sistem otot

20
ANATOMI FISIOLOGI “Sistem Otot pada Manusia” KELOMPOK 9 : Nenli Kurniwijayanti (D3-B) Nurul Istiqomah

Upload: hellositty

Post on 24-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

otot

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Otot

ANATOMI FISIOLOGI

“Sistem Otot pada Manusia”

KELOMPOK 9 :

Nenli Kurniwijayanti (D3-B)

Nurul Istiqomah

Page 2: Sistem Otot

A. STRUKTUR DAN FISIOLOGI UMUM

Jaringan otot, yang mencapai 40% sampai 50% berat tubuh, pada umumnya tersusun dari

sel-sel kontraktil yang disebut serabut otot. Melalui kontraksi sel-sel otot menghasilkan

pergerakan dan melakukan pekerjaan.

B. FUNGSI OTOT

Otot memiliki berfungsi sebagai berikut :

1. Pergerakan

Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak

dalam bagian-bagian organ internal tubuh

2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur

Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri

atau saat duduk terhadap gaya gravitasi

3. Produksi panas

Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu

nomal tubuh

Sebagai alat gerak aktif, otot mempunyai empat kemampuan yaitu

1. Kontrakibilitas (kemampuan untuk memendek/berkontraksi)

Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak

melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terelongasi karena kontraksi pada setiap

diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang

terbatas

2. Eksitabilitas

Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf

3. Ekstensibilitas (kemampuan untuk memanjang/relaksasi)

Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks

4. Elastisitas (kemampuan untuk kembali ke keadaan semula.

Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang

Page 3: Sistem Otot

C. ISTILAH KHUSUS

Istilah khusus pada jaringan otot. Organel seluler yang umum juga terdapat dalam serabut

otot, tetapi sebagian memiliki nama yang berbeda diantaranya sebagai berikut :

1. Sitoplasma disebut sarkoplasma

2. Retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma

3. Membran plasma disebut sarkolema

a. Tubulus- T adalah rangkaian tubulus transversus pada otot rangka dan jantung yang

terentuk melalui invaginasi sarkolema berbentuk seperti jari

b. Sisterna terminal adalah struktur berbentuk kantong di kedua sisi tubulus-T retikulum

sarkoplasma

c. Invaginasi tubulus-T dan sisterna terminal berdekatan di kedua sisinya berbentuk

suatu triad

D. STRUKTUR OTOT

Page 4: Sistem Otot

Unit dasar otot disebut serabut otot atau miofibril. Kumpulan miofibril bergabung dalam

berkas otot. Setiap myofibril merupakan sel yang mengandung komponen-komponen umum sel.

Miofibril terdiri atas sejumlah besar protein miofilamen yang terdiri atas filamen tebal (miosin)

dan filamet tipis (aktin). Sesame filamen tipis berhubungan membentuk pita terang (pita I).

sesame filamen tebal saling berhubungan dengan membentuk satu pita berwarna gelap (pita A).

Sebagian filamen tebal dan tipis saling bertumpang tindih sehingga terbentuk bagian yang lebih

padat dan bagian yang kurang padat pada pita A, disebut zona H. Tempat tertautnya filamen tipis

atau garis Z akan menyeberangi myofibril pada pusat pita I. bagian miofibril yang terletak di

antara dua garis Z disebut sarkomer.

E. MEKANISME GERAK OTOT

Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara

dua tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan

berkontraksi. Ujung-ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan

insersio.

1. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit

bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.

2. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi

saat otot berkontraksi disebut insersio.

Page 5: Sistem Otot

Gambar 1. Otot-otot yang bekerja saat kontraksi otot

Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang seperti terlihat

pada Gambar 2. 

Page 6: Sistem Otot

Gambar 2. Perbedaan posisi aktin dan miosin

saat relaksasi dan kontraksi

Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan

kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z (perhatikan gambar).

Sarkomer mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein

tipis disebut aktin. Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga

sarkomer tampak sebagai gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer

yang mengandung aktin dan miosin dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya

mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara itu, di antara dua sarkomer terdapat

daerah terang yang dinamakan pita I.

Apa yang terjadi ketika otot berkontraksi?

Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu

sama lain. Akibatnya zona H dan pita I memendek, sehingga sarkomer pun juga

memendek. Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot

yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang

merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot

yang melekat pada tulang bergerak.

Page 7: Sistem Otot

Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur dengan interval waktu yang cukup,

otot akan berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi. Namun jika jarak rangsang singkat, otot

tidak berelaksasi melainkan akan berkontraksi maksimum atau disebut tonus. Jika otot terus-

menerus berkontraksi, disebut tetanus. Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan

oksigen. Oksigen diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP

(adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi.

Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai

menjadi kreatin + fosfat + energi. Energi-energi ini semua digunakan untuk kontraksi

otot. Pemecahan zat-zat akan menghasilkan energi untuk kontraksi otot berlangsung dalam

keadaan anaerob sehingga fase kontraksi disebut juga fase anaerob.

Energi yang membentuk ATP berasal dari penguraian gula otot atau glikogen yang tidak

larut. Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk asam laktat) dan diubah

menjadi glukosa (gula darah) + asam laktat. Glukosa akan dioksidasi menghasilkan energi dan

melepaskan CO2 dan H2O. Perhatikan skema di dibawah.

Gambar 3. proses penguraian glikogen

Secara singkat proses penguraian glikogen sebagai berikut.

Page 8: Sistem Otot

Proses penguraian glikogen terjadi pada saat otot dalam keadaan relaksasi. Pada saat

relaksasi diperlukan oksigen sehingga disebut fase aerob. Asam laktat atau asam susu merupakan

hasil samping penguraian laktasidogen. Penimbunan asam laktat di dalam otot dapat

mengakibatkan pegal dan linu atau menyebabkan kelelahan otot. Penguraian asam laktat

memerlukan banyak oksigen.

F. JENIS JARINGAN OTOT

Jaringan otot dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.

a. Otot polos

Otot polos bekerja di luar kesadaran karena tidak dipengaruhi oleh sistem saraf

pusat sehingga sering disebut otot tak sadar (otot involunter). Otot polos berbentuk

seperti gelendong yang meruncing pada kedua ujungnya, mempunyai surat memanjang,

dan setiap sel mempunyai satu nukleus di tengah.

Rangsangan kontraksi otot polos berasal dari sistem saraf autonom. Otot polos

dapat ditemukan pada kulit, organ-organ dalam, sistem reproduksi, pembuluh darah

utama, dan sistem ekskresi.

Terdapat berbagai jenis otot polos dalam tubuh. Pada umumnya, otot polos dapat

dibagi dalam otot polos viseral dan otot polos multi-unit. Otot polos viseral terdapat

dalam lempengan yang lebar, mempunyai jembatan resisternal yang rendah antara sel –

sel otot. Jembatan – jembatan, seperti pada otot jantung, adalah sambungan-sambungan

Page 9: Sistem Otot

dimana membran sel yang bertentangan berlebur bersatu menjadi satu membran. Otot

polos viseral terutama ditemukan pada dinding uterus dan ureter. Otot polos multi – unit

terdiri dari unit -unit individual tanpa jembatan penghubung. Otot jenis ini ditemukan

pada bangunan-bangunan seperti iris mata dimana didapatkan kontraksi yang halus dan

bertingkat. Biasanya otot – otot ini tidak diatur volunter (dibawah kemauan), namun

mempunyai banyak fungsi yang mirip seperti otot kerangka (otot lurik).

b. Otot lurik

Otot lurik atau otot rangka tersusun dari kumpulan miofibril. Serabut otot

berbentuk memanjang, mempunyai banyak nukleus dan serat-serat yang melintang dan

memanjang.

