histologi sistem muskuloskeletal

Upload: nasrul-amni

Post on 03-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    1/21

    HISTOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

    HISTOLOGI TULANG

    v Berdasarkan perbandingan jumlah matriks dan jumlah rongga (spaces), tulang dibedakan menjadi

    tulang spongiosa dan tulang kompakta.

    Tulang spongiosa terdiri dari trabekula, yaitu bentukan tulang yang langsing, tidak teratur, bercabang,

    dan saling berhungan membentuk anyaman. Celah-celah diantara anyaman ini ditempati oleh sumsum

    tulang.

    Tulang kompakta jumlah dan ukuran rongga lebil kecil dari tulang spongiosa, serta jumlah bahan padat

    lebih banyak.

    v Pada tulang pipa, bagian diafisis sebagian besar terdiri dari tulang kompakta mengelilingi sumsum.

    Sedangkan bagian epifisis terdiri dari tulang spongisa dibungkus selapis tulang kompakta, rongga pada

    tulang spongiosa berhubungan langsung dengan sumsum tulang.

    v Pada tulang pipih, 2 lapis tulang kompakta melapisi selapis tulang spongiosa (diploe).

    v Pada tulang irregular, tulang spongiosa dibungkus tulang kompakta.

    v Cirri utama tulang (osteo) secara mikroskopik adalah susunannya yang lamellar (subtantia intersel

    yang mengalamiperkapuran) atau berlais-lapis (lamel-lamel).

    v Tiap tulang kecuali bagian sendinya dibungkus jaringan ikat khusus yang disebutperiosteum. Pada

    bagian dalam terdapat endosteum yang membatasi rongga dan celah sumsum.

    v Matriks tulang:

    Bersifat asidofilik, tersusun berlapis-lapis, tebalnya 5-7 mikron.

    Matriks tulang terdiri dari 35% komponen organik yaitu kolagen dan proteoglikan, serta 65% material

    inorganik (mineral). Kolagen pada tulang merupakan kolagen jaringan ikat yang mirip kolagen tipe I

    jaringan ikat longgar berfungsi dalam fleksibilitas tulang. Mineral yang terdapat pada tulang adalah

    kristal kalsium fosfat (hidroksiapatit) [Ca10(PO4)6(OH)2].

    v Sel- sel tulang

    sel osteoprogenitor berbentuk gelendong, inti pucat, memanjang, dan sitoplasma jarang. Sel ini

    merupakan stem sel. Sel osteoprogenitor terdapat di dalam periosteum, endosteum, dan saluran

    vaskular tulang kompakta. Ada 2 jenis sel osteoprogenitor yaitupreosteoblas dengan jumlah retikulum

    sarkoplasma sedikit danpreosteoklas dengan jumlah mitokondria dan ribosom banyak.

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    2/21

    osteoblas bentuk sel: dari koboid hingga piramidal atau seringkali berupa lembaran utuh

    menyerupai epitel; inti besar, memiliki satu nukleolu; retikulum sarkoplasma luas; banyak ribosom;

    sitoplasma sangat basofilik dikarenakan adanya nukleoprotein (untuk sintesis material organik matriks).

    Osteoblas ditemukan pada permukaan tulang.

    Kolagen dan proteoglikan yang diproduksi osteoblas di eksositosis dengan vesikel badab Golgi. Selain itudiproduksi juga vesikel yang mengakumulasikan Ca

    2+, PO4

    2-dan enzim fosfatase alkalin. Semuanya

    berperan dalam kalsifikasi tulang.

    Osteoblas mempunyai tonjolan-tonjolan sitoplasma mirip jari yang menjulur ke dalam matriks yang

    sedang dibentukdan berhubungan dengan tonjolan-tonjolan sitoplasma osteoblas yang berdekatan.

    Osteosit merupakan osteoblas yang terpendam dalam matriks; sitoplasmanya basofil ringan, intinya

    terpulas gelap; terdapat gap junction atau maculae communicantes yaitu tempat bertemunya tonjolan

    sitoplasma dalam kanalikuli. Tonjolan ini pada orang dewasa sebagian besar telah ditarik kembali, tetapi

    kanalikuli tetap ada untuk aliran metabolit dari darah dan osteosit. Kanalikuli tidak mengandung serat.

