sistema respiratorius

8
Anatomi Sistem Respirasi Oleh: M. Maulana Shofri Dirangkum Oleh: Johannes Ephan Bagus Kurnia

Upload: johannes-corde

Post on 01-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Asistensian Anatomi SIstem Respirasi FKUNS 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Sistema Respiratorius

Anatomi – Sistem Respirasi

Oleh: M. Maulana Shofri

Dirangkum Oleh: Johannes Ephan Bagus Kurnia

Page 2: Sistema Respiratorius

SISTEM RESPIRASI

Udara masuk kedalam tubuh melalui nares anterior, kemudian masuk kedalam

cavum nasi/ cavitas nasalis. Cavum nasi adalah suatu ruangan dalam hidung dimana

terdapat conchae nasalis dan meatus nasalis. Udara dari cavum nasi akan masuk ke

pharynx, dimana pharynx dibagi menjadi 3 yaitu nasopharynx, oropharynx dan

laryngopharynx. Dari pharynx udara akan masuk ke larynx yang terdiri dari cartilago.

Setelah dari larynx udara akan masuk ke trachea yang dibentuk oleh pars cartilaginea

dan pars membranossea. Dari trachea udara akan masuk ke bronchus primarius.

Sesuai dengan jumlah paru bronchus primarius berjumlah 2, dexter dan sinister.

Kemudian udara akan masuk ke bronchus secundus, bronchus tertius, bronchiolus,

bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, sacculus

alveolaris dan alveolus. Di alveolus akan terjadi respirasi eksternal dimana O2 dari

udara akan bertukar dengan CO2 dari darah. Sedangkan respirasi internal terdapat di

sel yaitu mitokondria. O2 di darah akan dibawa oleh Hb.

A. Nasus/ hidung

Nasus dibentuk oleh tulang (os nasale, processus frontalis os maxilla dan

processus nasalis os frontal) dan kartilago di bagian bawah (cartilago nasalis

lateralis superior, cartilago lateralis inferior ala mayor dan ala minor, dan

kartilago septi nasi yang akan melekat pada spina nasalis anterior. Tulang dan

kartilago ini akan membentuk lubang yang disebut sebagai nares, lubang

masuknya udara.

B. Cavum nasi

Setelah memasuki nares akan memasuki ruangan yang disebut sebagai

cavum nasi. Cavum nasi sebagai ruangan akan mempunyai batas. Di bagian atas

akan dibatasi os nasale, lalu dibelakangnya os frontale, di belakang dari os

frontale terdapat os ethmoidale dan os sphenoidale. Dasarnya akan dibentuk oleh

palatum durum yang terdiri dari proccessus palatinus os maxillaris dan lamina

horizontalis ossis palatine. Sedangkan di bagian medialnya cavum nasi akan

dibatasi oleh septum nasi yang dibentuk oleh cartilago septi nasi, os vomer dan

Page 3: Sistema Respiratorius

lamina perpendicularis ossis ethmoidalis. Sedangkan bagian lateral akan dibatasi

oleh vestibulum, conchae dan meatus

Di vestibulum nasi terdapat rambut yang disebut vibrisea. Di belakang

dari vestibulum nasi terdapat perbatasan yang disebut sebagai limen nasi (oleh

sebab itu apabila jari kita masuk ke dalam hidung pasti ada tahananya). Ruangan

di belakang limen nasi disebut atrium nasi, di belakangnya terdapat conchae

nasalis dan meatus nasalis.

Conchae nasalis ada 3 yaitu conchae nasalis inferior, conchae nasalis

medial dan conchae nasalis superior. Dibawah conchae itu terdapat meatus yaitu

meatus nasi inferior, meatus nasi medial dan meatus nasi superior. Pada meatus

nasi inferior akan bermuara ductus nasolacrimalis, sehingga ketika kita menangis

dari hidung keluar cairan. Meatus nasi medialis dimuarai oleh sinus maxillaris

(sinus terbesar) yang masuk melalui hiatus semilunaris, sinus frontalis yang

masuk melalui infundibulum, dan sinus ethmoidalis anterior yang masuk melalui

bulla ethmoidalis. Sedangkan meatus nasi superior akan dimuarai oleh dua sinus

yaitu sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis posterior. Peradangan pada sinus

disebut sinusitis, biasanya terdapat pada sinus maxillaris karena sinus terbesar,

dan letak muara dan sinusnya lebih tinggi letak muaranya sehingga mudah terjadi

muara. Sinus maxillaris juga dekat dengan gigi sehingga kuman bisa masuk

melalui gigi.

Cavum nasi 2/3 bawahnya sebagai organ respiratoria, sedangkan 1/3

atasnya sebagai organ olfaktoria karena ditempati oleh bulbus olfaktorius/ bulbila

olfaktoria. Kelainan pada bagian ini disebut hipoosmia/ anosmia.

Vascularisasi dari cavum nasi akan divascularisasi oleh cabang arteri

maxillaris interna dan cabang dari arteri fascialis. Di bagian depan septum ada

yang bernama little area atau plexus kiesselbach yang biasanya sering terjadi

epitaksis/ mimisan. Little area ini dibentuk oleh rami septalis dari rami labialis

superior dari arteri fascialis dan arteri sphenopalatina

Innervasi dari cavum nasi akan diinervasi oleh nervus V

Page 4: Sistema Respiratorius

C. Sinus paranasalis

Suatu ruangan yang mendampingi hidung. Ada sinus maxillaris, sinus

frontalis, sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis.

D. Pharynx

Cavum nasi berbatasan dengan pharynx akan dihubungkan oleh choana/

appertura nasalis posterior. Pharynx dibagi menjadi nasopharynx (terletak di

belakang nasus), oropharynx (terletak di belakang cavum oris) dan

laryngopharynx.

Nasopharynx terletak setinggi vertebra cervical I – II. Oropharynx terletak

setinggi vertebra cervical II – III. Laryngopharynx terletak setinggi vertebrae

cervical III – VI.

Nasopharyx berbatasan dengan oropharynx dibatasi oleh isthmus

pharyngeus yang bagian depan dibentuk oleh palatum molle, bagian belakang

dibentuk oleh dinding posterior pharynx, dan bagian lateral dibentuk oleh arcus

palatopharyngeus.

Terdapat lubang pada nasopharynx yang disebut sebagai OPTAE (ostium

pharyngeum tubae auditiva eustachii). Ruangan ini berhubungan dengan telinga

bagian tengah. Pada anak kecil dengan batuk pilek kronis telinga tengah dapat

terinfeksi melalui OPTAE. Bagian atas dari OPTAE disebut torus tubarius yang

merupakan pendesakan dari pars cartilaginea tuba. Terdapat juga plica

salphyngopharyngea. Di bagian bawah terdapat torus levatorius yang merupakan

pendesakan dari musculus levator velii palatine. Di bagian atas torus tubarius

terdapat tonsil yang disebut tonsil pharyngea/ adenoid (pembesarannya). Di

bagian belakang torus tubarius terdapat recessus pharyngeus/ fossa rossenmuleri

yaitu tempat terbanyak terjadinya Ca nasopharynx.

Oropharynx di bagian depan akan berbatasan dengan cavum oris melalui

isthmus faucium dengan batas atas yaitu palatum molle, di bawah adalah radix

linguae dan lateralnya adalah arcus palatoglossus. Arcus palatoglossus dan arcus

palatopharyngeus akan membatasi suatu tonsil yang disebut sebagai tonsila

Page 5: Sistema Respiratorius

palatine yang menempati fossa tonsilaris yang divaskularisasi oleh ramus

tonsilaris arteri fascialis. Pembesaran tonsila palatine disebut orang awam sebagai

amandel.

