dt anemia fariz

Upload: ghina-ninditasari

Post on 21-Feb-2018

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    1/39

    ANEMIA

    PENDAHULUAN

    Anemia merupakan kelainan laboratorium yang paling sering ditemukan,1sekaligus masalah

    medis yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh dunia2, dan masalah kesehatan

    masyarakat yang mempengaruhi populasi baik negara berkembang maupun negara maju 3.

    Oleh karena frekuensinya yang demikian sering, anemia (terutama anemia ringan) seringkali

    tidak mendapat perhatian oleh para dokter.2

    Anemia bukanlah suatu entitas penyakit, melainkan merupakan gejala berbagai

    penyakit dasar.2 Oleh karena itu dalam hal diagnosis tidaklah cukup dengan hanya

    mencantumkan label anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit yang mendasari anemia

    tersebut.

    alam pandangan medis, anemia merupakan indikator nutrisi dan kesehatan yang

    buruk. !al ini dapat terlihat jelas pada dampak anemia terhadap meningkatnya risiko

    kematian ibu dan anak.3"elain itu, anemia defisiensi besi (A#) sebagai kasus anemia paling

    sering mengakibatkan defek perkembangan kognitif dan fisik pada anak, dan berkurangnyaproduktifitas bekerja pada de$asa.3

    !al yang cukup penting adalah $acana dan persepsi masyarakat tentang anemia.

    "ebagian masyarakat menganggap gejala 3% (lemah, letih dan lesu) merupakan patokan

    seseorang menderita anemia. &emudian mereka mengkonsumsi hematinik yang mereka kenal

    sebagai 'obat penambah darah sebagai langkah pertama yang diambil, tanpa konsultasi

    kepada tenaga kesehatan.

    endekatan terhadap pasien anemia memerlukan pemahaman yang komprehensif

    sehingga dapat terbentuk diagnosis dan tata laksana (termasuk edukasi) yang holistic. ada

    tingkat pelayanan kesehatan komunitas dipersiapkan program dan sarana pada pelayanan

    kesehatan primer yang sesuai dengan kondisi populasi masing*masing.

    1

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    2/39

    PREVALENSI

    #erdasarkan data +!O, prealensi anemia di dunia pada tahun 1--3*2/ adalah 1,02

    milyar orang, sekitar 2,0 dari jumlah penduduk. ata ini diperoleh melalui data surey

    dan estimasi regression-based. realensi tertinggi terdapat pada kelompok anak usia pra

    sekolah sedang prealensi terendah terdapat pada laki*laki de$asa. +alaupun begitu, jumlah

    populasi terbesar terjadinya anemia terdapat pada $anita yang tidak hamil.3

    Tabel 1 Prevalensi dan Jumlah Penderita Anemia di Dunia Tahun 1!"#$$% menurut &H'

    (ru) P*)ulasi Prevalensi +,- Jumlah .an/ Ter0ena )ada

    P*)ulasi +dalam uta *ran/-

    Anak usia pra sekolah

    Anak usia sekolah

    +anita hamil

    +anita de$asa tidak hamil

    %aki*laki de$asa

    sia lanjut

    2342

    2/,

    2145

    !$4#

    12,4

    23,-

    #!

    !$%

    /0

    265

    20

    10

    ari tabel 1 dapat kita lihat adanya prealensi yang tinggi pada 3 golongan yang

    dipertimbangkan sebagai golongan yang rentan, yaitu anak usia pra sekolah, $anita hamil

    dan $anita produktif yang tidak hamil.

    Tabel # Prevalensi dan Jumlah P*)ulasi .an/ Ter0ena )ada ! (*l*n/an P*)ulasi .an/ Rentan

    menurut &H'

    2

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    3/39

    ari tabel 2 didapatkan bah$a secara proporsi pada ketiga golongan yang rentan

    terbanyak terdapat di Afrika, sedangkan jumlah indiidu yang terkena terbanyak adalah di

    Asia 5enggara.

    "elain data +!O ini, American Society of Hematology memaparkan prealensi

    anemia meningkat seiring bertambahnya usia.,/roporsi anemia pada usia lanjut meningkat

    dengan adanya komorbiditas seperti diabetes mellitus dan penyakit ginjal kronik.,/Anemia

    terkait dengan meningkatnya risiko hospitalisasi dan kematian./ "elain itu, anemia juga

    menunjukkan dampak yang negatif terhadap kualitas hidup dan fungsi fisiologi pada usia

    lanjut.,/"uatu studi lain di #iella, 6talia, bah$a lebih dari satu di antara 1 orang dengan usia

    lanjut (lebih dari 0/ tahun) mengalami anemia dan sebagian besar anemia ringan (!b laki*

    laki 1*12,- g7dl dan !b $anita 1*11,-).08enis anemia yang didapatkan adalah anemia pada

    penyakit kronik, thalassemia trait (karena 93 dari yang mengalami thalassemia ini tinggal

    di daerah dengan prealensi thalassemia tinggi) dan anemia yang tidak dapat dijelaskan. 0"atu

    per tiga dari anemia yang tidak dapat dijelaskan memperlihatkan gambaran myelodysplastic

    syndrome.0

    ari data +!O ini menggambarkan bah$a 1 dari orang terkena anemia dengan$anita hamil dan anak usia pra sekolah adalah kelompok risiko tertinggi. 3"elain itu, anemia

    3

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    4/39

    merupakan masalah kesehatan komunitas.3Anemia pada $anita dan anak*anak di sebagian

    besar negara anggota +!O (132 dari 1/- negara) tercatat dalam derajat sedang*berat. 3!al

    ini menjadi urgensi untuk mengealuasi ulang strategi yang ada untuk menangani anemia,

    dan dibutuhkan penanganan dengan pendekatan terintegrasi.

    alam hal pelayanan kesehatan primer, anemia merupakan salah satu masalah yang

    sering sekaligus penting untuk diidentifikasi dan ditata laksana secara holistik.

