laporan lapkas vertigo-fariz

39
BAB I STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. PD Usia : 78 tahun Alamat : Kp. Pengengerengan No.2, Kel. jatinegara, Ke.c Cakung, Jakarta Timur Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunan II. ANAMNESIS Keluhan Utama: Pusing berputar sejak 1 hari SMRS Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh pusing disertai mual sejak 2 minggu SMRS, 1 hari SMRS pasien merasa keluhannya semakin memburuk, pasien merasa pusing berputar, sulit berdiri tegak dan mengeluh mudah terjatuh karena merasa seperti berada di perahu, pasien juga menjadi selalu berpegangan ketika berdiri. Keluhan tersebut juga disertai mual dan muntah. Mual dan muntah terjadi seusai pasien makan atau meminum sesuatu. Mual juga dirasa bertambah bila pasien bergerak dan banyak berbicara. Saat ini pasien juga mengeluh sakit disekitar 1

Upload: farizhilman

Post on 03-Oct-2015

232 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Lapkas vertigo

TRANSCRIPT

BAB ISTATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama: Tn. PD Usia: 78 tahun Alamat : Kp. Pengengerengan No.2, Kel. jatinegara, Ke.c Cakung, Jakarta Timur Agama: Islam Pekerjaan : Pensiunan

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama: Pusing berputar sejak 1 hari SMRS Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh pusing disertai mual sejak 2 minggu SMRS, 1 hari SMRS pasien merasa keluhannya semakin memburuk, pasien merasa pusing berputar, sulit berdiri tegak dan mengeluh mudah terjatuh karena merasa seperti berada di perahu, pasien juga menjadi selalu berpegangan ketika berdiri. Keluhan tersebut juga disertai mual dan muntah. Mual dan muntah terjadi seusai pasien makan atau meminum sesuatu. Mual juga dirasa bertambah bila pasien bergerak dan banyak berbicara. Saat ini pasien juga mengeluh sakit disekitar belakang telinga. Keluhan telinga berdenging (-), rasa lemah di tubuh (-), bicara pelo (-), kesulitan menelan (-), kesemutan di sekitar mulut, tangan, kaki (-), gangguan penglihatan (-), kejang (-), pingsan (-), Demam (-), lemas (+)RPD Hipertensi (+), diabetes mellitus (-), penyakit jantung/paru/hati (-), alergi obat (-). Riwayat sakit telinga (-), riwayat keluhan sama sebelumnya (-), riwayat benturan di kepala (-) 2 hari sebelum dirawat di RS pasien sudah di bawa ke IGD RSIJ pondok kopi dengan keluhan mual dan muntah, namun keluhan membaik setelah diberikan obatRPO Pasien telah meminumobat pusing yang dibeli dari warung namun keluhan tidak membaik Pasien telah berobat ke IGD RSIJ pondok kopi 2 hari sebelum dirawat, dan di izinkan pulang (inpepsa, lansoprazole,amlodipine, analsik)RPK Riwayat keluhan serupa pasien disangkal, riwayat hipertensi (+) adik pasien, riwayat diabetes melitus disangkal.Riwayat psikososial Pasien telah berhenti merokok selama +/- 8 tahun terakhir, minum alkohol (-), obat-obatan terlarang (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Compos mentis Keadaan umum: Tidak tampak sakit Tekanan darah : 200/90 mmHg Frekuensi nadi : 94x/menit Frekuensi pernafasan: 20x/menit Suhu : 36,8o C

1. Status generalis Kepala: deformitas (-), nyeri tekan sinus (-) Mata: konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/- Telinga: deformitas (-), tanda radang (-), sekret (-), nyeri tekan (-), membran timpani intak Hidung: sekret (-), deformitas (-), deviasi septum (-) Tenggorok : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, uvula di tengah, arkus faring simetris Gimul: posisi lidah di tengah, saat dijulurkan lidah di tengah Leher: KGB tidak teraba Dada: simetris saat statis dan dinamis Jantung: bunyi jantung I/II normal, murmur (-) gallop (-) Paru: vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/- Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan (-), hati-limpa tidak teraba, bising usus (+) normal Ekstremitas: akral hangat, perfusi perifer baik, edema -/- Kulit: warna sawo matang, turgor cukup, elastisitas baik, ikterus (-)

2. Status neurologic GCS: E4M6V5 = 15 Pupil: bulat, isokor, diameter 3 mm/3 mm, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tak langsung +/+ Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-), Laseque >700/>70o, Kernig >135o/>135o, Brudzinsky I -/-, Brudzinsky II -/- Saraf cranialis:N.I (OLFAKTORIUS) daya Pembau : kanan dan kiri baik

N.II (OPTIKUS ) KANANKIRIDaya Penglihatan : + +Pengenalan Warna: Tidak dilakukanMedan Penglihatan: Baik