Dataran di bagian samping laryngopharynx disebut fossa piriformis,

tempat menyangkutnya benda benda tajam (duri ikan).

Inervasi nasopharynx akan diinervasi oleh nervus V, oropharynx akan

diinervasi nervus IX dan laryngopharynx diinervasi oleh nervus X

E. Larynx

Larynx adalah penghubung pharynx dan trachea. Larynx terletak di

vertebra cervical III – VI. Larynx terdiri dari cartilago yang dihubungkan oleh

membran dan ligament. Cartilago penyusun larynx ada yang sepasang (cartilago

arytenoidea, cartilago corniculata, cartilago cuneiformis) dan tunggal (cartilago

thyroidea, cartilago epiglotika, cartilago cricoidea). Cartilago yang terbesar adalah

cartilago thyroidea yang dilekati glandula thyroidea. Cartilago thyroidea

mempunyai 2 lamina yaitu lamina dexter dan lamina sinister. Lamina ini akan

menyatu membentuk suatu cekungan yang disebut sebagai incisura thyroidea

superior (atas) dan incisura thyroidea inferior (bawah). Di bagian tengahnya akan

terjadi penonjolan yang disebut prominentia laryngea/ adam’s apple/ jakun. Ke

arah samping akan ada suatu tanduk di atas (cornu superior) dan di bawah (cornu

inferior). Cornu superior akan berhubungan dengan os hyoid dengan membrana

thyrohyoidea, yang bagian sampingnya menebal membentuk ligamentum

tyrohyoidea. Di tengahnya akan ada cartilago triticea. Di bagian bawah cartilago

thyroid akan bersendi dengan catilago cricoid membentuk articulatio

cricothyroidea.

Cartilago epiglotica akan meruncing membentuk epigloticus yang

dihubungkan oleh membrana thyroepiglotica

Dibawah cartilago epiglotica terdapat catilago cricoidea yang akan

bersendi dengan cartilago thyroid dan catilago arytenoid membentuk articulatio

crycothyroidea dan crycoarytenoidea yang semuanya bertipe diarthrosis.

Page 6: Sistema Respiratorius

Keseluruhan cartilago larynx dilekatkan satu sama lain dengan membran

dan ligament. Di bagian bawah terdapat membrana crycothraceale yang

menghubungkan cartilago crycoidea dengan trachea.

Musculus ekstrinsik ?

Musculus intrinsic ?

Innervasi larynx ?

Vascularisasi larynx ?

Adytus laryngis ?

Vestibulum laryngis ?

Rima glotidis ?

Rima vestibuli ?

Plica vocalis ?

F. Trachea

Saluran pernafasan yang terletak sejajar dengan vertebra cervical VI –

vertebra thoracal IV/ V. trachea akan dibentuk oleh cartilago trachealis yang

dihubungkan oleh ligamentum annulare trachealis, yang mengisi trachea di bagian

2/3 depan. Di bagian belakang akan dihubungkan oleh musculus dan pars

membranossea. Sehingga spasme musculus seperti pada asma dapat mengganggu

pernafasan. Trachea bercabang menjadi bronchus, percabangannya disebut

bifurcatio trachea. Saat melakukan bronchoscopy terdapat penonjolan disebut

carina

Trachea divascularisasi oleh cabang arteri thyroidea superior, inferior dan

arteri bronchialis

Trachea diinervasi oleh trunchus sympathicus (simpatis) dan nervus vagus

(parasimpatis)

G. Bronchus

Dari trachea bercabang menjadi bronchus primarius dexter et sinister.

Bronchus primarius dexter lebih lurus, lebar, dan pendek. Bronchus primarius

sinister lebih panjang, miring dan sempit. Sehingga bronchus primarius dexter

Page 7: Sistema Respiratorius

lebih rawan terkena infeksi dibanding yang kiri. Dari bronchus primarius akan

bercabang menjadi bronchus secundus yang masuk ke dalam pulmo melalui

hilum pulmonale. Yang kanan berjumlah 3 (sesuai lobus paru kanan) dan yang

kiri berjumlah 2 (sesuai lobus paru kiri). Kemudian bercabang menjadi bronchus

tertius yang berjumlah sesuai segmen parunya.

H. Pulmo

Pulmo merupakan organ respirasi karena ada alveolus sebagai tempat

pertukaran O2 dan CO2. Pulmo mempunyai apex dan basis. Apex terletak di

bagian superior sedangkan basis terletak di bagian bawah. Pulmo terdiri dari 3

fascies (fascies costalis berhubungan dengan costa, fascies diaphragmatica

berhubungan dengan diaphragma, dan fascies mediastinalis berhubugan dengan

mediastinum, celah diantara dua pulmo yang ditempati cor) dan 3 margo. Di

fascies mediastinalis terdapat hilum pulmonale, dimana ada bagian keluar masuk

disebut radix pulmonalis.

Pulmo dexter ada 3 lobus, lobus superior, medial dan inferior. Lobus

superior dan medial akan dibatasi oleh fissura horizontalis sedangkan lobus

superior dan inferior dibatasi oleh fissura obliqua. Di hilum pulmonale dexter

karena mempunyai 3 lobus maka ada 3 bronchus secundus yaitu 1 bronchus

eparterialis dan 2 bronchus hiparterialis. Terdapat juga arteri pulmonalis dan vena

pulmonalis. Di bagian apex dari pulmo dexter terdapat sulcus costae primarius. Di

bagian medial anterior terdapat sulcus arteri subclavia dexter. Di bagian fascies

mediastinalisnya terdapat sulcus vena cava superior dan sulcus vena cava inferior

yang terletak di depan hilus pulmonalis. Terdapat juga impresio cardiaca

pulmonalis dexter yang ditempati oleh atrium cordis dexter. Sulcus oesophagei

dan sulcus vena azygous yang ditempati oleh esophagus dan vena azygous yang

terletak di belakang hilus.

Pulmo sinister ukurannya lebih kecil daripada pulmo dexter karena hanya

terdiri dari 2 lobus dan didesak oleh cor. Pada pulmo sinister terdapat suatu

fissura yang disebut fissura obliqua. Pada apexnya terdapat sulcus costa primarius

Page 8: Sistema Respiratorius

sinister dan sulcus arteri subclavia sinister dan sulcus arteri carotis comunis. Di

bagian belakang dari hilus pulmonalis sinister akan ditempati oleh aorta pars

ascenden, arcus aorta dan aorta pars descenden. Oleh karena pulmo sinister

mempunyai 2 lobus sehingga pulmo sinister hanya mempunyai 2 bronchus

secundus yang terletak dibawah arteri pulmonalis sehingga disebut bronchus

hiparterialis.

Urutan pada hilus pulmo sinister dari atas ke bawah adalah arteri

pulmonalis, bronchus hiparterialis dan vena pulmonalis sedangkan pada pulmo

dexter ada bronchus eparterialis, arteri pulmonalis, bronchus hiparterialis dan

vena pulmonalis

Neurovascularisasi ?

I. Pleura

Pleura merupakan lapisan serous yang melingkupi pulmo itu sendiri.

Pleura terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura visceralis (menutupi semua bagian pulmo

kecuali hilus) dan pleura parietalis. Di bagian bawah dari hilus pulmonalis akan

ada lipatan dari kedua lapisan membentuk ligamentum pulmonale. Di bagian atas

pleura akan menebal yang akan difiksasi oleh fascies sibson’s/ ligamentum

zancker kindle yang merupakan fusi dari?

Pada saat ekspirasi pulmo akan menjadi kecil, bagian bawahnya akan

membentuk recessus costodiafragmatica dan recessus costomediastinalis di

bagian medial.

Apabila cavum pleura terisi udara disebut pneumothorax, apabila cavum

pleura terisi darah disebut hemothorax.