    7RITERIA ANEMIA

    arameter yang paling diyakini dan paling umum2 dipakai untuk menunjukkan penurunan

    massa eritrosit adalah kadar hemoglobin, disusul oleh hematokrit dan hitung eritrosit.2,4*-

    :ritrosit bersirkulasi dalam darah perifer selama 1*12 hari dan sekitar 1 eritrosit hilang

    dan diganti setiap hari.9,1,11:ritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi oleh makrofag di limpa,

    hepar dan sumsum tulang.9"istemfeedback looperitropoiesis harus menjamin massa eritrosit

    total tetap konstan.9#erkurangnya massa eritrosit yang melebihi produksinya mengakibatkan

    peningkatan klirens eritrosit, penurunan produksi eritrosit atau kedua*duanya.9

    "ecara fungsional, anemia merupakan pengurangan jumlah massa eritrosit.

    2,9

    Anemiasecara umum terkait dengan berkurangnya oxygen-carrying capacitypada darah, sehingga

    secara praktis ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung

    eritrosit.2,4*- ;amun, terdapat keadaan*keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut

    tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut dan

    kehamilan.2,9,-

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    5/39

    Anak (= / tahun)

    Anak (/*12 tahun)

    Anak (12*1 tahun)

    %aki*laki de$asa

    +anita hamil

    +anita de$asa tidak hamil

    = 11,

    = 11,/

    = 12,

    = 13,

    = 11,

    = 12,

    "elain itu, ada terdapat beberapa acuan penetapan kadar !b untuk penilaian anemia.

    Tabel 2 9ebera)a A:uan Peneta)an 7adar Hb untu0 Penilaian Anemia )ada De;asa

    "edangkan American Society of Hematologymengajukan batasan nilai hemoglobin

    untuk anemia dengan penggolongan populasi berdasar umur dan $arna kulit. ;ilai ajuan ini

    didasarkan pada data base ;!A;:"*666 (The third US National Health and Nutrition

    Examination Survey) dan data base"cripps*&aiser selama tahun 1--3*22.4

    Tabel % Nilai Auan 7adar Hb untu0 Penilaian Anemia menurut American Society of

    Hematology

    5

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    6/39

    ntuk keperluan klinik di 6ndonesia, kriteria*kriteria yang telah disebutkan sulit untuk

    dilaksanakan. Apabila digunakan secara ketat maka sebagian besar pasien yang mengunjungi

    poliklinik atau dira$at di rumah sakit akan memerlukan permeriksaan ork upanemia lebih

    lanjut. Oleh karena itu beberapa peneliti di 6ndonesia memakai kriteria !b kurang dari 1

    g7dl sebagai a$al dari ork upanemia.2

    HEMAT'P'IESIS

    !ematopoiesis merupakan proses pembentukan elemen*elemen darah, yaitu sel darah merah,

    granulosit, monosit, trombosit dan sel*sel imun.1"el darah yang berbeda ini merupakan

    turunan dari sel prekursor tunggal yang disebutpluripotent hematopoietic stem cell (!">).

    1,1*1/!"> sebagian besar terdapat di sumsum tulang. !"> memiliki kemampuan dalam

    penyusunan (assortment) committed stem cell, kemudian sel tersebut akan berdiferensiasi

    menjadi eritrosit, leukosit dan megakarosit.1,1*1/ iperkirakan hanya sekitar 1 dari 1. sel

    di sumsum tulang merupakanstem cellyang tidak mengalami diferensiasi.11

    6

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    7/39

    (ambar 1< Hemat*)*iesis

    !ematopoiesis bermula pertama kali saat perkembangan embrio dan berlangsung

    selama manusia hidup.11*1/ ada sekitar minggu ketiga perkembangan fetus, terdapat sel

    tertentu pada yolk sac membentuk cluster.11 !luster ini sebagian ditujukan untuk

    pembentukan endotel askuler sedangkan sebagian lagi membentuk sel darah. "eiring dengan

    perrkembangan embrio produksi sel darah menyebar dari yolk sac, hepar (organ utama

    eritropoiesis pertengahan trimester gestasi), limpa, limfonodus dan sumsum tulang.11*1/ "aat

    bulan terakhir dan sesudah lahir hanya sumsum tulang yang memproduksi sel darah.11,12,1,1/

    "etelah lahir hematopoiesis berlangsung di seluruh tulang hingga usia / tahun.11,12,1,1/

    +alaupun begitu, apabila terjadi kebutuhan eritropoiesis meningkat (blood loss, hipoksia,

    thallasemia atau hemolisis) dapat mengaktifkan eritropoiesis ekstramedula di hepar dan limpa

    sebagai mekanisme kompensasi.13

    7

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    8/39

    ada manusia de$asa (lebih dari 2 tahun) hanya ertebrae, sternum, costae,

    tulang pelis (ileum) dan tulang panjang pada ujung proksimal (humerus dan tibia)

    yang memproduksi sel darah.11**1/ "umsum tulang yang aktif ber$arna merah karena

    adanya hemoglobin11 sedang sumsum tulang yang inaktif ber$arna kuning karena

    banyaknya sel lemak. 11,12,1,1/;amun seiring dengan bertambahnya usia, daerah aktif

    pada sumsum tulang berkurang11*13 seiring dengan meningkatnya jaringan lemak

    secara bertahap13.

