skenario c 2011

Upload: karina-attaya-suwanto

Post on 07-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

csaf

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIALSKENARIO C BLOK 9

Oleh:Kelompok 1Tutor: dr. Zulkarnain Musa, Sp. PA

Emelda 04101401046Pebriani04101401047Siti Nabila Maharani04101401087Flavia Angelina04101401088Nadiyah Liyanti04101401101Esmaralda Nurul A04101401102Rizka Aprilia 04101401105Primadhea Azvika Larasati04101401106Randy Rakhmat04101401107Ade Kurnia04101401119Wenty Septa Aldona04101401129

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas ridho dan karunia-Nya laporan tugas tutorial skenario B Blok 9 ini dapat terselesaikan dengan baik.Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Tim penyusun laporan ini tak lupa mengucapkan terima kasih kepada tutor yang telah membimbing kami semua dalam pelaksanaan tutorial kali ini. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini. Laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca akan sangat bermanfaat bagi revisi yang senantiasa akan tim penyusun lakukan.

Tim

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................... 2Daftar Isi ................................................................................................ 3SKENARIO............................................................................................ 4Klalifikasi istilah........................................................................ 5Identifikasi masalah.................................................................... 5Analisis Permasalahan................................................................. 6Hipotesis.................................................................. 11Kerangka Konsep......................................................................... 12Learning Issues................................................................. 13Sintesis......................................................................................... 13DAFTAR PUSTAKA...............................................................................30

Skenario CMr. A, 57 years old man, was brought to emergency room of Muhammad Hoesin Hospital by his family due to shorth of breath since 6 hours ago. He has been suffered from type 2 DM for 7 years and consumed a tablet of 2 mg glymepiride irregularly.Two weeks ago he had a wound at the left foot and it doesnt heal until now. Yesterday he got fever and his wound became swollen. He also felt nauseous, epigastric pain, very thristy and fatigue. He refused to eat since yesterday. According to his family he started to be disoriented since 8 hours ago.1. Physical Examination Pasien was in delirious state BP: 90/40 mmHg Pulse: 120x/min reguler, filiformis RR: 36x/min, Kussmaul respiratory, acetone odore Temperature : 38,2 C Head: sunke eyes, dry tongue Thorax: HR: 120x/ min, regular Abdomen: epigastric pain (+), turgor decrease Ekstremitas: dry skin, turgor decrease Left foot: dirty and swollen wound2. Laboratory ResultRoutine blood assay Hb 9,8 g%, Ht 29 vol%, leukosit 22.00/mm3, DC 0/1/0/70/25/4 Trombosit 250.00 mm3Random blood glucose : 529 mg/dlUrinary keton : +++

I. KLARIFIKASI ISTILAH1. shorth of breath: pernapasan yang sukar/ sesak2. type 2 DM: 3. glymepiride: obat antidiabetika oral golongan sulfonilurea generasi ketiga yang bekerja dengan cara meningkatka sekresi insulin4. nauseous: berhubungan dengan nausea atau perasaan mual5. epigastric pain: nyeri pada daerah perut bagian atas dan tengah6. fatigue: kehilangan tenaga atau kemampuan menjawab rangsangan7. disoriented: keadaan dimana tingkah laku menjadi tidak tepat8. delirious state: gangguan mental yang berlangsung singkat biasanya mencerminkan keadaan toksik yang ditandai suatu ilusinasi, dll9. filiformis: keadaan nadi yang lemah dan cepat10. Kussmaul respiratory:pola pernapasan yang amat dalam dengan frekuensi yang normal atau semakin kecil dan sering ditemukan pada pasien asidosis11. acetone odore: bau aseton12. sunken eyes: mata dalam keadaan cekung13. turgor decrease: penurunan keadaan menjadi turgid14. Ht: persentase volume eritrosit dalam darah secara keseluruhan15. Urinary keton:

II. IDENTIFIKASI MASALAH3. Tn . A, 57 tahun dibawa ke UGD karena sesak napas sejak 6 jam yang lalu.4. Dia menderita DM tipe 2 selama 7 tahun dan mengkonsumsi tablet glymepiride 2 mg secara tidak teratur.5. 2 minggu yang lalu dia megalami luka pada kaki kiri dan tidak sembuh sampai sekarang, dan sejak kemarin dia demam, lukanya membengkak, mual, nyeri epigastric,kehausan, kelelahan dan tidak nafsu makan.6. Menurut keluarganya dia mulai disorientasi sejak 8 jam yang lalu.7. Pemeriksaan Fisik Pasien dalam keaadaan delirium BP: 90/40 mmHg Pulse: 120x/min reguler, filiformis RR: 36x/min, pernapasan Kussmaul, bau aseton Temperature : 38,2 C Head: suke eyes, dry tongue Thorax: HR: 120x/ min, regular Abdomen: nyeri epigastric (+), penurunan turgor Ekstremitas: kulit kering, penurunan turgor Kaki kiri: kotor dan luka yang membengkak8. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan darah rutin Hb 9,8 g%, Ht 29 vol%, leukosit 22.00/mm3, DC 0/1/0/70/25/4 Trombosit 250.00 mm3Random blood glucose : 529 mg/dlUrinary keton : +++III. ANALISIS MASALAH1. Bagaimana metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein? sintesis2. Bagaimana kontrol endokrin terhadap glukosa dan lipid di dalam tubuh? sintesis 3. Bagaimana mekanisme gejala:a) Napas pendek b) Luka sukar sembuh dan bengkak Luka membengkakInfeksiaktivasi komplemen histamin permeabilitas vaskular akumulasi cairan intravaskular ke ruang interstitial edemac) Nausea d) Nyeri epigastric e) Kehausan f) Kelelahan g) Konsumsi obat tidak teraturMenolak untuk makan h) Disorientasi

infeksiInsulin , hormon kontra regulator

sitokin lipolisis glukoneogenesis Penggunaan glukosa di sel

Pembentukan serotonindemamAsam lemak bebas

hiperglikemia

Merangsang melanocortin ketonuria ketogenesis

Benda ketonglukosuria

Nafsu makanmualIon H+ di darahDiuresis osmotik

pH darah

Melukai dinding lambungNyeri epigastriumAsidosis metabolik

Merangsang pusat pernapasan di medula dan ponsHiperglikemia berat

Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas

cairan ekstrasel viskositas darah

Aceton odorPernapasan KussmaultakipneuDehidrasi

Aliran darah lambatNapas pendek

Nutrisi dan O2 jaringan

hausSyok hipovolemikTDTakikardi dan filiformisGangguan osmolaritas di otakfatigue turgorLidah keringKulit kering

Luka sukar sembuh

Mata cekungdisorientasiDielirium

4. Bagaimana farmakologi glymepiride? sintesis5. Apa hubungan tidak minum obat (glymepiride) secara teratur dengan gejala yang dialami? Penggunaan obat yang tidak teratur menyebabkan hiperglikemi semakin berat.6. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik dan mekanisme tidak tidak normal dari pemeriksaan tersebut? HasilNilai normalinterpretasi

Kesadaran deliriumCompos mentis-

Blood Pressure90/40 mmHg120/80 mm/Hghipotensi

Respiratory Rate36x/menit

Temperature 38,2 C(36-37) Chiperpireksia

HeadSunken eyesDry tongue

dehidrasi

ThoraxHR: 120x/menit, regularfiliformis60-100 x/menittakikardia

Abdomen Nyeri epigastriumPenurunan turgorLuka pada dinding lambung

EkstremitasPenurunan turgor,Dry skindehidrasi

Kaki kiriKotor dan luka membengkakinfeksi

7. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaanlaboratorium dan mekanisme tidak normal dari pemeriksaan tersebut? Hasil NormalInterpretasi

