pengertian abc

22
S T I E S I A S U R A B A Y A Bab. I Pendahuluan Pada era modern dimana kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang lebih maju turut mendorong perkembangan industri dan juga mempengaruhi pola perilaku masyarakat. Sebagai akibatnya, kompetisi dalam dunia usaha semakin meningkat dan semakin kompleks pula. Oleh karenanya, para pelaku bisnis akan melakukan berbagai daya dan upaya agar perusahaan dapat lebih fleksibel terhadap pasar dan dapat menghasilkan produk yang profitable dengan tetap memperhatikan kepuasan konsumen. Pada perusahaan manufaktur ataupun jasa, informasi akuntansi sangat dibutuhkan karena informasi tersebut digunakan untuk menentukan harga pokok produk atau harga pokok jasa. Oleh karena itu, informasi akuntansi tersebut harus akurat sehingga manajemen dapat mengambil keputusan dengan tepat. Dalam menentukan harga pokok, manajemen dapat menggunakan dengan dua metode dalam perhitungannya yaitu system akuntansi tradisional (konvensional) dan activity based costing. Harga pokok mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual produk. Penetapan biaya yang lebih tepat akan menghasilkan harga pokok produksi/jasa yang lebih akurat. Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar serius menangani harga pokok produksinya. Dalam menentukan harga pokok, manajemen dapat menggunakan dua metode dalam perhitungannya yaitu system akuntansi tradisional (konvensional) atau dengan menggunakan activity based costing system (ABC System). Penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem akuntansi tradisional (konvensional) dilakukan dengan menjumlahkan unsur-unsur biaya produksi yaitu biaya tetap, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya tetap dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan pada setiap jenis produk, sedangkan biaya overhead dibebankan dengan menggunakan cost driver yang berdasarkan unit. Cost driver yang 1 AKUNTANSI MANAJEMEN

Upload: octa-tianz

Post on 27-Oct-2015

139 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Bab. IPendahuluan

Pada era modern dimana kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang lebih maju turut mendorong perkembangan industri dan juga mempengaruhi pola perilaku masyarakat. Sebagai akibatnya, kompetisi dalam dunia usaha semakin meningkat dan semakin kompleks pula. Oleh karenanya, para pelaku bisnis akan melakukan berbagai daya dan upaya agar perusahaan dapat lebih fleksibel terhadap pasar dan dapat menghasilkan produk yang profitable dengan tetap memperhatikan kepuasan konsumen.

Pada perusahaan manufaktur ataupun jasa, informasi akuntansi sangat dibutuhkan karena informasi tersebut digunakan untuk menentukan harga pokok produk atau harga pokok jasa. Oleh karena itu, informasi akuntansi tersebut harus akurat sehingga manajemen dapat mengambil keputusan dengan tepat. Dalam menentukan harga pokok, manajemen dapat menggunakan dengan dua metode dalam perhitungannya yaitu system akuntansi tradisional (konvensional) dan activity based costing.

Harga pokok mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual produk. Penetapan biaya yang lebih tepat akan menghasilkan harga pokok produksi/jasa yang lebih akurat. Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar serius menangani harga pokok produksinya. Dalam menentukan harga pokok, manajemen dapat menggunakan dua metode dalam perhitungannya yaitu system akuntansi tradisional (konvensional) atau dengan menggunakan activity based costing system (ABC System).

Penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem akuntansi tradisional (konvensional) dilakukan dengan menjumlahkan unsur-unsur biaya produksi yaitu biaya tetap, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya tetap dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan pada setiap jenis produk, sedangkan biaya overhead dibebankan dengan menggunakan cost driver yang berdasarkan unit. Cost driver yang digunakan dalam akuntansi tradisional (konvensional) membebankan biaya overhead pada produk melalui penggunaan tarif overhead. Rumus untuk menentukan tarif biaya overhead adalah membagi antara taksiran jumlah biaya overhead dengan taksiran jumlah dasar unit-unit (Henry Simamora, 1999:62).

