemia dinding kandung kencing dan ekstra vaskularisasi darah ke mukosa.
Mekanisme tubuh untuk mengurangi kelebihan cairan yang tertimbun selama
hamil diaferensis dan diuresis. Trauma jalan lahir, efek anestesi dan rasa takut
berkemih dapat mengakibatkan perdarahan dan menghambat kontraksi uterus
(Bobak, Laudermik, Jensen, 2004).
6. Sistem kardiovaskuler
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala
tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi beberapa hari
pertama post partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3 post
partum (Bahiyatun 2009).
7. Sistem hematologi
Leukositosis mungkin terjadi selama persalinan, sel darah merah berkisar
15.000 selama persalinan. Peningkatan sel darah putih berkisar antara 25.000 –
30.000 yang merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama. Hal ini
dapat meningkat pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
10
tekanan darah serta volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2 – 3 hari
post partum, konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2,00% atau lebih. Total
kehilangan darah pada saat persalinan dan nifas kira-kira 700 – 1.500 ml (100 –
200 ml hilang pada saat persalinan, 500 – 800 ml hilang pada minggu pertama
post partum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas). (Bahiyatun, 2009)
8. Tanda vital
Tekanan darah harus dalam keadaan stabil. Suhu turun secara perlahan dan
stabil pada 24 jam post partum. Nadi menjadi setelah persalinan (Bahiyatun,
2009).
9. Payudara
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa di dalam
penatalaksanaan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Sebagian besar aspek
penatalaksanaan kebidanan dari pemberian ASI didasari oleh pemahaman tentang
perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi pada wanita yang sedang
berlaktasi post partum.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progesteron menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus laktiverus di dalam mammae atau payudara
dan juga merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI tidak berlangsung
sampai sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen menurun. Penurunan
kadar estrogen ini memungkinkan meningkatnya kadar prolaktin dan produksi
ASI pun dimulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh
proses menyusui (Bahiyatun, 2009).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
11
2.1.3. Perubahan Psikologis
Menurut Bahiyyatun, 2009, adaptasi psikologi pada periode post partum
menyebabkan stres emosional terhadap ibu baru, bahkan menyulitkan bila terjadi
perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa
transisi ke masa menjadi orang tua pada masa post partum yaitu :
1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
4. Pengaruh budaya
Satu atau dua hari post partum, ibu cenderung pasif dan tergantung. Ia
hanya menuruti nasehat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, masih menggebu membicarakan
pengalaman persalinan.
Periode tersebut diuraikan oleh Rubin terjadi dalam tiga tahap :
1. Taking In
(a) Periode ini terjadi 1 – 2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya
(b) Ibu akan mengulang-ulang cerita pengalamannya waktu bersalin dan
melahirkan
(c) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur
(d) Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya
bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses pengendalian
kondisi ibu tidak normal
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
12
2. Taking Hold
(a) Pada hari ke 2 – 4 post partum. Perhatian ibu terfokus pada kemampuannya
untuk menjadi orang tua yang sukses dan lebih bertanggung jawab terhadap
bayinya
(b) Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh (misalnya : pola eliminasi)
(c) Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan merawat bayinya,
misalnya : menggendong, menyusui, dan lain-lain. Ibu agak sensitif dan
merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung
menerima nasehat bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan
dan kritikan yang bersifat pribadi
3. Letting Go
(a) Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap
waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
(b) Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus
beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung yang
menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan
sosial. Pada periode ini umumnya terjadi depresi post partum.
2.2. Latar Belakang Psikososial Wanita
Latar belakang psikososial wanita dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu :
2.2.1. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi adalah peringkat atau stratifikasi masyarakat secara
sosial ekonomi yang disusun berdasar riset badan independen. SES diperoleh dari
survey. Media Index di berbagai kota (Randi, 2005).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
13
Hal yang mendasari penggunaan belanja rutin bulanan sebagai patokan
ialah karena orang indonesia cenderung merasa tidak nyaman jika ditanya tentang
berapa pendapatannya. Ada yang suka mengecilkan dan ada pula yang cenderung
membesar-besarkan. Hal ini mempengaruhi kekuatan. Sebaliknya, dengan
menggunakan belanja sebagai ukuran, responden akan lebih terbuka ketika
ditanya seberapa besar belanja rutin bulanannya (Randi, 2005).
Beberapa kajian telah menunjukkan bahwa beberapa kelompok
masyarakat pada umumnya mendefinisikan status sosial ekonomi berdasarkan 3
faktor utama (Baldridge, 1975), yaitu : pekerjaan / profesi, tingkat pendidikan,
dan pendapatan.
Status sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai
berikut :
1. Pekerjaan
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja
segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai
ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan
imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu
bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja
mengandung dua segi kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.
2. Pendidikan
Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan
mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
14
berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang
membutuhkannya.
3. Pendapatan
Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang
sifatnya reguler dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi,
sumbernya berasal dari :
(a) Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja
lembur, dan kerja kadang-kadang
(b) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,
penjualan dari kerajinan rumah
(c) Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.
Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik
(d) Pendapatan yang berupa barag yaitu : pembayaran upah dan gaji yang
ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan, dan rekreasi
2.2.2. Kehamilan yang tidak diinginkan
Biasanya pasangan akan merasa sangat bahagia bila istri dipastikan hamil,
apalagi yang sangat mendambakan kehadiran buah hati. Kenyataan menunjukkan
bahwa kadang kehamilan tak ubahnya mimpi buruk yang menjadi kenyataan,
berujung pada fakta yang dirasakan bagai sebuah tragedi. Suatu realitas kehidupan
yang tidak hanya menyangkut diri wanita, tetapi juga keluarga bahkan masyarakat
sekitarnya.
Unwanted pregnancy atau kehamilan tak diinginkan merupakan
terminologi yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberikan istilah
adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
15
lingkungannya. Umumnya, unwanted pregnancy berkisar pada terjadinya
kehamilan di luar nikah, sehingga bukan kebahagiaan yang sedang dialaminya.
Ada beberapa kejadian yang biasanya mendahului unwanted pregnancy,
meskipun kehamilan didapatkan dalam pernikahan. Antara lain jumlah anak sudah
cukup banyak, merasa umur terlalu tua untuk hamil, riwayat kehamilan atau
persalinan sebelumnya yang penuh penyulit dan komplikasi, alasan ekonomi,
merasa terlanjur mengonsumsi obat atau menderita kelainan yang dikhawatirkan
membuat cacat pada anak, riwayat melahirkan anak cacat (mungkin lebih dari satu
kali), pasangan suami istri di ambang perpecahan, dan kegagalan penggunaan alat
KB atau kontrasepsi. Hal lain yang lebih menyedihkan adalah kehamilan hasil
perkosaan atau kehamilan pada ibu cacat mental. Hasil hubungan sesama anggota
keluarga sedarah (incest) kadang juga dijumpai, serta rasa malu akibat kehamilan
di usia tua (BPS, 2000)
2.2.3. Dukungan Sosial dari Suami dan Keluarga
1. Dukungan suami
Dari penelitian kualitatif di Indonesia diperoleh berbagai dukungan suami
yang diharapkan istri antara lain :
(a) Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istrinya
(b) Suami senang mendapatkan keturunan
(c) Suami mendapatkan kebahagiaan pada kehamilan ini
(d) Suami memperhatikan kesehatan istri, yakni menanyakan keadaan istri atau
janin yang dikandung
(e) Suami mengantar atau menemani istri memeriksa kandungannya
(f) Suami tidak menyakiti istri
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
16
(g) Suami menghibur atau menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi
istri
(h) Suami membantu tugas istri
(i) Suami berdoa kesehatan atau keselamatan istri dan anaknya
(j) Suami menunggu ketika melahirkan
(k) Suami menunggu ketika istri dioperasi
Diperoleh atau tidaknya dukungan suami tergantung pada keintiman
hubungan berupa adanya komunikasi yang bermakna adanya masalah atau
kekhawatiran dalam biaya.
2. Dukugan keluarga dan lingkungan
(a) Ayah ibu kandung, maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
(b) Ayah ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
(c) Seluruh anggota keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
(d) Walaupun ayah ibu kandung maupun mertua di daerah lain, sangat
didambakan dukungan melalui telepon, surat atau pun doa dari jauh
(e) Selain itu, ritual tradisional dalam periode ini seperti upacara tujuh bulanan
pada beberapa orang, mempunyai arti tersendiri yang tidak boleh diabaikan
2.3. Konsep dasar post partum blues
2.3.1. Pengertian
Post partum blues adalah suatu stres psikologis ringan pada wanita pasca
persalinan. Periode ketidakenakan badan pada hari pertama atau kedua pasca
melahirkan, dicirikan oleh kebahagiaan yang luar biasa dan perasaan yang sangat
sehat, selalu diikuti oleh periode kesedihan “blues” (Bobak, 2004).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
17
Post partum blues adalah gangguan suasana hati yang berlangsung selama
3 sampai 6 hari pasca melahirkan. Post partum sendiri sudah dikenal sejak lama,
savage pada tahun 1875 telah menulis referensi di literature kedokteran mengenai
suatu keadaan disforia ringan pasca salin yang disebut sebagai “milk fever”
karena gejala disforia muncul secara bersamaan dengan laktasi. Dewasa ini post
partum blues atau sering disebut juga maternity blues atau baby blues yang
dimengerti sebagai sindroma gangguan afektif ringan yang sering tampak dalam
minggu pertama setelah persalinan (Cunningham, 2006).
