sesi 3 biaya modal

21
SESI 3 Biaya Modal TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sumber-sumber dana 2. Menentukan biaya masing-masing jenis modal 3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang 4. Menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang marjinal Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan konsep biaya modal dan menghitung biaya modal, Menyebutkan kegunaan biaya modal rata-rata tertimbang dan mengkalkukasikan besarnya modal rata-rata tertimbang Sub Pokok Bahasan Biaya modal individu : Obligasi, Saham Biasa, Saham Preferen, Laba Ditahan dan Biaya modal rata-rata tertimbang serta marjinalnya. Estimasi Waktu 300 menit Daftar Bacaan Weston & Copeland, Sundjaja & Barlian, Block & Hirt 20

Upload: agssyarif

Post on 25-Jul-2015

1.138 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SESI 3 BIAYA MODAL

SESI 3Biaya Modal

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memahami sumber-sumber dana

2. Menentukan biaya masing-masing jenis modal

3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang

4. Menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang marjinal

Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan konsep biaya modal dan menghitung biaya modal, Menyebutkan kegunaan biaya modal rata-rata tertimbang dan mengkalkukasikan besarnya modal rata-rata tertimbang

Sub Pokok Bahasan Biaya modal individu : Obligasi, Saham Biasa, Saham Preferen, Laba Ditahan dan Biaya modal rata-rata tertimbang serta marjinalnya.

Estimasi Waktu 300 menit

Daftar Bacaan Weston & Copeland, Sundjaja & Barlian, Block & Hirt

20

Page 2: SESI 3 BIAYA MODAL

SUMBER PENDANAAN

Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering digunakan, yaitu

hutang dan saham. Hutang bisa terdiri atas hutang dagang, hutang bank atau

hutang melalui obligasi. Pemberi hutang memperoleh kompensasi berupa

bunga. Sedangkan Saham merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa berupa

private placement (penempatan dana tidak melalui pasar modal), bisa juga

dengan membeli saham yang diperjualbelikan di pasar sekunder, misal di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Obligasi (Bond)

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara

pemberi dana (dalam hal ini investor) dengan yang diberi dana (emiten). Jadi

surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas

tersebut telah membeli hutang perusahaan yang menerbitkan obligasi.

Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yg telah

ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut

pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman

ditambah bunga yg terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan

bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi menurun,

nilai obligasi naik;dan sebaliknya jika bunga meningkat, nilai obligasi turun.

Kaitannya dengan obligasi, maka dikenal istilah-istilah berikut :

1. Face value atau nilai pari, menunjukkan besarnya nilai obligasi yang dikeluarkan.

2. Jatuh Tempo, merupakan tanggal ditetapkannya emiten obligasi harus membayar kembali uang yang telah dikeluarkan investor pada saat membeli obligasi. Jumlah uang yang harus dibayar sama besarnya dengan nilai pari obligasi. Tanggal jatuh tempo tersebut tercantum dalam sertifikat obligasi.

3. Bunga atau kupon, merupakan pendapatan (yield) yang diperoleh pemegang obligasi, yang mana periode waktu pembayarannya dapat berbeda-beda misalnya ada yang membayar sekali dalam tiga bulan, enam bulan atau sekali dalam setahun.

21

Page 3: SESI 3 BIAYA MODAL

Obligasi Konversi (Convertible Bond)

Obligasi konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya,

memberikan kupon yang tetap, memiliki waktu jatuh tempo dan memiliki nilai

pari. Hanya saja, obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan

saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk

melakukan konversi. Misalnya, setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi

3 lembar saham biasa setelah 1 Januari 2005. Persyaratan ini tidak sama

diantara obligasi konversi yang satu dengan yang lainnya. Obligasi konversi

sudah dikenal di pasar modal Indonesia. Untuk kalangan emiten swasta,

sebenarnya obligasi konversi lebih dulu populer daripada obligasi.

Kecenderungan melakukan emisi obligasi di bursa Indonesia mulai

menunjukkan aktivitas yang meningkat sejak tahun 1992, sedang obligasi

konversi sudah memasuki pasar menjelang akhir tahun 1990.

Saham Biasa (Common Stocks)

Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham

biasa adalah yang paling dikenal masyarakat. Di antara emiten (perusahaan

yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling

banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa

paling menarik, baik bagi investor maupun bagi emiten.

Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau

pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham

adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama

dengan menabung di bank. Setiap kali seseorang menabung, maka orang

tersebut akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa dia telah menyetor

sejumlah uang. Bila seseorang membeli saham, maka orang tersebut akan

menerima kertas yang menjelaskan bahwa dia memiliki perusahaan penerbit

saham tersebut.

22

Page 4: SESI 3 BIAYA MODAL

Saham Preferen (Preferred Stocks)

Saham Preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan

antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap

(seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti

yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa

karena dua hal, yaitu: mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa

tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan

membayar dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferen dengan

obligasi terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya;

dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham; memiliki hak tebus

dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena

saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada

investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat

berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan

obligasi di pasar. Walaupun demikian, obligasi perusahaan menduduki tempat

yang lebih senior dibanding dengan saham preferen

BIAYA MODAL INDIVIDUAL

Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya modal

Ada beberapa factor yang mempengaruhi biaya modal, antara lain:

Kondisi ekonomi secara umum (General economic conditions), yang secara umum dapat mempengaruhi suku bungaKondisi pasar (Market condition), yang mempengaruhi premi risikoKeputusan transaksi operasional (Operating decisions), yang mempengaruhi risiko bisnis Keputusan Keuangan (Financial decisions), yang mempengaruhi risiko keuanganJumlah pendanaan (Amount of financing), yang mempengaruhi biaya emisi dan harga pasar sekuritas.

Risiko bisnis merupakan risiko dimana perusahaan tidak dapat menutup

biaya operasional perusahaan, seperti pembayaran upah/gaji, pembelian

bahan baku.

23

Page 5: SESI 3 BIAYA MODAL

Risiko keuangan merupakan risiko suatu perusahaan tidak dapat menutup

kewajiban keuangan, seperti pembayaran bunga, biaya sewa guna usaha, dan

dividen saham preferen.

Hubungan antara biaya modal dengan kondisi tersebut dapat diformulasikan

sebagai berikut:

Biaya modal = Biaya bebas risiko + Premi risiko bisnis + Premi risiko

keuangan

Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang harus dihasilkan perusahaan

atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai perusahaan. Secara

sederhana,biaya modal dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang

disyaratkan. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi tingkat keuntungan

yang disyaratkan.

Jika risiko konstan:

Pelaksanaan proyek dengan tingkat pengembalian di atas biaya modal

akan meningkatkan nilai perusahaan;

Pelaksanaan proyek dengan tingkat pengembalian di bawah biaya modal

akan menurunkan nilai perusahaan.

Kegunaan menentukan biaya modal rata-rata tertimbang

Biaya modal dihitung atas sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi

perusahaan, sebab sumber tersebut menyediakan pembiayaan yang

permanen. Hutang dagang dan akrual tidak dimasukkan ke dalam perhitungan

biaya modal. Alasannya adalah karena untuk analisis penganggaran modal,

hutang dagang dan sejenisnya dikurangkan dari aktiva lancar.

Hal ini sesuai dengan prinsip pembiayaan yang menyarankan agar

menggunakan sumber dana yang umur jatuh temponya lebih panjang dari

umur proyek (investasi).

Biaya modal digunakan sebagai discount rate untuk perhitungan analisis

penganggaran modal (investasi aktiva tetap) dalam analisis NPV atau IRR.

Discount rate tersebut sering juga disebut sebagai biaya modal rata-rata

tertimbang (weighted average cost of capital) .

24

Page 6: SESI 3 BIAYA MODAL

Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari

biaya modal individual. Untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang

tersebut kita harus melakukan beberapa langkah:

Langkah-langkah menghitung biaya modal rata-rata tertimbang

1. Mengidentifikasi sumber-sumber dana

2. Menghitung biaya modal individual (biaya modal untuk setiap sumber

dana)

3. Menghitung proporsi dari masing-masing sumber dana

4. Menghitung rata-rata tertimbang dengan menggunakan proporsi dana

sebagai

pembobot

Biaya Modal Hutang (kd)

Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan yang

berkaitan dengan penggunaan hutang. Karena bunga bisa dipakai sebagai

pengurang pajak, maka biaya modal hutang yang sesungguhnya dihitung

setelah pajak.

Misalkan suatu perusahaan menerbitkan obligasi dengan kupon bunga 10%,

dan tarif pajak yang dikenakan sebesar 40%, maka biaya modal hutang setelah

pajak (kd) adalah 10% x (1-0,4) = 6%.

Misalkan perusahaan menerbitkan obligasi dengan dengan kupon bunga 20%

dengan nilai nominal Rp1 juta selama sepuluh tahun. Biaya emisi obligasi dan

lainnya adalah Rp50.000 perlembar obligasi. Berdasarkan informasi tersebut,

biaya modal hutang yang dibayarkan sebesar 21%. Arus kas yang berkaitan

dengan emisi obligasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ini.

…….Rumus 2.1a

25

200.000 200.000 200.000 200.000950.000 = ----------- + ----------- + ---------- + …… + ----------- + 1.000.000

(1+kd)1 (1+kd)2 (1+kd)3 (1+kd)10

C1 C2 C13 C10

Net CF = ----------- + ----------- + ---------- + …… + ----------- + Nilai nominal

(1+kd)1 (1+kd)2 (1+kd)3 (1+kd)10

Page 7: SESI 3 BIAYA MODAL

Kas masuk bersih yang diterima perusahaan adalah Rp1.000.000 – Rp50.000 =

Rp950.000. Biaya modal hutang (kd) sebelum pajak adalah21%, menggunakan

tehnik perhitungan IRR.

Cara lain dengan menggunakan formula sebagai berikut:

…….Rumus

2.1b

notasi:C bunga tahunan yang dibayarP nilai nominal obligasif nilai pasar n umur jatuh tempo obligasi

Bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Karena itu faktor pajak bisa

dimasukkan agar diperoleh biaya modal hutang setelah pajak. Biaya modal

hutang setelah pajak (tarif pajak 40%) dihitung sebagai.

kd* = kd (1 – T) …….Rumus

2.2   kd* = 21% (1 – 0,4) = 12,6%

Biaya Modal Saham Preferen

Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara hutang dengan

saham, karena merupakan bentuk kepemilikan (saham), tetapi dividen yang

dibayarkan mirip dengan bunga karena bersifat tetap (pada umumnya).

Perhitungan biaya modal saham preferen adalah sebagai berikut:

26

Kd =

= 0,21

Page 8: SESI 3 BIAYA MODAL

Rumus 2.3 merupakan biaya modal saham preferen berdasarkan harga pasar

bersih, bila berdasarkan harga saham preferen :

Ilustrasi: perusahaan menerbitkan saham preferen dengan harga bersih Rp420

dan memberikan dividen sebesar Rp50, maka biaya modal saham preferen

Dp 50Biaya saham preferen, kp = ------- = ------- = 0,119 atau 11,90%

P 420

BIAYA MODAL EKUITAS

Ada dua jenis pembiayaan pada ekuitas, yaitu laba ditahan (retained earnings)

yang berasal dari pembiayaan internal dan penerbitan saham biasa baru (new

shares of common stock) yang merupakan pembiayaan eksternal. Biaya modal

saham dihitung dengan mempertimbangkan biaya kesempatan (opportunity

cost) yang tidak bisa diamati secara langsung. Oleh karenanya, ada beberapa

pendekatan dalam menghitung biaya modal ekuitas.

Biaya modal ekuitas internal

Pertimbangan yang dilakukan untuk menghitung biaya modal ekuitas yang

berasal dari pembiayaan internal adalah :

Manajemen harus menahan laba yang diperoleh hanya jika perusahaan

memperoleh pendapatan yang sama besarnya dengan peluang investasi

terbaik dari pemegang saham pada tingkat risiko yang sama.

27

DividendRequired rate kp

= ----------------------------- …….Rumus 2.3 Market Price – Flotation Cost

Dividen saham preferen, Dp

Biaya saham preferen, kp = ----------------------------- …….Rumus 2.4

Harga saham preferen, P

Page 9: SESI 3 BIAYA MODAL

Biaya modal ekuitas internal sama dengan biaya kesempatan dari dana

pemegang saham, metode yang dapat digunakan adalah Model

pertumbuhan dividen (Dividend growth model) dan Capital Asset Pricing

Model

Tingkat pertumbuhan bisa dihitung dengan menggunakan formula berikut.

