skripsi 2
DESCRIPTION
okTRANSCRIPT
PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT DENGAN TERHADAP HASILLEMPAR LEMBING SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PANGEAN
KABUPATEN KUANSING
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Strata Satu (S1) Sarjana Studi Penjaskesrek
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
OLEHTENGKU AHMAD FARID
Npm.096611996
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAUPEKANBARU
2016
1
KATA PENGANTAR
.
Syukur kepada-Mu, ALLAH yang maha kasih atas rahmat, karunia dan
Ridho-Mu sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ¡ni sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Olahraga pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau.
Peneliti menyadari tentunya masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Dengan keterbatasan kemampuan dan cakrawala berfikir
peneliti serta keterbatasan waktu dan kesempatan. akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul: Pengaruh Latihan Kekualan Otot Lengan dan
Bahu terhadap Hasil Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean
Kabupaten Kuansing.
Dalam penulisan ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan
dan petunjuk. Dorongan dan motivasi secara Iangsung maupun tidak langsung.
Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tutus
kepada:
1. Bapak Bapak Drs. Zulrafli, M.Pd selaku Ketua Program Studi Penjaskesrek
dan PembimbingUtama yang telah banyak membantu, mengarahkan dan
membimbing dalam penyelesaian skripsi ¡ni.
i
ii
2. Bapak Kamarudin. S.Pd, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Penjaskesrek dan
Pembimbing Pendamping yang juga telah banyak membantu, mengarahkan
dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Tim penguji skripsi yang telah memberikan arahan dan masukan untuk
kebaikan skripsi ¡ni.
4. Rekan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau.
5. Bapak/Ibu Dosen dan karyawan/ti Tata Usaha di FKIP Universitas Islam
Riau yang lelah membimbing dan mengajarkan ilmu dan membantu segala
administrasi selama perkuliahan.
6. Kepala sekolah, guru dan siswa SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten
Kuansing yang telah mengizinkan dan bersedia membantu dalam
pengambilan data untuk penulisan skripsi ini.
7. Teristemewa Ayahanda dan ibunda beserta keluarga tercinta, terima kasih
atas do’a dan dukungan yang diberikan kepada peneliti.
8. Terima kasih untuk teman-teman angkatan 2009 serta rekan-rekan kampus
yang tidak bias disebutkan satu persatu.
Akhir kata. semoga Tuhan Yang Maha Kasih dan Penyayang memberikan
rahmat berlipat ganda atas jasa-jasa mereka yang telah membantu peneliti dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. amin...
Pekanbaru, Maret 2016
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. ldentiflkasi Masalah........................................................................................4
C. Pembatasan Masalah......................................................................................4
D. Perumusan Masalah........................................................................................5
E. Tujuan Penelitian............................................................................................5
F. Manfaat Penelitian..........................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................7
A. Landasan Teori...............................................................................................7
1. Hakekat Latihan Kekuatan Otot Lengan.............................................7
2. Lempar Lembing.................................................................................12
B. Kerangka Pemikiran.......................................................................................18
C. Hipotesis Penelitian........................................................................................19
BAB III MITODOLOGI PENELITIAN........................................................20
A. Jenis Penelitian...............................................................................................20
B. Populasi Dan Sampel Penelitian.....................................................................21
C. Delinisi Operasional Penelitian......................................................................22
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang wajib bagi setiap orang dalam menuntut
kehidupannya. Pendidikan akan menjadi setiap orang untuk hidup lebih
berkualitas.
Pendidikan diperoleh setiap orang mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, baik secara formal maupun non formal dan lingkungan masyarakat.
Setiap orang juga dapat memperoleh pendidikan dan berbagai aspek kehidupan,
salah satunya melalui kegiatan olahraga.
Kegiatan olahraga merupakan aktivitas fisik yang dapat mengembangkan
potensi setiap orang. Kegiatan olahraga juga memberikan unsur pendidikan yang
dipelajari pada tingkat sekolah melalui mata pelajaran pendidikan jasmani.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional pasal 1 ayat 11 menyatakan, bahwa “Olahraga pendidikan
adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,
kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani”. Berarti, olahraga
pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan pada
tingkat sekolah untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, baik dan
kognitif, afektif, psikomotor dan kesehatan tubuh. .
1
2
Pendidkan jasmani dan olahraga merupakan bagian dan pendidikan yang
diajarkan pada siswa di sekolah sesuai kurikulurn pendidikan. Tujuan pendidikan
Jasmani dan olahraga adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh
siswa. Siswa yang sehat akan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga akan berdampak hasil belajarnya. Hasil belajar yang baik diperoleh
siswa, maka tujuan pembelajaran telah tercapai. Salah satu materi yang termasuk
pada pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah yaitu olahraga atletik.
Olahraga atletik merupakan induk dan olahraga, Dimana dalam atletik
terdapat unsur gerak dasar setiap aktivitas olahraga, diantaranya jalan, Iari,
lompat, lempar, tolak dan tangkap. Olahraga atletik terdiri dan nomor jalan, lari,
lompat, lempar dan tolak. Pada nomor lempar salah satunya lempar lembing
termasuk materi yang diajarkan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani..
Olahraga lempar lembing adalah salah satu olahraga dalam atletik yang menguji
keandalan atlet dalam melemparkan objek berbentuk lembing sejauh mungkin.
Untuk menghasilkan lemparan lembing selain dibutuhkan penguasan
teknik lempar, juga dibutuhkan kekuatan otot lengan. Kekuatan otot lengan
merupakan kemampuan otot lengan dalam melakukan tugas/beban kerja secara
maksimal. Kekuatan otot lengan yang maksimal akan mendukung hasil jarak
lemparan yang jauh. Untuk memperoleh kekuatan otot lengan yang maksimal agar
lemparan lembingjauh dibutuhkan latihan kekuatan otot lengan.
Latihan kekuatan otot lengan merupakan latihan yang merangsang
peningkatan kekuatan otot lengan untuk lebih maksimal dalam melakukan beban
kerja. Bentuk latihan kekuatan otot lengan yang diterapkan dapat berupa push up,
3
pull up, dan latihan beban dengan menggunakan barbell, dumbbell, serta lainnya.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, latihan kekuatan otot lengan
dilaksanakan harus terprogram, teratur dan berkelanjutan.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pangean Kabupaten Kuansing saat pembelajaran lempar lembing. Terlihat
kemampuan siswa dalam melakukan lempar lembing belum mencapai standar
ketuntasan belajar. Teknik lemparan yang dilakukan siswa tidak sesuai dengan
teknik lempar lembing. Pada saat melempar lembing, siswa tidak memberikan
dorongan saat melepas lembing, tangan bengkok dan tubuh tidak seimbang.
Kekuatan otot lengan siswa kurang maksimal, sehingga jarak hasil lemparan tidak
jauh.
Guru hanya memberikan pengarahan secara global dan kurang
mempraktekan gerakan lempar lembing. Guru kurang melakukan koreksian pada
masing-masing siswa, sehingga siswa kurang mengetahui kesalahan dan
perbaikan melakukan lemparan lembing. Ditambah lagi ketersediaan sarana
prasarana lempar lembing yang ada di sekolah kurang memadai yaitu 5 buah dan
ada kondisinya yang kurang baik/layak digunakan. Gurupun tidak mengadakan
modifikasi lembing supaya masing-masing siswa memegang satu lembing pada
saat pembelajaran. Dari beberapa gejala masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka peneliti tertarik penelitian dengan judul “Pengaruh latihan kekuatan otot
lengan. terhadap hasil lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean
Kabupaten Kuansing.
4
B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, maka
peneliti mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kemampuan kekuatan otot lengan siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing?
2. Bagaimanakah kemampuan lempar lembing siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing?
3. Apakah latihan kekuatan otot lengan berpengaruh terhadap basil lempar
lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing?
4. Apakah metoda pembelajaran guru berpengaruh terhadap hasil lempar
lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing?
5. Bagairnanakah ketersediaan sarana prasarana lempar lembing di SMP
Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing?
C. Pembatasan Masalah Penelitian
Mengingat 1uasrya permasalahan yang diungkapkan sefla terbatasnya
waktu, kemampuan serta dana maka peneliti membatasi permasalahan
dalam penelitian ini pada pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap
hasil lempar lembirig siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten
Kuansing.
5
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah, penelitian dirumuskan sebagai
berikut bagaimana pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap hasil
lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten
Kuansing.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan kekuatan otot
lengan terhadap hasil lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean
Kabupaten Kuansing.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini nantinya di harapkan dapat berguna bagi semua pihak antara
lain:
1. Siswa lebih memahami dan mengetahui tentang teknilc dasar lempar
lembing.
2. Guru diharapkan memberilcan metoda yang bervariasi dalam menyajikan
materi pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.
3. Sekolah diharapkan memperhatikan ketersediaan sarana prasarana
pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
4. Fakultas, mcnambah ilmu pengetahuan mahasiswa tentang olahraga atletik
khususnya lempar lembing
5. Peneliti, sebagai salah satu persyaratan guna rnemperoleh gelar strata satu
6
1. (Si) sarjana pendidikan olahraga di FKIP UIR Pekanbaru.
2. Peneliti berikutnya, untuk referensi penelitian yang relevan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Latihan Kekuatan Otot Lengan
a. Hakikat Kekuatan Otot Lengan
Latihan merupakan suatu kegiatan yang dilakuiçan secara
berulang-ulang. Rothig dalam Syafruddin (2011: 29) mengemukakan
bahwa “Latihan adalah suatu proses pengolahan atau penerapan maten
latihan seperti keterampilan keterampilan gerakan dalam bentuk
pelaksanaan yang berulang-ulang dan melalui tuntutan yang
bervariasi”. Latihan olahraga dilakukan bukan saja untuk
mengembangkan keterampilan gerak (motorik), tetapi juga suatu
proses pendidikan dalam mengembangkan aspek kognitif.
Kekuatan salah satu faktor mutlak dalam mengangkat dan
menahan suatu beban kerja tubuh. Kata kekuatan didefinisikan oleh
beberapa ahli seperti yang diungkapkan Sajoto (1996: 8) yang
rnenerangkan kekuatan (strength) adalah “Kemampuan kondisi fisik
seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk
menerima beban sewaktu bekerja”. Kekuatan merupakan suatu
konponen fisik yang muncul dan kontraksi otot. Irawadi (2011:48)
mengemukakan, hahwa “kekuatan diartikan kemampuan dalam
menggunakan gaya dalam bentuk mengangkat atau menahan suatu
beban”. Bompa dalam Irawadi (2011: 48) mengemukakan, “kekuatan
8
sebagai kemampuan otot dan saraf untuk mengatasi beban internal dan
eksternal”.
Ianto (2006: 35) mengemukakan, bahwa “kekuatan otot adalah
kemampuan sekelompok otot melawan beban dalam satu usaha,
misalnya kemampuan otot lengan mengangkat kursi”. Kravits (2001:
6) mengungkapkan bahwa “Kekuatan otot merupakan kemampuan
otot-otot untuk menggunakan tenaga maksimal atau mendekati
maksimal, untuk mengangkat beban. Otot-otot yang kuat dapat
melindungi persendian yang dikelilinginya dan mengurangi
kemungkinan terjadinya cedera karena aktivitas fisik”.