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    9/39

    ada studi saat ini akan lebih diulas mengenai eritropoiesis, dalam kaitannya dengan

    anemia.

    ERITR'P'IESIS

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    10/39

    (ambar !< Peran Rese)t*r Trans>errin dan =ibr*ne:tin dalam Eritr*)*iesis

    kuran dan bentuk pyramid eritroid beragam. "aat terjadi supresi produksi, seperti

    anemia pada penyakit ginjal kronik, distribusi eritroblast terlihat normal, tanpa adanya

    gambaran morfologi atau ferrokinetic suatu eritropoiesis yang inefektif atau apoptosis

    eritroblast yang abnormal. "aat produksi meningkat, seperti pada anemia hemolitik berat,

    pyramid eritroblast juga terlihat nornmal, tanpa adanya mitosis tambah. !al ini menunjukkan

    bah$a laju eritropoiesis tampaknya bergantung pada jumlah pyramid eritroid (progenitor)

    yang dibentuk dan bukan pada bentuknya.13,10

    "aat eritroblast matur, aktifitas sintesis meningkat cepat, yaitu produksi seluruh

    protein yang karakteristik untuk eritrosit matur, khususnya globin. "embilan puluh lima

    persen protein dalam eritrosit adalah hemoglobin, pada de$asa sebagian besar !b A, dengan

    sedikit !b ? dan !b A2.11,12,13,10

    5erjadi beberapa perubahan saat maturitas eritroblast. ensitas :po@ menurun secara

    tajam saat a$al terbentuk eritroblast dan hilang saat terbentuk eritroblast matur. ;amun

    terjadi peningkatan tajam jumlah reseptor transferrin, yang menunjukkan meningkatkan

    kebutuhan besi untuk sintesis heme. "elain itu, dibutuhkan pula lingkungan mikro untuk

    proliferasi dan maturasi eritroblast.

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    11/39

    sumsum tulang dan fibronectin memiliki kepentingan tersendiri untuk eritroblast. !ilangnya

    reseptor fibronectin menandakan adanya migrasi retikulosit ke darah namun sebagian

    retikulosit tetap kaku bahkan setelah dilepas ke darah dan disekuestrasi sementara oleh limpa.

    Adanya enukleasi dapat diinduksi oleh stroma sumsum tulang atau sel endotel.13,10

    ematangan eritrosit dibantu oleh dua itamin, yaitu itamin #12 dan asam folat.12

    (ambar 2< S0ema Di>erensiasi Eritr*id

    Re/ulasi Eritr*)*iesis

    :ritropoiesis dipengaruhi oleh hormon7sitokin, reseptor dan faktor transkripsi.11,13,10 ?aktor

    transkripsi A5A*1 berperan penting dalam eritropoiesis normal dan mengaktifasi beberapa

    gen spesifik eritroid termasuk globin dan protein sitoskeleton eritrosit. A5A*1 bersama :po

    menginduksi ekspresi protein anti apoptosis (#cl*Bl) dan berinteraksi dengan beberapa

    11

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    12/39

    protein (?O*1 C .1). 6nteraksi fisis secara langsung antara A5A*1 dan ?O*1 penting

    dalam maturasi eritroid dan megakariosit normal manusia. "ebaliknya, interaksi A5A*1

    dengan .1 menginhibisi eritropoiesis dan diperlukan augmentasi yang tepat pada

    eritropoiesis manusia de$asa dengan stres. 5idak adanya .1 dibutuhkan pada akhir proses

    diferensiasi eritroid.1,11,13

    !"> dan #?*: membutuhkan stem cell factor, interleukin*3, granulocyte-

    macrophage colony stimulating factor dan trombopoietin untuk pertumbuhan dan

    keberlangsungan hidupnya.11,13,10

    (ambar 2< Re/ulasi Eritr*)*iesis *leh Hi)*0sia dan Peran Sit*0in

    :ritropoietin

    !ormon utama yang meregulasi eritropoiesis adalah eritropoietin (:po). "elama

    perkembangan fetus, sebagian besar :po diproduksi hepar. "aat lahir terjadi peralihan

    produksi :po secara bertahap oleh ginjal. ada de$asa, ginjal memproduksi -*-/ :po,

    sisanya dibentuk di hepar (4 ). rogenitor eritroid mengekspresikan :po masing*masing

    dan dibutuhkan kadar yang berbeda untuk optimalisasi proses maturasi eritroid.13,10

    roduksi :po diatur oleh kondisi hipoksia pada leel transkripsi. :po tidak disimpan

    melainkan segera disekresi. :po diekskresi melalui urin sejumlah 1 dari seluruh :po

    dalam tubuh dan didegradasi setelah berikatan dengan :[email protected],10

    12

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    13/39

    (ambar %< Res)*n Eritr*)*ietin terhada) Hem*/l*bin

    Hypoxia "nducible #aktor-$(!6?*1)

    ada kondisi normal produksi :po diperantarai oleh menurunnya saturasi oksigen

    hemoglobin (hipoksemia). @egulasi homeostasis oksigen sangat penting untuk

    keberlangsungan hidup. #eberapa mekanisme kompensasi terjadi sebagai respon terhadaphipoksia.13

