cedera sistem otot rangka

Upload: satz-dimz

Post on 18-Jul-2015

179 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

I. TUJUAN TIU : 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). TIK : 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan cedera yang terjadi pada ekstremitas. 2. Mahasiswa mampu melakukan penanganan terhadap cedera sistem otot rangka yang dialami penderita.

II. TEORITubuh manusia merupakan suatu sistem yang dirancang dengan sempurna. Sistem musculoskeletal (otot rangka) memungkinkan manusia berdiri tegak, bergerakm, selain melindungi alat-alat tubuh yang penting. Cedera otot rangka merupakan salah satu bentuk cedera yang paling banyak dijumpai di lapangan, bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang mengancam nyawa. Tanpa memandang berat atau ringannya kasus yang dihadapi, penanganan yang baik akan dapat membantu mencegah terjadinya cacat tetap. Alat gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya, Secara umum cedera otot rangka dapat berupa: 1. Patah tulang. 2. Kepala sendi atau ujung tulang keluar dari sendi (cerai-sendi, dislokasi). 3. Otot atau sambungan ototnya teregang melebihi batas normal (terkilir otot, strain). 4. Robek atau putusnya jaringan ikat di sekitar sendi (terkilir otot, strain).

II.1 PATAH TULANG Alat gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Gangguan yang paling sering dialami pada cedera otot rangka adalah Patah tulang. Pengertian patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.

Gambar 2.1 Penderita Patah Tulang Penyebab Pada dasarnya tulang merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah. Cedera dapat terjadi sebagai akibat : 1. Gaya Langsung Gaya langsung diterima bagian tubuh tertentu dan cedera terjadi pada bagian yang mengalami kontak dengan gaya tersebut. Misalnya pengendara sepeda motor ditabrak dari samping sehingga tungkai bawah kanan langsung menerima gaya dari kecepatan mobil. Gaya langsung ini sangat kuat sehingga akan diteruskan ke bagian tubuh lainnya sehingga bagian tubuh lainnya juga akan mengalami cedera. 2. Gaya Tidak Langsung Gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain inilah yang patah. Bagian yang menerima benturan langsung tidak mengalami cedera berarti. Misalnya pengendara mobil yang mengalami kecelakaan, lutut penderita maju ke depan menghantam panel depan. Lutut penderita cedera akibat hentaman dengan panel cedera tidak langsung yang mungkin dialami adalah cedera panggul akibat lutut yang relatif terdorong ke belakang karena gaya yang kuat. 3. Gaya Puntir Terjadi akibat upaya tubuh atau posisi anatomis demikian rupa sehingga pada saat benturan seolah terkunci, sehingga gaya langsung berubah menjadi momen

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

puntiran. Misalnya menahan majunya tubuh dengan bertahan pada kemudi mobil. Gaya langsung berubah menjadi puntiran sehingga tulang patah akibat terpuntir. Di lapangan sebagai penolong kita harus dapat membayangkan besarnya gaya yang dialami bagian tubuh yang cedera. Sebagai perbandingan gaya yang diterima tulang paha sampai patah jauh lebih besar dari pada gaya yang diterima tulang lengan bawah sampai patah. Gejala dan tanda dari cedera otot rangka yaitu:

Gejala dan tanda patah tulang 1. Perubahan Bentuk Gaya yang diterima tulang sampai patah menyebabkan bagian tersebut berubah bentuk atau menyudut beda dengan posisi anatomisnya. Cara yang paling baik untuk menentukannya adalah dengan membandingkannya dengan sisi yang sehat. 2. Nyeri dan Kaku Penderita mengalami nyeri, pembengkakan dan perubahan bentuk pada sistem otot rangka akan makin merasa nyeri bila di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan. 3. Terdengar Suara Berderik pada Daerah yang Patah Bahasa kedokterannya adalah krepitus, yang terjadi akibat pergesekan antara bagian ujung tulang yang patah. Suara ini tidak perlu dibuktikan dengan menggerakkan bagian cedera tersebut. Dikarenakan penederita mungkin melaporkan adanya suara derik atau perasaan ini yang terjadi sebelum kedatangan penolong. 4. Pembengkakan Pada saat tulang patah jaringan lunaknya terobek maka akan terjadi perdarahan yang mengakibatkan pembengkakan yang akan memperjelas perubahan bentuk. Pada daerah yang bengkak terdapat memar / perubahan warna di daerah yang cedera. 5. Memar Terjadi perubahan warna kulit menjadi biru tua akibat cedera di bawah kulit yang dapat berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Memar yang luas dan sangat nyata merupakan salah satu petunjuk bahwa pembidaian harus dilakukan. 6. Ujung Tulang Terlihat

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Ujung tulang yang patah dapat menonjol keluar menembus kulit, menandakan patah tulang dan perlunya pembidaian. 7. Sendi Terkunci Apabila terjadi dislokasi, sendi akan terkunci mungkin dalam posisi normal atau posisi abnormal dibandingkan posisi anatomis. Cedera pada sendi harus dibidai dalam posisi pada saat ditemukan. 8. Gangguan Peredaran Darah dan Persarafan Periksalah gerakan nadi dan sirkulasi bagian distal cedera, baik sebelum maupun sesudah melakukan pembidaian. Mati rasa dan kelumpuhan sering terjadi pada bagian distal cedera akibat penekanan saraf oleh tulang atau bahkan terputus. Gangguan peredaran darah dapat terlihat dari perubahan warna kulit, suhu, nadi, dan pengisian kapiler. Pada saat memeriksa penderita yang mengalami cedera sistem otot rangka penderita ini mungkin mengalami rasa sakit yang hebat.

Jenis Patah Tulang Jenis patah tulang ada 2 yaitu : 1. Patah Tulang Tertutup Tidak ada luka, permukaan kulit tidak rusak sehingga bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara. Patah tulang tertutup sama bahayanya dengan patah tulang terbuka karena luka atau cedera pada lapisan yang lembut sering menimbulkan perdarahan dalam. 2. Patah Tulang Terbuka Patah tulang terbuka adalah patah tulang dimana tulang akan menonjol keluar, karena tulang tsb tajam sehingga melukai kulit. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya kemungkinan terkontaminasi kotoran atau bakteri. Ada luka, permukaan kulit di atas dengan bagian yang patah rusak sehingga bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara. Akan tetapi tulang yang patah tidak selalu terlihat atau menonjol keluar. Patah tulang terbuka memerlukan pertolongan yang lebih cepat karena adanya resiko terjadinya faktor penyulit yaitu terjadinya perdarahan dan kemungkinan terjadinya infeksi lebih besar karena terpapar dengan lingkungan.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

II.2 URAI/CERAI SENDI (DISLOKASI) Pengertian Dislokasi adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi atau keluarnya ujung tulang dari sendinya. Penyebab Penyebab dislokasi karena sendi teregang melebihi batas normal, sehingga kedua ujung tulang menjadi terpisah, tidak ada tempatnya. Jaringan ikat sendi harus tertarik melebihi ambang gerakan normal dan mungkin sampai robek. Gejala dan tanda Gejala dan tandanya adalah secara umum berupa gejala dan tanda patah tulang yang terbatas pada daerah sendi.

II.3 TERKILIR/KESELEO Terkilir atau keseleo ada 2 macam yaitu : A. Terkilir Sendi Robeknya atau putusnya jaringan ikat sekitar sendi karena sendi teregang melebihi batas normal. Penyebabnya yaitu terpeleset, gerakan yang salah sehingga menyebabkan sendi teregang melampaui gerakan normal. Cedera ini hampir selalu menyertai semua cedera sendi. Gejala dan tandanya adalah nyeri bengkak, bengkak, nyeri tekan dan warna kulit merah kebiruan. Penyebab Terpeleset, gerakan yang salah sehingga menyebabkan sendi teregang melampaui gerakan normal. Cedera ini hampir selalu menyertai semua cedera sendi. Gejala dan tanda 1. Nyeri bengkak 2. Bangkak 3. Nyeri tekan 4. Warna kulit merah kebiruan B. Terkilir Otot Robeknya jaringan otot pada bagian tendon (ekor otot) karena teregang melebihi batas normal. Penyebab umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot tertentu. Merupakan salah satu cedera olahraga yang paling sering terjadi karena

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

1. Latihan peregangan tidak cukup, 2. Latihan peregangan tak benar, 3. Teregang melampaui kemampuan 4. Gerakan yang tak benar Gejala dan tanda Gejala dan tandanya adalah 1. Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu 2. Nyeri menyebar keluar disertai kejang dan kaku atau kaku otot 3. Bengkak pada daerah cedera. Setiap cedera yang mengakibatkan nyeri, pembengkakan atau perubahan bentuk pada alat gerak mungkin terjadi akibat patah tulang, dislokasi atau terkilir. Cederacedera ini sulit dibedakan di lapangan sehingga penolong tidak perlu

membedakannya sebliknya rawatlah sebagai cedera patah tulang.

II.4 PEMBIDAIAN Salah satu cara untuk merawat alat gerak yang mengalami nyeri, bengkak dan perubahan bentuk adalah pembidaian. Pembidaian dapat diartikan sebagai pemakaian suatu alat bant untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera. Tujuan Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya pergerakan pada bagian tulang yang mengalami retak. Saraf dapat menyebabkan rasa sakit pada jaringan/lapisan di sekitar tulang. Pembidaian selain untuk mengurangi rasa sakit juga untuk kerusakan lebih lanjut pada otot, saraf, dan pembuluh darah sehingga mencegah sampai pada patah tulang. Tidak ada urutan khusus yang menyebutkan kapan sebaiknya dilakukan pembidaian, yang jelas sebelum dilakukan pengiriman penderita ke sarana kesehatan sebaiknya penderita sudah dimobilisasi. Beberapa tujuan pembidaian 1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah. 2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah 3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah 4. Mengurangi rasa nyeri 5. Mempercepat penyembuhan 6. Mengurangi perdarahan. Macam-macam bidai

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Pembidaian yang baik perlu perhatian khusus, walau mungkin sebagai penolong memiliki beberapa macam bidai namun banyak keadaan yang memerlukan improvisasi.

Ada lima jenis bidai yang umum dipakai yaitu: 1. Bidai Keras Umumnya terbuat dari bahan yang keras dan kaku untuk mencegah pergerakan bagian yang cedera. Bahan yang sering dipakai adalah kayu, aluminium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat, disamping itu juga vahan tersebut harus ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum. 2. Bidai yang dapat dibentuk Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk disesuaikan dengan bentuk cedera. Bidai ini sangat bernanfaat pada keadaan yang mensyaratkan pembidaian harus dilakukan pada posisi bagaimana bagian cedera ditemukan, Contohnya yaitu bidai vakum, bantal, selimut, karton, dan kawat. 3. Bidai Traksi Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha. Prinsipnya adalah membantu menjaga kelurusan bagian tulang yang patah. Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha 4. Gendongan atau Bebat Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela atau sejenisnya, Prinsipnya adalah memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Merupakan cara yang paling sering dipakai pada cedera alat gerak atas. Contohnya adalah gendongan lengan. 5. Bidai Improvisasi Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong. Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Pedoman Umum Pembidaian Walau menggunakan bidai apapun, termasuk bidai improvisasi, sebagai penolong kita tetap harus mengikuti pedoman umum pembidaian, yaitu sebagai berikut: 1. Sedapat mungkin informasikan rencana tindakan kepada penderita. 2. Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan bila ada. 3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distalnya. 4. Nilai gerakan sensasi sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera sebelum melakukan pembidaian. 5. Siapkan alat selengkapnya. 6. Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketika ditemukan. 7. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah. 8. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih dahulu pada anggota badan penderita yang sehat, 9. Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut,. Upayakan juga membidai sendi distalnya. 10. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak bila memungkinkan. 11. Isilah bagian yang kosong antara tubuh denga bidai dengan bahan pelapis. 12. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar. 13. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah. 14. Selesai dilakukan pembidaian, dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemeriksaan GSS yang pertama.

Jangan membidai berlebihan. Ingat membidai memerlukan waktu, Pada penderita yang mengalami cedera yang banyak jangan terpaku pada cedera yang terlihat parah, namun belum tentu mengancam nyawa, Penggunaan papan spinal atau bidai tubuh juga akan sangat membantu mencegah banyaknya pembidaian pada satu penderita tanpa banyak menghabiskan waktu.

Pertolongan Cedera Sistem Otot Rangka Pertolongan cedera sistem otot rangka diantaranya yaitu: 1. Lakukan penilaian dini

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

2. Lakukan pemeriksaan fisik, ingat PLNB pada cedera alat gerak selalu lakukan pemeriksaan GSS sebelum dan sesudah perawatan. 3. Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah cedera, jangan sampai menambah rasa sakit penderita. Stabilisasi manual dilakukan sampai bagian yang cedera diimobilisasi dengan sempurna. 4. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera. 5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada. 6. Siapkan semua peralatan dan bahan untuk membidai 7. Lakukan pembidaian 8. Kurangi rasa sakit 9. Baringkan penderita pada posisi yang nyaman.