Berdasarkan kutipan di atas, disimpulkan bahwa latihan
kekuatan otot lengan merupakan suatu latihan gerak yang dilakukan
secara berulang-ulang dalam rangka merangsang kemampuan
sekelompok otot pada lengan tubuh untuk lebih kuat mengangkat dan
menahan beban. Berarti latihan kekuatan otot lengan dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan agar mampu
bekerja secara maksimal dalam mengangkat atau menahan suatu
beban yang diberikan, baik secara internal maupun eksternal.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Otot Lengan
Otot berkontraksi untuk melakukan suatu gerak. Faktor yang
mempengaruhi kekuatan otot lengan sama halnya dengan kekuatan
otot tubuh sevara umumnya. Irawadi (2011: 51) mengemukakan unjuk
kerja yang berhubungan dengan kekuatan dipengaruhi oleh :
9
“1) Koordinasi intermuskular, merupakan interaksi beberapa kelompok otot sewaktu melakukan aktivitas. otot-otot yang bekerja secara terkoordinasi akan menghasilkan kekuatan maksimal, akan tetapi sering terjadi koordinasi yang tidaka baik antara masing-masing kelompo otot sehingga unjuk kerja tidak maksimal. 2)Koordinasi intramuskular, dimana kekuatan (hasil gaya) tergantung pada fungsi saraf otot yang terlibat dalam pelaksanaan tugas aktivitas fisik. Artinya semakin banyak serabut otot dalam suatu aktivitas maka semakin besar kekuatan yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya. 3)Reaksi otot terhadap rangsangan saraf, otot akan memberikan reaksi terhadap rangsangan latihan sebesar 30% dañ potensi yang dimiliki otot yang bersangkutan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (peningkatan kekuatan), maka tingkat intensitas rangsangan dalam latihan harus lebih tinggi. 4)Sudüt sendi, beberapa penemuan mengatakan, bahwa kekuatan maksimum akan dicapai apabila sendi yang terlibat sant aktivitas berada pada keadaan yang benar-benar lurus atau mendekati keadaan itu. Efisiensi otot yang lebih tinggi apabila sendi ditekuk antara 90-100 derajat.otot akan berkontraksi searah dengan gerakan apabila sendi ditekuk 90% derajat”.
Berdasarkan kutipan di atas, kekuatan otot lengan dipengaruhi oleh
sekelompok otot lengan, fungsi saraf otot lengan, sudut sendi otot
lengan dan rangsangan saraf dalam menggerakan otot.
Mukholid (2004:3) juga mengemukakan faktor yang
mempengaruhi kekuatan otot lengan antara lain:
“l) Makanan yang cukup dan bergizi, fungsi makanan bagi tubuh adalah untuk mendapatkan tenaga, zat-zat pembangun sel tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, dan untuk menjamin kelancaran segala macam proses yang terjadi dalam tubuh. Dengan demikian, makanan bergizi akan sangat berpengaruh terhadap kebugaran jasmani seseorang. 2) Kebiasaan hidup sehat, kebiasaan hidup yang teratur sehat dan dikerjakan secara kontinyu alcan dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang. Kebiasaan seperti pekerjaan sehari-hari seperti makan, minum, dan lain-lain. 3)Latihan olahraga atau latihan jasmani, salah satu meningkatkan kebugaran jasmani adalah melalui latihan jasmani atau olahraga secara teratur dan kontinyu. Seperti dengan melakukan lan pagi (jogging). senam, dan lain-lain”.
Berdasarkan kutipan di atas, makanan, pola hidup dan aktivitas juga dapat mempengaruhi kekuatan otot lengan.
10
c. Latihan Kekuatan Otot Lengan
Untuk memperoleh kekuatan otot yang maksimal dibutuhkan
latihan. Irawadi (2011: 55) menyatakan “Bentuk latihan kekuatan
pada umumnya selalu menggunakan beban, baik beban sendiri
maupun beban dan luar. beban tubuh sendiri, bias berupa push-up, sit-
up, pull-up, back-up dli. beban luar berupa dumbbells, barbells, tau,
bola kesehatan, dli”. lanto (2006: 35) Pembebanan untuk latihan
kekuatan dan daya tahan otot dibedakan menjadi 2 macam yaitu
“l)beban berat badan sendiri, sit-up untuk menguatkan otot penit,
chin-up untuk otot lengan, back-up untuk otot punggung, dli)”.
Kravitz (2001: 9) mengemukakan bentuk latihan kekuatan otot lengan
antara lain “push up yang biasa! modifikasinya, push up dengan j arak
lengan yang lebar, pike push up, DIP dan Chest Elbow Squeeze”.
Untuk jelasnya tertera pada gambar berikut ini:
Push Up Pike Push Up
Push Up dengan jarak lebar
Chest! Elbow Squeeze
Gambar I. Latihan Kekuatan Otot Lengan
Sumber: Kravitz (2001: 39)
11
Kekuatan otot lengan juga dapat dilatth dengan metode weight training
(latihan beban), Kosasih (1985: 49) definisikan “Weight training ialah latihan
yang sistematis dimana beban hanya digunakan untuk rnenambah tahanan
terhadap kontraksi otot dengan tujuan tertentu”. Berikut ini adalah beberapa
gerakan latihan kekuatan otot lengan dengan mcnggunakan beban yaitu:
1.Overhead Triceps Extensions 2.Close grip press 3.Lying Overhead extenstions
4.Dips
5.Chin ups 6.Close Grip Chin Ups 7.Cable Pulls 8.Dumbbell Shrugs
9.Single Arm Row 10.Barbell Row 11.T.Bar Row 12.Barbell Deadlifts
Gambar 2. Latihan Kekuatan Otot Lengan Dengan Menggunakan Alat
Sumber: Kosasih (1985: 229)
Keterangan Gambar:
1) Overhead Triceps Extensions: Gerakan mengangkat beban dengan dua
tangan. posisikan dumbbell diatas kepala dan mengaräh ke belãkaiig.