    !6?*1 berperan dalam kondisi hipoksia melalui regulasi transkripsi :po. !6?*1

    merupakan bagian dari mekanisme oxygen-sensing. !6?*1 mengatur gen yang

    mempertahankan kebertahanan hidup sel dalam kondisi iskemia.13

    5erdapat 2 sub unit !6?*1, yaitu !6?*1 alpha dan !6?*1 beta. !anya !6?*1 alpha

    yang diregulasi oleh hipoksia, dan didegradasi secara cepat saat terjadi normoDia. &ondisi

    yang kompleks ini membentuk sensor terhadap oksigen.13

    13

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    14/39

    (ambar 6< HI="1 dalam Eritr*)*iesis

    @eseptor :ritropoietin (:po@)

    6nteraksi antara :po dan :po@ mengakibatkan E

    F "timulasi pembelahan sel eritroid

    F iferensiasi eritroid yang diinduksi oleh ekspresi protein spesifik eritroid

    F reensi apoptosis progenitor eritroid

    "itoplasma :po@ mengandung domain regulasi positif yang berinteraksi dengan%anus kinase

    & (8A&2). "etelah :po dan :po@ berikatan, terjadi fosforilasi 8A&2, :po@ dan protein

    lainnya ("5A5*/) yang mengakibatkan inisiasi kaskade erythroid-spesific signaling untuk

    terjadinya diferensiasi !"> menjadi #?*:. "elain itu, sitoplasma :po@ pun mengandung

    domain regulasi negatif yang berinteraksi dengan hematopoietic cell phosphatase(!>) dan

    menginaktifasi transduksi sinyal.13,10

    14

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    15/39

    (ambar 3< Intera0si EP' dan EP'R

    "istem @enin Angiotensin Aldosteron

    "istem renin angiotensin aldosteron ("@AA) mengatur homeostasis cairan dan elektrolit serta

    tekanan darah. alam kaitannya dengan eritropoiesis, didasarkan pada berkurangnya tekanan

    oksigen di ginjal memicu !6?*1 untuk menginduksi pelepasan :po. "elain itu, Angiotensin 66

    secara bermakna memodulasi eritropoiesis.13,10

    Hem*/l*bin

    !emoglobin merupakan substansi 'nya$a pada setiap eritrosit, karena merupakan komponen

    pemba$a oksigen. "etiap eritrosit tak lain merupakan kantong berisi cairan G dalam hal ini

    hemoglobin. "elama 12 hari, eritrosit dengan kadar hemoglobin yang normal berada dalam

    sirkulasi. "etiap organ mayor pada tubuh manusia bergantung pada oksigenasi untuk

    pertumbuhan dan menjalankan fungsinya. roses ini secara tepat berada dalam kendali

    hemoglobin.10,14

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    16/39

    merupakan produk akhir dalam sintesis heme. "aat besi terinkorporasi, besi bergabung

    dengan protoporphyrin untuk membentuk molekul hemeyang lengkap.14

    2. 'lobin. lobin mengandung asam amino yang saling terhubung membentuk rantai

    polipeptida. @antai yang paling penting pada hemoglobin de$asa adalah rantai alphadan

    beta. !eme dan globin terhubung oleh ikatan kimia.14

    "truktur tambahan yang menyokong molekul hemoglobin adalah 2,3* G substansi yang

    dihasilkan melalui jalur :mbden*

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    17/39

    5erdapat 2 gen untuk produksi rantai alpha dan 1 gen untuk rantai Heta sehingga tiap indiidu

    memiliki gen untuk rantai alpha dan 2 gen untuk rantai Heta. @antai alpha merupakan

    komponen yang konstan pada hemoglobin de$asa.

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    18/39

    ?ungsi !emoglobin

    5ransport oksigen merupakan fungsi utama hemoglobin. "elain itu, hemoglobin memiliki

    kemampuan menarik >O2 dari jaringan untuk menjaga keseimbangan p! darah.

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    19/39

    :ritrosit hidup di sirkulasi sekitar 12 hari. 11*13,10+alaupun eritrosit matur tidak berinti,

    mitokondria atau reticulum endoplasma, namun memiliki enHim sitoplasmik yang mampu

    mengadakan metabolisme glukosa dan membentuk sedikit A5 dan terutama dalam bentuk

    ;A!. "elanjutnya ;A! berfungsi dalam E

    F mempertahakan kelenturan membran sel

    F mempertahankan transport ion melalui membran

    F mempertahankan besi hemoglobin sel agar tetap dalam bentuk fero

    F mencegah oksidasi protein dalam eritrosit.