Sistem akuntansi tradisional mempunyai beberapa kelemahan sehingga masih kurang memberikan gambaran yang tepat dan akurat dalam perhitungannya. Kelemahan tersebut antara lain (Carter dan Milton:2006:500) :

1. Sedikitnya jumlah tempat penampungan biaya.2. Kurangnya kehati-hatian dalam membentuk dan menentukan tempat

penampungan biaya.3. Masih merupakan sistem perhitungan satu atau dua tahap.

1 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 2: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Dengan menggunakan system akuntansi konvensional, produk yang dihasilkan tidak dapat mencerminkan biaya sebenarnya yang diserap untuk menghasilkan suatu produk. Sehingga peluang untuk terjadinya under costing atau over costing sangat besar.

Hal inilah yang mendasari dikembangkannya konsep activity based costing system (ABC System). Metode Activity Based Costing (ABC) adalah suatu metode perhitungan yang sederhana untuk menentukan harga pokok produk/jasa dengan dasar bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya itu timbul, bukan dari produk dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas. Dalam Activity Based Costing (ABC), biaya-biaya tidak dapat langsung dapat ditentukan melalui aktivitas yang dilaluinya dan biaya untuk masing-masing aktivitas tesebut kemudian dibebankan produk atas dasar konsumsi yang masing-masing produk pada aktivitas. Sehingga dengan metode Activity Based Costing dapat menyajikan informasi harga pokok produk/jasa secara cermat dan akurat bagi kepentingan manajemen.

2 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 3: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Bab IIKlasifikasi Biaya, Unit Cost, dan Harga Pokok Produksi

2.1 Klasifikasi BiayaMenurut Hansen dan Mowen (2006:50), biaya dikelompokkan ke dalam

dua kategori fungsional utama, antara lain :1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan

pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai : a) Bahan baku langsung, adalah bahan yang dapat di telusuri ke barang

atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan langsung ini dapat dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Bahan yang menjadi bagian produk berwujud atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung.

b) Tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa.

c) Overhead. Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam kategori biaya overhead. Kategori biaya overhead memuat berbagai item yang luas. Banyak input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat produk. Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari produk jadi umumnya dimasukkan dalam kategori overhead sebagai jenis khusus dari bahan tidak langsung. Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Biaya penelusuran menjadi lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari peningkatan keakuratan. Biaya lembur tenaga kerja langsung biasanya dibebankan ke overhead. Dasar pemikirannya adalah bahwa tidak semua operasi produksi tertentu secara khusus dapat diidentifikasi sebagai penyebab lembur. Oleh sebab itu, biaya lembur adalah hal yang umum bagi semua operasi produksi, dan merupakan biaya manufaktur tidak langsung.

2. Biaya nonproduksi (non-manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Terdapat dua kategori biaya nonproduksi yang lazim, antara lain :

a) Biaya penjualan atau pemasaran, adalah biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa.

b) Biaya administrasi, merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran ataupun produksi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa berbagai aktivitas

3 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 4: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi.

2.2 Harga Pokok ProduksiMenurut Soemarso S.R (2004), biaya yang telah diselesaikan selama

suatu periode disebut harga pokok produksi barang selesai (cost of good manufactured) atau disingkat dengan harga pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode.Beberapa tujuan dari penentuan harga pokok produksi adalah :

1. Untuk mengetahui berapa besarnya biaya yang dikorbankan dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dipakai dan dijual

2. Sebagai dasar untuk menilai efisiensi perusahaan3. Sebagai dasar penilaian bagi penyusunan neraca menyangkut

penilaian terhadap aktiva4. Sebagai dasar untuk menetapkan harga penawaran atau harga jual

kepada konsumen5. Menentukan nilai persediaan dalam neraca, yaitu harga pokok

persediaan jadi dan produk dalam proses pada akhir periode6. Untuk menghitung harga pokok produksi dalam laporan rugi-laba

perusahaan7. Pengawasan terhada efisiensi biaya, terutama biaya produksi8. Sebagai dasar pengambilan keputusan

