sistem muskuloskeletal 2

75
Sistem Muskuloskeletal BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa. Struktur tulang dan jaringan ikat menyususn kurang lebih 25 % berat badan. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya di sumsum tulang) dalam proses yang disebut hamatopoesis. Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4 kategori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak baraturan. Masing-masing tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi. Menurut pergerakan yang ditimbulkan sendi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Sendi fibrous/sinatrosis/sendi tidak bergerak 2. Sendi tulang rawan / amfiartrose/sendi gerak 3. Sendi sinovial/diartrose. Bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos serta sendi pelana. Bentuk-bentuk sendi beserta contohnya : Sendi putar : sendi bahu dan sendi panggul Sendi engsel : sendi siku, sendi antara ruas-ruas jari

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 30-Jun-2015

963 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem muskuloskeletal 2

Sistem Muskuloskeletal

BAB I PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa. Struktur tulang

dan jaringan ikat  menyususn kurang lebih 25 % berat badan. Struktur tulang memberikan

perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang

berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat

bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih

(tepatnya di sumsum tulang) dalam proses yang disebut hamatopoesis.

Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4 kategori

yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak baraturan. Masing-masing

tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi. Menurut pergerakan yang ditimbulkan

sendi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.      Sendi fibrous/sinatrosis/sendi tidak bergerak

2.      Sendi tulang rawan / amfiartrose/sendi gerak

3.      Sendi sinovial/diartrose.

Bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid,

sendi berporos serta sendi pelana. Bentuk-bentuk sendi beserta contohnya :

  Sendi putar : sendi bahu dan sendi panggul

  Sendi engsel : sendi siku, sendi antara ruas-ruas jari

  Sendi kondiloid : hampir sama dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam 2 bidang

seperti pada pergelangan tangan.

  Sendi berporos: sendi antara kepala dengan tulang leher pertama

  Sendi pelana : sendi metacarpal pertama, yang memungkinkan ibu jari ergerak bebas.

Page 2: Sistem muskuloskeletal 2

B.     TUJUAN

1.  tentang sistem muskuloskeletal

2.      Tujuan Khusus

a.       Mengetahui definisi sistem muskuloskeletal

b.      Mengetahui sistem rangka dan sendi

c.       Mengetahui tenteng tulang

d.      Mengetahui tentang sendi

e.       Mengetahui tentang otot

Page 3: Sistem muskuloskeletal 2

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI SISTEM MUSKULOSKELETAL

B.

Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-

tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai

kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah

bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan

bentuk, sikap dan posisi.

  sistem muskuloskeletal (otot-rangka)

Otot(muscle) jaringan tubuh yg berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik

sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan  Rangka (skeletal)

bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sbg tempat menempelnya otot

dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.

B.     SISTEM RANGKA DAN SENDI

Alat gerak tubuh manusia sistem muskuloskeletal: pasif rangka (skeletal); aktif otot

(muscle) Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan penyokong); banyak

mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur. Tulang rawan, tulang, dan sendi

 Fungsi Sistem Rangka :

1.      Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak & organ

2.      Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)

3.      Produksi sel darah (red marrow)

4.      Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak

5.      Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya persendian

Page 4: Sistem muskuloskeletal 2

      TULANG

Pertumbuhan tulang mencapai kematangannya setelah pubertas dan pertumbuhan seimbang

hanya sampai usia 35 tahun. Berikutnya mengalami percepatan reabsorpsi sehingga terjadi

penurunan massa tulang sehingga pada usila menjadi rentan terhadap injury. Pertumbuhan

dipengaruhi hormon & mineral. Penyusun tulang

tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan osteoklast serta

matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik terutama kalsium dan fosfor.  Struktur

tulang Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan

berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang

dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga

sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.

           Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat

osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung

osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum

merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam

memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak. Pars kompakta teksturnya halus dan

sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur

(Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan

tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak

maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat

sehingga lebih lentur.

           Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon (busa). Rongga tersebut

diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari

kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula. Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :

1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)

2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).

3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel

tulang).

Page 5: Sistem muskuloskeletal 2

4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke  osteon).

Tulang Rawan (Kartilago) tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yg

disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dgn substansi

dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik. Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan

tumbuh menjadi tulang (keras).

Jenis Tulang Rawan

1.    Hialin Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak    dijumpai.

2.    Elastic Cartilago : serupa dg tl rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang   mengumpul

pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit

3.    Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan

hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan.

Sendi (Artikulatio) Sendi merupakan persambungan antar tulang yang menjadikan tulang

menjadi fleksibel dalam pergerakan.  Jenis Sendi    Berdasarkanpergerakannya sendi dibagi

menjadi :

 1. Synarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas atau bahkan tidak dapat bergeak

sama sekali. Sendi ini dijumpai pada tulang tengkorak dimana lempeng-lempeng tulang

tengkorak disambungkan oleh elemen fibrosa.

2. Amphiarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas. Jaringan berupa diskus

fibrocartilage yang lebar dan pipih menghubungkan antara dua tulang. Umumnya bagian tulang

yang berada pada sisi persendian dilapisi oleh tulang rawan hialin dan struktur keseluruhan

berada dalam kapsul. Beberapa contoh sendi iniadalah: sendi vertebra, dan simfisis pubis.

3. Diarthroses Sendi ini memiliki pergerakan yang luas. Umumnya dijumpai pada sendi-sendi

ekstremitas. Dijumpai adanya celah sendi, rawan sendi yang licin dan membran sinovium serta

kapsul sendi.

Sedangkan berdasarkan strukturnya sendi dibagi menjadi :

1. Sendi Fibrosa  Sendi fibrosa dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Terdapat dua tipe sendi

fibrosa; (1) Sutura diantara tulang tulang tengkorak dan (2) sindesmosis yang terdiri dari suatu

membran interoseus atau suatu ligamen di antara tulang.

Page 6: Sistem muskuloskeletal 2

Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas.

2. Sendi Kartilago/tulang rawan  Ruang antar sendinya diisi oleh tulang rawan dan disokong oleh

ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi kartilaginosa yaitu sinkondrosis

adalah sendi sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh rawan hialin. Sendi sendi

kostokondral adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang tulangnya

memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan selapis tipis rawan hialin yang

menyelimuti permukaan sendi. Contoh sendi kartilago adalah simfisis pubis dan sendi sendi pada

tulang punggung.

 3. Sendi Sinovial/sinovial joint  Sendi ini dilengkapi oleh kartilago yang melicinkan permukaan

sendi, kapsul sendi (kantung sendi), membran sinovial (bagian dalam kapsul), cairan sinovial

yang berfungsi sebagai pelumas dan ligamen yang berfungsi memperkuat kapsul sendi. Cairan

sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan.

Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi normal relatif kecil.

      OTOT

Otot (Muskulus) Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah

energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan

rangka. Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya mrpkn protein tubuh &  ½-nya tempat

terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat  Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi

jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi krn adanya aktivitas otot .

Ada 3 jenis otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka

  OTOT POLOS

     A. Memiliki 1 inti yg berada di tengah, 

     B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),

 C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi   terutama dr

metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan thd kelelahan

 2. OTOT RANGKA

Page 7: Sistem muskuloskeletal 2

A.     Memiliki banyak inti,

B.     .Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),

C.      Melekat pada tulang

D.    Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)

E.     Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani, &

cepat lelah

Otot Rangka Otot rangka bekerja secara volunter (secara sadar atas perintah dari otak), bergaris

melintang, bercorak dan berinti banyak di bagian perifer. Secara anatomis terdiri dari jaringan

konektif dan sel kontraktil.

Fungsi Otot Rangka

1.  Menghasilkan gerakan rangka tubuh.

2.  Mempertahankan sikap & posisi tubuh.

3.  Menyokong jaringan lunak.

4.  Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh.

5. Mempertahankan suhu tubuh dengan pembentukan kalor saat kontraksi.

Struktur Otot Rangka Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut epimisium. Otot rangka

disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel otot. Setiap

fasikula dilapisi jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap sel otot dipisahkan oleh

endomisium.

Organisasi otot rangka terdiri dari :

1. Otot

2. Fasikula

 3. Serabut Otot

4. Miofibril

5. Miofilamen

Secara mikroskopis sel otot rangka terdiri dari :

 1. Sarkolema (membran sel serabut otot)

 2. Miofibril (mengandung filamen aktin dan miosin)

Page 8: Sistem muskuloskeletal 2

3. Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein & enzim. 4.

Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium).

5. Tubulus T (sistem tubulus pada serabut otot)

3.OTOT JANTUNG

A.       Memiliki 1 inti yg berada  ditengah

B.       Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)

C.       Serat otot berserat

D.       Hanya ada di jantung

E.        Sumber Ca2+ dari CES & RS

F.        Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan

thd kelelahan

BAB III

Page 9: Sistem muskuloskeletal 2

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.         Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-

tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai

kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah

bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan

bentuk, sikap dan posisi.

2.         Didalam tubuh manusia tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu,  Ada 3 jenis otot yaitu otot

jantung, otot polos dan otot rangka.

  OTOT POLOS

A. Memiliki 1 inti yg berada di tengah, 

            B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),

       C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi   terutama dr

metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan thd kelelahan.