2.3.2. Jenis gangguan psikologi ibu pasca melahirkan
1. Post partum blues
Terjadi pada hari pertama sampai hari sepuluh setelah melahirkan dan
hanya bersifat sementara, dengan gejala gangguan mood, rasa marah, mudah
menangis, sedih, nafsu makan menurun, sulit tidur (Arfian, 2012). Keadaan ini
akan terjadi beberapa hari saja setelah melahirkan dan biasanya akan hilang dalam
beberapa hari.
2. Post partum depression
Gejala yang timbul adalah perasaan sedih, tertekan, sensitif, merasa
bersalah, lelah, cemas, dan tidak mampu merawat dirinya dan bayinya. Keadaan
ini merupakan psikoterapi dan obat-obatan disamping dukungan sosial (Arfian,
2012).
3. Post partum psikosis
Depresi berat yaitu dengan gejala proses pikir yang dapat mengancam dan
membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya sehingga memerlukan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
18
pertolongan dari tenaga profesional yaitu psikiater dan pemberian obat (Arfian,
2012).
2.3.3. Faktor Penyebab Post Partum Blues
Faktor-faktor yang mempengaruhi post partum blues biasanya tidak
berdiri sendiri sehingga gejala dan tanda post partum blues sebenarnya adalah
suatu mekanisme multi faktorial.
1. Faktor hormonal
Salah satu penyebab baby blues adalah faktor biokomia tubuh dan stresor
kehidupan masing-masing individu, faktor biokimia adalah perubahan hormonal
yang terjadi saat ibu tersebut hamil dan melahirkan. Sedangkan stresor kehidupan
sangat berkaitan dengan kondisi psikologis masing-masing ibu, karena kehamilan
itu sendiri merupakan salah satu stresor besar dalam hidup. Perubahan hormon
terjadi dan tidak dapat dihindari karena itulah yang normal terjadi pada ibu hamil
dan melahirkan (Eryanti, 2009).
Setelah bersalin, kadar hormon kortisol (hormon pemicu stres) pada ibu
naik sehingga mendekati kadar orang yang sedang mengalami depresi. Disaat
yang sama hormon laktogen dan prolaktin yang memicu produksi ASI sedang
meningkat. Sementara pada saat yang sama kadar progesteron sangat rendah.
Pertemuan kedua hormon ini akan menimbulkan keletihan fisik pada ibu dan
memicu stres.
2. Faktor demografi
Meliputi umur dan paritas. Ibu primi yang tidak mempunyai pengalaman
dalam mengasuh anak, ibu yang berusia remaja adalah yang beresiko terkena post
partum blues (Bobak, 2004).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
19
3. Faktor psikologis
Berkurangnya perhatian keluarga, terutama suami karena semua perhatian
tertuju pada anak yang baru lahir. Padahal usai persalinan ibu merasa lelah dan
sakit pasca persalinan membuat ibu membutuhkan perhatian. Kecewa terhadap
penampilan fisik si kecil karena tidak sesuai dengan yang diinginkan juga bisa
mumicu baby blues.
4. Faktor fisik
Kelelahan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan,
mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tidak jarang terjaga di
tengah malam. Apalagi jika tidak ada suami atau anggota keluarga yang lain
(Nirwana, 2011).
5. Faktor sosial
Tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak
direncanakan sebelumnya dan keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap
kejadian post partum blues (Afrianto, 2012).
2.3.4. Gejala Post Partum Blues
Gejala post partum blues ringan hanya terjadi dalam hitungan jam atau 1
minggu pertama setelah melahirkan, gejala ini dapat sembuh dengan sendirinya,
sedangkan pada beberapa kasus post partum depresion dan post partum psikosis,
bisa sampai mencelakai diri sendiri bahkan anaknya, sehingga pada penderita
kedua jenis gangguan mental terakhir perlu perawatan yang ketat di rumah sakit
(Afrianto, 2012).
Gejala-gejala post partum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap
seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke 3 atau hari ke 6 etelah
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
20
melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya : sering tiba-tiba
menangis karena merasa tidak bahagia, penakut, tidak mau makan, tidak mau
bicara, sakit kepala, sering berganti mood, mudah tersinggung (iritabilitas),
merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan, tidak bergairah, khususnya terhadap
hal yang semula sangat diminati, tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit
membuat keputusan, merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang
baru saja dilahirkan, insomnia yang berlebihan. Gejala-gejala ini mulai muncul
setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara
beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih tetap berlangsung selama
beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum depression
(Murtiningsih, 2012).
2.3.5. Pemeriksaan Penunjang Post Partum Blues
Untuk mengukur kejadian post partum blues menggunakan alat yaitu The
Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), yaitu alat ukur yang telah teruji
validitasnya dan dikembangkan secara khusus untuk mengidentifikasi wanita yang
mengalami depresi postpartum baik situasi klinis atau dalam penelitian (Cox dkk,
dalam elvira, 1999).
EPDS berguna sebagai pencegahan sekunder terjadinya depresi
postpartum dengan mengidentifikasi onset awal terjadinya gejala depresif. Skala
ini sangat berguna untuk skrining tahap awal, maupun penggunaan secara lebih
luas, seperti mengidentifikasi depresi selama kehamilan, mengidentifikasi depresi
pada waktu-waktu yang lain, dan mengidentifikasi ayah yang mengalami depresi
(kusumadewi dkk, 1998).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
21
Validasi sepuluh item EPDS di indonesia telah diuji dan dipublikasikan
dengan membandingkan skor alat tersebut dengan DSM-IV. Penelitian dilakukan
pada tiga rumah sakit umum, yaitu RSU dr. Cipto mangunkusumo, RSU
Persahabatan, dan RSU Fatmawati di Jakarta. Jumlah sampel keseluruhan dalam
penelitian ini adalah 102 wanita postpartum yang diambil secara random setiap
hari, selama waktu validasi yaitu 2-10 Maret 1998 (kusumadewi dkk, 1998).
Penelitian terhadap pengujian validasi ini menghasilkan 87,5% sensitivitas
dan 61,6% spesifitas, yang berarti bahwa kemampuan EPDS di indonesia untuk
menskrining depresi postpartum adalah 87,5% dan kemampuan untuk
menjelaskan bahwa wanita tidak mengalami deresi adalah 61,6%. Meggunakan
derajat kebebasan diperoleh reabilitas 0,67. Hasil di atas mengindikasikan bahwa
penggunaan EPDS di indonesia adalah valid dan reabel sebagai instrumen untuk
melakukan skrining depresi pasca persalinan wanita di indonesia (kusumdewi
dkk, 1998). Namun perlu diperhatikan bahwa EPDS sebaiknya digunakan sebagai
alat yang membantu identifikasi, bukan sebagai pengganti penilaian klinis.
Instruksi penggunaan EPDS adalah sebagai berikut :
1. Ibu diminta untuk menggaris bawahi jawaban yang paling sesuai dengan
apa yang ia rasakan selama 7 hari terakhir.
2. Seluruh item (10 item) harus dilengkapi.
3. Perhatian perlu diberikan untuk mencegah ibu mendiskusikan jawabannya
dengan yang lain
4. Ibu harus melengkapi sendiri skalanya, kecuali jika ia memiliki
pemahaman yang kurang terhadap bahasa atau memiliki kesulitan
membaca.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
22
5. EPDS dapat diberikan kepada ibu tiap waktu dari setelah persalinan hingga
52 minggu yang diidentifikasikan mengalami gejala depresif baik secara
subjektif atau objektif.
Jawaban diskor 0, 1, 2, dan 3 berdasarkan peningkatan keparahan gejala.
Keseluruhan skor pada masing-masing item dijumlahkan kemudian
dikelompokkan berdasarkan kategori sebagai berikut :
1. 0 – 8 point : kemungkinan rendah terjadinya depresi
2. 9 – 14 point : permasalahan dengan perubahan gaya hidup karena adanya
bayi baru lahir atau kasus post partum blues. Terjadinya gejala-gejala yang
mengarah pada kemungkinan terjadinya depresi postpartum.
3. 15+ point : tingginya probabilitas atau mengalami depresi post partum
komplikasi
Post partum blues dapat meningkat pada tahap selanjutnya yang
dinamakan post partum depression dengan karakteristik bisa terjadi mimpi buruk
lebih sering, insomnia lebih sering, phobia terus-menerus, dan irasional dan dapat
berlanjut pada post partum psikosis, dimana sudah terjadi pada tahap yang
mengancam jiwa baik si ibu dan bayi. Post partum psikosis bisa menetap sampai
setahun dan bisa juga selalu kambuh gangguan kejiwaan setiap pasca persalinan.
2.3.6. Penatalaksanaan Post Partum Blues
post partum blues atau gangguan mental pasca persalinan seringkali
terabaikan dan tidak ditangani dengan baik. Banyak ibu yang “berjuang” sendiri
dalam beberapa saat setelah melahirkan. Mereka merasakan ada suatu hal yang
salah namun mereka sendiri tidak benar-benar mengetahui apa yang sedang
terjadi. Apabila mereka pergi mengunjungi dokter atau sumber-sumber lainnya
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
23
untuk minta pertolongan, sering kali hanya mendapatkan saran untuk beristirahat
atau tidur lebih banyak, tidak gelisah, minum obat atau berhenti mengasihani diri
sendiri dan mulai merasa gembira menyambut kedatangan bayi yang mereka
cintai (murtiningsih, 2012).
