skenario i ikgp.docx

30
SKENARIO I PERILAKU KESEHATAN (drg. Hestieyonini Hadnyanawati, M.Kes. drg. Kiswaluyo, M.Kes. DR.drg Ristya Widi Endah Yani M.Kes) Drg Hana bekerja di puskesmas “Makmur Jaya”. Beliau sebagai penanggung jawab program kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pelaksanaan suatu program ditentukan oleh faktor perilaku masyarakat. Peningkatan program kesehatan gigi dan mulut menempatkan faktor perilaku sebagai hambatan utama dalam pencapaian target. Laporan puskesmas menunjukkan tingkat kebersihan gigi dan mulut masyarakat masih rendah. Hasil observasi yang dilakukan drg Hana pada siswa SD diwilayah kerjanya menunjukkan bahwa banyak siswa yang melakukan kebiasaan sikat gigi pada saat mandi (sebelum sarapan pagi). Drg Hana ingin merubah perilaku siswa SD tersebut. Perubahan perilaku ditentukan oleh disposing factor, enabling factor, dan reinforcing factor. STEP 1 (Identifikasi Kata Kunci) 1. Perilaku kesehatan : merupakan bentuk respon manusia terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,pelayanan kesehatan, makanan,

Upload: ariepuspa

Post on 20-Feb-2016

250 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKENARIO I IKGP.docx

SKENARIO I

PERILAKU KESEHATAN

(drg. Hestieyonini Hadnyanawati, M.Kes. drg. Kiswaluyo, M.Kes.

DR.drg Ristya Widi Endah Yani M.Kes)

Drg Hana bekerja di puskesmas “Makmur Jaya”. Beliau sebagai penanggung

jawab program kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pelaksanaan suatu

program ditentukan oleh faktor perilaku masyarakat. Peningkatan program

kesehatan gigi dan mulut menempatkan faktor perilaku sebagai hambatan utama

dalam pencapaian target. Laporan puskesmas menunjukkan tingkat kebersihan

gigi dan mulut masyarakat masih rendah. Hasil observasi yang dilakukan drg

Hana pada siswa SD diwilayah kerjanya menunjukkan bahwa banyak siswa yang

melakukan kebiasaan sikat gigi pada saat mandi (sebelum sarapan pagi). Drg

Hana ingin merubah perilaku siswa SD tersebut. Perubahan perilaku ditentukan

oleh disposing factor, enabling factor, dan reinforcing factor.

STEP 1 (Identifikasi Kata Kunci)

1. Perilaku kesehatan : merupakan bentuk respon manusia terhadap stimulus

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,pelayanan kesehatan, makanan,

dan lingkungan. Jadi perilaku kesehatan merupakan segala bentuk

pengalaman dan interaksi individu, dengan lingkungan khususnya yang

menyangkut pengetahuan, sikap tentang kesehatan serta tindakan yang

berhubungan dengan kesehatan.

2. Predisposing Factor : merupakan faktor yang berpengaruh dalam

memberikan efek kecenderungan untuk berperilaku. Contoh : Kebiasaan,

kepercayaan, prediksi, dan pengetahuan.

3. Reinforcing Factor : merupakan faktor yang berpengaruh dalam

mendorong seorang individu untuk berperilaku. Contoh : sikap perugas

kesehatan yang kurang ramah akan mendrong seorang individu enggan

untuk memeriksakan kesehatannya.

Page 2: SKENARIO I IKGP.docx

4. Enabling Factor : merupakan faktor yang memungkinkan individu untuk

berperilaku. Contoh : Ketika fasilitas kesehatan tidak tersedia, maka

individu akan enggan untuk memeriksakan kesehatannya.

5. Observasi : merupakan metode penelitian dimana peneliti terjun langsung

untuk meneliti suatu objek tertentu

6. Program Kesehatan Gigi dan Mulut : merupakan suatu program yang

direncanakan oleh tenaga kesehatan ditujukan untuk masyarakat dalam

mencapai kesehatan gigi dan mulut.

