sjkhdnskfgjm
DESCRIPTION
mzhdgncfnkjsfgbcasTRANSCRIPT
KEPERAWATAN KOMUNITAS II
“KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA :
EVALUASI NEGLECT PADA LANSIA”
MAKALAH
oleh
Lutfiasih RahmawatiNIM 132310101024
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNVERSITAS JEMBER
2015
KASUS
Seorang kakek Q berusia 75 tahun dibawa ke panti jompo oleh warga
disekitar Desa Sukomoro Kecamatan Sukamaju sekitar pukul 10.00 WIB.
Menurut penuturan dari salah satu warga yang mengantar, kakek Q ditemukan
duduk dibawah pohon dengan keadaan seperti orang bingung, sehingga warga
mengantarnya ke panti jompo terdekat. Setelah diidentifikasi, ternyata kakek Q
mulanya diajak pergi ke taman rekreasi oleh anak dan menantunya, namun saat
kakek Q meminta berhenti di pom bensin untuk berkemih, anak dan menantunya
malah meninggalkan kakek Q. Menurut penuturan kakek Q, selama ini kakek Q
tidak pernah diajak jalan-jalan oleh anak dan menantunya, dan lebih sering
ditinggal sendiri di rumah. Oleh karena itu, saat akan diajak pergi ke taman
rekreasi kakek Q sangat merasa senang. Selama di rumah, kakek Q jarang diajak
bicara, kesehatan dan kebersihan dirinya tidak pernah diperhatikan, mandi hanya
2 hari sekali, tampak tidak terawat dan bau badan. Bahkan untuk sehari-hari kakek
Q hanya disediakan makan 2x dengan lauk tahu, tempe, dan kecap, sedangkan
anak dan menantunya selalu makan dengan lauk yang lebih mewah. Setelah
sampai di panti jompo, kakek Q diperiksa oleh perawat Y. Diperoleh hasil
pemeriksaan BB=50 kg, TB=175 cm, TD=150/100 mmHg, Nadi=100x/menit,
RR=16x/menit. Kondisi kakek Q saat ini tampak kurus, pucat, lemah dan terlihat
masih bingung dengan menanyakan keberadaan keluarganya secara berulang-
ulang. Kulit tampak kusam dan lembek, mukosa bibir kering, konjungtiva anemis,
dan mengaku kehausan.
EVALUASI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
S: kakek Q mengatakan makan 3 kali sehari dengan lauk yang bermacam-macamO: Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelanA: masalah teratasi sebagianP: lanjutkan intervensi
2. Pengabaian diri berhubungan dengan stressor yang berat (pengabaian emosional) dari keluarga.
S: kakek Q mengatakan sering jalan-jalan dan tidak lagi bosanO: Menunjukkan ekspresi senangA: masalah teratasi sebagianP: lanjutkan intervensi
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang lingkungan
S: kakek Q mengatakan sudah tidak bingung dan merasa cemas lagiO:a. tanda-tanda vital dalam batas
normalb. tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kebingungan dan kecemasan
A: masalah teratasi sebagianP: lanjutkan intervensi
2 Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya motivasi perawatan diri.
S: Kakek Q mengatakan kebersihan dan kesehatan badannya sudah lebih baikO:
a. Bau badan Kakek Q berkurang
b. Kakek Q tampak lebih terawat dan lebih bersih
A: masalah kperawatan teratasi sebagianP: intervensi keperawatan dilanjutkan
SOAL
1. Nenek G mengatakan kesehatan dan kebersihannya tidak pernah diperhatikan
oleh anak dan menantunya. Nenek G tampak tidak terawat dan bau badan.
Apakah masalah keperawatan yang tepat sesuai dengan data penunjang diatas?
a. Intoleransi aktivitas
b. Pengabaian diri
c. Defisit perawatan diri
d. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Resiko tinggi injuri
2. Di sebuah keluarga Tn. A terdapat seorang nenek yang mengalami
keterbelakangan mental. Nenek selalu ingin makan dan porsi makan yang di
habiskan 3x lipat dari porsi makan setiap harinya. Sehingga, Tn A tidak
memberikan makan lebih kepada nenek. Di suatu hari nenek makan kotoran
sendiri (feses) untuk dimakan. Dari kasus diatas, intervensi apakah yang bisa
diambil?
a. Berusaha memahami klien
b. Berikan aktivitas sehari – hari sesuai kemampuan
c. Evaluasi kemampuan berpartisipasi dalam setiap aktivitas
perawatan.
d. Kaji intake output klien
e. Tenangkan klien
3. Nenek Z berusia 57 tahun tinggal dengan anaknya. Nenek Z sudah sebulan
yang lalu tidak bisa berjalan seperti biasanya, karena lumpuh. Hal ini
mengakibatkan nenek Z tidak mampu melakukan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya mengalami gangguan. Sang anak yang sibuk kerja juga
tidak mau membantu ibunya sekedar untuk memandikannya. Sang anak malah
menempatkan ibunya di kamar belakang rumahnya, supaya tidak membuatnya
terganggu. Manakah dibawah ini yang merupakan contoh dari kekerasan pada
lansia di atas?
