sistem otot point

29
SISTEM OTOT Pengertian Otot Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi: 2000).

Upload: mega-yugo

Post on 08-Dec-2015

283 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ini berkas

TRANSCRIPT

SISTEM OTOT

Pengertian OtotOtot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi: 2000).

Daging sebenarnya adalah kumpulan dari otot-otot. Otot merupakan jaringan terbanyak yang menyusun tubuh manusia, pada awal kelahiran mencapai 25% dari massa tubuh, lebih dari 40% ketika remaja, dan 30% ketika dewasa/tua

Fungsi Otot

• Melaksanakan kerja, misalnya: berjalan, memegang, mengangkat (otot lurik).

• Mengalirkan darah, mengedarkan sari makanan dan oksigen (otot polos).

• Menggerakkan jantung (otot jantung)

Menurut letaknya otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan sebagai berikut:

1. Otot bagian kepala2. Otot bagian leher3. Otot bagian perut4. Otot bagian anggota gerak atas5. Otot bagian anggota gerak bawah

Bagian-bagian otot pembentuk tubuh manusia, antara lain:

a. SarkolemaSarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot.

b. SarkoplasmaSarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen berada.

c. MiofibrilMiofibril merupakan serat-serat pada otot.

d. MiofilamenMiofilamen adalah benang-benang atau filamen halus yang berasal dari miofibril. Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :1. Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).2. Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.

A. Macam-macam OtotMacam Macam Otot terdiri dari 3 macam, `

Otot polos, bentuk seperti perahu, terletak pada organ dalam, nukleus satu di tengah, gerakannya lambat, tidak cepat, mudah lelah, tidak sadar tanpa perintah otak.Otot lurik, bentuk silindris dengan garis gelap terang, melekat pada rangka, nukleus banyak di tepi, bekerja secara sadar atas perintah otak, cepat mudah lelah.Otot jantung, bentuk silindris, mempunyai percabangan yang disebut sinsitium, terletak pada jantung, nukleus satu di tengah, bekerja tidak sadar tanpa perintah otak, tidak cepat mudah lelah.

Ditinjau dari fungsinya, maka otot-otot tersebut dibedakan atas beberapa macam, yaitu:

a. Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh.b. Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan.c. Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh.d. Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu

badan.e. Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan.f. Otot dilatator, untuk melebarkan.g. Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan.h. Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah

yang sama.i. Otot antagonis, otot ini bekerjanya berlawanan arah.j. Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan.k. Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima.l. Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup.

• • 2.5. Sifat-sifat Otot• Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Otot

tidak hanya menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan membesar dan mengecilnya rongga dada,tempat paru-paru berada.

• Adapun sifat-sifat otot, antara lain:• 1. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek

dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.• 2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang

dari ukuran semula.• 3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula

(Datu Razak: 2004).

Macam-Macam Gerakan Otot

Fleksi: gerakan membengkokkan, misalnya membengkokkan pada

siku, lutut, jari.Ekstensi: gerak meluruskan, misalnya meluruskan siku, lutut, dan

ruas jari.Abduksi: gerak menjauhkan misalnya gerak tungkai menjauhkan dari

sumbu tubuh.Adduksi: gerak mendekatkan dengan sumbu tubuh, misalnya gerak

mendekatkan tungkai dengan sumbu tubuh.Pronasi: gerak memutar lengan sehingga telapak tangan menelungkup.Supinasi: gerak memutar lengan sehingga tangan menengadah.Depresi: gerak menekan ke bawah atau menurunkan.Elevasi: gerak mengangkat ke atas.

Sifat Kerja OtotSifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :

A. Antagonis Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. contohnya adalah:

1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.

2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.

3. Depresor (ke bawah) dan adduktor (ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan menengadah.

4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

B. SinergisSinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan yang sama.

Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.

Mekanisme Terjadinya Gerak pada Otot Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Namun, untuk

menggerakan otot biasanya diperlukan suatu rangkaian rangsangan yang berurutan. Rangsangan pertama akan diperkuat oleh rangsangan kedua, rangsangan kedua akan diperkuat oleh rangsangan ketiga, dan begitu seterusnya. Maka dengan demikian akan terjadi tonus, atau ketegangan, yang maksimum. Tiap rangsangan yang diberikan akan menimbulkan potensi aksi, yang akan menghasilkan kontraksi otot tunggal pada serabut otot. Jika setelah berkontraksi otot tersebut mencapai relaksasi penuh, kemudian potensi aksi kedua diberikan, akan terjadi kontraksi tunggal yang kekuatanya sama dengan kontraksi yang pertama tadi. Jika potensi aksi yang kedua diberikan saat otot belum mencapai relaksasi penuh dari relaksasi pertama akan terjadi kontraksi tambahan pada puncak kontraksi pertama. Ini dinamakan penjumlahan kontraksi. bila otot diberikan rangsangan yang sangat cepat, tetapi masih ada relaksasi diantara dua rangsangan, akan terjadi keadaan yang dinamakan tetanus tidak sempurna. Jika tidak ada kesempatan relaksasi diantara kedua rangsangan, akan terjadi kontraksi dengan kekuatan maksimum yang disebut tetanus sempurna.

Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam kontraksi otot adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang tebal. Kedua jenis filamen tersebut menyusun sebuah serabut otot. Setiap serabut otot diatur sebagai ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang membuat penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka atau otot jantung.

Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut garis Z; terdapat daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari filamen miosin, berselang seling dengan daerah terang yang disebut daerah I yang hanya terdiri dari aktin; ditepi daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang tindih; sedangkan daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona H; filamen aktin terikat; filamen miosin terikat pada garis M di bagian tengah sarkomer.

Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona H, Sehingga serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona H menjadi lebih pendek. Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang tersusun secara pararel. Ujung miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya menjadi ADP, melepaskan beberapa energi ke miosin yang kemudian berubah bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi tinggi tersebut berikatan dengan aktin dengan kedudukan tertentu yang akan membentuk jembatan silau.

Lalu energi yang terdapat pada miosin dilepaskan, dari ujung miosin beristirahat dengan energi rendah. Keadaan inilah yang dinamakan relaksasi. Relaksasi tersebut, mengubah sudut perlekatan yang sebelumnya ada di ujung miosin menjadi di ekor miosin. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin akan terpecah saat molekul ATP baru bergabung dengan ujung miosin. Kemudian proses kontraksi akan terjadi lagi berulang membentuk siklus.

Kelainan-kelainan pada Otot

Kelainan-kelainan otot, antara lain sebagai berikut:1. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau

karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.2. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan

bersifat kronis pada otot anak-anak.3. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi

lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.

4. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.

5. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang.

6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.

7. Keseleo, tertariknya tendon didaerah persendian dan jika terlalu keras bisa menyebabkan putusnya otot.

8. Nyeri otot , aliran darah yang terhambat sehingga menyebabkan peredaran darah tidak lancer. (Vander J. Arthur: 1986).

Energi untuk Kontraksi Otot

ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP.

Persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP.

Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terusmenerus, glukosa dapat dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi otot cukup intensif dan terus-menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut tidak cepat dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi bagi kontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak memerlukan oksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot dengan segera, wal aupun jumlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses aerob.

Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi. Energi ini digunakan untuk membentuk kembali kreatin fosfat, yang nantinya dapat menghasilkan energi untuk membentuk ATP dari ADP.

Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran darah. Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue).