sk 3 fariz
DESCRIPTION
ppt 3TRANSCRIPT
Manifestasi Klinis pada Penderita
IBD
Wan Muhammad Faris 102013533
A7
Seorang perempuan, 35 tahun datang ke
poliklinik umum dengan keluhan saat BAB kotorannya bercampur darah berwarna merah segar 4-5x sejak 3 hari smrs. Pasien juga mengatakan sejak 3 minggu yang lalu BABnya encer 3-4x/hari, disertai nyeri perut bagian bawah yang hilang timbul.
Kasus 3
Seorang perempuan dengan keluhan saat BAB
kotorannya bercampur darah merah segar 4-5x sejak 3 hari smrs.
RUMUSAN MASALAH
MIND MAP dan HIPOTESIS
RUMUSAN
MASALAH
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FIZIK DAN
PENUNJANG
WORKING DIAGNOSI
S
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
PROGNOSIS
Perempuan tersebut diduga menderita IBD.
Identitas: 35 tahun, perempuan Keluhan utama: Saat BAB kotorannya
bercampur darah merah segar 4-5x sejak 3 hari smrs.
Diare sejak 3 minggu, encer 3-4x/hari Nyeri perut bagian bawah yang hilang timbul Berat badan tidak menurun Tinja: darah, hampas, - lendir
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang Harus ditanyakan sesuai dengan keluhan
utamaRiwayat pengobatan Menggambarkan segala pengobatan yang
pernah didapat sebelumnya. Tidak ada
Riwayat penyakit dahulu Adakah pasien pernah mengalami penyakit ini atau
penyakit kronik seperti hipertensi, diabetes mellitus atau mempunyai alergi.
Pasien pernah mengalami diare dan sering hilang timbul Diare sudah 3 tahun Setiap kali diare 1-2 minggu Riwayat keluarga Penyakit-penyakit dengan kecenderungan herediter atau
penyakit menular. Adakah anggota rumah yang mengalami gejala yang sama.
Riwayat sosial
InspeksiPalpasi Palpasi umum Palpasi Organ Palpasi Khusus
Appendisitis Kolesistitis Asistes
PerkusiAuskultasi
PEMERIKSAAN FISIK
Laboratorium: tidak ada parameter laboratorium spesifik untuk IBD/ utk membedakan KU dan PC Feses rutin dan biakan mikrooraganisme feses – eksklusi infeksiEndoskopi: sangat pentingKU: mukosa kolon terlibat secara difus dan kontinu, mulai dari rektum dan menyebar ke proksimalPC: bersifat transmural, segmental dan dapat terjadi pada SCBA, usus halus, kolonRadiologi (kontras ganda) akan saling melengkapi dengan endoskopiPA: spesimen dari operasi lebih baik dari biopsiPada KU: abses kripti, distorsi kripti, infiltrasi sel mononukleus dan polimorfnuklear di lamina propria.Pada PC: adanya granuloma tuberkuloid, infiltrasi sel makrofag dan limfosit di lamina propria serta ulserasi yang dalam
Pemeriksaan Penunjang
IBD
WORKING DIAGNOSIS
Difference Crohn's Disease Ulcerative Colitis
Location Inflammation may occur anywhere along the digestive tract
Large intestine (colon) is typically the only affected site
Inflammation Inflammation may occur in patches
Inflammation is continuous throughout affected areas
Pain Pain is commonly experienced in the lower right abdomen
Pain is common in the lower left part of the abdomen
Appearance Colon wall may be thickened and may have a rocky appearanceUlcers along the digestive track are deep and may extend into all layers of the bowel wall
Colon wall is thinner and shows continuous inflammationMucus lining of large intestine may have ulcers, but they do not extend beyond the inner lining
Bleeding Bleeding from the rectum during bowel movements is not common
Bleeding from the rectum during bowel movements
TBC usus Divertikulitis Kolitis Infeksi
ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI
• Kuman Mycobacterium tuberculosae.
• Biasanya lewat tertelannya sputum yang mengandung kuman.
• Kadang-kadang akibat minum susu yang tercemar mycobacterium bovis. Terdapat hubungan tingginya frekuensi tuberculosis saluran cerna dengan beratnya tuberculosis paru
• Konsumsi serat kurang• Resistensis kolon melemah• Gangguan motilitas lebih tinggi• Rokok dan alkohol tidak terbukti
berpengaruh namun berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi
Shigelosis, colitis tuberkulosa, colitis amebic, colitis pseudomembran, colitis karena virus/bakteri/parasite lain.
GEJALA KLINIS• Sakit perut• Pembengkakan perut• Batuk, demam, keringat malam,
anoreksia, kelelahan, berat badan menurun dan diare
• Pada PF didapatkan asites dan anemia
• Keadaan gizi tergantung lamanya perjalanan penyakit
Nyeri perut kiri bawah (sigmoid), demam, dan leukositosisDerajat menurut EAES:1: simptomatik, uncomplicated – colonoscopy vs barium enema2: simptomatik, recurrent – CT scan vs barium enema3: komplikasi – CT scan
Kolitis amebic: Gejala kilinis pasien amebiasis sangat bervariasi, mulai dan asimtomatik sampai berat dengan gejala klinis menyerupai KUDisentri Basiler: Pada dasarnya gejala klinis shigelosis bervariasi. Disentri basiler yang tidak diobati dengan baik dan berlangsung lama gejalanya menyerupai KU
PENATALAKSA-
NAAN
Sama dengan tatalaksana tuberkulosis paru, dengan lama terapi 9-18 bulan
Ringan, iumnokompeten – AB utk 7-14 hari: amoksisilin/asamklavunat, sulfamethoxazol-trimetoprim, atua kuinolon + metronidazolBerat, imunokompromais – AB IV spektrum luas (utk gram – dan anaerob) 7-10 hari, bila ada perbaikan diganti dgn oralDiet: rendah serat pada fase akut, tinggi serat pada fase tenang
Tergantung penyebabnya.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Manifestasi umum:
Eksaserbasi dan remisi Diare kronik dengan/tanpa darah Nyeri perut
Ekstra intestinal: artritis. Uveitis, pioderma, gangrenosum, eritem nodosum, kolangitis
Sistemik: gangguan nutrisi Gambaran klinis KU relatif lebih seragam dari
PC karena KU terbatas di kolon, Pc dapat terjadi di semua segmen saluran cerna
Gejala Klinis
Dalam perjalanan penyakit ini, dapat terjadi komplikasi seperti Perforasi usus yang terlibat, Terjadinya stenosis usus akibat fibrosis, Megakolon toksik (terutama pada KU), Perdarahan dan degenarasi maligna. Diperkirakan risiko terjadinya kanker pada IBD lebih kurang 13%.
Komplikasi
Sampai saat ini etiologi Penyakit Crohn dan Kolitis Ulserativa belum jelas. Namun diduga penyakit ini disebabkan oleh multifaktor seperti Genetik Pengaruh lingkungan Integritas mukosa Faktor imunologis.Beberapa faktor pencetus seperti infeksi, toksin dapat memicu proses inflamasi dan akan menyebabkan disregulasi respon imunologi mukosa traktus gastrointestinal pada individu yang rentan.
ETIOLOGI
PATOGENESIS
Secara umum diperkirakan bahwa proses pathogenesis IBD diawali oleh adanya infeksi, toksin, diproduk bakteri atau diet intralumen kolon, yang terjadi pada individu yang rentan dipengaruhi oleh faktor genetic, defek imun, lingkungan sehingga terjadi kaskade proses inflamasi pada dinding usus. Faktor genetic memainkan peran penting dengan adanya kekerapan
yang tinggi pada anak kembar dan adanya keterlibatan familial. Teori adanya peningktaan permeabilitias epitel usus, Terdapatnya anti neutrophil sitoplasmic autoantibodi, Peran nitric oksida dan Riwayat infeksi (terutama mikobakterium paratuberkulosis) banyak
dikemukakan. Defek imunologisnya kompleks antara interaksi antigen eksogen, Kemudahan masuk antigen (termasuk permeabilitas usus)
EPIDEMIOLOGIInsidens IBD lebih tinggi dinegara maju. Di Amerika• 3,5 kasus baru Penyakit Crohn
setiap 100.000 populasi/tahun dan • 2,3 kasus baru Kolitis Ulserativa pada kelompok usia 10-19 tahun. Kulit putihDaerah urbanBangsa YahudiLaki2 > wanita - PCKasus paling sering terjadi pada usia dekade ke-2 dan ke-3. Pada anak, Penyakit Crohn biasanya dijumpai saat usia 10-16 tahun, dan sekitar 25% kasus baru di populasi berusia <20> Penelitian menunjukkan bahwa insidens Penyakit Crohn 0,2-5,9 per 100.000 anak/tahun, dan insidens Kolitis Ulserativa 0,5-3,2 per 100.000 anak/tahun.
Sufasalazin: gabungan sulpridin dan 5-
ASA(aminosalisilat), hingga remisi Steroid: 40-60mg prenidson, tappering dalam waktu 8-
12 mggu, budesonide 3mg Imunomodulator: 6-merkaptopurin, azatioprin,
siklosporin, metrotreksat Antibiotik (PC): metronidazol, ciprofloksasin, rifaximin Agen Biologik (antibodi monoklonal anti TNF alpha):
infliximab infus IV Bedah: bila terjadi komplikasi (perdarahan, obstruksi)
PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya penyakit IBD merupakan
penyakit yang bersifat remisi dan eksaserbasi. Cukup banyak dilaporkan adanya remisi yang bersifat spontan dan dalam jangka waktu yang lama. Prognosis banyak dipengaruhi oleh ada tidaknya komplikasi atau tingkat respon terhadap pengobatan konservatif.
PROGNOSIS
Penyakit yang diderita pasien kemungkinan terbesar adalah IBD dikarenakan pasien di saat BAB kotoronnya diserta berdarah serta diare yang sudah lama yang merupakan ciri- ciri gejala klinis IBD. Diagnosis sulit ditegakkan karena tiadanya hasil pemeriksaan penunjang untuk gambaran yang lebih jelas seperti endoskopi atau radiologi.
KESIMPULAN