N.III (OKULOMOTORIUS) KANAN KIRIPtosis : - -Gerakan Mata : baikUkuran pupil: 3 mm 3 mmRefleks Cahayalangsung: + +Refleks Cahaya tidak langsung: + +Refleks Akomodasi: (+)Strabismus Divergen : (-)Diplopia ; tidak ada

N.IV (TROKHLEARIS)KANANKIRIGerakan mata ke lateral bawah : + +Strabismus konvergen :(-)Diplopia ; tidak ada

N.V (TRIGEMINUS)KANANKIRIMenggigit: (+)Membuka Mulut: (+)Sensibilitas Atas: (+)(+)Tengah: (+)(+)Bawah: (+)(+)Reflek kornea: (+)(+)Refleks Bersin : (+)Refleks maseter : (+)(+)Refleks zigomatikum: (+)(+)N.VI (ABDUSEN)KANANKIRIGerakan mata ke lateral : + +Diplopia : tidak ada

N.VII (FASIALIS)KANANKIRIKerutan kulit dahi (+), simetrisKedipan mata : (+)(+)Lipatan naso-labial : simetrisSudut mulut : simetrisMenutup mata : baik dan simetrisMenunjukkan gigi (tersenyum) : (+) simetrisLakrimasi (+)Daya kecap lidah 2/3 depan (+)Refleksvisuo palpebra(+)

N.VIII(Vestibulochoclearis)KANANKIRIMendengar suara berbisik: +menurun

N.IX (GLOSOFARINGEUS)Arkus farings: simetris saat bergerak : simetrisDaya kecap lidah 1/3 belakang : baikReflex muntah : ada

N.X(VAGUS)KANANKIRIMenelan : (+)

N.XI (ASESORIUS)KANANKIRIMemalingkan Kepala :baikbaikSikap Bahu: baikbaikMengangkat Bahu: + +Atropi Otot bahu : (-)

N.XII(HIPOGLOSUS)Sikap lidah: lidah deviasi (-)Tremor lidah: (-)Menjulurkan lidah: dbnAtropi otot lidah: (-)Fasikulasi lidah: (-)

Ekstrimitas : Kekuatan Motorik: 5555 / 5555 5555 / 5555 Reflex fisiologis: biseps +/+, triseps +/+, patella +/+, tendon achiles +/+, Refleks patologis: Babinski : (-) Chaddock :(-) Oppenheim : (-) Gordon(-) Gonda(-) Shcaeffer(-) Tes Hoffman Trommer (-)

Sensorik: Hipestesi (-) Otonom: Kesan tidak terganggu Fungsi luhur: Kesan tidak terganggu

3. Pemeriksaan khusus Hallpike Maneuver tidak dilakukan Pem.keseimbangan tidak dilakukan Pemeriksaan penunjangLaboratoriumTanggal/JamPemer. Darah tepiHasilSatuanNilai rujukan

14/02/ 2015Hemoglobin13.5g/dl13.5-17.5

Hematokrit40%40-50

Trombosit158Ribu/dl150-400

Leukosit4.9 (L)Ribu/dl5,00 10,00

Natrium141mmol/L132-145

Kalium3.65mmol/L3.50-5.50

Cholride104mmol/L98-110

SGOT20U/L10-35

SGPT22.8U/L10-45

Urea66 (H)mg/dL10-50

Kreatinin1.8(H)mg/dL0.67-1.17

GDS93mg/dL70-200

15/02/2015GDP93mg/dL

Radiologi14 Februari 2015Thorax :Cor CTR >50% aorta elongationMediastinum tidak melebarPulmo : hilus tidak melebar Corakan bronkovaskular kanan dan kiri normal Parenchym tidak terlihat infiltrate Sinus, diafragma dan costa normalKesan : cardiomegaly configurasi aorta. Pulmo dalam batas normal.

15 Februari 2015Cervical 4 posisi Aligment vertebra cervical lordotik kurangStruktur tulang terlihat osteofit di corpus VC 4-7Discus intervertebralis C5-6 menyempitForamen intervertebrale C5-6 kanan dan 4-5,5-6,6-7 kiri menyempit.Soft tissue tenang tidak terlihat kalsifikasiKesan : -Spondylo arthrosis vertebra cervical 4-7 -Penyempitan FIV cervical 5-6 kanan dan 4-5,5-6,6-7 kiri

Mastoid bilateralCanalis acusticus kanan dan kiri menyempitAnthrum mastoid kanan dan kiri scleroticAir cell mastoid kanan dan kiri berkurangTidak terlihat lesi destruksi radiolusen/tanda cholesteatoma mastoid kanan dan kiriKesan : Tanda mastoiditis bilateral

IV. RESUME Pasien laki-laki usai 78 tahun, dengan keluhan pusing disertai mual sejak 2 minggu SMRS, 1 hari SMRS keluhan semakin memburuk, keluhan saat ini juga disertai pusing berputar, sulit berdiri tegak, merasa bergoyang seperti berada di perahu, pasien juga menjadi selalu berpegangan ketika berdiri. Mual dan muntah terjadi seusai pasien makan atau meminum sesuatu. Mual bertambah bila pasien bergerak dan banyak berbicara. Pasien juga mengeluh sakit di kepala bagian belakang. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah tinggi, penurunan pendengaran tellinga kanan, dan gangguan keseimbangan.