2) Close grip bench press: Gerakan mengangkat beban dengan posisi tidur
sejajar dengan bangku bench press. Posisi lengan lurus di depan dada.
3) Lying overhead extension: Gerakan rnengangkat beban dengan posisi tidur
sejajar dengan bangku benr.h press. Posisi lengan terbalik dan angkat sampai
lúrus di depan dada.
4) Dips: Gerakan menggantung mengangkat tubuh ke atas hanya dengan
menggunakan kekuatan otot lengan tanpa dorongan dan kaki.
5) Chin ups: Gerakan menggantung mengangkat tubuh dengan posisi lengan ke
atas. Perbedaan dengan gerakan pull up pada posisi lengan.
12
6) C’lose grip chin ups: Gerakan menggantung mengangkat tubuh dengan
lengan rapat dengan bahu.
7) Cable pulls: Gerakan menarik beban dengan menggunakan tau! Kabel yang
terikat dengan beban. Posisi badan duduk
8) Dumbell Shrugs: Gerakan mengangkat beban dengan posisi berdiri dengan
rnenggunakan bahu sebagai daya menarik beban.
9) Single arm row: Gerakan mengangkat beban dengan menggunakan salah satu
lengan. Posisi tubuh merunduk.
10) Barbell row: Gerakan mengangkat beban dengna rnenggunakan kedua
tangan. Posisi badan merunduk.
11) T-bar row: Gerakan mengangkat beban dengan kedua tangan secara
bergantian. Posisi badan setengah merunduk.
12) Barbell deadlifis: Gerakan mengangkat beban dan posisi merunduk ke posisi
berdiri dengan menggunakan kekuatan otot punggung.
2. Lempar Lembing
a. Hakikat Lempar Lembing
Pada zaman Yunani Kuno, olahraga lempar lembing mulanya adalah
kegiatan untuk melatih ketangkasan berperang, khususnya keterampilan
melemparkan lembing. Winendra (...: 68) mengemukakan “Lempar lembing
adalah salah satu olahraga dalam atletik yang menguji keandalan atlet dalam
melemparkan objek lembing sejauh mungkin”.
13
b. Teknik Dasar Lempar Lembing
Untuk melakukan lempar lembing, perlu menguasai teknik dasarnya.
Teknik
yang harus dikuasai diam melakukan lembing diantaranya cara memegang
lembing, cara membawa lembing dan gaya melakukan lembing.
1) Cara Memegang Lembing
Soegito (1993: 204) mengeniukakaìì cara mernegang lembing yaitu:
a) Pegang cara Amerika
Ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu di belakang balutan lembing (tempat
pegangan)
Gambar 3.Pegangan Cara Amerka
Sumber Soegito (1993:205)
b) Cara Finlandia
Ibu jari dan jari tengah saling bertemu di belakang pada tempat pegangan,
sedangkan telunjuk lurus ke belakang di bawah lembing.
Gambar 3. Pegangan Cara Amerika
Sumber: Soegito (1993:205)
c) Cara menjepit(tang)
Telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat di belakang tempat pegangan
(balutan)
Gambar 5. Pegangan Cara Menjepit (Tang)
Sumber: Soegito (1993:205)
14
2) Cara Membawa Lembing
Soegito (1993: 204) mengemukakan cara niembawa lembing adalah
cara membawa lembing pada saat lañ mengambil awalan yaitu:
a) Tangan yang membawa lembing lurus ke belakang serong ke bawah, lembing
dipegang di samping badan segaris dengan menempel pada lengan, ujung lembing
di samping dada.
Gambar 6. Cara Membawa di Bawah
Sumber: Soegito (1993:206)
b) Tangan yang membawa lembing dilipat 90 derajat, lembing dipegang setinggi
telingga, dan tempat d jatas bahu. Posisi lembing dapat menuju serong atas atau
serong bawah dan dapat pula lurus mendatar.
Gambar 7. Cara Membawa di Bahu
Sumber: Soegito (1993 :206)
c) Seperti cara b (yang kedua),tetapi sikap tangan yang membawa
lembing diangkat lebih tinggi lagi.posisi lembing ada di atas kepala.
Gambar 8. Cara Membawa di Atas Kepala
Sumber: Soegito (1993 :206)
3) Leinpar Lembing Tanpa Awalan
a) Lembing siap dipegang dan dibawa dengan cara yang betul
b) Langkahkan kaki kanan ke belakang cukup besar, disertai dengan
mengiringi badan ke kanan. Luruskan tangan kanan ke belakang
serong bawah. Tekuk lutut kaki kanan sehingga sikap badan condong
ke kanan dan sebagian besar berat badan pada kaki kanan, kaki kin
15
lurus. Pandangan sebentas melihat ke arah tangan kanan kemudian
melihat ke arah samping kiri serong atas. Tangan kiri diangkat
setinggi bahu. Sikap ini disebut “sikap lempar” sikap siap untuk
mengadakan gerakan lempar.
c) Gerakan lempar
- Tangan kanan yang lurus tadi segera ditekuk dengan disertai
memutar hadan ke kin sehingga sikap badan menghadap ke
depan. .Meskipun demikian posisi tangan tetap diangkat tinggi
dan arah lembing menuju serong atas depan serta lewat di atas
bidang bahu. Pandangan menuju ke arah sasaran (serong atas).