7. Faktor Perilaku Masyarakat : merupakan faktor pendorong, penguat, yang

memungkinkan agar masyarakat sadar akan perilaku kesehatan

STEP 2 (Rumusan Masalah)

1. Apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan beserta indikator

keberhasilan perilaku tersebut ?

2. Mengapa faktor perilaku dijadikan faktor utama sebagai hambatan

pencapaian kesehatan gigi dan mulut ?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan agar masyarakat sadar tentang

pentingnya kebersihan gigi dan mulut ?

4. Mengapa program kesehatan gigi dan mulut harus dilaksanakan pada

masyarakat ?

5. Apakah disforcing factor , reinforcing factor dan enabling factor saling

berkaitan ?

6. Bagaimana proses dari perubahan perilaku kesehatan ?

STEP 3 (Jawaban Permasalahan)

1. Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan berupa ilmu

pengetahuan.

a. Imu pengetahuan ini didapatkan dari adanya pendidikan kesehatan,

pengalaman, penyuluhan kesehatan. Dari hal tersebut akan didapatkan

ilmu pengetahuan baru yang dapat diturunkan ke anak cucu kita.

Page 3: SKENARIO I IKGP.docx

b. Sikap : Menerima upaya medis.

c. Lingkungan sekitar atau dukungan dari masyarakat apabila masyarakt

disekitarnya mendukung kegiatan kesehatan tersebut maka akan lebih

mudah utuk menerapkan program kesehatannya tapi apabila

masyarakat tidak peduli dengan prigram kesehatan maka akan terjadi

kegagalan dalam mewujudkan program kesehatan.

d. Terjaungkanya informasi : apabila informasi tentang kesehatan

diketahui oleh seluruh masyarakat maka masyarakat akan

mengunjungi tempat pemeriksaan kesehatan.

2. Karena perilaku sangat erat kaitannya dengan sikap yang menyangkut

kesehatan serta tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Sebagai

faktor utama yaitu disforcing factor apabila individu tersebut tidak sadar

akan kebersihan rongga mulut maka faktor perilaku yang lain akan

percuma.

3. Upaya yang dilakukan dapat berupa pendekatan yaitu pendekatan kepada

tokoh-tokoh masyarakat seperti haknya kepala dusun, RT dan RW

kemudian pendekatan tersebut juga dapat dilakukan secara personal

dengan cara membujuk orang tersebut. Dalam melakukan pendekatan kita

juga harus menceritakan fakta yang terjadi berupa sebab akibat, apabila

tidak menggosok gigi maka akan terjadi gigi berlubang.

Penyuluhan dapat dilakukan dengan menggunakan poster-poster yang

menarik, game dan cerita maupun teater. Tetapi yang paling penting dalam

penyuluhan yaitu dengan menggunakan parktek secara langsung agar lebih

mudah diingat. Contoh : Praktek menyikat gigi.

4. Karena program kesehatan gigi dan mulut ditujukan untuk mencegah

penyakit-penyakit yang ada di dalam rongga mulut. Muut merupakan pintu

gerbang penyakit jika program kesehatan gigi dan mulut terlaksana maka

akan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi dan

mulut. Tidak semua masyarakat sadar terhadap kebersihan gigi dan mulut,

banyak masyarakat yang belum tahu dampak dari kurangnya menjaga

kesehatan ggi dan mulut.

Page 4: SKENARIO I IKGP.docx

5. Disforcing factor, reinforcing factor dan enabling factor saling berkaitan.

Pada disforcing factor memberikan efek kecenderungan untuk berperilaku

seperti halnya kebiasaan seseorang akan memberikan kecenderungan

terhadap sikap individu. Contoh : ketika seseorang terbiasa menyikat gigi

maka akan cenderung bersikap peduli terhadap kesehatan. Kemudian pada

reinforcing factor dimana factor ini mendorong seorang individu untuk

berperilaku misalnya ketika petugas kesehatan itu memliki sifat kurang

ramah maka pasien akan enggan untuk mengunjungi ataupun

memeriksakan kesehatannya.