V. DIAGNOSIS Diagnosis klinis: Vertigo vestibuler perifer Diagnosis topis: kanalis semisirkularis Diagnosis patologis: kanalolitiasis atau kupololitiasis Dignosis etiologis: Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

VI. PROGNOSIS Quo ad vitam: bonam Quo ad functionam: bonam Quo ad sanactionam: dubia ad bonam

VII. PENATALAKSANAANNonmedikamentosa: Edukasi pasien mengenai penyakit dan prognosisnya Latihan vestibuler (Manuver Brandt-Daroff)Medikamentosa: Betahistine 3 x 8 mg bila sedang vertigo Domperidone 3 x 10 mg bila terdapat keluhan mual/muntah

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Vertigo berasal dari bahasa latin vertere= memutar. Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar (vertigo objektif) atau badan yang berputar (vertigo subjektif). Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik.

B. ANATOMI

Anatomi labirinVestibulum yang terdapat di dalam labirin, telinga bagian dalam, mempunyai andil 55% dalam patofisiologi alat keseimbangan tubuh (AKT). Ada dua jenis organ (reseptor) sensoris di dalam labirin, yaitu pendengaran dan keseimbangan yang merupakan sel berambut (hair cells). Kedua jenis sel ini terbenam di dalam cairan endolimf, sehingga bila ada aliran / gelombang endolimf akibat rangsangan bunyi (pendengaran) atau gerakan (keseimbangan), rambut sel menekuk kearah tertentu dan mengubah transmisi impuls sensoris.Organ untuk pendengaran ini disebut organ corti, sedangkan untuk keseimbangan disebut organ vestibulum. Vestibulum dibedakan atas crista dan macula yang masing-masing sensitive terhadap rangsangan gerakan sirkuler dan linier.Neurofisiologi Alat Keseimbangan TubuhAlur perjalanan informasi berkaitan dengan fungsi AKT melewati tahapan sebagai berikut.Tahap Transduksi.Rangsangan gerakan diubah reseptor (R) vestibuler (hair ceel), R. visus (rod dan cone cells) dan R proprioseptik, menjadi impuls saraf. Dari ketiga R tersebut, R vestibuler menyumbang informasi terbesar disbanding dua R lainnya, yaitu lebih dari 55%.Mekanisme transduksi hari cells vestibulum berlangsung ketika rangsangan gerakan membangkitkan gelombang pada endolyimf yang mengandung ion K (kalium). Gelombang endolimf akan menekuk rambut sel (stereocilia) yang kemudian membuka/menutup kanal ion K bila tekukan stereocilia mengarah ke kinocilia (rambut sel terbesar) maka timbul influks ion K dari endolymf ke dalam hari cells yang selanjutnya akan mengembangkan potensial aksi. Akibatnya kanal ion Ca (kalsium) akan terbuka dan timbul ion masuk ke dalam hair cells. Influks ion Ca bersama potensial aksi merangsangn pelepasan neurotransmitter (NT) ke celah sinaps untuk menghantarkan (transmisi) impuls ke neuron berikutnya, yaitu saraf aferen vestibularis dan selanjutnya menuju ke pusat AKT.Tahap TransmisiImpuls yang dikirim dari haircells dihantarkan oleh saraf aferen vestibularis menuju ke otak dengan NT-nya glutamateA. Normal synoptic transmitionB. Iduktion of longtem potentiationTahap ModulasiModulasi dilakukan oleh beberapa struktur di otak yang diduga pusat AKT, antara lain Inti vestibularis Vestibulo-serebelum Inti okulo motorius Hiptotalamus Formasio retikularis Korteks prefrontal dan imbikStruktur tersebut mengolah informasi yang masuk dan memberi respons yang sesuai. Manakala rangsangan yang masuk sifatnya berbahaya maka akan disensitisasi. Sebaliknya, bila bersifat biasa saja maka responsnya adalah habituasi.

Tahap PersepsiTahap ini belum diketahui lokasinya

FISIOLOGI

Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh respetor vestibuler visual dan propioseptik. Dan ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil konstibusinya adalah propioseptik.Arus informasi berlangusng intensif bila ada gerakan atau perubahan gerakan dari kepala atau tubuh, akibat gerakan ini menimbulkan perpindahan cairan endolimfe di labirin dan selanjutnya bulu (cilia) dari sel rambut ( hair cells) akan menekuk. Tekukan bulu menyebabkan permeabilitas membran sel berubah sehingga ion Kalsium menerobos masuk kedalam sel (influx). Influx Ca akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan juga merangsang pelepasan NT eksitator (dalam hal ini glutamat) yang selanjutnya akan meneruskan impul sensoris ini lewat saraf aferen (vestibularis) ke pusat-pusat alat keseimbangan tubuh di otak.Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama diduga di inti vertibularis menerima impuls aferen dari propioseptik, visual dan vestibuler. Serebellum selain merupakan pusat integrasi kedua juga diduga merupakan pusat komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan informasi gerakan yang sudah lewat, oleh karena memori gerakan yang pernah dialami masa lalu diduga tersimpan di vestibuloserebeli. Selai serebellum, informasi tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori prefrontal korteks serebri.

C. EPIDEMIOLOGIPrevalensi vertigo (BPPV) di amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan wanita lebih banyak daripada pria. BPPV sering terdapat pada usia yanglebih tua yaitu di atass 50 tahun.

D. PEMBAGIANAsal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik, vaskular, atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer) serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi, otot]).Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum dan serebrum. Sebaliknya, sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf vestibular. Labirin tersusun dari 3 kanalis semisirkularis dan otolit (sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai reseptor sensori keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor sensori pendengaran. Sementara itu, krista pada kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti gerakan berputar, sedangkan makula pada otolit mengatur akselerasi linear.Segala input yang diterima oleh sistem vestibular akan diolah. Kemudian, diteruskan ke sistem visual dan somatokinetik untuk merespon informasi tersebut. Gejala yang timbul akibat gangguan pada komponen sistem keseimbangan tubuh itu berbeda-beda. [Tabel 1 dan 2]Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular

GejalaVertigo VestibularVertigo Non Vestibular

Sifat vertigoSeranganMual/muntahGangguan pendengaranGerakan pencetusSituasi pencetusrasa berputarepisodik++/-gerakan kepala-melayang, hilang keseimbangankontinu--gerakan obyek visualkeramaian, lalu lintas

Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral

GejalaVertigo Vestibular PeriferVertigo Vestibular Sentral

Bangkitan vertigoDerajat vertigoPengaruh gerakan kepalaGejala otonom (mual, muntah, keringat)Gangguan pendengaran (tinitus, tuli)Tanda fokal otaklebih mendadakberat+++++-lebih lambatringan+/-+-+

Berdasarkan awitan serangan, vertigo dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu paroksismal, kronik, dan akut. Serangan pada vertigo paroksismal terjadi mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, lalu menghilang sempurna. Suatu saat serangan itu dapat muncul lagi. Namun diantara serangan, pasien sama sekali tidak merasakan gejala. Lain halnya dengan vertigo kronis. Dikatakan kronis karena serangannya menetap lama dan intensitasnya konstan. Pada vertigo akut, serangannya mendadak, intensitasnya perlahan berkurang namun pasien tidak pernah mengalami periode bebas sempurna dari keluhan. Demikian papar Abdulbar. [Tabel 3]Jenis Vertigo Berdasarkan Awitan SeranganDisertai Keluhan TelingaTidak Disertai Keluhan TelingaTimbul Karena Perubahan Posisi

Vertigo paroksismalPenyakit Meniere, tumor fossa cranii posterior, transient ischemic attack (TIA) arteri vertebralisTIA arteri vertebro-basilaris, epilepsi, vertigo akibat lesi lambungBenign paroxysmal positional vertigo (BPPV)

Vertigo kronisOtitis media kronis, meningitis tuberkulosa, tumor serebelo-pontine, lesi labirin akibat zat ototoksikKontusio serebri, sindroma paska komosio, multiple sklerosis, intoksikasi obat-obatanHipotensi ortostatik, vertigo servikalis

Vertigo akutTrauma labirin, herpes zoster otikus, labirinitis akuta, perdarahan labirinNeuronitis vestibularis, ensefalitis vestibularis, multipel sklerosis-

Vertigo dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu : 1. Vertigo laryngea, yaitu pusing karena serangan batuk.2. Vertigo nocturna, yaitu rasa seolah-olah akan terjatuh pada permulaan tidur.3. Vertigo ocularis, yaitu pusing karena penyakit mata, khususnya karena kelumpuhan atau ketidakseimbangan kegiatan otot-otot bola mata.4. Vertigo rotatoria, yaitu pusing seolah-olah semua di sekitar badan berputar-putar.

E. FAKTOR RESIKO

Vertigo terjadi bukan karena faktor keturunan, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan vertigo seperti karena serangan migren, radang pada leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada telinga dan kekurangan asupan oksigen ke otak.Penyebab yang lain lebih dijelaskan pada penyebab vertigo.

F. PENYEBAB

Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman yang mungkin pernah kita rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri. Sedangkan vertigo bisa lebih berat dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk melangkah karena rasa berputar yang mempengaruhi keseimbangan tubuh. Adanya penyakit vertigo menandakan adanya gangguan system deteksi seseorang. (Anonim. 2006. Diagnosis dan Tatalaksana Kedaruratan Vertigo)Asal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik, vaskular, atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer) serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi, otot).

Kemungkinan penyebab vertigo yaitu: Infeksi virus seperti common cold atau influenza yang menyerang area labirin Infeksi bakteri yang mengenai telinga bagian tengah Radang sendi di daerah leher Serangan migren Sirkulasi darah yang berkurang dapat menyebabkan aliran darah ke pusat keseimbangan otak menurun Mabuk kendaran Alkohol dan obat-obatan tertentu .

VERTIGO

Vertigo paling berat jika disebabkan adanya tumor pada otak kecil atau dekat organ telinga. Vertigo yang dirasakan sesuai dengan pertumbuhan tumor. Semakin besar tumor semakin berat rasa sakitnya. Adakalanya diikuti dengan gejala telinga mendengung. Sebagai upaya penanggulangan satu-satunya cara operasi dan penyinaran untuk menyingkirkan tumor.Namun, adakalanya vertigo hanya disebabkan oleh stres. Meski penderita mengalami gejala kepala berputar tujuh keliling dan bahkan sampai muntah-muntah, namun begitu stres dapat ditanggulangi vertigo pun menghilang. Vertigo pada umumnya bukan gangguan kesehatan serius. Akan tetapi semakin dini penanganannya vertigo akan semakin cepat dapat diatasi.Beberapa kelainan metabolik dapat menyebabkan vertigo, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit tiroid, anemia, dan gangguan kalsium. Penyebab autoimun juga dapat menyebabkan timbulnya keluhan ini, antara lain arthritis rheumatoid (rematik), lupus, sarcoid, dan berbagai penyakit lain yang jarang. Penyakit infeksi seperti sifilis juga dapat menyebabkan vertigo. Penyebab-penyebab di atas dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Sementara itu, viral labyrinthitis (organ di telinga dalam) merupakan reaksi peradangan yang dapat terjadi setelah influenza. Vertigo yang timbul dapat hilang secara spontan, namun dapat juga baru hilang beberapa bulan kemudian. Infeksi bakteri pada labyrinthitis merupakan infeksi yang mengancam jiwa, yang biasanya diikuti dengan vertigo yang hebat, muntah, dan suhu badan yang tinggi. Kondisi ini memerlukan perawatan di rumah sakit. Neuroma akustik merupakan tumor jinak pada saraf pendengaran atau saraf keseimbangan yang terletak di antara telinga dan otak. Ini biasanya dapat disembuhkan dengan operasi dan dapat membahayakan jiwa jika tidak diobati. Tes pendengaran dan keseimbangan dapat mengidentifikasi tumor ini, sementara MRI diperlukan untuk mengkonfirmasi letak tumor. Vertigo ringan akibat perubahan posisi merupakan penyebab tersering vertigo. Hal ini disebabkan karena pergerakan kepala yang mendadak, seperti bangun tidur dan hanya timbul beberapa detik.Sindrom Meniere merupakan kondisi dimana terdapatnya cairan di telinga bagian dalam yang menyebabkan vertigo yang hilang timbul, rasa penuh di telinga, dan berkurangnya pendengaran yang juga berfluktuasi serta telinga berdengung. Vertigo biasanya hilang dalam beberapa jam. Pada sebagian kasus hilangnya pendengaran dapat makin parah. Alergi, khususnya terhadap makanan dapat menyebabkan terkumpulnya cairan dalam telinga dalam dan gejalanya mirip dengan Sindrom Meniere. Identifikasi dan pengobatan alergi biasanya mengurangi gejala.Berbagai masalah neurologi, seperti multiple sklerosis, infeksi otak dan tumor otak dapat menyebabkan vertigo. Tes keseimbangan akan membedakan apakah penyebab berasal dari telinga dalam atau dari susunan saraf pusat.

G. PATOGENESIS

BPPV terjadi akibat dari perubahan posisi kepala yang cepat dan tibat-tiba, biasanya akan dirasakan pusing yang sangat berat, yang berlangsung bervariasi di semua orang, bisa lama atau hanya beberapa menit sasja. Penderita kadang merasakan lebih baik jika berbaring diam saja. Vertigo dapat berlangsung selama berhari-hari dan disertai dengan mual muntah. Hasilnya pendertia akan merasa amat sangat panic dan segera melarikan diri untuk berobat, tak jarang pasien seperti ini ditemukan di unit gawat darurat. BPPV disebabkan oleh pengendapan kalsium di dalam salah satu alat penyeimbangan di dalam telinga, tetapi sebagian besar penyebabnya belum dikethui hingga sekarang. Beberapa dugaan yang dikemukakan oleh para ahli adalah, trauma pada alat keseimbangan, infeksi, sisa pembedangan telinga, degenerative karena usai dan kelainan pembuluh darah. Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman yang mungkin pernah kita rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri. Sedangkan vertigo bisa lebih berat dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk melangkah karena rasa berputar yang mempengaruhi keseimbangan tubuh. Adanya penyakit vertigo menandakan adanya gangguan system deteksi seseorang

H. MANIFESTASI KLINIS

Gejala vertigo dapat bervariasi tergantung berat ringannya. Gejala yang dapat dirasakan antara lain: Tempat anda berpijak terasa berputar atau bergerak-gerak Mual Muntah Sulit berdiri atau berjalan Sensasi kepala terasa ringan Tak dapat memfokuskan pandangan

Fungsi keseimbangan tubuh terdiri dari tiga sistem, yaitu sistem vestibular, sistem visual, dan sistem somatosensorik atau proprioseptik. Vertigo muncul jika ada gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga sistem keseimbangan itu. Sistem vestibular bertanggung jawab untuk mengintegrasikan rangsangan terhadap indera dengan pergerakan tubuh serta menjaga agar suatu obyek berada dalam fokus penglihatan saat tubuh bergerak. Saat kepala bergerak, informasi disampaikan ke labirin, suatu organ di telinga bagian dalam berupa tiga saluran berbentuk setengah lingkaran yang dikelilingi cairan. Labirin lantas menyalurkan informasi gerakan ke saraf vestibular atau nervus VIII yang kemudian membawa informasi ke batang otak, dilanjutkan sampai ke serebelum (bagian otak yang mengontrol koordinasi, keseimbangan, pergerakan, tekanan darah, dan kesadaran). Jika ada gangguan pada sistem ini, yang lazim disebut vertigo vestibular, dunia akan terasa seperti berputar. Serangan vertigo jenis ini umumnya terjadi secara mendadak, bersifat datang-pergi (episodik), disertai rasa mual/muntah, kadang-kadang ada denging di telinga. Pencetus serangan ini adalah gerakan kepala. Vertigo vestibular dibedakan menjadi tipe sentral, gangguan terjadi pada batang otak sampai otak besar. Yang kedua adalah tipe perifer, gangguan terletak pada batang otak sampai labirin di telinga bagian dalam. Penyebab vertigo vestibular antara lain trauma kepala, infeksi otak, tumor, infeksi sekitar sinus atau lainnya (flu, pilek, diare), remote efek (reaksi terhadap infeksi yang menyebabkan vertigo). Gejala vertigo vestibular perifer adalah pandangan kabur, letih, lesu, sakit kepala, detak jantung cepat, kehilangan keseimbangan, kehilangan konsentrasi, nyeri otot terutama di leher dan punggung, mual, muntah, kemampuan kognitif menurun, serta sensitif terhadap cahaya dan bunyi. Adapun gejala vertigo vestibular sentral antara lain diplopia (pandangan ganda), sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, koordinasi tubuh menurun, mual dan muntah, serta lemas. Pada vertigo nonvestibular, sensasi yang dirasakan penderita adalah melayang, bergoyang, atau sempoyongan. Serangan biasanya terjadi terus-menerus, tetapi tidak ada mual maupun muntah. Vertigo akibat gangguan sistem visual biasanya dicetuskan oleh situasi yang ramai, banyak orang atau benda lalu lalang. Pada gangguan sistem somatosensorik/proprioseptik atau gangguan pada saraf sumsum tulang belakang, misalnya gangguan pada saraf tepi berupa kaki baal atau pundak kaku, impuls gerakan terlambat diterima otak besar. Akibatnya, keseimbangan penderita terganggu dan termanifestasi sebagai vertigo. Gangguan baal biasanya dialami penderita diabetes. Adapun leher kaku (cervical tension) umumnya dialami mereka yang bekerja di belakang meja.I. PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Diagnosis BPPV ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis pemeriksaan THT, uji posisi dan uji kalori. Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.Uji posisi dapat membantu mendiagnosa BPPV, yang paling baik adalah dengan melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :1. Mata berputar dan bergerak ke arah telinga yang terganggu dan mereda setelah 5-20 detik.2. Disertai vertigo berat.3. Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).4. Pada uji ulangan akan berkurang, terapi juga berguna sebagai cara diagnosis yang tepat.