Para ibu yang mengalami post partum blues membutuhkan pertolongan
yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti
kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi. Mereka membutuhkan
kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi yang
menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan atau istirahat, dan
seringkali akan merasa gembira mendapat pertolongan yang praktis. Dengan
bantuan dari teman dan keluarga, mereka mungkin perlu untuk mengatur atau
menata kembali kegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan beberapa
kegiatan, disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan perawatan bayi.
Bila memang diperlukan, dapat diberikan pertolongan dari para ahli
(murtiningsih, 2012).
Para ahli obstetri memegang peranan penting untuk mempersiapkan para
wanita untuk kemungkinan terjadinya gangguan mental pasca persalinan dan
segera memberikan penanganan yang tepat bila terjadi gangguan tersebut, bahkan
merujuk para ahli psikologi / konseling bila memang diperlukan. Dukungan yang
memadai dari para petugas obstetri, yaitu dokter dan bidan / perawat sangat
diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai / adekuat
tentang proses kehamilan dan persalinan, termasuk penyulit-penyulit yang
mungkin timbul dalam masa-masa tersebut serta penanganannya (murtiningsih,
2012)
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
24
Post partum blues juga dapat dikurangi dengan cara belajar tenang dangan
menarik nafas panjang dan meditasi, tidur ketika bayi tidur, berolahraga ringan,
ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu, membicarakan rasa cemas dan
mengkomunikasikannya, bersikap fleksibel, bergabung dengan kelompok ibu-ibu
baru (murtiningsih, 2012)
Dalam penanganan dibutuhkan pendekatan menyeluruh / holistik.
Pengobatan medis, konseling emosional, bantuan-bantuan praktis dan pemahaman
secara intelektual tentang pengalaman dan harapan-harapan mereka mungkin pada
saat-saat tertentu. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan
penanganan di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis
secara bersama-sama, dengan melibatkan lingkungannya yaitu suami, keluarga
dan juga teman dekatnya (murtiningsih, 2012).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
25
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan faktor psikososial terhadap kejadian post
partum blues di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.
3.2. Penjelasan Kerangka Konsep
Post partum blues terjadi karena suatu mekanisme multifaktorial. Faktor
terjadinya post partum blues meliputi faktor hormonal, faktor aktivitas fisik, dan
Hormonal
Usia
Paritas
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Dukungan suami dan
keluarga
Status kehamilan
Post partum psikosis
Post partum blues
Psikososial Aktivitas Fisik
Post partum depression
Koping stres (-)
adaptasi (-)
Status pernikahan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
26
faktor psikososial ibu, yang terdiri dari usia, paritas, tingkat pendidikan,
pendapatan, pekerjaan, dukungan suami dan keluarga, dan status kehamilan.
Perubahan hormonal yang terjadi pasca melahirkan dapat meningkatkan
stres dan menyebabkan kelelahan fisik ditambah dengan kelelahan pada saat
persalinan dan mengasuh bayi dapat memicu terjadinya post partum blues.
Adapun pengaruh lain misalnya usia dan paritas yang mempengaruhi pengalaman
dalam persalinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan dari
suami dan keluarga, dan status kehamilan juga turut mempengaruhi kejadian post
partum blues.
Berkurangnya perhatian terutama suami karena semua perhatian tertuju
pada bayi baru lahir sedangkan ibu sangat membutuhkan perhatian. Kekecawaan
terhadap keadaan dan kondisi fisik bayi yang tidak sesuai juga dapat memicu post
partum blues.
Karena banyaknya faktor predisposisi kejadian post partum blues, maka
penelitian ini dibatasi pada faktor psikososial ibu yang meliputi usia, paritas,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan suami dan keluarga, dan status
kehamilan terhadap terjadinya post partum blues. Status pernikahan tidak diteliti
karena peneliti mengambil responden dengan status sudah menikah.
3.3. Hipotesis Penelitian
H1 : Ada hubungan faktor psikososial (usia, paritas, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, dukungan sumi dan keluarga, dan status kehamilan) terhadap
kejadian post partum blues di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
27
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat analitik karena
diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran terhadap gejala dan fenomena dari
subyek penelitian.
4.2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional .
Gambar 4.1 Rancangan penelitian hubungan faktor psikososial terhadap kejadian
post partum blues di ruang nifas RSUD Dr Abdoer Rahem Situbondo.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subyek yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas
Ibu nifas
Faktor psikososial
Post partum blues
ya
tidak
Usia
Paritas
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
dukungan suami dan keluarga
status kehamilan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
28
yang dirawat pada tanggal 1 – 31 Maret 2016 di ruang nifas RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo sebanyak 77 ibu nifas.
4.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang dirawat di ruang nifas
RSUD Dr. Abdoer Rahem Situbondo sebanyak 60 ibu nifas yang memenuhi
kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dan
suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah :
1. Ibu dengan status sudah menikah
2. Ibu dengan persalinan pervaginam tanpa tindakan operatif
3. Ibu nifas fisiologis hari kedua
4. Ibu yang bisa baca dan tulis
5. Ibu yang bersedia menjadi responden
Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek memenuhi
kriteria inklusi namun tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian (Nursalam,
2013). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Ibu dengan keadaan lemah karena perdarahan (syok)
2. Ibu dengan riwayat gangguan jiwa
3. Ibu dengan masalah psikologis di masa prenatal
4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Besar sampel ditentukan setelah dilakukan pengambilan data penelitian
karena teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan cara consecutive
sampling dimana subjek yang memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti dimasukkan
ke dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu sampai jumlah responden yang
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
29
dibutuhkan oleh peneliti terpenuhi. Waktu yang digunakan oleh peneliti selama 1
bulan.
4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.4.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo.
4.4.2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 – 31 Maret 2016.
4.5. Variabel Penelitian
4.5.1. Variabel independent
Variabel independent dalam penelitian ini adalah faktor psikososial (usia,
paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan suami dan keluarga, dan
status kehamilan) ibu nifas.
4.5.2. Variabel dependent
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah post partum blues.
4.6. Definisi Operasional, dan Cara Pengukuran Variabel
Faktor psikososial adalah faktor yang berkaitan dengan perubahan dalam
kehidupan individu, baik yang bersifat psikologis maupun sosial yang mempunyai
pengaruh timbal balik (Depkes, 2011).
Faktor psikososial untuk penelitian ini adalah usia, paritas, pendidikn,
pekerjaan, pendapatan, dukungan suami dan keluarga, dan status kehamilan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
30
Tabel 4.1 definisi operasional variabel
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Skala Kriteria
Variabel independent Faktor psikososial Usia
Usia hidup sejak lahir dengan satuan tahun
kuisioner
Ordinal
1. <20 tahun dan >35 tahun
2. 20-35 tahun
Paritas Jumlah anak yang pernah dilahirkan
kuisioner Nominal 1. Primipara 2. Multipara
Pendidikan Jenjang pendidikan formal
kuisioner Ordinal 1. SD 2. SMP 3. SMA ke atas
pekerjaan Suatu kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh ibu yang dapat menghasilkan upah
Kuisioner Nominal 1. Tidak bekerja 2. bekerja
pendapatan Sejumlah uang yang diterima oleh suami dan istri dari sebuah pekerjaan.
Kuisioner Ordinal Jika pendapatan 1. < UMR 2. UMR ke atas UMR Kabupaten Situbondo sebesar Rp 1.374.000,00
Dukungan suami dan keluarga
Dukungan dari keluarga dan suami berupa tenaga, pikiran, support, materi, dan spiritual
kuisioner Nominal 1. Tidak ada dukungan keluarga dan suami
2. ada dukungan keluarga dan suami
Status kehamilan
Keberadaan bayi yang dikandung atau dilahirkan tidak diharapkan oleh ibu
kuisioner Nominal 1. Kehamilan dan kelahiran yang tidak diterima
2. Kehamilan dan kelahiran yang diterima
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
31
Variabel dependent : Post partum blues
Kesedihan atau keadaan emosional ibu nifas
Kuisioner Edinburgh Postnatal Deepression Scale (EPDS)
Nominal
1. Post partum blues jika skor ≥13
2. Tidak post partum blues jika skor <13
Cara penilaian terlampir pada teknik dan prosedur pengumpulan data
4.7. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara mendokumentasikan
hasil jawaban kuisioner dari responden. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan
kuisioner. Instrumen yang digunakan untuk menilai kejadian post partum blues
adalah kuisioner EPDS, sedangkan faktor psikososial menggunakan kuisioner.
Untuk penilaian kuisioner EPDS, setiap pertanyaam memiliki nilai yang
berbeda pada jawabannya. Tiap jawaban diberi nilai 0, 1, 2, 3 sesuai dengan
beratnya gejala. Untuk soal nomor 1, 2 dan 4 diberi nilai : 0 untuk jawaban a, 1
untuk jawaban b, 2 untuk jawaban c, 3 untuk jawaban d. Sedangkan untuk soal
nomor 3, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 diberi nilai sebaliknya 3 untuk jawaban a, 2 untuk
jawaban b, 1 untuk jawaban c, 0 untuk jawaban d. Total nilai 13 atau lebih
menunjukkan terjadinya post partum blues.
