sesak

6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Dispnea atau sesak nafas merupakan keadaan yang sering ditemukan pada penyakit paru maupun jantung. Bila nyeri dada merupakan keluhan yang paling dominan pada penyakit paru. Akan tetapi kedua gejala ini jelas dapat dilihat pada emboli paru,bahkan sesak napas merupakan gejala utama pada payah jantung. Secara umum yang dimaksud dispnea adalah kesulitan bernapas,kesulitan bernapas ini terlihat dengan adanya kontraksi dari otot-otot pernapasan tambahan. Perubahan ini biasanya terjadi dengan lambat, akan tetapi dapat pula terjadi dengan cepat. Berat ringannya dispnea tidak dapat diukur dan kadang-kadang sulit untuk dinilai, sehingga dokter yang memeriksa akan timbul pertanyaan sebagai berikut: Dispnea merupakan suatu perasaan yang subyektif dari pasien atau berhubungan dengan suatu penyakit. Apakah yang dinilai ini bukannya suatu takipnea atau hiperpnea atau suatu tipe pernapasan yang lain, misalnya pernapasan cheyne stoke. Apakah yang terjadi bukannya hanya suatu rasa nyeri saja, sehingga penderita takut untuk bernapas dalam. Sulit untuk menilai apakah suatu dispnea bersifat fisiologi atau patologi. Akan tetapi 1

Upload: agungjumais

Post on 27-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sesak

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar

Dispnea atau sesak nafas merupakan keadaan yang sering ditemukan pada penyakit paru maupun jantung. Bila nyeri dada merupakan keluhan yang paling dominan pada penyakit paru. Akan tetapi kedua gejala ini jelas dapat dilihat pada emboli paru,bahkan sesak napas merupakan gejala utama pada payah jantung.Secara umum yang dimaksud dispnea adalah kesulitan bernapas,kesulitan bernapas ini terlihat dengan adanya kontraksi dari otot-otot pernapasan tambahan. Perubahan ini biasanya terjadi dengan lambat, akan tetapi dapat pula terjadi dengan cepat.

Berat ringannya dispnea tidak dapat diukur dan kadang-kadang sulit untuk dinilai, sehingga dokter yang memeriksa akan timbul pertanyaan sebagai berikut:

Dispnea merupakan suatu perasaan yang subyektif dari pasien atau berhubungan dengan suatu penyakit. Apakah yang dinilai ini bukannya suatu takipnea atau hiperpnea atau suatu tipe pernapasan yang lain, misalnya pernapasan cheyne stoke.

Apakah yang terjadi bukannya hanya suatu rasa nyeri saja, sehingga penderita takut untuk bernapas dalam.Sulit untuk menilai apakah suatu dispnea bersifat fisiologi atau patologi. Akan tetapi terdapat beberapa pegangan untuk menilai dispnea yang patologi, yakni sebagai berikut: Berdasarkan riwayat penyakit apakah dispnea tersebut terjadi secara mendadak.

Apakah dispnea tersebut terjadi secara berulang (recurrent).

Waktu terjadinya dispnea menentukan pula apakah setelah bekerja berat atau terjadi tiba-tiba pada tengah malam.

Sedangkan berdasarkan riwayat penyakit yang mendukung terjadimya dispnea yang bersifat subyektif, yakni bila terjadinya dispnea berhubungan banyak dengan umur, seperti misalnya dalam menjalankan pekerjaan yang tidak sebanding dengan usia.

2.1.1 Klasifikasi Dispnea

Dispnea dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Inspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada waktu inspirasi yang disebabkan oleh karena sulitnya udara untuk memasuki paru-paru.

Ekspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada waktu ekspirasi yang disebabkan oleh karena sulitnya udara yang keluar dari paru-paru.

Kardiak dispnea, yakni dispnea yang disebabkan primer penyakit jantung.

Exertional dispnea, yakni dispnea yang disebabkan oleh karena olahraga.

Exspansional dispnea, dispnea yang disebabkan oleh karena kesulitan exspansi dari rongga toraks. Paroksismal dispnea, yakni dispnea yang terjadi sewaktu-waktu, baik pada malam maupun siang hari.

Ortostatik dispnea, yakni dispnea yang berkurang pada waktu posisi duduk.