a. Abuse
b. Kekerasan keuangan
c. Kekerasan fisik
d. Kekerasan spiritual
e. Neglect
4. Kakek C berusia 63 tahun tinggal bersama pembatunya. Diketahui bahwa sang
anak tidak mau mengurus sang ayah lagi, karena sang ayah lumpuh sehingga
merepotkan anak dalam bekerja. Semenjak mengantarkan ayahnya ke rumah
pembantu, sang anak tidak lagi menjenguk kakek C. Berdasarkan kasus diatas,
masalah kesehatan yang terganggu pada lansia adalah .....
a. Pola peran dan hubungan
b. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
c. Pola aktivitas dan latihan
d. Pola seksualitas
e. Pola nutrisi dan metabolik
5. Tempat tinggal Nenek R sulit dalam mencari air bersih saat musim kemarau.
sehingga kebersihan dapur, kamar mandi dan sebagainya tidak begitu Nenek R
hiraukan. Nenek R kini mengabaikan kondisi lingkungannya akibat ketidak
semangatan. Dari kasus diatas, apa termasuk aspek psikologis/ afektif dari
yang masuk dalam pengkajian?
a. Aspek Interaksi
b. Aspek sosial budaya dan spiritual
c. Aspek aktivitas
d. Aspek fisik
e. Aspek sosial politik
6. Nenek L tinggal sendirian sejak 6 bulan yang lalu. Nenek L memiliki satu
anak dan sudah berkeluarga. Sejak suami nenek L meninggal, anak nenek L
tidak pernah lagi mengunjungi nenek L. Sehinngga nenek L merasa kesepian
dan merasa anaknya tidak memperdulikannya lagi. Dari kasus tersebut, apakah
masalah keperawatannya?
a. Ketidakefektifan komunikasi berbal dan non verbal
b. Penurunan harga diri
c. Ketidakefektifan jalan nafas
d. Ansietas
e. Pengabaian diri
7. Nenek Y tinggal di panti jompo sudah 7 bulan tapi, nenek Y kurang
melakukan perawatan diri. Nenek Y juga memiliki gangguan persepsi sensori.
Dari data panti jompo tersebut nenek Y mandi hanya 3 hari sekali. Intervensi
apa yang bisa dilakukan kepada nenek Y?
a. Anjurkan pengawas panti untuk memperhatikan kebersihannya
b. Berikan informasi tentang kebersihan diri
c. Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri
d. Anjurkan klien untuk mengevaluasi dirinya
e. Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan
8. Di desa Ampulo terdapat seorang nenek berusia 80 tahun yang sedang
kebingungan dan seorang warga bernama Tn. G mengajak nenek tersebut
kerumahnya. Dari wawancara yang dilakukan Tn. G terhadap nenek didapat
bahwa nenek ditinggal di pasar oleh seorang menantunya. Nenek selalu
menanyakan keberadaan keluarganya kepada Tn. G. Nenek merasa cemas atas
keberadaanya sekarang dan tidak tahu jalan pulang. Intervensi apa yang dapat
dilakukan kepada nenek tersebut?
a. Anjurkan kontak mata dalam komunikasi
b. Identifikasi kebutuhan pengamanan klien
c. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
d. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh melakukan self care
e. Anjurkan klien mengevaluasi kebiasaannya
9. Sejak 2 tahun lalu nenek K mengalami kelumpuhan setelah jatuh dari kamar
mandi. Setelah hal itu terjadi, anak dari nenek K menitipkannya ke panti
jompo, karena anaknya tidak mau merawatnya lagi. Mendengar hal tersebut,
nenek K merasa sedih dan ingin mencoba bunuh diri. Dalam melakukan
pengkajian, hal apa yang terganggu pada kasus nenek K diatas?
a. Nutrisi metabolik nenek K
b. Nilai dan keyakinan nenek K
c. Seksualitas nenek K
d. Manajemen stress nenek K
e. Persepsi diri nenek K
10. Nenek S berumur 80 tahun tinggal bersama anak laki lakinya di kota
Surabaya. Nenek S mengalami dimensia dan gangguan penglihatan karena
faktor umur yang sudah lanjut. Anaknya sering meninggalkan nenek S
sendirian dirumah. Saat itu nenek K ingin pergi ke kamar mandi. Resiko yang
dapat dialami dari dampak pengabaian di atas yaitu?
a. Bunuh diri
b. Cidera atau jatuh
c. Dehidrasi dan malnutrisi
d. Kejang
e. cidera
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Noorkasiani & Tamher. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendidikan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Stanley & Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC.