skenario 3 pancaindra kelompok 5
DESCRIPTION
panca inrda kedokteranTRANSCRIPT
SKENARIO 3 PANCAINDRA
Kelompok 5
Hardhikasari Vindy Palupi 201110330311001
Nabila wahyu putri 201210330311005
Ikrom pahlevi 201210330311020
Rachma ferdiana i. 201210330311029
Dessy dwi helmy 201210330311059
Fadhil 201210330311078
Harmas Novryan F 201210330311095
Juliatika 201210330311105
M. Fahmi chisbullah 201210330311152
Wulladah nur jihan 201210330311159
Tasya felicia macellin 201210330311160
Aduh kelopak mataku panas…
Tuan Andi 60 th datang ke puskesmas dengan keluhan panas dan nyeri hebat daerah kelopak mata miri sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini muncul saat diterpa angin atau diraba. Pasien sudah minum obat analgetik di toko tapi nyer tidak berkurng. Menurut pemeriksaan dokter pasien mengalami allodinia daerah dermatom orbita sinistra. Di daerah orbita sinistra tampak keropeng, vesikel mengering dan nyeri bila diraba. Dalam rekam medis pasien, 6 bulan yg lalu di dermatom yang sama didapatkan vesikel , pustula disekitar orbita kiri sampai ke telinga kiri. Pada pemeriksaan kornea didapatkan infiltrat dendritik, tes fluoresensi positif dan tes sensibilitas menurun. Pasien saat itu didiagnosa menderita herps zoster oftalmikus yang kemudian sembuh dengan pengobatan acyclovir selama 14 hari
Keyword
Laki” 60th
panas dan nyeri 2mgg yll nyeri diterpa angin atau diraba allodinia dermatom orbita sinistra keropeng, vesikel mengering pustula ke telinga kiri infiltrat dendritik tes fluoresensi + tes sensibilitas menurun herps zoster oftalmikus acyclovir 14 hari
Klarifikasi istilah
Pustul vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian bawah vesikel disebut vesikel hipopion. (IKK)
Vesikel gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran < ½ cm garis tengah dan mempunyai dasar (IKK)
Allodinia nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri atau non noksius tetapi responnya berlebih (Neurologis Klinis)
Dermatom suatu daerah di kulit yang dipersarafi terutama oleh satu saraf spinalis (Herpes Zooster, FK UI, 2013)
Herps zoster oftalmikus infeksi virus herpes zooster yang menyerang bagian ganglion gaseri yang menerima serabut saraf dari cabang oftalmikus saraf trigeminus yang ditandai dengan erupsi herpatic unilateral pada kulit (Siregar RS Penyakit Virus Atlas Berwarna, Edisi II )
Rumusan Masalah
1. Mengapa px mengalami Panas dan nyeri ? allodinia daerah dermatom orbita sinistra ? Vesikel dan Keropeng daerah orbita sinistra ?
2. Apa hubungan antara RPD herpes zoster pasien dengan penyakit yang dialami sekarang ?
3. Mengapa setelah pemberian obat analgesik, nyerinya tidak berkurang?
4. Apa interprestasi dari pemeriksaan kornea?
5. Apa diagnosa banding pd kasus trb ?
6. Bagaimana penatalaksanaan awal ?
HIPOTESA
Mengapa px mengalami panas dan nyeri ?
Nyeri dan rasa panas dapat terjadi karena virus varicella zooster menjalar sampai ke daerah medula spinalis dan mengenai area sensorik dan motorik area sensorik yang terkena tipe sentral dan primer, Jika primer : mengatur suhu, karena terjadi letupan nosiseptik C Allodinia + Hiperalgesia/ Nyeri terhadap suhu menurun
Nyeri terjadi karena tipe sentral terjadi karena inflamasi, sehingga terjadi aktivasi ektopik serabut saraf aferen Nyeri
Mengapa px mengalami allodinia daerah dermatom orbita sinistra ?
Peradangan pada kornu dorsalis hancur sel ganglion yang besar yang tersisa hanya serabut saraf halus A-delta dan C serabut A membawa sensasi nyeri tajam atau tusuk. Sedangkan yang C membawa nyeri tumpul dan rasa terbakar sehingga semua impuls diteruskan oleh serabut – serabut Adelta dan C Allodinia
Mengapa px mengalami vesikel dan Keropeng daerah orbita sinistra ?
Vesikel pada Herpes Zooster berubah menjadi besar dan keruh karena adanya sel radang pustula berisi nanah terabsorbsi vesikel mengering krusta akan terlepas 1-2 mgg meninggalkan bekas berupa keropeng keropeng menyebabkan nyeri
Apa hubungan antara RPD herpes zoster pasien dengan penyakit yang dialami sekarang ?
Virus masih dormant di cornu dorsalis dan ganglion saraf kranialis (ganglion genikulatum (n VII) gangguan sistem imun virus teraktifasi
PHN setiap nyeri yang timbul setelah 1,3,4,6 bulan setelah herpes zooster
Mengapa setelah pemberian obat analgesik, nyerinya tidak berkurang?
Nyeri yang dialami adalah bukan nyeri yang di sertai radang, jadi tidak memberikan efek pada nyeri pasien.
Terapi awal: Carbamazepin, Gabapentin atau antiepilepsi lain
Apa interprestasi dari pemeriksaan kornea?
infiltrat dendritik : virus tes fluorescent : untuk mendeteksi
kedalaman lesi (epitel, stroma) tes sensibilitas menurun : sensitisasi dari
saraf (perifer dan sentral)
Apa diagnosa banding pd kasus trb ?
Herpes zooster opthalmicus Post herpetic neuralgia (PHN)
Bagaimana penatalaksanaan awal ?
Terapi farmakologi Antivirus Analgesik Antidepresan Terapi topikal Non farmakologi Bed rest Akupuntur TENS Vaksin
PETA KONSEP
Pria, 60 th
Riwayat Herpes Zooster
Varicella Zoster telah ter-reaktivasi
Faktor umur Faktor imun
Kornu dorsalis radang
Modulasi saraf
terganggu
HIPERALGESIA
Berjalan sepanjang
akson saraf
VZV telah berreplikasi di kulit, stroma,
dan uvea anterior
Infiltrat Dendritik
Vesikel
Pustula
Krusta
Kerusakan saraf
Serabut saraf besar hilang
Tersisa serabut saraf halus (A-
delta & C)
Sprouting neuron
Simpatis
Pembentukan kanal
Na >>
Mudah terdepolarisa
si
Penyebaran stimulus
berlebihan
Tersisa serabut saraf halus (A-
delta & C)
Mudah terdepolarisa
si
Penyebaran stimulus
berlebihan
Tumbuh ke superficial
Stimulus apapaun
diterima oleh serabut
pembawa nyeri tsb
ALLODINIA
Pemeriksaan Tambahan: - KU - Vital Sign - Pmrx saraf
kranialis - Pmrx motorik - Pmrx sensorik - Fungsi otonom- Pemeriksaan
khusus menentukan allodia dan hiperalgesia Penatalaksanaan :
- Acyclovir 5x800 mg p.o - Analgetik NSAID / Kortikosteroid - Adjuvan terapi Antikonvulsan, antidepresan - Bila vesikel sudah pecah beri Ab untuk mencegah infeksi
sekunder - KIE pasien untuk tidak menggaruk tempat lesi
LO
1. Herpes zooster opthalmicus
Patofisiologi ,Diagnosa ,Tatalaksana, Rujukan komplikasi, prognosis
2. Post herpetic neuralgia (PHN)
Definisi, klasifikasi, Patofisiologi, Diagnosa, Tatalaksana, Rujukan , Komplikasi, prognosis
HERPES ZOOSTER OPTHALMICUS
Patofisiologi ,Diagnosa ,Tatalaksana, Rujukan komplikasi, prognosis
PATOFISIOLOGI
Infeksi laten VZV
meninggalkan kerusakan serabut saraf
virus menetap dalam keadaan dorman
VZV-specific cell immunity compromised ( pe↑ umur, terutama pe↓ T-sel mediated imun)
pencetus reaktivasi virus
mengenai ganglion gasseri N.V
menyebar ke N.V cabang satu (oftalmikus)
timbul respon tubuh seperti vesikel,pustul,krustae,edem,eritema sesuai dermatom dan tidak melebihi batas median tubuh
kerusakan sel-sel
Pelepasan mediator nyeri (histamin,bradikinin,pg,dll)
Merangsang nosiseptor
nyeri dihantarkan melalui serabut saraf sensoris ᾀð dan c
karena kerusakan serabut saraf sebelumnya
terjadi transmisi nyeri yang tidak seharusnya
serabut saraf c mengambil alih hantaran nyeri
peningkatan rasa nyeri ( allodinia )
HPN
Diagnosa
ANAMNESIS Nyeri dan gatal terjadi sebelum erupsi Keluhan dapat disertai dengan gejala
prodromal berlangsung 1 sampai 4 hari sebelum kelainan kulit timbul. (berupa demam, pusing, dan malaise)
Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan edema.
