skripsi analisis penerapan akuntansi keuangan pada desa sungai kayu ara...
TRANSCRIPT
-
SKRIPSI
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA DESA
SUNGAI KAYU ARA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SI) Pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau
OLEH:
HERNAWATI
NPM: 155310979
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019
-
i
ABSTRAK
ANALASIS PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA DESA
SUNGAI KAYU ARA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK
Oleh:
HERNAWATI
Penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak yang bertujuan untuk mengetahui apakah Penerapan Akuntansi
Keuangan Pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak
telah sesuai dengan IAI-KASP (2015) tentang Pedoman Asistensi Akuntansi
Keuangan Desa.
Data yang digunakan peneliti pada Desa Sungai Kayu Ara adalah data
primer dan sekunder. Dimana Data Primer adalah data yang pertama dicatat atau
dikumpulkan secara langsung bagian keuangan Desa Sungai Kayu Ara. Data
Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk dokumen data-data mengenai
laporan keuangan,struktur organisasi serta dokumen yang terkait dengan
perencanaan dan pengelola keuangan desa. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis
data menggunakan Metode Deskriptif.
Dari analisis data yang dilakukan peneliti atas ditemui masalah bahwa
Penerapan Akuntansi pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak belum sesuai dengan IAI-KASP (2015) Tentang Pedoman
Asistensi Akuntansi Keuangan Desa dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU).
Kata Kunci : Penerapan Akuntansi Keuangan Desa, IAI-KASP (2015) dan Prinsip
Akuntansi Beterima Umum
-
ii
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE APPLICATION OF FINANCIAL ACCOUNTING
IN SUNGAI KAYU ARA VILLANGE SUNGAI APIT DISTRICT SIAK
REGENCY
By:
HERNAWATI
This research was conducted in Sungai Kayu Ara Village Sungai Apit
District Siak Regency which aims to determine whether the Application of
Financial Accounting in Sungai Kayu Ara Village Sungai Apit District Siak
Regency was in accordance with IAI-KASP (2015) regarding Guidelines for
Village Financial Accounting Assistance.
The data used by researchers in Sungai Kayu Ara Village are primary and
secondary data. Where primary data is the first data recorder or collected directly
in the financial section of Sungai Kayu Ara Village. Secondary Data is data
obtained in the form of data documents regarding financial statements,
organazational structure and documents related to village financial planning and
management. Data collection techniques using interview and documentation
techniques. While the data analysis technique uses descriptive method.
From the data analysis conducted by researchers found that the application
of Accounting in Sungai Kayu Ara Village,Sungai Apit Subdistrict, Siak Regency
is not in accordance with IAI-KASP (2015) Regarding Guidelienes for Assistance
in Village Financial Accounting ang General Accepting Accounting Principles.
Keywords: Aplication of Village Financial Accounting, IAI-KASP (2015) and
General Accepted Accounting Principles.
-
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sesuai dengan waktu yang direncanakan dengan judul “Analisis Penerapan
Akuntansi Keuangan Pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak”
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya
manusia biasa, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Demi
tercapainya kesempurnaan skripsi ini, dengan segenap kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Dalam
penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Terima Kasih Untuk Bapak Drs. H. Abrar, M.Si., AK,. CA sebagai Dekan di
Fakultas Ekonomi dan seluruh staf dan rekan dari Fakultas Ekonomi.
2. Yang terhormat Ibu Dra. Eny Wahyuningsih, M.Si, Ak., CA selaku ketua
Prodi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau.
3. Terima Kasih kepada Bapak Hariswanto, SE., M.Si, Ak, CA., CPA selaku
pembimbing yang telah membantu, mensupport dan memberi motivasi dalam
membimbing skripsi ini hingga selesai.
-
iv
4. Terima kasih kepada seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau
yang mana memberikan motivasi, pikiran, bimbingan serta arahan selama saya
dalam menyusun skripsi ini.
5. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang terkait dalam proses
penelitian yaitu Bapak Baharudin selaku Kepala Desa, Bapak Kerani selaku
Sekretaris Desa, dan Kakak Febriani selaku Bendahara Desa serta petugas desa
yang selalu memberikan pelayanan yang ramah pada saat penulis mengambil
laporan keuangan dan data dalam proses penelitian.
6. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Ramlis Budiana, dan Ibunda Alm
Halimah terima kasih atas doa, nasehat, kasih sayang, semangat, pengorbanan
dan bantuan yang tiada ternilai harganya yang telah Ayah dan Ibu berikan dan
juga terimakasih buat ibu Rosida yang selalu memberi semangat dan motivasi,
buat abang ku Radius Saputra, Rizwan Efendi SE, kakak ipar Nurasanah
S.Pd. Terima kasih atas doa, nasehat, kasih sayang dan bantuannya. Begitu
juga dengan Paman, Bibi dan semua keluarga besar lainnya.
7. Terimaksih penulis ucapkan kepada teman – teman Eka Wahyuni, Surani
Andriani SE, Jumrotul Aini SE, yang selalu memberi semangat, dukungan
dan doa selama penulis menyusun skripsi ini.
8. Terimakasih juga penulis ucapkan untuk Nazura, Ratna, Ririn, Shelly yang
selalu memberikan semangat dan doa nya.
9. Terkhusus untuk sahabat ku, my roommate Titik Fajariah. S.Pd terimakasih
sudah menjadi pendengar setia dari awal masuk kuliah sampai menyelesaikan
skripsi ini, yang selalu membantu dalam segala masalah perkuliahan.
-
v
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan membalas dengan kebaikan dan bantuan
yang diberikan kepada penulis, serta rahmat dan hidayahnya selalu tercurah
kepada kita semua. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga apa yang tertuang
dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Pekanbar 09 Desember 2019
Penulis
-
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6
D. Sistematika Penulisan ....................................................................... 6
BAB II :TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS ......................................... 9
A. Telaah Pustaka ................................................................................. 9
1. Pengertian Akuntansi ...................................................................... 9
2. Pengertian Desa ............................................................................... 11
3. Pengelolaan Keuangan Desa ........................................................... 11
4. Pengertian Akuntansi Keuangan Desa ............................................ 14
-
vii
a. Aspek-aspek dan Karekteristik Akuntansi Keuangan Desa ..... 15
b. Pengguna Akuntansi Keuangan Desa ....................................... 16
c. Prinsip-prinsip Akuntansi Keuangan Desa ............................... 17
5. Persamaan Akuntansi Keuangan Desa ............................................ 18
6. Siklus Akuntansi Keuangan Desa ................................................... 21
7. Dasar Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi ........................ 22
a. Sistem Pencatatan ....................................................................... 22
b. Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Desa ............................. 23
8. Azas Pengelolaan Desa .................................................................... 23
9. Laporan Keuangan Desa .................................................................. 25
10. Penyusunan Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa .................. 28
11. Laporan Kekayaan Milik Desa ........................................................ 29
B. Hipotesis ............................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30
A. Lokasi Penelitian ............................................................................. 30
B. Jenis Data dan Sumber Data ............................................................ 30
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 31
D. Teknik Analisis Data ....................................................................... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA SUNGAI KAYU ARA ....................... 32
A. Sejarah Singkat Desa Sungai Kayu Ara ......................................... 32
-
viii
B. Struktur Organisasi ......................................................................... 36
C. Visi dan Misi .................................................................................. 38
D. Kebijakan Desa .............................................................................. 40
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 41
A. Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi .................. 41
B. Tahap Pencatatan ........................................................................ 41
C. Tahap Penggolongan .................................................................. 44
D. Tahap Pengihktisaran ................................................................. 45
E. Pengumpulan Data Penyesuaian ................................................. 46
F. Penyusunan Laporan Keuangan ................................................. 48
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 50
A. Kesimpulan ....................................................................................... 50
B. Saran ................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
ix
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Buku Kas Umum-Tunai………………………………………….42
Tabel V. 2 Buku Kas Pembantu Pajak……………………………………….43
Tabel V. 3 Buku Bank Desa………………………………………………….44
-
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV. I Struktur Organisasi ........................................................................ 37
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa
Lampiran 2 : Laporan Kekayaan Milik Desa
Lampiran 3 : Buku Kas Umum-Tunai
Lampiran 4 : Buku Kas Pembantu Pajak
Lampiran 5 : Buku Bank Desa
Lampiran 6 : Buku Data Inventaris Desa
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
merupakan sebuah produk era reformasi yang menjadi bentuk awal kemandirian
Desa dalam penyelenggaraan Pemerintah maupun dalam Pengelolaan Keuangan
Desa. Mengingat dana yang diterima oleh desa jumlahnya cukup besar dan terus
meningkat setiap tahunnya, maka dalam penyelenggarakan Pemerintah dan
Pengelolaan Keuangan Desa, dibutuhkan kapasitas Aparatur Desa yang handal
dan sarana lainnya yang memadai agar pelaksanaannya menjadi lebih terarah dan
akuntabel.
Pengertian desa menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut pasal 71 ayat (1) UU Nomor 6 Tahun 2014 dinyatakan bahwa
keuangan desa adalah hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Selanjutnya pada ayat (2) nya dinyatakan
bahwa adanya hak dan kewajiban akan menimbulkan pendapatan, belanja,
pembiayaan, dan pengelolaan keuangan desa.
-
2
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka kita
dapat simpulkan apa yang sebelumnya diatur pada UU No 6 Tahun 2014
diantaranya: Pasal 93 ayat (1) menyatakan bahwa pengelolaan keuangan Desa
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penantausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban. Berdasarkan pasal 105 dinyatakan ketentuan mengenai
pengelolaan keuangan Desa akan diatur dalam Permedagri.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
pengelolaan keuangan Desa merupakan kesel uruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, penganggaran, penatausahaan, laporan, pertanggungjawaban dan
pengawasan keuangan desa, sehingga desa diharapkan dapat mengelola
keuangannya tersebut lebih baik. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas
transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin
anggaran. Penyelenggaraan kewenagan desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala Desa didanai oleh APBDesa. Penyelenggaraaan
kewenangan berskala Desa didanai oleh APBDesa, juga dapat didanai oleh
anggaran pendapatan dan belanja Negara dan anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya untuk menyediakan
informasi kualitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi
yang dimaksud agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan cara
mencatat, menggolongkan dan mengikhtisarkan transaksi yang bersifat keuangan
dalam bentuk laporan keuangan. Sedangkan akuntansi desa adalah pencatatan dari
-
3
proses transaksi yang terjadi di desa, dibuktikan dengan nota-nota kemudian
dilakukan pencatatan dan pelaporan keuangan sehingga akan menghasilkan
informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang
berhubungan dengan desa. Pihak- pihak yang menggunakan informasi keuangan
desa yaitu Masyarakat desa, Perangkat desa, Pemerintahan daerah, Pemerintahan
pusat.
Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak dalam
menyususn laporan keuangan desa Sungai Kayu Ara berpedoman pada UU No.6
pada Tahun 2014 tentang Desa, UU No.43 Tahun 2014 tentang Peratutran
Pelaksanaan dan Peraturan Dalam Negeri Republik Indonesia No. 113 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa serta IAI-KASP 2015.
Pada tahun 2017 pendapatan transfer dari pemerintah Desa Sungai Kayu
Ara adalah sebesar Rp. 1.846.284.828,00. Bukti transaksi penerimaan dan
penarikan dana yang diterima bendahara desa biasanya berupa rekening giro yang
diminta kepada pihak bank yang bersangkutan dan kemudian bukti tersebut
disimpan.
Penyusunan laporan keuangan pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan
Sungai Apit Kabupaten Siak berbasis pada basis kas (cash basic). Basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran,
dimana transaksi dicatat pada saat menerima kas atau pada saat pengeluaran dan
biaya di catat pada saat penerimaan kas.
-
4
Proses akuntansi yang dilakukan pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan
Sungai Apit Kabupaten Siak dengan mengumpulkan transaksi dilakukan
pencatatan berupa pembuatan Buku Kas Umum (Lampiran 3). Dalam buku kas
umum terdapat kode rekening, penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo.
Kemudian membuat Buku Kas Pembantu Pajak (Lampiran 4) untuk membantu
Buku Kas Umum mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan
dengan pajak serta Buku Bank (Lampiran 5) untuk membantu buku kas mengenai
penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan bank. Untuk melengkapi
catatan agar lebih jelas berdasarkan transaksi yang terjadi dapat dihasilkan laporan
keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan APBDes (Lampiran 1) untuk mengetahui Laporan
Kekayaan Milik Desa (Lampiran 2) Serta membuat buku daftar inventaris
(Lampiran 6) yang menyajikan daftar asset tetap yang ada di Desa Sungai Kayu
Ara.
Laporan Kekayaan Milik Desa disusun untuk mengetahui jumlah
kekayaan bersih desa, Laporan Kekayaan Milik Desa disajikan komparatif dengan
tahun sebelumnya dan investarisasi Aset Desa. Asset desa terdiri dari 2 pertama
asset lancar yang terdiri dari dari kas dan bank, piutang serta persediaan. Kedua
asset tetap adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli
atau diperoleh atas beban APBDesa atau perolehan lainya yang sah. Asset tetap
milik Desa Sungai Kayu Ara terdiri dari tanah, peralatan dan mesin,gedung dan
bangunan serta jalan, jaringan dan instalasi. Laporan Kekayaan Milik Desa Sungai
-
5
Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak tidak melakukan perhitungan
atas akumulasi penyusutan terhadap asset tetap.
Berdasarkan proses akuntansi yang dilakukan di Desa Sungai Kayu Ara
Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak terdapat permasalahan yaitu tidak
membuat jurnal umum serta tidak memposting ke Buku Besar yang merupakan
media pencatatan transaksi sesuai dengan terjadinya transaksi pada Buku Kas
Umum menurut IAI-KASP 2015.
Selain Itu Desa Sungai Kayu Ara tidak menghitung nilai persediaan pada
akhir periode. Pada tahun 2017 belanja barang dan jasa (persediaan benda pos dan
materai dengan biaya pengeluaran sebesar Rp.1.800.000, persediaan alat tulis
kantor sebesar Rp.14.021.100 Dapat dilihat dilampiran 2) dan pada tahun 2016
belanja barang dan jasa (persediaan alat dan tulis kantor sebesar Rp.9.580.500
Dapat dilihat pada lampiran 2) dan lainnya sehingga saldo pada Laporan
Kekayaan Milik Desa Sungai Kayu Ara nol (0)
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik
menganalisis masalah penerapan akuntansi dengan melakukan penelitian dalam
bentuk proposal berjudul : ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI
KEUANGAN PADA DESA SUNGAI KAYU ARA KECAMATAN SUNGAI
APIT KABUPATEN SIAK.
-
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang penulis kemukakan
diatas, maka dalam hal ini penulis merumuskan suatu masalah sebagai berikut:
“Apakah Penerapan Akuntansi Keuangan Desa yang diterapkan Sungai Kayu Ara
Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Beterima Umum”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dilaksanakan untuk Kesesuaian
Penerapan Akuntansi Desa Sungai Kayu Ara dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam hal
penerapan akuntansi pada Desa Sungai Kayu Ara
2. Bagi Kantor Desa Sungai Kayu Ara dapat dijadikan pertimbangan dalam
menerapkan akuntansi dan dalam penyusunan laporan keuangan.
3. Bagi peniliti yang lain dapat dijadikan referensi untuk meneliti pada masa yang
akan datang.
D. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman, maka penulis membagikan menjadi
enam bab yaitu sebagai berikut:
-
7
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan meliputi Latar Belakang Masalah, Tujuan dan
manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan.
BAB II TELAAH PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori dan pengembangan
hipotesis, menjelaskan teori-teori yang telah diperoleh melalui
tinjauan pustaka dari berbagai literature yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan Lokasi Penelitian dan Jenis Dan Sumber Data
dan Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA
Bab ini berisikan Sejarah Singkat Desa, Visi dan Misi, Struktur
Organisasi Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai
Apit Kabupaten Siak yaitu tentang Sistem Pencatatan dan
Pengakuan Akuntansi, Proses Akuntansi, dan Penyajian Laporan
Keuangan.
-
8
BAB VI PENUTUP
Bab ini mencakup kesimpulan, dan kemudian diberikan beberapa
saran yang bermanfaat bagi Kantor Desa maupun bagi penulis.
-
9
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi mempunyai pengertian yang beraneka ragam menurut sudut
pandang masing-masing ahli yang memberikan definisi akuntansi. Akuntansi
Secara umum akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang berfungsi menyediakan
informasi kuantitatif tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang
diharapkan bermanfaat dalam mengumpulkan keputusan ekonomis. Pengertian ini
menekankan pada peranan akuntansi, yaitu untuk memberikan informasi bagi
kepentingan para pemakai daftar keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Pengertian akuntansi tersebut merupakan akuntansi oleh
financial Accounting Standard Board (FASB). American Institite Of Public
Accountants (AICPA) melalui Committee on Terminology (1941) yang
diterjemahkan oleh Hadibroto mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah suatu keahlian untuk mencatat, mengklasifikasi dan
mengikhtisarkan dengan cara yang tepat dan dinyatakan dengan uang, transaksi
dan kejadian yang sebagai sekurang-kurangnya bersifat keuangan dan
menginterprestasikan hasil yang diperoleh. Selain itu akuntansi adalah proses
mengenali, mengukur dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk
memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang
bersangkutan.
-
10
Menurut IAI-KASP Tahun 2015 akuntansi adalah suatu kegiatan dalam
mencatat data keuangan sehingga menjadi suatu informasi yang berguna bagi
pemakainya.
Adapun menurut Sofyan Sayfri Harahap (2011:3) dalam bukunya yang
berjudul Teori akuntansi adalah sebagai :
Akuntansi adalah bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat
memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi
keuangan terutama dalam jumlah kekayaan, utang dan modal suatu bisnis dan
hasil usahanya pada waktu (periode tertentu).
Menurut Herry (2012:7) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut:
Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para
pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Akuntansi
merupakan kumpulan konsep dan teknis yang digunakan untuk mengukur dan
melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi.
Dapat ditarik sebuah kesimpulan dari beberapa definisi akuntansi diatas
bahwa akuntansi merupakan sebuah proses pengindentifikasian, penggolongan,
pengukuran, pencatatan dan penyajian informasi mengenai transaksi-transaksi
keuangan dalam perusahaan yang kegiatannya dapat diukur dengan satuan mata
uang untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam
perusahaan.
-
11
2. Pengertian Desa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa adalah suatu kesatuan
wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem
pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau desa merupakan
kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan
Menurut Sujarwi (2015:17) Desa adalah pencatatan dari proses transaksi
yang terjadi didesa, dibuktikan dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan
dan pelaporan keuangan keuangan sehingga akan menghasilkan informasi dalam
bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang berhubungan dengan
desa.
3. Pengelolaan Keuangan Desa
Menurut (IAI-KASP 2015:2-5) Sebagaimana telah dinyatakan
sebelumnya, pengelolaan keuangan Desa meliputi: perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Perencanaan 1) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes dibuat, disampaikan
oleh Kepala Desa, dan dibahas dengan Badan Permusyawaratan
Desa untuk disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun
berjalan.
2) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes yang telah disepakati disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui
camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati
untuk dievaluasi.
3) Bupati/Walikota melakukan evaluasi paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes.
Dalam hal Bupati/Walikota tidak melakukan evaluasi dalam batas
tersebut, maka Peraturan Desa berlaku dengan sendirinya.
-
12
4) Dalam hal ada koreksi yang disampaikan atau penyesuaian yang harus dilakukan dari hasil evaluasi tersebut, maka Kepala Desa harus
melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak
diterimanya hasil evaluasi.
5) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa
tentang APBDes menjadi Peraturan Desa, Bupati/Walikota
membatalkan Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota.
Dengan dilakukannya pembatalan Peraturan Desa tersebut sekaligus
menyatakan berlakunya pada APBDes tahun anggaran sebelumnya.
Dalam hal terjadi pembatalan, Kepada Desa hanya dapat melakukan
pengeluaran terhadap operasional penyelenggaraan Pemerintah
Desa.
6) Kepala Desa Memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan dan selanjutnya bersama
BPD mencabut Peraturan Desa dimaksud.
7) Dalam hal Bupati/Walikota mendelegasikan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes kepada Camat atau sebutan lain,
maka langkah yang dilakukan adalah:
a. Camat menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDes paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan
Peraturan Desa tentang APBDes.
b. Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu yang ditetapkan, Peraturan Desa tersebut berlaku dengan
sendirinya.
c. Dalam hal ada koreksi yang disampaikan atau penyesuaian yang harus dilakukan dari hasil evaluasi tersebut, Kepala Desa
melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja
terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
d. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa
tentang APBDes menjadi Peraturan Desa, Camat menyampaikan
usulan pembatalan Peraturan Desa Kepada Bupati/Walikota.
b. Pelaksanaan 1) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka
pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas
desa.
2) Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.
3) Pemerintahan desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.
4) Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada jumlah tertentu dalam rangkamemenuhi kebutuhan operasional
pemerintahan desa.
-
13
5) Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDes tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang
APBDes ditetapkan menjadi peraturan desa.
6) Pengeluaran desa untuk belanja pegawai yang bersifatmengikat dan operasional perkantoran yang ditetapkan dalam peraturan
kepala desa tetap dapat dikeluarkan walaupun rancangan
peraturan desa tentang APBDes belum ditetapkan.
7) Pelaksanaan Kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus disertai dengsn dokumen
diantaranya Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Sebelum
digunakan, RAB tersebut diverifikasi oleh Sekretaris Desa dan
disahkan oleh Kepala Desa.
8) Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan yang menyebabkan pengeluaran atas beban anggaran belanja kegiatan
dengan mempergunakan Buku Pembantu Kas Kegiatan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan desa.
c. Penatausahaan Bendahara desa wajib:
1) Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib,
penatausahaan penerimaan dan pengeluaran dilakukan
menggunakan : Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, dan
Buku Pajak.
2) Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.
d. Pelaporan Kepala desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDes
kepada Bupati/Walikota yang meliputi:
1) Laporan semester pertama, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes, Semester Pertama.
2) Laporan semester akhir tahun, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Semester Akhir.
e. Pertanggungjawaban Kepala Desa menyampaikan kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun
anggaran laporan yang meliputi:
1) Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes Tahun Anggaran berkenan.
a. Merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
b. Diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.
c. Disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lainnya.
2) Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenan
-
14
3) Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.
4. Pengertian Akuntansi Keuangan Desa
Menurut Permendagri No. 6 Tahun 2016 Akuntansi Keuangan Desa
adalah sebagai berikut:
Semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah desa
yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.
Keuangan desa dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel,
partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Pengelolaan keuangan desa dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran
yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa, kemudian disingkat APBDesa
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa dan Badan
Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan peraturan desa. Bendahara
adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menantausahakan, membayar dan
mempertanggungjawabkan keuangan desa dalam rangka pelaksanaan
APBDesa.
Menurut Undang-undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pendapatan
Desa bersumber dari:
a. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil asset, swadaya dan
partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa
b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota
d. Alokasi dana Desa yang nerupakan bagian dari dana pertimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota
e. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota
f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga
-
15
g. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.
a. Aspek-aspek dan karakteristik Akuntansi Keuangan Desa
Adapun aspek-aspek dari akuntansi menurut Pedoman Asistensi Akuntansi
Keuangan Desa dala (IAI- KASP, 2015:6) adalah sebagai berikut:
1. Aspek Fungsi
Akuntansi menyajikan informasi kepada suatu entitas (misalnya
Pemerintahan Desa) untuk melakukan tindakan yang efektif dan efisien. Fungsi
tindakan tersebut adalah untuk melakukan perencanaan, pengawasan, dan
menghasilkan keputusan bagi pimpinan entitas (misalnya Kepala Desa) yang
dapat dimanfaat baik pihak internal maupun eksternal.
2. Aspek Aktivitas
Suatu proses yang dilakukan untuk mengindentifikasi data, menjadi
sebuah data yang relevan, yang kemudian dianalisa dan diubah menjadi sebuah
informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sedangkan Karakteristik penting akuntansi desa meliputi hal-hal sebagai
berikut menurut IAI-KASP, 2015:6 meliputi:
a) Pengindetifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi
keuangan
b) Akuntansi sebagai suatu sistem dengan input data atau informasi
dengan output informasi dan laporan keuangan
c) Informasi keuangan terkait suatu entitas
-
16
d) Informasi dikomunikasikan untuk pemakai dalam pengambilan
keputusan.
Aspek akuntansi itu sendiri memberikan arah bagi pengelola sumber daya
untuk melaksanakan proses pengelolaan dan aset-asetnya secara profesional dan
akuntabel. Proses akuntansi adalah proses pengelolaan data sejak terjadinya
transaksi, kemudian transaksi ini harus disertai dengan bukti-bukti yang valid dan
sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini
maka diproses dalam pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa
informasi laporan keuangan.
b. Pengguna Akuntansi Keuangan Desa
Menurut IAI-KASP (2015:6-7) Pihak-pihak yang membutuhkan dan
senantiasa menggunakan informasi akuntansi Keuangan Desa, di antaranya:
1. Pihak Internal. Pihak internal adalah pihak yang berada didalam struktur organisasi desa,
yaitu Kepala Desa. Sekretaris Desa, Bendahara, da Kepala Urusan/
Kepala Seksi
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Badan Permusyawaratan membutuhkan informasi keungan untuk
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan APBDesa.
3. Pemerintah. Dalam hal ini baik pemerintah pusat, pemerintah Provinsi, dan
pemerintah Kabupaten/Kota mengingat bahwa anggaran Desa berasal
baik dari APBN dan APBD melalui transfer, bagi hasil, dan bantuan
keuangan.
4. Pihak Lainnya. Selain pihak-pihak yang disebutkan sebelumnya, masih banyak lagi
pihak yang memungkinkan untuk melihat laporan keuangan Desa,
misalnya Lembaga Swadaya Desa, RT/RW, dan sebagainya.
-
17
c. Prinsip-prinsip Akuntansi Keuangan Desa
Ada beberapa prinsip akuntansi keuangan desa menurut (IAI-KASP,
2015:7-8) adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Harga Perolehan
Prinsip ini mempunyai aturan bahwa harga perolehan dari harta (asset).
Kewajiban/utang, dan pendapatan dihitung dari harga perolehan sesuai
dengan kesepakatan oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Harga
perolehan ini bernilai objektif sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan
atau dibayarkan dari kas atau bank.
2. Prinsip Realisasi Pendapatan
Prinsip ini merupakan pembahasan mengenai bagaimana mengukur dan
menentukan nilai dari pendapatan yang diperoleh. Pengukuran pendapatan
dapat diukur dengan penambahan harta (asset) dan berkurangnya utang tau
bertambahnya jumlah kas. Pencatatan pendapatan pada pemerintah Desa
pada dasarnya dilakukan pada saat terjadinya transaksi dan dapat dilihat
berdsarkan jumlah kas yang diterima.
3. Prinsip Objektif
Prinsip ini merujuk pada laporan keuangan yang didukung oleh bukti-bukti
transaksi yang ada. Jika tidak ada bukti transaksi, maka tidak ada pencatatan
transaksi. Prinsip ini memerlukan pengawasan dan pengendalian pihak
intern untuk menghindari terjadinya kecurangan-kecurangan untuk
memanipulasi bukti transaksi dan pencatatnya.
-
18
4. Prinsip Pengungkapan Penuh
Dalam pembuatan laporan keuangan hendaknya mengungkapkan sebuah
informasi penuh yang tersaji dengan baim secara kualitatif dan kuantitatif
yang dapat memepengaruhi pengambilan keputusan.
5. Prinsip Konsistensi
Dalam pembuatan laporan keuangan harus mempunyai nilai konsistensi
dalam menggunakan metode, pedoman, dan standar dalam pembuatannya
laporan keuangan juga harus mempunyai nilai banding, yang artinya laporan
keuangan dapat dibandingkan dengan pemerintah desa lainnya dengan
periode yang sama atau sebaliknya.
5. Persamaan Akuntansi Keuangan Desa
Didalam IAI-KASP 2015 menjelaskan persamaan akuntansi keuangan desa
merupakan gambaran antara elemen-elemen dalam sebuah laporan keuangan yang
saling berhubungan. Terdapat 5 elemen pokok dalam laporan keuangan Desa,
yaitu Aset, kewajiban, Pedapatan, Belanja, dan Kekayaan Bersih.
1. Persamaan dasar akuntansi
Persamaan akuntansi dasar ini sangat sederhana dengan mengambil 3
elemen pokok dalam laporan keuangan, yaitu asset, kewajiban, dan
kekayaan bersih, maka didapat rumusan persamaan akuntansinya
sebagai berikut:
Aset = Kewajiban + Kekayaan Bersih
-
19
2. Persamaan akuntansi yang diperluas
Persamaan akuntansi yang diperluas dari persamaan akuntansi dasar ini
memiliki 2 rumus yaitu :
Aset + Belanja = Kewajiban + Kekayaan Bersih + Pendapatan +/-
Pembiayaan Netto
Atau
Aset = Kewajiaban + Kekayaan Bersih + (Pendapatan- Belanja) +/-
Pembiayaan Netto
Unsur – unsur yang ada pada laporan keuangan desa dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Aset
Merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan mana manfaat ekonomi atau sosial dimasa depan
dapat diperoleh serta dapat diukur dengan satuan uang. Asset dapat
dikelompokkan dalam :
1. Aset Lancar yaitu asset yang dalam periode waktu tertentu (tidak
lebih dari satu tahun) dapat dicairkan menjadi uang kas atau menjadi
bentuk asset lainnya. Misalnya kas, piutang, dan persediaan.
2. Aset Tidak Lancar yaitu asset yang mempunyai nilai ekonomis
lebih dari satu tahun. Misalnya investasi permanen, asset tetap, dana
cadangan, asset tidak lancar lainnya.
-
20
b. Kewajiban
Merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesai nya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi yang dimiliki. Kewajiban
ini biasa berupa kewajiban jamgka pendek dan kewajiban jangka penjang.
Misalnya utang kepada pihak ketiga, utang pemotongan pajak, utang cicilan
pinjaman, pinjaman jangka panjang.
c. Kekayaan Bersih
Merupakan selisih anatara asset yang dimiliki desa dengan kewajiban. Yang
harus dipenuhi desa sampai dengan tanggal 31 Desember suatu tahun.
d. Pendapatan
Merupakan penerimaan yang akan menambah saldo anggaran lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah desa,
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah desa.
e. Belanja
Merupakan semua pengeluaran oleh bendahara yang mengurangi saldo
anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayaran kembali oleh pemerintah desa.
f. Pembiayaan
Merupakan setiap penerimaan atau pengeluaran yang tidak berpengaruh pada
kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya, yang dalam penganggaran terutama dimaksud untuk menutup
defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
-
21
6. Siklus Akuntansi Keuangan Desa
Akuntansi menggunakan sebuah siklus akuntansi, artinya terdiri dari
berbagai tahapan tertentu dan selesainya tahapan tersebut kegiatan akan berulang
kembali sesuai dengan urutan tertentu. Menurut IAI-KASP Tahun 2015 tahapan
siklus akuntansi berupa:
a. Tahap Pencatatan Tahap ini merupakan langkah awal dari siklus akuntansi. Berawal
dari bukti-bukti transaksi selanjutnya dilakukan pencatatan
kedalam buku yang sesuai
b. Tahap Penggolongan Tahap selanjutnya setelah dilakukan pencatatan berdasarkan bukti
transaksi adalah tahap penggolongan. Tahap penggolongan
merupakan tahap pengelompokkan catatan bukti transaksi kedalam
kelompok buku besar sesuai dengan nama akun dan saldo-saldo
yang telah dicatat dan dinilai kedalam kelompok debit dan kredit.
c. Tahap Pengikhtisaran Pada tahap ini dilakukan pembuatan neraca saldo dan kertas kerja.
Laporan Kekayaan Milik Desa berisi saldo akhir akun-akun yang
telah dicatat dibuku besar utama dan buku besar pembantu.
Laporan Kekayaan Milik Desa dapat berfungsi untuk mengecek
keakutratan dalam memposting akun kedalam debit dan kredit.
Didalam Laporan Kekayaan Milik Desa jumlah kolom debit dan
kredit didalam Laporan Kekayaan Milik Desa dari waktu ke waktu
untuk menghindari salah pencatatan. Dengan demikian,
pembuktian ini bukan merupakan salah satu indikasi bahwa
pencatatan telah dilakukan dengan benar.
d. Tahap Pelaporan Tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus akuntansi. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini:
1) Membuat Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa. Laporan ini berisi jumlah anggaran dan realisasi dari
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dari pemerintah des yang
bersangkutan untuk tahun anggaran tertentu.
2) Laporan Kekayaan Milik Desa. Laporan ini berisi posisi asset lancer, asset tidak lancer, dan kewajiban pemerintah desa per
31 Desember tahun tertentu.
-
22
7. Dasar Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Desa
a. Sistem Pencatatan
Menurut Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012:44-51)
adalah sebagai berikut:
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan
pelaporan transaksi ekonomi dari suatu organisasi. Yang dimaksud dengan
pengindentifikasian adalah mengindefikasian transaksi ekonomi, agar dapat
membedakan yang mana transaksi yang bersifat ekonomi dan yang tidak. Pada
dasarnya ekonomi adalah aktivitas yang terkait dengan uang. Proses selanjutnya
adalah pengukuran transaksi ekonomi, yaitu dengan menggunakan satuan uang.
Semua transaksi didalam akuntansi harus dinyatakan dengan uang. Berikutnya
adalah pencatatn ekonomi, adalah pengelolaan data transaksi ekonomi tersebut
melalui penambahan dan pengurangan atas sumber daya yang ada. Pelaporan
ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang merupakan hasil akhir dari
proses akuntansi.
Menurut Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012:44-51) sistem
pencatatn di dalam akuntansi terbagi menjadi tiga jenis yaitu sistem pencatatan
Single Entry, double entry dan triple entry.
1. Single Entry Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata
buku tunggal atau tata buku. Pada sistem ini, pencatatan transaksi
ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang
berakibat bertambahnya kas akun dicatat pada sisi penerimaan dan
transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi
pengeluaran.
2. Double Entry Sistem pencatatan double entry atau juga disebut dengan tata buku
berpasangan adalah sistem pencatatan dimana transaksi ekonomi
dicatat dua kali. Pada sisitem pencatatan double entry terbagi dua sisi
yaitu debit disisi kiri dan kredit disisi kanan setiap pencatatan
transaksi harus menjaga keseimbagan persamaan dasar akuntansi.
3. Triple Entry Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatab dengan
menggunakan system pencatatan double entry, ditambah dengan
mencatat pada buku anggaran. Sistem pencatatan double entry dijalan
pada pemerintah, pejabat penatausahaan keuangan (PKK) satuan kerja
pemerintah daerah (SKPD) maupun bagian keuangan atau satuan kerja
pengelola keuangan daerah (SKPKD) juga mencatat transaksi tersebut
-
23
pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut berefek pada sisa
anggaran.
b. Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Desa
Dasar pengakuan merupakan penentuan kapan suatu transaksi dicatat. Untuk
menentukan kapan suatu transaksi dicatat digunakan sebagai sistem atau basis
atau dasar akuntansi.
Menurut Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012 : 46-51)
adalah sebagai berikut:
1. Basis Kas (cash basis) Basis kas merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam
akuntansi, dimana pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika
transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan.
2. Basis Akrual (accrual basis) Transaksi dicatat pada saat terjadinya tanpa memperhatikan saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar. Dengan kata lain basis akrual digunakan
untuk pengukuran asset, kewajiban atau ekuitas dana.
3. Basis Kas Modifikasian (modified cash basis) Basis ini mencatat transaksi selama tahun anggaran dan melakukan
penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan basis akrual.
4. Basis Akrual Modifikasian (modified accrual basis) Basis ini mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas untuk
transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan basis akrual untuk
sebagian besar transaksi.
8. Asas Pengelolaan Desa
Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel,
partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran (Permendagri
Nomor 113 Tahun 2014). Keuangan desa dikelola dalam masa 1 tahun anggaran
yakni mulai tanggal 1 Januari sampai tanggal 31 Desember .
-
24
a. Transparan
yaitu prinsip terbuka – keterbukaan, dalam arti segala kegiatan dan
informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa dapat diketahui dan diawasi oleh
pihak lain yang berwenang. Transparansi menurut Sukrisno Agoes dan 1 Cenik
Ardana (2009:104) adalah sebagai berikut:
Transparansi artinya kewajiban bagi para pengelola menjalankan prinsip
keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian informasi.
Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga mengandung arti bahwa
informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, dan epat waktu kepada
semua pemangku kepentingan. Tidak boleh ada hal-hal yang dirahasiakan,
disembunyikan, ditutup-tutupi, atau ditunda-tunda pengungkapannya.
b. Akuntabel
Tata kelola Pemerintahan yang baik adalah salah satu tuntunan masyarakat
yang harus dipenuhi. Salah satu pilar tata kelola tersebut adalah akuntabilitas.
Menurut Mardiasmo (2009) dalam bukunya menyebutkan akuntabilitas adalah
sebagai berikut:
Akuntabilitas dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah
(agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan
dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak
dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Akuntabilitas Vertikal (vertical accountability), Pertanggungjawaban vertical adalah pertanggungjawaban(vertical accountability) atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya
pertanggungjawaban unit-unit kerja kepada pemerintah daerah,
pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan
pemerintah pusat kepada MPR.
2. Akuntabilitas Horizontal (horizontal accountability), Pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability) adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
-
25
c. Partisipatif
Partisipasi adalah prinsip dimana bahwa setiap warga desa pada desa yang
bersangkutan mempunyai hak untuk terlibat dalam setiap pengambilan keputusan
pada setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah desa dimana mereka
tinggal. Keterlibatan masyarakat dalam rangka pengambilan keputusan tersebut
dapat secara langsung dan tidak langsung.
Menurut Huraerah (2008:117) membagi partisipasi kedalam lima macam,
yaitu sebagai berikut:
1) Partisipasi langsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka
2) Partisipasi dalam bentuk iuran atau barang dalam kegiatan partisipatori, dana dan sarana sebaiknya dating dari dalam masyarakat sendiri.
Kalaupun terpaksa dari luar hanya bersifat sementara dan sebagai
umpan.
3) Partisipasi dalam bentuk dukungan. 4) Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. 5) Partisipasi respresentatif dengan memberikan kepercayaan dan mandate
kepada wakil-wakil yang duduk dalam organisasi atau panitia.
9. Laporan Keuangan Desa
Menurut Sujarweni. V Wiratna 2015: 23-26 ada beberapa tahap pembuatan
laporan keuangan desa sebagai berikut:
1. Membuat rencana berdasarkan visi misi yang dituangkan dalam
penyusunan anggaran.
2. Anggaran yang dibuat terdiri dari akun pendapatan, belanja, dan
pembiayaan setelah angaran disahkan maka perlu dilaksanakan.
3. Dalam pelaksanaan anggaran timbul transaksi. Transaksi tersebut harus
dilakukan pencatatan lengkap berupa pembuatan buku kas umum, buku
-
26
kas pembantu, buku bank, buku pajak, buku investaris dengan disertai
pengumpulan bukti-bukti transaksi.
4. Untuk memperoleh informasi posisi keuangan, kemudian berdasarkan
transaksi yang terjadi dapat dihasilkan sebuah neraca. Neraca ini
fungsinya untuk mengetahui kekayaan atau posisi keuangan desa.
5. Selain menghasilkan neraca bentuk pertanggungjawaban pemakaian
anggaran buatlah laporan realisasi anggaran desa.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas
untuk pangakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam laporan realisasi
anggaran. Basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam
neraca.
Laporan keuangan yang dikemukan oleh Sujarweni. V Wiratna 2015: 23-
26 adalah:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
Anggaran desa adalah rencana keuangan tahunan yang diselenggakan
oleh pemerintah desa yang dibahs dan disepakati antara pemerintah
desa dan badan permusyawaratan desa, serta ditetapkan oleh peraturan
desa, anggaran dibuat sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
b. Buku Kas Umum
Buku kas umum digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas yang
menyangkut penerimaan dan pegeluaran kas, baik secara tunai
maupun kredit, dugunakan juga untuk mencatat mutasiperbankan atau
-
27
kesalahan dalam pembukuan. Buku kas umum dapat dikatan sebagai
sumber dokumen transaksi.
c. Buku Kas Harian Pembantu
Buku kas harian pembantu adala buku yang digunakan untuk mencatat
transaksi pengeluaran dan pemasukan yang berhubungan dengan kas
saja.
d. Buku Bank
Buku bank digunakan untuk membantu buku kas umum, dalam rangka
penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan uang bank.
e. Buku Pajak
Buku pajak digunakan untuk membantu buku kas umum, dalam
rangka penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pajak.
f. Buku Investaris Desa
Buku investaris yang digunakan untuk membantu buku kas umum,
dalam mencatat barang-barang yang dimilik oleh desa.
g. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Desa
Laporan Realisasi Anggaran Berdasarkan SPAP meyajikan informasi
realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan,
yang masing-masing diperbandingkan dengan anggaranya dalam suatu
periode. Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya
sekali dalam setahun.
-
28
10. Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan
APBDesa
Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes setiap
akhir tahun anggaran disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat terdiri
dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan yang telah ditetapkan dengan
peraturan desa. Setelah pemerintah desa dan BPD telah sepakat terhadap Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes dalam bentuk peraturan
desa, maka perdes ini disampaikan kepada Bupati/Walikota sebagai Laporan
Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes merupakan
laporan yang disampaikan secara periodik kepada BPD terhadap pelaksanaan
APBDes yang telah disepakati diawal tahun dalam bentuk Peraturan Desa.
Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes dilampiri:
a. Format Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes
Tahun Anggaran berkenan
b. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun
Anggaran berkenan; dan
c. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang
masuk ke Desa.
-
29
11. Laporan Kekayaan Milik Desa
Laporan ini menyajikan kekayaan milik desa pada dasarnya merupakan
selisih antara aset yang dimiliki desa dengan jumlah kewajiban desa sampai
dengan tanggal 31 Desember suatu tahun. Laporan kekayaan Milik Desa terdiri
dari tiga akun pokok yaitu asset desa, kewajiban, dan kekayaan bersih. Asset desa
adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau
diperoleh atau beban APBDesa atau perolehan hak lainnya yang sah. Asset
disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya yaitu berupa asset lancar dan tidak
lancar. Contohnya asset tidak lancar adalah kas, piutang desa, dan persediaan.
Sedangkan asset tidak lancar meliputi modal pemerintah desa dan asset tetap milik
desa (tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan
instalasi) dan asset non lancar lainnya. Kewajiban adalah utang yang timbul
karena adanya pinjaman oleh pemerintah desa. Kekayaan bersih, yaitu selisih
antara asset dan kewajiban pemerintah desa.
B. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan telaah pustaka yang telah
diuraikan diatas maka penulis dapat mengemukakan hipotesis penelitian adalah
Penerapan Akuntansi keuangan pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai
Apit Kabupaten Siak belum sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
-
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan
Sungai Apit Kabupaten Siak. Dengan waktu yang telah ditetapkan.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder:
1. Data primer
Data primer adalah data yang pertama dicatat dan dikumpulkan
berupa hasil wawancara secara langsung kepada bagian keuangan desa,
proses penyusunan laporan keuangan desa, sistem pencatatan yang dilakukan
pada desa sungai kayu ara kecamatan sungai apit kabupaten siak.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang peroleh dari Desa Sungai Kayu Ara
dalam bentuk dokumen data-data mengenai laporan keuangan, struktur
organisasi, berupa dokumen terkait dengan perencanaan dan pengelolaan
Keuangan Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak.
Data-data ini bersumber dari bendahara yang sangat berperan penting dalam
mengatur dan mengurus keuangan desa.
-
31
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan
tiga teknik yaitu:
1) Wawancara
Melakukan wawancara secara langsung dengan mengajukan pertanyaan
yang mengenai aktivitas pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak.
2) Dokumentasi
Melakukan pengumpulan data atau laporan yang diterima dari Desa
Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak baik berupa peraturan
yang berhubungan dengan analisis penerapan akuntansi pada desa sungai kayu
ara kecamatan sungai apit kabupaten siak.
D. Teknik Analisis Data
Dalam menyusun penelitian ini, maka penulis menggunakan Metode
Deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, dikelompokkan lalu disusun
agar dapat diteliti berdasarkan teori yang relevan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas untuk kemudian akan diambil kesimpulan.
-
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM DESA SUNGAI KAYU ARA
A. Sejarah Desa Sungai Kayu Ara
Desa Sungai Kayu Ara adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Sungai
Apit Kabupaten Siak yang salah satu dari 14 Desa 1 kelurahan pada awalnya
merupakan perkampungan kecil dibawah kepimpinan Ketua Desa yang bernama
Bemo asal pertama kali Desa ini dirintis pada tahun 1902 oleh suku Domo dengan
cara membuka hutan dan melakukan peladangan berpindah-pindah dan
menamakan Desa dengan sebutan Sungai Penguling. Menurut sejarah dari
beberapa tokoh masyarakat yang merupakan sesepuh Desa Sungai Kayu Ara
bahwa sekitar tahun 1917 telah tumbuh berdiri sebatang pohon besar yang sangat
rindang dan dibawahnya mengalir sungai kecil, pohon tersebut menjadi panduan
arah khususnya bagi masyarakat yang bekerja sebagai nelayan dimana pohon
tersebut tetap terlihat dari jauh karena ketinggian dan rindangnya. Pohon tersebut
dikenal masyarakat dengan nama Pohon Ara atau Kayu Ara. Atas kesepakatan
bersama pada tahun 1920 nama Desa Sungai Penguling akhirnya diubah menjadi
Desa Sungai Kayu Ara diambil dari Sungai dan Pohon Ara.
Mulai saat itu dibentuk kepemimpinan Desa yang diberi nama Penghulu
secara mufakat dipilih waktu itu Penghulu yang pertama bernama Penghulu
Bemo. Yang menjabat sebagai Penghulu selama 4 tahun yaitu tahun 1920 sampai
dengan 1924. Selanjutnya Penghulu Bemo digantikan secara musyawarah dan
mufakat yaitu Penghulu yang kedua bernama Sopok yang menjabat sebagai
Penghulu selama 5 tahun, mulai tahun 1924-1929. Setelah itu digantikan pula oleh
-
33
Penghulu Karim selama 8 tahun yaitu tahun 1930-1938, selanjutnya digantikan
Penghulu Atim selama 6 tahun dari 1938-1944, selanjutnya digantikan pula oleh
Penghulu Ibal selama 5 tahun yaitu tahun 1944-1949, selanjutnya diganti pula
oleh Penghulu Arsyad selama 18 tahun yaitu tahun 1950-1968, selanjutnya
digantikan pula oleh Penghulu A. Khalid selama 12 tahun yaitu tahun 1968-1981,
pada masa pemerintahan penghulu A. Khalid tepatnya pada tahun 1981
kepemimpinan Desa dijabat oleh kepala Desa sementara (Pjs Kepala Desa)
bernama Abdul Wahab selama 1 tahun, selanjutnya tahun 1990 dilaksanakan
pemilihan Kepala Desa dan yang terpilih sebagai Kepala Desa bernama Nurdin.K
yang menjabat hanya sekitar 8 bulan karena meninggal dunia, selanjutnya pada
tahun 1992 dilaksanakan pemilihan Kepala Desa dan terpilih sebagai Kepala Desa
adalah Sudirman yang menjabat selama 9 tahun, yaitu dari tahun 1992-2001. Pada
masa pemerintahan Kepala Desa Sudirman, tepatnya pada tahun 1999 terbentuk
Kabupaten Siak, hasil dari Pemekaran dari kabupaten Bengkalis.
Pada tahun 2002 dilaksanakan pemilihan Kepala Desa terpilih pula Saipul
Bahri sebagai Kepala Desa dan menjabat selama 5 tahun sesuai Peraturan Daerah
Kabupaten Siak tahun 2002 yaitu sampai dengan tahun 2007, selanjutnya selama
1 tahun Kepala Desa Saipul Bahri dipercaya menjabat Kepala Desa sementara
hingga tahun 2008, selanjutnya pada tanggal 27 Januari 2008 dilaksanakan
Pemilihan Kepala Desa dan terpilih pula Kepala Desa bernama Zaini yaitu pada
tahun 2008-2015. Pada masa pemerintahan Kepala Desa Zaini nama Desa Sungai
Kayu Ara kembali dirubah menjadi Kampung Sungai Kayu Ara dilaksanakan oleh
Pjs yang bernama Muhammad Yamin, selanjutnya dilakukan pula pemilihan
-
34
Penghulu Desa dan terpilih pula Penghulu bernama Baharudin yang menjabat saat
ini.
Sejak tahun 1920 hingga sekarang telah terjadi penukaran Penghulu Desa
sebanyak 15 kali. Sejak terbentuknya Kabupaten Siak berdasarkan Undang-
undang Nomor 53 tahun 1999, hasil pemekaran dari daerah Kabupaten Bengkalis
pelaksanaan pembangunan telah terasa pada masyarakat perkampungan hingga
telah sampai dikawasan-kawasan yang tertinggal dan terisolir. Kegiatan
pembangunan yang telah dilaksankan di Desa Sungai Kayu Ara dalam
mendukung Visi dan Misi Kabupaten Siak de depan dengan giatnya terus
melaksanakan pembangunan disegala bidang, drngan mempercayai potensi
sumber daya manusia melalui partisipasi peran serta swadaya masyarakat dan
prakarsa masyarakat dalam pembangunan.
Pada dasarnya masyarakat Melayu tempatan cukup cenderung sulit untuk
berpartisipasi dalam melaksanakan Gotong Royong ternyata masayarakat Desa
Sungai Kayu Ara memiliki partisipasi tinggi untuk ikut melaksanakan
pembangunan. Hal ini berkat kesamaan pandangan dari persepsi antara
pemerintahan Desa Sungai Kayu Ara dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang ada di Desa Sungai Kayu Ara. Keberhasilan pembangunan di Desa Sungai
Kayu Ara tidak terlepas dari peranan wanita yang aktif mendukung pelaksanaan
pembangunan melalui kegiatan yang dilaksanakan oleh ibu-bu dalam suatu wadah
PKK Desa Sungai Kayu Ara yang punya arti dan nilai tersendiri yang tidak boleh
dipandang atas pengabdiannya dalam mendukung pembangunan di Desa. Tinggi
kesadaran dan partisipasi masyarakat Desa Sungai Kayu Ara dalam melaksanakan
-
35
pembangunan sehingga sifat gotong royong yang sudah melembaga di masyarakat
menjadi kenyataan, hal ini dibuktikan keikutsertaan Desa Sungai Kayu Ara dalam
lomba Desa tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten Siak, tingkat Provinsi Riau
dan tingkat Nasional pada tahun 2004, dan berhasil menjadi juara Nasional 2004
tersebut merupakan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembangunan yang
telah dilaksanakan oleh masyarakat Desa Sungai Kayu Ara.
Desa Sungai Kayu Ara terletak di dalam wilayah Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak Provinsi Riau yang berbatasan dengan:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kayu Ara Permai
2. Sebalah timur berbatasan dengan Selat Lalalng
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lalang
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sungai Apit, Desa Parit I/II
dan Desa Harapan.
Luas wilayah Desa Sungai Kayu Ara adalah 169,3 Ha berupa daratan
dimana 75% dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk
lahan perkebunan Karet dan Sawit dan 25% untuk perumahan masyarakat Desa.
Iklim Desa Sungai Kayu Ara, sebagaimana Desa-desa lain diwilayah Indonesia
mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh
langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Sungai Kayu
Ara Kecamatan Sungai Apit.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak sebagai berikut:
-
36
1. Kepala Desa
Kepala Desa bertugas menyelenggarakan pemerintah desa,
melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan desa.
2. Sekretaris
Sekretaris bertugas untuk membantu kepala desa dalam mengelola
administrasi desa, menyiapkan bahan untuk menyususn laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa.
3. Kepala Seksi
Kepala seksi adalah seseorang yang ditunjuk oleh kepala desa sebagai
pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat dibidang kegiatan
masing-masing.
4. Bendahara
Bendahara bertugas menerima, menyimpan, menyetorkan atau
membayar, menata-usahakan dan mempertanggungjawaban
pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka
pelaksanaan APBDesa.
-
37
Gambar IV.I
Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Sungai Kayu Ara
Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak
PENGHULU
BAHARUDIN
KERANI M. YAMIN
KEPALA URUSAN UMUM
SOHARANI
KEPALA URUSAN
KEUANGAN
FEBRIANI
JURU TULIS II A.PUTRA
JURU TULIS I KHAIRUL
KADUS II SYAHRI
KADUS III SAMSUDIN
KADUS I NASRUN
-
38
C. Visi dan Misi
1. Visi
Visi merupakan suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang
diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa. Penyususnan Visi Desa
Sungai Kayu Ara dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan pihak
berkepentingan di Kampung seperti Pemerintahan Desa, Penghulu Desa,
Perangkat Desa, BAPEKAM, Tokoh Agama, Lemabaga Masyarakat dan
masyarakat pada umumnya. Dari pendekatan partisipatif seperti yang dimaksud
diatas pembangunan yang sangat dibutuhkan adalah pada sektor infrastruktur dan
perekonomian terutama melalui pertanian maka berdasarkan pertimbangan diatas
Visi Desa Sungai Kayu Ara adalah:
Terwujudnya Desa Sungai Kayu Ara Yang Aman, Damai Dan Sejahtera Melalui
Pembangunan Segala Bidang Yang Berkelanjutan Menuju Kemajuan Desa Yang
Bermatabat Dan Agamis.
2. Misi
Untuk mencapai Visi Desa Sungai kayu Aram aka dijabarkan melalui Misi
untuk dapat dioperasionalkan atau dilaksanakan dalam penyusunan Misi juga
digunakan partisipatif , pertimbangan potensi dan kebutuhan masyarakat Desa
Sungai Kayu Ara.
Dari proses yang dilakukan maka Misi Desa Sungai Kayu Ara salaha
sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemerintahan Desa yang efektif dan efisien dalam
mengoptimalkan pelayan kepada masyarakat.