2.3 Unit CostSecara sederhana unit cost dapat diartikan sebagai biaya per unit

produksi atau biaya dari setiap pelayanan di rumah sakit. Menurut Hansen&Mowen (2005), pengertian unit cost adalah hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk/jasa yang dihasilkan. Penentuan unit cost dalam analisis biaya diperlukan untuk mengetahui besarnya biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk baik berupa barang ataupun jasa, disamping tujuan lainnya seperti menilai efisiensi dalam anggaran (Supriyanto,2000).

Unit Cost (UC) = Total Biaya - Jumlah Produk atau jasaYang dimaksud biaya total adalah jumlah total biaya tetap (fixed cost) dan

total biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Contoh gaji pegawai yang tidak berubah walaupun pasien yang dilayani bertambah. Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh bahan habis pakai akan berubah mengikut jumlah pasien rumah sakit yang dilayani.

4 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 5: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Bab IIISistem Akuntansi Tradisional (Konvensional) dan Activity

Based Costing (ABC) System

3.1 Sistem Akuntansi Tradisional (Konvensional)

Pada sistem akuntansi biaya konvensional, biasanya seluruh biaya tidak langsung akan dikumpulkan dalam satu pengelompokan biaya (cost pool), kemudian seluruh total biaya tersebut dialokasikan dengan satu dasar pengalokasian (cost allocation based) kepada suatu objek biaya. Pemilihan dasar pengalokasian biasanya berdasarkan hubungan sebab akibat yang paling mewakili sebagian besar biaya tidak langsung.

Dalam sistem akuntansi biaya konvensional istilah pemicu biaya ini dikenal sebagai basis alokasi (allocation bases) seperti jumlah jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan langsung, jumlah jam mesin dan jumlah unit yang dihasilkan. Semua basis alokasi ini merupakan pemicu biaya yang hanya berhubungan dengan volume atau tingkat produksi (volume related bases or unit level cost drivers) yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik.

Gambar 3.1 Traditional Cost System

5 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 6: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Menurut Cooper dan Kaplan (2005), kelemahan dari system konvensional ini antara lain:

1. Hanya menggunakan jam kerja untuk mengalokasikan biaya overhead dari pusat biaya (cost pool) kr produk atau jasa.

2. Hanya menggunakan dasar alokasi yang volume related untuk mengalokasikan biaya overhead dari cost pool pada produk atau jasa.

3. Cost pool yang terlalu besar dan termasuk mesin-mesin mempunyai struktur biaya overheda yang sangat berbeda

4. Biaya dari pemasaran dan penyerahan produk dan jasa sangat berbeda diantara saluran distribusi

Sedangkan Kelebihan dari system konvensional adalah:1. Mudah diterapkan dan cenderung simple2. Memudahkan manager untuk melakukan perhitungan karena tidak

banyak menggunakan dasar pembebanan (Cost driver) dalam pengalokasian biaya overhead.

3. Mudah diaudit karena cost driver yang digunak sedikit, biaya overhead dialokasikan berdasarkan volume based measure

Dan Kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional yang lain :a. Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya

pada tahap produksi.b. Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja

langsung atau hanya dengan volume produksi.c. Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi

biaya overhead yang berbeda beda.

Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan menjual produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:

a) Facility sustaining activity cost --- biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji pegawai kunci

b) Product sustaining activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk

c) Bacth activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi. Misal biaya setup mesin.

d) Unit level activity cost ---- biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan. Misal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

Contoh Perhitungan

6 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 7: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Sebuah perusahaan konveksi menggunakan kendaraan forklift pada dua departemennya. Departemen yang pertama adalah Penerimaan, dimana bahan baku berupa gulungan kain dibongkar dari container untuk disimpan di dalam gudang, untuk selanjutnya akan dimasukkan dalam ruang pemotongan. Departemen kedua adalah Pengiriman dimana celana yang telah jadi di pack dalam carton box untuk selanjutnya di kirim ke warehouse. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan forklift tersebut sebagai berikut:

Forklift costs:Operator salariesMaintenanceDepreciation expenseOtherTotal forklift costsAll other overheadTotal overhead for the factory

$ 80,0008,0007,5002,500$ 98,0001,400,000$1,498,000

Perusahaan memiliki dua lini produk, yaitu Jeans dan Casual slacks. Operasional data untuk suatu periode adalah sebagai berikut.

