skripsi analisis abc dalam perencanaan obat …

128
i SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT ANTIBIOTIK DI RSI SITIAISYAH MADIUN Oleh : ANDIN DWI MURNI NIM : 201403048 PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

i

SKRIPSI

ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT

ANTIBIOTIK DI RSI SITIAISYAH MADIUN

Oleh :

ANDIN DWI MURNI

NIM : 201403048

PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 2: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

ii

SKRIPSI

ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT

ANTIBIOTIK DI RSI SITI AISYAH MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

ANDIN DWI MURNI

NIM : 201403048

PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 3: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

iii

Page 4: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

iv

Page 5: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

v

MOTTO

“Jangan terlalu memikirkan masa lalu karena sudah usai dan berlalu,

Jangan terlalu memikirkan masa depan karena belum tentu adanya, karena

jika kita lakukan yang terbaik hari ini maka hari esok akan lebih baik”

PERSEMBAHAN

Setiap goresan tinta ini adalah wujud dari keagungan dan kasih yang

diberikan ALLAH SWT kepada umatnya.

Setiap detik waktu menyelesaikan karya tulis ini merupakan hasil bisikan

doa kedua orang tua, saudara, dan orang terkasih yang mengalir tiada henti.

Setiap pancaran semangat dalam penulisan ini merupakan dorongan dan

dukungan dari sahabat-sahabatku tercinta.

Setiap makna pokok bahasan pada bab-bab dalam skripsi ini merupkan

hempasan kritik dan saran dari teman-teman semua.

Terima kasih tiada henti daku ucapkan dan doa terbaik untuk kalian slalu

kupanjatkan.

Page 6: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

vi

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Andin Dwi Murni

NIM : 201403048

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya

sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam

memperoleh gelar Sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah

maupun belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan

daftar pustaka.

Madiun, 20 Agustus 2018

Andin Dwi Murni

NIM. 201403048

Page 7: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Andin Dwi Murni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Magetan, 14 Juni 1996

Agama :Islam

Alamat : Desa Cepoko RT 5 RW 2 Kecamatan

PanekanKabupaten Magetan

Email :[email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Tamat dari SD Negeri 2 Cepoko pada tahun 2008

2. Tamat dari SMP Negeri 4 Magetan pada tahun 2011

3. Tamat dari SMA Negeri 3 Magetan pada tahun 2014

Page 8: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

viii

ABSTRAK

Andin Dwi Murni

ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT ANTIBIOTIK DI RSI

SITI AISYAH MADIUN

77 halaman + 9 tabel + 2 gambar + lampiran

Pada umumnya persediaan obat terdiri dari berbagai jenis yang sangat

banyak jumlahnya. Berbagai macam obat memiliki tingkat prioritas yang berbeda.

Sehingga untuk mengetahui obat mana yang perlu mendapatprioritas dapat

menggunakan analisis ABC. Obat yang sering diresepkan oleh dokter di rumah

sakit yaitu obat antibiotik karena obat ini digunakan pada penyakit ringan, sedang

dan juga berat yang mempunyai efek menekan atau menghentikan gejala infeksi

yang disebabkan oleh bakteri. Di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

pemakaian obat antibiotik mencapai 23,70%. Oleh karena itu itu perlu dilakukan

analisis ABC untuk mengetahui prioritas obat antibiotik agar tidak terjadi stock

kurang maupun stock lebih.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimental dengan

analisis secara deskriptif dengan menggunakan data kuantiatif dan kualitatif. Data

diperoleh dari data pemakaian obat antibiotik yang ada di Instalasi Farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun selama bulan September sampai dengan Desember 2017.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018.

Dengan menggunakan analisis ABC, hasil penelitian ini menunjukan bahwa

dari 31 item obat antibiotik, 1 item merupakan kelompok A (3,22%), 1 item

merupakan kelompok B (3,22%), dan 29 item merupakan kelompok C (93,5%).

Disarankan Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun menetapkan metode

ABC dalam menetapkan jenis obat yang akan diadakan untuk memberikan

prioritas yang berbeda terhadap setiap kelompok obat dan sistem informasi yang

mendukung dalam pengadaan obat khususnya di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun, hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kekosongan obat karena

keterlambatan pengiriman oleh distributor.

Kata Kunci: Perencanaan Obat, Analisis ABC, Rumah Sakit

Page 9: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

ix

ABSTRACT

Andin Dwi Murni

ABCANALIYSIS OF ANTIBIOTIC DRUG PLANNING AT SITI AISYAH

HOSPITAL

77 pages + 9 tables + 2 images + attachents

Generally, the supply of drugs consists of various in large number. Various

drugs have different priority levels. So, ABC Analysis can applied to understand

which drug are too must priority. Antibiotic drugs that are often prescribed by

doctors in the hospital, because the drugs are use in mild, moderate, and severe

illness that have the effect of suppressing the symptoms of bacterial infection. The

usage of Antibiotic drugs are 23,70% in pharmaceutical installation of Siti Aisyah

Madiun. Therefore, it is necessary to do ABC analysis to know the priority of

antibiotic drugs in order to avoid less stock and more stock.

This research used non experimental type with descriptive analysis using

quantitative and qualitative data. Data obtained from antibiotic drug usage during

September until December 2017. This research was conducted in May 2018.

By used analisys ABC, the result showed that 31 items of antibiotic drugs, 1

item is group A (3,22%), I item is group B (3,22%), and 29 items are group C

(93,5%).

The recommend that pharmaceutical installation of Siti Aisyah Hospital

establish the method of ABC analysis in the planning of the type of drugs to be

give different priority to each drug group and create the information system that

support the procurement of drugs in pharmaceutical installation of Siti Aisyah

Hospital, this need to be done to avoid drug void because delay in drug delivery

by distributors.

Key word: Drug Planning, ABC Analysis, Hospital

Page 10: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

x

DAFTAR ISI

Sampul Depan ..................................................................................................... i

Sampul dalam ...................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii

Lembar pengesahan ............................................................................................. iv

Motto & Persembahan ........................................................................................ v

Lembar Pernyataan Keaslian Penelitian.............................................................. vi

Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vii

Abstrak ................................................................................................................ viii

Abstract ............................................................................................................... ix

Daftar Isi.............................................................................................................. x

Daftar Tabel ........................................................................................................ xii

Daftar Gambar ..................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran .................................................................................................. xiv

Daftar Singkatan.................................................................................................. xv

Daftar Istilah........................................................................................................ xvi

Kata Pengantar .................................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

1.5 Keaslian Penelitian ....................................................................................... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11

2.1 Rumah sakit ................................................................................................. 11

2.1.1 Pengertian ........................................................................................... 11

2.1.2 Tugas dan fungsi rumah sakit ............................................................. 13

2.1.3 Visi dan misi rumah sakit ................................................................... 14

2.2 Instalasi farmasi rumah sakit ....................................................................... 17

2.3 Antibiotik ..................................................................................................... 19

2.4 Sistem .............................................................................................................. 20

2.5 Anggaran ...................................................................................................... 22

2.6 Prosedur ....................................................................................................... 23

2.7 Manajemen Farmasi Rumah Sakit ............................................................... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP........................................................................ 38

3.1 Kerangka konseptual ..................................................................................... 38

BAB 4 METODE PENELITIAN ..................................................................... 40

4.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 40

4.2 Populasi dan sampel ...................................................................................... 40

4.3 Teknik sampling ............................................................................................ 41

Page 11: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

xi

4.4 Kerangka kerja .............................................................................................. 41

4.5 Definisi operasional ...................................................................................... 42

4.6 Instrumen penelitian ...................................................................................... 44

4.7 Etika Penelitian ............................................................................................. 46

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 47

5.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 47

5.1.1 Gambaran Umum ................................................................................ 47

5.1.2 Proses Perencanaan dan Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi RSI Siti

Aisyah Madiun ................................................................................... 56

5.1.3 Analisis ABC Obat Antibiotik di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun ................................................................................................ 63

5.1.4 Prioritas Obat Antibiotik .................................................................... 64

5.3 Pembahasan ................................................................................................... 65

5.3.1 Proses Perencanaan dan Pengadaan Obat ........................................... 65

5.3.2 Analisis ABC Obat Antibiotik ............................................................. 69

5.3.3 Prioritas Obat ...................................................................................... 71

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 72

6.1 Kesimpulan ................................................................................................... 72

6.3 Saran ............................................................................................................ 75

Daftar Pustaka ................................................................................................... 76

Page 12: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlahpemakaian obat di RSI SitiAisyah Madiun bulan September-

Desember 2017 ...................................................................................... 6

Tabel 2.1 Keaslian penelitian ................................................................................ 9

Tabel 1.4 Definisi operasional data kuantitatif ................................................... 42

Tabel 2.4 Definisi operasional data kualitatif ..................................................... 43

Tabel 1.5 Data Ketenagaan RSI Siti Aisyah Madiun 2018 ................................. 53

Tabel 2.5 Data tenaga kefarmasian RSI Siti Aisyah Madiun .............................. 54

Tabel 3.5 Jumlah tempat tidur tahun 2018 .......................................................... 54

Tabel 4.5 Analisis ABC obat antibiotik di RSI Siti Aisyah Madiun ................... 63

Tabel 5.5 Pengelompokan Antibiotik dengan Analisis ABC berdasarkan jumlah

item obat dan besarnya biaya .............................................................. 64

Page 13: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka konseptual analisis ABC perencanaan kebutuhan obat

antibiotik di Rumah Sakit Siti Aisyah Madiun ................................... 39

Gambar 2 Kerangka Kerja analisis ABC perencanaan kebutuhan obat antibiotik

di RSI Siti Aisyah Madiun .................................................................. 42

Page 14: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 78

Lampiran 2 Form Kartu Bimbingan .................................................................... 79

Lampiran 3 Pedoman Wawancara ...................................................................... 80

Lampiran 4 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun .......... 82

Lampiran 5 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rsi Siti Aisyah Madiun ....... 83

Lampiran 6 Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................................ 84

Lampiran 7 Contoh Surat Pesanan ...................................................................... 85

Lampiran 8 Dokumentasi Gudang Farmasi ........................................................ 86

Lampiran 9 Tranksip Wawancara ....................................................................... 87

Lampiran 10 Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................ 106

Page 15: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

xv

DAFTAR SINGKATAN

APA : Apoteker Penanggungjawab Apotek

ABC : Always Better Control

IFRS : Instalasi Farmasi Rumah Sakit

SOP : Standart Operating Procedure

SDM : Sumber Daya Manusia

RSI : Rumah Sakit Islam

WHO : World Health Organization

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

TFT : Tim Farmasi Terapi

VEN : Vital Esensial Non Esensial

Page 16: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

xvi

DAFTAR ISTILAH

Promotif : Promosi Kesehatan

Preventif : Pencegahan

Kuratif : Penyembuhan Penyakit

Rehabilitatif : Pemulihan Kesehatan

Antibiotic : Anti Bakteri

Input : Masukan

Output : Keluaran

Outcome : Dampak

Antiulseasi : Menyembuhkan Tukak

Antiinflamsi : Anti Nyeri

Antiangina : Anti Nyeri Dada

Suplemen : Penambah Asupan/Vitamin

Equity : Bobot

Accesbility : Pengaksesan

Acceptability : Penerimaan

Efficiency : Efisiensi

Effectiveness : Efektifitas

Doing Things Right : Melakukan Tindakan Dengan Benar

Stakeholder : Pimpinan

Drug Oriented : Orientasi Obat

Patient Oriented : Orientasi Pasien

Pharmaceutical Care : Perawatan Obat

Environment : Lingkungan

The Tool Of Management : Alat Manajemen

Morbidity Load : Beban Kesakitan

Lead Time : Waktu Tunggu

Feedback : Umpan Balik

Material Safety Data Sheet : Data Alat Keamanan

Expired Date : Tanggal Kaduluwarsa

Page 17: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

xvii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga proposal skripsi dengan judul “Analisis ABC Dalam Perencanaan

Obat Antibiotik di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun” dapat diselesaikan.

Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran dan

dukungan moral kepada penulis. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan

terimakasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis selama

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada :

1. dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Islam Siti

Aisyah Madiun.

2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

3. Ibu Avicena Sakufa S.KM., M.Kes selaku Ketua Prodi S1-Kesehatan

Masyarakat.

4. Ibu Farida, S.Si, Apt Selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Siti

Aisyah Madiun.

5. Ibu Retno Widiarini, S.KM., M.Kes sebagai Ketua Dewan Penguji yang telah

memberikan arahan dan bimbingannya.

6. Bapak H. Edy Bachrun S.KM., M.Kes sebagai pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingannya.

7. Ibu Eva Rusdianah, S.KM., MPH sebagai pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingannya.

Page 18: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

xviii

8. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu saya dalam menyusun skripsi ini.

Skripsi ini telah penulis susun seoptimal mungkin namun penulis menyadari

bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mohon saran dan masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan

penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai

akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Madiun, Maret 2018

Penulis

Andin Dwi Murni

Page 19: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Upaya kesehatan adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi

masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan

pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

(preventif),penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitative) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman

dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk rumah

sakit (Satibi, 2016).

Menurut undang-undang RI No. 40 tahun 2009, Rumah Sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat. Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu

kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan dan merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit

yang berorientasi kepada pelayanan pasien dan penyediaan obat yang

bermutu (Depkes, 2004).

Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 menjelaskan bahwa pelayanan farmasi

rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang

Page 20: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

2

pelayanan kesehatan yang bermutu. Pengelolaan obat merupakan salah satu

segi manajemen rumah sakit yang sangat penting dalam penyediaan

pelayanan kesehatan secara keseluruhan, karena ketidakefisienan dan

ketidaklancaran pengelolaan obat akan memberi dampak negatif terhadap

rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun secara ekonomi. Instalasi

Farmasi Rumah Sakit adalah satu-satunya unit yang bertugas dan

bertanggung jawab sepenuhnya pada pengelolaan yang berkaitan dengan

obat/perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit

(Siregar dkk, 2004).

Obat sebagai aset lancar rumah sakit sangat penting untuk

kelangsungan hidup pasien karena intervensi pelayanan kesehatan di rumah

sakit 90% lebih menggunakan obat. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan

ketersediaan obat menjadi indikator yang sangat penting. Terjadinya

kekosongan obat, kehabisan stok, atau stok yang menumpuk berdampak

secara medis dan ekonomis. Hal seperti ini memerlukan upaya pengelolaan

obat yang efisien dan efektif (Satibi, 2016).

Beberapa negara berkembang belanja obat di rumah sakit dapat

menyerap sekitar 40-50% dari biaya keseluruhan rumah sakit. Belanja obat

yang demikian besar tentunya harus dikelola dengan efektif dan efisien,

mengingat dana kebutuhan obat di rumah sakit tidak selalu sesuai

dengan kebutuhan (Mondeong, 2012).

Pada umumnya persediaan obat terdiri dari berbagai jenis yang sangat

banyak jumlahnya. Berbagai macam obat memiliki tingkat prioritas yang

Page 21: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

3

berbeda. Sehingga untuk mengetahui obat mana yang perlu mendapat

prioritas dapat menggunakan analisis ABC. Dalam manajemen farmasi rumah

sakit pengelompokan obat melalui analisis ABC merupakan salah satu metode

ilmiah untuk penerapan kebijakan yang relevan terhadap pengendalian

persediaan obat.

Prinsip utama analisis ABC adalah dengan menempatkan jenis-jenis

perbekalan farmasi ke dalam suatu urutan, dimulai dengan jenis yang

memakan anggaran terbanyak (Febriawati, 2013). Hasil dari analisis ABC

dikategorikan A merupakan kelompok obat yang menyerap anggaran 70%,

kategori B merupakan kelompok obat yang menyerap anggaran 20%, serta

kategori C merupakan kelompok obat yang menyerap anggaran 10% (Depkes

RI, 2008). Dengan pengelompokan tersebut maka cara pengelolaan masing-

masing akan lebih mudah sehingga peramalan, pengendalian fisik,

kehandalan pemasok dan pengurangan besar stock pengaman dapat menjadi

lebih baik (Febriawati, 2013).

Obat yang sering diresepkan oleh dokter di rumah sakit yaitu obat

antibiotik karena obat ini digunakan pada penyakit ringan, sedang dan juga

berat yang mempunyai efek menekan atau menghentikan gejala infeksi yang

disebabkan oleh bakteri. Antibiotik banyak digunakan atau diresepkan dalam

pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit, puskesmas, klinik dan praktik

dokter (Priyanto, 2009). Penelitian Sudjaswadi (2004), menunjukkan bahwa

jumlah peresepan antibiotik untuk pasien rawat inap di rumah sakit swasta

Selangor Malaysia sebesar 22,38%.

Page 22: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

4

Antibiotik merupakan obat yang cukup banyak menyerap dana.

Penelitian Maimun (2008) di RS Darul Istiqomah Kendal, total kebutuhan

anggaran antibiotik tahun 2006 dibandingkan dengan kebutuhan total

belanja IFRS adalah 31,22%. Keberhasilan dalam mengendalikan nilai

belanja obat antibiotik berarti bisa mengendalikan sekitar sepertiga dari nilai

belanja instalasi farmasi secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa

antibiotik mempunyai arti yang penting bagi Rumah Sakit, baik

ketersediaannya maupun nilai ekonomisnya.Akibat jumlah pemakaian yang

tinggi maka proses pengendalian perencanaan dan pengadaannya perlu

diperhatikan secara efektif untuk menghindari adanya kekurangan atau

kelebihan stok (Maimun, 2008).

Berdasarkan penelitian oleh Erlina (2017) mengenai Manajemen

Logistik Farmasi di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun menunjukan

bahwa manajemen logistik di Instalasi RSI Siti Aisyah Madiunbelum efektif,

terutama pada proses perencanaan, pengadaan dan pengendalian. Hal ini

terlihat dari beberapa komponen Input yang terlihat bahawa SDM yang masih

kurang, masih ada point dalam SOP yang diabaikan serta sarana yang kurang

memadai terutama untuk gudang penyimpanan yang masih kurang luas.

Sedangkan untuk proses masih terlihat bahwa perencanaan, pengadaan, dan

pengendalian belum efektif serta penyimpanan yang kurang memadai. Output

yang dihasilkan masih terdapat obat yang kosong dan kadaluarsa.

Kegiatan perencanaan di gudang farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

mengacu kepada prosedur yang telah ditetapkan. Kegitan perencaaan dan

Page 23: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

5

penentuan kebutuhan obat di instalasi farmasi menggunakan metode kosumsi.

Metode konsumsi merupakan metode perencanaan dengan melihat

penggunaan obat periode sebelumnya. Metode ini digunakan karena lebih

mudah dalam penerapannya. Kegiatan perencanaan di instalasi farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun diawali dengan melihat kebutuhan obat pada 10 hari

sebelumnya untuk kebutuhan dalam satu minggu. Sedangkan untuk obat

BPJS dengan melihat konsumsi sebelumnya untuk kebutuhan 1 bulan (Erlina,

2017).

Menurut Erlina (2008) dalam menggunakan metode konsumsi,

pengunaan obat yang keluar tidak dapat dipastikan, pasti ada perubahan obat-

obat yang keluar. Sehingga akan mengalami stok kurang dan stok berlebih.

Berikut sesuai kutipan wawancara informasi sebagai berikut :

“ada mbak mesti”

“saat menggunakan metode konsumsi, pasti ada perubahan dalam

obat-obat yang keluar. Jadi akan ada obat yang stok kurang dan stok

berlebih. Untuk solusinya dikombinasikan dengan analisis ABC. Jadi

diketahui obat yang fast moving sama slow moving dalam menentukan

jumlah ordernya”(inf-2)

Berdasarkan informasi awal oleh peneliti,Analisis ABC di RSI Siti

Aisyah Madiun sudah dilakukan namun belum diterapkan secara maksimal.

Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun telah melaksanakan Analisis ABC

untuk tahun 2016 sedangkan tahun 2017 belum dilaksanakan. Padahal hal ini

sagat berguna untuk menunjang kegiatan manajemen farmasi khusus nya

untuk perencanaan selanjutnya di tahun 2018 ini. Ini terjadi karena Analisis

ABC belum ditetapkan di dalam SOP Instalasi Farmasi rumah sakit sehingga

pengendalian obat belum dilaksanakan secara efektif. Sedangkan dalam

Page 24: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

6

menggunakan metode konsumsi, penggunaan obat yang keluar tidak dapat

dipastikan, pasti ada perubahan obat-obat yang keluar. Sehingga akan

mengalami stok kurang dan stok berlebih. Oleh karena itu, Analisis ABC

diperlukan dalam pengendalian obat-obatan di RS, terutama untuk obat-obat

yang jumlah pemakaian paling banyak sehingga anggarannya juga dapat

dikendalikan.

Berdasarkan data pemakaian obat di RSI Siti Aisyah Madiun terdapat

12 golongan obat yang digunakan. Berikut disajikan 5 golongan obat dengan

jumlah pemakaian tertinggi.

Tabel 1.1 Jumlahpemakaian obat di RSI SitiAisyah Madiun bulan

September-Desember 2017.

No. Golongan Obat ∑ Pemakaian Obat

1 Antibiotik 23,70 %

2 Antiinflamasi 19,70 %

3 Suplemen 15,70 %

4 Antiangina 13,70 %

5 Antiulserasi 6,40 %

Sumber : Survei Pendahuluan di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun.

Dari tabel diatas dapat dilihat diantara 5 golongan obat, yang paling

banyak dalam pemakaiannya adalah golongan obat Antibiotik, yaitu sebesar

23,70 %. Oleh karena itu pengendalian obat terutama obat antibiotik perlu

dilakukan lebih baik lagi. Sehingga perlu dilakukan Analisis ABC untuk

mengetahui prioritas obat antibiotik agar tidak terjadi stock kurang maupun

stock lebih.

Page 25: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

7

Berdasarkan uraian tersebut penulis bermaksud untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang analisis ABC perencanaan kebutuhan obat di

RSI Siti Aisyah Madiun khususnya obat antibiotik.Hal ini berguna untuk

mengoptimalkan perencanaan obat antibiotik di rumah sakit tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang tersebut didapatkan rumusan masalah yaitu:

Bagaimana analisis ABC dalam perencanaan obat Antibiotikdi Instalasi

Farmasi di RSI Siti Aisyah Madiun.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Analisis ABC dalam perencanaan obat

Antibiotik di RSI Siti Aisyah Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran input (Anggaran, data pemakaian obat antibiotik

bulan September-Desember 2017, serta prosedur perencaaan).

2. Mengetahui gambaran proses (perencanaan, pengadaan, pengendalian

obat antibiotik dengan metode Analisis ABC).

3. Mengetahui gambaran output mengenai prioritas obat antibiotik di RSI

Siti Aisyah Madiun.

Page 26: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

8

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun

a. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pelayanan

kefarmasian yang optimal bagi para pasien secara umum.

b. Bermanfaat untuk mengoptimalkan pengadaan obat khususnya obat

antibiotik serta memudahkan untuk pengambilan keputusan dalam

pengadaan item-item obat antibiotik yang telah dikelompokan di RSI

Siti Aisyah Madiun.

2. Bagi peneliti

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangan teori

terkait perencanaan, peramalan, dan pengadaan obat khususnya obat

antibiotik di rumah sakit.

b. Menambah pengetahuan dan ketrampilan peneliti untuk

mengidentifikasi masalah, megevaluasi, dan melaksanakan

perencanaan, pengadaan obat yang optimal di rumah sakit.

1.4.3 Manfaat Teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai referensi terkait dengan perencanaan obat di

rumah sakit.

b. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

9

1.5 KEASLIAN PENELITIAN

Keaslian penelitian dimaksudkan bahwa masalah yang akan diteliti

belum pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Sejauh pengetahuan peneliti

terdapat beberapa penelitian yang berhubungan antara lain sebagai berikut :

Tabel 1.2 Keaslian penelitian

No Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan

1. Penerapan

Metode

ABC

(Activity

Based

Costing)

dalam

Analisis

Perencana

an Obat di

Puskesmas

Dagangan

Kabupaten

Madiun.

(Dwi

Indah,2012

)

Deskriptif

Kuantitatif

Dari 100

item obat

antibiotic 9

item

kemlompok

A (10%), 13

item

kelompok B

(14%), dan

78 item

kelompok C

(81%)

1. Menggunaka

n analisis

ABC

1. Metode

penelitian

2. Lokasi

penelitian

2.

Analisis

ABC

Dalam

Perencana

an Obat di

RS

Ortopedi

Surakarta

(Yanti &

Farida,

2016)

Non

Eksperime

ntal

Deskriptif

kuantitatif

dan

kualitatif

dengan

pendekatan

retrospekti

f

Dari 100

item obat

antibiotic 9

item

kemlompok

A (9%), 13

item

kelompok B

(13%), dan

78 item

kelompok C

(78%)

1. Menggunaka

n analisis

ABC

2. Sampel obat

Antibiotik

a. Jumlah

item obat

antibiotik

b. Lokasi

penelitian

3. Evaluasi

perencanaa

n dan

pengadaan

obat

Deskriptif

dengan

data

kuantitatif

dan

Masih ada

kekosongan

obat,

keterlambat

an

Menggunakan

analisis ABC

a. Menggunak

an metode

secara

prospektif

untuk

Page 28: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

10

No Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan

antibiotic

dengan

mengguna

kan

analisis

Abc

terhadap

nilai

persediaan

di Instalasi

Farmasi

RSUP

Prof. Dr. R

D Kandou

Manado

(Suryantini

dkk, 2016)

kualitatif pengiriman,

pembayaran

, harga

kurang tepat

evaluasi

b.Variable

dependen :

nilai

persediaan

c. Variable

independen

:

perencanaan

dan

pengadaan

4. Perencana

an Obat

Antibiotik

berdasarka

n

kombinasi

metode

konsumsi

dengan

analisis

ABC dan

Reorder

Point

terhadap

nilai

persediaan

dan turn

over di

IFRS

Darul

Istiqonah

Kaliwungu

Kendal

(Maimun,

2008)

Pre

eksperime

ntal

Deskriptif

analitik

dengan

pendekatan

cross

sectional

Ada

pengaruh

ujicoba

model

terhadap

nilai

persediaan

obat

antibiotik

Menggunakan

sampel obat

antibiotic

a. Variable

dependen :

nilai

persediaan

b. Variable

independent

: konsumsi

dan analisis

ABC

c. Lokasi

penelitian

Page 29: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian

Kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit menurut Robert Maxwell

dari WHO Hospital Advisor Group (1994) memiliki 6 dimensi, yaitu: equity,

appropriateness, accesibility, acceptability, efficiency dan effectiveness,

dengan penekanan pada tiga dimensi terakhir. Acceptability artinya bahwa

suatu pelayanan harus berorientasi kepada pasien. Efficiency artinya bahwa

rumah sakit melakukan segala sesuatu dengan benar (doing things right),

menggunakan sumber daya dengan seksama dan dengan standar profesi

yang jelas. Effectiveness artinya bahwa rumah sakit dalam melakukan segala

sesuatunya benar (doing right things). Maxwell juga menambahkan bahwa

kualitas merupakan keluaran dari suatu teknis, kualitas hubungan

interpersonal antara staf rumah sakit dengan pelanggan dan kondisi

lingkungan dimana pelayanan itu diberikan (Erlina, 2017).

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan

pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan

penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif, dan pemulihan kesehatan

rehabilitatif, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman

Page 30: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

12

dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah

sakit.

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi

masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Rumah Sakit harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat, melakukan upaya kesehatan yang dilaksanakan secara serasi,

terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan dengan tujuan untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Depkes RI,

2009).

Rumah sakit diselenggarakan didasarkan pada nilai kemanusiaan,

etika, profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak, anti diskriminasi,

pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi

sosial. Hal ini bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan, memberikan perlindungan terhadap

keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit, sumber daya

manusia di rumah sakit, meningkatkan mutu, mempertahankan standar

pelayanan rumah sakit, memberikan kepastian hukum kepada pasien,

Page 31: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

13

masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan rumah sakit (Depkes RI,

2009).

Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan,

merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan

pemulihan bagi pasien (Depkes RI, 2004). Pelayanan kesehatan yang

diselengarakan rumah sakit meliputi: pelayanan medis, pelayanan penunjang

medis, pelayanan rehabilitasi dan peningkatan kesehatan, pendidikan dan

pelatihan serta pengembangan bidang kesehatan.

Menurut SK Menkes RI No.983/Menkes/SK/XI/1992 tentang

pedoman organisasi rumah sakit umum, rumah sakit umum adalah rumah

sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bersifat dasar, spesialistik dan

subspesialistik, memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan

berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan

yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan

pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Aditama, 2010).

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan SK Menkes RI No.1197/MENKES/SK/X/2004 tentang

standar pelayanan farmasi di rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk

menjalankan tugas tersebut, rumah sakit mempunyai fungsi :

Page 32: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

14

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihankesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.1.3 Visi dan Misi Rumah Sakit

Untuk berhasil dalam pelayanan secara menyeluruh, maka pimpinan

rumah sakit perlu melakukan perencanaan strategi dengan mengembangkan

visi, misi, menetapkan tujuan, pengembangan program, penetapan prioritas,

rencana tindakan terpadu, dan penerapan.

Visi rumah sakit merupakan kekuatan memandu rumah sakit. Suatu

inspirasi yang cukup jelas, sangat kuat menimbulkan dan mendukung

tindakan yang perlu untuk mencapai status masa depan. Visi merupakan

pernyataan tetap (permanen) untuk mengkomunikasikan sifat dari

keberadaan rumah sakit, berkenaan dengan maksud, lingkup usaha/kegiatan,

kepemimpinan kompetitif, memberikan kerangka kerja yang mengatur

hubungan antara rumah sakit dan “stakeholders” utamanya, dan menyatakan

tujuan luas dari unjuk kerja rumah sakit. Fokus visi adalah eksternal untuk

stakeholders (Siregar dan Amalia, 2004).

Page 33: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

15

Misi rumah sakit merupakan suatu pernyataan singkat dan jelas

tentang alasan keberadaan rumah sakit, maksud, fungsi yang diinginkan

untuk memenuhi harapan dan kepuasan konsumen. Misi sebagai metode

utama untuk mencapai maksud tersebut, memformulasi berbagai jenis

kegiatan tertentu dari semua upaya yang dilakukan rumah sakit dan strategi

yang digunakan dalam beroperasi, menetapkan cara sumber dialokasikan

oleh rumah sakit dan pola umum pertumbuhan serta arah masa depan. Fokus

misi harus internal rumah sakit (Siregar dan Amalia, 2004).

2.1.4 Jenis Rumah Sakit

Berdasarkan kepemilikannya rumah sakit di indonesia dibedakan ke

dalam dua jenis (UU Nomor 44 tahun 2009) yakni :

1. Rumah sakit Publik, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah

(termasuk pemerintah daerah) dan badan hukum lain yang bersifat

nirlaba. Rumah sakit publik meliputi :

a. Rumah sakit milik departemen kesehatan.

b. Rumah sakit milik pemerintah daerah provinsi.

c. Rumah sakit milik pemerintah daerah kabupaten atau kota.

d. Rumah sakit milik tentara nasional Indonesia.

e. Rumah sakit milik kepolisian republik indonesia.

f. Rumah sakit milik departemen diluar depatemen kesehatan (termasuk

milik badan usaha milik negara seperti pertamina).

Page 34: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

16

2. Rumah sakit privat, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum

dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.

Rumah sakit privat meliputi :

a. Rumah sakit milik yayasan.

b. Rumah sakit milik perusahaan.

c. Rumah sakit milik penanam modal (dalam negeri dan luar negeri).

d. Rumah sakit milik badan hukum lain.