Penanganan terkilir Apabila menemukan penderita dalam keadaan terkilir maka dapat juga dilakukan tindakan : 1. Letakkan penderita dalam posisi yang nyaman, istirahatkan bagian yang cedera 2. Tinggikan daerah yang cedera 3. Beri kompres dingin, maksimum selama 30 menit, ulangi setiap jam bila perlu 4. Balut tekan dan tetap tinggikan 5. Bila ragu rawat sebagai patah tulang 6. Rujuk ke fasilitas kesehatan

II.5 Menolong Beberapa Macam Cedera Alat Gerak II.5.1 Cedera Bahu Dislokasi bahu adalah cedera yang paling sering terjadi di daerah bahu. Pada cedera ini bahu. Pada cedera ini bahu terkesan jatuh ke depan, Bila terjadi patah tulang selangka mungkin terlihat rongga pada daerah lengan atas di bawah tulang selangka. Pada cedera ini tindakan yang paling baik adalah dengan memasang gendongan. Cedera pada bahu sering disebabkan karena lelah,

tetapi sering juga terjadi pada pemain tennis, badminton, olahraga lempar dan berenang (internal violence/sebab-sebab yang berasal dari dalam). Cedera ini biasa juga disebabkan oleh external violence (sebab-sebab yang berasal dari luar), akibat body contact sports, misalnya : sepak bola, rugby dan lain-lain.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Gambar 2.2 Anatomi Bahu Cedera dapat berupa : 1. luksasio / subluksasio dari artikulasio humeri 2. luksasio / subluksasio dari artikulasio akromio klavikularis 3. subdeltoid bursitis 4. strain dari otot-otot atap bahu (rotator cuff) II.5.1.1 Luksasio / subluksasio dari artikulasio humeri Pada sendi bahu sering terjadi luksasio / subluksasio karena sifatnya globoidea (kepala sendi yang masuk ke dalam mangkok sendi kurang dari separuhya). Cedera pada sendi bahu ini sering terjadi karena pemakaian sendi bahu yang berlebihan atau body contact sport, kita harus memperhatikan bahwa sendi bahu sangat lemah, karena sifatnya globoidea dimana hanya diperkuat oleh ligamentum dan otot-otot bahu saja. Tanda-tanda luksasio / dislokasi : Lengkung bahu hilang Tidak dapat digerak-gerakkan Lengan atas sedikit abduksi Lengan bawah sedikit supinasi

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Pertolongan pertama : Hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter, kecuali dalam keadaan terpaksa dimana di tempat kejadian tidak ada dokter yang terdekat, barulah kita berikan pertolongan pertama yaitu reposisi. Reposisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1. Metode Stimson Metode ini sangat baik. Caranya penderita dibaringkan tertelungkup sambil bagian lengannya yang mengalami luksasio, keluar dari tepi tempat tidur, menggantung ke bawah. Kemudian diberikan beban yang diikatkan pada lengan bawah dan pergelangan tangan, biasanya dengan dumbbell dengan berat tergantung dari kekuatan otot si penderita. Si penderita disuruh rileks untuk beberapa jam, kemudian bonggol sendi akan masuk dengan sendirinya.

Gambar 2.3 Cara reposisi dislokasi bahu dengan metode Stimson

Penderita dibaringkan terlentang di lantai. Si penolong duduk pada sisi sendi yang lepas. Kaki si penolong menjulur lurus ke dada si penderita, lengan yang lepas sendinya ditarik dengan kedua tangan penolong dengan tenaga yang keras dan kuat, sehingga berbunyi klik, ini berarti bonggol sendi masuk kembali.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

II.5.1.2 Luksasio / subluksasio dari artikulasio akromioklavikularis Sendiakromio klavikularis kerapkali mengalamin cedera karena jatuh atau dipukul pada ujung bahu. Cedera ini sering terjadi pada penunggang kuda, pemain rugby, atau sepak bola. Jika cedera ini terbatas pada robeknya ligamentum akromio klavikularis, maka terjadi suluksasio / dislokasi sebagian. Jika ligamentum akromio klavikularis dan ligamentum korako klavikularis terputus, maka terjadilah luksasio atau dislokasi total. Pada keadaan luksasio / subluksasio dari sendi ini, maka dapat kita raba terangkatnya ujung klavikulare bagian akromion lebih tinggi. Bila cedera sudah berlangsung lama, pembengkakan sudah terjadi, maka ujung klavikulare sukar teraba. Pertolongan pertama : Harus diadakan pengikatan agar klavikula melekat kembali pada akromion dengan cara membuat ikatan (strapping) yang melewati pergelangan bahu sampai di bawah siku yang difleksikan. Strapping dipakai selama 3 mingu. Jika strapping sudah dilepas,harus dilakukan latihan untuk menggerakkan bahu dan siku. Bila dislokasinya total, maka strapping harus dipertahankan 6 8 minggu.

II.5.1.3 Subdeltoid bursitis Di sini sendi bahu dapat berfungsi dengan gerakkannya yang halus karena adanya bursa subdeltoid dan bursa ini dapat meradang.bursa mukosa subdeltoid ini memberi pelicin pada tendo yang berjalan pada atap bahu. Kalau bursa ini cedera, maka akan sedikit membengkak dengan bertambahnya cairan sinovia dan pada gerakan terasa nyeri, biasanya cedera ini terjadi karena pukulan langsung pada bahu, misalnya pada body contact sport (frozen shoulder) Pertolongan pertama : Dilakukan metode RICE, serta memberi sanggahan pada lengan atas dan bawah, yaitu lengan digendong dengan mitela, kemudian diobati dengan heat treatment. Mittela dipasang kira-kira selama 7 hari. Kalau perlu diberi obat-obat anti inflamasi (anti peradangan).

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Fraktur pada klavikula biasa terjadi karena sebab-sebab yang tidak langsung, misalnya karena jatuh dengan posisi tangan lurus ke bawah menebah lantai. Pertolongan yang diberikan : Pertama-tama kita harus melakukan metode RICE dan kemudian dilakukan tindakan immobilsasi selama kira-kira 6 8 minggu, dengan membuat balutan seperti menggendong ransel.

II.5.1.4 Strain dari otot-otot atap bahu (rotator cuff) Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus. Ini dibentuk dengan bersatunya tendon-tendon atap bahu. Keempat tendon tersebut adalah : musculus supraspinatus musculus infraspinatus musculus teres minor musculus subscapularis yang paling sering kena adalah tendon supraspinatus. Biasanya terjadi karena tarikan yang tiba-tiba, misalnya, jatuh dengan tangan lurus atau abduksi yang tiba-tiba melawan beban berat yang dipegang dengan tangan.

Gambar 2.4 Nyeri Bahu

Tanda-tanda : Penderita mengeluh nyeri di ujung bahu. Kalau penderita menaikkan lengan ke samping setelah 45 pertama, penderita mulai merasa sakit,o

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

lebih-lebih setelah lengan lebih tingi. Tetapi rasa sakit berkurang lagi setelah lewat 120 . Pengobatan Lengan digendong dengan mittela selama 2-3 hari, lalu diberikan metode RICEo

II.5.2 Patah Tulang Lengan Atas Tulang lengan atas merupakan tulang yang cukup tebal dan kuat. Bila tulang ini cedera, waspadailah cedera jaringan lain di sekitarnya. Perubahan bentuk mungkin merupakan petunjuk utama cedera daerah ini. Bila tidak ada perubahan bentuk maka penderitalah yang akan mengatakan bahwa daerah ini kaku dan nyeri saat penolong memeriksanya. Tanda-tanda patah tulang pipa adalah nyeri tekan pada tempat yang patah, dan juga terdapat nyeri sumbu. nyeri sumbu adalah : rasa nyeri yang akan timbul apabila tulang itu dtekan dari ujung ke ujung.