Anamnesis
Faktor risiko : Umumnya terjadi pada orang dewasa,
terutama orangtua (>60thn) Imunodefisiensi
Pemeriksaan Fisik
Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang distribusi saraf spinal atau kranial.
Herpes Zoster Oftalmikus : infeksi cabang pertama N.trigeminus/N.V sehingga menimbulkan kelainan pada mata, disamping itu juga cabang kedua dan ketiga menyebabkan kelainan kulit pada daerah persyarafaannya.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dengan menemukan sel Tzanck, yaitu sel datia berisi banyak, meskipun pemeriksaan ini tidak spesifik.
Penegakan Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan pemerriksaan fisik
Referensi :
Djuanda, A.Hamzah, M.Aisah, S.Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th Ed. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.2007
Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas.Depkes RI.2007 Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.Pedoman
Pelayanan Medik 2011 Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.Ikatan Dokter Indonesia.2013
Terapi FarmakoObat Dosis Tujuan
1. Antivirus • Acyclovir• Famcyclovir• Valacyclovir
5 x 800mg P.O/hr (7 hr) 3 x 500mg P.O/hr (7 hr) 3 x 1000mg P.O/hr (7 hr)
Menurunkan nyeri akut, menghentikan progresi virus dan pembentukan vesikel, mengurangi insiden episkleritis rekuren, keratitis, iritis, dan mengurangi neuralgia pasca herpetik
2. Analgesik• Asetaminof
en• Asammefen
amat• Aspirin
3x 500mg P.O/hr
Untuk mengontrol rasa nyeri
3. Kortikosteroid
• Prednisone3 x 20mg P.O/hr (1mgg)
Mengurangi neuralgia dan neuralgia postherpetikum
4. AntibiotikTetes / salep
Untuk mencegah infeksi sekunderSteroid lokal dan siklopegik terapi lokal untuk keratitis, iridosiklitis,
dan skleritis
Terapi non Farmako
Bed resth Kompres lesi dengan air hangat Bedak salisil 2% Hindari garukan dan gosokan Edukasi kepada px untuk menjaga
vesikel dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan resiko infeksi bakteri
Edukasi px untuk menjaga hygien
Pencegahan
• Kortiko steroid Antibiotik tetes / salep Vasin pencegahan herpes zoste
reomendasi oleh CDC (centers for Disease Control & Premention)
RUJUKAN HERPES ZOSTER OFTALMIKUS
Kriteria Rujukan
Penyakit tidak sembuh pada 7-
10 hari setelah terapi
Terjadi pada pasien geriatri
(imunokompromais)
Terjadi komplikasi
Terdapat penyakit penyerta
yang menggunakan
multifarmaka
Komplikasi
Neuralgia postherpetik Meningoensefalitis Ramsay Hunt syndrome Paralisis motorik
Prognosis
Umumnya penderita HZO hanya mengalami sekali serangan
Penglihatan umumnya baik” saja Rash hilang dalam 10-14 hari
POST HERPETIC NEURALGIA (PHN)
Definisi, klasifikasi, Patofisiologi, Diagnosa, Tatalaksana, Rujukan , Komplikasi, prognosis
Definisi
Neuralgia post herpetik (PHN) merupakan komplikasi yang serius dari herpes zooster yang sering terjadi pada orang tua.