Jeans Casual Slacks TotalUnits producedDirect labor hoursRolls of fabricCartons shipped

420,00070,0001,75052,500

200,00040,00064020,000

620,000110,0002,39072,500

Dengan menggunakan sistem konvensional, biaya pemakaian forklift menerima secara penuh biaya overhead cost untuk pabrik (listrik, pajak bangunan, gaji petugas front office, dan sebagainya. Selanjutnya dialokasikan ke produk berdasarkan jam kerja langsung (direct labor hour).

Total overhead costsQuantity of allocation base (direct labor hours)Overhead rate per direct labor hour

of which the following is due to forklift costs:Forklift overheadQuantity of allocation base (direct labor hours)Overhead rate for forklift costs per direct labor hour

$ 1,498,000÷ 110,000$ 13.62

$ 98,000÷ 110,000$ 0.8909

Dengan demikian, biaya overhead atas forklift yang dibebankan ke produk menurut system konvensional :

Jeans SlacksOverhead rateQuantity of allocation base (direct labor hours)Forklift costs allocatedUnits producedApproximate cost per unit

$ 0.8909x 70,000$ 62,363420,000$0.15

$ 0.8909x 40,000$ 35,636200,000$0.18

7 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 8: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Total keseluruhan biaya overhead untuk forklift yang dialokasikan adalah $62,363 + $35,636 = $97,999 ( sama dengan $ 98,000; selisih rounding).

Untuk selanjutnya, kemungkinan akan timbul pertanyaan dari Manajer Produksi Slacks, mengapa cost per unit untuk departemen Slacks lebih tinggi daripada departemen Jeans, walaupun departemennye mengolah Roll lebih sedikit daripada departemen Jeans? Jawabannya adalah karena departemen Slacks menggunakan Jam Kerja yang lebih banyak (dengan membandingkan jumlah unit yang diproduksi). Penjelasan seperti ini akan terdengar tidak fair dan tidak memuaskan bagi manager produksi departemen Slacks. Hal inilah salah satu kelemahan dari system konvensional.

8 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 9: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

3.2 Activity Based Costing (ABC) System

Hongren (2008) mendefinisikan ABC sebagai berikut : “ABC (Activity Based Costing) sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.”

Konsep sistem Activity based Costing merupakan alternatif solusi yang ditempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan informasi akuntansi yang relevan dalam keragaman kondisi dan sistem ABC ini menurut harapan, dapat diterapkan pada Hotel Coklat tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi manajemen perusahaan. Manajemen memerlukan informasi untuk memungkinkan mereka melakukan pengelolahan terhadap berbagai aktivitas dalam menghasilkan cost object. Oleh karena itu manajemen harus mampu mengelola sumber daya dengan melakukan perancangan kembali sistem akuntansi manajemen yang mampu mencerminkan sumber daya dalam aktivitas produk/jasa.

Penggunaan sistem ABC dalam melakukan perhitungan biaya akan dapat mendefenisikan proses secara rinci, antara lain:

1. Mengidentifikasi biaya per unit dari berbagai jasa dan produk2. Mengidentifikasi bagian/section kritis pada inline proses (yang sangat

mempengaruhi peningkatan cost)3. Mengidentifikasi integrasi proses secara utuh (Keseimbangan pada

seluruh lini prosesnya)Suatu keuntungan yang utama dalam menggunakan ABC adalah sistem

ini akan dapat mengendalikan atau memperkecil penyimpangan dalam penetapan biaya produk sebagai akibat dari alokasi yang tidak tidak tepat (sewenang-wenang) terhadap biaya tak langsung. Hal inilah yang merupakan perbedaan dari perhitungan biaya tradisional (Gambar 3.2).