4.8. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data. Data
dianalisis secara analitik dengan menghitung proporsi dengan menyajikan dalam
bentuk tabel. Data akan dianalisa menggunakan uji chi-squre dengan tingkat
kemaknaan 5% (0,05) dengan menggunakan program SPSS 23 for windows,
apabila hasil uji statistik didapatkan p ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan HI diterima,
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
32
yang berarti ada hubungan faktor psikososial ibu dengan kejadian post partum
blues.
4.9. Kerangka Operasional
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian. Langkah-langkah /
kerangka operasional kerja disajikan dalam bentuk berikut.
Gambar 4.2 Kerangka operasional hubungan faktor psikososial terhadap kejadian
post partum blues di ruang nifas RSUD Dr Abdoer Rahem Situbondo
Populasi seluruh ibu nifas yang dirawat di ruang nifas RSUD Dr. Abdoer Rahem
Situbondo pada tanggal 1-31 Maret 2016 sebanyak 77 ibu nifas
Sampel ibu nifas yang dirawat di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 60 ibu
nifas
Sampling : Consecutive sampling
Informed consent
Pengumpulan data yang dilakukan pada ibu nifas hari kedua dengan memberikan kuisioner
dan melakukan wawancara
Pengolahan data : editing, coding, tabulating
Analisis data : uji chi square
Penyajian hasil
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
33
4.10. Ethical Clearance
Pada penelitian ilmu keperawatan, karena hampir 90% subjek yang
dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip
etika penelitian (Nursalam, 2003). Beberapa prinsip dalam pertimbangan etik
meliputi, bebas eksploitasi, bebas dari penderitaan, kerahasiaan yang terjamin,
bebas menolak menjadi responden serta adanya surat persetujuan (informed
consent) untuk menjadi responden penelitian. Oleh karena itu perlu mengajukan
permohonan penelitian kepada direktur RSUD Dr. Abdoer Rahen Situbondo.
Kuisioner diberikan kepada subjek yang diteliti dengan menanyakan pada
masalah etik meliputi :
4.10.1. Lembar persetujuan penelitian / informed consent
Diberikan kepada responden dengan tujuan agar subjek mengetahui
maksud penelitian serta dampak yang diteliti, responden harus menandatangani
lembar persetujuan. Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan
memaksa dan tetap menghormati hak responden.
4.10.2. Tanpa nama / anominity
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuisioner) yang diisi
oleh subjek tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
4.10.3. Kerahasiaan / confientiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
34
4.11. Kelemahan Penelitian
4.11.1. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dapat membingungkan
responden dalam proses pengisian karena pertanyaan yang sulit
dimengerti.
4.11.2. Data diambil bukan pada puncak kejadian post partum blues.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
35
BAB 5
HASIL DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan menampilkan hasil dan analisis data penelitian yang
telah dilakukan dengan judul “Hubungan Faktor Psikososial Terhadap Kejadian
Post Partum Blues”. Data yang diperoleh yaitu data umur, usia, paritas,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status kehamilan, dan dukungan suami dan
keluarga. Data tersebut didapatkan dengan cara menyebar kuisioner kepada 60 ibu
nifas yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan.
Untuk melihat uji signifikasi hubungan antara variabel independent yaitu
faktor psikososial (usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan
suami dan keluarga, dan status kehamilan) dan variabel dependent yaitu post
partum blues, maka digunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan p<0,05.
5.1. Hasil Penelitian
Data di bawah ini akan menggambarkan karakteristik ibu nifas yang
dirawat di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo pada tanggal 1-31
Maret 2016 sesuai dengan variabel faktor psikososial yang terdiri dari usia,
paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan suami dan keluarga, dan
status kehamilan.
5.1.1. Usia
Tabel 5.1 tabel distribusi frekuensi usia
Usia Jumlah Presentase
<20 tahun dan >35 tahun 23 38,3%
20-35 tahun 37 61,7%
Jumlah 60 100%
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
36
Usia dibagi menjadi dua kategori yaitu usia kurang dari 25 tahun dan 25
tahun ke atas. Dari tabel 5.1 diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar
(55%) atau sebanyak 33 ibu nifas berumur 25 tahun ke atas.
5.1.2. Paritas
Tabel 5.2 tabel distribusi frekuensi paritas
paritas Jumlah Presentase
Primipara 22 36,7%
Multipara 38 63,3%
Jumlah 60 100%
Paritas dibagi menjadi dua kategori yaitu primipara dan multipara. Dari
tabel 5.2 diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar (63,3%) atau sebanyak
38 ibu nifas merupakan multipara.
5.1.3. Pendidikan
Tabel 5.3 tabel distribusi frekuensi pendidikan
pendidikan Jumlah Presentase
SD 19 31,7%
SMP 18 30%
SMA ke atas 23 38,3%
Jumlah 60 100%
Pendidikan dibagi menjadi tiga kategori yaitu SD, SMP, dan SMA ke atas.
Dari tabel 5.3 diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar (38,3%) atau
sebanyak 23 ibu nifas memiliki pendidikan terakhir SMA ke atas.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
37
5.1.4. Pekerjaan
Tabel 5.4 tabel distribusi frekuensi pekerjaan
pekerjaan Jumlah Presentase
Tidak bekerja 45 75%
Bekerja 15 25%
Jumlah 60 100%
Pekerjaan dibagi menjadi dua kategori yaitu tidak bekerja dan bekerja. Ibu
rumah tangga termasuk dalam kategori tidak bekerja. Dari tabel 5.4 diketahui
bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar (75%) atau sebanyak 45 ibu nifas tidak
bekerja.
5.1.5. Pendapatan
Tabel 5.5 tabel distribusi frekuensi pendapatan
Pendapatan Jumlah Presentase
< UMR 31 51,7%
UMR ke atas 29 48,3%
Jumlah 60 100%
Pendapatan dibagi menjadi dua kategori yaitu kurang dari UMR dan UMR
ke atas. Dari tabel 5.5 diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar (51,7%)
atau sebanyak 31 ibu nifas memiliki pendapatan keluarga dibawah UMR dengan
jumlah UMR di Kabupaten Situbondo sebesar Rp 1.374.000.
5.1.6. Status kehamilan
Tabel 5.6 tabel distribusi frekuensi status kehamilan
Status kehamilan Jumlah Presentase
Tidak diterima 1 1,7%
Diterima 59 98,3%
Jumlah 60 100%
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
38
Status kehamilan dibagi menjadi dua kategori yaitu tidak diterima dan
diterima. Dari tabel 5.6 diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar (98,3%)
atau sebanyak 59 ibu nifas dapat menerima tentang kehamilan dan kelahirannya.
Variabel ini tidak dapat dianalisis karena tidak memenuhi syarat uji.
5.1.7. Dukungan suami dan keluarga
Tabel 5.7 tabel distribusi frekuensi dukungan suami dan keluarga
Dukungan suami dan keluarga Jumlah Presentase
Tidak ada dukungan 0 0%
Ada dukungan 60 100%
Jumlah 60 100%
Dukungan suami dan keluarga dibagi menjadi dua kategori yaitu tidak ada
dukungan dan ada dukungan. Dari tabel 5.7 diketahui bahwa dari 60 ibu nifas
mendapatkan dukungan penuh dari suami dan keluarga. Variabel ini tidak dapat
dianalisis karena tidak memenuhi syarat uji.
5.1.8. Post partum blues
Tabel 5.8 tabel distribusi frekuensi post partum blues
Post partum blues Jumlah Presentase
Ya 39 65%
Tidak 21 35%
Jumlah 60 100%
Post partum blues dibagi menjadi dua kategori yaitu mengalami post
partum blues dan tidak mengalami post partum blues. Dari tabel 5.8 diketahui
bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar (65%) atau sebanyak 39 ibu nifas
mengalami post partum blues.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
39
5.2. Analisis Data
Data di bawah ini akan menggambarkan hubungan anatara faktor
psikososial yang terdiri dari usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan
terhadap post partum blues pada ibu nifas yang dirawat di ruang nifas RSUD dr.
Abdoer Rahem Situbondo pada tanggal 1-31 Maret 2016. Jika nilai p<0,05 maka
diartikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel tersebut
dengan kejadian post partum blues.
5.2.1. Hubungan antara usia dengan kejadian post partum blues
Tabel 5.9 tabel analisis data antara usia dan post partum blues
usia
Post partum blues nilai
ya Tidak total
n % n % n % p OR
(CI 95%)
<20 tahun dan
>35 tahun
19 31,7% 4 6,7% 23 38,3% 0,024 4,038
(1,148-
14,194) 20-35 tahun 20 33,3% 17 28,3% 37 61,7%
Jumlah 39 65% 21 35% 60 100%
Dari tabel 5.9 dapat diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar
(33,3%) atau sebanyak 20 ibu nifas yang berumur 20-35 tahun mengalami post
partum blues. Dengan nilai p sebesar 0,024 yang menunjukkan bahwa ada
hubungan usia dengan kejadian post partum blues. Ibu dengan usia kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun (usia resiko tinggi) mempunyai kemungkinan 4,038
kali mengalami post partum blues.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
40
5.2.2. Hubungan antara paritas dengan kejadian post partum blues
Tabel 5.10 tabel analisis data antara paritas dan post partum blues
paritas
Post partum blues nilai
ya Tidak total
n % n % n % p OR
(CI 95%)
Primipara 18 30% 4 6,7% 22 36,7% 0,038 3,643
(1,035-2,818) Multipara 21 35% 17 28,3% 38 63,3%
Jumlah 39 65% 21 35% 60 100%
Dari tabel 5.10 dapat diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar
(35%) atau sebanyak 21 ibu nifas multipara mengalami post partum blues.
Dengan nilai p sebesar 0,038 yang menunjukkan bahwa ada hubungan paritas
dengan kejadian post partum blues. Ibu primipara mempunyai kemungkinan
3,643 kali mengalami post partum blues.
5.2.3. Hubungan antara pendidikan dengan kejadian post partum blues
Tabel 5.11 tabel analisis data antara pendidikan dan post partum blues
pendidikan
Post partum blues nilai
ya Tidak total
n % n % n % p OR
(CI 95%)
SD 14 23,3% 5 8,3% 19 31,7%
0,418
0,798
pembanding
2,240
(0,563-8,912)
1,493
(0,393-5,668)
SMP 10 16,7% 8 13,3% 18 30%
SMA ke atas 15 25% 8 13,3% 23 38,3%
Total 39 65% 21 35% 60 100%
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
41
Dari tabel 5.11 dapat diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar
(25%) atau sebanyak 15 ibu nifas dengan pendidikan terakhir SMA ke atas
mengalami post partum blues. Dengan nilai p sebesar 0,418, maka tidak terdapat
perbedaan proporsi kejadian post partum blues yang bermakna anatara pendidikan
SD dan pendidikan SMP. Nilai p kedua sebesar 0,798, maka tidak terdapat
perbedaan proporsi kejadian post partum blues yang bermakna anatara pendidikan
SD dan pendidikan SMA ke atas.
5.2.4. Hubungan antara pekerjaan dengan kejadian post partum blues
Tabel 5.12 tabel analisis data antara pekerjaan dan post partum blues
Pekerjaan
Post partum blues nilai
ya Tidak total
n % n % n % p OR
(CI 95%)
Tidak bekerja 33 55% 12 20% 45 75% 0,019 4,125
(1,210-14,059) Bekerja 6 10% 9 15% 15 25%
Jumlah 39 65% 21 35% 60 100%
Dari tabel 5.12 dapat diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar
(55%) atau sebanyak 33 ibu nifas yang tidak bekerja mengalami post partum
blues. Dengan nilai p sebesar 0,019 yang menunjukkan bahwa ada hubungan
pekerjaan dengan kejadian post partum blues. Ibu nifas yang tidak bekerja
mempunyai kemungkinan 4,125 kali mengalami post partum blues.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
42
5.2.5. Hubungan antara pendapatan dengan kejadian post partum blues
Tabel 5.13 tabel analisis data antara usia dan post partum blues
pendapatan
Post partum blues nilai
ya Tidak total
n % n % n % p OR
(CI 95%)
<UMR 25 41,7% 6 10% 31 51,7% 0,009 4,464
(1,412-14,111) UMR ke atas 14 23,3% 15 25% 29 48,3%
Jumlah 39 65% 21 35% 60 100%
Dari tabel 5.13 dapat diketahui bahwa dari 60 ibu nifas sebagian besar
(41,7%) atau sebanyak 25 ibu nifas yang memiliki pendapatan keluarga kurang
dari UMR Kabupaten Situbondo mengalami post partum blues. Dengan nilai p
sebesar 0,009 yang menunjukkan bahwa ada hubungan pendapatan dengan
kejadian post partum blues. Ibu dengan pendapatan keluarga rendah mempunyai
kemungkinan 4,464 kali mengalami post partum blues.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
43
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1. Hubungan Usia Dengan Kejadian Post Partum Blues
Faktor umur juga mempengaruhi terjadinya masalah psikologis pada ibu
post partum. Secara umum pada usia remaja memiliki pengetahuan yang terbatas
tentang kehamilan atau kurangnya informasi dalam mengakses pelayanan
kesehatan yang ada. Selain itu pada usia tersebut juga belum cukup mencapai
kematangan fisik, mental, peran dan aktivitas baru sebagai ibu dalam merawat
anaknya. Semakin muda usia ibu melahirkan semakin mudah ibu mengalami post
partum blues (Nirwana, 2011).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani
dan Irawati (2013) menyatakan bahwa kejadian post partum blues lebih banyak
dialami oleh wanita yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
(81,8%). Dengan hasil penelitian didapatkan angka signifikasi 0,024 yang berarti
terdapat hubungan yang bermakna antara usia saat melahirkan dengan kejadian
post partum blues. Usia yang beresiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan
yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun mempunyai kemungkinan
4,038 kali mengalami post partum blues.
6.2. Hubungan Paritas Dengan Kejadian Post Partum Blues
Post partum blues dapat terjadi pada semua ibu post partum dari suku dan
ras manapun dan dapat terjadi pada ibu primipara maupun multipara (Henshaw,
2003). Ibu primipara merupakan kelompok yang paling rentan mengalami depresi
post partum dibanding ibu Multipara. Post partum blues pada ibu primipara dapat
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
44
dipicu oleh perasaan belum siap menghadapi lahirnya bayi dan timbulnya
kesadaran akan meningkatnya tanggung jawab sebagai ibu.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Sari Priyanti (2013) menyatakan bahwa post partum blues lebih banyak
dialami oleh ibu dengan primipara (32,5%). Dengan hasil penelitian didapatkan
angka signifikasi 0,038 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara
paritas dengan kejadian post partum blues. Ibu primipara mempunyai
kemungkinan 3,643 kali mengalami post partum blues.
Wanita yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan peran dan aktivitas
barunya tersebut dapat mengalami gangguan-gangguan psikologis atau depresi
post partum (Savage, 2008). Untuk itu perlu diberikan pendidikan kesehatan
tentang cara-cara perawatan bayi agar ibu dapat beradaptasi dengan peran
barunya.
6.3. Hubungan Pendidikan Dengan Kejadian Post Partum Blues
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang turut berperan
terhadap kejadian post partum blues. Wanita dengan pendidikan tinggi dapat
menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan
yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya di luar
rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak-
anak mereka (Kartono, 1992).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang lebih banyak
mengalami post partum blues ialah responden dengan latar belakang pendidikan
terakhir SMA ke atas sebesar 25%. Dengan hasil penelitian didapatkan angka
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
45
signifikasi 0,513 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pendidikan dengan kejadian post partum blues.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Sari Priyanti (2013) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
pendidikan dengan kejadian post partum blues.
6.4. Hubungan Pekerjaan Dengan Kejadian Post Partum Blues
Pekerjaan merupakan suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi
seseorang. Tuntutan peran ganda wanita sebagai ibu rumah tangga dan wanita
karir memerlukan investasi energi. Jika wanita kehabisan energi maka
keseimbangan mentalnya terganggu sehingga dapat menimbulkan stres. Stres
yang dimaksud disini adalah stres yang menyebabkan ketegangan atau
penderitaan psikis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang lebih banyak
mengalami post partum blues ialah wanita yang tidak bekerja. Dengan hasil
penelitian didapatkan angka signifikasi 0,019 yang berarti terdapat hubungan yang
bermakna antara pekerjaan dengan kejadian post partum blues. Wanita yang tidak
bekerja mempunyai kemungkinan 4,125 kali lebih mengalami post partum blues.
Wanita yang tidak bekerja cenderung disebabkan karena pendidikan yang
rendah, sedangkan pada hasil pendidikan pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa
responden memiliki pendidikan yang tinggi. Pada hasil pengkajian didapatkan
banyak wanita dengan pendidikan tinggi yang tidak bekerja. Kejadian post partum
blues bisa terjadi dikarenakan minimnya iformasi yang didapat dari lingkungan
sekitar dan lingkungan pergaulannya.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
46
Menurut Latipun (2001) mengatakan bahwa pendidikan seseorang akan
mempengaruhi cara berpikir dan cara pandang terhadap diri dan lingkungannya.
Penelitian yang dilakukan Reid dan Oliver (2007) didapatkan bahwa yang
mengalami post partum blues yaitu yang berpendidikan di bawah SMA yang
berpengaruh terhadap kurangnya informasi yang didapat oleh responden. Hal ini
sesuai dengan Alwi (2005) yang menyatakan bahwa pengetahuan berhubungan
dengan pekerjaan dimana secara umum seorang yang bekerja maka pengetahuan
akan tinggi karena banyak mendapatkan informasi penting yang dapat menunjang
pengetahuannya.
6.5. Hubungan Pendapatan Dengan Kejadian Post Partum Blues
Keadaan ekonomi yang rendah dapat menimbulkan stress di keluarga yang
mempengaruhi depresi ibu setelah melahirkan. Selain itu bisa berasal dari keadaan
emosional, seperti konflik dalam keluarga. Bahkan kegiatan yang seharusnya
mendatangkan kebahagiaan seperti kelahiran bayi bisa menimbulkan tekanan
karena mereka menimbulkan perubahan baru dalam hidup seorang wanita. Pitriani
dalam (Burn A. A, 2009).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Ibrahim (2012) menunjukkan
bahwa post partum blues sebagian besar terdapat pada responden yang memiliki
status sosial ekonomi kurang yaitu sebanyak 11 responden (37,9%), dan hanya 4
responden (8,5%) yang status ekonominya cukup. penelitian lainnya yang
dilakukan oleh (Syafrina, 2011) mengatakan bahwa ada hubungan antara status
sosial ekonomi dengan post partum blues.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, didapatkan
hasil angka signifikasi 0,009 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
47
antara pendapatan dengan kejadian post partum blues. Keluarga yang memiliki
pendapatan rendah mempunyai kemungkinan 4,464 kali mengalami post partum
blues.
6.6. Hubungan Status Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Blues
Sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Bobak (2005) bahwa dengan
kehamilan yang diharapkan maka seorang ibu akan semakin siap untuk persalinan
dan menjadi ibu. Persiapan untuk persalinan dan menjadi ibu akan sangat
menentukan apakan seseorang mengalami post partum blues atau tidak. Adanya
persiapan yang baik membuat ibu post partum akan mampu menghadapi masa
pasca persalinannya dengan baik.
Dari penelitian ini didapatkan data yang tidak memenuhi syarat untuk
dilakukan uji signifikasi antar variabel. Dari 60 responden hanya ada satu
responden yang menyatakan tidak dapat menerima kehamilan dan kelahiran ini.
Hal ini dapat terjadi karena setiap orang memiliki mekanisme koping stres yang
berbeda-beda dalam mengahadapi sesuatu.
Penelitian yang dilakukan Hasjanah (2013) pada ibu primipara yang
didiagnosa mengalami post partum blues. Koping yang digunakan ketika
mengalami post partum blues adalah assistance seeking, information seeking,
direct action, positif reapraisal dan self critism. Skrinner (Sarafino, 2006)
mengatakan assistance seeking, information seeking, direct action adalah mencari
dukungan, informasi, bantuan berupa nasehat kepada orang lain yang bertujuan
agar ilmu pengetahuannya semakin bertambah dan mampu mengatasi
masalahnya, sehingga memberikan yang terbaik bagi anaknya. Positive
reappraisal adalah melihat sisi positif dari masalah yang dialami dengan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
48
mengambil manfaat atau keuntungan dari pengalaman tersebut, sedangkan self
critism adalah larut dalam permasalahan dan menyalahkan diri sendiri atas
kejadian atau masalah yang dialaminya, merasa tidak mampu dalam
membahagiakan anaknya dan menyalahkan dirinya sendiri.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Yuliani & Irawati (2013)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status kehamilan
(yang diinginkan dan tidak diinginkan) dengan terjadinya post partum blues
dengan p 0,027 yang berarti secara umum terdapat hubungan antara status
kehamilan dengan post partum blues.
Namun terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh Sari Priyanti (2013)
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status
kehamilan (yang diinginkan dan tidak diinginkan) dengan terjadinya pos tpartum
blues dengan nilai p 0,209.
6.7. Hubungan Dukungan Suami Dan Keluarga Dengan Kejadian Post
Partum Blues
Hasil penelitian didapatkan seluruh responden mendapatkan dukungan
dari suami dan keluarga. Dukungan suami dan keluarga sangat penting pada ibu
post partum dalam menjalani perawatan dirinya dan bayinya. Dukungan suami
dan keluarga yang tinggi berupa perhatian, komunikasi dan hubungan emosional
yang intim, merupakan faktor yang paling bermakna bagi ibu post partum untuk
meminimalkan kemungkinan terjadinya gangguan psikologis (Sylvia, 2006).
Dukungan suami merupakan sesuatu yang penting dalam membangun
suasana positif, dimana istri merasakan hari-hari pertama yang melelahkan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
49
Dukungan atau sikap positif dari pasangan dan keluarga akan memberi kekuatan
tersendiri bagi ibu post partum.
Dukungan suami merupakan strategi koping yang sangat penting pada saat
mengalami stres dan berfungsi sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress
dan konsekuensi negatifnya, maka dukungan suami sangat dibutuhkan oleh
perempuan setelah menjalani. Oleh sebab itu dukungan atau sikap positif dari
pasangan dan keluarga akan memberi kekuatan tersendiri bagi ibu post partum
(Yuliani & Irawati, 2013).
Pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak dapat dilakukan uji
signifikasi dikarenakan data tidak memenuhi syarat uji. Dari 60 ibu nifas
seluruhnya mendapatkan dukungan baik dari suami maupun keluarga. Dari
keseluruhan responden terdapat 39 (65%) mengalami post partum blues. Hal ini
dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor lainnya meskipun seluruh responden
mendapatkan dukungan dari suami dan keluarga baik itu dukungan emosional,
materi, dan spiritual.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fatimah (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan suami
dengan kejadian post partum blues dengan nilai p 0,033. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Azizah (2010) menyatakan adanya hubungan dukungan suami dan
keluarga terhadap kejadian post partum blues dengan nilai p 0,000. Penelitian
terbaru yang dilakukan oleh Priyanti (2013) menyatakan ada hubungan dukungan
keluarga terhadap kejadian post partum blues dengan nilai p 0,011. Namun pada
penelitian ini juga menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan
dukungan suami terhadap kejadian post partum blues dengan nilai p 0,064.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
50
Ibu yang mengalami post partum blues biasanya akan mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri karena mengalami ketidakseimbangan dalam
diri ibu yang telah melewati persalinan. Sehingga untuk menyeimbangkan dan
menyesuaikan diri diperlukan adanya perilaku koping yang dapat membantu ibu
post partum dalam kondisi seimbang, sehingga tidak mengalami gangguan dalam
tahap perkembangannya yaitu post partum depression dan post partum psikosis
(Hasjanah, 2013).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
51
BAB 7
PENUTUP
7.1. Kesimulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
7.1.1. Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun, multipara, dengan
pendidikan SMA ke atas, tidak bekerja, pendapatan keluarga kurang dari
UMR, kehamilan dan kelahiran dapat diterima, dan mendapatkan dukungan
suami dan keluarga.
7.1.2. Kejadian post partum blues di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo sangat tinggi yaitu sebesar 65%.
7.1.3. Ada hubungan antara usia, paritas, pekerjaan, dan pendapatan terhadap
kejadian post partum blues. Tidak ada hubungan antara pendidikan terhadap
kejadian post partum blues. Dukungan suami dan keluarga dan status
kehamilan tidak dapat dilakukan analisis karena tidak memenuhi syarat uji.
Faktor yang paling beresiko menimbulkan post partum blues adalah
pendapatan yang rendah. Hal tersebut dapat disebabkan karena pendapatan
yang rendah dapat menjadi beban yang besar ketika menghadapi persalinan.
7.2. Saran
7.2.1. Bagi petugas kesehatan
Petugas kesehatan khususnya bidan perlu waspada terhadap gangguan
psikologis post partum yang dialami oleh pasien karena tingkat kejadian yang
sangat tinggi. Petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada ibu nifas
beserta keluarganya tentang perubahan psikologis yang terjadi ibu post partum
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
52
agar dapat merawat diri dan bayinya di rumah, serta suami dan keluarga tetap
memberikan dukungan baik dalam bentuk emosional, materi, dan spiritual.
7.2.2. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian selanjutnya dapat menggali lebih luas tentang faktor lain yang
dapat menimbulkan post partum blues dan dapat menggali lebih dalam faktor
psikososial yang seperti apa yang lebih banyak memberikan pengaruh terhadap
kejadian post partum blues. Pengambilan data lebih baik dilakukan pada puncak
post partum blues yaitu hari ke 3-5 post partum dan dipantau bagaimana
perkembangan perubahan psikologisnya pada hari-hari selanjutnya.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
53
DAFTAR PUSTAKA
Arfian Soffin, 2012, Baby Blues. Solo : Metagraf
Ariesta Asri, 2015, peran suami saat istri alami baby blues, diakses pada tanggal 17 februari 2016 pukul 12.45 WIB dari http://lifestyle.okezone.com/read/2015/08/03/196/1189794/peran-suami-saat-istri-alami-baby-blues
Bahiyatun, 2009, Buku Ajar Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005).Buku ajar keperawatan maternitas. (Maria & Peter, Penerjemah). Edisi 4.Jakarta : EGC.
Bobak, Laudermilk, Jensen, et all, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Cox JL, Holden M, Sagovsky R. Detection of Post natal Depression Development of The 10 Item Edinburgh Postnatal Depression Scale. British Journal of Psychiatry 1987 ; 150 : 782-86
Cunningham, G. F et al. (2006) Osbtetri williams. Edisi 21st ed, vol. 2. Jakarta: EGC
Dahlan, Muhammad Sopiyudin, 2011, Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat Dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Dengan Menggunakan SPSS Edisi 5, Jakarta, Salemba Medika
Elvira, Sylvia D, 2006. Depresi Pasca Persalinan. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Fatimah, S. (2009). Hubungan dukungan suami dengan kejadian postpartum blues pada ibu primipara di ruang Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang. Artikel Universitas Diponegoro Semarang.Diperoleh pada tanggal 03 Februari 2016 dari http://undip.ac.id/107291.pdf.
Hasnajah, Y. (2013) Coping pada ibu yang mengalami baby blues syndrome. Skripsi. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Henshaw. (2003). Postnatal blues: A risk faktor of postnatal depression. J Pychosom Obstet Gynecol, 25, 267-272.
Hidayat, AA, 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
54
Ibrahim, Fatma, Rahma, Muhammad Ikhsan, 2012, Faktor-Faktor Yang Berhubungan, Dengan Depresi Post Partum Di RSIA Pertiwi Makasar Tahun 2012, Universitas Hasanudin
Kartono, K.(2006). Psikologi wanita. Bandung : Mandar Maju Kusumadewi, I., Irawati R, Elvira SD, Wibisono, S. 2010. Validation Study The
Edinburgh Postnatal Depression Scale. Jiwa, Indonesian Psychiatric Quartely. XXX : 2 hal 99-110
Mansur, H.(2009). Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan. Jakarta: selemba
Medika. Murtiningsih Afin, 2012. Mengenal Baby Blues dan Pencegahannya. Jakarta :
Niaga Swadaya Nadia Felecia, 2011, post partum depresi berbeda dengan post partum blues,
diakses pada tanggal 17 februari 2016 pukul 12.45 WIB dari http://female.kompas.com/read/2011/01/10/11330549/quotpostpartum.depressionquot.berbeda.dari.quotbaby.bluesquot
Nirwana Ade B, 2011. Psikologi Ibu Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha medika Notoatmodjo, S., 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nur Salam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Riset
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Riset
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam, 2013. Konsep dan Penerapan metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nurul Azizah, 2010, Hubungan Latar Belakang Psikososial Ibu Dengan Kejadian
Post Partum Blues, skripsi, Universitas Airlangga Sari Priyanti, 2013, Pengaruh Faktor Psikososial Dan Cara Persalinan Terhadap
Terjadinya Post Partum Blues Di RSUD Ra. Bosoeni Mojokerto, tesis, Universitas Airlangga
Savage. Post Partum Blues, http://bana2.dagdigdug.com diakses tanggal 24
Agustus 2015.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
55
Sostroasmoro, Sudigdo, 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Ed.5. Jakarta: Sagung Seto
Stone, S. D., Menken, A. E., 2008, Perinatal and Postpartum Mood Disorders :
Perspectives and Treatment Guide for the Health Care Practitioner, Springer Publishing Company, NY, 67-70
Sylvia. 2006. Depresi pasca persalinan dan dampaknya pada keluarga. Jakarta FK-
UI.Di akses tanggal tanggal 03 Februari 2015 dari http://dppm.uii.ac.id Uke Riska Setyowati, 2006, Studi Faktor Kejadian Post Partum Blues Pada Ibu
Pasca Salin, Skripsi, Universitas Airlangga. Yuliani, F. & Irawati, D. (2013). Pengaruh faktor psikososial terhadap terjadinya
postpartum blues pada ibu nifas (Studi di Ruang nifas RSUD R.A Bosoeni Mojokerto).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
56
Lampiran 1 jadwal kegiatan penelitian
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FK UNAIR
Kegiatan Agt
2015
Sep
2015
Okt
2015
Nov
2015
Des
2015
Jan
2016
Feb
2016
Mar
2016
Apr
2016
Mei
2016
Juni
2016
Juli
2016
Pengajuan lingkup peminatan skripsi Proses bimbingan dan penyusunan usulan penelitian Penyerahan usulan penelitian ke penguji Ujian usulan penelitian Pengambilan data penelitian Proses pengolahan data Proses analisis data Proses bimbingan dan penyusunan hasil penelitian Seminar hasil penelitian Pembuatan artikel
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
57
Lampiran 2 permohonan ijin studi pendahuluan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
58
Lampiran 3 surat balasan ijin studi pendahuluan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
59
Lampiran 4 surat keterangan melaksanakan studi pendahuluan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
60
Lampiran 5 permohonan kelaikan etik
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
61
Lampiran 6 keterangan kelaikan etik
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
62
Lampiran 7 permohonan ijin penelitian
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
63
Lampiran 8 surat balasan ijin penelitian
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
64
Lampiran 9 surat keterangan melaksanakan penelitian
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
65
Lampiran 10 Lembar Permohonan Menjadi Responden
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMATION FOR CONSENT)
Kepada :
Ibu nifas yang dirawat di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga semester 8
Nama : Fatimah Nuril Alifah
NIM : 011211232006
Penulis telah menjelaskan tujuan penelitian dan prosedur penelitian.
Dengan ini penulis mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi responden
pada penelitian dengan judul “Hubungan Faktor Psikososial Terhadap Kejadian
Post Partum Blues di Ruang Nifas RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo”.
Atas perhatian dan kerja sama untuk menjadi responden, penulis
mengucapkan terima kasih.
Responden
...........................................
Situbondo, Maret 2016
Penulis
Fatimah Nuril Alifah
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
66
Lampiran 11 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini, responden :
Nama :
Alamat :
Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh penulis maka dengan ini saya
tidak keberatan untuk menjadi responden pada penelitian dengan judul
“Hubungan Faktor Psikososial Terhadap Kejadian Post Partum Blues di Ruang
Nifas RSUD Dr Abdoer Rahem Situbondo”.
Demikian pernyataan ini saya buat tanpa ada paksaan dan tekanan dari
penulis atau pihak lain.
Peneliti
fatimah nuril alifah
Situbondo, Maret 2016
Responden
....................................................
Saksi
....................................................
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
67
Lampiran 12 lembar kuisioner
DATA UMUM
IDENTITAS ISTRI SUAMI
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Alamat
No HP
RIWAYAT PERSALINAN
Suami ke UK Persalinan Tempat BB JK usia
STATUS KEHAMILAN
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah ibu menginginkan kehamilan dan kelahiran ini?
2 Apakah suami ibu menginginkan kehamilan dan kelahiran
ini?
3 Apakah ibu senang dengan kehamilan dan kelahiran ini?
4 Apakah suami ibu senang dengan kehamilan dan kelahiran
ini?
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
68
Jika terdapat jawaban TIDAK pada salah satu soal no 1 – 4, maka pilih jawaban
dibawah ini yang sesuai dengan keadaan anda.
5. mengapa anda tidak senang dan tidak menginginkan kehamilan dan kelahiran
ini?
a. Jumlah anak yang sudah cukup banyak
b. Merasa terlalu muda untuk hamil
c. Merasa terlalu tua untuk hamil
d. Alasan ekonomi
e. Takut anaknya cacat karena memiliki riwayat anak cacat sebelumnya
f. Pernikahan diambang perceraian
g. Kegagalan KB atau alat kontrasepsi
h. Hamil karena perkosaan
i. Anak bungsunya masih terlalu kecil
j. Trauma dengan kehamilan / kelahiran sebelumnya
DUKUNGAN SUAMI DAN KELUARGA
No Pertanyaan Ya Tidak
SUAMI
6 Apakah suami selalu mendukung ibu untuk menjaga
kehamilan ini?
7 Apakah suami pernah menyakiti ibu?
8 Apakah suami mengantarkan ibu saat periksa kehamilan?
9 Apakah suami mengelus perut ibu ketika merasa kesakitan?
10 Apakah suami menghibur atau menenangkan ibu saat
menghadapi masalah?
11 Apakah suami membantu ibu mengerjakan tugas atau
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
69
pekerjaan sehari-hari?
12 Apakah suami berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi?
13 Apakah suami menemani saat melahirkan?
KELUARGA
14 Apakah keluarga selalu mendukung ibu untuk menjaga
kehamilan ini?
15 Apakah keluarga pernah menyakiti ibu?
16 Apakah keluarga mengantarkan ibu saat periksa
kehamilan?
17 Apakah keluarga mengelus perut ibu ketika merasa
kesakitan?
18 Apakah keluarga menghibur atau menenangkan ibu saat
menghadapi masalah?
19 Apakah keluarga membantu ibu mengerjakan tugas atau
pekerjaan sehari-hari?
20 Apakah keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi?
21 Apakah keluarga menemani saat melahirkan?
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
70
Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS)
Petunjuk pengisian
Ketika anda mempunyai bayi, kami ingin tahu bagaimana perasaan anda. Silahkan
beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap mendekati dengan perasaan
anda selama 7 hari terakhir ini, bukan hanya perasaan anda pada hari ini.
1. Saya bisa tertawa dan melihat segi-segi lucu dari segala sesuatu, misalnya
pertunjukan / bacaan / cerita komedi, lawakan, guyonan, obrolan sehari-
hari .....
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat jarang
d. Tidak bisa sama sekali
2. Saya gembira menghadapi segala sesuatu atau saya dapat melakukan
segala sesuatu dengan menyenangkan .....