Pembagian tersebut di atas tidak berdasarkan atas klasifikasi etiologi maupun tipe dispnea, akan tetapi istilah-istilah tersebut sering dipergunakan.Berdasarkan etiologi maka dispnea dapat dibagi menjadi 4 bagian, yakni:

Kardiak dispnea, yakni dispnea yang disebabkan oleh karena adanya kelainan pada jantung. Pulmunal dispnea, dispnea yang terjadi pada penyakit jantung.

Hematogenous, dispnea yang disebabkan oleh karena adanya asidosis, anemia atau anoksia, biasanya dispnea ini berhubungan dengan exertional (latihan).

Neurogenik, dispnea terjadi oleh karena kerusakan pada jaringan otot-otot pernapa

Fisiologi

Yang dimaksud dengan dispnea adalah kesulitan bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen ke dalam jeringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen kedalam jaringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.

Patofisiologi dari dispnea yakni:

Kekurangan oksigen (O2)

a. Penyebab dari kekurangan oksigen dapat di bagi atas:

Tekanan oksigen inspirasi yang rendah, misalnya pada tempat yang sangat tinggi, respirasi dengan gas-gas yang berbahaya, ruang dekompresi, atau karena bertambahnya volume dead space. Gangguan konduksi maupun difusi gas ke paru-paru. Gangguan pertukaran gas dan hipoventilasi.b. Pertukaran gas di dalam paru-paru normal, tetapi kadar oksigen didalam paru-paru berkurang.

c. Stagnasi dari aliran darah.

Kelebihan Karbon Dioksida (CO2)

Karena terdapatnya shunting pada COPD sehingga menyebabkan terjadinya aliran dari kanan ke kiri. Tingkat-Tingkat DispneaDispnea dapat dibagi atas dua dasar, yakni:

Atas dasar klinis

Pembagian ini berdasarkan New York Heart Association dan dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yakni:

Tingkat 1 : bila dispnea tidak membatasi aktivitas artinya kebutuhan oksigen baik pada masa istirahat maupun pada masa setelah latihan dapat dikompensasi oleh paru-paru.

Tingkat 2 : terjadi pembatasan yang ringan darin fungsi paru, artinya pada penderita yang melakukan aktivitas fisik dapat terjadi dispnea, akan tetapi pada waktu istirahat tidak terjadi dispnea.Tingkat 3 : aktivitas fisik penderita sangat terbatas dan dengan aktivitas fisik yang ringan saja sudah dapat menimbulkan sesak napas.

Tingkat 4 : dispnea terjadi pada keadaan istirahat. Kerja yang ringan akan memperberat keadaan dispneanya.

Atas Dasar Pemeriksaan Paru-Paru

Dispnea dapat dibagi menjadi dua, yakni:

Obstruksi dispnea, yakni dispnea yang terjadi karena adanya kelainan dari fungsi obstruksi paru.

Berdasarkan nilai restriktif maka dispnea dapat dibagi atas (angka-angka di bawah adalah presentase dari normal):

Restriktiif normal

Restriktif ringan sampai sedang

Restriktif sedang

Restriktif berat Atas Dasar Terjadinya

Dispnea dapat dibagi menjadi dua, yakni:

Dispnea yand terjadi mendadak, biasanya disebabkan oleh karena emboli paru, pneumothoraks, atau obstruksi jalan napas.

Dispnea yang terjadi secara perlahan-lahan, biasanya disebabkan oleh karna payah jantung dan efusi pleura. Atas Dasar Respirasi Dispnea dapat dibagi menjadi dua, yakni:

Dispnea inspirasi

Dispnea ekspirasi

Evaluasi

Dari pemeriksaan fisik terlihat bahwa pasien menggunakan otot-otot pernapasan tambahan. Ekspirasi maupun inspirasi tergantung kepada tipe dari dispnea. Pemeriksaan yang dilakukan adalah sangat luas, akan tetapi dapat digolongkan menjadi 7 bagian, yakni:

Tanda-tanda yang menyokong pada paru-paru Wheezing Ronchi

Tanda-tanda yang menyokong adanya dispnea

Cuping hidung yang bergerak

Sianosis

Pemeriksaan laboratorium

EKG

Pemeriksaan fungsi paru dan analisis gas.

Pemeriksaan skantigrafi.

Pemeriksaan pemeriksaan infasif jantung.

3