Pemeriksaan fisis dasar dan neurologis sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis vertigo. Pemeriksaan fisis dasar yang terutama adalah menilai perbedaan besar tekanan darah pada perubahan posisi. Secara garis besar, pemeriksaan neurologis dilakukan untuk menilai fungsi vestibular, saraf kranial, dan motorik-sensorik. Sistem vestibular dapat dinilai dengan tes Romberg, tandem gait test, uji jalan di tempat (fukuda test) atau berdiri dengan satu atau dua kaki. Uji-uji ini biasanya berguna untuk menilai stabilitas postural jika mata ditutup atau dibuka. Sensitivitas uji-uji ini dapat ditingkatkan dengan teknik-teknik tertentu seperti melakukan tes Romberg dengan berdiri di alas foam yang liat.Pemeriksaan saraf kranial I dapat dibantu dengan funduskopi untuk melihat ada tidaknya papiledema atau atrofi optik. Saraf kranial III, IV dan VI ditujukan untuk menilai pergerakan bola mata. Saraf kranial V untuk refleks kornea dan VII untuk pergerakan wajah. Fungsi serebelum tidak boleh luput dari pemeriksaan. Untuk menguji fungsi serebelum dapat dilakukan past pointing dan diadokokinesia. Pergerakan (range of motion) leher perlu diperhatikan untuk menilai rigiditas atau spasme dari otot leher. Pemeriksaan telinga ditekankan pada pencarian adanya proses infeksi atau inflamasi pada telinga luar atau tengah. Sementara itu, uji pendengaran diperiksa dengan garputala dan tes berbisik.Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai pergerakan mata seperti adakah nistagmus spontan atau gaze-evoked nystagmus dan atau pergerakan abnormal bola mata. Penting untuk membedakan apakah nistagmus yang terjadi perifer atau sentral. Nistagmus sentral biasanya hanya vertikal atau horizontal saja dan dapat terlihat dengan fiksasi visual. Nistagmus perifer dapat berputar atau rotasional dan dapat terlihat dengan memindahkan fiksasi visual. Timbulnya nistagmus dan gejala lain setelah pergerakan kepala yang cepat, menandakan adanya input vestibular yang asimetris, biasanya sekunder akibat neuronitis vestibular yang tidak terkompensasi atau penyakit Meniere.Uji fungsi motorik juga harus dilakukan antara lalin dengan cara pasien menekuk lengannya di depan dada lalu pemeriksa menariknya dan tahan hingga hitungan ke sepuluh lalu pemeriksa melepasnya dengan tiba-tiba dan lihat apakah pasien dapat menahan lengannya atau tidak. Pasien dengan gangguan perifer dan sentral tidak dapat menghentikan lengannya dengan cepat. Tetapi uji ini kualitatif dan tergantung pada subjektifitas pemeriksa, kondisi muskuloskeletal pasien dan kerjasama pasien itu sendiri.Pemeriksaan khusus neuro-otologi yang umum dilakukan adalah uji Dix-Hallpike dan electronystagmography (ENG). Uji ENG terdiri dari gerak sakadik, nistagmus posisional, nistagmus akibat gerakan kepala, positioning nystagmus, dan uji kalori.Pada dasarnya pemeriksaan penunjang tidak menjadi hal mutlak pada vertigo. Namun pada beberapa kasus memang diperlukan. Pemeriksaan laboratorium seperti darah lengkap dapat memberitahu ada tidaknya proses infeksi. Profil lipid dan hemostasis dapat membantu kita untuk menduga iskemia. Foto rontgen, CT-scan, atau MRI dapat digunakan untuk mendeteksi kehadiran neoplasma/tumor. Arteriografi untuk menilai sirkulasi vertebrobasilar.

Pemeriksaan Neurologis Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada: 1. Fungsi vestibuler/serebeler a. Uji Romberg penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup. b. Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh. c. Uji Unterberger. Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan mata Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh Pemeriksaan neurologik Pemeriksaan otologik Pemeriksaan fisik umum.2) Pemeriksaan khusus : ENG Audiometri dan BAEP Psikiatrik3) Pemeriksaan tambahan: Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik). Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG),Elektromiografi (EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP) Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI).