9 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 10: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Gambar 3.2 Perbandingan Metode Tradisional vs ABC

Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:

1. Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective

2. Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.

3. Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy

Tabel berikut menggambarkan mitos dan realita terkait ABC System dalam perkembangannya.

10 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 11: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Tabel 3.2 Mitos vs Realita ABC System

Cost Pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang bersama dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool digunakan untuk mempermudah manajemen dalam membebankan biaya-biaya yang timbul. Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki korelasi positif antara cost driver dengan biaya aktivitas. Tiap-tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya tersebut. Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan hubungan sebab-akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan.

Cost driver atau pemicu biaya digunakan untuk membebankan biaya aktivitas kepada output yang secara struktural berbeda dengan yang digunakan dalam sistem biaya konvensional. Atau faktor-faktor penyebab yang menjelaskan konsumsi overhead. Cost driver merupakan dasar yang digunakan untuk membebankan biaya yang terkumpul pada cost pool kepada produk.

Pembebanan dua tahap dalam ABC ,Pembebanan Biaya Overhead pada Activity-Based Costing

Pada Activity-Based Costing meskipun pembebanan biaya-biaya overhad pabrik dan produk juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya tradisional, tetapi pusat biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar pembebanan

11 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 12: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

dari pusat biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan akuntansi biaya tradisional (cooper, 1991:269-270).Activity-Based costing menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional.Sebelum sampai pada prosedure pembebanan dua tahap dalam Activity-Based Costing perlu dipahami hal-hal sebagai berikut:

1. Cost Driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya. Cost Driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.

2. Rasio Konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.

3. Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari overhead yang variasi biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk dapat disebut suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.

Konsep ABC System, bahwa biaya produk ditimbulkan oleh aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas yang tidak berkaitan dengan volume produk. BOP merupakan biaya yang akan diatribusikan kepada produk berdasarkan pemicu biaya (cost drivers), bukan berdasarkan volume produk.

1. Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit

12 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 13: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Aktivitas berlevel unit (unit-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Sebagai contoh tenaga langsung, jam mesin, dan jam listrik (energi) digunakan setiap saat satu unit produk dihasilkan.

2. Aktivitas-aktivitas Berlevel Batch

Aktivitas-aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi.

3. Aktivitas-aktivitas Berlevel Produk

Aktivitas-aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses, spesifikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk.

4. Aktivitas Berlevel Fasilitas

Aktivitas berlevel fasilitas adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Contoh aktivitas ini mencakup misalnya : manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan, keamanan, pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan (PBB), serta depresiasi pabrik.

Tahapan-tahapan dalam mengimplementasikan Activity Based Costing (ABC) System:

1. Mengidentifikasi cost object2. Mengidentifikasi biaya langsung (direct cost) yang terkait dengan cost

object3. Mengidentifikasi biaya overhead

13 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 14: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

4. Menentukan basis alokasi biaya5. Menentukan tariff biaya overhead per unit untuk pengalokasian biaya

overhead ke cost object

Contoh Perhitungan.

Dengan menggunakan data pada metode konvensional di atas, maka perusahaan harus menentukan terlebih dahulu dasar alokasi biayanya. Misalnya,

14 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 15: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

pada suatu studi menghasilkan informasi bahwa 70% penggunaan forklift pada departemen Pengiriman, dan 30% pada departemen Penerimaan. Dengan demikian, perhitungan alokasinya adalah sebagai berikut:

Alokasi tahap pertama:

Dept. Penerimaan = 30% x $98,000 = $29,400

Dept. Pengiriman = 70% x $98,000 = $68,600

Dari dasar alokasi di atas, dapat dilakukan perhitungan alokasi selanjutnya (alokasi tahap kedua).

