makalah sistem muskuloskeletal

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anatomi adalah ilmu yg mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk dengan mengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya. Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus adalah yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar menguasai bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di bagian tertentu seperti otak atau bagian dalam. Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi mahasiswa kesehatan. Sebab ketika sudah di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk dapat melayani pasien. Untuk itulah makalah ini dibuat, sebagai langkah awal untuk mempelajari anatomi tubuh manusia. 1

Upload: melda

Post on 04-Aug-2015

813 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah sistem muskuloskeletal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anatomi adalah ilmu yg mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk dengan

mengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya.

Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus

adalah yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan

yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan

tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia

sehat sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis.

Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli anatomi manusia

profesional yang benar-benar menguasai bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki

spesialisasi di bagian tertentu seperti otak atau bagian dalam.

Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi mahasiswa

kesehatan. Sebab ketika sudah di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan dituntut

untuk dapat melayani pasien. Untuk itulah makalah ini dibuat, sebagai langkah

awal untuk mempelajari anatomi tubuh manusia.

1.2 Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

Menegetahui anatomi sistem musculoskeletal

Menegetahui pembagian serta letak anatomi tubuh manusia khususnya

mengenai sistem skeletal, muscular san persendian.

Memenuhi tugas mata kuliah Basic science Nursing III

1

Page 2: makalah sistem muskuloskeletal

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot

(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah

jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi

energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari

tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan

posisi.

1. Kerangka tubuh

Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.

2. Proteksi

Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak

dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada

rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).

3. Ambulasi & Mobilisasi

Adanya tulang dan otot memungkinkan terjadinya pergerakan tubuh dan

perpindahan tempat.

4. Hemopoesis

Berperan dalam pembentukan sel darah pada red marrow.

5. Deposit Mineral

Tulang mengandung 99 % kalsium & 90 % fosfor tubuh.

2

Page 3: makalah sistem muskuloskeletal

2.1.1 Pertumbuhan Tulang

Tulang mencapai kematangannya setelah pubertas dan pertumbuhan

seimbang hanya sampai usia 35 tahun. Berikutnya mengalami percepatan

reabsorpsi sehingga terjadi penurunan massa tulang sehingga pada usila

menjadi rentan terhadap injury. Pertumbuhan dipengaruhi hormon & mineral.

2.1.2 Penyusunan Tulang

Tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast

dan osteoklast serta matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik

terutama kalsium dan fosfor.

2.1.3 Struktur Tulang

Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa

(jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat).

Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis

jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam

kanalikuli tulang kompak.

Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang

merupakan pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang

tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang),

jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya

otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi,

pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak

memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium

Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat.

Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur

dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi.

3

Page 4: makalah sistem muskuloskeletal

Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-

serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada

tulang kaki dan tulang tangan.

Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon

(busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-

sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut

trabekula. Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :

1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran

limfe)

2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).

3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan²lempengan yang

mengandung sel tulang).

4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke

osteon).

4

Page 5: makalah sistem muskuloskeletal

2.1.4 Bentuk Tulang

Sistem skelet disusun oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah.

Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tesebut dikelompokkan menjadi :

1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar

contohnya os humerus dan os femur.

2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa

carpi.

3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os

scapula

5

Page 6: makalah sistem muskuloskeletal

4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.

5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contoh: os maxilla

6

Page 7: makalah sistem muskuloskeletal

2.2 Sistem Skelet (Tulang Kerangka)

Susunan tulang atau skelet(kerangka) merupakan salah satu unsur system

penegak dan pengerak. Tulang manusia dihubungkan dengan yang lain melalui

sambungan tulang atau persendian sehingga terbentuk kerangka yang merupakan

system lokomotor pasif, yang akan diatur oleh alat-alat lokomotif aktif dari otot.

Sistem skeletal dibagi kedalam kedua bagian besar yaitu axial skeleton yang

terdiri atas tulang kepala, vertebra, sternum, dan tulang iga. Pembagian yang

berikutnya adalah appendicular skeleton yang terdiri dari ekstremitas atas dan

ekstermitas bawah.

