skripsi analisis penerapan akuntansi keuangan pada desa sungai kayu ara...

65
SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA DESA SUNGAI KAYU ARA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SI) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau OLEH: HERNAWATI NPM: 155310979 PROGRAM STUDI AKUNTANSI SI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2019

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SKRIPSI

    ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA DESA

    SUNGAI KAYU ARA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK

    Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi (SI) Pada Jurusan Akuntansi

    Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau

    OLEH:

    HERNAWATI

    NPM: 155310979

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI SI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS ISLAM RIAU

    PEKANBARU

    2019

  • i

    ABSTRAK

    ANALASIS PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA DESA

    SUNGAI KAYU ARA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK

    Oleh:

    HERNAWATI

    Penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit

    Kabupaten Siak yang bertujuan untuk mengetahui apakah Penerapan Akuntansi

    Keuangan Pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak

    telah sesuai dengan IAI-KASP (2015) tentang Pedoman Asistensi Akuntansi

    Keuangan Desa.

    Data yang digunakan peneliti pada Desa Sungai Kayu Ara adalah data

    primer dan sekunder. Dimana Data Primer adalah data yang pertama dicatat atau

    dikumpulkan secara langsung bagian keuangan Desa Sungai Kayu Ara. Data

    Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk dokumen data-data mengenai

    laporan keuangan,struktur organisasi serta dokumen yang terkait dengan

    perencanaan dan pengelola keuangan desa. Teknik pengumpulan data

    menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis

    data menggunakan Metode Deskriptif.

    Dari analisis data yang dilakukan peneliti atas ditemui masalah bahwa

    Penerapan Akuntansi pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit

    Kabupaten Siak belum sesuai dengan IAI-KASP (2015) Tentang Pedoman

    Asistensi Akuntansi Keuangan Desa dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum

    (PABU).

    Kata Kunci : Penerapan Akuntansi Keuangan Desa, IAI-KASP (2015) dan Prinsip

    Akuntansi Beterima Umum

  • ii

    ABSTRACT

    AN ANALYSIS OF THE APPLICATION OF FINANCIAL ACCOUNTING

    IN SUNGAI KAYU ARA VILLANGE SUNGAI APIT DISTRICT SIAK

    REGENCY

    By:

    HERNAWATI

    This research was conducted in Sungai Kayu Ara Village Sungai Apit

    District Siak Regency which aims to determine whether the Application of

    Financial Accounting in Sungai Kayu Ara Village Sungai Apit District Siak

    Regency was in accordance with IAI-KASP (2015) regarding Guidelines for

    Village Financial Accounting Assistance.

    The data used by researchers in Sungai Kayu Ara Village are primary and

    secondary data. Where primary data is the first data recorder or collected directly

    in the financial section of Sungai Kayu Ara Village. Secondary Data is data

    obtained in the form of data documents regarding financial statements,

    organazational structure and documents related to village financial planning and

    management. Data collection techniques using interview and documentation

    techniques. While the data analysis technique uses descriptive method.

    From the data analysis conducted by researchers found that the application

    of Accounting in Sungai Kayu Ara Village,Sungai Apit Subdistrict, Siak Regency

    is not in accordance with IAI-KASP (2015) Regarding Guidelienes for Assistance

    in Village Financial Accounting ang General Accepting Accounting Principles.

    Keywords: Aplication of Village Financial Accounting, IAI-KASP (2015) and

    General Accepted Accounting Principles.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayahnya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan skripsi

    ini sesuai dengan waktu yang direncanakan dengan judul “Analisis Penerapan

    Akuntansi Keuangan Pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit

    Kabupaten Siak”

    Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya

    manusia biasa, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak terdapat

    kesalahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Demi

    tercapainya kesempurnaan skripsi ini, dengan segenap kerendahan hati penulis

    mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Dalam

    penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari

    berbagai pihak pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Terima Kasih Untuk Bapak Drs. H. Abrar, M.Si., AK,. CA sebagai Dekan di

    Fakultas Ekonomi dan seluruh staf dan rekan dari Fakultas Ekonomi.

    2. Yang terhormat Ibu Dra. Eny Wahyuningsih, M.Si, Ak., CA selaku ketua

    Prodi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau.

    3. Terima Kasih kepada Bapak Hariswanto, SE., M.Si, Ak, CA., CPA selaku

    pembimbing yang telah membantu, mensupport dan memberi motivasi dalam

    membimbing skripsi ini hingga selesai.

  • iv

    4. Terima kasih kepada seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau

    yang mana memberikan motivasi, pikiran, bimbingan serta arahan selama saya

    dalam menyusun skripsi ini.

    5. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang terkait dalam proses

    penelitian yaitu Bapak Baharudin selaku Kepala Desa, Bapak Kerani selaku

    Sekretaris Desa, dan Kakak Febriani selaku Bendahara Desa serta petugas desa

    yang selalu memberikan pelayanan yang ramah pada saat penulis mengambil

    laporan keuangan dan data dalam proses penelitian.

    6. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Ramlis Budiana, dan Ibunda Alm

    Halimah terima kasih atas doa, nasehat, kasih sayang, semangat, pengorbanan

    dan bantuan yang tiada ternilai harganya yang telah Ayah dan Ibu berikan dan

    juga terimakasih buat ibu Rosida yang selalu memberi semangat dan motivasi,

    buat abang ku Radius Saputra, Rizwan Efendi SE, kakak ipar Nurasanah

    S.Pd. Terima kasih atas doa, nasehat, kasih sayang dan bantuannya. Begitu

    juga dengan Paman, Bibi dan semua keluarga besar lainnya.

    7. Terimaksih penulis ucapkan kepada teman – teman Eka Wahyuni, Surani

    Andriani SE, Jumrotul Aini SE, yang selalu memberi semangat, dukungan

    dan doa selama penulis menyusun skripsi ini.

    8. Terimakasih juga penulis ucapkan untuk Nazura, Ratna, Ririn, Shelly yang

    selalu memberikan semangat dan doa nya.

    9. Terkhusus untuk sahabat ku, my roommate Titik Fajariah. S.Pd terimakasih

    sudah menjadi pendengar setia dari awal masuk kuliah sampai menyelesaikan

    skripsi ini, yang selalu membantu dalam segala masalah perkuliahan.

  • v

    10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung

    penulisan skripsi ini.

    Semoga Allah SWT memberikan membalas dengan kebaikan dan bantuan

    yang diberikan kepada penulis, serta rahmat dan hidayahnya selalu tercurah

    kepada kita semua. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga apa yang tertuang

    dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

    Pekanbar 09 Desember 2019

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ............................................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

    BAB I : PENDAHULUAN................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah .......................................................................... 6

    C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

    D. Sistematika Penulisan ....................................................................... 6

    BAB II :TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS ......................................... 9

    A. Telaah Pustaka ................................................................................. 9

    1. Pengertian Akuntansi ...................................................................... 9

    2. Pengertian Desa ............................................................................... 11

    3. Pengelolaan Keuangan Desa ........................................................... 11

    4. Pengertian Akuntansi Keuangan Desa ............................................ 14

  • vii

    a. Aspek-aspek dan Karekteristik Akuntansi Keuangan Desa ..... 15

    b. Pengguna Akuntansi Keuangan Desa ....................................... 16

    c. Prinsip-prinsip Akuntansi Keuangan Desa ............................... 17

    5. Persamaan Akuntansi Keuangan Desa ............................................ 18

    6. Siklus Akuntansi Keuangan Desa ................................................... 21

    7. Dasar Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi ........................ 22

    a. Sistem Pencatatan ....................................................................... 22

    b. Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Desa ............................. 23

    8. Azas Pengelolaan Desa .................................................................... 23

    9. Laporan Keuangan Desa .................................................................. 25

    10. Penyusunan Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa .................. 28

    11. Laporan Kekayaan Milik Desa ........................................................ 29

    B. Hipotesis ............................................................................................... 29

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30

    A. Lokasi Penelitian ............................................................................. 30

    B. Jenis Data dan Sumber Data ............................................................ 30

    C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 31

    D. Teknik Analisis Data ....................................................................... 31

    BAB IV GAMBARAN UMUM DESA SUNGAI KAYU ARA ....................... 32

    A. Sejarah Singkat Desa Sungai Kayu Ara ......................................... 32

  • viii

    B. Struktur Organisasi ......................................................................... 36

    C. Visi dan Misi .................................................................................. 38

    D. Kebijakan Desa .............................................................................. 40

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 41

    A. Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi .................. 41

    B. Tahap Pencatatan ........................................................................ 41

    C. Tahap Penggolongan .................................................................. 44

    D. Tahap Pengihktisaran ................................................................. 45

    E. Pengumpulan Data Penyesuaian ................................................. 46

    F. Penyusunan Laporan Keuangan ................................................. 48

    BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 50

    A. Kesimpulan ....................................................................................... 50

    B. Saran ................................................................................................. 51

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel V.1 Buku Kas Umum-Tunai………………………………………….42

    Tabel V. 2 Buku Kas Pembantu Pajak……………………………………….43

    Tabel V. 3 Buku Bank Desa………………………………………………….44

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar IV. I Struktur Organisasi ........................................................................ 37

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa

    Lampiran 2 : Laporan Kekayaan Milik Desa

    Lampiran 3 : Buku Kas Umum-Tunai

    Lampiran 4 : Buku Kas Pembantu Pajak

    Lampiran 5 : Buku Bank Desa

    Lampiran 6 : Buku Data Inventaris Desa

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

    merupakan sebuah produk era reformasi yang menjadi bentuk awal kemandirian

    Desa dalam penyelenggaraan Pemerintah maupun dalam Pengelolaan Keuangan

    Desa. Mengingat dana yang diterima oleh desa jumlahnya cukup besar dan terus

    meningkat setiap tahunnya, maka dalam penyelenggarakan Pemerintah dan

    Pengelolaan Keuangan Desa, dibutuhkan kapasitas Aparatur Desa yang handal

    dan sarana lainnya yang memadai agar pelaksanaannya menjadi lebih terarah dan

    akuntabel.

    Pengertian desa menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah

    kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

    mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

    berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan hak tradisional yang diakui

    dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Menurut pasal 71 ayat (1) UU Nomor 6 Tahun 2014 dinyatakan bahwa

    keuangan desa adalah hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang

    serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan

    pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Selanjutnya pada ayat (2) nya dinyatakan

    bahwa adanya hak dan kewajiban akan menimbulkan pendapatan, belanja,

    pembiayaan, dan pengelolaan keuangan desa.

  • 2

    Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 tentang

    Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka kita

    dapat simpulkan apa yang sebelumnya diatur pada UU No 6 Tahun 2014

    diantaranya: Pasal 93 ayat (1) menyatakan bahwa pengelolaan keuangan Desa

    meliputi perencanaan, pelaksanaan, penantausahaan, pelaporan dan

    pertanggungjawaban. Berdasarkan pasal 105 dinyatakan ketentuan mengenai

    pengelolaan keuangan Desa akan diatur dalam Permedagri.

    Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

    pengelolaan keuangan Desa merupakan kesel uruhan kegiatan yang meliputi

    perencanaan, penganggaran, penatausahaan, laporan, pertanggungjawaban dan

    pengawasan keuangan desa, sehingga desa diharapkan dapat mengelola

    keuangannya tersebut lebih baik. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas

    transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin

    anggaran. Penyelenggaraan kewenagan desa berdasarkan hak asal usul dan

    kewenangan lokal berskala Desa didanai oleh APBDesa. Penyelenggaraaan

    kewenangan berskala Desa didanai oleh APBDesa, juga dapat didanai oleh

    anggaran pendapatan dan belanja Negara dan anggaran pendapatan dan belanja

    daerah.

    Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya untuk menyediakan

    informasi kualitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi

    yang dimaksud agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan cara

    mencatat, menggolongkan dan mengikhtisarkan transaksi yang bersifat keuangan

    dalam bentuk laporan keuangan. Sedangkan akuntansi desa adalah pencatatan dari

  • 3

    proses transaksi yang terjadi di desa, dibuktikan dengan nota-nota kemudian

    dilakukan pencatatan dan pelaporan keuangan sehingga akan menghasilkan

    informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang

    berhubungan dengan desa. Pihak- pihak yang menggunakan informasi keuangan

    desa yaitu Masyarakat desa, Perangkat desa, Pemerintahan daerah, Pemerintahan

    pusat.

    Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak dalam

    menyususn laporan keuangan desa Sungai Kayu Ara berpedoman pada UU No.6

    pada Tahun 2014 tentang Desa, UU No.43 Tahun 2014 tentang Peratutran

    Pelaksanaan dan Peraturan Dalam Negeri Republik Indonesia No. 113 Tahun

    2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa serta IAI-KASP 2015.

    Pada tahun 2017 pendapatan transfer dari pemerintah Desa Sungai Kayu

    Ara adalah sebesar Rp. 1.846.284.828,00. Bukti transaksi penerimaan dan

    penarikan dana yang diterima bendahara desa biasanya berupa rekening giro yang

    diminta kepada pihak bank yang bersangkutan dan kemudian bukti tersebut

    disimpan.

    Penyusunan laporan keuangan pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan

    Sungai Apit Kabupaten Siak berbasis pada basis kas (cash basic). Basis kas untuk

    pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran,

    dimana transaksi dicatat pada saat menerima kas atau pada saat pengeluaran dan

    biaya di catat pada saat penerimaan kas.

  • 4

    Proses akuntansi yang dilakukan pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan

    Sungai Apit Kabupaten Siak dengan mengumpulkan transaksi dilakukan

    pencatatan berupa pembuatan Buku Kas Umum (Lampiran 3). Dalam buku kas

    umum terdapat kode rekening, penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo.

    Kemudian membuat Buku Kas Pembantu Pajak (Lampiran 4) untuk membantu

    Buku Kas Umum mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan

    dengan pajak serta Buku Bank (Lampiran 5) untuk membantu buku kas mengenai

    penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan bank. Untuk melengkapi

    catatan agar lebih jelas berdasarkan transaksi yang terjadi dapat dihasilkan laporan

    keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Pertanggungjawaban

    Realisasi Pelaksanaan APBDes (Lampiran 1) untuk mengetahui Laporan

    Kekayaan Milik Desa (Lampiran 2) Serta membuat buku daftar inventaris

    (Lampiran 6) yang menyajikan daftar asset tetap yang ada di Desa Sungai Kayu

    Ara.

    Laporan Kekayaan Milik Desa disusun untuk mengetahui jumlah

    kekayaan bersih desa, Laporan Kekayaan Milik Desa disajikan komparatif dengan

    tahun sebelumnya dan investarisasi Aset Desa. Asset desa terdiri dari 2 pertama

    asset lancar yang terdiri dari dari kas dan bank, piutang serta persediaan. Kedua

    asset tetap adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli

    atau diperoleh atas beban APBDesa atau perolehan lainya yang sah. Asset tetap

    milik Desa Sungai Kayu Ara terdiri dari tanah, peralatan dan mesin,gedung dan

    bangunan serta jalan, jaringan dan instalasi. Laporan Kekayaan Milik Desa Sungai

  • 5

    Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak tidak melakukan perhitungan

    atas akumulasi penyusutan terhadap asset tetap.

    Berdasarkan proses akuntansi yang dilakukan di Desa Sungai Kayu Ara

    Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak terdapat permasalahan yaitu tidak

    membuat jurnal umum serta tidak memposting ke Buku Besar yang merupakan

    media pencatatan transaksi sesuai dengan terjadinya transaksi pada Buku Kas

    Umum menurut IAI-KASP 2015.

    Selain Itu Desa Sungai Kayu Ara tidak menghitung nilai persediaan pada

    akhir periode. Pada tahun 2017 belanja barang dan jasa (persediaan benda pos dan

    materai dengan biaya pengeluaran sebesar Rp.1.800.000, persediaan alat tulis

    kantor sebesar Rp.14.021.100 Dapat dilihat dilampiran 2) dan pada tahun 2016

    belanja barang dan jasa (persediaan alat dan tulis kantor sebesar Rp.9.580.500

    Dapat dilihat pada lampiran 2) dan lainnya sehingga saldo pada Laporan

    Kekayaan Milik Desa Sungai Kayu Ara nol (0)

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik

    menganalisis masalah penerapan akuntansi dengan melakukan penelitian dalam

    bentuk proposal berjudul : ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI

    KEUANGAN PADA DESA SUNGAI KAYU ARA KECAMATAN SUNGAI

    APIT KABUPATEN SIAK.

  • 6

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang penulis kemukakan

    diatas, maka dalam hal ini penulis merumuskan suatu masalah sebagai berikut:

    “Apakah Penerapan Akuntansi Keuangan Desa yang diterapkan Sungai Kayu Ara

    Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi

    Beterima Umum”.

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini dilaksanakan untuk Kesesuaian

    Penerapan Akuntansi Desa Sungai Kayu Ara dengan prinsip akuntansi berterima

    umum.

    Manfaat dari penelitian ini adalah:

    1. Bagi penulis dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam hal

    penerapan akuntansi pada Desa Sungai Kayu Ara

    2. Bagi Kantor Desa Sungai Kayu Ara dapat dijadikan pertimbangan dalam

    menerapkan akuntansi dan dalam penyusunan laporan keuangan.

    3. Bagi peniliti yang lain dapat dijadikan referensi untuk meneliti pada masa yang

    akan datang.

    D. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan pemahaman, maka penulis membagikan menjadi

    enam bab yaitu sebagai berikut:

  • 7

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan meliputi Latar Belakang Masalah, Tujuan dan

    manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan.

    BAB II TELAAH PUSTAKA

    Bab ini menjelaskan tentang landasan teori dan pengembangan

    hipotesis, menjelaskan teori-teori yang telah diperoleh melalui

    tinjauan pustaka dari berbagai literature yang berkaitan dengan

    masalah penelitian.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan Lokasi Penelitian dan Jenis Dan Sumber Data

    dan Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.

    BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

    Bab ini berisikan Sejarah Singkat Desa, Visi dan Misi, Struktur

    Organisasi Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit

    Kabupaten Siak.

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang

    telah dilakukan pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai

    Apit Kabupaten Siak yaitu tentang Sistem Pencatatan dan

    Pengakuan Akuntansi, Proses Akuntansi, dan Penyajian Laporan

    Keuangan.

  • 8

    BAB VI PENUTUP

    Bab ini mencakup kesimpulan, dan kemudian diberikan beberapa

    saran yang bermanfaat bagi Kantor Desa maupun bagi penulis.

  • 9

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

    A. Telaah Pustaka

    1. Pengertian Akuntansi

    Akuntansi mempunyai pengertian yang beraneka ragam menurut sudut

    pandang masing-masing ahli yang memberikan definisi akuntansi. Akuntansi

    Secara umum akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang berfungsi menyediakan

    informasi kuantitatif tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang

    diharapkan bermanfaat dalam mengumpulkan keputusan ekonomis. Pengertian ini

    menekankan pada peranan akuntansi, yaitu untuk memberikan informasi bagi

    kepentingan para pemakai daftar keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam

    pengambilan keputusan. Pengertian akuntansi tersebut merupakan akuntansi oleh

    financial Accounting Standard Board (FASB). American Institite Of Public

    Accountants (AICPA) melalui Committee on Terminology (1941) yang

    diterjemahkan oleh Hadibroto mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:

    Akuntansi adalah suatu keahlian untuk mencatat, mengklasifikasi dan

    mengikhtisarkan dengan cara yang tepat dan dinyatakan dengan uang, transaksi

    dan kejadian yang sebagai sekurang-kurangnya bersifat keuangan dan

    menginterprestasikan hasil yang diperoleh. Selain itu akuntansi adalah proses

    mengenali, mengukur dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk

    memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang

    bersangkutan.

  • 10

    Menurut IAI-KASP Tahun 2015 akuntansi adalah suatu kegiatan dalam

    mencatat data keuangan sehingga menjadi suatu informasi yang berguna bagi

    pemakainya.