OTOT RANGKA

A.  Memiliki banyak inti,

B.  .Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),

     Melekat pada tulang

C.  Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)

D.  Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani, &

cepat lelah

  OTOT JANTUNG

Page 10: Sistem muskuloskeletal 2

A.       Memiliki 1 inti yg berada  ditengah

B.       Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)

C.       Serat otot berserat

D.       Hanya ada di jantung

E.        Sumber Ca2+ dari CES & RS

F.        Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan

thd kelelahan

B.     SARAN

Untuk mahasiswa khususnya, fakultas ilmu kesehatan S1 Keperawatan agar belajar lebih

mendalami lagi tentang sistem Muskuloskeletal. Karena, lebih banyak mendalami, kita lebih

banyak tau lagi tentang struktur tubuh manusia atau penyusun tubuh manusia. Dan semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Page 11: Sistem muskuloskeletal 2

DAFTAR PUSTAKA

Ns. Mohammad judha, M.Kep & Rizky Erwanto, Ns., S.Kep ANATOMMI DAN FISIOLOGI.

2011. Gosyen Publishing. Yogyakarta

http://www.itelehealthinc.com/berbagi bersama Abhique. Anatomi Sistem Muskuloskeletal.

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN II

Sistem Muskuloskeletal

Dosen Pengampu : Paulinus Deni K. S.Kep., Ns

 

Di susun oleh :

Nama : Devi Nurkasih T

Page 12: Sistem muskuloskeletal 2

Nim :10130119

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2011

Kata Pengantar

            Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpah

dan rahmat-Nya sehingga makalah Sistem Muskuloskeletal  ini dapat terselesaikan.

Makalah Sistem Muskuloskeletal ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Ilmu Dasar

Keperawatann  II.

            Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang saya ambil,Selain itu

makalah ini saya i susun dengan agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam

mempelajari Sistem Muskuloskeletal.

Page 13: Sistem muskuloskeletal 2

            Oleh karena itu, saya sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua, terutaman mahasiswa Keperawatan.

Yogyakarta, 28 Juli  2012

                       

(Penulis)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Page 14: Sistem muskuloskeletal 2

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

            A.  Latar Belakang

            B. Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

            A. Definisi Sistem Muskuloskeletal

B. Mengetahui sistem rangka dan sendi

C. Mengetahui tentang tulang

D. Mengetahui tentang sendi

E. Mengetahui tentang otot

BAB III PENUTUP

            A. Kesimpulan

            B. Saran

Daftar Pustaka

Page 15: Sistem muskuloskeletal 2

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa.

Struktur tulang dan jaringan ikat  menyususn kurang lebih 25 % berat badan. Struktur

tulang memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti

jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat

melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi

sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya di sumsum tulang)

dalam proses yang disebut hamatopoesis.

Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4

kategori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak baraturan.

Masing-masing tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi. Menurut

pergerakan yang ditimbulkan sendi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.      Sendi fibrous/sinatrosis/sendi tidak bergerak

2.      Sendi tulang rawan / amfiartrose/sendi gerak

Page 16: Sistem muskuloskeletal 2

3.      Sendi sinovial/diartrose.

Bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi

kondiloid, sendi berporos serta sendi pelana. Bentuk-bentuk sendi beserta contohnya :

  Sendi putar : sendi bahu dan sendi panggul

  Sendi engsel : sendi siku, sendi antara ruas-ruas jari

  Sendi kondiloid : hampir sama dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam 2

bidang seperti pada pergelangan tangan.

  Sendi berporos: sendi antara kepala dengan tulang leher pertama

  Sendi pelana : sendi metacarpal pertama, yang memungkinkan ibu jari ergerak

bebas.

B.     TUJUAN

1.      Tujuan umum

Mahasiswa memahami tentang sistem muskuloskeletal

2.      Tujuan Khusus

a.       Mengetahui definisi sistem muskuloskeletal

b.      Mengetahui sistem rangka dan sendi

Page 17: Sistem muskuloskeletal 2

c.       Mengetahui tenteng tulang

d.      Mengetahui tentang sendi

e.       Mengetahui tentang otot

Page 18: Sistem muskuloskeletal 2

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.    DEFINISI SISTEM MUSKULOSKELETAL

Sistem

Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-

tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai

kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka

adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh

mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.

Page 19: Sistem muskuloskeletal 2

  sistem muskuloskeletal (otot-rangka)

Otot(muscle) jaringan tubuh yg berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja

mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan  Rangka (skeletal)

bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sbg tempat

menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan

posisi.

Page 20: Sistem muskuloskeletal 2

B.     SISTEM RANGKA DAN SENDI

Alat gerak tubuh manusia sistem muskuloskeletal: pasif rangka (skeletal); aktif

otot (muscle) Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan penyokong);

banyak mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur. Tulang rawan, tulang, dan

sendi

 Fungsi Sistem Rangka :

1.      Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak

& organ

2.      Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)

3.      Produksi sel darah (red marrow)

4.      Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak

5.      Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya persendian

      TULANG

Pertumbuhan tulang mencapai kematangannya setelah pubertas dan pertumbuhan

seimbang hanya sampai usia 35 tahun. Berikutnya mengalami percepatan reabsorpsi

sehingga terjadi penurunan massa tulang sehingga pada usila menjadi rentan

terhadap injury. Pertumbuhan dipengaruhi hormon & mineral. Penyusun tulang

tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan osteoklast

serta matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik terutama kalsium

dan fosfor.  Struktur tulang Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu

pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan

padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis

Page 21: Sistem muskuloskeletal 2

jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli

tulang kompak.

           Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan

pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum

mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh

darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan

berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak. Pars

kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga

dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga

tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak

mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak

memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.

           Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon (busa). Rongga

tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang

spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula. Secara Mikroskopis

tulang terdiri dari :

1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)

2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).

3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang

mengandung sel tulang).

Page 22: Sistem muskuloskeletal 2

4. Kanalikuli

(memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke  osteon).

Tulang Rawan (Kartilago) tulang rawan berkembang dari mesenkim

membentuk sel yg disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di

dalam matriks dgn substansi dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik.

Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras).

Jenis Tulang Rawan

1.    Hialin Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak

dijumpai.

2.    Elastic Cartilago : serupa dg tl rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang

mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit

Page 23: Sistem muskuloskeletal 2

3.    Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu

dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan.

Sendi (Artikulatio) Sendi merupakan persambungan antar tulang yang

menjadikan tulang menjadi fleksibel dalam pergerakan.  Jenis Sendi    

Berdasarkanpergerakannya sendi dibagi menjadi :

 1. Synarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas atau bahkan tidak

dapat bergeak sama sekali. Sendi ini dijumpai pada tulang tengkorak dimana

lempeng-lempeng tulang tengkorak disambungkan oleh elemen fibrosa.

2. Amphiarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas. Jaringan

berupa diskus fibrocartilage yang lebar dan pipih menghubungkan antara dua

tulang. Umumnya bagian tulang yang berada pada sisi persendian dilapisi oleh

tulang rawan hialin dan struktur keseluruhan berada dalam kapsul. Beberapa

contoh sendi iniadalah: sendi vertebra, dan simfisis pubis.

3. Diarthroses Sendi ini memiliki pergerakan yang luas. Umumnya dijumpai pada

sendi-sendi ekstremitas. Dijumpai adanya celah sendi, rawan sendi yang licin dan

membran sinovium serta kapsul sendi.

Sedangkan berdasarkan strukturnya sendi dibagi menjadi :

1. Sendi Fibrosa  Sendi fibrosa dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Terdapat dua

tipe sendi fibrosa; (1) Sutura diantara tulang tulang tengkorak dan (2) sindesmosis

yang terdiri dari suatu membran interoseus atau suatu ligamen di antara tulang.

Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas.

Page 24: Sistem muskuloskeletal 2

2. Sendi Kartilago/tulang rawan  Ruang antar sendinya diisi oleh tulang rawan dan

disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi kartilaginosa

yaitu sinkondrosis adalah sendi sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh rawan

hialin. Sendi sendi kostokondral adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi

yang tulang tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan selapis

tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contoh sendi kartilago adalah

simfisis pubis dan sendi sendi pada tulang punggung.

 3. Sendi

Sinovial/sinovial joint  Sendi ini dilengkapi oleh kartilago yang melicinkan permukaan

sendi, kapsul sendi (kantung sendi), membran sinovial (bagian dalam kapsul), cairan

sinovial yang berfungsi sebagai pelumas dan ligamen yang berfungsi memperkuat kapsul

sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau

berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi normal relatif kecil.

Page 25: Sistem muskuloskeletal 2

      OTOT

Page 26: Sistem muskuloskeletal 2

Otot

(Muskulus) Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah

energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk

menggerakkan rangka. Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya mrpkn protein

tubuh &  ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat  Proses vital

di dlm tubuh (spt. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik

usus) terjadi krn adanya aktivitas otot . Ada 3 jenis otot yaitu otot jantung, otot polos

dan otot rangka.