    "istem metabolisme dalam eritrosit makin lama makin kurang aktif dan akhirnya sel menjadi

    rapuh.13,10

    estruksi 6ntraaskuler

    #ila membran eritrosit rusak saat berada dalam sirkulasi, maka terjadi destruksi eritrosit

    intraaskuler. !al ini jarang, biasanya terjadi pada kasus hemolisis seperti transfusi

    inkompatibel A#O dan hemoglobinuria nokturnal paroksismal dimana terdapat kompleks

    komplemen yang membuat membran eritrosit 'berlubang.13

    estruksi :kstraaskuler

    "ebagian besar hidup eritrosit berakhir saat dimakan oleh makrofag. 5erdapat mekanisme

    signaling agar makrofag dapat membedakan eritrosit muda normal dengan eritrosit yang

    rusak, melalui berkurangnya deformabilitas eritrosit karena rusaknya membran sel atau

    berubahnya iskositas dan7atau berubahnya properti permukaan eritrosit akibat ikatan

    antigen*antibodi, berikatan dengan komponen komplemen atau suatu ikatan kimia, khususnya

    yang menyebabkan kerusakan membran secara oksidatif.13

    ETI'PAT'(ENESIS

    19

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    20/39

    Anemia merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh pelbagai penyebab. ada

    dasarnya anemia disebabkan oleh E

    1. angguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang

    2. &ehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)3. roses penghancuran dalam tubuh sebelum $aktunya (hemolisis)

    . atogenesis yang kompleks atau tidak diketahui.2

    Tabel 6 7lasi>i0asi Anemia menurut Eti*)at*/enesis

    Anemia 0arena /an//uan )embentu0an eritr*sit dalam sumsum tulan/

    1. &ekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit

    a. Anemia defisiensi besi

    b. Anemia defisiensi asam folatc. Anemia defisiensi itamin #12

    2. angguan penggunaan (utilisasi) besi

    a. Anemia akibat penyakit kronik

    b. Anemia sideroblastik

    3. &erusakan sumsum tulang

    a. Anemia aplastic

    b. Anemia mieloptisik

    c. Anemia pada keganasan hematologi

    d. Anemia diseritropoieik

    e. Anemia pada sindrom mielodisplastik

    Anemia akibat kekurangan eritropoietin E anemia pada gagal ginjal kronikAnemia a0ibat hem*ra/i

    1. Anemia pasca perdarahan akut

    2. Anemia akibat perdarahan kronik

    Anemia hem*liti0

    1. Anemia hemolitik intrakorpuskular

    a.

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    21/39

    E>e0 )ada Trans)*r '0si/en

    !ipoksia jaringan terjadi bila tekanan oksigen di kapiler terlalu rendah untuk memenuhi

    kebutuhan metabolisme sel. ada orang normal, eritrosit harus memenuhi kebutuhan oksigen

    untuk jaringan tubuh total sekitar 2/ m%7menit. &ebutuhan tersebut dipenuhi mengingat

    oxygen-carryong capacitypada darah normal sekitar 2 m%7% darah dan curah jantung

    berkisar / m%7menit, hal ini berarti terdapat 1 m%7menit oksigen pada tingkat

    jaringan. :kstraksi I bagian ini mengakibatkan adanya gradien tekanan oksigen. radien ini

    yang mempertahankan tekanan difusi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

    sel. ada anemia, adanya ekstraksi tersebut menyebabkan desaturasi hemoglobin yang lebih

    besar dan tekanan oksigen yang lebih rendah pada kapiler (venous end). Anoksia yang terjadi

    mengakibatkan sejumlah kompesasi dan penyesuaian suplai darah dan oksigen, dan

    mengakibatkan munculnya gejala*gejala pada anemia.9,19

    (ambar 11< Pen/aruh (radien Te0anan '0si/en

    Hypoxia-Inducible Trancscription Faktor 1

    eran !6?*1 dalam regulasi proteksi terhadap hipoksia meliputi control respirasi, regulasi

    transkripsi gen glikolisis, angiogenesis dan metabolisme energi.9,19

    21

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    22/39

    (ambar 1#< HI="1 seba/ai Re/ulat*r )ada Eritr*)*iesis

    9er0uran/n.a 7*nsumsi '0si/en

    initas '0si/en

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    23/39

    (ambar 1!< 7urva Dis*siasi

    Penin/0atan Per>usi Jarin/an

    "eiring dengan berkurangnya oxygen-carrying capacity, tekanan oksigen jaringan dapat

    dikompensasi dengan peningkatan perfusi jaringan melalui perubahan aktifitas asomotor

    dan angiogenesis. !al ini bersifat selektif terhadap organ yang dilengkapi dengan adanya

    pengalihan darah dari area donor non ital menuju organ resipien yang sensitif terhadap

    oksigen. ada anemia akut area donor yang utama adalah bantalan mesenterium dan iliaka

    sedangkan pada anemia kronis area donor adalah jaringan kutaneus dan ginjal.9,19

    Jasokonstriksi dan penurunan oksigen di kulit menyebabkan gambaran pucat di kulit.