    Osteosit ini relative tidak aktif. Tempat (suatu ruang) dimana osteosit berada disebut lacuna.

    Osteoklas berfungsi untuk resorpsi.

    Sel raksasa, inti banyak, sitoplasmanya mengandung vakuol-vakuol, terdapat dekat permukaan tulang,

    seringkali dalam lekukan dangkal yang dikenal sebagai lacuna howship . osteoklas berasal dari sel-sel

    mononuklir (monosit) sumsum tulang hemapoietik.

    Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang menyebabkan matriks tulang

    melepaskan substansi dasar yang mengapur.

    v Arsitektur tulang

    Tulang spongiosa terdiri atas trabekula yang terdiri atas lamel-lamel dan padanya terdapat lacuna dan

    sistem kanalikuli tang saling berhubungan. Pada prenatal dan penyembuhan fraktur serat kolagen

    teranyam tidak teratur (woven bone).

    Tulang kompakta lamelnya tersusun teratur. Terdapat saluran Havers yang saling bebas berhubungan

    melalui saluran serong atau melintang. Dari periosteum dan endosteum masuk saluran

    Volkmann (saluran nutrisi) secara tegak lurus ke dalam tulang dan berhubungan dengan saluran Havers.

    Setiap saluran Havers dikelilingi 5 20 lamel konsentris. Lamel, sel-sel, dan saluran pusatnya

    membentuk sistem Havers atau osteon. Kanalikuli sistem havers akan berhubungan langsung dengansaluran Havers. Celah diantara sistem HAvers diisi oleh lamel interstitial. pada permukaan tepi luar dan

    dalam tulang, dipandang dari rongga sumsum, terdapat lamel-lamel yang berjalan sejajar dengan

    permukaan dan melingkar terhadap sumbu panjang tulang, dikenal sebagai lamel generalluar dan

    dalam.

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    3/21

    Selain serat kolagen pada lamel, terdapat pula berkas kolagen kasar, serat Sharpey, pada lapisan luar

    tulang, berjalan dari periosteum ke lamel general luar dan lamel interstitial (tidak terdapat pada sistem

    Havers dan lamel general dalam). Fungsi serat ini untuk menahan periosteum secara erat pada tulang

    dan banyak terdapat pada insersi ligament dan tendo.

    Histologi Sendi

    Sendi ialah tempat bertemu 2 atau 3 unsur rangka, baik tulang/tulang rawan

    Jenis :

    1. Sendi Temporer : terdapat selama masa pertumbuhan, menghilang bila petumbuhan berhenti dan

    epifisis menyatu dengan bagian batang

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    4/21

    2. Sendi Permanen

    Jenis sendi berdasarkan susunannya :

    1. Sendi fibrosa (disatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa)

    Macam-macamnya :

    - Sutura : Bila penyatuannya sangat kuat, hanya terdapat di tengkorak. Sendi ini tidak permanen,

    karena dapat diganti dengan tulang di kemudian hari

    - Sindesmosis : Bila disatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang lebih banyak dari sutura

    Ex :sendi radioulnar, sendi tibiofibular

    - Gomfosis : Bila jaringan fibrosa penyatu membentuk membran periodontal

    Ex : pada gigi dalam maksila dan mandibula

    2. Sendi tulang rawan / sendi kartilaginosa sekunder

    Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi lembar-lembar tulang rawan hialin yang dipersatukan oleh

    lempeng fibrokartilago

    Ex : simfisis, diskus

    3. Sendi Sinovia

    - Tulang-tulang ditahan menjadi 1 oleh simpai sendi dan permukaan yang berhadapan dilapisi

    tulang rawan sendi (C. Hialin atau C. Fibrosa hanyapada fosa glenoid dan acetabulum)

    - Simpai sendi, lapisan luarnya ialah jaringan ikat padat kolagen yang menyatu dengan periosteum

    yang membungkus tulang dan di beberapa tempat menebal membentuk ligamen sendi.

    - Lapis dalam simpai (membran sinovia), membatasi rongga sendi, mengandung kapiler lebar.

    Jenis sel sinovia :

    - Sel A/M : paling banyak, mirip makrofag (fagositosis aktif), sitoplasmanya banyak mengandung

    mitokondria, vesikel mikropinositik, lisosom, aparat Golgi

    - Sel B/F : kurang berkembang, menyerupai fibroblas, RE granular sangat luas

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    5/21

    - Membran sinovial sering menjulur ke dalam rongga sendi berupa lipatan kasar/vili sinovia, dan

    dapat menonjol keluar menembus lapis luar simpai di antara tendo dan otot membentuk saku yang

    disebut bursa.

    - Juga menghasilkan cairan sinovia : hasil dialisis plasma darah dan limf, mengandung musin (asam

    hialuronat terikat protein). Fungsi : pelumas dan nutritif untuk sel tulang rawan sendi

    - Rongga sendi terbagi sebagian / seluruhnya (terkadang) oleh diskus intra-artikular.

    Histologi Otot

    Otot Skeletal

    Tiap otot terbungkus selapis jaringan ikat agak padat yang disebut epimisium.

    Di dalamnya terdapat serat-serat otot yang tersusun di dalam berkas atau fasikulus.

    Masing-masing berkas diselubungi jaringan ikat tipis, yaituperimisium.

    Panjang serat otot + 1 40 mm, dan berdiameter + 10-100 mikron.

    Dalam suatu serat terdapat banyak inti, sekitar 35 inti tiap mm panjang serat otot.

    Terdapat Sarkolema yang merupakan membran tipis tanpa struktur yang membungkus serat.

    Sarkolema berisi filamen silindris yaitu Miofibril.

    Sarkolema pada bagian dekat inti juga banyak mengandung sarkosom-sarkosom, aparat golgi,

    sejumlah butir lipid, dan glikogen.

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    6/21

    Foto Mikrograf Otot Skeletal Fotomikrograf Serat-serat Otot Lurik -

    Potongan Melintang

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    7/21

    Fotomikrograf Serat-serat Otot Lurik -

    Potongan Memanjang Serat-serat Otot lurik

    Berkas-berkas Miofibril

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    8/21

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    9/21

    Otot Jantung

    Otot jantung bersifat involunter, berkontraksi secara ritmis dan automatis.

    Hanya terdapat pada lapisan miokard dan dinding pembuluh darah besar yang secara langsung

    berhubungan dengan jantung.

    Terdapat suatu satuan linear yang terdiri atas sejumlah sel otot jantung yang terikat end-to-end

    yaitu Diskus Interkalaris.

    Di antara serat-serat otot terdapat jaringa ikat halus yaitu Endomisisum.

    Terbungskus suatu sarkolem tipis, serupa pada otot skeletal.

    Terdapat sarkoplasma dengan banyak mitokondria.

    Struktur Halus:

    Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan yang terdapat pada otot skeletal dan

    memeperlihatkan struktur yang sama, namun pengelompokan miofilamin menjadi miofibril tidak

    sesempurna otot skeletal.

    Tubul T Merupakan invaginasi dari sarkolema, dan merupakan perpanjangan dari ruang ekstraseluler.

    Diskus Interkalaris Merupakan batas suatu kelompok sel yang khusus. Melintasi serat-serat otot dalam

    bentuk tangga yang mempunyai bagian transversal dan longitudinal. Terdapat pula banyak

    Intermediate Junction ataufascia adherens, dan Gap Junctionatau neksus pada bagian yang

    memanjang.

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    10/21

    Potongan Melintang Serat-serat Otot Jantung

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    11/21

    Otot Polos

    Merupakan jenis otot involunter.

    Terutama tedapat pada bagian visceral, membentuk bagian kontraktil.

    Otot-otot ini terdapat pada sistem pernapasan, sistem urinaria, dan sistem reproduksi.

    Struktur Halus

    Pada sarkoplasma sekitar inti, terdapat mitokondria, sejumlah elemen dar retikulum granulardan

    ribosom-ribosom bebas, suatu aparat golgi kecil, glikogen dan sedikit titik-titik lipid.

    Serat-serat Otot Polos

    Serat-seerat retikuler dan elastin mengisi celah-celah interseluler sempit.

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    12/21

    MEKANISME KONTRAKSI OTOT RANGKA

    A. Secara Umum:

    1. Potensial aksi pada saraf motorik sampai ke ujung neuromuscular.

    2. Di ujung saraf, asetilkolin disekresikan dalam jumlah sedikit.

    3. Asetilkolin bekerja di area setempat pada membrane serat otot untuk membuka banyak saluran

    bergerbang asetilkolin.

    4. Saluran asetilkolin yang terbuka memungkikan ion Na mengalir ke dalam membrane serat otot

    pada titik terminal saraf sehingga akan timbul potensial aksi dalam serat otot.

    5. Potensial aksi kemudian menjalar di sepanjang serat otot.

    6. Potensial aksi kemudian menimbulkan sepolarisasi membrane yang kemudian menyebabkan

    reticulum sarkoplasma mengeluarkan ion Ca ke myofibril.

    7. Ion Ca dalam myofibril menimbulkan pergerakan filament aktin dan myosin yang menyebabkan

    kontraksi otot.

    8. Kurang dari satu detik kemudian, ion Ca dilepas dan dikembalikan ke reticulum sarkoplasma

    sampai ada potensial aksi selanjutnya.

    B. Filamen Kontraktil

    1. Aktin:

    Tersusun atas:

    Molekul globular G aktin:

    o Memiliki 1 molekul ADP yang digunakan untuk berinteraksi dengan jembatan silang myosin.

    Memiliki sisi aktif tenpat berikatan dengan kepala miosin

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    13/21

    2 rantaifibrous actin (F aktin)

    o Membentukuntai ganda double helix yang setiap perputarannya terdiri atas 13 G aktin.

    o Terdiri atas 200 G aktin

    Tropomyosin

    o Tropomiosin menutup sisi aktif di 7 G aktin pada setiap pilin double helix sehingga sisi aktifnya tidak

    dapat berikatan dengan myosin dan terjadi relaksasi otot.

    Troponin

    o Troponin I: berafinitas tinggi terhadap aktin

    o Troponin T: berafinitas tinggi terhadap tropomiosin.

    o Troponin C: berafinitas tinggi terhadap ion Ca

    Bagian dasar filament aktin disisipkan dengan kuat ke lempeng Z, sedangkan ujung lainnya

    menonjol ke dalam sarkomer yang berdekatan dan berada di ruang antar molekul.

    2. Miosin

    Memiliki 2 rantai berat yang saling berpilin dengan kepala menonjol di setiap ujungnya.

    Memiliki 2 rantai ringan pada setiap kepala

    Bagian penting:

    Bagian kepala dapat berikatan dengan sisi aktif aktin membentukcross bridges.

    Bagian kepala menempel pada bagian berpilin oleh lengan.

    Bagian kepala memiliki aktivitas ATPase untuk menghasilkan energy untuk membengkokkan lengan

    saat kontraksi sehingga filament aktin bergerak.

    Dibentuk oleh 200 atau lebih filament miosin tunggal.

    C. Mekanisme Kontraksi dan relaksasi Otot Secara Molekular

    1. Sebuah potensial aksi diproduksi di neuromuscular junction yang berjalan sepanjang sarkolema

    otot lurik, menyebabkan depolarisasi menyebar di sepanjang membrane tubulus T.

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    14/21

    2. Depolarisasi pada tubulus T menyebabkan terbukanya voltage-gated Ca channels dan

    meningkatkan permeabilitas RS terhadap Ca, sehingga Ca keluar ke sarkoplasma.

    3. Ca dalam sarkoplasma kemudian berikatan dengan protein troponin menyebabkan tropomiosin

    bergeser sehingga sisi aktif G aktin terbuka.

    4. Kepala myosin kemudian berikatan dengan sisi aktif aktin membentuk cross-bridges dan kepala

    myosin melepas 1 molekul fosfat.

    5. Energi di kepala myosin digunakan untuk menggerakkan kepala myosin menyebabkan aktin

    bergerak, dan ADP dilepaskan dari kepala myosin.

    6. Kedua Z disk pada sarkomer saling mendekat, sehingga mempersempit H zone.

    7. Sebuah molekul ATP berikatan dengan kepala myosin menyebabkan myosin melepaskan ikatan

    dengan sisi aktif aktin.

    8. ATP dipecah menjadi ADP dan fosfat, namun masih berikatan dengan kepala myosin.

    9. Bila Ca masih melekat pada troponin, maka cross-bridges akan terbentuk kembali, namun bila Ca

    sudah tidak melekat, terjadi fase relaksasi.

    EKSITASI KONTRAKSI OTOT RANGKA

    HUBUNGAN NEUROMUSCULAR

    Serat otot rangka disarafi oleh serat saraf besar dari motoneuron dari medula spinalis => serat-

    serat saraf bercabang beberapa kali => merangsang beberapa ratus serat otot rangka => ujung-ujungnya

    membuat sambungan neuromuscular => ketika serat otot mendekati pertengahan serat => potensial

    aksi serat menjalar dalanm 2 arah menuju ujung-ujung serat otot.

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    15/21

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    16/21

    POTENSIAL AKSI

    Untuk menimbulkan kontraksi => arus listrik harus menembus ke semua miofibril yang terpisah

    => dicapai melalui penyebarab di sepanjang tubulus transversus (tubulus T) => yang berjalan dari satu

    sisi ke sisi yang lain => retikulum sarkoplasmik segera melepas ion-ion Ca ke semua miofibril => kontraksi

    (mekanisme eksitasi-kontraksi)

    RETIKULUM SARKOPLASMA

    Tubulus vesikuler => mempunyai ion-ion Ca dalam konsentrasi tinggi dilepas jika potensial aksi

    terjadi di tubulus T yang berdekatab => ion Ca yang dilepaskan berdifusi ke myofibril yang berdekatan,

    tempat ion Ca berikatan kuat dengan Troponin C sehingga akan kontraksi.

    Kontraksi otot berlangsung => selama konsentrasi ion-ion Ca myofibril tetap tinggi => jika

    potensial aksi berhenti => pompa Ca yang ada di dinding retikulum sarkoplasma (yang terus - menerus

    aktif) => akan memompa ion-ion Ca keluar dari myofibril kembali ke tubulus sarkoplasma.

    Retikulum sarkoplasma => memiliki protein bernama calsequestrin yang berguna mengikat Ca

    40x lebih banyak dari ikatan ionik sehingga mengikat ion Ca lebih banyak.

    Pemindahan Ca ke dalam retikulum => pengosongan total ion-ion Ca dalam cairan myofibril =>konsentrasi ion Ca dalam derajat rendah (kecuali sesaat setelah potensial aksi).

    Perangsangan penuh sistem tubulus T-retikulum sarkoplasma => akan banyak ion Ca yang dilepas

    => untuk meningkatkan konsenrrasinya dalam myofibril sampai sekian molar konsentrasi => lalu ion

    akan dikosongkan lagi. Pulsasi Ca dalam serat otot rangka berbeda-beda, tergantung komposisi dan sifat

    serat ototnya, tapi pada umumnya terjadi 1/20 detik.

    METABOLISME OTOT

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    17/21

    A. OTOT MELAKSANAKAN TRANSDUKSI ENERGI KIMIA MENJADI ENERGI MEKANIS

    Otot merupakan transduser (mesin) biokimiawi utama yang mengubah energi potensial (kimia) menjadi

    energi kinetic (mekanis). Otot, yaitu jaringan tunggal yang terbesar di dalam tubuh manusia

    ,membentuk kurang dari 25% massa tubuh pada waktu lahir , lebih dari 40% pada usia dewasa muda

    dan kurang dari 30% pada orang dewasa yang lebih tua.

    Sebuah transduser kimia-mekanisyang efektif harus memenuhi bebrapa persyaratan

    1. Harus ada pasokan energi kimia yang konstan. Dalam otot vetebrata, ATP dan kreatin fosfat

    memasok energi kimia

    2. Harus ada sarana untuk mengatur aktivitas mekanis-yaitu kecepatan, lama dan kekuatan

    konstraksinya pada otot.

    3. Mesisn tersebut harus dihubungkan dengan operator , suatu persyaratan yang dalam system

    biologic dipenuhi oleh system saraf

    4. Harus ada cara untuk mengembalikan mesisn tersebut kepada keadaan semula.

    B. SARKOPLASMA SEL OTOT MENGANDUNG ATP, FOSFOKREATIN DAN ENZIM GLIKOLISIS

    Otot lurik (skeletal muscle) tersusun dari sel serabut otot multinukleus yang dikelilingi oleh membran

    plasma yang bisa dirangsang oleh arus listrik, yaitu sarkolema.sebuah sel serabut otot , yang dapat

    memanjang mengikuti seluruh panjang otot, mengandung berkas sejumlah myofibril yang tersusun

    pararel dan terbenam di dalam cairan intrasel yang dinamakan sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat

    glikogen, senyawa ATP berenergi tinggi serta serta fosfokreatin dan sejumlah enzim yang diperlukan

    untuk glikolisis.

    C. PEMEBENTUKAN ENERGI

    ATP yang diperlukan sebagai sumber energi konstan untuk siklus kontraksi-relaksasi otot yang dapat

    dihasilkan

    a) Melalui glikolisis dengan menggunakan glukosa darah atau glikogen otot

    b) Melalui fosforilasi oksidatif

    c) Dari kreatin fosfat

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    18/21

    d) Dari 2 molekul ADP dalam sebuah reaksi yang dikatalisis oleh enzim adenilil kinase

    Jumlah ATP dalam otot skeletal hanya cukup untuk menghasilkan energi untuk kontarksi selama 1-2

    detik sehingga ATP harus selalu diperbaharui dari satu atau lebih sumber diatas menurut keadaan

    metaboliknya. Karena itu terdapat dua tipe serabut yang berbeda dalam otot skeletal, yaitu tipe yang

    satu aktif dalam kondisi aerob dan tipe lainnya dalam keaadaan anaerob, dan penggunaan setiapsumber energi dalam taraf yang berlainan

    Sarkoplasma otot skeletal mengandung simpanan glikogen yang besar dan terletak dalam granul di

    dekat pita I. pelepasan glukosa dari glikogen bergantung pada enzim glikogen fosforilase otot yang

    spesifik, yang diaktifkan oleh ion kalsium, epinefrin dan AMP. Untuk menghasilkan glukosa 6-fosfat bagi

    keperluan glikolisis dalam otot skeletal, enzim glikogen fosforilase b harus diaktifkan dahulu menjadi

    fosforilase a lewat reaksi fosforilasi oleh enzim fosforilase b kinase. Ion kalsium akan meningkatkan

    aktivasi enzim fosforilase b kinase yang juga melalui reaksi fosforilasi. Jadi, ion kalsium akan

    meningkatkan konstraksi otot maupun mengaktifkan sebuah lintasan untuk menghasilkan energi yang

    dibutuhkan. Hormon epinefrin juga mengaktifkan glikogenolisis di dalam otot. AMP yang diproduksi

    melalui pemecahan ADP selama terjadi latihan otot dapat pula mengaktifkan enzim fosforilase b tanpa

    menimbulkan reaksi fosforilasi.

    Dalam keadaan aerob ,otot mengasilkan ATP terutama lewat fosforilasi oksidatif. Sintesis ATP lewat

    fosforilasi oksidatif memerlukan pasokan oksigen. Otot yang sangat membutuhkan oksigen sebagai

    akibat dari kontarksi yang terus-menerus akan menyimpan oksigen dalam bentuk moietas heme dari

    myoglobin. Karena moietas heme , otot yang mengandung myoglobin akan berwarna merah sementara

    otot yang kurang atau tidak mengandung myoglobin berwarna putih. Glukosa yang berasal dari glukosa

    darahatau dari glikogen endogen, dan asam lemak yang berasal dari triasilgliserol pada jaringan adiposa,

    merupakan substrat utama yang digunakan bagi metabolisme aerob dalam otot.

    Kreatin fosfat merupakan simpanan energi yang utama di otot. Kreatin fosfat mencegah deplesi ATP

    yang cepat dengan menyediakan fosfat energi tinggi yang siap digunakan untuk menghasilkan kembali

    ATP dari ADP. Kreatin fosfat terbentuk dari ATP dan kreatin pada saat otot berada dalam keadaan

    relaksasi dan kebutuhan akan ATP tidak begitu besar. Enzim yang mengkatalis fosforilasi kreati adalah

    kretain kinase(CK), yaitu enzim spesifik otot yang dalam klinik digunakan untuk mendeteksi penyakit

    otot yanga kut atau kronis.

    Adenilil kinase melakukan interkonversi adenosin mono-,di- dan trifosfat. Adenilil kinase megkatalisis

    pembentukan satu molekul ATP dan satu molekul AMP dari dua molekul ATP. Reaksi ini dirangkaikan

    dengan hidrolisis ATP oleh miosin ATPase pada saat kontraksi otot. AMP yang dihasilkan di atas dapatmengalami deaminase oleh enzim AMP deaminase dengan membentuk IMP dan ammonia

    AMP + H2OIMP +NH3

    Jadi, otot merupakan sumber ammonia yang akan dikeluarkan lewat siklus urea dalam hepar. Enzim 5-

    nukleotidase dapat juga bekerja pada AMP , sehingga menyebabkan hidrolisis fosfat dan menghasilkan

    adenosin

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    19/21

    AMP + H2OAdenosin + Pi

    Adenosin bekerja sebagai vasodilator yang meningkatkan aliran darah dan pasokan nutrient pada otot.

    Selanjutnya, adenosin merupakan substrat bagi enzim adenosin deminase yang menghasilkan inosin dan

    ammonia

    Adenosin + H2OInosin + NH3

    AMP, Pi, dan NH3 yang terbentuk selama berbagai reaksi di atas berlangsung akan mengaktifkan enzim

    fozfofruktokinase-1 (PFK-1) sehingga meningkatkan laju glikolisis dalam otot yang sedang melakukan

    gerakan cepat seperti pada saat lari cepat.

    Secara umum metabolisme otot dapat digambarkan sebagai berikut

    Otot rangka berfungsi dalam keadaan aerob(istirahat) dan anaerob(missal,lari,sprint), sehingga

    glikolisis aerob maupun anaerob, keduanya bekerja menurut keadaan.

    Otot rangka mengandung myoglobin sebagai tempat simpanan oksigen

    Otot rangka mengandung berbagai tipe serabut yang terutama disesuaikan dengan keadaan

    anaerob (serabut kedut cepat) dan aerob (serabut kedut lambat)

    Aktin, miosin, tropomyosin, kompleks troponin (TpT,TpI,dan TpC), ATP, dan ion kalsium merupakan

    unsure penting sehubungan dengan kontraksi

    Ca2+ ATPase, saluran pelepasan ion kalsium, dan kalsekuestrin adalah protein yang terlibat dalam

    berbagai aspek metabolisme ion kalsium di dalam otot

    Insulin bekerja pada otot rangka untuk meningkatkan ambilan glukosa

    Dalam keadaan kenyang, sebagian besar glukosa digunakan untuk menyintesis glikogen, yang

    bekerja sebagai tempat penyimpanan glukosa untuk digunakan pada latihan fisik; preloadingdengan

    glukosa digunakan oleh beberapa atlet lari jarak jauh untuk membnagun simpanan glikogen

    Epinefrin menstimulasi glikogenolisis dalam otot rangka, sedangkan glucagon tidak, karena tidak

    ada reseptornya

    Otot rangka tidak dapat berperan langsung pada glukosa darah karena tidak memilki glukosa 6-

    fosfatase

    Laktat yang dihasilkan metabolisme anaerob pada otot rangka akan dibawa ke hati, yang

    digunakan untuk menyintesis glukosa yang kemudian dapat kembali ke dalam otot (siklus Cori)

    Otot rangka mengandung fosfokreatin, yang bekerja sebagai cadangan energi untuk keperluan

    jangka pendek(sekunder)

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    20/21

    Asam lemak bebas dalam plasma merupakan sumber energi utama, khususnya pada lari marathon

    dan kelparan yang lama

    Otot rangka dapat menggunakan badan keton selama kelaparan

    Otot rangka adalah tapak utama metabolisme asam amino rantai bercabang, yang digunakan

    sebagai sumber energi

    Proteolisis otot selama kelaparan akan memasok asam-asam amino untuk gluconeogenesis

    Asam amino utama yang dikeluarkan dari otot adalah alanin(ditujukan terutama untuk

    gluconeogenesis di hati dan melakukan sebagian siklus glukosa-alanin) dan glutamin (ditujukan

    terutama untuk usus dan ginjal)

    Regenerasi Tulang

    Sesudah patah tulang terdapat perdarahan dari pembuluh darah yang sobek dan

    pembekuan.Fibroblas yang berkembang dan kapiler darah memasuki bekuan darah dan membentuk

    jaringan granulasi,yaituprokalus.Jaringan granulasi menjadi jaringan fibrosa padat dan kemudian

    berubah menjadi massa tulang rawan.Massa ini merupakan kalus temporer yang mempersatukan

    tulang-tulang yang patah.Osteoblas berkembang dari periosteum dan endosteum dan meletakkan

    tulang spongiosa yang secara progresif menggantikan tulang rawan kalus temporer dengan cara serupa

    osifikasi endokondral .Bagian yang menyatukan patah tulang itu terdiri atas tulang.Kalus tulang ini,yang

    semula spongiosa, mengalami reorganisasi menjadi tulang kompakta dan kelebihan tulang akan akan

    diresorpsi.

    Urutan pembentukan kalus setelah cedera tulang menggambarkan sifat multipotennnya sel

    periosteum dan endosteum.Setelah cedera, macam deferensiasi sel yang akan terjadi tergantung pada

    persendian pembuluh darah.Pada mulanya pendarahan daerah itu (periosteum dan endosteum ) tidak

    baik,artinya kurang pembuluh darahnya,dan sel-sel berkembang ke jurusan fibroblas dan

    kondroblas.Setelah masuknya pembuluh-pembuluh darah,terbentuk osteoblas.

  • 7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal

    21/21

    Penyembuhan patah tulang

    Pada permulaan akan terjadi pendarahan di patahan tulang (karena putusnya pembuluh darah

    pada tulang periosteum).

    - FASE HEMATOMA

    Hematum ini menjadi pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan vaskuler hingga hematom

    berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler di dalamnya. Jaringan ini menyebabkan fragmen

    tulang saling menempel. Jaringan yang menempelkan tulang sama dengan kalus fibrosa yang

    disebutkan sebagaiFASE JARINGAN FIBROSIS.

    - Ke dalam hematom dan jaringan fibrosis ini tumbuh sel jaringan mesenkim yang bersifat

    osteogenik. Sel ini akan berubah menjadi condroblas yang membentuk condroid yang merupakan bahan

    dasar tulang rawan. Sedang di tempat yang jauh dari patahan tulang yang vaskularisasinya lebih banyak,

    sel ini akan berubah menjadi osteoblas dan membentuk osteoid yang merupakan bahan dasar

    tulang. Condroid dan osteoid pada tahapan selanjutnya terjadi penulangan/osifikasi. Hal ini menjadikankalus fibrosa menjjjadi kalus tulang yang dinamakan FASE PENYATUAN KLINIS.

    - Selanjutnya terjadi penggantian sel tulang secara berangsur oleh sel tulang yang mengatur diri

    sesuai dengan garis tarikan dan tekanan yang bekerja pada tulang. Lalu sel tulang ini mengatur diri

    secara lameral seperti tulang normal, sehingga kekuatan kalus sama dengan kekuatan tulang normal

    yang dinamai dengan FASE KONSOLIDASI.

    - Pendarahan jaringan tulang yang mencukupi untuk membentuk tulang baru (syarat mutlak

    penyatuan fraktur). Penyembuhan tulang pendek cepat karena pendarahan dari perios, simpai sendi dan

    nutrisi. Patah tulang di daerah epifisis penyembuhannya baik karena sangant kaya akan darah.