Blood Routine

hemoglobin9,8g%13-17,5 g %menurun

Hematokrit 29 vol%(40-48) vol %menurun

WBC (cells/ml)22.00004,500 - 10,000meningkat

Basofil00 -3Normal

Eosonofil11-3Normal

Neutrofil Batang02-6Rendah

Neutrofil Segmen7050-70Normal

Limfosit 2520-40Normal

Monosit 42-8Normal

Trombosit250.000 mm3150000-400000normal

GDS529 mg/dl< 110 mg/dLmeningkat

Urin Analysis

Urine Keton+++_ketonuria

Adapun mekanisme hasil abnormal dari pemeriksaan fisik dan laboratorium sebagai berikut

pH darahNapas pendek Penggunaan glukosa di sel glukoneogenesishiperglikemiaKulit keringLidah kering turgorfatigueMata cekungGangguan osmolaritas di otakDielirium Syok hipovolemikTDTakikardi dan filiformisHiperglikemia berat viskositas darah cairan ekstraselDehidrasiAliran darah lambatNutrisi dan O2 jaringanDiuresis osmotikglukosuriaLuka sukar sembuhhauspolidipsi Benda ketonInsulin , hormon kontra regulator lipolisisAsam lemak bebas ketogenesisIon H+ di darahMerangsang pusat pernapasan di medula dan ponsPeningkatan kecepatan dan kedalaman nafastakipneuPernapasan KussmaulAsidosis metabolikAceton odor ketonuriamualNyeri epigastriumMelukai dinding lambungleukositosisinfeksisitokindemamPembentukan serotoninMerangsang melanocortinNafsu makanKonsumsi obat tidak teratur

8. Bagaimana penegakan diagnosis pada kasus ini? sintesis9. Bagaimana DD dan WD? sintesis10. Apa faktor pencetus dari kasus ini?sintesis11. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi kasus ini? sintesis12. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini? sintesis13. Bagaimana prognosis kasus ini? sintesis14. Apa komplikasi kasus ini? sintesis15. Bagaimana pencegahan penyakit ini? sintesis16. Apa KDU pada kasus ini? sintesis

IV. HIPOTESISTn. B mengalami DM tipe 2 dengan komplikasi ketoasidosis.

pH darahNapas pendek Penggunaan glukosa di sel glukoneogenesishiperglikemiaKulit keringLidah kering turgorfatigueMata cekungGangguan osmolaritas di otakDielirium Syok hipovolemikTDTakikardi dan filiformisHiperglikemia berat viskositas darah cairan ekstraselDehidrasiAliran darah lambatNutrisi dan O2 jaringanDiuresis osmotikglukosuriaLuka sukar sembuhhauspolidipsi Benda ketonInsulin , hormon kontra regulator lipolisisAsam lemak bebas ketogenesisIon H+ di darahMerangsang pusat pernapasan di medula dan ponsPeningkatan kecepatan dan kedalaman nafastakipneuPernapasan KussmaulAsidosis metabolikAceton odor ketonuriamualNyeri epigastriumMelukai dinding lambungleukositosisinfeksisitokindemamPembentukan serotoninMerangsang melanocortinNafsu makanKonsumsi obat tidak teraturKERANGKA KONSEP

DKA didiagnosis dari trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis.V. LEARNING ISSUE Metabolisme Karbohidrat dan Lipid Kontrol Endokrin Karbohirat dan Lipid Diabetik Ketoasidosis Glimipiride

VI. SINTESIS6.1 Metabolisme Karbohidrat, dan Lipid6.1.1 Metabolisme Karbohidrat1. Glikolisis1. Pemecahan glukosa menjadi asam piruvat1. Terjadi hampir di semua sel

2. GlikogenesisPembentukan glikogenTerjadi di sitosol dari hati, otot dan ginjalTerjadi ketika kadar glukosa darah tinggi

3. GlikogenolisisDegradasi glikogenTerjadi di sitosolDipegaruhi oleh hormon epineprhin, glucagon, aktivitas fisik yang memerlukan energy, dan stress.

4. GlukoneogenesisPembentukan glukosa dari bahan-bahan non glukosa seperti asam lemak, trigliserid, asam laktat, dan asam piruvat.