Kemudian enabling factor memungkinkan individu untuk

berperilaku, ketika fasilitas kesehatan tidak tersedia maka individu akan

enggan untuk memeriksakan kesehatannya.

Disforcing factor juga dapat diartikan sebagai pengetahuan dalam

masyarakat, ketika masyarakat memiliki pengetahuan yang tinggi tentang

kesehatan maka masyarakat akan lebih memperhatikan kesehatannya

kemudian berkaitan dengan reinforcing factor dan enabling factor. Dalam

peningkatan dan perubahan perilaku harus ada ketiga faktor tersebut.

6. Proses dari perubahan perilaku kesehatan diawali dengan kesadaran

individu. Setelah masyarakat maupun individu mendapatkan penyuluhan

ataupun pendidikan tentang jesehatan maka masyarakat mulai tertarik

untuk mengubah gaya hidup mereka dari gaya hidup yang buruk menjadi

gaya hidup yang lebih sehat lagi, kemudian individu atau masyarakat yang

sadar akan kesehatan gigi dan mulut akan mencari suatu informasi

kemudian mereka akan melakukan suatu evaluasi dan menerapkan.

Dalam penerapan kesehatan gigi dan mulut bisa terjadi kecocokan

maupun ketidakcocokan. Apabila terjadi kecocokan maka akan dilakukan

secara terus menerus apabila terjdi ketidakcocokan maka akan dihentikan.

Proses perubahan perilaku dapat juga dilakukan dengan pendekatan dokter

gigi kepada masyarakat berupa penyuluhan, penyuluhan dapat dilakukan

Page 5: SKENARIO I IKGP.docx

dengan cara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung dapat

dilakukan dengan menggunakan poster, video, pamflet dsb. Proses

perubahan perilaku kesehatan diawali dengan adanya pendidikan

kesehatan, dari pendidikan kesehatan tersebut akan meningkatkan

wawasan atau pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat dapat

merubah perilaku dalam merawat kesehatan gigi dan mulut.

STEP 4 (Mapping)

v

Perilaku Kesehatan Masyarakat

DeterminanDomain

Proses Perubahan Perilaku Kesehatan

Masyarakat

Upaya dalam Program Kesehatan

Gigi dan MUlut

Disposing Factor

TindakanSikapIlmu

Pengetahuan

Indikator Perubahan

Enabling Factor

Reinforching Factor

Faktor yang Mempengaruhi

Page 6: SKENARIO I IKGP.docx

STEP 5 (Learning Object)

1. Memahami dan menjelaskan proses perubahan perilaku kesehatan di

masyarakat

2. Memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi perilaku

kesehatan gigi dan mulut meliputi domain dan determinan

3. Memahami dan menjelaskan indkator dan upaya perubahan perilaku

kesehatan gigi dan mulut

Page 7: SKENARIO I IKGP.docx

STEP 7 (Learning Object)

1. Mampu Memahami dan Menjelaskan Proses Perubahan Perilaku

Kesehatan di Masyarakat

Menurut Rogers (1974), sebelum seseorang mengadopsi suatu perilaku

baru, di dalam dirinya terjadi suatu proses yang berurutan. Yaitu

1. Awareness (tahu)

Individu mulai mengalami pengenalan dengan suatu inovasi pada tahap

ini, tetapi belom memperoleh informasi yang cukup mengenai inovasi

tersebut. Individu mulai mengetahui tentang inovasi yang diperkenalkan

padanya, namun dia masih belum tertarik untuk mencari informasi lebih

lanjut tentang inovasi yang baru dikenalnya itu.

2. Interest (tertarik)

Individu sudah mengalami pengenalan dengan inovasi tersebut pada tahap

ini dan mulai tertarik untuk memperoleh informasi lebih banyak. Individu

mulai bertanya – tanya kepada orang – orang yang dianggap mengetahui

inovasi yang sudah dikenalnya itu.