- Gerakan berikutnya adalah meluruskan kaki belakang (kanan) dan
diteruskan meluruskan kaki kiri. Pada saat itu sikap tangan kanan
sudah mulai lurus dan sant ita pula lembing segera dilepas dan
genggaman disertai gerak lecutan pergelangan tangan.
- Setelah lembing lepas dan tangan, kaki tangan dilangkahkan ke
depan menggantikan posisi kaki kiri yang diayun ke belakang
(untuk menjaga keseimbangan dan sebagai gerak lanjutan).
16
Gambar 9. Lempar Lembing Tanpa Awalan
Sumber: Soegito (1993:207)
4) Lempar Lembing Dengan Awalan
Di dalam perlombaan lempar lembing, lemparan selalu dilakukan dengan
awalan. Sebab lemparan tanpa awalan tidak akan mendapatkan hasil
sejauh dengan awalan. Lemparan tanpa awalan diajarkan guna
mendapatkan “sikap lempar” yang betul serta “gerak leinpar” yang tepat.
Gerak lempar lembing dengan awalan diantaranya gaya Finlandia (gaya
langkah silang) dan gaya Amerika /American hop style (gaya jinjit).
c. Sarana Prasarana Lempar Lembing
Sarana prasarana merupakan hal pendukung utama dalam kelancaran suatu
kegiatan olahraga, begitu juga dengan pelaksanaan lempar lembing. Winendra
(...: 69) menerangkan:
“Panjang minimal lembing dalam perlombaan lempar lembing laki-laki
adalah 260 cm, dan panjang maksimal 270 cm dengan berat minimal 800
gram. Untuk perlombaan perempuan, panjang minimal lembing adalah 220
cm dan panjang maksimal 270 cm dengan berat sekitar 600 gram. Panjang
17
pegangan lembing haik untuk laki-laki dan perempuan adalah 1 5 cm dengan
diameter lembing 2,5 cm hingga 3 cm. Sudut keruncingan lembing
maksimal adalah 40 derajat. Arena lempar lembing dilcngkapi dengan
sehuah lintasan memanjang berukuran lebar 4 m, panjang minimal 30 m dan
panjang maksimal 36,5 m. 1)ilintasan ini atlet mcngamhing ancang-ancang
Sebelum melakukan lemparan, dan melempar Lembing di wilayah yang telah
ditentukan. Lebar wilayah lemparan adalah sebuah bidang segitiga dengan
sudut 29 derajat dan panjang ke dun sisinya 30 m.”. Untuk jelasnya tertera
pada gambar berikut ini:
Gambar 11 . Arena I em par I embing
Sumber: Winendra (...: 70)
Gambar 10. Bentuk dan Ukuran Lembing
Suinher: Winendra (...: 69)
18
B. Kerangka Pemikiran
Lempar lembing merupakan salah satu nomor pentandingan dalain cabang
atletik dan juga masuk ke dalam maten pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah. Lembar lembing adalah salah satu olahraga dalam atletik yang menguji
keandalan tubuh dalarn melemparkan objek lembing sejauh muiigkin. Melakukan
lempar lembing sangat selain harus menguasai teknik lempar lembing juga
didukung oleh kemampuan kekuatan otot lengan.
Kekuatan otot lengan merupakan kemampuan sekelompok otot lengan
dalam mengangkat atau menahan beban tertentu. Kekuatan otot lengan
dibutuhkan
pada lempar lembing adalah untuk melempar lembing sejauh mungkin. Kekuatan
otot lengan yang kuat akan mendukung jauhnya jarak lemparan yang dihasilkan.
Begitujuga sebaliknya, jika kekuatan otot lengan lemah, maka akan
rnempengaruhi
hasil lemparan.
Kekuatan otot lengan yang kuat dibutuhkan latihan yang teratur dan
terprogram. Latihan untuk kêküatãn õtot lengan thpát dilakukan berupa latihan
beban, baik beban sendiri maupun beban luar. Beban sendiri bentuk latihan yang
dapat dilakukan diantaranya, push-up, pull-up dan lainnya. Beban luar bentuk
latihan yang dapat digunakan adalah barbell atau latihan beban. Dengan bentuk
bentuk latihan tersebut akan merangsang peningkatan kekuatan otot lengan untuk
memiliki kemampuan yang lebih maksimal. Untuk jelasnya penelitian ini
diskemakan berikut ini:
20
[Latihan Kekuatan Otot Lengan -> Hasil Lempar Lembing] - Gambar
Gambar 12. Kerangka Konseptual
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Jatar belakang rnasalah penelitian, diajukan hipotesis berikut
ini terdapat pengaruh yang signifikan latihan kekuatan otot lengan terhadap hasil
lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk eksperimen. Arikunto (2006: 84)
mengemukakan “quasi experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian
karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen
yang dapat dikatakan ilmiah mengikùti perãtùrãn-peraturán trtentú. Dêngan
begitu penelitian ini hanya memberikan perlakuan program latihan kekuatan otot
lengan terhadap hasil lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean
Kabupaten Kuansing.