Page 27: Sistem muskuloskeletal 2

  OTOT POLOS

     A. Memiliki 1 inti yg berada di tengah, 

     B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),

 C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi

terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani,

tahan thd kelelahan

 2. OTOT RANGKA

A.     Memiliki banyak inti,

B.     .Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),

C.      Melekat pada tulang

D.    Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)

Page 28: Sistem muskuloskeletal 2

E.     Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami

tetani, & cepat lelah

Otot Rangka Otot rangka bekerja secara volunter (secara sadar atas perintah dari

otak), bergaris melintang, bercorak dan berinti banyak di bagian perifer. Secara

anatomis terdiri dari jaringan konektif dan sel kontraktil.

 

Fungsi Otot Rangka

1.  Menghasilkan gerakan rangka tubuh.

2.  Mempertahankan sikap & posisi tubuh.

3.  Menyokong jaringan lunak.

4.  Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh.

Page 29: Sistem muskuloskeletal 2

5. Mempertahankan suhu tubuh dengan pembentukan kalor saat kontraksi.

Struktur Otot Rangka Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut

epimisium. Otot rangka disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot yang

terdiri dari beberapa sel otot. Setiap fasikula dilapisi jaringan konektif yang

disebut perimisium dan setiap sel otot dipisahkan oleh endomisium.

Organisasi otot rangka terdiri dari :

1. Otot

2. Fasikula

 3. Serabut Otot

4. Miofibril

5. Miofilamen

Secara mikroskopis sel otot rangka terdiri dari :

 1. Sarkolema (membran sel serabut otot)

 2. Miofibril (mengandung filamen aktin dan miosin)

3. Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein &

enzim. 4. Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium).

5. Tubulus T (sistem tubulus pada serabut otot)

Page 30: Sistem muskuloskeletal 2
Page 31: Sistem muskuloskeletal 2

3.OTOT JANTUNG

A.       Memiliki 1 inti yg berada  ditengah

B.       Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)

C.       Serat otot berserat

D.       Hanya ada di jantung

E.        Sumber Ca2+ dari CES & RS

F.        Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk

mengalami tetani, & tahan thd kelelahan

Page 32: Sistem muskuloskeletal 2
Page 33: Sistem muskuloskeletal 2

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.         Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot

(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah

jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi

energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri

dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap

dan posisi.

2.         Didalam tubuh manusia tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu,  Ada 3 jenis

otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka.

  OTOT POLOS

A. Memiliki 1 inti yg berada di tengah, 

            B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),

       C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi

terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani,

tahan thd kelelahan.

OTOT RANGKA

A.  Memiliki banyak inti,

Page 34: Sistem muskuloskeletal 2

B.  .Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),

     Melekat pada tulang

C.  Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)

D.  Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat,

mengalami tetani, & cepat lelah

  OTOT JANTUNG

A.       Memiliki 1 inti yg berada  ditengah

B.       Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)

C.       Serat otot berserat

D.       Hanya ada di jantung

E.        Sumber Ca2+ dari CES & RS

F.        Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk

mengalami tetani, & tahan thd kelelahan

Page 35: Sistem muskuloskeletal 2

B.     SARAN

Untuk mahasiswa khususnya, fakultas ilmu kesehatan S1 Keperawatan agar

belajar lebih mendalami lagi tentang sistem Muskuloskeletal. Karena, lebih

banyak mendalami, kita lebih banyak tau lagi tentang struktur tubuh manusia

atau penyusun tubuh manusia. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Page 36: Sistem muskuloskeletal 2

DAFTAR PUSTAKA

Ns. Mohammad judha, M.Kep & Rizky Erwanto, Ns., S.Kep ANATOMMI DAN

FISIOLOGI. 2011. Gosyen Publishing. Yogyakarta

http://www.itelehealthinc.com/berbagi bersama Abhique. Anatomi Sistem Muskuloskeletal.

Posted 6th August by devintrexa

Labels: keperawatan

0

Add a comment

Page 37: Sistem muskuloskeletal 2

1.

Aug

6

Enzym sistem muskuloskeletal

Enzim dan fungsinya untuk Sistem

Muskuloskeletal.

1.    Enzim Kreatinin kinase (CK) dan Kreatinin Fosfokinase (CPK)

Fungsinya adalah untuk kontraksi otot dan relaksasi otot. Enzim ini sering

digunakan dalam mendeteksi infark miokard, namun trauma otot rangka juga

dapat meningkatkan enzim ke sirkulasi. Enzim Kreatinin Kinase (CK) juga

penting pada penyakit otot seperti, Progressive Muscular Dystrophy (PMD).

2.    Enzim Hipoksantin.

Fungsinya :

  Mengubah atau mengolah purin menjadi berat.

  Meningkatkan kadar asam urat.

3.      Enzim Lipoksiginase.

Fungsinya yaitu mengoksidasi lemak tak jenuh menjadi peroksida.