    i ginjal suplai oksigen pada kondisi di ba$ah normal melebihi kebutuhan oksigen, danperfusi ginjal dapat ditoleransi meskipun pada penurunan oksigen yang berat. +alaupun

    begitu, organ dengan kebutuhan oksigen yang besar (miokardium, otak dan otot) sebagian

    besar tidak terpengaruh oleh penurunan ringan oxygen-carrying capacity.9,19

    Penin/0atan ?urah Jantun/

    23

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    24/39

    &ondisi anemia menurunkan fraksi oksigen yang harus diekstraksi dalam setiap sirkulasi

    sehingga dapat mempertahankan tekanan oksigen yang tinggi. &arena iskositas darah pada

    anemia berkurang dan adanya dilatasi askuler secara selektif menurunkan resistensi perifer,

    peningkatan curah jantung dapat dipertahankan tanpa peningkatan tekanan darah. ada orang

    yang sehat, peningkatan curah jantung saat istirahat terjadi bila konsentrasi hemoglobin

    kurang dari 4 g7dl dan adanya hipereaktifitas jantung terjadi pada konsentrasi hemoglobin

    yang lebih rendah lagi.9,19

    5anda hipereaktifitas jantung meliputi takikardia, peningkatan pulsasi arteri dan

    kapiler dan adanya murmur akibat aliran hemodinamik.

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    25/39

    Aktifitas eritroid yang teraugmentasi memperlebar area sumsum tulang yang dapat

    menyebabkan nyeri sternal dan nyeri tulang yang difus. 8umlah dan proporsi retikulosit

    meningkat.9,19

    Hi)*0sia Jarin/an .an/ Tida0 Ter0*re0si

    !ipoksia jaringan tetap bertahan dalam beberapa gradasi tertentu $alaupun mekanisme

    kompensasi sudah terjadi. !ipoksia merupakan sinyal a$al yang penting untuk mekanisme

    kompensasi kardioaskuler dan eritropoiesis yang kuat, namun hipoksia jaringan berat dapat

    menyebabkan gejala seperti sesak saat aktifitas atau bahkan saat istirahat, angina, klaudikasio

    intermiten, keram otot terutama saat malam hari, nyeri kepala dan lelah. #eberapa gejala

    gastrointestinal dan genitourinaria yang difus terkait dengan anemia (seperti keram abdomen,

    mual), namun apakah gejala ini menunjukkan hipoksia jaringan, kompensasi redistribusi

    darah atau penyakit dasar anemia masih belum dapat dijelaskan.9,19

    EVALUASI 7LINIS TERHADAP ANEMIA

    :aluasi terhadap pasien dengan anemia membutuhkan anamnesis dan pemeriksaan fisis

    yang teliti, serta pemeriksaan penunjang yang tepat.

    Mani>estasi 7linis

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    26/39

    * ;yeri pada tungkai, parestesia dan kesulitan berjalan mengarah pada anemia

    pernisiosa2,9,19

    3. ejala penyakit dasar E

    * %atar belakang geografis dan etnik yang terkait dengan peningkatan kelainan

    herediter (defisiensi 0 dan hemoglobinopati sering ditemukan di 5imur 5engah

    atau keturunan Afrika)

    * ri$ayat keluarga dengan kecurigaan penyakit hemolisis herediter (termasuk

    hemoglobinopati) dan kelainan perdarahan herediter, sebagai kata kunci yaitu

    ri$ayat perdarahan, ikterus, batu empedu dan splenektomi

    * pekerjaan pasien, peralatan rumah tangga yang biasa digunakan dan hobi harus

    ditelaah untuk menilai adanya paparan terhadap agen toksik7obat yang dapat

    mengakibatkan anemia hemolitik atau anemia aplastik

    * ri$ayat berpergian (area endemik)* kebiasaan minum alkohol

    * perubahan kebiasaan defekasi (mengarah ke neoplasma kolon dan rectum)

    * untuk $anita, ditanyakan apakah dalam masa menstuasi, banyaknya perdarahan yang

    terjadi

    * bila post partumataupost abortion, ditanyakan banyaknya perdarahan dan interal

    antarapartus7aborsi hingga saat anamnesis

    * ada tidaknya demam. Adanya demam dapat mengarah pada infeksi, limfoma atau

    keganasan lain, atau penyakit kolagen.

    * +arna urin yang abnormal (darah atau !b) dapat mengarah pada penyakit saluran

    kemih atau gangguan hematologis.

    * (techiae dan ekimosis dapat mengindikasikan anemia yang terjadi diakibatkan

    gangguan pada trombosit atau hepar.

    * nyeri sternal pada sepertiga tengah atau ba$ah sternum yang dapat menggambarkan

    adanya ekspansi akut sumsum tulang pada pasien leukemia akut. 2,9,19

    "elain itu, penting pula membandingkan dengan hasil pemeriksaan sebelumnya, bila ada.