Persamaan di atas mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan merupakan fungsi

dari pembayaran dividen dan return on equity. Jika perusahaan membayarkan

dividen yang kecil (yang berarti menanamkan sebagian besar labanya kembali

ke perusahaan), tingkat pertumbuhan diharapkan menjadi lebih tinggi. Dengan

kata lain, tingkat pertumbuhan akan semakin kecil jika dividen yang

dibayarkan semakin besar.

Ilustrasi: Harga pasar saham biasa Rp600 dan emiten baru saja membayar

dividen sebesar Rp30 per saham dengan tingkat pertumbuhan yang

diharapkan 10%.

30 Biaya modal ekuitas internal, Ks = -------- + 0,1 = 0,155 atau 15,5%.

600

28

D1 Ks = -------- + g …….Rumus 2.5 Dividend growth model P0

Ks = RF + β (Rm – RRF) …….Rumus 2.7 Capital Asset Pricing Model

growth = ( 1 – Dividend Payout Ratio ) ( Return on Equity ) ….Rumus 2.6

Page 10: SESI 3 BIAYA MODAL

Ilustrasi: Risiko sistimatis dari saham (β) 1,2 dan tingkat keuntungan

investasi bebas risiko (RF), biasanya digunakan tingkat bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 5% dan tingkat keuntungan pasar

yang diharapkan 13%. Untuk tingkat keuntungan pasar, dapat

menggunakan tingkat keuntungan dari portofolio pasar. Contoh

portofolio pasar yang bisa digunakan adalah Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) untuk kasus di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Biaya modal ekuitas internal, Ks = 5% + 1,2(13%-5%) = 14,6%

Biaya modal ekuitas ekternal

Jika perusahaan menerbitkan saham baru, biaya emisi (flotation cost) akan

muncul. Biaya tersebut dipakai untuk membayar biaya yang berkaitan dengan

penerbitan saham, seperti biaya akuntan, mencetak saham, dan lainnya.

Penerimaan kas bersih dengan demikian akan lebih kecil setelah biaya emisi

tersebut dimasukkan.

Untuk emisi saham biasa baru, maka harga pasar saham disesuaikan dengan

biaya emisi (flotation cost) sehingga diperoleh harga pasar bersih (P0 - F).

Ilustrasi: Harga pasar saham biasa Rp600 dan dividen tahun pertama

sebesar Rp30 per saham dengan tingkat pertumbuhan yang

diharapkan 10%. Bila perusahaan menerbitkan saham baru

dikenakan biaya emisi sebesar 12%.

30 (1+0,1) Biaya modal ekuitas eksternal, Kn = --------------------- + 0,1 = 0,1625 600 – (0,12)600

29

D1 Kn = ---------- + g …….Rumus 2.8 new common share (P0 – F)

Page 11: SESI 3 BIAYA MODAL

Beberapa pendekatan harga pasar

Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk menemukan struktur modal yang

tepat. Struktur modal yang tepat adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang

memaksimumkan nilai perusahaan, dan pada saat yang sama mempertahankan

biaya modal keseluruhan relatif rendah. Berikut pendekatan yang berbeda dengan

sebelumnya yakni Net Operating Income Approach dan Net Income Approach.

Net Operating Income Approach: Pendekatan ini menuyimpulkan bahwa tidak

ada masalah bagaimana perusahaan mengkombinasikan struktur modal. Nilai

perusahaan tidak ditentukan oleh tepatnya menata neraca bagian kanan (modal).

Lebih lanjut, biaya modal keseluruhan tidak akan berubah dengan perubahan

struktur modal. Oleh karenya, nilai perusahaan ditentukan oleh kapitalisasi EBIT.

Ilustrasi 2.1 – Menghitung nilai pasar perusahaan pendekatan NOI

PT.Imut2 memiliki Rp400.000 hutang dengan bunga 7%. Biaya modal perusahaan sebesar 12% dan EBIT diharapkan sebesar Rp120.000.

Pendapatan pemegang saham = Rp120.000 - Rp28.000 (7% bunga) = Rp92.000.Total nilai pasar = Rp120.000 / 0,12 = Rp1.000.000Nilai pasar saham = Rp1.000.000 - Rp400.000 = Rp600.000Biaya ekuitas = Rp92.000 / Rp600.000 = 15,3%

Net Income Approach: Perbeda dengan Net Operating Income Approach, Net

Income Approach menyimpulkan bahwa struktur modal suatu perusahaan

mempunyai pengaruh besar pada nilai perusahaan. Oleh karenanya, penggunaan

leverage akan merubah keduanya, biaya modal dan nilai perusahaan. Net income

dikapitalisasi will change both the cost of capital and the value of the firm. Net

Income is capitalized dengan cara yang sama pada nilai pasar perusahaan.

Ilustrasi 2.2 – Menghitung nilai pasar perusahaan pendekatan NI

30

Page 12: SESI 3 BIAYA MODAL

Mengacu pada ilustrasi 2.1.Nilai pasar saham = Rp92.000 / 15,3% = Rp601.307Nilai total = Rp601.307 + Rp400.000 = Rp1.001.307Biaya modal keseluruhan = Rp120.000 / Rp1.001.307 = 12%

Franco Modigliani and Merton Miller (MM) telah memberikan pedoman antara Net Operating Income Approach dan Net Income Approach. Modigliani and Miller menyimpulkan bahwa struktur modal bukan merupakan faktor utama dalam menentukan nilai perusahaan. Nilai ditentukan oleh keputusan investasi dan operasi yang menghasilkan arus kas.

Namun, Mike Jenson, pendiri the Journal of Financial Economics, menyatakan bahwa setiap kali suatu perusahaan membuat perubahan pada struktur modal, maka perubahan tersebut akan memberi suatu signal pada investor. Signal ini mempengaruhi penilaian. Contoh, ketika Gubernur Bank Indonesia menyatakan sesuatu tentang suku bunga, sebuah signal terkirim ke pasar dan penilaian secara cepat berubah. Oleh karenanya, perubahan struktur modal mempunyai dampak pada nilai suatu perusahaan.

Jenson juga mencatat bahwa manajer cenderung menjaga modal dan

meminimalkan pembagian dividen kepada pemegang saham. Hal ini disebut

pendanaan "pecking order" dimana manajer lebih menyukai sumber modal

internal daripada sumber modal eksternal.

Secara spesifik, perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam

penggunaan dana. Skenario urutan dalam Pecking Order Theory adalah

sebagai berikut ini.

1. Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari operasi perusahaan.

2. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi.

3. Karena kebijakan dividen yang konstan (sticky), digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu, dan akan lebih kecil pada saat yang lain

4. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran (hybrid) seperti obligasi konvertibel, kemudian saham preferen dan saham sebagai pilihan terakhir.

31

Page 13: SESI 3 BIAYA MODAL

Pecking order theory tersebut tidak mengindikasikan target struktur modal.

Teori tersebut menjelaskan urut-urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak

memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan

oleh kebutuhan investasi. Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa

perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru

mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil

32

Page 14: SESI 3 BIAYA MODAL

BIAYA MODAL RATA-RATA TERTIMBANG (WACC)

Biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital)

bermanfaat bagi perusahaan untuk menghitung cut off rate dari suatu proyek

yang menggunakan kriteria investasi IRR dalam menentukan diterima atau

ditolaknya usulan proyek tersebut atau sebagai discount rate bila analis

menggunakan kriteria NPV.

Ada 3 langkah dalam menghitung WACC, yaitu mengidentifikasi sumber-

sumber dana, menghitung biaya modal individu dan proporsi dari masing-

masing sumber dana. Idealnya, nilai pasar yang sebaiknya dipakai sebagai

dasar perhitungan proporsi sumber dana, tetapi informasi nilai pasar tidak

tersedia dengan mudah. Oleh karenanya, salah satu alternatif adalah

menggunakan nilai buku. Nilai buku bisa diambil dari neraca keuangan

perusahaan. Saham biasa masuk dalam kategori ekuitas, shareholders’ equity

(saham biasa + laba yang ditahan + agio).

Ilustrasi: Perusahaan menggunakan sumber dana berasal dari hutang dan

saham. Jumlah hutang obligasi Rp80juta dengan biaya modal

hutang sebelum dikenakan pajak sebesar 10% dan jumlah ekuitas

Rp120juta dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh

pemegang saham sebesar 12%. Tarif pajak 30%.