Gambar 2.5 Anatomi lengan atas

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Gambar 2.6 Hasil rontgen patah tulang lengan atas

Pertolongannya yaitu: Memasang sling untuk gendongan lengan bawah, sedemikian sehingga sendi siku membentuk sudut 90%, dengan cara : 1. Letakkan kain sling di sisi bawah lengan. Apex dari sling berada pada siku, dan puncak dari sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. posisikan lengan bawah sedemikian sehingga posisi tangan sedikit terangkat (kira-kira membentuk sudut 10). ikatlah dua ujung sling pada bahu dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan di sisi siku. 2. Posisikan lengan atas yang mengalami fraktur agar menempel rapat pada bagian sisi lateral dinding thoraks. 3. Pasanglah bidai yang telah di balut kain/kassa pada sisi lateral lengan atas yang mengalami fraktur. 4. Bebatlah lengan atas diantara papan bidai (di sisi lateral) dan dinding thorax (pada sisi medial). 5. Jika tidak tersedia papan bidai, fiksasi bisa dilakukan dengan pembebatan menggunakan kain yang lebar

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Gambar 2.7 Penanganan patah tulang lengan atas

II.5.3 Cedera Sikut Semua cedera di daerah sikut harus dianggap serius dan mendapat perawatan khusus. Penanganan yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan saraf dan peredaran darah, Hindari gerakan berlebihan pada sendi ini saat melakukan pemeriksaan. Sikut harus dibidai pada posisi saat ditemukan. Bila sendinya dalam posisi lurus, bidai secara lurus. Jika menemukannya dalam keadaan bengkok jangan berupaya meluruskannya. Bila membidai sikut secara lurus maka seluruh lengan atas mulai dari ketiak sampai ujung jari harus dibidai.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Gambar 2.8 Anatomi Sikut

Gambar 2.9 Penanganan cedera sikut

II.5.4 Patah Tulang Lengan Bawah Cedera di daerah lengan bawah dan pergelangan tangan merupakan cedera yang sering ditemukan pada anak-anak, khususnya bagian proksimal. Pada orang dewasa bagian distal dan pergelangan tangan yang sering mengalami cedera. lengan bawah memiliki 2 batang tulang pnjang, 1 di sisi yang searah dengn ibu jari dan sebatang lainya disisi yang searah dengn kelingking. apabila salah satu ada yg patah, yang lain akan bertindak sebgai bidai, sehingga tulang yg ptah itutidak beranjan dari tempatnya. meskipun demikian, tanda2 patah tulang lengan atas tetap ada. Apabila cedera terjadi didekat pergelangan tangan, maka biasanya kedua-dua nya akan patah.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Gambar 2.10 Anatomi lengan bawah Pertolongan : 1. Imobilisasi lengan yang mengalami cedera 2. Carilah bahan yang kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara siku sampai ujung telapak tangan 3. Carilah tali untuk mengikat bidai pada lengan yang cedera 4. Flexi-kan lengan yang cedera, sehingga lengan bawah dalam posisi membuat sudut 90 terhadap lengan atas. Lakukan penekukan lengan secara perlahan dan hati-hati. 5. Letakkan gulungan kain atau benda lembut lainnya pada telapak tangan agar berada dalam posisi fungsional 6. Pasanglah bidai pada lengan bawah sedemikian sehingga bidai menempel antara siku sampai ujung jari 7. Ikatlah bidai pada lokasi diatas dan dibawah posisi fraktur. Pastikan bahwa pergelangan tangan sudah terimobilisasi 8. Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai 9. Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi pembidaian, untuk memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat 10. Pasanglah sling untuk menahan bagian lengan yang dibidai, dengan cara : Letakkan kain sling di sisi bawah lengan. Apex dari sling berada pada siku, dan puncak dari sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. posisikan lengan bawah sedemikian sehingga posisi tangan sedikit terangkat (kira-kira membentuk sudut 10). ikatlah dua ujung sling pada bahu dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan di sisi siku.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Gambar 2.11 Penanganan patah tulang lengan bawah

II.5.5 Cedera Tangan dan Jari Fungsi jari dan tangan sangat penting pada manusia, sehingga cedera apapun pada daerah ini dapat mengakibatkan cacat pada penderita. Tangan yang cedera harus dibidai pada posisi fungsional. Cara yang paling mudah adalah dengan meletakkan benda dalam telapak tangan, lalu membalut tangan tersebut dan meletakkannya di atas bidai. Bila yang cedera adalah jari maka ikatlah jari tersebut dengan jari disebelahnya. Bila yang mengalami gangguan lebih dari satu jari maka bidailah seluruh tangan.

Gambar 2.12 Penanganan Cedera Jari

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Pertolongan Pasang bidai dari sendok es krim,bambu, spuit yang dibelah atau gunakan jari sebelahnya, contoh, bila jari tengan yang fraktur, gunakan jari telunjuk dan jari manis sebagai pengganti bidai, kemudian ikat dengan plester.