7

Page 8: makalah sistem muskuloskeletal

1. Axial Skeleton

Axial skeleton terdiri dari

Skull

- Os Occipitale

- Os Parietale

- Os Temporale

- Os Frontale

- Os Sphenoid

- Os Ethmoid

- Os Maxilla

- Os Palatine

- Os Nasal

- Vomer

- Concha nasal inferior

- Os Zygomatic

- Os Lacrimal

- Mandibula

- Ossicles auditori & Os Hyoid

2. Appendikular Skeleton

8

Truncus/ Batang badan

Os Sternum

- Manubrium sterni

- Louis angle

- Corpus Sterni

- Processus Xyphoideus

Ribs/Costae

- Costae vera (1-7)

- Costae spuriae affixae

(8-10)

- Costae spuriae

fluctuantes (11-12)

Vertebrae

- Cervical (7)

- Torakal (12)

- Lumbal (5)

Sacrum (1)

Coccygeal (1)

Cranium

Face

Upper limb

  Os Scapula

  Os Clavicula

Os Humerus

 Os Radius

 Os Ulna

 Os Carpals

 Ossa Metacarpals

 Ossa Phalanges

Lower limb

  Os coxae (Os Ilium, Os Ischium,Os Pubis)

Os Femur

Os Patella

Os Tibia

Os Fibula

Os Tarsals

Ossa Metatarsals

Ossa phalanges

Page 9: makalah sistem muskuloskeletal

2.2.1 Karakteristik Tulang Kerangka

1. Tulang panjang

Pada bagian tengah tulang panjang terdapat diafise dan ujungnya

disebut epifise. Ujung tulang dilapisi oleh tulang rawan yang

memudahkan gerakan sendi rawan disebut rawan sendi (artikulasio).

Permukaan luar tulang dibungkus oleh selaput tulang (periostinum)

yang merupakan sifat menyerupai jaringan ikat.

2. Tulang atap kepala

Tulang atap kepala terdiri atas 2 lapisan, yaitu substansi kompakta

tubula eksterna (lapisan luar) dan substansi kompakta tubula interna

(lapisan dalam). Diantara dua lapisan ini terdapat substansi spongeosa.

Lubang bagian dalam diafise terdapat ruang yang disebut kavum

medulla yang berisi sumsum tulang kuning (medulla osseum plava) dan

pada lubang substansi spongeosa terdapat sumsum tulang merah

(medulla osseum rubra). Permukaan dalam substansi kompakta diliputi

oleh selaput tipis yang disebut endosteum.

Substansi kompakta dan spongeosa ini termasuk jaringan penunjang.

Jaringan penunjang pada jaringan antar sel banyak yang mengandung

kalsium, fosfat, kalsium karbonat, dan memiliki sifat yang keras. Bila

dibandingkan zat-zat organis lebih banyak terdapat dalam tulang anak-

anak daripada lansia sehingga tulang anak-anak lebih lentur (bingkas).

Dalam substansi kompakta terdapat saluran yang dikelilingi oleh

beberapa lapis yang disebut lamella havers (keping tulang yang

membentuk saluran) dan dibawah periostinum terdapat lapisan tulang.

2.2.2 Tulang Tengkorak Bayi

Pada bayi dan anak umur dua tahun, perhubungan tulang ini belum

sempurna seperti orang dewasa. Bentuk sutura pada tulang tengkorak bayi

menyerupai garis dan ditemukan dua buah celah, yaitu frontale mayor dan

frontale minor.

9

Page 10: makalah sistem muskuloskeletal

1. Frontale Mayor

Celah ini berbentuk belah ketupat pada sudut pertemuan antara tulang os

parietal kiri dan kanan. Pada bagian depan ujung sutura sagitalis dan

pertengahan sutura koronalis di daerah ubun-ubun puncak kepala, sudut depan

lebih besar dan sudut bel

2. Frontale Minor

Celah ini terdapat pada pertemuan bagian belakang atas os parietal dengan os

oksipital, ujung belakang sutura sagitalis berbatas dengan fossa cranii posterior.

