shenming - institutional repository uin syarif...
TRANSCRIPT
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
i
TOTO TOHARI
SHENMING (神明) DALAM AGAMA KHONGHUCU
DI INDONESIA
MATAKIN Penerbitan
Dicetak oleh CV Pustaka Sedayu, Tangerang Selatan
Isi diluar tanggung jawab Percetakan
Penerbit:
Gerbang Kebajikan Ru
Jakarta-Indonesia
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
ii
Judul :
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia
Penulis :
Toto Tohari
Cover dan Layout :
Toto Tohari
MATAKIN Penerbitan
Gerbang Kebajikan RU
Jakarta-Indonesia
Cetakan Pertama, Juni 2018
Diterbitkan oleh :
CV Pustaka Sedayu
Jl. Aria Putra Gg. H. Betong Rt.007/018 Kel. Kedauang
Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
ISBN :
978-602-52281-6-2
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta :
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang
memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini ke dalam bentuk apapun, secara
elektronis maupun mekanis, termasuk fotokopi,
merekam, atau dengan teknik perekam lainnya,
tanpa izin tertulis dari Penerbit. Undang-undang No
19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Bab XII
Ketentuan Pidana, Pasal 72, Ayat (1), (2), dan (6)
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
iii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penuis panjatkan kehadirat Allah
swt. Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam
semesta, dengan kasih sayang dan rahmat-Nya kita telah
dianugerahi kehidupan yang harmonis dalam perbedaan.
Shalawat dan salam, penulis haturkan kepada junjungan
kita, Nabi Besar Muhammad saw, yang telah menunjukan umat
manusia kepada jalan yang lurus dan benar. Berkat rahmat dan
inayahNya, serta didorong oleh keinginan yang tidak pernah
putus asa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis
dengan judul “Shenming Dalam Agama Khonghucu Di
Indonesia” dengan baik. Semoga ini menjadi spirit bagi penulis
dalam melanjutkan pendidikan kejenjang Doktor (S3).
Sangat banyak orang-orang yang telah berjasa dalam
mensuppot penulis ketika menempuh studi Magister (S2) ini,
semoga kebaikan Bapak dan Ibu semua dibalas oleh Allah SWT.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas bantuan baik berupa moril dan materil, baik berupa
nasihat, bimbingan dan pengarahan-pengarahan yang diberikan
kepada penulis, yaitu kepada:
1. Prof. Dr. Zainun Kamal, MA (Dekan Fakutas Ushuuddin
Periode 2010-2014), melalui beliau penulis diberikan ijin
untuk melanjutkan studi magister di Fakultas Ushuluddin
UIN Jakarta. Kepada Beliau juga penulis ucapkan terima
kasih banyak atas rekomendasinya sehingga penulis
mendapatkan beasiswa dari Majelis Tinggi Agama
Khonghucu Indonesia (MATAKIN);
2. Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag (Dekan Fakultas Ushuluddin
periode 2014-2019), yang tiada henti-hentinya selalu
memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini.
Kepada Beliau juga penulis ucapkan terima kasih banyak
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
iv
atas bantuan rekomendasinya sehingga penulis mendapatkan
beasiswa dari Kementerian Agama RI (beasiswa untuk
tenaga kependidikan), beasiswa UIN Jakarta (beasiswa untuk
Pegawai UIN Jkt);
3. Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si, selaku Pembimbing I
penulisan tesis dan penguji III ujian tesis. Terima kasih atas
kesediaan waktunya untuk membimbing dan selalu memberi
motivasi kepada penulis agar segera merampungkan
penulisan tesis ini. Kepada Prof. Ikhsan juga penulis
haturkan terima kasih karena sudah melibatkan penulis
dalam penelitiannya, ini menjadi suatu kebanggaan bagi
penulis, semoga ke depannya penulis dapat mengikuti jejak
beliau. Kepada Beliau juga penulis ucapkan terima kasih
banyak atas bantuan rekomendasinya sehingga penulis
mendapatkan beasiswa dari MATAKIN, Kementerian
Agama dan UIN Jakarta.
4. Prof. Dr. M. Ridwan Lubis, MA, selaku pembimbing II
penulisan tesis dan penguji IV ujian tesis, terima kasih atas
bimbingan dan arahnya serta motivasinya akhirnya tesis ini
selesai juga. Dalam usia senjanya beliau tetap semangat
seakan-akan memberi isarat kepada penulis jangan kalah
oleh yang sudah tua. Semoga Prof. Ridwan selalu diberikan
kesehatan dan panjang umur oleh Allah SWT.
5. Dr. Media Zainul Bahri, MA dan Dr. Edwin Syarif, MA
selaku Penguji Ujian I dan II Tesis Tertutup Penulis. Terima
kasih atas kritik dan sarannya. Semoga kebaikan Bapak-
Bapak dibalas oleh Allah Swt. Serta kepada Bapak Dr. M.
Amin Nurdin, MA yang bersedia menjadi Penguji Ujian
Tesis Terbuka, terima kasih atas saran, kritik dan
masukannya, semoga Allah memberikan kesehatan dan
membalas kebaikan Bapak. Amin.
6. Dr. Atiyatul Ulya, M.Ag dan Bapak Maulana, M.Ag selaku
Ketua dan Sekretaris Program Magister Fakultas Ushuluddin
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
v
UIN Jakarta, serta selakigus menjadi ketua dan sekretaris tim
Penguji Tesis tertutup penulis. Terima kasih juga kepada
Bapak Dr. Bustamin, SE., M.Si, yang telah menjadi ketua
Penguji ujian tesis terbuka. Kepada Dr. Atiyatul Ulya dan Dr.
Bustamin, penulis ucapkan terima kasih atas saran, kritik dan
masukannya terhadap tesis penulis.
7. Bapak-Ibu Dosen yang telah berbagi ilmu di kelas: Prof. Dr.
Zainun Kamal, Prof. Dr. M. Ridwan Lubis, Prof. Dr. Kautsar
Azhari Noer, Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag, Prof. Dr.
Hamdani Anwar, MA; Prof., Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA;
Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si, Dr. M. Suryadinata,
M.Ag, Dr. Sri Mulyati, MA, Dr. Syamsuri, M.Ag (alm), Dr.
Agus Salim, M.Sc (Dekan Fak. Sains dan Teknologi), Dr.
Media Zainul Bahri, MA, Dr. Edwin Syarif, MA, terima
kasih telah memberikan ilmu kepada penulis. Semoga Allah
SWT membalas keikhlasan dan ketulusan Bapak/Ibu dalam
mengajar. Serta penulis ucapkan terima kasih kepada
segenap civitas akademika fakultas Ushuluddin UIN Jakarta
(Bapak. Mualimin Ibrahim, S.Pd, Ibu. Soleha, S.Ag., M.Si),
dan Pengelola Perpustakaan Fakultas Ushuluddin yang telah
memberikan pelayanannya selama penulis studi magister.
8. Dosen dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
(MATAKIN), yakni Dr. Drs. Ws. Chandra Setiawan, MM.,
Ph.D; Dr. Drs. Adji Ws. Djojo,MM., Dr. Xs. Oesman Arief,
M.Pd; Dr. Drs. Ws. Ongky Setio Kuncono, SH., MM.
kepada beliau penulis haturkan terima kasih sudah banyak
belajar mengenai agama Khonghucu. Semoga kebaikan
Bapak dibalas oleh Allah SWT. Penulis ucapkan banyak
terima kasih kepada MATAKIN yang telah memberikan
beasiswa untuk melanjutkan studi magister.ini;
9. Kepada Prof. Amsal Bakhtiar (saat itu sebagai Direktur
Pendis Kementerian Agama RI 2017), melalui rekomendasi
Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag dan Prof. Dr. M. Ikhsan
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
vi
Tanggok, M.Si akhirnya penulis mendapatkan beasiswa
tenaga kependidikan dari Kementerian Agama RI;
10. Kepada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Bagian
Kepegawaian UIN Jakarta Bu Yarsi dan Pak. Ahmadi)
akhirnya penulis mendapatkan beasiswa studi katagori
penyelesaian penulisan tugas akhir (tesis) bagi tenaga
kependuidikan.
11. Ayahanda Bapak Dasa (Alm) dan Ibunda Mih Uke Rukesih
atas jasa-jasamu tak akan pernah terbalaskan oleh penulis,
serta do‘a yang tulus diberikan kepada penulis dalam
menyertai langkah penulis dalam menimba ilmu sehingga
penulisan tesis inipun dapat terselesaikan. Semoga amal
ibadah kedua orang tua hamba senantiasa ditrima oleh Allah
swt dan diampuni segala dosanya. Amin ya Rabbal „alamin.
Tesis ini dipersembahkan untuk kedua orang tua penulis,
terutama ayahanda Dasa (alm) yang selalu memotivasi
penulis untuk terus melanjutkan pendidikan walaupun beliau
tidak tamat sekolah dasar, tetapi visi-misinya jauh kedepan
dan telah melampaui batas, inilah yang membuat penulis
selalu tetap semangat dalam menuntut ilmu.
12. Teman-teman Magister Khususnya Konsentrasi Agama
Khonghucu (Pa Mulyadi, Pa Vekky, Pa Lie, Bu Tan
Minggayani, Bu Dewi, Bu Maria (Alm), Mas Sugiandi, Mas
Hartono, Mas Kistran, Mas Yudi, Mas Yugi) telah banyak
berbagi ilmu. Dan angkatan kedua konsentrasi Khonghucu;
Pa Uung Sendana (Ketum Matakin) dan kawan-kawannya,
Bu Liem Liliany Lontoh dan kawan-kawannya.
13. Terima kasih kepada Istri tercinta Jesi Nurahmah atas
pengorbanan waktunya, my wife selalu memberikan
semangat kepada penulis setiap waktu, sehingga akhirnya
tesis ini selesai juga. Dan penyemangatku tercinta, permata
kecilku Afza Nurrahmah Tohari (Arra) yang menjadi
bidadari kecil pelengkap keluarga telah memberikan obat
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
vii
semangat dikala penulis kelelahan. Serta kepada keluarga
mertua tercinta Bapak Miruni dan Ibu Titi Karsiti (Alm),
Moh Aa Jeyi Mika, Triana Sugesti, Latif Ma‘ruf, Niluth
Kencana Wangi, Rusnul.
14. Kepada semua pihak yang belum penulis sebutkan, semoga
tidak mengurangi rasa hormat penulis kepada Bapak, Ibu,
teman-teman semuanya. Semoga Allah SWT membalas
kebaikan Bapak, Ibu dan teman-teman semua dengan balasan
yang penuh keberkahan.
15. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih banyak
kelemahan dan kekurangan yang jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat
diharapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan keilmuan.
Parung, Juni 2018
Penulis
Toto Tohari
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
viii
TRANSLITERASI HÀNYŬ PĪNYĪN
Kamus Istilah Keagamaan (KIK) Khonghucu Matakin
Istilah berbahasa Tionghoa Mandarin (Guānhuà官話, atau
Pǔtōnghuà普通話) yang ada dalam tesis/buku ini disajikan dalam
dua bentuk, pertama: terkadang dalam transliterasi+nada
bersamaan dengan aksara aslinya, kedua: terkadang hanya dalam
bentuk transliterasi+nadanya. Transliterasi yang dipakai adalah
transliterasi sistem internasional yang dikenal sebagai transliterasi
Hànyŭ Pīnyīn (漢語拼音).
Namun, saat kita membaca transliterasi Hànyŭ Pīnyīn itu,
dalam hal ini saat kita akan melafalkannya, caranya tidak seperti
ketika kita melafalkan alfabet secara bahasa Indonesia.
Maksudnya transliterasi itu mesti dibaca dengan cara atau lafal
yang agak berbeda dengan saat kita melafalkan alfabet dalam
bahasa Indonesia. Untuk itulah penulis sampaikan Pedoman
Praktis Cara Melafal Transliterasi Hànyŭ Pīnyīn.
Pertama akan disampaikan Tabel Transliterasi Hànyŭ
Pīnyīn Beserta Cara Melafal yang dilengkapi dengan kode-kode
fonetiknya (kode-kode berupa: garis di bawah vokal atau
konsonan, serta titik dua di atas vokal). Kode-kode fonetik yang
penulis terapkan ini adalah sarana bantuan untuk supaya pembaca
dapat melafalkan Transliterasi Hànyŭ Pīnyīn dengan suara yang
dihasilkan mendekati pengucapan yang sesuai aslinya. Setelah
melihat tabel itu, pembaca perlu melanjutkan dengan Penjelasan
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
ix
Tambahan Tentang Kode-kode Fonetik yang Ada Dalam Tabel
Cara Melafalkan Transliterasi Hànyŭ Pīnyīn sebelumnya.
Kemudian akhirnyadisampaikan juga Penjelasan Tentang Kode-
Kode Nada Yang Berlaku Dalam Pengucapan Bahasa Tionghoa
Mandarin.
Berikut ini disampaikan: Tabel transliterasi Hànyŭ Pīnyīn
Beserta Cara Melafalkan yang dilengkapi dengan bantuan kode-
kode fonetik:
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
x
ai dibaca ai
an dibaca an (sebagian:
en)
ang dibaca ang
ao dibaca ao
ba dibaca pa
bai dibaca pai
ban dibaca pan
bang dibaca pang
bao dibaca pao
bei dibaca bei
ben dibaca pen
beng dibaca peng
bi dibaca pi
bian dibaca pien
biao dibaca piao
bie dibaca pie
bin dibaca pin
bing dibaca ping
bo dibaca po
bu dibaca pu
ca dibaca cha
cai dibaca chai
can dibaca chan
cang dibaca chang
cao dibaca cao
ce dibaca che
cei dibaca chei
cen dibaca chen
ceng dibaca cheng
cha dibaca cha
chai dibaca chai
chan dibaca chan
chang dibaca chang
chao dibaca chao
che dibaca che
chen dibacachen
cheng dibaca cheng
chi dibacachë
chong dibaca chung
chou di baca chou
chu dibaca chu
chua dibaca chua
chuai dibaca chuai
chuan dibaca chuan
chuang dibaca chuang
chui dibaca chuei
chun dibaca chuen
chuo dibaca chuo
ci dibaca chë
cong dibaca chung
cou dibaca chou
cu dibaca chu
cuan dibaca chuan
cui dibaca chuei
cun dibaca chuen
cuo dibaca chuo
da dibaca ta
dai dibaca tai
dan dibaca tan
dang dibaca tang
dao dibaca tao
de dibaca te
dei dibaca tei
den dibaca ten
deng dibaca teng
di dibaca ti
dian dibaca tien
diao dibaca tiao
die dibaca tie
ding dibaca ting
diu dibaca tiou
dong dibaca tung
dou dibaca tou
du dibaca tu
duan dibaca tuan
dui dibaca tuei
dun dibaca tuen
duo dibaca tuo
e dibaca e (atau e)
en dibaca en
eng dibaca eng
er dibaca er
fa dibaca fa
fan dibaca fan
fang dibaca fang
fei dibaca fei
fen dibaca fen
feng dibaca feng
fo dibaca fo
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
xi
fou dibaca fou
fu dibaca fu
ga dibaca ka
gai dibaca kai
gan dibaca kan
gang dibaca kang
gao dibaca kao
ge dibaca ke
gei dibaca kei
gen dibaca ken
geng dibaca keng
gong dibaca kung
gou dibaca kou
gu dibaca ku
gua dibaca kua
guai dibaca kuai
guan dibaca kuan
guang dibaca kuang
gui dibaca kuei
gun dibaca kuen
guo dibaca kuo
ha dibaca ha
hai dibaca hai
han dibaca han
hang dibaca hang
hao dibaca hao
he dibaca he
hei dibaca hei
hen dibaca hen
heng dibaca heng
hong dibaca hung
hou dibaca hou
hu dibaca hu
hua dibaca hua
huai dibaca huai
huan dibaca huan
huang dibaca huang
hui dibaca huei
hun dibaca huen
huo dibaca huo
ji dibaca ci
jia dibaca cia
jian dibaca cien
jiang dibaca ciang
jiao dibaca ciao
jie dibaca cie
jin dibaca cin
jing dibaca cing
jiong dibaca ciung
jiu dibaca jiou
ju dibaca cü
juan dibaca cüen
jue dibaca cüe
jun dibaca cün
ka dibaca kha
kai dibaca khai
kan dibaca khan
kang dibaca khang
kao dibaca khao
ke dibaca khe
ken dibaca khen
keng dibaca kheng
kong dibaca khung
kou dibaca khou
ku dibaca khu
kua dibaca khua
kuai dibaca khuai
kuan dibaca khuan
kuang dibaca khuang
kui dibaca khuei
kun dibaca khuen
kuo dibaca khuo
la dibaca la
lai dibaca lai
lan dibaca lan
lang dibaca lang
lao dibaca lao
le dibaca le
lei dibaca lei
leng dibaca leng
li dibaca li
lia dibaca lia
lian dibaca lien
liang dibaca liang
liao dibaca liao
lie dibaca lie
lin dibaca lin
ling dibaca ling
liu dibaca liou
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
xii
long dibaca lung
lou dibaca lou
lu dibaca lu
lü dibaca lü
luan dibaca luan
lüe dibaca lüe
lun dibaca luen
luo dibaca luo
ma dibaca ma
mai dibaca mai
man dibaca man
mang dibaca mang
mao dibaca mao
me dibaca me
mei dibaca mei
men dibaca men
meng dibaca meng
mi dibaca mi
mian dibaca mien
miao dibaca miao
mie dibaca mie
min dibaca min
ming dibaca ming
mo dibaca mo
mou dibaca mou
mu dibaca mu
na dibaca na
naidibaca nai
nan dibaca nan
nang dibaca nang
nao dibaca nao
ne dibaca ne
nei dibaca nei
neng dibaca neng
ni dibaca ni
nian dibaca nien
niang dibaca niang
niao dibaca niao
nie dibaca nie
nin dibaca nin
ning dibaca ning
niu dibaca niou
nong dibaca nung
nu dibaca nu
nü dibaca nü
nuan dibaca nuan
nüe dibaca nüe
nuo dibaca nuo
o dibaca o (atau u)
ou dibaca ou
pa dibaca pha
pai dibaca phai
pan dibaca phan
pang dibaca phang
pao dibaca phao
pei dibaca phei
pen dibaca phen
peng dibaca pheng
pi dibaca phi
pian dibaca phien
piao dibaca phiao
pie dibaca phie
pin dibaca phin
ping dibaca phing
po dibaca pho
pu dibaca phu
qi dibaca chi
qia dibaca chia
qian dibaca chien
qiang dibaca chiang
qiao dibaca chiao
qie dibaca chie
qin dibaca chin
qing dibaca ching
qiong dibaca chiung
qiu dibaca chiou
qu dibaca chü
quan dibaca chüen
que dibaca chüe
qun dibaca chün
ran dibaca ran
rang dibacarang
rao dibaca rao
re dibaca re
ren dibaca ren
reng dibaca reng
ri dibaca rë
rong dibacarung
rou dibaca rou
ru dibaca ru
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
xiii
rua dibaca rua
ruan dibaca ruan
rui dibaca ruei
run dibaca ruen
ruo dibacaruo
sa dibaca sa
sai dibaca sai
san dibaca san
sang dibaca sang
sao dibaca sao
se dibaca se
sen dibaca sen
seng dibaca seng
sha dibacasa
shai dibacasai
shan dibaca san
shang dibacasang
shao dibaca sao
she dibaca se
shei dibacasei
shen dibaca sen
sheng dibaca seng
shi dibaca së
shou dibaca sou
shu dibacasu
shua dibaca sua
shuai dibaca suai
shuan dibaca suan
shuang dibaca suang
shui dibaca suei
shun dibaca suen
shuo dibaca suo
si dibaca së
song dibaca sung
sou dibaca sou
su dibaca su
suan dibaca suan
sui dibaca suei
sun dibaca suen
suo dibaca suo
ta dibaca tha
tai dibaca thai
tan dibaca than
tang dibaca thang
tao dibaca thao
te dibaca the
tei dibaca thei
teng dibaca theng
ti dibaca thi
tian dibaca thien
tiao dibaca thiao
tie dibaca thie
ting dibaca thing
tong dibaca thung
tou dibaca thou
tu dibaca thu
tuan dibaca thuan
tui dibaca thuei
tun dibaca thuen
tuo dibaca thuo
wa dibaca wa
wai dibaca wai
wan di baca wan
wang dibaca wang
wei dibaca wei
wen dibaca wen
weng dibaca weng
wo dibaca wo
wu dibaca u(panjang)
xi dibaca si
xia dibaca sia
xian dibaca sien
xiang dibaca siang
xiao dibaca siao
xie dibaca sie
xin dibaca sin
xing dibaca sing
xiong dibaca siung
xiu dibaca siou
xu dibaca sü
xuan dibaca süen
xue dibaca süe
xun dibaca sün
ya dibaca ya
yan dibaca yen
yang dibaca yang
yao dibaca yao
ye dibaca ye
yi dibaca i(panjang)
yin dibaca in
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
xiv
ying dibaca ing
yo dibaca yo
yong dibaca yung
you dibaca you
yu dibaca yü
yuan dibaca yüen
yue dibaca yüe
yun dibaca yün
za dibaca ca
zai dibaca cai
zan dibaca can
zang dibaca cang
zao dibaca cao
ze dibaca ce
zei dibaca cei
zen dibaca cen
zeng dibaca ceng
zha dibaca ca
zhai dibaca cai
zhan dibaca can
zhang dibaca cang
zhao dibaca cao
zhe dibaca ce
zhei dibaca cei
zhen dibaca cen
zheng dibaca ceng
zhi dibaca cë
zhong dibaca cung
zhou dibaca cou
zhu dibaca cu
zhuan dibaca cuan
zhuang dibaca cuang
zhui dibaca cuei
zhun dibaca cuen
zhuo dibaca cuo
zi dibaca cë
zong dibaca cung
zou dibaca cou
zu dibaca cu
zuan dibaca cuan
zui dibaca cuei
zun dibaca cuen
zuo dibaca cuo
Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia – Toto Tohari
xv
Kemudian diberikan: Penjelasan Tambahan Tentang Kode-
kode Fonetikyang Terdapat Dalam Tabel Cara Melafalkan
TransliterasiHànyŭ Pīnyīn di atas.
1. Khusus konsonan c, ch, sdan r (bergaris bawah, yang berasal
dari zh, ch, sh dan r pada Hànyŭ Pīnyīn) cara
membunyikannya: ujung lidah digulung (agak menempel) ke
langit-langit keras. Dengan catatan perlu diperhatikan
khusus konsonan r dibunyikan tanpa lidah bergetar (jadi mirip
suara j, dan mirip suara z).
Untuk konsonan c, ch dan s (tanpa garis bawah, berasal dari z,
c dan s pada Hànyŭ Pīnyīn): dibunyikan hampir sama seperti
c, ch dan s dalam bahasa Indonesia, hanya saja ujung lidah
agak menempel ke pangkal gigi depan atas.
2. Khusus untuk ci, chi, si (berasal dari ji, qi dan xi pada Hànyŭ
Pīnyīn), vokal i dibunyikan dengan ujung-ujung mulut agak
dilebarkan ke samping.
3. Untuk cü, chü, sü, serta cün, chün, sün (u dengan dua titik di
atasnya, yang berasal dari ju, qu, xu serta jun, qun, xun pada
Hànyŭ Pīnyīn): di sini vokal ü dibaca i tapi dengan ujung
mulut dipipihkan/dimonyongkan. Cara mendapatkan suara ü
ini: mula-mula ucapkan i, lalu sambil tetap mengeluarkan
bunyi i, mulut dipipihkan seperti hendak mengucapkan u.
4. Cara tersebut di atas juga dipakai untuk membunyikan ü pada
lü, lüe dan nü serta nüe (yang berasal dari lü, lüe, nü serta nüe
pada Hànyŭ Pīnyīn).
5. Khusus untuk yü (yang berasal dari yu pada Hànyŭ Pīnyīn), ia
dibaca ü tapi dengan waktu yang agak panjang. (dengan
memperhatikan pula penjelasan pada point 4 di atas).
6. Cara mengucapkan vokal u (tunggal), yang berasal dari wu
pada Hànyŭ Pīnyīn: seperti u tapi dengan tempo yang agak
panjang.
7. Cara mengucapkan vokal i (tunggal), yang berasal dari yi
pada Hànyŭ Pīnyīn: adalah seperti i tapi dengan tempo yang
agak panjang.
8. Vokal ë (e dengan 2 titik di atasnya) dibaca di antara bunyi e
(enam) dan i (ikan) merupakan bunyi khas dalam Huáyŭ,
danhanya jelas secara lisan, serta khusus hanya mengikuti
vokal-vokal c, ch, s , r dan c, ch, s saja), yakni cë, chë, së, rë,
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-xvi-
cë, chë, dan së (berasal dari zhi, chi, shi, ri, zi, ci, dan si pada
Hànyŭ Pīnyīn).
9. Vokal e (tanpa garis bawah) dibunyikan seperti bunyi e dalam
kata bahasa Indonesia: enam atau elang.
10. Vokale(dengan garis bawah) dibunyikan mirip seperti bunyi e
dalam kata bahasa Indonesia ember atau enak. Bunyi e ini
biasanya terdapat pada tiga situasi, pertama: bunyi e yang
diawali atau diikuti vokal i (atau konsonan y), misal pada fei,
lei, lie, mei, mie, nei, nie, pei, kei, hei, wei, dan ye. Kedua:
hasil perubahan bunyi a yang diawali vokal i, dan diakhiri
vokal n (bukan ng) pada Hànyŭ Pīnyīn, misalnya, mien (dari
mian), thien (dari tian), lien (dari lian), phien (dari pian).
Ketiga, hasil perubahan bunyi an menjadi en pada suku-suku
kata yang didahului: y, yu, ji, qi, xi, ju, qu, xu padaHànyŭ
Pīnyīn, misalnya: yen (dari yan), yüen (dari yuan), cien (dari
jian), chien (dari qian), sien (dari xian), cüen (dari juan),
chüen (dari quan), süen (dari xuan).
11. Adanya konsonan h di belakang konsonan-konsonan c, c, k, p,
t (yakni menjadi ch, ch, kh, ph & th): berarti saat
membunyikannya ada hembusan angin keluar dari mulut
(suara beraspirasi).
12. Vokal rangkap uei (yang berposisi di akhir suatu suku kata)
adalah untuk membaca penulisan vokal rangkap ui pada
Hànyŭ Pīnyīn, misalnyahuei untuk membaca hui, kuei untuk
gui, suei untuk sui, suei untuk shui.
13. Vokal rangkap iou (yang berposisi di akhir suatu suku kata)
adalah untuk membaca penulisan iu pada Hànyŭ Pīnyīn,
misalnya chiou untuk qiu, ciou untuk jiu, siou untuk xiu, niou
untuk niu, liou untuk liu, tiou untuk diu.
14. Vokal rangkap uen (dengan bunyi e sesuai kata enam, dan
yang berposisi di akhir suatu suku kata) adalah untuk
membaca penulisan un pada Hànyŭ Pīnyīn yang berposisi
sebagai akhir suku kata, misalnya, huen untuk membaca hun,
luen untuk membaca lun, khuen untuk membaca kun, cuen
untuk membaca zun, suen untuk membaca sun.
(pengecualian: tetapi untuk un sebagai akhir suku kata pada
Hànyŭ Pīnyīn yang diawali j, q, x maka un di sini dibaca ün,
sesuai poin 4).
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-xvii-
15. Pada beberapa kasus, u adalah bunyi yang dipilih untuk
membaca vokal o pada Hànyŭ Pīnyīn khususnya untuk vokal
o yang diakhiri bunyi sengau ng. Misalnya,lung untuk
membaca long, tung untuk membaca dong, xiung untuk
membaca xiong, dan chiung untuk membaca qiong.
16. Tambahan: vokal p adalah untuk membaca vokal b pada
Hànyŭ Pīnyīn, demikian pula berturut-turut: ph untuk p, t
untuk d, th untuk t, k untuk g, dan kh untuk k.
Bagi vokal / konsonan lain yang tidak ada penjelasan khusus
dibaca sesuai dengan bunyi fonetik bahasa Indonesia.
Terakhir disampaikan: Penjelasan Tentang Kode-Kode
Nada Yang Berlaku Dalam Pengucapan Bahasa Tionghoa
Mandarin, atau lebih spesifik lagi yang berlaku dalam sistem
transliterasi Hànyŭ Pīnyīn:
Di samping kode-kode fonetik sebagaimana dibahas di
bagian di atas, faktor lain yang juga sangat penting dan eksis
dalam pelafalan sistem transliterasi Hànyŭ Pīnyīn adalah kode-
kode nada (shēngdiào聲調 atau tones), yaitu nada satu, dua, tiga,
empat, dan lima (nada netral atau tanpa nada) yang merupakan
lima nada yang selalu eksis dalam pelafalan standart bahasa
Tionghoa Mandarin. Kode- kode nada ini disimbolkan sebagai
berikut:
–, /, ∨, \, dan tanpa tanda (dalam beberapa literatur
disimbolkan dengan tanda ‗titik‘).
Lima kode nada ini (nada 1 s.d. nada 5) selalu eksis dalam sistem
transliterasi Hànyŭ Pīnyīn, dan dengan demikian tentu berlaku
pula pada Sistem Pelafalan Bantuan. Adapun penempatan kode-
kode nada ini adalah di atas vokal atau di atas vokal dominan
(untuk kasus adanya vokal rangkap). Contoh:
1. Bunyi tung yang bernada kesatu (berasal dari dōng pada
transliterasi Hànyŭ Pīnyīn), dalam Sistem Pelafalan Bantuan
ditulis tūng
2. Bunyi cie yang bernada kedua (berasal dari jié pada
transliterasi Hànyŭ Pīnyīn), dalam Sistem Pelafalan Bantuan
ditulis cié, dengan e adalah vokal dominannya,
3. Bunyi cu yang bernada ketiga (berasal dari zŭ pada
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-xviii-
transliterasi Hànyŭ Pīnyīn), dalam Sistem Pelafalan Bantuan
ditulis cŭ,
4. Bunyi siao yang bernada keempat (berasal dari xiào pada
transliterasi Hànyŭ Pīnyīn), dalam Sistem Pelafalan Bantuan
ditulis siào, dengan a adalah vokal dominannya.
5. Bunyi te yang tanpa nada (bernada netral) (berasal dari de
pada transliterasi Hànyŭ Pīnyīn), ditulis te saja.
Kode-kode nada di atas merupakan tanda untuk membedakan
tinggi-rendahnya suatu silabel transliterasi atau sebut saja suatu
aksara bahasa Tionghoa Mandarin dilafalkan. Sesungguhnya
kode-kode ini turut serta dalam membantu membedakan makna.
Perlu diperhatikan bahwa nada-nada ini sebenarnya hanya bisa
dipraktekkan secara lisan, tapi untuk maksud praktis dapat
dijelaskan pula dengan pendekatan ilustrasi angka not musik
(solmisasi) sederhana yang relatif sebagai berikut:
Nada 1: tinggi rata, 5-5
Nada 2: nada menengah lalu naik tinggi, 3-5
Nada 3: nada agak rendah lalu turun dan naik agak tinggi, 2-1-4
(catatan: pada kasus tertentu eksis apa yang dinamakan ‗setengah
nada 3‘: 2-1-2)
Nada 4: nada menukik, dari tinggi ke rendah 5-1
Nada 5 (nada netral): adalah dengan suara ringan, seperti tanpa
nada.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-xix-
Abstrak
Melalui penelitian ini penulis akan memaparkan dinamika umat
Khonghucu di Indonesia dalam sembahyang Shenming (Para
Suci) di Kelenteng (Miao/Bio). Mengingat sembahyang shenming
merupakan salah satu bagian dari keimanan umat Khonghucu
setelah melakukan sembayang kepada Tian (Tuhan), Shengren
(Nabi).
Pada penelitian ini penulis akan memdeskripsikan konsep
mengenai shenming agama Khonghucu secara teoritik baik dari
segi bahasa maupun istilah. Secara umum juga pada penelitian ini
penulis akan memakai kerangka teori Marcel Mauss tentang
makhluk gaib sebagai pisau analisis tentang pemujaan terhadap
roh/lah yang gaib.
Shenming dikaitkan dengan Kelenteng karena sebagai rumah
ibadah agama Khonghucu yang didalamnya terdapat altar untuk
sembahyang kepada Tian, Nabi Kongzi dan shenming (Para Suci)
dalam bentuk kimsin (jinshen/patung) sebagai sarana konsentrasi
dalam bersembahyang yang diyakini di dalam kimshin/patung
shenming memikili kekuatan, aura positif sehingga keberadaan
kimsin menjadi sakral dan suci yang tidak sembarangan orang
menaruh atau memegang kimsin.
Umat Khonghucu melakukan sembahyang dan berdoa kepada
shenming dengan tujuan untuk meminta pertolongan atau
petunjuk atas bermacam-macam persoalan hidup yang
dialaminya, namun ada juga yang menjadikan shenming sebagai
keteladanan saja mengambil semangat, sifat kebaikan dari
shenming untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
penulis sangat menarik untuk diteliti karena pada umat
Khonghucu terdapat perbedaan dalam memposisikan shenming,
apakah sebagai keteladanan atau sebagai tempat untuk meminta
pertolongan.
Kata Kunci : Agama Khonghcu, Shenming, dan Kelenteng,
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-xx-
DAFTAR ISI
Kata Pengantar___iii
Transliterasi Hanyu Pinyin ___viii
Abstrak___xix
Daftar Isi___xx
Bab I PENDAHULUAN___1
A. Latar Belakang Masalah___18
B. Pokok Permasalahan___8
C. Tujuan Penelitian___20
D. Studi Terdahulu___22
E. Metode Penelitian___26
Bab II GAMBARAN UMUM AGAMA
KHONGHUCU___33
A. Sejarah Agama Khonghucu___33
B. Ketuhanan dalam Agama Khonghucu___37
C. Nabi Purba sampai Nabi Khonghucu___39
D. Kitab Suci Agama Khonghucu___42
E. Tempat Ibadah Agama Khonghucu___55
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-xxi-
Bab III DISKURSUS TENTANG SHENMING___73
A. Definisi Shenming___73
B. Proses Menjadi Shenming___90
C. Iman Kepada Shenming___100
D. Ayat-Ayat Tentang Shenming___104
Bab IV PANDANGAN UMAT KHONGHUCU
INDONESIA MENGENAI SHENMING ___107
A. Pemahaman, Penghayatan, dan Pengamalan
Shenming___107
B. Nilai Filosofis Dalam Shenming___112
C. Nama-Nama Shenming Dalam Agama
Khonghucu___113
D. Upacara Sembahyang Kepada Para Suci
(Shenming)___133
Bab V A. PENUTUP___139
B. Kesimpulan___139
C. Saran___142
DAFTAR PUSTAKA___143
BIODATA PENULIS___146
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-1-
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan memaparkan latar belakang masalah tema
penelitian, yakni dalam agama Khonghucu di Indonesia.
Kepercayaan terhadap shenming sudah ada jauh sebelum
Khonghucu lahir, dan ini menjadi bagian keimanan dalam
agama Khonghucu. Melalui bab ini, penulis ingin mengetahui
arti shenming itu sendiri seperti apa, baik itu secara
pemahaman, penghayatan dan pengamalan shenming? oleh
umat. Bab ini juga akan mendeskripsikan batasan serta
rumusan masalah yang ada, studi terdahulu dan kerangka
penulisan.
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai
keragaman dan kebhinekaan, tidak terkecuali keragamaan
agama,hal ini sungguh merupakan anugerah yang sangat luar
biasa dari Sang Maha Kuasa. Bangsa Indonesia telah berhasil
menjadikan keragaman agama sebagai salah satu alat mempersatu
yang sangat efektif, sehingga mampu memperkecil konflik yang
ada. Di sisi lain, harus diakui bahwa keberadaan agama juga
menjadi tantangan besar yang harus diwaspadai, karena tidak
jarang agama justru menjadi pemicu dan sumber konflik yang
cukup berbahaya. Namun berdasar nilai-nilai filosofis yang ada
pada Pancasila yang tertuang dalam konstitusi negara, dan
Undang-Undang Dasar RI tahun 1945, bangsa Indonesia
setidaknya telah memiliki ikatan yang kuat, memiliki pandangan
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-2-
hidup yang sama, aturan yang sama, dan tujuan yang sama, yakni
negara yang adil, makmur, bahagia, dan sejahtera.1
Bangsa Indonesia terdiri dari masyarakat yang beraneka
ragam, dengan keinginan bersama menyatukan diri dalam suatu
bangsa yang Bhineka Tunggal Ika (satu di dalam keaneka
ragamannya). Keaneka-ragaman ini semakin bertambah ketika
arus imigran orang asing mulai mengalir memasuki Indonesia
yang kemudian menetap di sini. Orang-orang asing yang menetap
dan tinggal di Indonesia antara lain berasal dari India, Arab,
Eropa, Cina dan yang lainnya.
Mereka datang ke Indonesia dengan membawa latar
belakang kehidupan, adat istiadat dan kepercayaan/agama
mereka. Dari orang-orang asing (India, Tiongkok, Arab, Eropa),
jumlah yang paling banyak dan menetap di Indonesia berasal dari
orang-orang Cina. Selanjutnya penulis akan menggunakan istilah
Tionghoa, bukan Cina. Seperti disampaikan oleh Siswono Yudo
Husodo yang mengutip pernyataan Dr. Leo Suryadinata bahawa
penyebutan istilah Tionghoa lebih tepat untuk orang-orang Cina
di Indonesia, karena sebutan Tionghoa tersebut sebagai
pernyataan rasa sayang dan hormat terhadap orang-orang Cina
yang tinggal dan menetap di Indonesia.2
Kedatangan orang-orang Tionghoa ke Indonesia
membawa tradisi, tata kehidupan serta norma-norma yang
1Mubarok, Kompedium Regulasi Kerukunan Umat Beragama
(Jakarta: Pusat Kerukunan Umat Bragama (PKUB), 2017), h. 1-6. 2Siswono Yudo Husodo, Warga Baru (Kasus Cina di Indonesia)
(Jakarta: Lembaga Penerbitan Yayasan Padmu Negeri, 1985), h. 1.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-3-
berlaku dalam masyarakat asal mereka dan juga sikap fanatisme
terhadap tradisi negara leluhur. Dimanapun orang-orang
Tiongkok bertempat tinggal, pedoman dan landasan kehidupan
sosio-kultural mereka selalu berpatokan pada ajaran-ajaran dari
tokoh-tokoh ahli pikir Tiongkok secara turun-temurun. Ideologi
mereka yang berkiblat pada negeri leluhur ini sangat berpengaruh
terhadap orang Tionghoa Perantauan, termasuk orang-orang
Tionghoa perantauan di Indonesia.3
Indonesia adalah negara hukum yang telah menjamin
kebebasan beragama, secara tegas dinyatakan dalam Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 28E dan pasal 29 ayat 2, berbunyi:
―Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu‖. atas dasar itu pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui Keputusan
Presiden No. 6 Tahun 2000, telah mencabut Inpres No. 14 tahun
1967 tentang pelarangan agama, kepercayaan dan adat istiadat
Cina di Indonesia.Dengan diakui kembali keberadaan agama
Khonghucu di Indonesia oleh pemerintahan Abdurrahman Wahid
(Gus Dur), maka pulihlah hak-hak sipil umat Khonghucu,
sehingga dengan leluasa umat Khonghucu dapat menjalankan
keyakinan agamanya dengan khusyuk/khidmat.4 Dengan
3Siswono Yudo Husodo, Warga Baru (Kasus Cina di Indonesia), h.
56. 4Sugiandi Surya Atmaja, Politik Hukum Pemerintah Indonsia
Terhadap Agama Khonghucu (Surabaya: SPOC-Study Park of Confucius,
2015), h. 110-111.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-4-
demikian ada enam agama yang resmi diakui oleh pemerintah,
yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.
Mengingat sejak era Orde Baru, agama Khonghucu tidak diakui
oleh negara melalui Inpres No. 14 Tahun 1967 tentang
pelarangan agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina. Hemat
penulis permasalahan diakui atau tidak sebuahagama, termasuk
agama Khonghucu oleh pemerintah adalah wilayah politik.
Sejatinya agama atau sebuah keyakinan tanpa perlu diakui oleh
pemerintah/negarapun, bila umat/penganutnya mempercayai
maka segala bentuk ritual, tata ibadah dan kepercayaannya akan
dijalankan oleh penganut itu sendiri. Terbukti salah satunya
agama Khonghucu walaupun pada saat pemerintahan era Orde
Baru dilarang, namun umat/penganutnya Khonghucu tetap
menjalankan ritual keagamaan yang mereka anut dan yakini.
Masyarakat Indonesia sebagaian besar mengenal etnis
Tionghoa memeluk agama Buddha, Tao dan Khonghucu yang
dikenalnya dengan menyembah kepada para Dewa di Kelenteng,
menukil dari karya M. Ikhsan Tanggok dalam buku Mengenal
Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia dikatakan bahwa
agama keturunan etnis Tionghoa di Indonesia kaitannya dengan
agama asli orang Tiongkok yaitu Chinese folk Religion(agama
rakyat China) yang mempercayai adanya shen (sejenis semangat
atau arwah nenek moyang) dan Kui (tenaga alam seperti
matahari, bulan, dan bintang). Kui dan Shen inilah yang dapat
mempengaruhi dan mengatur alam ini. Kui dan Shen terbagi
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-5-
menjadi dua bagian, yakni: pertama, yang tinggi, yaitu roh-roh
yang tinggi, termasuk roh binatang; kedua, yang rendah, yaitu
sungai, mata air, dan nyawa. Sampai saat ini sebagian besar
maysraakat Tionghoa masih menaruh kepercayaan terhadap
bermacam-macam roh, yang diserahi untuk menurunkan hujan,
mendatangkan kemarau, menyuburkan tanah, dan lain
sebagainya. Melalui kepercayaan semacam itu, menyebabkan
mereka senantiasa berusaha untuk menggembirakan Kui dan
Shen. Inilah kepercayaan dalam memuja roh nenek moyang
adalah suatu cirri khusus bagi masyarakt Tionghoa pada masa
sebelum Khonghucu lahir, dan masih terpelihara sampai sekarang
termasuk di Indonesia.5
Bahkan dalam mitologi orang Tioanghoa, mereka
menganal istilah ‗dewa‘. Menurut kepercayaan masyarakat Shang
dan Chou, para pembesar dari kalangan ini tidak hanya dihormati,
tetapi juga dapat dikatakan sebagai dewa. Inilah sebagian besar
masyarakat Tionghoa pada saat itu, raja-raja Chou merupakan
keturunan seorang leluhur yang bernama Hou Chi yang dapat
diartikan sebagai ―dewa pertanian‖.6 Maka membicarakan agama
Khonghucu7 di Indonesia sangat luas, kita bisa melihat dari sisi
5M.Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di
Indonesia (Jakarta: Gerbang Kebajikan, 2005), h. 6-7. 6 M.Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di
Indonesia, h. 3. 7Istilah Agama Khonghucu muncul sejak Matteo Ricci, seorang
missionaries Katolik datang ke Tiongkok, Matteo Ricci melatinkan Kong Fu
Zu (Khong Hu Cu) menjadi Confucius dan Ru Jiao sebagai Confucianisme.
Lihat, Lim Khung Sen, Kehidupan Bahagia Dalam Jalan Suci Tian
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-6-
sejarah, tradisi, etika (filsafat), dan ajaran agamanya yang sangat
berkaitan dengan ajaran agama di negeri asalnya yakni China
(Tiongkok sebutan sekarang). Menariknya di Tiongkok agama
yang mereka anut dikenal dengan sebutan Rujiao.8 Untuk itu
keberadaan agama Khonghucu di Indonesia dibuktikan dengan
berdirinya tempat Ibadah Kelenteng.9
Bagi umat Khonghucu, agama merupakan sebuah karunia
Tuhan Yang Maha Esa yang diturunkan melalui para Nabi
(shengren聖人). Para Nabi khususnya Nabi Kongzi kemudian
mempunyai misi sebagai muduo (木鐸) atau Genta Rohani yang
mengemban tugas untuk menyerukan firman Tuhan YME kepada
umatNya. Untuk itu agar manusia dalam kehidupannya mampu
menepati kewajiban sucinya sebagai hamba Tuhan, maka
manusia harus merawat Watak Sejati (Xing性)10
menempuh Jalan
Pendekatan Hati dan Pikiran Agama Ru-Khonghucu (Jakarta: Gerbang
Kebajikan), h. 7. 8Agama Khonghucu Istilah Aslinya disebut Rujiao儒教yang artinya
agama dari kaum yang taat, yang lembut hati, yang memperoleh bimbinan atau
terpelajar. Ru Jiao sudah ada sejak jaman Fu Xi伏羲(2953-2838 sM), Huang
Di黃帝(2698-2598 sM), Tang Yao (2357-2255 sM), Yu Shun (2255-2205
sM), Yu Agung (2205-2197 sM), Ji Chang atau Raja Wen (wafat 1134 sM),
sampai kepada Kong Qiu atau Kong Fu Zi (551-479 sM). Nabi Kong Zi adalah
sebagai penerus dari nabi-nabi sebelumnya, bukan menciptakan agama baru
yaitu agama Khonghucu. Nabi Kong Zi hanya melanjutkan ajaran suci para
nabi sebelumnya. Lebih lengkap lihat Mulyadi, Pelaksanaan Laku Bakti Umat
Khonghucu(Surabaya: SPOC-Study Park of Confucius, 2015), h. 1. 9Penyebutan Kelenteng hanya di Indonesia, nama aslinya Bio atau
Miao (bahasa Mandarin) merupakan bangunan suci atau tempat ibadah kepada
Tian, Nabi Kongzi dan Shenming. 10
Xing性 merupakan Watak Sejati/asli manusia berupa sifat-sifat bijak yang
telah dikaruniakan Tian kepada manusia sejak lahir. Watak Sejati merupakan
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-7-
Suci sehingga dapat menyatakan Satya kepada Tuhan, memiliki
tenggang rasa terhadap sesama manusia serta menyayangi
lingkungannya.
Ajaran agama Khonghucu dipraktikan di dalam
lingkungan keluarga, karena mereka secara turun-temurun telah
menjaga dan melestarikan tradisi, adat istiadan dan kepercayaan,
meskipun mereka sudah menetap dan tinggal di
Indonesia.Meminjam bahasanya Siswono Yudo Husodo agama
Khonghucu adalah agama mengajarkan tentang azaz Famili-isme
(cinta akan leluhur dan nenek moyangnya),11
yang berkenaan
dengan ajaran Laku Bakti12
yang bertujuan pada ajaran moral dan
etika yang menyangkut perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
benih-benih kebajikan yang terdapat dalam diri manusia berupa nilai-nilai ren
(cinta kasih), yi (kebenaran), li (kesusilaan) dan zhi (kebijaksanaan). Watak
Sejati merupakan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan,
sehingga hidup manusia wajib berusaha untuk satya dalam menegakkan
Firman dengan menggemilangkan kebajikan yang dikaruniakan Tuhan. Lihat,
Sishu, Mengzi Jilid VIIA:21.4. serta lihat juga Maria Engeline Santoso,
Pengaruh Ajaran Khonghucu Tentang Ren Terhadap Keharmonisan dan
Kesejahteraan Keluarga (Surabaya: Study Park of Confucius-SPOC), h.2-3.
11Siswono Yudo Husodo, Wargsa Baru (Kasus Cina di Indonesia), h.
57. 12
Dalam agama Khonghucu Laku Bakti adalah terjemahan dari
Xiao孝, yang terdiri dari dua karakter huruf yaitu ‗lao‘ dan ‗zi‘. ‗lao‘ berarti
tua, yang dituakan, dihormati, dijunjung dan dimuliakan, sedangkan ‗zi‘
artinya anak, yang menghormati, yang menjunjung, dan yang memuliakan.
Jadi menurut istilah Xiao孝mengandung makna seorang anak harus
menjunjung, menghormati dan memuliakan orang tuanya. Pengertian Xiao
(bakti) mengandung makna lebih luas memuliakan hubungan; bakti seorang
anak pada orang tuanya berarti seorang anak memuliakan hubungan pada
orang tuanya; bakti seorang warga negara terhadap bangsa dan negaranya;
bakti manusia terhadap alam; dan bakti manusia kepada Tuhan, berarti
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-8-
Khonghucu adalah agama monoteistik dengan satu Tuhan
yang disebut Tian (天)13
sebagai Tuhan Yang Maha Esa, yang
mengajarkan bimbingan kehidupan manusia merupakan sebuah
karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diturunkan melalui para
Nabi (shengren聖人). Para Nabi khususnya Nabi Kongzi
kemudian mempunyai misi sebagai muduo (木鐸) atau Genta
Rohani yang mengemban tugas untuk menyerukan Firman Tuhan
YME (Tianming天命) kepada umat-Nya.Melalui ajaran iman
agama Khonghucu membimbing manusia untuk mengimani
bahwa hidup manusia adalah mengemban Firman Tuhan.14
Hal
tersebut diperkuat bahwa bimbingan manusia untuk menempuh
Jalan Suci (agama), sebagaimanayang tertera dalam suatu sabda
mengenai Firman Tian:
manusia memuliakan hubungan kepada Tuhan. Lihat. Mulyadi, Pelaksanaan
Laku Bakti Umat Khonghucu, h.51. 13
Tuhan dalam agama Khonghucu ialah Tian dan Di. Huruf Tian
terangkai dari gabungan dua huruf sebagai akar kata yaitu Yi dan Da. Yi
artinya ‗Satu‘ dan Da artinya ‗Besar‘. Jadi Tian mengandung penertian Yang
Maha Esa dan Besar. Sedangkan huruf Di terdiri atas gabungan beberapa akar
kata, yakni Da yang artinya ‗Besar‘, Mo yang artinya ‗Langit‘, Jing yang
artinya ‗Bumi‘, dan Kun yang artinya ‗Menembusi Atas Bawah, Mencipta,
menguasai‘. Jadi Di mengandung pengertian Yang Maha Besar Khalik Yang
Menguasai Langit dan Bumi. Namun sarjana Barat seperti JamesLegge D.D.,
LL.D menterjemahkan Tian dengan istilah yang dapat diartikan sebagai
Langit, Surga, atau Kahyangan dan Di dengan istilah God (Allah).
Sesungguhnya pengertian Tian maupun Di dalam kitab agama Khonghucu
merujuk pada satu pengertian saja, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Seperti
contoh Shang Tian (Tuhan Yang Maha Tinggi/Yang Di Tempat Maha Tinggi),
Huang Tian (Tuhan Maha Kuasa, Maha Agung, Maha Pencipta), Shang Di
(Tuhan Khalik Pencipta Alam Semesta) Yang Maha Tinggi. LihatXs. Tjhie
Tjay Ing, dkk. Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian: Pendekatan Hati dan
Pikiran Agama Ru-Khonghucu (Jakarta: Gerbang Kebajikan, 2010), h.79-73. 14
Maria Engeline Santoso, Pengaruh Ajaran Khonghucu Tentang Ren
Terhadap Keharmonisan dan Kesejahteraan Keluarga, h.3.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-9-
天命之謂性率性之謂道修道之謂教
Tianming Zhi Wei Xin, Shuai Xing Zhi Wei Dao,Xiu Dao Zhi
Wei Jiao.
―Firman Tian itulah dinamai Watak Sejati, Hidup mengikuti
Watak Sejati itulah dinamai menempuh Jalan Suci.
Bimbingan menempuh Jalan Suci itulah dinamai Agama‖15
Konsep keiman dalam agama Khonghucu meliputi iman
kepada Tian (天)Tuhan Yang Maha Esa, Sheng Huang
(聖皇Nabi Purba), Sheng Ren (聖人, misal Nabi Kongzi), dan
Shengwang (聖王Raja Suci), dan Shenming (神明Para Suci/Roh
Gemilang/Malaikat)16
yang berdasarkan dari kitab suci agama
Khonghucu yaitu Wujing (五經)17
dan Sisshu (四書).18
Secara
15
Matakin, Si Shu (Kitab Yang Empat),Zhong Yong (Tengah
Sempurna), Bab Utama ayat 1 16
Xs. Tjhie Tjay Ing, dkk. Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian:
Pendekatan Hati dan Pikiran Agama Ru-Khonghucu, h.97. 17
Kitab Suci Wu Jingterdiri dari lima kitab yakni: Pertama,Shi Jing
(Kitab Sanjak) disebut juga kitab Pa Jing atau kitab Kuncup Bunga merupakan
kumpulan 311 Sanjak hasil seleksi Nabi Khongcu terdiri Guo Feng/Nyanyian
Rakyat (menggambarkan adat-istiadat) berjumlah 160 Sanjak; Xiao Ya/Pujian
Kecil (puja pengiring upacara di Istana) berjumlah 80 Sanjak; Da Ya/Pujian
Besar (Kidung Puja untuk Wen Wang) berjumlah 31 Sanjak; Song/Kidung
Suci untuk mengiringi peribadahan berjumlah 40 Sanjak. Kedua, Shu Jing
(Kitab Dokumen Sejarah Suci) merupakan kitab yang dihimpun oleh Nabi
Khongcu dari berbagai dokumen sejarah, sejak Tang Yao (2357-2255 s.M)
sampai Raja Muda Qin Mu Gong (659-621 s.M). Ketiga. Yi Jing (Kitab
Perubahan) juga disebut Xi Jing merupakan kitab baginda Fu Xi (Nabi Purba
2953-2838 s.M). Kitab Yi Jing ini adalah kitab Wahyu kejadiaan alam semesta
beserta segala perubahan dan peristiwanya. Keempat. Li Jing (Catatan
Kesusilaan dan Peribadahan) yang terdiri dari tiga kitab, yaitu Zhou Li
(Kesusilaan dinasti/pemerintahan Zhou), Yi Li (kesusilaan dan
peribadahan/peribadahan kuno), Li Ji (Catatan Kesusilaan). KitabLi
Jingmenghimpun tulisan yang mengandung nilai agamis dan moral dasar kaum
Ru (agama Khonghucu). Dan Kelima. Chun Qiu Jing (Kitab jaman Chun Qiu)
atau disebut juga Lin Jing (kitab Qi Lin). Nabi Kongzi yang hidup pada akhir
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-10-
subtansihampir sama dengan konsep iman dalam agama Islam
meliputi iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci (al-Qur‘an),
Rasul, Qadha dan Qadar.
jaman Chun Qiu, telah membukukan Kibat Chun Qiu karena keprihatinan
Beliau pada jaman itu dan oleh rasa tanggung jawabnya selaku Mu Duo (genta
Rohani Tuhan). Di dalam Chun Qiu, Nabi Kongzi tidak sekedar mencatat
berbagai peristiwa, akan tetapi juga memberi penilaian atau ulasan. Lihat,
Bratayana Ongkowijaya, Rumusan Keimanan Agama Khonghucu Dalam
Implementasinya (tesis untuk memenuhi persyaratan menjadi Dewan
Rohaniawan Agama Khonghucu Indonesia, 2008), h. 4-6. 18
Si Shu (Kitab Suci Yang Empat) merupakan kitab Suci yang berasal
dari Zhi Sheng Kongzi (Khonghucu) sampai Mengzi. Kitab Si Shu terdiri atas
empat Kitab: Kitab Ajaran Agung (Da Xue), Kitab Tengah Sempurna (Zhong
Yong), Kitab Sabda Suci (Lun Yu), dan Kitab Mengzi (Mencius). Pertama.
Kitab Ajaran Agung (Da Xue) ditulis oleh Zeng Zi (Zeng Can), salah seorang
murid Nabi Kongzi dari angkatan muda yang sangat maju. Da Xue merupakan
kitab tuntunan pembinaan diri; dari pembinaan batin yang terdalan dan
terlembut, mengimankan tekad, meluruskan hati, sampai pembinaan diri,
keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Kedua. Kitab Tengah Sempurna
(Zhong Yong) dibukukan oleh Zi Si (cucu Nabi, putera Kong Li dan murid
Zeng Zi). Zhong Yong merupakan kitab keimanan; bagaimana kita dapat
beriman dan melaksanakan ajaran keimanan agar benar-benar Zhong
(Tengah/Tepat) dan Yong (Sempurna/Wajar), tidak menyeleweng dan tidak
lentur, tidak kurang dan tidak melampaui, sehingga dapat mengembangkan
Kebajikan sebagai mustika yang terindah di dalam hidup.Ketiga. Kitab Sabda
Suci (Lun Yu) berisi sabda-sabda Zhi Sheng Kongzi, percakapan beliau
dengan murid-muridnya dan orang-orang pada jaman itu. Lun Yu ditulis oleh
murid-murid You Zi dan Zeng Zidengan bukti bahwa kedua tokoh itu
mendapat sebutan berbeda dari murid-murid lainnya seperti Zi Gong, Zi Lu, Zi
Zhang, Zi Xia dan yang lainnya. Meskipun Kitab ini tidak tetapi isi mencakup
hampir seluruh aspek ajaran yang diberikan Nabi Kongzi. Keempat. Kitab
Meng Zi (Mencius) berisi percakapan Meng Zi dengan raja-raja dan dengan
tokoh-tokoh berbagai aliran yang adaa pada waktu itu, seperti aliran Yangzhu,
Mozi, juga dengan tokoh-tokoh pemikir lainnya, seperti Kocu/Gaozi dan
sebagainya. Dalam percakapan-percakapan itu semangat Mengzi untuk
mengembangkan Jalan Suci dan Kebajikan, mengajak manusia meluruskan
hati, merawat watak sejati sebagai dasar pengabdian kepada Tuhan dan
menegakan FirmanNya dalam kehidupan sehari-hari. Lihat Sishu (Kitab Yang
Empat Kitab Suci Agama Khonghucu) (Jakarta: Kementerian Agama RI,
2016), h. ix.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-11-
Sembahyang Tian sudah dikenal oleh masyarakat Rujiao
(儒教) atauumat agama Khonghucu sejak dahulu kala.
Sembahyang/ibadah kepada Tian memiliki makna sebagai
pernyataan pengabdian hamba kepada Tian Yang Maha Pencipta.
Hakikat ibadah kepada Tian adalah sebagai sembah syukur atas
karunia yang telah Tian berikan kepada manusia selaku
hambanya harus terus mengabdi kepada Sang Maha Pencipta
(Huangtian Shangdi皇天上帝). Huangrtian ataupum Shangdi
merupakan sebutan memuliakan Tuhan, yang termaktub dalam
kitab suci agama Khonghucu, arti Huangtian(皇天) ialah Tuhan
Yang Maha Besar. Adapun Shangdi(上帝) artinya Tuhan Yang
Maha Tinggi.19
Selain sembahyang kepada Tian, umat Khonghucu juga
mengakui atau mempercayai adanya para Nabi Purba20
yang
hidup jauh sebelum Nabi Kongzi(Khonghucu) dilahirkan,
sehingga Nabi Kongzi tidak membuat agama baru melainkan
melanjutkan ajaran suci dari para Nabi sebelumnya, seperti yang
dinyatakan dalam kitab Sabda Suci (Lunyu論語).
述而不作,信而好古
Shu er bu zuo, xin er hao gu.
19
Tan Djin Meng dan Indira Agustin, Pendidikan Agama Khonghucu,
(Jakarta: Pusat Perbukuan Kenemdiknas, 2011), hal. 49. 20
Istilah Nabi Purba dalam agama Khonghucu dikenal dengan sebutan
Nabi Fu Xi adalah Nabi pertama yang membawa ajaran Suci, dan Nabi Kong
Zi (Khonghucu) sebagai penerus bukan pencipta agama baru. Nabi Kongzi
meneruskan ajaran Suci dari para nabi sebelumnya yaitu Fu Xi (2953-2838
SM).
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-12-
Nabi bersabda, ―Aku hanya meneruskan, tidak mencipta.
Aku sangat menaruh percaya dan suka kepada (Ajaran dan
Kitab-kitab) yang kuno itu‖.21
Yang tidak kalah penting lagi, dalam iman agama
Khonghucu, umat mengimani keberadaan Para Suci yang dikenal
dengan sebutan shenming.22
Keberadaannya shenming tersurat
dalam kitab Sishu, bagian Lunyu (Sabda Suci):
君子有三畏畏天命畏大人畏聖人之言
junzi you san wei, wei tianming, wei daren, weishengren
zhiyan.
“Seorang Junzi/Kuncu (Susilawan) memuliakan tiga hal:
Memuliakan Firman Tian, Orang Besar dan Sabda Para
Nabi‖23
Rohaniwan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
(MATAKIN) menafsirkan yang dimaksud frasa Orang Besar
pada ayat di atas diartikan sebagai shenming(para suci).24
Maka
sangat penting bagi umat Khonghucu melakukan sembahyang
shenming sebagai bagian dari iman dengan tujuan menjadikan
shenming sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari.Untuk itu
adanya sembahyang shenming sebagai wujud sembah hormat.
21
Matakin, Si Shu (Kitab Yang Empat), Lun Yu, Jilid VII:1, Sut Ji
(Penerus) (Jakarta: Kemenag RI, 2016), h. 147. 22
Shenming adalah roh (Shen) manusia yang pada masa hidupnya
banyak berjasa bagi masyarakat, mereka memiliki pribadi yang baik, rela
berkorban demi keadilan dan kebenaran. Shen berarti roh yang tidak tampak.
Sementara Shenming berarti roh yang sudah tampak dalam wujud/bentuk
patung yang selanjutnya di kenal dengan sebutan Jin Shen 23
Matakin, Kitab Suci Si Shu (Kitab Yang Empat),Lunyu (Sabda Suci)
XVI:8-9 (Jakarta: Matakin, 2016), 290 24
Lihat Matakin, Studi Tentang Kultur Ibadah Tionghoa Miao
(Kelenteng), Konfucius dan Kebangkitan Agama Kongfuciani
(Jakarta:Matakin, 2008), hal. 9
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-13-
Hemat penulis shenming bisa dikatakan setingkat dengan
waliyullah.25
Namun sebagian besar masyarakat Indonesia
mengenal agama etnis Tionghoa Indonesiaadalah ‗menyembah‘
kepada para dewa di kelenteng. Pengertian menyembah kepada
―dewa‖ yang dikaitkan kepada agama Khonghucu sebenarnya
salah, agama Khonghucu tidak menyembah dewa, akan tetapi
sembahyang kepada Para Suci yang disebut dengan istilah
Shenming (神明). Masyarakat awam dan penulis-penulis lainnya
sering rancu dalam memahaminya, bahkan antara shenming dan
dewa disamakan.
Paling tidak ada dua faktor yang memungkinkan terjadi
penyebutan Dewa dalam agama Khonghucu. Pertama, memang
tidak bisa dilepaskan dari unsur mitos, legenda dan cerita fiksi
yang bercampur didalamnya dengan ajaran agama khonghucu,
karena alam pemikiran orang Cina sebelum Khonghucu lahir,
merekasudah mempercayai adanya dewa-dewa/mitos,
kepercayaan masyarakat Cina pada saat itu percaya terhadap
Dewa, sehingga konsep tersebut juga menjadi bagian yang tidak
bisa dipisahkan dari orang Tionghoa.26
Maka ada sebagian umat
Khonghucu yang menyamakan istilah dewa dengan istilah
25
Waliyullah berasal dari kata wali dari bahasa Arab berarti pembela,
teman dekat. Sehingga waliyullah adalah ulama yang menyebarkan agama
Islam, maka ia disebut orang suci. Bahkan keberadaan makam ataupun
kuburannya dijadikan sebagai tempat ziarah untuk memperoleh berkah melalui
tawasul kepadanya. Lihat. Jejak Para Wali dan Ziarah Spirital(Jakarta:
Kompas, 2006), h. 5. 26
M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di
Indonesia, hal. 1-3.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-14-
Shenming bahwa itu sama.Kedua, dibentuknya Tri Dharma27
pada pemerintahan Orde Baru yang telah menyatukan tiga agama
yang dikenal dengan Sam Kauw (三教yakni: Tao, Khonghucu
dan Buddha) dalam satu rumah ibadah, maka yang terjadi di
masyarakat etnis Tionghoa Indonesia saat itu dan dirasakan
sampai sekarang adanya penyamaan istilah Dewa dan Shenming
adalah sama, sehingga istilah dewa dan shenming tidak ada
bedanya. padahal arti dewa dan Shenming (神明) itu sendiri
berbeda. Dewa disebut Xian (仙)yang memiliki dua akar kata
yaitu ren (人orang) dan shan (山Gunung), artinya orang yang
pergi ke gunung untuk bertapa, bersemedi, atau menyucikan diri
dengan tujuan untuk memperoleh kesucian, kesaktian dan
penyempurnaan diri sehingga disebut Dewa.28
Sedangkan
Shenming (神明) terdiri dari dua kata yaitu Shen (神Roh) dan
Ming (明Gemilang/bercahaya), sehingga shenming memiliki arti
secara keseluruhan yaitu Roh yang Bergemilang atau bercahaya.
Hampir semua Shenming yang disembahyangi oleh umat
Khonghucu di Indonesia berasal dari negeri asalnya, yaitu
Cina(Tiongkok). Karena begitu besarnya penghormatan terhadap
shenmingitu sendiri, sampai-sampai umat Khonghucu yang
bermigrasipun selalu membawa shenming (sudah mentradisi
27
Tri Dharma adalah rumah ibadah yang menaungi tiga agama yaitu
Buddha, Tao, dan Khonghucu. Pada awalnya Tri Dharma bernama Sam Kauw
Hwee yang didirikan pada tahun 1934 oleh Bapak Kwee Tek Hoay. 28
Wawancara dengan Uung Sendana L. Linggaraja, pada tanggal 27
November 2017
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-15-
sampai ke anak-cucu), termasuk umat Khonghucu yang
bermigran ke Indonesia mereka membawa shenmingyang
disimbolkan dengan patung shenming yaitu kimsin/jinshen (金神)
yang berakulturasi dengan budaya lokal/setempat dimana mereka
tinggal, sehingga dalam perkembangannya lahirlah shenminglocal
(misalnya Shenming Zehai Zhenren dan Zhenfu Zhenren).29
Namun yang menjadi permasalahan bagi penulis tentang
shenming adalah memposisikan shenming itu sendiri oleh umat
khonghucu yang berbeda-beda. Dalam pengamatan penulis,
paling tidak ada dua masalah tentang shenming, Pertama
sebagian umat Khonghucu tradisional langsung melakukan
sembahyang kepada shenming tanpa terlebih dahulu melakukan
sembahyang/ibadah kepada Tian (Tuhan) dan Nabi Kongzi.
Kedua, Banyak orang datang ke kelenteng dengan beragam
motivasi. Ada yang ingin bersembahyang mengucap syukur
kehadirat Tian dan kepada para shenming. Namun banyak pula
yang datang meminta petunjuk kepada para Shenming untuk
mengatasi permasalahan seperti masalah bisnis, rumah tangga,
mengobati penyakit dan bahkan sampai mencari jodoh,
dikhawatirkan jika umat sedikit-sedikit meminta bantuan
(petunjuk) kepada shenming atas permasalahan yang
dihadapinya, umat akan malas bekerja, pasif, karena semua
permasalahan akan diminta diatasi oleh shenming, sehingga umat
akan merasa bergantungpada shenming. Sejatinya keberadaan
29
Xs. Tjhie Tjay Ing, Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian, h. 99.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-16-
shenming harus menjadi spirit (semangat) keteladanan dalam
hidup.
Inilah yang menjadi dasar perhatian penulis mengapa
mengangkat tentang shenming dalam agama Khonghucu, yang
menurut penulis sangat penting karena harus adanya kejelasan
mengenai shenming. Dalam hal ini ketetapan/kepastian shenming
bisa ditetapkan oleh MATAKIN30
sebagai lembaga keagamaan
Khonghucu tertinggi di Indonesai yang telah diakui oleh
pemerintah. MATAKIN sebagai lembaga atau organisasi agama
Khonghucu Indonesia; terdiri atas lembaga tertinggi tingkat pusat
yang tunggal dan berkedudukan di ibukota (Jakarta), serta
beberapa lembaga tingkat daerah yang berkedudukan di propinsi
dan atau kota/kabupaten; didirikan dengan berasaskan Pancasila
dan Undang-undang Dasar 1945, dan berdasarkan iman pada
ajaran agama Khonghucu, bertujuan untuk mendidik,
membimbing, membina, serta memberikan penyuluhan kepada
umat Khonghucu yang berada di wilayahnya.
Karena menurut penulis MATAKIN sebagai organisasi
sosial keagamaan belum secara tegas menetapkan yang boleh dan
tidak boleh diungkapkan mengenai sembahyang shenming.
Apakah shenming sebagai sujud hormat dalam arti umat
30
MATAKIN kepanjangan dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu
Indonesia, suatu wadah atau lembaga atau organisasi agama dan umat
Khonghucu tertinggi di Indonesia. MATAKIN berdiri pada tanggal 16 April
1955 di Solo. Di tingkat umat bernama Majelis Agama Khonghucu Indonesia
(MAKIN). Organ MATAKIN terdiri dari atas Presidium, Dewan Rohaniawan,
dan Dewan Pengurus.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-17-
mengambil semangat keteladan dari shenming ataukah memang
shenming sebagai tempat untuk meminta petunjuk pertolongan
oleh umat Khonghucu ketika mereka mempunyai masalah. Atau
sebaliknya bisa kedua-duanya, artinya shenming sebagai teladan
dan juga sekaligus sebagai tempat untuk meminta petunjuk
pertolongan. Bagi penulis permasalahan di atas juga yang
menjadi perhatian penting mengapa penulis mengangkat tema ini.
Untuk itu umat Khonghucu harus memahami betul
terlebih dahulu apa itu shenming, mengapa shenming harus
diimani, dan untuk apa manfaat sembahyang shenming bagi
kehidupan umat sehari-hari?. Karena inti agama sebenarnya
hanya ada tiga hal yang menjadi tolok ukur seseorang beriman,
yakni pertama, pemahamah terhadap agama itu sendiri; kedua,
penghayatan terhadap agama itu sendiri, dan ketiga, Pengamalan
terhadap agama itu sendiri.
Sehingga bagi penulis pandangan meminta pertolongan
kepada shenming adalah hal yang keliru karena hanya kepada
Tianlah manusia memohon/meminta ―sesuatu‖, untuk itu menurut
penulis harus dijelaskan terlebih dahulu oleh tokoh-tokoh
Khonghucu yang mengerti betultentang shenming, agar
pewartaan kepada umattentang makna sembahyang shenming
dapat tercerahkan.Hal ini bisa saja dilakukan oleh Dewan
Rohaniwan (Deroh) Matakin yang memiliki pengetahuan tentang
shenming.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-18-
Berangkat dari latar belakang tersebut hemat penulis
mengangkat tema Shenming dalam agama Khonghucu sangat
menarik karena masih terjadi simpang siur, antara pemahanan,
penghayatan dan pengamalan shenming dikalangan umat
Khonghucu itu sendiri, antara yang tradisional dengan yang
dibina dibawah naungan MATAKIN, baik dari segi pemaknaan
shenming maupunterhadap tata ibadah sembahyangterhadap
shenming. Apalagi saat ini umat Khonghucu di Indonesia sedang
menuju kebangkitan, setelah diakui oleh pemerintah,
perkembangan dan penyebaran agama Khonghucu sudah terjadi
keberbagai daerah di nusantara dengan latar belakang pendidikan
umat yang berbeda-bedasehingga akan memungkinkan
pemahaman, penghayatan dan pengamalan Shenming akan
berbeda-beda dikalangan umat Khonghucu Indonesia.
B. Pokok Permasalahan.
1. Identifikasi Masalah
Melalui latar belakang masalah di atas, maka penulis akan
mencoba mengidentifikasi atas berbagai permasalahan yang ada,
antara lain: Pertama, masih terdapat ketidak seragamaan
dikalangan umat Khonghucu baik antara yang tradisional31
dan
yang terbina oleh MATAKIN dalam memahami, menghayati dan
31
Penulis melakukan wawancara dengan Xs. Buanadjaja
Bingsidartanto salah satu Dewan Rohaniawan Matakin. Beliau memakai istilah
umat Khonghucu Tradisional bagi meraka yang belum terbina oleh Matakin.
Menurutnya mereka (umat tradisional) datang ke Kelenteng langsung
sembahyang kepada shenming, tanpa terlebih dahulu sembahyang kepada
Tian. Wawancara dilakukan di Lithang Mekar Jaya Jakarta Utara, tanggal 17
Januari 2018.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-19-
mengamalkan Shenming. Kedua banyaknya ayat-ayat dalam
kitab suci Agama Khonghucu yang menjelaskan tentang
Shenming yang harus digali dan diwartakan kepada umat
Khonghucu, agar pemahaman, penghayatan dan pengamalan
Shenming bisa terlaksana. Ketiga, Shenming sebagai bagian dari
iman dan sekaligus pendidikan budi pekerti sebagai pijakan
dalam berperilaku bisa diambil keteladanan Nabi Kongzi dan
shenming, bukan sebagai tempat untuk ―memohon‖ atau
―meminta bantuan‖ atas persoalan yang dihadapi umat.
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini tidak bermaksud untuk mengkaji semua
permasalahan yang dikemukakan di atas. Tetapiruang lingkup
dalam kajian tesis ini akan dibatasi pada pembahasan mengenai
Shenming dalam agama Khonghucu. Kemudian mencari ayat-
ayat yang berkaitan dengan Shenming tersebut. Dengan harapan
umat mengerti betul akanpemahaman, penghayatan dan
pengamalan shenming dalam kehidupan sehari-hari dengan
sebaik-baiknya.
Ada dua asumsi yang dijadikan dasar bagi tujuan dalam
penelitian ini yang sekaligus untuk membatasi permasalahan
yang dikemukakan sebelumnya untuk dijadikan pembahasan
spesifik dalam tesis ini. Pertama, definisi shenming dalam agama
Khonghucu yang belum dijelaskan secara rinci, baik itu secara
bahasa maupun secara istilah dengan melihat dari ayat-ayat
tentang shenming dalam agama Khonghucu. Kedua, melihat umat
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-20-
Khonghucu Indonesia dalam memahami, menghayati dan
mengambil nilai-nilai spirit shenming sebagai bentuk pengamalan
yang direalisasikan dalam prilaku sehari-hari. Atas kedua asumsi
itu dan didasarkan atas identifikasi permasalahan di atas, maka
dalam tesis iniadalah penulis hendak mencari jawaban mengenai
persoalan shenming.
3. Perumusan Masalah
Dari permasalahan di atas penulis merumuskan masalah,
apa yang dimaksud dengan shenming dalam agama Khonghucu?.
Bagaimana umat Khonghucu dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan spirit shenming sebagai bagian dari iman yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?. Inilah dua rumusan
masalah dalam penelitian yang menurut penulis sangat penting
untuk ditemukan jawabannya.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui shenming
dalam agama Khonghucu, baik dari segi bahasa, istilah dan
pemaknaannya sehingga pemahaman, penghayatan dan spirit
pengamalan shenming oleh umat Khonghucu dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman, penghayatan
dan pengamalan spirit shenming diharapkan umat dapat
menambah keimanan kepada Tian, dan Shenming yang
dibuktikan dengan pembentukan perilaku sehari-hari oleh umat
Khonghucu. Dismping itu penelitian ini juga untuk kepentingan
ilmiah yang memang menjadi tujuan utama dalam penulisan tesis
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-21-
ini, serta diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka memberikan
penambahan informasi terkait shenming dalam agama
Khonghucu.
Dari sudut ilmiah, penelitian tesis ini pada dasarnya
bertujuan untuk melengkapi informasi mengenai shenming dalam
agama Khonghucu karena umat Khonghucu saat ini semakin
bertambah dan meluas keberbagai pelosok di tanah air seiring
dengan telah diakuinya Khonghucu sebagai agama oleh
pemerintah. Hal ini bisa disebut sebagai kebangkitan agama
Khonghucu Indonesia, sehingga mau tidak mau agama
Khonghucu dibawah naungan organisasi keagamaan dan
kemasyarakatan dalam naungan MATAKIN harus lebih gencar
lagi dalam membina umatnya baik itu di Kelenteng maupun di
Lithang dengan berbagai jenis kebaktiannya sebagai sarana
penguatan iman, agar ajaran keimanan tentang shenming bisa
dipahami, dihayati dan diamalkan dengan baik dan benar.
Disisi lain penelitian ini dipandang sangat penting artinya
bagi pengembangan lebih mendalam lagi tentang shenming
dalam agama Khonghucu, sebab fase sekarang umat Khonghucu
di Indonesia tersebar di berbagai daerah dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda, sehingga ini memungkinkan tidak
seragamnya atau kurangnya jelasnya konsep mengenai
Shenming.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-22-
D. Studi Terdahulu
Setelah penulis melakukan penelusuran tentang shenming
dalam agama Khonghucu, terdapat sejumlah buku yang
mengangkat mengenai Shenming, diantaranya:
Moerthiko, Dkk, Riwayat Klenteng, Vihara, Lithang,
Tempat Ibadat Tridharma Se-Jawa (Semarang: Sekretariat
Empeh Wong Kam Fu, 1980). Dijelaskan dalam buku ini bahwa
Kelenteng, Vihara dan Lithang adalah sebagai tempat Ibadah
yang di dalamnya terdapat para suci (shenming) yang terseber di
berbagai daerah di tanah air yang disembahyangi oleh masyarakat
keturunan Tionghoa, baik beragama Khonghucu, Budhha maupun
Tao, mereka beribadat ke tempat ini dan melakukan sembahyang
kepada para suci (shenming) atau dewa. Kelenteng atau Vihara
tersebut menyatukan para dewa/shenming dari Khonghucu,
Budhha maupun Tao, maka kemudian kelenteng itu kebanyakan
disebut sebagai kelenteng Tridhatma/Sam Kauw,dan memang di
dalamnya dapat dijumpai berbagai macam dewa dari ketiga
agama itu.
E. Setiawan, Kwa Thong Hay, Dewa-Dewi Kelenteng
(Semarang: Yayasan Kelenteng Sampookong, 1990). Buku ini
menjelaskan pengertian tentang Tuhan di dalam pemujaan
Kelenteng. Dalam buku ini juga terdapat macam-macam dewa-
dewi baik dari agama Khonghucu, Buddha maupun Tao
semuanya berada dalam satu tempat ibadat yang disebut Sam
Kauw (rumah ibadah yang menaungi tiga agama).
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-23-
Xs. Tjhie Tjay Ing, Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci
Tian (Jakarta:Gerbang Kebaikan, 2010). Buku ini menjelaskan
bagaimana hidup bahagia melalui Jalan Suci Tian, seperti tujuan
hidup manusia, hakikat kehidupan, tentang konsep Tian (Tuhan),
Nabi, Shenming, tempat ibadah, ajaran moral dan etika,serta
tentang perayaan tahun baru imlek. Kaitannya dengan Shenming
dalam buku ini hanya sekilas menjelaskan ayat-ayat Shenming
dalam kitab suci Si Shu, Wu Jing. Tidak menjelaskan secara
menyeluruh.
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kelenteng Toapekong
Kalimantan Timur (Surabaya: SPOC Study Park of Confucius,
2015). Buku ini menjelaskan tentang sejarah Klenteng dan
hubungannya dengan Shenming. Dalam buku ini dijelaskan
bahwa semua Shenming di simpan di altar dan disembahyangi
oleh umat Khonghucu. Tao dan Buddha karena Klenteng sebagai
wadah atau tempat ibadah 3 agama. Adapun pembahasan tentang
Shenming dalam buku ini membahas sejarah Klenteng dan
nama-nama shenming didalam Klenteng.
Ws. Mulyadi, Mengenal Agama Khonghucu, (Surabaya:
SPOC Study Park of Confucius, 2015). Terkait dengan
Shenming, buku ini menjelaskan tentang peribadatan dalam
agama Khonghucu seperti Sembahyang kepada Tuhan,
Sembahyang kepada Nabi dan Sembahyang kepada Shenming.
Persembahyangan kepada Shenming seperti Sembahyang
Yuanxiao (sembahyang capgome), dilaksanakan tiap tanggal 15
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-24-
bulan 1 Khongzi. Sembahyang Duanyang dilaksanakan tiap
tanggal 5 bulan Khongzi.
M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama
Khonghucu di Indonesia, (Jakarta: Gerbang Kebajikan, 2005),
buku ini menjelaskan sejarah agama Tradisional orang cina yang
kemudian bermigram ke dan menetap di Indonesia. kedatangan
etnis Tionghoa ke Indonesia membawa adat dan kebudayaan
yang unik serta membaur dengan masyarakat pribumi. Adapun
keyakinan masyarakat etnis Tionghoa mempercayai dewa-dewa
sebagai atau dikenal dengan istilah Shenming. Namun buku ini
tidak menjelaskan tentang Shenming secara menyeluruh.
M. Ikhsan Tanggok, Pemujaan Leluhur Orang Hakka Di
Singkawang, (Jakarta: Penerbit Pukkat, 2005). Buku ini adalah
hasil dari penelitian disertasi (doktor) beliau yang berjudul
Pemujaan Leluhur Dalam Keluarga dan Masyarakat Cina Hakka
di Singkawang, pada Departemen Antropologi Universitas
Indonesia. Dalam penelitiannya dipaparkan bahwa kosmologi
orang Cina mempengaruhi keturunan etnis Tionghoa di
Indonesia. Dikatakan bahwa agama tradisional orang Cina
(Tionghoa sebutan sekarang) adalah agama-agama yang ada di
Cina sebelum lahirnya Lao-tse (604 s.M), Khonghucu (551-479
s.M). Ia mengutip pendapat Jonhim bahwa keyakinan keagamaan
orang Cina pada saat itu terbagi menjadi dua yaitu kelompok
besar dengan sebutan tradisi besar (great tradition) dan tradisi
kecil (little tradition). Trades besar ditandai dengan praktik-
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-25-
praktik dan keyakinan keagamaan yang berasal pada tertulis
yakni pada sumber yang ada di kitab-kitab suci Taoisme,
Konfusianisme dan Buddhisme, inilah yang disebut agama besar
orang Cina. Sedangkan tradisi kecil (little tradition) dikenal
dengan sebutan ―folk religion‖ (agama rakyat cina), yang
sebelum lahir tiga agama besar di Cina (Tao, Khonghucu, dan
Buddha), masyarakat Cina secara sederhana sudah mempraktikan
keyakinan keagamaan secara tidak tertulis, seperti pemujaan
terhadap dewa-dewa atau roh-roh orang yang dianggap setengah
dewa yang dihormati dan dikenal sekarang dengan sebutan para
suci (shenming).
Oktavianus Yan, PengaruhRamalan Pwa Pwee Pada
Pengambilan Keputusan Masyarakat Tionghoa Di Jakarta (Tesis
Pascasarjana Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, 2017). Dijelaskan
bahwa ramalan dalam agama tradisi masyarakat Tionghoa pada
umumnya menggunakan mediator kimsin (patung) shenming, jadi
umat yang melakukan Pwa Pwee (ramalan) dengan maksud agar
mendapatkan jawaban/petunjuk atas persoalan yang dihadapi oleh
mereka. Untuk itu keberadaan shenming bagi mereka sangat
penting.
Berbeda dengan peneliti sebelumnya, disini penulis ingin
memaparkan/mendeskripsiikan tentang shenming dalam agama
Khonghucu baik secara bahasa maupun istilah, serta mencari dalil
atau ayat-ayat yang menyatakan keberadaan shenming, sehingga
akan diketahui dari shenming dari pemahaman, penghayatan, dan
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-26-
pengamalannya itu sendiri oleh umat Khonghucu. Mereka pergi
beribadah ke kelenteng melakukan sembahyang kepada shenming
dengan tujuan yang berbeda-beda.
E. Metodologi Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan kualitatif yang
memanfaatkan pendekatan sejumlah bidang keilmuan. Dengan
meletakan objek kajian shenming dalam agama Khonghucu.
Penelitian ini akan meminjam pendekatan antropologi yang
disampaikan oleh Thomas F. O‘Dea32
dengan konsep teorinya
yaitu orang-orang suci, seperti Nabi, wali dan ulama. Untuk itu
kaitan dengan shenming, karena shenming adalah para suci,
hemat penulis teori Thomas F. O‘Dea mewakili, hemat penulis
shenming adalah orang yang menyebarkan ajaran agama yang
berdasar pada kitab suci, sehingga kehadirannya dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Maka setelah menginggal orang
menghormatinya sebagai orang suci. Keberadaan para suci
(shenming) memang atas kehendak dari Tian. Dalam Islam
tentang orang suci yakni nabi, wali, ulama, makam mereka sering
diziahari dengan maksud dan tujuan pertama perjuangan orang
yang diziahari, kedua ziarah memiliki motif ganda, disamping
mengenang perjuangannya juga ad motif mencari berkah melalui
32
Thomas F. O‘Dea, Sosiologi Agama, Sebuah Pengenalan Awal
(Jakarta: Rajawali, 1985), h.74.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-27-
tawassul.33
Hanya saja yang membedakan dengan Khonghucu
tentang orang suci, kalau Islam ziarah dan tapak tilasnya ke
makam, sedangkan di Khonghucu pergi ke Kelenteng. Juga teori
Marcel Mauss.34
Menukil tulisannya M. Ikhsan Tanggok berdasar
pada teori Mauss, dipaparkan bahwa tukar menukar prestasi atau
salaing bemberi untuk mewujudkan keteranturan dan integrasi
dalam kehidupan manusia. Ternyata tukar menukar dan kontrak-
kontrak bukan hanya mencakup atau terjadi pada manusia-
manusia dan benda-benda, melainkan juga manusia kepada
makhluk suci (gaib) yang mempunyai hubungan dengan
mereka.35
Mauss menegaskan bahwa tukar menukar yang terjadi
antara manusia dengan makhluk-makhluk suci yang berada di
33
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah, Jejak Para
Wali dan Ziarah Spiritual (Jakarta: Kompas, 2006), h. 19. 34
Marcel Mauss adalah seorang filsuf, sosiolog, dan antropolog abad
20 dari Prancis yang menginspirasi gerakan strukturalisme. Ia lahir di Epinal,
10 Mei 1872. Mauss adalah murid sekaligus keponakan dari sosiolog dunia,
Emile Durkheim yang pemikirannya sangat mempengaruhi perkembangan
intelejensi Mauss. Mauss, seperti Emile Durkheim, dibesarkan di lingkungan
keluarga Yahudi Ortodoks. Ia pertama kali belajar ilmu filosofi di Bordeaux,
tempat sang paman mengajar, kemudian hijrah ke Paris untuk mempelajari
perbandingan agama dan Bahasa Sanskrit. Ia mempelajari beberapa bahasa
seperti Yahudi, Yunani, Latin, dan Iran di Pratique des Hautes Etudesm,
sebuah perguruan tempatnya mengajar nanti. Di tempat itu pula Mauss
memperoleh pengetahuan tentang Sejarah Agama dan Masyarakat Kuno.
Pendidikan beliau di Pratique des Hautes Etudesm bidang Sejarah Agama dan
Masyarakat Kuno (1901) dan Collčge de France bidang Sosiologi (1931).
Karir beliau Guru Besar Agama Primitif di École des Hautes Études Pratique,
Paris (1902),Pendiri Institut Etnologi Universitas Paris (1925), dan Pengajar di
College de France (1931-1939).
35Lihat M.Ikhsan Tanggok, Pemujaan Leluhur Orang Hakka Di
Singkawang (Jakarta: Penerbit Pukkat, 2005), h. 1.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-28-
alam dunia tidak nyata, telah terjadi terutama dalam masyarakat
kuno. Dan teori tukar menukar Mauss, diperkuat oleh Suparlan,
bahwa tukar menukar atau saling memberi tidak hanya terjadi
dalam hubungan sosial, akan tetapi juga terjadi antara katagori-
katagori (seperti kelompok atau golongan) simbol-simbol dari
dunia tidak nyata (gaib) kepada dunia nyata.36
Dalam hal ini sebagaimana penelitian penulis yang
berkaitan dengan etnis Tionghoa, bahwa ciri masyarakat Cina
(Tionghoa) baik yang ada di Cina maupun keturunannya
Tionghoa yang ada di Indonesia, meraka mempercayai terhadap
makhluk suci (yang gaib), dan mereka melakukan praktik-praktik
pemujaan kepada makhluk suci atau yang lebih dikenal dengan
sebutan pemujaan leluhur termasuk di dalamnya shenming (para
suci), pemujaan tersebut dilakukan di lingkungan
keluarga,dengan menyediaan tempat pemujaan (altar pemujaan),
baik itu di di rumah ibadat (Miao/Bio/Kelenteng) maupun di
kuburan leluhur. Mereka berkumpul untuk melakukan upacara
berdasar kalender yang telah ditentukan atau berdasar pada
kesepakatan bersama anggota keluarga. Pemujaan/sembahyang
ini melambangkan kesatuan yang hidup dan yang telah mati.37
36
Dunia nyata adalah dunia yang dapat diukur, sedangkan dunia yang
tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat diukur, hanya saja keberadaannya
dapat diyakini. Lebih lanjut lihat M.Ikhsan Tanggok, Pemujaan Leluhur
Orang Hakka Di Singkawang, h. 1 37
M.Ikhsan Tanggok, Pemujaan Leluhur Orang Hakka Di
Singkawang, h. 2
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-29-
Untuk diketahui kajian shenming merupakan tema-tema
penting dalam ranah keilmuan yang berasar pada kitab suci yang
telah menjadi warisan turun temurun dari nenek moyang, sebagai
upaya peneguhan iman melaluimetode deskriftif,38
sebagai upaya
untuk menemukan jawaban yang lebih komprehensifterkait
dengan Shenming.
Tegasnya dapat disampaikan bahwa metode deskriftif
dalam penelitian ini merupakan jenis metode untuk mengetahui
bagaimana umat Khonghucu memahami, menghayati dan
mengamalkan spirit shenming dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
penulis permasalahan ini merupakan sesuatu yang belum dikaji
secara komprehensif, bahkan literatur-literatur mengenai
shenming, sejauh penelusuran penulis masih sedikit dan belum
ada yang baru.
b. Obyek Penelitian dan Pendekatannya
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa penelitian ini
berlatar pada masalah pokok yaitu tentang shenming dalam
agama Khonghucu, maka ada tiga komponen besar yang
dijadikan objek pembahasan dalam tesis ini. Pertama
menyangkut pengertian shenming itu sendiri; kedua menyangkut
pemahaman, penghayatan dan pengamalan spirit shenming dalam
kehidupan sehari-hari karena hal ini adalah yang fundamental;
ketiga hubungan dengan kosmologi dan Kelenteng sebagai rumat
ibadat shenming.
38
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1998), h. 66-74.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-30-
c. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengetahui shenming dalam agama Khonghucu
secara utuh, sebagai data primer maka penulis akan menggunakan
penelitian kepustakaan (Library research),39
yaitu
mempergunakan sumber-sumber kepustakaan yang ada kaitannya
dengan masalah pokok penelitian dan sub-sub masalah yang
telah dirumuskan dan deep interview kepada pengurus agama
Khonghucu yang terdabung dalam dewan rohaniawan dan umat
Khonghucu.
Library research disinimelakukan kajian kepustakaan
dalam sebuah tesis atau penelitian yang datanya diambil dari
kepustakaan (buku, dokumen, artikel, Koran, dan lain sebagainya
yang autentik).40
Cara tersebut dimaksudkan untuk mendpatkan
informasi-informasi yang yang benar. Juga menggali informasi
kepada informan yang benar-benar mengerti dan paham terkait
dengan pembahsan tesis ini.
Secara garis besar sumber data yang dijadikan dalam
pokok penelitian ini terdapat dua bentuk, yaitu data primer dan
data skunder. Data primer diambil dari literatur-literatur yang
berkaitan dengan pengertian Shenming, sembahyangShenming di
Klenteng. Adapun literatur-literatur yang penulis jadikan data
primer untuk mengkaji permasalahan ini adalah :
39
Imam Munawir, Metode Penelitian Sosial, (Surabaya: Usaha
Nasional, tt), h. 133-134. 40
Prastya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori
dan Panduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti,
(Jakarta: STAI-LAN, cet. 1, 2000), h. 65.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-31-
Karya Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
(MATAKIN) SiShu (Kitab Yang Empat: Da Xue-Ajaran Agung,
Zhong Yong-Tengah Sempurna, Lun Yu-Sabda Suci, dan Meng Zi
(Mencius); Wujing (Kitab Yang Lima: Shi Jing -Kitab Sanjak,
Shu Jing-Kitab Dokumen Sejarah Suci, Yi Jing-Kitab Perubahan,
Li Jing-Catatan Kesusilaan dan Peribadahan dan Chun Qiu
Jing-Kitab jaman Chun Qiu atau disebut juga Lin Jing-kitab Qi
Lin); Xs. Tjhie Tjay Ing, Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian;
Uung Sendana L. Linggaraja, Pendidikan Agama Khonghucu;
Matakin, Pendidikan Agama Khonghucu di Perguruan Tinggi;
Matakin, Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti; Dr.
M. Ikhsan Tanggok, Pemujaan Leluhur Orang Hakka Di
Singkawang; Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si, Mengenal Lebih
Dekat Agama Khonghucu di Indonesia; Matakin, Tata Agama
dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu; FX. Sutopo,
Cina Sejarah Singkat. Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin
Kelenteng; Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kelenteng Toapekong,
dan karya-karya yang lainnya yang berkaitan dengan judul
penelitian.
Sedangkan data sekunder diambil dari dokumen-dokumen
(karya tulis orang lain, Koran dan majalah) yang berkenaan
dengan pokok penelitian.
d. Teknik Pengolahan dan Analisi Data
Data yang terkumpul yang diperoleh melalui elaborasi
dari berbagai sumber diklasifikasi, diseleksi, dan disusun sesuai
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-32-
dengan katagori-katagori data yang diperlukan dalam
pembahasan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, untuk
kemudian data-data tersebut dianalisis secara integral, sehingga
sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian shenming yang dimaksud dalam penelitian ini
di dapat dari berbagai kajian pustaka dan interview kepada
narasumber akan dianalisis dan dideskrifsikan.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-33-
BAB II
GAMBARAN UMUM AGAMA KHONGHUCU
Pada bab ini, penulis akan memaparkan sejarah agama
Khonghucu, Ketuhanan, Nabi-nabi Furba sampai kepada Nabi
Khonghucu, Kitab Suci dan Tempat Ibadah Agama Khonghucu
yang semuanya itu ada kaitan dengan shenming.
A. Sejarah Agama Khonghucu
Sejarah merupakan rangkaian proses yang telah mencatat
tumbuh berkembangnya aneka ragam nilai-nilai historis religius,
moral dan budaya, serta peradaban umat manusia disepanjang
jaman. Keterlibatan agama dalam membangun sebuah peradaban
suatu bangsa tidak bisa dilihat sebelah mata. Peradaban yang
besar dalam agama adalah yang tidak menghilangkan rekam
jejak pendirinya, dalam hal ini adalah sejarah Khonghucu yang
telah dikenal oleh dunia pada saat Dinasti Xia sekitar 23 abad
s.M. dan masuk ke Indonesia melalui migrasi besar-besaran.
Membicaraka tentang Khonghucu sebagai sebuah agama,
kita perlu memperjelas terlebih dahulu. Apa yang dimaksud
Khonghucu itu. paling tidak ada dua penjelasan tentang
Khonghucu. Pertama, Khonghucu adalah agama yang dibawakan
oleh Nabi Kongzi (Khonghucu) dengan kitab sucinya Si Shu dan
Wu Jing yang telah diakui kesahihannya. Namun yang bisa
berubah dan akan terus berkembang dari kitab suci itu sendiri
adalah interpretasi tentang tafsir terhadap kitab suci itu sendiri
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-34-
dari waktu ke waktu. Kedua adalah agama Khonghucu sebagai
historis, yaitu Khonghucu yang diwujudkan dalam peradaban dan
kebudayaan yang dikembangkan oleh para penganutnya.
Kata agama, bagi orang Tionghoa tidak ada perbedaan
antara Agama dan pendidikan. Mereka menggunakan kata Jiao教
sebagai pendidikan termasuk juga pendidikan Agama. Pendidikan
atau agama membimbing manusia untuk hidup dalam suatu
kehidupan yang baik. Keduanya ‗mengajar‘ dan belajar memiliki
tujuan yang dapat memberi pencerahan. Gagasan orang Tionghoa
tentang ‗mendidik‘ ini tidak menunjuk kepada suatu kepercayaan
kepada Tuhan.
Agama dalam kehidupan manusia merupakan sebuah
karunia Tian (天) yang diturunkan melalui shengren atau para
Nabi. Para Nabi kemuadian menjadi Mu duoatau Genta Rohani
yang menyerukan Firman Tuhan Yang Maha Esa kepada
umatnya. Dengan tujuan agar manusia dalam hidupnya mampu
menepati kewajiban sucinya sebagai manusia, merawat Watak
Sejati menempuh Jalan Suci, sehingga dapat menyatakan Satya
kepada Tian (天), Tuhan Yang Maha Esa, tenggang rasa terhadap
sesame manusia dan juga peduli terhadap lingkungannya.1
Sebelum penulis membahas shenming (神明), terlebih
dahulu akan dijelaskan pengertian agama dalam agama
Khonghucu. karena shenming adalah bagian keimanan dalam
1MariaEngelene Santosa, Pengaruh Ajaran Khonghucu Tentang Ren
Terhadap Keharmonisan dan Kesejahteraan Keluarga (Surabaya: Spoc: Study
Park of Confucius, 2015), h. 1.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-35-
agama Khonghucu. Bimbingan untuk menjalankan hidup dalam
Jalan Suci adalah melalui Agama (Jiao教). Bila dilihat Rujiao
(儒教)2terdiri dari dua kata Ru (儒) dan Jiao (教). Ru (儒)
dibangun dari dua huruf radikal , yakni Ren(人) yang artinya
manusia dan Xu yang artinya perlu. Sehingga kata Ru (儒)
memiiki arti Yang diperlukan manusia. sedangkan kata Jiao (教)
dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai Agama yang dibangun
dari dua huruf radikal, yakni Xiao (孝) yang artinya memuliakan
hubungan dan wen (文) yang artinya ajaran. Jadi Jiao atau agama
dapat diartikan Ajaran tentang memuliakan hubungan. Bila Ru
(儒) artinya yang diperlukan manusia dan Jiao (教) artinya
Ajaran tentang memuliakan. Maka Rujiao (儒教) dapat diartikan
sebagai Ajaran tentang memuliakan hubungan yang diperlukan
manusia untuk memenuhi hakikat kemanusiaannya sesuai dengan
Firman Tian.
Membicarakan agama Khonghucu, apakah sebagai agama
atau filsafat keduanya tidak bisa dipisahkan karena seperti dua
2Rújiào (儒教), adalah sebagai agama yang menuntun manusia agar
berperilaku sopan, lembut sekaligus tekun/suka belajar, yang diambil dari
nama nabi terakhir dalam agama ini, yakni Nabi Khongcu, Nabi Kŏngzĭ, Kŏng
Shèngrén (孔聖人), awalnya dipakai oleh oleh orang Barat karena melihat
peran sentral dan penting dari Nabi Khongcu, lihat, kitab Lĭjì buku XXXVIII.
Danagama yang mengajarkan hal-hal yang diperlukan (需) oleh manusia (人)
agar hidupnya menjadi bermakna menuju kesempurnaan jasmani maupun
rohani.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-36-
sisi mata uang yang berkaitan. Untuk itu meminjam bahasanya
Huston Smith, apakah ajaran Konfusius agama atau filsafat?,
menurutnya tergantung pada perumusan arti agama itu sendiri.
Dan ajaran Khonghucu adalah agama. Khonghucu diimani oleh
penganutnya sebagai agama dengan bukti adanya ratusan rumah
ibadah Khonghucu diberbagai daerah di Indonesia. Umat
Khonghucu melakukan ibadah setiap minggu atau tanggal 1 dan
tanggal 15penanggalan Kongzili.3
Istilah asli agama Khonghucu adalah Rujiao (儒教), yang
artinya agama dari kaum yang taat, yang beriman, yang lembut
hati dan berbudi luhur, yang memperoleh bimbingan atau
terpelajar. Namun penyebutan Rujiao (儒教) di Indonesia
diterjemahkan menjadi agama Khonghucu, ini merujuk pada
Sarjana Barat. Mereka menyebutnya Rujiao (儒教) menjadi
Konfucianisme.4
Agama Khonghucu mempunyai masa perkembangan yang
sangat panjang sebelum mencapai bentuk sekarang. Dimulai
sejak Nabidari jaman Tang Yao (唐堯), naik takhta (2357 s.M)
sampai dengan wafatnya Mengzi (孟子)(289 s.M).Agama ini
3Uung Sendana L. Linggaraja, Makna Tian dan Shen dalam
Penafsiran Rohaniwan/Cendekiawan Matakin dan Pengamat Budaya
Tionghoa di Indonesia (Tesis Podi Magister Perbandingan Agama Konsentrasi
Agama Khonghucu Fakultas ushuluddin Uin Jakarta, 2018), h. 32. 4Epih, Upacara Pemberkatan Li Yuan Perkawinan Dalam Perspektif
Agama Khonghucu: Studi Pada masyarakat Peranakan Tionghoa Benteng
Tangerang (Tesis Podi Magister Perbandingan Agama Konsentrasi Agama
Khonghucu Fakultas ushuluddin Uin Jakarta, 2018), h. 44.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-37-
memiliki aspek ketuhanan, kenabian, kitab suci dan tempat
ibadah sebagai tempat sembahyang.
B. Ketuhanan dalam Agama Khonghucu.
Pada setiap agama tentu ada suatu hubungan antara
manusia dengan Tuhannya yang disembah. Dalam agama
Khonghucu, Tuhan yang disembah, yaitu Tian Yang Maha Esa.
Huruf Tian ( 天 ) terdiri dari karakter Yi (一) dan Da
(大), Yi (一) artinya satu; dan Da (大) artinya : manusia dewasa,
atau besar. Penulisan antara huruf yi dan da harus terpisah, tidak
melekat, jadi ada ruang/space = disini melambangkan langit. Tian
( 天 ) = di atas manusia (大) ada langit (ruang/space), dan di atas
langit ada zat yang Esa (一). Jadi keyakinan dan kepercayaan
umat Khonghucu kepada Tuhan dalam bahasa mandarin adalah
Tian, artinya : Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam, Sishu, Zhōngyōng-cūng yūng 中庸 (Kitab Tengah
Sempurna), dikatakan bahwa:
Nabi bersabda, ―Sungguh Maha Besarlah Kebajikan Guishen
(Tian Maha Roh). Dilihat tiada nampak, didengar tiada
天
一
大
Yi= Satu
Da= Besar
Satu Yang
Maha Besar
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-38-
terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia.
Demikianlah menjadikn umat manusia di dunia berpuasa,
membersihkan hati, dan mengenakan pakaian lengkap sujud
bersembahyang kepadaNya. Sungguh Maha Besar Dia,
terasakan di atas daan di kanan kiri kita, Demikianlah Dia.5
Sembahyang besar kepada Tian tanggal 8 malam
menjelang tanggal 9 bulan pertama penanggalan Yīnlì yang
dikenal sebagai sembahyang Jìng Tiàngōng (敬天公) atau King
Ṫhi Kong (atau KengṪhi Kong), dan (3) pada tanggal 15 bulan
pertama penanggalan Yīnlì sebagai sembahyang penutup
rangkaian ritual tahun baru Yīnlì yang dikenal sebagai
sembahyang yuánxiāo (元宵) atau sembahyang cap go me
(十五暝); sembahyang Musim Semi cí (祠).
Dalam kitab Shujing (Kitab Hikayat), menyebut Tian
biasanya dengan memberi tambahan kata-kat untuk semakin
memuliakanNya, seperti:
- Huáng Tiān 皇天 artinya Tuhan Yang Maha Besar
- Hao Tian artinya Tuhan Yang Maha Meliputi dan Ada
Dimana-mana
- Cang Tian artinya Tuhan Yang Maha Suci di tempat Maha
Tinggi
- Min Tian artinya Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Murah,
Maha Welas Asih.
5Matakin, Sishu,Zhōngyōng-cūng yūng 中庸 (Kitab Tengah
Sempurna) Bab XV:1-3.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-39-
- Shang Di artinya Tuhan Yang Maha Kuasa
Menurut penulis ada hubungannya antara Tian dan
shenming. Tian sebagai Tuhan Maha Tertinggi, sebelum
sembahyang kepada Shenming terlebih dahulu harus melakukan
sembahyang kepada Tian sebagai sembah sujud, kemudian
melakukan sembahyang kepada shenming sebagai sujud hormat.
C. Nabi Purba samapi Nabi Kongzi
Rujiao adalah agama yang sudah ada jauh sebelum Nabi
Kongzi lahir. Rujiao yang artinya agama bagi orang-orang lembut
hati, terpelajar, dan terbimbing dengan pengetahuan yang suci.
Rujiao diawali dari Nabi Purba atau dikenal dengan sebutan
shènghuáng-sèng huáng (聖皇/圣), bernama Nabi Fú Xī (伏羲)
dengan menerima Wahyu Peta Bengawan Hétú 河圖 30 abad
s.M, Nabi Xià Yŭ (夏禹) didampingi Nabi Yì (益) dengan
menerima Kitab Sungai Luò Luòshū (洛書) atau wahyu Jajaran
Pegunungan Liánshān (連山) 23 abad s.M, Nabi Shàng Tāng
(商湯) dengan menerima wahyu Pulang Kepada Yang Gaib
Guīcáng (歸藏) 18 abad s.M, Nabi Zhōu Wénwáng (周文王)
dengan wahyu Kitab Merah Dānshū (丹書) yang kemudian
dilanjutkan oleh putera ke-empatnya Zhōu Gōng Dàn (周公旦)
12 abad s.M, sampai kepada ibunda Nabi Kŏngzĭ Yán Zhēngzài
(顏徵在) yang menerima wahyu Kitab Kumala Yùshū (玉書) 5
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-40-
abad s.M, dan kemudian digunakan Nabi Kŏngzĭ untuk menulis
Sepuluh Sayap Shíyì (十翼).6
Nabi Khonghucu/Kongzi(孔夫子), Kŏng Shèngrén
(孔聖人), lahir di negeri Lŭ (魯國) pada tanggal 27 bulan ke-8
tahun 551 s.M penanggalan Yīnlì (陰曆), nama kecilnya Ní Qiū
(尼丘) sehingga dipanggil pula sebagai 孔丘 (Kŏng Qiū) alias
Kŏng Zhòngní (孔仲尼) putra kedua dari Bukit Ní), mendapat
gelar kehormatan sebagai Guru/Bapak Kŏng Yang Mulia Kŏngzĭ
(孔子), Khongcu, Bapak Cendikiawan Kŏng Yang Mulia
Kŏngfūzĭ (孔夫子); Genta Rokhani Tuhan (Tiān Zhī Mùduó
天之木鐸) , yang oleh orang Barat ia dikenal sebagai Confucius
atau Confusius, dalam kitab suci konfusiani dikenal sebagai Nabi
Utusan Tiān (天) yang banyak kecakapannya, Nabi Agung
(Zhìshèng 至聖), serta Yang Lengkap Besar dan Sempurna
(Jídàchéng 集大成) sedangkan gelar oleh para raja/kaisar
sepanjang sejarah, antara lain, Guru Teladan Berlaksa Zaman
(Wànshì Shībiăo 萬世師表), Raja Penebar Kebudayaan
(Wénxuān Wáng 文宣王), dan Guru Purba Nabi Agung
(Zhìshèng Xiānshī 至聖先師). Nabi Kongzi wafat teptnya pada
usia 72 tahun, di negeri Lŭ pada tanggal 18 bulan kedua tahun
479 s.M penanggalan Yīnlì setelah mendapat perawatan dari
6 Matakin, Kamus Istilah Keagamaan Khonghucu (Jakarta: Matakin,
2013), h. 113.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-41-
muridnya ketika sakit. Nabi Kongzi dipanggil oleh umat dengan
sebutan singkat Nabi Khongcu.7
Nabi Kongzi adalah sebagai penerus bukanlah pencipta
agama Khonghucu. Ia hanya melanjutkan ajaran suci para Nabi
sebelumnya, seperti yang dinyatakan dalam kitab Sishu, Lúnyŭ/
Lun Gi-論語/论语 (Kitab Sabda Suci):
Artinya, Nabi Kongzi bersabda ―Aku hanya meneruskan,
tidak mencipta. Aku sangat menaruh percaya dan suka
kepada (Ajaran dan Kitab-Kitab) yang Kuno itu.‖8
Nabi Kongzi secara historis dikenal sebagai penerus maha
karya tahta kepemimpinan dinasti Zhou, beliaulah yang
menghimpun, melengkap sempurnakan kitab Lijing dengan
sebuah kitab catatan Liji, sehingga peran Nabi Kongzi adalah
menyempurnakan ajaran agama Rujiao, sehingga kemudian lebih
dikenal dengan sebutan Ru Khonghucu.Nabi Kongzi mendapat
predikat sebagai Tiān zhīMùduó-thiēn cёmù duó
天之木鐸/天之木铎 ‗Genta Rokhani Tuhan‘ oleh orang yang
sezaman dengan beliau. Sehingga dalam kitab LúnyŭIII:24,
tertulis:
Artinya ‖setelah keluar, ia berkata, ―Saudara-saudaraku,
mengapa kalian nampak bermuram durja karena kehilangan
kedudukan? Sudah lama dunia ingkar dari Dao (Jalan Suci),
7Matakin, Kamus Istilah Keagamaan Khonghucu (Jakarta: Matakin,
2013), h. 62. 8Matakin, Sishu, Lúnyŭ/ Lun Gi-論語/论语 (Kitab Sabda Suci) , Jilid
VII:1..
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-42-
Kini Tian Yang Maha Esa menjadikan Guru (Nabi Kongzi)
selaku Mu Duo-Bok Tok (Genta Rohani).9
Nabi Kongzi di dalam mengemban tugas suci sebagai Mu
Duo-Bok Tok (Genta Rohani Tuhan Yang Maha Esa) tidak
pernah merasa lelah dan jemu dalam belajar dan menyebarkan
ajaran suci untuk mengajak manusia menjunjung tinggi ajaran
agama, menempuh Jalan Suci (Dao), menggembilangkan
kebajikan (Xing), sehingga kehidupan manusia telah
mencerminkan kebesaran dan kemuliaan Tian dalam
kehidupannya.
Untuk menurut penulis sembahyang kepada
shenming(神明) telah dilakukan oleh Nabi Kongzi. Beliau
sebelum melakukan sembahyang kepada shenming (神明),
terlebih dahulu, Ia melakukan sembahyang kepada Tian (天).
D. Kitab Suci Agama Khonghucu
Kitab suci agama Khonghucu dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yakni Wujing (五經) Kitab Suci Yang Lima dan Sishu
(四書) Kitab Suci Yang Empat, serta Xiao Jing (孝經) Kitab
Bakti. Xiao Jing(孝經) Kitab Bakti dibukukan oleh Mengzi
(孟子) yang berdasar dari hasil percakapan dengan Nabi Kongzi.
Dalam catatan sejarah, kitab Wujing (五經), Sishu (四書), dan
Xiaojing (孝經) telah melalui berbagai ujian. Sering dengan baik
9Matakin, Sishu, Lúnyŭ/ Lun Gi-論語/论语 (Kitab Sabda Suci) , Jilid
III:24.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-43-
memperoleh pemeliharaan manusia, sering pula mengalami
bahaya pemusnahan.
1. Wujing (五經)
Wujing (五經) Kitab Suci Yang Lima istilah aslinya bernama
Liu Jing (六經). Umat khonghuhucu mengimani kitab ini, terdiri
atas:
a. Kitab Sanjak (Shījīng 詩經)
b. Kitab Dokumentasi Sejarah (Shūjīng 書經),
c. Kitab Wahyu Perubahan (Yìjīng 易經)
d. Kitab Kesusilaan (Lĭjīng 禮經)
e. Kitab Sejarah Musim Semi dan Rontok (Chūnqiūjīng 春秋經)
f. Dan Kitab Musik (Yuèjīng 樂經)
Karena hampir sebagaian besar Kitab Musik (Yuèjīng
樂經) telah musnah terbakar pada masa dinasti Qin (221 SM--
206 SM), sehingga sisanya yang tidak terbakar, dimasukan ke
dalam Kitab Liji(禮記) Catatan Kesusilaan Bab XVII, yang
merupakan satu dari tiga kitab yang kitab Lijing, maka Liujing
telah dipadatkan menjadi Wujing (五經).
a. Kitab Sanjak (Shījīng 詩經)az
Kitab ini berisi kumpulan nyanyian rakyat berbagai negara,
nyanyian pujian untuk upacara di istana, dan nyanyian pujian
untuk mengiringi upacara ibadah. Kitab Shījīng 詩經 dibagi
menjadi empat bagian:
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-44-
1. Goufeng (kuó fēng 國風/国风) berisi nyanyian rakyat berbagai
negeri, sebanyak 160 sanjak;
2. Xiaoya (siăo yă 小雅) berisi Pujian kecil, 80 sanjak hanya saja
terdapat 6 nyanyian tinggal judulnya saja). Kitab ini biasanya
dinyanyikan/dilagukan untuk mengiringi upacara di istana.
3. Daya (tà yă 大雅) berisi nyanyian pujian besar, sebanyak 31
sanjak berisi piji-pujian untuk Wen Wang文王 (Nabi Ji Chang
(姬昌), pendiri Dinasti Zhou.
4. Song berisi nyanyian pujian, 40 sanjak. Untuk mengiringi
upacara peribadahan. Kitab ini merupakan kumpulan nyanyian
yang paling tua usianya.
b. Kitab Dokumentasi Sejarah (Shūjīng 書經)
Kitab ini berisi dokumen sejarah suci agama Khonghucu
yang dihimpun dan disusun oleh Nabi Kongzi dari berbagai
naskah yang berasal dari jaman Tang Yao (唐堯, 2357-2255 s.M)
dan Yu Shun (虞舜, memerintah tahun 2255 SM--2205 s.M),
Dinasti Xià (夏, 2205 SM--1766 s.M), Dinasti Shàng (商朝, 1766
SM-1122 s.M), Dinasti Zhou (1122 SM--255 s.M), dan jaman
Rajamuda Qin Mu Gong (秦穆公, 659 SM--621 s.M), serta
jaman pemerintahan kaisar Zhou Xiang Wang 651-618 s.M)
Menurut Keterangan Kong Ying Da (574-648 M),10
seorang Boshi (guru besar) jaman Dinasti Tang (618-905 M)
10
Kong Ying Da adalah keturunan Nabi Kongzi yang hidup pada
jaman dinasti Tang.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-45-
yang karya-karya tulisnya dalam tafsir kitab-kitab suci agama
Khonghucu sangat termasyhur; dalam kata pengantar kitab
tafsirnya tentang kitb Shu Jing yang menjelaskan bahwa sebelum
kitab Shu Jing sudah ada kitab-kitab suci yang mendahului. Pada
jaman dahulu, tatkala Raja Suci Fú Xī (伏羲) memerintah dunia,
beliau menerima Wahyu Hétú (河圖) yang dipaparkan dalam
gambar delapan diagram (bāguà八卦).
Tulisan-tulisan peninggalan Raja Suci/Nabi Fú Xī (伏羲,
2953-2838 s.M), NabiShen Nong (sén núng 神農/神农, 2838-
2698 s.M), dan Huang Di (黃帝, 2698-2598 s.M), diberi nama
San Fen (Tiga Makam), membicarakan Jalan Suci Yang Agung.
Di samping itu terdapat juga tulisan jaman Shăo Hào (少皞, anak
Huang Di 2597 SM--2513 s.M), Zhuān Xù(顓頊, cucu Huang Di
2513 s.M--2435 s.M), Gāo Xīn (高辛, cucu Shăo Hào 2436-2366
s.M), Baginda Táng Yáo (唐堯, 2356 s.M--2255 s.M), dan dan
Yú Shún (虞舜, 2255-2205 s.M). Mereka disebut Wu Dian (lima
Undang-Undang/Hukum) berisi Jalan Suci yang wajar.11
Kitab Dokumentasi Sejarah (Shūjīng 書經) dihimpun oleh
Nabi Kongzi dari berbagai naskah dokumen sejarah yang sudah
ada sebelum Nabi Kongzi lahir. Dalam penyusunannya, Nabi
Kongzi melakukan perjalanan ke berbagai negeri untuk
memeriksa kebenarannya.
11
Xs. Thjie Tjay Ing, Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian (Jakarta:
Gerbang Kebajikan, 2010), h.21
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-46-
c. Kitab Wahyu Perubahan (Yìjīng 易經)
Kitab ini disebut juga kitab suci kejadiaan alam semesta
dengan segala perubahannya. Kitab ini juga sebagai Kitab Wahyu
yang mempunyai nilai-nilai universal, dalam hal kepurbaan
maupun dalam hal pengertian yang tidak terukur kedalamannya,
tersembunyi di bawah simbol-simbolnya yang ajaib dan simbol-
simbol Ketuhanan. Kitab ini membicarakan yang pokok saja. Inti
dari kitab wahyu ini berupa 64 simbol, berupa garis-garis Yin
(陰)dan Yang (陽), yang dari tiap unitnya terdiri atas enam garis
(heksagram).
Yak King atau Kitab Perubahan mengungkapkan
prinsip/dasar kebenaran dari pada Kwa (Kesatuan
Diagram/Hexagram) Ngua (Masing-masing Garis Diagram),
Thwan (Makna Hexagram), dan Siang (Peta Makna Kedudukan
Trigram dalam Hexagram dan masing-masing garis) sehingga
nampak sebagaimana sifat dan keadaan berlaksa benda isi langit
dan bumi; menunjukan betapa sangat keprihatinan Nabi akan
masa depan bawah langit ini. Dalam kitab ini dijelaskan juga
dahulu benda-benda dan makhluk di bawah langit ini diciptakan
dan bagaimana kemudian semuanya disempurnakan tugas
fungsinya.12
12
Matakin, Kitab Suci Yak King (Kitab Wahyu Kejadian Semesta
Alam Beserta Segala Peubahan dan Peristiwanya) (Jakarta: Matakin, 2014),
h. pengantar.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-47-
d. Kitab Kesusilaan (Lĭjīng 禮經)
Kitab ini disebut juga Kitab Kesusilaan dan Peribadahan.
kitab Lĭjīng (lĭ cīng 禮經/ 礼经) Kitab Kesusilaan, Tata Agama,
Peribadatan, dan Pemerintahan, sebagai salah satu dari Wŭjīng
(五經, kitab suci yang mendasari dalam agama Khonghucu),
kitab suci ini terdiri atas tiga bagian, yakni pertama, Catatan
Kesusilaan (Lĭjì 禮記); kedua, kitab Peribadatan dan Kesusilaan
(Yílĭ 儀禮), dan ketiga, kitab Kesusilaan Dinasti Zhōu (Zhōulĭ
周禮); Lee King (atau Lee Keng).
Catatan Kesusilaan (Lĭjì 禮記)
Pertama, Catatan Kesusilaan (Lĭjì 禮記) merupakan kitab
yang sangat paling penting di dalam pengetahuan moral agama
Khonghucu. kitab Lĭjì (禮記) merupkan himpunan kitab-kitab
yang berhubungan dengan nilai-nilai moral agama Khonghucu,
serta mempunyai fungsi sebagai kitab tafsir.
Kedua, kitab Kesusilaan Dinasti Zhōu (Zhōulĭ 周禮); Lee
King (atau Lee Keng) telah dibukukan pada masa permulaan
Dinasti Zhou oleh Nabi Jī Dàn (姬旦, Pangeran Zhou Gong). Isi
kitab ini menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan sistem
pemerintahan Dinasti Zhōu (周朝, 1122 s.M-- 255 s.M) atau
sebagai kitab suci yang berisi tata negara dan kesusilaan Dinasti
Zhōu dengan keenam departemen/lembaganya, disebut juga
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-48-
Zhōuguān (cōu kuān 周官. Sehingga Pengaruh kitab ini sangat
besar, kewibawaannya terasa di seluruh negara bagian.
Dan ketiga, kitab Peribadatan dan Kesusilaan (Yílĭ 儀禮).
Kitab ini dibukukan oleh pangeran Zhou, yang berisi berbagai
tata kesusilaan dan tata peribadahan agama Khonghucu jaman
Dinasti Zhou. Kitab ini juga menguraikan tata laksana berbagai
upacara seperti pernikahan, perkabungan, persembahyangan, dan
sebagainya. Untuk itu kitab ini juga disebut Li Gu Jing (Kitab
Suci Tata Peribadahan Kuno).13
2. Sishu (四書)
Sishu (四書) disebut juga Kitab Suci Yang Empat, terdiri
atas Dàxué (大雪, Kitab Ajaran Besar);Zhōngyōng-cūng yūng
(中庸, Kitab Tengah Sempurna);Lúnyŭ/ Lun Gi (-論語/论语,
Kitab Sabda Suci); dan Mèngzĭ-mèng cё (孟子, Kitab Mencius).
a. Dàxué (大雪, Kitab Ajaran Besar)
Kitab ini merupakan tuntunan pembinaan diri, dan
pembinaan batin yang paling dalam dan terlembut, meluruskan
hati, serta sampai kepada pembinaan diri, keluarga, masyarakat,
negara dan dunia. Kitab ini ditulis oleh Zēngzĭ (曾子) atau Zēng
Cān (曾参) salah seorang murid Nabi dari angkatan muda yang
13
Xs. Buana Djaja B. S. Sejarah Rujiao Agama Khonghucu (Jakarta:
Matakin, 2015), h. 10
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-49-
ternyata sangat maju sehingga Nabi menaruh kepercayaan
sebagai penerus lurusnya setelah Yán Huí (顏回) wafat.14
Kitab Dàxué (大雪, Kitab Ajaran Besar) terdiri atas satu
Bab Utama dan 10 Bab uraian. Bab Utama adalah ajaran yang
langsung diberikan Nabi kepada murid-muridnya dan dicatat oleh
Zēngzĭ (曾子), sedang sepuluh bab uraian adalah karya Zēngzĭ
(曾子) dengan tujuan untuk mempertegas dan menguraikan
ajaran suci yang dibawakan di dalam Bab Utama dengan
mengambil ayat-ayat dari kitab suci yang lain, sabda-sabda Nabi
serta pernyataan Zēngzĭ (曾子) itu sendiri.
Bab Utama pasal 1 dalam Kitab ini sesungguhnya sudah
mencakup seluruh isi kitab ini, tertulis
―Adapun Dao yang dibawakan Dàxué (大雪) ialah Míngdé-
míng té (明德, menggembilangkan kebajikan yang bercahaya),
mengasihi rakyat, dan zhì shàn (至善, berhenti pada puncak
kebaikan)‖15
Ayat ini menegaskan bahwa:
a. Firman Tian, Tuhan Yang maha Esa, yang wajib
dipertanggung jawabkan dalam hidup manusia ialah menjaga,
14
Tjhie Tjay Ing, Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian, h. 30 15
Matakin, Sishu, Dàxué大雪 (Kitab Ajaran Besar), Bab Utama, pasal
1. Menjelaskan bahwaMíngdémíng té 明德‘kebajikan yang bercahaya‘ sebagai
anugerah utama Tuhan kepada umat manusia berupa sifat bajik asal yang wajib
diamalkembangkan, mengembangkan atau menggemilangkan kebajikan
karunia Tuhan dalam diri manusia.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-50-
merawat, dan mengembangkan kebajikan, benih suci, yang
hidup dalam diri manusia.
b. Mengembangkan kebajikan, menegakan Firman Tian
(Tiānmìng 天命) tidak dapat dilepaskan dari pengalaman
sebagai pengabdian kepada kemanusiaan.
c. Inilah hentian yang wajib dijunjung dan diupayakan sebaik-
baiknya sepanjang hidup.
Dalam kitab Da Xue Bab Utama menegaskan bahwa Jalan
Suci yang dibawakan ajaran besar atau agama ialah:
1. Menggemilangkan kebajikan yang bercahaya, atau
membimbing manusia mau dan dapat membina kehidupan
rohani agar mampu menjaga dan menggemilangkan sifat-sifat
bijak, mengendalikan nafsudan naluri menepati fungsinya agar
tidak merajalela mengusai dirinya. Terjadi suatu kehidupan
yang tepat dan harmonis lahir batin, jasmani rohani dalam
suasana yang indah dan bijak.
2. Mengasihi rakyat atau mengamalkan kebajikan dalam
kehidupan, sehingga benih-benih kebajikan dalam Watak
Sejati yang bersifat Ren (cinta kasih), menjunjung Yi
(kebenaran/keadilan/kewajiban), Li (Susila atau kesadaran
akan nilai-nilai luhur) dan Zhi (kebijaksanaan/arif) benar-benar
tumbuh dan berkembang kokoh dalam benih dan mewujud di
dalam pengamalan.
Kesemuanya wajib dibina dan diupayakan dengan
sungguh-sungguh sehingga dapat berhenti atau bersemayam di
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-51-
puncak baik; dengan demikian manusia benar-benar bersifat
Junzi atau susilawan, dapat dipercaya sebagai makhluk yang
Zhong Yu Tian (satya kepada Tian) sang khaliknya, dan dapat
dipercaya sebagai manusia yang mengasihi sesama, menyayangi
sesama makhluk dan bertanggung jawab terhadap kelestarian
lingkungan hidup. Dengan demikian terjalin hubungan yang
indah dengan Tian, dengan sesama makhluk dan lingkungan
hidup.
b. Zhōngyōng-cūng yūng (中庸, Kitab Tengah Sempurna)
Kitab ini merupakan kitab keimanan bagi umat Ru-
Khonghucu. kitab ini dibukukan oleh Zĭ Sī-cё sё (子思)16
atau
Kong ji (孔伋), cucu Nabi Kongzi , anak Kŏng Lĭ (孔鲤), dan
murid Mengzi. Kitab Zhōngyōng-cūng yūng (中庸, Kitab Tengah
Sempurna) didahului oleh kata pengantar Zhu Xi yang diambil
dari pandangan Chengzi; antara lain diungkapkan bahwa , ―Yang
tidak menyeleweng itulah zhōng-cūng (中, Tengah), yang tidak
berubah atau tidak luntur itulah yōng-yūng (庸, Sempurna).
zhōng-cūng (中) itulah Jalan Lurus dunia dan yōng-yūng (庸)
itilah Hukum pasti Dunia.
16
Zĭ Sī (cё sё 子思) nama cucu Nabi Kŏngzĭ anak Kŏng Bóyú
(孔伯魚), bernama asli Kŏng Jí (孔伋) penulis kitab Zhōngyōng (中庸)
sebagai salah satu dari sìpèi (四配, empat pendamping Nabi Kŏngzĭ, bergelar
Shù Shèng (述聖yang meneruskan nabi); Cu Su; Khong Khiep (atau Khong
Khip).
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-52-
Lebih tegasnya, kitab ini memberikan tuntunan keimanan,
artinya bagaimana dapat beriman dan dapat melaksanakan ajaran
keimanan dengan zhōng-cūng (中, Tengah/Tepat) dan yōng-yūng
(庸, sempurna/wajar), tidak menyeleweng dan tidak luntur, tidak
kurang dan tidak melampaui, dapat mendekap teguh-teguh dan
mengembangkan kebajikan sebagai mutiara yang terindah di
dalam hidup.
Dalam kitab Zhong Yong Bab Utama ditegaskan bahwa
Jalan Suci aialah hidup atau perilaku kehidupan yang selaras
mengikuti watak Sejati (Xing) berupa benih-benih kebajikan
(Cinta Kasih, Kesusilaan, Kebijaksanaan) manusia sebagai
perwujudan Firman Tian atas hidup manusia. jadi Jalan Suci
adalah hidup menggenapkan atau melaksanakan Firman Tian.
Bimbingan membina diri, menempuh Doa (Jalan Suci) yang
dibawakan Jiao (agama). Kehidupan ini yang dijalankan oleh
para suci (shenming).
c. Lúnyŭ/ Lun Gi (-論語/论语, Kitab Sabda Suci)
Kitab ini berisi Sabda-sabda Nabi Kongzi, Percakapan
Nabi dengan murid-muridnya, dan orang-orang jaman itu yang
dikenal dengansebutan analek. Percakapan antara Nabi Kongzi
dengan murid-muridnya termuat pada Bab X, dengan isi
pembicaraan seputar kehidupan sehari-hari Nabi Kongzi. Kitab
ini memang tidak tersusun secara sistematis dalam membicarakan
suatu masalah, melainkan kumpulan catatan yang ditulis oleh
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-53-
murid-murid atau cucu murid Nabi. Kitab ini seluruhnya
berjumlah 20 jilid/bab.
Kitab Lúnyŭ/ Lun Gi (-論語/论语, Kitab Sabda Suci)
memuat hal-hal yang menyangkut pembinaan iman dan pribadi,
bagaimana menjadi manusia sebagai makhluk ciptaan Tian yang
berbudi sebaik-baiknya, misalnya bagaimana manusia sebagai
makhluk CiptaanNya beriman kepada Tian dan
menggemilangkan kebajikan serta bagaimana membina diri untuk
menjadi insan yang satya dan tepasarira, bagaimana memupuk
cinta kasih, dan kebijaksanaan, bakti dan rendah hati, satya dan
dapat dipercaya,, susila dan menjunjung kebenaran/keadilan, suci
hati dan tahu malu.
Melalui kitab ini kita dapat bersuri teladan kepada Nabi
Kongzi, dengan memahani Nabi Kongzi sebagai manusia dalam
belajar, dalam mengatur keluarga, mengatur pemerintah, dalam
pendidikan, serta mengena murid-muridnya dan orang-rang besar.
Lúnyŭ/ Lun Gi (-論語/论语, Kitab Sabda Suci) merupakan kitab
agama Khonghucu yang paling terkenal di dunia yang sudah
banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Kitab ini terdiri
dari 22 jilid.
d. Mèngzĭ-mèng cё (孟子, Kitab Mencius).
Kitab Mèngzĭ-mèng cё (孟子, Kitab Mencius) ini berisi
percakapan Mèngzĭ dengan raja-raja jaman itu dan tokoh-tokoh
dari berbagai aliran yang pada saat itu, seperti aliran ajaran ajaran
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-54-
Yángzhū (楊朱) dan Mòzĭ(墨子), serta juga dengan tokoh-tokoh
pemikir yang lainnya, seperti Gaozi, Baigui, Song Qin, Meng
Jizi, dan sebagainya.17
Adapun Raja-raja yang pernah dikunjungi
dan berdialog dengan Mèngzĭ, yakni Raja Qí Xuān Wáng
(齊宣王), Raja Liáng Huì Wáng (梁惠王), Lu Mu Gong, Zheng
Wen Gong. Mèngzĭ (孟子) merasa hormat dan kagum dengan apa
yang dilakukan oleh para raja yang mengisyaratkan penuh
perhatian kepada Mèngzĭ (孟子).18
Sehingga dalam kitab
Mèngzĭ-mèng cё (孟子, Kitab Mencius) disabdakan:
artinya“Mèngzĭ (孟子) menemui Raja Liáng Huì Wáng
(梁惠王). Raja bertanya kepada Mèngzĭ (孟子), ―Bapak
tidak menghiraukan jarak yang beribu-ribu li-li (1 li-li = ½
Km) datang kemari; adakah ajaran Bapak (Mèngzĭ孟子)
yang membawa keuntungan bagi negeriku?. Mèngzĭ孟子
menjawab ―mengapa baginda menanyakan keuntungan?,
yang kubawakan hanyalah Cinta Kasih dan Kebenaran‖.19
Percakapan-percakapan Mèngzĭ (孟子), senantiasa untuk
mengembangkan Dao De (Jalan Suci dan Kebajikan)
mengungkapkan Ren Yi (Cinta Kasih dan Kebenaran). Ajaran
Mèngzĭ (孟子) menentang peperangan, membenci pembunuhan-
pembunuhan, mengedepankan nilai kebenaran, mengajak
pemimpin untuk memuliakan kedudukan rakyat, bersuka duka
bersama rakyat, menekankan pemerintah berdasar pada cinta
17
Xs. Thjie Tjay Ing, Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian, h. 39. 18
Matakin, Kamus Istilah Keagamaan Khonghucu, h. 12 19
Matakin, Sishu, Mèngzĭ-mèng cё 孟子 (Kitab Mencius)Jilid 1A:1-3
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-55-
kasih, melindungi rakyat, itulah tugas seorang raja. Mèngzĭ(孟子)
mengajak manusia meluruskan hati, menjunjung kelurusan,
menghindari perbuatan sesat, menjaga hati, merawat Watak Sejati
(Xing) sebagai dasar pengabdian kepada Tian dan menegakan
Firman Tian dalam kehidupan. Kitab Mèngzĭ(孟子) terdiri dari 7
jlid, tiap jilid terbagi dua bagian, bagian A dan B.20
Melalui kitab suci agama Khonghucu ini, terdapat ayat-
ayat suci tentang keberadaan shenming神明 yang tertuang dalam
kitab Sishu dan Wujing.
E. Tempat Ibadah Agama Khonghucu
Agama Khonghucu dikenal di seluruh dunia melalui
rumah ibadah, termasuk di Indonesia dengan sebutan Miao (廟,
Bio). Di Indonesia Miao (廟, Bio) dikenal dengan sebutan
kelenteng. Seperti di Taman Mini Indonesia Indah disebut Kong
Miao atau Kelenteng Nabi Kongzi merupakan kelenteng untuk
menghormati Nabi Besar Kongzi dengan segala tata ibadah
agama Khonghucu. dalam bahasa internasional Inggris, Kong
Miao disebut Confucian Temple.21
a. Kelenteng
Dunia telah mengenal agama Khonghucu melalui rumah
ibadahnya dan sistem ibadah umat pemeluknya.Rumah ibadah
agama Khonghucu disebut Miao (Hanyu Pinyin) atau Bio
20
Matakin, Sishu, Mèngzĭ-mèng cё (孟子, Kitab Mencius)Jilid 1A:1-4 21
Xs. Buana Djaja B. S. Sejarah Rujiao Agama Khonghucu (Jakarta:
Matakin, 2015), h. 7.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-56-
(Hokkian). Namun sebutan Miao di Indonesia dikenal dengan
sebutan Kelenteng. Seperti di Taman Mini Indonesia Indah
(TMII) yang disebut sebagai miniatur Indonesia disana terdapat
rumah tradisi masyarakat Indonesia dan Ibadah ibadah dari tiap-
tiap agama yang diakui oleh pemerintah, di sana terdapat
Kelenteng dengan nama Kong Miao (Kelenteng Nabi Kongzi)
merupakan representasi dari kelenteng agama Khonghucu di
indonesia, sebab di dalam kelenteng tersebut terdapat altar utama
sebagai kembahyang kepada Tian, altar Nabi Kongzi, dan altar
Para Shenming (para suci). Sedangkan Mioa dalam bahasa
Inggris disebut Confucian Temple.22
Kelenteng (Miao) itu sendiri
sudah ada jauh sebelum Nabi Kongzi (Khonghucu) lahir tepatnya
dikenal pada zaman para raja suci (Sheng Wang ) antara lain :
Yao, Shun, Xia Yu, Shang Tang, Wen Wang, Wu Wang , Zhou
Gong.
Ada pula yang berpendapat bahwa istilah Kelenteng
berasal dari bahasa Mandarin yakni Kwan Iem Ting yang
memiliki makna Bangunan bagi pemujaan Dewi Kwan Iem.
Namun pada kenyataannya Istilah Kelenteng ini sudah dipakai
jauh sebelum tempat pemujaan terhadap Dewi Kwan Iem yang
banyak di kenal orang di Indonesia, serta jarang kita jumpai
Kelenteng-kelenteng kuno yang mengkhususkan memuja Kwan
Iem. Untuk itu asumsi bahwa asal muasal kelenteng bukan
diambil dari Dewi Kwan Iem. Namun sebutan Kelenteng berasal
22
Buana Djaja B.S. dan Adji Chandra, Sejarah Agama Khonghucu
dan Ziarah Suci ke Makam Nabi Kongzi (Jakarta: Matakin, 2015), hal. 7.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-57-
dari masyarakat keturunan Tionghoa Indonesia sebagai tempat
suci yang unik dan merupakan perpaduan penghormatan kepada
shenming (para suci) agama Khonghucu, Taois, dan Buddhis,
yang menggambarkan rasa toleransi yang telah melembaga di
dalam kehidupan masyarakat semenjak beratus tahun lamanya.23
Namun kelenteng (Miao/Bio) yang dikenal Indonesia
disebut juga Tri Dharma (Sam Po Kong). Seperti Kelenteng Bun
Tek Bio yang ada di Tangerang di dalamnya terdapat tempat
ibadah dari tiga agama yakni Khonghucu, Tao dan Buddha.
Terbentuknya Tri Dharma yaitu pada kepeminpinan Orde Baru
dimana pemerintah pada saat itu melakukan politik asimilasi
kepada etnis Tionghoa dengan tujuan menjadi tiga agama tersebut
dalam satu tempat ibadah. Sehingga menurut penulis inilah yang
mengakibatkan tidak adanya keotentikkan dari tiap-tiap agama
yang tergabung dalam ibadah/sembahyang di rumah Tri Dharma
tersebut karena setiap umat baik dari Khonghucu, Tao dan
Buddha melakukan sembahyang dengan menggunakan
perlengkapan yang sama.
Adapun istilah lain nama Kelenteng adalah Kiong, yang
arti sebenarnya adalah Istana, misalnya kelenteng Eng An
Kiongdi Malang, yang sebenarnya adalah sebutan untuk Hok Tik
Bio juga karena altar utamanya khusus untuk Hok Tik Cing
Sienatau Malaikat Bumi. Kata Eng An Kiongini diambil dari
nama istana seorang saudara angkat Kwan Kong, yakni Lauw Pi,
23
Moerthiko, dkk, Riwayat Klenteng, Vihara, Lithang, Tempat Ibadah
Tridharma seJawa, 98
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-58-
setelah beliau menjadi raja dynasti Han yang terakhir zaman Sam
Kok. Nama yang lainnya lagi dari Kelenteng adalah Tju Tik
Xiong.Bahkan di Kediri nama lain dari kelenteng yakni Thu Hwie
Kiong.24
Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa sebagai salah
satu dari sekian banyak tempat ibadah/tempat suci yang ada
dinusantara dengan memakai istilah-istilah lain. Hanya saja untuk
mempermudah masyarakat luas dipakailah istilah Kelenteng yang
sudah mendarah daging untuk masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Namun dibeberapa tempat nama Kelenteng sebagai
tempat suci disebut juga tempat Ibadat Tri Dharma, yang diserap
dari istilah bahasa Sansekerta ―Tri‖ dan ‗Dharma‖, yang memiliki
makna sebagai Tempat Suci itu sendiri, sebagai tempat ibadah
kepada Tian (Tuhan), dan sebagai tempat penghormatan Para
Nabi (Khonghucu, Taois, dan Buddhis) dan para suci (Shenming)
dari tiga agama. Sehingga istilah Kelenteng atau Tri Dharma
adalah sebagai salah satu tempat ibadah/tempat suci diantara
sekian banyak tempat suci agama agama besar di tanah air.
Karena penyebutan istilah dan Kelenteng atau tri Dharma
mempunyai latar belakang pengertian yang sesuai dengan Tempat
Suci.25
24
Moerthiko, dkk, Riwayat Klenteng, Vihara, Lithang, Tempat Ibadah
Tridharma seJawa, 101 25
Moerthiko, dkk, Riwayat Klenteng, Vihara, Lithang, Tempat Ibadah
Tridharma seJawa, 123
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-59-
Di rumah ibadat Kelenteng (Miao-Bio) umat beribadah
kepada Tian (天) Tuhan Yang Maha Esa di altar utama dengan
menghadap ke langit lepas. Untuk itu Nabi Kongzi sepanjang
hidup beliau mengajarkan ibadah kepada Tian bagi seluruh
umatNya. Nabi Kongzi telah merancang desain spiritual rumah
ibadah Kelenteng (Miao廟) bukan hanya untuk keluarga istana
seperti di jaman purba, melainkan bagi seluruh umat manusia
yang beriman Rujiao儒教. Kelenteng juga sebagai tempat umat
untuk menghormati para suci Shenming (神明). Shenming (神明)
juga terdiri dari orag-orang suci yang berjasa sebagai teladan
rohani insan beriman, memberikan keteladanan bersujud kepada
Tian (天) dan menjalankan FirmanNya.26
Pada awalnya Miao (廟) sebagai tempat ibadah
masyarakat Tionghoa. Sehingga ini menjadi latar belakang
sejarah Miao tumbuh dalam kultur Rujiao (儒教) sebagai salah
satu agama besar leluhur bangsa-bangsa di benua Asia, termasuk
di dalam masyarakat Tionghoa. Ciri khas Miao/Kelenteng selalu
ada altar utama di depan sebagai sujud ibadah kepada Tian Gong
(天公) Tuhan Yang Maha Esa.
Sebelum Nabi Kongzi (Khongcu) lahir kelenteng (Miao)
sudah ada sebagai tempat penghormatan kepada raja (sujud
hormat). Selain itu Kelenteng juga mempunyai fungsi sebagai
tempat menyimpan benda-benda milik raja yang sudah
26
Xs. Buana Djaja B. S. Sejarah Rujiao Agama Khonghucu, h. 8.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-60-
meninggal. Nabi Khongcu sering mengunjungi kelenteng itu
sebagai tempat belajar membuka wawasan, Dalam kitab Si Shu
yang tulis di Lunyu diceritakan bahwa nabi Khongcu banyak
bertanya kepada penjaga ketenteng. Penjaga kelenteng itu
kewalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan nabi Khongcu yang
rinci dan berat, dia marah dan berkata kepada nabi Khongcu dia
berkata: ―Katanya tuan ini orang pandai, mengapa banyak
bertanya?‖ Nabi Khongcu menjawab:‖ Kalau tidak tahu katakan
tidak tahu, kalau tahu katakan tahu, itulah orang yang tahu.‖
Nabi Khongcu mempunyai kesan yang mendalam
terhadap kelenteng para raja, beliau mempunyai ide untuk
menjadikan kelenteng itu sebagai media belajar bagi rakyat di
luar istana. Nabi Khongcu menyadari bahwa di dalam masyrakat
itu ada orang yang punya banyak waktu belajar dan membaca
buku, yaitu para pejabat negara dan para guru. Namun ada orang
di dalam masyarakat yang jumlahnya lebih banyak tidak punya
waktu membaca buku karena sibuk bekerja, mereka itu adalah
pekerja profrsional, para ahli yang kerja di bidang produksi
barang, para pedagang yang sibuk bekerja di pasar, para petani
dan pekerja lainnya, dan kelompok pengusaha. Kelompok pekerja
sibuk ini juaga memerlukan pembinaan rohani dan juga perlu
belajar meskipun dalam waktu pendek.
Pemikiran ini mendorong nabi Khongcu membuat
pernanaan kelenteng sebagai tempat masyarakat menjalankan
ibadah dan belajar membina kehidupan rahaninya. Nabi Khongcu
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-61-
menata kelenteng bentuk luarnya yang indah dan menarik, dan
juga menata altar para shenming serta menaruh altar Tian Gong
di bagian depan. Semua orang yang bersembhayang di kelenteng
wajib bersembahyang kepada Tian Gong (Tuhan) paling awal.
Setelah bersembahyang kepada Tian Gong baru sembahyang
kepada para shenming
Kelenteng pada awalnya dibangun di dekat pasar dan di
bukit-bukit supaya masyarakat mudah menemukannya. Orang-
orang yang bertempat tinggal dekat pasar atau tempat ramai
mudah menemukan kelenteng. Para petani yang bertempat tinggal
di pedesaan juga mudah menemukan kelenteng, mereka bisa
beribadh dan belajar di kelenteng. Para penjaga kelenteng
seharusnya orang yang berpengetahuan luas dan mendalam
sehingga dapat membantu umat Khonghucu yang beribadah di
kelenteng beribadah dengan khusuk. Seiring dengan
perkembangan zaman, Kelenteng yang awalnya dibangun dekat
pasar dan bukit-bukit, sekarang disesuaikan dengan jarak rumah
umat, namun tidak mengurangi kekhusuan
Fungsi Kelenteng adalah sebagai tempat kebaktian kepada
Tuhan dengan segala peribadahannya, sekaligus sebagai tempat
kebaktian kepada para Nabi dan para suci yang disebut Shenming
dari agama Khonghucu (Ji), Taois (Too) dan Buddhis (SIK).
Untuk itu hakikat dari tempat suci kenteng ialah sebagai tempat
atau rumah ibadah kepada Tuhan Yang Mahas Esa, serta tempat
kebaktian atau penghormatan kepada para Nabi dan para suci
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-62-
(Shenming) dengan memakai tata upacara sembahyang yang
berlandaskan pada ritual bercorak khas agama Khonghucu,
walaupun di dalamnya juga diadakan di ruang sembahyang bagi
para suci Taois dan Buddhis. Inilah telak keunikan Kelenteng dari
segi religius yang ada di nusantara. Kelenteng sebagai tempat
suci/ibadah dimana semuanya menggunakan Tataupacara yang
terdapat di dalam tata ibadah agama Khonghucu, sebab segala
peraturan dan perlengkapan sembahyang yang ada di dalamnya
berpedoman kepada tata agama dan tata laksana upacara yang ada
di dalam agama Khong Cu Bio atau Bun Bio.27
Seperti penyusunan meja sembahyang, dengan
perlengkapan perlengkapan, beberapa tempat penancapan
dupa/batang hioswa, lilin merah dan yang lain-lainnyamerupakan
ciri khas bentuk altar penghormatan kepada Nabi Khongzi
(Khonghucu), baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Karena
pada dasarnya Kelenteng tempat ibadah umat Khonghucu pada
mulanya.
Paling tidak ada tiga fungsi Kelenteng (Miao). Pertama
sebagai tempat untuk beribadah kepada Tian Yang Maha
Pencipta (sujud syukur kepada Qian) dilakukan di depan
Kelenteng terdapat altar utama yang menghadap ke langit lepas,
disitulah umat Khonghucu melakukan sembahyang kepada Tian
sebaga wujud sembah sujud syukur atas karunia yang telah
diberikan oleh-Nya.
27
Moerthiko, dkk, Riwayat Klenteng, Vihara, Lithang, Tempat Ibadah
Tridharma seJawa, 100
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-63-
Kedua Kelenteng sebagai tempat untuk beribadah kepada
Shenming (Para Suci) sebagai sujud hormat (sujud hormat).
Sembahyang kepada Shenming (malaikat bumi/Tu Shen 土神)
dilaksanakan oleh raja muda (gong 公), dan berkembang menjadi
persembahyangan bagi para suci (Shenming神明). Shenming
terdiri dari orang-orang suci yang telah berjasa sebagai teladan
rohani yang di dalamnya bagian dari memberikan keteladanan
bersujud kepada Tian dengan menjalankan Firmannya. Dan yang
Ketiga Kelenteng sebagai tempat sembahyang dan
mendoakan para leluhur sebagai sujud bakti. Kewajiban bakti
kepada leluhur merupakan ajaran rohani dalam agama
Khonghucu karena dalam kosmologi seseorang merupakan
kelanjutan dari kehidupan fisik orang tuanya. Oleh karena itu
seorang anak merupakan generasi dari orang tuanya. Maka
dijelaskan dalam kitab Bakti:
―Sesungguhnya Laku Bakti itu pokok kebajikan; daripadanya
ajaran agama berkembang, Tubuh, anggota badan, rambut
dan kulit, diterima dari ayah bunda; maka, perbuatan tidak
berani membiarkannya rusak dan luka, itulah permulaan laku
bakti. Menegakan diri hidup menegakan Jalan Suci,
meninggalkan nama baik dijaman kemudian sehingga
memuliakan ayah bunda, itulah laku bakti. Adapun Laku
Bakti itu dimulai dengan melayani orang tua, selanjutnya
mengabdi kepada pemimpin (bangsa dan negara), dan
akhirnya menegakan diri‖.28
28
Matakin, Kibab Bakti (Hua King) I:4-6 (Jakarta: Matakin), hal. 1.
Juga lihat, Mulyadi, Pelaksanaan Laku Bakti Umat Khonghucu Makin
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-64-
b. Hubungan Kelenteng dan Shenming
Dalam kepercayaan agama Khonghucu terdapat tiga
landasan sembahyang/ibadah, yaitu kepada Tian, Para Suci
(Shenming) dan Leluhur. hal tersebut sesuai termaktub ayat ayat
Kibat Si Shu:
Dalam Si Shu Lun Yu : XVI - 829
Artinya: Nabi Kongzi bersabda : Seorang Junzi/Kuncu
(Susilawan) memuliakan tiga hal: Memuliakan Firman
Tian , Orang Besar dan Sabda Para Nabi
Dalam tafsiran Matakin, ayat di atas menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan Orang Besar menurut Xs. Tjhie Tjay Ing30
yang termaktub dalam kitab Su Si, Lun Yu (Sabda Suci), Jilid
XVI ayat 8 adalah Shenming (Para Suci). Maka keberadaan
Shenming dalam umat Khonghucu adalah sebagai bagian dari
iman yang menguatkan dan meneguhkan keimanan kepada Tian.
Kelenteng adalah sebagai tempat ibadah/sembahyang
kepada Shenming. Untuk itu umat Khonghucu yang hendak
beribadah/sembahyang kepada Shenming pasti ia akan pergi ke
Kelenteng untuk berdoa memohon keberkahan dari Shenming itu
sendiri. Bermacam-macam doa yang dipanjatkan kepada
Shenming biasanya sesuai dengan persoalan yang dihadapi oleh
umat.
Cibinong Bogor (Tesis Pascasarjana Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, 2015),
hal. 3. 29
Kitab Su Si (Kitab Yang Empat), Lun Gi (Sabda Suci) Bab XVI KWI
SI ayat 8 (Jakarta: Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, Cetakan ke
XIII, 2011), h. 292-293. 30
Xs. Tjhie Tjay Ing adalah seorang Dewan Rohaniawan Majelis
Tinggi Agama Khonghucu Khonghucu.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-65-
Dalam lima kitab suci yang mendasari agama Khonghucu
(Wujing) bagian kitab wahyu perubahan (Yijing)di jabarkan:
Kelenteng itu diwahyukan oleh firman Tuhan Yang Maha Esa
(Tian Ming), melalui ajaran suci para Nabi (Shengren) dan
cahaya kebajikan para MalaikatNya (Shenming).
Umat Khonghucu di Indonesia sudah memiliki tradisi
beribadah kepada Tian yang disebut Thikong(Tian Gong), kepada
para suci (Shen Ming), dan kepada Leluhur masing-masing,
karena dasar sembahyang kepada Tian dan Shenming serta
Leluhur sudah diajarkan oleh Nabi Kong Zi, yang terdapat padaLi
Ji (Catatan Kesusilaan).
Di Indonesia Kelenteng secara umum sabagai tempat
ibadah/sembahyang orang Tionghoa, khususnya bagi umat
Khonghucu, Tao dan Buddhis (aliran Tri Dharma). Mereka
melaksanakan ibadahnya di kelenteng. Di sana terdapat altar
Tian, Shengren, Shenming(sebutan para suci umat Khonghucu)
danXian (sebutan dewa-dewa suci umat Tao dan Buddha) yang
dinyakini orang Tionghoa dapat membantu mereka atau memberi
petunjuk dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, sehingga
mereka percaya bahwa doa/permohonan yang mereka panjatkan
dapat dikabulkan.
Sejatinya Kelenteng sebagai tempat ibadah umat
Khonghucu memang sudah ada sejak jaman raja-raja purba. Raja-
raja purba membangun zong miao atau kuil leluhur untuk
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-66-
melakukan sembahyang di hadapan Tian atau para leluhur.
Seperti yang tersurat di dalam Li Ji (Li jing),
―Di dalam sembahyang musim semi dan sembahyang musim
rontok hendaklah dibangun kembali zu miao–co bio (miao-
bio leluhur), diatur rapi barang-barang warisannya, diatur
rapi pakaian-pakaiannya dan disajikan makanan sesuai
dengan musimnya. Di dalam upacara di zong miao, orang-
orang yang sama (marga) diatur kiri dan kanan, sehingga
dapat dibedakan jauh dekat hubungan kekeluargaannya.
Orang-orang dari marga lain dibagi menurut tingkat
kedudukannya, sehingga dapat dibedakan tinggi rendahnya
kedudukannya. Bagi para petugas diatur menurut tugasnya,
sehingga dapat kecakapannya. Para pengunjung saling
memberi selamat, orang yang lebih muda menyediakan
minuman kepada yang lebih tua. Dengan demikian pihak
muda mendapat berkah. Apabila upacara telah selesai,
kemudian dibagilah tempat duduk menurut warna
rambutnya, sehingga dapat dibedakan tingkat usianya‖.31
Kelenteng yang ada di Indonesia merupakan bangunan
keagamaan yang bentuk dan modelnya sama dengan aslinya di
Tionghok yakni sebagai tempat yang memiliki kesakralan untuk
penghormatan kepada Shenming, dan para leluhur.
Orang Tionghoa jaman dahulu sering melaksanakan
sembahyang kepada Tian dan Malaikat Bumi sebagai bentuk rasa
syukur atas berlimpahnya hasil bumi dengan melakukan
sembahyang di altar shenming dan altar leluhur keluarga. Karena
di depan altar Shenming berfungsi sebagai tempat untuk berdoa
memohon berkah.
31
Kitab SiShu (Kitab Yang Empat), Zhong Yong. XVIII: 3-4
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-67-
Dalam Li Ji tersurat:
―Seorang Tianzi mempunyai tujuh altar miao. Tiga buah
dinamai zhao, dua mu, dan satu altar miao untuk kakek
besarnya, seluruhnya berjumlah lima altar. Seorang
pembesar/dafu mempunyai tiga altar miao, satu zhao, satu
mu, dan satu miao untuk kakek besarnya, semua berjumlah
tiga altar. Pejabat-pejabat lain/shi hanya mempunyai satu
altar miao, dan rakyat biasa melakukan upacara sembahyang
diruang utama rumahnya‖.32
Umat datang ke Kelenteng, selain melakukan sembahyang
kepada Tian YME, mereka juga bersembahyang di hadapan altar
Shenming untuk memohon petunjuk maupun keberkahan dari-
Nya dengan waktu yang tidak dibatasi baik siang maupun malam.
seperti yang tertulis dalam kitab Li Ji:
―Terselenggaranya li di altar jiao (kepada Tuhan), beratus
bai shen (malaikat) menerima tugasnya. Terselenggaranya li
di altar she (malaikat bumi), menjadikan beratus barang
berlimpah. Terselenggaranya li di zu miao (altar leluhur),
menjadikan beratus orang taat laku bakti dan kasih sayang.
Terselenggaranya li di lima altar dalam keluarga, menjadikan
berbagai peraturan dan perundangan terselenggara lurus.
Terbinanya kebenaran menyelenggarakan upacara di
sembahyang dari altar jiao, she, zu miao, shan chuan
(gunung dan sungai), sampai wu si (lima altar keluarga)
itulah yang terkandung di dalam li.33
Dari dulu sampai sekarang tradisi orang Tionghoa masih
menghormati/sembahyang kepada Shenming (para suci) yang
dihormati itu awalnya arwah para leluhur yang biasa di sebut
32
Li Ji (Catatan Kesusilaan)Yang Lima.III: 4 33
Liji, (Catatan Kesusilaan)Yang Lima.VII: 3
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-68-
shenming/dewa suci, seperti; Hok Tek Ceng Sin, Hian Tian
Shang Di, Kong Tek Cun Ong, Kwan Im Nio-Nio, Kwan Iatau
yang di kenal dengan sebuatan Kwan Kong, Thian Siang Seng
Bo,Coo Kun Kong, dan Pek Houw Sin.
Umat Khonghucu percaya bahwa shenming itu dapat
membantu mereka dalam menghadapi berbagai persoalan
hidupnya. Sehingga Shenming dipercayai dapat melindungi dan
memberi petunjuk/pertolongan, maka umat Khonghucu sebagian
besar melakukan sembahyang kepada Hok TekCeng Sin(Malaikat
Bumi).
c. Kimsin (Jinshen/Patung) Shenming
Sangat menarik bagi kita membicarakan kimsin
khususnya umat Khonghucu yang dalam kehidupannya dekat
dengan kelenteng. Banyak diantara kita yang hanya menjalankan
kebiasaan namun tidak memahami apa yang kita lakukan. Dalam
hal ini Nabi Kongzi mengingatkan kepada kita agar janagn
menjadi orang yang sama bodohnya bahkan tidak mau meneliti
hakekat tiap perkara.
Dalam agama Khonghucu penghormatan terhadap Kimsin
menjadi pokok ajaran agama, hal ini seperti yang disabdakan
Nabi Kongzi ―Seorang Jun Zi memuliakan tiga hal: memuliakan
firman Tian YME, memuliakan orang-orang besar dan
memuliakan sabda para Nabi‖ (Sabda Suci Jilid XVI:8,1)
Pokok PermasalahanShenming yang ada di berbagai
Kelenteng yang ada di Indonesia bahkan di dunia sunguhnya itu
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-69-
disebut Kimsin (Jinshen). Maka sangat erat kaitannya kelenteng
dan kimsin shenming karena keduanya tidak bisa dipisahkan
seperti dua sisi mata uang yang saling berkaitan. Kimsin
(Jinshen) adalah sebuah patung para suci (shenming) yang
dipercayai oleh umat Khonghucu terdapat energi supra natural
atau cahaya sang maha roh karena di dalam kimsin tersebut
diyakini adanya adanya kekuatan yang memancar dalam diri
kimsin tersebut. Artinya adanya kesakralan yang terdapat pada
kimsin.
Kimsin (Jinshen) merupakan perlengkapan utama sebagai
perwujudan Nabi (Shengren) dan Para Suci (Shenming) untuk
melaksanakan ritual sembahyang dalam tradisi masyarakat
Tionghoa pada umumnya khususnya umat Khonghucu.34
Untuk
itu sebagai keimanan terhadap roh yang terdapat pada kimsin
(Jinshen) Shenming, terdapat pada kitab Yi Jing.
―Dahulu Nabi (Shengren) membukukan Yi Jing ialah oleh
bantuan Cahaya Sang Maha Rokh (Shenming) yang telah
menciptakan peraturan-peraturan penggunaan rumput Si‖35
34
Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, (Surabaya: SPOC:
Studi Park of Confucius, 2016), hal.3 35
Kitab Yi Jing (Yak King) atau Kitab Perubahan mengungkapkan
prinsip/dasar kebenaran dari pada KWA (Kesatua Diagram/Hexagram),
NGAU (Peta Makna Kedudukan Trigram dalm Hexagram dan masing-msing
garis) sehingga nampak bagaimana sifat dan keadaan berlaksa benda isi langit
dan bumi; menunjukan bahwa betapa sangat keprihatinan Nabi akan masa
depan bawah langin ini. Dalam kitab ini dijelaskan bahwa dahulu benda dan
mskhluk di bawah langit ini diciptakan dan bagaimana kemudian semuanya itu
disempurnakan tugas fungsinya.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-70-
Fungsi kimsi (Jinshen) Shenming ialah sebagai
perlengkapan sembahyang yang dapat mengkonsentrasikan atau
memfokuskan seseorang bersembahyang kepada Shenming,
bukan berarti menyembah patung melainkan sebagai alat
konsentrasi untuk sujud hormat. Sebagai alat komunikasi seakan-
akan umat yang berdoa atau memohon kepadanya.
d. Lĭtáng
Lĭtáng-lĭ tháng (禮堂/礼堂) adalah ruangan kesusilaan‘;
sebagai rumah ibadat agama Khonghucu, sarana untuk
melaksanakan upacara atau sembahyang/kebaktian dengan
diselenggarakan pula khotbah/ceramah keagamaan. Lithang
sebutan yang populer untuk lĭtáng (禮堂) sebagai rumah ibadat
umat Khonghucu Indonesia.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-71-
Peta konsep tempat ibadah umat Khonghucu36
Keterangan:
Dalam tata agama Khonghucu dan tata laksana upacara
agama Khonghucu, sesuai yang dituliskan dalam Wujing dan
Sishu, ditetapkan rumah ibadah dalam agama Khonghucu sebagai
berikut:
36
Gunadi dan Hartono, Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti (Jakarta: Kemendikbud, 2015), h. 123.
Tempat Ibadah
Umat Khonghucu
Miao
(Kelenteng)
Litang(Tempat
MelakukanIbadah)
Rumah Ibadah
Lainnya
Peran Nabi Kongzi
Shenming Dalam
Kelenteng
Shenming Dalam
Khonghucu
Ciri Khas
Kelenteng
Nilai Utama
Kelenteng
Wenmiao
Kongmiao
Zhongmiao
ZumiaoJiao She
Xiangwei
Jiao She
Jiao
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-72-
1. Tiantan adalah tempat ibadah untuk bersujud kepada Tian
Yang Maha Esa
2. Kongzimio adalah komplek bangunan Kongmiao untuk
kebaktian bagi Nabi Kongzi dengan menempatkan
jinshen/patung Nabi Kongzi pada altarnya.
3. Kongmiao Lithang adalah ruang kebaktian, tempat umat
Khonghucu melaksanakan ibadah bersama (kebaktian)
4. Wenmiao adalah sebuah rumah ibadah utama agama
Khonghucu, seperti Kongzimiao, namun tidak menempatkan
jinshen/patung Nabi Kongzi, melainkan menggunakan
shenzhu (papan nama) Nabi Kongzi, didampingi dengan
shenzhu empat yang dekat dengan Nabi (Sipei), dan masing-
masing12 murid Nabi Kongzi di kiri dan di kanan shenzhu
Nabi Kongzi.
5. Zhongmiao/Zumiao adalah Rumah Abu Leluhur, tempat
umat Ru (agama Khonghucu) beribadah memuliakan arwah
leluhurnya.
6. Xiangwei adalah altar leluhur di dalam keluarga, tempat Ru
(agama Khonghucu) berdoa memuliakan arwah leluhur
bersama keluarga
7. Jiao adalah altar sembahyang kepada Tian
8. She adalah altar sembahyang kepada malaikat Bumi.
Toto Tohari
-73-
BAB III
DISKURSUS TENTANG SHENMING (神明)
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan arti shenming baik
secara bahasa maupun istilah dilengkapi dengan ayat-ayat
dalam kitab Sishu(四書)dan Kitab Wu Jing (五經) yang
dijadikan rujukan tentang shenming(神明). Di samping itu
penulis akan memaparkan tiga katagori tentang shenming,
pertama, berdasarkan ‗spirit‘ malaikat/sifat Tian, kedua,
berdasarkan kebajikan keteladanan manusia, dan ketiga,
berdasarkan mitos dan legenda. Disamping itu penulis akan
memaparkan tentang proses menjadi shenming, Iman Kepada
shenmin dan mencari ayat-ayat tentang shenming.
A. Definisi Shenming(神明)
Pemahaman mengenai shenming (神明) dalam aspek
keimanan dan ketakwaan umat Khonghucu kepada
Tian/天(Tuhan Yang Maha Esa). Melalui iman kepada shenming
(神明) manusia mendapat pemahaman, spirit, keteladanan dalam
menjalankasn agama yang merupakan bimbingan menempuh dao
(Jalan Suci), dan hidup selaras dengan Firman Tian
(Tianming/天命).
Untuk mengetahui arti Shenming (神明) dalam agama
Khonghucu, maka penulis akan memaparkan shenming yang
terdiri dari dua kata yakni Shen (神)dan Ming (明), baik secara
bahasa maupun istilah yang memiliki arti dan makna yang
berbeda.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-74-
Shenming (神明) terdiri dari dua kata yaitu Shen (神) dan
Ming (明). Huruf Shen (神) berasal dari dua akar kata yang
merupakan huruf kuno shi (示 bersujud/altar)1 atau
persembahyangan/spiritual dan huruf fonetik shen (申) yang
atinyamenyatakan, menjelaskan. Dalam kamus Istilah
Keagamaan Khonghucu (KIK)2 shen (神) memiliki makna
3: shén
(sén 神) 1 spirit atau rokhani; sebagai salah satu komponen daya
hidup manusia yang bersifat yáng (陽); 2 roh suci, malaikat.
Namun shen (申) juga memiliki banyak pengertian antara lain
seperti spirit (roh), spiritual (rohani/keagamaan), god (dewa),
God (Tuhan), soul (Jiwa/arwah), mind (pikiran/akal), intelligence
(kecerdasan), vitality (daya/kekuatan), force (kekuatan), divinity
(Ketuhanan), immortal (sesuatu yang tidak mati), dan
supranatural.4 Jadi Shen (神) dalam suatu sisi tertentu dapat
bermakna sebagai Roh Tuhan yang merupakan asal mula langit
dan bumi beserta segala benda-benda.5
1Kamus Tionghoa versi elektronk Shuowen zidian說文字典, produksi
說文字典工作室內 ver. 3+ 2Tjhie, Tjay Ing, dkk. Kamus Istilah Keagamaan Khonghucu (Jakarta:
Matakin, 2013), h. 92. 3Xs. Tjhie Tjay Ing, Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian (Jakarta:
Gerbang Kebajikan, 2010), h. 71. 4Uung Sendana L. Linggaraja, Gunadi dan Hartono, Pendidikan
Agama Khonghucu (Tangsel: Universitas Terbuka, 2014), h. 1.37. 5Wawancara dengan Vekky Mongkareng, seorang Rohaniawan
Agama Khonghucu. Wawancara pada tanggal 27 November 2017.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-75-
Shen juga dapat dikatkan dengan nama Tian, seperti Gui
Shen 鬼神 Tuhan yang memiliki sifat sebagai Maha Rokh, Tian
– Tuhan Yang Maha Esa, yang disebut pula sebagai Huang Tian,
Sang Maha Pencipta, sebagai Tai Ji 太極 Yang Maha Kutub /
Puncak, sebagi Tai Shi 太始 Yang Maha Mula, sebagai Tai Yi
太一 Yang Maha Esa, sebagai Shang Di 上帝 Tuhan Semesta
Alam Yang Maha Kuasa Yang Maha Tinggi.6
Sedangkan Ming (明) artinya Gemilang atau Bercahaya.
Kata Ming (明) terdiri dari dua akar kata yaitu ri (日 matahari)
dan Yue (月bulan).7
Satu hal yang perlu dikemukakan adalah umat khonghucu
juga meyakini untuk menjadi shenming mesti atas kehendak
Tuhan atau Firman Tuhan (Tianming/天命) lebih dahulu.
Tianming/天命 (Firman Tian) ialah kekuatan atau kuasa Tian
yang mengatur alam semesta, dengan sifat hukum abadi, tidak
berubah-rubah namun dapat dipelajari dan dipahami dengan
mengkaji hukum yang berlaku di atas alam semesta, seperti
hukum alam yang berdasar prinsip Yin Yang.8 Tianming
6Xs. Tjhie Tjay Ing, Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian (Jakarta:
Gerbang Kebajikan, 2010), h. 69. 7Lihat Kamus Istilah Keagamaan Khonghucu (Jakarta: Matakin,
2013), h. 75. 8Yin dan Yang, merupakan perwujudan dwi-tunggal dari kekuatan
Tian/Tuhan yang menjadi inti, dan menggerakan seluruh alam semesta. Yin
dan Yang merupakan dua sisi dari satu mata uang, jadi Yin dan Yang tidak
merupakan dua subtansi yang terpisah tetapi sekedar dua segi. Yang
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-76-
(天命Firman Tian) juga adalah kekuatan atau kuasa Tian yang
menunjukkan kehendak dan maksud Tian atas alam semesta dan
makhluk sebagai ciptaan-Nya, termasuk keberadaan shenming .
Sedangkan paduan kedua kata Shen (神) dan Ming (明)
itu memiliki makna Roh yang Bergemilang/Bercahaya atau
dalam pengertian umum oleh umat Khonghucu dimaknai Roh
Suci atau Malaikat. Dari kedua kata Shen (神) dan Ming (明)
maka menjadi shenming (神明) yang disebut sebagai Roh
Gemilang/Roh Yang Bercahaya karena diartikan secara harfiah.
Untuk itu Shenming disebut juga sebagai Para Suci karena dilihat
dari pengertian sifat dari shenming itu sendiri yaitu Yang Suci.
Atau pun Shenming disebut juga sebagai Malaikat karena
mengambil dari padanan bahasa Indonesia, tentang Malaikat yang
mempunyai makna Roh Suci.
Keberadaan shenming tentu saja mempunyai dasar dalam
agama Khonghucu, untuk itu ayat-ayat yang dijadikan rujukan
merupakan kutub alam semesta yang positif, terang, aktif, sedangkan
Yinmerupakan kutub yang negatif, gelap dan pasif. Untuk bisa memanfaatkan
Yin dan Yang, seseorang harus mencapai harmoni dan keselarasan, yaitu
dengan mencapai keseimbangan antar Yin dan Yang, yang satu tidak boleh
terlalu banyak atau yang lainnya tidak boleh terlalu sedikit. Contoh pada
perkawinan ciotao di Karawaci-Tangerang, misalnya mempelai harus
menginjak tetampan merah dengan gambar Yin dan Yangdi tengah-tengah
melambangkan bahwa si mempelai memasuki dunia harmonis. Namun Yin dan
Yang juga merupakan lambang menyatukan pria dan perempuan dalam
perkawinan. Lihat. Gondomono, Membanting Tulang Menyembah Arwah
Kehidupan Kekotaan masyarakat Cina (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), h. 89
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-77-
tentang shenming diambil dari ayat dalam kitab Sishu (四書)dan
Kitab Wu Jing (五經), antara lain:
Kitab Sishu四書bagian Lunyu論語 (Sabda Suci):
君子有三畏畏天命畏大人畏聖人之言
junzi you san wei, wei Tianming, wei daren, weishengren
zhiyan.
artinya “Seorang Junzi/Kuncu (Susilawan) memuliakan tiga
hal: Memuliakan Firman Tian, Orang Besar dan Sabda
Para Nabi.”9
Berdasarkan ayat di atas yang dimaksud dengan Orang
Besar dalam tafsiran Dewan Rohaniwan (Deroh) Majelis Tinggi
Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) diartikan sebagai
Shenming (Para Suci/Roh Gemilang/Malaikat).10
Shenming (神明) dalam agama Khonghucu dapat
dikatagorikan menjadi tiga dasar, yaitu:
1. Berdasarkan Spirit (Figur Malaikat atau Figur Sifat Tian)
2. Berdasarkan Keteladanan Kebajikan (Figur manusianya)
3. Berdasarkan Mitos/Legenda.
Shenming/神明 (Para Suci) dalam ritus-kultural
masyarakat Tionghoa, khususnya agama Khonghucu adalah Para
9Matakin, Kitab Suci Si Shu (Kitab Yang Empat),Lunyu (Sabda Suci)
XVI:8-9 (Jakarta: Matakin, 2016), h. 290 10
Lihat Matakin, Studi Tentang Kultur Ibadah Tionghoa Miao
(Kelenteng), Konfucius dan Kebangkitan Agama Kongfuciani
(Jakarta:Matakin, 2008), h. 9
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-78-
Malaikat, Orang Suci, dan Mitos. Pertama, Shenming dari
Malaikat adalah makhluk rohani selain manusia, yang diberi
tugas tertentu oleh Tian (天). Kedua Shenming dari manusia,
seorang manusia yang mencapai kesucian dalam kehidupan
lahiriahnya, dan juga mencapai kedudukan spiritual sehingga
disebut shenming. Maka shenming dalam agama Khonghucu
terbagi menjadi dua ada yang dari Malaikat, dan orang suci yang
dimuliakan oleh umat Khonghucu khusunya, dan umumnya oleh
masyarakat Tionghoa.11
1. Shenming (神明) berdasarkan spirit (Figur Malaikat atau
Figur Sifat Tian)
Iman kepada shenming/神明 berdasar pada ‗spirit‘,
melalui iman Qian/乾 (+)dan Kun/坤 (-)akan melahirkan
peribadahan Jiao (郊) dan She (社).Mengimani ‗spirit‘ figur sifat
Tian, berarti kita mengambil semangat sifat Tian untuk dijadikan
teladan. Shenming dari figur malaikat atau sifat Tian, antara lain:
Xiantian Shangdi (玄天上帝Hian Thian Siang Tee) atau Bei Dou
Xing shen (北斗星神 Malaikat Bintang Utara); Fude Zhengshen
(福德正神Hok Tik Ceng Sin/Malaikat Bumi).12
Malaikat Bumi atau Fude Zhengshen diangkat menjadi
Shenming di kelenteng supaya masyarakat menjaga kelestarian
11
Matakin, Studi Tentang Kultur Ibadah Tionghoa Miao (Kelenteng),
Konfucius dan Kebangkitan Agama Kongfuciani, h.9. 12
Xs. Tjhie Tjay Ing, Hidup Bahagia Dalam Jalan Suci Tian (Jakarta:
Gerbang Kebaikan, 2010), h. 98.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-79-
lingkungan. Perlu diketahui bahwa pada zaman dahulu Malaikat
Bumi itu telah dihormati dengan melakukan upacara sembahyang
di tempat terbuka seperti di gunung dan di ladang. Nabi Kongzi
menempatkan malaikat sebagai Shenming di kelenteng agar
masyarakat berkumpul di kelenteng dan beraktivitas dengan
rukun dan damai. Di samping itu umat Khonghucu juga mengenal
Xuan Tian Shang Di adalah Malaikat Bintang Utara (Bei Dou
Xing Shen) yang juga dikenal dengan sebutan Hei Di (黑帝), dan
Zaojun Gong (Kun Kong, Malaikat Dapur). Inilah shenming yang
diambil dari ‗spirit‘ figur malaikat atau figur sifat Tian.
Dalam konsep shenming berdasar ‗spirit‘ atau berdasar
dari sifat Tian sering juga disebut shenming dari Malaikat. Hal ini
hampir sama dengan konsep iman dalam Islam, yakni
mempercayai Malaikat. Dalam Islam Malaikat diciptakan dari
Nur (cahaya). Hal ini sama dengan konsep shenming dari ‗spirit‘
berdasar sifat Tian yaitu diciptakan dari Ming明 atau cahaya.
2. Shenming神明 Berdasar Keteladanan KebajikanManusia
(人德).
Dalam perkembangannya, ada orang-orang (setelah
meninggal) yang karena kebajikannya (keteladanan semasa
hidupnya) membuat masyarakat luas merasakan ‗manfaat‘ dari
kebaikan tersebut, sehingga masyarakat melakukan Ibadah
(menghormati/menyatakan syukur) kepadanya. Inilah dalam
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-80-
perkembangannya disebut shenming神明 berdasarkan
keteladanan kebajikan dari fugur manusia.
Adapun shenming yang diangkat oleh rakyat karena
Keteladanan Kebajikan semasa hidupnya (shenming figur
manusia), antara lain: Guan Yu (關羽Kwan Kong); Tianshang
Shengmu (天上聖母Tian Siang Sing Boo); Yue Fei (岳飛Gak
Hui), Zaojun Gong (福德正神Coo Kun Kong/Malaikat Dapur)
dan sebagainya. Sehingga masyarakat melakukan sembahyang di
kelenteng dengan tujuan dapat belajar dari para Shenming yang
dihormatinya melalui riwayat hidupnya dan perilaku mereka
semasa hidup.13
Dalam Sishu dan Wu Jing, Kitab Suci agama Khonghucu
tidak dikenal istilah dewa (xian), istilah dewa adalah dari India,
yang ada adalah gui (鬼 nyawa) shen (神 roh) dan shenming
(神明). Namun sebagian masyarakat menilai bahwa
Dewa/Xian仙dan Shenming (神明, roh suci) itu sama dan tidak
ada bedanya. Padahal Dewa/Xian(仙) itu memperoleh
kesaktian/kesucian dengan cara bertapa, bersemadi di gunung dan
hidup menyendiri. Sedangkan shenming (神明) mencapai
'kesucian' dengan hidup bermasyarakat dengan cara menjadi
teladan. Jadi sangat jelas perbedaannya antara dewa (Xian 仙)
13
www. Para Suci (Shenming) Dalam Kelenteng, Winna Pusparanti,
diakses tanggal 5 Maret 2018.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-81-
dan shenming(神明 roh suci), baik secara spiritual, religius dan
filosofis. Sehingga terlihat sangat jelas perbedaan yang mendasar
antara (xian/dewa) dengan shenming(神明 roh gemilang).
Dalam perkembangan diberbagai daerah di Indonesia,
istilah (roh) bergeser makna menjadi dewa (仙xian). Akhirnya
shenming (神明) yang terdapat dalam kelenteng mendapat
sebutan yang berbeda-beda, seperti Pek Kong (伯公dialek
Hokkian), Kongco (公祖dialek Hokkian), Makco (媽祖dialek
Hokkian), dewa-dewi, dan sebagainya. Salah satu shenming
(神明) yakni Dewa Perang adalah Guan Yu atau Kwan Kong.
