sistem kerja outsourcing dengan segala keuntungan dan kerugiannya

7

Click here to load reader

Upload: ely-goro-leba

Post on 12-Jun-2015

2.280 views

Category:

Government & Nonprofit


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya

Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya

Oleh: Elkana Goro Leba

1. OUTSOURCING

Apa itu Outsourcing?

Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyatakan bahwa

Outsourcing (Alih Daya) dikenal sebagai penyediaan jasa tenaga kerja seperti yang diatur

pada pasal 64, 65 dan 66. Dalam dunia Psikologi Industri, tercatat karyawan outsourcing

adalah karyawan kontrak yang dipasok dari sebuah perusahaan penyedia jasa tenaga

outsourcing.

2. SISTEM KERJA OUTSOURCING

Awalnya, perusahaan outsourcing menyediakan jenis pekerjaan yang tidak berhubungan

langsung dengan bisnis inti perusahaan dan tidak mempedulikan jenjang karier. Seperti

operator telepon, call centre, petugas satpam dan tenaga pembersih atau cleaning service.

Namun saat ini, penggunaan outsourcing semakin meluas ke berbagai lini kegiatan

perusahaan.

Sistem perekrutan tenaga kerja outsourcing sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem

perekrutan karyawan pada umumnya. Perbedaannya, karyawan ini direkrut oleh

perusahaan penyedia tenaga jasa, bukan oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya

secara langsung. Nanti, oleh perusahaan penyedia tenaga jasa, karyawan akan dikirimkan

ke perusahaan lain (klien) yang membutuhkannya.

Dalam sistem kerja ini, perusahaan penyedia jasa outsource melakukan pembayaran

terlebih dahulu kepada karyawan. Selanjutnya mereka menagih ke perusahaan pengguna

jasa mereka. Karyawan outsourcing biasanya bekerja berdasarkan kontrak, dengan

perusahaan penyedia jasa outsourcing, bukan dengan perusahaan pengguna jasa.

3. DEFINISI UMUM KARYAWAN KONTRAK (OUTSOURCING)

Definisi dan ketentuan yang berlaku untuk karyawan kontrak adalah sbb:

1. Karyawan kontrak dipekerjakan oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu saja,

waktunya terbatas maksimal hanya 3 tahun.

2. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak dituangkan dalam

“Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu”

Page 2: Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya

3. Perusahaan tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan

4. Status karyawan kontrak hanya dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu yang

menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,

yaitu

a) Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya ;

b) Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu

lama dan paling lama 3 (tiga) tahun ;

c) Pekerjaan yang bersifat musiman; atau

d) Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk

tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

e) Untuk pekerjaan yang bersifat tetap, tidak dapat diberlakukan status karyawan

kontrak.

5. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka

waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya

hubungan kerja bukan karena terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan yang telah

disepakati bersama, maka pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan

membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar gaji karyawan sampai batas waktu

berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja

6. Jika setelah kontrak kemudian perusahaan menetapkan ybs menjadi karyawan tetap,

maka masa kontrak tidak dihitung sebagai masa kerja.

4. DEFINISI UMUM KARYAWAN TETAP (PERMANENT)

Definisi dan ketentuan yang berlaku untuk karyawan tetap adalah sbb:

1. Tak ada batasan jangka waktu lamanya bekerja

2. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak dituangkan dalam

“Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu”

3. Perusahaan dapat mensyaratkan masa percobaan maksimal 3 bulan.

4. Masa kerja dihitung sejak masa percobaan.

5. Jika terjadi pemutusan hubungan kerja bukan karena pelanggaran berat atau karyawan

mengundurkan diri maka karyawan tetap mendapatkan uang pesangon, uang

penghargaan masa kerja (bagi karyawan yang bekerja minimal 3 tahun) dan uang

penggantian hak sesuai UU yang berlaku.

Page 3: Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya

5. JENIS, TUGAS DAN STATUS PEGAWAI OUTSOURCING

Apa itu pegawai outsourcing? Secara umum, pegawai outsourcing terdiri dari dua jenis yakni akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Pegawai outsourcing borongan

Karyawan atau pegawai outsourcing borongan merupakan pegawai yang bekerja pada sebuah perusahaan, misalnya saja perusahaan A, namun sebenarnya ia bukan lah pegawai dari perusahaan A tersebut melainkan ia adalah pegawai dari perusahaan lain misalnya B, yang menjadi supplier pegawai oleh sebuah perusahaan yang menjadi pengguna jasanya yakni perusahaan A, untuk mengerjakan sebuah pekerjaan khusus tertentu dan dalam waktu tertentu.

Status pegawai tersebut di bawah naungan perusahaan B merupakan pegawai kontrak yang telah dikontrak dalam jangka waktu tertentu. Perusahaan B tersebut bisa dikatakan sebagai broker karyawan.

2) Pegawai outsourcing perorangan

Pegawai outsourcing perorangan merupakan pegawai yang bekerja pada sebuah perusahaan misalnya perusahaan A, dimana sebenarnya yang bersangkutan bukanlah pegawai tetap dari perusahaan tersebut (perusahaan A), akan tetapi pegawai tersebut dikontrak oleh perusahaan itu (perusahaan A), untuk diminta mengerjakan suatu pekerjaan khusus dalam tenggang waktu tertentu, misalnya untuk kepentingan suatu project.

Perbedaan mendasar antara yang bersifat borongan atau perorangan yakni terletak pada broker atau perusahaan B tadi. Untuk pegawai outsourching perorangan, pegawai langsung berhubungan dengan perusahaan A tanpa harus melalui perusahaan B seperti pada Pegawai outsourcing borongan di atas.

6. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN JADI KARYAWAN OUTSOURCHING

Menjadi keryawan atau pengusaha memang merupakan pilihan profesi yang paling

banyak dipilih oleh banyak orang. Meskipun demikian, kedua profesi tersebut tetap

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang sudah sepantasnya menjadi

pertimbangan anda sebelum memutuskan untuk memilih suatu profesi.

Menjadi pengusaha memang mempunyai kelebihan yang salah satunya adalah kesuksesan

financial yang tidak terbatas, meskipun demikian profesi ini tetap memiliki kekurangan

yang harus disikapi dengan bijak.

Begitu juga dengan karyawan khususnya karyawan outsourcing, profesi yang

menawarkan gaji tetap setiap bulannya ini juga tetap memiliki kekurangan. Berikut ini

lima kekurangan menjadi karyawan outsourcing:

Page 4: Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya

a. Kerugian

1) Tidak ada jenjang karir

Berprofesi menjadi karyawan memang harus siap mengikuti peraturan perusahaan.

Sebagai karyawan outsourcing mereka harus menerima sistem kontrak dari

perusahaan, yang mana kondisi ini akan mempersulit setiap karyawan untuk

mendapatkan posisi yang lebih tinggi dan bahkan tidak mungkin. Kondisi inilah yang

akhirnya menempatkan posisi karyawan outsourcing hanya sebagai buruh perusahaan

yang tidak memiliki jenjang karir.

2) Masa kerja yang tidak jelas

Berprofesi sebagai karyawan outsourcing akan memberikan peluang yang lebih besar

bagi karyawan untuk menjadi korban PHK. Karyawan kontrak ini memang sangat

rentan terhadap PHK apalagi jika kondisi perusahaan tidak stabil. Bahkan perusaaan

bisa melakukan pemecatan dan memutus masa kerja karyawan outsourcing jika

perusahaan dalam keadaan kolaps atau bangkrut.

3) Kesejahteraan tidak terjamin

Lain halnya jika anda menjadi karyawan tetap, karyawan dengan status kontrak

biasanya tidak begitu diperhatikan kesejahteraannya oleh perusahaan. Salah satu

contohnya adalah perusahaan biasanya tidak akan memberikan tunjangan kepada

karyawan outsourcing. Dengan jumlah gaji yang tidak terlalu besar serta tidak adanya

tunjangan, pastinya akan mengurangi kesejahteraan setiap karyawan outsourcing.

4) Pendapatan yang terbatas

Menjadi karyawan outsourcing memang seringkali merupakan tuntutan. Sulitnya

mencari pekerjaan di jaman sekarang ini memaksa para pencari kerja untuk

memutuskan menjadi karyawan outsourcing. Dengan penghasilan yang tidak terlalu

besar dan sangat terbatas setiap bulannya, seringkali membuat kehidupan para

karyawan kontrak tidak bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Apalagi jika

kondisi perusahaan tidak baik, maka ancaman PHK akan semakin nyata dan

penghasilan bisa nihil.

5) Potongan gaji yang tidak jelas

Tidak adanya transparansi pemotongan gaji karyawan outsourcing semakin

mengurangi tingkat kesejahteraan karyawan kontrak. Pemotongan gaji yang rata-rata

bisa mencapai hingga 30% gaji karyawan ini pastinya juga akan semakin mempersulit

kondisi para pekerja degan status kontrak ini.

Page 5: Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya

Berdasarkan lima kekurangan menjadi karyawan outsourcing di atas, bisa kita simpulkan

bahwa menjadi karyawan outsourcing memang bukan satu pilihan yang cukup bagus.

Meskipun demikian, umumnya mereka hanya akan menerima karena tidak ada pilihan

lain. Juga karena tuntutan ekonomi yang besar dan minimnya lowongan pekerjaan

memaksa banyak masyarakat yang akhirnya memutuskan untuk menjadi karyawan

meskipun dengan status kontrak. Lagi-lagi faktor ekonomi menjadi salah satu alasan bagi

sebagian masyarakat untuk menerima satu profesi meskipun profesi tersebut bukanlah

profesi yang diinginkan.

b. Keuntungan

1) Memudahkan calon karyawan fresh graduate untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan

sistem outsourcing mereka tidak perlu bersusah payah memasukkan lamaran

pekerjaan ke banyak perusahaan karena justru perusahaan outsourcing yang akan

menyalurkan mereka.

2) Mendapat pelatihan memadai dari perusahaan penyedia jasa karyawan outsourcing.

Sebelum ditempatkan di perusahaan para pencari kerja tentunya harus mendapat

pelatihan sehingga pengalaman tentang dunia kerja menjadi bertambah.

3) Memudahkan pencari kerja yang memiliki keahlian khusus memilih perusahaan yang

akan mempekerjakan mereka nanti sekaligus menentukan gaji yang akan mereka

dapatkan karena para pencari kerja dengan keahlian khusus seperti ini tentunya jarang

sehingga menjadi rebutan perusahaan-perusahaan besar.

4) Mendapat banyak pengalaman dan relasi sering pindah kerja, shingga akan lebih menambah relasi dan banyak pengalaman di

banyak perusahaan. Sehingga suatu saat keluar dari perusahaan outsoucing tersebut,

masih bisa menjalin relasi, bahkan jika beruntung, bisa mendapatkan pekerjaan

sebagai pegawai kontrak atau bahkan tetap di perusahaan tersebut.

5) Lebih mampu mengekspresikan bakat pada spesialis kerja tertentu

Menjadi pegawai outsourcing memberi peluang bagi Anda yang ingin lebih serius

mendalami skill tertentu. Terutama untuk para pegawai outsourcing perorangan yang

dikontrak oleh sebuah perusahaan untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu.

Dengan semakin mendalami sebuah spesialis tertentu, maka bakat akan semakin

terasah, terlebih lagi status kerja dalam masa kontrak akan menjadi sebuah tantangan

tersendiri untuk mampu bekerja secara lebih maksimal.

Page 6: Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya

6) Menjadi pegawai outsourcing memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan

diri

Berbeda dengan menjadi sebuah karyawan tetap sebuah perusahaan yang mengalami

masa-masa kenaikan karir dan jabatan, menjadi pegawai outsourcing akan lebih

memberikan ruang kebebasan bagi pelakunya untuk mampu mengembangkan diri

secara lebih fleksibel tanpa harus terikat pada status kerja tetap pada sebuah

perusahaan. Seorang pegawai outsourcing bisa bekerja di mana saja sesuai

keinginannya, baik di dalam maupun luar negeri, bergantung pada potensi dari

pegawai outsourcing tersebut.

7) Menjadi pegawai outsourcing memberi ruang untuk Anda bisa melakukan kegiatan

usaha yang lain

Menjadi pegawai outsourcing bisa Anda pilih sebagai upaya untuk mengumpulkan

modal dalam merancang sebuah bisnis usaha mandiri. Artinya pekerjaan ini menjadi

batu loncatan untuk Anda bisa merancang sebuah sistem perekonomian pribadi secara

lebih mandiri. Kerja kontrak juga memberi ruang kebebasan bagi Anda melakukan

banyak hal nantinya setelah masa kontrak berakhir.

Sebab itu, menjadi pegawai outsourcing tak selamanya negatif asalkan memiliki

rancangan dan strategi hidup yang baik. Meskipun saat ini muncul banyak perlakuan tak

adil dari banyak pihak terhadap keberadaan status pegawai outsourcing, namun dengan

memperhatikan sisi positif dari pegawai outsourcing di atas maka bisa menentukan sikap

yang lebih bijak.

7. MENGAPA SISTEM OUTSOURCING MASIH ADA HINGGA SAAT INI

ALASAN PERUSAHAAN MELAKUKAN OUTSOURCING

Beberapa keuntungan utama yang menjadi dasar keputusan untuk melakukan outsourcing

antara lain 1) Fokus pada kompetensi inti, perusahaan dapat fokus pada masalah dan

strategi utama dan umum. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaharui strategi dan

merestrukturisasi sumber daya (SDM dan Keuangan) yang ada. Perusahaan akan

mendapat keuntungan dengan memfokuskan sumber daya ini untuk emmenuhi kebutuhan

pelanggan, dengan cara mengalihkan pekerjaan penunjang di luar core business

perusahaan kepada vendor outsourcing dan memfokuskan sumber daya yang ada

sepenuhnya pada pekerjaan strategis yang berkaitan langsung dengan kepuasan pelanggan

atau peningkatan pendapatan perusahaan, 2) Penghematan dan pengendalian biaya

operasional. Dengan mengalihkan penyediaan dan pengelolaan SDM yang bekerja di luar

Page 7: Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya

bisnis inti (core business) kepada agen outsourcing, perusahaan dapat mengendalikan

biaya SDM dengan mengubah biaya tetap seperti gaji, tunjangan makan, asuransi

kesehatan dll menjadi biaya variabel, 3) Memanfaatkan kompetensi agen outsourcing.

Oleh karena core business-nya di bidang jasa penyediaan dan pengelolaan SDM, agen

outsourcing memiliki sumber dan kemampuan yang lebih baik di bidang ini,

4)Mengurangi resiko, perusahaan mampu mempekerjakan lebih sedikit karyawan dan

dipilih yang intinya. Jika situasi bisnis sedang memburuk dan harus mengurangi jumlah

karyawan, perusahaan tinggal mengurangi jumlah karyawan outsourcingnya saja,

sehingga beban bulanan dan biaya pemutusan hubungan karyawan dapat dikurangi.

Resiko perselisihan dengan karyawan bila terjadi PHK pun dapat dihindari, karena secara

hukum hal ini menjadi tanggung jawab agen outsourcing.