-
39
2. Menghidupkan dan meningkatkan kegiatan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang ada di Desa.
3. Membentuk kelompok atau lembaga-lembaga yang dianggap perlu sebagai
mendukung dan mengontrol terwujudnya visi Desa.
4. Memajukan sumber daya manusia melalui peningkatan sarana prasarana
pendidikan.
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan pertanian
dan sektor ekonomi kampung yang berbasiskan ekonomi kerakyatan.
6. Memupuk dan memelihara semangat persatuan, meningkatkan peran serta
aktif partisipasi dan gotong royong masyarakat.
7. Mengembangkan pentingnya sumber daya manusia melalui dukungan
program wajib belajar 12 tahun.
8. Mengupayakan pendidikan-pendidikan non formal baik dibidang umum
maupun dibidang kaagamaan melalui sosialisasi, pelatihan dan pengajian
menuju sumber daya manusia yang berilmu pengetahuan dan agamis.
9. Menjadikan Desa Sungai Kayu Ara yang lebih maju dengan peningkatan
sarana dan prasarana umum bagi pelayanan masyarakat, dibidang
ekonomi, sosial, budaya dan agama.
10. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan
Pustu (Puskesmas Pembantu).
-
40
D. Kebijakan Desa
1. Arah kebijakan Pembangunan Desa
Dalam rangka mewujudkan pencapaian visi dari Desa Sungai Kayu Ara
ditahun 2015-2021 arah kebijakan pembangunan Desa diprioritaskan pada bidang:
a. Peningkatan hasil pertanian dan keanekaragaman jenis usaha dengan
sistem intensifikasi.
b. Pengadaan dan perbaikan sarana infrastruktur, pendidikan dan
kesehatan masyarakat.
c. Pengadaan permodalan bagi masyarakat dan perluasan lapangan kerja
termasuk manajemen usaha.
d. Peningkatan keterampilan dan sumber daya manusia
Pencapaian dari arah kebijakan diatas akan dilakukan melalui ketertiban
dan partisipasi masyarakat dengan sistem perencanaan dan pelaksanaan
partisipatif.
2. Potensi dan Masalah
Dari hasil pengkajian keadaan Desa melalui metode MMDK (Mengagas
Masa Depan Desa) maka ditentukan berbagai maalah dan potensi yang ada di
Desa Sungai Kayu Ara yang menjadi pedoman di dalam menentukan arah
kebijakan pembangunan Desa tahun 2021. Potensi dan permasalahan yang dapat
diidentifikasi ditingkat Dusun dan Desa meliputi bidang pendidikan, kesehatan,
sarana dan prasarana, lingkungan hidup, sosial budaya, pemerintahan, perikanan
dan pertanian.
-
41
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sitem Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi
Dalam sistem pencatatan penerimaan dan pengeluaran pada Buku Kas
Umum yang digunakan oleh Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak terhadap transaksi yang terjadi berdasarkan pencatatan single
entry, dimana pencatatan dilakukan dengan sistem tata buku tunggal.
Desa Sungai Kayu Ara menggunakan dasar pengakuan Cash Basic dalam
menggunakan pencatatan transaksi ke dalam buku kas umum Cash Basic adalah
dasar pengakuan akuntansi dimana transaksi diakui atau dicatat pada saat kas
diterima atau dikeluarkan.
B. Tahap Pencatatan
Dalam sistem pencatatan penerimaan dan pencatatan Buku Kas Umum
yang digunakan oleh Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten
Siak terhadap transaksi yang terjadi yaitu berdasarkan pencatatan single entry,
dimana pencatatan dilakukan dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku.
Pada sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat satu
kali. Untuk pengakuan penerimaan dan pengeluaran buku kas umum yang
dilakukan pada Kampung Sungai Kayu Ara Kabupaten Siak Kabupaten Siak
menggunakan Cash Basic, dimana pencatatan dilakukan ketika transaksi terjadi
dan uangnya benar-benar diterima.
Semua proses akuntansi keuangan desa Sungai Kayu Ara Kecamatan
Sungai Apit Kabupaten Siak dimulai dengan mengumpulkan semua bukti
-
42
transaksi buku kas umum-tunai (Lampiran 3), buku pembantu pajak (Lampiran 4),
buku bank desa (Lampiran 5) maka tahap selanjutnya adalah penyajian Laporan
Realisasi Pelaksanaan APBDes (Lampiran 1) dan Laporan Kekayaan Milik Desa
(Lampiran 2).
1. Buku Kas Umum- Tunai
Buku Kas Umum-Tunai (Lampiran 3) digunakan untuk mencatat semua
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Buku Kas Umum yang terjadi pada
Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak telah sesuai
dengan IAI-KASP 2015 tentang Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa
dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Tabel V.1
Buku Kas Umum-Tunai
Sungai Kayu Ara
Tahun Anggaran 2017
No Tgl Rek Keterangan Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
1 2 3 4 5 6
1 19/05/2017 ADK Tahap 1
2017 275.591.811
2 19/05/2017 Penghasilan tetap
dan tunjangan
penghulu dan
perangkat
153.510.000
3 19/05/2017 Operasional
perkantoran 20.653.496
4 19/05/2017 Operasional
RK/RW 23.800.000
Sumber : Desa Sungai Kayu Ara
-
43
2. Buku Pembantu Pajak
Buku Pembantu Pajak (Lampiran 4) adalah salah satu pembukuan atau
penantausahaan bendahara desa untuk digunakan mencatat semua penerimaan dan
pengeluaran pajak dimana buku pembantu pajak berisikan nomor urut penerimaan
dan pengeluaran kas. Buku Pembantu Pajak pada Desa Sungai Kayu Ara
Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Kabupaten Siak sudah sesuai dengan
IAI-KASP 2015 tentang Pedoman Asistensi Keuangan Desa dan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Table V.2
Buku Pembantu Pajak
Sungai Kayu Ara
Tahun Anggaran 2017
No Tanggal Keterangan Pemotongan
(Rp)
Penyetoran
(Rp)
Saldo
1 19/05/2015 00012/KWT/02.08/2017
Makanan Harian Bulan
Febuari Tahap 1 2017
42.500 0 42.500
2 19/05/2015 00017/KWT/02.08/2017
Biaya Snack Kegiatan
Rapat BAPEKAM
Bulan Desember
(Kurang Bayar 2016)
6.750 0 49.250
3 19/05/2015 00031/KWT/02.08/2017
Minuman Harian
Kantor Bulan Januari
Tahap 1 2017
40.500 0 89.750
4 19/05/2015 00036/KWT/02.08/2017
Makanan Rapat
Kampung Bulan
Febuari Tahap 1 2017
73.100 0 162.850
Sumber : Desa Sungai Kayu Ara
-
44
3. Buku Bank Desa
Buku Bank Desa (Lampiran 5) digunakan untuk mencatat masuk dan
keluarnya uang dalam kas dibank. Buku Bank Desa pada Desa Sungai Kayu Ara
Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Kabupaten Siak sudah sesuai dengan
IAI-KASP 2015 tentang Pedoman Asistensi Keuangan Desa dan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Tabel V.3
Buku Bank Desa
Sungai Kayu Ara
Tahun Anggaran 2017
No Tgl Keterangan No.
Bukti
Pemasukan Pengeluaran Saldo
(Rp)
Setoran
(Rp)
Penarikan
(Rp)
1 2 3 4 5 7 10
1
04/
05/
20
17
Penerimaan
ADK
003/TBP/02
.08/2017
99.268.784 99.268.784
2
04/
05/
20
17
Dana
Kampung
Tahap 1
2017
004/TBP/02
.08/2017
474.634.078 573.902.862
3
04/
05/
20
17
ADK Tahap
1 Kurang
Bayar 2017
003/MKAS/
02.08/2017
164.119.000 409.783.862
Sumber : Desa Sungai Kayu Ara
C. Tahap Penggolongan
Dalam tahap penggolongan dibuat buku besar dan buku besar pembantu
yang digunakan untuk mengelompokkan semua transaksi sesuai dengan jenis
kegiatan yang dilaksanakan. Desa Sungai Kayu Ara melakukan tahap
penggolongan dengan mengelompokan transaksi yang terjadi sesuai dengan jenis
-
45
kegiatan yang dilakukan hal-hal yang berhubungan dengan penerimaan desa
digolongkan berdasarkan akun kegiatan yang dilakukannya, seperti penerimaan
dana desa, bagi hasil pajak dan retribusi, alokasi dan dana desa, bantuan keungan
provinsi,keuangan kabupaten/kota dicatat dalam akun penerimaan bank dan jenis
kegiatan yang dilakukan. Seharusnya Buku Besar dikelompokkan berdasarkan
jenis akunnya bukan berdasarkan jenis kegiatannya.
Berdasarkan uraian diatas tahap penggolongan yang dilakukan pada Desa
Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak belum sesuai dengan
IAI-KASP 2015 dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
D. Tahap Pengikhtisaran
Pada tahap pengikhtisaran Desa Sungai Kayu Ara tidak membuat Neraca
Saldo dan Kertas Kerja atau Neraca Lajur.
1. Neraca Saldo
Setelah semua transaksi dicatat kedalam buku besar dan buku besar
pembantu. Selanjutnya membuat neraca saldo. Tetapi Desa Sungai Kayu Ara
tidak membuat Neraca Saldo. Seharusnya menurut IAI-KASP 2015 dalam
Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa, setelah semua transaksi dicatat
pada BKU dan Buku Besar, tahap berikutnya adalah tahap pengikhtisaran dari
Buku Besar ke Neraca Saldo. Pencatatan ke neraca saldo dilakukan untuk
menyakinkan bahwa proses yang dilakukan pencatatannya dengan benar.
2. Neraca Lajur
Selanjutnya neraca lajur yang digunakan untuk memudahkan dalam
pembuatan Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Kekayaan
-
46
Milik Desa. Tetapi Desa Sungai Kayu Ara tidak membuat Neraca Lajur,
seharusnya menurut IAI-KASP 2015 Tentang Pedoman Asistensi Akuntansi
Keuangan Desa, terhadap siklus akuntansi keuangan desa tahap selanjutnya
adalah tahap pengikhtisaran dengan membuat kertas kerja (Neraca Lajur).
E. Pengumpulan Data Penyesuaian
Sebelum menyusun laporan keuangan Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan
Sungai Apit Kabupaten Siak tidak mengakumulasikan data penyesuain. Berikut
beberapa yang harus kita lakukan:
1. Bahan Habis Pakai
Bahan habis pakai adalah barang yang hanya dapat dipergunakan dalam
satu kali pemakaian . Dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa pada tahun
2017 belanja barang dan jasa persediaan alat tulis kantor Rp.1.874.000
dibelanjakan Rp. 1.305.000 maka dapat sisa persediaan Rp. 569.000 dan benda
pos dan materai Rp. 3.468.000. jika diasumsikan pada akhir periode
Rp.400.000.
Namun dalam Laporan Kekayaan Milik Desa (Lampiran 1) persediaan
benda pos materai serta alat tulis kantor bernilai 0, maka perlu dibuat jurnal
penyesuaian sebagai berikut:
Jurnal penyesuaian :
31/12/2017 Persediaan Benda Pos dan Materai Rp. 400.000
Belanja Benda Pos dan Materai Rp. 400.000
31/12/2017 Persediaan Alat Tulis Kantor Rp. 569.000
Belanja Alat Tulis Kantor Rp. 569.000
-
47
2. Penyusutan Aset Tetap
Asset tetap merupakan aktiva yang terwujud untuk dipakai dalam jangka
panjang dengan nilai ekonomis yang relatif besar. Asset tetap yang tertera pada
pada laporan keuangan Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten
Siak yaitu (peralatan dan mesin, gedung dan bangunan serta jalan, jaringan
instalasi) disajikan dalam nilai perolehan aktiva tetap tanpa mengurangi akumulasi
penyusutan sehingga tidak menunjukkan hasil sebenarnya.
Pada Laporan Kekayaan Milik Desa, asset tetap peralatan dan mesin tahun
2017 sebesar Rp 3.550.000, gedung dan bangunan Rp 187.897.796 dan jalan,
jaringan dan instalasi Rp 599.229.962. Umur ekonomis yang ditaksir 5 tahun pada
peralatan dan mesin, 10 tahun pada gedung dan bangunan, dan 20 tahun pada
jalan, jaringan dan instalasi terdapat akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung
dengan metode garis lurus berikut ini:
a. Peralatan dan Mesin
Nilai Perolehan : Rp 3.550.000
Metode Garis Lurus
Penyusutan Pertahun = Rp 3.550.000
5 Tahun
= Rp. 710.000
Jurnal yang harus dibuat:
Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin Rp 710.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin Rp 710.000
-
48
b. Gedung dan Bangunan
Nilai Perolehan : Rp 187.897.796
Metode Garis Lurus
Penyusustan Pertahun = Rp 187.897.796
10 Tahun
= Rp 18.789.780
Beban Penyusustan Gedung dan Bangunan Rp 18.789.780
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Rp 18.789.780
c. Jalan, Jaringan dan Instalasi
Nilai Perolehan : Rp 599.229.962
Metode Garis Lurus
Penyusutan Pertahun = Rp 599.229.962
20 Tahun
= Rp 29.961.498
Beban Peny Jalan, Jaringan dan Instalasi Rp 29.961.498
Akum Peny Jalan, Jaringan dan Instalasi Rp 29.961.498
Jadi jumlah Akumulasi Penyusutan asset tetap tersebut dapat disajikan di
dalam Laporan Kekayaan Milik Desa yang dapat mempengaruhi akun ekuitas.
F. Penyajian Laporan Keuangan
1. Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa adalah laporan yang menyajikan
realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dari pemerintah desa dibandingkan
dengan anggarannya sesuai dengan APBDesa atau perubahan untuk suatu
-
49
anggaran tertentu. Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi
dan pengguna sumber daya yang dikelola oleh pemerintah pusat atau daerah
dalam sutu periode pelaporan. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes pada Desa
Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak sudah membuat sesuai
dengan IAI-KASP 2015 tentang Pedoman Asistensi Keuangan Desa dan PABU.
2. Laporan Kekayaan Milik Desa.
Laporan Kekayaan Milik Desa adalah Laporan yang menggambarkan
jumlah kekayaan bersih desa pada periode satu tahun. Desa Sungai Kayu Ara
sudah membuat Laporan Kekayaan Milik Desa tetapi cara tempat penyajian
laporan kekayaan milik desa masih keliru. Karena tidak menghitung akumulasi
penyusutan.
Desa Sungai Kayu Ara tidak menghitung nilai persediaan pada akhir
periode. Pada tahun 2017 belanja barang dan jasa (persediaan benda pos dan
materai dengan biaya pengeluaran sebesar Rp. 3.468.000, persediaan alat tulis
kantor sebesar Rp. 18.115.100 dapat dilihat pada Lampiran 2) dan lainnya
sehingga saldo pada Laporan Kekayaan Milik Desa Sungai Kayu Ara nol (0).
Pada Laporan Kekayaan Milik Desa Sungai Kayu Ara tahun 2016 terdapat
peralatan dan mesin senilai Rp. 133.940.000, gedung dan bangunan senilai
Rp.199.300.990, jalan, jaringan dan instalasi Rp. 385.249.826. Akan tetapi asset
tetap pada tahun 2016 senilai Rp. 790.677.758 tidak dimasukkan sebagai
penambahan asset tetap untuk tahun 2017 (Lampiran 2). Hal ini dikarenakan
SISKEUDES yang digunakan oleh Desa Sungai Kayu Ara Tahun 2017 tidak
-
50
disediakan tempat untuk menulis laporan tahun 2016 atau bias dikatakan
mempunyai versi yang berbeda antara aplikasi 2017 dan 2016.
-
51
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka
pada bab ini penulis menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran yang
bermanfaat.
A. KESIMPULAN
1. Dalam dasar pengakuan akuntansi Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan
Sungai Apit Kabupaten Siak menggunakan basis kas (cash basis), kas
basis berarti semua transaksi semua transaksi baim pendapatan maupun
pengeluaran akan dicatat saat kas telah diterima atau dikeluarkan.
2. Dalam proses akuntansi pada Desa Sungai Kayu Ara Kabupaten Siak
belum membuat Neraca Saldo dan Neraca Lajur.
3. Dalam pengumpulan data penyesuaian, Desa Sungai Kayu Ara
Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak belum membuat data penyesuain.
4. Desa Sungai Kayu Ara sudah membuat asset tetap yang meliputi
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi.
Nilai aktiva tetap ini disajikan berdasarkan nilai perolehan tanpa
dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
-
52
B. SARAN
1. Sebaik nya Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten
Siak menggunakan sistem pencatatan berpasangan dimana transaksi akan
dicatat pada kolom debit dan kredit, sehingga semua transaksi dapat
dicatat dengan rinci.
2. Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak
seharusnya menggunakan dasar pengakuan berbasis akrual karena tidak
semua transaksi didesa itu bersifat tunai,baik itu pendapatan maupun
belanja. Akrual berarti semua transaksi akan dicatat dan dibuku tanpa
memperhatikan apakah kas telah diterima atau dikeluarkan.
3. Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak
sebaiknya membuat data penyesuaian sebelum membuat Laporan
Keuangan Desa.
4. Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak
sebaiknya menghitung akumulasi penyusustan tetap, agar Laporan
kekayaan milik desa memiliki nilai wajar.
-
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan 1 Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta:
Salemba Empat
Firmansyah, Amrie. 2018. Implementasi Pengelolaan Keuangan Desa Rawa
Burung Kabupaten Tanggerang Banten.Politeknik Keuangan Negara
STAN.Banten
Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik :
teori, konsep dan aplikasi. Salemba Empat : Jakarta
Hanifah, Suci Indah. 2015. Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban
Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDesa).Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA).Surabaya
Herry,S.E, M.Si. (2012:7). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PTBumi Aksara
Huraerah, Abu. 2008. Pengorganisasian dan Pengemangan Masyarakat Model dan
Strategi Pembangunan. Bandung : Humaniora
IAI-KASP, 2015. Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa. Ikatan Akuntan
Indonesia
Laurentya, Mayela.Vica. 2017. Akuntabilitas Implementasi Pengelolaan Alokasi
Dana APBDesa dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat.
Universitas Islam Negeri. Malang
L Manik,2015. Petunjuk Pelasanaan Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan
Keuangan Desa. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Lestari, Sri.2017. Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Kecamatan Banyudono.Istitut Agama Islam