    Adapun menurut Sofyan Sayfri Harahap (2011:3) dalam bukunya yang

    berjudul Teori akuntansi adalah sebagai :

    Akuntansi adalah bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat

    memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi

    keuangan terutama dalam jumlah kekayaan, utang dan modal suatu bisnis dan

    hasil usahanya pada waktu (periode tertentu).

    Menurut Herry (2012:7) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut:

    Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para

    pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak-pihak yang memiliki

    kepentingan terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Akuntansi

    merupakan kumpulan konsep dan teknis yang digunakan untuk mengukur dan

    melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi.

    Dapat ditarik sebuah kesimpulan dari beberapa definisi akuntansi diatas

    bahwa akuntansi merupakan sebuah proses pengindentifikasian, penggolongan,

    pengukuran, pencatatan dan penyajian informasi mengenai transaksi-transaksi

    keuangan dalam perusahaan yang kegiatannya dapat diukur dengan satuan mata

    uang untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam

    perusahaan.

  • 11

    2. Pengertian Desa

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa adalah suatu kesatuan

    wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem

    pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau desa merupakan

    kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan

    Menurut Sujarwi (2015:17) Desa adalah pencatatan dari proses transaksi

    yang terjadi didesa, dibuktikan dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan

    dan pelaporan keuangan keuangan sehingga akan menghasilkan informasi dalam

    bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang berhubungan dengan

    desa.

    3. Pengelolaan Keuangan Desa

    Menurut (IAI-KASP 2015:2-5) Sebagaimana telah dinyatakan

    sebelumnya, pengelolaan keuangan Desa meliputi: perencanaan, pelaksanaan,

    penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban yang dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    a. Perencanaan 1) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes dibuat, disampaikan

    oleh Kepala Desa, dan dibahas dengan Badan Permusyawaratan

    Desa untuk disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun

    berjalan.

    2) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes yang telah disepakati disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui

    camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati

    untuk dievaluasi.

    3) Bupati/Walikota melakukan evaluasi paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes.

    Dalam hal Bupati/Walikota tidak melakukan evaluasi dalam batas

    tersebut, maka Peraturan Desa berlaku dengan sendirinya.

  • 12

    4) Dalam hal ada koreksi yang disampaikan atau penyesuaian yang harus dilakukan dari hasil evaluasi tersebut, maka Kepala Desa harus

    melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak

    diterimanya hasil evaluasi.

    5) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa

    tentang APBDes menjadi Peraturan Desa, Bupati/Walikota

    membatalkan Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota.

    Dengan dilakukannya pembatalan Peraturan Desa tersebut sekaligus

    menyatakan berlakunya pada APBDes tahun anggaran sebelumnya.

    Dalam hal terjadi pembatalan, Kepada Desa hanya dapat melakukan

    pengeluaran terhadap operasional penyelenggaraan Pemerintah

    Desa.

    6) Kepala Desa Memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan dan selanjutnya bersama

    BPD mencabut Peraturan Desa dimaksud.

    7) Dalam hal Bupati/Walikota mendelegasikan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes kepada Camat atau sebutan lain,

    maka langkah yang dilakukan adalah:

    a. Camat menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDes paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan

    Peraturan Desa tentang APBDes.

    b. Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu yang ditetapkan, Peraturan Desa tersebut berlaku dengan

    sendirinya.

    c. Dalam hal ada koreksi yang disampaikan atau penyesuaian yang harus dilakukan dari hasil evaluasi tersebut, Kepala Desa

    melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja

    terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

    d. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa

    tentang APBDes menjadi Peraturan Desa, Camat menyampaikan

    usulan pembatalan Peraturan Desa Kepada Bupati/Walikota.

    b. Pelaksanaan 1) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka

    pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas

    desa.

    2) Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

    3) Pemerintahan desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.

    4) Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada jumlah tertentu dalam rangkamemenuhi kebutuhan operasional

    pemerintahan desa.

  • 13

    5) Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDes tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang

    APBDes ditetapkan menjadi peraturan desa.

    6) Pengeluaran desa untuk belanja pegawai yang bersifatmengikat dan operasional perkantoran yang ditetapkan dalam peraturan

    kepala desa tetap dapat dikeluarkan walaupun rancangan

    peraturan desa tentang APBDes belum ditetapkan.

    7) Pelaksanaan Kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus disertai dengsn dokumen

    diantaranya Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Sebelum

    digunakan, RAB tersebut diverifikasi oleh Sekretaris Desa dan

    disahkan oleh Kepala Desa.

    8) Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan yang menyebabkan pengeluaran atas beban anggaran belanja kegiatan

    dengan mempergunakan Buku Pembantu Kas Kegiatan sebagai

    pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan desa.

    c. Penatausahaan Bendahara desa wajib:

    1) Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib,

    penatausahaan penerimaan dan pengeluaran dilakukan

    menggunakan : Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, dan

    Buku Pajak.

    2) Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.

    d. Pelaporan Kepala desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDes

    kepada Bupati/Walikota yang meliputi:

    1) Laporan semester pertama, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes, Semester Pertama.

    2) Laporan semester akhir tahun, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Semester Akhir.

    e. Pertanggungjawaban Kepala Desa menyampaikan kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun

    anggaran laporan yang meliputi:

    1) Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes Tahun Anggaran berkenan.

    a. Merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

    b. Diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.

    c. Disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lainnya.

    2) Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenan

  • 14

    3) Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.

    4. Pengertian Akuntansi Keuangan Desa

    Menurut Permendagri No. 6 Tahun 2016 Akuntansi Keuangan Desa

    adalah sebagai berikut:

    Semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah desa

    yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk

    kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.

    Keuangan desa dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel,

    partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

    Pengelolaan keuangan desa dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran

    yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

    Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa, kemudian disingkat APBDesa

    adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa dan Badan

    Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan peraturan desa. Bendahara

    adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk menerima,

    menyimpan, menyetorkan, menantausahakan, membayar dan

    mempertanggungjawabkan keuangan desa dalam rangka pelaksanaan

    APBDesa.

    Menurut Undang-undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pendapatan

    Desa bersumber dari:

    a. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil asset, swadaya dan

    partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa

    b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

    c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota

    d. Alokasi dana Desa yang nerupakan bagian dari dana pertimbangan yang

    diterima Kabupaten/Kota

    e. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

    dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota

    f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga

  • 15

    g. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.

    a. Aspek-aspek dan karakteristik Akuntansi Keuangan Desa

    Adapun aspek-aspek dari akuntansi menurut Pedoman Asistensi Akuntansi

    Keuangan Desa dala (IAI- KASP, 2015:6) adalah sebagai berikut:

    1. Aspek Fungsi

    Akuntansi menyajikan informasi kepada suatu entitas (misalnya

    Pemerintahan Desa) untuk melakukan tindakan yang efektif dan efisien. Fungsi

    tindakan tersebut adalah untuk melakukan perencanaan, pengawasan, dan

    menghasilkan keputusan bagi pimpinan entitas (misalnya Kepala Desa) yang

    dapat dimanfaat baik pihak internal maupun eksternal.

    2. Aspek Aktivitas

    Suatu proses yang dilakukan untuk mengindentifikasi data, menjadi

    sebuah data yang relevan, yang kemudian dianalisa dan diubah menjadi sebuah

    informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

    Sedangkan Karakteristik penting akuntansi desa meliputi hal-hal sebagai

    berikut menurut IAI-KASP, 2015:6 meliputi:

    a) Pengindetifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi

    keuangan

    b) Akuntansi sebagai suatu sistem dengan input data atau informasi

    dengan output informasi dan laporan keuangan

    c) Informasi keuangan terkait suatu entitas

  • 16

    d) Informasi dikomunikasikan untuk pemakai dalam pengambilan

    keputusan.

    Aspek akuntansi itu sendiri memberikan arah bagi pengelola sumber daya

    untuk melaksanakan proses pengelolaan dan aset-asetnya secara profesional dan

    akuntabel. Proses akuntansi adalah proses pengelolaan data sejak terjadinya

    transaksi, kemudian transaksi ini harus disertai dengan bukti-bukti yang valid dan

    sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini

    maka diproses dalam pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa

    informasi laporan keuangan.

    b. Pengguna Akuntansi Keuangan Desa

    Menurut IAI-KASP (2015:6-7) Pihak-pihak yang membutuhkan dan

    senantiasa menggunakan informasi akuntansi Keuangan Desa, di antaranya:

    1. Pihak Internal. Pihak internal adalah pihak yang berada didalam struktur organisasi desa,

    yaitu Kepala Desa. Sekretaris Desa, Bendahara, da Kepala Urusan/

    Kepala Seksi

    2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Badan Permusyawaratan membutuhkan informasi keungan untuk

    melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan APBDesa.

    3. Pemerintah. Dalam hal ini baik pemerintah pusat, pemerintah Provinsi, dan

    pemerintah Kabupaten/Kota mengingat bahwa anggaran Desa berasal

    baik dari APBN dan APBD melalui transfer, bagi hasil, dan bantuan

    keuangan.

    4. Pihak Lainnya. Selain pihak-pihak yang disebutkan sebelumnya, masih banyak lagi

    pihak yang memungkinkan untuk melihat laporan keuangan Desa,

    misalnya Lembaga Swadaya Desa, RT/RW, dan sebagainya.

  • 17

    c. Prinsip-prinsip Akuntansi Keuangan Desa

    Ada beberapa prinsip akuntansi keuangan desa menurut (IAI-KASP,

    2015:7-8) adalah sebagai berikut:

    1. Prinsip Harga Perolehan

    Prinsip ini mempunyai aturan bahwa harga perolehan dari harta (asset).

    Kewajiban/utang, dan pendapatan dihitung dari harga perolehan sesuai

    dengan kesepakatan oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Harga

    perolehan ini bernilai objektif sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan

    atau dibayarkan dari kas atau bank.