Otot lurik bekerja di bawah pengaruh sistem saraf pusat atau di bawah kendali

sadar. Oleh karena itu, otot lurik sering disebut otot sadar (otot volunteer). Pada

umumnya, ujung otot lurik mengecil dank eras, disebut tendon yaitu berkas jaringan ikat

fibrosa yang melekatkan otot dengan rangka (tulang). Tendon yang melekat pada tulang

yang bergerak disebut insersi, sedangkan tendon yang melekat pada tulang yang tidak

bergerak disebut origo. Pada bagian tengah otot lurik yang menggembung, merupakan

bagian yang dapat mengerut dan memanjang, disebut ventrikel (empal).Kontraksi otot

lurik menyebabkan terjadinya gerakan pada berbagai tulang dan tulang rawan pada

rangka tubuh. Otot lurik merupakan penyusun sebagian besar daging pada manusia.

Kotraksi otot menghasilkan dua kemungkinan, yaitu bersifat antagonis

(menimbulkan gerak yang berlawanan) atau bersifat sinergis (menimbulkan gerak

searah).

Berdasarkan melekatnya otot pada tulang, otot dibagi menjadi 2 yaitu :

Page 10: Sistem Otot

a. Origo, ujung otot yang melekat pada tulang-tulang yang pada saat timbul gerak berada

pada posisi tetap atau sedikit gerak selama otot berkontraksi.

b.Insersi, bagian ujung otot yang lain yang melekat pada tulang yang mengalami gerak

atau berubah kedudukan selama otot berkontraksi.

Berdasarkan kerjasama pasangan otot, maka dapat dibagi menjadi 2 macam gerak

otot yaitu :

a. Gerak sinergis

Gerak sinergis yaitu pasangan otot yang berbeda tetapi kerjasama saling menunjang

atau menimbulkan gerak searah. Contoh : otot pronatoteres dan promotorkuadratus.

b. Gerak antagonis

Gerak antagonis yaitu pasangan otot yang berbeda dan kerjasamanya menimbulkan

arah gerak yang berlawanan. Contoh : otot bisep dan otot trisep.

Gerak antagonis dibagi menjadi 5 macam, yaitu :

1. Ekstensi (meluruskan) x fleksi (membengkokan)

2. Abduksi (menjauhi) x adduksi (mendekati)

Page 11: Sistem Otot

3. Depresi (menurunkan) x elevasi (mengangkat)

4. Supinasi (menengadahkan tangan) x pronasi (menelungkupkan tangan)

5. Inversi (memiringkan/membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh) x eversi

(memiringkan/membuka telapak kaki kea rah luar tubuh)

Page 12: Sistem Otot

c. Otot jantung

Jaringan otot jantung merupakan penyusun sebagian besar jantung manusia. Sel-

sel otot jantung mempunyai serat memanjang dan serat melintang, tetapi tidak sempurna,

mempunyai inti sel di tengah dan serat-serat yang bercabang pada sambungan

antarselnya.

Otot jantung bekerja secara tidak sadar (involunter). Sumber rangsangan berasal

dari sistem saraf otonom. Rangsang otonom tersebut hanya berfungsi untuk mempercepat

atau memperlambat kontraksi jantung.

Jantung terdiri atas 3 tipe otot jantung yang utama yakni : otot atrium, ventrikel,

dan serabut otot eksitatorik dan konduksi khusus. Tipe otot atrium dan ventrikel

berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja durasi kontraksi otot-

otot tersebut lebih lama. Sebaliknya, serabut-serabut khusus eksitatorik dan konduksi

Page 13: Sistem Otot

berkontraksi dengan lemah sekali sebab serabut-serabut ini hanya mengandung sedikit

serabut kontraktil; justru mereka memperlihatkan pelepasan muatan listrik berirama yang

otomatis dalam bentuk potensi aksi atau konduksi potensial aksi yang melalui jantung,

yang bekerja sebagai suatu sistem eksitatorik yang mengatur denyut jantung yang

berirama.

Page 14: Sistem Otot

DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Guython, M.D. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran “edisi 10”. Jakarta : EGC.

Arthur C. Guython, M.D. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran “edisi 11”. Jakarta : EGC.

Priadi, Arif. 2010. Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.

Dalam http://betterandthebest.wordpress.com/2010/04/23/gangguan-pada-sistem-otot/

Rochmah,S.N., Sri Widayati, M.Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Page 15: Sistem Otot
Page 16: Sistem Otot