Di Indonesia, Rumah sakit dapat juga dibedakan berdasarkan jenis

pelayanannya menjadi tiga pelayanan, yaitu :

1. Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit umum adalah rumah sakit yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk semua jenis penyakit,

mulai dari pelayanan kesehatan dasar sampai dengan pelayanan sub

spesialistis sesuai dengan kemampuannya.

2. Rumah Sakit Jiwa

3. Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit khusus adalah Rumah sakit yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk jenis penyakit tertentu

atau berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Sebagai contoh rumah sakit

khusus, yaitu rumah sakit khusus mata, paru, rehabilitasi, jantung,

kanker, dan sebagainya.

Page 35: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

17

2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di

rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal

tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

Disebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi

pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan

farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan

masyarakat dan pasien akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya

perubahan pelayanan dari drug oriented ke patient oriented dengan filosofi

Pharmaceutical Care. Praktik Pelayanan Kefarmasian merupakan hal yang

terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan

menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan

kesehatan (Depkes RI, 2004).

Mengacu pada SK Menkes Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999

tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit bahwa pelayanan farmasi rumah

sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan

rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,

penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang

terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung

jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut.

Hal ini mendorong pelayanan farmasi satu pintu harus ditegakkan dalam

Page 36: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

18

sistem pelayanan farmasi rumah sakit (sesuai dengan undang-undang rumah

sakit no 44 tahun 2009, pasal 15 ayat 3).

Farmasi Rumah sakit, selain mempunyai tujuan umum pelayanan

farmasi, juga mempunyai fungsi. Fungsi Farmasi Rumah Sakit antara lain:

(Depkes RI, 2004)

1. Pengelolaan perbekalan farmasi

a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit

b. Merencanakan kebutuhan farmasi secara optimal

c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang

telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku

d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di rumah sakit

e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan

yang berlaku

f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan

persyaratan kefarmasian

g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah

sakit

2. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan:

(Depkes RI, 2004)

a. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien

b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan alat kesehatan

Page 37: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

19

c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan

alat kesehatan

d. Memantau keefektifan dan keamanan penggunaan obat dan alat

kesehatan

e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga

f. Memberikan konselling kepada pasien/keluarga

g. Melakukan pencampuran obat suntik

h. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral

i. Melakukan penanganan obat kanker

j. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah

k. Melakukan pencatatan setiap saat

l. Melaporkan setiap kegiatan.

Farmasi rumah sakit mempunyai arti penting dalam Rumah Sakit.

Dalam Undang-undang Rumah Sakit no. 44 tahun 2009 disebutkan bahwa

salah satu persyaratan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan

kefarmasian. Di bagian keenam pasal 15 tentang kefarmasian menyebutkan

bahwa: (Depkes RI, 2009)

2.3 Antibiotik

2.3.1 Definisi Antibiotik

Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh

mikroorganisme khususnya dihasilkan oleh fungi atau dihasilkan secara

Page 38: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

20

sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan

organisme lain (Utami, 2011).

2.3.2 Klasifikasi Antibiotik

Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya,

yaitu:

1. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, antara lain beta-

laktam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-

laktamase), basitrasin, dan vankomisin.

2. Memodifikasi atau menghambat sintesis protein antara lain,

aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin,

azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.

3. Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat antara lain,

trimetoprim dan sulfonamid.

4. Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat antara lain,

kuinolon, nitrofurantoin (Kemenkes, 2011).

2.4 Sistem

2.4.1 Definisi Sistem

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen (subsistem) di dalam

suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi.

Didalam suatu sistem terdapat elemen-elemen atau bagian-bagian dimana

didalam nya juga membentuk suatu proses dalam suatu kesatuan, maka

disebut sub sistem (bagian dari sistem). Selanjutnya subsistem tersebut

Page 39: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

21

juga terjadi suatu proses berfungsi sebagai sebagai suatu kesatuan sendiri

sebagai suatu kesatuan sendiri sebagai bagian dari subsistem tersebut.

Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan

dan saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau subsistem tidak

berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi bagian yang lain.Secara

garis besarnya elemen-elemen dalam sistem itu sebagai berikut

(Notoatmodjo, 2011) :

1. Masukan (Input)

Adalah sub elemen-sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk

berfungsinya sistem.

2. Proses

Adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan

sehingga menghasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.

3. Keluaran (Output)

Hal yang dihasilkan oleh proses.

4. Dampak (Impact)

Akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.

5. Umpan Balik (Feed Back)

Merupakan hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk

sistem tersebut.

6. Lingkungan (Environment)

Merupakan dunia di luar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.

Page 40: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

22

Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam Karyoto, 2016

Pendekatan Sistem merupakan serangkaian bagian, yang masing-masing

mempunyai konsepsi, untk melakukan suatu proses menghasikan keluaran.

Artinya, jika ingin mencapai tujuan, sesorang atau suatu lembaga harus

melewati suatu proses. Proses yang dilakukan dari awal sampai akhir itu

tersebut sistem, yag terbagi menjadi sistem tertutup dan sistem terbuka.

Sistem tertutup adalah sistem dimana interaksi dengan lingkungan

tidak perlu diadakan. Kalau sistem ini diaplikasikan pada organisasi, para

pemimpin organisasi tidak akan melibatkan bawahan untuk mengambil

suatu keputusan.

Sebaliknya sistem terbuka adalah sistem dimana interaksi dengan

lngkungan perlu diadakan. Pada sistem terbuka para pemimpin organisasi

akan melibatkan bawahan untuk mengambil keputusan.

2.5 Anggaran

Salah satu komponen penunjang yang sangat vital dalam pengelolaan

obat adalah ketersediaan anggaran yang memadai dan sesuai dengan

kebutuhan untuk penyediaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Anggaran

dalam pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit bertujuan agar dapat

memenuhi kebutuhan obat di rumah sakit. Kendala yang umum dijumpai

dalam pengelolaan obat meliputi beberapa aspek antara lain sumber daya

manusia (SDM), sumber anggaran yang terbatas, sarana prasarana (Depkes,

2008).

Page 41: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

23

Sumber anggaran dapat bersumber dari pemerintah maupun pihak

swasta, diantaranya yaitu (Depkes, 2008) :

1. Sumber anggaran yang berasal dari pemerintah antara lain dari APBN,

APBD dan Revolving Funds (Walikota/Gubernur).

2. Sumber anggaran yang berasal dari swasta antara lain CSR (BUMN),

Donasi, Asuransi.

2.6 Prosedur

SOP (Standart Operating Prosedure) adalah suatu perangkat lunak

pengatur, yang mengatur tahapan suatu proses kerja atau prosedur kerja

tertentu. Oleh karena prosedur kerja yang dimaksud bersifat tetap, rutin, dan

tidak berubah-ubah, prosedur kerja tersebut dibakukan menjadi dokumen

tertulis yang disebut sebagai SOP (Budiharjo, 2014).

Menurut PERMENKES No 72 tahun 2016 bahwa Penyelenggaraan

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus didukung oleh

ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi

kepada keselamatan pasien dan standar prosedur operasional.

2.7 Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit

2.7.1 Logistik Rumah Sakit

Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses

mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,

Page 42: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

24

penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan

material/alat-alat (Aditama, 2015).

Logistik merupakan bagian dari instansi yang tugasnya adalah

menyediakan bahan/ barang yang dibutuhkan untuk kegiatan

operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah ,kualitas dan pada waktu

yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin.

2.7.2 Tujuan Kegiatan Logistik

Menurut Febriawati (2013) kegiatan logistik mempunyai 3 tujuan, yaitu :

1. Tujuan operasional

Agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu

yang memadai.

2. Tujuan keuangan

Upaya operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-

rendahnya. Nilai persediaan yang sesungguhnya dapat tercermin

didalam sistem akuntasi.

3. Tujuan pengamanan

Agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan,

penggunaan tanpa hak, pencuriaan dan penyusutan yang tidak wajar

lainnya.

Agar tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dapat dicapai,

maka manajemen memerlukan unsur atau sarana atau “the tool of

management”. Menurut Seto (2015) meliputi unsur 5 M yaitu :

1. Man : Manusia, SDM yang diperlukan

Page 43: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

25

2. Money : Uang yang dibutuhkan

3. Methods : Metode/sistim yang digunakan

4. Machines : Mesin-mesin yang digunakan

5. Market : Pasar yang digunakan untuk menjual produk atau jasa nya.

2.7.3 Fungsi-fungsi Manajemen Logistik Rumah Sakit

A. Fungsi Perencanaan

Perencanaan merupakan dasar tindakan manajer untuk dapat

menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan baik. Sebelum perencanaan

ditetapkan ,umumnya didahului oleh prediksi atau ramalan tentang

peristiwa yang akan datang (Seto, 2015).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 72 tahun 2016,

Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah

dan periode pengadaan Sediaan perbekalan Farmasi sesuai dengan hasil

kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat

jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk menghindari

kekosongan Obat dengan menggunakan metode yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah

ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode

konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang

tersedia. Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:

1. Anggaran yang tersedia

2. Penetapan prioritas

3. Sisa persediaan

Page 44: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

26

4. Data pemakaian periode yang lalu

5. Waktu tunggu pemesanan

6. Rencana pengembangan.

Tujuan perencanaan obat :

1. Mendapatkan jenis dan jumlah obat tepat sesuai kebutuhan.

2. Menghindari kekosongan obat.

3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

4. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

Perencanaan merupakan tahap awal pada pengadaan obat. Menurut

Satibi (2016) ada beberapa macam metode perencanaan, yaitu :

1. Metode morbiditas/epidemiologi

Metode ini diterapkan berdasarkan jumlah kebutuhan perbekalan

farmasi yang digunakan untuk beban kesakitan (morbidity load), yang

didasarkan pada pola penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan

waktu tunggu (lead time). Beberapa hal yang menjadi pertimbangan

dalam metode ini, yaitu menentukan jumlah pasien yang akan dilayani

dan jumlah kunjungan kasus berdasarkan prevalensi penyakit,

menyediakan formularium/standar/pedoman perbekalan farmasi,

menghitung perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi, dan penyesuaian

dengan alokasi dana yang tersedia. Persyaratan utama dalam metode ini

adalah rumah sakit harus sudah memiliki standar pengobatan, sebagai

dasar untuk penetapan obat yang akan digunakan berdasarkan penyakit.

Langkah-langkah perhitungan metode morbiditas adalah :

Page 45: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

27

a. Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan kelompok umur

penyakit.

b. Menyiapkan data populasi penduduk.

c. Menyediakan data masing-masing penyakit/tahun untuk seluruh

populasi pada kelompok umur yang ada.

d. Menghitung frekuensi kejadian masing-masing penyakit/tahun untuk

seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.

e. Menghitung jenis, jumlah, dosis, frekuensi, dan lama pemberian obat

menggunakan pedoman pengobatan yang ada.

f. Menghitung jumlah yang harus diadakan untuk tahun anggaran yang

akan datang.

Keunggulan :

a. Perkiraan kebutuhan mendekati kebenaran

b. Standar pengobatan mendukung usaha memperbaiki pola

penggunaan obat.

Kelemahan :

a. Membutuhkan waktu dan tenaga terampil.

b. Data penyakit sulit diperoleh secara pasti.

c. Perlu pencatatan data pelaporan yang baik.

2. Metode konsumsi

Metode ini diterapkan berdasarkan data rill konsumsi perbekalan

farmasi periode lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi. Metode

konsumsi ini mensyarakatkn bahwa penggunaan obat periode

Page 46: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

28

sebelumnya harus dipastikan rasional. Hal ini disebabkan metode

konsumsi hanya berdasarkan pada data konsumsi sebelumnya yang

tidak mempertimbangkan epidemiologi penyakit. Kalau penggunaan

obat periode sebelumnya tidak rasional, disarankan untuk tidak

menggunakan metode ini karena kalau tidak justru mendukung

pengobatan yang tidak rasional di rumah sakit. Berdasarkan pada

penggunaan obat tahun sebelumnya (untuk RS yang sudah berdiri).

Dasar : analisis data Konsumsi obat sebelumnya

Sumber data :

a. Pencatatan dan pelaporan (kartu stok)

b. Pencatatan dan pelaporan berbagai fasilitas kesehatan.

c. Hasil pertemuan beberapa tenaga medis.

Jenis data : Alokasi dana, daftar obat, stok awal, penerimaan,

pengeluaran, sisa stok, kaduluwarsa, obat kosong, stok pengaman.

Kelebihan metode konsumsi :

a. Datanya akurat dan metode paling murah.

b. Tidak perlu data penyakit dan standar pengobatan.

c. Kekurangan dan kelebihan obat sangat kecil.

Kekurangan metode konsumsi :

a. Data konsumsi, obat dan jumlah kontak pasien sulit.

b. Tidak dapat untuk dasar penggunaan obat dan perbaikan pola

peresepan.

c. Kekurangan, kelebihan, dan kehilangan obat sulit diandalkan.

Page 47: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

29

d. Tidak perlu catatan morbiditas yang baik.

3. Metode gabungan

Metode gabungan adalah gabungan dari mordibitas dan konsumsi.

Metode ini untuk mentupi kelemahan kedua metode tersebut

(morbiditas dan konsumsi).

B. Fungsi Penganggaran

Fungsi penganggaran adalah menyangkut kegiatan-kegiatan dan

usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam

suatu skala standar yaitu dengan skala mata uang (dollar, rupiah, dan lain-

lain) (Seto, 2015). Menurut Febriawati (2013) Menjabarkan perincian

kebutuhan dalam ukuran uang dengan berpegang kepada ketentuan yang

berlaku dan mengikat. Untuk rumah sakit pemerintah ketentuanya adalah

anggaran pemerintah (APBN, APBD, Inpres, Banpres, dan lain-lain)

sedangkan rumah sakit swasta tergantung ketentuan masing-masing rumah

sakit. Dengan adanya hambatan dan keterbatasan dalam anggaran, maka

tidak jarang pada fungsi ini diperlukan feedback ke perencanaan untuk

dilakukan penyesuaian. Penganggaran yang ditetapkan harus mencakup

biaya :

1. Pembelian, umumnya anggaran pemerintah hanya terkonsentrasi disini

saja. hal ini bisa berlaku untuk barang yang habis pakai.

2. Perbaikan dan pemeliharaan/ maintenance, mencakup orang yang

menjalankan alat , seperti CT scan, harus orang yang sudah di training.

3. Penyimpanan dan penyaluran

Page 48: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

30

4. Penelitian dan pengembangan

5. Penyempurnaan administrasi

6. Pengawasan dan diklat personil

C. Fungsi Pengadaan

Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan

untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan didalam

fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan, maupun penganggaran.

Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan

perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin

ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau

dan sesuai standar mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang

berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang

dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode

pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak,

pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran.Untuk memastikan

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai

dengan mutu dan spesifikasi yang dipersyaratkan maka jika proses

pengadaan dilaksanakan oleh bagian lain di luar Instalasi Farmasi harus

melibatkan tenaga kefarmasian (Seto, 2015).

Menurut permenkes no 72 tahun 2016, Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai antara lain:

1. Bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa;

Page 49: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

31

2. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet

(MSDS);

3. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus

mempunyai Nomor Izin Edar; dan

4. Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin,

reagensia, dan lain-lain).

Rumah Sakit harus memiliki mekanisme yang mencegah

kekosongan stok Obat yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan

mendapatkan Obat saat Instalasi Farmasi tutup.

D. Fungsi Penerimaan dan Penyimpanan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 72 tahun 2016

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,

spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam

kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Setelah

barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum

dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas

dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian.

E. Fungsi Penyaluran/distribusi

Menurut Permenkes RI No 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan

kefarmasian di rumah sakit distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan

dalam rangka menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat

Page 50: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

32

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat penyimpanan

sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu,

stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah Sakit harus

menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya

pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai di unit pelayanan.