    2. Prinsip Realisasi Pendapatan

    Prinsip ini merupakan pembahasan mengenai bagaimana mengukur dan

    menentukan nilai dari pendapatan yang diperoleh. Pengukuran pendapatan

    dapat diukur dengan penambahan harta (asset) dan berkurangnya utang tau

    bertambahnya jumlah kas. Pencatatan pendapatan pada pemerintah Desa

    pada dasarnya dilakukan pada saat terjadinya transaksi dan dapat dilihat

    berdsarkan jumlah kas yang diterima.

    3. Prinsip Objektif

    Prinsip ini merujuk pada laporan keuangan yang didukung oleh bukti-bukti

    transaksi yang ada. Jika tidak ada bukti transaksi, maka tidak ada pencatatan

    transaksi. Prinsip ini memerlukan pengawasan dan pengendalian pihak

    intern untuk menghindari terjadinya kecurangan-kecurangan untuk

    memanipulasi bukti transaksi dan pencatatnya.

  • 18

    4. Prinsip Pengungkapan Penuh

    Dalam pembuatan laporan keuangan hendaknya mengungkapkan sebuah

    informasi penuh yang tersaji dengan baim secara kualitatif dan kuantitatif

    yang dapat memepengaruhi pengambilan keputusan.

    5. Prinsip Konsistensi

    Dalam pembuatan laporan keuangan harus mempunyai nilai konsistensi

    dalam menggunakan metode, pedoman, dan standar dalam pembuatannya

    laporan keuangan juga harus mempunyai nilai banding, yang artinya laporan

    keuangan dapat dibandingkan dengan pemerintah desa lainnya dengan

    periode yang sama atau sebaliknya.

    5. Persamaan Akuntansi Keuangan Desa

    Didalam IAI-KASP 2015 menjelaskan persamaan akuntansi keuangan desa

    merupakan gambaran antara elemen-elemen dalam sebuah laporan keuangan yang

    saling berhubungan. Terdapat 5 elemen pokok dalam laporan keuangan Desa,

    yaitu Aset, kewajiban, Pedapatan, Belanja, dan Kekayaan Bersih.

    1. Persamaan dasar akuntansi

    Persamaan akuntansi dasar ini sangat sederhana dengan mengambil 3

    elemen pokok dalam laporan keuangan, yaitu asset, kewajiban, dan

    kekayaan bersih, maka didapat rumusan persamaan akuntansinya

    sebagai berikut:

    Aset = Kewajiban + Kekayaan Bersih

  • 19

    2. Persamaan akuntansi yang diperluas

    Persamaan akuntansi yang diperluas dari persamaan akuntansi dasar ini

    memiliki 2 rumus yaitu :

    Aset + Belanja = Kewajiban + Kekayaan Bersih + Pendapatan +/-

    Pembiayaan Netto

    Atau

    Aset = Kewajiaban + Kekayaan Bersih + (Pendapatan- Belanja) +/-

    Pembiayaan Netto

    Unsur – unsur yang ada pada laporan keuangan desa dapat dijelaskan

    sebagai berikut :

    a. Aset

    Merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki sebagai akibat

    dari peristiwa masa lalu dan mana manfaat ekonomi atau sosial dimasa depan

    dapat diperoleh serta dapat diukur dengan satuan uang. Asset dapat

    dikelompokkan dalam :

    1. Aset Lancar yaitu asset yang dalam periode waktu tertentu (tidak

    lebih dari satu tahun) dapat dicairkan menjadi uang kas atau menjadi

    bentuk asset lainnya. Misalnya kas, piutang, dan persediaan.

    2. Aset Tidak Lancar yaitu asset yang mempunyai nilai ekonomis

    lebih dari satu tahun. Misalnya investasi permanen, asset tetap, dana

    cadangan, asset tidak lancar lainnya.

  • 20

    b. Kewajiban

    Merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesai nya

    mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi yang dimiliki. Kewajiban

    ini biasa berupa kewajiban jamgka pendek dan kewajiban jangka penjang.

    Misalnya utang kepada pihak ketiga, utang pemotongan pajak, utang cicilan

    pinjaman, pinjaman jangka panjang.

    c. Kekayaan Bersih

    Merupakan selisih anatara asset yang dimiliki desa dengan kewajiban. Yang

    harus dipenuhi desa sampai dengan tanggal 31 Desember suatu tahun.

    d. Pendapatan

    Merupakan penerimaan yang akan menambah saldo anggaran lebih dalam

    periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah desa,

    dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah desa.

    e. Belanja

    Merupakan semua pengeluaran oleh bendahara yang mengurangi saldo

    anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak

    akan diperoleh pembayaran kembali oleh pemerintah desa.

    f. Pembiayaan

    Merupakan setiap penerimaan atau pengeluaran yang tidak berpengaruh pada

    kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan akan diterima kembali,

    baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran

    berikutnya, yang dalam penganggaran terutama dimaksud untuk menutup

    defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

  • 21

    6. Siklus Akuntansi Keuangan Desa

    Akuntansi menggunakan sebuah siklus akuntansi, artinya terdiri dari

    berbagai tahapan tertentu dan selesainya tahapan tersebut kegiatan akan berulang

    kembali sesuai dengan urutan tertentu. Menurut IAI-KASP Tahun 2015 tahapan

    siklus akuntansi berupa:

    a. Tahap Pencatatan Tahap ini merupakan langkah awal dari siklus akuntansi. Berawal

    dari bukti-bukti transaksi selanjutnya dilakukan pencatatan

    kedalam buku yang sesuai

    b. Tahap Penggolongan Tahap selanjutnya setelah dilakukan pencatatan berdasarkan bukti

    transaksi adalah tahap penggolongan. Tahap penggolongan

    merupakan tahap pengelompokkan catatan bukti transaksi kedalam

    kelompok buku besar sesuai dengan nama akun dan saldo-saldo

    yang telah dicatat dan dinilai kedalam kelompok debit dan kredit.

    c. Tahap Pengikhtisaran Pada tahap ini dilakukan pembuatan neraca saldo dan kertas kerja.

    Laporan Kekayaan Milik Desa berisi saldo akhir akun-akun yang

    telah dicatat dibuku besar utama dan buku besar pembantu.

    Laporan Kekayaan Milik Desa dapat berfungsi untuk mengecek

    keakutratan dalam memposting akun kedalam debit dan kredit.

    Didalam Laporan Kekayaan Milik Desa jumlah kolom debit dan

    kredit didalam Laporan Kekayaan Milik Desa dari waktu ke waktu

    untuk menghindari salah pencatatan. Dengan demikian,

    pembuktian ini bukan merupakan salah satu indikasi bahwa

    pencatatan telah dilakukan dengan benar.

    d. Tahap Pelaporan Tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus akuntansi. Kegiatan

    yang dilakukan pada tahap ini:

    1) Membuat Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa. Laporan ini berisi jumlah anggaran dan realisasi dari

    pendapatan, belanja, dan pembiayaan dari pemerintah des yang

    bersangkutan untuk tahun anggaran tertentu.

    2) Laporan Kekayaan Milik Desa. Laporan ini berisi posisi asset lancer, asset tidak lancer, dan kewajiban pemerintah desa per

    31 Desember tahun tertentu.

  • 22

    7. Dasar Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Desa

    a. Sistem Pencatatan

    Menurut Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012:44-51)

    adalah sebagai berikut:

    Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan

    pelaporan transaksi ekonomi dari suatu organisasi. Yang dimaksud dengan

    pengindentifikasian adalah mengindefikasian transaksi ekonomi, agar dapat

    membedakan yang mana transaksi yang bersifat ekonomi dan yang tidak. Pada

    dasarnya ekonomi adalah aktivitas yang terkait dengan uang. Proses selanjutnya

    adalah pengukuran transaksi ekonomi, yaitu dengan menggunakan satuan uang.

    Semua transaksi didalam akuntansi harus dinyatakan dengan uang. Berikutnya

    adalah pencatatn ekonomi, adalah pengelolaan data transaksi ekonomi tersebut

    melalui penambahan dan pengurangan atas sumber daya yang ada. Pelaporan

    ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang merupakan hasil akhir dari

    proses akuntansi.

    Menurut Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012:44-51) sistem

    pencatatn di dalam akuntansi terbagi menjadi tiga jenis yaitu sistem pencatatan

    Single Entry, double entry dan triple entry.

    1. Single Entry Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata

    buku tunggal atau tata buku. Pada sistem ini, pencatatan transaksi

    ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang

    berakibat bertambahnya kas akun dicatat pada sisi penerimaan dan

    transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi

    pengeluaran.

    2. Double Entry Sistem pencatatan double entry atau juga disebut dengan tata buku

    berpasangan adalah sistem pencatatan dimana transaksi ekonomi

    dicatat dua kali. Pada sisitem pencatatan double entry terbagi dua sisi

    yaitu debit disisi kiri dan kredit disisi kanan setiap pencatatan

    transaksi harus menjaga keseimbagan persamaan dasar akuntansi.

    3. Triple Entry Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatab dengan

    menggunakan system pencatatan double entry, ditambah dengan

    mencatat pada buku anggaran. Sistem pencatatan double entry dijalan

    pada pemerintah, pejabat penatausahaan keuangan (PKK) satuan kerja

    pemerintah daerah (SKPD) maupun bagian keuangan atau satuan kerja

    pengelola keuangan daerah (SKPKD) juga mencatat transaksi tersebut

  • 23

    pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut berefek pada sisa

    anggaran.

    b. Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Desa

    Dasar pengakuan merupakan penentuan kapan suatu transaksi dicatat. Untuk

    menentukan kapan suatu transaksi dicatat digunakan sebagai sistem atau basis

    atau dasar akuntansi.

    Menurut Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012 : 46-51)

    adalah sebagai berikut:

    1. Basis Kas (cash basis) Basis kas merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam

    akuntansi, dimana pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika

    transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan.

    2. Basis Akrual (accrual basis) Transaksi dicatat pada saat terjadinya tanpa memperhatikan saat kas atau

    setara kas diterima atau dibayar. Dengan kata lain basis akrual digunakan

    untuk pengukuran asset, kewajiban atau ekuitas dana.