3. Evaluation (penilaian)

Pada tahap ini dividu mulai melakukan penilaian untuk mengetahui

apakah inovasi tersebut sesuai dengan dirinya, baik untuk sekarang

maupun untuk kedepannya. Individu perlu mendapatkan dukungan agar

keyakinannya dimantapkan bahwa inovasi tersebut sesuai dengan dirinya

dan dia sudah melakukan hal yang benar. Individu meminta pendapat dari

orang – orang yang dipercayainya.

4. Trials (percobaan)

Individu mulai menerapkan inovasi yang dikenalnya pada tahap ini

sebagai suatu percobaan, untuk mengetahui apakah inovasi tersebut sesuai

bagi dirinya atau tidak. Hasil dari percobaan ini adalah apakah ia

menerima atau menolak inovasi tersebut.

5. Adoption (menerima)

Page 8: SKENARIO I IKGP.docx

Pada tahap ini individu sudah mengambil keputusan akan terus menerima

dan terus menjalankan inovasi terkait. Individu telah berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Kemungkinan dari jalannya proses perubahan perilaku tidak

berjalan sesuai dengan yang sudah dijabarkan karena ada beberapa faktor

seperti proses tersebut tidak diakhiri dengan proses adopsi karena individu

tersebut menolak inovasi tersebut pada tahap-tahap sebelumnya. Atau pada

beberapa kasus individi tidak hanya berhenti pada proses adoption,

melainkan masih mencrai informasi-informasi terkait inovasi baru

dikenalnya itu.

Menurut Hosland et al (1953) proses perubahan perilaku pada

hakikatnya sama dengan proses belajar, dengan beberapa tahapan seperti :

Adanya stimulus atau rangsangan yang diberikan pada individu,

individu tersebut dapat menerima atau menolaknya. Dikatan efektif

jika individu menerima stimulus tersebut dan dikatak kurang efektif

jika individu menolak stimulus

Jika stimulus tersebut diterima, maka individu tersebut akan

melanjutkan pada tahapan berikutnya

Indvidu akan mengolah stimulus tersebut sehinggga terjadi kesediaan

untuk bersikap demi stimulus yang telah ia terima

Dungan fasilitas serta adanya dorongan dari lingkungan, mendukung

stimulus untuk memiliki efek tindakan atau perubahan perilaku pada

individu bersangkutan

Menurut Walgito(2003), pembentukan perilaku bisa dibentuk dengan

tiga cara yaitu:

1. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan

Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan.

Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan,

akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.

Page 9: SKENARIO I IKGP.docx

2. Pembentukan perilaku dengan pengertian

Pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini

didasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya

pengertian.

3. Pembentukan Perilaku dengan Model

Disamping cara-cara diatas, pembentukan perilaku dengan menggunakan

model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yng

dipimpinnya agar bisa ditiru.

2. Memahami dan Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Kesehatan Gigi dan Mulut Meliputi Domain dan Perilaku

A. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan (dalam Taylor

2003) antara lain:

a. Faktor demografik

Perilaku kesehatan berbeda berdasarkan pada faktor demografik.

Individu yang masih muda, lebih makmur, memiliki tingkat

pendidikan yang lebih baik dan berada dalam kondisi stress yang

rendah dengan dukungan sosial yang tinggi memiliki perilaku sehat

yang lebih baik dari pada orang yang memiliki resources yang lebih

sedikit (Gottlieb & Green, 1984)

b. Usia

Perilaku kesehatan bervariasi berdasarkan usia. Secara tipikal

perilaku kesehatan pada anak-anak dapat dikatakan baik, memburuk

pada remaja dan orang dewasa, namun meningkat kembali pada orang

yang lebih tua (Leventhal, dkk., 1985).