6.1.2 Metabolisme Lipid1. Pengangkutan Lipid1. Semua lemak didalam makanan diserap ke dalam limfe dalam bentuk kilomikron. Kilomikron dibersihkan dari plasma sewaktu zat ini melalui kapiler jaringan hati dan lemak. Membran sel lemak dan hati mengandung banyak enzim yang dinamakan lipoprotein lipase yang akan memecah trigliserida didalam kilomikron menjadi asam lemak dan gliserol. Asam-asam lemak ini segera berdifusi ke dalam sel kemudian didalam sel dibentuk kembali menjadi trigliserida. Jika lemak yang telah disimpan di sel lemak akan digunakan dibagian lain tubuh, lemak ini harus diangkut ke jaringan lain dalam bentuk asam lemak bebas yang kemudian berikatan longgar dengan albumin plasma. Selain itu terdapat lipoprotein yang mengangkut kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida. Terdapat tiga kelas utama lipoprotein: 1. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (VDL) mengandung banyak trigliserida serta fosfolipid dan kolesterol dalam jumlah sedang, VDL ini yang mengangkut trigliserida yang dibentuk dari karbohidrat dihati ke jaringan perifer lain. 2. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL) mengandung trigliserida sedikit dan kolesterol sangat banyak. 3. Lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) yang mengangkut kolesterol keluar dari jaringan perifer ke hati. 2. Lipogenesis dan Lipolisis

6.2 Kontrol endokrin Glukosa dan Lipid di dalam tubuh Glukosa dan lipid didalam tubuh dikontrol oleh hormon insulin dan hormon kontraregulator seperti glukagon, hormon pertumbuhan.1. Insulin (sel pankreas)Efek metabolik utama: Penyerapan glukosa: + Penyerapan glukosa + Glikogenesis - Glikogenolisis - Glukoneogenesis Kontrol sekresi: Rangsangan utama:glukosa darah,as.amino darah Peran utama:pengatur utama siklus absorbsi dan pasca absorbsi

1. Glukagon (sel alfa pankreas)Efek metabolik utama: Penyerapan glukosa: +Glikogenolisis, +Glukoneogenesis, GlikogenesisRangsangan utama : glukosa darah,as. amino darah Peran utama : melindungi tubuh dari hipoglikemia1. Epinefrin (medula adrenal)Penyerapan glukosa: +glikogenolisis, +glukoneogenesis, -sekresi insulin, + sekresi glukagonKontrol sekresi Rang.utama sekresi: stimulasi simpatis selama stres dan olahragaPeran utama: Penyiapan energi untuk keadaan darurat dan olahraga1. Kortisol (korteks adrenal) Efek metabolik utama: Meningkatkan glukoneogenesis, penyerapan glukosa oleh jaringan selain otot, menghemat glukosaKontrol sekresiRangsangan utama: Mobilisasi bahan bakar metabolik dan bahan pembangunan selama adaptasi terhadap stress1. Hormon Pertumbuhan (Pituitary) Penyerapan glukosa oleh otot, menghemat glukosa Rangsangan utama: tidur lelap, stres, olahraga, hipoglikemia Peran utama: mendorong pertumbuhan dalam keadaan normal dan tidak begitu berperan dalam metabolisme mobilisasi bahan bakar dan menghemat glukosa.1. Tiroid (sel Folikel kelenjar tiroid)Pada kadar tiroid yang di darah : mendorong anabolisme. Pada kadar tiroid yang di darah : mendorong katabolisme. esensial untuk pertumbuhan normal dan perkembangan saraf, meningkatkan laju metabolisme basal tidak bekerja di otak, testis, ginjal, uterus, dan kelenjer tiroid.

6.3 Ketoasidosis

6.3.1 Epidemiologi Insidensi KAD berdasarkan suatu penelitian population-based adalah antara 4.6 sampai 8 kejadian per 1,000 pasien diabetes. Tingkat kematian pasien dengan ketoasidosis (KAD) adalah < 5% pada sentrum yang berpengalaman Bila mortalitas akibat KAD distratifikasi berdasarkan usia maka mortalitas pada kelompok usia 60-69 tahun adalah 8%, kelompok usia 70-79 tahun 27%, dan 33% pada kelompok usia > 79 tahun .