2.2.3 Rangka Tulang Kepala

Kranium (tulang tengkorak) : dibentuk oleh potongan tulang yang saling

bertautan membentuk kerangka kepala. Tulang-tulang yang membentuk kranium

adalah sebagai berikut :

1. Kerangka otak (neuro kranium)

Gubah tengkorak (klavilaria)

Os frontale (tulang dahi) 1 buah

Os parietale (tulang ubun-ubun) 2 buah

Os oksipitale (tulang belakang) 1 buah

Os temporale (samping tengkorak 2 buah

2. Tengkorak wajah (spankno kranium)

Bagian hidung

Os lakrimale (tulang air mata) 2 buah

Os nasale (tulang hidung) 2 buah

Os konka nasale (tulang karang hidung) 2 buah

Os septum nasale (sekat rongga hidung) 2 buah

Bagian rahang

Os maksilaris (tulang rahang atas) 2 buah

Os zigomatikum ( tulang rahang bawah) 2 buah

Os palatum (tulang langit-langit) 2 buah

10

Page 11: makalah sistem muskuloskeletal

Os mandibularis (tulang rahang bawah) 1 buah

Os hyoid (tulang lidah) 1 buah

Perhubungan tulang yang memebentuk kranium sangat kuat. Batas-

batas tempat perhubungan ini berupa garis yang berliku-liku yang disebut sutura

(tautan). Sutura merupakan garis yang berkesinambungan dan saling

berpotongan.

2.2.4 Kerangka Otak (neuro kranium)

Terdiri dari sejumlah tulang yang menyatu pada sendi tak bergerak

disebut sutura. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi kranium dan wajah,

yang terdiri atas lamina eksterna dan lamina interna dipisahkan oleh lapisan

spongeosa.

a. Gubah otak

Os Frontale

Melengkung ke bawah membentuk margo superior orbita. Pada tulang ini

dapat dilihat adanya arkusnsupersiliaris dan insisura foramen supra orbita,

dibedakan atas 3 bagian:

1) Squama frontalis (bagian atas)

2) Kafum kranii (bagian tengah)

3) Fasa Kranii Posterior (bagian belakang)

11

Page 12: makalah sistem muskuloskeletal

Os Parietal

Dibentuk oleh tulang pipih segi empat di atas kranium terdapat :

1) Fasies eksterna :permukaan luar os parietal yang menonjol tuber

parietal, pada bagian lateral terdapat 2 garis lengkung yang berjalan

sejajar yaitu linea temporalis superior dan linea temporalis inferior

2) Fasies interna : permukaan dalam menghadap ke otak terdapat sulkus

yang bentuknya sesuai dengan tonjolan permukaan meningen.

Os Oksipitalis

Tulang pipih yang berbentuk trapesium dan terletak dibelakang kepala

yang berlubang besar, di bawahnya terdapat foramen magnum yang

menghubungkan rangka otak (cavum kranii) dengan kanalis vertebralis

dan dilalui pangkal medula spinalis. Os oksipitalis dibagi atas 3 bagian

yaitu pars basilaris, pas lateralis, pas squamosa ossis oksipitalis.

Os Temporalis

12

Page 13: makalah sistem muskuloskeletal

Tulang tengkorak pandangan samping

b. Dasar tengkorak (Basis Kranii)

Os Spenoidale

Os Spenoidale terdiri atas korpus ossis Spenoidale ditengah-tengah kedua

pasang sayap kiri dan kanan, juga sebelah depan atas sayap kecil dan

sebelah belakang bawah sayap besar. Sayap kecil mempunyai taju menuju

ke bawah disebut prosesus ptergoideusi. Bagian tengah mempunyai lekuk

yang disebut sella tursika (pelana turki) yaitu kelenjar hipofisis.

Os Ethmoidale

Os Ethmoidale terdiri atas lamina kribrosa, lamina perpendikularis, dan

labirintus ethmoidalis.

13

Page 14: makalah sistem muskuloskeletal

14

Page 15: makalah sistem muskuloskeletal

c. Tengkorak Wajah (Spankno kranii)

Ossa Maksilaris

Ossa Maksilaris merupakan dua buah tulang menjadi satu yang terdiri atas

5 bagian.

1) Korpus maksilaris : berbentuk kubus, terdapat rongga udara yang

disebut sinus maksilaris.

2) Prosesus frontalis : tonjolan pada sudut media anterior korpus

maksilaris berhubungan dengan os frontalis ke atas dan os ke bawah

medial

15

Page 16: makalah sistem muskuloskeletal

3) Prosesus zigomatikus : berhubungan dengan os zigomatikum

membentuk pipi

4) Prosesus alviolaris : membentuk lengkung dan mempunyai lubang di

ujungnya untuk perlengketan dengan gigi.

5) Prosesus palatinum : tonjolan bagian medial bawah korpus maksilaris

membentuk sutura palatina.

Ossa Mandibular

Ossa Nasale

Ossa zigomatikum

Ossa Lakrimale

Ossa Palatum

Ossa Vamer

d. Konka Nasalis Inferior

Menyerupai karang melengkung ke arah medialis, tepi atas melekat pada

krista konka nasalis ossis maksilaris dan ossis platina. Bagian tengah terdapat

pintu sinus maksilaris disantrum higmori membentuk kanalis lakrimalis.

2.2.5 Ekstramitas Superior

Gelang bahu : persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.

Pergelangan ini mempunyai mangkok yang tidak sempurna karena bagian

belakangnya terbuka dibentuk oleh rangka tulang skapula, klavikula, dan

humerus.

Tulang-tulang ekstremitas superoir

Os Skapula (tulang belikat)

Os Klavikula (tulang selangka)

Os Humerus (tulang lengan atas)

Os Ulna (tulang hasta)

Os radius (tulang pengumpil)

Os metakarpalia (tulang telapak tangan)

Falangus (tulang jari tengah)

16

Page 17: makalah sistem muskuloskeletal

2.2.6 Tulang Kerangka Dada

Tulang kerangka dada terdiri atas :

Kolumna vertebralis ( ruas tulang belakang)

Dibentuk oleh 33 buah os vetebra yang tersusu dari atas ke bawah

mulai dari leher sampai ke tulang ekor

a Vetebra servikalis (tulang leher) 7 ruas

Terdiri dari atlas,Aksis (prosesus odontoid), dan Prosesus

prominan.

b Vetebra torakalis (tulang punggung) 12 ruas

Terdiri dari prosesus spinosus, prosesus transverses, prosesus

artikularis.

c Vetebra lumbalis ( tulang pinggang) 5 ruas

d Tulang sakralis (tulang kelangkang ) 5 ruas

Terdiri dari Arikulasio sakro iliaka, promontorium sakralis,

foramina sakralis, san hiatus sakralis.

e Vetebra koksigalis ( tulang ekor) 4 ruas

Os Kosta (tulang iga)

Os kosta terdiri atas 12 pasang tulang yang dibagi dalam 3 bagian

yaitu kosta vera (iga sejati 1-7), kosta spuira(iga tidak sejati 8-10),

dan kosta fluitantes (iga melayang 11-12)

Os Sternum (tulang dada)

Terdiri dari Manubrium sterni, korpus sterni, dan prosesus sipoideus.

2.2.7 Ekstremitas Inferior

Ekstermitas inferior terdiri dari :

Os Koksa (tulang panggul)

Terdiri dari OS ileum (tulang usus), os pubis ( tulang kemaluan),

dan os iskii (tulang duduk).

Os femur(tulang paha)

Os Patela (tulang tempurung lutut)

17

Page 18: makalah sistem muskuloskeletal

Os Tibia (tulang kering)

Fibula (tulang betis)

Os Tarsalia (pangkal kaki)

Os Metatarsal

Os Falang pediss

2.3 Sistem Persendian (Ilmu Gerak)

Persambungan tulang atau sendi ( artikulasi) adalah pertemuan dua buah

tulang atau beberapa tulang kerangka. Artrologi adalah ilmu yang mempelajari

tentang persendian. Persendian antara dua tulang atau lebih yang saling

berhubungan dapat terjadi pergerakan ataupun tidak. Pada awalnya rangka tulang

terbentuk dari jaringan rawan dan juga sebagai pengganti jaringan lainnya. Pada

keadaan tertentu, tulang rawan diganti dengan tulang keras dan jaringan sebagai

jaringan penutup. Dalam perkembangannya jaringan ikat diganti oleh jaringan

rawan.

Untuk memungkinkan terjadinya pergerakan maka ada tempat tertentu

sebagian jaringan ikat dan jaringan rawan diganti dengan jaringan tulang dimana

pada ujung rulang tersebut akan tinggal suatu lempeng jaringan rawan yang

berfungsi sebagai rawan sendi.

Alat gerak dibagi atas dua yaitu alat anggota gerak pasif dan alat anggota

gerak aktif.

Alat anggota gerak pasif : gerakan yang dilakukan oleh kerangka tulang badan

Alat anggota gerak aktif : gerakan yang dilakukan oelh otot-otot badan.

Stabilisasi sendi tergantung pada :

a) Permukaan sendi : bentuk permukaan tulang memegang peranan penting

pada stabilisasi sendi

b) Ligamentum : ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi secara

berlebihan jika terjadi regangan yang berlangsung lama dan terus-menerus

maka ligamentum fibrosa akan teregang

c) Tonus otot : pada sebagian besar sendi, tonus otot merupakan faktor utama

yang mengatur stabilitas.

18

Page 19: makalah sistem muskuloskeletal

2.3.1 Persyarafan Sendi

Kapsula dan ligamentum memiliki saraf sensoris, pembuluh darah

memiliki serabut saraf otonom simpatis, dan tulang rawan yang meliputi

permukaan sendi memiliki sedikit ujung saraf didaerah pinggirnya. Peregangan

berlebihan pada kapsula dan ligamentum dapat menimbulkan refleks kontraksi

otot sekitar sendi, dan peregangan rasa nyeri akibat berkurangnya suplai darah

pada sendi.

Menurut jenis sendi dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini.

a Sendi pelana : permukaan sendi ini hampir datar. Hal ini memungkinkan

tulang saling bergeser satu sama lainya,misalnya persendian yang terdapat

pada bahu yaitu sendi pelana art.sternoklavikular dan art. Akromio

klavikular.

b Sendi engsel : bentuk sendi ini mirip engsel pintu sehingga memungkinkan

gerakan fleksi dan ekstensi. Permukaan bundar pada sendi ini berhubungan

dengan tulang yang lain sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua

arah misalnya sendi siku dan sendi lutut.

c Sendi kondiloid : permukaan sendi berbentuk konveks dan bersendi denga

permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua

bidang dan empat arah (fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi).

d Sendi elipsoid : permukaan sendi berbentuk konveks elips sehingga

pergerakan (fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi) dapat dilakukan, tetapi

rotasi tidak dapat dilakukan misalnya sendi ibu jari.

e Sendi peluru ( ball and socket) :kepala sendi berbentuk bola pada salah satu

tulang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk seperti socket,bongkol

sendi tempat masuknya pada mangkok sendi gerakan yang dapat diberikan

keseluruh arah dengan pergerakan sangat bebas (fleksi, ekstensi, abduksi,

dan adduksi, rotasi ) misalanya sendi bahu dan sendi panggul

f Sendi pasak : pada swndi ini terdapat pasak yang dikelilingi cincin

ligamentum bertulang sehingga hanya satu gerakan yang dapat dilakukan

yaitu rotasi misalnya tulang atlas, berbentuk cincin berputar di atas

19

Page 20: makalah sistem muskuloskeletal

prosesus odontoid, gerakan radius disekitar ulna pronasi dan supinasi

disebut juga sendi berporos atau sendi putar

g Sendi pelana (sendi timbal balik) : berbentuk pelana kuda yang dapat

memberikan banyak kebebasan untuk bergerak (fleksi, ekstensi, abduksi,

dan rotasi) misalnya ibu jari dapat berhadapan dengan jari yang lain.

2.3.2 Pembagian Sendi

1. Sendi fibrus (sinartrosis)

sendi yang tidak bergerak sama sekali, seperti berikut ini.

a Sutura : persambungan tulang bergerigi, dimana pinggir tulang

dihibungkan oleh jaringan ikat yang tipis diantara tulang tengkorak

b Schindylosis : suatu lempeng tulang yang terjepit dalam celah

tulang yang lain misalnya perhubungan antara os maksilaris dan

kedua os palatum, os ethmoidal dan os femur

c Komposis : dimana tulang yang satu berbentuk kerucut, masuk ke

dalam lekuk yang sesuai dengan bentuk dari tulang yang lain

misalnya antara gigi dengan alveoli dari os maksilaris dan os

mandibilaris.

d Schindrosis : dimana jaringan perhubungan dari sendi terdiri dari

tulang rawan misalnya antara epifise dan diafise pada orang

dewasa antara kedua ossa pubika.

20

Page 21: makalah sistem muskuloskeletal

2. Amfiartosis

Suatu sendi yang pergerakannya sedikit karena komponen sendi

tidak cukup. Permukaan dilapisi oleh bahan yang memungkinkan

pergerakan sendi sedikit, misalnya sendi antara manubrium sterni

dengan korpus sterni dan sendi antara tulang vetebra.

3. Diartosis (sendi sinovial)

Sendi dengan pergerakn bebas. Permukaan sendi diliputi oleh lapisan

tipis rawan hialin dipisahkan rongga sendi, susunan ini yang

memungkinkan sendi gerak bebas. Rongga sendi dibatasi oleh membran

sinovial yang terletak dari pinggir permukaan sendi ke permukaan sendi

yang lain.

Berdasarkan strukturnya sendi dibagi menjadi :

1. Sendi Fibrosa

Sendi fibrosa dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Terdapat dua tipe

sendi fibrosa; (1) Sutura diantara tulang tulang tengkorak dan (2)

sindesmosis yang terdiri dari suatu membran interoseus atau suatu

ligamen di antara tulang. Sendi ini mempunyai pergerakan yang

terbatas.

21

Page 22: makalah sistem muskuloskeletal

2. Sendi Kartilago/tulang rawan

Ruang antar sendinya diisi oleh tulang rawan dan disokong oleh

ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi

kartilaginosa yaitu sinkondrosis adalah sendi sendi yang seluruh

persendiannya diliputi oleh rawan hialin. Sendi sendi kostokondral

adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang

tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan

selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contoh

sendi kartilago adalah simfisis pubis dan sendi sendi pada tulang

punggung.

3. Sendi Sinovial/sinovial joint

Sendi ini dilengkapi oleh kartilago yang melicinkan permukaan

sendi, kapsul sendi (kantung sendi), membran sinovial (bagian dalam

kapsul), cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas dan ligamen

yang berfungsi memperkuat kapsul sendi. Cairan sinovial normalnya

bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan.

22

Page 23: makalah sistem muskuloskeletal

Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi normal relatif kecil (1

sampai 3 ml).

