pengaruh resistance training terhadap otot rangka

16
BAB I PENDAHULUAN Sistem musculoskeletal manusia merupakan hubungan berbagai jaringan, baik itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, khusus, dan kompleks. Fungsi utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan alat untuk bergerak. Perlunya latihan ketahanan untuk membantu pergerakan otot rangka sehingga kemampuan otot rangka tetap terjaga dengan baik (Tortora, 2012) Menurut Tan Zhang et al. Resistance Training merupakan terapi yang secara konstan meningkatkan massa otot dan kualitas otot, terutama tenaga yang dihasilkan. Terdapat desain Resistance Training yang tepat untuk peningkatan daya tahan otot terhadap orang tua. Pendapat lain disampaikan oleh Simon K. H. et al. dimana pelatihan Resistance Training meningkatkan kebugaran, kesehatan dan performa olahraga serta tonus otot remaja secara positif. Perubahan massa dan kekuatan otot akan beragam tergantung seberapa sering frekuensi Resistence Training, hal itu dijelaskan oleh Darren G. B. dan Darren G. C. Rosmaini Hasibuan menjelaskan kemajuan dan perkembangan didunia teknologi masa sekarang, membantu semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurang bergerak (low body movement) atau sdisebut dengan istilah hypokinetic, yang dapat menyebabkan osteoporosis dan

Upload: afief-mulya-wijaya

Post on 31-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

resistance training

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem musculoskeletal manusia merupakan hubungan berbagai jaringan,

baik itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, khusus,

dan kompleks. Fungsi utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan

alat untuk bergerak. Perlunya latihan ketahanan untuk membantu pergerakan otot

rangka sehingga kemampuan otot rangka tetap terjaga dengan baik (Tortora, 2012)

Menurut Tan Zhang et al. Resistance Training merupakan terapi yang secara

konstan meningkatkan massa otot dan kualitas otot, terutama tenaga yang

dihasilkan. Terdapat desain Resistance Training yang tepat untuk peningkatan daya

tahan otot terhadap orang tua.

Pendapat lain disampaikan oleh Simon K. H. et al. dimana pelatihan

Resistance Training meningkatkan kebugaran, kesehatan dan performa olahraga

serta tonus otot remaja secara positif. Perubahan massa dan kekuatan otot akan

beragam tergantung seberapa sering frekuensi Resistence Training, hal itu

dijelaskan oleh Darren G. B. dan Darren G. C.

Rosmaini Hasibuan menjelaskan kemajuan dan perkembangan didunia

teknologi masa sekarang, membantu semua kegiatan sehingga menyebabkan kita

kurang bergerak (low body movement) atau sdisebut dengan istilah hypokinetic,

yang dapat menyebabkan osteoporosis dan overweight. Resistance Training

membantu mencegah osteoporosis dan overweight.

Secara Fisiologis, Gerard J. Tortora dan Bryan Derrickson menjelaskan

bahwa Resistance Training menguatkan sistem musculoskleletal. Tidak hanya

menjadikan otot lebih kuat, tetapi juga membantu meningkatkan kekuatan tulang

dengan meningkatkan deposisi mineral tulang pada orang dewasa, juga membantu

mencegah cidera saat beraktifitas olahragapun aktifitas fisik lainnya.

Dengan meningkatkan massa otot, Resistance Training juga meningkat

tingkat metabolisme istirahat, sehingga sejumlah energi yang dikeluarkan setelah

latihan dapat digantikan dengan memakan makanan banyak tanpa menambah berat

badan.

Perlunya kita memahami pengaruh Resistance Training terhadap otot

rangka terutama otot lengan atas melalui referat ini.

Page 2: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

BAB II

ISI

2.1. Resistance Training

2.1.1. Definisi

Resistance Training adalah latihan ketahanan, dijelaskan oleh Richard

Weil bahwa Resistance Training adalah latihan yang menyebabkan otot-otot

rangka berkontraksi dengan harapan akan meningkatkan kekuatan, massa

dan daya tahan otot tersebut.

2.1.2. Jenis-jenis Resistance Training

Menurut Richard Weil, ada beberapa gaya Resistance Training.

Olimpic Lifting, Power Lifting dan Weight Lifting. Ketika kita melakukan

angkat beban untuk menguatkan, membesarkan, dan mengencangkan otot

kita, maka itu disebut Resistance Training.

Gambar 1. (A. Olympic Lifting), (B. Weight Lifting), dan (C. Power Lifting)

A B

C

Page 3: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

2.2. Otot Rangka

2.2.1. Struktur otot rangka

Gerard J. Tortora dan Bryan Derrickson menjelaskan bahwa otot

memiliki 3 lapisan yaitu epimysium, perimysium,dan endomysium.