6.3.2 Faktor pencetus Faktor pencetus utama infeksi.Faktor pencetus lain :- Cerebrovascular Accident- Penyalahgunaan alcohol- Pankreatitis- Infrak Miokard- Trauma- DM tipe 1 onset baru- Pemakaian insulin dosis tidak adekuat- DM tipe 2 usia lanjut yang kurang cairan- Obat-obatan :- kortikosteroid- thiazide- obat-obat simpatomimetik (dobutamine dan terbutaline)- DM tipe 1 + problem psikologik

6.3.3 Patogenesis

Konsumsi obat tidak teratur

infeksiInsulin , hormon kontra regulator

sitokinleukositosis lipolisis glukoneogenesis Penggunaan glukosa di sel

Pembentukan serotonindemamAsam lemak bebas

ketonuriahiperglikemia

Merangsang melanocortin ketogenesis

ketosisglukosuria

Benda keton

mualNafsu makanIon H+ di darah

Diuresis osmotik

pH darah

Melukai dinding lambungNyeri epigastrium

Asidosis metabolikHiperglikemia berat

Merangsang pusat pernapasan di medula dan pons

Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas cairan ekstrasel viskositas darah

Aceton odorPernapasan KussmaultakipneuDehidrasi

Aliran darah lambat

Napas pendek

Nutrisi dan O2 jaringan

hausSyok hipovolemikTDTakikardi dan filiformisGangguan osmolaritas di otakfatigue turgorLidah keringKulit kering

Luka sukar sembuh

polidipsiDielirium Mata cekung

DKA didiagnosis dari trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis.

6.3.4 Penegakan diagnosis 1. Anamnesis Anamnesis yang dilakukan biasanya haloanamnesis karena kebanyakan pasien KDA mengalami penurunan kesadarana. Jenis kelamin, usiab. Keluhan utama yang dialami antara lain polidipsi dan polifagi BB dalam waktu singkat mual muntah nyeri perut dehidrasi badan lemas pandangan kaburc. Riwayat penyakit yang diderita (menderita DM tipe 1 atau tipe 2)d. Pengobatan terhadap diabetes yang diderita e. Riwayat infeksi dalam waktu beberapa hari terakhir2. Pemeriksaan fisikDinilai secara keseluruhana. Vital sign BP biasanya menurun akibat syok hipovolemik RR meningkat , pernapasan kussmaul, bau aseton HR meningkat Temperatur meningkat akibat adanya infeksi yang merupakan pencetus KDA atau kadang normal Kesadaran biasanya apatis sampai komab. Kepala Mata : sunken eyes (mata cekung) Lidah : keringc. Thoraks HR meningkat dan filiformisd. AbdomenKadang terdapat nyeri epigastrium, dan penurunan turgore. EkstremitasKulit di ekstremitas kering dan terjadi penurunan turgor.3. Pemeriksaan Laboratorium Glukosa darah plasma , ureum, kreatinin dan keton serum, elektrolit, osmolalitas, Urinalisis berupa keton urin, analisa gas darah, pH pO2 pCO2 darah rutin lengkap HbA1c (A1c) 4. Pemeriksaan Tambahan EKG Biakan urin, darah, pus dan usap tenggorok penyebab infeksi