    Pemeri0saan Penunan/

    emeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan diagnostik pokok dalam mendiagnosis

    anemia. emeriksaan ini dibagi dalam E

    1. pemeriksaan penyaring

    2. pemeriksaan darah seri anemia

    3. pemeriksaan sumsum tulang

    . pemeriksaan khusus

    26

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    27/39

    emeriksaan enyaring

    emeriksaan penyaring merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan, yaitu pemeriksaan

    darah perifer lengkap sebagai bagian dari ealuasi yang mencakup hemoglobin, hematokrit

    dan indeks eritrosit, serta apusan darah tepi.2,9,19

    ;ilai hemoglobin dan hematokrit berariasi, dipengaruhi oleh beberapa faktor

    fisiologis seperti umur, jenis kelamin, kehamilan, merokok dan ketinggian. ;ilai !b yang

    normal tinggi dapat ditemukan pada laki*laki dan $anita yang tinggal di dataran tiggi atau

    perokok berat.2,9,19

    Tabel 3 Perubahan Nilai N*rmal Hem*/l*bin dan Hemat*0rit

    A/e8Se@ Hem*/l*bin /8dL Hemat*0rit ,

    At birth 14 /2

    >hildhood 12 30

    Adolescence 13

    Adult man 10 (K2) 4 (K0)

    Adult $oman (menstruating) 13 (K2) (K0)

    Adult $oman (postmenopausal) 1 (K2) 2 (K0)

    uring pregnancy 12 (K2) 34 (K0)

    enentuan !b dan hematokrit dapat bermanfaat pada penentuan penilaian anemia

    secara praktis pada sebagian besar pasien, namun memiliki keterbatasan yang harus dikenali.

    erubahan !b dan hematokrit dapat menggambarkan perubahan olume plasma, namun

    bukan perubahan massa eritrosit. ada kehamilan sebagai contoh, olume plasma meningkat,

    sehingga menurunkan konsentrasi !b. "ebaliknya, pasien luka bakar mengalami kehilangan

    plasma melalui kulit yang terjejas, bukan eritrosit, meningkatkan konsentrasi !b dan

    hematokrit. ada kasus lain, adanya deplesi intraaskular juga menyebabkan tingginya

    konsentrasi !b dan hematrokrit.2,9,19

    Tabel 5 Variabel .an/ Mem)en/aruhi Hemat*0rit

    27

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    28/39

    6ndeks eritrosit mencakup*ean !ell +olume (J) dalam femtoliter (fl),*ean !ell

    Hemoglobin (!) dalam pictogram per sel dan *ean !oncentration of Hemoglobin per

    +olume of ,ed !ells (!>) dalam gram per liter.2,9,-,19

    Tabel Inde0s Eritr*sit

    Inde@ N*rmal Value

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    29/39

    nilai normal !> (32*30 ) menunjukkan jumlah !b dalam eritrosit berada dalam

    konsentrasi yang sesuai.2,9,-,19

    Apusan darah tepi merupakan pemeriksaan untuk melihat adanya defek dalam

    produksi eritrosit. "ebagai tambahan terhadap indeks eritrosit, apusan darah juga

    menunjukkan ariasi ukuran sel (anisocytosis) dan bentuk (poikilocytosis). erajat

    anisocytosis biasanya berkaitan dengan peningkatan red cell volume distribution idth

    (@+) atau kisaran ukuran sel. oikilocytosis menggambarkan adanya defek maturasi

    prekursor eritrosit di sumsum tulang atau adanya fragmentasi eritrosit di sirkulasi. Apusan

    darah dapat juga menunjukkan polychromasia (eritrosit yang sedikit lebih besar dari normal

    dan ber$arna biru keabu*abuan pada pe$arnaan +right*iemsa). "el ini merupakan

    retikulosit yang dilepaskan dari sumsum tulang terlalu dini. "el ini terlihat di sirkulasi sebagai

    respon terhadap stimulasi :O atau adanya kerusakan arsitektur sumsum tulang (fibrosis,

    infiltasi sel ganas, dan lain*lain) yang mengakibatkan gangguan pelepasan eritrosit dari

    sumsum tulang. "elain itu, adanya eritrosit berinti, Hoell-olly bodies, sel target, selsickle

    dan lain*lain pada apusan darah dapat mengarah pada gangguan7penyakit yang spesifik.2,9,19

    @obert 5.

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    30/39

    !itung retikulosit merupakan pengukuran yang menunjukkan produksi eritrosit dan

    respon terhadap anemia. @etikulosit secara normal merupakan eritrosit yang baru dilepas dari

    sumsum tulang, tak berinti dan berisi sisa materi @;A (reticulum). !itung retikulosit

    berkisar 1*2 (normal) yang menggambarkan pergantian harian ,9*1 dari populasi

    eritrosit di sirkulasi. !itung retikulosit yang meningkat (retikulositosis) merupakan respon

    terhadap adanya stress anemik.2,9,19

    emeriksaan "umsum 5ulang

    Aspirasi dan apusan sumsum tulang atau biopsi jarum dapat bermanfaat dalam ealuasi

    beberapa kasus anemia. ada pasien dengan anemia hipoproliferatif dengan status besi

    normal, pemeriksaan sumsum tulang. emeriksaan ini juga dapat mendiagnosis gangguan

    sumsum tulang primer seperti mielofibrosis, defek maturasi eritrosit dan penyakit infiltratif.

    emeriksaan sumsum tulang mutlak diperlukan untuk diagnosis anemia aplastik, anemia

    megaloblastik serta pada kelainan hematologis yang dapat mensupresi sistem eritroid.