    3. Basis Kas Modifikasian (modified cash basis) Basis ini mencatat transaksi selama tahun anggaran dan melakukan

    penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan basis akrual.

    4. Basis Akrual Modifikasian (modified accrual basis) Basis ini mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas untuk

    transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan basis akrual untuk

    sebagian besar transaksi.

    8. Asas Pengelolaan Desa

    Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel,

    partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran (Permendagri

    Nomor 113 Tahun 2014). Keuangan desa dikelola dalam masa 1 tahun anggaran

    yakni mulai tanggal 1 Januari sampai tanggal 31 Desember .

  • 24

    a. Transparan

    yaitu prinsip terbuka – keterbukaan, dalam arti segala kegiatan dan

    informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa dapat diketahui dan diawasi oleh

    pihak lain yang berwenang. Transparansi menurut Sukrisno Agoes dan 1 Cenik

    Ardana (2009:104) adalah sebagai berikut:

    Transparansi artinya kewajiban bagi para pengelola menjalankan prinsip

    keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian informasi.

    Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga mengandung arti bahwa

    informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, dan epat waktu kepada

    semua pemangku kepentingan. Tidak boleh ada hal-hal yang dirahasiakan,

    disembunyikan, ditutup-tutupi, atau ditunda-tunda pengungkapannya.

    b. Akuntabel

    Tata kelola Pemerintahan yang baik adalah salah satu tuntunan masyarakat

    yang harus dipenuhi. Salah satu pilar tata kelola tersebut adalah akuntabilitas.

    Menurut Mardiasmo (2009) dalam bukunya menyebutkan akuntabilitas adalah

    sebagai berikut:

    Akuntabilitas dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah

    (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan

    dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung

    jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak

    dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

    Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:

    1. Akuntabilitas Vertikal (vertical accountability), Pertanggungjawaban vertical adalah pertanggungjawaban(vertical accountability) atas

    pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya

    pertanggungjawaban unit-unit kerja kepada pemerintah daerah,

    pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan

    pemerintah pusat kepada MPR.

    2. Akuntabilitas Horizontal (horizontal accountability), Pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability) adalah

    pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

  • 25

    c. Partisipatif

    Partisipasi adalah prinsip dimana bahwa setiap warga desa pada desa yang

    bersangkutan mempunyai hak untuk terlibat dalam setiap pengambilan keputusan

    pada setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah desa dimana mereka

    tinggal. Keterlibatan masyarakat dalam rangka pengambilan keputusan tersebut

    dapat secara langsung dan tidak langsung.

    Menurut Huraerah (2008:117) membagi partisipasi kedalam lima macam,

    yaitu sebagai berikut:

    1) Partisipasi langsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka

    2) Partisipasi dalam bentuk iuran atau barang dalam kegiatan partisipatori, dana dan sarana sebaiknya dating dari dalam masyarakat sendiri.

    Kalaupun terpaksa dari luar hanya bersifat sementara dan sebagai

    umpan.

    3) Partisipasi dalam bentuk dukungan. 4) Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. 5) Partisipasi respresentatif dengan memberikan kepercayaan dan mandate

    kepada wakil-wakil yang duduk dalam organisasi atau panitia.

    9. Laporan Keuangan Desa

    Menurut Sujarweni. V Wiratna 2015: 23-26 ada beberapa tahap pembuatan

    laporan keuangan desa sebagai berikut:

    1. Membuat rencana berdasarkan visi misi yang dituangkan dalam

    penyusunan anggaran.

    2. Anggaran yang dibuat terdiri dari akun pendapatan, belanja, dan

    pembiayaan setelah angaran disahkan maka perlu dilaksanakan.

    3. Dalam pelaksanaan anggaran timbul transaksi. Transaksi tersebut harus

    dilakukan pencatatan lengkap berupa pembuatan buku kas umum, buku

  • 26

    kas pembantu, buku bank, buku pajak, buku investaris dengan disertai

    pengumpulan bukti-bukti transaksi.

    4. Untuk memperoleh informasi posisi keuangan, kemudian berdasarkan

    transaksi yang terjadi dapat dihasilkan sebuah neraca. Neraca ini

    fungsinya untuk mengetahui kekayaan atau posisi keuangan desa.

    5. Selain menghasilkan neraca bentuk pertanggungjawaban pemakaian

    anggaran buatlah laporan realisasi anggaran desa.

    Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas

    untuk pangakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam laporan realisasi

    anggaran. Basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam

    neraca.

    Laporan keuangan yang dikemukan oleh Sujarweni. V Wiratna 2015: 23-

    26 adalah:

    a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

    Anggaran desa adalah rencana keuangan tahunan yang diselenggakan

    oleh pemerintah desa yang dibahs dan disepakati antara pemerintah

    desa dan badan permusyawaratan desa, serta ditetapkan oleh peraturan

    desa, anggaran dibuat sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

    b. Buku Kas Umum

    Buku kas umum digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas yang

    menyangkut penerimaan dan pegeluaran kas, baik secara tunai

    maupun kredit, dugunakan juga untuk mencatat mutasiperbankan atau

  • 27

    kesalahan dalam pembukuan. Buku kas umum dapat dikatan sebagai

    sumber dokumen transaksi.

    c. Buku Kas Harian Pembantu

    Buku kas harian pembantu adala buku yang digunakan untuk mencatat

    transaksi pengeluaran dan pemasukan yang berhubungan dengan kas

    saja.

    d. Buku Bank

    Buku bank digunakan untuk membantu buku kas umum, dalam rangka

    penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan uang bank.

    e. Buku Pajak

    Buku pajak digunakan untuk membantu buku kas umum, dalam

    rangka penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pajak.

    f. Buku Investaris Desa

    Buku investaris yang digunakan untuk membantu buku kas umum,

    dalam mencatat barang-barang yang dimilik oleh desa.

    g. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Desa

    Laporan Realisasi Anggaran Berdasarkan SPAP meyajikan informasi

    realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan,

    yang masing-masing diperbandingkan dengan anggaranya dalam suatu

    periode. Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya

    sekali dalam setahun.

  • 28

    10. Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan

    APBDesa

    Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes setiap

    akhir tahun anggaran disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat terdiri

    dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan yang telah ditetapkan dengan

    peraturan desa. Setelah pemerintah desa dan BPD telah sepakat terhadap Laporan

    Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes dalam bentuk peraturan

    desa, maka perdes ini disampaikan kepada Bupati/Walikota sebagai Laporan

    Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes merupakan

    laporan yang disampaikan secara periodik kepada BPD terhadap pelaksanaan

    APBDes yang telah disepakati diawal tahun dalam bentuk Peraturan Desa.

    Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes dilampiri:

    a. Format Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes

    Tahun Anggaran berkenan

    b. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun

    Anggaran berkenan; dan

    c. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang

    masuk ke Desa.

  • 29

    11. Laporan Kekayaan Milik Desa

    Laporan ini menyajikan kekayaan milik desa pada dasarnya merupakan

    selisih antara aset yang dimiliki desa dengan jumlah kewajiban desa sampai

    dengan tanggal 31 Desember suatu tahun. Laporan kekayaan Milik Desa terdiri

    dari tiga akun pokok yaitu asset desa, kewajiban, dan kekayaan bersih. Asset desa

    adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau

    diperoleh atau beban APBDesa atau perolehan hak lainnya yang sah. Asset

    disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya yaitu berupa asset lancar dan tidak

    lancar. Contohnya asset tidak lancar adalah kas, piutang desa, dan persediaan.

    Sedangkan asset tidak lancar meliputi modal pemerintah desa dan asset tetap milik

    desa (tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan

    instalasi) dan asset non lancar lainnya. Kewajiban adalah utang yang timbul

    karena adanya pinjaman oleh pemerintah desa. Kekayaan bersih, yaitu selisih

    antara asset dan kewajiban pemerintah desa.

    B. Hipotesis

    Berdasarkan latar belakang masalah dan telaah pustaka yang telah

    diuraikan diatas maka penulis dapat mengemukakan hipotesis penelitian adalah

    Penerapan Akuntansi keuangan pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai

    Apit Kabupaten Siak belum sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.

  • 30

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi Objek Penelitian

    Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan

    Sungai Apit Kabupaten Siak. Dengan waktu yang telah ditetapkan.

    B. Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

    sekunder:

    1. Data primer

    Data primer adalah data yang pertama dicatat dan dikumpulkan

    berupa hasil wawancara secara langsung kepada bagian keuangan desa,

    proses penyusunan laporan keuangan desa, sistem pencatatan yang dilakukan

    pada desa sungai kayu ara kecamatan sungai apit kabupaten siak.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang peroleh dari Desa Sungai Kayu Ara

    dalam bentuk dokumen data-data mengenai laporan keuangan, struktur

    organisasi, berupa dokumen terkait dengan perencanaan dan pengelolaan

    Keuangan Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak.

    Data-data ini bersumber dari bendahara yang sangat berperan penting dalam

    mengatur dan mengurus keuangan desa.

  • 31

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan

    tiga teknik yaitu:

    1) Wawancara

    Melakukan wawancara secara langsung dengan mengajukan pertanyaan

    yang mengenai aktivitas pada Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit

    Kabupaten Siak.

    2) Dokumentasi

    Melakukan pengumpulan data atau laporan yang diterima dari Desa

    Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak baik berupa peraturan

    yang berhubungan dengan analisis penerapan akuntansi pada desa sungai kayu

    ara kecamatan sungai apit kabupaten siak.

    D. Teknik Analisis Data

    Dalam menyusun penelitian ini, maka penulis menggunakan Metode

    Deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, dikelompokkan lalu disusun

    agar dapat diteliti berdasarkan teori yang relevan yang berhubungan dengan

    masalah yang dibahas untuk kemudian akan diambil kesimpulan.

  • 32

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM DESA SUNGAI KAYU ARA

    A. Sejarah Desa Sungai Kayu Ara

    Desa Sungai Kayu Ara adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Sungai

    Apit Kabupaten Siak yang salah satu dari 14 Desa 1 kelurahan pada awalnya

    merupakan perkampungan kecil dibawah kepimpinan Ketua Desa yang bernama

    Bemo asal pertama kali Desa ini dirintis pada tahun 1902 oleh suku Domo dengan

    cara membuka hutan dan melakukan peladangan berpindah-pindah dan

    menamakan Desa dengan sebutan Sungai Penguling. Menurut sejarah dari

    beberapa tokoh masyarakat yang merupakan sesepuh Desa Sungai Kayu Ara

    bahwa sekitar tahun 1917 telah tumbuh berdiri sebatang pohon besar yang sangat

    rindang dan dibawahnya mengalir sungai kecil, pohon tersebut menjadi panduan

    arah khususnya bagi masyarakat yang bekerja sebagai nelayan dimana pohon

    tersebut tetap terlihat dari jauh karena ketinggian dan rindangnya. Pohon tersebut

    dikenal masyarakat dengan nama Pohon Ara atau Kayu Ara. Atas kesepakatan

    bersama pada tahun 1920 nama Desa Sungai Penguling akhirnya diubah menjadi

    Desa Sungai Kayu Ara diambil dari Sungai dan Pohon Ara.

    Mulai saat itu dibentuk kepemimpinan Desa yang diberi nama Penghulu

    secara mufakat dipilih waktu itu Penghulu yang pertama bernama Penghulu

    Bemo. Yang menjabat sebagai Penghulu selama 4 tahun yaitu tahun 1920 sampai

    dengan 1924. Selanjutnya Penghulu Bemo digantikan secara musyawarah dan

    mufakat yaitu Penghulu yang kedua bernama Sopok yang menjabat sebagai

    Penghulu selama 5 tahun, mulai tahun 1924-1929. Setelah itu digantikan pula oleh

  • 33

    Penghulu Karim selama 8 tahun yaitu tahun 1930-1938, selanjutnya digantikan

    Penghulu Atim selama 6 tahun dari 1938-1944, selanjutnya digantikan pula oleh

    Penghulu Ibal selama 5 tahun yaitu tahun 1944-1949, selanjutnya diganti pula

    oleh Penghulu Arsyad selama 18 tahun yaitu tahun 1950-1968, selanjutnya

    digantikan pula oleh Penghulu A. Khalid selama 12 tahun yaitu tahun 1968-1981,

    pada masa pemerintahan penghulu A. Khalid tepatnya pada tahun 1981

    kepemimpinan Desa dijabat oleh kepala Desa sementara (Pjs Kepala Desa)

    bernama Abdul Wahab selama 1 tahun, selanjutnya tahun 1990 dilaksanakan

    pemilihan Kepala Desa dan yang terpilih sebagai Kepala Desa bernama Nurdin.K

    yang menjabat hanya sekitar 8 bulan karena meninggal dunia, selanjutnya pada

    tahun 1992 dilaksanakan pemilihan Kepala Desa dan terpilih sebagai Kepala Desa

    adalah Sudirman yang menjabat selama 9 tahun, yaitu dari tahun 1992-2001. Pada

    masa pemerintahan Kepala Desa Sudirman, tepatnya pada tahun 1999 terbentuk

    Kabupaten Siak, hasil dari Pemekaran dari kabupaten Bengkalis.

    Pada tahun 2002 dilaksanakan pemilihan Kepala Desa terpilih pula Saipul

    Bahri sebagai Kepala Desa dan menjabat selama 5 tahun sesuai Peraturan Daerah

    Kabupaten Siak tahun 2002 yaitu sampai dengan tahun 2007, selanjutnya selama

    1 tahun Kepala Desa Saipul Bahri dipercaya menjabat Kepala Desa sementara

    hingga tahun 2008, selanjutnya pada tanggal 27 Januari 2008 dilaksanakan

    Pemilihan Kepala Desa dan terpilih pula Kepala Desa bernama Zaini yaitu pada

    tahun 2008-2015. Pada masa pemerintahan Kepala Desa Zaini nama Desa Sungai

    Kayu Ara kembali dirubah menjadi Kampung Sungai Kayu Ara dilaksanakan oleh

    Pjs yang bernama Muhammad Yamin, selanjutnya dilakukan pula pemilihan

  • 34

    Penghulu Desa dan terpilih pula Penghulu bernama Baharudin yang menjabat saat

    ini.

    Sejak tahun 1920 hingga sekarang telah terjadi penukaran Penghulu Desa

    sebanyak 15 kali. Sejak terbentuknya Kabupaten Siak berdasarkan Undang-

    undang Nomor 53 tahun 1999, hasil pemekaran dari daerah Kabupaten Bengkalis

    pelaksanaan pembangunan telah terasa pada masyarakat perkampungan hingga

    telah sampai dikawasan-kawasan yang tertinggal dan terisolir. Kegiatan

    pembangunan yang telah dilaksankan di Desa Sungai Kayu Ara dalam

    mendukung Visi dan Misi Kabupaten Siak de depan dengan giatnya terus

    melaksanakan pembangunan disegala bidang, drngan mempercayai potensi

    sumber daya manusia melalui partisipasi peran serta swadaya masyarakat dan

    prakarsa masyarakat dalam pembangunan.

    Pada dasarnya masyarakat Melayu tempatan cukup cenderung sulit untuk

    berpartisipasi dalam melaksanakan Gotong Royong ternyata masayarakat Desa

    Sungai Kayu Ara memiliki partisipasi tinggi untuk ikut melaksanakan

    pembangunan. Hal ini berkat kesamaan pandangan dari persepsi antara

    pemerintahan Desa Sungai Kayu Ara dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan

    yang ada di Desa Sungai Kayu Ara. Keberhasilan pembangunan di Desa Sungai

    Kayu Ara tidak terlepas dari peranan wanita yang aktif mendukung pelaksanaan

    pembangunan melalui kegiatan yang dilaksanakan oleh ibu-bu dalam suatu wadah

    PKK Desa Sungai Kayu Ara yang punya arti dan nilai tersendiri yang tidak boleh

    dipandang atas pengabdiannya dalam mendukung pembangunan di Desa. Tinggi

    kesadaran dan partisipasi masyarakat Desa Sungai Kayu Ara dalam melaksanakan

  • 35

    pembangunan sehingga sifat gotong royong yang sudah melembaga di masyarakat

    menjadi kenyataan, hal ini dibuktikan keikutsertaan Desa Sungai Kayu Ara dalam

    lomba Desa tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten Siak, tingkat Provinsi Riau

    dan tingkat Nasional pada tahun 2004, dan berhasil menjadi juara Nasional 2004

    tersebut merupakan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembangunan yang

    telah dilaksanakan oleh masyarakat Desa Sungai Kayu Ara.

    Desa Sungai Kayu Ara terletak di dalam wilayah Kecamatan Sungai Apit

    Kabupaten Siak Provinsi Riau yang berbatasan dengan:

    1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kayu Ara Permai

    2. Sebalah timur berbatasan dengan Selat Lalalng

    3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lalang

    4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sungai Apit, Desa Parit I/II

    dan Desa Harapan.

    Luas wilayah Desa Sungai Kayu Ara adalah 169,3 Ha berupa daratan

    dimana 75% dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk

    lahan perkebunan Karet dan Sawit dan 25% untuk perumahan masyarakat Desa.

    Iklim Desa Sungai Kayu Ara, sebagaimana Desa-desa lain diwilayah Indonesia

    mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh

    langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Sungai Kayu

    Ara Kecamatan Sungai Apit.

    B. Struktur Organisasi

    Struktur Organisasi Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit

    Kabupaten Siak sebagai berikut:

  • 36

    1. Kepala Desa

    Kepala Desa bertugas menyelenggarakan pemerintah desa,

    melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan

    pemberdayaan desa.

    2. Sekretaris

    Sekretaris bertugas untuk membantu kepala desa dalam mengelola

    administrasi desa, menyiapkan bahan untuk menyususn laporan

    penyelenggaraan pemerintahan desa.

    3. Kepala Seksi

    Kepala seksi adalah seseorang yang ditunjuk oleh kepala desa sebagai

    pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat dibidang kegiatan

    masing-masing.

    4. Bendahara

    Bendahara bertugas menerima, menyimpan, menyetorkan atau

    membayar, menata-usahakan dan mempertanggungjawaban

    pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka

    pelaksanaan APBDesa.

  • 37

    Gambar IV.I

    Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Sungai Kayu Ara

    Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak

    PENGHULU

    BAHARUDIN

    KERANI M. YAMIN

    KEPALA URUSAN UMUM

    SOHARANI

    KEPALA URUSAN

    KEUANGAN

    FEBRIANI

    JURU TULIS II A.PUTRA

    JURU TULIS I KHAIRUL

    KADUS II SYAHRI

    KADUS III SAMSUDIN

    KADUS I NASRUN

  • 38

    C. Visi dan Misi

    1. Visi

    Visi merupakan suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang

    diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa. Penyususnan Visi Desa

    Sungai Kayu Ara dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan pihak

    berkepentingan di Kampung seperti Pemerintahan Desa, Penghulu Desa,

    Perangkat Desa, BAPEKAM, Tokoh Agama, Lemabaga Masyarakat dan

    masyarakat pada umumnya. Dari pendekatan partisipatif seperti yang dimaksud

    diatas pembangunan yang sangat dibutuhkan adalah pada sektor infrastruktur dan

    perekonomian terutama melalui pertanian maka berdasarkan pertimbangan diatas

    Visi Desa Sungai Kayu Ara adalah:

    Terwujudnya Desa Sungai Kayu Ara Yang Aman, Damai Dan Sejahtera Melalui

    Pembangunan Segala Bidang Yang Berkelanjutan Menuju Kemajuan Desa Yang

    Bermatabat Dan Agamis.

    2. Misi

    Untuk mencapai Visi Desa Sungai kayu Aram aka dijabarkan melalui Misi

    untuk dapat dioperasionalkan atau dilaksanakan dalam penyusunan Misi juga

    digunakan partisipatif , pertimbangan potensi dan kebutuhan masyarakat Desa

    Sungai Kayu Ara.