Receiving ShippingTotal costsQuantity of allocation baseOverhead rate

Allocation to JeansOverhead rateQuantity of allocation base

Allocation to SlacksOverhead rateQuantity of allocation base

$29,400÷ 2,390 rolls$12.30 per roll

$12.30 per rollx 1,750 rolls$21,525

$12.30 per rollx 640 rolls$7,872

$68,600÷ 72,500 cartons$0.946 per carton

$0.946 per cartonx 52,500 cartons$49,665

$0.946 per cartonx 20,000 cartons$18,920

Total biaya forklift yang dibebankan ke masing-masing produk:

Jeans Slacks TotalFrom Receiving $21,525 $ 7,872 $29,397From Shipping 49,665 18,920 68,585Total $71,190 $26,792 $97,982Units Produced 420,000 200,000Approximate Cost per unit $0.17 $0.13

Total biaya $97,982, original cost $98,000 (selisih merupakan rounding)

Alokasi tahap pertama memungkinkan tahap kedua untuk mengalokasikan biaya forklift untuk produk yang menggunakan gulungan kain sebagai dasar alokasi pada departemen Penerimaan, dan karton celana sebagai dasar alokasi dalam Pengiriman. Karena tidak ada gulungan kain di departemen Pengiriman, dan tidak ada karton di departemen Penerimaan, tanpa alokasi tahap pertama, tidak akan ada pilihan yang jelas dari dasar alokasi yang akan menangkap hubungan sebab-akibat antara biaya mengoperasikan forklift, dan pemanfaatan sumber daya forklift oleh masing-masing produk di dua departemen.

15 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 16: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

Keberhasilan penerapan ABC biasanya membutuhkan partisipasi manajer dari fungsi non-akuntansi, seperti produksi dan pemasaran. Karena ABC berfokus pada kegiatan, dan kegiatan sering memotong seluruh departemen dan area fungsional, menerapkan ABC dapat meningkatkan jalur komunikasi dan kerjasama dalam perusahaan. Di sisi lain, alokasi biaya yang lebih akurat tidak, dengan sendirinya, mengurangi biaya. Langkah awal dari sistem biaya tradisional untuk ABC biasanya pergerakan biaya overhead dari beberapa produk ke produk lain, dengan beberapa manajer "menang" dan beberapa "kalah." Implementasi ABC telah menjadi produk konsultasi penting bagi perusahaan akuntansi dan bagi banyak perusahaan konsultan. Meskipun ABC harus menyediakan perusahaan informasi yang lebih akurat, itu bukan obat mujarab, beberapa perusahaan yang menginvestasikan waktu dan uang menerapkan ABC tidak menyadari manfaat yang mereka harapkan. Beberapa perusahaan telah kembali ke sederhana, sistem biaya lebih tradisional.

16 AKUNTANSI MANAJEMEN

Page 17: Pengertian ABC

S T I E S I A S U R A B A Y A

BAB VIPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.

Kelemahan Akuntansi Biaya Tradisional secara umum yaitu banyak hal-hal yang tidak diberitahukan oleh sistem akuntansi biaya tradisional kepada manajemen. Akuntansi biaya tradisional memberi sedikit ide kepada manajemen pada saat harus mengurangi pengeluaran pada waktu yang mendesak. Sistem tersebut hanya memberikan laporan manajemen dengan menunjukkan dimana biaya dikeluarkan dan tidak ada indikasi apa-apa yang menimbulkan biaya.

Adapun Keunggulan ABC yaitu:A. Suatu pengkajian  ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka

harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus pada mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manufakturing, yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki mutu dan mengurangi biaya.

B. ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan.  C. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran

kompetitif yang lebih wajar. D. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan

analisis yang lebih akurat mengenai volume, yang 21dilakukan untuk mencari break even atas produk yang bervolume rendah.

E. Melalui analisis data biaya  dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufakturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.

17 AKUNTANSI MANAJEMEN