Neuralgia post herpetika sebagai nyeri neuropatik yang menetap setelah onset ruam (atau 3 bulan setelah penyembuhan herpes zoster) - (Dworkin, 2004)
Infeksi virus herpes zooster
ETIOLOGI
Patofisiologi
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
Keluhan : nyeri erupsi vesikuler Nyeri yang timbul berlanjut > 3 bulan
Terbakar, tertusuk-tusuk, gatal, atau tersengat listrik
Pemeriksaan Fisik
Muncul kemerahan Skar kutaneus Hipersensitivitas sentuhan dan suhu Blister berisi pus krusta Nyeri yang menetap sesuai distribusi
saraf Allodinia
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan neurologis Elektromiografi (EMG) Cairan cerebrospinal (CSF) Smear vesikel dan PCR Kultur viral atau pewarnaan
immunofluorescence
Penatalaksanaan Terapi farmakologis1. Antivirus - Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 – 10 hari diberikan pada
3 hari pertama sejak lesi muncul. - Valasiklovir 1 mg/hari selama 7 hari secara oral - Famsiklovir 500 mg/hari selama 7 hari selama 7 hari.
2. Analgesik - tramadol maksimum 400 mg/hari dibagi dalam 4 dosis.
- opiat maksimal 60 mg/hari
3. Anti epilepsi - memodulasi voltage-gated sodium channel dan kanal kalsium,
- meningkatkan efek inhibisi GABA, dan - menghambat transmisi glutaminergik yang bersifat eksitatorik.
4. Anti depressan5. Terapi topikal
Terapi non farmakologis1. Akupunktur2. TENS (stimulasi saraf elektris transkutan)3. Vaksin umur 60 tahun keatas dengan dosis 1 ml
diberikan secara sub kutan (efektif)
Refarat Postherpetic Neuralgia Clinical. A. fajar apriani . FK universitas hasanuddin 2013
RUJUKAN POST HERPETIC NEURALGIA
Kompetensi
Herpes zooster dengan komplikasi
3A
--{ Konsil Kedokteran Indonesia, 2013}--
Faktor Resiko PHN
Usia Stress Imunosupresi Nyeri berat selama fase akut HZ Gangguan sensorik yang meluas Keterlibatan mata
--{ Association of american dermatology, 2013}--
Contoh kasusMr.X datang ke UGD RS UMM dengan keluhan panas dan nyeri hebat di daerah orbita dextra sejak 1minggu yll. Keluhan ini muncul setiap saat pada saat ditekan atau pada saat keluar rumah.
Rujukan
Anamnesa Identitas RPD RPK RP.sos
Pemeriksaan fisik
Komplikasi PHN
PHN sendiri merupakan komplikasi dari herpes zoster
Bila tidak diobati nyeri terus menerus efek depresi, penurunan BB, gangguan tidur, dsb
Komplikasi lain: akibat perubahan pola hidup
Kecanduan obat analgesik Kelemahan otot lama tdk difungsikan
Prognosis PHN
Penanganan adekuat
Sedini
mungki
n
Umumnya baik
Preventif PHN
Jika herpes zoster dapat dicegah, maka PHN juga biasanya dicegah
Pemberian antivirus < 72 jam setelah terkena herpes zoster mengurangi kejadian PNH
Herpes zoster vaksin (Zostavax) telah terbukti mengurangi risiko herpes zoster oleh hampir 70 persen
Vaksin yang telah terbukti efektif untuk orang dewasa usia 50 tahun ke atas dan direkomendasikan untuk semua orang dewasa 60 tahun dan lebih tua terlepas dari apakah mereka memiliki herpes zoster di masa lalu
Referensi
Sidharta, P. 2004. Neurologi Klinis dalam Prakteku umum . Jakarta : Dian Rakyat.
Sumaryo, Sugastiasri. Prevention and Treatment Of Post Herpetic Neuralgia to be Travelling. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang.
PEMBAHASAN