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat jarang
d. Tidak sama sekali
3. Saya menyalahkan diri saya apabila terjadi kesalahan .....
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Jarang
d. Tidak pernah
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
71
4. Saya merasa cemas dan khawatir dengan alasan yang tidak jelas ....
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Kadang-kadang
d. Sering kali
5. Saya merasa ketakutan atau panik dengan alasan yang tidak jelas .....
a. Sangat sering
b. Kadang-kadang
c. Ya, jarang
d. Tidak pernah
6. Segala sesuatu terasa membebani saya .....
a. Ya, dan rasanya hampir sama sekali tidak berdaya
b. Kadang-kadang saya seperti tidak berdaya
c. Sebagian besar saya dapat mengatasinya
d. Saya selalu dapat mengatasinya dengan baik
7. Saya merasa sedih dan tidak bahagia sehingga sulit tidur ...
a. Ya, selalu begitu
b. Kadang-kadang
c. Jarang sekali
d. Tidak pernah
8. Saya merasa sedih, jengkel, dan tidak nyaman ....
a. Ya, selalu begitu
b. Ya, kadang-kadang
c. Jarang sekali
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
72
d. Tidak pernah
9. Saya merasa sedih dan tidak bahagia sehingga saya menangis .....
a. Ya, sangat sering
b. Ya, kadang-kadang
c. Jarang sekali
d. Tidak pernah
10. Saya merasa putus asa .....
a. Ya, sangat sering
b. Ya, kadang-kadang
c. Jarang sekali
d. Tidak pernah
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
73
Lampiran 13 analisis data
ANALISIS UNIVARIAT
Statistics
ppb usia paritas
pekerjaa
n
pendapat
an
status_keh
amilan
N Valid 60 60 60 60 60 60
Missin
g 0 0 0 0 0 0
Statistics
dikungan_keluarga pendidikan_gol3
N Valid 60 60
Missing 0 0
Frequency Table
ppb
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ppb 39 65,0 65,0 65,0
tidak ppb 21 35,0 35,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <20 dan >35 23 38,3 38,3 38,3
20-35 37 61,7 61,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
paritas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid primipara 22 36,7 36,7 36,7
multipara 38 63,3 63,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
74
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak bekerja 45 75,0 75,0 75,0
bekerja 15 25,0 25,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <UMR 31 51,7 51,7 51,7
>=UMR 29 48,3 48,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
status_kehamilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak diterima 1 1,7 1,7 1,7
diterima 59 98,3 98,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
dikungan_keluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ada dukungan 60 100,0 100,0 100,0
pendidikan_gol3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 19 31,7 31,7 31,7
SMP 18 30,0 30,0 61,7
SMA dan PT 23 38,3 38,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
75
ANALISIS BIVARIAT
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ppb * usia 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%
ppb * paritas 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%
ppb * pekerjaan 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%
ppb * pendapatan 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%
ppb * status_kehamilan 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%
ppb * dikungan_keluarga 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%
ppb * pendidikan_gol3 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%
ppb * usia
Crosstab
usia
Total <20 dan >35 20-35
ppb ppb Count 19 20 39
% within ppb 48,7% 51,3% 100,0%
% within usia 82,6% 54,1% 65,0%
% of Total 31,7% 33,3% 65,0%
tidak ppb Count 4 17 21
% within ppb 19,0% 81,0% 100,0%
% within usia 17,4% 45,9% 35,0%
% of Total 6,7% 28,3% 35,0%
Total Count 23 37 60
% within ppb 38,3% 61,7% 100,0%
% within usia 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 38,3% 61,7% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5,083a 1 ,024 Continuity Correctionb 3,906 1 ,048 Likelihood Ratio 5,391 1 ,020 Fisher's Exact Test ,029 ,022
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
76
Linear-by-Linear Association 4,999 1 ,025 N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,05.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for ppb (ppb /
tidak ppb) 4,038 1,148 14,194
For cohort usia = <20 dan
>35 2,558 1,000 6,539
For cohort usia = 20-35 ,633 ,438 ,917
N of Valid Cases 60 ppb * paritas
Crosstab
paritas
Total primipara multipara
ppb ppb Count 18 21 39
% within ppb 46,2% 53,8% 100,0%
% within paritas 81,8% 55,3% 65,0%
% of Total 30,0% 35,0% 65,0%
tidak ppb Count 4 17 21
% within ppb 19,0% 81,0% 100,0%
% within paritas 18,2% 44,7% 35,0%
% of Total 6,7% 28,3% 35,0%
Total Count 22 38 60
% within ppb 36,7% 63,3% 100,0%
% within paritas 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 36,7% 63,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4,319a 1 ,038 Continuity Correctionb 3,230 1 ,072
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
77
Likelihood Ratio 4,574 1 ,032 Fisher's Exact Test ,051 ,034
Linear-by-Linear Association 4,247 1 ,039 N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,70.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for ppb (ppb /
tidak ppb) 3,643 1,035 12,818
For cohort paritas =
primipara 2,423 ,942 6,232
For cohort paritas =
multipara ,665 ,465 ,951
N of Valid Cases 60 ppb * pekerjaan
Crosstab
pekerjaan
Total tidak bekerja bekerja
ppb ppb Count 33 6 39
% within ppb 84,6% 15,4% 100,0%
% within pekerjaan 73,3% 40,0% 65,0%
% of Total 55,0% 10,0% 65,0%
tidak ppb Count 12 9 21
% within ppb 57,1% 42,9% 100,0%
% within pekerjaan 26,7% 60,0% 35,0%
% of Total 20,0% 15,0% 35,0%
Total Count 45 15 60
% within ppb 75,0% 25,0% 100,0%
% within pekerjaan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 75,0% 25,0% 100,0%
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
78
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5,495a 1 ,019 Continuity Correctionb 4,127 1 ,042 Likelihood Ratio 5,311 1 ,021 Fisher's Exact Test ,029 ,022
Linear-by-Linear Association 5,403 1 ,020 N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,25.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for ppb (ppb /
tidak ppb) 4,125 1,210 14,059
For cohort pekerjaan = tidak
bekerja 1,481 ,999 2,195
For cohort pekerjaan =
bekerja ,359 ,148 ,871
N of Valid Cases 60 ppb * pendapatan
Crosstab
pendapatan
Total <UMR >=UMR
ppb ppb Count 25 14 39
% within ppb 64,1% 35,9% 100,0%
% within pendapatan 80,6% 48,3% 65,0%
% of Total 41,7% 23,3% 65,0%
tidak ppb Count 6 15 21
% within ppb 28,6% 71,4% 100,0%
% within pendapatan 19,4% 51,7% 35,0%
% of Total 10,0% 25,0% 35,0%
Total Count 31 29 60
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
79
% within ppb 51,7% 48,3% 100,0%
% within pendapatan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 51,7% 48,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6,901a 1 ,009 Continuity Correctionb 5,551 1 ,018 Likelihood Ratio 7,063 1 ,008 Fisher's Exact Test ,014 ,009
Linear-by-Linear Association 6,786 1 ,009 N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,15.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for ppb (ppb /
tidak ppb) 4,464 1,412 14,111
For cohort pendapatan =
<UMR 2,244 1,097 4,590
For cohort pendapatan =
>=UMR ,503 ,305 ,828
N of Valid Cases 60 ppb * status_kehamilan
Crosstab
status_kehamilan
Total tidak diterima diterima
ppb ppb Count 1 38 39
% within ppb 2,6% 97,4% 100,0%
% within status_kehamilan 100,0% 64,4% 65,0%
% of Total 1,7% 63,3% 65,0%
tidak ppb Count 0 21 21
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
80
% within ppb 0,0% 100,0% 100,0%
% within status_kehamilan 0,0% 35,6% 35,0%
% of Total 0,0% 35,0% 35,0%
Total Count 1 59 60
% within ppb 1,7% 98,3% 100,0%
% within status_kehamilan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 1,7% 98,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,548a 1 ,459 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio ,871 1 ,351 Fisher's Exact Test 1,000 ,650
Linear-by-Linear Association ,538 1 ,463 N of Valid Cases 60
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,35.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For cohort status_kehamilan
= diterima ,974 ,926 1,025
N of Valid Cases 60 ppb * dikungan_keluarga
Crosstab
dikungan_keluar
ga
Total ada dukungan
ppb ppb Count 39 39
% within ppb 100,0% 100,0%
% within dikungan_keluarga 65,0% 65,0%
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
81
% of Total 65,0% 65,0%
tidak ppb Count 21 21
% within ppb 100,0% 100,0%
% within dikungan_keluarga 35,0% 35,0%
% of Total 35,0% 35,0%
Total Count 60 60
% within ppb 100,0% 100,0%
% within dikungan_keluarga 100,0% 100,0%
% of Total 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 60
a. No statistics are computed
because dikungan_keluarga is a
constant.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for ppb (ppb /
tidak ppb) .a
a. No statistics are computed because
dikungan_keluarga is a constant.
ppb * pendidikan_gol3
Crosstab
pendidikan_gol3
Total SD SMP SMA dan PT
ppb ppb Count 14 10 15 39
% within ppb 35,9% 25,6% 38,5% 100,0%
% within pendidikan_gol3 73,7% 55,6% 65,2% 65,0%
% of Total 23,3% 16,7% 25,0% 65,0%
tidak ppb Count 5 8 8 21
% within ppb 23,8% 38,1% 38,1% 100,0%
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
82
% within pendidikan_gol3 26,3% 44,4% 34,8% 35,0%
% of Total 8,3% 13,3% 13,3% 35,0%
Total Count 19 18 23 60
% within ppb 31,7% 30,0% 38,3% 100,0%
% within pendidikan_gol3 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 31,7% 30,0% 38,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1,336a 2 ,513
Likelihood Ratio 1,342 2 ,511
Linear-by-Linear Association ,265 1 ,607
N of Valid Cases 60 a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 6,30.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for ppb (ppb /
tidak ppb)
a
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
83
Lampiran 14 lembar konsultasi pembimbing I
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH
84
Lampiran 15 lembar konsultasi pembimbing II
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL FATIMAH NURIL ALIFAH