Kriteria diagnosis DKAKadar glukosa > 250 mg%pH 3,3 mEq/l untuk mencegah aritmia atau cardiac arrest dan kelemahan otot pernapasanBikarbonat Penggunaan larutan bikarbonat pada KAD masih merupakan kontroversi. Pada pH > 7.0, aktifitas insulin memblok lipolysis dan ketoacidosis dapat hilang tanpa penambahan bikarbonat. Beberapa penelitian prospektif gagal membuktikan adanya keuntungan atau perbaikan pada angka morbiditas dan mortalitas dengan pemberian bikarbonat pada penderita KAD dengan pH antara 6.9 dan 7.1 Asidosis yang berat menyebabkan efek vaskuler yang kurang baik, jadi sangat bijaksana pada pasien orang dewasa dengan pH < 6.9, diberikan sodium bikarbonat. Tidak perlu tambahan bikarbonat jika pH > 7.0. Pemberian insulin, seperti halnya bikarbonat, menurunkan kalium serum; oleh karena itu supplemen Kalium harus diberikan dalam cairan infus seperti diuraikan di atas dan harus dimonitor dengan ketat. Sesudah itu, pH aliran darah vena harus diukur tiap 2 jam sampai pH mencapai 7.0, dan terapi bikarbonat harus diulangi tiap 2 jam jika perlu.Fosfat Pada KAD serum fosfat biasanya normal atau meningkat. Konsentrasi fosfat berkurang dengan pemberian terapi insulin. Beberapa penelitian prospektif gagal membuktikan adanya keuntungan dengan penggantian fosfat pada KAD dan pemberian fosfat yang berlebihan dapat menyebabkan hypocalcemia yang berat tanpa adanya gejala tetani . Bagaimanapun, untuk menghindari kelainan jantung dan kelemahan otot dan depresi pernapasan oleh karena hipofosfatemia, penggantian fosfat kadangkadang diindikasikan pada pasien dengan kelainan jantung, anemia, atau depresi pernapasan dan pada mereka dengan konsentrasi fosfat serum < 1.0 mg/dl. Blia diperlukan, 2030 mEq/l kalium fosfat dapat ditambahkan ke larutan pengganti. Pengenalan dan pengobatan faktor pencetusa. Jika terdapat infeksi antibiotik adekuat Pemberian oksigen bila pO2 < 80 mmHg Heparin bila terindikasi DIC Follow up yang ketatMonitoring a. Glukosa darah dengan glukosameterb. Elektrolit tiap 6 jam selama 24 jam, selanjutnya tergantung keadaanc. Analisa gas darah setiap 6 jam sampai pH >7,1selanjutnya setiap hari sampai stabild. Vital signe. Keadaan hidrasi cairanf. Waspada kemungkinan DIC

6.3.7 PrognosisBaik jika ditangani secara tepat khususnya pada pasien muda dengan infeksi yang tidak interrecurent, sedangkan buruk pada pasien berusia tua dengan infeksi berat (sepsis dan pneumonia) serta infark miokard.6.3.8 Komplikasi Edema paru Hipertrigliseridemia Infark miokard Komplikasi iatrogenik

6.3.9 Pencegahan Penatalaksanaan DM secara komperhensif Edukasi mengenai DM kepada pasien untuk mendapatkan ketaan berobat pasien yang baik Untuk pencegahan KAD dan hipoglikemia, edukasi perlu menekankan cara mengatasi saat sakit akut, meliputi informasi mengenai pemberian insulin kerja cepat, target kadar glukosa saat sakit, mengatasi demam dan infeksi. Tidak menghentikan pemberian insulin atau obat ADO oral Pasien harus didorong untuk perawatan mandiri terutama saat masa-masa sakit, dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah dan keton urin sendiri. Edukasi juga dilakukan pada keluarga.6.3.10 KDU