Rancangan penelitian ini adalah berawal dan pengambilan data awal
(pretest)lempar lembing siswa. Selanjutnya diberikan perlakukan mengenai
latihan kekuatai õtot lengan sesuai program latihan. Setelah diberikan perlakuan
diambil data akhir (posttest) lempar lembing siswa, untuk jelasnya terpapar pada
gambar berikut ini:
[Q1 -> X -> Q2] - Gambar
Gambar 13. Skema Rancangan Penelitian
Keterangan:
Q1 = pretest
Q2 = posttest
(X) = perlakuan sesuai dengan program latihan
22
B. Pupolasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Arikunto (2006: 130) mengemukakan “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Sebagai contoh manusia, benda-benda, hewan, tumbuh
tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian”. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten
Kuansing. yang berjumlah 28 õrang. Unmk Iebih jelaš dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Populasi Penelitian Siswa Putra Kelas VIII SMP
Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing.
No Kelas Siswa Putra
1 Kelas VIII a 10 orang
2 Kelas VIII b 9 orang
3 Kelas VIII c 9 orang
Jumlah 28 orang
Sumber: TU SMP Negeri 2 Pangaen Kabupaten Kuansing
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan keseluruhan atau sebahagian dan populasi
penelitian. Arikunto (2006: 134) menyatakan:
“Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
23
penelitaanya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya
bešar, dapat diambil antara 10—15% atau 20—25% atau lebih, tergantiung
setidak-tidaknya dan: a)kemampuan penelitian dilihat dan waktu, tenaga,
dan dana, b)Sempit luasnsa wilayah pengamatan dan setiap subjek, karena
hal ini menyangkut sedikitnya data, c)besar kecilnya risiko yang ditanggung
oleh peneliti. Untuk penelitian yang resiko besar, hasilnya akan lebih baik”.
Berdasarkan kutipan di atas, sampel penelitian digunakan adalah secara total
sampling, dimana seluruh populasi yang berjumlah 28 orang digunakan dalam
penelitian ini dijadikan sampel penelitian
C. Definisi Operasional
Terdapat beberapa istilah yang perlu peneliti jelaskan untuk menghindari
kekeliruan dan penafsiran istilah pada pembahasan tentang pengaruh latihan
kekuatan otot lengan terhadap hasil lempar lembing. Maka peneliti menjelaskan
istilah dalam penelitlan ini sebagai brikut
1. Latihan Kekuatan Otot Lengan
Rothig dalam Syafruddin (2011: 29) mengemukakan bahwa “Latihan
adalab
suatu proses pengolahan atau penerapan thateri latffian seperti kèteranipilan
keterampilan gerakan dalam bentuk pelaksanaan yang berulang-ulang dan melalui
tuntutan yang bervariasi”. Kravits (2001: 6) mengungkapkan bahwa “Kekuatan
otot merupakan kemampüan otõt-otõt untuk menggunakari tenaga maksimal ata u
mendekati maksimal, untuk mengangkat beban. Otot-otot yang kuat dapat
24
melindungi persendian yang dikelilinginya dan mengurangi kemungkinan
terjadinya cedera karena aktivitas fisik”
25
Berarti latihan kekuatan otot lengan adalah latihan yang menekankan pada
peningkatan kemampuan sekelompok otot lengan üntnk lebih makšimal dalam
melaksanakan tugas kerja yang dibebankan.
2. Lempar Lembing
Winendra (...: 68) mengemukakan “Lempar lembing adalah salah satu
olahraga dalam atletik yang menguji keandalan atlet dalam melemparkan objek
lembing sejauh mungkin”..
D. Pengembangan Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui hasil lempar lembing siswa digunakan alat ukur tes
lempar lembing. Ketentuan pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Tujuan: Untuk mengetahui hasil lempar lembing Siswa Putra Kelas VIII SMP
Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing
2. Alat yang digunakan, lapangan, lembing, meteran, petugas pencatat dan alat
tulis.
3. Prosedur Pelaksanaan:
a. Siswa secara bergantian melakukan lemparan pada daerah yang telah
ditentukan.
b. Siswa memegang lembing dengan satu tangan yang terkuatnya.
c. Siswa melakukan lemparan sesuai teknik dasar pelaksanaan lempar lembing.
d. Setiap siswa diberikan kesempatan 3 kali melakukan lemparan.
26
4. Penilaian
Hasil lemparan yang diambil adalah hasil lemparan yang tertinggi dan 3
lemparan yang dilakukaii. Hasil lemaprail diiioniikan pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2. Klasifikasi Norma Lempar Lembing Penilaian Putra
Berat lembing (kg) 600 800 600 800 600 800
Usia Memuaskan Baik Sangat Baik
13-14 Tahun 18 15 24 20 30 25
15-16 Tahun 20 18 28 25 34 30
Sumber: Carr (2003 :269)
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pçngumpulan data yang peneliti lakukan untuk mendapatkan data
penelitian ini sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung ke lapangan tempat
penelitian guna mendapatkan permasalahan yang mendasari penelitian ini.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru olahraga untuk mengetahui
permasalahan yang ada di lapangan.
2.Kepustakaan
Digunakan untuk mendapatkan konsep-konsep atau teori-teori dengan
mengutip teori atau pendapat para ahli dan buku-buku referensi guna mendukung
teori tentang kekuatan otot lengan, lempar lembing dan inšttument penelitian.