II.5.6 Patah Tulang Panggul Pemindahan pasien yang dicurigai menderita patah tulang panggul harus menggunakan tandu. Tungkai yang mengalami cedera diamankan dengan merapatkan pada tungkai yang tidak cedera sebagai bidai. Anda bisa melakukan penarikan/traksi untuk mengurangi rasa nyeri, jika perjalanan menuju rumah sakit cukup jauh, dan terdapat orang yang bisa menggantikan anda saat anda sudah kelelahan. Patah tulang panggul dapat disertai kehilangan darah dalam cukup banyak, sehingga nyawa penderita dapat terancam, Ini terjadi karena di daerah panggul banyak pembuluh darah besar. Tanda-tanda patah tulang panggul 1. Nyeri di daerah atas kemaluan bila penderita mencoba duduk atau berdiri 2. Kadang tidak mampu menggerakkan kaki dan terasa kesemutan. Pertolongannya diantarnya yaitu: 1. Harus hati-hati dalam memindahkan penderita.. 2. Penderita harus diangkat dengan usungan papan. 3. Merapatkan kedua kaki 4. Berikan bantalan diantara kedua tungkai dan sisi kiri kanan panggul 5. Disamping lutut diberi bantalan lunak, demikian juga di samping kiri dan kanan tulang panggul. 6. Bila tidak ada papan spinal, pertimbangkan tambahan bidai bagian luar tungkai kanan dan kiri. 7. Rawat syok bila ada kecurigaan.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

Gambar 2.13 Penanganan patah tulang panggul

II.5.7 Cedera Sendi Panggul Cedera sendi panggul lebih sering terjadi pada orang tua. Jika seseorang yang berusia tua terjatuh dan mengeluhkan nyeri daerah panggul, maka sebaiknya dianggap mengalami fraktur. Apalagi jika pasien tidak bisa

menggerakkan tungkai, atau ditemukan pemendekan dan atau rotasi pada tungkai (biasanya kearah lateral). Sendi panggul adalah bagian ujung tulang paha yang bertemu dengan panggul. Patah sendi ini sering ditemukan pada kecelakaan kendaraan. Pada orang tua kasus ini juga banyak ditemukan terutama karena terjatuh. Cedera ini menimbulkan nyeri hebat di daerah sendi panggul. Biasanya tungkai yang cedera akan sedikit ditekuk, lutut diatas dan teputar ke dalam. Periksa ada tidaknya cedera yang mengancam nyawa lebih dahulu terutama tanda-tanda syok. Lalu stabilkan sendi panggul penderita. Cara yang terbaik adalah meletakkan seluruh tubuh penderita di atas papan spinal.

II.5.8 Patah Tulang Paha Gaya yang diterima tulang paha sampai patah haruslah sangat besar. Perubahan bentuk pada patah tulang paha biasanya terlihat dengan jelas, disamping nyeri dan pembengkakan. Pertolongan 1. Siapkan pembalut secukupnya untuk mengikat bidai, sebaiknya pasang 2 bidai dari: a. Ketiak sampai sedikit melewati telapak kaki. b. Lipatan paha sampai sedikit melewati telapak kaki. 2. Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

3. Bila perlu ikat kedua kaki di atas lutut dan pergelangan kaki/telapak kaki dengan pembalut untuk mengurangi pergerakan. 4. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Gambar 2.14 Penanganan patah tulang paha

II.5.9 Cedera Lutut Perawatan cedera lutut pada dasarnya sama untuk semua jenis cedera. Bila lutut berada dalam posisi tertekuk maka bidailah dalam posisi tersebut dan bila lurus maka bidailah dalam posisi lurus. Cara membidainya sama seperti patah tulang paha.

II.5.10 Patah Tulang Tungkai Bawah Umumnya kedua tulang tungkai bawah mengalami cedera bersamaan. Letaknya yang sangat dekat dengan permukaan kulit menyebabkan cedera ini sering berupa patah tulang terbuka. Pertolongan 1. Imobilisasikan tungkai yang mengalami cedera untuk mengurangi nyeri dan mencegah timbulnya kerusakan yang lebih berat 2. Carilah bahan kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara telapak tangan sampai dengan diatas lutut. 3. Carilah bahan yang bisa digunakan sebagai tali untuk mengikat bidai 4. Pastikan bahwa tungkai berada dalam posisi lurus 5. Letakkan bidai di sepanjang sisi bawah tungkai, sehingga bidai dalam posisi memanjang antara sisi bawah lutut sampai dengan dibawah telapak kaki 6. Pasanglah bidai pasangan di sisi atas tungkai bawah sejajar dengan bidai yang dipasang di sisi bawah tungkai 7. Ikatlah bidai pada posisi diatas dan di bawah lokasi fraktur. Pastikan bahwa lutut dan pergelangan kaki sudah terimobilisasi dengan baik 8. Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

9. Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi pembidaian, untuk memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat

Gambar 2.15 Penanganan patah tulang tungkai bawah

II.5.11 Patah Tulang Kaki dan Cedera Pergelangan Kaki Penyabab cedera kaki yang paling sering adalah tertimpa benda berat atau akibat gaya putir. Beban yang diterima pergelangan kaki sangat besar sehingga sedikit gerakan yang salah cukup untuk menyebabkan cedera. Pertolongannya diantaranya yaitu: 1. Cedera pergelangan kaki terkadang bisa diimobilisasi cukup dengan menggunakan pembalutan. Gunakan pola figure of eight: Dimulai dari sisi bawah kaki, melalui sisi atas kaki, mengelilingi pergelangan kaki, ke belakang melalui sisi atas kaki, kesisi bawah kaki, dan demikian seterusnya. 2. Bidai penahan juga bisa dipasang sepanjang sisi belakang dan sisi lateral pergelangan kaki untuk mencegah pergerakan yang berlebihan. Saat melalukan tindakan imobilisasi pergelangan kaki, posisi kaki harus selalu dijaga pada sudut yang benar.

Gambar 2.16 Penanganan cedera pergelangan kaki

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

II.5.12 Urai / cerai sendi rahang bawah Gejala dan tandanya yaitu: 1. Mulut terbuka. 2. Rahang bawah kaku sukar digerakkan. 3. Rasa nyeri. 4. Sukar berbicara. Tindakan pada urai / cerai sendi rahang bawah diantaranya yaitu: 1. Bungkuslah ke dua ibu jari penolong dengan kain bersih, maksudnya agar tidak licin dan mencegah cedera jari penolong bila mulut penderita terkatup tiba-tiba setelah perbaikan. 2. Berdiri di depan penderita. 3. Letakkan ke dua ibu jari di masing-masing geraham penderita 4. Tekan kearah bawah dan dorong kearah belakang kemudian ke atas. Penolong harus berhati-hati dan cepat melepaskan ibu jari dari mulut penderita setelah posisi rahang kembali normal. 5. Setelah rahang kembali ke posisi normal, kemudian lakukan imobilisasi daerah tersebut. 6. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

III. PERCOBAAN III.a. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah : 1. Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas atau stop watch. 2. Senter kecil 3. Stetoskop 4. Tensimeter/stigmomanometer (pengukur tekanan darah) 5. Alat tulis untuk mencatat 6. Termometer badan 7. Bidai 8. Mitella

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

(NSA,1999)

9. Cairan antiseptik

III.b Langkah Percobaan 1. Lakukan penilaian penderita. 2. Buat kesimpulan dari hasil penilaian 3. Lakukan pemberian cairan antiseptic pada yang luka. 4. Lakukan pembidaian dan pembalutan. 5. Cek hasil pembidaian, dengan memberikan sensasi kepada penderita.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS

SAFETY AND ERGONOMIC LABORATORY PERCOBAAN IV CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

PRODI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE :

DAFTAR PUSTAKAhttp://asnamusad.wordpress.com/2008/08/03/pembalutan-dan-pembidaian/ http://belajarkedokteran.blogspot.com/ http://pertolonganpertamanya.blogspot.com/2009/04/pertolongan-pertama-pada-patahtulang.html National Safety Council.1999.First AID and CPR, Third Edition.Jones and Bartlett Publishers. Toronto.Canada. Penanganan cedera bahu (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan tulang lengan atas (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan cedera sikut (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan patah tulang lengan bawah (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan cedera tangan dan jari (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan patah tulang panggul (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan cedera sendi panggul (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan patah tulang paha (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan cedera lutut (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan patah tulang tungkai bawah (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011) Penanganan patah tulang kaki dan cedera pergelangan kaki (http://dc263.4shared.com/img/_zAnzXZp/preview.html diakses tanggal 6 Nopember 2011)