F. Pemeliharaan

Menurut Seto (2015) Persediaan yang menjadi tanggung jawabnya

seorang apoteker (APA dan apoteker pendamping) adalah harus selalu

memelihara obat dari: Kerusakan, Kedaluwarsa, hilang. satu dan lain hal

adalah usaha untuk menjaga dan melindungi kualitas dan kuantitas obat

dari hal hal tersebut diatas, yakni dengan upaya melindungi dari :

1. Faktor panas, dengan menghindari dari cahaya/sinar matahari secara

langsung.

2. Kelembaban, bila perlu ruangan dilengkapi dengan Dehumidifer.

3. Kerusakan fisik

4. Kedaluwarsa, bila ditemukan banyak yang expire, berati siklus

manajemen logistik tidak berjalan dengan baik (Ingat 3S dan 3K)

5. Serangga dan hama, dengan selalu menjaga kebersihan ruangan

penyimpanan dan peracikan

6. Pencuri

7. Api, obat yang disimpan sebagian adalah mudah terbakar antara lain :

alkohol, aether narcose, dll.

Page 51: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

33

G. Fungsi Pemusnahan

Menurut Permenkes RI No 72 Tahun 2016 bahwa Pemusnahan dan

Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai bila:

1. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;

2. Telah kadaluwarsa;

3. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan

atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan

4. Dicabut izin edarnya.

H. Fungsi Pengendalian

Menurut Permenkes RI No 72 Tahun 2016 tentang standar pelayanan

kefarmasian di rumah sakit menyatakan bahwa pengendalian dilakukan

terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan Sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Pengendalian penggunaan

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat

dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Tim Farmasi dan

Terapi (TFT) di Rumah Sakit.

Tujuan pengendalian persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,

dan Bahan Medis Habis Pakai adalah untuk:

1. Penggunaan Obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit;

Page 52: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

34

2. Penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi

3. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan

dan kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan

serta pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai.

Ada beberapa sistem pengendalian persediaan yaitu (Satibi, 2016) :

1. Model ABC (Always Better Control)

Pengendalian perusahaan berhubungan dengan aktivitas

pengaturan persediaan bahan agar dapat menjamin persediaan dan

pelayanannya kepada pasien. Analisis ABC ini menekankan pada

persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang relatif tinggi atau

mahal. Dengan analisis ABC, jenis-jenis perbekalan farmasi ini dapat

diindentifikasi untuk kemuadian dilakukan evaluasi lebih lanjut.

Analisis ini berguana pada setiap sistem suplai untuk menganalisa pola

penggunaan dan nilai penggunaan total semua item obat. Hal itu

memungkinkan untuk mengklasifikasikan item-item persediaan menjadi

3 kategori (A,B, dan C) sesuai dengan nilai penggunaannya. Pembagian

3 kategori tersebut adalah sebagai berikut :

A. merupakan 10-20% jumlah item menggunakan 75-80% dana

B. merupakan 10-20% jumlah item menggunakan 15-20% dana

C. merupakan 60-80% jumlah item menggunakan 5-10% dana

Langkah-langkah dalam melakukan Analisis ABC adalah sebagai

berikut :

Page 53: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

35

1) Kumpulkan kebutuhan perbekalan farmasi yang diperoleh dari

salah satu metode perencanaan, daftar harga perbekalan farmasi,

dan biaya yang diperlukan untuk tiap nama dagang.

Kelompokan ke dalam jenis-jenis/kategori, dan jumlahkan biaya

per jenis/kategori perbekalan farmasi.

2) Jumlahkan anggran total, hitung masingmasing prosentase jenis

perbekalan farmasi terhadap anggaran total.

3) Urutkan kembali perbekalan farmasi diatas dimulai dari yang

memakan prosentase paling banyak.

4) Hitung prosentase komulatif, dimulai dengan urutan 1 dan

seterusnya.

5) Identifikasi perbekalan farmasi yang menyerap ±70% anggaran

perbekalan total.

6) Perbekalan farmasi kategori A menyerap anggaran 70%

7) Perbekalan farmasi kategori A menyerap anggaran 20%

8) Perbekalan farmasi kategori A menyerap anggaran 10%

Dengan pengelompokan tersebt maka cara pengelolaan masing-

masing akan lebih mudah sehingga peramalan, pengendalian fisik,

kehandalan pemasok dan pengurangan besar stock pengaman dapat

menjadi lebih baik (Henni, 2016).

2. Analisis VEN

Klasifikasi barang persediaan menjadi golongan VEN (Vital,

Esensial, dan Non Esensial) ditentukan oleh faktor makro (misalnya

Page 54: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

36

peraturan pemerinatah atau data epidemiologi wilayah) dan faktor

mikro (misalnya jenis pelayanan kesehatan yang tersediadi RS yang

bersangkutan). Kategori obat-obat dalam sistem VEN, yaitu :

1) V (Vital) adalah obat-obatan yang termasuk dalam potensial life-

saving drugs.

2) E (Esensial) adalah obat-obatyang efektif untuk mengurangi

kesakitan meskipun demikian, sangat signifikan untuk bermacam-

macam obat, tetapi tidak vital untuk penyediaan sistem kesehatan

dasar.

3) N (Non Esensial) adalah obat-obat yang digunakan untuk penyakit

minor atau penyakit tertentu yang efikasinya masih diragukan,

termasuk terhitung mempunyai biaya yang tinggi untuk memperoleh

keuntungan terapeutik.

3. Analisis kombinasi ABC dan VEN

Analisis kombinasi metode ABC dan VEN adalah dengan

melakukan pendekatan yang paling bermanfaatdalam efisiensi dan

penyesuaian dana. Jenis obat yang termasuk kategori A (dalam analisis

ABC) adalah benar-benar yang diperlukan untuk menanggulangi

penyakit terbanyak dan obat tersebut statusnya harus E dan sebagian V

(dari analisis VEN). Sebaliknya, jenis obat dengan status N harusnya

masuk dalam kategori C.

Metode gabungan ini digunakan untuk melakukan pengurangan

obat. Mekanismenya adalah obat yang masuk kategori NA menjadi

Page 55: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

37

prioritas pertama untuk dikurangi dari rencana kebutuhan. Jika setelah

dilakukan dengan pendekatan ini dana yang tersedia masih juga kurang,

maka dilakakukan langkah selanjutnya.

Page 56: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

38

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep atau kerangka berfikir merupakan dasar pemikiran

pada penelitian yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi, dan tinjuan

pustaka dari variable penelitian (Saryono, 2013).

Berdasarkan tinjauan penelitian dan landasan teori, maka dapat

dirumuskan kerangka konsep penelitian seperti gambar 1.

3. Penganggaran

4. Penerimaan

dan

penyimpanan

5. Penyaluran

6. Pemeliharaan

7. Pemusnahan

Gambar 1. KerangkakonseptualanalisisABCperencanaanobatantibiotik di

RumahSakit Islam SitiAisyahMadiun.

Kebutuhan obat

Antibiotik

OUTPUT

Prioritas

jenis obat

Antibiotik

DAMPAK

Pengendalian obat

antibiotik lebih efektif

dan efisien

INPUT

3.

3. Anggaran

4. Data

pemakaian obat

antibiotic

5. Prosedur

1. SDM

2. Peralatan

farmasi

PROSES

1. Perencanaan

2. Pengadaan

8. Pengendalian

a. Analisis ABC

3. Penganggaran

4. Penerimaan

dan

penyimpanan

5. Penyaluran

6. Pemeliharaan

7. Pemusnahan

UMPAN BALIK

Perencanaan obat selanjutnya

lebih efektif dan efisien

Page 57: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

39

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Berdasarkan Gambar 1. Dapat dijelaskan bahwa Analisis ABC dalam

perencanaan obat antibiotik di RSI Siti Aisyah Madiun menggunakan

pendekatan sistem. Dalam pendekatan system setiap bagian menjadi suatu

rangkaian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Kebutuhan obat khususnya obat antibiotik memerlukan masukan

anatara lain : SDM, peralatan farmasi, anggaran yang disediakan, data

pemakaian, serta prosedur. Input ini nantinya yang akan digunakan dalam

proses perencanaan, pengadaan, penganggaran, penerimaan, dan penyimpanan

obat, penyaluran, pemeliharaan, pemusnahan, serta pengendalian.

Pengendalian obat dapat dilakukan dengan metode analisis ABC, yang

nantinya didapatkan keluaran berupa prioritas obat antibiotik sehingga akan

berdampak pada pengendalian obat antibiotik yang lebih efektif dan efisien.

Umpan baliknya adalah perencanaan obat selanjutnya juga lebih efektif dan

efisien

Sedangkan dalam penelitian ini Input analisis ABC yang akan diteliti

adalah anggaran, data pemakaian obat antibiotic dan prosedur. Proses terdiri

dari perencanaan, pengadaan, dan pengendalian yang di analisis menggunakan

analisis ABC. Sedangkan output adalah kelompok obat antiobiotik yang akan

diprioritaskan dalam pengelolaan.

Page 58: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

40

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau

proses penelitian (Nursalam, 2016)

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimental dengan

analisis secara deskriptif dengan menggunakan data kuantiatif dan kualitatif.

Penelitian ini dilakukan secara retrospektif. Data kuantitatif adalah data

penggunaan antibiotik bulan September-Desember tahun 2017, data harga

pembelian obat antibiotik, dan dana anggaran perencanaan obat. Data

kualitatif adalah data proses perencanaandan system pengadaanobat di RSI

Sit Aisyah Madiun. Dalam pendekatan menggunakan metode cross sectional

yaitu menekankan waktu pengukuran/ observasi data dan variable independen

dan dependen hanya satu saat (Nursalam, 2016). Dalam hal ini akan melihat

analisis ABC dalam perencanaan obat antibiotik di RSI Siti Aisyah Madiun.

4.2 SUBYEK PENELITIAN

Informan pada penelitian ini diambil secara purposive sampling. Teknik

pengambilan sampel purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Informan yang

akan dilibatkan sebagai sumber data dalam penelitian dipilih berdasarkan

pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan topik penelitian yang diangkat yaitu

Page 59: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

41

Analisis ABC dalam perencanaan obat Antibiotik di Rumah Sakit Islam Siti

Aisyah Madiun, diantaranya adalah :

1. 1 orang kepala instalasi farmasi

2. 1 orang koordinator gudang farmasi

3. 1 orang staff gudang farmasi

4. 1 orang manager penunjang medis

5. 1 orang manager keuangan

4.3 KERANGKA KERJA

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari

desain analisis data (Hidayat, 2008). Kerangka kerja dalam penelitian ini

adalah

Gambar 2 KerangkaKerja anlisis ABCdalam perencanaan obat antibiotik di RSI

Siti Aisyah Madiun.

Menentukan alat dan bahan

Analisis ABC

Menentukan jenis penelitian

Deskriptif kuantitatif

Pengumpulan data kualitatif

Wawancara

Menentukan jenis penelitian

Deskriptif kualitatif

Menentukan Subyek Penelitian

Pengumpulan data kuantitatif

Telaah dokumen

Analisis data

Analisis ABC

Analisis data

Melengkapi data yang telah

ditemukan dari wawancara

Penarikan Kesimpulan

Page 60: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

42

4.4 DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah berfungsi untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati atau

diteliti. Definisi operasional juga berfungsi untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel

yang bersangkutan serta pengambilan instrumen atau ukur (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 1.4 Definisi Operasional data kuantitatif

Kuantitatif

No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil

1. Anggaran Sejumlah dana yang

disediakan oleh rumah

sakit untk menunjang

kegiatan pengadaan obat

di IFRS Islam Siti Aisyah

Madiun

Telaah

dokumen

Dokumen Informasi mengenai sejumlah

dana yang disediakan untuk

menunjang kegiatan pengadaan

obat di RSI Siti Aisyah Madiun

2. Obat

antibiotik

Data pemakaian obat

antibiotik di RSI Siti

Aisyah Madiun periode

September-Desember

2017

Telaah

dokumen

Dokumen Infromasi mengenai nama obat

dan jumlah pemakaia obat

antibiotik

3. Harga obat Harga beli obat Telaah

dokumen

Dokumen Informasi mengenai nama dan

harga obat antibiotik

Page 61: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

43

Kuantitatif

No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil

4. Analisis

ABC

Metode yang digunakan

untuk mengelompokan

obat dengan urutan

pemakasian dari anggaran

terbesar sampai terkecil

Mengelomp

okkan obat

sesuai

kebutuhan

anggaran

terbesar

sampai

terkecil

Mengelompokan obat

dengan kategori :

Kelompok A

Kelompok B

Keompok C

Kelompok A : menyerap

anggaran 70%

B : menyerap anggaran 20%

Kelompok B : menyerap

anggaran 10%

Tabel 2.4 Definisi Operasiaonal data kualitatif

Kualitatif

No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil

1. Perecanaan Rancangan kegiatan

yang dilakukan untuk

pengelolaan obat di

instalasi farmasi RSI Siti

Aisyah Madiun meliputi

: SDM, Alur, Proses, dan

Evaluasi perencanaan

obat.

Wawancara Pedoman wawancara Informasi mengenai kegiatan

perencanaan obat di IFRS

Page 62: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

44

Kualitatif

No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil

2. Pengadaan Kegiataan pembelian

yang dilakukan IFRS

untuk mengadakan obat-

obatan yang telah

direncanakan meliputi :

SDM, Alur, proses, dan

Evaluasi perencanaan

obat.

Wawancara Pedoman wawancara Infromasi mengenai pengadaan

obat-obatan di IFRS Islam Siti

Aisyah Madiun

Page 63: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

44

4.6 INSTRUMEN PENELITIAN

4.6.1 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

dengan pertimbangan penelitian ini belum pernah dilakukan. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan April 2018.

4.6.2 Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode retrospektif terhadap

data kuantitatif yang berupa jumlah item obat antibiotik, anggaran, dan

data pemakaian obat antibiotik di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun. Data diperoleh dari telaah dokumen di Instalasi Farmasi RSI Siti

Aisyah Madiun.

Data yang diperoleh dari Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

selanjutnya di evaluasi dengan metode ABC dengan uraian sebagai

berikut:

a. obat yang termasuk ke dalam kelompok A menyerap dana sekitar 70%,

b. obat kelompok B menyerap dana sekitar 20%

c. obat kelompok C menyerap dana sekitar 10%.

Sedangkan untuk data kualitatif adalah data proses perencanaan dan

system pengadaan obat di RSI Siti Aisyah Madiun. Data diperoleh dari

wawancara untuk mendapatkan infromasi dari responden.

4.6.3 Validitas data

Validitas data dilakukan pemeriksaan keabsahan datanya, dengan

menggunakan metode triangulasi. Adapun metode triangulasi yang

Page 64: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

45

digunakan yaitu Triangulasi teknik, triangulasi untuk menguji kredibilitas

data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. (Sugiyono, 2015). Triangulasi teknik

dilakukan atau diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan telaah

dokumen.

4.6.4 Teknik analisis data

1. Data kuantitatif

Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analsis dengan

menggunakan analisis ABC/ Pareto. Analisis ABC ini menekankan pada

persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang relative tinggi atau

mahal. Pembagian 3 kategori tersebut adalah sebagai berikut :

a. Obat yang termasuk ke dalam kelompok A menyerap dana sekitar 70%,

b. obat kelompok B menyerap dana sekitar 20%

c. obat kelompok C menyerap dana sekitar 10%.

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menulis harga per satuan obat.

2. Menghitung jumlah pemakaian obat dengan cara :

Menghitung total pemakaian obat yang diperoleh dari data pemakaian

obat pada bulan September–Desember pada tahun 2017.

3. Menghitung nilai pemakaian obat dengan cara :

a. Harga beli obat per satuan dikalikan dengan nilai pemakaian obat.

b. Nilai pemakaian obat diurutkan dari jumlah pemakaian terbesar

hingga terkecil.

Page 65: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

46

4. Menghitung nilai kumulatif

a. Untuk mendapatkan nilai kumulatif yang pertama diambil dari nilai

pemakaian obat yang terbesar.

b. Untuk mendapatkan nilai kumulatif yang kedua, nilai kumulatif

pertama ditambahkan dengan nilai pemakaian obat yang kedua.

5. Menghitung persentase dengan cara : Nilai kumulatif dibagikan dengan

jumlah pemakaian obat (Rp)

6. Dikelompokkan berdasarkan nilai pemakaian obat. Diurutkan dari nilai

pemakaian terbesar sampai yang terkecil.

a. Kelompok A menunjukkan 70% dari total pemakaian obat (Rp)

b. Kelompok B menunjukkan 20% dari total pemakaian obat (Rp)

c. Kelompok C menunjukkan 10% dari total pemakaian obat (Rp)

2. Data Kualitatif

Pada penelitian ini menggunakan analisis damin dimana pada

umumnya penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum

dan menyeluruh tentang situasi yang diteliti atau obyek penelitian.

Hasilnya berupa gamabaran umum tentang obyek yang diteliti yang

sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi yang

diperoleh belum mendalam, masih dipermukaan namun mudah

menemukan domain-domain atau kategori situasi yang diteliti

(Sugiyono, 2015).

Page 66: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

47

4.7 ETIKA PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar

manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga

penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi

kebebasan manusia (Hidayat, 2012). Beberapa prinsip etika penelitian

antara lain:

1. Prinsip Manfaat

Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk

penelitian yang dilakukan memiliki harapan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan,

tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak

menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan

dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek resiko

dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami

dilemma dalam etik (Hidayat, 2012).

Mendeteksi gejala post power syndrome pada lansia, kita dapat

mengetahui apakah ada gejala post power syndrome pada lansia tersebut

sehingga dapat di manfaatkan untuk mencegah terjadinya kecemasan

pada lansia.

2. Prinsip Menghargai Hak Azasi Manusia (Recpect Human Diginity)

Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus

dihormati, karena manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan

Page 67: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

48

antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek penelitian

(Hidayat, 2012).

Prinsip menghargai hak azasi manusia dalam penelitian ini adalah

dalam penelitian, tidak boleh memaksa calon responden untuk wajib

menjadi subyek penelitian. Peneliti memberi kebebasan kepada calon

responden untuk menyetujui atau tidak untuk menjadi responden.

3. Prinsip Keadilan (Right To Justice)

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak

menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap

manusia (Hidayat, 2012).

Prinsip keadilan dalam penelitian ini adalah tidak membandingkan

responden satu dengan responden lain.

Page 68: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

50

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL PENELITIAN

5.1.1 Gambaran Umum

1. Profil Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun

Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Aisyah Madiun adalah rumah sakitislam

pertamadikotamadiunyangberdiripadatanggal31agustus1962.Rumahsakitini

telah terakriditasi 5 pelayanan, mendapatkan penetapan kelas C dari

Kemenkes (Kementerian Kesehatan) RI, telah mendapatkan izin operasional

dari pemkot sampai dari tahun 2018, bekerjasama dengan Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, asuransi dan

perusahaan lainnya serta telah melayani trauma centre. Di RSI Siti Aisyah

Madiun terdapat 365 pegawai termasuk tenaga medis dan tenaga non medis.

Berdasarkan letak geografis Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun

berbatasan dengan:

SebelahTimur : Kecamatan Taman

SebelahSelatan : Kecamatan Geger

SebelahBarat : Kecamatan Jiwan

SebelahUtara : KecamatanMangunharjo

1. Visi Rumah Sakit Islam Siti AisyahMadiun

Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat madiun dan

Page 69: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

51

sekitarnya dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berfokus

padapasien, islami, serta mengutamakan mutu serta keselamatan pasien.

2. Misi Rumah Sakit Islam Siti AisyahMadiun

a. Memberikan pelayanan yang berfokus pada pasien dengan

mengutamakan mutu dan keselamatanpasien.

b. Mengembangkan sumber daya insani sesuai dengan standart profesi,

bermutu, dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap rumah sakit

dan persyarikatan.

c. Mengembangkan dakwah dengan pelayanan yangislami.

d. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat danharmonis.

3. Tujuan Rumah Sakit Islam Siti AisyahMadiun

a. Terciptanya sdi sesuai standart profesi, bermutu, dan mempunyai

komitmen yang tinggi terhadap rumah sakit dan

persyarikatanmuhammadiyah.

b. Tercapainya pelayanan total care danislami.

c. Menjadi rumah sakit yang tumbuh dan berkembang dengan

memberikan pelayanan yang bermutu danterjangkau.

4. Motto Rumah Sakit Islam Siti AisyahMadiun

MottoRumahSakitIslamSitiAisyahMadiunadalah“LayanankuIbadahku

”.

MottoiniditerapkandalamtujuhlangkahpelayananislamiRumahSakitIslamSiti

Aisyah Madiun. Tujuh langkah pelayanan islami tersebut adalah:

a. Budayakan senyum, salam, dansapa.

Page 70: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

52

b. Informasikan setiap rencanapelayanan.

c. Awali setiap tindakan dengan basmallah dan akhiri denganhamdalah.

d. Layanilah pasien dan keluarganya seperti keluargasendiri.

e. Bekerjalah dengan ikhlas, ramah, santun, dandisiplin.

f. Ajaklah pasien dan keluarganya untuk selalu berdoa danberistighfar.

g. Budayakan sholatberjamaah.

5. Strategi Pengembangan Rumah Sakit

a. CorporateCulture

Menjadikan 7 langkah pelayani islami :

1) Sebagai pedoman pelayanan yang harusdilaksanakan.

2) Sebagai pedoman perilaku sehari-hari di RSI siti aisyahmadiun.

3) Sebagai alat kontrol peningkatan karir di RSI siti aisyahmadiun.

b. QualityCulture

Menjadikan budaya mutu sebagai :

1) Pedomanpelayanan.

2) Budaya kerja.

3) Etikaprofesi.

4) Upaya perbaikan pelayanan terus-menurus (continueimprovement).

5) Perbaikan standart proseduroperasional.

6) Pijakan untuk mendapatkan akreditasipola.

c. Loyality Culture

Membudayakan loyalitas sebagai :

1) Komitmen bersama di RSI Siti AisyahMadiun.

Page 71: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

53

2) Menyamakan gerak langkah menuju kemajuanbersama.

3) Kebulatan tekad untuk mewujudkan visi-misi rumahsakit.

6. Unit-unit yang ada di Rumah Sakit Islam Siti AisyahMadiun

a. Unit rawat inap dengan 152 TT (VIP 43 TT, Kelas 1 26 TT, Kelas 2

29 TT, dan kelas 3 54TT).

b. Pelayanan RawatJalan

1. IGD 24Jam

2. Poli Gigi danMulut

3. Poli Spesialis PenyakitAnak

4. Poli Spesialis BedahAnak

5. Poli SpesialisParu

6. Poli SpesialisMata

7. Poli Spesialis Bedah Umum

8. Poli Spesialis BedahOrthopedi

9. Poli Spesialis THT Kepala Leher

10. Poli SpesialisRadiologi

11. Poli Spesialis Kebidanan danKandungan

12. Poli Spesialis PenyakitDalam

13. Poli Spesialis BedahSyaraf

14. Poli Spesialis PenyakitSyaraf

15. Poli SpesialisUrologi

16. Poli Spesialis PenyakitKulit

17. Poli Umum

Page 72: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

54

c. Pelayanan PenunjangMedis

1. Instalasi Farmasi 24jam

2. Instalasi Laboratorium 24jam

3. InstalasiRadiologi

4. InstalasiGizi

d. Unit PenunjangLainnya

7. Sumber DayaManusia

Berikut tabel ketenagaan di RSI Siti Aisyah Madiun Tahun 2018 :

Tabel 1.5 Data Ketenagaan RSI Siti Aisyah Madiun 2018

No Kualifikasi Jumlah

1 Tenaga medis 11

2 Tenaga Keperawatan 151

3 Tenaga Kebidanan 16

4 Tenaga Kefarmasian 20

5 Tenaga Gizi 2

6 Tenaga Lingkungan 1

7 Tenaga Lain lain 139

TOTAL 356

Sumber : Profil Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun 2018

Sedangkan untuk tenaga kefarmasian terdiri dari :

Page 73: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

55

Tabel 2.5 Data tenaga kefarmasian RSI Siti Aisyah Madiun

No. Tenaga

Kefarmasian

Karyawan

tetap Karyawan Jumlah

1 Apoteker 0 2 0 2 4

2 SMF 0 11 1 4 16

Total 20

Sumber : Profil Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun 2018

8. Jumlah Tempat Tidur

Dibawah ini jumlah TT di Rsi Siti Aisyah Madiun tahun 2018 :

Tabel 3.5 Jumlah tempat tidur tahun 2018

KELAS JUMLAH TT PRESENTASE (%)

VIP 43 28

KELAS 1 26 17

KELAS 2 29 19

KELAS 3 54 36

TOTAL 152 100

Sumber : Profil Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun 2018

Terdapat4kelasyangdisediakandiRSISitiAisyahMadiunyaitukamarVIP

sebanyak 43 TT dengan presentase 28% yang terdiri dari ruangan 1 TT

VVIPAr- raudah, 16 TT VIP Ar-Raudah, 9 TT ruang Ahmad Dahlan, 1 TT

Ruangan As

SyakinahA,1TTruanganVKVIP,6TTRuangMarwah,9TTRuangRiyad.Kelas

1jumlahTT26denganpresentase17%yangterdiridari9TTruanganMusdalifah,

2TTdiruanganMinaA,5TTruanganICU,5TTruanganHCU,5TTruanganUnit

stroke. Kelas 2 terdapat 29 TT dengan presentase 19% terdiri dari 2TT di

ruangan

Page 74: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

56

SyakinahB,6TTRuanganMinaB,14TTruanganMultazam,7TTruanganIsolasi

Multazam.Kelas3sebanyak54TTdenganpresentase36%yangterdiridari36TT

di Ruangan Arofah A-B, 5 TT di ruangan Mina zaal, 10 TT ruang bayi, dan

3 TT di ruang Al-badar.

9. Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Siti AisyahMadiun

Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun (Terlampir).

5.1.2 Visi dan Misi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Aisyah

Madiun

1. Visi Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

Instalasi Farmasi yang berkualitas dengan memberikan pelayanan

kefarmasian yang profesional, cepat dan berfokus pada pasien, islami

serta mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.

2. Misi Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

a. Memberikanpelayanan farmasi yang berkualitas melalui penerapan

asuhan kefarmasian

b. Memberikan pelayanan kefarmasian yang tcepat dan tepat dengan

mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.

c. Meningkatkan mutu tenaga kefarmasian melalui penyelenggaraan

pelatihan dan pendidikan keprofesian yang didasari nilai-nilai ajaran

agama islam.

Page 75: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

57

5.1.2 Proses Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Instalasi Farmasi Rsi Siti

Aisyah Madiun

Pengelolaan perbekalan farmasi dilakukan di dalam ruang lingkup

Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun.Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun terbagi menjadi 3 tempat yaitu : Farmasi Rawat Inap, Farmasi

Rawat Jalan, Gudang Farmasi. Pelaksanaan semua kegiatan pengelolaan

obat dilakukan di gudang farmasi RSI Siti Aisyah Madiun. Gudang Farmasi

akan mendistribusikan semua perbekalan farmasi yang ada di rumah sakit

ke unit-unityang membutuhkan perbekalan farmasi. Gudang Farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun berada dibawah unit Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah.

Oleh karena itu, gudang farmasi masih merupakan tanggung jawab dari

kepala InstalasiFarmasi.

Proses pengelolaan obat merupakan serangkaian kegiatan untuk

mengelola obat yang dilakukan dengan menggunakan input yang sudah ada.

Variabel yang diteliti dalam proses adalah proses pengelolaan obat yang

terdiri dari perencanaan kebutuhan obat dan pengadaan obat sebagai

berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan kebutuhan obat di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun menggunakan metode konsumsi, yaitu metode yang diterapkan

berdasarkan kebutuhan sebelumnya serta melihat trend pasiennya. Berikut

kutipan wawancaranya :

“Perencanaannya berdasarkan metode konsumsi yaitu berdasarkan

kebutuhan sebelumnya sama kita lihat trend pasiennya.” (Inf-1)

Page 76: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

58

“Untuk perencanaan kita menggunakan metode konsumsi mbak.. jadi,

berdasarkan kebutuhan sebelumnya sama kita lihat trend pasiennya juga.”

(Inf-2)

Kegiatan perencanaan di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

dilakukan setiap 1 minggu dengan melihat kebutuhan pada minggu

sebelumnya. Berikut kutipan wawancaranya :

“dari perencanaan tahunan sebelumnya kita breakdown setiap minggu.

Jadi setiap minggu bagian farmasi merencanakan dan mengadakan apa sih

yang akan dibeli di minggu ini berdasarkan data minggu kemarin” (Inf-1)

Hal ini juga didukung dengan telaah dokumen dari buku pedoman

pelayanan farmasi di RSI Siti Aisyah Madiun yang menyatakan bahwa

perbekalan farmasi yang direncanakan pengadaanya oleh Instalasi Farmasi.

Perencanaan Gudang Farmasi dilakukan setiap minggu. Perencanaan

perbekalan Farmasi dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi dibantu oleh

koordinator gudang farmasi menggunakan metode konsumsi dengan

beberapa penyesuaian. Unit-unit di Instalasi Farmasi dan di luar Instalasi

Farmasi mengusulkan perencanaan di unitnya masing-masing kepada

koordinator gudang farmasi, untuk kemudian dilakukan kros cek dengan

data distribusi dan apabila ada ketidaksesuaian jenis dan jumlah, dilakukan

komunikasi dan penyesuaian.

Dalam kegiatan perencanaan, tidak ada perlakuan khusus untuk obat

antibiotik. Perlakuan untuk semua obat sama. Berikut kutipan wawancara

nya :

Page 77: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

59

“Untuk jenis obat kita semua sama perlakuannya, jadi perencanaan

langsung jadi satu dalam pembelian obat” (Inf-1)

“ee.. tidak ada mbak. Semua obat perlakuannya sama kecuali untuk obat

fast moving kita ada buffer nya yang lebih.” (Inf-2)

Selama ini dalam proses perencanaan kebutuhan obat sudah sesuai

pedoman dan standart operasional prosedur di rumah sakit. Namun tetap

saja masih ada beberapa kendala dalam menjalankan proses perencanaan

kebutuhan obat. Kendala tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Sistem Informasi di Instalasi Farmasi belum mendukung

Dalam merencanakan kebutuhan terutama dengan metode

konsumsi maka harus memperhatikan waktu pelaksanaan agar tidak

terjadi adanya stok kurang. Oleh karena itu, dalam merencanakan

diperlukan sistem informasi yang mendukung untuk memaksimalkan

kegiatan perencanaan. Berikut kutipan wawancara nya :

“kendala pasti ada ya mbak.”

“yang pertama dari sistem informasi kita itu belum bisa mengakomodir

semua kebutuhan kita akhirnya harus memodifikasi dengan yang manual

yang akhirnya butuh waktu.” (Inf-2)

2) Masih menggunakan cara manual

Karena sistem infromasi belum bisa mengakomodir semua

kebutuhan di instalasi farmasi, maka harus memodifikasi dengan yang

manual. Cara manual ini mempengaruhi dalam perencanaan secara

online. Berikut kutipan wawancara nya :

Page 78: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

60

“Yang kedua ya itu tadi karena kita belum punya sistem informasi yang

mendukung jadi belum bisa order secara online” (Inf-2)

3) SDM kurang memadai

KurangnyaSDMdapatmenghambatdalamprosesmanajemenlogistiko

bat. Minimnya SDM tersebut mempengaruhi proses perencanaan menjadi

tidakefektif. Sehingga dalam melakukan order tidak bisa maksimal.