c. Nilai

Page 10: SKENARIO I IKGP.docx

Nilai-nilai sangat mempengaruhi kebiasaan perilaku sehat

individu. Misalnya latihan bagi wanita sangat diinginkan bagi budaya

tertentu tetapi tidak bagi budaya lain (Donovan, Jessor & Costa,

1991).

d. Personal Control

Persepsi bahwa kesehatan individu dibawah personal control

juga menentukan perilaku sehat seseorang. Misalnya penelitian yang

dilakukan padaHealth locus of control scale (Wallstone, Wallstone &

DeVellis, 1978) yang mengukur derajat sejauh mana persepsi individu

dapat mengontrol kesehatan mereka.

e. Pengaruh Sosial

Pengaruh sosial juga dapat mempengaruhi perilaku sehat individu.

Keluarga, teman, dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi perilaku

sehat (Broman, 1993; Lau, Quadrel & Hartman, 1990).

f. Personal Goal

Kebiasan perilaku sehat juga memiliki hubungan dengan tujuan

personal (Eiser & Gentle, 1988). Jika tujuan menjadi atlet berprestasi

merupakan tujuan yang penting, individu akan cenderung olah raga

secara teratur dibandingkan jika hal itu bukan tujuan personal.

g. Perceived Symptoms

Kebiasaan sehat dikontrol oleh perceived symptoms. Misalnya

perokok mungkin mengontrol perilaku merokok mereka berdasarkan

sensasi pada paruparu mereka.

h. Akses ke Health Care Delivery system

Akses ke Health care juga mempengaruhi perilaku kesehatan.

Menggunakan program screen tuberkolosis, pap smear yang teratur,

Page 11: SKENARIO I IKGP.docx

mamogram, imunisasi, merupakan contoh perilaku kesehatan yang

secara langsung berhubungan dengan health care systemi. Faktor

kognisi Perilaku kesehatan memiliki hubungan dengan faktor kognisi,

seperti keyakinan bahwa perilaku tertentu dapat mempengaruhi

kesehatan.

B. Ada pula faktor yang mempengaruhi perilaku lewat pengaruhnya terhadap

proses pendidikan kesehatannya, yakni dibagi dalam 3 faktor:

a. Faktor predisposisi (predisposing factor)

Faktor ini berpengaruh dalam memberikan efek kecenderungan untuk

berperilaku. Sebagai contoh,kebiasaan,kepercayaan,tradisi, dan

pengetahuan. Dimana pada suatu individu yang menganut suatu

kepercayaan tertentu akan member kecendurang indicvidu itu bersikap.

b. Faktor yang memungkinkan (enabling factor)

Faktor ini akan berpengaruh dalam memungkinkan individu untuk

berperilaku. Faktor yang termasuk dalam enabling factor adalah

ketersediaan fasilitas dan ketercapaian fasilitas. Anallogi yang terjadi

adalah ketika fasilitas kesehatan tidak tersedia makan individu akan

sangat mungkin enggap memeriksakan kesehatannya, jika hal itu

percuma apabila fasilitas perawatannya tidak tersedia.

c. Faktor yang memperkuat (reinforcing factor)

Faktor ini berpengaruh dalam mendorong seorang individu untuk

berperilaku. Sebagai contohnya adalah sikap/perilaku pertugas

kesehatan yang kurang ramah akan mendorong seorang individu

enggan juga untuk memeriksakan kesehatannya.

C. Ada pula faktor yang mempengaruh terbentuknya kebiasaan dan berujung

terhadap perubahan perilaku, yakni:

a. Disebabkan oleh providernya, yakni dikarenakan sector pelayanannya.

Sebagai contoh adalah adanya pelayanan yang kurang ramah

b. Disebabkan oleh pihak dari masyarakatnya sendiri

Dimana 5 kondisi ini berpengaruh terhadap karakteristik individunya

Page 12: SKENARIO I IKGP.docx

(i) Pengetahuannya

(ii) Sikapnya

(iii) Sarana yang diperlukan

(iv) Norma masyarakat

(v) Motivasi

c. Disebabkan diluar dari keduannya

Adalah faktor yang terjadi diluar dari provider maupun consumer, dan

kita tidak mampu merubahnya. Sebagai contoh adalah kondisi geografi

suatu wilayah, yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut adalah

kadar yodium dan fluor pada suatu daerah.