Padahal Kwan Kong adalah manusia yang dihormati karena
kepiawaiannya memegang teguh setia dan kebenaran, bukan
kepiawaiannya karena berperang. Kwan Kong semasa hidupnya
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan yang diajarkkan
dalam Chunqiujing (春秋經 kitab musim semi dan musim rontok
yang merupakan tulisan Nabi Kongzi). Shenming lain yang
bergeser penyebutan menjadi dewa/dewi adalah Guan Yin
(觀音), sekarang ini banyak disebut sebagai Dewi Kwan Im, dan
juga Hok Tik Ceng Sin (福德正神Fude Zhengshen/Dewa
Bumi).14
14
Uung Sendana L. Linggaraja, Gunadi dan Hartono, Pendidikan
Agama Khonghucu, h.1.45.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-82-
Hemat penulis terjadinya penyebutan shenming dan dewa
menjadi sama salah satunya disebabkan didirikannya Tri
Dharma15
atau yang lebih dikenal san jiao (三教sam kauw). Pada
pemerintahan Orde Baru Tri Dharma ini memayungi tiga agama
(Tao, Khonghucu dan Buddha) yang berada dalam satu rumah
ibadah yang disebut Bio (廟Miao), atau istilah sekarang disebut
kelenteng. Maka yang terjadi di kalangan masyarakat etnis
Tionghoa Indonesia saat itu dan dirasakan sampai sekarang
adanya penyamaan istilah Dewa dan Shenming adalah sama,
sehingga istilah dewa dan Shenming tidak ada bedanya.
Dalam konsep shenmingBerdasar Keteladanan Kebajikan
Manusia (人德) adalah para shenming yang dihormati melalui
riwayat hidupnya dan perilaku semasa hidupnya karena
kehadirannya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak,
inilah shenming berdasar keteladanan dan kebajikan dari manusia
atau shenming berdasar figur manusia (人德). Shenming dari
figur manusia ini hampir mirip dengan konsep Waliyullah dalam
Islam. Waliyullah adalah orang yang menyebarkan ajaran agama
Allah kepada umat manusia.
Yang unik dalam shenming berdasar Keteladanan
Kebajikan Manusia (人德) adalah shenming berdasar figur
15
Tri Dharma adalah rumah ibadah yang menaungi tiga agama yaitu
Buddha, Tao, dan Khonghucu. Pada awalnya Tri Dharma bernama Sam Kauw
Hwee yang didirikan pada tahun 1934 oleh Bapak Kwee Tek Hoay
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-83-
manusia ini jauh sebelum Khonghucu (Kongzi) lahir sudah ada
dan setelah Nabi Kongzi wafat juga ada shenming.16
Berbeda
dengan Waliyullah dalam Islam, keberadaan waliyullah17
disebut
salah satu ―orang suci‖ setelah Nabi Muhammad. Maka baik
shenming yang berdasar figur manusia maupun waliyullah dapat
disebut salah satu ―orang suci‖ setelah Nabi.
Atas dasar iman yang sama, dalam perkembangannya
masyarakat Khonghucu Indonesia mempercayai adanya shenming
(神明) lokal (shenming Indonesia). Semangatnya dari orang-
orang yang sudah meninggal yang telah berjasa besar yang
dirasakan manfaat kebajikannya oleh masyarakat sekitarnya,
sehingga ia dihormati. Kemudian dibuatkanlah nama yang
bersangkutan dalam papan yang di taruh di meja altar.
Shenming lokal ini sifatnya kedaerahan, artinya bila ada
tokoh di tempat tersebut semasa hidupnya telah berbuta
kebajikan, memperjuangkan kebenaran, maka umat khonghucu di
daerah tersebut akan menghormatinya dengan membuat altar
untuk dihormati. Hampir sebagian besar ditiap kelenteng selalu
ada shenming lokal sebagai penghormatan kepada seseorang
16
Shenming(神明) berdasar Keteladaan dan Kebajikan Manusia
(人德) sebelum Nabi Kongzi lahir ialah Kwan Im (Guan Yi) dan
Shenming(神明) berdasar Keteladaan dan Kebajikan Manusia (人德) setelah
Nabi Kongzi lahir ialah Kwan Kong (Kwan Gong). 17
Waliyullah adalah ulama penyebar ajaran Islam kepada umat
manusia. sehingga ia disebut sebagai ‗orang suci‘ oleh masyarakat. Untuk itu
keberadaan makamnya banyak diziarahi oleh umat dengan mengahrapkan
berkah
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-84-
yang ditokohkan pada daerah-daerah tersebut, atas keteladan dan
perjuangannya mereka dijadikan sebagai shenming kolal. Seperti
di kelenteng Tulang Kuning Parung Bogor, ada tokoh masyarakat
di daerah tersebut yang dihormati.
3. Shenming (神明) Berdasarkan Mitos atau Legenda (傳說).
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa ada juga
shenming(神明) yang tidak jelas asal usulnya. Hal ini bisa terjadi
karena kurang populernya shenming yang sifatnya kedaerahan.
Shenming ini muncul dikarenakan dari mulut ke mulut (ikut-
ikutan), atau dari karya sastra, seperti Feng Shen Bang (封神榜,
Penganugerahan Dewa), sebuah cerita keterlibatan para dewa
dalam perang antara Wu Wang (武王 pendiri Dinasti Zhou) dan
Zhou Wang (紂王 raja terakhir dari Dinasti Shang), selain itu
kisah-kisah Dong You Ji (東遊記 Catatan Perjalanan ke Timur),
Nan You Ji (南遊記 Catatan Perjalanan ke Selatan), Xi You Ji
(西遊記 Catatan Perjalanan ke Barat), dan Bei You Ji (北遊記
Catatan Perjalanan ke Utara), inilah shenming yang sifatnya
mitos dan legenda, seperti Sun Wukong ( 孫悟空 Sun Go Kong)
dan Guan Yin (觀音 Dewi Kwan Im) yang menjadi tokoh cerita
fiksi yang ikut berperan dalam perjalanan ke Barat dengan
mengambil latar belakang pada zaman Dinasti Tang. Kemudian
cerita ini menjadi mitos/legenda. Padahal jauh sebelum Nabi
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-85-
Kongzi lahir penghormatan terhadap Guan Yin/Kwan Im sebagai
shenming telah dilakukan oleh masyarakat pada saat itu.18
Shenming lain yang diangkat dari cerita/mitos antara lain
dari kisah Ne Zha seorang anak sakti yang bersenjatakan gelang
besi. Ne Zha mengusik istana Naga ketika ia sedanng mandi di
sungai. Akitabnya terjadi pertarungan antara dirinya (Ne Zha)
dengan putera raja sungai. Dalam pertarungan itu, putera raja
tewas. Perbuatan Ne Zha diadakan oleh raja naga kepada Kaisar
Langit. Pelaporan raja naga terdengar oleh ayahnya Ne Zha, Li
Jing, sehingga ayahnya bermusuhan dengan Ne Zha. Ia merasa
kesal dengan ayahnya, akhirnya menngembalikan dagingnya
kepada orang tuanya, lalu dihidupkan membali oleh Jiang Ziya
dengan daun teratai. Ne Zha dihadiahkan senjata roda angin dan
api. Ne Zha kemudian menjadi seorang pembantu Jiang Ziya dan
juga mengabdi kepada Ji Chang.19
Sehingga ada sebagian
masyarakat Tionghoa yang melakukan penghormatan kepada Ne
Zha.
Menurut Xs20
. Oesman Arif21
Shenming adalah para arwah
suci, yang dimaksud arwah suci adalah arwah manusia yang pada
18
Uung Sendana L. Linggaraja, Gunadi dan Hartono, Pendidikan
Agama Khonghucu, h.1.44-1.45. 19
www.wikipedia, Fengshen Yanyi, intisari cerita Ne Zah sebagai
legenda. 20
Xs kepanjangan dari Haksu adalah sebuah gelar untuk seorang
Rohaniawan agama Khonghucu yang tertinggi, dengan tugas mengabdikan
hidupnya kepada Kebaktiaan/agama, maka kebaktian/Majelis Agama
berkewajiban menanggung kebutuhan-kebutuhan hidupnya
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-86-
masa hidupnya menjadi orang yang banyak berjasa bagi
masyarakat, mereka memiliki pribadi yang baik, rela berkorban
demi keadilan dan kebenaran. Dalam keterangannya beliau juga
menambahkan bahwa adalah tulisan asli Nabi Khongcu dalam
Kitan Yi Jing bagian Xi Chi Shang Chuan atau Babaran Agung
bagian pertama, bunyinya ―Diam dalam keberhasilan, tidak
berbicara tetapi dipercaya, keberadaannya membuat orang
berperilaku bajik, itulah para shenming, keberadaannya sebagai
kreasi luar biasa manusia. Inilah harapan Nabi Khongcu
memperluas fungsi kelenteng sebagai tempat ibadah dan tempat
masyarakat membina diri.
Sedangkan menurut Xs. Samasari Samasari Saputra yang
dimaksud dengan Shenming adalah Para Suci artinya, Ia adalah
orang Pilihan Tuhan, mampu membina dirinya (Xiu Shen) dan
mengendalikan nafsunya (Gua Yu), dengan menjadikan Watak
Sejati (Xing/性) sebagai Daya Hidup Rohani (Shen/神) serta
mengedepankan hidup dalam Jalan Suci (Dao/道) seperti yang
21
Oesman Arif adalah salah satu Dewan Rohaniawan (Deroh) Majelis
Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) yang bergelar Xs (Haksu).
Nama kecil beliau Liem Liang Gie. Beliau diilahirkan di kota Sala 15 Mei
1942 memiliki hobi membaca buku. Beliau Doktor (S3) lulusan Universitas
Gajah Mada Yogyakarta ini merupakan salah satu Haksu yang memiliki
pendidikan formal paling tinggi. Beliau bukan saja sebagai dosen, rohaniawan,
filsafat saja melainkan seorang yang aktif dalam menulis buku, serta aktif
dalam seminar dan pelatihan pelatihan baik dalam lingkungan intern maupun
lingkungan diluar Khonghucu.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-87-
difirmankan oleh Tian (Tian Ming/天命), maka ia bisa disebut
shenming.22
Menurut Xs. Buanadjaja Bingsidartanto23
, Shenming
adalah orang-orang pilhan Tian yang berjasa dalam
pengembangan agama dan wajib untuk dimuliakan oleh umat
Khonghucu. Menurutnya memuliakan orang besar (Shenming)
telah menjadi ajaran pokok/keimanan agama Khonghucu sebagai
sarana untuk bisa menghadap kepada Tian dengan benar. Beliau
menambahkan ada sebuah tahapan iman yang harus dilalui oleh
umat Khonghucu agar bisa melaksanakan sembahyang (sembah
sujud) kepada Tian dengan sempurna, dengan melalui tahapan
iman itulah seseorang diberikan pemahaman bahwa jalan menuju
Tian diawali dengan memahami/meyakini adanya Para Nabi dan
22
Wawancara dengan Xs. Samasari Saputra di Lithang Sunter Jaya
pada tanggal, 17 Januari 2018. 23
Buanadjaja Bingsidartanto lahir di Malang 8 November 1948, beliau
seorang Rohaniawan agama Khonghucu dengan pangkat Haksu
(Hokkian)/Xueshi (hanyu pinyin). Beliau mengabdikan hidupnya untuk
memberikan pelayanan keagmaan kepada umat Khonghucu di tanah air ini.
Untuk itu pendidikan keagamaan menjadi rohaniawan Majelis Tinggi Agama
Khonghucu beliau tempuh, pertama ijazah tingkat pertama di Liyuan sebagai
penebar agama (Jiaosheng) dalam pendidikan Rohaniawan I di Surabaya-
Malang yang dipimpin oleh Xs/Hs. Tjhie Tjay Ing di Litang Genta Rohani
Tian Malang 1971. Izajah tingkat kedua sebagai guru agama Bunsu/ Wenshi
(Bs./Ws.) dalam pendidikan Rohaniawan II (Surabaya Malang Denpasar) se-
Jawa Timur dan di Bali dipimpin oleh Xs/Hs. Tjhie Tjay Ing di Litang Genta
Rohani Tian Malang 1974. Dan terakhir mendapat ijazah tingkat terakhir,
beliau di Liyuan Pentasbihan sebagai Xueshi /Haksu (Xs/Hs) atas
Rekomendasi Dewan Rohaniawan ( Deroh) Makin Genta Rohani Tian di
Malang dan Makin Cahaya Kebajikan di Cilacap, dipimpin oleh Xs/Hs. Tjhie
Tjay Ing Kederohan MATAKIN di Litang Gerbang Kebajikan Surakarta 2004.
Juga pernah menjabat sebagai Presidium MATAKIN, Ketua Bidang Agama
dan Pendidikan DP MATAKIN dan menjadi Penasihat MATAKIN sampai
sekarang.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-88-
Orang-orang Besar (Shenming) yang telah mengabdikan
hidupnya kepada jalan agama.24
Hal senada juga diungkapkan oleh Uung Sendana L.
Linggaraja25
, dengan mengutip ayat Berdasarkan peraturan para
‗raja suci‘ (Sheng Wang) tentang upacara sembahyang;
―Sembahyang dilakukan kepada orang yang menegakkan
hukum bagi rakyat. Kepada orang yang gugur menunaikan
tugas. Kepada orang yang telah berjerih payah membangun
kemantapan dan kejayaan negara. Kepada orang yang dengan
gagah berhasil menghadapi serta mengatasi bencana besar,
dan kepada yang mampu mencegah terjadinya kejahatan /
penyesalan besar‖.26
Menurutnya bila seseorang sudah menegakan hukum bagi
rakyat, membangun kejayaan bangsa, mengatasi persoalan besar
seperti banjir, dan mencegah maraknya tindakan tindakan
kejahatan, serta dapat dirasakan manfaatnya oleh orang luas,
maka ia bisa digilongkan sebagai shenming.27
Sedangkan menurut Bratayana Engkowawijaya28
Shenming tergolong menjadi tiga bagian, pertama shenming
24
Wawancara dengan Buanadjaja Bingsidartanto di Lithan Mekar
Jaya Sunter pada tanggal 17 Januari 2018, setelah beliau mengisi kebaktian. 25
Uung Sendana L. Linggaraja saat ini beliau menjabat Ketua Umum
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) periode 2013-
2018, 26
Li Ji –Ji Fa: XX-9 27
Wawancara dengan Uung Sendana L. Linggaraja sebagai Ketua
Umum MATAKIN, pada tanggal 27 November 2017. 28
Bratayana Engkowawijaya saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) periode 2013-2018
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-89-
karena spirit, kedua shenming karena figur manusia dan ketiga
shenming karena mitos atau legenda.Ia menjelaskan bahwa yang
dimaksud Shenming sebagai Spirit artinya karena ia berasal dari
malaikat (Roh/Shen). Sedangkan yang dimaksud shenming
karena figur ialah berasal dari manusia yang telah mengabdikan
hidupnya untuk kepentingan rakyat sehingga dirasakan
manfaatnya oleh rakyat yang dilandasi oleh semangat ajaran
agama yang dibawakan oleh Nabi Kongzi. Sedangkan Shenming
karena mitos atau legenda inilah yang bercampur karena sejak
dulu di Tiongkok, kepercayaan masyarakat meyakini adanya
dewa-dewi yang disebut Chinese folk religion (agama rakyat
China). Namun dalam agama Khonghucu tidak meyakini
shenming dari mitos atau legenda tersebut.
Maka penulis berkesimpulan Shenming adalah orang yang
telah berjasa untuk kepentingan rakyat sehingga masyarakat luas
merasakan manfaat yang teah diperbuatnya. Perbuatannya
berdasar pada semangat ajaran agama yang berdasar pada
kepada orang yang menegakkan hukum bagi rakyat.
Kepada orang yang gugur menunaikan tugas. Kepada orang
yang telah berjerih payah membangun kemantapan dan kejayaan
negara. Kepada orang yang dengan gagah berhasil menghadapi
serta mengatasi bencana besar, dan kepada yang mampu
mencegah terjadinya kejahatan / penyesalan besar.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-90-
B. Proses Menjadi Shenming (神明)
Seperti yang sudah penulis paparkan di atas, bahwa
shenming terdiri dari tiga katogori, pertama berdasar Berdasarkan
Spirit (Figur Malaikat atau Figur Sifat Tian), kedua, Berdasarkan
Keteladanan Kebajikan (Figur manusianya) dan ketiga
Berdasarkan Mitos/Legenda.
Pada shenming (神明)berdasar dari Figur Malaikat atau
Figur Sifat Tian ini sudah ada sejak dari semesta alam diciptakan.
Shenming berdasar malaikat ini diciptakan oleh Tian dari
Ming/明 (Gemilang). Hal ini mirip dengan konsep Malaikat
dalam Islam yang diciptakan dari Nur (cahaya).
Berbeda dengan shenming (神明) berdasar Keteladanan
Kebajikan Figur manusianya yang berasal dari manusia. Berikut
ini penulis membuat skema tentang proses menjadi
shenming(神明)Berdasarkan Keteladanan Kebajikan (Figur
manusianya).
Manusia dilahirkan ke dunia dengan dianugerahi Watak
Sejati (Xing性) yang merupakan Firman Tian yang ada di dalam
dirinya pada dasarnya baik.29
Watak sejati merupakan modal
yang tak ternilai bagi manusia untuk dapat hidup di dalam Dao
29
Setiap manusia dianugerahi watak sejati, citra Tuhan di dalam
dirinya, maka setiap manusia adalah sederajat dan tidak ada bangsa terpilih
atau bangsa yang lebih mulia dari bangsa lain, karena di empat penjuru
samudera manusia bersaudara.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-91-
(Jalan Suci/agama), yang selaras dengan Firman Tian. Dengan
iman tekun berbuat mengikuti watak sejati, maka dalam
kehidupan di dunia manusia akan diberkati banyak bahagia, yang
nanti pada akhir kehidupan di dunia (meninggal), semua akan
kembali ke Tian 天, bersatu dengan Tuhan.
Di bawah ini adalah skema dari sifat-sifat
shenming(神明) berdasar keteladanan dan kebajikan figur
manusia. sifat ini berasal dari keteladanan manusia yang terus
menerus menghidupkan Watak Sejati (Xing性) dengan
menggemilangkan kebajikan.
Dalam diri manusia Tian memberkahinya dua unsur
Nyawa dan Roh. Maka diyakini, bahwa manusia adalah makhluk
termulia diantara makhluk ciptaan Tian yang lain. Karena selain
memiliki Nyawa (daya hidup jasmani), manusia juga memiliki
Roh (daya hidup rohani). Roh (daya hidup rohani) yang di
Makhluk Termulia
Manusia人
Shen(神)
(Daya Hidup
Rohani)
Gui(鬼)
(Daya Hidup
Jasmani)
Watak Sejati (Xing性)
- Ren仁(Cinta Kasih)
- Yi義(Kebenaran)
- Li禮(Susila)
- Zhi智(Bijaksana) Nafsu (Qing情)
- Xi喜 (Gembira)
- Nu怒 (Marah)
- Ai哀 (Sedih)
- Le惡 (Senang)
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-92-
dalamnya bersemayam watak sejati (性xing) atau sebagai firman
Tian atas diri manusia yang mengandung benih-benih kebajikan,
yaitu cinta kasih, kebenaran, susila, dan bijaksana (ren, yi, li, zhi
仁義禮智).30
Watak sejati inilah yang menjadi benih suci sehingga
manusia berkemampuan untuk berbuat bajik dan
sekaligusmenjadi tanggung jawab manusia untuk
menggemilangkannya, sehingga menjadi tetap baik sampai pada
akhirnya (sesuai dengan firman-Nya). Nyawa atau daya hidup
jasmani (Qing 情) di dalamnya terkandung daya rasa atau ‗nafsu‘
yang merupakan kekuatan bagi manusia untuk melangsungkan
hidupnya. Daya rasa atau ‗nafsu‘ itu adalah gembira, marah,
sedih, dan senang (xi, nu, ai, le 喜怒哀樂). Tanpa keempat daya
rasa ini manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Maka
baik daya hidup rohani (xing) ataupun daya hidup jasmani
(Qing情) merupakan dua unsur yang paling penting yang dimiliki
oleh manusia.31
Ajaran Khonghucu meyakini bahwa pada dasarnya
manusia memiliki sifat asal yang baik, suci murni. Tian Yang
Maha Esa sebagai Khalik pencipta dengan sifat-sifat kebajikan
yuan, heng, li, dan zhen (元亨利貞) menjadikan manusia
30
Gunadi dn Hartono, Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti (Jakarta: Kemendikbud, 2016), h.24. 31
Gunadi dan Hartono, Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti, h. 25.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-93-
memperoleh percikan kebajikan-Nya sebagai Firman yang berada
pada diri manusia itu berupa watak sejati (xing性) yang di
dalamnya terkandung berupa benih-benih kebajikan, yaitu cinta
kasih, kebenaran, susila, dan bijaksana (ren, yi, li, zh i仁義禮智).
Sesuai dengan Firman Tian:
“Firman Tian itu dinamai watak sejati (xing), hidup/berbuat
mengikuti watak sejati itulah dinamai menempuh jalan suci,
bimbingan menempuh jalan suci itulah dinamai agama”32
Keempat benih kebajikan inilah yang menjadi
kemampuan luhur bagi manusia untuk berbuat bajik, sekaligus
menjadi tanggung-jawab manusia untuk mempertahankan dan
menggemilangkan benih-benih kebajikan itu. Tidak bisa
dipungkiri bahwa keempat benih kebajikan itu ada dalam diri
setiap manusia dan menjadi sifat dasar manusia.
1. Rasa hati berbelas kasih dan tidak tega itulah benih dari cinta
kasih,
2. Rasa hati malu dan tidak suka itulah benih dari kebenaran,
3. Rasa hormat dan rendah hati itulah benih kesusilaan,
4. Rasa hati menyalahkan dan membenarkan itulah benih dari
kebijaksanaan.
Jalan Suci (dao道) Perbuatan manusia yang mengikuti
Watak Sejati (Xing性) ini dinamakan menempuh Jalan Suci
32
Si Shu (Kitab Yang Empat), Zhong Yong (Tengah Sempurna), Bab
Utama: ayat 1.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-94-
(dao道). Dikatakan Suci karena mengikuti perintah dari yang
Suci yakni perintah Tian天. Huruf dao (道) terdiri dari zou (走),
yin yang (陰陽), yi (一) danzi (自). Zou (走) artinya berjalan, yin
yang (陰陽) artinya alam semesta berikut segala isinya memiliki
prinsip hukum dari Tian天adalah berpasangan, yin dan yang.33
Yi
(一) artinya satu, menyatu, menjadi satu dan zi (自) artinya diri
sendiri. Jadi pengertian dao (道) adalah menjalankan prinsip Yin
Yang (陰陽) yang menyatu dalam kehidupan manusia didunia ini
harus oleh diri sendiri.
Watak Sejati ( Xing =性 ) Huruf xing (性) terdiri dari xin
(心) dan sheng (生). Xin (心) artinya: hati, dan sheng (生) artinya
hidup. Huruf xing (性) ini deterjemahkan Watak Sejati,
keterangan sifat yang asli sejak lahir yang berasal dari Tian. Sifat
33
Yin dan Yang, merupakan perwujudan dwi-tunggal dari kekuatan
adikodrati yang menjadi inti, dan menggerakan seluruh alam semesta. Yin dan
Yang merupakan dua sisi dari satu mata uang, jadi Yin dan Yang tidak
merupakan dua subtansi yang terpisah tetapi sekedar dua segi. Yang
merupakan kutub alam semesta yang positif, terang, aktif, sedangkan
Yinmerupakan kutub yang negatif, gelap dan pasif. Untuk bisa memanfaatkan
Yin dan Yang, seseorang harus mencapai harmoni dan keselarasan, yaitu
dengan mencapai keseimbangan antar Yin dan Yang, yang satu tidak boleh
terlalu banyak atau yang lainnya tidak boleh terlalu sedikit. Contoh pada
perkawinan ciotao di Karawaci-Tangerang, misalnya mempelai harus
menginjak tetampan merah dengan gambar Yin dan Yangdi tengah-tengah
melambangkan bahwa si mempelai memasuki dunia harmonis. Namun Yin dan
Yang juga merupakan lambang menyatukan pria dan perempuan dalam
perkawinan. Lihat. Gondomono, Membanting Tulang Menyembah Arwah
Kehidupan Kekotaan masyarakat Cina (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), h. 89
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-95-
asli ini ada pada setiap umat manusia. Sifat perikemanusiaan
yang kodrati.
Bagi seorang penganut Khonghucu, ia harus benar-benar
menyadari danmengimani tentang jati dirinya, bahwa ia datang
atau berasal dari Tuhan Yang Maha Esa dan pada saatnya ia akan
kembali kepada-Nya. Di dalam kehidupannya di dunia ini, ia
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap Firman Tian
yang diembannya yakni berupa Watak Sejati (Xing性) yakn Ren
(仁,Kasih), Yi (義, Kebenaran), Li (禮, Susila), dan Zhi (智,
Bijaksana) dalam dirinya. Apabilamampu
mempertanggungjawabkan dalam kehidupan ini, maka telah
mampu selaras dengan kodrat kemanusiaan dan menempuh
JalanSuci.Dalam menempuh Jalan Suci agar hidup selaras dengan
Xing (性), maka manusia membutuhkan bimbingantuntunan.
Bimbingantuntunan untuk menempuhJalan Suci inilah yang
dinamakan agama.Hal ini menunjukkan keimanan umat
Khonghucu yang universal. Umat Khonghucu mengimani bahwa
agama merupakan bimbingan menempuhJalan Suci. Agama di
sini juga berarti agama-agama yang lain selain agama
Khonghucu. Oleh karena itu, selain Daoqin (saudara seiman) juga
ada Daoyou (saudara berlainan iman).
Bagaimana menempuh Jalan Suci agar selaras dengan
Firman Tian? Tidak lain dan tidak bukan adalah dengan
mengembangkan (Xing性) yang merupakanbenih-benih kebajikan
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-96-
dalam diri manusia. Umat Khonghucu mengimani setiap agama
pasti mempunyai Jalan Keselamatan asalkan mampu
mengembangkanXing atau benih-benih kebajikan dalam dirinya.
Sebaliknya apapun agama seseorang tidak ada JalanKeselamatan
baginya jika ingkar dari kodratkemanusiaannya ini atau ingkar
dari kebajikan.
Manusia mendapat perintah dari Tian (天 Tuhan Yang
Maha Esa) yang dinamakan Watak Sejati (Xing 性). Xing (性,
Watak Sejati) ini ada di dalam Hati Nurani manusia. Perintah ini
adalah panggilan untuk berbuat baik, bajik. jika tidak ditaati akan
muncul perasaan bersalah/berdosa.
Watak Sejati (Xing性) merupakan citra Tuhan, di dalam
diri manusia berupa benih kebajikan Ren(仁, Cinta Kasih), Yi (義,
Kebenaran), Li (禮, Susila), dan Zhi (智, Bijaksana). Inilah modal
dasar manusia menjadi makhluk termulia, jika dimanfaatkan
sebaik mungkin ia akan menjadi dàrén (大人, orang besar), dan
pada akhirnya akan menjadi shenming(神明)karena keteladanan
dan kebajikannya semasa hidup. Watak Sejati (Xing性), adalah
Firman Tian yang ada dalam diri manusia, sehingga watak sejati
pada dasarnya adalah baik, namun karena pengaruh lingkungan
yang kurang baik, sehingga bisa mengakibatkan watak sejati
tertutup oleh keburukan nafsu Qing (情) yang berlebihan, seperti
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-97-
Xi(喜, Gembira), Nu(怒, Marah), Ai(哀, Sedih), dan Le(惡,
Senang), sehingga ini akan menjadi xiăorén (小人, orang kecil).34
Di bawah ini adalah skema Shenming dari figur
keteladanan dan kebajikan manusia.
Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa hidup manusia
didasari dari adanya roh (shen) dn nyawa (Gui) yang saling
mendukung satu dengan yang lainnya. Qi (Semangat) menjadi
34
dàrén xiăorén(tà rén siăo rén 大人小人) ‗orang besar dan orang
kecil‘; sebagai ungkapan dalam petunjuk Mèngzĭ terkait bagaimana menjadi
orang, bahwa orang yang menurutkan bagian dirinya yang besar akan menjadi
orang besar, sedangkan yang menurutkan bagian dirinya yang kecil akan
menjadi orang kecil, Tuhan YME mengaruniakan kemampuan berpikir kepada
manusia, dengan bekal itu agar manusia lebih dahulu menegakkan bagian yang
besar sehingga bagian yang kecil itu tidak bisa mengacau, lihat kitab Mèngzĭ
VIA:15.1-2 dan Mèngzĭ VIB:15.2.
Qian (+) Kun (-)
Ren/
Manusia
Qi/Semangat
(+ +)
Ling/Sukma
(+ -)
Hun/Arwah
(- +)
Bo/Jasad
(- -)
Shenming
(Para suci)
Gui/Nyawa Shen/Roh
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-98-
perwujudan adanya Roh (Shen). Sementara Bo (Badan/Jasad)
merupakan perwujudan adanya Nyawa (Gui). Bo (Jasad)
merupakan sarana yang mendukung Qi (semangat). Ketika Bo
tidak didukung oleh Qi, maka Boakan menjadi rusak, inilah yang
disebut kematian. Sementara roh atau semangat (Qi) itu tetap
hidup, karena roh tidak memiliki bagian-bagian seperti halnya Bo
(badan/jasad/fisik) karena roh sifatnya tidak berubah. Oleh karena
itu roh sifatnya abadi, artinya roh tetap hidup walaupun
badan/jasad/fisik tidak lagi mendukung (meninggal).35
Ketika kematian terjadi, bagian roh (shen) yaitu semangat
(Qi) yang mempunyai sifat yang akan kembali menghadap Yang
(Qian /Langit/Tian), sementara badan/jasad (bo) yang bersifat yin
akan kembali kepada Yin (Kun/bumi/Di). Roh (shen) seorang
manusia bersifat abadi. Adapun nyawa (Gui) yang dimiliki
seseorang dipengaruhi oleh keinginan-keinginan. Ketika pada
saat manusia itu meninggal/berpulang, maka roh (shen) manusia
akan kembali ke dalam kebajikan Tian. Sedangkan nyawa/arwah
(Gui) manusia akan ditentukan oleh perbuatannya selama hidup
di dunia. Jika selama hidup di dunia manusia hidup dalam Jalan
Suci (Dao), nyawa (Gui) akan berpadu harmonis dengan roh
(shen) dan kembali ke dalam kebajikan Tian (bersatu kembali
dengan Tian). Namun apabila manusia selama di dunia tidak
hidup dalam Jalan Suci (Dao) yang disebabkan oleh tidak dapat
35
Uung Sendana dan Tim Penyusun, Pendidikan Agama Khonghucu
Di Perguruan Tinggi (Jakarta: Kemenristek dan Pendidikan Tinggi RI, 2016),
h. 51
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-99-
mengendalikan nafsu, maka pada saat meninggal/berpulang
arwah/nyawa (Gui) akan mengembara di dunia.36
Oleh karena itu keluarga dan anak keturunannya yang
masih hidup tidak mengetahui apakah nyawa (Gui) dan roh
(shen) telah berpadu harmonis dan bersatu dengan Tian, maka
dilakukanlah sembahyang untuk mendoakan arwah leluhur, dan
keluarga/anak cucunya juga harus menjalankan kebajikan dalam
kehidupan sehari-hari agar rwah leluhur dapat tenang dan damai
dalam arti kembali ke dalam kemuliaan kebajikan Tian. Hal ini
merupakan wujud sembah bakti seorang anak/umat Khonghucu
yang tidak saja dilaksanakan kepada orang tua atau leluhur yang
masih hidup, tetapi juga kepada orang tua atau leluhur yang telah
meninggal/berpulang.
Berdasarkan pernyataan bagan di atas, Shenming
merupakan perpaduan antara Ling (sukma) dan Hun (arwah) di
dalam kehidupan akhirat, sehingga dari kedua perpaduan antara
Ling dan Hun tersebut akam mengeluarkan ―aura‖ suci. Apabila
sembahyang kepada leluhur dilaksanakan dengan baik dan benar
maka akan memancar aura Shenming yang dapat membawa
berkah dan perlindungan bagi keturunan/keluarga yang
bersangkutan.
36
Uung Sendana dan Tim Penyusun, Pendidikan Agama Khonghucu
Di Perguruan Tinggi, h. 52
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-100-
C. Iman Kepada Shenming
Di dalam agama Khonghhucu atau Rujiao儒教, meyakini
adanya Tuhan yang Maha Esa yang disebut Tian 天,adapun para
utusan Tian yakni para insan mulia atau para Nabi yang
menerima Firman dan wahyu Tuhan, secara umum mereka
disebut sebagai para shèngrén(sèng rén 聖人/圣人).37
Seperti
yang tertulis dalam kitab Mèngzĭ:
“Dahulu Zi Gong pernah bertanya kepada Kongzi, „Seorang
Nabikah Guru?, Kongzi menjawab „Untuk menjadi seorang
nabi, aku tidak mampu. Aku hanya belajar dengan tidak
merasa jemu dan mendidik dengan tidak merasa capai. „Zi
Gong, berkata pula, „Belajar dengan tidak merasa jemu itu
Bijaksana, mendidik dengan tidak merasa capai itulah Cinta
Kasih. Dengan mempunyai sifat Cinta Kasih dan Bijaksana,
sesungguhnya Guru ialah seorang Nabi.38
Selain semesta alam sebagai ciptaan Tian, diyakini juga
ada ciptaannya berupa para suci. Para suci itu terdiri atas
malaikan (shen神)dan orang suci(dàrén大人), para beliau inilah
yang disebut sebagai Roh yang gemilang, yang dikenal dengan
sebutan para shénmíng (神明).39
Nabi Kongzi sendiri sebagai
sebagai utusan Tian yang merupakan shèngrén-sèng rén
37
Orang yang mulia, bijaksana, dan suci yang diturunkan Tuhan ke
atas bumi dengan keunggulan-keunggulan dan untuk menjadi guru atau
pembimbing bagi manusia lainnya. lihat kitab MèngzĭIIA:2.18-28
38 Sishu, Kitab Mengzi, IIA:2.19
. 39
Xs. Buana Djaja B.S. Sejarah Agama Khonghucu (Jakarta: Matakin,
2015), h. 8
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-101-
聖人/圣人utama dan terbesar, sehingga Beliau diebut zhisheng
(shengren yang memcapai puncak kesucian/kebajikan). Untuk itu
beliau dimuliakan dengan gelar khusus yang tersurat dalam Sishu
sebagai Zhìshèng (至聖,Nabi Agung).40
Adapun yang termasuk ke dalam shèngrén-sèng rén圣人
atau nabi Purba adalah FuXi-fú sī (伏羲),41
Nabi Shén Nóng-sén
núng (神农),42
dan Nabi Huángdì-huáng tì (黃帝).43
Sementara
yang termasuk sebagai shèngwáng-sèng wáng (圣王).44
Baik
40
Xs. Buana Djaja B.S. Sejarah Agama Khonghucu, h. 9. 41
Nabi Fúxī-fú sī 伏羲 nama seorang raja suci atau nabi purba yang
pertama (2952 SM--2838 SM) dalam sejarah perkembangan agama
Khonghucu (Rújiào 儒教), nabi yangmenerima wahyu ‗Peta Bengawan‘ (Hétú
河圖) yang terkait dengan kitab Xījīng (羲經),beliau diakui sebagai penemu
tulisan gambar, alat pancing ikan dan perangkaphewan, dikenal juga dengan
nama Páoxī (庖犧); Hok Hie atau Hok Hi), lihat Kamus Istilah Keagamaan
Khonghucu, h. 38.
42Nabi Shén Nóng-sén núng 神农 nama salah seorang nabi purba
dalam sejarah perkembangan awal agama Khonghucu, hidup pada tahun 1835
SM--2705 SM, dikenal sebagai raja pertanian dan raja obat-obatan ; Sien Long
(atau Sin Long), lihat Kamus Istilah Keagamaan Khonghucu, h. 93.
43Nabi Huángdì-huáng tì 黃帝 salah satu nabi purba atau raja suci
dalam sejarah perkembangan agama Khonghucu (Rújiào 儒教) yang hidup
pada tahun 2698 SM—2598 SM, nama lahirnya Xuānyuán (軒轅) atau
Yŏuxióng (有熊), nama leluhurnya Gōngsūn (公孫), beliau penemu
penanggalan Imlek (陰曆), ahli astronomi, dan diakui sebagai bapak moyang
orang Tionghoa; Ui Tee
44shèngwáng-sèng wáng 圣王 bermakna ‗raja yang suci atau raja
yang nabi‘; predikat yang dilekatkan kepada para raja zaman kuno yang
berperan penting sebagai nabi atau orang suci dalam sejarah perjalanan agama
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-102-
shèngrén-sèng rén(圣人) maupun shèngwáng-sèng wáng (圣王)
adalah Shèngrén-sèng rén (圣人), yaitu orang yang mulia,
bijaksana, dan suci yang diturunkan Tuhan ke atas bumi dengan
keunggulan-keunggulan dan untuk menjadi guru atau
pembimbing bagi manusia lainnya, dalam kitab Mèngzĭ IIA:2.18-
28; padanan kata nabi; sing jien (atau seng jin).
Maka sesuai dengan pengakuan iman yang pokok,
gemilangnya kebajikan dalam diri manusia adalah untuk
diamalkan dalam hidup, mengasihi sesame manusia dan bersikap
tenggang rasa, artinya bersikaplah tepasarira kepada manusia,
serta menyayangi dan memelihara alam lingkungan sekitar
tempat kita hidup. Menggemilangkan kebajikan, mengasihi
sesama, menyayangi lingkungan sehingga mencapai puncak
baik. Itulah Jalan Suci (dao) atau agama yang ditempuh oleh
manusia, yang selaras dengan watak sejatinya
Khonghucu, dalam kitab Lĭjì VII.IV:4.16 shèngwáng -sèng wáng
圣王diterjemahkan dengan singkat sebagai ‗raja suci‟.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-103-
Tahapan Iman
(Zhong Yong Bab XXVI:5)
(Zhong Yong Bab XIX:7)
Dari skema di atas jelas bahwa tahapan iman dalam
agama Khonghucu meliputi iman kepada Tian (Tuhan), Para
Nabi, Orang-orang Besar (Shenming), dan Leluhur.
Oleh karena itulah kita dituntut untuk selalu berbuat baik
dengan menjalankan kebajikan sebagai syarat menjadi Junzi agar
Tian berkenan. Seorang yang telah menerapkan kehidupannya
dengan baik melalui perbuatan baik, ia akan di puncak Kebajikan
sekaligus di Puncak Dao yang berarti yang di Puncak Iman.
Tian
Puncak
Iman
Puncak
Kebajikan
Puncak
Dao
Para Nabi
Orang-Oraang
Besar (Shenming)
(Shenming)
Leluhur
Manusia Manusia
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-104-
Modal dasarnya adalah Wei De Dong Tian (Hanya dengan
Kebajikan Tian berkenan).
Hemat penulis keimanan umat agama Khonghucu
terhadap keberadaan utusan Tian, baik itu Nabi maupun
shenming, itu didasarkan pada Wujing (Kitab Yang Lima) dan
Sishu (Kitab Yang Empat).
Dalam sishu terdapat ayat untuk mengimani terhadap shenming:
―Maka orang jaman dahulu yang hendak menggemilangkan
Kebajikan Yang Bercahaya itu pada tiap umatdi dunia, ia
lebih dahulumengatur negerinya, untuk mengatur negerinya,
ia lebih dahulu membereskan rumah tangganya, untuk
membereskan rumah tangganya, ia lebih dahulu membina
dirinya, untuk membina dirinya, ia lebih dahulu meluruskan
hatinya, untuk meluruskan hatinya, ia lebih dahulu
mengimankan tekadnya.45
D. Ayat-Ayat tentang Shenming.
Keberadaan Shenming tentu saja atas dasar iman dalam
agama Khonghucu, ayat ayat dalam kitab Si Shu, Wu Jing yang
mendasari adanya iman kepada Shenming antara lain:
1. 祭者教之本也
誠信忠敬/诚信忠敬
jìzhĕ jiào zhī bĕn yĕ(cì cĕ ciào cë pĕn ye)
chéng-xìn-zhōng-jìng
45
Matakin, Sishu, Da Xue Bab Utama:4
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-105-
artinya ―Ibadah adalah pokok dari agama.‘46
artinya ―artinya ―iman, percaya, satya, dan hormat (sujud);
empat suasana batin yang wajib dipelihara dan
dikembangkan pada saat bersembahyang‖
Pada ayat diata hemat penulis ini adalah seruan keimanan
yang menyatakan kewajiban bersembahyang yang wajib
dilaksanakan oleh umat Khonghucu.
2. 誠意/诚意
chéngyì(chéng)
artinya“pemikiran yang beriman atau tekad yang penuh
iman, suatu kemauan yang pasti, menghayati apa yang
terkandung dalam niat‖.47
3. Kongzi Yue, Jun Zi You San Wei, Wei Tian Ming, Wei Da
Ren, Wei Sheng Ren Zhi Yan.
“Nabi Kongzi bersabda, ―Seorang Junzi memuliakan tiga hal,
memuliakan firman Tian, memuliakan orang-orang besar dan
memuliakan sabda para Nabi‖48
4. Fu Sheng Wang Zhi Ji Si Ye, Fa Shi Yu Min Ze Si Zhi, Yi
Si Qin Shi Ze Si Zhi, Yi Lao Ding Guo Ze Si Zhi, Neng Han Da
Huan Ze Si Zhi.
―Berdasarkan peraturan para raja suci tentang upacara
sembahyang, sembahyang dilakukan kepada orang yang
menegakan hukum bagi manusia, kepada orang yang gugur
menunaikan tugas, kepada orang yang telah berjerih payah
membangun kemantapan dan kejayaan negara, kepada orang
46
Li JI Bab Ji Tong XXII-12 47
Matakin, Sishu (Kitab Yang Empat). Mèngzĭ 孟子, IV.B:14 48
Lun Yu Bab Ji Shi XVI:8
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-106-
yang dengan gagah berhasil menghadapi serta mengatasi
bencana besar dan kepada yang mampu mencegah terjadinya
kejahatan atau penyesalan besar‖.
5. Kong Zi Yue, Zhi Si Er Zhi Si Zhi, Bu Ren Er Bu Ke Wei
Ye, Zhi Si Er Zhi Sheng Zhi, Bu Zhi Er Bu Ke Wei Ye.Shen
Ming Zhi Ye.
“Kongzi bersabda, “Terhadap orang yang telah mati bila
memperlakukan benar-benar sama sekali sudah mati, itu
tidak berperi cinta kasih, maka jangan dilakukan.
Terhadap orang yang telah mati, memperlakukan seperti
benar-benar masih hidup, itu tidak bijaksana dan
janganlah dikerjakan..”Dengan demikian, orang mati
diperlakukan sebagai Shenming”.49
49
Li JI Bab Tan Gong III-3
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-107-
BAB IV
PANDANGAN UMAT KHONGHUCU INDONESIA
MENGENAI SHENMING
Bab ini akan memaparkan tentang Pemahaman,
Penghayatan, dan pengamalan shenming oleh umat
Khonghucu, dan nilai filosofis pada shenming, nama-
nama shenming dan upacara sembahyang kepada
shenming.
A. Pemahaman, Penghayatan dan Pengamalan Shenming
Keberadaan para suci (Shenming) bagi umat Khonghucu
adalah mempunyai makna yang paling mendalam, karena
shenming sebagai bagian dari iman dan teladan dalam
berperilaku.
1. Pemahaman Shenming.
Keberadaan shenming (para suci) memang jauh sudah ada
sebelum Nabi Kongzi lahir. Untuk itu dalam memahaminya
diperlukan keimanan.
Seperti dalam Di dalam Kitab Si Shu Zhong Yong
(Tengah Sempurna)XIX : 18 ditulis, ‖Iman itulah Jalan Suci
Tuhan Yang Maha Esa; berusaha beroleh Iman, itulah Jalan Suci
manusia. Yang beroleh Iman itu ialah orang yang setelah
memilih kepada yang baik lalu didekap sekokoh-kokohnya.‖
Maka Iman itu ialah sikap atau suasana batin yang berhubungan
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-108-
dengan sempurnanya kepercayaan/keyakinan kepada TIAN,
Tuhan Yang Maha Esa.1
Paling tidak ada empat hal yang merupakan kriteria untuk
memperoleh kelayakan atau kedudukan yang dimuliakan menjadi
shenming yang tertulis dalam Li Ji bagian Ji fa hukum ibadah:
“hormat akan Tuhan, memuliakan leluhur, berdasarkan
peraturan rajasuci terdahulu tentang peribadahan, ibadah
dan sembahyang itu dilakukan kepada Orang-Orang Besar:
1) yang menegakan hukum bagi rakyat; 2) yang berjerih
payah membangun kemantaban dan kejayaan negara; 3)
yang dengan gagah dan berhasil mengatasi bencana besar;
4) yang mampu mencegah kejahatan dan penyesalan besar.2
Mengutip dari yang diceritakan dalam kitab Li ji tentang
awal diselenggarakannya hukum persembahyangan bagi para suci
(shenming) darinama berasal:
―Kaum dari Gunung Li Shan itu memiliki bawah langit
karena puteranya yang bernama (Shen) Nong (l.k.3072 s.M)
telah menunjukan betapa membudidaya berates biji-bijian;
Qi, nenek-moyang yang menjadi cikal bakal dinasti Zhou;
melanjutkan pekerjaan itu. pada jaman dinasti Xia saat masih
lemah, kepadanya dilakukan sembahyang dengan sebutan
Hou Ji; seorang putera keturunan Gong Gong (hidup antara
jaman Fu Xi dan Shen Nong, demikian disebutkan di dalam
kitab Chun Qiu Zou Chuan) yang menjadi Ba (ditaktor) atas
kesembilan propinsi, puteranya yang bernama Hou Tu
1Kitab Si Shu, Zhong Yong(Tengah Sempurna), h. 123
2Matakin, Li Ji Ji Fa (hukum persembahyangan) : XX: 9 (Jakarta:
Matakin, 2011), h. 506
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-109-
mampu menciptakan kedamaian atas kesembilan propinsi,
maka kepadanya dilakukan sembahyang yang disebut She
(persujudan kepada Malaikat Bumi); baginda Di Gu mampu
menta‘rifkan semua rasi bintang, dan menunjukan waktunya
kepada masyarakat banyak, baginda Yao mampu memberi
ganjaran (kepada yang pantas), membuat keputusan hukum
yang tidak menyebelah, dan pada akhirnya benar-benar
meyakinkan kebenarannya; baginda Shun sekuat tenaga
menangani berbagai masalah dan meninggal di hutan (daerah
yang jauh dari ibu kota); Guan dihukum buang sampai
meningga dunia karena salah dalam menanggul banjir, Yu
(puteranya) mampu menyelesaikan pekerjaan dan menebus
kegagalan ayahnya; baginda Huang Di meluruskan nama-
nama berates benda dan menjelskan kepada rakyatnya
bagaimana manfaat semuanya itu, dan seterusnya……….3
Dari pemaparan di atas, hemat penulis bahwa keberadaan
shenming sebenarnya sebagai suriteladan, ia mengabdikan
hidupnya untuk kepentingan umat manusia, sehingga dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat luas, yang pada akhirnya masyarakat
pun melakukan sembah hormat sebagai perwujudah meneladani
prilakunya.
Namun juga sebagian umat juga ada yang melakukan
shenming sebagai mediator ramalan yang disebut Pwa Pwee4
dengan meminta pertolongan atau petunjuk kepada shenming
3Lihat penjelasan Matakin, Kitab Li Ji Ji Fa (hukum
persembahyangan) : XX: 9, h. 506-507 4Ramalan Pwa Pwee intinya adalah memperoleh jawaban ‗Ya‘ atau
‗tidak‘ dari shenming, yaitu dengan mengajukan pertanyaan dihadapan altar
shenming sesuai dengan alat yang disediakan di Kelenteng
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-110-
agar permasalahan yang sedang dihadapi mendapat jalan keluar.5
Artinya dengan mengadu kepada shenming seolah-olah
permasalahan seseorang akan bisa diatasi. Ramalan (Pwa Pwee)
biasanya tersedia di kelenteng.
Sejatinya mengimani adanya shenming sebenarnya agar
seseorang dituntut untuk mengemilangkan kebajikan dalam
hidupnya seperti yang telah dilakukan oleh para suci (shenming)
tersebut dengan berdasar pada ajaran agama. Memang terkadang
ada salah penafsiran ketika seseorang sudah memohon kepada
shenming atas segala persoalan yang dihadapinya, seolah-olah
permasalahan sudah diselesaikaan/dibantu oleh shenming.
Padahal shenming adalah sebagai sarana untuk meningkatkan
keimanan seseorang dan penyemangat untuk bekerja lebih giat
lagi, belajar lebih tekun lagi. Bukan sebaliknya jadi bermalas-
malasan.
Maka hemat penulis dalam ajaran Khonghucu, Orang-
orang besar/para suci (shenming) wajib dihormat dan dimuliakan
oleh umat, sebab hanya umat yang beriman yang berakhlak mulia
yang disebut Junzi6 pasti memuliakan Orang-orang Besar/Para
suci (Shenming), baik itu ketika sedang bersembahyang maupun
dalam sehari-hari .
5Oktavianus Yan, PengaruhRamalan Pwa PweePada Pengambilan
Keputusan Masyarakat Tionghoa Di Jakarta(Tesis mahasiswa Pascasarjana
Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, 2017), h. 41 6Junzi adalah seorang susilawan, terpelajar, berbudi pekerti yang
mengedepankan peranai, akhlak dalam kehidupan sehari hari
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-111-
2. Penghayatan Kepada Shenming
Penghayatan kepada Shenming sebenarnya umat dituntut
untuk meresapi dengan sepenuh jiwa, menghayati keberadaan
shenming untuk dijadikan panutan dalam menggembilangkan
kebajikan. Agama Khonghucu adalah tuntunan bagi manusia
untuk menempuh jalan suci. Manusia yang dapat dengan
sungguh-sungguh menyelami hati maka ia akan dapat mengenal
watak sejatinya. Manusia yang mengenal watak sejatinya maka ia
akan dapat mengenal Tuhannya. Oleh karena itu manusia
senantiasa wajib menjaga hati, merawat watak sejati untuk
mengabdi kepada Tian (Tuhan).
Manusia harus siap dengan membina diri dengan cara
salah satunya menghayati keberadaan shenming. Inilah sebuah
usaha dalam rangka menegakan Firman Tian. Segala sesuatu apa
bila dirawat dengan baik-baik, maka tidak ada hal yang tidak
berkembang, namum sebaliknya apa bila tidak dirawat dengan
baik, maka tidak ada hal yang tidak rusak. Oleh karena itu watak
sejati harus dipegang, di junjung tinggi agar terpelihara.
Manakala watak sejati disia-siakan, maka watak sejati akan
musnah.7
7Pendidikan Agama Khonghucu di Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek dan Dikti,
2016), h. 16.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-112-
3. Pengamalan Shenming
Shenming sejatinya adalah salah satu tolok ukur
keteladanan, untuk itu umat di tuntut agar bisa mengambil
semangat keteladanan yang ada dalam diri shenming untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Kehidupan
beragama (Agama Khonghucu) membimbing manusia mampu
membina diri menyempurnakan Iman (Cheng), Kepercayaan
(Xin), Kesatyaan (Zhong) dan Hormat Kesujudan (Jing) terhadap
Tuhan. Firman Tian yang Gemilang, menyadari adanya
kehidupan nyawa (Gui) dan rokh (shen), kehidupan lahir dan
batin, memupuk dan merawat cita/semangat berbakti, tulus
mengikuti suriteladan dan bimbingan Nabi sebagai Genta Rohani
B. Nilai Filosifis Dalam Shenming
Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil dari Para
Suci (Shenming) untuk diterapkan oleh umat Khonghucu dalam
kehidupan sehari-hari, paling tidak ada dua nilai dasar filosofis
dalam shenming yang bisa seseorang ambil, pertamapenguatan
keimanan kepada Tian YME, karena sebelum sembahyang
kepada Shenming dan Leluhur, terlebih dahulu harus sembahyang
kepada Tian dengan tujuan berdoa memanjatkan puji syukur dan
mohon rahmat perlindungan Tuhan. Melalui keimanan kepada
Shenming diharapkan umat dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan apa yang telah diperbuat oleh para suci dengan
terlebih dahulu membina diri dengan Jalan Suci (Dao), yakni
agama.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-113-
Kedua. Melalui shenming seseorang diharapkan bisa
meneladani apa yang telah diperbuat oleh shenming
(kemanfaatan dalam hidup untuk orang lain) atau mengambil
spirit shenming untuk diamaalkan dalam kehidupan sehari hari
untuk terus memupuk benih-benih kebajikan (cinta kasih,
kebenaran, keadilan, kewajiban, kesusilaan dan bijaksana) yang
menjadi watak sejati (xing) manusia yang merupakan anugerah
dari Tian. Karena watak sejati (xing) itu telah melekat dalam diri
manusia sejak berada di dalam kandungan seorang ibu.
C. Nama-Nama Shenming Dalam Agama Khonghucu
Shenming dan kelenteng seperti dua sisi mata uang yang
tidak bisa dipisahkan, dimana ada kelenteng pasti disana terdpat
shenming. Untuk itu umat Khonghucu pergik ke kelenteng untuk
melakukan sembahyang kepada Tian, Nabi dan para Shenming
serta leluhur karena jumlah shenming dikelenteng tidak hanya
satu tetapi banyak dan disana terdapat shenming ‗tuan rumah‘.8
Berdoa di depan kimsin (jinshen)9 hendaknya dengan niatan dan
hati yang tulus, dan bersih.
8Shenming tuan rumah biasanya mengacu pada penamaan kelenteng
seperti Fu De Miao (Hok Tik Bio) itu berarti nama kelentengnya kelenteng
malaikat bumi atau Hok Tik Cing Sin (Fu De Zheng Shen. Sana terdapat altar
induk yang barada di tengah sebagai altar tuan rumah sedangkan shenming
yang lainnya berada di dampi kanan dan kiri dari shenming yuan rumah. 9Kimsin (Jinshen) adalah patung yang menggambarkan shenming
yang dianggap suci dan ditaruh dimeja altar untuk disembahyangi sebagai alat
konsentrasi atau memfokuskan dalam sujud kepada shenming karena memiliki
nilai kesakralan terhadap patung tersebut sehingga tidak sembarangan ditaruh
atau dibersihkan
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-114-
Shenming yang dimuliaka oleh umat khonghucu dalam
kelenteng yaitu dengan dihadirkannya kimsin (jinshen/patung)
yang diyakini di dalam patung tersebut memiliki kekuatan atau
terdapat roh suci dari shenming tersebut, disamping sebagai alat
untuk memfokuskan umat bersembahyang kepada shenming
antara lain:
1. Malaikat Bumi (Hok Tek Ceng Sinl/ Fu De Zheng Shen)
Malaikat Bumi (Tudi gong) yang dimuliakan sebagai
malaikat Shen pembawa berkah lurus di dalam kebajikan (Fu De
Zheng Shen). Keyakinan umat Khonghucu ini bersumber pada
keyakinan akan malaikat bumi dan gandum (She Ji) sebagai
nenek moyang para raja dinasti Zhou. Umat Khonghucu
memuliakan beliau di rumah ibadah Rujiao (agama Khonghucu)
yang sampai sekarang tetap terjaga.10
Malaikat Hok Tik Cing Sin (Fu De Zheng Shen) adalah
manifestasi dari Kuasa Hukum Tian Yang Maha Abadi. Malaikat
(Shen, Guishen) dalam ritus kultural agama Rujiao maupun
Daojiao termasuk Para Suci atau Roh Gemilang (Shenming) yang
dimuliakan dalam sebuah Miao ialah para orang suci, yang
semasa hidupnya sebagai insan berbudi luhur, berjiwa besar
banyak menolong atau merupakan teladan hidup dalam jalan suci
yang agung (Cheng Xing Da Dao). Malaikat Bumi pada
10
Xs. Buana Djaja B.S, Sejarah Rujiao Agama Khong Hu Cu (Jakarta:
Matakin, 2015), h. 16
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-115-
umumnya ada di Miao (Kelenteng).11
Adapun sebutan untuk
memuliakan malaikat bumi, antara lain:
- Hoo Tho (Hou To)
- Tho Tee Kong (Tu Di Gong)
- Tao Pek Kong (Da Bo Gong)
- Tee Cu Kong (Di Zhu Gong)
Sedangkan dalam kitab Suci Sishu -Wu Jing, sekjak
dinasti Shang, malaikat bumi dimuliakan dengan namaHok Tik
Cing Sin disingkat Hok Sin Fu shen. Dalam perkembangan jaman
muncul berbagai riwayat tentang malaikat bumi tersebut. Hok Tek
Ceng Sindan sering diidentikkan dengan Tu Di Gong, yang
menunjukkan kaitan dengan karunia Tianmelalui hasil atau
manfaat bumi.Sehinggasembahyang/penghormatan kepada
Malaikat Bumi dilaksnakan tiap tanggal 15 bulan 8 Yinli.
Gelar malaikat bumi (Tu Shen) jaman di nasti Siang
(Shang) ialah Hok Tek Ceng Sin (Fu De Zheng Shen) ialah roh
kebajikan gemilang pemberi berkah segala ciptaan dan
kehidupan. nabi besar Kongzi dalam penjelsannya/ajaran spiritual
beliau Bun Gan (Wenyan), menybutkan bahwa Hok Tek Ceng
Sin (Fu De Zheng Shen)dilambangkan sebagai; Khun (kun);
sebagai shenming (sinbeng) yang menerima, menjaga dan
memelihara segala ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta. Sejarah
dinasti Shang (1766 sM-1122 sM) menyebutkan, ada seorang
11
Matakin, Studi Tentang Kultur Ibadah Tionghoa Miao (Kelenteng)
(Jakarta:Matakin,2008), h. 10
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-116-
nabi I in (Yin Yin) mengajarkan kepada rakyat untuk
melaksanakan sembahyang syukur atas berkah karunia Tuhan
YME itulah yang dihayati sebagai Hok Tek Ceng Sin (Fu De
Zheng Shen).12
Sembahyang kepada Hok Tek Ceng Sin (Fu De Zheng
Shen) sudah dilakukan oleh raja-raja terdahulu. Sebutan Da Bo
Gongatau Toa Peh Kong, dan Tu Di Gong/Tho Tee Kong
berawal dari personifikasi Hok Tek Ceng Sin sebagai Zhang
Fude/Thio Hok Tek yang dalam usia 36 tahun menjadi pejabat
yang sangat bijaksana, dalam mengamalkan kebajikannya
membantu rakyat, terutama bagi rakyat miskin, ia berusaha untuk
memakmurkan dan mensejahterakan kehidupan rakyat, maka ia
sangat dicintai rakyat. Hok Tek Ceng Sinwafat dalam usia 102
tahun, dan penggantinya seorang yang serakah dan haus akan
kekuasaan, dan tidak memiliki rasa perikemanusiaan, sehingga
rakyat yang sebelumnya makmur menjadi menderita.13
Untuk megenang kebajikanHok Tek Ceng Sin,rakyat
membuat altar kecil yang disusun dari batu untuk bersembahyang
seraya berharap agar kemakmuran yang penah mereka rasakan
dapat pulih kembali. Untuk memperoleh kemakmuran, maka
rakyat membangun altar Hok Tek Ceng Sin di kelenteng.
12
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, (Surabaya: SPOC Study Park of Confucius, 2016), h. 22-24 13
Oktavianus Yan, PengaruhRamalan Pwa PweePada Pengambilan
Keputusan Masyarakat Tionghoa Di Jakarta, h. 65
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-117-
Hemat penulis, umat Khonghucu harus senantiasai
memuliakan Malaikat Bumi/Hok Tek Ceng Sin (Fu De Zheng
Shen), dengan cara menerima, menjaga, dan memelihara segala
ciptaan Tuhan dengan menjadikan alam sebagai tempat dirawat,
dijaga.
2. Malaikat Bintang Utara
Gelar malaikat (Shen) Hian Thian Siang Te (Xuan Tian
Shang Di) secara umum disumberkan pada kitab suci agama
Khonghucu SiShu dan Juwing, mengenai Bintang Utara Pa‘sing
(Bei Xing) yang juga di kenal sebagai Pak Kik Sin (Bei Ji Shen).14
Nabi besar Kongzi mengajarkan keteladanan pemimpin yang
luhur budi itu seperti layaknya Bei Xing-Bintang Utara yang
kokoh pada kedudukannya, sehingga bintang-bintanglain
mengelilinginya.
Beliau termasuk empat malaikat Tuhan yang berkuasa
mengeleilingi langit utara, bersama dengan tiga malaikat lainnya
(Qing Tian Shang Di di Langit Timur, Yan Tian Shang Di di
langit selatan, Bai Tian Shang Di di langit barat, dan Xuan Tian
Shang Di sendiri di langit utara). Mereka sebagai Shenming
(Sinbeng) yang juga dimuliakan sebagai Siang Te Kong (Shang
Di Gong), beliau oleh Cu Goangciang, Bing Taico (Zhu
Yuanzhang, Ming Taizhu) pendiri dinasti Ming (Bing 1368 M)
dimuliakan dengan mendirikan kelenteng atau Miao dengan
14
Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan Miao, h.
29
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-118-
menganugerahkan gelar rohani Hian Thian Siang Te (Xuan Tian
Shang Di) sebagai simbol spiritual teguh menegakan Firman
Tuhan YHE, Thian Bing (Tianming), pelindung dan pengayom
rakyat.15
Gelar yang juga umum dikenal untuk memuliakan
malaikat bintang utara Pa‘sin (Bei Xing) ialah Hek Te (Hei Di)
dengan wajah kimsin (jinshen), wujud fisiknya berwana
kehitaman; warna kehitaman ini melambangkan sifat malaikat
bintang utara ini memiliki ‗kekuatan gaib‘ untuk membasmi
kejahatan.
Malaikat Bintang utara berwajah hitam. Hal ini sesuai
dengan keyakinan bahwa Shen Ming (Sinbeng) Hek Te (Hei Di),
yakni malaikat Hian Thian Siang Te (Xuan Tian Shang Di)
berwajah hitam yang melambangkan pembasmi kejahatan dan
pelindung rakyat dan pelindung negara dari segala kekuatan
jahat. Maka kita lihat ada malaikat berwajah kemerahan, tetapi
ada pula yang berwajah kehitaman.16
a. Nilai Spiritual Xuan Tian Shang Di
Ada kisah yang disebar dari kelompok spiritual tertentu,
yang lebih bersifat mitos dan legenda; ada yang berhubungan
dengan lawan politik kaisar Yongle dari dinasti Ming, sehingga
15
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h.30 16
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h. 31
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-119-
kaisar ketiga dinasti Ming dikatakan wajahnya sama dengan
kimsin (jingshen) malaikat Hian Thian Siang Te (Xuan Tian
Shang Di) di gedung Bu Tong San (Wudangsan).
Adapula berkaitan kepentingan mazhab foto tertentu di
Tiongkok yang besebrangan politik dengan kaisar Yongle,
membuat kisah mitologi bahwa ―Tuhan‖ ingin ―menjadi‖
manusia, beberapa kali ―tumimbal lahir‖ dan akhirnya ditolong
tokoh pendiri agama itu; wujud kimsin (jinshen) menginjak
―siluman‖ kura dan ular bentuk mitos menguasai rasa rakus dan
lapar sesuai kepercayaan dalam ajaran tertentu itu.
b. Simbol Kura dan Ular.
Simbol kura dan ular pada kimsin (jinshen) malaikat Hian Thian
Siang Te (Xuan Tian Shang Di) sebagai malaikat Tian yang
mendapat firmanNya mengayoni wilayah utara; dalam konstelasi
tata letak atau posisi mata angin, secara metafisis wilayah utara
dilambangkan kura dan ular, dengan warna hitam. Demikian
penjelasan metafisika Fengshui bersumber dari kitab Yak King
(Yi Jing).17
Di Surabaya ada kelenteng Pak Pik Bio (Beiji Miao)
untuk memuliakan beliau sebagai Malaikat Bintang Utara. Begitu
pun kelenteng Hian Thian Siang Te 1930 di kota Welahan, Jawa
Tengah. Hari persembahyangannya di Indonesia tercatat sama
17
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h.33
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-120-
dengan yang dijalankan di Tiongkok, yaitu setiap 3 bulan 3
Imlek.
Yang menarik dalam sejarah kelahiran nabi besar Kongzi,
kepada ibunda beliau Yan Zhengzai telah datang melalui mimpi
beliau kedatangan malaikat Bintang Utara, Pa‟Sin (Bei Xing).
Dalam sejarah Rujiao Agama Khonghucu dituliskan sebagai
berikut: tercantum dalam Kitab Tung Ciu Liat Kok Ci (Dongzhuo
lieguo zhi) sebagai berikut:
―ketika ibu Yan Zhengzai bermohon doa kehadirat Tian agar
dikaruniai putera yang mulia, beliau beroleh penglihatan
datang malaikat Hik Tee atau Malaikat Bintang Utara Pak
Sin (beixingshen) berkata ―bersiaplah engkau akan
melahirkan seorang putera mulia sebagai nabi (shengzi),
pergilah ke lembah Khongsong‖. (‗Sejarah Rujiao Agama
Khonghucu‖. 18
Malaikat Bintang Utara (Beixing Shen) dimuliakan oleh
para pewaris keturunan raja Chengtang, pendiri dinasti Shang.
Dalam keyakinan masyarakat Khonghucu malaikat Bintang Utara
dimuliakan sebagai malaikat tuhan (Xuan Tain ShangDi).
Masyarakat Khonghucu memulikan beliau di rumah ibadat
Kelenteng Bei Ji Miao.
18
Xs. Buana Djaja B.S. Sejarah Agama Khong Hu Cu (Jakarta:
Matakin, 2015), h. 105
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-121-
3. Shenming Kwan Kong (Guan Gong)/Guan Sheng Di Juan
Nama pribadi beliau ialah: Kwan I (Guan yu) atau Kwan
In Tiang (Guan Yunzhang). Beliau hidup pada masa dinasti Han
(221sm-220M) dinasti Da Han (3 M), era perang tiga negeri, Sam
Kok (San Guo) 220-280 M. beliau angkat saudara dengan Lau Pi
(LiuBei) dan Thio Hui (Zhangfei) sebagai adik ketiga (san di).19
Masyarakat menghormati beliau sebagai: Yang mulian
KwanKong (GuanGong) sebagai pahlawan kemanusiaan dalam
perjuangan melanjutakan tegaknya dinasti Han, beliau dan kedua
saudara angkatnya didampingi penasehat bijaksana, Cukat liang
(Zhugeliang) alias Khong Bing (KongMing), ketiganya dikenal
cinta tanah air, pembela rakyat kecil dan pejuang kemanusiaan.
Kwan Kong disegani kawan maupun lawan, karena sifat
mulia setia dan teguh pada kebenaran, Tiong Gi (Zhongyi). Kwan
Kong dan Thio Hui gugur sebagai pejuang, keduanya tetap setia
pada kakak angkatnya Lau Pi yang kemudian menjadi kaisar Han
Xuande negeri Shu Han.
Gelar Kwan Kong (Guan Gong) sebagai shenming yang
dikenal juga di Asia Tenggara termasuk juga di Indonesia ialah
Kwan Seng Te Kun (Guan sheng Di jun). Oleh karenanya rumah
ibadat Kelenteng yang didirikan untuk beliau disebut Kwan Tee
Bio (Guan Di Miao).
19
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h.37
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-122-
Gelar tertinggi beliau (Kwan Kong) ialah Hiap Thian
Siangte (Xie Tian Shangdi) setara dengan Malaikat Bintang Utara
yaitu Hian Thian Siangte (Xuan Tian Shangdi). Besyukur dari
data lintas dinasti di Tiongkok memberi informasi otentik kepada
kita mengenai gelar shenming tersebut dianugerahi oleh seorang
kaisar dinasti yang mana. Gelar Hiap Thian Shangte (Xie Tian
shangdi) bagi shenming Guan Gong dianugerahkan oleh raja
dinasti Song, Gaozong (1128 M).
Hiap Thian Shangte (Xie Tian shangdi) bermakna Raja
Agung Penentram Langit. Beliau penerus raja dinasti Song
sebelumnya, Weizong yang lebih dahulu menganugerahkan
shenming Guan Gong dengan Tiong Gio Ho (Zhongyi hou),
Rajamuda Penuh Setia dan berbudi (1120 M).
Gelar suci beliau Kwan Hucu (Guan Fuzi), guru suci
Kwan, sebagai pelindung kerajaan dinasti terakhir Man Ching
(Manqing), Mancu. Sebagai enghormatan kepada beliau sebagai
penegak ajaran kitab suci Chun Jiu King (Chunqiujing), yang
ditulis oleh nabi besar dan guru agung Taiseng Siansu
Khonghucu (Dacheng Xianshi Kongfuzi 551-479 sM). Gelar
Kwan Hucu (Guan Fuzi) dianugerahkan oleh kaisar dinasti Qing,
Xianfeng 1813 M).
Kelenteng Kwan Kong atau Kwan Seng Te Kun (Guan
Sheng Dijun) disebut Kwan Te Bio (Guan Di Miao). Di Jawa
Timur beberapa Kelenteng, yang tersebar di kota Tuban juga ada
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-123-
Kelenteng dengan altar utamanya dengan kimsin yang mulia
Kwan Kong dan diberi nama Kwan Seng Bio (Guan Sheng Miao)
atau Kwan Te Bio (Guan Di Miao).20
Di rumah ibadah Khonghucu Kong Miao TMII juga
dibagian samping belakang ditempatkan altar KwanSheng Tee
Kun (Gua Sheng Di Jun) dengan para Sinbeng. Beliau Shenming
yang sampai saat ini semenjak jaman penjajahan dulu di
Indonesia ditempatkan altarnya di pengadilan negeri di sejumlah
kotra bagi yang beragama Khonghucu dan masyarakat Tionghoa
pada umumnya.
Penghormatan kepada Kwan Te Kun (Guan Dijun) cukup
besar dari berbagai bangsa, baik di Tiongkok, Taiwan, Jepang,
Vietnam dan Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Philipin
adan Indonesia. Di beberapa Kong Miao, diantaranya di negara
Taiwan, Republic of China, di dalam kompleks tersebut juga
terdapat pula altar bagi shenming Guan Shen Di Jun,
sebagaimana juga yang ada di kompleks kelenteng Khonghucu,
Kong Miiao di Taman Mini Indonesia Indah.
Taiwan sebagai negara masyarakat Tionghoa yang berasal
dari Provinsi Hokkian dan Kwan tung, terdapat pula beberapa
kelenteng Kwan Tee Bio (Guan Di Miao) yang dilengkapi altar
Tiga Pahlawan Negeri Shu Han era Sam Klok; disebut demikian,
20
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h.39
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-124-
sebab selain menempatkan kimsin Kwan seng Te Kun di altar
utama, juga memuliakan kakak angkat beliau Lauw Pi (Liu Bei)
dan adik angkat beliau; juga adik angkat beliau Thio Hui
(Zhangfei) serta Tio Cu Liong (Zhoo Zilong).21
Hari besar peringatan Lauw Pi setiap tanggal 24 bulan 4
Imlek. Peringatan Thio Hui diadakan setiap tanggal 13 bulan 8
Imlek. Begitupula peringatan kepada Thio Cu Liong atau tio In
(Zhaoyan).
Rumah ibadah Kelenteng (Miao) yang dididrikan tokoh
masyarakatantara lain dimanakan Kwan Sing Bio (Guan Sheng
Miao) di Tuban. Hari persembahyangan untuk beliau yang
diadakan di Tiongkok, Hongkong, Taiwan, juga di Indonesia
setiap hari Lahirnya, pada tangagal 24 bulan 6 Kongyuan/Imlek.
Sebagai catatan di Singapura, Malaysia, dirayakan setiap tanggal
13 bulan 2, 13 bulan 5 Imlek.
Seorang suci Guan Gong, yang hidup di jaman tiga negeri
(San Guo), pada dinasti Han Kimsin (Jinshen/Patung) Guan Gong
lazimnya posisi duduk dan membaca satu diantara kitab-kitab
suci Rujiao, yang dikenal sebagai Chunqiujing. Masyarakat
Khonghucu disluruh dunia memuliakan beliau sebagai Shenming
Pelindung, Penegak Kesetiaan-Kebenaran (Zhong Yi). Beliau
21
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h.41
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-125-
dimuliakan dirumah ibadah Kelenteng Guang Di Miao, yang
memuliakan beliau, dengan sebutan Guang Sheng Di Jun
4. Shenming Mazu Niang Niang
Nama pribadi beliau ialah Lin Mo Niang, lahir dalam
sebuah keluarga bangsawan dan pejabat di wilayah Meizou,
provinsi Hokkian (Fujian) saat dinasti Song (960-1279M).
Semenjak remaja puteri Lim Mo Niang tumbuh menjadi anak
yang sangat cerdas, pengasih dan bijaksana terutama terhadap
rakyat kecil yang hidup sebagai nelayan pesisir pulau Meizou.
Banyak bantuan yang diberikan keluarga beliau atas saran
sang puteri yang bijaksana ini untuk peningkatan pembuatan
perlengkapan menjaring ikan dan keselamatan para nelayan di
laut dengan memakai cadik pengaman.
Sehingga rakyat kecil sangat merasa didukung
kesejahteraan dan diayomi penghidupan mereka oleh
kebijaksanaan sang puteri, ayah dan keluarganya. Sesudah
berpulangnya beliau ke dalam keabadian Tian, kaisar song
Huizong memberi gelar: Sun Ji Fu Ren. Dan rakyat dinasti Song
memuliakan beliau sebagai Mahco Po (Mazupo).
Mahco Nio Nio (Mozu Niang Niang).
Gelar kemuliaan dari kaisar Bing (Ming) dianugerahkan
kepada beliau sebagai Thian Siang Sen Bo (Tian Shang
Shengmu)artinya Ibu Suri dari Langit. Dalam perjalanan armada
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-126-
laut atas perintah kaisar dinasti Ming, Yongle yang dipercayakan
kepada Laksamana Zhenghe tersebut, dibawa pula oleh
agamawan dan cendekiawan serta saudagar dinasti Ming, kimsin
(jinshen) Thian Siang Seng Bo (Tian Shang Shengmu) ke Asia
Tenggara termasuk ke Negara kepulauan Indonesia.22
Oleh Tokoh masyarakat Tionghoa yang beragama
Khonghucu di Jawa dan Sumatera serta berbagai pulau di
Indonesia kemudian dibangun Kelenteng Kelenteng (Miao),
yang diantaranya menempatkan altar mulia Mahco atau Thian
Siang Seng Bo di tempat suci kelenteng itu.
Kemuliaan hati sang puteri menyebabkan sesudah beliau
berpulang ke dalam keabadian kebajikan Tian, sangat dihormati
sebagai sinbeng (shenming) dengan gelar MahCo Nio Nio (Mazu
Niang Niang). Pada masa dinasti Ming (1368-1644M) tercacat
pula kehadiran seorang besar The Ho (Zhenghe), yang kita kenal
melalui kepiawannya mengembangkan perekonomian maritim
kerajaan dinasti Ming, beliau menjalin hubungan baik dengan
kerajaan kerajaan di Asia Tenggara termasuk Nusantara
(Indonesia). Meskipun Laksamana Zhenghe sebagai pemimpin
muhibah armada laut dinasti Ming adalah muslim yang saleh,
namun di dalam armada yang beberapa kali singgah di Jawa dan
Sumatera beliau didampingi agamawan, cendikiawan lintas
agama. Sejarah mencatat bahwa di dalam armada kapal beliau
22
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h.45
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-127-
juga ditempatkan altar Yang Mulia Mah Co (Mazu). Hal ini
menunjukan beliau dimormati sebagai orang suci atau sinbeng
(shenming) berbagai dinasti.
Gelar kemuliaan juga diberikan kepada shenming Tian
Shang Shengmu oleh kaisar dinasti Boan Ching (Man Qing)
sebagai Thian Hou Nio Nio (Tian Hou Niang Niang), seperti
yang kita temui di Kelenteng tua Thian Hou Kiong (Tian Hou
Gong) di jalan Sulawesi, Makassar. Perayaan persembahyangan
shenming Tian Shang Shengmu atau Tian Hau Niang Niang
setiap tanggal 23 bulan 3 Imlek.
Sinbeng (shenming) ibu suci Lin Moniang, yang hidup
sebagai puteri yang berhati mulia dari keluarga bangsawan dan
penguasa yang bijaksana dari wilayah Meizou, provinsi Hokkian
(Fujian) pada pemerintahan dinasti Song (960-1279M)ini juga
dicintai rakyat kecil terutama para nelayan dengan panggilan
Maco Nio Nio (Mazu Niang Niang) atau Macopo (Mazubo)
dalam bahasa daerah Hokkian.
Kemuliaan nama beliau semakin dikenal oleh masyarakat
sepanjang era dinasti Song (960-1279M), dinasti Yuan(1271-
1368M), dinasti Ming (1368-1644M) dan dinasti Qing (1644-
1911M). Dalam di era Song sudah dibangun Kelenteng untuk
beliau dibanyak tempat, antaranya di Meizou, Xiamen, Fuzhou,
Guang zhou, Shanghai.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-128-
5. Shenming Kwee Seng Ong (Guo Sheng Wang)
Nama pribadi beliau Kwee Ang Hok (Guo Hongfu),
hidup pada masa dinasti Song (960M-1279M). Beliau berasal
dari kota Cuanciu (Quanzhou), kabupaten Lam An (Nan an),
propinsi Hokkian (Fujian). Pada masa mudanya mudanya hidup
sderhana sebagai penggembala ternak dan sangat berbakti kepada
ibunda beliau, sedangkan ayahnya telah berpulang menghadap
Tian. Kisah yang menjadi buah bibir masyarakat, belaiu bekerja
pada hartawan pemilik peternakan yang amat kikir. Ketika
hartawan itu memanggil ahli hongsui (fengshui) untuk mengatur
letak makam keluarganya, orang tua ahli hongsui hanya
disediakan makan seadanya.23
Kwee Ang Hok sering berbagi makanan dengan orang tua
(ahli hongsui). kebaikan budi Kwee Ang Hok menyentuh hati
orang tua ahli hongsui tersebut, membuat keduanya bersahabat.
Atas nasihat dari orang tua yang ahli hongsui itu, Kwee Ang Hok
diam diam memindahkan makam ayahnya ke tempat yang lebih
baik. Kemuadian terjadi perampokan terhadap harta benda di
kediaman hartawan yang kikir itu. Untuk menyelamatkan jiwanya
(hartawan itu, Kwee Ang Hok melompat keluar.
Terjadi keajaiban, kawanan perampok yang kejam itu
entah kenapa begitu melihat Kwee Ang Hok mereka berteriak
dan langsung melarikan diri dengan tidak membawa hasil
23
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h.50
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-129-
rampokan tersebut. Nampaknya Tian berkenan mengkaruniakan
kemuliaan pada diri Kwee Ang Hok sehingga wilayah Hokkian
menjadi aman karena orang-orang jahat takut kepada Kwee Ang
Hok. Hartawan yang tadinya kikir berubah menjadi baik menjadi
seorang budiman. Masyarakat merasa bersyukur atas pertolongan
Tian melalui Kwee Ang Hok yang berbudi luhur dan berhati
mulia sehingga kehidupan Kwee Ang Hok dan ibunya menjadi
lebih baik.
Keluarga kaisar yang berkuasa di Hokkian mendapat titah
membangun Bio (Miao/kelenteng) untuk memuliakan beliau
sebagai sinbeng (shenming) dengan gelar Kwee Seng Ong (Guo
Shengwang). Gelar beliau juga dihubungkan dengan tokoh raja
muda Feng Yan, Kwee Cu Gi (Guo Ziyi) yang dipandang masih
leluhur beliau pada masa dinasti Tang (618-901M).
Kimsin (jinshen) Kwee Ang Hok (Guo Hongfu) yang
semenjak muda berhati mulia dan berbudi luhur serta berbakti
kepada orang tua dan leluhur digambarkan sebagai sinbeng
(shenming) yang berwajah merah, berpenglihatan tajam, dengan
gelar kemuliaan Kwee Seng Ong (Guo Shengwang); figure
leluhurnya yaitu Kwee Cu Gi (Guoziyi) sebagai perwira kerajaan
yang berwibawa, rendah hati dan setia pada jabatan pemerintah
yang dipercayakan negara kepadanya.24
24
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h.53
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-130-
6. Shenming Kwan Im Nio Nio (Guan Yin Niang-Niang)
Dewi Kwan Im (Guan Yin Niang-Niang) telah termasuk
sebagai shenming. Guan Yin Niang-Niang adalah seorang purti
raja yang sangat peduli kepada rakyatnya yang hidup menderita,
termasuk kepada orang-orang yang dipenjara karena melanggar
hukum. Guan Yin Niang-Niang meskipun ia akan perempuan
merasa mempunyai kewajiban membahagiakan rakyatnya,
termasuk yang dipenjara. Dia memperhatikan kebersihan dan
makanan yang akan diberikan kepada orang penjara. Mungkin
bila sekarang Guan Yin Niang-Niang lebih tepatnya seorang
pejuang hak asasi manusia. Guan Yin Niang-Niang hidup pada
sebelas abad sebelum Masehi (11 sM), putrid ketigadari raja Chu
Zhuangwang pada dinasti Zhou.25
Guan Yin Niang-Niang hidup 7 abad sebelum Nabi
Khonghucu lahir (551sM-479sM). Guan Yin Niang-Niang sudah
menjadi shenmingdikelenteng yang dibuat oleh Nabi Kongzi.
Nabi Kongcu mengucapkan pendapatnya dalam kitab Yi Jing
bagian babaran Agung ―Suatu agama tidak bisa besar kalau tidak
memiliki tokoh wanita‖. Guan Yin Niang-Niang dijadikan‖
tempat‖ rakyat kecil untuk mencurahkan isi hati mereka, sehinga
Guan Yin Niang-Niang dimuliakan dengan sebutan Sung Cu
Shenming Nio Nio (Song Zi Niang niang).
25
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h.63
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-131-
Mereka percaya bahwa Tian, Tuhan YME menurunkan
karunia kepada Guan Yin Niang-Niang untuk melindungi
keluarga yang berkebajikan dan mengaruniakan anak-anak
berbakti. Kisah tentang Cinta kasih dan sifat penolong Kwan im
berkembang sebelum aliran Mahayana.
Penghormatan kepadaGuan Yin Niang-Niang yang
semakin luas kemudian terbawa ke dalam masyarakat Jepang,
Korea, Vietnam dan Indonesi. Di Jepang Guan Yin Niang-Niang
disebut Kannon, di Korea disebut Kuan Eum, di Vietnam
dimuliakan sebagai Kuan Am. Sedangkan di Indonesia umat
Khonghucu memuliakannya dengan sebutanKwan Im Nio Nio
(Guan Yin Niang-Niang) dimuliakan di Kelenteng Kong Miao
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai salah satu orang
besar dan dihormati sebagai Shenming.26
Salah satu diantara Orang Besar (Daren) yang menempati
altar para suci (shenming) adalah Kwan Im Nio Nio (Guan Yin
Niang-Niang). Di nusantara banyak Kelenteng (Miao) yang
didirikan khusus untuk menghormati Kwan Im Nio Nio (Guan
Yin Niang-Niang) seperti di Jawa Timur yaitu Pamekasan dan
Surabaya dikawasan pantau utara Kenjeran. Di Tangerang
tepatnya di Boen Tek Bio menempatkan Kwan Im Nio Nio (Guan
Yin Niang-Niang) sebagai altar tuan rumah atau altar utama. Di
Jakarta dikawasan Petak Sembilan terdapat kelenteng Kiem
26
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h. 67
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-132-
Tek Ie (Jin Te Yan) menjadikan Kwan Im Nio Nio (Guan Yin
Niang-Niang) sebagai altar utamanya dan sekaligus sebagai
kelenteng tertua di Jabodetabek.27
7. Shenming Malaikat Dapur
Malaikat pelindung keluarga/malaikat Dapur (Zhao Jun),
lazimnya ada di rumah tangga masyarakat Khonghucu. Setiap
menjelang tahun Baru Imlek, dia diyakini naik kelangit untuk
melapor perbuatan setiap orang dalam keluarga di dunia dalam
satu tahun.
Asal usul kemunculan Dewa Dapur, lebih dikenal dengan
sebutan Zaoshen, yang terdiri dari dua kata zao berarti
dapur/kompor (tungku). Sedangkan shen berarti roh/dewa.
Dilihat dari fungsi serta tugasnya Dewa Dapur
merupakan salah satu dewa penjaga rumah yang memiliki peran
besar dalam kehidupan keluarga bagi masyarakat Tionghoa.
Dewa Dapur memiliki beberapa nama, seperti Zaoshen (Dewa
Dapur), Zao Juun Shen (Dewa Dapur), Caojun (Dewa Dapur),
Coo kun (Dewa Dapur), Tsou Chun (Dewa Dapur), Kitchen God
(Dewa Dapur), Kitchen Diety (Dewa Dapur), God of Hearth
(Dewa Tungku), dan di Indonesia Dewa Dapur dikenal dengan
sebutan Taopekong, Chao Kun Kong (Dewa Dapur), Tjiao Kun
Kong (Dewa Dapur).
27
Xs. Buanadjaja Bingsidartanto, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao, h. 67
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-133-
D. Upacara Sembahyang Kepada Para Suci (Shenming)
Upacara sembahyang kepada Para Suci/Roh Suci
(Shenming)biasanya diperinngati sesuai dengan kelahiran para
suci (Shenming) yang bersangkutan dan atau pada waktu beliau
mencapai kesempurnaan. Biasanya diperingati dan dirayakan di
kelenteng-kelenteng di mana Roh Suci tersebut dipuja. Agama
Khonghucu sendiri menyebut Roh yang gemilang dengan sebutan
Shenming.
Secara umum ada beberapa upacara sembahyang di mana
saat itu kita juga bersembahyang mengucap puji syukur dan
terima kasih kepada Shenming tersebut. Upacara sembahyang
tersebut diantaranya:
1. Hari Duan Yang
- Yin Li, di rumah masing-masing, di Litang atau di tanah
lapang dekat tepi sungai atau laut.
- Dilaksanakan pada saat Wu Shipukul 11.00-13.00
- Surat Do‘a ditulis pada kertas merah.
Upacara Duan Yang sebenarnya merupakan upacara
menyampaikan puji syukur kehadirat Tian atas hari yang penuh
rakmat. Tetapi pada hari yang sama, kita juga melakukan sujud
hormat untuk memperingati tokoh suci Qu Yuan yang setia.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-134-
Khusus sebagai penghormatan kepada Qu Yuan, disediakan
sajian bakcang dan keu kacang.28
2. Hari Sembahyang Zhong Qiu
Hari sembahyang Tiong Ciu atau Zhong Qiujuga disebut
upacara Zhong Yuan.
- Diselenggarakan pada tanggal 15 bulan VIII Imlek.
Sembahyang ini khususnya adalah sebagai pernyataan syukur
kepada Malaikat Bumi Hok Tik Cing Sien atau Fu De Zheng
Shen, Tho Sien atau Tu Shen atau ThoTee Kong.
- Dilaksanakan di hadapan altar leluhur, Hok Tik Cing Sien (Fu
De Zheng Shen) maupun di Litang
- Sajian Khusus Zhong Qiu Pia
- Isi Surat Doa:
Puji dan Syukur kami naikkan, berkenan kiranya Tian pada
malam suci bulan purmana bulan 8 Yin Li ini, kami
berhimpun bersama melaksanakan ibadah sembahyang tiong
chiu, untuk mensyukuri rakhmat dan karunia yang telah Tian
limpahkan bagi kehidupan makhluk di dunia ini. Tian telah
menciptakan alam semesta dan menjelmakan makhluk,
melengkapinya, sehingga genaplah San Cai, Tiga Dasar
Kenyataan29
:
Tian, sebagai sang Khalik, yang wajib bagi umat Khonghucu
untuk satya, bakti dan sujud.
28
Tan Djin Meng dan Indira Agustin, Pendidikan Agama Khonghucu
Tingkat SMA (Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas, 2013), h.79. 29
Tan Djin Meng dan Indira Agustin, Pendidikan Agama Khonghucu,
h.80
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-135-
Di,Bumi, Semesta alam sebagai alam Ciptaan Tian yang
merupakan wujud dari Kemahakuasaan,Kemahabesaran dan
Maha Kasih Tian.
Ren, manusia sebagai makhluk yang terluhur diantara
makhluk di muka bumi ini. Yang mengemban Firman Tian di
dalam hidupnya, sehingga boleh berkembanglah kebajikan
yang merupakan pancaran kemuliaan Tian.
Sembah dan sujud kami pada malam yang suci ini, berkenan
kiranya Tian meneguhkan iman kami sehingga mampu
bersikap satya terhadap Firman Tian yang menjadi Watak
Sejati manusia dan mengamalkannya dalam bentuk kesadaran
untuk selalu berusaha hidup di dalam Jalan Suci, bersikap
tenggang rasa, tepasarira kepada sesama dan memahami
peranan agama sebagai pembimbing di jalan suci, sehingga
rahmat sentosa dan bahagia boleh meliputi penghidupan kami
ini.
- Teks Hari Sembahyang Zhong Qiu:
Tanggal 15 bulan 8 Kongzi Li adalah saat bulan purnama di
pertengahan musim rontok di belahan bumi Utara, saat itu
cuaca baik dan bulan nampak sangat cemerlang. Para petani
sibuk dan gembira karena berada di tengah musim panen.
Maka musim itu dihayati sebagai salah satu saat yang penuh
berkah Tuhan Yang Maha Esa lewat bumi yang menghasilkan
biji-bijian dan buah-buahan.
Pada saat purnama yang cemerlang itu dilakukan sembahyang
kepada Fu De Zheng Shen (Malaikat Bumi), sebagai
pernyataan syukur. Sebagai sajian khusus ialah Zhong Qiu Pia
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-136-
atau Kue ―Pertengahan Musim Rontok‖, yang melukiskan
bulat dan cemerlangnya bulan.
Bulan, seperti juga bumi, melambangkan sifat Tai Yinatau sifat
negatif yang besar. Maka Zhong Qiu Pai yang melukiskan
rembulan jugamelambangkan Fu De Zheng Shen (Malaikat
Bumi).
Di dalam upacara sembahyang besar Zhong Qiu ini,
hendaklah dihayati makna yang tersirat bahwa Tian Yang Maha
Besar, Maha Pengasih dan segenap berkah karunia itu hendaknya
mendorong dan hendaknya meneguhkan Iman, menjunjung dan
memuliakan Kebajikan. Karena makna Fu De Zheng Shen(Hok
Tik Cing Sien) ialah Malaikat Sejati yang membawakan berkah
atas kebajikan. Menghormati Fu De Zheng Shenhendaknya ingat
pula kepada Nabi Yi Yin yang berbunyi ―Sungguh milikilah yang
satu-satunya, yaitu kebajikan, dialah yang benar-benar
berkenandi hati Tuhan. Jangan berkata Tian memihak kepadaku,
Dia senantiasa melindungi yang satu, yakni kebajikan.30
3. Hari Sembahyang Xia Yuan
- Diselenggarakan pada tanggal 15 bulan 10 Kongzi Li,
sembahyang cukup dengan Dian Xiang.
- Sembahyang dilaksanakan untuk penghormatan kepada
malaikat Bumi.
- Hari melambangkan bagian akhir dicurahkan karunia Tian
Yang Maha Esa untuk tahun bersangkutan.
- Dilaksanakan di keluarga, Litang maupun Kelenteng.
30
Tan Djin Meng dan Indira Agustin, Pendidikan Agama Khonghucu,
h. 82
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-137-
- Isi Doa
Puji dan Syukur kami naikkan, bahwa pada hari suci Xia Yuan
(He Gwan), tanggal 15 bulan 10 (Yin Li) ini, kami bersujud
dan menaikkan doa syukur pada hari suci Xia Yuan, yang
melambangkan sempurnanya karunia Tian atas alam dan
makhluknya. Sungguh mengetuk nurani kami akan Maha
Kasih Tian lewat semesta alam, bumi dengan kesuburannya.
Fu De Zheng Shen, malaikat sejati yang membawakan berkah
atas kebajikan. Manusia dan segenap makhluk mendapatkan
segala yang diperlukan bagi kehidupan dan penghidupannya.
Matahari, bulan dan bintang, semuanya terbit beredar, musim
silih berganti dengan teratur, semuanyaini menunjukan Ke-
Maha Mulia dan Maha Abadi Hukum Tian. Menjadikan insan
yang berbudi, sadar untuk satya dan berbakti. Sadar akan
kewajiban hidup melaksanakan ibadah, tekun dalam
melaksanakan sembahyang. Sungguh boleh menjadi terang,
bimbingan dan kemampuan insan menempuh Jalan Suci
sehingga mampu mengemban dan melaksanakan Firman Tian
sebaik-baiknya.31
Semoga kebajikan berkembang di dalam diri, semoga mampu
menghayati yang suci, semoga segala prilaku yang luhur dapat
terselenggara sehingga rahmat dan karunia Tian boleh
senantiasa diturunkan.32
- Teks Sembahyang Xia Yuan.
Jalan suci untuk mengatur hidup manusia, tiada yang lebih
penting dari pada Li (kesusilaan/ibadah. Li ada bermacam-
macam, tetapi tiada yang lebih penting dari pada hal
beribadah/sembahyang. Melakukan ibadah itu bukanlah
sesuatu yang datang dari luar, dia bangkit dari bathin, lahir di
31
Tan Djin Meng dan Indira Agustin, Pendidikan Agama Khonghucu,
h. 84 32
Tan Djin Meng dan Indira Agustin, Pendidikan Agama Khonghucu,
h. 85
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-138-
dalam hati. Bila hati itu dalam-dalam tergerak, akan
memancarlah di dalam Li: demikianlah seorang bijak itu
mendapatkan kebenaran di dalam sembahyang. Sembahyang
seorng yang bijak, mesti mendapat berkah, tetapi bukan
sekedar berkah yang menurut pandangan dunia, karena yang
dimaksud dengan berkah di sini ialah kesempurnaan.
Kesempurnaan ialah sebutan atas paripurnanya pengabdian
itulah dimanai kesempurnaan. Ini berarti bahwa segalanya
telah terselenggara di dalam Jalan Suci.
Maka dikatakan seorang bijaksana mencapai kesempurnaan.
Yang mencapai kesempurnaan barulah dapat bersembahyang.
Maka seorang bijaksana di dalam bersembahyang, sungguh-
sungguh dengan sepenuh iman percaya dan disertai rasa
hotmat. Dengan sepenuh kecermatan menyampaikan
persembahan dan dengan tanpa mendahulukan keinginan
mendapatkan rakhmat.
Dengan apa yang ditumbuhkan langit, dengan apa yang
dipeliharakan bumi, dipersembahkan dengan baik dan
berkelimpahan, ini sungguh sungguh persembahan yang
berupa benda. Dengan sungguh-sungguh dipersembahkan
benda-benda duniawi, dipersembahkan dengan kemauan yang
sungguh-sungguh di dalam iman, demikianlah hati di dalam
bersembahyang.
Sembahyang Xia Yuan yang melambangkan sempurnanya
dicurahkan rakhmat Tian dalam setahun, perlu dihayati
hikmahnya dan dilakukan sepenuh iman dan dilaksanakan
dengan sepenuh pengabdian.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-139-
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis mengambil kesimpulan
bahwa pandangan agama Khonghucu tentang shenming adalah
merupakan suatu ajaran yang sangat mendasar yang bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena sembahyang
shenming bukannya sebagai ritual ibadah akan tertapi sebagai
sujud rohmat dengan mengambil spirit (semangat) keteladanan
dari shenming itu sendiri.
Memang benar sembahyang shenming telah tertera dalam
teks-teks suci (terdapat ayat dalam kitab suci agama Khonghucu
tentang shenming) khusunya Li Ji (catatan kesusilaan) mengenai
sifat-sifat keteladanan dari shenming.
Dari hasil penelitian penulis mengelompokan umat
Khonghucu ke dalam dua kelompok, terdapat dua perbedaan
dalam menjalankan ibadah shemning dikalangan umat
Khonghucu, pertama mereka yang melakukan ibadah shenming
tanpa terlebih dahulu melakukan ibadah kepada Tian dan Nabi.
Kelompok ini disebut umat tradisional Khonghucu yang
melakukan langsung sembahyang kepada shenming dan
menjadikan shenming sebagai tempat untuk meminta pertolongan
atas permasalahan yang sedang dihadapi oleh umat, seperti
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-140-
masalah bisnis, rumah tangga, mengobati penyakit dan bahkan
sampai mencari jodoh. Kelompok tradisional ini hanya
mengimani shenming.
Kelompok kedua adalah umat Khonghcu yang terbina
oleh MATAKIN. Mereka sebelum melakukan sembahyang
kepada shenming, terlebih dahulu melakukan sembahyang
kepada Tian dan Nabi Kongzi sebagai sembah sujud atas karunia
Tian yang telah diberikan kepada manusia dan sebagai sujud
hormat kepada Nabi. Kelompok ini melakukan sembahyang
shenming bukan sebatas ritual saja akan tetapi mengambil
semangat shenming sebagai teladan dalam dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis juga menarik kesimpulan bahwa selain Nabi
Kongzi sebagai teladan, mengambil nilai-nilai shenming sebagai
teladan masih sangat relevan dalam kehidupan umat Khonghcu.
Keyakinan kepada shenming bagi umat Khonghucu
merupakan bagian dari iman, setelah meyakini adanya Tian, Nabi
Khonghucu baru meyakini adanya shenming. Keyakinan kepada
shenming tersebut dalam tatanan umat bermacam-macam
persepsinya, adanya menyakini shenming sebagai semangat
untuk keteladanan, ada juga yang meyakini shenming sebagai
tempat untuk meminta pertolongan untuk mengatasi persoalan
yang sedang dihadapinya.
Berbicara tentang shenming sebenarnya harus melihat
pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan umat terhadap
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-141-
shenming. Penulis melihat dalam tatanan pemahaman tentang
shenming umat masih melihatnya shenming itu dari turun
temurun yang telah diajarkan oleh nenek moyang mereka, jadi
sebatas pengetahuan yang menurut penulis masih belum digali
lagi apasih sebenarnya shenming itu.
Pada penghayatan terhadap shenming, disini masih lebih
banyak yang hanya memahami saja, dari pada menghayati
kehadiran shenming dalam diri seseorang. Menuut penulis
penghayan ini sedikit sekali umat dalam menghayati shenming.
Kemungkinan karena umat hanya membutuhkan shenming ketika
sedang ditimpa masalah, baru mereka datang ke shenming untuk
meminta bantuan atau petunjuk untuk masalah yang sedang
dihadapinya.
Pada tatanan pengamalan subtansi dari shenming
sebenarnya seseorang harus mengambil spirit dari shenming
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka seperti
mengamalkan semangat shenming Hok Tek Ceng Sin/malaikat
Bumi, sebenarnya seseorang diajarkan untuk selalu mensyukuri
atas karunia dari Tian dengancara menjaga, memelihara, dan
melestarikan bumi ini dengan sebaik mungkin agar tercipta
keseimbangan bumi, yang pada akhirnya hasil bumi pun bisa
melimpah dan dapat dirasakan oleh semua umat manusia.
Mengambil semangat dari shenming Kwan Kong, maka
seseorang diberikan diberikan keteladanan dari Kwan Kong,
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-142-
seperti Kejujuran, Keberanian, Kesetiaan, Ketaatan, keadilan dan
kepercayaan. Diharapkan umat dapat meneladani shenming
Kwan Kong.
B. Saran
Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat memberikan
saran kepada para pembaca, antara lain. Shenming yang diyakini
oleh umat Khonghucu di Indonesai masih belum ada penjelasan
baik itu secara bahasa maupun secara istilah, karena dalam
bahasa shenming dapat diartikan sebagai para suci, roh gemilang,
malaikat
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-143-
DAFTAR PUSTAKA
Bingsidartanto, Buana Djaja, Kimsin Kelenteng, Jinshen dan
Miao. Surabaya: SPOC Study Park of Confucius, 2016
………….Sejarah Rujiao Agama Khong Hu Cu. Jakarta:
Matakin, 2015
………….Kelenteng Taopekong. Surabaya: SPOC, 2015
Djin Meng, Tan dan Agustin, Indira. Pendidikan Agama
Khonghucu Tingkat SMA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Kemendiknas, 2011
IkhsanTanggok, M.Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di
Indonesia. Jakarta:Pelita Kebajikan, 2005.
………PemujaanLeluhur Orang Hakka Di Singkawang,
Jakarta:Penerbit PUKKAT, 2015
Irawan, Prastya. Logikadan Prosedur Penelitian :Pengantar
Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial Bagi
Mahasiswa dan Peneliti. Jakarta: STAI-LAN, 2000
Landner Carmody dan Tully Carmody, John. Jejak Rohani Sang
Guru Suci Memahami Spiritual Buddha, Konfusius,
Yesus, Muhammad. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2003
Matakin, danOei, Lee, StudiTentangKulturIbadahTionghoaMioa
(Klenteng) dan Confucius danKebangkitan Agama
Kongfuciani. Jakarta, 2008
……….., Tata Agama dan Tata Laksana Upacra Agama
Khonghucu. Jakarta: Matakin, 2008
…….…, Pendidikan Agama Khonghucu Di PerguruanTinggi,
Jakarta: Kemenristek, 2016
….……., Kamus Istilah Keagamaan Khonghucu, Jakarta:
Matakin, 2013
……….., Kitab Su Si.Kitab Yang Empat.Jakarta: MATAKIN,
2011
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-144-
…….….., Kitab Suci Li Ji. Catatan Kesusilaan. Jakarta
:MATAKIN, 2011
Mulyadi. Mengenal Agama Khonghucu. Surabaya. Surabaya:
SPOC, 2015
………., Pelaksanaan Laku Bakti di Makin Cimanggis, 2015
Munawir,Imam, MetodePenelitianSosial. Surabaya: Usaha
Nasional, 2000
Moerthiko.Riwayat Kelenteng, Vihara, Lithang, Tempat Ibadah
Tri Dharma. Semarang: SekretariatEmpeh Wong Kam
Fu, 1990
Norma Permata, Ahmad, MetodologiStudi Agama, Yogyakarta:
PustakaPelajar, 2000
Nazir, Muhammad.MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia,
1998
Ongkowijaya, Bratayana. Sari Pati Ajaran RuJio. Surabaya:
WidyaKarya, 2010.
……….., Ru Jiao Dalam Perspektif Sejarah. Bogor : The House
of Ru, 2002
SendanaL.Lingaraja, Uung, Gunadi, dan Hartono, Pendidikan
Agama Khonghucu. Jakarta: PenerbitUniversits
Terbuka, 2014.
……….., Makna Penahaman Tian dan Sheng Dalam Penafsiran
Matakin dan Pengamat Tionghoa.Tesis Pascasarjana
Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, 2018
Setiawan, E (Thong Hay, Kwa), Dewa Dewi Kelenteng.
Semarang: Yayasan Kelenteng Sampookong, 1990
Tjay Ing, Tjhie, Dkk. Etika dan Keimanan Khonghucu. Surabaya:
Penel,itian dan Pengembangan Majelis Agama
Khonghucu Indonesia, 1996
……...., Hidup Bahagia dalam Jalan Suci Tian Pendekatan Hati
dan Pikiran Agama Ru Khonghucu. Jakarta:
GerbangKebajikan, 2010.
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-145-
………., Panduan Pengajaran Dasar Agama Khonghucu.
Jakarta: Matakin, 2006
Wibowo, I.Wibowo danJu Lan, Thung (ed).Setelah Air Mata
Kering :Masyarakat Tionghoa Pasca Peristiwa Mei
1998. Jakarta: Kompas, 2010.
Yan, Oktavianus. Pengaruh Ramalan Pwa Pwee Pada
Pengambilan Keputusan Masyarakat Tionghoa Di
Jakarta. Tesis mahasiswa Pascasarjana Fakultas
Ushuluddin UIN Jakarta, 2017
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-146-
Biodata Penulis
Toto Tohari, terlahir dari keluarga sederhana pasangan Bapak
(alm) Enco Dasa dan Ibu Rukesih, tepatnya lahir di Kuningan, 08
Juni 1983. Ia menamatkan pendidikan ditempat kelahirannya
mulai dari Pendidikan Dasar di SDN 3 Geresik Kec. Ciawigebang
Kabupaten Kuningan, SMPN 3 Kec. Ciawigebang Kab.
Kuningan, dan SMK TI Korpri Jurusan Mesin Industri Kab.
Kuningan. Selepas lulus SMK sempat bekerja sebagai karyawan
di PT-PLN sebagai Cater dan di PT Spare Part Otomotif. Karena
keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan strata satu
(S1), maka penulis melanjutkan pendidikan S1 pada Jurusan
Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Setelah selesai S1, penulis langsung
melanjutkan pendidikan starta dua (S2) pada Fakultas Ushuluddin
UIN Jakarta dengan Program Studi Magister Perbandingan
Agama, Konsentrasi Agama Khonghucu.
Setelah lulus S1, penulis bekerja di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sampai sekarang sebagai staff Sub Bagian
Akademik Fak. Ushuluddin. Semasa kuliah penulis aktif di
berbagai organisasi antara lain Ikaatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciputat sebagai Kabid
Perkaderan, Ikatan Pelajar, Pemuda, Mahasiswa Kuningan
(IPPMK) sebagai Kabid Humas. Kini penulis tinggal bersama
Istri tercinta Jesi Nurahmah dengan dikaruniai seorang buah hati
-Shenming (神明) Dalam Agama Khonghucu Di Indonesia –
Toto Tohari
-147-
bernama Afza Nurrahmah Tohari (Arra) sebagai pelengkap dan
penyemmpurna keluarga kecil di Perumahan Bukit Parung Asri,
Bojongsempu, Parung-Bogor.