Page 38: Sistem muskuloskeletal 2

4.      Enzim Kolagenase/Proteolitik.

Fungsinya :

  Memecah kolagen

  Membuat molekul stabil berubah menjadi molekul tidak

stabil pada suhu fisiologik dan selanjutnya dihidrolisis oleh

proses lain.

5.      Enzim Elastase.

Fungsinya :

  Dapat menjadi penting pada proses pembentukan

arteriosklerosis dan emfisiema.

  Memecah serat elastin

6.    Enzim Lisosomal.

Fungsinya adalah memecah asam hialuronat sehingga tidak cukup lagi

untuk membentuk presipitasi ketika ditetesi asam asetat.

7.    Enzim Alkalifosfatase.

Page 39: Sistem muskuloskeletal 2

Fungsinya untuk mendiagnosis penyakit obstruktif empedu, penyakit kanker

hati dan tulang. Lokasinya pada tulang (selosteoblast) dan mikrosom sel-sel

hati.

8.    Enzim Siklooksigenase.

Fungsinya mengubah asam arakidonat menjadi protaglandin yang berperan

dalam tibulnya inflamasi dan nyeri.

Posted 6th August by devintrexa

Labels: keperawatan

0

Add a comment

2.

Aug

6

TUGAS ILMU KEPERAWATAN DASAR II

Perkembangan Ilmu Keperawatan

Dosen Pengampu : Deden Iwan S., S. Kep, NS., M.Kep

 

Page 40: Sistem muskuloskeletal 2

Di susun oleh :

Kelompok 6

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Page 41: Sistem muskuloskeletal 2

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2011

Kata Pengantar

            Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpah

dan rahmat-Nya sehingga makalah Perkembangan Ilmu Keperawatan ini dapat

terselesaikan. Makalah Perkembangan Ilmu Keperawatan ini dibuat sebagai tugas mata

kuliah Ilmu Keperawatan Dasar II.

            Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing Bapak Deden Iwan S., S.

Kep, NS., M.Kep  yang telah membimbing kelompok kami dalam pembuatan makalah ini

dan kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.

            Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil,Selain itu

makalah ini kami susun dengan agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam

mempelajari Perkambangan Ilmu Keperawatan.

            Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua, terutaman mahasiswa Keperawatan.

Yogyakarta, 23 Juli  2012

                       

(Penulis)

Page 42: Sistem muskuloskeletal 2

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut

menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara

keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana

keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan

kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan

advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan

professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan

moral sehingga pelayanan yan diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan

baik.

Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin

menguat,demikian juga terhadap keperawatan dengan kondisi klien dan keluarga

yang semakin kritis terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama bidang

keperawatan. Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai

mitra dokter (bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk

Page 43: Sistem muskuloskeletal 2

memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu

pengetahuan kesehatan, terutama ilmu keperawatan.

Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep

(asuhan keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang

klien yang dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang

memungkinkan. Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk

mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari

perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan yang dimilikinya.

Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu

lain mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan

zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan

dari luar dan dalam. Sebagai contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada

perkembangan ilmu keperawatan adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat dan

industri kesehatan dan tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara

terus menerus ada dan selalu memerlukan jawaban.

B.     TUJUAN

1.      Tujuan Umum

Mahasiswa memahami gambaran tentang perkembangan ilmu keperawatan.

Page 44: Sistem muskuloskeletal 2

2.      Tujuan Khusus

a.         Mengetahui Sejarah dan  perkembangan keperawatan di dunia

b.         Mengetahui Sejarah  dan perkembangan keperawatan di Indonesia

Page 45: Sistem muskuloskeletal 2

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.    SEJARAH & PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA

Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture)

sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang

berasal dari Inggris. Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh

perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.

Perkembangan keperawatan diawali pada :

1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)

Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada

seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus

memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser

ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic

yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama

Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan

alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.

Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa

itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa,

sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta

kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah

dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda

Page 46: Sistem muskuloskeletal 2

yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah

ilmu keperawatan.

2. Zaman Keagamaan

Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang

sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah

tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib

yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu

dan bekerja atas perintah pemimpin agama.

3. Zaman Masehi

Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu

banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk

mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan

perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal. Pada zaman pemerintahan Lord-

Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan

orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah

Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.

4. Pertengahan abad VI Masehi

Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah,

seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap

perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW

menyebarkan agama Islam. Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu

pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai

muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan

diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab

adalah Rufaidah.

5. Permulaan abad XVI

Page 47: Sistem muskuloskeletal 2

Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi

kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan

tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama

untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya

bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya

perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat.

Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban

perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-

orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang

bertugas rangkap sebagai perawat.

B.     SEJARAH & PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Perkembangan keperawatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kolonialismen

pada masa penjajahan. Perawat pada mulanya disebut sebagai verpleger dengan

dibantu oleh zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit, perawat tersebut pertama kali

bekerja di rumah sakit Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada tahun 1799 yang

ditugaskan untuk memelihara kesehatan staf dan tentara belanda, sehingga akhirnya

pada masa penjajahan Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara dan dinas

kesehatan masyarakat. Pada masa tersebut juga didirikan  beberapa rumah sakit seperti

rumah sakit stadsverband yang sekarang dikenal dengan nama Rumah Sakit Cipto

Mangun Kusumo.

Setelah kemerdekaan pada tahun 1952 untuk memenuhi kebutuhan tenaga

kesehatan maka didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 dibuka

pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama

kalinya pendidikan keperawatn setingkat sarjana ada di Indonesia. Setelah lokakarya

pada tahun 1983, proses menjadika perawat sebagai tenaga profesional sudah mulai

dirasakan dengan adanya proses pengakuan dari profesi lainnya.

Page 48: Sistem muskuloskeletal 2

Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga

terus berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :

1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada

awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang

menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.

2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser) Sejak masuknya Vereenigge oost

Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah

RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para

dokter bedah, tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat

itu bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya

pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat

itu adalah memasak dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien,

menjaga pasien agar tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.

3. Model keperawatan Vokasional (abad 19) Berkembangnya pendidikan

keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model

vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.

4. Model keperawatan kuratif (1920)Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi

masyarakat dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan

penyakit seksual.

5. Keperawatan semi profesional tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan

(keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu

untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-

Page 49: Sistem muskuloskeletal 2

pendidikan dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan

sekolah dasar mulai bermunculan.

6. Keperawatan preventif  Pemerintahan belana menganggap perlunya  hygiene

dan sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah,

pemerintah juga menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi

masyarakat dan hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan

sekolah mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan

kesehatan lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.

7. Menuju keperawatan profesional sejak Indonesia merdeka (1945)

perkembangan keperawatan mulai nyata dengan berdirinya sekolah pengatur rawat

(SPR) dan sekolah bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan

kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP

ditambah pendidikan selama 3 tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru

perawat dan bidan untuk menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin

nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun

1974.

8. Keperawatan profesional melalui lokakarya nasional keprawatan dengan

kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas,

fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil

lokakarya itu maka didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian

PSIK FK-UI (1985) dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

Page 50: Sistem muskuloskeletal 2

BAB III

KASUS

Kasus yang kita dapat yang berkaitan dengan perkembangan ilmu keperawatan

adalah, kita ambil dari segi pelayanan kesehatan.Diaman salah satunya adalah,

telenursing.  Penelitian-penelitian telenursing menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan kepuasan masyarakat dan telenurses terhadap pelayanan kesehatan.

Telenursing itu sendiri merupakan mekanisme efektif untuk memberikan pelayanan

kesehatan yang berkualitas. Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak

negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan,

banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan

di daerah terpencil,  dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata.

Keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah

perawat terutama di negara maju, mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu

tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah

pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. Sama seperti telemedicine yang

saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel,

Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia.

Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan

Inggris.

                                                         

Page 51: Sistem muskuloskeletal 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi komputer dan teknologi kesehatan serta makin

tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang berkualitas,

murah dan cepat, menuntut profesi perawat menggunakan teknologi kesehatan dalam

memberikan asuhan keperawatan yang profesional.

Dikaitkan dengan perkembangan ilmu keperawatan dengan kasus kerah

pelayanan kesehatan dengan menggunakan Telenursing  atau pelayanan asuhan

keperawatan jarak jauh. Keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan

mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan. Dalam dunia kesehatan dan

keperawatan, maka saat ini telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi

alternative dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Page 52: Sistem muskuloskeletal 2

Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan

teknologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan

kepada klien yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio

dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau

dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi

elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer.

Telenursing adalah informatika keperawatan mengintegrasikan ilmu

keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan

mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan.

Informatika keperawatan memfasilitasi integrasi data, informasi, dan pengetahuan

untuk dukungan klien, perawat, dan penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan

mereka dalam semua peran dan pengaturan. (Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002).

Media telenursing

1. Telepon ( telepon seluler )

2. Personal Digital System (PDA)

3. Mesin faksimili (faks)

4. Internet

5. Video atau audio conferencing

6. Teleradiolog

7. Komputer sistem informasi

8. Teleborotic  

Keuntungan telenursing :

1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu.

2. Mempersingkat hari rawatan dan mengurangi biaya perawatan

3. Membantu memenuhi kenutuhan kesehatan

Page 53: Sistem muskuloskeletal 2

4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi

5. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah 

dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan.

6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses

penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American

Nurse Assosiation, 1999)

Prinsip-prinsip telenursing

Prinsip-prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuahan

keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga

terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan dan dukungan secara pribadi dalam

telenursing hubungan dite ditetapkan melalui penggunaan telepon, komputer, internet atau

teknologi komunikasi lainnya

Aplikasi Telenursing

Telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan

melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam

aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan sistem monitor

parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan

melalui internet. Melalui sistem interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap

waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai

contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang

sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan

penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner dan

persyarafan. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di

dalam perawatan, khususnya dalam managemen penyakit kronis. Hal ini juga

mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan

secara online.

Page 54: Sistem muskuloskeletal 2

Pedoman praktek lainnya yang menggunakan telenursing adalah :

1. Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT Scan, foto

rontgen, dsb.

2. Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien.

3. Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah misal, tekanan darah,

nadi pernafasan, suhu dan sebagainya.

4. Membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan di tempat tujuan

mereka.

5. Membantu operasi klien dari jarak jauh.

6. Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan keperawatan

berkelanjutan.

7. Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan waktu

konseling.

Kekurangan telenursing

Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi langsung

perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekhawatiran

ini muncul karena beranggapan kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama

untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari

telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi, meningkatkan risiko terhadap

keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

Page 55: Sistem muskuloskeletal 2

BAB V

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.    Perkembangan keperawatan di dunia diawali sejak manusia itu diciptakan ,

dimana pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat

diri sendiri sebagai mana tercermin dari seorang ibu. Kemudian dilanjutkan pada

zaman purba yang memiliki keyakinan akan mistis yang dapat mempengaruhi

kehidupan manusia, kepercayaan ini dinamakan animisme. Selanjutnya pada

zaman keagamaan , perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spritual di

mana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena dosa-dosa yang telah

dilaksanakan sehingga mendapatkan kutukan dari Tuhan. Pusat perawatan adalah

rumah – rumah ibadah, sehingga pada saat itu pimpinan agama dapat disebut

sebagai tabib.

2.      Kalau kita lihat perkembangan telenursing di Indonesia, masih sangat jauh

ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia masih sangat sedikit

institusi kesehatan yang menggunakan telenursing. Diantara RS tersebut adalah,

RS Banyumas, RS Fatmawati dan beberapa RS lainnya di Jakarta yang telah

Page 56: Sistem muskuloskeletal 2

mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan berbasis komputer.

Namun memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang

dihadapi oleh keperawatan di Indonesia. Diantara hambatan itu adalah

keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi

secara terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi

di dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi

informasi keperawatan. Apalagi belum adanya kebijakan institusi pelayanan bagi

pengembangan sistem informasi berbasis komputer.

B.     SARAN

Dengan perkembangan ilmu keperawatan  Kompetensi, kualifikasi dan keterampilan

yang harus dimiliki perawat dalam praktek telenursing adalah kompetensi klinis,

keterampilan penilaian dalam area praktek keperawatan. Selain itu perawat juga harus

memiliki karakteristik pribadi yang akan memfasilitasi keterlibatan mereka dalam

telenusring, misalnya : sikap positif, membuka pikiran terhadap teknologi, memiliki

pengetahuan & kemampuan untuk menavigasi sistem teknologi dan lingkungan misalnya

pengetahuan dan keterampilan untu mengoperasikan teknologi, memiliki pemahaman

tentang keterbatasan teknologi yang digunakan, misalnya dapat menentukan jika tanda-

tanda vital sedang dimonitor secara akurat dengan peralatan tertentu, memiliki

pengetahuan dan penerapan protokol operasional telehealth, memiliki keterampilan

berkomunikasi dengan baik.

Page 57: Sistem muskuloskeletal 2

DAFTAR PUSTAKA

A.    Azizi Alimun Hidayat, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, , Salemba

Medika, Jakarta, 2004, hal. 15.

International Telenursing Role. 2004-2006.

Page 58: Sistem muskuloskeletal 2

B.    

http://www.itelehealthinc.com/Exec_Summary_2004_International_Telenursi

ng_Survey_ExecSummary.htm.

C.     Ernesa Annica. et.al.(2007).“Telenurses’ Experiences of Working with

Computerized Decision Support: Supporting, Inhibiting and Quality

Improving”.The Authors. Journal Compilation. Blackwell Publishing Ltd.

Journal Of Advanced Nursing. (Ebscho) database.

D.    Sejarah & Perkembangan Keperawatan di Dunia Posted by joe pada

09/09/2009