Macam-macam pergerakan sendi diantaranya adalah :

Gerak yang dihasilkan oleh sendi sinovial

23

Wrist joint Atlanto-occipital joint

Fleksi

Ekstensi

Abduksi

Adduksi

sirkumduksi

Rotasi

Pronasi

Supinasi

Inversi

Dorsifleksi

Opposisi

Protraksi

Elevasi

Depresi

Lateral Fleksi

Page 24: makalah sistem muskuloskeletal

2.3.3 Alat-alat khusus persendian

a. Kapsula artikularis : melekat pada epikondilus medialis permukaan

depan, humerus di atas fossa koronoidea dan fossa radialis sebelah

bawah melekat pada permukaan anterior prosesus koronoideus ulna.

b. Ligamentum kolateral ulna : ligamentum ini tebal merupakan tiga

buah pita berbentuk segitiga. Ligamentum ini berhubungan dengan

24

Radioulnar joint Carpometacarpal 1 joint

Page 25: makalah sistem muskuloskeletal

M. Triseps brakhii, flexor karpi ulnaris, nervus ulnaris merupakan

origo dari M. Flexor digiterum sublimis.

c. Ligamentum kolateral radiale : merupakan pita sederhana

menghubungkan epikondilus lateralis humeri dengan ligamentum

ulnare berhubungan dengan tendon M. Supinator.

d. Artikulasi radioulnaris proksimal : merupakan sendi antara sirkum

ferensia artikularis radii dengan insisura radialis ulna dan

ligamentum ulnare.

e. Artikulasi radioulnaris distalis : sendi antara sirkumferensia

artikularis kapituli ulna dengan insura radii, rongga sendi berbentuk

huruf L dibentuk oleh ulna dan radius permukaan sendi sangat luas

sehingga terdapat kemungkinan yang luas untuk pergerakan supinasi

dan pronasi.

f. Sinartrosis : kedua ulna dan radius dihubungkan oleh koroidea

obligue dan membran interosa antebrakii.

2.4 Sistem Otot

Sistem muscular atau otot dalam tubuh memiliki fungsi umum untuk

pergerakan, membentuk postur tubuh dan memproduksi panas. Otot didalam

tubuh manusia terdiri atas otot rangka,otot polos dan otot jantung. Sifat fisiologis

dasar dari otot adalah :

Contractily : mampu berkontraksi atau memendek

Excitability/irribility : kemampuan menerima dan berespon terhadap stimulus

Extensibility : kemampuan untuk meregang

Elasticity : kemampuan untuk kembali pada ukuran semula setelah

berkontraksi ataupun meregang.

Otot membentuk 43% berat badan. Lebih dari 1/3-nya merupakan protein

tubuh dan ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat.

Proses vital di dalam tubuh (seperti Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh

darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.

25

Page 26: makalah sistem muskuloskeletal

Fungsi sistem otot rangka:

ჲ Menghasilkan gerakan rangka.

ჲ Mempertahankan sikap & posisi tubuh.

ჲ Menyokong jaringan lunak.

ჲ Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh.

ჲ Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi panas

26

Page 27: makalah sistem muskuloskeletal

Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut epimisium. Otot rangka

disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel

otot. Setiap fasikula dilapisi jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap

sel otot dipisahkan oleh endomisium.

Organisasi otot rangka terdiri dari :

1. Otot

2. Fasikula

3. Serabut Otot

4. Miofibril

5. Miofilamen

Secara mikroskopis sel otot rangka terdiri dari :

1. Sarkolema (membran sel serabut otot)

2. Miofibril (mengandung filamen aktin dan miosin)

3. Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein &

enzim.

4. Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium)

5. Tubulus T (sistem tubulus pada serabut otot)

Tipe jaringan otot :

Otot polos

memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom

(involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh

(viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dari metabolisme

27

Page 28: makalah sistem muskuloskeletal

aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan terhadap

kelelahan

Otot rangka

memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),

melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber

energi dari metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat,

mengalami tetani, & cepat lelah.

Otot jantung

memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom

(involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES

& RS, sumber energi dari metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak

mengalami tetani, & tahan terhadap kelelahan

BAB III

SIMPULAN

28

Otot rangka Otot jantung

Page 29: makalah sistem muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot

(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah

jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi

energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari

tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan

posisi.

29