skripsi anu aing
DESCRIPTION
SKRIPSITRANSCRIPT
PERANAN ORANGTUA DALAM MENINGKATKAN AKHLAK
KEPRIBADIAN DI DALAM LINGKUNGAN KELUARGA MENURUT
KONSEP ISLAM
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi
Program Sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam
Oleh : K a r j iNIM : 105210672
INSTITUT AGAMA ISLAM AL – AQIDAHJAKARTA 1432 H / 2010 M
iK A T A P E N G A N T A R
Puji dan syukur senantiasa di panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang telah
memberikan nikmat dan karunia_Nya sehingga bisa menyelesaikan tugas sekripsi
ini.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, Sahabatnya dan kita semua sebagai umatnya.
Skrpsi ini saya buat untuk memenuhi tugas kuliah dengan judul” PERANAN
ORANGTUA DALAM MENINGKATKAN AKHLAK KEPRIBADIAN DI
DALAM LINGKUNGAN KELUARGA MENURUT KONSEP ISLAM ” yan
sengaja saya susun untuk memenuhi tugas akhir, Dalam pembuatan skripsi ini
butuh bahan yang sangat banyak dan membutuhkan proses yang cukup lama.
Sebagai penyusun berharap skripsi ini dapat di jadikan pengalaman serta
pelajaran yang berharga khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya,
Semoga dapat menambah ilmu kita brsama. saya sadar akan kekurangan pada
penysunan skripsi ini banyak sekali kerancauan,baik pada bahasa, penyusunan
maupun kekurangan pada sistematikaan skripsi ini.
Untuk itu saya sangat mengharapkan saran, apabila dalam penysunan banyak
kerancauan ,kekurangan dan kelemahan saya berharap pembaca bisa memberikan
masukan terhadap penyusun.
Akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. saya berharap kepada
tim penguji sekirnya bisa memberikan suatu penghargaan dan semangat
agar lebih baik.
Terimakasih kepada tim penguji dan dosen yang telah membimbing saya
sehingga bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Jonggol, juni 2010
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….......iDAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii
BAB I. PENDAHUKUAN A. latar belakang masalah……………………………………………………B. batasan dan perumusan masalah……………………………………….....C. tujuan dan kegunaan penilaian……………………………………………D. kerangka pemikiran ………………………………………………………E. metode penilitian…………………………………………………………F. sistematika penulisan …………………………………………………….
BAB II LANDASAN TEORITISA. Pendidikan Akhlak yang ……………………………………………………B. penertian tentang pendidikan islam …………………………………………C. gambaran umum pendididkan agama Islam…………………………………D. pendidikan Akhlaq pada jaman Rosulullah SAW…………………………E. hubungan pendidikan Akhlak dan pendidikan umum………………………
BAB III. OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum …………………………………………………………
1. Sejarah Singkat …………………………………………………2. Struktur Kepengurusan ……………………………………………
B. Lokasi Penelitian …………………………………………………………1. Letak Geografis ……………………………………………………2. Fasilitas …………………………………………………………3. Sarana Penunjang Lainya ……………………………………………
C. Personalia ………………………………………………………………1. Jumlah Tenaga Pengajar …………………………………………2. Jumlah Murid ………………………………………………………
BAB IV. KEGIATAN PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………B. Teknik Penyajian Data ……………………………………………………C. Interpretasi Data …………………………………………………………
BAB V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ……………………………………………………………B. Saran – saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak
didik pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau
anggota lainya. Didalam keluarga inilah tempat meletakan dasar-dasar
kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia-usia ini
anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikannya (orang tuanya)
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhamad SAW dalam
sabdanya :
كلمولودیولدعلیالفطرةوإنمایمجسانهاویهوذانهاوینصرانهArtinya :
Setiap anak dilahirkan ke dasar fitroh, maka sesungguhnya kedua orang
tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi atau Nasrani. (HR. Bukhari
Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, jelas orang tua memegang peranan penting
dalam membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan dalam keadaan suci,
adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya
Dalam hal ini pula Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-tahrim
ayat 6 berbunyi :
ياايهاالذینأمنوقوانفسكمواهليكمنارا Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
Di sinilah tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya,
karena anak adalah amanah Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang
kelak di mintai pertanggungjawaban.
Bertitik tolak dari firman Allah SWT dan Sabda Nabi Muhamad SAW
tersebut, maka keluarga yang bediri dari ayah, ibu dan anak berkewajiban untuk
menjaga, memelihara, mendidik dan mengurusnya. Hal ini peranan orang tua
menjadi amat penting bagi keluarganya sehingga ketauladan perbuatan
perbuatan baik dan positif yang dilaksanakan orang tua merupakan proses
pendisiplinan dari sejak dini, apabila tidak maka depresi mental,tekanan
kejiwaan, stress, penderita bathin banyak terjadi dikalangan orang tua (tohiroh
2000:40).
Dalam agama Islam, bidang moral menempati posisi yang paling penting
setelah beriman kepada tuhan. Hal ini nampak jelas pada firman Allah yang
selalu mengkaitkan iman dengan amal saleh, yaitu suatu perbuatan baik sebagai
perwujudan dari imannya, Firman Allah dalam surat An-nisa ayat 124 :
ومنیعملمنالصالحاتمنذكراوأنشیوهومؤمنفأولئكیدخلونالجنةو
الیظلموننقر
Artinya :
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh,baik laki-laki maupun perempuan
sedangkan ia orang beriman, maka mereka masuk kedalam janah.
Bertitik tolakdari uraian diatas,menarik perhatian kami untuk mengagkat
kedalam tulisan ilmiah dengan judul “Peranan Orang Tua Dalam
Meningkatkan Pendidikan Akhlak di Keluarga” (Suatu Kajian Literatur)
B. Pembatas dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang di bahas tidak terlampau luas, maka penulis
merasa perlu membatasi permasalahan yang akan di tuangkan dalam skripsi ini.
Agar tujuan yang dimaksud tercapai maka penulis membatasi
permasalahan yang akan di bahas atau diteliti pada : Peranan Guru Agama
pendidikan akhlak dilinkungan sekolah SDN sirnajaya 01 dalam usia 6 tahun
sampai dengan 12 tahun, karena akhlaq itu harus diterapkan dari sejak
dini,mungkin dan bukan sekedar teori tetapi harus diperaktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Perumusan Masalah
Dari uraian dalam angka tersebut di atas dapat dipahami betapa
pentingnya pendidikan akhlaq siswa dalam rangka menyiapkan sumber daya
manusia yang berkwalitas, dan siapa yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan akhlak anak, serata masa depan anak sehingga dapat dirumuskan
kedalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan akhlaq ?
2. Apa faktor penyebab lemahnya akhlaq keluarga ?
3. Bagaimana peranan Guru Agama Islam dalam mendidik akhlaq ?
C. Tujuan dan Kegunaan penelitian
1). Tujuan peneliti
Sesuaidengan perumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak
dicapai dalam peneliti iniadalah untuk :
1. Mengetahi maksud pegertian pendidikan akhlaq
2. Mengetahui factor-faktor penyebab lemahnya akhlaq siswa
3. Mengetahui peran guru agama dalam pendidikan akhlaq di sekolah
2). Kegunaan peneliti
Adapun kegunaan peneliti dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
a.Secara peraktis
Dalam Mengembangkan berbagai fctor guru agama memberikan
imformasi terutama kepadda peranan guru agama yang mungkin bermamfaat
bagi Pembina akhlak anak dalam keluarga dan di masarakat.
b. Secara teknis
Hasil peneliti ini, dimaksudkan untuk meneliti kebenaran atas teori-teori
yang penulis dapatkan selama kuliah dengan keadaan sebenarya menyangkut
pendidikan agama Islam dalam kaitanya peranan guru agama dalam pendidikan
akhlaq siswa, serta diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran
kepada orang tua, masyrakat maupun peneliti lain yang ingin mengadakan
penelitian lebih lanjut.
D. Kerangka pemikiran
Karena demikian pentingnya masalah moral ini dalam kehidupan
bermasarakat, maka Allah mengutuskan para Nabi dan Rasul menjadi para Nabi
dan Rasul tersebut sebagai contoh teladan yang lebih baik bagi umat manusia.
Firman Allah dalam surat Al-Ahjab ayat 21
أصوةحسنهلمنكان والیهللالقدكانلكمفیرسولا وماألخروذكرایهللارجواارایهللاكث
Artinya :
Sesungguhnya adalah Rasul Allah (Muhammad) itu menjadi teladan yan baik,
bagi orang yang mengharapkan pahala Allah .dan hari kemudian serta ia banyak
mengigat Allah. Firman Allah dalam surat Al –Qalam ayat 4
میوإنكلعلیخلقعظ
Artinya :
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Nabi Muhammad sendiri dengan tegas memperoklamasikan dirinya
sebagai penyempurna akhlaq yang mulia bagi umatnya. Sabda Nabi
انمابعثتألتمممکارماألخالق
Artinya
Aku diutus hanyalah untuk meyempurnakan budi pekerti yang mulia.
(Al Hadis ).
Demikianlah ajaran islam sangat mengutamakan terbiahnya akhlaq baik pada
manusia. Setiap orang islam wajib membentuk peribadinya dengan hiasan
akhlaqul karimah.
E. Metode Penelitian
Karena penelitian ini bersipat kualiatif , maka dalam pembahasan
ini,metode penelitian yang penulis menggunakan adalah riset kepustakaan Yaitu
kajian dengan kepustakaan dengan membaca , menelaah dan mempelajari
literatur beberapa buku baik umum maupun agama, makalah-makalah dan
referensi-referensi yang ada hubunganya denga pembahasaan skripsi ini. Dalam
kajian ini penulis menggunakan 2 (dua) metode yang utama dipakai oleh
peneliti pada umumnya, adapun kedua metode dimaksud adalah
1.Metode induktif yaitu cara berfikir dan mengambil kesimpulan yang
dimulai uraian-uraian kehusus menujun masalah yang bersifat umum
2. Metode komparatif yaitu dengan cara membandingkan beberapa
pendapat yang ada hubunganya dengan pembahasan skripsi, kemudian memilih
satu pendapat yang paling sesuai denga pembahasan skripsi ini.
F. Sistimatika penulisan
Adapun rancangan sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai brikut
Bab I. Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan peneliti, kerangka
pemikiran ,metode penelitian dan sistimatika penulisaan
Bab. II pendidikan Akhlaq yang di contohkan Rosullullah SAW, dalam
bab ini di bahas tentang: penertian tentang pendidikan Islam, gambaran umum
pendidikan agama Islam, pendidikan Akhlaq pada jaman Rasulullah SAW,
hubungan pendidikan Akhlaq dengan pendidikan umum .
Bab III. Obyek penelitian, menguraikan ;sejarah singkat, Stuktur
kepengurusan, lokasi penelitian, letak Geogerafis, fasilitas,Sarana penunjang
Lainya, personalia, jumlah tenaga pengajar ,jumlah murid.
Bab IV. Kegiatan peneliti, mengnalisa teabaga :peranan orang tua dalam
mendidik anak. faktor-faktor penyebab lemahnya akhlaq dalam keluarga.
pengaruh rendahnya pemahaman agama, penerapan Akhlak, tugas dan tanggug
terhadap pendidikan anak
Bab V Kesimpulan dan saran- saran.
BAB II
PENDIDIKAN AKHLAK YANG DICONTOHKAN RASULULLAH
SAW
A. Pengertian Akhlak
Segala perubahan manusia yang baik maupun perbuatan yang buruk itu
didasarkan kepada ajaran tuhan, menurut pendapat Hamzah Ya’qub bahwa
pengertian akhlak adalah segala perbuatan yang diprerintahkan tuhan itulah
yang baik dan segala perbuatan yang dilarang itulah yang buruk, yang sudah
dijelaskan oleh kitab suci Al-Qur’an.
Jelaslah bahwa akhlak merupakan doltrin etis yang berdasarkan kepada
Al-Qur’an dan Hadis, didalamnya terdapat nilai-nilai luhur dan sifat-sifat yang
terpuji.
Setiap penggunaan anggauta bedan dengan tujuan hanya beribadah kepada
Allah dengan ddasar taat, patuh dan dan cinta kepadanya, maka berarti manusia
tersebut telah melakukan amanah ilahinya dan kemanusaan, sebaliknya jika
manusia tersebut berbuat maksiat tidak memberikan manfaat kepada yang
lainnya itu berarti manusia telah berkehianat terhadap amanah yang diberikan
Allah kepada mahluknya dan merusak nilai-nilai kemanusaan yang menjadi
tolak ukur dalam kehidupan sosal di masarakat .
B. Pengertian Tentang Pendidikan Agama Islam
Sebelum membicarakan masalah pengertian pendidikan agama Islam perlu
kiranya diketahui pengertian pendidikan secara umum sebagai titik tolak
memberikan pengertian pendidikan agama Islam.
Secara teoritis pengertian pendidikan banyak sekali para ahli
mengemukakan pendapat - pendapatnya. Pada perinsip pengertianya tidak jauh
hanya yang satu lebih luas dari yang lain. S. Berojonegoro
mengemukakan :pendidikan adalah tuntunan kepada pertumbuhan manusia muli
lahir sampai tecapainya kedewasan dalam arti rohaniah dan jasmaniah.
Langeveld mengemukakan yang dikutip olehnya. Sutari Imam Bernadit:
“pemberian bimbingan dan bantuan yang masih memerlukan “ (1975:2)
UU No 2 tahun 1989 Bab 1 pasal 1 aya 1 berbuyi :” pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiaatan bimbingan
pengajaran, dan atau latihan bagi peranya dimasa datang”.
Kalau kita simak masih banyak lagi pendapat tentang pengertian
pendidikan.
Dari ketiga pendapat tersebut perlu adanya penjelasan, sebab pendidikan tidak
dilaksanakan sejak lahir.Kalau kita baca pada buku Antropologi budaya , akan
kita temukan hal-hal yang kadang – kadang irasional, tetapi bila dilanggar
menyebabkan yang fatal baginya, tetapi pada abat ini dikatakan irasional tidak
masuk akal. Akan tetepi sampai saat ini masih banyak yang mempercayai.
contohnya irasional bahwa pendidikan sebelum lahir,Sebagai berikut :”Seorang
ibu yang sedang mengandung
banyak merokok dan minum - minuman keras, maka hal ini akan berakibat
terjadinya kelainan dalam perkembangan jiwanya”.
sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke
segala perbuatanya (Soeganda Poerbakawatja)”(1980)
Istilah education dalam bahasa inggris yang brasal dari bahasa latin
educare berarti memasukkan sesuatu, barangkali memasuki ilmu kepada
seseorang.jadi disini ada tiga hal yang terlibat : ilmu, peroses memasukan dan
kepada orang kalaulah ilmu itu di kepala.
Dalam bahasa Arab ada istilah yang bias dipergunakan dalam pengertian
pendidikan. biasa dipergunakan ta’lim ( sesuai dengan firman Allah ( تعلیم
SWT dalam surat Al- Bakoroh ayat 31
وعلمادماألسماءكلهاثمعرضهمعلیالمالئكةفقالانبئونیبأسماءهوالءان
كنتمصادقين
Artniya
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (bemnda-benda )seluruhnya,
kemudian mengemukakanya kepada para Malaikat lalu berfirman :”Sebutkanlah
kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu orang-orang yang benar !”
(Departemen Agama RI ,1987-1988 :14)
Juga kata tarbiyah ( di pergunakan untuk pendidikan , seperti ( تربیة
firman Allah dalam surat Al- Israa’Ayat 24 yang berbunyi :
اربارحمهماكماربیانيصغیر: :Artinya
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
Telah mendidik Aku waktu kecil" (Depag RI , 1987-1988: 428 ).Di samping itu
kata ta’dib ( ) dipergunakan , seperti sebuah Hadis Rasulullah SAW yang
berbunyi:
ادنيیربیفاحسنتادینی
Artinya :
“ Allah mendidiku , maka ia memberikan kepadaku sebaik- baiknya
pendidikan “
Dalam ketiga istilah tersebut dipergunakan dengan istilah yang sama ada
berapa ahli (Al –Attas, 1980) berpendapat bahwa ta’lim berarti pengajaran, jadi
lebih sempit dari pendidikan . Sedangkan kata tarbiyah , yang lebih luas
digunakan sekarang di negara-negara Arab terlalu luas karena kata tarbiyaah
juga dipergunakan untuk binatang dan tumbuhan – tumbuhan dengan pengertian
memelihara atau membeli , menternak atau hal lain- lain lagi . sedang
pendidikan yang diambil dari education itu hanya untuk manusia saja
Jadi ta’dib , kata Al-Attas lebih tepat sebab tidak terlaku sempit sekedar
mengajar saja dan tidak meliputi makhluk –makhluk lain selain manusia.
Sedangkan kata Islam menurut pandangan umum yang brlaku mempunyai
konotasi dan diartikan sebagai “ Agama Allah”.
Agama artinya jalan. Agama Allah berarti jalan Allah, yaitu jalan menuju
kepadanya.Allah adalah Tuhan seru sekalian alam. Tuhan yang menciptakan,
menguasai, mengatur alam semesta ini.
Jadi Islam adalah agama Allah yang berarti jalan menuju kepada Allah
dan sumber dari padanya.
ومنهممنيقولربنااتنافیالدنياحسنهوفیاألخرةحسنهوقناعذابالنار
Artinya :
Dan diantara mereka ada orang yang berdo’a “ Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api
neraka. ( Depag RI, 1987 – 1988 : 49 ).
Salah satu dari ajaran Islam tersebut adalah, mewajibkan kepada umat
islam untuk melaksanakan pendidika. Sebagaimana Hadits Nabi Muhammad
SAW yang berbunyi :
طلبالعمفریضةعلیكلمسلمومسلمةArtinya :
Menuntut Ilmu pengetahuan adalah kewajiban bagi setiap muslim pria dan
wanita. (HR. Ibnu Abdilbar ).
Berdasarkan Hadits diatas, pendidikan merupakan suatu kebutuhan hidup
manusia yang mutlak harus dipenuhi demi mencapai kesejahtraan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Apabila kita perhatikan ayat-ayat yang pertama kali diturunkan Allah
kepada Nabi Muhammad SAW yaitu surat ( Al-Alaq 1-5 ), maka nyatalah
bahwa Allah telah menekankan perlu orang belajar baca tulis dan belajar ilmu
pengetahuan.
Artinya :
”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
( Depag RI, 1987 – 1988 : 1079 ).
Dari ayat-ayat tersebut jelaslah bahwa agama Islam mendorong
umatnyaagar menjadi umat yang pandai dimulai dengan baca tulisdan
diteruskan dengan berbagai macam Ilmu pengetahuan.
Islam disamping menekankan umatnya untuk belajar juga menyuruh
umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada rang lain, jadi islam mewajibkan
belajar dan mengajar.
Banyak ayat –ayat Al Qur’an dan hadits menjelaskan hal tersebut, antara lain :
Surat Al – Maidah ayat 67
یعصمك وا هللايأیهاالرسولبلغماانزلالیكمنربكوانلمتفعلفمابلغترسلته ه
منالناس
الیهدیالقومالكفرینا هللانا
Artinya :
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanm,dan jika
tidak kamu kerjakan ( apa yang diperintahkan itu, berarti ) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari ( gangguan )
manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir.
( Depag RI, 1987 – 1988 : 172 ). Surat Az – Zumar ayat 9.
قلهليستو هاممنهوقانتانآءالیلساجداوقآئمايحذراالخرةويرجورحوارحمةربه
ی
انمایتذكراولواالالباب وللذیناليعلمون اللذینیعلمون
Artinya : ”Adakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang
tidak mengetahui ? Sesungguhnya orang yang berkallah yang dapat menerima
pelajaran”.
( Depag RI, 1987 – 1988 : 745 ). Surat Al - Mujadilah ayat 11.
واذاقیلن'ي أیهاالذینأمنوآاذقیللكمتفسهوافیالمجلسیففسحوایفسحاهللالكم
شزوافانشزوایرفعاهللا
بماتعملونخبیر وا Rهللالذينامنوامنكموالذیناتواالعلمدرجت ت م
Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Depag RI, 1987 – 1988 : 910 ). Surat An
– Nahl ayat 125.
انربRكRهRواع نادRعالیسبRیRلربRكRباالحكةوالموعظةالحسنRةوجادلهRمبالتRیهRياحسن
لمبمنضلعنسبیله
وهواعلمباالمهتدین
Artinya :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah [845] dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.Depag RI, 1987 – 1988 : 421 ). Sabda Nabi :
تعلمواوعلمواونواضعوالمعلمیكمولسوالمعلمیكم
Artinya :
“Belajarlah dan kemudian ajarkanlah kepada orang-orang lain, serta
rendahkanlah dirimu kepada guru-gurumu, serta berlaku lemah lemah lembut
kepada murid-muridmu. ( HR. Al-Tabrani ). Saking pentingnya ilmu ada syair
yang mengatakan
وكلمنبغیرعلمیعملعملهمردودةالتقبلArtinya :
“ Setiap orang (siapa-siapa) yang mengerjakan sesuatu (beramal) tanpa
ilmu, maka amalnya merendah artinya tidak diterima.
C. Pendidikan Akhlak Pada Jaman Rasulullah SAW
Bahwa Rosulullah SAW tidak pernah membiarkan satu bagianpun dari
pergaulan dan kehidupan masarakat Islam terpengaruh oleh cara atau pola non
islam dalam membina akhlak dan pergaulan. Sesuai dengan pernyataan beliau :
انمابعثتألتمممکارماألخالق
Artinya :
“ Sesungguhnya aku diutus kemuka bumi ini untuk menyempurnakan
akhlak ”.
Inilah salah satu bukti bahwa islam benar – benar mlarang kaum muslimin
mengambil cara atau pola pergaulan akhlak dari non Islam.
Dalam hal ini Hamzah Yakub ( 1983 : 5 ) berpendapat “ Rasulullah diutus
kedunia membawa ajaran untuk menyempurnakan akahlak yang mulia, Agama
yang dibawanya justru mengatur kehidupan manusia di dunia ini untuk
kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat. “
Islam telah menjadikan pribadi Rosul sebagai suri tauladan dalam hidup
berkeluarga, dalam tatakrama, pergaulan, dalam menepati janjinya,dalam
mendidik dan hal –hal lainnya. Sehingga Nabi Muhammad berhasil dalam
mengemban tugas sebagai kerasulannya.
Dan Rasullullah telah membuktikan kepada dunia bahwa anak – anak
yang beliau didik dengan akhhlak dan pergaulan yang diridhoi Allah, telah
berhasil membangun tata kehidupan masyarakat yang benar - benar membawa
rahmat bagi seluruh manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al –
Ahjab ayat 21 :
والیوماألخروذكرا أصوةحسنهلمنكانیرجواا هللالقدكانلكمفیرسولا هللا
هللاكثیرا
Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri tauladan yang
baikbagimu ( yaitu ) bagi orang-orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan
( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.
( Depag RI, 1987 – 1988 : 670 ).
Hal ini perlu menjadi perhatian kita semua agar para orang tua dan para
pendidik muslim tidak terkecoh oleh peropaganda yang membelokkan kita dari
pedoman Islam dalam membina akhlak dan pergaulan
Hasan Langgulung (1992:120) Rasulullah SAW dalam segala kata –kata
yang diungkapkannya. segala tingkah laku yang diperbuatnya dan segala sikap
yang diambilnya merupakan gambaran hidup terhadap pemikiran pendidikan
islam.
Ketika siti aiysah r.a ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW beliu
mengatakan akhlaknya adalah Al Qur’an.
Dengan kata lain, pemikiran pendidikan Islam dilihat dari segi Al-qur’an
dan Sunah. tidak muncul sebagai pemikir pendidikan yang terputus, terlepas
hubungannya dengan masarakat seperti yang digambarkan dalam islam. Tetapi
sesuatu pemikiran yang hidup dan dinamis berada dalam krangka paradigma
umum bagi masyarakat seperti yang di kehendaki oleh Islam. Dari sini
pemikiran pendidik yang kita lihat dalam Al – Qur’an dan sunah mendapatkan
nilai Ilmiahnya.
Saya kutip salah satu para orientalis tentan Islam. Filosof Bernard Sho
berkata :
Sesungguhnya aku menyimpan segala penghargaan terhadap agama
Muhammad karena kevitalannya yang menakjubkan dan ia satu – satunya
agama yang mempunyai kekuatan hebat, karena sesuai dengan jalan hidup yang
senantiasa berubah – ubah, dan dapat diterapkan di semua masa. Aku telah
mempelajari kehidupan lelaki yang mengagumkan itu, yang sama sekali tida
bertentangan dengan Isa Almasih, saya yakin kalo orang seperti dia diberi
kesempatan untuk memimpin dunia moderen ini pasti diberi taufik dalam
memecahkan segala kesulitan, yang dapat membawa dunia ini kepada
kebahagiaan, tentram dan damai yang sangat didambakan umat manusia dewasa
ini. Sungguh saya mempunyai ramalan bahwa dimasa yang akan dating orang
eropa akan menerima ajaran Muhammad ini dan sekarang hal itu sudah mulai
terjadi. ( Muhamad Bin Jemeel zeena 121 ).
Oleh karena itu tida alasan lagi bagi kaum muslimin berikutnya untuk
meniru agama atau ajaran – ajaran lain dalam mendidik akhlak dan pergaulan
anak – anak untuk membangun masyarakat yang penuh dengan kebaikan dan
mencapai kemakmuran.
D. Hubungan Pendidikan Akhlak Dengan Pendidikan Umum
Sebelumnya telah dikemukakan bagaimana definisi – depinisi pendidikan
menurut para ahli. Sekarang yang perlu kita ketahui tentang apa itu akhlak.
Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab berbentuk jama dari
“Khulukun” yang artinya menurut lughot ( bahasa ) ialah budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat,( M. Ma’rifah KH. Diktat Akhlak Taswu 1977 :11 ).
kalimat tersebut mengandung segi kesamaan dengan perkataan khalqun ( خلق ).
yang berarti kejadian yanmg sangat erat hubungannya dengan kata – kata
“Khaliqun“ ( خالق ). yang berarti pencipta serta erat hubungannya denga kata –
kata “Makhluqun“ ( مخلوق ) yang berarti diciptakan.
Apabila dihubungkan arti kata akhlak dengan kata khalqun, khalqun
dengan makhluqun diatas sesungguhnya perumusan pengertian akhlak timbul
sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik dengan kholik ( sang
pencipta ) dan antara makhluk dengan makhluk.
Firman Allahj SWT Surat ( Al – Qolam 68 : 4 )
وإنكلعلیخلقعظیم
Artnya :
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
(Depag RI, 1987 – 1988 : 960 ).
Sejalan dengan pengertian akhlak diatas, ( M. Ali Hasan,Drs. 1978 : 10 )
mengemukakan sebagai berikut : “ Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab
yang diartikan budi pekerti, erangai, tingkah laku(tabiat) dan adat kebiasaan.
Dan ajaran Islam sangat mengutamakan terbinanya akhlak yang baik pada
manusia, sesuai dengan tugas Nabi Muhammad SAW yang pada pokoknya
adalah mengajak manusia kepada akhlak yang baik. Sabsa Nabi :
انمابعثتألتمممکارماألخالق
Artinya :
“ Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan budi pekrti yang mulia”. (
HR. Muslim )
Kalau kita mengambil pengembangan dari ( مکارماألخالق) Atau
menyempurnakan akhlak, berarti ada akhlak yang belum sempurna atau salah,
jelek, buruk dan lain – lain, maka boleh kita katakan ada akhlakul karimah atau
akhlakul mahmudah dan ada akhlakul sobihah atau sayiat.
Disinilah kita berkewajiban untuk membina manusia terutama peranan
orang tua terhadap anaknya untuk mendidik menjadi anak yang berakhlakul
karimah,saehingga menjadi anak yang sholeh ( ولدصالحيدعوله).
Rasyid HM (1972 : 33) dalam hal akhlak mengemukakan :
“ Khlak bagaikan sebuah bangunan yang berkekuatan wujudnya
tergantung dari landasan apa yang dipakai didalamnya, dan yang menentukan
kekuatan nilai baik dan buruknya dan buruknya perbuatan, untuk menghindari
nilai relatif, maka akhlak lebih tepat sebagai pedoman tindakan yang didasari
atas nilai mutlak dari pada kebaikan yang ada hanya dalam ajaran agama.
Karena agama tidaklah mungkin dapat dipisahkan dengan akhlak (moralitas)
keduanya berhubungan erat. Agama dan moralitas bukan hanya interpendent,
tetapi agama adalah sumber dari pada moralitas”.
1. Hubungan Akhlak dengan Iman
Sejalan dengan usaha membentuk dasar keyakinan / keimanan maka
diperlukan juga usaha membentuk akahlak yang mulia adalah merupakan modal
bagi setiap orang dalam menghadapi pergaulan antar sesama.
“Akhlak termasuk diantara makna yang terpenting dalam hidup ini”
Tingkatnya sesudah keimanan / kepercayan kepada Allah SWT, Malaikat,
Rasul –Rasulnya, hari kiamat dan QodA dan Qodar Allah. Juga termasuk
ibadah kepada Aallah dan beribadat kepada-nya, ikhlas kepada-Nya dan
menyerahkan diri kepada-nya.
Sebagaimana pendapat Hamzah Yakub (1983:11). bahwa akhlak diambil
dari bahasa Arab jama dari kata “Khulkun “yaitu budi pekerti atau tingkah laku,
kalimat itu mengandung segi persesuaian dengan perkataan “Khaliqun”yang
mempunyai arti kejadian serta ada yang lebih erat hubunganya dengan kehalik
artinya yang menciptakan.
Dari definisi tersebut diatas, maka pengertian akhlak itu ada keterkaitan
dengan sang pencipta. Hal ini jelas bahwa manusia di ciptakan ke dunia ini
untuk mengabdi kepada-nya. Dengan perbuatan itu, maka seseorang otomatis
hatinya mempunyai keyakinan /keimanan sebab tanpa dibarengidengan
keimanan tidak mungkin akan mengabdi kepada Allah.
Sementara akhlak yang dipandang buruk adalah akhlak yang menyalahi
perinsip- perinsip keimanan, maka hal itu tidak dapat penilaiandari Allah SWT
(Hamzah Yakub,1983:18).Sebagaimana sbda Rasulullah SAW.
منينإیماناأحسنهمخلفا ۉاكملالمArtinya :
“Orang mukmin yang sempurna imanya adalah yang terbai budi
pekertinya “(HR. At Tarmizi).
وسلرسۉلهللاصلیهللاعلیهوسلمأيالمؤمنيناكملإیماناقالاحسنهمخلفا
Artinya :
”Orang bertanya kepada Rasulullah SAW, orang mu’min mana yang
sangat sempurna imanya ?jawab Rasul, mreka yang berkelakuan baik
“(HR.tabroni).
Dari dalil di atas, bahwa iman dengan akhlak merupakan dua sejoli yang
tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain bahwa
antara iman dan akhlak tidak bisa di pisahkan,sebab keduanya saling
mempengaruhi,dengan demikian orang yang mempunyai iman dalam hatinya
maka cenderung akan berbuat baik
2. Hubungan Akhlak dengan Pendididikan Keluarga
Pendidikan keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama., nilai
budaya, nilai sosial dan keterampilan (UUPTN No .2 tahun 1989pasal 10 ayat
4).
Keluarga merupakan lingkungan awal bagi pendidikan anak –anak karena
melalui ibu bapaknya anak mendapat warisan kebudayan seperti ajaran bicara,
kebiasaan, adat istiadat serta agama. Dalam ajaran agama islam telah dinyatakan
oleh Nabi Muhamad SAW, dalam sabdanya
كلمولودیولدعلیالفطرةوإنمایمجسانهاویهوذانهاوینصرانهArtinya :
“Setiap anak dilahirkan ke dasar fitrahmaka sesungunya kedua orang
tuanya yang menjadikan dia Majusi , Yahudi atau Nasrani (HR .Muslim ).
Jadi jelas orang tua yang memengang peran penting dalam membentukn
keperibadian atau akhkak anak
Disinilah letak tanggug jawab orang tua untuk mendidik anak- anaknya,
karena anak adalah amanah Allah. Sesuai dengan firman Allah. (q.s.Al-Ahzab
59)
یأGیهاGاGلGنبيGقGلGألزGوGاGجكوGبناتكوGنسGاءGاGلGموGمنینGیدنینGعGلGیهنGمنGجالبیبهن
ذلGكاGذنیGاGنGیعرGفGنGفGالیؤGذین
غفورارحیما هللاوكانا
Artinya :
Hai Nabi katakanlah kepada istri – istrimu, anak – anak perempuanmu,
dan isri – isri orang mu’kmin “ Hendaklah mereka menulurkan jilbnya
keseluruh tubuh mereka,” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal ” karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha penyayang.
Dari definisi ayat-ayat tersebut jelas begitu penting kewjiban yang harus
dilaksanakan ibu bapak selaku orang tua dalam pendidikan akhlak terhadap
anak –anaknya , untuk mencapai kebahagaan dunia dan akhirat.Sesuai dengan
pernyataan Hasan Langgulug Prof. Dr, bahwa: Tujuan terakhir agama dan
akhlak adalah mencapi kebahagaan dua kampung (dunia dan akhirat), dan
kesenangan bagi masarakat .”
Adapun pembinaan anak menurut Zakiah Darajat yang dikutip Bazir
Yusuf Barnawi menyatakan bahwa : ”Latihan –latihan keagaman yang
menyangkut pelaksanan ibadah harus dibiasakan sejak kecil yang hal ini akan
menumbuhkan jiwa rasa senang melakukan ibadah. pembiasaan dalam
melaksanakan pendidikan agama pada anak- anak sangat penting membentuk
peribadi akhlak dan agama pada umumnya yang memperbanyak unsure – unsur
agama dalam peribadinya dan memudahkan memahamin ajaran – ajaran agama.
Dalam pembentukan keperibadian anak ini merupakan peroses yang
penuh anak dalam mengenal nilai- nilai kehidupan, mula – mula nilai – nilai
kehidupan diserap anak tidak tersa, kemudian hal itu akan dimilikinya seperti ia
mengikuti sembahyang yang dilakukan orang tuanya. Dengan demikian itu ,
akhirnya anak dapat mengerjakan sembhyang sendiri dengan kesadaran.
3. Hubungan Akhlak dengan Keperibadian .
Sebelum dibahas bagaimana hubungan Akhlak dengan keperibadian, untuk
lebih jelas terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang disebut dengan
keperibadian itu . Secara difinitif kepribadian itu dapat dirumuskan sebagai
berikut
“ kepribadian manusia ialah suatu perwuju dan keruruhan segi
manusianya yang unik, lahir batin dan dalam antara hubungan dengan
kehidupan social dan individualnya “(Tim Dosen IKIP Malang, 1981 :10)
“Keperibadian adalah dinamis dari sistim-sistim psikofisik dan individu yang
turut menentukan cara –cara yang unik (khas)dalam menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan.”(Drs.Gerungan WA, 1966:26)
Dari definisi tersebut jelas bahwa keperibadian itu adalah hasil suatu
peroses kehidupan yang dijalani seseorang. Oleh karena itu peroses yang
dialami seseorang berbeda – beda, maka keperibadian tiap –tiap individupun
berbeda – beda. Tak ada kepribadian yang sama antara dua orang individu,
meskipun saudara kembar yang berasal satu sel telur sekalipun.
Namun demikian karena hidup ini mempunyai tujuan tertentu dan
kepribadian itu sendiri ternyata dapat dibentuk, maka dengan usaha –
29
usaha yang sistematis dan berencana, kita dapat mengusahakan terbentuknya
kepribadian yang kita harapkan. Disini akan penulis memelih salah satu ayat
yang terdapat dalam Al-Qur’an yang berhubungan antara akhlak dengan
kepribadian. Dimana ajaran akhlak harus menjadi hiasan tiap – tiap pribadi
muslim menurut Al - Qur’an. Dalam surat An-nissa ayat 36
والتشركوابهشیئاوباوالولدیناحسناوبنیالقربیوالیتمیولمسكی هللاوعبدواا
نوالجرذیالقربىوالجار
الجنب
الیحبمنكانمختاالفخ انا هللاوالصاحبباالجنبوابنالسبیلوماملكةایمانكم م ل
ورا
Artinya :
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutuka-Nya dengan sesuatu
apapun. Dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu – bapakmu,karib
kerabat,anak-anak yatim,orang-orang miskin,tetangga yang dekat,tetangga yang
jauh,teman sejawat,ibnu sabil dan hamba sahayamu.Sesungguh-Nya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
(QS An-Nisa : 36).
4. Hubungan Akhlak dalam Kehidupan
Manusia dalam persektif Islam adalah kelompok yang bersatu padu dalam
kesatuan atau suatu yang utuh, kesatuan-kesatuan secara Islam mempunyai
sendi-sendi atau nilai-nilai yang berlandaskan dan pertanggung jawaban secara
vertikal dan horizontal, menurut Sudarsono bahwa : Faktor yang paling penting
mempengaruhi manusia ialah kemauan yang
melahirkan perbuatan yang kongkrit dan yang menjadi pokok disini adalah
kemauan atau akhlak kepribadian yang baik.
Kejahatan atau kelakuan buruk yang dilakukan manusia dalam berbagai
bentuk dapat menimbulkan ketidak harmonisan dalam interaksi kehidupan
social di masyarakat dan dapat dipandang sebagai wujud wujud manusia yang
tidak manusiawi, dalam sisi lain perbuatan tersebut memakan korban manusia,
dan disisi lain dapat merusak kesejahteraan jasmani, kehormatan dan kesucian
individu.
Setiap individu memiliki perlengkapan jasmaniah dan rohaniyah,
perlengkapan tersebut merupakan sarana untuk beribadah, pengabdian diri
terhadap sesama makhluk dan saran pengabdian dalam menyembah Allah dari
sudut horizontal merupakan perwujudan amanah sebagai makhluk hal ini
kelalaian dalam menjalankan berarti perbuatan yang tidak manusiawi, sifat
manusia yang berakhlak merupakan sikap kepribadian yang memiliki nilai luhur
baik dalam pandangan kemanusiaan maupun disisi pandangan Allah SWT.
BAB III
OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Negeri Sirnajaya 01
1. Perkembangan SD Negeri Sirnajaya 01
Pembangunan Sekolah Dasar Sirnajaya 01 dimulai tahun 1950 tersebut
hingga sekarang sudah 7 orang kepala sekolah yang telah memimpin Sekolah
Dasar Negeri tersebut, kepala sekolah tersebut, kepala sekolah yang sekarang
adalah Akhmad Syafe’i. Sekolah Dasar ini di dirikan dengan latar belakangi atas
dorongan masyarakat dan intruksi Presiden karena daerah tersebut belum ada
Sekolah Dasar.
Dengan di dirikanya Sekolah Dasar tersebut maka diwajibkan bagi
masyarakat wilayah sekitarnya, umumnya masyarakat Indonesia diwajibkan
untuk mempelajari dan menerapkan ilmu pengetahuan demi untuk membangun
manusia seutuhnya yang tercantum dalam TAP MPR No. IV/1978 (GBHN)
dengan didasari oleh Undan – undang Dasar 1945 pasal 31. Maka dari itulah
kepala sekolahdan guru – guru mengambil tindakan supaya anak – anak yang
masuk di sekolah dasar tersebut bias tercapai apa yang diharapkan masyarakat.
2. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri Sirnajaya 01
Sekolah Dasar Negeri Sirnajaya 01 merupakan sekolah yang berada di
Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, namun sekolah tersebut jauh dengan
Kantor Dinas, tetapi sekolah tersebut dekat dengan rumah warga dan jalan raya
dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah barat : Jalan Raya, Sebelah Timur : Perumahan Penduduk, Sebelah
Selatan : Pesawahan, Sebelah Utara : Perumahan Penduduk
Luas tanah Sekolah Dasar Negeri Sirnajaya 01 adalah 700 M2 yang
terdiri 4 kelas, 1 kantor, 2 WC, ( 1 WC Guru dan 1 buah WC Murid ). Serta
memiliki obiter sebagai berikut :
Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan 5 KM
Jarak dari Ibu Kota Kabupaten 70 KM
Jarak dari Ibu Kota Peropinsi 200 KM
Jarak Ibu Kota Negara 210 KM
3. Fasilitas
Adapun fasilitas yang ada adalah sebagai berikut :
a. Tanah
1). Luas : 700 M2 Luas Bangunan : 334 M2
2) Status : Negeri Tanah Kosong
b. Gedung
1). status Negeri
2). Kondisi Baik
3). Ruang Belajar
4). Ruang Kepala
5). Ruang Perpustakaan
6). Ruang Guru
7). WC
8). Lapangan olahraga
c. Sarana
1). Penerangan listrik
2). Air Weslik
3). Tempat Bermain
d. Data mebuleur
1). Perlengkapan Murid ( Anak)
2). Jumlah Meja 102
3) Jumlah Kursi (Bangku) 154 buah
4). Perlengkapan Guru
5). Jumlah Meja 8 buah
6). Jumlah kursi 8 buah
4. Keadaan Guru dan Siswa Sekolah Dasar Negeri Sirnajaya 01.
Guru merupakan pigur yang di perhatikan oleh siswanya. Salah satu faktor
yang menunjang keberhasilan lembaga pendidikan adalah adanya tenaga Edukatif
yang memiliki kemampuan dan dedikasi, latar belakang seorang guru dapat
mewarnai belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan pendidikan dimana seorang
guru bukan saja sebagai tenaga pengajar melainkan juga berpungsi sebagai bagian
dari sistem belajar mengajar yang berwenang dalam dunia pendidikan dan
pengajaran di suatu lembaga pendidikan formal.
Untuk melaksanakan tugasnya prinsif – perinsif dan tingkah laku yang
dibutuhkan dari seorang guru dalam jabatanya terhadap orang lain dalam semua
situasi pendidikan adalah bertakwa, berilmu pengetahuan, dan terampil dalam
menyampaikan serta dapat dipertanggung jawabkan secara didaktis dan methodis
sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai, tatacara akhlak seseorang guru wajib di amalkan dalam
proses sistem belajar mengajar dan harus di amalkan ketika berhadapah dengan
dunia lain / Masyarakat yang berkaitan dengan jabatanya.
Menurut Soekarto Indrafacrudin dalam buku “ Mengantar Bagaimana
Memimpin Sekolah yang Baik ” mengatakan guru sebagai bagian dari sistem
harus menjalani kerjasama dengan :
a). Hubungan guru dengan murid
b). Hubungan guru dengan sesama guru
c). Hubungan guru dengan atasanya
d). Hubungan guru dengan tata usaha
e). Hubungan guru dengan orang tuanya
f). Hubungan guru dengan masyarakat
Adapun jumlah guru di Skolah Dasar Negeri Sirnajaya 01 pada saat
penelitian ini dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Jumlah Guru Sekolah Dasar Negeri Sirnajaya 01
No Laki -laki Perempuan Jabatan Jumlah1 1 Kepala Sekolah 12 5 4 Guru 93 1 Karyawan TU 1Jumlah 11
Struktur Organigram SD Negeri Sirnajaya 01
Perkembanagan Murid SD Negeri Sirnajaya 01
No Tahin Ajaran Lki-laki Perempuan Jumlah1 1960 / 1961 87 80 1672 1961 / 1962 85 95 1703 1962 / 1963 84 106 1904 1963 / 1964 99 102 2015 1964 / 1965 102 117 2196 1965 / 1966 100 129 2297 1966 / 1967 130 105 2358 1967 / 1968 100 137 2379 1968 / 1969 150 90 24010 1969 / 1970 125 124 24911 1970 / 1971 130 120 25012 1971 / 1972 160 100 26013 1972 / 1973 130 120 25014 1973 / 1974 156 150 30615 1974 / 1975 150 130 28016 1975 / 1976 120 174 29417 1976 / 1977 131 153 28418 1977 / 1978 145 139 284
Bagian Kurikulum
Kepala Sekolah
Guru - guru
Murid / Siswa
BendaharaSekretaris
Kemuridan dan Prasarana
19 1978 / 1979 148 142 29020 1979 / 1980 158 160 31821 1980 / 1981 160 152 31222 1981 / 1982 202 118 32023 1982 / 1983 170 180 35024 1983 / 1984 200 120 32025 1984 / 1985 211 145 35626 1985 / 1986 170 147 36727 1986 / 1987 201 202 40328 1987 / 1988 170 36529 1988 / 1989 190 167 34730 1990 / 1991 185 34731 1991 / 1992 34632 1992 / 1993 35033 1993 / 1994 36534 1994 / 1995 36535 1996 / 1997 37636 1997 / 1998 38037 1998 / 1999 38733 1999 / 2000 39834 2000 / 2001 38935 2001 / 2002 39036 2002 / 2003 39537 2003 / 2004 39838 2004 / 2005 39039 2005 / 2006 39540 2006 / 2007 39841 2007 / 2008 186 224 41042 2008 / 2009 214 226 43043 2009 / 2010 202 166 368
5. Kurikulum
Kegiatan dalam persiapan pengajaran tuntas adalah merumuskan tujuan
pembelajaran umum. Tujuan pembelajaran umum ini telah tercantum dalam
kurikulum atau GBPP setiap mata pelajaran. Dengan demikian, guru hanya tingal
menyusunnya kembali cara berurutan.
Strategi pengajaran pelajaran belajar, secara umum setiap mata pelajaran itu
disusun berdasarkan kebutuhan untuk pelaksnan kegiatan belajar dilaksanakan
pada caturwulan satu, disusun hanya untuk satu catuwulan 1 begitu seterusnya,
sesuai dengan kebutuhan dan diuraikan dengan beerpedoman pada pemisahan
atau pembatasan materi sebagai mana yang tercantum dalam kurikulum atau
GBPP.
BAB IV
Fakor – Fakor Penuyebab Lemahnya Akhlak Dalam Keluarga
A. Analisa Peranan Oangtua Dalam Mendidik Anak
Faktor penghambat Sesungguhnya banyak sekali factor – factor yang
menjadi penyebab lemahnya akhlak dalam keluargaDr. Zakiah Darajat (1988:113)
berpendapat : “Faktor – Faktor yang mempengaruhi kenakalan anak adalah fakto
pendidikan, lingkungan keluarga , ekonomi, social, politik dan sebagainya.”
Dalam hal ini penulis akan membatasi dan mengambil factor yang
dianggap paling kuat dalam mempengaruhi akhlak anak . Diantaranya kurang nya
pendidikan agama. Yang dimaksud dengan pendidikan agama bukanlah pelajaran
agama yang diberikan secara sengaja dan teratur oleh guru sekolah, akan tetapi
yang terpenting adalah penanaman jiwa agama yang dimulai dari rumah tangga
sejak si anak kecil, dengan jalan membiasakan menghargai hak milik orang lain,
dibiasakan beerkata terus terang , benar dan jujur, diajar mengatasi kesukaran –
kesukaran yang ringan dengan tenang, diperlakukan adil dan baik , diajarkan suka
menolong, mau memamaafatkan kesalahan orang, ditanamkan rasa kasih saying
sesame saudara dan sebagainya .
Kebiasaan – kebiasaan baik yang sesuai dengan jiwa ajaran agama itu
akan. tertanam dengan mudah pada jiwa ajaran Al – Qur’an dijelaskan
bagaimana memberikan pendidikan akhlak pada anak – anak keluarga pada
umumnya.
Firman Allah SWT (Al-Ahjab : 55)
الجناGحعGلGیهنGفGيGاGباہهنGوGالاGبنآGہهنGوGالاGخGوGاGنهنGوGالاGبنآGءGاGخGوGنهنGوGالاGبنآGءGاGخGوGتهنGوGال
هن ہنسآ
كانعلیكلشیءشهیدا انا واتقینا هللاوالماملكتایمانهن هللا
Artinya :
“ Tidak ada dosa atas istri – istri Nabi ( untuk berjumpa tanpa tabir )
dengan bapak – bapak mereka, anak – anak laki-laki mereka, saudara laki –laki
mereka, anak laki –laki dari saudara laki – laki mereka, anak laki – laki dari
saudara saudara perempuan, perempuan –perempuan yang beriman dan hamba
sahaya yang mereka miliki, dan bertakwalah kamu (hai istri-istri Nabi) kepda
Allah. Sesungguhnya Allah maha menyaksikan segala sesuatu.
(Depag RI, 1989 :677)Firman Allah SWT surat At Tahriim : 6
یاایهاالنینامنواقواانفسكمواهلیكمناراوقودهاالناسوالحجارةعلیهاملئكةغالظ
شدادالیعصوناهللا
مآامرهمویفعلونمایؤمرون
Artinya :
“ Hai Orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
di perintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan “.
(Depag RI, 1987 : 951),
Dari ayat tersebut diatas dapat kita ambil kesimpulan, bahwa pendidikan
itu berusaha untuk menyeimbangkan aspek – aspek keperibadian baik jasmani
maupun rohani, termasuk di dalam aspek individualitas, moralitas, maupun aspek
religius.
Dan dengn pendidikan itu akan tercapai kehidupan yang harmonis, seimbang
antara kebutuhan fisik material dengan kebutuhan sepiritual dan antara
duniawiyah dengan ukrawiyah.
Agama islam adalah systema keyakinan dan tata ketentuan ilahi yang
mengatur, segala prikehidupan dan penghidupan manusia dalam berbagai
hubungan, baik hubungan manusia dengan Tuhannnya maupun hubungan
manusia dengan sesama manusia.
Anak – Anak yang hidup dilingkungan Rasulullah SAW pada masanya
secara langsung mengalami, menyaksikan dan memperoleh pengajaran praktis
bagaimana berakhlak dan bergaul dengan sesamanya sesuai dengan ajaran Islam,
semua pengalaman dan didikannya di terima oleh para sahabat yang masih kanak
– kanak pada waktu itu. Mereka jelaskan kepada kita sebagaimana dirwayatkan
oleh para ahli Hadits para pelaku yang mendapatkan didikan akhlak dan pegaulan
dari Rasulullah SAW. Pada waktu itu masih berumur kanak – kanak, yaitu berusia
5 sampai 13 Tahin, mereka benar – benar menghayati dan mengalami peristiwa
yang kemudian mereka sampaikan kepada generasi berikutnya lalu ditulis oleh
ahli - ahli Hadits dalam kitab hadits merka. (Drs Muhamad Thalib 2000:12 ).
Kehidupan sehari hari dalam satu keluarga merupakan tmpat yang utama
dan tersedia waktu yang cukup banyak untuk berkumpul,berdiskusi, dan
berinteraksi sesama anggota keluarga dalam segala hal. Jadi suasana dan keadaan
serta kebiasaan – kebiasaan sehari-hari dalam keluarga inilah secara langsung
akan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan yang ternama dalam anggota
keluarga.
Itu sebabnya bagi orang tua yang selalu memberikan didikan agama
kepada anaknya di waktu kecil, maka sianak akan terbentuk kepribadianya
dengan nilai –nilai dari ajaran agama tersebut tidaklah sukar baginya akhlaknya
dalam keluarga, karena akhlak bagi sianak sudah merupakan intgral dalm dirinya,
dengan sendirinya perbuatan –perbuatanya timbul secara spontan dan mudah
tanpa di buat – buat. Maka dengan sendirinya anak selalu melakukan, selalu
menghormati saudara-saudarnya,jujur,amanah,selalu beranggung jawab dan
sebagainya.
Dalam masalah akhlak banyak di jelaskan oleh Hadits – hadits Rasulullah
SAW, bagaimana kita selaku orang tua untuk memberikan pendidikan akhlak
dalam berbagai hal, diantara salah satunya :
Sabda Rasulullah Saw :
عنكلیبالجهنیرضییعنهوكانهلهصحبةقالقالرسۉلهللاصلیهللاعلیهوسلماال
دبرمناألحواةدمنزلةاالب�
Artinya :
Dari Kulap Al Juhani Ra ia pernah menjadi sahabat Nabi, ia berkat
Rasulullah SAW berkata : Saudara yang lebih tua adalah sebagai pengganti ayah.
( HR. Tabrani ).
Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Pendidikan Nasional
bahwa : ” UU No 2 Thun 1989 Tentang pendidikan pasal 25 ayat 1 manyatakan
bahwa pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga,masyarakat dan pemerintah ”.
Dengan demikian dapat kita diartikan bahwa penyelenggaraan pendidikan
tidak dapat dipandang sebagai lembaga yang berdiri tanpa keterlibatan unsur-
unsur penting lainya.
Dalam mendidik Anak Allah memberikan pedoman sebagai landasan
melalui al Qur’an dan Hadits untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah Swt, mendirikan sariat Allah dalam segala permasalahan rumah
tangga. Artinya, tjuan berkeluarga adalah mendirikan rumah tangga muslim yang
mendasar kehidupanya.
B. Analisa Permasalahan
1. Faktor-faktor Pendukung
Dalam memberikan orangtua tidak memberikan secara langsung dapat
dilihat atau dapat dirasakan. Namun melalui Proses yang sangat panjang si anak
sudah dapat berinteraksi dengan yang lainnya, bahwa anak-anak mereka
mempunyai kepribadian yang sangat baik karena pengawasan orang tua selama
mereka berada di rumah.
Susunan rumah harus dapat menciptakan sedemikian rupa sehingga anak dapat
belajar dalam perawatan sarana belajar.
Orang tua murid menentukan dalam mengambil suatu kebijakan yakni
dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi wiswa dan
parsitipasi terhadap sekolah, dengan lingkungan yang ada disekitarnya, dengan
adanya budi dan fikiran dapat menimbang dan menentukan yang akan dia lakukan
sikap modenis dapatyang dihasilkan oleh sekolah. Hal inidapat diperkirakan
bahwa faktor keluarga merupakan faktor yang dapat menentukanterhadap
partisipasi sekolah, mengulang dan putus sekolah akan terus terulang selama
faktor keluarga tersebut tidak teratasi Prof. Dr. Zakiyah Darajat mengatakan
bahwa :
” Orang yang pertama kali dikenal oleh anak adalah orang tua dan
lingkungan keluarga, anak akan menganggap anak itu baik buruk dan jahat sesuai
dengan perbuatan dan kelakuan yang dilihat oleh anak sehari-hari”. ( Ilmu Jiwa
Agama, 1985 : 17 )
Hubungan individu dengan individu, bahkan antara kelompok dengan
kelompok yang satu saling mempengaruhi, seperi dalam lingkungan berikut
hambata. Keluarga merupakan lingkungan social yang paling kecilbagi anak-anak
yang belum masuk sekolah, kehidupan keluarga memiliki pengaruh yang paling
mendasar terutama bila terjadi ketidak harmonisan, kesibukan orang tua bekerja
sehingga tidak sempat memberi perhatian kepada anak, serta kurangnya didikan
agama.