6.4 Glimepiride 6.4.1 Komposisi: Glimepiride 1 mg, 2 mg 6.4.2 Indikasi 0. Paride diindikasikan sebagai terapi tambahan untuk diet dan olah raga untuk menurunkan gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak bisa dikontrol dengan diet dan olahraga saja.0. Paride dapat digunakan bersamaan dengan metformin ketika diet, olahraga dan paride atau metformin saja tidak menghasilkan kontrol yang cukup.0. Paride juga diindikasikan untuk digunakan kombinasi dengan insulin untuk menurunkan gula darah pada pasien yang kadar gulanya tidak bisa dikontrol dengan diet dan olahraga bersamaan dengan obat penurun gula darah oral. Penggunaan kombinasi glimepiride dapat meningkatkan potensi dari hipoglikemia.6.4.3 Dosis Dosis awal : 1-2 mg Dosis maintenance : 1-4 mg Dosis maksimum : 8 mg Titrasi dosis dilakukan dengan interval 1-2 minggu6.4.4 Farmakodinamik Merangsang channel K yang tergantung pada ATP dari sel beta pankreas. Bila glimipiride terikat pada reseptor (SUR) channel tersebut maka akan terjadi penutupan permeabilitas K pada membran sel beta, terjadi depolarisasi membran dan membuka channel Ca tergantung voltase, dan menyebabkan peningkatan Ca intrasel. Ion Ca akan terikat pada calmodulin, dan menyebabkan eksositosis granul yang mengandung insulin.6.4.5 Farmakokinetik 1. T max : 2-3 jam1. T : 5.3 jam1. Protein binding: 99.5%1. Metabolisme melalui hati di P450 2C91. Metabolit utama: Cyclohexyl hydroxy derivative (M1) dan Carboxyl derivative (M2)1. Ekskresi 60 % lewat urine dan 40 % lewat feses6.4.6 Interaksi Obat1. Efek hipoglikemik dapat ditingkakan oleh NSAID dan obat obat lain yang berikatan kuat dengan protein seperti salisilat, sulfonamid, klorafenikol, kumarin, probenecid MAOI dan beta adrenergik blocking agents. Ketika obat-obatan ini diberikan bersama dengan Paride, maka kejadian hipoglikemi harus dimonitor dengan ketat. Dan apabila obat-obatan tersebut dihentikan dari pengguna Paride, maka harus di monitor dengan ketat terhadap kehilangan kontrol glukosa1. Obat-obat tertentu dapat menyebabkan hiperglikemi dan menyebabkan loss kontrol, seperti tiazid, diuretik lain, kortikosteroid, phenothiazin, produk tiroid, estrogen, kontrasepsi oral, phenytoin, asam nikotinat, sympathomimetic dan isoniazid. Ketika obat-obatan tersebut digunakan bersama-sama paride harus dimonitor secara ketat dari loss kontrol. Dan apabila, obat-obatan tersebut dihentikan dari pengguna Paride harus dimonitor secara ketat kejadian hipoglikemi1. Pemberian bersama-sama aspirin (1g tid) bersama-sama Paride dapat menurunkan AUC Paride sebesar 34% dan menurunkan C max 4 %. Tidak ada pengaruh dari pemberian bersama ini terhadap kadar gula darah dan C-peptide dan kejadian hipoglikemi.1. Pemberian cimetidin atau ranitidin bersama-sama Paride tidak mempengaruhi absorbsi dan disposisi dari glimepiride1. Pemberian bersama-sama propranolol dengan Paride dapat meningkatkan Cmax, AUC dan T . Bila beta blocker digunakan bersama-sama dengan Paride maka harus dikontrol dengan ketat kejadian hipoglikemi1. Pemberian Paride tidak mengganggu farmakokinetika dari Warfarin1. Respon glukosa serum, insulin, c-peptide dan glukagon plasma terhadap Paride tidak dipengaruhi oleh pemberian ACE Inhibitor. Tidak terjadi kejadian hipoglikemi1. Pemberian oral miconazole bersama-sama dengan OAD dapat menyebabkan efek hipoglikemi berat6.4.7 Kontraindikasi Diabetes type 1 Hipersensitivitas terhadap glimepiride Diabetic ketoacidosis dengan atau tanpa koma6.4.8 Efek Samping UmumDizziness 1.7 %, Astenia 1.6%, Headache 1.5 % Nausea 1,1%1. Gastrointestinal Vomiting (mual), gastrointestinal pain (nyeri pada saluran pencernaan dan diarrhea kurang dari 1 %1. Reaksi Dermatologi Reaksi alergi kulit kuranbg dari 1 %1. Reaksi hematologiLeukopenia, agranulocytosis, hemolytic anemia, aplastic anemia dan pancytopenia telah dilaporkan pada penggunaan Sulfonylurea

DAFTAR PUSTAKAGuyton, Arthur C., dkk.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGCKatzung, Bertram G.1997.Farmakologi Dasar dan Klinik.Jakarta:EGCKumar, Vinay, dkk.2007.Buku Ajar Patologi Robbins.Jakarta:EGC Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper. Edisi 27. Buku Kedkteran.EGC : JakartaPrice, Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi.Jakarta:EGCTim editor.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:Pusat Penerbitan IPD FKUI

DKA 1