    2,9,19

    emeriksaan &husus

    emeriksaan ini hanya dilakukan atas indikasi khusus, seperti E

    anemia defisiensi besi E serum iron, 56#> (total iron binding capacity), saturasi

    transferrin, protoporfirin eritrosit, ferritin serum, reseptor transferrin dan pengecatan besi

    pada sumsum tulang

    anemia megaloblastik E folat serum, itamin #12 serum, tes supresi deoksiuridin dan tes

    Schiling

    anemia hemolitik E bilirubin serum, tes !oomb, elektroforesis hemoglobin

    anemia aplastik E biopsi sumsum tulang

    "elain itu, diperlukan pula pemeriksaan tertentu, misal pemeriksaan faal hati, faal

    ginjal atau faal tiroid.2,9,19

    30

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    31/39

    PENDE7ATAN DIA(N'SIS

    ntuk mengidentifikasi diagnosis anemia, harus dilakukan pemeriksaan yang terintegrasi,

    baik anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Alur identifikasi dapat

    dilakukan sebagai berikut.

    Pende0atan se:ara Umum

    #erikut uraian alur pendekatan klinis untuk mengidentifikasi diagnosis anemia

    31

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    32/39

    1< A)a0ah anemia .an/ teradi disertai /an//uan hemat*l*/is .an/ lain

    Adanya trombositopenia, jumlah leukosit yang abnormal atau adanya leukosit yang

    abnormal yang menyertai anemia memungkinkan adanya kegagalan sumsum tulang yang

    diakibatkan oleh anemia aplastik, leukemia atau penyakit keganasan sumsum tulang

    lainnya. ansitopenia dapat merupakan kelainan sekunder akibat destruksi perifer atau

    sekuestrasi sel pada hipersplenisme. ada sebagian besar kasus, gangguan ini dapat

    dibedakan dengan penelusuran penapisan hematologis yang cermat dan dilakukannya

    anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik. 2,9,19

    #< A)a0ah terda)at res)*n reti0ul*sit .an/ sesuai terhada) anemia

    8umlah eritrosit di sirkulasi merupakan hasil keseimbangan yang dinamis antara

    pengiriman eritrosit ke dalam sirkulasi dan destruksi atau loss eritrosit dari sirkulasi."ekitar 1 eritrosit diganti oleh eritrosit muda yang dilepas dari sumsum tulang setiap

    harinya.2,9,19

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    33/39

    33

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    34/39

    Pende0atan Anemia Ma0r*siti0

    34

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    35/39

    Pende0atan Anemia N*rm*siti0

    35

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    36/39

    Pende0atan Anemia Mi0r*siti0

    36

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    37/39

    PENDE7ATAN TATA LA7SANA

    "eiring dengan perkembangan teknologi, pilihan terapi pada tata laksana anemia telah

    berkembang pesat.)lood component therapyaman dan terjangkau. :O rekombinan sebagai

    terapi tambahan pada tata laksana anemia telah meningkatkan kualitas hidup pasien dengan

    gagal ginjal kronis yang menjalani dialisis dan pasien kanker dengan anemia yang mendapat

    kemoterapi.2

    #eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tata laksana pasien dengan anemia, yaituE

    1. 5ata laksana sebaiknya dilakukan berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan

    terlebih dahulu

    2. emberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan

    3. engobatan anemia dapat berupa terapi untuk keadaan darurat (misal perdarahan akutakibat anemia aplastik yang mengancam ji$a), terapi yang khas untuk masing*masing

    anemia, terapi kausal untuk mengobati penyakit dasar yang menyebabkan anemia.2

    "elain itu, seringkali kausa anemia dapat bermacam*macam.

  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    38/39

    DA=TAR PUSTA7A

    1. Anonim. >hapter /9 E Anemia and olycythemia. 6n E ?auci A", &asper %, %ongo %,

    #raun$ald :, !auser "%, 8ameson 8%, et al, editor. !arrisons rinciples of 6nternal ulleton #?, lassification, and ell*yn

    5echnology @eie$ed for the ;e$ omplete #lood >ount. 6n E >iesla #.

    !ematology in ractice. hiladelphiaE ?.A. ais >ompanyN 24. 1/*22

    1/. >iesla #. >hapter 3 @ed #lood >ell roduction, ?unction, and @eleant @ed >ell iesla #. !ematology in ractice. hiladelphiaE ?.A. ais >ompanyN 24. 33*/

    10. essypris :;, "a$yer "5. >hapter 0 :rythropoiesis. 6n E reer 8, ?oerster 8, @odgers linical !ematology. 12 th edition.

    hiladephiaE %ippincott +illiams C +ilkinsN 2-.

    14. >iesla #. >hapter !emoglobin ?unction dan rinciples of !emolysis. 6n E >iesla #.

    !ematology in ractice. hiladelphiaE ?.A. ais >ompanyN 24. /1*0

    38

    http://bloodjournal.hematologylibrary.org/misc/rights.dtl#repub_requestshttp://bloodjournal.hematologylibrary.org/misc/rights.dtl#repub_requestshttp://bloodjournal.hematologylibrary.org/misc/rights.dtl#repub_requestshttp://bloodjournal.hematologylibrary.org/misc/rights.dtl#repub_requestshttp://bloodjournal.hematologylibrary.org/misc/rights.dtl#repub_requestshttp://bloodjournal.hematologylibrary.org/misc/rights.dtl#repub_requests
  • 7/24/2019 Dt Anemia Fariz

    39/39

    19. Anonim. >hapter 32. >linical lassification of :rythrocyte isorders E

    Oerie$. 6n E %ichtman