Epimysium adalah merupakan lapisan terluar yang padat, memiliki jaringan

ikat yang tidak teratur, dan melingkari seluruh otot. Perimysium adalah

lapisan padat yang memiliki jaringan ikat irregular, dimana lapisan tersebut

mengelilingi 10-100 atau lebih serat-serat otot dan memisahkannya dalam 1

bundel yang disebut fascicles. Endomysium adalah lapisan yang menembus

bagian dalam setiap fascicles dan memisahkan serat otot satu sama lain,

kebanyakan Endomysium merupakan sel retikuler.

Gambar 2. Struktur otot rangka

Page 4: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

Gerard J. Tortora dan Bryan Derrickson juga menjelaskan bahwa

dalam fascicles terdapat serabut otot dimana setiap serabut otot memiliki

myofibril. Di Dalamnya terdapat struktur protein kecil yang disebut filament

atau myofilament. Sarcomere adalah komponen dasar penyusun

myofilament, setiap satu sarcomere di batasi oleh lempeng Z dan tersusun

oleh filamen tebal (myosin) dan filamen tipis (aktin), berperan dalam

kontraksi otot rangka.

Gambar 3. Myofilament dan sarcomer.

2.2.2. Mekanisme kontraksi otot

Kontraksi otot rangka terjadi apabila datang impuls motorik dari saraf

menuju otot. Gerard J. Tortora dan Bryan Derrickson dibukunya

menjelaskan, ketika terjadi potensial aksi yang merambat menuju akson

terminal yang melekat di otot, terbukalah kanal tegangan yang

mengakibatkan masuknya molekul Ca2+ ke dalam sel saraf, membuat

neurotransmitter achetylcholine keluar dari vesicle dalam akson terminal

menuju lapisan luar fascicles otot (sarcolemma).

Page 5: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

Achetylcholine menempel pada membrane kanal-kanal yang terdapat

pada sarcolemma otot sehingga membuat ion Na+ masuk ke otot dan memicu

potensial aksi di otot. Acetylcholinesterase pada celah sinaps

menghancurkan Acetylcholine sehingga potensial aksi otot lain tidak muncul

kecuali acetylcholine secara lebih dilepaskan dari motor neuron. Potensial

otot berjalan sepanjang tubulus transversal dan membuka kanal Ca2+ yang

memungkinkan ion kalsium membanjiri sarcoplasm tersebut.

Ion kalsium menuju sarcomere dan berikatan dengan filamen tipis

(aktin) dan memperlihatkan lokasi ikatan myosin. Ketika kontraksi, ATP

berikatan dengan kepala myosin mengakibatkan kepala myosin menempel

pada aktin dan memicu penarikan sarcomere menuju pusat sarcomere.

Kanal ion kalsium tertutup dan pompa aktif kalsium memasukkan ion

kalsium kembali ke reticulum sarcoplasm. Filamen tipis dan tebal kembali

seperti semula dan otot masuk dalam fase istirahat.

Gambar 4. Mekanisme kontraksi otot.

Page 6: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

2.2.3. otot lengan atas

Lengan atas merupakan bagian dari ekstremitas atas. Terdiri atas 2

otot utama yaitu otot biceps brachi dan triceps brachi. Biceps brachi

merupakan otot fleksor dan triceps brachi merupakan otot ekstensor. Pada

saat gerakan fleksi, otot biceps brachi akan mengalami kontraksi dan

sebaliknya, apabila gerakan ekstensi, otot triceps brachi akan mengalami

kontraksi.

Gambar 5. Gerakan fleksi ekstensi.

2.3. Hubungan resistance training terhadap otot lengan atas

Menurut Tan Zhang et al. Manusia akan kehilangan massa otot dan

kekuatannya ketika mereka semakin menua. Dengan penurunan kekuatan tersebut

maka akan mempengaruhi aktifitas sehari hari. Dengan resistance training kita

dapat membangun kembali dan memperbaiki kekuatan otot terutama otot lengan

atas. Murat Karabulut et al. menyimpulkan bahwa dengan resistance training

terjadi perbaikan massa dan kekuatan otot pada orang dewasa yang lebih tua.