Berikut kutipan wawancara nya :

“Kalau kendala dari segi SDM ada juga mbak. Memang disini

kekurangan tenaga khususnya di bagian gudang mbak. Jadi kurang

maksimal.” (Inf-2)

“Kendalanya disini di gudang kurang tenaga mbak. Jadi masih banyak

yang ngrangkep kerjanya” (Inf-4)

Berikut adalah beberapa hal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan

perencanaankebutuhanobatyangtidakmaksimaldiantaranya adalah:

1) Kelemahan metode konsumsi

Metodekonsumsihanyaberdasarkandatakonsumsisebelumnyayangti

dak mempertimbangkan epidemiologi penyakit. Sehingga kekurangan

dan kelebihan sulit untuk ditentukan. Hal tersebut dapat dilihat dari

kutipan wawancara informan sebagai berikut :

“Belum 100% mbak. Karena dengan metode konsumsi itu mesti ada

kelemahannya. Misalnya kelebihan maupun kekurangan obat sulit

diprediksi.” (Inf-1)

2) Keterlambatan dalam melakukan order ke distributor obat

Page 79: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

61

Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut :

“Ya kalau dibilang efektif itu belum mbak. Karena kita masih ada

kendala dalam perencanaan obat BPJS karena memang untuk obat-obat

BPJS itu vendor memang mengutamakan outlet online jadi kita yang

masih manual itu biasanya dinomorduakan.ya akibatnya sering kosong.”

(Inf-2)

3) Kurangnya SDM

Kurangnya SDM dapat menghambat dalam proses perencanaan.

Minimnya SDM tersebut mempengaruhi proses perencanaan menjadi

tidak efektif. Berikut kutipan wawancaranya :

“dikatakan efektif ya belum lah dek. Masih kurang tenaga gudang juga.

Jadi gak bisa maksimal.” (Inf-4)

2. Pengadaan

Pengadaan merupakan salah satu kegiatan mereleasikan perencanaan

dan menentukan kebutuhan obat di rumah sakit. Dari hasil wawancara yang

dilakukan peneliti didapatkan bahwa proses pengadaan yang ada di RSI Siti

Aisyah Madiun dimulai dari pengajuan gudang farmasi ke kepala instalasi

farmasi berdasarkan kebutuhan yang telah direncanakan, setelah itu kepala

instalasi farmasi akan membuat surat pesanan, kemudian pemesanan akan

diajukan ke distributor masing-masing. Seperti yang diungkapkan informan

sebagai berikut :

“jadi gudang merencanakan kebutuhan, kemudian diajukan ke kepala

instalasi farmasi, kepala instalasi akan membuat SP diadakan untuk

kebutuhan 1 minggu” (Inf-1)

Page 80: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

62

“Kalau prosesnya, jadi farmasi order sesuai stock,stock menipis itu

pengorderannya farmasi. Jadi ke suplyer nah nanti barang datang diterima

bagian gudang, dicatat, nanti tembusan faktur nah fakturnya ada yang asi

sama tembusan, tembusan dikirim ke bagian keuangan untuk di jurnal

sebagai pembelian. Nah berarti kan ada utang to mbak. Nah yang asli itu

nanti dibawa oleh salesnya setelah verifikasi. Jadi ada verisikasi dari

bagian gudang kalau memang fraktur sudah diterima, barang juga sudah

diterima terus dititipkan ke bagian keuangan. Jadi nani kita prosesnya

merekap itu mm... mingguan. Mingguan berdasarkan frakturmya.” (Inf-5)

Hal ini juga didukung dengan telaah dokumen SOP pengadaan

perbekalan farmasi yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pengadaan

perbekalan farmasi sebagai berikut :

1. Petugas gudang farmasi membuat rencana kebutuhan perbekalanfarmasi.

2. Kepala Instalasi Farmasi menentukan jumlahpesanan.

3. Kepala Instalasi Farmasi membuat suratpesanan.

Menurut informan proses pengadaan obat dilakukan setiap 1 minggu

sekali, akan tetapi obat yang kebutuhannya mendesak maka pemesanan

obat bisa langsung dilakukan. Berikut kutipan wawancara nya :

“seminggu sekali mbak, ma kalau ada stok yang kosong kita langsung

pengadaan.” (Inf-3)

“kalau pengadaan farmasi mereka rata-rata mingguan, tapi kalau ada

kebutuhan yang mendesak ya langsung bagian order” (Inf-5)

Dalam melakukan pengadaan obat, instalasi farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun masih mengalami kendala. Sesuai dengan kutipan wawancara

Page 81: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

63

berikut ini :

1. Belum ada kualifikasi SDM di bagian farmasi. Berikut kutipan

wawancaranya :

“ada mbak, dari segi SDM kita ada kekurangan SDM mbak, mm..

terus kemudian kualifikasinya bagian gudang itu belum ada

apotekernya.” (Inf-1)

2. Masih ada obat yang stock out. Berikut kutipan wawancaranya :

“ada mbak. Untuk mengatasi stock out, jadi dari pelayanan itu

melayani permintaan ketika stok sudah menipis atau minimal, kan

langsung minta ke gudang nah nanti gudang memproses

pengadaannya. Jadi tidak harus 1 minggu. 1 minggu itu untuk

rutinnya.” (Inf-2)

Hal ini terjadi karena dalam kurun waktu tertentu trend pasien tidak

dapat dipredikasi, sehingga farmasi tidak dapat memenuhi stock obat

dan keterlambatan obat dari distributor. Berikut kutipan

wawancaranya :

“Ya karena kadang kami tidak dapat memprediksi trend pasiennya

mbak.” (inf-2)

“ada. Misalkan barangnya kosong dari distributor. Solusinya ya cari

distributor lain mbak.” (Inf-3)

“ada. Pengiriman yang sering telat dari distributor. Ya dari

pelayanan berikan resep untuk beli diluar mbak “ (Inf-4)

Page 82: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

64

5.1.3 Analisis Abc Obat Antibiotik Di Instalasi Farmasi Rsi Siti Aisyah

Madiun

Analisis ABC merupakan perhitungan obat dengan menempatkan

jenis-jenis obat ke dalam suatu urutan, dimulai dengan jenis yang memakan

anggaran terbanyak. Berikut adalah presentase obat yang telah dianalisis

mengguanakan analisis ABC :

Tabel 4.5 Analisis ABC obat antibiotik di RSI Siti Aisyah Madiun

No. Nama Obat Persen Nilai

(%) Kategori

1 TS Lancid 3,4 C

2 TS Cefadroxil 0,5 C

3 TS Cefila 16,3 B

4 TS Amoxan DISP 0,5 C

5 TS Amoxan 500mg 1,14 C

6 TS Amoxycilin 0,12 C

7 TS Erysanbe 0,03 C

8 TS Baquinor 0,3 C

9 TS Ciprofloxacin 0,44 C

10 TS Ciflos 0,69 C

11 TS Cravoc 6,96 C

12 TS Interflox 0,03 C

13 TS Lapiflox 3,18 C

14 TS Levoflolaxin 0,12 C

15 TS Clindamycin 0,13 C

16 TS Clinmas 0 C

17 SYR Cefila 1,46 C

18 SYR Amoxycilin 0,01 C

19 SYR Amoxan Drop 0 C

20 SYR Lapimox 0,005 C

21 INJ Cefotaxime 1,975 C

22 INJ Cephaflox 1,85 C

23 INJ Cefxon 47,73 A

24 INJ Cefoperazone 3,19 C

25 INJ Sanpicilin 0 C

6 INF Baquinor 3,53 C

Page 83: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

65

No. Nama Obat Persen Nilai

(%) Kategori

27 INF Levofloxacin 2,45 C

28 TS Etamox 0,12 C

29 JT Cefixim 1,33 C

30 JJ Ceftriaxone 2,69 C

31 JJ Gentamicin 0,01 C

Hasil klasifikasi obat antibiotik pada pelayanan farmasi di RSI Siti

Aisyah Madiun dengan menggunakan analisis ABC berdasarkan jumlah

item obat antibiotik selama bulan September sampai dengan Desember 2017

dan besarnya biaya dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Pengelompokan Antibiotik dengan Analisis ABC berdasarkan

jumlah item obat dan besarnya biaya.

No. Kelompok Jumlah

item

Item

(%) Biaya (Rp) Biaya (%)

1 A 1 3,22 251.165.750

48

2 B 1 3,22 85.845.500

16

3 C 29 93,5 189.108.370 36

JUMLAH 31 100 526.119.620 100

5.1.4 Prioritas Obat Antibiotik

Dari hasil Analisi ABCdiatas maka dapat diambil satu prioritas obat

Antibiotik yang termasuk dalam kelompok A yaitu obat dengan merk

Cefxon dengan persentase nilai 47,73%.

Page 84: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

66

5.2 PEMBAHASAN

5.2.1 Proses Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Instalasi Farmasi Rsi Siti

Aisyah Madiun

1) Perencanaan

Perencanaan dan penetapan kebutuhan merupakan langkah awal

dalam proses pengelolaan obat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

dengan wawancara menyatakan bahwa perencanaan di instalasi farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun menggunakan metode konsumsi serta melihat tren

pasien.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 72 tahun 2016,

Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan

periode pengadaan sediaan perbekalan Farmasi sesuai dengan hasil kegiatan

pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah,

tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk menghindari

kekosongan Obat dengan menggunakan metode yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan

antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan

epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

Masalah yang dihadapi dalam perencanaan obat di instalasi farmasi

adalah perencanaan hanya menggunakan metode konsumsi dan kurang

memperhatikan pola penyakit, oleh karena itu menyebabkan stok obat yang

ada menjadi tidak pasti dan pelaksanaan perencanaan kebutuhan obat yang

kurang maksimal sehingga masih ada beberapa obat yang mengalami

Page 85: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

67

stockout.

Sedangkan menurut Satibi (2016), Metode konsumsi diterapkan

berdasarkan data rill konsumsi perbekalan farmasi periode lalu, dengan

berbagai penyesuaian dan koreksi. Metode konsumsi ini mensyarakatkan

bahwa penggunaan obat periode sebelumnya harus dipastikan rasional. Hal

ini disebabkan metode konsumsi hanya berdasarkan pada data konsumsi

sebelumnya yang tidak mempertimbangkan epidemiologi penyakit. Kalau

penggunaan obat periode sebelumnya tidakrasional, disarankan untuk tidak

menggunakan metode ini karena kalau tidak justru mendukung pengobatan

yang tidak rasional di rumahsakit.

Masalah lain yang dihadapi adalah kurangnya ketersediaan tenaga

kerja yang memadai. Kurangnya SDM dapat menghambat dalam proses

manajemen logistik obat. Minimnya SDM tersebut mempengaruhi proses

perencanaan menjadi tidakefektif. Sehingga dalam melakukan order tidak

bisa maksimal.

Untuk mencegah terjadinya kekosongan obat dan

mengantipasimelonjaknya permintaan dan penggunaan obat dalam

perencanaan kebutuhuan obat sebaiknya untuk metode perencanaan

kebutuhan obat juga memperhatikan pola penyakit selain itu petugas lebih

memperhatikan stok pengaman serta melakukan cek stok secaraberkala.

Kendala lain yang dihadapi adalah belum tersedianya Sistem

Informasi untuk mendukung kegiatan dilakukan di Instalasi Farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun. Sistem informasi ini diperlukan karena agar lebih

Page 86: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

68

mudah dan efektif dalam kegiatan perencanaan obat. Dengan adanya sistem

informasi yang mendukung maka, pemesanan obat dapat dilakukan secara

online sehingga kegiatan pengadaan juga akan lebih cepat dilaksanakan

guna menghindari kekosongan obat karena keterlambatan distributor.

Dalam proses perencaan kebutuhan obat, Instalasi Farmasi RSI Siti

Aisyah Madiun sudah berjalan cukup efektif. Proses perencanaan sudah

sesuai pedoman dan standar operasioanl prosedur. Namun tetap saja masih

ada kendala dalam menjalankan proses perencanaan. Untuk mencegah

terjadinya kekosongan obat dan mengantisipasi melonjaknya permintaan

dan penggunaan obat dalam perencanaan kebutuhan obat, sebaiknya untuk

metode perencaan juga memperhatikan pola penyakit, selain itu petugas

lebih memperhatikan stok pengaman serta melakukan cek secara berkala.

2) Pengadaan

Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan

untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan didalam

fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan, maupun penganggaran.

Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan

perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin

ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau

dan sesuai standar mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang

berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang

dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode

Page 87: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

69

pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan

proses pengadaan, dan pembayaran.Untuk memastikan sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan mutu dan

spesifikasi yang dipersyaratkan maka jika proses pengadaan dilaksanakan

oleh bagian lain di luar Instalasi Farmasi harus melibatkan tenaga

kefarmasian (Seto, 2015).

Proses pengadaan yang ada di RSI Siti Aisyah Madiun dimulai dari

pengajuan gudang farmasi ke kepala instalasi farmasi berdasarkan

kebutuhan yang telah direncanakan, setelah itu kepala instalasi farmasi akan

membuat surat pesanan, kemuadian pemesanan akan diajukan ke distributor

masing-masing.

Untuk pengadaan obat dilakukan setiap 1 minggu sekali, bahkan

untuk obat yang fast moving atau live saving pemesanan obat dapat

dilakukan dua kali dalam satu minggu tergantung bagaimana kebutuhan dan

trend pasiennya. Hal ini sesuai dengan yang sudah disampaikan oleh

informan dalam penelitian.

Dalam proses pengadaan obat, kendala yang sering terjadi adalah

distributor yang sering terlambat dalam mendistribusikan obat ke rumah

sakit atau obat yang dipesan tidak ada atau kosong dari distributor tersebut,

sehingga harus memesan distributor lain atau pembelian cito ke apotek luar

yang dilakukan oleh pihak gudang. Hal ini tentu membutuhkan waktu

tunggu obat yang semakin lama.

Keterlambatan distributor dalam mendistribusikan obat disebabkan

Page 88: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

70

karena pemesanan obat yang masih menggunakan cara manual. Sedangkan

distributor lebih cepat merespon pemesanan melalui online sehingga

mengakibatkan pengiriman obat terlambat. Oleh karena itu, sistem

informasi yang mendukung dalam kegiatan pengadaan obat di Instalasi

Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ini sangat diperlukan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat

diketahui bahwa proses pengadaan obat di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun sudah berjalan sesuai dengan standart operasional prosedur yang

ada di rumah sakit. Namun untuk menghindari kekosongan obat di instalasi

farmasi RSI Siti Aisyah Madiun sebaiknya membuat sistem informasi yang

mendukung serta melakukan pemantauan obat secara berkala dan

melakukan evaluasi untuk perencanaan pengadaan dan memilih distributor

yang dapat berkerjasama dengan baik.

5.2.2 Analisis ABC obat Antibiotik di Instalasi Farmasi Rsi Siti Aisyah

Madiun

Tabel 5.5 menunjukkan presentase obat antibiotik yang telah

dianalisis dengan menggunakan analisis ABC di instalasi farmasi RSI Siti

Aisyah Madiun. Dari hasil yang diperoleh, terlihat bahwa jumlah obat yang

termasuk kelompok A sebanyak 1 item dengan biaya Rp 251.165.750,00,

sedangkan kelompok B sebanyak 1 item dengan biaya sebesar Rp

85.845.500,00, dan yang termasuk kelompok C sebanyak 29 item dengan

biaya sebesar Rp 189.108.370,00.

Page 89: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

71

Dari sejumlah item dan biaya tersebut memperlihatkan bahwa obat

antibiotik merupakan obat yang cekup banyak menyerap dana dibandingkan

golongan obat yang lain yakni sebesar 526.119.620dari total anggaran

pembelian obat tahun 2017 yaitu 12.472.711.836 atau 4,21 %.

Obat kategori A adalah kelompok obat yang memakan anggaran

paling besar dalam pengadaan obat, maka harus dikendalikan secara ketata

yaitu dengan membuat laporan penggunaan dan sisanya secara rinci,

pencatatan pada kartu stok juga harus teliti agar dapat dilakukan monitoring

setiap bulan. Oleh karena itu, penyimpanannya pun juga diperketat guna

menghindari kemungkinan hilangnya persediaan. Sedangkan pengendalian

obat untuk kategori B tidak seketat kategori A. Meskipun demikian, laporan

penggunaan dan sisa obatnya dilaporkan secara rinci untuk dilakukan

monitoring secara berkala setiap 1-3 bulan sekali. Stok untuk kedua

kelompok ini hendaknya ditekan serendah mungkin untuk memudahkan

pengendaliannya, namun persediaannnya tetap dapat mencukupi kebutuhan

pelayanan obat. Sedangkan pengendalian obat untuk kategori C yang

memakan anggaran paling kecil dalam pengadaan, dapat lebih longgar

pencatatan dan pelaporannya dengan memonitoring setiap 2-6 bulan

(Shofari, 2007).

Berdasarkan analisis ABC perencanaan obat dan pengadaan obat

khususnya antibiotik di RSI Siti Aisyah Madiun sudah berjalan efektif,

dimana berdasarkan analisis ABC idealnya jumlah item dan nilai investasi

obat antibiotik antara kelompok A hingga kelompok C memperlihatkan

Page 90: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

72

bahwa semakin tinggi nilai investasi maka semakin kecil jumlah item obat

atau sebaliknya semakin kecil nilai investasi obat maka semakin banyak

jumlah item obat.

Kategori C memiliki item obat antibiotik terbesar dibandingkan

kategori A dan B, hal ini menunjukan bahwa 93,5% item obat antibiotik

masuk dalam kategori C memiliki nilai investasi yang kecil, sehingga perlu

dilakukan pengahapusan untuk item obat yang pemakaiannya sedikit

terutama untuk obat yang selama tahun 2017 tidak keluar namun dalam

persediaan masih cukup banyak. Untuk mengatasi hal tersebut, rumah sakit

sejak awal pengadaan melakukan perjanjian terlebih dahulu kepada

distributor untuk dapat meretur obat sebelum tanggal kadaluarsa dengan

obat lain dengan harga yang sama.

Penggunaan obat antibiotik di RSI Siti Aisyah Madiun yang termasuk

dalam kategori C mencapai 93,5%, maka perlu diperhatikan beberapa obat

antibiotik yang tidak ada pemakaiannya sama sekali atau sedikit untuk

dikurangi pengadaannya.

5.2.3 PRIORITAS OBAT ANTIBIOTIK

Dari hasil Analisi ABC diatas maka dapat diambil satu prioritas obat

Antibiotik yang termasuk dalam kelompok A yaitu obat dengan merk

Cefxon dengan persentase nilai 47,73%. Menurut Shofari (2007), obat

kategori A adalah kelompok obat yang memakan anggaran paling besar

dalam pengadaan obat, maka harus dikendalikan secara ketata yaitu dengan

Page 91: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

73

membuat laporan penggunaan dan sisanya secara rinci, pencatatan pada

kartu stok juga harus teliti agar dapat dilakukan monitoring setiap bulan.

Oleh karena itu, penyimpanannya pun juga diperketat guna menghindari

kemungkinan hilangnya persediaan.

Page 92: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

72

72

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

A. Perencanaan

Perencanaan kebutuhan obat di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun menggunakan metode konsumsi, yaitu metode yang diterapkan

berdasarkan kebutuhan sebelumnya serta melihat trend pasiennya.

Masalah yang dihadapi dalam perencanaan obat di instalasi farmasi

adalah perencanaan hanya menggunakan metode konsumsi dan kurang

memperhatikan pola penyakit, oleh karena itu menyebabkan stok obat

yang ada menjadi tidak pasti dan pelaksanaan perencanaan kebutuhan obat

yang kurang maksimal sehingga masih ada beberapa obat yang mengalami

stockout.

Yang kedua masalah yang dihadapi adalah kurangnya ketersediaan

tenaga kerja yang memadai. Kurangnya SDM dapat menghambat dalam

proses manajemen logistik obat. Minimnya SDM tersebut mempengaruhi

proses perencanaan menjadi tidakefektif. Sehingga dalam melakukan order

tidak bisa maksimal.

Kendala lain yang dihadapi adalah belum tersedianya Sistem

Informasi untuk mendukung kegiatan dilakukan di Instalasi Farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun. Sistem informasi ini diperlukan karena agar lebih

mudah dan efektif dalam kegiatan perencanaan obat. Dengan adanya

Page 93: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

73

sistem informasi yang mendukung maka, pemesanan obat dapat dilakukan

secara online sehingga kegiatan pengadaan juga akan lebih cepat

dilaksanakan guna menghindari kekosongan obat karena keterlambatan

distributor.

B. Pengadaan

Proses pengadaan obat di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

sudah berjalan sesuai dengan standart operasional prosedur yang ada di

rumah sakit. Proses pengadaan yang ada di RSI Siti Aisyah Madiun

dimulai dari pengajuan gudang farmasi ke kepala instalasi farmasi

berdasarkan kebutuhan yang telah direncanakan, setelah itu kepala

instalasi farmasi akan membuat surat pesanan, kemuadian pemesanan akan

diajukan ke distributor masing-masing.

Untuk pengadaan obat dilakukan setiap 1 minggu sekali, bahkan

untuk obat yang fast moving atau live saving pemesanan obat dapat

dilakukan dua kali dalam satu minggu tergantung bagaimana kebutuhan

dan trend pasiennya. Hal ini sesuai dengan yang sudah disampaikan oleh

informan dalam penelitian.

Dalam proses pengadaan obat, kendala yang sering terjadi adalah

distributor yang sering terlambat dalam mendistribusikan obat ke rumah

sakit atau obat yang dipesan tidak ada atau kosong dari distributor tersebut.

Keterlambatan distributor dalam mendistribusikan obat disebabkan

karena pemesanan obat yang masih menggunakan cara manual. Sedangkan

Page 94: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

74

distributor lebih cepat merespon pemesanan melalui online sehingga

mengakibatkan pengiriman obat terlambat. Oleh karena itu, sistem

informasi yang mendukung dalam kegiatan pengadaan obat di Instalasi

Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ini sangat diperlukan.

C. Analisis ABC

Dari hasil analisis ABC diperoleh obat antibiotik dalam kelompok A

sebanyak 1 item (3,22%) dari total pemakaian. Kelompok B terdapat 1

item (3,22%) dari total pemakaian sedangkan kelompok C sebanyak 29

item (93,5%).

Analisis ABC berdasarkan biaya, terdapat 48% atau sebesar

251.165.750 dari total penggunaan anggaran obat yang tergolong

kelompok A., 16% atau sebesar 85.845.500 untuk kelompok B, dan 36%

atau sebesar 189.108.370 yang termasuk kelompok C.

Dari sejumlah item dan biaya tersebut memperlihatkan bahwa obat

antibiotik merupakan obat yang cekup banyak menyerap dana dibandingkan

golongan obat yang lain yakni sebesar 526.119.620 dari total anggaran

pembelian obat tahun 2017 yaitu 12.472.711.836 atau 4,21 %.

6.2 SARAN

1. Bagi Rumah Sakit

a. Untuk mencegah terjadinya kekosongan obat dan

mengantipasimelonjaknya permintaan dan penggunaan obat dalam

Page 95: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

75

perencanaan kebutuhuan obat sebaiknya untuk metode perencanaan

kebutuhan obat juga memperhatikan pola penyakit selain itu petugas

lebih memperhatikan stok pengaman serta melakukan cek stok

secaraberkala.

b. Melengkapi kualifikasi SDM khususnya di bagian gudang farmasi

RSI Siti Aisyah Madiun perlu dilakukan agar nantinya semua kegiatan

yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif.

c. Perlu diadakan sistem informasi yang mendukung dalam pengadaan

obat khususnya di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun, hal ini

perlu dilakukan untuk menghindari kekosongan obat karena

keterlambatan pengiriman oleh distributor.

d. Perlu ditetapkan metode ABC dalam menetapkan jenis obat yang akan

diadakan untuk memberikan prioritas yang berbeda terhadap setiap

kelompok obat. Untuk mendukung kegiatan ini maka perlu dilakukan

pelaporan penggunaan dan sisa obatnya dilaporkan secara rinci untuk

dilakukan monitoring secara berkala setiap 1-3 bulan sekali.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai kajian dan bahan pertimbangan

untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti Lain

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukakan dan

mengembangkan penelitian ini lebih lanjut mengenai manajemen logistic

Page 96: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

76

obat khususnya obat antibiotik di Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun.

Page 97: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

76

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Jaya.2007.Manajemen Administrasi Rumah Sakit.Jakarta: UI

Press.

Anshari, Muhammad.2009.Aplikasi Manajemen Pengelolaan Obat dan

Makanan.Yogyakarta: Nuka Litera Offset.

Depkes RI.2004.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Rumah Sakit.Depkes RI, Jakarta.diakses dari http://www.depkes.go.id pada

tangal 5 Januari 2018 pukul 18.00

Febriawati, Henni.2013.Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit.Yogyakarta:

Gosyen Publishing.

Handoko, Hani.2008.Manajemen.Yogyakarta: BPFE.

Hidayat, A Aziz.2008.MetodePenelitian Kebidanan Teknik Analisa.Jakarta:

Salemba Medika.

Karyoto.2016.Dasar-dasar Manajemen.Yogyakarta: Andi Offset.

Khurniawati, Erlina.2017.Analisis Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun Tahun 2017.Stikes Bhati Husada

Mulia Madiun, Madiun.

Lukman, Andri.2007.Manajemen dan Logistik Bantuan Kemanusiaan dalam

Sektor Kesehatan.Jakarta: EGC.

Maimun, A.2008.Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinnasi Metode

Konsumsi dengan Analisis ABC dan Reorder Point Terhadap Nilai

Persediaan dan Turn Over Ratio di Instalasi Farmasi RS Darul Istiqomah

Kaliwungu Kendal.Tesis.Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Medeong, N.2012.Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda Kapubaten

Gorontalo tahun 2011.Karya Tulis Ilmiah. Program Studi D3 Farmasi,

Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Notoadmodjo, Soekidjo.2011.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta:

Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo.2012.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta:

Rineka Cipta.

Page 98: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

77

Nursalam.2016.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Salemba

Medika.

Priyanto.2009.Farmakoterapi dan Terminologi Medis.Depok: Lembaga Studi dan

Konsultasi Farmakologi.

Rangkuti, F.2007.Manajemen Persediaan : Aplikasi di Bidang Bisnis.Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada.

Sabiti.2014.ManajemenObat di Rumah Sakit.Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Shofari, B.2007. Teknik Keputusan Kuantitatif. Program Pasca Sarjana,

Universitas Diponegoro, Semarang, Dalam Maiumu A.2008. Perencanaan

Obat Antibiotik Berdsarkan Kebutuhan Metode Konsumsi Dengan Analisis

Abc Dan Reoerder Point Terhadap Nilai Persediaan Dan Turn Over Ratio

Di Instalasi Farmasi RS Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal.Tesis.Program

Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Siregar, Charles JP.2004.Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.Jakarta:

EGC.

Sudjawaswadi, R., Nov A.2004.Observasi Peresepan Antibiotik Untk Pasien

Rawat Inap di Rumah Sakit Swasta Selangor Malaysia Periode Oktober

samapi Desember 2004.UGM.Yogyakarta.

Sugiyono.2015.Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method).Bandung: Alfabeta.

Suryantini dkk.2016.Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat Antibiotik

dengan menggunakan Analisis ABC terhadap Nilai Persediaan i Instalasi

Farmasi RSUP Prof. Dr. R D Kondou Manado.diakses pada tanggal 2

Januari 2018 pukul 20.00

Yanti dan Farida.2016.Analisis ABC Dalam Perencanaan Obat Antibiotik di RS

Ortopedi Surakarta.Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 99: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

78

Lampiran 1

Page 100: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

79

Lampiran 2

Page 101: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

80

Page 102: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

81

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA

Analisis ABC Dalam Perencanaan Obat Antiobiotik di RSI Siti Aisyah Madiun

(Perencaaan & Pengadaan)

(Hanya Untuk Pewawancara)

1. Perencanaan

a. Bagaimana proses perecanaan kebutuhan persediaan obat yang dilakukan

oleh instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

b. Bagaimana perencanaan kebutuhan obat khususnya obat antibiotik di

Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

c. Apakah perencanaan obat yang selama ini dilakukan sudah efektif ?

d. Adakah kendala dalam proses perencanaan obat ? bagaimana solusinya ?

e. Siapa saja yang terlibat dalam proses perencanaan obat di Instalasi farmasi

RSI Siti Aisyah Madiun ?

f. Bagaimana alur pelaksanaan dalam perencanaan obat di Instalasi farmasi

RSI Siti Aisyah Madiun ?

g. Adakah evaluasi yang dilakukan untuk menunjang perencanaan obat

selanjutnya ?

h. Tindakan apa yang dilakukan apabia perencanaan obat tidak efektif dan

efisien ?

Page 103: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

82

2. Pengadaan

a. Bagaimana proses pengadaan obat di Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun ?

b. Bagaimana pengadaan kebutuhan obat khususnya obat antibiotik di

Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

c. Siapa saja yang terlibat dalam proses pengadaan obat di Instalasi farmasi

RSI Siti Aisyah Madiun ?

d. Kapan pengadaan obat dilakukan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan?

e. Adakah kendala dalam proses pengadaan ? bagaimana solusinya ?

Page 104: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

83

Lampiran 4

Struktur organisasi Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun

Page 105: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

84

PDM

MPKU

DIREKTUR

MANAGERJA

NGMED

FARMASI

RAWAT JALAN

FARMASI

RAWAT INAP

Lampiran 5

Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

KOORDINATOR

PELAYANAN

FARMASI

PEKARYA PEKARYA

ASISTEN

APOTEKER

ASISTEN

APOTEKER

KOORDIANTOR

GUDANG FARMASI DAN

STAF

Page 106: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

84

Lampiran 6

Surat Ijin penelitin

Page 107: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

85

Lampiran 7

Contoh Surat Pesanan

Page 108: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

86

Lampiran 8

Dokumentasi Kondisi Gudang Farmasi

Page 109: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

87

LAMPIRAN 9

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Kepala Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun/(Inf-1)

Tanggal : 12 Mei 2018

Hari/Pukul` : Sabtu, Pukul 09.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana proses perencanaan kebutuhan persediaan obat

yang dilakukan oleh Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun ?

Kepala IFRSI : Perencanaannya berdasarkan metode konsumsi yaitu

berdasarkan kebutuhan sebelumnya sama kita lihat trend

pasiennya.

Peneliti : Bagaimana perencanaan kebutuhan obat khususnya obat

antibiotik di Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Kepala IFRSI : Untuk jenis obat kita semua sama perlakuannya, jadi

perencanaan langsung jadi satu dalam pembelian obat

Peneliti : Apakah perencanaan obat yang selama ini dilakukan sudah

efektif ?

Page 110: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

88

Kepala IFRS : Belum 100% mbak. Karena dengan metode konsumsi itu

mesti ada kelemahannya. Misalnya kelebihan maupun

kekurangan obat sulit diprediksi.

Peneliti : Adakah kendala dalam proses perencanaan obat ? bagaimana

solusinya ?

Kepala IFRS : ada pasti. antara perencanaan dan kondisi real mbleset,

kadang kita juga

tergantungdarisuplieryangkadangngirimtelat.ya itu masalah

dengan distributor sedapat mungkin memang kita pilih

distributor yang memang bener-bener bagus dalam hal

kelonggaran dalam pembayaran, kecepatan dalam pengiriman

juga ketersediaan barang itu yang kita prioritas kan.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan di indtalasi

farmasi ?

Kepala IFRS : Yang terlibat ya bagian keuangan, kepala farmasi, dan bagian

gudang sama yang mngesahkan direktur RS mbak

Peneliti : Adakah evaluasi yang dilaksanakan untuk menunjang

perencanaan obat selanjutnya ?

Kepala IFRS : ada mbak evaluasinya.