Guru mendorong anak didikanya dengan cara Islam dan kerjasama antara
guru agama Islam dengan orangtua. Karena perkembangan anak, pertama-tama
dapt dipenuhi oleh lingkungan keluarga sehingga dapat mengarahkan anak
terhadap kelancaran proses belajar mengajar disekolah perubahan sosial yang
sangat cepat yang tidak seimbang dengan pembinaan agama, sering menjadi
ketegangan dalam hidup seperti : persaingan masalah ekonomi yang berkaitan
dengan timbulnya kejahatan, peranan orang tua dalam membina akhlak
kepribadia sering menemukan hambatan dalam mengembangkan aktivitas
keteladanan hambatan umumnya karena anak tidak selamanya dalam pengawasan
orang tua.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis uraikan dalam pembahasan skripsi ini
dapat disimpulkan :
1. Secara umum pendidikan akhlak adalah menjadi tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarak dan pemerintah, tetapi secara khusus
pendidikan akhlak adalah menjadi tanggung jawab kedua orang tua sepenuhnya
yaitu ayah dan ibunya. Dan setiap orang tua hendaknya menyadari bahwa anak
adalah amanah dari Allah Swt yang diberikan kepadanya, untuk dipelihara,dijaga
dan diasuh dengan sebaik mungkin sejak dari lahir sampai menjadi dewasa, yang
nantinya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT. Oleh karena itu
orang tua wajib membekali dengan keyakinan agama dari sejak kecil, serta
memberi pendidikan yang mampu mengarahkan kepribadianyan dengan perilaku
yang mulia sesuai dengan ajaran Rasulullah untuk mencapai suatu kehidupan
yang mulia dunia dan akhirat.
Maka dari itu perhatian orang tua terhadap anak tidak terbatas kepada
memenuhi atau mencukupi biaya pendidikan saja, tetapi melainkan juga
perkembangan prestasi dan perilakunya, baik dilingkungan keluarga maupun
dilingkungan masyarakat dan sekolah. Dilingkungan keluarga orang tua
hendaklah mampu menciptakan situasi tangharmonis,lemah lembut dan penuh
rasa cinta dan kasih sayang diantara anggota keluarga,suami isteri,orang tua
dengan anak, dan anatra anak dengan anak, serta anggota keluarga yang lainya.
Orang tua dalam memberikan kebutuhan biaya untuk kehidupan sehri – harui dan
pendidikan anak, hendaklah benar-benar di usahakan dari sumber rezeqi yang
halal dan baik atau dengan proses usaha yang halal pula, sebab bila itu didapat
dari yang tidak baik, tidak halal proses usaha yang haram dan subhat akan
berakibat buruk.
Islam sangat menekankan dalam hal itu pengruh makanan yang haram dan
subhat itu akan membuka jalan bagi anak menuju kesengsaraan dan
penyimpangan serta kekerasan hati yang berakibat menjadikan manusia berani
berbuat hal-hal maksiat dan dosa-dosa serta membentuk sikap dan watak yang
buruk dan berperilaku yang jahat dan berutal, serta malas beribadah.
2. Pendidikan anak adalah suatu tanggung jawab yang sangat besar yang
peranannya terletak dipundak orang tua selaku pendidik utama dan peribadi yang
pertama dalam hidup anak. Orang tua wajib mendidiknya shalat secara baik dan
benar dan wajib juga memberikan motifasi kepadanya.
Lingkungan keluarga sangat dituntut peranannya sebagai sumber pendidik
yang memberikan bekal keyakinan agama dan pengalamannya untuk bersikap dan
berperilaku yang baik, membina kecerdasan dan keterampilan serta bakat yang
dimiliki anak-anaknya agar dapat berperan aktif dimasa depannya.
Setiap orang menghendaki anaknya menjadi orang yang baik yang
berkhlak mulia. Tetapi semua itu akan kembali kepada lingkungan rumah terserah
kepada orang tuanya itu sendiri karena pada dasarnya setiap anak itu
polos,suci,lugu dan bersih bagaikan selembarkan kertas yang putih bersih. Oleh
karena itu setiap pengalaman yang dimulai anak dilingkungan rumah, baik
melalui penglihata, pendengar serta perilaku yang diterimanya akan ikut
menentukan dalam pembinaan peribadinya. Karena keluarga berfungsi untuk
menanamkan keyakinan dan pengalaman agama, nilai – nilai budaya yang
mencukup nilai mmoral dan aturan – aturan pergaulan serta pandangan dan sikap
hidup yang mengandung unsur kehidupan kemasyarakatan berbangsa dan
bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan sebagaimana telah
dicontohkan dengan akhlak Nabi Muhamad SAW. Yang telah diabadikan dalam
Al – Qur’an dan Sunah – sunahnya.
Peranan orang tua agar tercapainya suatu tujuan yang diharapkan itu maka
hendaknya pendidikan itu disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan
jasmani maupun rohani serta perkembangan akal anak didik, karena setiap orang
dewasa yang berperan sebagai pendidik harus memahami hukum dan
perkembangan jiwa anak. Dengan demikian pendidikan akhlak akan lebih terarah
secara efektif dan efisien.
3. Keadaan akhlak ( molaritas ) anak –anak dimasa sekarang ini ada
kecenderungan kemerosotan baik dilingkungan keluarga maupun dilingkungan
masyarakat. Adapun faktor penyebab kemerosotan akhlak ( moral ) anak – anak
tersebut diantaranya :
- Kurang pendidikan agama
- Kurangnya pengertian orang tua tentang pendidikan
- Tidak stabilnya keadaan ekonomi, sosial, politik
DAFTAR PUSTAKA
Al- Ahwni, Ahmad Fuad, Dr, Filsafat Islam, Fustaka Firdaus, 1995.
Al–Am, Kholid, Najib, Mendidik Cara Nabi SAW, PT. Pustaka Hidayah Jakarta,
April 2002
Alam, MS, Syamsul, DR, SH, Modrenisasi Dan Kemajuan Dalam Islam (Koreksi
Terhadap Peradaban Barat), Yayasan Sadar Nusa Pekanbaru, riau
Lembayung Pekanbaru . Juli 1999
An – nahrawi, abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah sekolah ddan masyarakat,
CV. Gema Insan Perss , Jakarta, juli, 1996.
Arifin, H. M, Drs, M. Ed, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan
Penyuluhan Agama, N.V. Bulan Bintang, Jakarta,Juni 1979
Awwad, Jaudah Muhammad, Mendidik Anak Secara Islam, CV. Gema Insan Press,
Jakarta, Oktobr 1955
Barnadib, Imam, Prof, M.A,Ph.d, Filsapat Pendidikan Sistem Dan Metode,Andi
Offset, Yogyakarta, Maret 1976
Darajat, Zakiah, Prof, DR, Ilmu Jiwa Agama, PT. Bulan Bintang, Jakarta,
Nopember 1970
Darajat, Zakiah, Prof, DR, Kepribadian Guru, CV. Bulan Bintang, Jakarta, Maret
1982
Departemen Agama Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Balai
Pustaka, Jakarta, Maret 1990
Dhopfier. Zamakhsyari.Tradisi Pesantren. LP3ES. Jakarta 1982
Hasbullah, Drs, Sejarah Pendidikan di Indonesia, Lintasan Sejarah Pertumbuhan
dan Perkembangan, PT. Roja Grapindo Persada, Jakarta, Maret, 1999