Domain

Pembagian domain menjadi tiga kawasan (Benyakin Bloom, 1908) yaitu :

Ranah Kognitif (Cognitive domain) 

Ranah Afektif (Affective domain)

Ranah Psikomotor ( Psychomotor domain)

Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan

untuk kepentingan hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari :

Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan

(knowledg).Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat, yakni :

a. Tahu ( Know)

Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall )terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajariantara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

Page 13: SKENARIO I IKGP.docx

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentangobjek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut

secara benar. Orangyang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telahdipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikanaplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainyadalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya

dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil

penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsipsiklus pemecahan masalah

(problem solving cycle) didalam pemecahan masalahkesehatan dari kasus

yang diberikan.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebutdan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja yaitu dapat

menggambarkan (membuat bagan),membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

ataumenghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengankata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapatmeringkaskan, dapat menyesuaikan,

dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Page 14: SKENARIO I IKGP.docx

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaianterhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yangditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

Determinan

Perilaku adalah suatu bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus

atau rangsangan dari luar organisme (orang) ,namun dalam memberikan

respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang

yang bersangkutan.Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa

orang,namun respons tiap-tiap orang berbeda.Faktor-faktor yang membedakan

respons terhadap stimulus yang berbeda disebut dengan determinan

perilaku.Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu

1. Determinan yang berlatar belakang dari faktor internal, yaitu karakteristik

orang yang bersangkutan misalnya kecerdasan, tingkat emosional, jenis

kelamin dan lain sebagainya

2. Determinan yang berlatar belakang dari faktor eksternal, yaitu lingkungan

fisik berupa (cuaca, iklim, sarana dan prasarana layanan kesehatan) dan

lingkungan non fisik ( budaya setempat dan nilai ekonomi suatu

masyarakat pada daerah tertentu)

Menurut notoatmojo (2005) dia mengidentifikasi adanya lima determinan

perilaku, yaitu :

1. Adanya niat (intention), sesuatu yang baru semuanya harus diawali dengan

niat dari dalam diri seseorang tersebut. Sebelum mendapatkan dorongan

dari orang lain maka yang pertama harus niat dari dalam diri orang

tersebut.

2. Adanya dukungan dari masyarakat (social support), selanjutnya yang

mempengaruhi prilaku seseorang selain niat dari dalam diri seseorang

tersebut yaitu adanya dorongan dari masyarakat. Di dalam kehidupan

masyarakat, perilaku seseorang cenderung melakukan legitimasi dari

Page 15: SKENARIO I IKGP.docx

masyarakat sekitar. Apabila perilaku tersebut bertentangan dan tidak

memperoleh dukungan dari masyarakat, maka ia akan berasa kurang atau

tidak nyaman, paling tidak untuk berperilaku kesehatan tidak menjadi

gunjingan atau bahan pembicaraan masyarakat.

3. Terjangkaunya informasi ( accessibility of information ), adalah

tersedianya informasi-informasi terkait dengan tindakan yang akan

diambil seseorang.

4. Adanya kebebasan pribadi (personal autonomy) untuk mengambil

keputusan. Di indonesia kebebasan pribadi masih terbatas maka

dibutuhkan suatu kebebasan pribadi di lingkungan indonesia ini.

5. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action situation).

3. Memahami dan Menjelaskan Indikator dan Upaya Perubahan Perilaku

Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan.

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia

mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan

/ undang – undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan

perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena

perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya

perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah

pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak

pagar yang kurang terawat.

2. Pemberian Informasi

Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan

kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan

pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan

kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku

Page 16: SKENARIO I IKGP.docx

sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan

waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.