    Dari proses yang dilakukan maka Misi Desa Sungai Kayu Ara salaha

    sebagai berikut:

    1. Mewujudkan pemerintahan Desa yang efektif dan efisien dalam

    mengoptimalkan pelayan kepada masyarakat.

  • 39

    2. Menghidupkan dan meningkatkan kegiatan lembaga-lembaga

    kemasyarakatan yang ada di Desa.

    3. Membentuk kelompok atau lembaga-lembaga yang dianggap perlu sebagai

    mendukung dan mengontrol terwujudnya visi Desa.

    4. Memajukan sumber daya manusia melalui peningkatan sarana prasarana

    pendidikan.

    5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan pertanian

    dan sektor ekonomi kampung yang berbasiskan ekonomi kerakyatan.

    6. Memupuk dan memelihara semangat persatuan, meningkatkan peran serta

    aktif partisipasi dan gotong royong masyarakat.

    7. Mengembangkan pentingnya sumber daya manusia melalui dukungan

    program wajib belajar 12 tahun.

    8. Mengupayakan pendidikan-pendidikan non formal baik dibidang umum

    maupun dibidang kaagamaan melalui sosialisasi, pelatihan dan pengajian

    menuju sumber daya manusia yang berilmu pengetahuan dan agamis.

    9. Menjadikan Desa Sungai Kayu Ara yang lebih maju dengan peningkatan

    sarana dan prasarana umum bagi pelayanan masyarakat, dibidang

    ekonomi, sosial, budaya dan agama.

    10. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan

    Pustu (Puskesmas Pembantu).

  • 40

    D. Kebijakan Desa

    1. Arah kebijakan Pembangunan Desa

    Dalam rangka mewujudkan pencapaian visi dari Desa Sungai Kayu Ara

    ditahun 2015-2021 arah kebijakan pembangunan Desa diprioritaskan pada bidang:

    a. Peningkatan hasil pertanian dan keanekaragaman jenis usaha dengan

    sistem intensifikasi.

    b. Pengadaan dan perbaikan sarana infrastruktur, pendidikan dan

    kesehatan masyarakat.

    c. Pengadaan permodalan bagi masyarakat dan perluasan lapangan kerja

    termasuk manajemen usaha.

    d. Peningkatan keterampilan dan sumber daya manusia

    Pencapaian dari arah kebijakan diatas akan dilakukan melalui ketertiban

    dan partisipasi masyarakat dengan sistem perencanaan dan pelaksanaan

    partisipatif.

    2. Potensi dan Masalah

    Dari hasil pengkajian keadaan Desa melalui metode MMDK (Mengagas

    Masa Depan Desa) maka ditentukan berbagai maalah dan potensi yang ada di

    Desa Sungai Kayu Ara yang menjadi pedoman di dalam menentukan arah

    kebijakan pembangunan Desa tahun 2021. Potensi dan permasalahan yang dapat

    diidentifikasi ditingkat Dusun dan Desa meliputi bidang pendidikan, kesehatan,

    sarana dan prasarana, lingkungan hidup, sosial budaya, pemerintahan, perikanan

    dan pertanian.

  • 41

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Sitem Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi

    Dalam sistem pencatatan penerimaan dan pengeluaran pada Buku Kas

    Umum yang digunakan oleh Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit

    Kabupaten Siak terhadap transaksi yang terjadi berdasarkan pencatatan single

    entry, dimana pencatatan dilakukan dengan sistem tata buku tunggal.

    Desa Sungai Kayu Ara menggunakan dasar pengakuan Cash Basic dalam

    menggunakan pencatatan transaksi ke dalam buku kas umum Cash Basic adalah

    dasar pengakuan akuntansi dimana transaksi diakui atau dicatat pada saat kas

    diterima atau dikeluarkan.

    B. Tahap Pencatatan

    Dalam sistem pencatatan penerimaan dan pencatatan Buku Kas Umum

    yang digunakan oleh Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten

    Siak terhadap transaksi yang terjadi yaitu berdasarkan pencatatan single entry,

    dimana pencatatan dilakukan dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku.

    Pada sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat satu

    kali. Untuk pengakuan penerimaan dan pengeluaran buku kas umum yang

    dilakukan pada Kampung Sungai Kayu Ara Kabupaten Siak Kabupaten Siak

    menggunakan Cash Basic, dimana pencatatan dilakukan ketika transaksi terjadi

    dan uangnya benar-benar diterima.

    Semua proses akuntansi keuangan desa Sungai Kayu Ara Kecamatan

    Sungai Apit Kabupaten Siak dimulai dengan mengumpulkan semua bukti

  • 42

    transaksi buku kas umum-tunai (Lampiran 3), buku pembantu pajak (Lampiran 4),

    buku bank desa (Lampiran 5) maka tahap selanjutnya adalah penyajian Laporan

    Realisasi Pelaksanaan APBDes (Lampiran 1) dan Laporan Kekayaan Milik Desa

    (Lampiran 2).

    1. Buku Kas Umum- Tunai

    Buku Kas Umum-Tunai (Lampiran 3) digunakan untuk mencatat semua

    transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Buku Kas Umum yang terjadi pada

    Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak telah sesuai

    dengan IAI-KASP 2015 tentang Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa

    dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

    Tabel V.1

    Buku Kas Umum-Tunai

    Sungai Kayu Ara

    Tahun Anggaran 2017

    No Tgl Rek Keterangan Penerimaan

    (Rp)

    Pengeluaran

    (Rp)

    1 2 3 4 5 6

    1 19/05/2017 ADK Tahap 1

    2017 275.591.811

    2 19/05/2017 Penghasilan tetap

    dan tunjangan

    penghulu dan

    perangkat

    153.510.000

    3 19/05/2017 Operasional

    perkantoran 20.653.496

    4 19/05/2017 Operasional

    RK/RW 23.800.000

    Sumber : Desa Sungai Kayu Ara

  • 43

    2. Buku Pembantu Pajak

    Buku Pembantu Pajak (Lampiran 4) adalah salah satu pembukuan atau

    penantausahaan bendahara desa untuk digunakan mencatat semua penerimaan dan

    pengeluaran pajak dimana buku pembantu pajak berisikan nomor urut penerimaan

    dan pengeluaran kas. Buku Pembantu Pajak pada Desa Sungai Kayu Ara

    Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Kabupaten Siak sudah sesuai dengan

    IAI-KASP 2015 tentang Pedoman Asistensi Keuangan Desa dan Prinsip

    Akuntansi Berterima Umum (PABU).

    Table V.2

    Buku Pembantu Pajak

    Sungai Kayu Ara

    Tahun Anggaran 2017

    No Tanggal Keterangan Pemotongan

    (Rp)

    Penyetoran

    (Rp)

    Saldo

    1 19/05/2015 00012/KWT/02.08/2017

    Makanan Harian Bulan

    Febuari Tahap 1 2017

    42.500 0 42.500

    2 19/05/2015 00017/KWT/02.08/2017

    Biaya Snack Kegiatan

    Rapat BAPEKAM

    Bulan Desember

    (Kurang Bayar 2016)

    6.750 0 49.250

    3 19/05/2015 00031/KWT/02.08/2017

    Minuman Harian

    Kantor Bulan Januari

    Tahap 1 2017

    40.500 0 89.750

    4 19/05/2015 00036/KWT/02.08/2017

    Makanan Rapat

    Kampung Bulan

    Febuari Tahap 1 2017

    73.100 0 162.850

    Sumber : Desa Sungai Kayu Ara

  • 44

    3. Buku Bank Desa

    Buku Bank Desa (Lampiran 5) digunakan untuk mencatat masuk dan

    keluarnya uang dalam kas dibank. Buku Bank Desa pada Desa Sungai Kayu Ara

    Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Kabupaten Siak sudah sesuai dengan

    IAI-KASP 2015 tentang Pedoman Asistensi Keuangan Desa dan Prinsip

    Akuntansi Berterima Umum (PABU).

    Tabel V.3

    Buku Bank Desa

    Sungai Kayu Ara

    Tahun Anggaran 2017

    No Tgl Keterangan No.

    Bukti

    Pemasukan Pengeluaran Saldo

    (Rp)

    Setoran

    (Rp)

    Penarikan

    (Rp)

    1 2 3 4 5 7 10

    1

    04/

    05/

    20

    17

    Penerimaan

    ADK

    003/TBP/02

    .08/2017

    99.268.784 99.268.784

    2

    04/

    05/

    20

    17

    Dana

    Kampung

    Tahap 1

    2017

    004/TBP/02

    .08/2017

    474.634.078 573.902.862

    3

    04/

    05/

    20

    17

    ADK Tahap

    1 Kurang

    Bayar 2017

    003/MKAS/

    02.08/2017

    164.119.000 409.783.862

    Sumber : Desa Sungai Kayu Ara

    C. Tahap Penggolongan

    Dalam tahap penggolongan dibuat buku besar dan buku besar pembantu

    yang digunakan untuk mengelompokkan semua transaksi sesuai dengan jenis

    kegiatan yang dilaksanakan. Desa Sungai Kayu Ara melakukan tahap

    penggolongan dengan mengelompokan transaksi yang terjadi sesuai dengan jenis

  • 45

    kegiatan yang dilakukan hal-hal yang berhubungan dengan penerimaan desa

    digolongkan berdasarkan akun kegiatan yang dilakukannya, seperti penerimaan

    dana desa, bagi hasil pajak dan retribusi, alokasi dan dana desa, bantuan keungan

    provinsi,keuangan kabupaten/kota dicatat dalam akun penerimaan bank dan jenis

    kegiatan yang dilakukan. Seharusnya Buku Besar dikelompokkan berdasarkan

    jenis akunnya bukan berdasarkan jenis kegiatannya.

    Berdasarkan uraian diatas tahap penggolongan yang dilakukan pada Desa

    Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak belum sesuai dengan

    IAI-KASP 2015 dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.

    D. Tahap Pengikhtisaran

    Pada tahap pengikhtisaran Desa Sungai Kayu Ara tidak membuat Neraca

    Saldo dan Kertas Kerja atau Neraca Lajur.