Peneliti : Bagaimana proses pengadaan obat di Instalasi farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun ?

Page 111: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

89

Kepala IFRS : jadi gudang merencanakan kebutuhan, kemudian diajukan ke

kepala instalasi farmasi, kepala instalasi akan membuat SP

diadakan untuk kebutuhan 1 minggu

Peneliti : Kapan pengadaan obat dilakukan dan berapa lama waktu

yang dibutuhkan ?

Kepala IFRS : dari perencanaan tahunan sebelumnya kita breakdown setiap

minggu. Jadi setiap minggu bagian farmasi merencanakan

dan mengadakan apa sih yang akan dibeli di minggu ini

berdasarkan data minggu kemarin

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam proses pengadaan obat di

Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Kepala IFRS : Yang terlibat bagian gudang lalu ke saya buatkan SP tadi trus

distributor/vendor baru ke bagian keuangan.

Peneliti : Adakah kendala dalam proses pengadaan? bagaimana

solusinya?

Kepala IFRS : ada mbak, dari segi SDM kita ada kekurangan SDM mbak,

mm.. terus kemudian kualifikasinya bagian gudang itu belum

ada apotekernya.

Page 112: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

90

Informan : Kepala Bidang Penunjang Medis (Inf-2)

Tanggal : 12 Mei 2018

Hari/Pukul` : Sabtu, Pukul 09.35 WIB

Tempat : Ruang Kepala Bidang Penunjang Medis RSI Siti Aisyah

Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana proses perencanaan kebutuhan persediaan obat

yang dilakukan oleh Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun ?

Kabid jangmed : Untuk perencanaan kita menggunakan metode konsumsi

mbak.. jadi, berdasarkan kebutuhan sebelumnya sama kita

lihat trend pasiennya juga.

Peneliti : Bagaimana perencanaan kebutuhan obat khususnya obat

antibiotik di Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Kebid jangmed : ee.. tidak ada mbak. Semua obat perlakuannya sama kecualii

untuk obat fast moving kita ada buffer nya yang lebih

Peneliti : Apakah perencanaan obat yang selama ini dilakukan sudah

efektif ?

Kebid jangmed : Ya kalau dibilang efektif itu belum mbak. Karena kita masih

ada kendala dalam perencanaan obat BPJS karena memang

Page 113: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

91

untuk obat-obat BPJS itu vendor memang mengutamakan

outlet online jadi kita yang masih manual itu biasanya

dinomorduakan.ya akibatnya sering kosong.

Peneliti : Adakah kendala dalam proses perencanaan obat ? bagaimana

solusinya ?

Kabid jangmed : Kendala pasti ada ya mbak.yang pertama dari sistem

informasi kita itu belum bisa mengakomodir semua

kebutuhan kita akhirnya harus memodifikasi dengan yang

manual yang akhirnya butuh waktu.

Yang kedua ya itu tadi karena kita belum punya sistem

informasi yang mendukung jadi belum bisa order secara

online

Kalau kendala dari segi SDM ada juga mbak. Memang disini

kekurangan tenaga khususnya di bagian gudang mbak. Jadi

kurang maksimal.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan di instalasi

farmasi ?

Kebid Jangmed : yang terlibat ada kepala instalasi farmasi, bagian gudang.

Kalau keuangan itu perencanan tahunan jadi dengan

keuangan.

Page 114: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

92

Peneliti : Adakah evaluasi yang dilaksanakan untuk menunjang

perencanaan obat selanjutnya ?

Kabid jangmed : Evaluasinya itu apa.. setiap bulan kita ada laporan seperti

obat-obatan yang kosong nah itu di evaluasi. Untuk 2017

kemarin alhamdulillah kita hitung antara anggaran yang

disediakan dengan realisasinya itu hampir mendekati.

Peneliti : Bagaimana proses pengadaan obat di Instalasi farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun ?

Kabid jangmed : setiap minggu kan dari perencanaan itu tadi, mengusulkan

memberikan data ke bagian pengadaan, obat apa saja yang

perlu diadakan terus kemudian kepala instalasi membuat SP

untuk pengadaan

Peneliti : Kapan pengadaan obat dilakukan dan berapa lama waktu

yang dibutuhkan ?

Kabid jangmed : jadi kita kan ada buffer kan, jadi setiap minggu dengan

perencanaan itu bersamaan dengan buffer. Jadi perencanaan

itu mencangkup buffer nya itu ya mbak.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam proses pengadaan obat di

Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Kabid jangmed : Yang terlibat bagian gudang, kepala farmasi,

distributor/vendor baru ke bagian keuangan.

Peneliti : Adakah kendala dalam proses pengadaan? bagaimana

solusinya?

Page 115: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

93

Kabid jangmed : ada mbak. Untuk mengatasi stock out, jadi dari pelayanan itu

melayani permintaan ketika stok sudah menipis atau minimal,

kan langsung minta ke gudang nah nanti gudang memproses

pengadaannya. Jadi tidak harus 1 minggu. 1 minggu itu untuk

rutinnya.

Page 116: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

94

Informan : Koordinator gudang farmasi

Tanggal : 12 Mei 2018

Hari/Pukul` : Sabtu, Pukul 10.35 WIB

Tempat : Gudang Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana proses perencanaan kebutuhan persediaan obat

yang dilakukan oleh Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun ?

Koor. gudang : Sesuai metode konsumsi

Peneliti : Bagaimana perencanaan kebutuhan obat khususnya obat

antibiotik di Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Koor. gudang : perencanaan obat antibiotik jadi satu dengan obat yang

lainnya mbak

Peneliti : Apakah perencanaan obat yang selama ini dilakukan sudah

efektif ?

Koor. gudang : belum, kadang tidak terlihat kalau ada yang kosong.

Peneliti : Adakah kendala dalam proses perencanaan obat ? bagaimana

solusinya ?

Koor. gudang : Saat menggunakan metode konsumsi , pasti ada perubahan

dalam obat-

Page 117: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

95

obatyangkeluar.Jadiakanadaobatyangstokkurangdanstok

berlebih. Untuk solusinya dikombinasikan dengan analisis

ABC. Jadi bisa diketahui obat yang fast moving sama slow

moving dalam menentukan jumlah ordernya.

Peneliti : Siapasaja yang terlibat dalam perencanaan di instalasi farmasi

?

Koor. gudang : kepala instalasi farmasi dan gudang mbak

Peneliti : Adakah evaluasi yang dilaksanakan untuk menunjang

perencanaan obat selanjutnya ?

Koor. gudang : ada mbak evalusinya setiap ada stock kosong langsung

dievaluasi.

Peneliti : Bagaimana proses pengadaan obat di Instalasi farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun ?

Koor. gudang : kita dari bagian gudang membuat data obat apa saja yang

perlu diadakan, nanti diajukan ke kepala farmasi nya mbak.

Peneliti : Kapan pengadaan obat dilakukan dan berapa lama waktu

yang dibutuhkan ?

Koor. Gudang : seminggu sekali mbak, sama kalau ada stok yang kosong kita

langsung pengadaan.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam proses pengadaan obat di

Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Koor. Gudang : Yang terlibat bagian gudang, kepala farmasi,

distributor/vendor sama bagian keuangan.

Page 118: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

96

Peneliti : Adakah kendala dalam proses pengadaan? bagaimana

solusinya?

Koor. Gudang : ada. Misalkan barangnya kosong dari distributor. Solusinya

ya cari distributor lain mbak

Page 119: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

97

Informan : Staf gudang farmasi

Tanggal : 12 Mei 2018

Hari/Pukul` : Sabtu, Pukul 11.10 WIB

Tempat : Gudang Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana proses perencanaan kebutuhan persediaan obat

yang dilakukan oleh Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun ?

Staf gudang : Seperti yang sudah dijelaskan tadi kita menggunakan metode

konsumsi

Peneliti : Bagaimana perencanaan kebutuhan obat khususnya obat

antibiotik di Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Staf gudang : obat antibiotik tidak ada perencanaan khusus.

Peneliti : Apakah perencanaan obat yang selama ini dilakukan sudah

efektif ?

Staf gudang : belum, kadang tidak terlihat kalau ada yang kosong.

Peneliti : Adakah kendala dalam proses perencanaan obat ? bagaimana

solusinya ?

Staf gudang : kendalanya disini di gudang kurang tenaga mbak. Jadi masih

banyak yang ngrangkep kerjanya

Page 120: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

98

Peneliti : Siapasaja yang terlibat dalam perencanaan di indtalasi

farmasi ?

Staf gudang : kepala instalasi farmasi sama gudang yang pasti

Peneliti : Adakah evaluasi yang dilaksanakan untuk menunjang

perencanaan obat selanjutnya ?

Staf gudang : ada mbak

Peneliti : Bagaimana proses pengadaan obat di Instalasi farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun ?

Staf gudang : pengadaan kita dari distributor resmi

Peneliti : Kapan pengadaan obat dilakukan dan berapa lama waktu

yang dibutuhkan ?

Staf Gudang : 1 minggu sekali.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam proses pengadaan obat di

Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Staf Gudang : kalau pengadaan ya bagian gudang dama distributornya

mbak, nanti baru bagian keuangan.

Peneliti : Adakah kendala dalam proses pengadaan? bagaimana

solusinya?

Staf Gudang : ada. Pengiriman yang sering telat dari distributor. Ya dari

pelayanan berikan resep untuk beli diluar mbak.

Page 121: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

99

Informan : Koordinator gudang farmasi

Tanggal : 12 Mei 2018

Hari/Pukul` : Sabtu, Pukul 10.35 WIB

Tempat : Gudang Instalasi Farmasi RSI Siti Aisyah Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana proses perencanaan kebutuhan persediaan obat

yang dilakukan oleh Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun ?

Koor. gudang : Sesuai metode konsumsi

Peneliti : Bagaimana perencanaan kebutuhan obat khususnya obat

antibiotik di Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Koor. gudang : perencanaan obat antibiotik jadi satu dengan obat yang

lainnya mbak

Peneliti : Apakah perencanaan obat yang selama ini dilakukan sudah

efektif ?

Koor. gudang : belum, kadang tidak terlihat kalau ada yang kosong.

Peneliti : Adakah kendala dalam proses perencanaan obat ? bagaimana

solusinya ?

Koor. gudang : Saat menggunakan metode konsumsi , pasti ada perubahan

dalam obat-

Page 122: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

100

obatyangkeluar.Jadiakanadaobatyangstokkurangdanstok

berlebih. Untuk solusinya dikombinasikan dengan analisis

ABC. Jadi bisa diketahui obat yang fast moving sama slow

moving dalam menentukan jumlah ordernya.

Peneliti : Siapasaja yang terlibat dalam perencanaan di indtalasi

farmasi ?

Koor. gudang : kepala instalasi farmasi dan gudang mbak

Peneliti : Adakah evaluasi yang dilaksanakan untuk menunjang

perencanaan obat selanjutnya ?

Koor. gudang : ada mbak evalusinya setiap ada stock kosong langsung

dievaluasi.

Peneliti : Bagaimana proses pengadaan obat di Instalasi farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun ?

Koor. gudang : kita dari bagian gudang membuat data obat apa saja yang

perlu diadakan, nanti diajukan ke kepala farmasi nya mbak.

Peneliti : Kapan pengadaan obat dilakukan dan berapa lama waktu

yang dibutuhkan ?

Koor. Gudang : seminggu sekali mbak, sama kalau ada stok yang kosong kita

langsung pengadaan.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam proses pengadaan obat di

Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Page 123: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

101

Koor. Gudang : Yang terlibat bagian gudang, kepala farmasi,

distributor/vendor sama bagian keuangan.

Peneliti : Adakah kendala dalam proses pengadaan? bagaimana

solusinya?

Koor. Gudang : ada. Misalkan barangnya kosong dari distributor. Solusinya

ya cari distributor lain mbak

Page 124: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

102

Informan : Kepala Bagian Keuangan

Tanggal : 12 Mei 2018

Hari/Pukul` : Sabtu, Pukul 08.00 WIB

Tempat : Ruang Keuangan RSI Siti Aisyah Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana proses perencanaan kebutuhan persediaan obat

yang dilakukan oleh Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah

Madiun ?

Kabag Keuangan : Kalau perencanaan dari keuangan ya mbak.. jadi,

dasarperhitungannya itu dari target pendapatan dari instalasi

farmasi yang dicapai dikurangi 35%. Kalau prosesnya, jadi

farmasi order sesuai stock,stock menipis itu pengorderannya

farmasi. Jadi ke suplyer nah nanti barang datang diterima

bagian gudang, dicatat, nanti tembusan fraktur nah frakturnya

ada yang asi sama tembusan, tembusan dikirim ke bagian

keuangan untuk di jurnal sebagai pembelian. Nah berarti kan

ada utang to mbak. Nah yang asli itu nanti dibawa oleh

salesnya setelah verifikasi. Jadi ada verisikasi dari bagian

gudang kalau memang fraktur sudah diterima, barang juga

sudah diterima terus dititipkan ke bagian keuangan. Jadi nani

Page 125: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

103

kita prosesnya merekap itu mm... mingguan. Mingguan

berdasarkan frakturmya.

Peneliti : Bagaimana perencanaan kebutuhan obat khususnya obat

antibiotik di Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Kabag keuangan : sama dengan obat yang lainnya mbak

Peneliti : Apakah perencanaan obat yang selama ini dilakukan sudah

efektif ?

Kabag keuangan : kalau kami yang dari keuangan melihat masih ada

kekurangan. Ya itu tadi masih belum sesuai antara

perencanaan anggaran dengan realisasinya

Peneliti : Adakah kendala dalam proses perencanaan obat ? bagaimana

solusinya ?

Kabag Keuangan : kalau dari keuangan, kendalanya jika ada peningkatan fraktur

tadi mbak, misalnya bulan kemarin jumlah tagihannya sekian

bulan ini menjadi sekian, nah itu nanti kita harus melakukan

pengecekan dan verifikasi ulang. Solusinya ya evaluasi itu

mbak. Misalkan terjadi demikian langsung kita evaluasi,

mengapa demikian, begitu.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan di indtalasi

farmasi ?

Kabag Keuangan : Rumah sakit nanti membentuk tim penyusunan anggaran dan

pendapatan anggaran belanja setelah itu keluar SK nah dari

sekretaris tim mengedarkan untuk edaran nanti dalam bentuk

Page 126: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

104

soft copy diisi oleh kepala instalasi farmasi masing-masing

nanti ada tim kecil lagi yang membahas, dihitung kembali

kalau sudah fix baru disahkan

Peneliti : Adakah evaluasi yang dilaksanakan untuk menunjang

perencanaan obat selanjutnya ?

Kabag keuangan : evaluasi ada. Kita sering lakukan evaluasi. Ya seperti tadi

mbak misalkan ada peningkatan tagihan kita evaluasi ini

sebabnya apa. Apakah memang harga obatnya naik atau apa.

Untuk tahun 2017 anggarannya untuk pembelian obat

21.013.924.211 sedangkan realisasinya 12.842.375.682

Peneliti : Bagaimana proses pengadaan obat di Instalasi farmasi RSI

Siti Aisyah Madiun ?

Kabag Keuangan : seperti yang sudah saya jelaskan tadi mbak

Peneliti : Kapan pengadaan obat dilakukan dan berapa lama waktu

yang dibutuhkan ?

Kabag keuangan : kalau pengadaan farmasi mereka rata-rata mingguan, tapi

kalau ada kebutuhan yang mendesak ya langsung bagian

order.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam proses pengadaan obat di

Instalasi farmasi RSI Siti Aisyah Madiun ?

Kabag Keuangan : ya tadi mbak, gudang disetujui kepala farmasi langsung order

ke distributor lalu masuk fraktur ke kami.

Page 127: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

105

Peneliti : Adakah kendala dalam proses pengadaan? bagaimana

solusinya?

Kabag Keuangan : Tidak ada mbak.

Page 128: SKRIPSI ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN OBAT …

106

Lampiran 10

Surat Keterangan Selesai Penelitian