3. Diskusi partisipatif

Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian

informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal

ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif

berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini

memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan

tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan

mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.

Bentuk pendekatan massa antara lain:

1) Ceramah umum, metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah, biasanya sering digunakan pada acara hari kesehatan

nasional, pejabat berpidato dihadapan massa rakyat untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan.

2) Tulisan-tulisan di majalah atau surat kabar, misalnya dalam bentuk artikel,

tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit.

3) Siaran berprogram adalah penyampaian informasi secara terprogram

melalui siaranradio dan televisi yang bertujuan untuk merubah sikap,

pengetahuan, dan tindakan masyarakat.

4) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan,

tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan.

5) Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, pamflet,

leaflet, booklet dan sebagainya.

6) Pidato atau diskusi melalui media elektronik. Pada dasarnya metode ini

merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa untuk menyampaikan

Page 17: SKENARIO I IKGP.docx

pesan-pesan kesehatan yang dikemas dalam suatu acara dengandipandu

oleh penyiar/presenter yang telah mahir dibidang kesehatan.

7) Kampanye adalah tindakan yang mempengaruhi dengan cara apapun

untuk membuat orang berpihak pada kita. Sasaran dari kampanye ini

tidak memihak apakah dari masyarakat menengah ke bawah atau

menengah ke atas. 

Penyuluhan

a. Pengertian Penyuluhan

Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan

kesehatan itu penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain

(Notoatmodjo, 2003). Penyuluhan kesehatan masyarakat di dalam bahasa

inggris disebut Education for Health. Sedangkan di Indonesia disebut dengan

komunikasi, informasi, dan eduksi (KIE). Pendidikan kesehatan atau

penyuluhan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003).

Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan di sekolah-sekolah dan juga

di lapangan. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan

yang dilakukan dengan menebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga

masyarakat tidak hanya tahu, sadar, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

b. Pengertian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya-upaya yang dilakukan

untuk merubah perilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat

sehingga mempunyai kemampuan dan kebiasaan untuk berperilaku hidup

sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut.

Page 18: SKENARIO I IKGP.docx

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah bukan hanya sekedar

memberitahukan kepada orang-orang bagaimana caranya untuk mempertinggi

kesehatan yang akan dicapai tetapi seharusnya menciptakan suasana atau

keadaan di mana mereka mendapat kesempatan untuk belajar dengan orang

lain dan untuk mereka sendiri sehingga mereka dapat merubah cara hidupnya

yang kurang baik untuk kesehatan pribadinya dan untuk masyarakat dengan

cara hidup sehat.

c. Tujuan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Tujuan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah mengubah perilaku

masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan gigi

dan mulut yang optimal. Adapun tujuan dari penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut adalah :

1) Meningkatkan pengetahuan kesehatan sasaran di bidang kesehatan gigi dan

mulut.

2) Membangkitkan kemauan dan membimbing masyarakat dan individu

untuk meningkatkan dan melestarikan kebiasaan pelihara diri di dalam bidang

kesehatan gigi dan mulut.

3) Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut baik sendiri maupun

kesehatan keluarga.

4) Mampu menjalankan upaya mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut

serta menjelaskan kepada keluarganya tentang pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut.

5) Mampu mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin kemudian

mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar.

6) Mengenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut dan

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Page 19: SKENARIO I IKGP.docx

7) Menjelaskan akibat-akibat yang ditimbulkan dari kelalaian menjaga

kesehatan gigi dan mulut.

8) Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.

Page 20: SKENARIO I IKGP.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan

Masyarakat  .Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta

2. Nursalam. 2006. Pendidikan Dalam Pendidikan. Jakarta: Salemba

3. Maulana H.2007.Promosi Kesehatan.jakarta:EGC

4. Budiharto. 2008. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan

Kesehatan Gigi. Jakarta: Kedokteran EGC