28
3. Tes dan pengukuran
Tes dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data adalah
tes
lempar lembing sesuai instrumen penelitian. Dimana, data diambil dua kali yaitu
data pretest (data awal) sthelurn men berikan perlakuan kepada sampel
penelitian dan data postrest (data akhir) diambil setelah memberikan perlakuan
kepada sampel penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Teknìk analisìs data yang diginakan untuk pengujian hipotesis ini adalah
menggunakan rumus t-tes berhubungan dengan taraf signifikan 5% dengan df n-1
secara manual:
T=Md
√∑ x2 dN(N-1)
Md = mean dari perbedaan present dengan posttest
Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
EX2D = Jumlah Kuadrat devias
N = subjek pada sampel
d.b = ditentukan dengan N-1 (Artikunto 2006:306)
29
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
A. Deskripsi Data
Pada Bab IV ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, lawaban hipotesisi
penelitian dan pembahasan yang terkait dengan pengaruh latihan kekuatan otot
lengan dan bahu terhadap hasil lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pangean Kabupaten Kuansing. Dari 28 orang sampel penelitiaiì, I 5 orang yang
aktif mengikuti program latihan yang diberikan, maka data yang akan dipaparkan
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dan 15 orang sampel penelitian.
Untuk lebih jelasnya tertera berikut ini
1. Data present (Awal) Hasil Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing
Untuk mengetahui data pretest hasil lempar lembing siswa, maka dilakukan
Les lempar lembing. Masing—masing sampel penelitian melakukan lempar
lembing sehanyak 3 kali. Data pretest hasil lempar lembing dipaparkan pada tabel
4 di bawah ini:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data present Hasil Lempar Lembing Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing
Interval Nilai Frekuensi Absolut Frekuens Relatif1 7-8.38 3 20%2 8.38-9.77 3 20%3 8.79-11.16 5 33.33%4 11.17-13.94 3 20%5 12.56-13.94 1 6.67%Jumlah 15 100%
Data 2015
30
Dan tabel di atas. diperoleh dengan nilai tertinggi sebesar 13.72 dan nilai
terendah sebesar 7 dengan nih rata—rata sebesar 10.09. Untuk ebih jelasnya
tergambar pada grafik di bawah ini:
0-6.99 7-8.38 8.38-9.77 9.78-11.16 11.17-12.55 12.56-13.940
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
Pretest
Frek
uens
i
Interval Kelas
Grafik 1. Distribusi Frekuensi Data Pretest Hasl Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kabupaten Kuansing
Klasifikasi norma dan pretest hasil lempar lembing siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing tertera pada tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Klasifikasi Norma Data pretest hasil Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP Negeni 2 Pangean Kabupaten KuansingNo Kategori Penilaian (600 g) Frekuensi Absolut Frekuensi Relatf1 > 30 m 0 0 02 18.1 – 29.99 m 0 0 03 < 18 m 15 15 100%
Jumlah 15 15 100%
Data 2015
31
Dan tabel 4 di atas, nilai yang diperoleh 15 onang sampel penelitian yang
melakukan tes ¡empan lembing berada dibawah rentangan penilaian lemparan
Lembing berat 600 g. Disimpulkan, data pretest hasil lempar lembing siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabiipaten Kuansing dikategorikan memuaskan
dengan nilai rata—rata sebesar 10.09.
2. Data posttest (Akhir) Hasil Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing
Untuk mengetahui posttest basil lempar lembing siswa, maka di lakukan
tes lempar lembing. Masing—masing sampel penelitian melakukan lempar
lembing sebanyak 3 kali. Data posttest hasil lempar lembing dipaparkan pada
tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Posttest Hasil Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing
Data 2015
Dari Tabel di atas, dperoleh dengan nilai tertingg sebesar 7,80 dan nilai
terendah sebsar 5,01 dengan nilai rata-rata sebesar 6,37. Untuk lebih jelasnya
tergambar pada grafik dibawah ini :
No Interval Nilai Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif1 7.4-9.82 3 20%2 9.83-12.25 6 40%3 12.26-14.68 4 26.66%4 14.69-17.11 1 6.67%5 17.12-19.54 1 6.67%
Jumlah 15 100%
32
0-7.3 7.4-9.82 9.83-12.25 12.26-14.68 14.69-17.11 17.12-19.540
1
2
3
4
5
6
PosttestFr
ekue
nsi
Interval Kelas
Grafik 2. Distribus Frekuensi Data Posttest Hasil Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing
Klasiflkasi norma data posttest hasil lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri
2 Pangean Kabupaten Kuansing tertera pada tabel 7 di bawah ini:
Tabel 7. Klasifikasi Norma Data Posuesi Hasil Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten KuansingNo Klasifikasi Penilaian (600 g) Frekuensi Absolut Frekuensi Relatf1 Sangat Baik >30 m 0 02 Baik 19.1 – 29.99 m 4 6.67%3 Sangat Baik <18M 14 93.33%Jumlah 15 100%
Data 2015
Dari tabel 6 diatas, 15 orang sampel penelilian yang melakukan tes tolak
peluru, 1 orang sampel penelitian hasil lemparan lembingnya dikategonikan baik
dan 14 orang sampel penelitian hasil lemparan lembingnya dikategorikan
memuaskan. Disimpulkan, data pretest hasil lempar lembing siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing dikategonikan memuaskan dengan
nilai rata-rata sebesar 12.01.
33
B. Pengujian Hipotesis Penelitian
Data yang diperoleh dan tes lempar lembing diolah melalui teknik-teknik
statistik dengan bantuan rumus—rumus yang ada. Untuk menguji hipotesis yang
diajukan berikut ini: terdapatnya pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap
hasil lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeni 2 Pangean Kabupaten
Kuansing. Untuk menjawab pengujian hipotesis di atas, maka hasil pengolahan
data dapat dilihat pada tabel 8 di berikut ini:
Tabel 8. Analisis Pengujian Hipotesis Penelitian
Mean Df n-1 Taraf Signifikan T Tabel T Hitung KesimpulanPretest Posttest
10.09 12.01 14 0,05 1,761 4.106 Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, terlihat dengan nilai T Tabel sebesar 1,761 pada
taraf Signifikan 5% (df n—1 = 14) dan nilai T Hitung sebesar 4.106. Diperoleh
nilai T Hitung Iebih besar dan T Tabel yaitu 4. 106 > 1,761 . Berarti, jawaban
hipotesis penelitian yaitu tendapat pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap
hasil lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten
Kuansing diterima kebenarannya.