K. PENATALAKSANAAN

Tatalaksana vertigo terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu kausal, simtomatik dan rehabilitatif. Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehingga terapi lebih banyak bersifat simtomatik dan rehabilitatif. Terapi simtomatik bertujuan meminimalkan 2 gejala utama yaitu rasa berputar dan gejala otonom. Untuk mencapai tujuan itu digunakanlah vestibular suppresant dan antiemetik. Beberapa obat yang tergolong vestibular suppresant adalah antikolinergik, antihistamin, benzodiazepin, calcium channel blocker, fenotiazin, dan histaminik. Antikolinergik bekerja dengan cara mempengaruhi reseptor muskarinik. Antikolinergik yang dipilih harus mampu menembus sawar darah otak (sentral). Idealnya, antikolinergik harus bersifat spesifik terhadap reseptor vestibular agar efek sampingnya tidak terlalu berat. Sayangnya, belum ada.Benzodiazepin termasuk modulator GABA yang bekerja secara sentral untuk mensupresi repson dari vestibular. Pada dosis kecil, obat ini bermanfaat dalam pengobatan vertigo. Efek samping yang dapat segera timbul adalah terganggunya memori, mengurangi keseimbangan, dan merusak keseimbangan dari kerja vestibular.Antiemetik digunakan untuk mengontrol rasa mual. Bentuk yang dipilih tergantung keadaan pasien. Oral untuk rasa mual ringan, supositoria untuk muntah hebat atau atoni lambung, dan suntikan intravena pada kasus gawat darurat. Contoh antiemetik adalah metoklorpramid 10 mg oral atau IM dan ondansetron 4-8 mg oral.Terapi rehabilitasi bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular. Mekanisme kerja terapi ini adalah substitusi sentral oleh sistem visual dan somatosensorik untuk fungsi vestibular yang terganggu, mengaktifkan kendali tonus inti vestibular oleh serebelum, sistem visual dan somatosensorik, serta menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi sensorik yang diberikan berulang-ulang.Tabel 4. Terapi Obat Antivertigo

GolonganDosis oralAntiemetikSedasiMukosa KeringEkstrapiramidal

FlunarisinSinarizinPrometasinDifenhidrinatSkopolaminAtropinAmfetaminEfedrinProklorperasinKlorpromasinDiazepamHaloperidolBetahistinCarvedilolKarbamazepinDilantin1x5-10 mg3x25 mg3x25-50 mg3x50 mg3x0,6 mg3x0,4 mg3x5-10 mg3x25 mg3x3 mg3x25 mg3x2-5 mg3x0,5-2 mg3x8 mgSedang diteliti3x200 mg3x100 mg+++++++++++++++++---++++++---+++++++++++-+---+++++++++++++-+----++----+-+++++-+++---

Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi fisik / latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.Obat-obatan yang biasanya digunakan adalah1. Antikolinergik / parasimpatolik2. Antihistamin3. Penenang minor dan Mayor4. Simpatomimetik5. Kombinasi tersebut di atas.

Berdasarkan hipotesis Kanalolithiasis, Dapat digunakan teknik pley yaitu posisi kepala 45 derajat menoleh ke arah telinga yang sakit, kemudian pasien digerakkan dari posisi duduk ke posisi Hallpike dengan telinga sakit di bawah. Pasien dapat dipertahankan dengan posisi ini selama 3 menit dan kemudian kepala dengan lambat dirotasikan ke arah berlawanan dan dipertahankan 4 menit lalu pasien didudukkan.

L. PROGNOSIS

Prognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer umumnya baik, dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau vertebral, misalnya, menandakan prognosis yang buruk. Semoga dengan kemajuan ilmu bedah saraf di masa yang akan datang, vertigo tak lagi menjadi momok.

M. PENCEGAHAN

Langkah-langkah berikut ini dapat meringankan atau mencegah gejala vertigo: Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri dari tempat tidur Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu benda dari ketinggian Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar (horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.

Benign positional vertigo adalah bentuk vertigo yang menyerang dalam jangka waktu pendek namun berulang-ulang. Gejalanya hanya dalam hitungan detik tetapi bisa cukup berat, seringkali muncul setelah kita terserang infeksi virus atau adanya peradangan dan kerusakan di daerah telinga tengah. Gejalanya bisa muncul jika kita menggerakkan kepala tiba-tiba, misalnya saat menoleh dengan gerakan yang cepat.

BAB IVPENUTUP

KESIMPULANVertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Istilah yang sering digunakan oleh awam adalah: puyeng, sempoyongan, mumet, pusing, pening, tujuh keliling, rasa mengambang, kepala terasa enteng, rasa melayang. Vertigo perlu dipahami karena merupakan keluhan nomer tiga paling sering dikemukakan oleh penderita yang datang ke praktek umum, bahkan orang tua usia sekitar 75 tahun, 50 % datang ke dokter dengan keluhan vertigo.Vertigo terjadi bukan karena faktor keturunan, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan vertigo seperti karena serangan migren, radang pada leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada telinga dan kekurangan asupan oksigen ke otak.Prognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer umumnya baik, dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau vertebral, misalnya, menandakan prognosis yang buruk. Semoga dengan kemajuan ilmu bedah saraf di masa yang akan datang, vertigo tak lagi menjadi momok16