Page 7: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

Dengan latihan angkat beban massa otot biceps akan bertambah dan semakin

kuat. Darren G. B. dan Darren G. C. menyimpulkan, pada resistance training

pertama kali perkembangan massa otot dan kekuatan otot hampir sama antara

latihan 2 kali per minggu dengan 3 kali per minggu. Maren S. F. et al. menjelaskan

bahwa indeks kualitas otot berubah signifikan terhadap respon latihan resistance

training jangka pendek. Perbaikan kualitas otot melebihi daripada orang yang tidak

melakukan resistance training.

Jangka waktu latihan sangat mempengaruhi perkembangan dan

pemeliharaan massa otot dan kekuatan otot. Eva Kennis MS. Et al menemukan

bahwa 1 tahun latihan resistance training dengan frekuensi konstan menghasilkan

perkembangan otot selama 7 tahun pada orang dewasa, dengan kata lain resistance

training mencegah penuaan otot.

Brad J. S. dalam jurnalnya mengatakan bahwa kekuatan otot maksimum

dapat dicapai dengan latihan resistance training yang meningkat dan menghasilkan

stress metabolic rerata. Dalam kompetisi ketahanan, individu yang sering

melakukan resistance training lebih mudah beradaptasi ketimbang mereka tidak

melakukan resistance training.

Page 8: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

BAB III

KESIMPULAN

Otot merupakan alat gerak aktif yang membantu pergerakan tubuh manusia dalam

beraktifitas sehari-hari (Tortora, 2012). Semakin bertambah tua manusia, maka semakin

menua ototnya, terjadi penurunan massa otot dan kekuatan otot. Dengan resistance

training, kita dapat memelihara massa otot dan kekuatan otot serta kita juga bisa

menambah massa otot dan kekuatan otot.

Page 9: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

DAFTAR PUSTAKA

Ahtiainen, Juha P., Arto Pakarinen, Markku Alen, William J. Kraemer, Keijo Hakkinen.

Short vs. Long Rest Period Between the Sets in Hypertrhopic Resistance Training.

Journal of Strength and Conditioning Research. 2005; 19(3) : 572-82

Candow, Darren G, Darren G. Burke. Effect of Short-Term-Equal-Volume Resistance

Training with Different Workout Frequency on Muscle mass and Strength in

Untrained Man and Woman. Journal of Strength and Conditioning Research. 2007;

21(1) : 204-07

Erickson, Travis M. The Benefits of Strength Training for Endurance Athletes. NSCA’s

Performance Training Journal. 4(2) : 13-18

Fragala , Maren S., David H. Fukuda, Jeffrey R. Stout, Jeremy R. Townsend, Nadia S.

Emerson, Carleigh H. Boone, Kyle S. Beyer, Leonardo P. Oliveira, Jay R.

Hoffman. Muscle Quality Index Improves with Resistance Exercise Training in

Older Adults. Experimental Gerontology. 2014; 53 : 1-6

Hasibuan, Rosmaini. Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif. Jurnal Ilmu

Keolahragaan. 2010; 8 (2) : 78-94

Karabulut, Murat, Takashi Abe, Yoshiaki Sato, Michael G. Bemben. The Effects of Low-

Intensity Resistance Training with Vascular Restriction on Leg muscle Strength in

Older Men. European Journal Application Physiology. 2010; 108 : 147-155

Kennis , Eva, Sabine M. Verschueren, Steven Boonen, An Bogaerts, Christophe

Delecluse, Evelien Van Roie. Long-Term Impact of Strength Training on Muscle

Strength Characteristics in Older Adults. Archives of Physical Medicine and

Rehabilitation 2013; 94:2054-60

Schoenfeld, BJ. The Mechanisms of Muscle Hypertrophy and Their Application to Resistance

Training. J Strength Cond Res. 2010; 24(10): 2857–72

Tortora, Gerard J., Bryan Derrickson. 2012. Principles of Anatomy and Physiology. USA. Jhon

Whiley & Sons, Inc.

Page 10: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

Zhang,Tan, Alexander Birbrair, Zhong-Min Wang, María L. Messi, Anthony P. Marsh,

Barbara J. Nicklas, Osvaldo Delbono, Iris Leng. Improved Knee Extensor Strength

With Resistance Training Associates with Muscle Specific miRNAs in Older

Adults. Experimental Gerontology. 2015 ; 62 : 7–13

Page 11: pengaruh resistance training terhadap otot rangka

PENUGASAN BLOK SISTEM SARAF DAN MUSCULOSKELETAL (1.2)

REFERAT

DAMPAK RESISTANCE TRAINING TERHADAP OTOT RANGKA

LENGAN ATAS

Disusun oleh :

AFIEF MULYAWIJAYA (15711066)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

NOVEMBER

2015/2016

Page 12: pengaruh resistance training terhadap otot rangka