No Struktur

Modal

Komposisi Proporsi Biaya

Modal

WAC

C

1 Hutang Rp.

80.000.000

0,4 0,1 (1-0,3) 0,02

8

2 Ekuitas Rp.

120.000.000

0,6 0,12 0,07

2

Rp.

200.000.000

1,0 0,10

0

WACC = WdKd(1-T) + WeKe

WACC = (0,4)(0,1)(1-0,3) + (0,6)(0,12) = 0,10

33

Page 15: SESI 3 BIAYA MODAL

34

Page 16: SESI 3 BIAYA MODAL

BIAYA MODAL MARJINAL (MCC)

Biaya modal rata-rata tertimbang akan berubah bila salah satu komponen dari

biaya modal berubah. Hal ini bisa terjadi ketika perusahaan menambah

sejumlah besar modal, sehingga investor berpikir bahwa perusahaan akan

semakin berisiko. Perubahan dari biaya modal rata-rata tertimbang karena

adanya peningkatan jumlah modal disebut biaya modal marjinal (marginal costmarginal cost

of capitalof capital).).

Biaya modal marjinal berbeda dengan biaya modal rata-rata. Biaya modal

marjinal merupakan biaya modal yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya

modal yang diperoleh perusahaan. Sebagai contoh, misal perusahaan

menggunakan dua jenis hutang, pertama dengan nilai Rp100 juta dengan

tingkat bunga 15%, kedua dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 15%.

Misalkan perusahaan melakukan pinjaman lagi sebesar Rp150 juta dengan

tingkat bunga 18%. Biaya modal hutang marjinal adalah 18%, karena biaya

tersebut merupakan biaya modal yang diperoleh dengan masuknya modal

baru. Sedangkan biaya modal hutang rata-rata adalah (15% + 15% + 18%) / 3

= 16%.

Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marjinal adalah biaya modal

yang relevan, karena biaya tersebut mencerminkan biaya di masa mendatang

(yang akan diperoleh). Biaya modal rata-rata mencerminkan informasi masa

lampau, yang tidak relevan lagi. Tetapi dalam beberapa situasi, perusahaan

tetap menggunakan biaya modal masa lampau, karena alasan mudah

dilakukan berdasarkan data laporan keuangan, yang berarti perusahaan

menghitung biaya modal dengan menggunakan data masa lampau.

35

IRRproyek 1

IRRproyek 2

IRRproyek 3

MCC

Proyek yang diterima (IRR > WACC)

Page 17: SESI 3 BIAYA MODAL

DISKUSI KELAS1. Jelaskan secara argumentatif, mengapa seorang

investor meminta tingkat pengembalian (rate of return) yang lebih tinggi untuk investasi pada proyek pengeboran minyak dibanding investasi pada proyek properti?

SOAL TEORI

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian yang diharapkan (required rate of return) oleh investor?

3. Jelaskan faktor-faktor yang menentukan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (weighted cost of capital)?

4. Sebutkan perbedaan biaya modal rata-rata dengan biaya modal marjinal?

1. Harga pasar saham biasa Rp 60. Deviden baru saja dibayar sebesar Rp.3 dan diperkirakan tingkat pertumbuhan 10%. Berdasarkan informasi tersebut saudara diminta untuk menentukan besarnya biaya modal saham biasa.

SOAL APLIKASI

2. Beta saham diestimasikan sebesar 1,2. Tingkat investasi bebas risiko (risk-free rate asset) 5% dan diperkirakan return pasar 13%. Berdasarkan informasi tersebut saudara diminta untuk menentukan besarnya biaya ekuitas.

3. PT.Imut2 memiliki struktur modal sebagai berikut:Hutang (obligasi) Rp. 80.000.000Saham preferen Rp. 20.000.000Ekuitas Rp. 100.000.000Pajak 40% dan Biaya modal masing-masing:Obligasi 10,00%Saham preferen 11,90%Laba ditahan 15,00%Saham baru 16,25%Berdasarkan informasi tersebut hitung besarnya biaya modal rata-rata tertimbang bila saudara memanfaatkan a) Laba ditahan atau b) menerbitkan saham biasa baru.

36