    1. Neraca Saldo

    Setelah semua transaksi dicatat kedalam buku besar dan buku besar

    pembantu. Selanjutnya membuat neraca saldo. Tetapi Desa Sungai Kayu Ara

    tidak membuat Neraca Saldo. Seharusnya menurut IAI-KASP 2015 dalam

    Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa, setelah semua transaksi dicatat

    pada BKU dan Buku Besar, tahap berikutnya adalah tahap pengikhtisaran dari

    Buku Besar ke Neraca Saldo. Pencatatan ke neraca saldo dilakukan untuk

    menyakinkan bahwa proses yang dilakukan pencatatannya dengan benar.

    2. Neraca Lajur

    Selanjutnya neraca lajur yang digunakan untuk memudahkan dalam

    pembuatan Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Kekayaan

  • 46

    Milik Desa. Tetapi Desa Sungai Kayu Ara tidak membuat Neraca Lajur,

    seharusnya menurut IAI-KASP 2015 Tentang Pedoman Asistensi Akuntansi

    Keuangan Desa, terhadap siklus akuntansi keuangan desa tahap selanjutnya

    adalah tahap pengikhtisaran dengan membuat kertas kerja (Neraca Lajur).

    E. Pengumpulan Data Penyesuaian

    Sebelum menyusun laporan keuangan Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan

    Sungai Apit Kabupaten Siak tidak mengakumulasikan data penyesuain. Berikut

    beberapa yang harus kita lakukan:

    1. Bahan Habis Pakai

    Bahan habis pakai adalah barang yang hanya dapat dipergunakan dalam

    satu kali pemakaian . Dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa pada tahun

    2017 belanja barang dan jasa persediaan alat tulis kantor Rp.1.874.000

    dibelanjakan Rp. 1.305.000 maka dapat sisa persediaan Rp. 569.000 dan benda

    pos dan materai Rp. 3.468.000. jika diasumsikan pada akhir periode

    Rp.400.000.

    Namun dalam Laporan Kekayaan Milik Desa (Lampiran 1) persediaan

    benda pos materai serta alat tulis kantor bernilai 0, maka perlu dibuat jurnal

    penyesuaian sebagai berikut:

    Jurnal penyesuaian :

    31/12/2017 Persediaan Benda Pos dan Materai Rp. 400.000

    Belanja Benda Pos dan Materai Rp. 400.000

    31/12/2017 Persediaan Alat Tulis Kantor Rp. 569.000

    Belanja Alat Tulis Kantor Rp. 569.000

  • 47

    2. Penyusutan Aset Tetap

    Asset tetap merupakan aktiva yang terwujud untuk dipakai dalam jangka

    panjang dengan nilai ekonomis yang relatif besar. Asset tetap yang tertera pada

    pada laporan keuangan Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten

    Siak yaitu (peralatan dan mesin, gedung dan bangunan serta jalan, jaringan

    instalasi) disajikan dalam nilai perolehan aktiva tetap tanpa mengurangi akumulasi

    penyusutan sehingga tidak menunjukkan hasil sebenarnya.

    Pada Laporan Kekayaan Milik Desa, asset tetap peralatan dan mesin tahun

    2017 sebesar Rp 3.550.000, gedung dan bangunan Rp 187.897.796 dan jalan,

    jaringan dan instalasi Rp 599.229.962. Umur ekonomis yang ditaksir 5 tahun pada

    peralatan dan mesin, 10 tahun pada gedung dan bangunan, dan 20 tahun pada

    jalan, jaringan dan instalasi terdapat akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung

    dengan metode garis lurus berikut ini:

    a. Peralatan dan Mesin

    Nilai Perolehan : Rp 3.550.000

    Metode Garis Lurus

    Penyusutan Pertahun = Rp 3.550.000

    5 Tahun

    = Rp. 710.000

    Jurnal yang harus dibuat:

    Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin Rp 710.000

    Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin Rp 710.000

  • 48

    b. Gedung dan Bangunan

    Nilai Perolehan : Rp 187.897.796

    Metode Garis Lurus

    Penyusustan Pertahun = Rp 187.897.796

    10 Tahun

    = Rp 18.789.780

    Beban Penyusustan Gedung dan Bangunan Rp 18.789.780

    Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Rp 18.789.780

    c. Jalan, Jaringan dan Instalasi

    Nilai Perolehan : Rp 599.229.962

    Metode Garis Lurus

    Penyusutan Pertahun = Rp 599.229.962

    20 Tahun

    = Rp 29.961.498

    Beban Peny Jalan, Jaringan dan Instalasi Rp 29.961.498

    Akum Peny Jalan, Jaringan dan Instalasi Rp 29.961.498

    Jadi jumlah Akumulasi Penyusutan asset tetap tersebut dapat disajikan di

    dalam Laporan Kekayaan Milik Desa yang dapat mempengaruhi akun ekuitas.

    F. Penyajian Laporan Keuangan

    1. Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

    Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa adalah laporan yang menyajikan

    realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dari pemerintah desa dibandingkan

    dengan anggarannya sesuai dengan APBDesa atau perubahan untuk suatu

  • 49

    anggaran tertentu. Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi

    dan pengguna sumber daya yang dikelola oleh pemerintah pusat atau daerah

    dalam sutu periode pelaporan. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes pada Desa

    Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak sudah membuat sesuai

    dengan IAI-KASP 2015 tentang Pedoman Asistensi Keuangan Desa dan PABU.

    2. Laporan Kekayaan Milik Desa.

    Laporan Kekayaan Milik Desa adalah Laporan yang menggambarkan

    jumlah kekayaan bersih desa pada periode satu tahun. Desa Sungai Kayu Ara

    sudah membuat Laporan Kekayaan Milik Desa tetapi cara tempat penyajian

    laporan kekayaan milik desa masih keliru. Karena tidak menghitung akumulasi

    penyusutan.

    Desa Sungai Kayu Ara tidak menghitung nilai persediaan pada akhir

    periode. Pada tahun 2017 belanja barang dan jasa (persediaan benda pos dan

    materai dengan biaya pengeluaran sebesar Rp. 3.468.000, persediaan alat tulis

    kantor sebesar Rp. 18.115.100 dapat dilihat pada Lampiran 2) dan lainnya

    sehingga saldo pada Laporan Kekayaan Milik Desa Sungai Kayu Ara nol (0).

    Pada Laporan Kekayaan Milik Desa Sungai Kayu Ara tahun 2016 terdapat

    peralatan dan mesin senilai Rp. 133.940.000, gedung dan bangunan senilai

    Rp.199.300.990, jalan, jaringan dan instalasi Rp. 385.249.826. Akan tetapi asset

    tetap pada tahun 2016 senilai Rp. 790.677.758 tidak dimasukkan sebagai

    penambahan asset tetap untuk tahun 2017 (Lampiran 2). Hal ini dikarenakan

    SISKEUDES yang digunakan oleh Desa Sungai Kayu Ara Tahun 2017 tidak

  • 50

    disediakan tempat untuk menulis laporan tahun 2016 atau bias dikatakan

    mempunyai versi yang berbeda antara aplikasi 2017 dan 2016.

  • 51

    BAB VI

    PENUTUP

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

    pada bab ini penulis menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran yang

    bermanfaat.

    A. KESIMPULAN

    1. Dalam dasar pengakuan akuntansi Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan

    Sungai Apit Kabupaten Siak menggunakan basis kas (cash basis), kas

    basis berarti semua transaksi semua transaksi baim pendapatan maupun

    pengeluaran akan dicatat saat kas telah diterima atau dikeluarkan.

    2. Dalam proses akuntansi pada Desa Sungai Kayu Ara Kabupaten Siak

    belum membuat Neraca Saldo dan Neraca Lajur.

    3. Dalam pengumpulan data penyesuaian, Desa Sungai Kayu Ara

    Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak belum membuat data penyesuain.

    4. Desa Sungai Kayu Ara sudah membuat asset tetap yang meliputi

    peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi.

    Nilai aktiva tetap ini disajikan berdasarkan nilai perolehan tanpa

    dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

  • 52

    B. SARAN

    1. Sebaik nya Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten

    Siak menggunakan sistem pencatatan berpasangan dimana transaksi akan

    dicatat pada kolom debit dan kredit, sehingga semua transaksi dapat

    dicatat dengan rinci.

    2. Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak

    seharusnya menggunakan dasar pengakuan berbasis akrual karena tidak

    semua transaksi didesa itu bersifat tunai,baik itu pendapatan maupun

    belanja. Akrual berarti semua transaksi akan dicatat dan dibuku tanpa

    memperhatikan apakah kas telah diterima atau dikeluarkan.

    3. Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak

    sebaiknya membuat data penyesuaian sebelum membuat Laporan

    Keuangan Desa.

    4. Desa Sungai Kayu Ara Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak

    sebaiknya menghitung akumulasi penyusustan tetap, agar Laporan

    kekayaan milik desa memiliki nilai wajar.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Agoes, Sukrisno dan 1 Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta:

    Salemba Empat

    Firmansyah, Amrie. 2018. Implementasi Pengelolaan Keuangan Desa Rawa

    Burung Kabupaten Tanggerang Banten.Politeknik Keuangan Negara

    STAN.Banten

    Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik :

    teori, konsep dan aplikasi. Salemba Empat : Jakarta

    Hanifah, Suci Indah. 2015. Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban

    Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDesa).Sekolah Tinggi Ilmu

    Ekonomi Indonesia (STIESIA).Surabaya

    Herry,S.E, M.Si. (2012:7). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PTBumi Aksara

    Huraerah, Abu. 2008. Pengorganisasian dan Pengemangan Masyarakat Model dan

    Strategi Pembangunan. Bandung : Humaniora

    IAI-KASP, 2015. Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa. Ikatan Akuntan

    Indonesia

    Laurentya, Mayela.Vica. 2017. Akuntabilitas Implementasi Pengelolaan Alokasi

    Dana APBDesa dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat.

    Universitas Islam Negeri. Malang

    L Manik,2015. Petunjuk Pelasanaan Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan

    Keuangan Desa. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

    Lestari, Sri.2017. Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

    Kecamatan Banyudono.Istitut Agama Islam