sifat.docx

14
SIFAT-SIFAT KAYU DAN PENGGUNAANNYA Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan. Berikut ini diuraikan sifat- sifat kayu (fisik dan mekanik) serta macam penggunaannya. Pengenalan Sifat-Sifat Kayu Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal. Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda- beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu : 1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat). 2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial). 3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya. 4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering. Sifat Fisik Kayu 1. Berat dan Berat Jenis Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar

Upload: suci

Post on 10-Apr-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SIFAT-SIFAT KAYU DAN PENGGUNAANNYA

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu.  Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya.  Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.  Berikut ini diuraikan sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik) serta macam penggunaannya.

Pengenalan Sifat-Sifat Kayu

Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi.  Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.  Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.  Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda.  Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :

1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).

2.  Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).

3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.

4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.

Sifat Fisik Kayu

1. Berat dan Berat JenisBerat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya.  Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.  Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).  Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.

2. KeawetanKeawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu.  Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

3. WarnaKayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.

4. TeksturTekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.  Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).

5. Arah SeratArah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.  Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).

6. Kesan RabaKesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll).  Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

7. Bau dan RasaBau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.  Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

8. Nilai DekoratifGambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.  Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.

9. HigroskopisKayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.  Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.  Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).

10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat

dengan elastisitas kayu.b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang

suara.  Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).

11. Daya Hantar PanasSifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.

12. Daya Hantar Listrik13. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.  Daya

hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.  Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung

air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh  dikatakan sama dengan daya hantar air.

Sifat Mekanik Kayu1. Keteguhan Tarik

Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :

a. Keteguhan tarik sejajar arah serat danb. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat.  Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.

2. Keteguhan tekan / KompresiKeteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :

a. Keteguhan tekan sejajar arah serat danb. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.

Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.

3. Keteguhan GeserKeteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya.  Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :

a. Keteguhan geser sejajar arah seratb. Keteguhan geser tegak lurus arah serat danc. Keteguhan geser miring

Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.

4. Keteguhan lengkung (lentur)Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :

a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.

b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.

5. KekakuanKekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.

6. KeuletanKeuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-

ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.

7. KekerasanKekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.

8. Keteguhan BelahKeteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.  Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :

a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.

b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.Macam Penggunaan Kayu

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan.  Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :

1. Bangunan (Konstruksi)Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.

2.  Veneer biasaPersyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.

3. Veneer mewahPersyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.

4. Perkakas (mebel)Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.

5. Lantai (parket)Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.

6. Bantalan Kereta ApiPersyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.

7. Alat Olah RagaPersyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.

8. Alat MusikPersyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.

9. Alat GambarPersyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.

10. Tong Kayu (Gentong)Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.

11. Tiang Listrik dan TeleponPersyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.

12. Patung dan Ukiran KayuPersyaratan tekn

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).

Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.

Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.

Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.

Beberapa jenis kayu dipilih karena bersifat kedap air, isolator, dan mudah dibentuk.

Daftar isi  [sembunyikan] 

1Sejarah 2Bagian

o 2.1Cincin pertumbuhano 2.2Mata kayuo 2.3Kayu teraso 2.4Kayu gubal

3Kayu keras dan kayu lunak 4Sifat fisik

o 4.1Kadar air 5Unsur kimiawi

o 5.1Senyawa ekstraktif 6Kayu monokotil 7Manfaat

o 7.1Bahan bakaro 7.2Senio 7.3Olahragao 7.4Kedokteran

8Lihat pula 9Referensi 10Pustaka 11Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400 juta tahun yang lalu.[1] Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata serta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca pada masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan.[2]

Bagian[sunting | sunting sumber]

Mata kayu

Penampang melintang kayu. Titik bagian dalam adalah empulur, bagian kayu berwarna gelap adalah kayu

teras, dan bagian berwarna terang adalah bagian kayu hidup (kayu gubal, memiliki pembuluh kayu fungsional).

Batang pohon yang dipotong melintang akan memperlihatkan bagian-bagian kayu, yang kerap kali berbeda warna. Bagian terdalam adalah empulur yang lunak, lalu ke bagian luar adalah kayu teras, kayu gubal, dan terakhir adalah pepagan (kulit kayu). Bagian percabangan akan memperlihatkan pola khusus, yang biasa disebut sebagai "mata kayu".

Cincin pertumbuhan[sunting | sunting sumber]Lihat pula: Dendrokronologi

Cincin pertumbuhan atau juga disebut lingkaran tumbuh adalah gambar pola-pola konsentrik pada penampang melintang kayu. Terbentuknya cincin pertumbuhan kayu ini adalah karena terjadinya perbedaan musim yang dialami oleh pohon tersebut. Pada satu tahun pohon akan mengalami periode dengan pertumbuhan cepat dan periode dengan pertumbuhan yang lambat, dan itu mempengaruhi pertumbuhan diameter batang pohon. Diameter yang bertumbuh cepat, lalu melambat, akan membentuk cincin satu tahun, dan seterusnya.

Bagian paling tengah dari cincin pertumbuhan kayu merupakan tahap hidup awal dari sebuah pohon yang masih mengalami pertumbuhan relatif lebih cepat, sehingga massa jenisnya lebih rendah dibandingkan dengan bagian kayu dari cincin pertumbuhan yang dekat dengan kulit terluarnya. [3]

Mata kayu[sunting | sunting sumber]

Mata kayu atau knot adalah bagian dari kayu yang merupakan dasar dari percabangan atau kuncup yang dorman. Mata kayu memiliki pengaruh terhadap kayu, dan seringkali berpengaruh negatif. Mata kayu mengurangi kekuatan kayu sehingga akan bernilai rendah ketika digunakan sebagai struktur bangunan atau keperluan lain di mana kekuatan menjadi pertimbangan.[4] Namun untuk tujuan seni, keberadaan mata kayu dapat meningkatkan nilai.

Kayu teras[sunting | sunting sumber]

Kayu teras (disebut juga heartwood, duramen[5]) adalah kayu yang terbentuk lebih awal pada suatu pohon dan telah mati dan terletak di bagian dalam dari sebuah kayu. Kayu teras tidak memiliki pembuluh yang berfungsi lagi. Kayu teras sebelumnya adalah kayu gubal (bagian dari kayu yang

masih hidup) yang mengalami penumpukan mineral. Keberadaan mineral ini menjadikan kayu teras cenderung lebih keras dibandingkan kayu gubal. Seiring dengan pertumbuhan kayu, diameter batang melebar, saluran pembuluh baru terbentuk dekat dengan tepi luar, dan saluran pembuluh yang lebih dalam perlahan mati. Meski dikatakan telah mati, kayu teras masih menanggapi respon terhadap organisme yang menyerang kayu, meski hanya sekali.[6] Biasanya kayu teras dapat dibedakan dengan kayu gubal secara visual. Namun tidak semua tumbuhan berkayu menghasilkan kayu teras.

Kayu teras bukanlah komponen terpenting dari sebuah pohon, karena pohon yang sudah berusia terlalu tua, bagian kayu terasnya dapat saja sudah membusuk namun pohon tersebut masih tetap hidup.

Kayu gubal[sunting | sunting sumber]

Kayu gubal (disebut juga sapwood, alburnum[5]) adalah bagian dari kayu yang dekat dengan tepi luar dan masih hidup.[7] Semua kayu pada awalnya adalah kayu gubal hingga ia mati dan membentuk kayu teras. Kayu gubal mengandung pembuluh yang menghantarkan air dari akar ke daun dan juga untuk menyimpan air. Semakin banyak jumlah daun, semakin besar volume kayu gubal. Kayu gubal lebih tebal di batang bagian atas, namun secara volume sama dengan batang bagian bawah.

Kayu keras dan kayu lunak[sunting | sunting sumber]

Ada kaitan yang erat antara sifat-sifat kayu dengan sifat jenis pohon yang menghasilkannya. Kerapatan (densitas) kayu bervariasi menurut spesiesnya dan menentukan kekuatan kayu tersebut. Kayu mahoni dan jati, misalnya, memiliki kerapatan sedang hingga tinggi, sehingga baik untuk diolah sebagai furniture dan kayu konstruksi. Akan tetapi kayu dadap dan kapuk kerapatannya rendah, sehingga hanya layak untuk membuat begisting atau penggunaan lain yang tidak memerlukan banyak kekuatan.

Namun, pengertian 'kayu keras' dan 'kayu lunak' dalam bahasa Inggris (yakni hardwood dan softwood, berturut-turut) lebih terkait dengan kelompok tumbuhan yang menghasilkannya. Hardwood dihasilkan oleh jenis-jenis pohon berdaun lebar (kelompok dikotil), sedangkan softwood dihasilkan oleh pohon-pohon berdaun jarum (konifer). Dalam kenyataannya, jenis-jenis 'kayu keras' tertentu, yang memiliki kerapatan rendah, bisa jadi lebih lunak daripada beberapa jenis 'kayu lunak' berkerapatan tinggi.

Sifat fisik[sunting | sunting sumber]

Setiap jenis kayu memiliki sifat fisik yang bervariasi, yang menentukan kualitas dan fungsi dari kayu tersebut. Kayu lunak (softwood) misalnya lebih dipilih untuk menjadi kertaskarena mudah dihancurkan dan dijadikan pulp. Sedangkan kayu keras (hardwood) digunakan sebagai tiang bangunan. Selain itu, keberadaan fitur tertentu seperti knot (mata kayu) dan warna juga

mempengaruhi. Kayu merupakan hasil dari tumbuhan hidup dengan serat yang tidak homogen, sehingga sifat fisiknya tidak akan sama secara radial (dari bagian empulur ke luar) dan longitudinal (memanjang kayu, dari bawah ke atas).

Kadar air[sunting | sunting sumber]Lihat pula: Kadar air

Air terdapat di dalam kayu dalam bentuk:

air di dalam dinding sel

air di dalam protoplasma

air di antara ruang kosong dan celah antar sel

Secara teori tidak pernah ada kayu yang seratus persen tanpa kadar air meski dikeringkan di dalam tanur (oven) sekalipun. Sehingga pengukuran kadar kayu yang, biasanya untuk keperluan kimiawi, kayu yang dikeringkan dengan tanur dapat dikatakan "kering absolut".

Efek keberadaan air di dalam kayu adalah menjadikan kayu lebih lunak dan mudah dibentuk. Sehingga kadar air ini mempengaruhi sifat fisik lainnya seperti kekuatan tarik dankekuatan tekan.

Unsur kimiawi[sunting | sunting sumber]

Selain air, kayu memiliki tiga komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin. Gabungan dari ketiganya disebut dengan lignoselulosa.

Selulosa merupakan senyawa polimer kristalin turunan dari glukosa, yang mengisi sekitar 41-43% dari kayu. Hemiselulosa merupakan pentosa yang terhubung secara tidak beraturan, dan mengisi 20% pada tumbuhan berdaun lebar, dan 30% di konifer. Lignin tersusun dari cincin aromatik hidrokarbon yang memiliki sifat hidrofobik dan mengisi sekitar 23% pada tumbuhan berdaun lebar dan 27% pada konifer. Dalam ilmu kimia, perbedaan antara kayu keras dan kayu lunak ada pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.[8]

Senyawa ekstraktif[sunting | sunting sumber]Lihat pula: Ekstraksi resin

Selain lignoselulosa, kayu terdiri dari berbagai jenis senyawa organik yang disebut dengan senyawa ekstraktif yang jumlah dan jenisnya bervariasi tergantung dari spesies pohonnya. Kayu memiliki senyawa ekstraktif berupa asam lemak, resin, lilin, dan terpena. Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi batang kayu dari hama. Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan non-kayu.[9][10]

Kayu monokotil[sunting | sunting sumber]

Kelapa merupakan tumbuhan monokotil yang menghasilkan "kayu"

Secara kasar, terdapat berbagai jenis batang yang dalam definisi non-botani (terutama dalam perdagangan) juga disebut dengan kayu. Bambusecara botani merupakan monokotil dari suku rumput-rumputan yang memiliki batang dengan kekuatan yang dapat disetarakan dengan kayu. Saat ini bambu banyak digunakan sebagai bahan bangunan, lantai, papan, dan sebagainya di mana sebelumnya didominasi oleh kayu. Batang tumbuhan monokotil lainnya yang juga disebut kayu adalah batang pohon palem. Batang dari pohon genus Pandanus, Dracaena, dan Cordylinejuga dapat digunakan sebagai pengganti kayu dalam skala kecil.

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Bahan bakar[sunting | sunting sumber]Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kayu bakar

Kayu telah lama digunakan sebagai bahan bakar hingga saat ini, terutama di pedesaan. Kayu keras lebih dipilih sebagai bahan bakar karena mampu terbakar lebih lama denganasap yang lebih sedikit. Tungku pembakaran dengan cerobong asap (fireplace) banyak dibangun di rumah di kawasan beriklim sedang yang bertujuan untuk memberikan kehangatan di dalam rumah.[11]

Selain dibakar secara langsung, kayu dapat dijadikan biofuel dengan mengolah biomassa lignoselulosa dengan gasifikasi, pirolisis, dan biokimia menghasilkan berbagai jenis bahan bakar seperti syngas, biometanol, bioetanol, dimetil eter, dan butanol tergantung jenis proses yang digunakan.

Seni[sunting | sunting sumber]

Seniman dapat menggunakan kayu sebagai bahan pembuatan pahatan

Kayu telah lama digunakan sebagai media seni untuk membuat pahatan kayu. Patung totem hasil karya masyarakat pribumi Amerika Utara dibuat dari kayu konifer, biasanya Cedar Merah (Thuja plicata).

Berbagai jenis alat musik, seperti biola dan gitar terbuat dari kayu. Jenis kayu yang dipilih disesuaikan dengan nada yang diinginkan.

Olahraga[sunting | sunting sumber]

Berbagai peralatan olahraga seperti pemukul baseball dan lantai arena basket terbuat dari kayu. Papan ski, tongkat hockey, busur panahjuga biasanya terbuat dari kayu namun kini telah banyak digantikan oleh bahan polimer dan logam.

Kedokteran[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2010, para ilmuwan italia mengatakan bahwa kayu dapat digunakan sebagai bahan pengganti tulang. Diperkirakan pada tahun 2015 metode ini dapat diaplikasikan ke manusia.[12]