C. Pembahasan
Berdasarkan desknipsi data dan pengujian hipotesis penelitian
diperolehhasil penelitian yaitu: berdasarkan pengujian t-tes lerdapat pengaruh
latihankekuatan otot lengan terhadap hasil ¡empan lembing siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing terlihat dan nilai rata-rata data pretest
sebesar 10.09 menjadi nilal rata-rata posttest sebesar 12.01. Berarti dan pretest
34
dan posttest yang dilakukan siswa terjadi peningkatan sebesar 1.92. Untuk lebih
besarnya terjadi peningkatan hasil yang diharapkan dan pelaksanaan tolak peluru.
maka perlu memperhatikan pninsip dan latihan yang akan diterapkan. Pninsip
latihan merupakan dasar dan latihan yang diterapkan agar latihan mencapai hasil
yang diharapkan. Lutan (2002: 29) mengemukakan “pninsip dasar dalam
pelatihan yaitu (1)Pninsip overload, (2)komponen dan sistem kerja, (3)perbedaan
latihan, (4)keseimbangan komponen kebugaran berkaitan dengan kesehatan,
(5)pninsip beban lebih dan berkelanjutan. (6)panduan keselamatan dalam
pembinaan kebugaran berkaitan kesehatan”. Kutipan di atas mengemukan salah
satu pninsip latihan adalah prinsip beban yang benlebih dan berkelanjutan.
Syafruddin (2013: 42) menjelaskan, bahwa “beban latihan merupakan segala
bentuk tuntutan dan rangsangan yang dibenikan kepada atlet dalam latihan yang
dapat menimbulkan efek latihan (training seffects). Tuntutan dan rangsangan yang
dimaksud bisa dalam bentuk fisik dan psikis (mental)”. Berarti, peningkatan
beban latihan akan memberikan peningkatan pada maten latihan yang akan
dicapai.
Memperhatikan peningkatan beban latihan menupakan salah satu faktor
penentu perubahan latihan yang akan dicapai sesuai standar dan tujuan latihan.
Apabila tidak adanya peningkatan beban latiban, maka siswa tidak tentantang
untuk merangsang kemampuannya. Kanena latihan yang dilakukan siswa
dirasakan ringan dan di bawah kemampuannya. Peningkatan beban latihan dapat
ditekankan pada bertambahnya bentuk gerak yang dilakukan dan penggulangan
setiap gerak. baik dan segi jumlah maupun waktu pelaksanaannya.
35
Peningkatan hasil Lempar lembing juga didukung oleh motivasi siswa
dalam
mengikuti kegiatan latihan. Motivasi siswa cukup baik mengikuti kegiatan latihan,
karena hasil yang diperoleh juga menentukan nilai pendidikan jasmani. Namun
keterbatasan ketersediaan sarana dan prasarana menjadi kendala dalam
melaksanakan kegiatan latihan. Akan tetapi bisa diatasi dengan guru mengadakan
modifikasi alat/sarana. Modifikasi alat/sarana akan menunjang lancarnya
pelaksanaan kegiatan latihan dalam mencapai tujuan latihan.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian. disimpulkan terdapatnya pengaruh latihan
kekuatan otot lengan dan bahu terhadap hash lempar lembing siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Pangean Kabupaten Kuansing.
B. Saran
Dan hash penelitian. peneliti memberikan saran kepada:
1. Siswa, disarankan Iebih memperhatikan setiap materi pembelajaran dan
latihan lempar lembing agar kemampuan tempanan lembingnya
memberikan hasil yang lebih baik.
2. Guru pendidikan, disarankan lebih mengembangkan kreativitasnya
melakukan modifikasi baik dalam pembelajaran, sehingga tujuan dan
pembelajaran yang dilakukan dapat tercapai dengan baik.
3. Sekolah, disarankan lebih memperhatikan kelengkapan kebutuhan proses
pembelajaran yang tergambar dan ketersediaan sarana dan prasarana
demi kelancaran pencapaian tujuan pembelajaran.
37
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Winendra…..Seri Olahraga Atletik.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, PT.Raja
Grafindo Persada
Carr, Gerry A. 2003. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Ianto, Djoko Pekik I. 2006. Bugar & Sehat Dengan Berolahraga. Yogyakarta:
Andi Offset.
Irawadi, Hendri. 2011. Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang.
Kosasih, £ngkos. 1985. Olahraga Teknik & Program Latihan. Jakarta.
Kravits, Len. 2001. Panduan Lengkap Bugar Total. Jakárta: PT. RãjaGrãfiñdõ
Persada.
Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA
kelas X. Surakarta: Yudhistira
Sajoto, M,. 1996. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam
Olahraga. Semararig: Dahara Prize
Soegito,dkk. 1993. Materi Pokok Penelitian Atletik, Tut Wurihandayani.
Syafruddin. 2011. Ilmu Kepelatihanan Olaraga, Teori dan Aplikasinya dalam
Pembinaan Olaraga. Padang: FIK-IKTP.
UU RJ.2005. Sistein Keolahragaan Nasional. Jakarta.